SIKLUS MERKURI Merkuri atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai air raksa merupakan unsur renik dalam kerak bumi. Dalam susunan berkala periodik bernama Hydrargyricum (Hg) memiliki nomor atom 80, golongan IIB dan berperiode VI. Merkuri ini memiliki berat atom 200,61, titik didih 35,7 O C dan titik bekunya 38,85 O C. Karena titik didihnya yang rendah ini, maka pada suhu kamar merkuri berbentuk cair dan mudah menguap. Merkuri di alam tersebar di karang-karang, udara, tanah, air dan bahkan ada di organisme hidup. di alam untuk menjaga keseimbangannya, merkuri beredar melalui siklus yang disebut siklus merkuri. Seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini, Gambar 1. Siklus merkuri di alam Di atmosfir merkuri berasal dari kegiatan geologis seperti aktivitas gunung berapi,anthropogenic seperti pembakaran batu bara dan dari tanah serta laut yang memang mengandung merkuri. Merkuri ini berbentuk Hg(0), yaitu bentuk dasar dari merkuri. Hg(0) ini memiliki sifat insoluble dalam air. Kemudian melalui reaksi oksidasi fotokimia Hg(0) diubah menjadi inorganic merkuri disebut Hg(II) dan merkuri yang berikatan dengan partikulat di udara disebut Hg(P). kedua bentuk ini mudah larut dalam air, sehingga ketika hujan turun keduanya ikut terbawa oleh hujan ke daerah perairan dan daratan. Proses ini disebut wet deposition, sedangkan proses yang tanpa melalui hujan disebut dry deposition. Kadar Hg(II) di atmosfir dapat dihitung dengan cara mereaksikannya dengan KCl (kalium klorida) kemudian direduksi menjadi Hg(0). Kadar dari Hg(II) diukur sebagai RGM (Reactive Gaseous Mercury). RGM secara operasional menggambarkan kuantitas Hg(II). Kemudian ketika sampai permukaan tanah merkuri tersebut mengendap membentuk sedimen. Atau berikatan dengan zat-zat organik terutama yang mengandung
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
SIKLUS MERKURI
Merkuri atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai air raksa merupakan unsur renik dalam kerak bumi. Dalam susunan berkala periodik bernama Hydrargyricum (Hg) memiliki nomor atom 80, golongan IIB dan berperiode VI. Merkuri ini memiliki berat atom 200,61, titik didih 35,7OC dan titik bekunya 38,85OC. Karena titik didihnya yang rendah ini, maka pada suhu kamar merkuri berbentuk cair dan mudah menguap.Merkuri di alam tersebar di karang-karang, udara, tanah, air dan bahkan ada di organisme hidup. di alam untuk menjaga keseimbangannya, merkuri beredar melalui siklus yang disebut siklus merkuri. Seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini,
Gambar 1. Siklus merkuri di alam
Di atmosfir merkuri berasal dari kegiatan geologis seperti aktivitas gunung berapi,anthropogenic seperti pembakaran batu bara dan dari tanah serta laut yang memang mengandung merkuri. Merkuri ini berbentuk Hg(0), yaitu bentuk dasar dari merkuri. Hg(0) ini memiliki sifat insoluble dalam air. Kemudian melalui reaksi oksidasi fotokimia Hg(0) diubah menjadi inorganic merkuri disebut Hg(II) dan merkuri yang berikatan dengan partikulat di udara disebut Hg(P). kedua bentuk ini mudah larut dalam air, sehingga ketika hujan turun keduanya ikut terbawa oleh hujan ke daerah perairan dan daratan. Proses ini disebut wet deposition, sedangkan proses yang tanpa melalui hujan disebut dry deposition. Kadar Hg(II) di atmosfir dapat dihitung dengan cara mereaksikannya dengan KCl (kalium klorida) kemudian direduksi menjadi Hg(0). Kadar dari Hg(II) diukur sebagai RGM (Reactive Gaseous Mercury). RGM secara operasional menggambarkan kuantitas Hg(II).
Kemudian ketika sampai permukaan tanah merkuri tersebut mengendap membentuk sedimen. Atau berikatan dengan zat-zat organik terutama yang mengandung sulfur. Merkuri ini dapat kembali ke udara ketika terjadi peningkatan suhu permukaan tanah atau pembakaran zat-zat organik. Peningkatan suhu ini bisa terjadi salah satunya karena adanya kebakaran hutan. Atau juga karena ekosistem itu sedang kekeringan. Dan jika dekat dengan daerah perairan ada sebagian yang larut ke dalam air. Selain ke tanah merkuri juga
mengendap di atas daun tumbuh-tumbuhan. Kemudian dia meresap ke dalam daun melalui stomata daun. merkuri yang dilepaskan ke udara berbentuk Hg(0) sedangkan merkuri yang dilepaskan ke air berbentuk inorganik merkuri Hg(II).
