Top Banner
SALAM REDAKSI Mereka yang berjuang untuk negeri ini, mereka yang rela berkorban, mereka yang sangat berani untuk memastikan kita semua menikmati kemerdekaan Indonesia hari ini. Jiwa kepahlawanan ada di diri kita, setiap hari kita semua berjuang untuk memastikan anak-anak kita dapat merayakan kemerdekaannya. Anak-anak kita dapat terpenuhi hak-haknya untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas, untuk bisa mengembangkan potensi terbaiknya dan mengapai mimpi-mimpinya. Dalam edisi kedua Warta Tunas Cilik #BerpihakPadaAnak, kami ingin berbagi cerita dari para pahlawan yang sangat berani, yang rela Terimakasih kepada para ayah yang hadir dalam pengasuhan anak- anaknya, yang tidak membiarkan ibu mengasuh anak-anaknya seorang diri, terimakasih kepada para ibu yang tanpa letih bangun sebelum fajar untuk memastikan anak-anak mendapat nutrisi yang bergizi, terimakasih kepada para kakak yang menjaga saudaranya dengan baik sehingga tidak ada anak yang mendapatkan kekerasan, terimakasih kepada para guru yang tanpa letih berjuang untuk memastikan setiap anak bagaimanapun kondisinya mendapatkan pendidikan yang berkualitas sampai di tingkat yang paling tinggi, terimakasih kepada semua orang dewasa yang selalu menjadi panutan dan idola bagi anak-anak kita. Siapakah Para Pahlawan itu? lorem ipsum dolor sit amet Edisi 2 / November 2018 KITA SEMUA PAHLAWAN PARTNER OF Yayasan Sayangi Tunas Cilik Cerita tentang Semangat Keberpihakan pada Anak dari Jawa Barat dalam Situasi Normal maupun Krisis WARTA #BerpihakPadaAnak
11

Siapakah Para Pahlawan itu? · Yani tersenyum hangat melihat tingkah laku anak didiknya. “Semangat menolong mereka begitu terasa bukan?” ungkapnya sembari ... seorang tetangga

Mar 03, 2019

Download

Documents

vuongphuc
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Siapakah Para Pahlawan itu? · Yani tersenyum hangat melihat tingkah laku anak didiknya. “Semangat menolong mereka begitu terasa bukan?” ungkapnya sembari ... seorang tetangga

Front Coveri

SALAM REDAKSI

Mereka yang berjuang untuk negeri ini, mereka yang rela berkorban, mereka yang sangat berani untuk memastikan kita semua menikmati kemerdekaan Indonesia hari ini.

Jiwa kepahlawanan ada di diri kita, setiap hari kita semua berjuang untuk memastikan anak-anak kita dapat merayakan kemerdekaannya. Anak-anak kita dapat terpenuhi hak-haknya untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas, untuk bisa mengembangkan potensi terbaiknya dan mengapai mimpi-mimpinya.

Dalam edisi kedua Warta Tunas Cilik #BerpihakPadaAnak, kami ingin berbagi cerita dari para pahlawan yang sangat berani, yang rela berkorban dan terus berjuang bagi anak-anak Indonesia. Cerita para guru, cerita para orang tua, serta cerita para inspirasi bagi anak-anak Indonesia. Mereka adalah kita semua, kita semua adalah pahlawan.

Terimakasih kepada para ayah yang hadir dalam pengasuhan anak-anaknya, yang tidak membiarkan ibu mengasuh anak-anaknya seorang diri, terimakasih kepada para ibu yang tanpa letih bangun sebelum fajar untuk memastikan anak-anak mendapat nutrisi yang bergizi, terimakasih kepada para kakak yang menjaga saudaranya dengan baik sehingga tidak ada anak yang mendapatkan kekerasan, terimakasih kepada para guru yang tanpa letih berjuang untuk memastikan setiap anak bagaimanapun kondisinya mendapatkan pendidikan yang berkualitas sampai di tingkat yang paling tinggi, terimakasih kepada semua orang dewasa yang selalu menjadi panutan dan idola bagi anak-anak kita.

Terimakasih telah menjadi pahlawan. Selamat Hari Pahlawan!

November 2018Redaksi

Siapakah Para Pahlawan itu?

lorem ipsum dolor sit amet

Edisi 2 / November 2018

KITA SEMUAPAHLAWAN

PARTNER OF

Yayasan Sayangi Tunas Cilik

Cerita tentang Semangat Keberpihakan pada Anak dari Jawa Baratdalam Situasi Normal maupun Krisis

WARTA

#BerpihakPadaAnak

Page 2: Siapakah Para Pahlawan itu? · Yani tersenyum hangat melihat tingkah laku anak didiknya. “Semangat menolong mereka begitu terasa bukan?” ungkapnya sembari ... seorang tetangga

Pendahuluan1

DAFTAR ISI

Apabila anda memiliki informasi, pertanyaan, maupun keluhan silahkan hubungi: [email protected] atau Whatsapp ke 08112281836 (Aisha)

