Top Banner

of 28

Sgd Peritonitis Revisi(2)

Jul 06, 2018

Download

Documents

FauZan FaFari
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)

    1/28

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar BelakangPeritonitis adalah peradangan yang disebabkan oleh infeksi pada selaput organ perut

    ( peritonieum ). Peritonieum adalah selaput tipis dan jernih yang membungkus organ perut

    dan dinding perut sebelah dalam (Fauci et al , 2008).

    ebagaimana dalam penelitian !arigan pada tahun 20"2, peritonitis didefenisikan suatu

    proses inflamasi membran serosa yang membatasi rongga abdomen dan organ#organ yang

    terdapat didalamnya. Peritonitis dapat bersifat lokal maupun generalisata, bakterial ataupun

    kimia$i. Peradangan peritoneum dapat disebabkan oleh bakteri, %irus, jamur, bahan kimia

    iritan, dan benda asing. &emudian disebutkan juga bah$a peritonitis merupakan salah satu penyebab kematian tersering pada penderita bedah dengan mortalitas sebesar "0#'0 .

    Peritonitis difus sekunder yang merupakan 0 penderita peritonitis dalam praktek bedah

    dan biasanya disebabkan oleh suatu perforasi gastrointestinal ataupun kebocoran. (!arigan,

    *.+, 20"2).

    Peradangan peritoenum yang meluas atau peritonitis generalisata merupakan satu#

    satunya penyebab kematian yang paling sering. Pada kebanyakan kasus, kecuali kalau

    penderitanya benar#benar sudah berada dalam keadaan akan meninggal, tindakan membuka

    abdomen segera atau kemudian harus dilakukan demi tujuan drainase.

    +asil sur%ey pada tahun 2008 ngka kejadian peritonitis di sebagian besar $ilayah

    -ndonesia hingga saat ini masih tinggi. i -ndonesia, jumlah pasien yangmenderita

    penyakit peritonitis berjumlah sekitar / dari jumlah penduduk di-ndonesia atau sekitar

    "/ .000 orang ( epkes, - 2008).

    ari uraian tersebut dapat disimpulkan jika kasus peritonitis merupakan komplikasi

    ga$at yang membutuhkan penanganan yang tepat dan komprehensif agar dapat

    memberikan pelayanan yang tepat terhadap pasien.

    1.2 Tujuan1.2.1 Tujuan Umum

  • 8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)

    2/28

    etelah proses pembelajaran, diharapkan mahasis$a mampu melakukan asuhan

    kepera$atan sistem integumen pada klien dengan Peritonitis.

    1.2.2 Tujuan Khusus

    *ahasis$a mampu memahami1a natomi Fisiologi istem Pencernaan b efinisi Peritonitisc tiologi Peritonitisd &lasifikasi Peritonitise Patogenesis Peritonitisf *anifestasi &linis Peritonitisg Pencegahan Peritonitish 345 Peritonitisi Pemeriksaan Penunjang Peritonitis

    j Penatalaksanaan Peritonitis

    k &omplikasi Peritonitis

    BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Anat m! "an #!s! l g!

  • 8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)

    3/28

    Peritoneum merupakan membran yang terdiri dari satu lapis sel mesothel yang dipisah

    dari jaringan ikat %askuler diba$ahnya oleh membrane basalis. -a membentuk kantong

    tertutup dimana %isera dapat bergerak bebas didalamnya. Peritoneum meliputi rongga

    abdomen sebagai peritoneum parietalis dan melekuk ke organ sebagai peritoneum %iseralis

    (*arshall, 2006). Peritonium terdiri atas peritoneum parietal dan peritoneum %isceral.

    Peritoneum parietal melapisi dinding kapitas abdomen dan kapitas pel%is, sedangkan

    peritoneum %isceral meliputi organ#organ. ongga potensial di antara peritoneum parietal

    dan %isceral yang berfungsi sebagai bagian dalam dari balon dinamakan ka%itas

    peritonealis. Pada laki#laki ka%itas peritonealis merupakan ruang tertutup, tetapi pada

    perempuan terdapat hubungan dengan dunia luar melalui tuba uterine, uterus, dan %agina

    ( nell, 2007) .

