Pengertian Siklus Hidrologi dan Penyebab Terjadinya
Pengertian Siklus Hidrologi dan Penyebab Terjadinya
Home Sains IPA (Pengertian Siklus Hidrologi dan Penyebab
Terjadinya) Jumlah air di Bumi adalah tetap. Perubahan yang dialami
air di bumi hanya terjadi pada sifat, bentuk, dan persebarannya.
Air akan selalu mengalami perputaran dan perubahan bentuk selama
siklus hidrologi berlangsung. Air mengalami gerakan dan perubahan
wujud secara berkelanjutan. Mhfnhfnflhb Perubahan ini meliputi
wujud cair, gas, dan padat. Air di alam dapat berupa air tanah, air
permukaan, dan awan.
Air-air tersebut mengalami perubahan wujud melalui siklus
hidrologi. Adanya terik matahari pada siang hari menyebabkan air di
permukaan Bumi mengalami evaporasi (penguapan) maupun transpirasi
menjadi uap air. Uap air akan naik hingga mengalami pengembunan
(kondensasi) membentuk awan. Akibat pendinginan terus-menerus,
butir-butir air di awan bertambah besar hingga akhirnya jatuh
menjadi hujan (presipitasi).
Selanjutnya, air hujan ini akan meresap ke dalam tanah
(infiltrasi dan perkolasi) atau mengalir menjadi air permukaan (run
off). Baik aliran air bawah tanah maupun air permukaan keduanya
menuju ke tubuh air di permukaan Bumi (laut, danau, dan waduk).
Inilah gambaran mengenai siklus hidrologi.
Jadi siklus hidrologi adalah lingkaran peredaran air di bumi
yang mempunyai jumlah tetap dan senantiasa bergerak. Siklus
Hidrologi adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan sirkulasi
atau peredaran air secara umum.Siklus hidrologi terjadi karena
proses-proses yang mengikuti gejala-gejala meteorologi dan
klimatologi sebagai berikut:
Evaporasi, yaitu proses penguapan dari benda-benda mati yang
merupakan proses perubahan dari wujud air menjadi gas.
Transpirasi, yaitu proses penguapan yang dilakukan oleh
tumbuh-tumbuhan melalui permukaan daun.
Evapotranspirasi, yaitu proses penggabungan antara evaporasi dan
transpirasi.
Kondensasi, yaitu perubahan dari uap air rnenjadi titik-titik
air (pengembunan) akibat terjadinya penurunan salju.
Infiltrasi, yaitu proses pembesaran atau pergerakan air ke dalam
tanah melalui pori-pori tanah.
Secara umum macam-macam siklus hidrologi berdasarkan jalur yang
dilewati air dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai
berikut:
Siklus pedek, yaitu penguapan terjadi di permukaan laut,
kemudian terbentuk awan dan akhirnya terjadilah hujan di kawasan
laut.
Siklus sedang, yaitu proses penguapan dari laut maupun dari
darat kemudian terbentuk awan. Awan terbawa angin ke wilayah
daratan yang menyebabkan hujan di daratan, kemudian air mengalir
lagi ke laut melalui sungai di permukaan.
Siklus panjang, yaitu penguapan terjadi di permukaan laut,
kemudian terbentuk awan. Awan terbawa angin ke daratan yang
menyebabkan hujan di daratan, kemudian air mengalir ke laut melalui
sungai permukaan dan aliran bawah tanah.
Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak
pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer
melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.
Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses
siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara terus menerus. Air
berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk
hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis
atau kabut.
Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat
berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian
diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai
tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga
cara yang berbeda:
Evaporasi / transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di
sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa
(atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap
air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan
turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.
Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam
tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju
muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air
dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan
tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air
permukaan.
Air Permukaan - Air bergerak di atas permukaan tanah dekat
dengan aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit
pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran
permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban.
Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama
yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai
menuju laut.
Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau,
waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan
mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan
air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi
yang membentuk sistem Daerah Aliran Sungai (DAS).Jumlah air di bumi
secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan
tempatnya.Tempat terbesar tejadi di laut.
Artikel bertopik fisika ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat
membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.
Siklus air.
Pergerakan air di permukan Bumi yang dinamakan siklus air.
Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak
pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke
SIKLUS HIDROLOGI
Siklus Hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti
dari atmosfir ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi,
presipitasi, evaporasi dan transpirasi.
Pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci
proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air
berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk
hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis
atau kabut.
Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat
berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian
diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai
tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga
cara yang berbeda:
Evaporasi / transpirasi Air yang ada di laut, di daratan, di
sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa
(atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap
air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan
turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.
Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah Air bergerak ke dalam
tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju
muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air
dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan
tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air
permukaan.
Air Permukaan Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan
aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit
pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran
permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban.
Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama
yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai
menuju laut.
Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau,
waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan
mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan
air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi
yang membentuk sisten Daerah Aliran Sungai (DAS).Jumlah air di bumi
secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan
tempatnya.
Sumber: http://www.lablink.or.id/Hidro/Siklus/air-siklus.htm
SIKLUS HIDROLOGISiklus hidrologi diberi batasan sebagai suksesi
tahapan-tahapan yang dilalui air dari atmosfer ke bumi dan kembali
lagi ke atmosfer : evaporasi dari tanah atau laut maupun air
pedalaman, kondensasi untuk membentuk awan, presipitasi, akumulasi
di dalam tanah maupun dalam tubuh air, dan evaporasi-kembali.
Presipitasi dalam segala bentuk (salju, hujan batu es, hujan,
dan lain-lain), jatuh ke atas vegetasi, batuan gundul, permukaan
tanah, permukaan air dan saluran-saluran sungai (presipitasi
saluran). Air yang jatuh pada vegetasi mungkin diintersepsi (yang
kemudian berevaporasi dan/atau mencapai permukaan tanah dengan
menetes saja maupun sebagai aliran batang) selama suatu waktu atau
secara langsung jatuh pada tanah (through fall = air tembus)
khususnya pada kasus hujan dengan intensitas yang tinggi dan lama.
Sebagian presipitasi berevaporasi selama perjalanannya dari
atmosfer dan sebagian pada permukaan tanah. Sebagian dari
presipitasi yang membasahi permukaan tanah berinfiltrasi ke dalam
tanah dan bergerak menurun sebagai perkolasi ke dalam mintakat
(zone) jenuh di bawah muka air tanah. Air ini secara perlahan
berpindah melalui akifer ke saluran-saluran sungai. Beberapa air
yang berinfiltrasi bergerak menuju dasar sungai tanpa mencapai muka
air tanah sebagai aliran bawah permukaan. Air yang berinfiltrasi
juga memberikan kehidupan pada vegetasi sebagai lengas tanah.
Beberapa dari lengas ini diambil oleh vegetasi dan transpirasi
berlangsung dari stomata daun.
Setelah bagian presipitasi yang pertama yang membasahi permukaan
tanah dan berinfiltrasi, suatu selaput air yang tipis dibentuk pada
permukaan tanah yang disebut dengan detensi permukaan (lapis air).
Selanjutnya, detensi permukaan menjadi lebih tebal (lebih dalam)
dan aliran air mulai dalam bentuk laminer. Dengan bertambahnya
kecepatan aliran, aliran air menjadi turbulen (deras). Air yang
mengalir ini disebut limpasan permukaan. Selama perjalanannya
menuju dasar sungai, bagian dari limpasan permukaan disimpan pada
depresi permukaan dan disebut cadangan depresi. Akhirnya, limpasan
permukaan mencapai saluran sungai dan menambah debit sungai.
Air pada sungai mungkin berevaporasi secara langsung ke atmosfer
atau mengalir kembali ke dalam laut dan selanjutnya berevaporasi.
Kemudian, air ini nampak kembali pada permukaan bumi sebagai
presipitasi.
Sebagaimana dapat dilihat dari Gambar dan penjelasan singkat
tentang Siklus hidrologi di atas, tangkapan daerah aliran sungai
terhadap presipitasi merupakan keluaran dari saling-tindak semua
proses ini. Limpasan nampak pada sistem yang sangat kompleks
setelah pelintasan presipitasi melalui beberapa langkah penyimpanan
dan transfer. Kompleksitas ini meningkat dengan keragaman areal
vegetasi, formasi-formasi geologi, kondisi tanah dan di samping ini
juga keragaman-keragaman areal waktu dari faktor-faktor iklim.
