SHALAWAT YANG TERNODAOleh: Abdurrahman Nuryaman
KHUTBAH PERTAMA:
. ... .Jamaah Jum'at yang Dirahmati Allah
Di antara sikap buruk yang wajib ditinggalkan setiap Muslim
adalah, ghuluw atau berlebihan, atau kultus ekstrim terhadap Nabi ,
orang shalih, ulama, atau siapa saja. Sikap ghuluw ini akan
menyebabkan seseorang dikultuskan dan ditempatkan lebih tinggi
daripada kedudukan yang dianugerahkan Allah untuknya. Maka seorang
Nabi yang seharusnya hanya hamba dan Rasul Allah, lalu dikultuskan
sehingga dituhankan, dianggap sebagai sumber kekuatan, memberi
manfaat dan mencegah mudarat; dan ini jelas adalah suatu kekufuran
nyata yang tidak disadari. Karena hanya Allah-lah sumber kekuatan,
hanya Allah yang mendatangkan manfaat dan mencegah mudarat.Sikap
ghuluw inilah yang pertama kali menyebabkan munculnya syirik pada
kaum Nabi Nuh , dan sikap ghuluw ini pulalah yang telah menyebabkan
sebagian kaum Muslimin memuji Nabi dan bershalawat dengan
shalawat-shalawat bid'ah bahkan penuh dengan syirik. Dan ini juga
yang terjadi pada Agama Yahudi, yang lalu menganggap Uzair sebagai
putra Allah, dan agama Nasrani yang kemudian mengkultuskan Isa,
putra Maryam sebagai putra Allah. Padahal Allah Mahasuci dari semua
kekurangajaran mereka itu.Yang menjadi masalah adalah, kalau
kekufuran itu hanya dilakukan oleh Yahudi dan Nasrani, maka tentu
saja tidak perlu ambil pusing, karena toh mereka telah divonis
kafir oleh Allah di dalam al-Qur`an. Yang menjadi kesedihan kita
semua adalah adanya orang-orang atau kelompok-kelompok dalam Islam
yang juga mengkultuskan Nabi kita, Muhammad dan bersikap ghuluw
terhadap beliau. Dan ini menjadi kewajiban kita semua, karena sikap
berlebihan ini telah mengantarkan banyak kaum Muslimin terjerumus
ke dalam kemusyrikan tanpa mereka sadari.Jamaah Jum'at yang
Dirahmati Allah
Allah dan RasulNya telah begitu jelas memperingatkan terhadap
sikap berlebihan ini. Marilah kita camkan baik-baik Firman Allah
Taala terhadap Ahli Kitab, yang tentu saja peringatan tersebut
dialamatkan kepada kita semua. Allah Taala berfirman: Wahai ahli
kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah
kamu mengatakan atas nama Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya
al-Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang
diciptakan dengan) kalimatNya yang Dia sampaikan kepada Maryam, dan
(dengan tiupan) roh dariNya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan
rasul-rasulNya, dan janganlah kamu mengatakan, '(Tuhan itu) tiga',
berhentilah (dari Ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu.
Sesungguhnya Allah Tuhan yang Maha Esa, Mahasuci Allah dari
mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah
kepunyaanNya. Cukuplah Allah menjadi Pemelihara." (An-Nisa`:
171)Al-Imam as-Sa'di mengomentari ayat ini dengan mengatakan,
"Allah Taala melarang Ahli Kitab bersikap ghuluw (berlebihan) di
dalam agama, yaitu melampaui batas dan kadar yang disyariatkan
sampai batas yang tidak disyariatkan. Dan itu adalah seperti
perkataan orang-orang Nasrani dalam ghuluw mereka terhadap Nabi Isa
Alaihis salam, yang kemudian mengangkat beliau dari kedudukan
kenabian dan kerasulan kepada kedudukan ketuhanan yang sama sekali
tidak pantas bagi selain Allah. Maka sebagaimana hal lalai dan
asal-asalan dalam beragama dilarang, begitu pula berlebihan
(ghuluw). Itulah sebabnya Allah berfirman, "... dan janganlah kamu
mengatakan atas nama Allah kecuali yang benar", dan Firman ini
mengandung tiga hal; dua di antaranya adalah larangan, yaitu:
Pertama, berkata dusta atas nama Allah, dan kedua, berkata tanpa
ilmu dalam masalah nama-nama, sifat-sifat dan perbuatan-perbuatan,
syariat, dan Rasul-rasul Allah. Sedangkan yang ketiga, adalah
perintah untuk mengatakan yang benar dalam masalah-masalah ini."
(Taisir al-Karim ar-Rahman).Dan Nabi juga memperingatkan bahaya
sikap berlebihan (ghuluw) dengan sabda beliau: Wahai sekalian
manusia, kalian jauhilah sikap berlebih-lebihan di dalam Agama,
karena sesungguhnya yang membinasakan orang-orang sebelum kalian
adalah sikap berlebih-lebihan di dalam agama."