01 SALAM REDAKSI

SALAM REDAKSI

15 MOZAIK

14 BERMAIN BERSAMA: TAS SIAgA BENcANA

12 SELALU ADA JALAN

09 TRI: BELAJAR MENyENANgKAN DENgAN TANDUR

07 PARA INSPIRASI: ASIAN PARA gAMES

0402 SOLIDARITAS UNTUK

LOMBOK DAN PALU

SLB AL-FITHRI: Keberadaan Anak Disabilitas Tidak Boleh Terlupakan

Terima kasih kepada para ayah yang hadir dalam pengasuhan anak-anaknya, yang tidak membiarkan ibu mengasuh anak-anaknya seorang diri, terima kasih kepada para ibu yang tanpa letih bangun sebelum fajar untuk memastikan anak-anak mendapat nutrisi yang bergizi, terima kasih kepada para kakak yang menjaga saudaranya dengan baik sehingga tidak ada anak yang mendapatkan kekerasan, terima kasih kepada para guru yang tanpa letih berjuang untuk memastikan setiap anak bagaimanapun kondisinya mendapatkan pendidikan yang berkualitas sampai di tingkat yang paling tinggi, terima kasih kepada semua orang dewasa yang selalu menjadi panutan dan idola bagi anak-anak kita.

Terima kasih telah menjadi pahlawan. Selamat Hari Pahlawan!

November 2018Redaksi

Mereka yang berjuang untuk negeri ini, mereka yang rela berkorban, mereka yang sangat berani untuk memastikan kita semua menikmati kemerdekaan Indonesia hari ini.

Jiwa kepahlawanan ada di diri kita, setiap hari kita semua berjuang untuk memastikan anak-anak kita dapat merayakan kemerdekaannya. Anak-anak kita dapat terpenuhi hak-haknya untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas, untuk bisa mengembangkan potensi terbaiknya dan mengapai mimpi-mimpinya.

Dalam edisi kedua Warta Tunas Cilik #BerpihakPadaAnak, kami ingin berbagi cerita dari para pahlawan yang sangat berani, yang rela berkorban dan terus berjuang bagi anak-anak Indonesia. Cerita para guru, cerita para orang tua, serta cerita para inspirasi bagi anak-anak Indonesia. Mereka adalah kita semua, kita semua adalah pahlawan.

Siapakah Para Pahlawan itu?

Page 3: Siapakah Para Pahlawan itu? · Yani tersenyum hangat melihat tingkah laku anak didiknya. “Semangat menolong mereka begitu terasa bukan?” ungkapnya sembari ... seorang tetangga

PROFIL YAYASAN SAYANGI TUNAS CILIKPROFIL YAYASAN SAYANGI TUNAS CILIK32

Anak-anak adalah pihak yang paling rentan ketika terjadi bencana. Mereka rentan terhadap trauma, malnutrisi, dan penyakit. Kami menyediakan bantuan darurat dan memberikan dukungan emosional kepada anak-anak selama masa tanggup darurat. Kami juga mendukung masyarakat untuk membangun kembali hidup mereka pasca tanggap darurat bencana.Pada bencana alam yang terjadi di Lombok dan Palu, dalam kurun waktu 24 jam pertama, kami turun langsung dan terus berusaha menjangakau dan memenuhi hak-hak anak yang menjadi korban.

Aktivitas terbaru YSTC terkait gempa di Lombok:

Kampanye Kembali ke Sekolah Yayasan Sayangi Tunas Cilik mitra Save the Children menyampaikan tiga rekomendasi terkait pendidikan dalam situasi darurat:a. Finalisasi modul/petunjuk teknis

pendidikan dalam situasi darurat.b. Adanya modul pembelajaran di sekolah

darurat yang mencakup dukungan psikososial bagi peserta didik.

c. Adanya kebijakan di tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan nasional tentang penyediaan dan peningkatan kapasitas guru untuk pendidikan dalam situasi darurat.

Aktivitas terbaru YSTC terkait gempa dan tsunami di Palu, Donggala, dan Sigi:

Reunifikasi YSTC telah membentuk prosedur pelacakan dan reunifikasi keluarga dengan lembaga lain untuk membantu menyatukan kembali anak-anak yang terpisah dengan keluarga mereka, serta menyiapkan sistem perlindungan anak dan mekanisme pelaporan untuk menjaga anak-anak tetap aman dan terlindungi di situasi bencana.

SOLIDARITAS UNTUK LOMBOK

DAN PALU

Page 4: Siapakah Para Pahlawan itu? · Yani tersenyum hangat melihat tingkah laku anak didiknya. “Semangat menolong mereka begitu terasa bukan?” ungkapnya sembari ... seorang tetangga

HEADER TITLEHEADER TITLE

LIPUTAN KHUSUS4

Moryani (47) atau yang akrab disapa Yani, merupakan guru pendidikan tuna rungu bagi 40 anak didiknya. Ia mengajar di SLB Al-Fithri yang terletak di Cimaung Pangalengan, Kabupaten Bandung. Sekolah seluas 400 meter persegi tersebut memiliki ruang kelas dan fasilitas yang ramah bagi anak-anak disabilitas. Selain itu, SLB Al-Fithri juga memiliki fasilitas dan mekanisme keselamatan untuk meminimalisir risiko ketika terjadi bencana di sekolah, mulai dari alarm hingga jalur evakuasi. “Saya senang sekali saat sekolah ini dilibatkan oleh Yayasan Sayangi Tunas CIlik dan IBU Foundation untuk mengikuti program pengurangan risiko bencana di sekolah. Program seperti ini baru pertama kali ada di SLB Al-Fithri,” ungkapnya sambil tersenyum hangat.