Siklus Hidrologi (Sumber : Soemarto, 1987)
Gangguan Siklus Hidrologi Picu Banjir dan
KekeringanKapanlagi.com Gangguan siklus hidrologi mengakibatkan
banjir dan kekeringan, karena air hujan yang seharusnya meresap ke
dalam tanah menjadi air larian, kata pakar air Universitas Katolik
(Unika) Soegijapranata Semarang Budi Santosa.
Beban yang harus diterima saluran atau sungai di hilir menjadi
lebih besar. Gangguan seperti ini bisa dilihat pada karakteristik
sungai yang memiliki fluktuasi aliran cukup besar, katanya.
Ia menjelaskan pada musim hujan debit aliran air sungai sangat
besar bahkan terlalu besar, tetapi pada musim kemarau debit aliran
air sungai sangat kecil bahkan kering sama sekali. Idealnya
fluktuasi aliran sungai tidak terlalu besar atau hampir
seragam.
Aliran air sungai pada musim kemarau berasal dari air di dalam
tanah yang keluar dari mata air. Kontribusi terbesar aliran sungai
pada musim kemarau sebenarnya dari mata air, katanya. Ia menduga
banjir disebabkan menurunnya kapasitas saluran atau sungai akibat
proses sedimentasi, buangan sampah atau bangunan air yang
menghambat aliran.
Banjir yang terjadi di musim penghujan, karena sebagian besar
air hujan yang jatuh ke permukaan tanah dialirkan sebagai air
larian yang akan terbuang percuma ke laut. Ekses yang ditimbulkan
adalah berkurangnya air yang meresap ke dalam tanah yang berarti
bahwa simpanan air di dalam tanah juga akan berkurang.
Padahal simpanan air tersebutlah yang memberikan kontribusi
terhadap aliran air pada mata air dan sungai pada musim kemarau,
katanya. Banjir dan kekeringan yang sering terjadi hampir setiap
tahun khususnya di Jawa Tengah, telah menunjukan adanya kerusakan
lingkungan dalam skala yang cukup luas.
Banjir dan kekerangan disertai pencemaran di beberapa bagian
sungai merupakan gambaran suatu krisis air yang sedang dan akan
dihadapi pada masa mendatang. Usaha mengatasi masalah banjir dan
kekeringan adalah meningkatkan besaran resapan air ke dalam tanah
yang antara lain bisa dilakukan dengan menjaga kelestarian hutan
dan menghambat laju air larian melalui pembuatan sumur resapan.
Air hujan sebelum masuk ke saluran dibelokan terlabih dahulu ke
sumur resapan sehingga kesempatan air meresap ke dalam tanah
menjadi lebih besar, kata Budi Santosa. (*/tut)
Sumber: Kapanlagi.com, Kamis, 17 Februari 2005 09:29
Diposkan oleh RUDI HARTONO, S.Pd di 19:54
Tata Surya
Perubahan iklim dan pemanasan global yang terjadi akhir-akhir
ini menjadi salah satu efek yang sangat signifikan dalam perubahan
kondisi Bumi selama beberapa dekade dan abad ke depan.
Namun, bagaimana dengan nasib Bumi jika terjadi pemanasan
bertahap saat Matahari menuju masa akhir hidupnya sebagai bintang
katai putih?
Akankah Bumi bertahan, ataukah masa tersebut akan menjadi masa
akhir kehidupan Bumi?
Sumber : Langit Selatan.ComDiposkan oleh RUDI HARTONO, S.Pd di
19:49
09 Agustus 2009
LITHOSFER
Pengertian
Lithosfer berasal dari bahasa Yunani, yaitu lithos yang berarti
batu, dan sphaira yang berarti bulatan.
Lithosfer diartikan sebagai lapisan kulit bumi yang terdiri atas
bebatuan yang mengikuti bentuk bulatan bumi.
Lithosfer merupakan lempengan keras dan kaku tetapi selalu
bergerak karena berada di atas lapisan bumi yang bersifat
elastis.
Lithosfer meliputi dua bagian yaitu :
1. Lapisan Sial, terbentuk atas paduan logam silisium dan
aluminium. Lapisan ini bersifat kaku dan padat. Umumnya terdapat
pada kontinen/daratan.
2. Lapisan Sima, terbentuk atas paduan logam silisium dan
magnesium. Lapisan ini bersifat elastis. Umumnya terdapat pada
dasar samudera.
