SIKLUS PEMECAHAN MASALAH Dr. Haris Budi Widodo
SIKLUS PEMECAHAN
MASALAH
Dr. Haris Budi Widodo
Tujuan analisis situasi adalah mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang kondisi kesehatan di suatu daerah yang akan berguna untuk menetapkan permasalahan (identifikasi masalah).
Analisa situasi juga dapat digunakan dalam rangka perencanaan program dan analisis hambatan.
Dengan dilakukan analisis situasi kita dapat memotret kondisi kesehatan masyarakat yang sedang dihadapi suatu daerah serta determinan-determinan derajat kesehatan masyarakat.
Sehingga dapat diperkirakan secara tidak langsung derajat kesehatan masyarakat atau masalah kesehatan yang dialami masyarakat.
Analisis Situasi merupakan proses pengamatan situasi kini (present condition atau the existing condition) dengan melakukan pengamatan secara langsung di lapangan dan mengumpulkan informasi atau data dari laporan-laporan atau publikasi melalui metode observasi dan wawancara.
Dari data yang terkumpul selanjutnya dapat diuraikan masalah kesehatan masyarakat dengan pendekatan konsep: HL Blum.
Terdapat empat faktor yang mempenaruhi derajat kesehatan masyarakat yaitu genetika (keturunan), pelayanan kesehatan, perilaku masyarakat, lingkungan.
Keempat faktor tersebut saling berinteraksi satu dengan lainnya dengan sifat interaksi dapat positif maupun negatif terhadap derajat kesehatan.
Besar kecinya pengaruh dari masing-masing faktor tsb sangat tergantung dari masalah kesehatan yang sedang dihadapi.
Indikator yang biasa digunakan untuk mengukur derajat kesehatan secara umum adalah angka kematian (mortalitas) dan angka kesakitan (morbiditas) .
a. Angka Kematian/Mortalitas
Angka kematian merupakan indikator Status kesehatan sekaligus juga indikator kependudukan.
1. Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate/IMR)
2. Angka Kematian lbu (Maternal Mortality Rate/MMR)
3. Angka Kematian menurut Penyebab Tertentu (Age Specific Death Rate/ASDR )
Angka kesakitan adalah jumlah orang yang terkena penyakit tertentu. Ada 2 macam cara yang digunakan untuk mengukur angka yaitu Angka Insidens (Incidence Rate ) dan Angka Prevalens (Prevalence Rate).
1. Angka InsidensAngka Insidens dari suatu penyakit tertentu adalah jumlah kasus baru yang terjadi di kalangan penduduk selama periode waktu tertentu.
2. Angka Prevalens Adalah jumlah orang yang menderita
penyakit tertentu dalam satu kelompok penduduk tertentu dalam suatu waktu tertentu pula. Ada 2 metode penghitungan yaitu:
a) Point Prevalens : penghitungan jumlah orang yang menderita penyakit tertentu dalam waktu singkat.
b) Period Prevalens : Jumlah kasus penyakit selama 1 periode tertentu
Analisis Lingkungan Kesehatan Aspek lingkungan dianggap faktor yang
memiliki pengaruh yang ing besar terhadap derajat kesehatan. Secara spesifik aspek lingkungan yg berhubungan dengan kesehatan yaitu lingkungan fisik, biologi dan lingkungan sosial.
Lingkungan Fisik Komponen lingkungan fisik di antaranya
mencakup suhu udara, kelembaban, penyinaran matahari, kebisingan, dan lain-lain.
Lingkungan Biologi Komponen yang termasuk dalam
lingkungan biologi adalah sanitasi, kuman penyakit, vektor, binatang ternak, dll.
Indikator yang dapat digunakan untuk menganalisis lingkungan biologis: akses terhadap air bersih, jumlah jamban dan pembuangan sampah serta keberadaan vektor penyakit.
Lingkungan Sosial-Ekonomi Informasi mengenai keadaan sosial ekonomi
masyarakat juga sat bermanfaat dalam menganalisis faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan.
Data ekonomi yang bisa digunakan: Pendapatan Asli Daerah, Pendapatan perkapita, produk Domestik Regional Bruto (PDRB) kapita, Upah Minimal Regional (UMR),
Data lingkungan sosial yang dapat digunakan yaitu praktik (lembaga-lembaga) yang ada dan hidup di masyarakat serta pengaruh lembaga adat istiadat, organisasi sosial kemasyarakatan, organisasi keagamaan dan lain-lain.
Analisis Program dan Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan meliputi rumah sakit, puskesmas, pusling, bidan desa, dokter praktik, Polindes, posyandu. Sumber data dan informasi dapat diambil dari Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP), Sistem Pencatatan Rumah Sakit (SP2RS), SUSENAS, SKRT, dll.