Hari itu, Selasa 2 Oktober 2018, sekitar 30 anak dari berbagai rentang usia mengikuti Pelatihan P3K. Sebelumnya, mereka juga telah melakukan pelatihan lainnya dari membuat Peta Risiko Bencana di Sekolah sampai Rencana Kontingensi di Sekolah. Aziz (10), salah seorang siswa, mengungkapkan perasaannya saat mengikuti pelatihan P3K,

“seru, jadi tau caranya nyembuhin kalo kita jatuh.” Beberapa anak lainnya juga sangat bersemangat untuk mengikuti pelatihan pemadaman api. “Ingin jadi pemadam kebakaran kak,” ungkap mereka dengan kompak.

Yani tersenyum hangat melihat tingkah laku anak didiknya. “Semangat menolong mereka begitu terasa bukan?” ungkapnya sembari menahan haru. Dalam simulasi mengobati teman-teman yang terluka, semua anak ingin mencoba membersihkan luka, memberikan obat merah, sampai membalut luka tersebut. “Semuanya ingin menjadi pahlawan bagi teman-temannya,” lanjut Yani.

Melihat perkembangan anak didiknya untuk bisa lebih mandiri dan bahkan bisa menolong orang lain membuat pikiran Yani melayang ke 10 tahun yang lalu saat ia mendirikan SLB Al-Fithri. “Saya bukan orang yang memiliki dana berlebih, saya hanya memiliki ide-ide yang tidak bisa saya wujudkan ketika menjadi guru. Jadi saya bersama dengan suami sepakat untuk mendirikan sekolah.”

Saat itu mereka berdua dengan kaki sendiri berusaha mengetuk pintu berbagai pihak mulai dari individu, perusahaan, sampai pemerintah yang sekiranya dapat membantu mereka dalam pembangunan sekolah. “Tantangannya tidak selesai sampai di situ. Jika sekolahnya ada bagaimana dengan muridnya? Saya datang ke satu rumah dan rumah lainnya untuk meyakinkan orangtua agar menyekolahkan anaknya. Bahwa sekolah bukan hanya persoalan baca dan tulis tetapi bagaimana membentuk karakter anak,” ungkap Yani.

Yani menceritakan bahwa meski tanah yang ia miliki hanya 400 meter persegi, ia bersama dengan suaminya ingin melakukan yang terbaik bagi anak-anak didiknya. Tanah seluas 400 meter persegi ini adalah hibah dari seorang tetangga Yani yang kagum melihat usaha Yani untuk mendirikan sekolah bagi anak-anak disabilitas.

“Kami ingin sekolah ini bisa menjadi ruang bagi anak-anak disabilitas untuk bisa mengembangkan potensi terbaiknya secara nyaman.” Maka dari itu, salah satu cara Yani untuk menciptakan suasana yang nyaman di sekolah adalah dengan melengkapi sekolah dengan fasilitas dan mekanisme untuk meminimalisir risiko bencana. “Jadi pembelian

SLB AL-FITHRI:KEBERADAAN ANAK DISABILITAS

TIDAK BOLEH DILUPAKAN

alat-alat keselamatan itu ya saya lakukan secara mandiri, saya cari di internet, saya cari referensi di SLB lain.” Ia juga menambahkan, “melalui program pengurangan risiko bencana di sekolah, kami jadi bisa melakukan simulasi untuk menggunakan alat-alat keselamatan yang sudah tersedia meski belum sempurna.”

Proses pendidikan anak disabilitas sangat tergantung pada apa yang mereka alami sehari-hari, ungkap Ahmad (47), ketua yayasan SLB Al-Fithri yang juga suami dari Yani. Pernyataan Ahmad ini mengingatkan pada proses simulasi bencana yang telah dilakukan di SLB Al-Fitri. “Salah satu hal yang menarik adalah anak-anak dengan disabilitas lebih takut pada kentut daripada gempa, karena mereka belum pernah mengalami langsung gempa tersebut,” ungkap Tio, Project Coordinator IBU Foundation mitra Yayasan Sayangi Tunas CIlik untuk implementasi program Pengurangan Risiko Bencana di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat.

