SIKAP PETAN PUPUK URE SAWAH DI D UTAR Seba SEKOL NI GAPOKTAN TERHADAP KELA EA BERSUBSIDI PADA USAHA TA DESA RAMAN AJI KECAMATAN RA KABUPATEN LAMPUNG TIMU OLEH YODA ADITYA 12210019 SKRIPSI agai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pertanian Pada Jurusan Agribisnis LAH TINGGI ILMU PERTANIAN (STIPE DHARMA WACANA METRO LAMPUNG 2016 ANGKAAN ANI PADI RAMAN UR r ER)
94
Embed
SIKAP PETANI GAPOKTAN TERHADAP KELANGKAAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/130/1/Yoda Aditya.pdfSIKAP PETANI PUPUK UREA SAWAH DI DESA RAMAN AJI KECAMATAN RAMAN UTARA KABUPATEN LAMPUNG
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
SIKAP PETANI PUPUK UREA SAWAH DI DESA RAMAN AJI KECAMATAN RAMAN
UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SEKOLAH TINGGI
PETANI GAPOKTAN TERHADAP KELANGKAAN UREA BERSUBSIDI PADA USAHA TANI PADI
SAWAH DI DESA RAMAN AJI KECAMATAN RAMAN UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
OLEH
YODA ADITYA12210019
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai GelarSarjana Pertanian
Pada Jurusan Agribisnis
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN (STIPER)DHARMA WACANA METRO
LAMPUNG2016
KELANGKAAN BERSUBSIDI PADA USAHA TANI PADI
SAWAH DI DESA RAMAN AJI KECAMATAN RAMAN UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
PERTANIAN (STIPER)
Judul Skripsi : SIKAP PETANI GAPOKTAN TERHADAP KELANGKAAN PUPUK UREA BERSUBSIDI PADA USAHA TANI PADI SAWAH DI DESA RAMAN AJI KECAMATAN RAMAN UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
atas dorongan motivasi, semangat serta do’a dalam mengerjakan skripsi ini.
7. Teman-teman terima kasih atas dorongan motivasi untukku dalam
menyelesaikan studi STIPER Dharma Wacana Metro.
MOTTO
“Bukan Harta Kekayaanlah, Tetapi Budi Pekerti yang Harus DitinggalkanSebagai Pusaka Untuk Anak-Anak Kita”
“Teman Sejati Adalah Ia yang Meraih Tangan Anda danMenyentuh Hati Anda”
(Heather Dryon)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga skripsi dengan judul “Sikap Petani Gapoktan
Terhadap Kelangkaan Pupuk Urea Bersubsidi Pada Usaha Tani Padi Sawah Di
Desa Raman Aji Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur” dapat
penulis selesaikan dengan baik. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan
rasa terima kasih kepada:
1. Ibu Ir. Rakhmiati, M.T.A. Selaku Ketua STIPER yang telah memberikan
dukungan, fasilitas, dan kemudahan-kemudahan dalam kegiatan di STIPER
Dharma Wacana Metro.
2. Ibu Ismalia Afriani, S.P.,M.Si. selaku ketua jurusan dan sebagai penguji
skripsi ini yang telah memberikan dukungan dan kemudahan-kemudahan
dalam kegiatan di STIPER Dharma Wacana Metro.
3. Bapak Ir. Supriadi, M.P. sebagai pembimbing I, atas segala bimbingan,
bantuan, motivasi dan saran yang sangat berarti hingga selesainya penulisan
skripsi penelitian ini.
4. Bapak Ir. Sulendro, M.Si. selaku pembimbing II, atas segala bimbingan,
bantuan, motivasi dan saran yang sangat berarti hingga selesainya penulisan
skripsi penelitian ini.
5. Semua pihak dan rekan-rekan yang telah membantu dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Semoga amal baik telah diberikan akan mendapatkan imbalan yang sesuai dari
Allah SWT amin. Harapan penulis Skripsi ini dapat bermanfaa tuntuk
pengembangan Ilmu Pengetahuan Khususnya di bidang pertanian. Penulis menya
dari sepenuhnya skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini semata-mata
karena keterbatasan penulis. Dengan demikian penulis sudah berusaha dengan
sungguh-sungguh dalam penyusunan skripsi ini, tentu masih banyak kekurangan.
Untuk itu saran masukan dari semua pihak sangat penulis harapkan.