Analisis program dan pelayanan kesehatan dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan sistem, yaitu dengan memperhatikan Komponen input-proses-output.
Tetapi aspek proses dalam program dalam pelayanan kesehatan sangat komplek dan berbeda-beda antar program maka analisis lebih ditekankan pada aspek input dan output serta peran serta masyarakat.
Analisis Faktor Hereditas dan kependudukan Analisis faktor hereditas/keturunan yang
berpengaruh terhadap derajat kesehatan biasanya sulit didapat untuk itu dapat menggunakan analisis demografi.
Analisis hereditas/keturunan dapat dilakukan dengan melihat penyakit penyakit yang terjadi dipengaruhi oleh faktor keturunan, misal: Penyakit Diabetes Mellitus.
Analisis demografi penting untuk menentukan besaran masalah dan besaran target program dan analisis indikator-Indikator lainnya
Jumlah balita sasaran imunisasi, sasaran PMT, dll
Untuk melakukan analisis kependudukan data dan informasi yang diperlukan: Jumlah, komposisi serta struktur penduduk, pertumbuhan penduduk, persebaran penduduk, informasi spesifik lainnya : jumlah bayi balita, ibu hamil, fertilitas, tingkat pendidikan, mata pencaharian dll.
Data dapat diperoleh secara tidak langsung (sekunder) di kantor BPS dan data primer dengan wawancara menggunakan kuesioner.
METODE ANALISIS Ada berbagai metode yang dapat
digunakan untuk menganalisis data yang ada.
Analisis situasi kesehatan selanjutnya menggunakan metode-metode epidemiologi untuk menganalisis lebih lanjut.
Tujuannya untuk mengetahui epidemiologi penyakit pada kelompok masyarakat tertentu, dapat digunakan untuk penentuan prioritas masalah dan tujuan program yang akan dicapai.
Beberapa analisis sederhana yang dapat dilakukan pada ANALISIS SITUASI kesehatan adalah
1. Analisis pembandingan Data dari suatu indikator dibandingkan
dengan standar yg berlaku umum atau dibandingkan dengan target yang harus dicapai. (Standar lokal, nasional, internasional, nilai cakupan, target dari suatu program kesehatan). Dapat pula dibandingkan dengan data yang didapat dari daerah lain
2. Metode kecenderungan (trend) Analisis kecenderungan sangat berguna
untuk melihat kecenderungan kejadian penyakit di suatu daerah, melihat apakah kejadian penyakit tertentu mempunyai kecenderungan siklus atau tidak serta dapat memperkirakan hubungan kejadian penyakit dengan terjadinya kasus-kasus tertentu
PENETAPAN PRIORITAS MASALAH Penetapan prioritas masalah menjadi bagian
penting dalam proses pemecahan masalah dikarenakan dua alasan.
Pertama, karena terbatasnya sumber daya yang tersedia, dan karena itu tidak mungkin menyelesaikan semua masalah.
Kedua, karena adanya hubungan antara masalah dengan masalah lainnya, dan karena itu tidak perlu semua masalah diselesaikan (Azwar, 1996).
Ada beberapa teknik atau metode yang dapat digunakan untuk menetapkan prioritas masalah baik dengan menggunakan pendekatan kuantitatif maupun kualitatif
Metode Kuantitatif
A. Teknik Kriteria Matriks (Criteria Matrix Technique)
Kriteria yang dipergunakan banyak macamnya. Secara umum dapat dibedakan atas tiga macam:
a. Pentingnya masalah Makin penting (importancy) masalah
tersebut, makin diprioritaskan penyelesaiannya.
Beberapa ukuran pentingnya masalah sebagai berikut:
1. Besarnya masalah (prevalence)
2. Akibat yang ditimbulkan oleh masalah (severity)
3. Kenaikan besarnya masalah (rate of increase)
4. Derajat keinginan masyarakat yang tidak dipenuhi (degree of unmeet need)
5. Keuntungan sosial karena selesainya masalah (social benefit)
6. Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah (public concern)
7. Suasana politik (political climate)
b. Kelayakan teknologi Makin layak teknologi yang tersedia dan
yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah (technical feasibility), makin diprioritaskan masalah tersebut.
c. Sumber daya yang tersedia Makin tersedia sumberdaya yang dapat
dipakai seperti tenaga, dana dan sarana untuk mengatasi masalah (resource ability) makin diprioritaskan masalah tersebut.
Nilai skor antara 1 (tidak penting) sampai 5 (sangat penting) untuk setiap kriteria yang sesuai. Prioritas masalah adalah yang jumlah nilainya paling besar.