Batuan penyusun lithosfer
1. Batuan Beku, terbentuk karena adanya proses pendinginan
magma, semakin dingin maka semakin beku.
a. Batuan beku dalam/tubir/plutonik, pembekuannya terjadi dekat
dengan dapur magma. Karena proses pembekuan memakan waktu yang lama
maka kristalisasinya menjadi sempurna. Contohnya adalah granit,
diorite, batholit, dan gabro.
b. Batuan beku korok/gang/porfirik, pembekuannya terjadi jauh
dari dapur magma tetapi belum sampai permukaan bumi. Karena proses
pembekuan terjadi tidak lama dan tidak cepat, maka kristalisasinya
tidak semuanya sempurna, bercampur antara kristal besar dan kecil.
Contohnya adalah granit porfir dan diorite porfir.
c. Batuan beku luar/leleran/efusif, pembekuannya terjadi ketika
magma mencapai permukaan bumi. Karena proses pendinginan
berlangsung sangat cepat maka kristalisasinya sangat halus.
2. Batuan Sedimen, terbentuk karena adanya proses pengendapan di
permukaan bumi.
a. Berdasarkan proses pembentukannya
i. Batuan sedimen klastis, susunan kimianya sama dengan batuan
induk. Perubahan bentuk hanya karena proses mekanik dari yang
asalnya besar menjadi serpihan kecil-kecil, transportasinya oleh
arus sungai atau karena gaya gravitasi.
ii. Batuan sedimen kimiawi, susunan kimianya mengalami perubahan
dibandingkan dengan batuan induk. Perubahan bentuk karena adanya
proses pelarutan, penguapan, oksidasi, dehidrasi, dan
lain-lain.
iii. Batuan sedimen organik, sumbernya adalah sisa-sisa
organisme.
b. Berdasarkan tenaga yang mengendapkannya
i. Batuan sediment aeolik/aerik, oleh angin
ii. Batuan sediment aquatic, oleh air
iii. Batuan sediment glacial, oleh gletser/es
iv. Batuan sediment marin, oleh arus/gelombang laut.
c. Berdasarkan lokasi terjadi sedimentasi
i. Batuan sediment alluvial, di sekitar sungai
ii. Batuan sediment delta, di muara sungai
iii. Batuan sediment guru, di padang pasir
iv. Batuan sediment glacial, di daerah kutub
v. Batuan sediment laut, di laut dangkal.
3. Batuan Malihan (Metamorf), terbentuk karena adanya proses
lanjutan terhadap batuan beku maupun batuan sediment, yang
disebabkan oleh adanya tekanan dan suhu serta waktu yang cukup
lama.
Tenaga Pembentuk Muka Bumi
Keanekaragaman rupa muka bumi disebabkan oleh pengaruh dari
tenaga :
1. Endogen, yang terdiri dari tektonisme, vulkanisme dan
seisme
2. Eksogen, yang di antaranya adalah pelapukan, erosi, abrasi,
dll
Vulkanisme, adalah proses pergerakan magma menembus lapisan bumi
ke atas, menyusup pada litosfer. Jika sampai permukaan bumi maka
proses ini disebut ekstrusi magma, namun jika tidak sampai menembus
permukaan bumi maka disebut intrusi.
Ekstrusi magma dapat terdiri dari :
1. Erupsi linier, yaitu magma yang keluar melalui rekahan kulit
bumi dan biasanya membentuk plato pada muka bumi
2. Erupsi sentral, yaitu magma yang keluar permukaan bumi
membentuk gunung gunung.
3. Erupsi areal, yaitu magma yang melelh di permukaan bumi
karena letaknya yang sangat dekat dengan permukaan bumi, biasanya
membentuk gunung berapi yang sangat luas
Intrusi magma dapat terdiri dari :
1. Sills/lempeng intrusi, yaitu magma yang menyusup di antara
dua lapisan batuan, mendatar.
2. Lakolit, yaitu magma ang menerobos di antara lapisan bumi
paling atas, berbentuk lapisan cembung
3. Gang/korok, yaitu batuan hasil intrusi magma yang menyusup
dan membentu di sela lipatan/korok.
4. Diatrema, adalah saluran/pipa yang menghubungkan dapur magma
dengan kepundan gunung berapi.