Metro, Juli 2016
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ................................................................................................. IX
DAFTAR TABEL ........................................................................................... XI
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... XIII
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. XIV
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 11.2 Identifikasi Masalah ........................................................................ 71.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 81.4 Manfaat Penelitian.......................................................................... 8
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
2.1 Tinjauan Pustaka ........................................................................... 102.1.1 Pengertian Sikap .................................................................. 102.1.2 Komponen Sikap .................................................................. 112.1.3 Pembentukan dan Perubahan Sikap ..................................... 112.1.4 Peraturan Meteri Sosial Tentang Pupuk Bersubsidi.............. 122.1.5 Pupuk Urea Bersubsidi.......................................................... 13
2.2 Konsep dan Pengertian Kepuasan.................................................. 162.3 Kerangka Pemikiran....................................................................... 172.4 Hipotesa.......................................................................................... 18
III. METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Oprasional dan Pengukuran .............................................. 193.2 Penantuan Lokasi dan Waktu Penelitian......................................... 203.3 Metode Pengumpulan Data ............................................................. 203.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ......................................... 21
3.4.1 Teknik Sampling .................................................................... 223.5 Metode Analisis Data dan Pengujian Hipotesis .............................. 22
3.5.1 Metode Analisis Data ........................................................... 22
4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian ......................................................... 314.1.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian ...................................... 314.1.2 Potensi Pertanian.................................................................. 314.1.3 Luas Lahan Menurut Penggunaan........................................ 324.1.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian............... 334.1.5 Kelompok Tani..................................................................... 334.1.6 Identitas Responden ............................................................. 344.1.7 Pengalaman Berusahatani .................................................... 37
4.2 Analisis Sikap dan Kepuasan Petani Padi....................................... 394.2.1 Analisis Belief Terhadap Kelangkaan Pupuk Bersubsidi...... 394.2.2 Analisis Evaluation Terhadap Kelangkaan Pupuk................ 454.2.3 Perhitungan Customer Satisfaction Index (ICS) .................. 404.2.4 Sikap Petani Terhadap Kelangkaan Pupuk Bersubsidi ......... 46
1. Realisasi penyaluran pupuk urea bersubsidi di Kabupaten Lampung Timur (2011 – 2013) ................................................................................... 5
2. Kebutuhan dan Realisasi Pupuk Urea Bersubsidi di Desa Raman Aji ....... 6
3. Skala Likert dan skor jawaban responden................................................... 25
4. Pengukuran seluruh variabel (multivariabel) belief dan evaluation ........... 27
5. Rentang Skala dan Kriteria Kepuasan......................................................... 30
6. Penggunaan Lahan di Wilayah Binaan Raman Aji Raman Utara............... 32
7. Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian di Desa Raman Aji Kecamatan Raman Utara ...................................................................... 33
8. Sebaran Tingkat Umur Responden di Desa Raman Aji Kecamatan Raman Utara Lampung Timur .................................................................... 34
9. Sebaran Tingkat Pendidikan Responden di Desa Raman Aji Kecamatan Raman Utara Lampung Timur .................................................................... 35
10. Sebaran Luas Lahan Responden di Desa Raman Aji Kecamatan Raman Utara Lampung Timur .................................................................... 36
11. Sebaran Lama Usahatani Padi Petani Responden di Desa Raman Aji Kecamatan Raman Utara ...................................................................... 38
12. Kepentingan Variabel-Variabel Pupuk Bersubsidi pada Analisis Belief.... 40
14. Perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI) pada analisis belief......... . 45
15. Perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI) pada analisis Evaluation . 46
16. Sebaran Jumlah Responden Terhadap Penggunaan Pupuk Organik.......... 47
17. Sebaran Jumlah Responden Terhadap Peningkatan Efektifitas Penggunaan Pupuk..................................................................................... 49
18. Sebaran Jumlah Responden Terhadap Penggunaan Teknologi Pupuk Hayati ......................................................................................................... 50
19. Sebaran Jumlah Responden Terhadap Implementasi Pengolahan Tanaman terpadu (PTT) ............................................................................. 51
20. Sebaran Jumlah Responden Saat Musim Tanam Tiba............................... 52
21. Sebaran Jumlah Responden Terhadap Keikutsertaan Pengawasan Pendistribusian Pupuk Bersubsidi ......................................... 53
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman1. Kerangka Pemikiran Operasioal .............................................................. 18
2. Identitas Responden di Desa Raman Aji.................................................... 65
3. Workbook Sikap Petani yang Menggunakan Pupuk Urea Bersubsidi....... 67
4. Rekapitulasi Sikap Petani yang Menggunakan Pupuk Urea Bersubsi(belief) ........................................................................................................ 69
5. Rekapitulasi Sikap Petani yang Menggunakan Pupuk Urea Bersubsi(Evaluation)................................................................................................ 69
ABSTRAK
SAWAH DI DESA RAMAN AJI KECAMATAN RAMAN UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
OlehYODA ADITYA
Sektor pertanian merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Kebijakan-kebijakan yang diterapkan pemerintah yang berorientasi kepada swasembada pangan Indonesia tidakmenjadikan sub-sektor tanaman pangan sebagai subyek pembangunan tetapi lebihmenjadikannya sebagai suatu obyek yang diperashabis-habisan potensinya untuk mencapai target yang ditetapkan pemerintah. Kasus kelangkaan pupuk terutama jenis urea merupakan fenomena yang terjadi secara berulang-ulang hamper setiap tahun.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap petani terhadap kelangkaan pupuk urea bersubsidi di Desa Raman Aji Kecamantan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Jumlah populasiadalah 419 orang, sedangkan yang menjadi sampel yang digunakan berjumlah 30 petani diambildengan acak sederhana (Simple Random Sampling). Metode analisis data yang digunakan adalahalatanalisis multivariable Fishbein untuk mengukur sikap petani selaku konsumen terhadapvariabel produk dan Customers Satisfaction Index (CSI) digunakan untuk mengukur kepuasanpetani selaku konsumen.dilaksanakan di Desa Raman Aji Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur pada bulan Oktober 2015 sampai dengan Desember 2015.
