2. Sifat-sifatUnsurA. Sifat-sifat Unsur Golongan Utamaa. Sifat
Halogen1) Halogen merupakan golongan yang sangat reaktif dalam
menerima elektron dan bertindak sebagai oksidator kuat dalam satu
golongan. Makin ke atas, oksidator makin kuat.2) Keelektronegatifan
halogen dalam satu golongan makin ke atas makin besar. Unsur yang
paling elektronegatif dibanding unsur lain dalam sistem periodik
adalah fluor (perhatikan data keelektronegatifan).3) Jari-jari atom
halogen dalam satu golongan makin ke atas makin kecil (perhatikan
data). Ini berarti makin ke atas ukuran molekul makin kecil, maka
gaya tarik-menarik antar-molekul (gaya Van der Waals) akan makin
kecil. Perhatikan juga titik didih dan titik lelehnya, makin ke
atas makin kecil. Unsur halogen sangat berbahaya terhadap mata dan
tenggorokan. Unsur halogen mempunyaibau yang merangsang dan
berwarna. Walaupun brom berwujud cair, tetapi brom mudah sekali
menguap. Begitu juga iodium, mudahsekali menyublim.4) Unsur
golongan halogen bersifat oksidator. Urutan kekuatan oksidator
halogen dapat dilihat dari data potensial reduksinya:F2 + 2 e 2 F ;
E = +2,87 VCl2 + 2 e 2 Cl ; E = +1,36 VBr2 + 2 e 2 Br ; E = +1,07
VI2 + 2 e 2 I ; E = +0,54 VBerdasarkan data tersebut, makin ke
atas, daya oksidasinya (oksidator) makin kuat. Data ini dapat
digunakan untuk memperkirakan apakah reaksi halogen dengan senyawa
halida dapat berlangsung atau tidak. Caranya dengan menghitung
potensial sel, jika harga potensial sel positif berarti reaksi
berlangsung dan jika harga potensial sel negatif berarti reaksi
tidak berlangsung.5) Mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu,
kecuali fluor.
b. Sifat Fisika Halogen
B. Gas MuliaUnsur-unsur gas mulia dalam sistem periodik
menempati golongan VIII A yang terdiri dari unsur Helium (He), Neon
(Ne), Argon (Ar), Kripton (Kr), Xenon (Xe) dan Radon (Rn). Struktur
elektron terluar gas mulia yang oktet (8) (kecuali helium duplet
(2)) merupakan struktur yang paling stabil, oleh karena itu gas
mulia sukar bereaksi dengan unsur lain sehingga disebut gas inert
(lamban). Pada tahun 1962 Neil Bartlett berhasil mensintesis
senyawa gas mulia yaitu XePtF6. Dalam waktu yang singkat ahli kimia
yang lain menunjukkan bahwa Xenon dapat bereaksi langsung dengan
Fluor membentuk XeF2, XeF4, dan XeF6. Sejak saat itu istilah inert
tidak lagi sesuai dan para ahli kimia mulai menyebut dengan
golongan gas mulia.1. Sifat Gas Mulia
Wujud gas muliaUnsur gas mulia terdapat sebagai gas tak berwarna
yang monoatomik, ini erat kaitannya dengan struktur elektron oktet
dan duplet dari gas mulia. Sedangkan wujud gas pada suhu kamar
disebabkan titik cair dan titik didih gas mulia yang rendah.Titik
cair dan titik didihTitik cair dan titik didih gas mulia meningkat
dengan bertambahnya nomor atom. Hal ini disebabkan semakin
bertambahnya gaya dispersi antar atom gas mulia sesuai bertambahnya
massa atom relatif (Ar).KelarutanKelarutan gas mulia dalam air
bertambah besar dari Helium (He) hingga Radon (Rn). Pada suhu 0 C
dalam 100 ml air terlarut 1 ml He, 6 ml Ar, dan 50 ml Rn.
Unsur-unsur gas mulia mengandung 8 elektron pada kulit terluarnya
kecuali He mengandung 2 elektron. Energi ionisasinya sangat tinggi,
akibatnya unsurunsur gas mulia sukar bereaksi dengan unsurunsur
lainnya. Molekul gas mulia monoatomik.C. Alkali
1. Sifat Fisis Alkali
Dapat dilihat bahwa sebagai logam, golongan alkali tanah
mempunyai sifat yang tidak biasa, yaitu titik lelehnya yang relatif
rendah, rapatannya yang relatif rendah, dan kelunakannya. Semua
unsur logam alkali ini dapat dengan mudah diubah bentuknya dengan
memencetnya di antara jempol dan jari telunjuk (dengan melindungi
kulit baik-baik). Unsur-unsur pada golongan ini mempunyai energi
ionisasi dan keelektronegatifan ratarata yang paling rendah. Hal
ini dikarenakan ukuran atom dan jarak yang relatif besar antara
elektron terluar dengan inti2. Sifat Kimia Alkali
D. Logam Alkali Tanah
1.Sifat Fisis Alkali TanahUnsur logam alkali tanah (IIA) ini
terdiri dari Be, Mg, Ca, Sr, Ba, dan Ra. Golongan ini mempunyai
sifat-sifat yang mirip dengan golongan IA. Perbedaannya adalah
bahwa golongan IIA ini mempunyai konfigurasi elektron ns2 dan
merupakan reduktor yang kuat. Meskipun lebih keras dari golongan
IA, tetapi golongan IIA ini tetap relatif lunak, perak mengkilat,
dan mempunyai titik leleh dan kerapatan lebih tinggi.
Unsur-unsur logam alkali tanah agak lebih keras, kekerasannya
berkisar dari barium yang kira-kira sama keras dengan timbal,
sampai berilium yag cukup keras untuk menggores kebanyakan logam
lainnya. Golongan ini mempunyai struktur elektron yang sederhana,
unsur-unsur logam alkali tanah mempunyai 2 elektron yang relatif
mudah dilepaskan. Selain energi ionisasi yang relatif rendah,
keelektronegatifan rata-rata golongan ini juga rendah dikarenakan
ukuran atomnya dan jarak yang relatif besar antara elektron terluar
dengan inti2. Sifat Kimia Alkali Tanah
E. Unsur Perioda Ketiga
Sifat Fisika dan Kimia
a. Sifat Fisika Unsur-unsur Periode KetigaUnsur-unsur yang ada
di dalam periode ketiga terdiri dari unsur logam (Na, Mg, Al),
metaloid (Si), nonlogam (P, S, Cl), dan gas mulia (Ar).
Keelektronegatifan unsur-unsur periode ketiga semakin ke kanan
semakin besar diakibatkan oleh jari-jari atomnya yang semakin ke
kanan semakin kecil. Kekuatan ikatan antaratom dalam logam
meningkat (dari Na ke Al). Hal ini berkaitan dengan pertambahan
elektron valensinya. Silikon merupakan semikonduktor/isolator
karenatermasuk metaloid. Unsur ini mempunyai ikatan kovalen yang
sangat besar, begitu juga dengan fosfor, belerang, dan klorin yang
merupakan isolator karena termasuk unsur nonlogam (Sumber:
http://www.chem-is-try.org).b. Sifat Kimia Unsur-unsur Periode
KetigaNatrium merupakan reduktor terkuat, sedangkan klorin
merupakan oksidator terkuat. Meskipun natrium, magnesium, dan
aluminium merupakan reduktor kuat, tetapi kereaktifannya berkurang
dari Na ke Al. Sedangkan silikon merupakan reduktor yang sangat
lemah, jadi hanya dapat bereaksi dengan oksidator-oksidator kuat,
misalnya klorin dan oksigen. Di lain pihak selain sebagai reduktor,
fosfor juga merupakan oksidator lemah yang dapat mengoksidasi
reduktor kuat, seperti logam aktif. Sedangkan belerang yang
mempunyai daya reduksi lebih lemah daripada fosfor ternyata
mempunyai daya pengoksidasi lebih kuat daripada fosfor. Sementara
klorin dapat mengoksidasi hampir semua logam dan nonlogam karena
klorin adalah oksidator kuat.Unsur-unsur periode ketiga, yaitu
NaOH, Mg(OH)2, Al(OH)3, H2SiO3, H3PO4, H2SO4, dan HClO4.Sifat
hidroksida unsur-unsur periode ketiga tergantung pada energi
ionisasinya. Hal ini dapat dilihat dari jenis ikatannya. Jika
ikatan M OH bersifat ionik dan hidroksidanya bersifat basa karena
akan melepas ion OH dalam air, maka energi ionisasinya rendah.
Tetapi jika ikatan M OH bersifat kovalen dan tidak lagi dapat
melepas ion OH, maka energi ionisasinya besar. NaOH tergolong basa
kuat dan mudah larut dalam air, Mg(OH)2 lebih lemah daripada NaOH
tetapi masih termasuk basa kuat. Namun Al(OH)3 bersifat amfoter,
artinya dapat bersifat asam sekaligus basa. Hal ini berarti bila
Al(OH)3 berada pada lingkungan basa kuat, maka akan bersifat
sebagai asam, sebaliknya jika berada pada lingkungan asam kuat,
maka akan bersifat sebagai basa. Sedangkan H2SiO3 atau Si(OH)4,
merupakan asam lemah dan tidak stabil, mudah terurai menjadi SiO2
dan H2O. Begitu pula dengan H3PO4 atau P(OH)5 yang juga merupakan
asam lemah. Sementara H2SO4 atau S(OH)6 merupakan asam kuat, begitu
juga HClO4 atau Cl(OH)7 yang merupakan asam sangat kuat.F. Unsur
Transisi
Pada sistem periodik unsur, yang termasuk dalam golongan
transisi adalah unsur-unsur golongan B, dimulai dari IB VIIB dan
VIII. Sesuai dengan pengisian elektron pada subkulitnya, unsur ini
termasuk unsur blok d, yaitu unsur-unsur dengan elektron valensi
yang terletak pada subkulit d dalam konfigurasi elektronnya. Pada
bagian ini unsur-unsur transisi yang akan dibahas adalah unsur
transisi pada periode 4, yang terdiri dari skandium (Sc), titanium
(Ti), vanadium (V), krom (Cr), mangan (Mn), besi (Fe), kobalt (Co),
nikel (Ni), tembaga (Cu), dan seng (Zn).1. Sifat Logam
TransisiSemua unsur transisi adalah logam, yang bersifat lunak,
mengkilap, dan penghantar listrik dan panas yang baik. Perak
merupakan unsur transisi yang mempunyai konduktivitas listrik
paling tinggi pada suhu kamar dan tembaga di tempat kedua.