Selanjutnya untuk merkuri yang masuk ke dalam daerah perairan, ada yang menguap kembali ke atmosfir namun juga ada yang mengalami metilisasi. Merkuri yang menguap kembali ini berbentuk Hg(0). Hg(II) dalam daerah perairan dapat mengalami metilisasi (MeHg) dengan bantuan bakteri pereduksi sulfat dan besi. Tidak hanya merkuri dari hujan saja tetapi sedimen merkuri di dasar perairan juga dapat diubah menjadi MeHg. MeHg ini berbahaya bagi manusia, Karena MeHg ini akan terakumulasi dalam plankton atau mikroorganisme. Kemudian plankton dan mikroorganisme ini akan dimakan oleh predator yang lebih tinggi lagi dalam rantai makanan hingga sampai ke manusia. Hg ini dapat menyebabkan timbulnya kecacatan pada manusia, seperti yang terjadi pada kasus minamata di jepang dan kasus teluk buyat di Indonesia.
Pelepasan merkuri ke atmosfir berasal dari kegiatan alam seperti gunung berapi dan juga berasal dari antropogenic. Salah satu sumber antropogenik yaitu pembakaran batu bara. Dengan adanya revolusi industry terjadi peningkatan jumlah merkuri di atmosfir. Karena meningkatnya penggunaan bahan bakar fosil terutama batu bara. Jumlah merkuri di atmosfir ini terus meningkat sepanjang tahun. Contohnya yaitu china melaporkan pelepasan emisi dari pembakaran batu bara di negaranya. Yaitu berdasarkan informasi dari penelitian, rata-rata kandungan merkuri dalam batu bara adalah 0,038-0,32 mg/kg. jumlah total pelepasan emisi dari pembakaran batubara sekitar 296-302,9 metrik ton setiap tahun di pertengahan 1990an, termasuk 213,8 metrik ton dalam atmosfir dan 89,07 metrik ton dalam abu dan sisa arang. Rata-rata kandungan merkuri organic dalam batu bara dari 15 provinsi dan kota adalah 0,037 g/kg, yang mengandung 18,1 % merkuri. Kandungan rata-rata merkuri organic di abu pembakaran batu bara 0,045 mg/kg, dengan persentase merkuri totalnya 28,1%. Dari tahun 1978 hingga 1995, pelepasan emisi merkuri meningkat dengan rata-rata 4,8% per tahun.
Sumber-sumber anthropogenic yaitu:1. Pembangkit listrik yang menggunakan batu bara
2. Penggunaan bahan bakar fosil
3. Proses produksi semen (merkuri dalam kapur)
4. Penambangan dan pengolahan logam seperti besi, baja, ferromanganese, zinc, emas dan logam selain besi lainnya
5. Penambangan merkuri
6. Proses amalgamasi
7. Produksi klor-alkali
8. Penggunaan lampu berfluorosensi
9. Industri manufaktur yang mengandung merkuri seperti thermometer dan elektrik
10. Pembakaran sampah
11. Pembukaan lahan baru
Gambar 2. Perbandingan jumlah merkuri praindustri dan setelah industri.
Jadi kesimpulannya di atmosfir merkuri berbentuk Hg(0). Kemudian turun ke daratan dan perairan dalam bentuk inorganiknya yaitu Hg(II). Kemudian di air diubah menjadi metil merkuri (MeHg) oleh bakteri. MeHg ini lebih toksik dibandingkan dengan Hg(II). Hg(II) di daratan dan perairan mengalami proses reduksi menjadi Hg(0) dan kembali lagi ke udara. Sumber merkuri sebelum adanya industry hanya berasal dari alam dan kegiatan alam seperti gunung berapi. Setelah adanya industry selain dari alam berasal juga dari anthropogenic terutama dari proses pembakaran batu bara.
BAB II
PEMBAHASAN
1. A. Logam Merkuri (Hg) Dan Sifatnya
Merkuri, ditulis dengan simbol kimia Hg atauhydragyrum yang berarti “perak cair” (liquid
silver) adalah jenis logam sangat berat yang berbentuk cair pada temperatur kamar,
berwarna putih-keperakan, memiliki sifat konduktor listrik yang cukup baik, tetapi
sebaliknya memiliki sifat konduktor panas yang kurang baik. Merkuri membeku pada
temperatur –38.9oC dan mendidih pada temperatur 357oC (Stwertka, 1998). Dengan
karakteristik demikian, merkuri sering dimanfaatkan untuk berbagai peralatan ilmiah,
seperti termometer, barometer, termostat, lampu fluorescent, obat-obatan, insektisida, dsb.
