TEKNIK PEMBUATAN HOLOGRAM REFLEKSI DENGAN MENGGUNAKAN FOTON PANJANG GELOMBANG 6328 ~A Sigit Hariyanto Pusat Penelitian Nuklir Yogyakarta ABSTRAK Telah berhasil dibuat pelat hologram refleksi dengan menginterferensikan berkas acuan dan berkas obyek pada media perekam dari arah yang saling berlawanan. Dengan menggunakan media perekam pelat film spektroskopi tipe 694 F yang mempunyai tebal emulsi 17 um dan daya pisah .» 2000 garis/mm dapat dibuat pola frinji yang merupakan hasil interferensi. Perbandingan intensitas berkas acuan dengan berkas obyek adalah 1 : 5. Waktu penyinaran 0,5; 0,75; dan 1 detik, sudut perekaman 150~ dan 175~. Proses perekaman dilakukan pada ruang gelap dan susunan peralatan optik harus stabil serta tidak terganggu pengaruh getaran dari luar. Untuk melihat kembali bayangan yang terjadi pada hologram digunakan cahaya putih. ABSTRACT The reflection hologram plate have been made by interferen~e between reference beam and object beam of opposite direction on the recording medium of spectroscopic film Rlate of type 649 F whi~h have emulsion thickness of 17 um and resolving power » 2000 lines/mm fringes mode as interference result could be formes. The ratio between reference beam intensity to object beam are 1: 3.5, the exposure time 0.5, 0.75, and 1 second, recording angle 150~ • and 175~. Recording process was performed in the dark room and each optical instrument had to be stable, undisturbed by external vibration effect. The hologram image is reconstructed by using white light. 118
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
TEKNIK PEMBUATAN HOLOGRAM REFLEKSI
DENGAN MENGGUNAKAN FOTON PANJANG GELOMBANG 6328 ~A
Sigit Hariyanto
Pusat Penelitian Nuklir Yogyakarta
ABSTRAK
Telah berhasil dibuat pelat hologram refleksi dengan
menginterferensikan berkas acuan dan berkas obyek pada media
perekam dari arah yang saling berlawanan. Dengan
menggunakan media perekam pelat film spektroskopi tipe 694 F
yang mempunyai tebal emulsi 17 um dan daya pisah .» 2000
garis/mm dapat dibuat pola frinji yang merupakan hasil
interferensi. Perbandingan intensitas berkas acuan dengan
berkas obyek adalah 1 : 5. Waktu penyinaran 0,5; 0,75; dan
1 detik, sudut perekaman 150~ dan 175~. Proses perekaman
dilakukan pada ruang gelap dan susunan peralatan optik harus
stabil serta tidak terganggu pengaruh getaran dari luar.
Untuk melihat kembali bayangan yang terjadi pada hologram
digunakan cahaya putih.
ABSTRACT
The reflection hologram plate have been made by
interferen~e between reference beam and object beam of
opposite direction on the recording medium of spectroscopic
film Rlate of type 649 F whi~h have emulsion thickness of 17
um and resolving power » 2000 lines/mm fringes mode as
interference result could be formes. The ratio between
reference beam intensity to object beam are 1: 3.5, the
exposure time 0.5, 0.75, and 1 second, recording angle 150~•and 175~. Recording process was performed in the dark room
and each optical instrument had to be stable, undisturbed by
external vibration effect. The hologram image is
reconstructed by using white light.
118
119
I• PENDAHULUAN
Holografi adalah suatu proses perekaman gelombang dari
suatu obyek dan gelombang acuan (reference) kemudian dapat
ditampilkan kembali gelombang yang direkam ituC1>. Bila
benda yang direkam berdimensi tiga maka bayangan yang
dihasilkan kembali juga berdimensi tiga. Plat film yang
dipakai untuk merekam dan dapat menghasilkan ci~ra bayangan"
tiga dimensi ini disebut hologram.