Dibandingkan dengan golongan IA dan IIA, unsur logam transisi lebih
keras, punya titik leleh, titik didih, dan kerapatan lebih tinggi.
Hal ini disebabkan karena unsur transisi berbagi elektron pada
kulit d dan s, sehingga ikatannya semakin kuat.2. Bilangan
OksidasiTidak seperti golongan IA dan IIA yang hanya mempunyai
bilangan oksidasi +1 dan +2, unsur-unsur logam transisi mempunyai
beberapa bilangan oksidasi. Seperti vanadium yang punya bilangan
oksidasi +2, +3, dan +4.3. Sifat KemagnetanSetiap atom dan molekul
mempunyai sifat magnetik, yaitu paramagnetik, di mana atom,
molekul, atau ion sedikit dapat ditarik oleh medan magnet karena
ada elektron yang tidak berpasangan pada orbitalnya dan
diamagnetik, di mana atom, molekul, atau ion dapat ditolak oleh
medan magnet karena seluruh elektron pada orbitnya berpasangan.
Sedangkan pada umumnya unsur-unsur transisi bersifat paramagnetik
karena mempunyai elektron yang tidak berpasangan pada
orbital-orbital d-nya. Sifat paramagnetik ini akan semakin kuat
jika jumlah elektron yang tidak berpasangan pada orbitalnya semakin
banyak. Logam Sc, Ti, V, Cr, dan Mn bersifat paramagnetik,
sedangkan Cu dan Zn bersifat diamagnetik. Untuk Fe, Co, dan Ni
bersifat feromagnetik, yaitu kondisi yang sama dengan paramagnetik
hanya saja dalam keadaan padat.4. Ion BerwarnaTingkat energi
elektron pada unsur-unsur transisi yang hampir sama menyebabkan
timbulnya warna pada ion-ion logam transisi. Hal ini terjadi karena
elektron dapat bergerak ke tingkat yang lebih tinggi dengan
mengabsorpsi sinar tampak. Pada golongan transisi, subkulit 3d yang
belum terisi penuh menyebabkan elektron pada subkulit itu menyerap
energi cahaya, sehingga elektronnya tereksitasi dan memancarkan
energi cahaya dengan warna yang sesuai dengan warna cahaya yang
dapat dipantulkan pada saat kembali ke keadaan dasar. Misalnya Ti2+
berwarna ungu, Ti4+ tidak berwarna, Co2+ berwarna merah muda, Co3+
berwarna biru, dan lain sebagainya.Beberapa kegunaan unsur-unsur
transisia. Skandium, digunakan pada lampu intensitas tinggi.b.
Titanium, digunakan pada industri pesawat terbang dan industri
kimia (pemutih kertas, kaca, keramik, dan kosmetik).c. Vanadium,
digunakan sebagai katalis pada pembuatan asam sulfat.d. Kromium,
digunakan sebagai plating logam-logam lainnya.e. Mangan, digunakan
pada produksi baja dan umumnya alloy manganbesi.f. Besi, digunakan
pada perangkat elektronik.g. Kobalt, digunakan untuk membuat
aliansi logam.h. Nikel, digunakan untuk melapisi logam supaya tahan
karat, membuat monel.i. Tembaga, digunakan pada alat-alat
elektronik dan perhiasan.j. Seng, digunakan sebagai bahan cat
putih, antioksidan pada pembuatan ban mobil, dan bahan untuk
melapisi tabung gambar televisi.Warna Unsur Transisi Beserta
Bilangan Oksidasi nya
Definisi Gas MuliaGas mulia adalah gas yang mempunyai sifat
lengai, tidak reaktif, dan susah bereaksi dengan bahan kimia lain.
Gas mulia banyak digunakan dalam sektor perindustrian. Gas mulia
juga merupakan golongan kimia yang unsur-unsurnya memiliki elektron
valensi luar penuh, sehingga menjadi golongan yang paling stabil
dalam sistem periodik unsur. Unsur-unsurnya adalah He (Helium), Ne
(Neon), Ar (Argon), Kr (Kripton), Xe (Xenon), dan Rn (Radon) yang
bersifat radioaktif. Karena sifat stabilnya, unsur-unsur Gas Mulia
ditemukan di alam dalam bentuk monoatomik. Konfigurasi elektron
unsur-unsur Gas Mulia adalah ns2np6, kecuali He 1s2.Sejarah Gas
Mulia Pada tahun 1894, seorang ahli kimia Inggris bernama William
Ramsay mengidentifikasi zat baru yang terdapat dalam udara. Sampel
udara yang sudah diketahui mengandung nitrogen, oksigen, dan karbon
dioksida dipisahkan. Ternyata dari hasil pemisahan tersebut, masih
tersisa suatu gas yang tidak reaktif (inert). Gas tersebut tidak
dapat bereaksi dengan zat-zat lain sehingga dinamakan argon (dari
bahasa Yunani argos yang berarti malas). Empat tahun kemudian
Ramsay menemukan unsur baru lagi, yaitu dari hasil pemanasan
mineral kleverit. Dari mineral tersebut terpancar sinar alfa yang
merupakan spektrum gas baru. Spektrum gas tersebut serupa dengan
garis-garis tertentu dalam spektrum matahari.Untuk itu, diberi nama
helium (dari bahasa Yunani helios berarti matahari). Pada saat
ditemukan, kedua unsur ini tidak dapat dikelompokkan ke dalam
golongan unsur-unsur yang sudah oleh Mendeleyev karena memiliki
sifat berbeda. Kemudian Ramsey mengusulkan agar unsur tersebut
ditempatkan pada suatu golongan tersendiri, yaitu terletak antara
golongan halogen dan golongan alkali. Untuk melengkapi unsur-unsur
dalam golongan tersebut, Ramsey terus melakukan penelitian dan
akhirnya menemukan lagi unsur-unsur lainnya, yaitu neon, kripton,
dan xenon (dari hasil destilasi udara cair). Kemudian unsur yang
ditemukan lagi adalah radon yang bersifat radioaktif. Pada masa
itu, golongan tersebut merupakan kelompok unsur-unsur yang tidak
bereaksi dengan unsur-unsur lain (inert) dan dibri nama golongan
unsur gas mulia atau golongan nol.Di tahun 1898, Huge Erdmann
mengambil nama Gas Mulia (Noble Gas) dari bahasa Jerman Edelgas
untuk menyatakan tingkat kereaktifan Gas Mulia yang sangat rendah.
Nama Noble dianalogikan dari Noble Metal (Logam Mulia), emas, yang
dihubungkan dengan kekayaan dan kemuliaan.Gas Mulia pertama
ditemukan pada tanggal 18 Agustus 1868 oleh Pierre Janssen dan
Joseph Horman Lockyer. Ketika sedang meneliti gerhana matahari
total mereka menemukan sebuah garis baru di spektrum sinar
matahari. Mereka menyakini bahwa itu adalah lapisan gas yang belum
diketahui sebelumnya, lalu mereka menamainya Helium.Berikut ini
adalah asal-usul mana unsur-unsur Gas Mulia, yaitu:1. Helium (lios
or helios) = Matahari2. Neon (nos) = Baru3. Argon (args) = Malas4.
Kripton (krypts) = Tersembunyi5. Xenon (xnos) = Asing6. Radon
(pengecualian) diambil dari RadiumNama-nama di atas diambil dari
bahasa Yunani. Pada awalnya, Gas Mulia dinyatakan sebagai gas yang
inert tetapi julukan ini disanggah ketika ditemukan senyawa Gas
Mulia.Sifat-Sifat Gas MuliaGas mulia memiliki titik didih dan titik
leleh yang sangat rendah, oleh karena itu di alam gas mulia
berwujud gas. Gas mulia tidak berbau, tidak berwarna dan tidak
berasa.Berdasarkan jari-jari atom, gas mulia seharusnya Paling
reaktif menangkap elektron. Namun, pada kenyataannya golongan gas
mulia sangat sulit bereaksi. Di alam unsur ini kebanyakan ditemukan
sebagai gas monoatomik. Hal ini dikarenakan konfigurasi elektronnya
yang memenuhi kulit terluar sehingga menjadi stabil.Kereaktifan gas
mulia akan bertambah seiring dengan bertambahnya nomor atom.
Bertambahnya nomor atom akan menambah jari-jari atom pula. Hal ini
mengakibatkan gaya tarik inti atom terhadap elektron terluar
berkurang, sehingga lebih mudah melepaskan diri dan ditangkap zat
lain. Sampai saat ini, senyawa gas mulia yang sudah dapat bereaksi
dengan zat lain adalah xenon dan kripton, sedangkan helium, neon,
dan argon masih sangat stabil.Menurut percobaan yang dilakukan Neil
Bartlett dan Lohmann, gas mulia hanya dapat bereaksi dengan unsur
Oksigen (O) dan Fosfor (F). Senyawa gas mulia yang ditemukan
pertama kali adalah XePtF6.Sehingga dapat disimpulkan bahwa:
Jari-jari atom unsur-unsur Gas Mulia dari atas ke bawah semakin
besar karena bertambahnya kulit yang terisi elektron. Energi
Ionisasi dari atas ke bawah semakin kecil karena gaya tarik inti
atom terhadap elektron terluar semakin lemah. Afinitas Elektron
unsur-unsur Gas Mulia sangat kecil sehingga hampir mendekati nol.
