BAB III KEGIATAN PRAKTEK 3.1 Deskripsi Kegiatan Kegiatan praktik di UPT. PPMHP Surabaya dilaksanakan pada tanggal 6 Juli - 6 Agustus 2015. Kerja praktik dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dengan membantu pengerjaan uji cemaran mikroba dalam sampel hasil perikanan, tetapi dalam laporan ini dikhususkan dalam pengujian salah satu sampel saja, yaitu udang putih beku (Gambar 3.2), yang dilakukan pada minggu pertama dan kedua. Berdasarkan SNI tahun 2006 yang digunakan sebagai acuan pada UPT. PPMHP dan permintaan pembeli produk, jenis cemaran mikroba yang diuji adalah Escherichia coli, ALT, dan Salmonella. 3.2 Alat Alat-alat yang digunakan adalah tabung reaksi, cawan Petri, tabung Durham, pipet boy, dispenser, bunsen, pipet ukur, rak tabung reaksi, timbangan analitik, autoklaf, inkubator, waterbath, botol kaca, erlenmeyer, pisau, pinset panjang, gunting, korek api, loyang, ose, vorteks, laminar air-flow (LAF), colony counter, spidol marker, kulkas, oven. 3.3 Bahan 14
Kerja Praktik di UPT. PPMHP Surabaya, di laboratorium Mikrobiologi.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB III
KEGIATAN PRAKTEK
3.1 Deskripsi Kegiatan
Kegiatan praktik di UPT. PPMHP Surabaya dilaksanakan pada tanggal 6
Juli - 6 Agustus 2015. Kerja praktik dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi
dengan membantu pengerjaan uji cemaran mikroba dalam sampel hasil perikanan,
tetapi dalam laporan ini dikhususkan dalam pengujian salah satu sampel saja,
yaitu udang putih beku (Gambar 3.2), yang dilakukan pada minggu pertama dan
kedua. Berdasarkan SNI tahun 2006 yang digunakan sebagai acuan pada UPT.
PPMHP dan permintaan pembeli produk, jenis cemaran mikroba yang diuji adalah
Escherichia coli, ALT, dan Salmonella.
3.2 Alat
Alat-alat yang digunakan adalah tabung reaksi, cawan Petri, tabung
Keterangan :TBUD : terlalu banyak untuk dihitung (>250 koloni)APM : Angka Paling Memungkinkan
3.7 Pembahasan
Pada sampel udang putih yang diteliti menunjukan hasil negatif pada uji
Escherichia coli (Gambar 3.4), karena pada media EC broth (pendugaan E. coli),
tidak memberikan hasil positif (tidak ada yang keruh dan bergas), meskipun pada
tahap uji pendugaan koliform terdapat hasil positif di media LTB (1-0-0) (Gambar
3.3). Oleh karena itu, uji E. coli tidak dilanjutkan sampai uji penegasan karena
pada uji pendugaan saja tidak ada hasil yang positif.
19
Gambar 3.3 Hasil uji pendugaan koliform di media LTB. Keterangan foto dari
kiri ke kanan: tabung kontrol positif, pengenceran 10-1, 10-2, 10-3.
Gambar 3.4 Hasil uji pendugaan E. coli di media EC broth. Keterangan tabung dari kiri ke kanan: hasil inokulasi dari LTB pengenceran 10-1 yang positif dan kontrol positif EC broth.
Uji ALT pada sampel udang putih menunjukan hasil yang tidak terlalu
tinggi, dalam artian masih di bawah batas standar (≤5 x 105 koloni/g). Dari hasil
penghitungan koloni di media PCA, koloni yang dapat dihitung adalah pada
sampel pengenceran 10-3, 10-4, dan 10-5. Karena pada pengenceran 10-4 dan 10-5
menunjukkan jumlah koloni kurang dari 25 koloni, maka pengenceran tersebut
tidak dimasukkan dalam perhitungan ALT. Oleh karena itu, sampel pengenceran
10-3 yang terhitung sebanyak 79 koloni pada media PCA digunakan untuk
perhitungan ALT. Dari hasil perhitungan, didapatkan ALT udang putih sebesar
7,9 x 104 koloni/g. Selain itu, pada kontrol media PCA maupun kontrol media PCA
+ BFP (larutan yang digunakan untuk pengenceran) tidak ada koloni bakteri yang
tumbuh (Gambar 3.5), artinya tidak ada kontaminasi pada media PCA maupun
larutan pengencer BFP. Hasil pengamatan koloni ALT dapat dilihat di Gambar
3.6.
20
Gambar 3.5 Hasil inkubasi kontrol media PCA dan BFP. Keterangan cawan Petri dari kiri ke kanan: cawan Petri berisi media PCA saja dan cawan Petri berisi media PCA + 1 ml BFP.
Gambar 3.6 Hasil uji ALT. Keterangan cawan Petri dari kiri ke kanan (atas): sampel pengenceran 10-1, 10-2, dan 10-3. Keterangan cawan Petri dari kiri ke kanan (bawah) : sampel pengenceran 10-4 dan 10-5. Tanda panah hitam merupakan contoh koloni yang dihitung, sedangkan tanda panah merah merupakan koloni jamur yang tidak dihitung untuk ALT.
Pada uji Salmonella, pra-pengkayaan di media LB (Gambar 3.7) dilanjutkan
dengan pengkayaan di media RV (Gambar 3.7), kemudian dilanjutkan dengan
pengkayaan selektif di media XLD dan HE (Gambar 3.8). Pada media XLD dan
HE, tidak ada koloni yang menunjukkan ciri-ciri koloni Salmonella. Koloni yang
tumbuh diperkirakan merupakan golongan koliform, yaitu berwarna kekuningan
(Cappucino & Sherman, 2008). Bila terdapat Salmonella pada sampel udang
putih, Salmonella akan memfermentasi xylose, mendekarboksilasi lysine dan
memproduksi H2S sehingga Salmonella akan membentuk koloni merah dengan
21
atau tanpa inti hitam di media XLD, sedangkan di media HE, koloni Salmonella
akan tumbuh dengan warna hijau kebiruan sampai biru dengan atau tanpa inti
koloni hitam, seperti pada kontrol positif (Gambar 3.9).
Gambar 3.7 Pre-enrichment dan enrichment uji Salmonella. Keterangan foto dari
kiri ke kanan: pra-pengkayaan di media LB, media RV berisi kontrol positif dan media RV berisi sampel.
Gambar 3.8 Selective enrichment uji Salmonella. Keterangan cawan Petri dari kiri ke kanan: pengkayaan selektif di media XLD dan HE. Tanda panah kuning menunjukkan salah satu koloni yang tidak menunjukkan ciri-ciri koloni Salmonella.
Gambar 3.9 Kontrol positif selective enrichment uji Salmonella. Keterangan cawan Petri dari kiri ke kanan: kontrol positif Salmonella di media XLD dan HE. Koloni-koloni yang berada di lingkaran hitam merupakan koloni Salmonella.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, udang putih beku ini sudah
dapat disertifikasi untuk diekspor karena uji E. coli, ALT, dan Salmonella pada
sampel ini sudah memenuhi standar SNI udang beku, sehingga dapat dikatakan
proses pengolahan maupun packing produk oleh produsen sudah cukup baik.