Sifat penting merkuri lainnya adalah kemampuannya untuk melarutkan logam lain dan
membentuk logam paduan (alloy) yang dikenal sebagai amalgam. Emas dan perak adalah
logam yang dapat terlarut dengan merkuri, sehingga merkuri dipakai untuk mengikat emas
berat tersebut diketahui dapat terakumulasi di dalam tubuh suatu mikroorganisme, dan
tetap tinggal dalam jangka waktu lama sebagai racun. Peristiwa yang menonjol dan
dipublikasikan secara luas akibat pencemaran logam berat adalah pencemaran merkuri (Hg)
yang menyebabkan Minamata deseasedi teluk Minamata, Jepang dan pencemaran kadmium
(Cd) yang menyebabkan Itai-itai disease di sepanjang sungai Jinzo di Pulau Honsyu, Jepang.
Ikan sebagai salah satu biota air dapat dijadikan sebagai salah satu indikator tingkat
pencemaran yang terjadi di dalam perairan. Jika di dalam tubuh ikan telah terkandung kadar
logam berat yang tinggi dan melebihi batas normal yang telah ditentukan dapat sebagai
indikator terjadinya suatu pencemaran dalam lingkungan. Menurut Adnan, kandungan
logam berat dalam ikan erat kaitannya dengan pembuangan limbah industri di sekitar
tempat hidup ikan tersebut, seperti sungai, danau, dan laut. Banyaknya logam berat yang
terserap dan terdistribusi pada ikan bergantung pada bentuk senyawa dan konsentrasi
polutan, aktivitas mikroorganisme, tekstur sedimen, serta jenis dan unsur ikan yang hidup di
lingkungan tersebut.
Peralatan dan wadah yang akan digunakan untuk analisis, dicuci dengan sabun kemudian
dibilas dan dibersihkan dengan akuades. Peralatan dan wadah yang sudah bersih direndam
dalam asam nitrat 1 : 3 selama 24 jam, kemudian dibilas dengan akuatrides 3 – 4 kali
sampai diperoleh pH air bilasan normal (pH 7). Hasil pencucian dikeringkan dalam oven dan
dipanaskan pada suhu 50 – 60 0C. Setelah kering, alat ini dimasukkan dalam kantong plastik
dan disimpan dalam ruang bebas debu.
Uji kepekaan dan presisi alat uji (AAS) dilakukan dengan membuat 1 buah larutan campuran
yang terdiri atas larutan standar Cu 1000 ppm, HNO3 1 N, dan akuatrides sedemikian rupa
sehingga konsentrasi Cu dalam larutan 2 ppm, dan konsentrasi HNO3 dalam larutan 0,1 N.
Kepekaan alat uji ditentukan dengan mengukur serapan larutan tersebut dengan 3 kali
pengukuran, sedangkan presisi alat uji ditentukan dengan menghitung simpangan baku dari
pengukuran 6 kali serapan larutan itu.
Kondisi optimum analisis masing-masing unsur diperoleh dengan mengukur serapan
maksimum masing-masing unsur pada setiap perubahan parameter panjang gelombang,
arus lampu, lebar celah, laju alir cuplikan, laju alir asetilen, dan tinggi pembakar. Larutan
yang digunakan adalah 25 mL larutan Pb 5 ppm. 25 ml larutan Cd konsentrasi 5 ppm, dan
25 mL larutan Cu 5 ppm,
Kurva kalibrasi unsur Pb, Cu, dan Cd diperoleh dengan mengukur serapan larutan standar
masing-masing unsur pada kondisi optimum unsur. Kisaran larutan standar masing-masing
unsur adalah Pb 0,5 – 2,5 ppm, Cd 0,05 – 0,25 ppm, Cu 0,1 – 0,50 ppm. Kurva kalibrasi
diperoleh dengan membuat kurva antara konsentrasi terhadap serapan masing-masing
unsur.
Cuplikan ikan dicuci, diambil dagingnya, dikeringkan dan ditumbuk dengan menggunakan
lumpang dan alu, diayak sampai lolos 100 mesh dan dihomoginkan, cuplikan ikan yang telah
homogen ditimbang 0,5 g dalam teflon bom digester, dibasahi sedikit akuatrides, kemudian
ditambahkan 1 ml asam nitrat pekat. Setelah itu, teflon bom digester ditutup rapat
kemudian dimasukan dalam tungku pemanas dan dipanaskan pada suhu 1500C selama 4
jam. Hasil pelarutan setelah dingin dituang kedalam gelas beker dipanaskan di atas
pemanas listrik dengan penambahan akuatrides secara berulang-ulang. Hasil pelarutan
setelah dingin dimasukkan labu takar 10 ml dan ditepatkan sampai batas tanda dengan
penambahan akuatrides, cuplikan siap untuk dilakukan analisis unsur (Supriyanto, dkk.,
2007).
1. Metode Analisa Aktivasi Neutron.
Pengukuran tingkat kandungan merkuri di dalam suatu hasil produk yang ditawarkan
menggunakan metode Analisa Aktivasi Neutron. Preparasi sampel dilakukan dengan metode
gravimetri yang sudah tidak diragukan keandalannya karena mempunyai ketelitian yang
sangat tinggi dan menggunakan alat semi mikro balance yang terkalibrasi oleh laboratorium
terakreditasi. Hasil aktivasi diukur menggunakan metode spektrometri gamma sehingga
memungkinkan unsur-unsur lain dapat dianalisa. Analisa yang dilakukan secara kuantitatif
maupun kualitatif, sehingga dapat mengetahui unsur dan besarnya dalam satuan tertentu.