Titik didih unsur-unsur Gas Mulia berbanding lurus dengan kenaikan
massa atom. Titik lebur unsur-unsur Gas Mulia mengikuti sifat titik
didih.
MAKALAH GAS MULIAMaret 28, 2012 by erwantoindonesia in
Uncategorized. 1 Vote
Sejarah Gas Mulia Gas Mulia pertama kali ditemukan pada tanggal
18 Agustus 1868 oleh Pierre Janssen dan Joseph Horman Lockyer.
Ketika sedang meneliti gerhana matahari total, mereka menemukan
sebuah garis baru di spektrum sinar matahari. Mereka menyakini
bahwa itu adalah lapisan gas yang belum diketahui sebelumnya, lalu
mereka menamainya Helium. Pada tahun 1894, seorang ahli kimia
Inggris bernama William Ramsay mengidentifikasi zat baru yang
terdapat dalam udara. Sampel udara yang sudah diketahui mengandung
nitrogen, oksigen, dan karbon dioksida dipisahkan. Ternyata dari
hasil pemisahan tersebut, masih tersisa suatu gas yang tidak
reaktif (inert). Gas tersebut tidak dapat bereaksi dengan zat-zat
lain sehingga dinamakan argon (dari bahasa Yunani argos yang
berarti malas). Empat tahun kemudian Ramsay menemukan unsur baru
lagi, yaitu dari hasil pemanasan mineral kleverit. Dari mineral
tersebut terpancar sinar alfa yang merupakan spektrum gas baru.
Spektrum gas tersebut serupa dengan garis-garis tertentu dalam
spektrum matahari.Pada saat ditemukan, kedua unsur ini tidak dapat
dikelompokkan ke dalam golongan unsur-unsur yang sudah oleh
Mendeleyev karena memiliki sifat berbeda. Kemudian Ramsey
mengusulkan agar unsur tersebut ditempatkan pada suatu golongan
tersendiri, yaitu terletak antara golongan halogen dan golongan
alkali. Untuk melengkapi unsur-unsur dalam golongan tersebut.
Ramsey terus melakukan penelitian dan akhirnya dengan mempelajari
sifat-sifatnya, ia dapat menunjukkan bahwa gas-gas tersebut adalah
unsur unsur baru. yang sekarang dikenal sebagai unsur He, Ne, Ar,
Kr, serta Xe (dari hasil destilasi udara cair). Kemudian unsur yang
ditemukan lagi adalah radon yang bersifat radioaktif. Karena
penemuaanya inilah, Ramsay memperoleh Hadiah Nobel pada tahun 1904.
Pada masa itu, golongan tersebut merupakan kelompok unsur-unsur
yang tidak bereaksi dengan unsur-unsur lain (inert) dan dibri nama
golongan unsur gas mulia atau golongan nol. (purwoko.2009)Di tahun
1898, Huge Erdmann mengambil nama Gas Mulia (Noble Gas) dari bahasa
Jerman Edelgas untuk menyatakan tingkat kereaktifan Gas Mulia yang
sangat rendah. Nama Noble dianalogikan dari Noble Metal (Logam
Mulia), emas, yang dihubungkan dengan kekayaan dan kemuliaan.Sifat
Sifat Gas MuliaDengan konfigurasi elektron yang sudah penuh, gas
mulia termasuk unsur yang stabil, artinya sukar bereaksi dengan
unsur lain, sukar untuk menerima elektron maupun untuk melepas
elektron. Secara umum, sifat sifat unsur golongan gas mulia antara
lain (Purwoko. 2009):a. Afinitas ElektronDengan elektron valensi
yang sudah penuh, unsur gas mulia sangat sukar untuk menerima
elektron. Hal ini dapat dilihat dari harga afinitas elektron yang
rendah.b. Energi IonisasiKestabilan unsur-unsur golongan gas mulia
menyebabkan unsur-unsur gas mulia sukar membentuk ion, artinya
sukar untuk melepas elektron. Perhatikanlah data energi ionisasinya
yang besar sehingga untuk dapat melepas sebuah elektron (untuk
dapat membentuk ion) diperlukan energi yang besar. Helium adalah
unsur gas mulia yang memiliki energi ionisasi paling besar.c.
Jari-Jari AtomJari-jari atom unsur-unsur golongan gas mulia sangat
kecil (dalam satu golongan, semakin keatas semakin kecil) sehingga
elektron terluar relatif lebih tertarik ke inti atom. Oleh sebab
itu, atom-atom gas mulia sangat sukar untuk bereaksi.d. Wujud Gas
MuliaTitik didih dan titik leleh unsur-unsur gas mulia lebih kecil
dari pada suhu kamar (250C atau 298 K) sehinga seluruh unsur gas
mulia berwujud gas. Karena kestabilan unsur-unsur gas mulia, maka
di alam berada dalam bentuk monoatomik.e. KelarutanKelarutan gas
mulia dalam air bertambah besar dari Helium (He) hingga Radon (Rn).
Pada suhu 0 C dalam 100 ml air terlarut 1 ml He, 6 ml Ar, dan 50 ml
Rn.Kereaktifan gas mulia akan bertambah seiring dengan bertambahnya
nomor atom. Bertambahnya nomor atom akan menambah jari-jari atom
pula. Hal ini mengakibatkan gaya tarik inti atom terhadap elektron
terluar berkurang, sehingga lebih mudah melepaskan electron untuk
ditangkap oleh zat lain. Menurut percobaan yang dilakukan Neil
Bartlett dan Lohmann, gas mulia hanya dapat bereaksi dengan unsur
Oksigen (O) dan Fosfor (F). Senyawa gas mulia yang ditemukan
pertama kali adalah XePtF6. Berdasarkan urutan unsur golongan gas
mulia dalam system periodic unsur, dapat disimpulkan bahwa: Dalam
satu golongan, jari-jari atom unsur-unsur golongan Gas Mulia dari
atas ke bawah semakin besar karena bertambahnya kulit yang terisi
elektron. Energi Ionisasi dari atas ke bawah semakin kecil karena
gaya tarik inti atom terhadap elektron terluar semakin lemah.
Afinitas Elektron unsur-unsur Gas Mulia sangat kecil sehingga
hampir mendekati nol. Titik didih unsur-unsur Gas Mulia berbanding
lurus dengan kenaikan massa atom. Titik lebur unsur-unsur Gas Mulia
mengikuti sifat titik didih.Kereaktifan gas muliaUnsur unsur gas
mulia merupakan unsur unsur yang paling stabil (tidak reaktif)
diantara semua unsur yang terdapat dalam system periodic unsur.
Semua unsur gologan gas mulia berupa gas monoatomik pada
temperature kamar, tidak berbau, tidak berwarna, tidak mudah
terbakar dan juga gas yang tidak mendukung dalm proses pembakaran,
mempunyai titik leleh dan titik didih yang rendahGas mulia dalam
keadaan dasarnya memenuhi persyaratan untuk mencapai kondisi
kestabilan kimia yakni (1) tidak memiliki elektron yang tidak
berpasangan, (2) energi ionisasi sangat besar dan (3) afinitas
elektronnya negative. Sehingga, kereaktifan unsur unsur gas mulia
sangat rendah.Konfigurasi elektron Gas Mulia dijadikan sebagai
acuan bagi unsur-unsur lain dalam sistem periodic (Prakoso.
2009):2He 1s210Ne [He] 2s2 2p618Ar [Ne] 3s2 3p636Kr [Ar] 4s2 3d10
4p654Xe [Kr] 5s2 4d10 5p686Rn [Xe] 6s2 4f14 5d10 6p6Gas Mulia
sangat stabil karena konfigurasi elektronnya memenuhi kaidah duplet
(untuk Helium) dan oktet. Sehingga Gas Mulia dijadikan acuan bagi
unsur-unsur lain dalam sistem periodik untuk kestabilan suatu
unsur.Akan tetapi, beberapa reaksi dapat terjadi jika kondisinya
tersebut tidak dipenuhi sebagian. Meskipun energi ionisasi untuk
atom gas mulia besar, nilainya menurun dalam urutan sebagai
berikut, He (24.6 eV), Ne (21.6 eV), Ar (15.8 eV), Kr (14.0 eV) dan
ionisasi energi untuk Xe adalah 12.1 eV, yang lebih kecil dari
energi ionisasi untuk atom hidrogen (13.6 eV). Hal ini memberikan
indikasi bahwa kondisi (2) tidak berlaku untuk Xe.Dengan mencatat
kecenderungan ini, N. Bartlet melakukan sintesis XePtF6 dari Xe dan
PtF6 pada tahun 1962 dan juga N. H. Clasen memperoleh XeF4 melalui
reaksi termal antara Xe dan F2 pada tahun 1962. Selanjutnya, XeF2,
XeF6, XeO3, XeO4 dan beberapa senyawa gas mulia lainnya telah
berhasil disintesis dan mengakibatkan hipotesis bahwa gas mulia
adalah maka gugurlah anggapan bahwa gas mulia adalah unsur yang
tidak dapat bereaksi. Ion-ion dan atom-atom gas mulia yang
tereksitasi (He*, Ne*, Ar*, Kr*, Xe:) tidak memenuhi kondisi
(1)-(3) untuk kestabilan kimia dan mengakibatkan reaksi berikut
dapat terjadi.Dalam reaksi (a), He+ berlaku sebagai sebuah penerima
elektron yang sangat kuat. Produk reaksi (b) disebut sebagai
eksimer (excimer, excited dimers) yang digunakan sebagai osilasi
laser. Reaksi dalam (c) adalah reaksi ionisasi yang berkaitan
dengan tumbukan antara sebuah atom tereksitasi dan sebuah molekul
yang disebut sebagai ionisasi Penning (Ohno. 2009)2.1 HELIUMKata
Helium berasal dari bahasa Yunani helios = matahari. Unsur Helium
pertama kali ditemukan pada 1868, oleh astronom Prancis bernama
Pierre Jules Csar Janssen yang mendeteksi helium sebagai signatur
garis spektral kuning yang tidak diketahui dari cahaya gerhana
matahari. Janssen menemukan bukti keberadaan helium pada saat
gerhana matahari total tahun 1868 ketika dia mendeteksi sebuah
garis baru di spektrum sinar matahari. Lockyer dan Frankland
menyarankan pemberian nama helium untuk unsur baru tersebut. Pada
tahun 1895, Ramsay menemukan helium di mineral cleveite uranium.