Tektonisme, adalah tenaga yang berasal dari kulit bumi yang
mneyebabkan perubahan lapisan permukaan bumi, baik mendatar maupun
vertical. Tenaga ini meliputi :
1. Orogenetik, yaitu gerakan yang menyebabkan terjadinya
lipatan, patahan, dan retakan.
2. Epirogenentik, yaitu gerakan yang dapat menimbulkan perubahan
yang meluas pada permukaan bumi.
Seisme, adalah getaran yang menyebabkan adanya pelepasan energi
berupa gelombang yang menjalar pada permukaan bumi.
Pelapukan, adalah proses perusakan sebagian permukaan bumi oleh
tenaga eksogen, yang meliputi pelapukan fisik/mekanik, pelapukan
organic dan pelapukan kimiawi.
SUMBER DARI : http://gurugeografi.blog.com/
Diposkan oleh RUDI HARTONO, S.Pd di 22:06
Siklus HidrologiSumber : http://www.lablink.or.id/
Siklus Hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti
dari atmosfir ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi,
presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Pemanasan air samudera oleh
sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut
dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi, kemudian jatuh
sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es
dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut. Pada perjalanan menuju
bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau
langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum
mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus
bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:
Evaporasi / transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di
sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa
(atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap
air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan
turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.
Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam
tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju
muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air
dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan
tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air
permukaan.
Air Permukaan - Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan
aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit
pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran
permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban.
Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama
yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai
menuju laut. Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang
tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan
akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut.
Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam
komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sisten Daerah
Aliran Sungai (DAS).Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif
tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya.
Kata Kunci : Evaporasi (Penguapan)Ketika air dipanaskan oleh
sinar matahari, permukaan molekul-molekul air memiliki cukup energi
untuk melepaskan ikatan molekul air tersebut dan kemudian terlepas
dan mengembang sebagai uap air yang tidak terlihat di atmosfir.
Sekitar 95.000 mil kubik air menguap ke angkasa setiap tahunnya.
Hampir 80.000 mil kubik menguapnya dari lautan. Hanya 15.000 mil
kubik berasal dari daratan, danau, sungai, dan lahan yang basah,
dan yang paling penting juga berasal dari tranpirasi oleh daun
tanaman yang hidup. Proses semuanya itu disebut
Evapotranspirasi.
Transpirasi (penguapan dari tanaman)Uap air juga dikeluarkan
dari daun-daun tanaman melalui sebuah proses yang dinamakan
transpirasi. Setiap hari tanaman yang tumbuh secara aktif
melepaskan uap air 5 sampai 10 kali sebanyak air yang dapat
ditahan.
Kondensasi (pengembunan)Ketika uap air mengembang, mendingin dan
kemudian berkondensasi, biasanya pada partikel-partikel debu kecil
di udara. Ketika kondensasi terjadi dapat berubah menjadi cair
kembali atau langsung berubah menjadi padat (es, salju, hujan batu
(hail)). Partikel-partikel air ini kemudian berkumpul dan membentuk
awan.
PresipitasiPresipitasi pada pembentukan hujan, salju dan hujan
batu (hail) yang berasal dari kumpulan awan. Awan-awan tersebut
bergerak mengelilingi dunia, yang diatur oleh arus udara. Sebagai
contoh, ketika awan-awan tersebut bergerak menuju pegunungan,
awan-awan tersebut menjadi dingin, dan kemudian segera menjadi
jenuh air yang kemudian air tersebut jatuh sebagai hujan, salju,
dan hujan batu (hail), tergantung pada suhu udara sekitarnya.
Perkolasi / InfiltrasiBeberapa presipitasi dan salju cair
bergerak ke lapisan bawah tanah, mengalir secara infiltrasi atau
perkolasi melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan
sehingga mencapai muka air tanah (water table) yang kemudian
menjadi air bawah tanah.
This entry was posted on Monday, October 8th, 2007 at 10:30 am
and is filed under Artikel. You can follow any responses to this
entry through the RSS 2.0 feed. Both comments and pings are
currently closed.
Badai Matahari Bisa Kacaukan GPS pada 2011GGNE 2007 : Coming
Soon GISIC
Comments are closed.
2007 Ikatan Mahasiswa Geodesi ITB | XHTML + CSS | Get
Firefox!
InHarmonia theme crafted by Generative Graphics Workshop
^ Back to Top