Jamaah Jum'at yang Dirahmati Allah
Salah satu sikap berlebihan (ghuluw) yang tersebar luas di tanah
air kita adalah bacaan shalawat bid'ah atas Nabi , bahkan ada yang
mengandung syirik kepada Allah. Benar bahwasanya Allah telah
memerintahkan kita semua kaum Muslimin untuk bershalawat atas Nabi
kita, Muhammad . Allah Taala berfirman: Sesungguhnya Allah dan
malaikat-malaikatNya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang
beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam
penghormatan kepadanya." (Al-Ahzab: 56)Dan Nabi juga bersabda:
Barangsiapa yang bershalawat atasku satu kali, maka Allah akan
bershalawat atasnya sepuluh (kali lipat)." (Diriwayatkan oleh
Muslim no. 408, dan lainnya dari Abu Hurairah )Dalam hadits lain
Nabi juga bersabda: Barangsiapa yang bershalawat atasku satu kali,
maka Allah akan bershalawat atasnya sepuluh kali, sepuluh dosa
digugurkan dari dirinya, dan sepuluh derajat diangkat untuknya."
(Diriwayatkan oleh Ahmad no. 11587; dan an-Nasa`i. no. 1297. Dan
dishahihkan oleh al-Albani di dalam Shahih Sunan
an-Nasa`i)Dalil-dalil ini -dan tentu saja masih banyak dalil-dalil
yang lain- dengan sangat jelas menunjukkan bahwa bershalawat atas
Nabi adalah suatu yang utama dan amal yang mendatangkan pahala dan
kebaikan. Akan tetapi sekali lagi, sikap berlebihan (ghuluw)
sebagian kaum Muslimin telah menodai ibadah yang agung ini. Mereka
ghuluw terhadap Nabi , memuji beliau secara berlebihan,
mengkultuskan beliau, dan bershalawat atas beliau dengan
shalawat-shalawat bid'ah yang justru bukan doa untuk kebaikan
beliau, namun doa untuk kejelekan beliau. Bahkan ada di antara kaum
Muslimin yang berkeyakinan berlebihan terhadap diri Rasulullah,
seakan-akan beliau sudah mencapai tingkat ketuhanan; yang menjawab
doa, yang memberikan pertolongan dan keselamatan. Mereka lupa bahwa
Nabi telah memperingatkan kita semua umatnya, di mana beliau
bersabda: : Janganlah kalian memujiku berlebihan sebagaimana
orang-orang Nasrani memuji Isa, putra Maryam berlebihan; karena
sesungguh-nya aku ini hanyalah seorang hambaNya, maka katakan bahwa
aku ini adalah hamba Allah dan RasulNya." (Diriwayatkan oleh
al-Bukhari, no. 3445 dan Muslim, no. 1691)Jamaah Jum'at yang
Dirahmati Allah
Berikut ini sejumlah shalawat bid'ah yang sering kita dengar
dikumandangkan sebagian kaum Muslimin, dengan harapan semoga ini
mengingatkan kita untuk selalu meninggalkan bid'ah dalam segala
bentuknya.Pertama: Sesuatu yang mereka namakan dengan Shalawat
Nariyah, yang berbunyi: ....Ya Allah, bershalawatlah dengan
shalawat yang sempurna dan salamlah dengan salam yang sempurna atas
penghulu kami Muhammad, yang dengannya ikatan-ikatan (permasalahan)
terlepaskan, segala kesulitan mendapatkan jalan keluar, semua hajat
terpenuhi, semua keinginan dapat diraih, "Coba perhatikan dengan
baik kata-kata dalam kalimat shalawat ini. Pertama, ini adalah
shalawat bid'ah yang tidak pernah diajarkan oleh Nabi . Kedua,
kalau ini diklaim oleh sebagian orang sebagai tawassul, maka ini
juga paling tidak adalah tawassul bid'ah yang tidak ada dasarnya di
dalam sunnah Nabi . Ketiga, kalau permohonan-permohonan dalam
kalimat ini dilantunkan dan dibarengi oleh keyakinan bahwa Nabi
mengabulkan atau memenuhi hajat orang yang melantunkannya, maka
jelas ini adalah shalawat syirik yang sangat berbahaya.Maka
hendaklah kaum Muslimin meninggalkan bacaan-bacaan bid'ah seperti
ini, agar terhindar dari kebatilan yang sungguh tidak perlu terjadi
bagi orang yang ingin selamat dunia dan akhirat.Kedua: Dalam
al-Burdah yang ditulis oleh al-Bushiri, yang kemudian dikenal
dengan Burdah al-Bushiri, yang sering kita dengar dikumandangkan di
masjid-masjid, dikatakan: Ya Rabbi, dengan orang pilihan
(al-Mushthafa) sampaikanlah maksud-maksud kami, dan ampunilah untuk
kami apa-apa yang telah lalu, wahai Dzat yang luas kebaikan(Nya)Ini
juga tawassul bid'ah yang sama dengan sebelumnya. Dan perhatikan
perkataan al-Bushiri lainnya yang menggambarkan bah-wa dia adalah