Hasil penelitian menujukkan bahwa dari hasi lanálisis bahwa pupuk bersubsidi masih dibutuhkan oleh petani, tetapi ketika pupuk bersubsi dimengalami kelangkaan, maka sikap petani dalam mengatasi kelangkaan pupuk adalah 1) dengan penggunaan pupuk organic sebagai penggantipupuk bersubsidi, 2) meningkatkan efektifitas penggunaan pupuk (tepat jenis, tepat waktu, tepatcara dan tepat dosis), 3) petani melakukan teknologi pupuk hayati, 4) implementasi PengolahanTanaman Terpadu (PTT), 5) petani melakukan pembelian pupuk bersubsidi sebelum musimtanam tiba, dan 6) petani ikut serta dalam pengawasan pendistribusian pupuk bersubsidi melaluiperkumpulan-perkumpulan gapoktan,
Kata Kunci: Sikap Petani, Kelangkaan Pupuk Urea Bersubsidi, Lampung Timur
RIWAYAT HIDUP
Penulis di lahirkan di Bukit Kemuning Kabupaten Lampung Utara yang
merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan bapak alm. Aliudin dan ibu
Herawati. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Bali
Sadhar Tengah pada tahun 2002. Sekolah menengah pertama (SMP) Negeri 2
Bali Sadhar Utara 2005. Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 banjit 2008,
kemudian penulis melanjutkan studi Strata Satu (S1) Jurusan Agribisnis di
Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Dharma Wacana Metro Lampung 2012
sampai 2016.
BAB I . PENDAHULUAN
I.I. Latar Belakang
Sektor pertanian merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Peranan
sektor pertanian memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto
(PDB) sebesar 15,3% pada tahun 2009 berdasarkan harga berlaku. Kebijakan-
kebijakan yang diterapkan pemerintah yang berorientasi kepada swasembada
pangan Indonesia tidak menjadikan sub-sektor tanaman pangan sebagai subyek
pembangunan tetapi lebih menjadikannya sebagai suatu obyek yang diperas habis-
habisan potensinya untuk mencapai target yang ditetapkan pemerintah.
Kelangkaan pupuk di beberapa daerah sentra produksi padi di Indonesia sejak
akhir April 2009 dapat berimplikasi terhadap ketahanan pangan nasional.
Kelangkaan pupuk yang terjadi saat ini tidak jauh berbeda dari tahun 1998/1999
sesaat setelah pencabutan subsidi pupuk. Pupuk menghilang dari pasaran dan dari
sentra-sentra produksi padi karena pola distribusi yang buruk, terjadi semacam
oligopoli sistem pemasaran dan skema ekspor tidak dapat "dikontrol" sepenuhnya
oleh sistem kelembagaan (Gsianturi, 2002).
Kebijakan penyediaan pupuk dengan harga murah melalui pemberian subsidi yang
terus meningkat setiap tahun, menyebabkab semakin tidak efisiensinya
penggunaan pupuk urea oleh petani dan meningkatnya ketidaktepatan sasaran
subsidi pupuk yang seharusnya dinikmati oleh petani kecil tetapi dinikmati pula
2
oleh pihak lain (World bank, 2008). Penerapan kebijakan pemberian pupuk
bersubsidi dalam praktinya tidaklah mudah, terdapat kesenjangan antara
dikemukakan oleh Mentri Pertanian Anton Apriyantono dalam kongres Nasional
Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia Tahun 2008 di Palembang,
dimana penyimpangan tersebut disebabkan oleh kesenjangan yang tinggi antara
kebutuhan dan produksi, sehingga petani padi sulit mendapatkan pupuk urea,
terutama setiap awal musim tanam (tahun 2014 kebutuhan urea 9 juta ton yang
tersedia hanya 5,7 juta ton). Kondisi ini diperparah lagi oleh saling berebutnya
petani mendapatkan pupuk urea dengan harga subsidi (Kompas, 15 Oktober
2014).
Selanjutnya untuk mengatasi kelangkaan pupuk tersebut, pemerintah membuat
kebijakan baru yang tertuang dalam Permentan Nomor 42, tahun 2008
(Departemen Pertanian, 2008) yaitu pemberian bantuan langsung pupuk. Jumlah
dan alokasi bantuan langsung pupuk yang diberikan terdiri dari pupuk NPK
sebanyak 41.796,5 ton, pupuk organik cair sebanyak 835.930,5 liter, dan pupuk
organik padat sebanyak 125.389,5 ton. Pupuk tersebut disediakan oleh PT. Sang
Hyang Seri (Persero) dan PT. Pertani (Persero).