Pada saat yang bersamaan kimiawan Swedia Cleve dan Langlet
menemukan helium di cleveite. Rutherford dan Roys pada tahun 1907
menunjukkan bahwa partikel-partikel alpha tidak lain adalah nukleus
helium (Mohsin. 2005).Helium merupakan elemen kedua terbanyak di
alam semesta. Helium dapat diproses dari gas alam, karena banyak
gas alam yang mengandung gas helium. Secara spektroskopik, helium
telah dideteksi keberadaannya di bintang-bintang, terutama di
bintang yang panas. Pemfusian hidrogen menjadi helium menghasilkan
energi yang luar biasa dan merupakan proses yang dapat membuat
matahari bersinar secara terus-menerus. Kadar helium di udara
sekitar 1 dalam 200,000. Walaupun unsure Heolium banyak terdapat
dalam berbagai mineral radioaktif sebagai produk-produk radiasi,
sebagian besar pasokan helium untuk Amerika Serikat terdapat di
sumur-sumur minyak Texas, Oklahoma, dan Kansas. Di luar AS, pabrik
ekstraksi helium hanya terdapat di Polandia, Rusia dan di India
(data tahun 1984) (Mohsin. 2005).Helium merupakan unsur kedua
terbanyak dan paling ringan di jagad raya dan salah satu unsur yang
tercipta pada saat nukleosintesis Big Bang. Dalam Jagad Raya
modern, hampir seluruh helium baru diciptakan dalam proses fusi
nuklir hidrogen di dalam bintang. Di Bumi, unsur ini dapat
terbentuk dari peluruhan radioaktif dari unsur yang lebih berat
(partikel alfa adalah nukleus helium). Setelah penciptaannya,
sebagian besar Helium terkandung di udara (gas alami) dalam
konsentrasi sampai 7% volume. Helium dimurnikan dari udara oleh
proses pemisahan suhu rendah yang disebut distilasi fraksional
(Hadiyanti. 2010).Helium merupakan gas yang ringan dan tidak mudah
terbakar, tidak berwarna dan lebih ringan dari udara. Helium (He)
ditemukan terdapat dalam gas alam di Amerika Serikat. Gas helium
mempunyai titik didih yang sangat rendah sehingga pemisahan gas
helium dari gas alam dilakukan dengan cara pendinginan sampai gas
alam akan mencair (sekitar -156 0C) dan gas helium terpisah dari
gas alam. Helium memiliki titik lebur paling rendah di antara
unsur-unsur dan banyak digunakan dalam riset dengan suhu rendah
(cyrogenic) karena titik leburnya dekat dengan 0 oK. Selain itu,
unsur ini sangat vital untuk penelitian superkonduktor.Helium
memiliki sifat unik, yaitu sebagai satu-satunya benda yang dalam
keadaan cair tidak bisa diubah bentuknya menjadi benda padat hanya
dengan menurunkan suhu. Unsur ini tetap dalam bentuknya yang cair
sampai 0 derajat Kelvin pada tekanan normal, tetapi akan segera
berbentuk padat jika tekanan udara dinaikkan. 3He dan 4He dalam
bentuk padat sangat menarik karena keduanya dapat berubah volume
sampai 30% dengan cara memberikan tekanan udara. Selain itu,
specifikasi panas helium sangat tinggi. Berat jenis gas helium pada
titik didih normal juga sangat tinggi. Molekul-molekul gasnya
mengembang dengan cepat ketika dipanaskan ke suhu ruangan. Sebuah
bejana yang diisi dengan gas helium pada 5 dan 10 Kelvin harus
diperlakukan seakan-akan berisikan helium cair karena perubahan
tekanan yang tinggi yang berasal dari pemanasan gas ke suhu
ruangan.Helium mempunyai 7 isotop yang telah diketahui: helium cair
(He-4) yang muncul dalam dua bentuk: He-4I dan He-4II dengan titik
transisi pada 2.174K. He-4I (di atas suhu ini) adalah cair, tetapi
He-4II (di bawah suhu tersebut) sangat berbeda dari bahan-bahan
kimia lainnya. Helium mengembang ketika didinginkan, dan konduksi
panas atau viskositasnya tidak menuruti peraturan-peraturan
biasanya. Secara umum, sifat sifat yang dimiliki oleh unsur elium
adalah (Puput, dkk. 2008): Nomor Atom : 2 Perioda : 1 Blok : s
Penampilan : Tak Berwarna Massa Atom : 4,003 g/mol Konfigurasi
elektron : 1s2 Jumlah elektron di tiap kulit : 2 Elektron valensi :
2 Jari-jari Atom : 31 pm Jari-jari Kovalen : 32 pm Jari-jari Van
der Waals : 140 pm Energi Ionisasi : Pertama 2372,3 kJmol-1
Struktur Kristal : Heksagonal Tertutup Fase : Gas Massa jenis : (0
oC; 101,325 kPa) 0,1786 g/L Titik lebur : (pada 2,5 Mpa) 0,95K
(-272,93 oC, -458,0 oF) Titik didih : 4,22 K (-268,93 oC, -452,07
oF) Kapasitas kalor : (25 oC) 20,786 J/(mol.K)Unsur Helium telah
banyak digunakan oleh manusia, dantaranya adalah: Sebagai gas
tameng untuk mengelas Sebagai gas pelindung dalam menumbuhkan
kristal-kristal silikon dan germanium, serta dan dalam memproduksi
titanium dan zirkonium Sebagai agen pendingin untuk reaktor nuklir
Sebagai gas yang digunakan di lorong angin (wind tunnels) Campuran
helium dan oksigen digunakan sebagai udara buatan untuk para
penyelam dan para pekerja lainnya yang bekerja di bawah tekanan
udara tinggi. Perbandingan antara He dan O2 yang berbeda-beda
digunakan untuk kedalaman penyelam yang berbeda-beda. Helium lebih
banyak digunakan dalam pengisian balon udara ketimbang hidrogen
yang lebih berbahaya. Helium digunakan dalam pengisian balon-balon
raksasa yang memasang berbagai iklan perusahaan-perusahaan besar,
termasuk Goodyear. Helium sedang dikembangkan oleh militer AS untuk
mendeteksi peluru-peluru misil yang terbang rendah. Badan Antariksa
AS NASA juga menggunakan balon-balon berisi gas helium untuk
mengambil sampel atmosfer di Antartika untuk menyelidiki penyebab
menipisnya lapisan ozon. Helium cair digunakan sebagai zat
pendingin karena memiliki titik uap yang sangat rendah. Memberi
tekanan pada bahan bakar roket.2.2 NEON (Ne)Neon adalah suatu unsur
kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Ne dan
http://id.wikipedia.org/wiki/Nomor_atom>nomor atom 10. Neon
termasuk kelompok gas mulia yang tak berwarna dan lembam (inert).
Unsur Neon pertama kali ditemukan oleh Ramsay dan Travers pada
tahun 1898. Neon terdapat dalam atmosfer hingga 1:65000 udara.
Dalam tabung vakum yang melepaskan muataaan listrik, unsur Neon
akan menyala dengan warna nyala orange kemerahan. unsur Neon
Memiliki kemampuan mendinginkan refrigerator 40 kali lipat lebih
baik dari helium cair dan 3 kali lipat lebih baik dari hidrogen
cair. Unsur Neon mempunyai sifat sifat (Puput, dkk. 2008): Nomor
Atom : 10 Perioda : 2 Blok : p Penampilan : Tak Berwarna Massa Atom
: 20,1797 g/mol Konfigurasi elektron : [He] 2s2 2p6 Jumlah elektron
di tiap kulit : 2 8 Elektron valensi : 8 Jari-jari Atom : 38 pm
Kovalen : 69 pm Van der Waals : 154 pm Energi Ionisasi : Pertama
2080,7 kJmol-1 Struktur Kristal : Kubus Fase : Gas Massa Jenis : (0
0C ; 101,325 kPa)0,9002 g/L Titik Lebur : 24,56 K (-248,59 0C,
-415,46 0F) Titik Didih : 27,07 K (-246,08 0C, -410,94 0F)
Kapasitas Kalor : (25 0C) 20,78 J/mol K Kerapatan : (25 0C) 1,207
g/ml Tekanan UapP / Pa1101001 K10 K100 K
Pada T / K121315182127
Neon dapat diperoleh dengan mencairkan udara dan melakukan
pemisahan dari gas lain dengan penyulingan bertingkat (Anonimous1.
2008). Pada tahap awal, CO2 dan uap air dipisahkan terlebih dahulu.
Kemudian udara diembunkan dengan memberikan tekanan 200 atm diikuti
pendinginan cepat. Sehingga sebagian besar udara akan berada dalam
fasa cair dengan kandungan Gas Mulia yang lebih banyak, yaitu 60%
Gas Mulia (Ar, Kr, Xe) dan sisanya 30% O2 dan 10% N2. Sisa udara
yang mengandung He dan Ne tidak mengembun karena titik didih kedua
gas tersebut sangat rendah. Gas He dan Ne akan terkumpul dalam
kubah kondensor sebagai gas yang tidak terionisasi (tidak
mencair).Neon adalah unsur yang tidak mudah bereaksi (inert).
Namun, dilaporkan bahwa Ne dapat bersenyawa dengan fluor. Namun,
hal tersebut masih menjadi pertanyaan apakah senyawa Neon tersebut
benar benar ada meskipun terdapat bukti yang menunjukkan keberadaan
senyawa tersebut. Ion Ne+, (NeAr)+, (NeH)+, dan (HeNe+) diketahui
dari analisis spektrofotometri optik dan spektrofotometrik massa.