Contoh sederhana adalah sebagai berikut:
NoDaftar
MasalahI T R Jumlah
I x T x RPrio-ritasP S RI DU SB PB PC
123
ABC
124
432
245
312
453
321
143
321
211
172919202880
IIIIII
B. Metode Delbeq Pada metode ini penentuan prioritas
masalah dilakukan dengan memberikan bobot (yang merupakan nilai maksimum dan berkisar antara 0 sampai 100 dengan kriteria:
1) Besar masalah yaitu % atau jumlah atau kelompok penduduk yang ada kemungkinan terkena masalah serta keterlibatan masyarakat dan instansi terkait.
2) Kegawatan masalah yaitu tingginya angka morbiditas dan mortalitas, kecenderungannya dari waktu ke waktu.
3) Biaya/dana yaitu besar atau jumlah dana yang diperlukan untuk mengatasi masalah baik dari segi instansi yang bertanggung jawab terhadap penyelesaian masalah atau dari masyarakat yang terkena masalah.
4) Kemudahan yaitu tersediannya tenaga, sarana/peralatan, waktu serta cara atau metode dan teknologi penyelesaian masalah seperti tersedianya kebijakan/peraturan, petunjuk pelaksanaan (juklak), petunjuk teknis (juknis) dan sebagainnya.
Langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai berikut:
1. Tentukan dahulu bobot masing-masing kriteria (nilai 0-10)
2. Isi setiap kolom dengan hasil perkalian antara bobot dengan skor masing-masing masalah. Besarnya skor tidak boleh melebihi bobot yang telah disepakati. Bila ada perbedaan pendapat dalam menentukan besarnya bobot dan skor yang dipilih reratanya.
3. Jumlahkan nilai masing-masing kolom dan tentukan prioritasnya berdasarkan jumlah skor yang tertinggi sampai terendah.
No.Daftar Masa-
lah
Kriteria Dan Bobot Maksimum
Jumlah Skor
Priori-tas
Besarmasalah
Kega-watan
Biaya Kemu-dahan
BobotReta-rata
8 8 6 7
1 A8x8=64
8x8=64
5x6=30 6x7=42 200 I
2 B7x8=56
8x8=64
5x6=30 6x7=42 192 II
3 C6x8=48
6x8=48
5x6=30 6x7=42 168 III
No.Daftar Masa-
lah
Kriteria Dan Bobot Maksimum
Jumlah Skor
Priori-tas
Besarmasalah
Kega-watan
Biaya Kemu-dahan
BobotReta-rata
8 8 6 7
1 A
8x8=64
8x8=64
5x6=30 6x7=42 200 I
2 B7x8=56
8x8=64
5x6=30 6x7=42 192 II
3 C6x8=48
6x8=48
5x6=30 6x7=42 168III
C. Metode Hanlon (Kuantitatif) Metode ini hampir sama dengan metode
Delbeq, dilakukan dengan memberikan skor atas serangkaian kriteria A, B, C dan D (PEARL).
A = Besar masalah yaitu % atau jumlah atau kelompok penduduk yang terkena masalah serta keterlibatan masyarakat dan instansi terkait. Skor 0-10 (kecil‑besar).
B = Kegawatan masalah yaitu tingginya angka morbiditas dan mortalitas, kecenderungannya dari waktu ke waktu. Skor 0-10 (tidak gawat – sangat gawat).
C = Efektifitas atau kemudahan penanggulangan masalah, dilihat dari perbandingan antara perkiraan hasil atau manfaat penyelesaian masalah yang akan diperoleh dengan sumber daya (biaya sarana dan cara) untuk menyelesaikan masalah. Skor 0-10 (sulit – mudah).
D = PEARL Berbagai pertimbangan dalam kemungkinan
pemecahan masalah. Skor 0 = tidak dan 1 = ya P = Propriatness yaitu kesesuaian masalah dengan
prioritas berbagai kebijaksanaan/program/kegiatan instansi/organisasi terkait.
E = Economic feasibility yaitu kelayakan dari segi pembiayaan.
A = Acceptability yaitu situasi penerimaan masyarakat dan instansi terkait/instansi lainnya.
R = Resource availability yaitu ketersediaan sumber daya untuk memecahkan masalah (tenaga, sarana/peralatan, waktu)
L = Legality yaitu dukungan aspek hukum/perundang-undangan/peraturan terkait seperti peraturan pemerintah/juklak/juknis/protap.
Setelah kriteria tersebut berhasil diisi, maka selanjutnya menghitung nilai NPD dan NPT dengan rumus sebagai berikut:
NPD = Nilai Prioritas dasar = (A + B) x C NPT = Nilai Prioritas Total = A x B x C Prioritas pertama adalah masalah
dengan skor NPT tertinggi.