Kebutuhan pupuk urea bersubsidi di daerah Lampung hingga beberapa dekade
mendatang masih menjadi tumpuan pertumbuhan ekonomi, karena kontribusi
sektor pertanian terhadap PDRB sekitar 3,95%. Luas panen padi sawah di
Lampung pada tahun 2011 sebesar 543.943 ha dengan produksi 2.752.868 dan
produktivitas 5,06 ton/ha, tahun 2012 dengan luas 577.246 ha dan produksi
2.908.600 ton dan produktivitas 5,04 ton/ha, dan pada tahun 2013 luas tanam
3
584.479 ha dengan produksi 3.042.439 ton dan produktivitas 5,21 ton/ha (Badan
Pusat Statistik Provinsi Lampung, 2014).
Pupuk telah senantiasa berada di lini depan dalam usaha untuk meningkatkan
produksi pangan dunia dan mungkin lebih dari pada jenis input yang lain, secara
luas bertanggung jawab bagi keberhasilan yang telah dicapai. Hanya tanah-tanah
yang subur yang merupakan tanah produktif. Apabila hara tanaman rendah,
produktifitas tanah dan hasil tanaman rendah. Jadi dengan memasok hara tanaman
yang esensial bagi produksi tanaman yang tinggi, pupuk telah menjadi vital untuk
produksi tanaman (Melda R. Sirait, 2008).
Menurut Syahyuti (2007), peranan pupuk sangat signifikan dalam peningkatan
produksi pangan dan kualitas hasil komoditas pertanian. Ketersedian pupuk
hingga di tingkat petani penting untuk dilakukan dengan memenuhi azaz enam
tepat yakni, tepat waktu, jumlah, jenis, tempat, mutu dan tepat harga, agar petani
dapat menerapkan teknologi pemupukan berimbang sesuai dengan rekomendasi
spesifik lokasi. Pengembangan penerapan pemupukan berimbang spesifik lokasi
sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 40/Permentan/SR.140/04/2007
tentang penyempurnaan dan revisi rekomendasi pemupukan N, P, dan K pada padi
sawah spesifik lokasi.Disamping itu, efektivitas penggunaan pupuk di tingkat
petani juga dilakukan dengan mendorong pengembangan penggunaan pupuk
organik.
Pupuk merupakan sarana produksi dalam sektor pertanian yang mempunyai
peranan penting untuk meningkatkan produktifitas dan produksi komoditas
pertanian, sehingga pupuk mempunyai peranan yang sangat strategis dalam
4
rangka mensukseskan program swasembada pangan (beras), meningkatkan taraf
hidup masyarakat dan kesejahteraan petani itu sendiri.
Kasus kelangkaan pupuk terutama jenis urea merupakan fenomena yang terjadi
secara berulang-ulang hampir setiap tahun. Fenomena ini ditandai oleh
melonjaknya harga pupuk di tingkat petani jauh di atas Harga Eceran Tertinggi
(HET) yang ditetapkan pemerintah. (Nurekyanti dan Chrisyanto.J, 2013). Menurut
Bustamil Arifin (2004) bahwa masalahnya kelangkaan pupuk berkaitan dengan
faktor disparisasi Harga Eceran Tertinggi (HET) dan harga di lapangan,
ketidaktepatan subsidi dan persoalan internal dalam industri pupuk seperti
efisiensi, penentuan harga pokok penjualan dan budaya perusahaan perlu juga
diperhatikan.
Namun pada kenyataannya gapoktan sebagai penerima manfaat program ini masih
sulit untuk mengaksesnya. Petani kerap kali menemukan pupuk urea langka, harga
pupuk urea di atas Harga Eceran Tertinggi (HET), dan penyalahgunaan RDKK
Gapoktan. Berdasarkan RDKK saat ini, pengadaan dan penyaluran pupuk
bersubsidi telah ditetapkan dan ditataniagakan dengan HET melalui penyaluran
resmi. Kebijakan subsidi dan distribusi pupuk yang telah diterapkan mulai dari
tahap RDKK, besaran subsidi hingga sistem distribusi ke pengguna pupuk urea
sudah cukup komprehensif.
Berbagai kebijakan belum mampu menjamin ketersediaan pupuk urea yang
memadai dengan HET yang telah ditetapkan.Secara lebih bijak, masih sering
terjadi berbagai kasus diantaranya kelangkaan pasokan pupuk urea yang
menyebabkan harga aktual melebihi HET, dan marjin pemasaran lebih tinggi dari
5
yang telah ditetapkan pemerintah. Selain itu perencanaan alokasi kebutuhan
pupuk urea yang belum sepenuhnya tepat, pengawasan yang belum optimal,
disparitas harga pupuk urea bersubsidi dan nonsubsidi yang cukup besar
menyebabkan penyaluran pupuk urea bersubsidi masih belum tepat sasaran,
kebocoran penyaluran pupuk bersubsidi masih sering ditemukan, sehingga
menimbulkan kelangkaan dan harga pupuk melebihi HET.
Alokasi pupuk urea bersubsidi di Kabupaten Lampung Timur terus meningkat
dari waktu ke waktu. Kenyataan realisasi penyaluran pupuk urea bersubsidi di
Kabupaten Lampung Timur selama 3 tahun terakhir (2011-2013) terlihat
sebagaimana pada Tabel 1.