Neon juga membentuk hidrat yang tidak stabil (Anonimous1. 2008).
Beberapa penggunaan unsur Neon dalam kehidupan sehari hari: Neon
dapat digunakan untuk pengisian bola lampu di landasan pesawat
terbang. Karena Ne menghasilkan cahaya terang dengan intensitas
tinggi apabila dialiri arus listrik. Neon cair digunakan juga
sebagai zat pendingin, indicator tegangan tinggi, penangkal petir,
dan untuk pengisi tabung-tabung televisi. Neon digunakan sebagai
penangkal petir dan pengisi tabung-tabung televisi. Neon dapat
digunakan untuk pengisi bola lampu neon.2.3 ARGON (Ar)Argon adalah
suatu unsur kimia yang disimbolkan dengan huruf Ar. Argon mempunyai
nomor atom 18 dan merupakan unsur ketiga dari golongan VIII A pada
sistem periodic unsure. Unsur Argon pertama kali ditemukan oleh
seorang ahli kimia Inggris bernama William Ramsay pada tahun 1894.
Dia mengidentifikasi zat baru yang terdapat dalam udara. Sampel
udara yang sudah diketahui mengandung nitrogen, oksigen, dan karbon
dioksida dipisahkan. Ternyata dari hasil pemisahan tersebut, masih
tersisa suatu gas yang tidak reaktif (inert). Gas tersebut tidak
dapat bereaksi dengan zat-zat lain sehingga dinamakan argon (dari
bahasa Yunani argos yang berarti malas). Argon terdapat pada di
atmospher dengan jumlah yang cukup kecil. Argon tidak baik dibawa
keluar laboratorium karena argon sangat berharga dan berguna jika
disimpan dalam silinder pada tekanan tingg.Unsur argon terdapat
dalam atmospher bumi sebesar 0,93 % yang merupakan unsur gas mulia
yang terbanyak di bumi. Isotop utama dari argon yang ditemukan
dalam bumi adalah 40Ar (99.6%), 36Ar (0.34%), dan 38Ar (0.06%).
Jumlah unsur Argon terus bertambah sejak bumi terbentuk karena
Kalium 40K yang radioaktif dapat berubah menjadi Argon secara
alami, dengan waktu paruh 1.25 x 109 tahun, Dalam atmospher, 39Ar
terbentuk dengan aktifitas sinar kosmik. 37Ar dapat terbentuk dari
peluruhan 40Ca sebagai hasil dari ledakan nuclear permukaan yang
memiliki waktu paruh 35 hari.Meskipun argon merupakan gas mulia
yang bersufat stabil. Akan tetapi, telah ditemukan bahwa argon
mempunyai beberapa bentuk senyawa. Sebagai contoh adalah pembuatan
senyawa argon hidrofluorida (HArF), suatu senyawa setengah stabil
dari argon dengan hydrogen dan fluorin.Ar + H + F HArFSenyawa ini
ditemukan dan dibuat melalui riset dan penelitian pada universitas
Helsinki tahun 2000. Meskipun pada keadaan groundstate netral,
namun senyawa HArF keberadaannya terbatas. Argon dapat berebtuk
klathrat dengan air ketika atom-atomnya terikat pada kisi-kisi
molekul air. Selain itu, ditemukan pula senyawa ion ArH+ dan ArF.
Perhitungan teori sudah menunjukkan beberapa senyawa argon dapat
menjadi stabil namun dengan sintesis yang tidak gampang dan
diketahui.Dalam air, Argon mempunyai kelarutan yang sama dengan gas
oksigen (O2) dan 2.5 kali lebih besar dari pada gas nitrogen. Argon
adalah unsur yang tidak berwarna, kurang berbau, kurang berasa, dan
tidak bersifat racun dalam bentuk gas dan cairan. Sifat sifat umum
yang dimiliki oleh unsur ini adalah (Puput, dkk. 2008): Nomor Atom
: 18 Perioda : 3 Blok : p Penampilan : Tak Berwarna Massa Atom :
39,948 g/mol Konfigurasi elektron : [He] 3s2 3p6 Jumlah elektron di
tiap kulit : 2 8 8 Elektron valensi : 8 Jari-jari Atom : 71 pm
Jari-jari Kovalen : 97 pm Jari-jari Van der Waals : 188 pm
Keelektronegatifan : - Energi Ionisasi : Pertama 1520,6 kJmol-1
Struktur Kristal : Kubus Fase : Gas Massa Jenis : (0 C, 101,325
kPa)1.784 g/L Titik Lebur : 83,80K (-189,35C, -308,83F) Titik Didih
: 87,30 K (-185,85 C, -302,53 F) Kapasitas Kalor : (25 C) 20,786
Jmol-1K-1 Panas peleburan : 1.18 kjmol-1 Panas penguapan : 6.43
kjmol-1 Kapasitas panas : 20.786 jmol-1K-1 Keadaan magnet :
nonmagnetic Tekanan UapP / Pa1101001 K10 K100 K
Pada T / K4753617187
Beberapa manfaat dari unsur Argon yang selama ini telah
digunakan adalah: Digunakan dalam pengisian tabung pemadam
kebakaran. Sebagai gas pengisi dalam bola lampu cahaya listrik,
karena argon tidak bereaksi dengan filament cahaya lampu pada
temperatur tinggi. Sebagai gas inert perisai dalam berbagai bentuk
dari pengelasan, termasuk gas inert logam saat pengelasan dan gas
pemortongan saat pengelasan. Sebagai gas inert logam, argon
biasanya sering dicampur dengan CO2 Sebagai pilihan gas pada plasma
yang digunakan dalam ICP spectroscopy Sebagai perisai yang tidak
reaktif pada proses titanium dan unsur rekatif lainnya2.4
KRIPTONKripton adalah elemen kimia dengan symbol Kr dengan nomor
atom 36. Unsur Kripton ditemukan pada tahun 1898 oleh Ramsay dan
Travers dalam residu yang tersisa setelah udara cair hampir menguap
semua. Pada tahun 1960, disetujui secara internasional bahwa satuan
dasar panjang, meter, harus didefinisikan sebagai garis spektrum
merah oranye dari 86Kr. Hal ini untuk menggantikan standar meter di
Paris, yang semula didefinisikan sebagai batangan alloy
platina-iridium. Pada bulan Oktober 1983, satuan meter, yang semula
diartikan sebagai satu per sepuluh juta dari kuadrat keliling kutub
bumi, akhirnya didefinisi ulang oleh lembaga International bureau
of Weights and Measures, sebagai panjang yang dilalui cahaya dalam
kondisi vakum selama interval waktu 1/299,792,458 detik
(Anonimous2. 2008).Kripton terdapat di udara dengan kadar1 ppm.
Atmosfer Mars diketahui mengandung 0.3 ppm kripton. Kripton padat
adalah zat kristal berwarna putih dengan struktur kubus pusat muka
yang merupakan sifat umum pada semua gas muli (Anonimous2. 2008).
Unsur Kripton mempunyai sifat sifat antara lain (Anonyuos3. 2009):
Nomor Atom : 36 Perioda : 4 Blok : p Penampilan : Tak Berwarna
Massa Atom : 83,798(2) g/mol Konfigurasi elektron : [Ar] 3d10 4s2
4p6 Jumlah elektron di tiap kulit : 2 8 18 8 Struktur Kristal :
Kubus Elektronegativitas : 3,00 (skala Pauling) Energi Ionisasi
(detil) : 1350,8 kJ/mol Jari-jari Atom : 88 pm Jari-jari Kovalen :
110 pm Jari-jari Van der Waals : 202 pm Fase : Gas, Massa Jenis :
(0 C; 101,325 kPa) 3,749 g/L Titik Lebur : 115,79 K Titik Didih :
119,93 K Titik Kritis : 209,41 K, 5,50 Mpa Kapasitas Kalor : (25
C), 20,786 J/(molK) Memiliki garis spektrum berwarna hijau terang
dan oranye.Gas kripton merupakan sejenis gas nadir, berwarna hijau
dan mempunyai spectral berwarna jingga dan merupakan salah satu
produk pembelahan uranium.. Kripton memiliki sifat inert (tidak
reaktif) dan stabil, sehingga kripton berfungsi sebagai pelindung
untuk melindungi material lain yang tidak stabil terhadap udara.
Jumlah Kripton dalam ruang tidak pasti, seperti halnya jumlah yang
diperoleh dari aktivitas yang meteoric dan ari angina badai
matahari. Pengukuran dalam menentukan jumlah Kripton disarankan
untuk melimpahkan Kripton di dalam suatu ruang (annymous4. 2008).Di
alam, kripton memiliki enam isotop stabil. Dikenali juga 1 isotop
lainnya yang tidak stabil. Garis spektrum kripton dapat dihasilkan
dengan mudah dan beberapa di antaranya sangat tajam untuk bisa
dibedakan. Awalnya kripton diduga tidak dapat bersenyawa dengan
unsur lainnya, tapi sekarang sudah ditemukan beberapa senyawa
kripton. Kripton difluorida sudah pernah dibuat dalam ukuran gram
dan sekarang sudah dapat disintesis dengan beberapa metode. Senyawa
fluorida lainnya dari asam oksi kripton pun telah dilaporkan. Ion
molekul dari ArK+ dan KrH+ telah diidentifikasi dan diinvestigasi,
demikian juga KrXe dan KrXe+ pun telah memiliki beberapa bukti
(Anonimous2. 2008). Diantara manfaat dari unsur Kripton adalah:
Digunakan dalam pengisian bola lampu blitz pada kamera. Kripton
dapat digabungkan dengan gas lain untuk membuat sinar hijau
kekuningan yang dapat digunakan sebagai kode dengan melemparkannya
ke udara. Dicampurkan dengan Argon untuk mengisi lampu induksi
Digunakan dalam beberapa bola lampu khusus seperti bola lampu
menara pada mercusuar, bola lampu landasan pacu bandara sebagai
penerangan dan penunjuk jalan bagi pesawat terbang yang akan
mendarat atau meninggalkan landasan di malam hari (Prakoso. 2009)
Kripton bercahaya putih dapat digunakan untuk efek yang bagus dalam
tabung gas warna. Kripton bercahaya putih dapat digunakan untuk
efek yang bagus dalam tabung gas warna, 85Kr dapat digunakan untuk
analisis kimia dengan menanamkan isotop kripton dalam beragam zat
padat. Selama proses ini, terbentuk kriptonate. Aktivitas
kriptonate sangat sensitif dalam reaksi kimia dalam bentuk larutan.