Tio juga menambahkan bahwa tantangan dalam implementasi program Pengurangan Risiko Bencana bagi anak disabilitas adalah bagaimana menggunakan visual dan simulasi dalam berbagai pelatihan yang dilakukan. “Ketika banyak visual dan latihan, anak-anak disabilitas akan hafal dan paham dengan apa

5LIPUTAN KHUSUS

Page 5: Siapakah Para Pahlawan itu? · Yani tersenyum hangat melihat tingkah laku anak didiknya. “Semangat menolong mereka begitu terasa bukan?” ungkapnya sembari ... seorang tetangga

HEADER TITLE

BERITA YSTCLIPUTAN KHUSUS76

Olahraga menumbuhkan harapan baru, merupakan ide yang ingin diangkat dalam Asian Para Games: The Inspiring Spirit and Energy of Asia. Menyaksikan para atlet dengan disabilitas berlaga dan menunjukan potensi terbaiknya telah menjadi inspirasi bagi kita semua. Dalam rangka berpartisipasi dan menumbuhkan semangat yang sama, Yayasan Sayangi Tunas CIlik mengajak beberapa anak dengan disabilitas untuk menyaksikan pertandingan final badminton Asian Para Games.

Setiap pertandingan dalam Asian Para Games dapat dinikmati oleh setiap anak dengan caranya masing-masing. Seperti Ryan (15) ia benar-benar ingin menghapus kata ‘dis’ dalam ‘disability’ menjadi ‘ability’ sebagaimana instruksi Presiden Joko Widodo dalam opening ceremony Asian Para Games. Saat pertandingan, Ryan dengan seksama menggunakan ponselnya untuk menikmati pertandingan. Ia menahan nafas dan tampak

tegang saat Indonesia tertinggal 20–19. Namun, saat kondisi berbalik dan Indonesia berhasil memastikan kemenangannya dengan mengubah skor menjadi 21–19, Ryan tersenyum lebar, berdiri, dan menepukkan kedua tangannya penuh semangat. “Kami semua berteriak menyerukan nama ‘Indonesia’, senang sekali,” cerita Ryan.

Selain peran teknologi, Agus (43), ayah Ryan, juga sangat berperan dalam membantu Ryan menikmati pertandingan. Ia berusaha menceritakan situasi yang terjadi di lapangan sehingga Ryan dapat merasakan apa yang terjadi saat itu.

Binar-binar kebahagiaan juga terlihat di mata Wahyu (13), saat menyaksikan pertandingan bola basket dengan kursi roda. Wahyu, yang saat itu juga menggunakan kursi roda, tidak dapat menahan kebahagiaannya saat meilihat para atlet berlaga dengan kursi rodanya.

yang harus mereka lakukan. Kuncinya adalah diulang dan ditugaskan,” lanjut Tio.

Salah satu cara untuk memvisualisasikan pelatihan adalah dengan mengajarkan lagu tentang gempa.

“Kalau ada gempa, lindungilah kepala... Kalau ada gempa, ngumpet di kolong meja... Kalau ada gempa, jauhi dari kaca... Kalau ada gempa, lari ke

lapangan terbuka…”

Nyanyian ini dapat dengan mudah dihafalkan oleh anak-anak. Aziz juga kerap menanyakan, “kalau tsunami itu apa kak?” tanyanya usai melihat berita tentang gempa dan tsunami yang terjadi di Palu, Donggala dan Sigi. “Awalnya sulit membayangkan anak-anak disabilitas dengan hambatan intelektual dapat memahami pendidikan pengurangan risiko bencana. Tapi ternyata meski sulit melakukan critical thinking, ketika kita terus memvisualisasikannya anak-anak dapat memahami pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi situasi bencana,” ungkap Tio.

“Bagaimanapun tidak dapat dipungkiri bahwa anak-anak disabilitas sangat rentan ketika bencana terjadi. Jika kita melakukan pelatihan pengurangan risiko bencana, keberadaan mereka tidak boleh terlupakan. Hak untuk mendapatkan pendidikan adalah hak semua anak,” lanjut Tio.

PARA INSPIRASI: PAHLAWAN DAN

HARAPAN

Page 6: Siapakah Para Pahlawan itu? · Yani tersenyum hangat melihat tingkah laku anak didiknya. “Semangat menolong mereka begitu terasa bukan?” ungkapnya sembari ... seorang tetangga

HEADER TITLE

HEADER TITLEHEADER TITLE

HEADER TITLE

SOSOKBERITA YSTC9

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Maecenas eget lorem ipsum. Sed eget ante pulvinar

8

Meski tidak berkata-kata, Wahyu terus menepukan tangannya ketika tim berhasil mencetak poin. Matanya tampak tak lepas memperhatikan semangat dan gerakan para atlet.

Euis (48), orangtua dari salah satu anak dengan disabilitas, mengatakan jika menonton pertandingan Asian Para Games telah memberikan harapan baru tidak hanya bagi anak-anak tetapi juga bagi para orangtua. “Para atlet tampak sangat bersemangat dalam berebut bola. Meski duduk di kursi roda, mereka bisa bergerak lincah dan menjaga kestabilannya. Ketika mereka jatuh, mereka selalu berusaha bangkit lagi. Mereka benar-benar inspirasi bagi kita semua,” ungkap Euis terkesan.