    Pada rongga peritoneum de$asa sehat terdapat "00cc cairan peritoneal yang

    mengandung protein 6 g9dl. ebagian besar berupa albumin. :umlah sel normal adalah

    669mm6 yang terdiri dari '; makrofag, '; sel !, 8 sisanya terdiri dari 2. =ila terjadi

    peradangan jumlah P*< dapat meningkat sampai ? 60009mm 6 (*arshall, 2006).

    alam keadaan normal, "96 cairan dalam peritoneum di drainase melalui limfe

    diafragma sedang sisanya melalui peritoneum parietalis ( %ans, 200").

    elaksasi diafragma menimbulkan tekanan negatif sehingga cairan dan partikel termasuk

    bakteri akan tersedot ke stomata yaitu celah di mesothel difragma yang berhubungan

    dengan lacuna limfe untuk bergerak le limfe substernal. &ontraksi diafragma menutup

    stomata dan mendorong limfe ke mediastinum (+au, 2006). 4leh karena itu, sangat pentingmenjamin berlangsungnya pernapasan spontan yang baik agar clearance bakteri

    peritoneum dapat berlangsung ( %ans, 200").

    2.2 De$!n!s! Per!t n!t!sPeritonitis adalah peradangan peritoneum yang merupakan komplikasi berbahaya

    akibat penybaran infeksi dari organ#organ abdomen (apendiksitis, pankreatitis, dan lain#

    lain) ruptur saluran cerna dan luka tembus abdomen.(Padila, 20"2).

  • 8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)

    4/28

    Peritonitis adalah inflamasi peritoneum dan mungkin disebabkan oleh bakteri ( misalnya

    dari perforasi usus ) atau akibat pelepasan iritan kimia$i,misalnya empedu, asam lambung,

    atau en@im pancreas (=rooker, 200 ).

    Peritonitis adalah suatu keadaan yang mengancam ji$a yang sering bersamaan dengan

    kondisi bakteremia dan sindroma sepsis. ( ahlan.*, 200')

    2.% Et! l g! Per!t n!t!sPenyebab peritonitis menurut +ughes, 20"2 adalah 1

    a. -nfeksi bakteri

    ") *ikroorganisme berasal dari penyakit saluran gastrointestinal.

    2) ppendisitis yang meradang dan perforasi .

    6) !ukak peptik (lambung9dudenum).

    ') !ukak thypoid.

    ;) !ukan disentri amuba9 colitis

    7) !ukak pada tumor

    /) alpingitis

    8) i%ertikulitis (radang usus)

    &uman yang paling sering ialah bakteri coli, streptokokus A dan = hemolitik,

    stapilokokus aurens, enterokokus dan yang paling berbahaya adalah clostrdium$echii.

    b. ecara langsung dari luar " 4perasi yang tidak steril

    ") !ercontaminasi talcum %enetum, lycopodium, sulfonamide, terjadi Peritonitis

    yang disertai pembentukan jaringan granulomatosa sebagai responterhadap

    benda asing, disebut juga Peritonitis granulomatosa serta merupakan Peritonitis

    local.

    2) !rauma pada kecelakaan seperti ruptur limpa, ruptur hati

    6) *elalui tuba fallopius seperti cacing enterobius %ermikularis.!erbentuk pula

    peritonitis granulomatos.

    c. ecara hematogen sebagai komplikasi beberapa penyakit akut seperti radang

    saluran pernapasan bagi atas, otitis media, mastoiditis, glomerulonepritis.Penyebab

    utama adalah streptokokus atau pnemokokus.