Karenanya, konsentrasi reaktan pun jadi dapat ditetapkan. Kripton
digunakan sebagai lampu kilat fotografi tertentu untuk fotografi
berkecepatan tinggi.2.5 XENON (Xe) Xenon (Xe) adalah suatu unsur
kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Xe dan nomor atom
54. Xenon termasuk kelompok gas mulia yang tidak berwarna, dan
tidak berbau. Xenon di temukan pertama kali oleh sir William Ramsey
dan Morris William Travers (Prakoso. 2009). Sifat sifat yang
dimiliki oleh unsur xenon (Puput, dkk. 2008): Nomor Atom : 54
Perioda : 5 Blok : p Penampilan : Tak Berwarna Massa Atom :
131,293(6) g/mol Konfigurasi elektron : [Kr] 5s2 4d10 5p6 Jumlah
elektron di tiap kulit : 2 8 18 18 8 Elektron valensi : 8 Struktur
Kristal : Kubus Elektronegativitas : 2,6 (skala Pauling) Energi
Ionisasi : 1170,4 kJmol-1 Jari-jari Atom : 108 pm Jari-jari Kovalen
: 130 pm Van der Waals : 216 pm Fase : Gas Massa Jenis : (0 C,
101,325 kPa) 5,894 g/L Titik Lebur : (101,325 kPa)161,4K (-111,7C,
-169,1F) Titik Didih : (101,325 kPa) 165,03 K (-108,12 C, -162,62
F) Kapasitas Kalor : (100 kPa,25 C) 20,786 Jmol-1K-1Anis (2009)
menjelaskan bahwa unsur Xenon merupakan salah satu produk fisi yang
cukup penting untuk diperhatikan keberadaannya, mengingat salah
satu isotop Xenon, yaitu Xe-135 bersifat sebagai racun bagi
reaktor. Xe-135 disamping dihasilkan langsung oleh inti uranium
dari proses pembelahan Uranium-235 (U-235), juga dihasilkan dari
peluruhan Iodium-135 (I-135). I- 135 tidak dihasilkan langsung dari
proses pembelahan inti, tetapi dari peluruhan Telurium- 135
(Te-135).Unsur unsur golongan gas mulia merupakan unsur unsur yang
bersifat stabil dsan tidak reaktif. Akan tetapi, unsur gas mulia
seperti xenon dan kripton dapat bereaksi dengan senyawa lain
membentuk senyawa baru. Penemuan senyawa gas mulia dipelopori oleh
Neil Bartlett pada tahun 1962. Ia meneliti senyawa platina(IV)
fluoride dan mendapatkan sebagai agen oksidator yang sangat kuat
yang mampu mengoksidasi gas dioksogen menjadi senyawa ionic
O2+PtF6-. Oleh karena energi ionisasi pertama xenon hamper sama
denga energi ionisasi pertama dioksigen, Bartlett percaya bahwa
senyawa kuning xenon analog dengan senyawa dioksigen dan dapat
disintetis untuk membentuk Xe+PtF6-. Senyawa ini terbukti dapat
disintetis meskipun rumusnya tidak sesederhana itu. Setelah itu,
sintetesis senyawa gas mulis berhasil dikembangkan khususnya dengan
unsur unsur dengan keelektronegatifitas tinggi seperti unsur F dan
O (Sugiarto. 2004).Pada tahun yang sama, Bartlett juga berhasil
mensintesis senyawa xenon dengan rumus XeF6 berwarna jingga-kuning.
Selain itu, Xenon juga dapat bereaksi dengan fluor secara langsung
dalam tabung nikel pada suhu 400 C dan tekanan 6 atm menghasilkan
xenon tetrafluorida, berupa padatan tidak berwarna dan mudah
menguap.Xe(g) + 2F2(g) XeF4(s)Xe, bereaksi dengan unsur yang paling
elektronegatif, misalnya fluorin, oksigen, dan khlorin dan dengan
senyawa yang mengandung unsur-unsur ini, misalnya platinum
fluorida, PtF6. Walaupun senyawa xenon pertama dilaporkan tahun
1962 sebagai XePtF6, penemunya N. Bartlett, kemudian mengoreksinya
sebagai campuran senyawa Xe[PtF6]x (x= 1-2). Bila campuran senyawa
ini dicampurkan dengan gas fluorin dan diberi panas atau cahaya,
flourida XeF2, XeF4, dan XeF6 akan dihasilkan. XeF2 berstruktur
linear, XeF4 bujur sangkar, dan XeF6 oktahedral terdistorsi.
Walaupun preparasi senyawa ini cukup sederhana, namun sukar untuk
mengisolasi senyawa murninya, khususnya XeF4. Hidrolisis
fluorida-fluorida ini akan membentuk senyawa oksida. XeO3 adalah
senyawa yang sangat eksplosif. Walaupun XeO3 stabil dalam larutan,
dimana larutannya adalah oksidator sangat kuat. Tetraoksida XeO4,
adalah senyawa xenon yang paling mudah menguap. Senyawa M[XeF8] (M
adalah Rb dan Cs) sangat stabil dan tidak terdekomposisi bahkan
dipanaskan hingga 400 oC sekalipun. Jadi, Xenon membentuk senyawa
dengan valensi dua sampai delapan. Fluorida-fluorida ini digunakan
juga sebagai bahan fluorinasi.Table. Senyawa Xenon dengan Unsur
yang Mempunyai Elektronegatifitas TinggiFormulaNameO.Sm.p
(0C)Structure
XeF2Xenon difluoride+2129Linear
XeF4Xenon tetrafluoride+4117Square planar
XeF6XeO3XeO2F2XeOF4Xenon hexafluorideXenon
trioxide+6+6+6+649,6Explodes30,8-46Distorted OctahedronPyramidal
(tetrahedral with one corner unoccupied)Trigonal bipyramidal (with
one position unoccupied)Square pyramidal (octahedral with one
position unoccupied)
XeO4XeO3F2Ba2[XeO3]4-Xenon TetraoxideBarium
perxenat+8+8+8-35.9-54.1dec.>300TetrahedralTrigonal
bipyramidOctahedral
O.S = Oxidation statem.p = melting pointBentuk geometri yang
dimiliki oleh senyawa dari unsur Xenon tergantung pada bilangan
koordinasi dan adanya pasangan electron bebas yang dimilki oleh
Xenon dalam senyawa tersebut. Pembentukan senyawa dari unsur Xenon
dapat dijelaskan dengan konsep hibridisasi orbital. Seperti
pembentukan XeF2 yang dari hasil eksperimen mempunyai struktur
geometri linear:
5s 5p 5d
Atom Xe (keadaan dasar): [Kr] 4d105s 5p 5d
Atom Xe (keadaan eksitasi) [Kr] 4d10
Sp3d 5d
Atom Xe (keadaan hibridisasi) [Kr] 4d10 Sp3d 5d
Atom Xe (dalam XeF2) [Kr] 4d10 Untuk membentuk senyawa XeF2,
satu elektron pada orbital 5p harus dipromosikan ke sub kulit 5d
yang diikuti dengan hibridisasi orbital 5s, 5p dan dx membentuk
orbital hibrida sp3d. Dua elektron yang tidak berpasangan tersebut
akan digunakan untuk berikatan dengan dua unsur F. Pembentukan
senyawa Xenon lain dapat dijelaskan pula dengan konsep hibridisasi
seperti pada pembentukan senyawa XeF2Xenon Fluorida Unsur xenon
dengan fluorin akan membentuk tiga macam senyawa fluoride, yakni
XeF2, XeF4, dan XeF6 menurut persamaan reaksi:400 oC, 1 atm
600 oC, 6 atm
Xe(g) + 2F2(g) XeF2(s) (Xe berlebih)300 oC, 60 atm
Xe(g) + 2F2(g) XeF4(s) (Xe : F2 = 1 : 5)Xe(g) + 3F2(g) XeF6(s)
(Xe : F2 = 1 : 20)Ketiga senyawa Xenon fluoride tersebut berupa
padatan putih dan stabil terhadap disosiasi menjadi unsur unsurnya
pada kondisi kamar. Gemetri senyawa senyawa Xenon fluoride tersebut
sesuai dengan bentuk ramalan geometri teori VSEPR.Senyawa Xenon
heksafluoride (XeF6) dengan enam pasangan electron ikatan dan satu
pasangan electron menyendiri di seputar ion pusat Xe mempunyai
konfigurasi AX6E (A adalah unsur Xe, X adalah substituent yang
terikat pada Xe dan E adalah pasangan electron bebas) membentuk
struktur oktahedral terdistorsi.Gambar 2.1 Kristal XeF6Senyawa XeF6
dapat bereaksi dengan air ataupun dengan senyawa silika
menghasilkan senyawa Xenon oksida:XeF6+ H2O XeOF4 + 2HXeF6+ Si2O2
XeOF4 + SiF4Senyawa XeF6 dapat membentuk senyawa kompleks dengan
senyawa lain misalkan RbF dan CsF:XeF6 + RbF Rb+[ XeF7]-50 oC
Dengan pemanasan, XeF7 akan terdekomposisi menjadi:2Cs+[ XeF7]-
XeF6 + Cs2[ XeF6]Senyawa Xenon tetrafluoride (XeF4) mempunyai
bilangan koordinasi 6 dengan empat pasangan electron ikatan dan dua
pasangan electron menyendiri (AX4E2) membentuk struktur bujur
sangkar. Senyawa Xenon tetrafluoride (XeF4) dapat bereaksi dengan
air membentuk senyawa xenon trioksida:6 XeF4 + 12H2O XeO3 + 4Xe +
3O2 + 24HFSelain itu, senyawa XeF4 dapat bereaksi dengan
unsur/senyawa lain membentuk unsur Xe kembali:XeF4 +2SF4 Xe +
2SF6XeF4 + Pt Xe + PtF4XeF4 + C6H6 Xe + C6H5F + HFSenyawa kompleks
yang terbentuk dari senyawa XeF4 hanya dapat dijumpai dalam jumlah
yang kecilSenyawa Xenon difluoride (XeF2) mempunyai bilangan
koordinasi 5 dengan 2 pasangan electron ikatan dan 3 pasangan
electron menyendiri (AX2E3) mempunyai struktur linear. Senyawa
Xenon difluoride (XeF2) dapat bereaksi dengan air membentuk unsur
Xenon:2 XeF2 + 2H2O 2Xe + O2 + 4HFSenyawa XeF2 dapat membentuk
kompleks dengan senyawa florida logam (florida yang berikatan
dengan logam transisi) seperti: NbF5, TaF5, RuF5, OsF5, RhF5, IrF5,
dan PtF5.XeF2 . MF5 [XeF]+[MF6]-XeF2 . 2MF5 [XeF]+[MF11]-Xenon
OksidaUnsur Xenon dapat membentuk dua senyawa oksida, yakni Xenon
trioksida dan Xenon tetraoksida. Senyawa Xenon tetraoksida berupa
gas yang mudah meledak dengan struktur geometri tetrahedral.