“Ketika kita memiliki anak dengan disabilitas, tidak dapat dipungkiri kita akan sangat khawatir apakah anak-anak kita bisa bertahan di masa depan ketika mereka beranjak dewasa. Tetapi kini kita melihat sendiri bahwa tidak ada yang tidak mungkin, mereka bisa menjadi pahlawan untuk negaranya. Anak-anak kita juga pasti bisa berprestasi,” lanjut Euis penuh semangat sembari menutup pembicaraan.

TRI: BELAJAR MENyENANgKAN DENgAN TANDUR“Guru Bimbingan Konseling (BK) tuh kan tuntutannya kita harus selalu ramah dan tersenyum…,” cerita Tri sambil tertawa. Perempuan bernama lengkap Tri Windarwati (46) ini telah menjadi guru selama kurang lebih 20 tahun. “Padahal saya ini dulunya diam dan pemalu sekali, tetapi sekarang kalau kata anak-anak sih saya guru yang gokil. Padahal kalau sudah marah saya ini juga galak loh,” lanjut Tri. Sebagai seorang guru, Tri memang tidak ingin diingat sebagai guru yang biasa-biasa saja. “Saya ingin anak-anak mengingat saya seorang guru yang gokil, bisa sebagai teman cerita namun juga tetap dihormati sebagai orang yang lebih dewasa,” jelas Tri.

Selama menjadi guru di Sekolah Menengah Kejuruan, Tri kerap terganggu dengan seringnya anak-anak dipulangkan dari kantor

atau perusahaan tempat mereka melakukan praktik kerja lapangan. Sampai akhirnya Tri bertemu dengan program Skills to Succeed yang diinisiasi oleh Yayasan Sayangi Tunas CIlik mitra Save the Children. “Ternyata ada gap saat anak-anak melakukan praktik kerja lapangan. Mereka langsung ‘nyemplung di lapangan’ tanpa didukung oleh persiapan yang memadai, terutama terkait kesiapan kerja,” ungkap Tri.

Setelah sekitar empat tahun terlibat dalam program Skills to Succeed, Tri merasa sangat lekat dengan metode TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan) dalam memberikan edukasi mengenai kesiapan kerja. “Dalam kelas kesiapan kerja ini, pembelajarannya tidak bisa diukur dengan angka, tetapi

Page 7: Siapakah Para Pahlawan itu? · Yani tersenyum hangat melihat tingkah laku anak didiknya. “Semangat menolong mereka begitu terasa bukan?” ungkapnya sembari ... seorang tetangga

11

bagaimana karakter si anak, cara dia berkomunikasi, menyelesaikan masalah, dan juga mengelola stress terutama di tempat mereka kerja nantinya. Sehingga kalau hanya diterangkan tanpa ada simulasinya tidak akan dapat dibayangkan oleh anak-anak. Metode TANDUR ini sangat berguna agar pembelajaran dapat berlangsung mengasyikkan,” ungkap Tri. Selain itu, Tri juga kerap menerapkan metode TANDUR dalam berbagai pembelajaran. “Konsep TANDUR ini kan sebenarnya belajar sambil bermain, jadi saya coba sebarkan ‘virus’ TANDUR tidak hanya di dalam kelas kesiapan kerja tetapi juga dalam materi-materi yang lain,” jelasnya. Hasilnya, kini tidak ada lagi anak yang ‘dikembalikan’ oleh kantor atau perusahaan karena mereka tidak siap dalam melakukan praktik kerja lapangan.

Oleh karena itu, kini Tri mensosialisaikan metode TANDUR kepada guru-guru pelajaran lain agar bisa memiliki pilihan aktivitas ketika jenuh dalam metode mengajar yang itu-itu saja. “Metodenya mudah dan sederhana, tekniknya juga menyenangkan. Metode ini dapat melatih kreativitas guru,” ungkap Tri. Hal ini tidak hanya Tri lakukan di sekolah tempatnya mengajar di SMKN 3 Cimahi, namun sebagai pengurus daerah Muswayarah Guru Bimbingan Konseling, Tri juga mengajarkan metode ini ke guru-guru Bimbingan Konseling di Jawa Barat. “Forum ini tidak hanya terbatas bagi guru SMK, tapi juga untuk guru-guru SD, SMP, dan SMA agar bisa memahami soft skill yang dapat membentuk karakter anak,” lanjut Tri.

Tri juga mempromosikan metode TANDUR dalam membentuk karakter anak dalam Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia (ABKIN) yang merupakan organisasi profesi di Indonesia. Asosiasi ini tidak hanya berisi guru bimbingan konseling saja tetapi juga beranggotakan akademisi, professor, konseling, maupun konselor. “Ini bisa menjadi ruang yang lebih besar untuk mempromosikan materi-materi soft skill yang telah dipelajari melalui program Skills to Succeed yang diinisiasi Yayasan Sayangi Tunas Cilik,” lanjut Tri.