    2.& Klas!$!kas! Per!t n!t!s

  • 8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)

    5/28

    a. Peritonitis Primer

    Peritonitis primer disebabkan oleh infeksi monomikrobial. umber infeksi

    umumnya ekstraperitonial yang menyebar secara hematogen. itemukan pada

    penderita serosis hepatis yang disertai asites, sindrom nefrotik, metastasis

    keganasan, dan pasien dengan peritoneal dialisis.

    b. Peritonitis ekunder

    Peritonitis sekunder sering disebabkan oleh proses patologis yang berkaitan dengan

    organ dalam ( visceral ). 5ontoh peritonitis sekunder adalah peritonitis yang

    disebabkan oleh perforasi organ dalam dan trauma. Peritonitis sekunder adalah

    jenis peritonitis yang paling banyak ditemui.

    c. Peritonitis !ersier Peritonitis tersier adalah peritonitis yang tidak secara langsung berkaitan dengan

    proses patologis organ dalam. 5ontoh peritonitis tersier adalah pasienperitonitis

    primer atau sekunder post-operative yang sudah dira$at beberapa hari dan tidak

    menunjukkan tanda#tanda resolusi klinis (proses pengurangan gejala dan

    penyembuhan). =iasanya pada peritonitis tersier, terapi antibiotik dan operasi sudah

    tidak memberikan respon.2.' Pat genes!s Per!t n!t!s

    $alnya mikroorganisme masuk kedalam rongga abdomen adalah steril tetapi

    dalam beberapa jam terjadi kontaminasi bakteri.akibatnya timbul edema jaringan dan

    pertambahan eksudat. 5airan dalam rongga abdomen menjadi keruh dengan bertambahnya

    sejumlah protein, sel#sel darah putih, sel#sel yang rusak dan darah. espon yang segera dari

    saluran intestinal adalah hipermotilitas, di ikuti oleh ileus paralitik dengan penimbunan

    udara dan cairan didalam usus besar.

    !imbulnya peritonitis Peradangan menimbulkan akumulasi cairan karena kapiler

    dan membran mengalami kebocoran. :ika defisit cairan tidak dikoreksi secara cepat dan

    agresif, maka dapat menimbulkan kematian sel. Pelepasan berbagai mediator, seperti

    misalnya interleukin, dapat memulai respon hiperinflamatorius, sehingga memba$a ke

    perkembangan selanjutnya dari kegagalan banyak organ. &arena tubuh mencoba untuk

    mengkompensasi dengan cara retensi cairan dan elektrolit oleh ginjal, produk buangan juga

    ikut menumpuk. !akikardi a$alnya meningkatkan curah jantung, tapi ini segera gagal

    http://dokumen.tips/documents/11-peritonitis-tersier-dr.htmlhttp://dokumen.tips/documents/11-peritonitis-tersier-dr.html

  • 8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)

    6/28

    begitu terjadi hipo%olemia.

    4rgan#organ didalam ca%um peritoneum termasuk dinding abdomen mengalami

    oedem.4edem disebabkan oleh permeabilitas pembuluh darah kapiler organ#organ tersebut

    meninggi.Pengumpulan cairan didalam rongga peritoneum dan lumen#lumen usus serta

    oedem seluruh organ intra peritoneal dan oedem dinding abdomen termasuk jaringan

    retroperitoneal menyebabkan hipo%olemia.+ipo%olemia bertambah dengan adanya

    kenaikan suhu, masukan yang tidak ada, serta muntah.!erjebaknya cairan di ca%um

    peritoneum dan lumen usus, lebih lanjut meningkatkan tekana intra abdomen, membuat

    usaha pernapasan penuh menjadi sulit dan menimbulkan penurunan perfusi.=ila bahan

    yang menginfeksi tersebar luas pada permukaan peritoneum atau bila infeksi menyebar,

    dapat timbul peritonitis umum. engan perkembangan peritonitis umum, akti%itas

    peristaltik berkurang sampai timbul ileus paralitikB usus kemudian menjadi atoni dan

    meregang.5airan dan elektrolit hilang kedalam lumen usus, mengakibatkan dehidrasi,

    syok, gangguan sirkulasi dan oliguria.Perlekatan dapat terbentuk antara lengkung#lengkung

    usus yang meregang dan dapat mengganggu pulihnya pergerakan usus dan mengakibatkan

    obstruksi usus. Peritonitis adalah komplikasi berbahaya yang sering terjadi akibat

    penyebaran infeksi. eaksi a$al peritoneum terhadap in%asi oleh bakteri adalah keluarnya

    eksudat fibrinosa.&antong#kantong nanah (abses) terbentuk diantara perlekatan fibrinosa

    yang menempel menjadi satu dengan permukaan sekitarnya sehingga membatasi infeksi.(Padila, 20"2).