Senyawa ini dipreparasi dari reaksi antara barium perxenat dengan
asam sulfat pekat menurut persamaan reaksi (Sugiarto.
2004):Ba2XeO64-(aq) + 2 H2SO4 (pekat) 2BaSO4(s) + XeO4(g) +
2H2O(l)Xenon trioksida berupa padatan lembab cair, tidak berwarna,
mudah meledak dan bersifat sebagai oksodator kuat dengan bentuk
geometri segitiga piramida. Xenon trioksida berupa padatan lembab
cair, tidak berwarna, mudah meledak dan bersifat sebagai oksodator
kuat dengan bentuk geometri segitiga piramida dan dapat bereasi
dengan basa encer menghasilkan ion hidrogenxenat:XeO3(s) + NaOH(aq)
Na+[HXeO4]-(aq) (sodium xenate)Ion ini tidak stabil dan akan
mengalami disproporsionasi menjadi gas xenon dan ion perxenat
sesuai dengan reaksi:[HXeO4]- (aq) + 2OH-(aq) [XeO64-](aq)+ Xe (g)
+ O2(g) + 2H2O(l)(ion perxenat) Senyawa Xenon trioksida dapat
bereaksi dengan XeF6 sesuai dengan persamaan reaksi:XeO3 + 2XeF6
XeOF4XeO3 + XeOF4 2XeO2F2Kombinasi Xenon untuk Penyimpanan Molekul
Hidrogen (H2)Para ilmuwan di Carnegie Institution menemukan untuk
pertama kalinya bahwa tekanan tinggi dapat digunakan untuk membuat
materi unik penyimpanan hidrogen. Penemuan membuka jalan bagi cara
baru untuk mengatasi masalah penyimpanan hidrogen ini (Anonimous.
2009) Para peneliti menemukan bahwa secara normal tidak reaktif,
Kombinasi gas mulia xenon dengan molekul hidrogen (H2) di bawah
tekanan berbentuk padat yang sebelumnya tidak dikenal dengan ikatan
kimia yang tidak biasa. Percobaan pertama kalinya elemen-elemen ini
digabungkan untuk membentuk senyawa yang stabil. Penemuan keluarga
materi baru yang dapat meningkatkan teknologi baru hidrogen.Maddury
Somayazulu, kimiawan dari Carnegies Geophysical Laboratory,
menjelaskan, Unsur-unsur mengubah konfigurasi bila ditempatkan di
bawah tekanan, seperti penyesuaian diri muatan sebagai pemenuhan
elevator penuh. Kami mengendalikan serangkaian campuran gas xenon
dalam kombinasi dengan hidrogen bertekanan tinggi dalam landasan
sel berlian. Di sekitar 41.000 kali tekanan permukaan laut (1
atmosfer), atom-atom disusun menjadi sebuah struktur kisi yang
didominasi oleh hidrogen, tetapi diselingi dengan lapisan terikat
secara longgar pasang xenon. Ketika kita meningkatkan tekanan,
seperti tuning radio, jarak antar ikatan pasangan xenon berubah
seperti yang teramati di dalam metalik padat xenon.Para peneliti
mengambarkan senyawa pada tekanan yang berbeda-beda dengan
menggunakan difraksi sinar-X, inframerah, dan Raman spektroskopi.
Ketika mereka melihat bagian dari struktur xenon, disadari bahwa
interaksi xenon dengan hidrogen di sekitarnya bertanggung jawab
atas stabilitas yang tidak biasa dan perubahan terus-menerus dalam
jarak antar xenon sebagai tekanan yang disesuaikan dari 41.000 ke
255.000 atmosfer.Para astrokimiawan dan geokimiawan telah lama
penasaran dengan fakta bahwa gas mulia xenon itu jauh lebih sedikit
ditemukan di atmosfir dan di kulit bumi dibanding di matahari
(dilihat dari spektrum sinarnya) dan meteor-meteor. Satu penjelasan
yang diberikan adalah bahwa unsur ini tersembunyi dalam senyawa
kimia yang terbentuk pada temperatur dan tekanan yang sangat tinggi
di inti bumi (Walaupun secara umum gas-gas mulia bersifat inert,
akan tetapi sebagian dari mereka, terutama argon dan xenon dapat
membentuk senyawa kimia) (Loudon. 2003)Jules Verne, seorang novelis
fiksi sains bangsa Perancis abad ke-19 pernah menulis buku dengan
judul Journey to the Center of the Earth pada tahun 1864. Di dalam
novel ini dia bercerita tentang seorang ilmuwan yang menemukan
jalan menuju ke pusat bumi melalui gunung berapi yang sudah tidak
aktif lagi. Ide yang dicetuskan Verne sangat maju untuk waktu itu.
Bahkan sampai sekarang pun, keinginan manusia untuk menjelajahi
perut bumi sampai ke dasarnya belum terealisasikan. Banyak para
ilmuwan (termasuk kimiawan yang penasaran ingin membuktikan
penjelasan tentang xenon di atas) yang ingin dapat ikut serta dalam
penjelajahan tersebut kalau sudah ada kendaraan yang diciptakan
khusus untuk ekspedisi ini.Tetapi justru karena belum adanya
kendaraan inilah, para geokimiawan di University of California,
Berkeley putar otak untuk membuktikan penjelasan tersebut dengan
cara lain. Satu tim ilmuwan yang dipimpin oleh Wendel A. Caldwell
dan Raymond Jeanloz mencoba membuat senyawa kimia antara unsur besi
dan xenon pada suhu 3000 K dan tekanan sampai 70 Gpa di dalam
diamond anvil cell yang dipanasi dengan laser. Mereka memonitor
hasilnya memakai teknik difraksi sinar X, yang pada prinsipnya
adalah memonitor perubahan jarak antar atom-atom. Walaupun mereka
berhasil melihat perubahan fase unsur xenon itu sendiri (yang
biasanya memang terbentuk pada kondisi ekstrim yang mereka tiru di
lab), tetapi mereka tidak mendeteksi terbentuknya senyawa antara
xenon dan besi. Mereka pun menyelidiki lebih mendalam masalah ini
memakai teori-teori kimia yang mereka kuasai. Ternyata setelah
menghitung-hitung senyawa hipotesa xenon dan besi, mereka
berkesimpulan bahwa ikatan kimia yang terbentuk antara atom-atom
Xe-Fe terlalu lemah dan energi yang dihasilkan tidak dapat melepas
ikatan Fe-Fe yang lebih kuat.para ilmuwan tersebut akhirnya
menyatakan bahwa problem ini harus dijelaskan dengan mekanisme yang
lain. Mereka berkesimpulan, pola keberadaaan gas-gas mulia ini
sepertinya terbentuk sebelum bumi dan planet-planet lain terbentuk
secara sempurna; bukannya berubah setelah itu karena
terperangkapnya gas-gas di inti bumi.Beberapa penggunaan Xenon dalm
kehidupan sehari hari adalah (Puput, dkk. 2008): Xenon biasa
digunakan untuk mengisi lampu blizt pada kamera. Isotop-nya dapat
digunakan sebagai reaktor nuklir. Xenon dapat digunakan dalam
pembuatan lampu untuk bakterisida (pembunuh bakteri). Xenon
digunakan dalam pembuatan tabung electron (Purwoko. 2009).2.6 RADON
(Ra)Unsur Radon ditemukan pada tahun 1900 oleh Dorn, yang
menyebutnya sebagai emanasi (pancaran) radium. Pada tahun 1908,
Ramsay dan Gray, yang menamakannya niton, mengisolasi unsur
tersebut dan menetapkan kerapatannya, kemudian diketahui bahwa
unsur ini adalah gas terberat dari semua unsur yang telah ditemukan
saat itu. Radon bersifat inert dan menempati posisi terakhir pada
grup gas mulia pada Tabel Periodik. Sejak tahun 1923, unsur ini
baru dinamakan radon (Anonimous2. 2008).Radon dapat di temukan di
beberapa mata air dan
http://id.wikipedia.org/wiki/Mata_air_panas>mata air panas. Rata
rata, terdapat satu molekul radon dalam 1 x 1021 molekul udara.