seorang sufi yang telah jauh tersesat dan terperosok dalam kubangan
syirik. Dia mengatakan sebagaimana yang dinukil oleh asy-Syaikh
Muhammad bin Jamil Zainu di dalam ash-Shufiyah Fi Mizan al-Kitab wa
as-Sunnah hal. 40. Kata al-Bushiri: Wahai manusia yang paling
mulia,aku tidak memiliki tempat berlindung selainmu di saat terjadi
petaka yang banyak.Asy-Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu berkata
mengomentari baris sya'ir ini, "Si penyair ini beristighatsah
kepada Rasulullah , di mana dia mengatakan, 'Aku tidak mendapatkan
kepada siapa aku kembali (berlindung) ketika turunnya malapetaka
kecuali engkau. Ini adalah di antara syirik akbar yang dapat
menyebabkan pemiliknya (orang yang mengatakannya) kekal di dalam
neraka bila dia tidak bertaubat darinya. Ini berdasarkan Firman
Allah Taala: Dan janganlah kamu berdoa kepada selain Allah yang
tidak dapat memberi manfaat dan tidak (pula) dapat mendatangkan
mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang
demikian) itu, maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk
orang-orang yang zhalim." (Yunus: 106).Dan Rasulullah juga
bersabda: Barangsiapa yang mati sedangkan dia berdoa kepada selain
Allah yang menjadi sekutu (bagiNya), maka orang tersebut masuk
neraka." (Diriwayatkan oleh al-Bukhari no. 4497; dan Muslim no.
92)." Demikian Syaikh Muhammad Jamil Zainu menjelaskan.Jamaah
Jum'at Yang Dirahmati Allah
Ketiga: Begitu pula shalawat dan pujian yang sering kita dengar:
....Ini adalah tawassul bid'ah, karena bertawassul dengan Nabi
(baca: diri Nabi) atau para mujahid yang ikut dalam perang Badar
adalah tawassul yang ditentang oleh para ulama Ahlus Sunnah.Dan
masih banyak lagi pujian-pujian yang diperuntukkan kepada Nabi ,
yang penuh dengan bid'ah, syirik, dan kezhaliman terhadap
Allah.Karena itu melalui mimbar khutbah kali ini, kami mengajak
semua kita agar bershalawat sesuai dengan bimbingan Rasulullah ,
dan dengan lafazh-lafazh shalawat yang beliau ajarkan. Kita harus
senantiasa ingat bahwa syarat diterimanya amal oleh Allah, tidak
saja ikhlas karena Allah semata, tetapi tata cara dan sifat dari
ibadah bersangkutan harus sesuai dengan tuntunan Rasulullah .
Apabila salah satu di antara dua syarat ini tidak ada, maka amal
yang kita kerjakan adalah kesia-siaan semata. Seseorang ikhlas
melaksanakan Shalat Shubuh, tetapi dia sengaja melakukannya tiga
raka'at, maka keikhlasannya itu tidak punya makna. Seseorang ikhlas
mengorbankan hartanya untuk melaksanakan haji tetapi tidak dia
lakukan sebagaimana ketentuan Rasulullah , maka haji-nya adalah
nol. Dan begitu pula, apabila kita bershalawat kepada Nabi , tidak
cukup hanya karena Allah. Cobalah tanyakan, "Apakah shalawat
nariyah adalah shalawat yang diajarkan oleh Rasulullah?" Jika
jawabannya tidak, maka tinggalkanlah, karena itu bukan ajaran dan
contoh Rasulullah . KHUTBAH YANG KEDUA
Jamaah Jum'at yang dirahmati Allah!
Di antara shalawat Nabi yang disyari'atkan adalah:1. Shalawat
Nabi yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim: .
2. Shalawat Nabi yang diriwayatkan oleh Ahmad dan an-Nasa`i:
.
3. Shalawat Nabi yang diriwayatkan oleh Muslim, Abu Dawud,
an-Nasa`i: .Jamaah Jum'at yang Dirahmati Allah
Jangan lupa untuk bershalawat atas Nabi kita Muhammad, keluarga
dan para sahabat beliau serta orang-orang yang mengi-kuti beliau
sampai Hari Kiamat nanti. Allah telah mengingatkan ini di dalam
al-Qur`an. FirmanNya:
"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya bershalawat untuk
Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi
dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." . . . . HR. Ahmad no.
1854; an-Nasa`i, no. 3059, dan Ibnu Majah no. 3029, dishahihkan
oleh al-Albani di dalam as-Silsilah ash-Shahihah no. 1283, dan jauh
sebelum beliau, hadits ini juga telah dishahihkan oleh Syaikhul
Islam di dalam Iqtidha` ash-Shirath al-Mustaqim, beliau berkata,
"Isnadnya shahih berdasarkan syarat Muslim