Standar yang digunakan tertelusur dalam Standar Internasional.
(Wurdiyanto, 2007).
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan, maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikur :
1. Merkuri, ditulis dengan simbol kimia Hg atauhydragyrum yang berarti “perak cair” (liquid
silver) adalah jenis logam sangat berat yang berbentuk cair pada temperatur kamar,
berwarna putih-keperakan, memiliki sifat konduktor listrik yang cukup baik, tetapi
sebaliknya memiliki sifat konduktor panas yang kurang baik. Merkuri membeku pada
temperatur –38.9oC dan mendidih pada temperatur 357oC. Tidak larut dalam air, alkohol,
eter, asam hidroklorida, hydrogen bromida dan hidrogen iodide; Larut dalam asam nitrat,
asam sulfurik panas dan lipid. Tidak tercampurkan dengan oksidator, halogen, bahan-
bahan yang mudah terbakar, logam, asam, logam carbide dan amine.
2. Di alam, merkuri terdapat dalam batuan, sediment sungai, tanah, air permukaan.
3. Logam merkuri dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan Baterai, Kosmetik,
Dental Amalgam, Peralatan elekronik dan lampu, Cat, Pestisida, Pharmacheutical,
Thermometer dan Peralatan-peralatan kendaraan bermotor
4. Merkuri apapun jenisnya sangatlah berbahaya pada manusia karena merkuri akan
terakumulasi pada tubuh dan bersifatneurotoxin.
5. Dampak logam merkuri pada tubuh akan berpengaruh terhadap fisiologis, sistem syaraf,
ginjal, dan pertumbuhan.
6. Analisis logam merkuri dapat dilakukan dengan Metode spektrometri nyala serapan atom
(SSA) dan Metode Analisa Aktivasi Neutron.
Dampak Merkuri terhadap lingkungan
Para penambang emas tradisional menggunakan merkuri untuk menangkap dan memisahkan butir-butir emas dari butir-butir batuan. Endapan Hg ini disaring menggunakan kain untuk mendapatkan sisa emas. Endapan yang tersaring kemudian diremas-remas dengan tangan. Air sisa-sisa penambangan yang mengandung Hg dibiarkan mengalir ke sungai dan dijadikan irigasi untuk lahan pertanian. Selain itu, komponen merkuri juga banyak tersebar di karang, tanah, udara, air, dan organisme hidup melalui proses fisik, kimia, dan biologi yang kompleks.
Mercury dapat terakumulasi dilingkungan dan dapat meracuni hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme. Acidic permukaan air dapat mengandung signifikan jumlah raksa. Bila nilai pH adalah antara lima dan tujuh, maka konsentrasi raksa di dalam air akan meningkat karena mobilisasi raksa dari dalam tanah. Setelah raksa telah mencapai permukaan air atau tanah dan bersenyawa dengan karbon membentuk senyawa Hg organik oleh mikroorganisme (bakteri) di air dan tanah. Senyawa Hg organik yang paling umum adalah methyl mercury, suatu zat yang dapat diserap oleh sebagian besar organisme dengan cepat dan diketahui berpotensi menyebabkan toksisitas terhadap sistem saraf pusat.
Bila mikroorganisme (bakteri) itu kemudian termakan oleh ikan, ikan tersebut cenderung memiliki konsentrasi merkuri yang tinggi. Ikan adalah organisme yang menyerap jumlah besar methyl raksa dari permukaan air setiap hari. Akibatnya, methyl raksa dapat ikan dan menumpuk di dalam rantai makanan yang merupakan bagian dari mereka. Efek yang telah raksa pada hewan adalah kerusakan ginjal, gangguan perut, intestines kerusakan, kegagalan reproduksi DNA dan perubahan.
Dampak Merkuri Terhadap Kesehatan dari Tremor Sampai ke Kematian
Sulit untuk menduga seberapa besar akibat yang ditimbulkan oleh adanya logam berat dalam tubuh. Namun, sebagian besar toksisitas yang disebabkan oleh beberapa jenis logam berat seperti Pb, Cd, dan Hg adalah karena kemampuannya untuk menutup sisi aktif dari enzim dalam sel. Hg mempunyai bentuk kimiawi yang berbeda-beda dalam menimbulkan keracunan pada mahluk hidup, sehingga menimbulkan gejala yang berbeda pula. Toksisitas Hg dalam hal ini dibedakan menjadi dua bagian, yaitu toksisitas organik dan anorganik.