    2.( )an!$estas! Kl!n!s Per!t n!t!sa.

  • 8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)

    7/28

    2.* Pen+egahan Per!t n!t!s5ara pencegahan peritonitis utamanya adalah menghindari semua penyebabnya, baik

    penyebab utama maupun penyebab sekundernya.1. *enghindari konsumsi alkohol

    lkoholisme1 konsumsi alkohol yang berlebihan adalah salah satu faktor yang dapatmenyebabkan sirosis. &arena alkohol memiliki efek yang toksik terhadap organ

    li%er dan dapat merusak sel#sel pada li%er.2. *enghindari appendicitis dan di%erticulitis (memakan makanan banyak serat dan

    makan#makanan yang bersih).%. *enghindari salpingitis dengan cara berhubungan badan yang sehat.&. *enghindari peritonitis dan abses yang disebabkan pascaoperasi dengan memakai

    alat#alat operasi yang bersih dan septis, tidak meninggalkan DsisaE pada operasi, dll

    2., Pemer!ksan Penunjang Per!t n!t!sa. Pemeriksaan Caboratorium

    Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan adanya lekositosis, hematokrit yang

    meningkat dan asidosis metabolik. Pada peritonitis tuberculosa cairan peritoneal

    mengandung banyak protein (lebih dari 6 gram9"00 ml) dan banyak limfositB basil

    tuberkel diidentifikasi dengan kultur. =iopsi peritoneum per kutan atau secara

    laparoskopi memperlihatkan granuloma tuberkuloma yang khas, dan merupakan

    dasar diagnosa sebelum hasil pembiakan didapat. b. Pemeriksaan # ay

    -leus merupakan penemuan yang tidak khas pada peritonitisB usus halus dan usus

    besar berdilatasi. Adara bebas dapat terlihat pada kasus#kasus perforasi.

    Pemeriksaan radiologis merupakan pemeriksaan penunjang untuk pertimbangan

    dalam memperkirakan pasien dengan abdomen akut. >ambaran radiologis pada

    peritonitis secara umum yaitu adanya kekaburan pada ca%um abdomen,

    preperitonial fat dan psoas line menghilang, dan adanya udara bebas subdiafragma

    atau intra peritoneal.

  • 8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)

    8/28

    c.

    2.- Penatalaksanaan Per!t n!t!s

    d. *anagement peritonitis tergantung dari diagnosis penyebabnya. +ampir

    semua penyebab peritonitis memerlukan tindakan pembedahan (laparotomi

    eksplorasi). Pertimbangan dilakukan pembedahan 1". Pada pemeriksaan fisik didapatkan defans muskuler yang meluas, nyeri tekan

    terutama jika meluas, distensi perut, massa yang nyeri, tanda perdarahan (syok,

    anemia progresif), tanda sepsis (panas tinggi, leukositosis), dan tanda iskemia

    (intoksikasi, memburuknya pasien saat ditangani).2. Pada pemeriksaan radiology didapatkan pneumo peritoneum, distensi usus,

    eGtra%asasi bahan kontras, tumor, dan oklusi %ena atau arteri mesenterika.

    6. Pemeriksaan endoskopi didapatkan perforasi saluran cerna dan perdarahan salurancerna yang tidak teratasi.

    '. Pemeriksaan laboratorium.e. Pembedahan dilakukan bertujuan untuk 1

    ". *engeliminasi sumber infeksi.2. *engurangi kontaminasi bakteri pada ca%um peritoneal6. Pencegahan infeksi intra abdomen berkelanjutan.

    f. pabila pasien memerlukan tindakan pembedahan maka kita harus

    mempersiapkan pasien untuk tindakan bedah 1". *empuasakan pasien untuk mengistirahatkan saluran cerna.2. Pemasangan ! untuk dekompresi lambung.6. Pemasangan kateter untuk diagnostic maupun monitoring urin.'. Pemberian terapi cairan melalui -.H.;. Pemberian antibiotic.