Tabel 1. Realisasi Penyaluran Pupuk Urea Bersubsidi di Kabupaten Lampung Timur (2011-2013)
No Tahun Realisasi Penyaluran Urea (ton) Peningkatan(%)
Teknik sampling dalam penelitian ini adalah sampling probabilitas (Probability
Sampling) acak sederhana (Simple Random Sampling) tanpa pengembalian
(Sampling Without Replacement) dengan menggunakan tabel angka random.
Adapun langkah-langkah untuk menentukan sampel menurut Ating Somantri
(2006).
1) Membuat daftar semua populasi/petani dan setiap individu diberi nomor
kode urut 001,002, 003, ............dst 419 (berbentuk kerangka sampling)
2) Menentukan ukuran sampel (Dalam penelitian ini ukuran sampelnya adalah
30 orang petani)
3) Menyediakan tabel angka random. Dalam penelitian ini penulis
menyediakan tabel angka random yang berkapasitas 10.000 digit.
4) Pemilihan anggota sampel dilakukan dengan cara acak menggunakan tabel
angka random sampai terpenuhinya jumlah sampel yang diharapkan.
3.5 Metode Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
3.5.1 Metode Analisis Data
Data dan informasi yang didapat diolah dan dianalisis secara kualitatif dan
kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan secara analisis deskriptif untuk
mengetahui karakteristik petani dan proses pengambilan keputusan yang
dilakukan petani. Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan alat analisis
multivariable Fishbein untuk mengukur sikap petani selaku konsumen terhadap
23
variabel produk dan Customers Satisfaction Index (CSI) digunakan untuk
mengukur kepuasan petani selaku konsumen.
3.5.1.a. Analisis Deskriptif
Analisis deskkriptif analisis statistik yang digunakan untuk menganalisa data
dengan cara menggambarkan atau mendeskripsikan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa ada maksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi (Sugiono, 2007). Statistik deskriptif dapat digunakan bila
hanya ingin mendeskripsikan sampel saja, dan tidak ingin membuat kesimpulan
yang berlaku untuk populasi dimana sampel diambil. Sedangkan menurut Nazir,
(2005) analisis deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti manusia, suatu
objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada
masa sekarang. Analisis deskriptif hanya memberikan informasi data yang
dipunyai.
Analisis ini mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang
berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu. Pada penelitian ini analisis
deskriptif digunakan untuk menganalisis karakteristik petani dan proses
pengambilan keputusan petani terkait dengan kondisi kelangkaan pupuk
bersubsidi. Analisis deskriptif ini disajikan dalam bentuk uraian dan tabulasi
sederhana.
3.5.1.b. Analisis Multivariabel Fishbein
Metode analisis Fishbein secara singkat menyatakan bahwa sikap seorang
konsumen terhadap suatu objek akan ditentukan oleh sikapnya terhadap berbagai
24
variabel yang dimiliki oleh objek tersebut. Model ini digunakan untuk mengukur
sikap konsumen terhadap berbagai variabel suatu produk. Model Fishbein
dikatakan multivariabel karena banyak variabel yang akan dievaluasi pada suatu
jenis produk. Teori Fishbein lebih dapat diaplikasikan dibandingkan dengan teori-
teori yang lain, karena Fishbein menjelaskan pembentukan sikap sebagai
tanggapan atas variabel-variabel. Model Fishbein memudahkan para pemasar
mendiagnosis kekuatan dan kelemahan jenis produk mereka secara relatif
dibandingkan dengan jenis produk pesaing dengan cara menentukan bagaimana
konsumen mengevaluasi alternatif jenis produk pada variabel-variabel penting.
Rumus dalam analisis multivariable Fishbein adalah:
NAo = ∑ bi ei ………………………………………………….. (1) i = 1
Keterangan :Ao : Sikap terhadap objek, yaitu kelangkaan pupuk bersubsidiBi : Tingkat kepercayaan bahwa kelangkaan pupuk bersubsidi memiliki variabel ke-iei : Evaluasi kepentingan terhadap variabel-in : Jumlah variabel yang menonjol
Model multivariabel Fishbein terdiri dari variabel kekuatan dan kepercayaan
bahwa kelangkaan pupuk bersubsidipada semua variabel (bi) dan variabel evaluasi
terhadap variabel tersebut (ei) (Sumarwan, 2002). Dalam mengukur analisis sikap
konsumen digunakan skala Likert dan rentang skala yang terdiri dari +2 sampai
dengan -2. Menurut Umar (2000), skala Likert berhubungan dengan pernyataan
sikap seseorang terhadap suatu produk yang memungkinkan konsumen
mengekspresikan intensitas perasaan mereka, seperti setuju, tidak setuju, tidak
25
senang. Skor respon responden dijumlahkan dan jumlah ini merupakan total skor,
dan total skor inilah ditafsirkan sebagai posisi responden dalam skala Likert.
Skala Likert menggunakan ukuran ordinal, karenanya hanya dapat membuat
ranking, tetapi tidak dapat diketahui berapa kali satu responden lebih baik atau
lebih buruk dari responden yang lain dalam skala. Skala Likert beserta skor
jawaban responden yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Tabel 3.