Tak sebatas promosi, Tri juga melakukan inovasi dalam menerapkan materi soft-skills. “Di sekolah saya mengadakan kelas parenting untuk 25 orangtua dan memberikan edukasi terhadap mereka; seperti mengelola stress dalam menghadapi anak-anak, menekankan bahwa anak bukanlah barang yang dititipkan di sekolah, hingga bagaimana orangtua dan guru memiliki pendekatan dan pemahaman

yang sama dalam mendidik anak,” lanjut Tri. Bagi Tri, materi soft-skills dapat diterapkan di semua golongan usia, termasuk kepada orangtua. “Waktu itu ada anak yang takut bercerita kepada orangtuanya karena telah menghilangkan handphone. Saat itu dia takut sekali sampai berusaha mencari uang pengganti hingga hampir terjebak dalam ‘skema prostitusi’. Untungnya sebelum sampai ke sana, dia berani bercerita pada saya. Akhirnya saya coba berbicara dengan orangtuanya perlahan-lahan. Dari sana, saya melihat jika gaya pengasuhan orangtua sangat penting bagi karakter anak. Oleh karena itu, saya melakukan inovasi untuk menerapkan materi soft skill pada orangtua,” jelas Tri.

Hingga kini, Tri terus bersemangat dalam menyebarkan ilmu yang ia dapatkan dari Skill to Succeed. “Saya percaya bahwa soft skill ini ilmu yang sangat bagus dan mudah. Orang-orang mungkin berpikir jika soft skill ini akan tumbuh dengan sendirinya. Padahal, soft skill ini harus terus dilatih agar dapat membentuk karakter anak,” tutup Tri yang percaya bahwa ilmu harus terus disebarkan agar bisa bermanfaat bagi orang lain.

SOSOK10

SOSOK

Page 8: Siapakah Para Pahlawan itu? · Yani tersenyum hangat melihat tingkah laku anak didiknya. “Semangat menolong mereka begitu terasa bukan?” ungkapnya sembari ... seorang tetangga

HEADER TITLE

CERITA MEREKA12

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Maecenas eget lorem ipsum. Sed eget ante pulvinar

Nama anak tersebut Rafli. Sepintas dia seperti anak-anak lainnya. Secara kasat mata tidak tampak ada hambatan maupun kekurangan dalam fisiknya. Namun ternyata Rafli adalah seorang anak dengan identifikasi retardasi mental tingkat sedang dengan IQ 50. Usianya tujuh tahun tetapi kemampuan kompetensinya setara anak usia dua tahun. Bisa dibayangkan saya harus mengajar anak yang kemampuannya setara anak dua tahun.

Dengan diawali bismillah hari ini saya akan mengajar Rafli. Meski awalnya bingung, tetapi hati nurani sebagai seorang ibulah yang membuat saya terus bersemangat dalam mendukung Rafli mengenali dan mengembangkan potensinya. Saya masih ingat apa yang diucapkan mama Rafli ketika datang ke sekolah untuk mendaftarkan Rafli, sambil berurai air mata dia bertanya pada saya, ‘ibu adakah masa depan untuk anak saya? Apakah dia bisa seperti temannya?’

Saya hanya bisa terdiam. Tak tega rasanya saya harus menambah kesedihan ibu yang luar biasa ini. Saya cuma bisa mengatakan, ‘Allah menciptakan makhluknya dengan penuh rahasia. Allah memberi kekurangan sekaligus kelebihan. Selalu ada dua sisi yang bertentangan, ada kebahagiaan namun juga kesedihan. Percayalah Rafli pasti punya potensi. Percayalah keajaiban akan datang jika kita mau bersabar. Keajaiban akan hadir ketika kita punya hati.’

Rafli tidak pernah tersenyum. Ia tidak pernah mau bertatapan dengan orang lain, bicaranya tidak jelas, dan susah sekali menerima orang baru dalam kehidupannya. Dia hanya mau belajar dengan saya. Ketika ada guru lain yang mau mengajar di kelas dia akan mengamuk.

Akhirnya setiap jadwal guru lain yang mengajar Rafli, saya selalu mengajaknya untuk ke luar kelas dan mencoba memperkenalkan Rafli lingkungan sekitar sekolah. Sambil memegang tangannya saya ajarkan pada Rafli cara berhitung. Satu… dua… tiga… empat… lima… Setiap kami melangkah saya sebutkan angka secara berurutan dari satu sampai lima dan itu dilakukan berulang-ulang.

Sampai akhirnya ketika saya kembali mengajak Rafli ke luar kelas, secara tiba-tiba Rafli mulai berhitung sendiri. “Atu… uwa...” Ia mulai berhitung dan menirukan apa yang selalu saya ucapkan ketika kami belajar di luar kelas. Bicaranya memang kurang jelas tapi saat itu saya begitu bahagia hingga memeluknya. Kemudian tanpa diduga ia memegang wajah saya sambil tersenyum dan SELALU ADA JALAN

berkata “Afi bisa...” Tidak terasa air mata saya menetes, suatu bentuk kebahagiaan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Sejak saat itu saya memiliki keyakinan Rafli mampu berkembang dan ia memiliki ingatan yang panjang.