Kriteria dan bobot maksimum
Prioritas
NoDaftar
masalah A = Be-sar
B = Kega-watan
C = Kemu-dahan
NPD
PEARL NPTMasalah
h
1 A 9 9 8 144 11111 648 I
2 B 9 8 8 136 11111 576 II
3 C 8 7 7 105 11111 392 III
D. Metode Hanlon (Kualitatif)
Metode Hanlon (Kualitatif) ini lebih efektif dipergunakan untuk masalah yang bersifat kualitatif dan data atau informasi yang tersediapun bersifat kualitatif misalkan peran serta masyarakat, kerja sama lintas program, kerja sama lintas sektor dan motivasi staf.
Prinsip utama dalam metode ini adalah membandingkan pentingnya masalah yang satu dengan yang lainnya dengan cara "matching". Langkah-langkah metode ini adalah sebagai berikut:
1. Membuat matriks masalah
2. Menuliskan semua masalah yang berhasil dikumpulkan pada sumbu vertikal dan horisontal.
3. Membandingkan (matching) antara masalah yang satu dengan yang lainnya pada sisi kanan diagonal dengan memberi tanda (+) bila masalah lebih penting dan memberi tanda (-) bila masalah kurang penting.
4. Menjumlahkan tanda (+) secara horisontal dan masukkan pada kotak total (+) horisontal.
5. Menjumlahkan tanda (-) secara vertikal dan masukan pada kotak total (-) vertikal.
6. Pindahkan hasil penjumlahan pada total (-) horisontal di bawah kotak (-) vertikal.
7. Jumlah hasil vertikal dan horisontal dan masukkan pada kotak total.
8. Hasil penjumlahan pada kotak total yang mempunyai nilai tertinggi adalah urutan prioritas masalah.
Masalah A B C D ETotal Horisontal
(+)A + + + + 4B + - + 2C - - 0D + 1E 0
Total vertikal (-) 0 0 0 2 1
Total horisontal (+) 4 2 0 1 0
Total 4 2 0 3 1Prioritas Masalah
I III V II IV
E. Metode CARL Metode CARL merupakan metode yang cukup
baru di kesehatan. Metode CARL juga didasarkan pada serangkaian kriteria yang harus diberi skor 0-10.
Kriteria CARL tersebut mempunyai arti: C = Capability yaitu ketersediaan sumber daya
(dana, sarana dan peralatan) A = Accessibility yaitu kemudahan, masalah
yang ada mudah diatasi atau tidak. Kemudahaan dapat didasarkan pada ketersediaan metode/cara/teknologi serta penunjang pelaksanaan seperti peraturan atau juklak.
R = Readiness yaitu kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran, seperti keahlian atau kemampuan motivasi.
L = Leverage yaitu seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain dalam pemecahan masalah yang dibahas
Setelah kriteria tersebut berhasil diidentifikasi kemudian dibuat tabel kriteria CARL dan diisi skornya. Bila ada beberapa pendapat tentang nilai skor yang diambil adalah rerata. Nilai total merupakan hasil perkalian: C x A x R x L
Contoh pemakaian metode CARL sebagai berikut:
NoDaftar
Masalah C A R LTotal Nilai
Urutan
1 A 9 8 8 8 4608 I
2 B 8 8 8 8 4096 II
3 C 8 6 7 7 2352 III
Metode Kualitatif
1. Metode Delphi
a) Teknik survei kepada para peserta yang relatif homogen baik pendidikan, keahlian dan pengalaman serta masing-masing peserta mempunyai data yang cukup.
b) Daftar pertanyaan (kuesioner) dikirimkan beberapa kali kepada peserta:
Kuesioner pertama: pertanyaan-pertanyaan umum
Kuesioner kedua: lebih khusus Kuesioner ketiga: Khusus
c) Konsensus peserta dapat dipercepat dengan pengambilan suara
d) Diperlukan kecermatan dan kesabaran pihak pemberi kuesioner
2. Metode Diskusi atau Brainstorming Technique
1. Pemimpin diskusi adalah fasilitator.
2. Diperlukan fasilitator yang handal dan menguasai masalah.
3. Peserta diskusi ditantang untuk mengemukakan pendapat sebanyak-banyaknya tetapi menghindari saling kritik
4. Peserta memiliki keahlian atau kemampuan dan pengalaman yang relatif sama.
5. Waktu efektif 1 jam dan peserta maksimal 10-12 orang.
3. Metode Brainwriting
a) Peserta 6-8 orang dengan keahlian dan latar belakang pendidikan dan pengalaman yang relatif sama atau setara.
b) Pimpinan diskusi mengajukan masalah pada secarik kertas dan diletakkan di atas meja.
c) Semua peserta membacanya kemudian menuliskan pendapatnya pada kertas-kertas yang ada. Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai lengkap.
d) Kertas-kertas dibagikan lagi, kemudian peserta menambah atau mengurangi pendapatnya.
e) Semua pendapat ditulis di kertas atau di papan tulis kemudian didiskusikan untuk dicari pendapat yang terbanyak.