Tabel 3. Skala Likert dan skor jawaban responden
Jawaban responden SkorSangat penting, sangat setuju, sangat suka, sangat baikPenting, setuju, suka, baikNetralTidak penting, tidak setuju, tidak suka, tidak baikSangat tidak penting, sangat tidak setuju, sangat tidak suka
54321
Sebelum memberikan intepretasi terhadap penilaian konsumen tersebut, maka
ditentukan terlebih dahulu rentang nilainya dengan menggunakan rumus :
Skala Interval = m – n ……………………………………… (2)b
dimana :
m = angka tertinggi dalam pengukurann = angka terendah lam pengukuranb = banyaknya kelas yang dibentuk
Jika angka pengukuran tertinggi dalam Skala Likert = 5 dan angka terendahnya =
1, maka besarnya range adalah :
5 – 1 = 0,8 5
26
Pembagian kelas berdasarkan tingkat kepentingan adalah :
1< ei ≤-1,2 = sangat tidak penting
1,2 ≤ ei ≤ -0,4 = tidak penting
0,4 ≤ ei ≤ 0,4 = cukup atau biasa saja
0,4 ≤ ei ≤ 1,2 = penting
1,2 ≤ ei ≤ 5 = sangat penting
Pembagian kelas berdasarkan tingkat pelaksanaan dan sikap adalah :
1< bi ≤ -1,2 = sangat tidak baik
1,2 ≤ bi ≤ -0,4 = tidak baik
0,4 ≤ bi ≤ 0,4 = cukup atau biasa saja
0,4 ≤ bi ≤ 1,2 = baik
1,2 ≤ bi ≤ 5 = sangat baik
Pengukuran sikap Fishbein, yaitu adanya evaluasi dan belief yang ada pada diri
konsumen terhadap sebuah obyek tertentu dengan cara memberikan kuisioner
kepada responden sebagai sampel dengan tujuan mengukur sikap komsumen
terhadap kelangkaan pupuk bersubsidi. Ada lima variabel yang ditanyakan untuk
pengukuran sikap tersebut:
1. Harga pupuk (harga yang sesuai dengan kualitas, harga dibandingkan dengan
merek lain)
2. Kemudahan mendapatkan pupuk (took kecil dan besar menyediakan pupuk)
Berdasarkan Tabel 21 dapat disimpulkan bahwa efektifitas penggunaan
pupuk tergolong dalam kategori sedang dengan nilai rata-rata 14,07 dengan
persentase 86,66%.
Kelangkaan pupuk akan selalu terjadi pada setiap musim tanam. Kelangkaan
pupuk terutama yang bersubsidi ini terjadi karena perbedaan perhitungan jumlah
kebutuhan pupuk antara petani dengan Deptan. Hal ini terjadi akibat beda basis
54
data yang digunakan dan adanya pemborosan ditingkat petani karena belum
sesuainya dosis, waktu pemberian dan cara pemupukan untuk setiap lokasi, jenis
dan fase pertumbuhan tanaman. Selain itu, penyebab terjadi kelangkaan pupuk
karena adanya kenakalan dan kemacetan dalam jalur distribusi pupuk bersubsidi
dan terjadi penggunaan pupuk bersubsidi untuk industri dan bukan langsung
didistribusikan ke petani. Upaya untuk mengatasi kelangkaan pupuk antara lain
adalah pengelolaan hara spesifik lokasi, pemanfaatan bahan organik, dan
penggunaan pupuk hayati. Selain itu juga dilakukan upaya perbaikan budaya dan
karakter semua pelaku yang berhubungan dengan pupuk. Petani tidak boros dalam
menggunaan pupuk dan lebih memanfaatkan sumber alami sebagai pensubtitusi
pupuk kimia buatan. Distributor/produsen pupuk tidak rakus dalam mencari
keuntungan sehingga melakukan penimbunan pupuk dan penyelewengan
distribusi pupuk bersubsidi.Dan pemerintah lebih akurat dalam menentukan basis
data sehingga tidak terjadi perbedaan yang mencolok serta melakukan
implementasi peraturan yang berlaku dengan baik dan tegas.
55
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil análisis dan pembahasan di atas pupuk bersubsidi masih
dibutuhkan oleh petani, tetapi ketika pupuk bersubsidi diperlukan susah didapat,
padahal stok tersedia, maka sikap petani dalam mengatasi kelangkaan pupuk
adalah1) dengan penggunaan pupuk organik sebagai pengganti pupuk bersubsidi,
2) meningkatkan efektifitas penggunaan pupuk (tepat jenis, tepat waktu, tepat cara
dan tepat dosis), 3) petani melakukan teknologi pupuk hayati, 4) implementasi
Pengolahan Tanaman Terpadu (PTT), 5) petani melakukan pembelian pupuk
bersubsidi sebelum musim tanam tiba,dan 6) petani ikut serta dalam pengawasan
pendistribusian pupuk bersubsidi melalui perkumpulan-perkumpulan gapoktan,
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang ada maka dapat dikemukakan
saran adalah sebagai berikut.
1. Meningkatkan pupuk pengganti (organik) untuk pengganti pupuk urea agar
kebutuhan pupuk dapat terpenuhi.