Setiap hari saya mengajarkan Rafli bina diri, mengurus diri sendiri di antaranya membuka tas, mengambil buku, memakai sepatu, dan membiasakan Rafli untuk menjaga kebersihan seperti membuang tisue di tempat sampah. Hal-hal tersebut terus dilakukan berulang-ulang. Ternyata hal yang mungkin sederhana bagi anak seumurannya bisa menjadi hal yang paling rumit bagi Rafli. Namun, pasti akan selalu ada jalan jika kita mau terus berusaha. Keyakinan dirilah yang paling utama. Kita harus yakin kalau kita pasti bisa.

Cerita berikut ini ditulis oleh Ima Choerijah, guru SD Cigugur Tengah yang juga merupakan guru pendidikan inklusif berprestasi tingkat Jawa Barat (peringkat 1) dan tingkat Nasional (peringkat 3).

Ima juga aktif menulis pengalamannya mengajar di kelas, untuk membaca tulisan Ima dapat dilihat di http://imachoerijahspd.gurusiana.id/

CERITA MEREKA13

Page 9: Siapakah Para Pahlawan itu? · Yani tersenyum hangat melihat tingkah laku anak didiknya. “Semangat menolong mereka begitu terasa bukan?” ungkapnya sembari ... seorang tetangga

HEADER TITLE

HEADER TITLE

BERMAIN BERSAMA14

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Maecenas eget lorem ipsum. Sed eget ante pulvinar

B

F

g

E

W

M

R

g

S

A

L

A

T

M

A

N

D

I

E

J

L

P

U

A

c

Q

A

E

K

M

I

T

N

B

g

S

Q

I

W

P

D

A

F

2

H

T

U

B

y

O

N

S

W

U

P

J

P

E

K

E

N

E

J

E

3

A

D

U

F

J

U

A

L

B

K

S

M

A

D

H

N

U

K

A

c

E

M

Z

F

3

I

J

I

I

N

N

L

V

y

T

D

A

H

P

O

T

c

X

g

y

N

g

E

F

D

E

M

R

S

Z

E

N

R

F

S

R

U

A

N

g

T

U

N

A

I

K

F

U

O

I

V

W

R

D

c

M

N

B

N

P

X

U

g

L

I

A

L

g

K

E

J

H

A

I

R

M

I

N

U

M

Q

c

1

F

g

H

K

y

M

J

Bencana Alam dapat terjadi kapan saja, terutama bagi kita semua yang tinggal di daerah rawan bencana. Siapkah Sahabat apabila terjadi bencana? Guna mengantisipasi dampak yang terjadi akibat bencana. Ayo kita Siapkan TAS SIAGA BENCANA.

Mari bersama-sama mencari 10 hal yang perlu dipersiapkan dalam TAS SIAGA BENCANA berikut ini:

TAS SIAgA BENcANA

“Perlindungan anak di situasi Darurat Bencana dimulai dari memberikan ruang partisipasi anak, pada pra, saat, dan pasca bencana sehingga anak-anak Indonesia dapat aman dan tetap melanjutkan Pendidikan meski ada ancaman bencana,” ujar Adelina Simatupang dalam diskusi Knowledge Sharing #5 sebagai rangkaian kegiatan bulan Peringatan Risiko Bencana di Medan, Sumatera Utara.

Selama kegiatan peringatan bulan Pengurangan Resiko Bencana (PRB) yang dilaksanakan pada 17-24 Oktober 2018, YTSC turut berpartisipasi dalam mempromosikan program Satuan Pendidikan aman bencana, serta Pendidikan dan Perlindungan anak dalam situasi bencana sebagai upaya memperkuat kesiapsiagaan dan ketahanan sekolah dalam kerangka pemenuhan hak anak.

Salah satu hasil dari kegiatan tersebut adalah Deklarasi Medan “Meningkatkan Kemitraan antara Pemerintah, Lembaga Usaha dan Masyarakat untuk Membangun Ketangguhan terhadap Bencana yang Berkelanjutan”

MOZAIK

TAS SIAGA BENCANA anda sudah siap? Kirimkan jawaban anda untuk mendapatkan souvenir cantik dari Yayasan Sayangi Tunas Cilik.

Anda dapat mengirimkan jawaban anda ke email: [email protected] atau whatsapp ke 08112281836

Batas waktu pengiriman jawaban sampai dengan 31 Desember 2018.

Semoga beruntung!