    g. !erapi bedah pada peritonitis 1". &ontrol sumber infeksi, dilakukan sesuai dengan sumber infeksi. !ipe dan luas

    dari pembedahan tergantung dari proses dasar penyakit dan keparahan infeksinya.2. Pencucian ronga peritoneum1 dilakukan dengan debridement, suctioning,kain

    kassa, la%ase, irigasi intra operatif. Pencucian dilakukan untuk menghilangkan

    pus, darah, dan jaringan yang nekrosis.6. ebridemen 1 mengambil jaringan yang nekrosis, pus dan fibrin.'. -rigasi kontinyu pasca operasi.

    h. !erapi post operasi 1". Pemberian cairan -.H, dapat berupa air, cairan elektrolit, dan nutrisi.2. Pemberian antibiotic6. 4ral#feeding, diberikan bila sudah flatus, produk ngt minimal, peristaltic usus

    pulih, dan tidak ada distensi abdomen.

    2.1 K m/l!kas! Per!t n!t!s

  • 8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)

    9/28

    i. &omplikasi yang dapat terjadi dari peritonitis adalah1 gangguan

    keseimbangan cairan dan elektrolit, sesak napas akibat desakan distensi abdomen ke paru,

    pembentukan luka dan pembentukan abses. (+aryono, 20"2)

    j. ua komplikasi pasca operasi paling umum adalah e%iserasi luka dan pembentukan abses. &omplikasi pembedahan dengan laparatomi eksplorasi memang

    tidak sedikit. ecara bedah dapat terjadi trauma di peritonium, fistula enterokutan, dan

    peritonitis yang berulang jika pembersihan kuman tidak adekuat.

  • 8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)

    10/28

    bagian perut sebelah kanan dan menjalar ke pinggang.demam, mual, muntah,

    bising usus menurun bahkan hilang, takikardi, takipnea.'. i$ayat Penyakit ahulu

    ad. i$ayat kesehatan dahulu adalah ri$ayat penyakit yang merupakan

    predisposisi terjadinya penyakit saat ini.Pada klien dengan peritonitis

    mempunayai ri$ayat ruptur saluran cerna, komplikasi post operasi, operasi

    yang tidak steril dan akibat pembedahan, trauma pada kecelakaan seperti

    ruptur limpa dan ruptur hati.;. i$ayat &esehatan &eluarga

    ae. itanyakan apakah keluarga pernah menderita penyakit yang sama atau

    penyakit yang lainnya.af.

    ag.ah.ai.aj. Pemer!ksaan #!s!k

    • =" ( Breathing )

    ak. Pola napas iregular ( ?20G9menit), dispnea, terdapat retraksi otot

    bantu pernapasan

    • =2 ( Blood ) 1al. &lien mengalami takikardi karena mediator inflamasi. idapatkan

    irama jantung iregular akibat pasien shock (neurogenik, hipo%olemik, atau

    septik). kral dingin, basah, pucat.• =6 ( Brain )

    am. &lien dengan peritonitis tidak mengalami gangguan pada otak

    namun hanya mengalami penurunan kesadaran.• =' ( Bladder )

    an. ! e r j ad i pe n u r un a n pr od u k s i u r i ne .

    • =; ( Bowel )ao. &lien akan mengalami anoreksia dan nausea. Homit dapat muncul

    • =7 ( Bone )

    ap. Penderita peritonitis mengalami letih, sulit berjalan, nyeri perutdengan akti%itas. &emampuan pergerakan sendi terbatas, kekuatan otot

    mengalami kelelahan, dan turgor kulit menurun akibat kekurangan %olume

    cairan.aI.

    B. D!agn sa Ke/era5atan

  • 8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)

    11/28

    1.

  • 8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)

    12/28

    au. N

  • 8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)

    13/28

    • Pantau hasil laboratorium yang rele%an dengan keseimbangan cairan• Pantau status hidrasi• Pertaruhkan keakuratan catatan asupan dan haluaran

    =erikan terapi -H, sesuai program• =erikan cairan sesuai kebutuhan• Pasang kateter urin, jika perlua@.