Kota Misasa, Jepang, terkenal karena mata airnya yang kaya dengan
radium yang menghasilkan radon. Radon dibebaskan dari tanah secara
alamiah, apalagi di kawasan bertanah di Granit. Radon juga mungkin
dapat berkumpul di ruang bawah tanah dan tempat tinggal (Namun ini
juga bergantung bagaimana rumah itu di rawat dan ventilasinya). Di
dalam bumi, secara alamiah, terdapat radiasi alam, yang sudah ada
sejak terbentuknya bumi. Sesuai dengan teori terbentuknya bumi,
maka unsur berat akan berada di bagian dalam perut bumi, sedangkan
unsur ringan akan berada di bagian luar. Gas radon berpotensi
keluar dari perut bumi, karena berbagai peristiwa geologi atau ulah
manusia. Radon merupakan hasil peluruhan U-238, dan selanjutnya
akan meluruh dengan memancarkan partilkel alfa dan membentuk isotop
tak stabil Polonium-218 (padatan) dan selanjutnya menjadi Po-214
sampai akhirnya membentuk isotop stabil Pb-206 (Budi. 2009)Sifat
Sifat Unsur RadonRadon adalah suatu unsur kimia dalam sistem
periodik yang memiliki nomor atom 86. Radon merupakan unsur yang
termasuk dalam golongan gas mulia dan juga unsur radioaktif.
Rata-rata, satu bagian radon terdapat dalam 1 x 1021 bagian udara.
Pada suhu biasa, radon tidak berwarna, tetapi ketika didinginkan
hingga mencapai titik bekunya, radon memancarkan fosforesens yang
teerang, yang kemudian menjadi kuning seiring menurunnya suhu.
Radon berwarna merah sindur pada suhu udara cair. Sifat-sifat yang
dimiiki oleh unsur Radon (Puput, dkk. 2008): Nomor Atom : 86
Perioda : 6 Blok : p Penampilan : Tak Berwarna Massa Atom : (222)
g/mol Konfigurasi elektron : [Xe] 4f14 5d10 6s2 6p6 Jumlah elektron
di tiap kulit : 2 8 18 32 18 8 Elektron valensi : 8 Struktur
Kristal : Kubus Elektronegativitas : 2,2 (skala Pauling) Energi
Ionisasi : 1037 kJmol-1 Jari-jari Atom : 120 pm Jari-jari Kovalen :
145 pm Fase : Gas Massa Jenis : (0 C, 101,325 kPa) 5,894 g/L Titik
Lebur : 202K (-71.15C, -96F) Titik Didih : 211.3 K (-61.85 C, -79.1
F) Kapasitas Kalor : (25 C) 20.786 Jmol-1K-1 Radon didapat dari
disintergrasi Radium. 88Ra 86Rn+2HeUnsur Radon mempunyai 20 isotop
yang saat ini telah diketahui. Radon-222, berasal dari radium,
memilliki paruh waktu 3.823 hari dan merupakan pemancar partikel
alfa; Radon-220 berasal dari thorum dan disebut thoron, memiliki
masa paruh 55.6 detik dan juga merupakan pemancar partikel alfa.
Radon-219 berasal dari actinium dan karenanya disebut actinon,
memiliki masa paruh 3.96 detik dan termasuk pemancar alfa.
Diperkirakan bahwa setiap satu mil persegi tanah dengan kedalaman 6
inch mengandung 1 gram radium, yang melepaskan radon dalam jumlah
yang sedikit ke udara. Radon terdapat di beberapa air panas alam,
seperti yang berada di Hot Springs, Arkansas.Ancaman Unsur
RadonIndonesia, sebagai negeri vulkanik terkaya di dunia serta
daerah gempa, mempunyai potensi ancaman besar dari gas radon ini.
Radon akan mudah keluar ke permukaan berkaitan dengan aktivitas
vulkanik. Pada suhu yang tinggi, radon akan terlepas dari perangkap
batuan dan keluar melalui saluran yang ada. Sebuah penelitian yang
dilakukan oleh BATAN (Sjarmufni dkk) yang dilakukan pada tahun 2001
dan 2002 di daerah Gunung Rowo dan patahan Tempur, Muria Jawa
Tengah, menunjukkan hasil pengukuran gas radon yang cukup
signifikan. Gas tersebut terlepas sebagai akibat kegiatan magmatik
dan aktivasi patahan. Pengukuran menunjukkan bahwa aktivitas gas
radon mencapai sekitar 10-50 pCi. Zona-zona patahan dan rekahan
(sheared fault zone), juga perlu diwaspadai karena merupakan jalan
yang baik bagi radon untuk lepas ke permukaan.Radon bersifat sangat
toksik, dikarenakan sifat radioaktivitasnya yaitu sebagai pemancar
zarah alfa. Selain karena radiasi alfa dari radon itu sendiri, anak
luruh radon seperti polonium yang juga radioaktif dan Pb-204 yang
bersifat toksik akan terdeposit di paru-paru. Gas radon dapat masuk
ke dalam paru-paru kita ketika kita menghirup udara (inhalasi). Sel
didominasi oleh air, sehingga interaksi radiasi dengan air akan
menghasilkan berbagai ion, radikal bebas dan peroksida yang
bersifat oksidator kuat. Molekul-molekul protein, lemak, enzim, DNA
dan kromosom ini akan terserang oleh radikal bebas dan peroksida,
dalam proses biokimia, yang akan berakibat pada efek somatik dan
genetik.Dalam sebuah eksperimen yang dilakukan oleh Bradford D.
Loucas, seorang ilmuwan dari Columbia University, Amerika Serikat,
penyinaran radiasi partikel alfa dengan energi 90 keV/mm telah
mengakibatkan pengaruh yang signifikan pada kondensasi dan
fragmentasi kromosom. Bandingkan dengan partikel alfa yang
dipancarkan oleh anak luruh radon di dalam jaringan yang setara
dengan 90 sampai 250 keV/mm.Selain itu, unsur Radon merupakan gas
yang bersifat karsinogen. Radon harus ditangani dengan hati-hati
seperti bahan material radioaktif lainnya. Bahaya langsung radon
berasal dari masuknya radon lewat jalan pernafasan dalam bentuk gas
ataupun debu radon di udara. Ventilasi yang baik harus dipersiapkan
di mana radium, torium atau actinium disimpan untuk mencegah
bertambahnya radon. Bertambahnya radon (radon build-up) merupakan
salah satu pertimbangan dalam pertambangan uranium. Baru -baru ini,
radon build-up telah dikhawatirkan terdapat di rumah-rumah.
Terpapar dengan radon dapat menyebabkan kanker paru-paru. Di
Amerika Serikat, sangat direkomendasikan tindakan perbaikan bila
udara di rumah mngandung Radon sebesar 4 pCi/l.Gejala yang terjadi
sangat lambat, sehingga sulit untuk mendeteksinya (no immediate
symptoms). Menurut hasil penelitian di Amerika Serikat, gas radon
memberikan kontribusi terjadinya kanker paru-paru sejumlah 7000
sampai 30.000 kasus setiap tahunnya. Organisasi kesehatan dunia
(WHO) dan EPA (Environmental Protection Agency) telah
mengklasifikasikan gas radon sebagai bahan karsinogen (penyebab
kanker) kelas A, dan di Amerika Serikat termasuk penyebab kanker
paru kedua setelah rokok. Pernyataan ini telah didukung oleh studi
epidemiological evidence para pekerja tambang yang terpapar radiasi
dari gas radon secara lebih intensif, melalui uji cause-effect
antara paparan radon dan angka kematian kanker paru-paru (dose and
respon curve). Efek radon dalam jumlah aktivitas yang kecil (dari
alam), bersifat probabilistik (stokastik), artinya peluang atau
kebolehjadian terkena efek tergantung pada dosis yang diterima.
Semakin besar dosis yang diterima, berarti peluang terkena kanker
paru-paru akan semakin besar, namun tidak ada kepastian untuk
terkena efek tersebut. Meskipun risiko gas radon bersifat
probabilistik, namun angka penderita kanker paru-paru akibat
paparan gas radon tersebut harus tetap kita waspadai. Terlebih,
kita tinggal di daerah vulkanik dan rentan gempa, yang sangat
memungkinkan terjadinya emanasi gas radon. Asap rokok
dikombinasikan dengan paparan radiasi radon akan memberikan efek
sinergistik terjadinya kanker paru.EPA telah merekomendasikan bahwa
jika di dalam rumah terdapat aktivitas gas radon melebihi 4
pCi/liter, maka harus ada perbaikan rumah. Cara mengurangi kadar
radon di dalam rumah antara lain dengan penyediaan ventilasi yang
cukup agar radon terdilusi dan terjadi sirkulai udara. Cara lain
misalnya dengan membuat pompa penghisap pada sumber radon dan
mengalirkannya ke luar, atau pemilihan desain pondasi yang tepat.
Tes kadar radon secara periodik menggunakan detektor sintilasi
perlu dipertimbangkan untuk mengetahui anomali kadar radon,
sehingga dapat diambil tindakan secepatnya. Di negara maju, tes
radon di rumah-rumah sudah jamak dilakukan. Rumah dan gedung
perkantoran akan mempunyai nilai jual yang lebih tinggi jika tidak
mempunyai problem radon.Di samping efek negatifnya, alam selalu
memberikan keseimbangan. Beberapa manfaat dari unsur Radon adalah
(Prakoso. 2009): Radon sangat bermanfaat sebagai alat pendeteksi
dini kegiatan vulkanik, sehingga dapat berperan dalam memitigasi
bencana gunung api, meskipun sampai saat ini masih dalam skala
eksperimen. Radon terkadang digunakan oleh beberapa rumah sakit
untuk kegunaan terapeutik. Radon juga digunakan dalam pendidikan
hidrologi, yang mengkaji interaksi antara air bawah tanah dan
sungai pengikatan radon dalam air sungai merupakan petunjuk bahwa
terdapat sumber air bawah tanah.