Pada bentuk anorganik, Hg berikatan dengan satu atom karbon atau lebih, sedangkan dalam bentuk organik, dengan rantai alkil yang pendek. Senyawa tersebut sangat stabil dalam proses metabolisme dan mudah menginfiltrasi
jaringan yang sukar ditembus, misalnya otak dan plasenta. Senyawa tersebut mengakibatkan kerusakan jaringan yang irreversible, baik pada orang dewasa maupun anak (Darmono, 1995). Toksisitas Hg anorganik menyebabkan penderita biasanya mengalami tremor. Jika terus berlanjut dapat menyebabkan pengurangan pendengaran, penglihatan, atau daya ingat. Senyawa merkuri organik yang paling populer adalah methyl mercury yang berpotensi menyebabkan toksisitas terhadap sistem saraf pusat. Kejadian keracunan metil merkuri paling besar pada makhluk hidup timbul di tahun 1950-an di Teluk Minamata, Jepang yang terkenal dengan nama Minamata Disease
Walaupun mekanisme keracunan merkuri di dalam tubuh belum diketahui dengan jelas, beberapa hal mengenai daya racun merkuri dapat dijelaskan sebagai berikut (Fardiaz, 1992) :
Semua komponen merkuri dalam jumlah cukup, beracun terhadap tubuh. Masing-masing komponen merkuri mempunyai perbedaan karakteristik dalam daya racun, distribusi,
akumulasi, atau pengumpulan, dan waktu retensinya di dalam tubuh. Transformasi biologi dapat terjadi di dalam lingkungan atau di dalam tubuh, saat komponen merkuri diubah
dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Pengaruh buruk merkuri di dalam tubuh adalah melalui penghambatan kerja enzim dan kemampuannya
untuk berikatan dengan grup yang mengandung sulfur di dalam molekul enzim dan dinding sel. Kerusakan tubuh yang disebabkan merkuri biasanya bersifat permanen, dan sampai saat ini belum dapat
disembuhkan.
Penting untuk diketahui, air raksa sangat beracun bagi manusia! Hanya sekitar 0,01 mg dalam tubuh manusia dapat menyebabkan kematian. Sayangnya setelah air raksa yang sudah masuk ke dalam tubuh manusia, tidak dapat dibawa keluar.
Kontaminasi dapat melalui inhalasi, proses menelan atau penyerapan melalui kulit. Dari tiga proses tersebut, inhalasi dari raksa uap adalah yang paling berbahaya. Jangka pendek terpapar raksa uap dapat menghasilkan lemah, panas dingin, mual, muntah, diare, dan gejala lain dalam waktu beberapa jam. Jangka panjang terkena uap raksa menghasilkan getaran, lekas marah, insomnia, kebingungan, keluar air liur berlebihan, ritasi paru-paru, iritasi mata, reaksi alergi, dari kulit rashes, nyeri dan sakit kepala dan lainnya.
Mercury memiliki sejumlah efek yang sangat merugikan pada manusia, di antaranya sebagai berikut :
Keracunan oleh merkuri nonorganik terutama mengakibatkan terganggunya fungsi ginjal dan hati. Mengganggu sistem enzim dan mekanisme sintetik apabila berupa ikatan dengan kelompok sulfur di dalam
protein dan enzim. Merkuri (Hg) organik dari jenis methyl mercury dapat memasuki placenta dan merusak janin pada wanita
hamil sehingga menyebabkan cacat bawaan, kerusakan DNA dan Chromosom, mengganggu saluran darah ke otak serta menyebabkan kerusakan otak.
Karena bahaya proses raksa bagi kesehatan dan lingkungan yang serius, larangan penggunaannya semakin ketat. Pada tahun 1988, diperkirakan 24 juta lb / yr dari raksa yang dilepaskan ke udara, tanah, dan air di seluruh dunia sebagai hasil dari aktivitas manusia. Ini termasuk raksa yang dilepaskan oleh pertambangan raksa dan memperbaiki berbagai operasi manufaktur, dengan pembakaran batu bara, dan sumber lainnya.
Pada tahun 1980-an, dengan meningkatnya pemahaman dan kesadaran akan dampak penggunaan air raksa yang lebih banyak membahayakan kesehatan dan lingkungan dari pada manfaat, membuat penggunaannya mulai turun tajam. Pada tahun 1992, yang digunakan dalam baterai telah menurun menjadi kurang dari 5% dari tingkat pada tahun 1988, dan secara keseluruhan digunakan dalam perangkat listrik dan cahaya bulbs telah turun 50% pada periode yang sama. Penggunaan raksa produksi cat, fungisida, dan pestisida telah dilarang di Amerika Serikat, dan penggunaannya dalam pengerjaan dan proses produksi kaca secara sukarela telah dihentikan.