    &. Ket!"ake$ekt!$an / la na$as 8." /enurunan ke"alaman /erna$asan sekun"er

    "!stens! a8" men "!tan"a! "engan /as!en mengeluh sesak9 a"a retraks!

    tulang /erna/asan9 na/as +u/!ng h!"ung.8a. N ,

    sputum, dan sebagainya, jika perlu dan sesuai protkol• =erikan terapi nebuli@er ultrasonic dan udara atau oksigen yang

    dilembabkan sesuai program• !enangkan pasien selama periode ga$at napas• njurkan napas dalam melalui abdomen selama periode ga$at napas• Pertahankan oksigen aliran rendah dengan kanul nasal, masker atau

    sungkup,bc.bd.be.

    8$.8g.

  • 8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)

    14/28

    8h. STUDI KASUS8!. PE IT bernama n. masuk ke ruang ra$at inap anak pada

    hari sabtu "" pril 20"7 jam 08.60 $ib diantar oleh keluarga dengan keluhan nyeri pada

    daerah perut yang dirasakan sejak ' hari yang lalu dan diiringi pembengkakan pada

    daerah perut serta mual dan muntah setiap harinya, makan tidak pernah dihabiskan. . etelah dilakukan pemeriksaan

    darah dan pemeriksaan # ay, ternyata pasien didiagnosa positif menderita

    Peritonitisc) i$ayat &esehatan Calu bp. &eluarga pasien mengatakan anaknya belum pernah mengalami penyakit

    seperti ini sebelumnya, dan belum pernah diopname sebelumnya. bI. br.

    d) i$ayat &esehatan &eluarga bs. &eluarga pasien mengatakan di keluarga tidak ada yang mengalami

    penyakit seperti ini. bt.

    8u. Pemer!ksaan #!s!k Per=S!stembv. B1 (Breath) :

  • 8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)

    15/28

    b$. Pola napas reguler, tidak ada retraksi pernapasan dan napas cuping hidung

    "7G9menitbx. B2 (Blood) :

    by. !L""0980

  • 8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)

    16/28

    dj. = L +b 1 "0 gr9dCdk. lbumin 1 6, gr9dCdl. 5 L *ata co$ong, &onjungti%a anemis,muntah

    dm. L makan habis M porsidn.

    dp.dI. 1dr. &eluarga mengatakan anaknya sangat re$el,keluarga selalu menanyakan kapan anaknya boleh

    pulangds. 4 1dt. &lien gelisah dan sering menangis, keluargaikut gelisah melihat anaknya menangis terus

    du. 5emas

    "7."5. DIA>N

  • 8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)

    17/28

    5. elera makanB keinginan untuk makan ketika dalam keadaan sakit atau sedang

    menjalani pengubatan6. Pembentukan pola menyusu1 bayiB bayi melekat ked an menghisap dari payudara

    ibu untuk memperoleh nutrisi selama tiga minggu pertama menyusui7. tatus gi@iB tingkat ketersediaan @at gi@i untuk memenuhi kegiatan metabolic8. tatus gi@i1 pengukuran biokimiaB komponen dan kimia cairan yang

    mengindikasikan status nutrisi9. tatus gi@i1 asupan makanan dan cairanB jumlah makanan dan cairan yang

    dikonsumsi tubuh dalam $aktu 2' jam10. tatus gi@i1 asupan gi@iB keadekuatan pola asupan @at gi@i yang biasanya

    ee.

    e$. NI6

    • &aji elera makanB keinginan untuk makan ketika dalam keadaan sakit atau

    sedang menjalani pengubatan• &aji =erat badan dan tingkat kesesuaian berat badan• *anajemen nutrisiB tentukan dengan melakukan kolaborasi dengan ahli gi@i jika

    diperlukan jumlah kalori, dan jenis @at gi@i yang dibutuhkan untuk memenuhi

    kebutuhan nutrisi.• =uat perencanaan makan sesuai dengan selera pasien• ukung anggota keluarga untuk memba$a makanan kesukaan pasienJ• uapi pasien jika perlu• *anajemen nutrisi1 berikan pasien minuman dan kudapan bergi@i tinggi protein,

    tinggi kaori yang siap dikonsumsi dan ajarkan pasien tentang cara membuat

    jad$al makan jika perlu• =erikan obat antiemetic sesuai indikasi• :agalah hygiene mulut pasien

    eg.