Pembentukan citra bayangan pada holografi mengalami
tiga tahap yaitu proses perekaman, proses pencucian dan
proses rekonstruksi. Pada proses perekaman, gelombang
hamburan dari obyek yang biasanya disebut berkas obyek dan
berkas acuan akan berinterferensi yang menghasilkan pola
frinji pada media perekam. Pada proses rekonstruksi~
hologram disinari kembali dengan suatu gelombang cahaya,
sehingga obyek yang telah direkam pada media perekam akan
muncul kembali bayangannya sesuai bentuk aslinya.
Konfigurasi untuk membuat macam macam hologram berbeda
beda tergantung dari posisi media perekam itu diletakkan
pada waktu proses perekamanC2>. Apabila berkas acuan dan
berkas obyek terdiri dari gelombang sferi~, konfigurasi
hologram dalam proses perekaman dapat ditunjukkan pada
gambar 1.
Gambar 1. Konfigurasi pelat film dalam proses perekaman
120
Titik 0 menunjukkan titik obyek dan R menunjukkan titik
a~uan. Tipe pe~tama posisi pelat film G pada saat pe~ekaman
diletakkan segaris dengan be~kas a~uan maupun be~kas obyek,
obyek yang digunakan bentuknya t~anspa~an, holog~am sema~am
ini disebut holog~am Gabo~ atau in line holog~am. Tipe ke
dua Leith and Upatnieks holog~am atau off axis holog~am di
mana pelat film LU saat pe~ekaman obyek dan be~kas a~uan
tidak te~letak pada satu ga~is lu~us yang tegak lu~us bidang
film. Tipe ke tiga adalah Fou~ie~ holog~am di mana saat
pe~ekaman obyek dan berkas a~uan ja~aknya sama da~i pelat
film. Tipe ke empat adalah Lipmann-Denisyak hologram atau
holog~am ~efleksi, saat pe~ekaman menunjukkan be~kas obyek
dan be~kas a~uan masuknya pada media perekam a~ahnya saling
be~lawanan. Inte~fe~ensi yang dihasilkan membentuk pola
pola f~inji yang a~ahnya hampir sejajar dengan pe~mukaan
emulsi media pe~ekam(2).
Pada makalah ini penulis akan membahas tentang
hologram refleksi. Salah satu keuntungannya yaitu pada saat
rekonstruksi dapat digunakan ~ahaya putih untuk melihat
kembali bayangan aslinya. Be~kas rekonstruksi ditentukan
ol~h syarat Bragg, dengan demikian arah dan panjang
gelombang rekonstruksi menjadi sangat selektif. Jika pada
saa~ rekonstruksi digunakan cahaya putih maka hanya panjang
gelombang yang memenuhi syarat bragg akan menghasilkan
bayangan yang tajam. Disebut hologram refleksi karena pada
saat rekonstruksi gelombang difraksi yang dihasilkan
merupakan refleksi dari gelombang rekonstruksi.
II. TATAKERJA DAN PERCOBAAN
A. Dasar Teo~i
Holog~am ~efleksi dapat dibuat dengan jalan menjadikan
interfe~ensi anta~a berkas a~uan dan berkas obyek pada pelat
film. Obyek disinari dengan laser yang hamburannya
dikenakan tepat pada media pe~ekam, be~kas ~ahaya ini
disebut berkas ~ahaya obyek Uo
(1)
121
Selain menerima berkas dari obyek, media perekam disinari
juga dengan berkas ~ahaya acuan Ur(3).
(2)
Jumlah total medan gelombang pada media perekam adalah
U."= Ue>+ Ur
U."= Ae>Exp i ~e>(Y,z) + Ar Exp i ~r(Y,Z)
Besarnya intensitas dari ke dua gelombang tersebut adalah
(3)
I."= U.,,2 = U."U.,,-
I."= Ie>+ Ir + 2 Ae>Ar Cos( Y'e>(y,z) )or (y, z ) ) (4)
intensitas
terbentuknya
dimana ~c>s(y,z) - ~r(Y,Z) adalah beda fase dari
yang mengenai media perekam yang menentukan
frinji.
Berkas cahaya a~uan dan ~ahaya obyek yang
media perekam arahnya berlawanan, jalannya arah
perekam ditunjukkan pada gambar 2.
mengenai
media
Gambar 2. Jalannya berkas ~ahaya pada media perekam