Di seluruh dunia, produksi raksa hanya dibatasi untuk beberapa negara-negara dengan undang-undang lingkungan hidup yang santai. Di Spanyol, semua pertambangan merkuri telah dihentikan, dimana Spanyol pernah menjadi produsen merkuri terbesar di dunia sampai 1989. Di Amerika Serikat, raksa pertambangan juga telah dihentikan,
meskipun dalam jumlah kecil adalah raksa kembali sebagai bagian dari proses pengilangan emas untuk menghindari pencemaran lingkungan. Cina, Rusia (dulu dikenal dengan USSR), Meksiko, dan Indonesia merupakan produsen terbesar raksa pada tahun 1992.
Di Amerika Serikat, Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) telah melarang penggunaan raksa untuk banyak aplikasi. EPA yang telah menetapkan tujuan mengurangi tingkat raksa ditemukan di kota menolak IB dari 1,4 juta / thn (0,64 juta kg / thn) pada tahun 1989 menjadi 0,35 juta lb / yr (0,16 juta kg / thn) pada tahun 2000. Hal ini akan dicapai oleh penurunan penggunaan raksa dalam meningkatkan produk dan pengalihan dari raksa dari kota menolak melalui daur ulang. Mercury masih sebuah komponen penting di banyak produk dan proses, walaupun penggunaannya diharapkan untuk terus menurun. Untuk itu, penanganan yang tepat dan daur ulang dari raksa diharapkan signifikan mengurangi lepaskan ke lingkungan dan dengan demikian mengurangi bahaya kesehatan.
Mengingat bahaya yang ditimbulkan dari penggunaan air raksa seperti yang diuraikan di atas, Anda harus benar-benar memperhatikan keselamatan kerja! Hindari pengolahan dan pembuangan tailing langsung ke sungai.
Merkuri merupakan salah satu dari unsur kimia yang mempunyai nama Hydragyrum yang berarti perak cair. Nomor atom raksa ialah 80 dengan bobot atom (BA 200,59) dan simbolnya dalam sistem periodik adalah "Hg" (dari Hydrargyrum). Logam ini berat, berwarna keperakan yang cair pada suhu normal. Merkuri dihasilkan dari biji Cinnabar (HgS) yang mengandung unsur merkuri antara 0,1% - 4%. Mercury siap dengan bentuk alloys logam lainnya, dan ini akan bermanfaat dalam pengolahan emas dan perak. Hal ini pula yang mendorong untuk mengembangkan raksa dari cinnabar di Amerika setelah penemuan emas dan perak di California dan negara barat lainnya di tahun 1800an.
Mercury telah di temukan di Mesir pada makam kuno peniggalan abad ke 1500 SM,dan mungkin digunakan untuk keperluan kosmetik dan obat. Sekitar 350 SM, filsuf dan ilmuwan Yunani Aristotel menjelaskan bagaimana cara mengambil air raksa dengan memanaskan batuan cinnabar untuk upacara keagamaan. Di Roma, air raksa digunakan untuk berbagai keperluan dan memberikannya nama hydrargyrum, yang berarti perak cair menjadi asal simbol kimia Hg untuk air raksa. Tindakan percampuran Mercury pertama kali untuk mengolah ores perak dengan proses patio 1557 di Meksiko membuat permintaan air raksa sangat meningkat. Barometer raksa ditemukan oleh Torricelli di 1643, diikuti oleh penemuan yang raksa termometer oleh Fahrenheit di 1714. Namun kini, dengan alasan kesehatan dan keamanan karena sifat toksik yang dimilikinya. penggunaannya untuk bahan pengisi termometer telah digantikan (oleh termometer alkohol, digital, atau termistor)
Mercury digunakan secara luas ke dalam berbagai produk industri dan aplikasi setelah 1900. Ia biasa digunakan sebagai bahan amalgam gigi, termometer, barometer, maupun peralatan ilmiah lainnya, baterai, cat, bahan peledak, cahaya bulbs, cahaya aktif, farmasi, fungicides, dan pestisida. Aplikasi utamanya untuk produksi khlor dan caustic soda, dan dalam bentuk uap raksa digunakan dalam tabung fluoresensi dan penerangan jalan. Merkuri juga digunakan sebagai bagian dari proses untuk memproduksi kertas, felt, kaca, dan beberapa jenis plastik. Dalam industri pulp dan kertas banyak digunakan senyawa FMA (fenil merkuri asetat). Pemakaian ini bertujuan untuk mencegah pembentukan kapur pada pulp dan kertas basah selama proses penyimpanan. Hal ini menjadi sangat berbahaya karena kertas seringkali digunakan sebagai alat pembungkus makanan.
Sifat-Sifat Merkuri
1. Sifat Fisik
Berkilau seperti warna keperakan Mempunyai titik leleh yang rendah 234.32 K (-38.83o C, -37.89o F) Berujud cair pada suhu kamar (25o C) dengan titik beku paling rendah sekitar -39o C.Masih
berujud cair pada suhu 396o C. Pada temperatur 396o C ini telah terjadi pemuaian secara menyeluruh.