2. Dalam penyusunan RDK dan RDKK sesuai dengan kebutuhan anggota.
3. Komunikasi dan koordinasi dengan pengecer dan pemerintah ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, Hanafi. 2001. Masyarakat Ide-ide Baru, disarikan dari karya EverentRogers danF.Floyd Shoemaker, Communication of Inovation. Usaha Nasional. Jakarta.
Adnyana, M.O dan K. Kariyasa. 2000. Perumusanhargagabahdanpupukdalam era pasarbebas. PusatPenelitiandanPengembanganSosialEkonomiPertanian Bogor.
Ahmadi,A.1990. PsikologiSosialBinaIlmu. Surabaya.
Arifin, B. 2004.AnalisisEkonomiPertanian Indonesia.KemelutKelangkaanPupuk :PrimitifnyaKelembagaan. PenerbitBukuKompas, Jakarta.
Dwi Citra Hasibuan. 2012. PerananKelompok.taniterhadapKeberhasilanPenyaluranPupuikBersubsidi. Program StudiAgribisnis. FP USU Medan.
Hernanto, F. 1991. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.
Kariyasa, K., M. Maulana, dan SMardiyanto. 2004. Usulantingkatsubsididanhargaecerantertinggi (HET) yang relevalsertaperbaikanpolapendistribusianpupuk di Indonesia. AnalisisKebijakanPertanian Vol. 2, No. 3, 2004.PusatAnalisisSosialEkonomidanKebijakanPertanian, Bogor.
Kariyasa, K. 2007. Usulan HET PupukBerdasarkan Tingkat EfektifitasKebijakanHargaPembelianGabah.AnalisisKebijakanPertanian. Volume 5 No. 1, Maret 2007.PusatAnalisisSosialEkonomidanKebijakanPertanian, Bogor. Hal 72-85.
1. Implementasi PTT melaluipendekatanpemberdayaanmasyarakatpetanimelaluientri point yang dilaksanakandengansistemsekolahlapangdapatmenjadisolusisaatterjadikelangkaanpupukbersubsidi.a. Sangattidaksetujub. Tidaksetujuc. Netrald. Setujue. Sangatsetuju
1. Petaniikutsertadalampengawasanpendistribusianpupukbersubsidimelaluiperkumpulan-perkumpulan yang diadakanolehgapoktan.a. Sangattidaksetujub. Tidaksetujuc. Netrald. Setujue. Sangatsetuju
2. Pengawasan yang lemahdariPemda di dalampengelolaanpupukbersubsidijugamenyebabkanpermasalahanpupukterjadi.a. Sangattidaksetujub. Tidaksetujuc. Netrald. Setujue. Sangatsetuju
3. Penggunaanpupuk non subsidisaatkelangkaanpupukterjadisaatmusimtanam.a. Sangattidaksetujub. Tidaksetujuc. Netrald. Setujue. Sangatsetuju
Lampiran 2. Identitas Responden Petani di Desa Raman Aji Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur
Luas Jenis Pendidikan Pekerjaan Pekerjaan Jumlah StatusLhn Umur Alamat Kelamin Suku Terakhir Utama Sampingan Tanggungan Lahan(Ha)
1 Musianto 4,00 63 Raman Aji L Jawa SD Petani Peternak 3 Sendiri2 Budiyono 0,37 42 Raman Aji L Jawa SMA Petani Wiraswasta 2 Sendiri3 Suselo 1,00 56 Raman Aji L Jawa SLTP Petani Wiraswasta 4 Sendiri4 Karidi 0,25 62 Raman Aji L Jawa SD Petani Wiraswasta 3 Sendiri5 Sugiarto 1,00 39 Raman Aji L Jawa STM Petani Wiraswasta 3 Sendiri6 Misan 0,50 54 Raman Aji L Jawa GHA Petani Petani 3 Sendiri7 Suroyo 0,50 48 Raman Aji L Jawa SMA Petani Wirausaha 4 Sendiri8 Sumali 0,25 48 Raman Aji L Jawa SMT Pertanian Petani Wirausaha 4 Sendiri9 Fauzan 0,50 43 Raman Aji L Jawa SMA Petani Wiraswasta 4 Sendiri