    %. 6emas 8erhu8ungan "engan /r ses h s/!tal!sas!eh. Nunakan pendekatan yang menenangkan• :elaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur • !emani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut• =erikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis• orong keluarga untuk menemani anak • engarkan dengan penuh perhatian• -dentifikasi tingkat kecemasan• orong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi

    ej.

  • 8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)

    18/28

    ek. BAB &el. PENUTUP

    em. Peritonitis adalah peradangan pada peritonium yang merupakan

    pembungkus %isera dalam rongga perut. Peritoneum adalah selaput tipis dan jernih yang

    membungkus organ perut dan dinding perut sebelah dalam. Peritonitis yang terlokalisir

    hanya dalam rongga pel%is disebut pel%ioperitonitis.

    en. Penyebab peritonitis antara lain 1 penyebaran infeksi dari organ perut yang

    terinfeksi, penyakit radang panggul pada $anita yang masih aktif melakukan kegiatan

    seksual, infeksi dari rahim dan saluran telur, kelainan hati atau gagal jantung, peritonitis

    dapat terjadi setelah suatu pembedahan, dialisa peritoneal (pengobatan gagal ginjal),

    iritasi tanpa infeksi.eo. Patofisologi peritonitis adalah reaksi a$al peritoneum terhadap in%asi

    bakteri adalah keluarnya eksudat fibrinosa. !erbentuk kantong#kantong nanah (abses)

    diantara perlekatan fibrinosa, yang menempel menjadi satu dengan permukaan sekitarnya

    sehingga membatasi infeksi. Perlekatan biasanya menghilang bila infeksi menghilang,

    tetapi dapat menetap sebagai pita#pita fibrinosa, yang kelak dapat menyebabkan

    terjadinya obstruksi usus.

    Prinsip umum terapi pada peritonitis adalaha Penggantian cairan dan elektrolit yang hilang yang dilakukan secara

    intra%ena. b !erapi antibiotika memegang peranan yang sangat penting dalam

    pengobatan infeksi nifas.c !erapi analgesik diberikan untuk mengatasi nyeri.d !indakan bedah mencakup mengangkat materi terinfeksi dan memperbaiki

    penyebab.

    ep. &.2 Saran

    eI. &ita sebagai seorang pera$at dalam mengatasi masalah peritonitis di

    masyarakat dapat memberikan berbagai cara untuk mencegah peritonitis dan diharapkan

    mahasis$a dapat memberikan asuhan kepera$atan khususnya pada klien yang

    mengalami peritonitis yang sesuai dengan apa yang dipelajari.

    er.

    es.

    et. DA#TA PUSTAKA

  • 8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)

    19/28

    eu. =rooker 5, 200 , nsiklopedia &epera$atan, >5, lih =ahasa +artonodkk, :akarta

    e7. ahlan. *., :usi. ., jamsuhidajat. ., 200', >a$at bdomen dalam=uku jar -lmu =edah, disi e%isi, >5, :akarta

    e5. epkes .-., 2008. Profil &esehatan -ndonesia. :akarta

    eG. Fauci et al , 2008, $arrison%s &rincipal '" nternal edicine *olume 1 ,*c>ra$ +ill, Peritonitis halaman 808#8"0, " "7#" "/

    ey. &o$alak. 20"0. =uku jar Patofisiologi. :akarta1 >5

    e@. *arshall, :5. 2006. ntensive +are anagement o" ntra ,bdominal n"ection. 5ritical 5are *edicineB 6"(8) 1 2228#6/

    fa. Padila. (20"2). =uku jar &epera$atan *edikal =edah. :ogjakarta1

  • 8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)

    20/28

    ".

  • 8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)

    21/28

    7.

    /.

    8.

    .

  • 8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)

    22/28

    "0.

    "".

  • 8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)

    23/28

    "2.

    "6.

  • 8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)

    24/28

    14.

  • 8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)

    25/28

    15.

  • 8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)

    26/28

    16.

  • 8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)

    27/28

    17.

  • 8/17/2019 Sgd Peritonitis Revisi(2)

    28/28

    "8.

    " .

    20.

    2".22.

    26.

    2'.

    25.