2. Sifat Kimia
Daya hantar listrik yang tinggi Bersifat diagmanetik Memberikan uap monoatom dan mempunyai tekanan uap (1,3 x 10-3 mm) pada suhu 20o C. Larut dalam cairan polar maupun tidak polar. Merupakan logam yang paling mudah menguap jika dibandingkan dengan logam-logam yang
lain.Karena penguapan dan toksisitas yang tinggi, air raksa harus disimpan dalam kemasan tertutup dan ditangani dalam ruang yang cukup pertukaran udaranya.
Air raksa mudah hilang dari larutan akua garam air raksa karena reduksi oleh runutan bahan pereduksi, atau dengan disproporsionasi Hg22+.
Cenderung membentuk ion-ion M22+. Dilihat dari potensial standar, jelas bahwa hanya zat pengoksidasi dengan potensial dalam ranah
– 0,79 V sampai -0,85 V dapat mengoksidasi air raksa menjadi Hg1 namun tidak menjadi Hg11. Apabila air raksa direaksikan dengan zat pengoksidasi berlebih, seluruhnya akan berubah
menjadi Hg11. Sangat sedikit senyawa raksa yang larut dalam air, dan kebanyakan tak terhidrasi.
Sumber Ekstraksi
Bijih air raksa dapat ditemui pada batuan : cinnabar (HgS), Metasinabarit, Kalomel, Terlinguait, Eglestonit, Montroidit. Namun bijih air raksa yang terpenting hanyalah cinnabar,
Cinnabar (HgS) ini dipanggang menghasilkan oksidanya yang pada gilirannya terdekomposisi kira-kira 500o C, air raksa akan menguap.HgS (s) + O2 (g) → Hg (g) + SO2 (g)
Proses lain untuk mengurangi emisi SO2(g) ialah dengan memanggang HgS dengan Fe atau CaOHgS (s) + Fe (s) → FeS (s) + Hg (g)
4 HgS (s) + 4 CaO (s) → 3 CaS (s) + CaSO4 (s) + 4 Hg (g)Pemanggangan HgS tidak menghasilkan HgO. HgO tidak mantap pada suhu tinggi, mengurai menjadi Hg (g) dan O2 (g).
Raksa dimurnikan dengan mereaksikannya dengan HNO3 (aq), yang mengoksidasi hampir semua pengotor. Hasilnya (tak larut) mengembang ke permukaan cairan dan dapat diambil. Pemurnian terakhir adalah melalui penyulingan. Raksa mudah diperoleh dengan kemurnian yang paling tinggi dari kebanyakan logam (99,9998% Hg atau lebih).
Penggunaan merkuri yang baik pada usaha pertambangan logam mulia dengan metoda pengolahan amalgamasi :
1. Hindari kontak langsung ketika bekerja dengan merkuri, gunakanlah selalu sarung tangan.
2. Simpanlah merkuri selalu dalam tempat yang tertutup rapat ( bukan wadah dari aluminum ).
3. Selalu tambahkan air di atas cairan merkuri, kecuali pada merkuri yang sudah didaur ulang.
4. Jangan sampai menumpahkan merkuri karena sangat sulit untuk membersihkannya.
5. Gunakan merkuri secukupnya.
6. Bahan kimia ditempatkan pada ruangan tersendiri.
7. Menggunakan perlengkapan yang mendukung keselamatan dan kesehatan kerja.
8. Jangan makan atau merokok ketika menggunakan raksa.
9. Informasikan kepada yang lain tentang apa yang boleh dan tidak boleh ketika menggunakan raksa.
Cara membersihkan Merkuri
Rendam merkuri dalam larutan coustic soda dengan komposisi tiap 1 kg Hg dicuci dengan larutan 30 s /d 50 gr coustic soda dalam 1 liter air
Penyimpanan Merkuri
Meskipun merkuri memiliki titik didih 357 oC, namun memiliki kemampuan untuk menguap pada temperatur kamar (25 oC) karena tekanan penguapannya yang rendah.
Untuk menghindari penguapan :
1. Simpan merkuri pada tempat yang teduh ( temperature kamar > 25 oC) dan terhindar dari cahaya matahari secara langsung.
2. Simpan dalam wadah khusus ( dapat menggunakan wadah yang terbuat dari bahan stainless steel, baja, besi, keramik, plastik atau kaca dan jangan menggunakan wadah dari aluminum ) yang tertutup dan pastikan merkuri terendam dengan sedikit air, dan taruhlah di tempat yang aman yang jauh dari anak.
logam merkuri May 17, 2010 in Uncategorized | Leave a comment
1. 1. Pengertian Logam
Logam menurut pengertian orang awam adalah barang yang padat, berat yang biasanya digunakan oleh orang sebagai bahan baku suatu alat, perhiasan, atau produk-produk lainnya (Darmono,1995).