1) Memperkuat aksi solidaritas nasional melalui mobilisasi sumber daya dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan

teknologi serta kearifan lokal di Nusantara untuk mempercepat pemulihan dan pembangunan kembali yang lebih baik bagi

masyarakat terdampak bencana di Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Tengah

2) Meningkatkan ketangguhan masyarakat yang terpapar bahaya atau telah terkena dampak bencana

• Penguatan kapasitas Pemerintah, pemerintah daerah, pelaku usaha, pegiat penanggulangan bencana dan masyarakat

dalam melaksanakan pencegahan dan kesiapsiagaan termasuk peringatan dini bencana dan penanganan darurat bencana

• Peninjauan kembali Rencana Tata Ruang Wilayah sesuai dengan hasil kajian keilmuan dan informasi kebencanaan terkini

• Penegakan peraturan dan pengendalian praktik-praktik penataan ruang dan lahan, serta pengelolaan sumber daya

alam dan lingkungan, termasuk kepatuhan terhadap standar-standar pembangunan dan bangunan yang aman dan

berkelanjutan

• Pengembangan dan penyebarluasan informasi risiko bencana kepada seluruh pemangku kepentigan termasuk masyarakat

agar dapat melaksanakan kegiatan penghidupan di kawasan rawan bencana dengan aman

• Peningkatan pendidikan dan pelatihan bencana mulai dari usia dini, remaja sampai usia dewasa demi membangun budaya

aman, dengan memberi perhatian khusus kepada para penyandang disabilitas dan kelompok rentan lainnya

• Pengembangan skema insentif dan disinsentif untuk pengelolaan risiko bencana oleh masyarakat dan lembaga usaha

dengan dukungan dan fasilitasi pemerintah secara konsisten

• Penerapan standar-standar pembangunan dan bangunan yang aman dan berkelanjutan oleh pemerintah, lembaga usaha,

masyarakat dan individu, termasuk juga dalam rekonstruksi dan pemulihan penghidupan pasca bencana Nusa Tenggara

Barat dan Sulawesi Tengah

• Peningkatan keterlibatan para pemangku kepentingan, terutama kaum miskin dan kelompok rentan, termasuk tetapi tidak

terbatas pada masyarakat adat, ibu hamil, anak-anak, kaum lansia dan penyandang disabilitas, dalam proses perencanaan,

pengambilan keputusan dan pelaksanaan pemulihan pasca bencana.

Page 10: Siapakah Para Pahlawan itu? · Yani tersenyum hangat melihat tingkah laku anak didiknya. “Semangat menolong mereka begitu terasa bukan?” ungkapnya sembari ... seorang tetangga

MOZAIKMOZAIK1716

Pelatihan Pemadaman API sebagai Safety-Skills di SDN Taruna Pelita, Pangalengan. SDN Taruna Pelita merupakan 1 dari 11 Sekolah Dampingan di Jawa Barat untuk Program Kesiapsiagaan Bencana.

Kegiatan Konsultasi Anak terkait dengan Pernikahan Anak yang terjadi di Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya.

Pelatihan Standar Minimum Perlindungan Anak di Situasi Darurat Bencana: Simulasi Aktivitas yang dilakukan dalam membentuk Ruang Ramah Anak.

Pelatihan Modul CHOICE++ (Mengenai Kesetaraan Gender dan Kesehatan Reproduksi) kepada Master Trainer di Kabupaten Bandung dan Cianjur untuk Memastikan Kesetaraan Gender dimulai dari Generasi Muda.

Pelatihan Pendidikan dalam Situasi Darurat: Ruang Belajar Sementara dapat bertindak sebagai pintu masuk untuk penyediaan dukungan penting di luar sektor pendidikan.

3 Siswa Sekolah Menengah Kejuruan mendapatkan Kesempatan untuk melakukan Virtual Mentoring sebagai bentuk Career Guidance selama 3 kali pertemuan bersama karyawan dari Accenture.

Kegiatan Hari Anak Kota Bandung: Memperingati Hari Anak di Kota Bandung dengan tema Permainan Tradisional.

MOZAIK

Page 11: Siapakah Para Pahlawan itu? · Yani tersenyum hangat melihat tingkah laku anak didiknya. “Semangat menolong mereka begitu terasa bukan?” ungkapnya sembari ... seorang tetangga

Yayasan Sayangi Tunas CIlik merupakan bagian dari gerakan global Save the Children International, sebuah organisasi non-pemerintah yang fokus pada anak-anak dan beroperasi di lebih dari 120 negara di dunia. Di Indonesia dan di seluruh dunia, kami memastikan kesehatan anak-anak sejak dini, kesempatan untuk belajar, dan perlindungan terhadap bahaya. Kami melakukan apa pun untuk anak-anak, setiap hari dan di saat krisis, untuk mengubah hidup mereka dan masa depan.

Di Indonesia, kami telah bekerja sejak tahun 1976. Sepanjang tahun 2018, kami bekerja di 11 Provinsi dan 45 Kabupaten. Wilayah kerja kami meliputi Sumatera Barat, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah. Tahun lalu, program-program kami telah menjangkau 147.580 anak dan 82.886 orang dewasa secara langsung, dan secara tidak langsung telah menjangkau 832.915 anak dan orang dewasa.

Bersama wujudkan program yang #BerpihakPadaAnak

PARTNER OF

Yayasan Sayangi Tunas Cilik

SaveChildrenID SaveChildren_ID SaveChildren_ID SCIndonesia

www.stc.or.id

Kantor Pusat: Jalan Bangka IX No. 40 A, B, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan Kantor Area: Jalan H. Kurdi Timur 1 No 14-18 Bandung