10 Watim 0,50 59 Raman Aji L Jawa SD Petani Wirausaha 5 Sendiri11 Yatino 0,25 43 Raman Aji L Jawa SD Petani Wirausaha 3 Sendiri12 Aminan 0,50 47 Raman Aji L Jawa SMA Petani Wirausaha 2 Sendiri13 M. yatin 1,00 65 Raman Aji L Jawa SD Petani Wiraswasta 2 Sendiri14 Ismanto 0,75 50 Raman Aji L Jawa SLA Petani Wiraswasta 2 Sendiri15 Mariyem 0,75 54 Raman Aji L Jawa SD Petani Wiraswasta 4 Sendiri16 Jarno 0,50 48 Raman Aji L Jawa SMT Pertanian Petani Wiraswasta 3 Sendiri17 Pingi 0,75 48 Raman Aji L Jawa SMT Pertanian Petani Wirausaha 3 Sendiri18 Jumanto 1,00 43 Raman Aji L Jawa SMA Petani Wiraswasta 3 Sendiri19 Yanto 0,50 59 Raman Aji L Jawa SMP Petani Wirausaha 5 Sendiri20 Paidi 0,25 43 Raman Aji L Jawa SMA Petani Wirausaha 1 Sendiri21 Bimo 0,50 47 Raman Aji L Jawa SD Petani Wiraswasta 1 Sendiri22 Sumadi 0,25 65 Raman Aji L Jawa SD Petani Wiraswasta 4 Sendiri23 Senen 0,25 50 Raman Aji L Jawa SD Petani Wiraswasta 3 Sendiri24 Sigit 0,50 59 Raman Aji L Jawa SD Petani Wirausaha 2 Sendiri25 Kiman 0,50 43 Raman Aji L Jawa SMP Petani Wiraswasta 2 Sendiri26 Katemi 2,00 47 Raman Aji L Jawa SLTP Petani Wiraswasta 2 Sendiri
No Nama
Luas Jenis Pendidikan Pekerjaan Pekerjaan Jumlah StatusLhn Umur Alamat Kelamin Suku Terakhir Utama Sampingan Tanggungan Lahan(Ha)
27 Katiyat 1,00 50 Raman Aji L Jawa SD Petani Wiraswasta 5 Sendiri28 Sunarno 0,50 58 Raman Aji L Jawa SD Petani Wiraswasta 4 Sendiri29 Badarudin 0,50 47 Raman Aji L Jawa SLA Petani Wirausaha 2 Sendiri30 B. Amin 1,00 42 Raman Aji L Jawa SLTP Petani Wirausaha 2 Sendiri
1,12 1522 Raman Aji L Jawa SD Petani Wirausaha 90 Sendiri0,28 50,73 Raman Aji L Jawa SD Petani Wirausaha 3 Sendiri
TotalRata-rata
No Nama
Lanjutan……
Umur Jenis Pendidikan Pekerjaan Pekerjaan Jumlah
(Tahun) Alamat Kelamin Agama Suku Terakhir Utama Sampingan Tanggungan
L/P (Orang)
1 I Nyoman Mara 60 Rejo Binangun L Hindu Bali SMK Petani Wiraswasta 4
2 I Ketut Sukarma 47 Rejo Binangun L Hindu Bali SD Petani Ternak 2
3 Made Arsanegara 50 Rejo Binangun L Islam Jawa SMA Petani Pamong Desa 4
4 Ketut Merta 38 Rejo Binangun L Hindu Bali SMA Petani 0 2
5 Ketut Rudi 43 Rejo Binangun L Hindu Bali SMA Petani Ternak 5
6 Gusti Suniti 46 Rejo Binangun L Hindu Bali SMA Petani Ternak 5
7 Nyoman Mawa 33 Rejo Binangun L Hindu Bali SMA Petani 0 6
8 Made Jana S 46 Rejo Binangun L Hindu Bali SMA Petani 0 4
9 Agus Effendi 45 Rejo Binangun L Islam Jawa SMA Petani Wiraswasta 4
10 Nengah Sudiarta 49 Rejo Binangun L Hindu Bali SMA Petani Ternak 2
11 P. Wilasa 51 Rejo Binangun L Hindu Bali SMA Petani Ternak 4
12 P. Eka 43 Rejo Binangun L Hindu Bali SMA Petani Ternak 2
13 P. Desi 44 Rejo Binangun L Hindu Bali SMA Petani Ternak 5
14 Ngh. Dwi Candrawan 35 Rejo Binangun L Hindu Bali SMA Petani 0 1
15 I Wayan Suwirya 38 Rejo Binangun L Hindu Bali SMA Petani 0 4
16 Wayan Suminggu 47 Rejo Binangun L Hindu Bali SMA Petani 0 2
17 P. Sumo 39 Rejo Binangun L Islam Bali SMA Petani 0 4
18 P. Larna 56 Rejo Binangun L Hindu Jawa SMA Petani Wiraswasta 2
19 Nym. Sudi Asmara 61 Rejo Binangun L Hindu Bali SMA Petani Ternak 5
20 P. Sudi 48 Rejo Binangun L Hindu Bali SMA Petani Ternak 2
21 Nyoman Sudiarta 52 Rejo Binangun L Hindu Bali SMA Petani Ternak 4
22 P. Sudi 34 Rejo Binangun L Hindu Bali SMA Petani Ternak 2
23 Arianto 48 Rejo Binangun L Hindu Bali SMA Petani Ternak 2
24 Ketut Mudita 34 Rejo Binangun L Hindu Bali SMA Petani Ternak 2
25 Gede Pande 42 Rejo Binangun L Hindu Bali SMA Petani Ternak 4
26 Made Wirawan 47 Rejo Binangun L Hindu Bali SMA Petani Ternak 2
27 Nyoman Nestra 52 Rejo Binangun L Hindu Bali SMA Petani Ternak 3
Total 1228 88
Rata-rata 45,48 3,26
No Nama
Lampiran 3. Workbook Sikap Petani yang Menggunakan Pupuk Urea Bersubsidi
PengalamanBerusahatani Harga Kemudahan Kualitas Kebersihan Ketersediaan Harga Kemudahan Kualitas Kebersihan