Logam berat diartikan sebagai logam yang mempunyai sifat dapat membentuk garam dengan asam mempunyai bobot molekul 59-232 yang dapat berekasi dengan ligand dalam tubuh (Santoso,1995). Logam berat juga memiliki spesifikasi graviti yang sangat besar, nomor atom 22-34 dan 40-50 serta unsur-unsur lantanida dan aktinida, mempunyai respon biokimia spesifik pada organism hidup ( Palar,2004).
1. 2. Pengertian Merkuri (Hg)
Merkuri adalah logam berat berbentuk cair, berwarna putih perak, serta mudah menguap pada suhu ruangan. Merkuri akan memadat pada tekanan 7.640 Atm. Merkuri dapat larut dalam asam sulfat atau asam nitrit, tetapi tahan terhadap basa. Merkuri memiliki nomor atom 80. Berat atom 200,59 g/mol, titik lebur -38,9oC, dan titik didih 356,6oC.
Kelimpahan merkuri di bumi menempati urutan ke-67 di antara elemen lainnya pada kerak bumi. Merkuri jarang didapatkan dalam bentuk bebas di alam, tetapi berupa bijih cinnabar (HgS). Untuk mendapatkan merkuri dari cinnabar, dilakukan pemanasan bijih cinnabar di udara sehingga menghasilkan logam merkuri (Widowati,dkk,2008).
1. 3. Proses Terbentuknya Merkuri (Hg)
Kebanyakan logam dan metaloid terdapat di alam, tersebar dalam batu-batuan, bijih tambang, tanah, air, dan udara. Tetapi, didistribusinya nyata sekali tidak rata. Umumnya, kadar dalam tanah, air, dan udara relatif rendah. Kadar ini dapat meningkat bila ada aktivitas geologi, misalnya pendegasan yang melepaskan 25.000-125.000 ton merkuri setahun. Aktivitas manusia, misalnya penambangan merkuri penyumbang sekitar 10.000 ton setahun.
Perlu dicatat bahwa aktivitas manusia dapat lebih bermakna dalam hubungannya dengan pajanan manusia karena mereka menaikkan kadar logam itu di tempat aktivitas manusia (Frank,2006)
1. 4. Sifat Merkuri
Merkuri merupakan elemen alami, oleh karena itu sering mencemari lingkungan. Sifat-sifat merkuri membuat logam tersebut banyak digunakan untuk keperluan ilmiah dan industri. Beberapa sifat tersebut adalah sebagai berikut :
1. Merkuri merupakan satu-satunya logam yang bebentuk cair pada suhu kamar yaitu 25oC dan mempunyai titik beku terendah dari semua logam,yaitu -38,9oC.
2. Kisaran suhu dimana merkuri terdapat dalam bentuk cair sangat lebar, yaitu 396oC, dan pada kisaran suhu ini merkuri mengembang secara merata.
3. Merkuri mempunyai volatilitas yang tertinggi dari semua logam.
4. Ketahanan listrik merkuri sangat rendah sehingga merupakan konduktor yang baik dari semua logam.
5. Merkuri dan komponen-komponennya bersifat racun terhadap semua makhluk hidup.
6. Sifat penting merkuri lainnya adalah kemampuannya untuk melarutkan logam dan membentuk logam paduan yang dikenal sebagai amalgam. Emas dan perak adalah logam yang dapat terlarut dengan merkuri.
1. 5. Efek Merkuri Terhadap Tubuh
Merkuri mempunyai efek yang buruk bagi tubuh. Beberapa efek tersebut adalah sebagai berikut :
1. Efek merkuri pada kesehatan tubuh terutama berkaitan dengan sistem syaraf, yang sangat sensitif pada semua bentuk merkuri .
2. Metil merkuri dan uap merkuri logam lebih berbahaya dari bentuk-bentuk merkuri yang lain, sebab merkuri dalam kedua bentuk tersebut dapat lebih banyak mencapai otak.
3. Pemaparan kadar tinggi merkuri, baik yang berbentuk logam, garam, maupun metil merkuri dapat merusak secara permanen otak, ginjal, maupun janin.
4. Pengaruh pada fungsi otak dapat mengakibatkan tremor, pengurangan pendengaran atau penglihatan, dan pengurangan daya ingat.
5. Pemaparan dalam waktu singkat pada kadar merkuri yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan paru-paru, muntah-muntah, peningkatan tekanan darah (hipertensi) atau denyut jantung, kerusakan kulit dan iritasi mata.
Selain mempunyai efek yang buruk bagi tubuh, merkuri juga memiliki manfaat yang biasa digunakan dalam berbagai peralatan ilmiah. Yaitu sebagai berikut:
1. Merkuri banyak digunakan dalam thermometer karena memiliki koefisien yang konstan, yaitu tidak terjadi perubahan volume pada suhu tinggi maupun rendah.
2. Merkuri juga digunakan sebagai peralatan pompa vacum, barometer, lampu asap merkuri sebagai sumber sinar ultraviolet (UV), dan
3. Merkuri juga dapat digunakan sebagai insektisida