SGD 4 LBM 1 MODUL SKN
OUTBREAKSTEP I P2MPL : Pemberantasan penyakit menular dan
penyakit lingkungan / pemberantasan penyakit menular dan penyehatan
lingkungan ; yg bergerak di bawah LITBANGKES Epidemiological :
suatu ilmu yg mempelajari timbulnya perjalanan penyakit dan
pencegahan terutama pada peny menular ; ilmu yg mempelajari tt
distribusi, penyebaran dan faktor-faktor yg mempengaruhi penyakit
tsb ; sarana untuk mengetahui profil kesehatan suatu wilayah sampai
negara Riwayat alami penyakit : riwayat yg pernah dialami oleh
seorg manusia dmn bisa jd salah satu faktor resiko utk peny yg akan
dtg dan bisa jd bahan utk menggali peny sebelumnya ; perkembangan
suatu peny yg dialami seseorg jadi tanpa campur tangan dr medis
STEP II1. Apa saja batasan manfaat dan tujuan dari epidemiologi
?
2. Apa saja ruang lingkup epidemiologi dlm masalah kesehatan ?3.
Apa saja klasifikasi epidemiologi ?4. Macam-macam keg P2MPL ?5.
Faktor-faktor yg mempengaruhi epidemiologi ?6. Manfaat mengetahui
riwayat alamiah penyakit ?7. Apa pengertian dr outbreak / KLB
(Kejadian Luar Biasa)?8. Bagaimana cara pencegahan dr outbreak /
KLB ?9. Tahap-tahap riwayat alamiah penyakit ?10. Tujuan umum dan
khusus dr epidmiologi ?11. Kriteria suatu penyakit dianggap KLB
?
STEP III1. Apa saja ruang lingkup epidemiologi dlm masalah
kesehatan ?a. Masalah kesehatan sebagai subjek dan objek
epidemiologiEpidemiologi tidak hanya sekedar mempelajari
masalah-masalah penyakit-penyakit saja, tetapi juga mencakup
masalah kesehatan yang sangat luas ditemukan di masyarakat.
Diantaranya masalah keluarga berencana, masalah kesehatan
lingkungan, pengadaan tenaga kesehatan, pengadaan sarana kesehatan
dan sebagainya. Dengan demikian, subjek dan objek epidemiologi
berkaitan dengan masalah kesehatan secara keseluruhan.b. Masalah
kesehatan pada sekelompok manusiaPekerjaan epidemiologi dalam
mempelajari masalah kesehatan, akan memanfaatkan data dari hasil
pengkajian terhadap sekelompok manusia, apakah itu menyangkut
masalah penyakit, keluarga berencana atau kesehatan lingkungan.
Setelah dianalisis dan diketahui penyebabnya dilakukan upaya-upaya
penanggulangan sebagai tindak lanjutnya.c. Pemanfaatan data tentang
frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan dalam merumuskan
penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan.Pekerjaan epidemiologi
akan dapat mengetahui banyak hal tentang masalah kesehatan dan
penyebab dari masalah tersebut dengan cara menganalisis data
tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan yang terjadi
pada sekelompok manusia atau masyarakat. Dengan memanfaatkan
perbedaan yang kemudian dilakukan uji statistik, maka dapat
dirumuskan penyebab timbulnya masalah kesehatan.
SUBYEK & OBYEK EPIDEMIOLOGI Masalah Kesehatan :* Penyakit
Infeksi/ menular* Penyakit Non menular* Masalah Kesehatan Lain :
program KB program perbaikan lingk. Pemukiman program
pengadaan& sarana pely. kesehatan SASARAN : Populasi manusia
MENGUKUR & MENGANALISA FREKUENSI + PENYEBARANMASALAH
KESEHATAN
Kriteria etiologi Efikasi Efektivitas : tindakan Efisiensi :
pengaruh yg bisa dihub pd keg sehari-hari Evaluasi : penilaian
keseluruhan mengenai keberhasilan dr suatu intervensi edukasi
2. Apa saja batasan manfaat dan tujuan dari epidemiologi
?Batasan epidemiologi mencakup 3 elemen, yaitu :a. Mencakup semua
penyakitEpidemiologi mempelajari semua penyakit, baik penyakit
infeksi maupun non infeksi, seperti kanker, penyakit kekurangan
gizi (mal nutrition), kecelakaan lalu lintas maupun kecelakaan
kerja, sakit jiwa dsb. Bahkan di negara-negara maju epidemiologi
ini mencakup juga kegiatan pelayanan kesehatanb. PopulasiApabila
kedokteran klinik berorientasi pada gambaran-gambaran
penyakit-penyakit individu-individu, maka epidemiologi ini
memusatkan perhatiannya pada distribusi penyakit pada populasi
(masyarakat) atau kelompokc. Pendekatan ekologiFrekuensi dan
distribusi penyakit dikaji ari latar belakang pada keseluruhan
lingkungan manusia baik lingkungan fisik, biologis maupun sosial.
Terjadinya penyakit pada seseorang dikaji dari manusia dan total
lingkungannya.1. Penyebaran Penyakitdi dalam epidemiologi biasanya
timbul pertanyaan yg perlu direnungkan, yaitu :a. Siapa (who),
siapakah yang menjadi sasaran penyebaran penyakit itu atau orang yg
terkena penyakitb. Dimana (where), dimana penyebaran atau
terjadinya penyakitc. Kapan (when), kapan penyebaran atau
terjadinya penyakit tersebut
2. KegunaanKegunaan lain dari epidemiologi khususnya dalam
program kesehatan adalah ukuran-ukuran epidemiologi seperti,
prevalensi, point of prevalence dan sebagainya dapat digunakan
dalam perhitungan-perhitungan : prevalensi, kasus baru, case
fatality rate, dsb(Sumber : Buku Ilmu Kesehatan Masyarakat,
Prinsip-Prinsip Dasar, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, Rineka
Cipta, 2003)Tujuan Secara umum, dapat dikatakan bahwa tujuan yang
hendak dicapai dalam epidemiologi adalah memperoleh data frekuensi,
distribusi dan determinan penyakit atau fenomena lain yang
berkaitan dengan kesehatan masyarakat, misalnya:1.Penelitian
epidemiologis yang dilakukan pada kejadian luar biasa akibat
keracunan makanan dapat digunakan untuk mengungkapkan makanan yang
tercemar dan menemukan penyebabnya.2.Penelitian epidemiologis yang
dilakukan untuk mencari hubungan antara karsinoma paru-paru dengan
asbes, rokok dengan penyakit jantung dan hubungan-hubungan penyakit
dan masalah kesehatan lainnya3.Menentukan apakah hipotesis yang
dihasilkan dari percobaan heawan konsisten dengan data
epidemiologis4.Memperoleh informasi yang dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan, penanggualangan
masalah kesehatan, serta menentuka prioritas masalah keseahatan
masyarakat
Sedangkan tujuan epidemiologi menurut Risser (2000), Gordis
(2000), Gerstman (1998), Kleinbaum (1982) dapat di simpulkan
sebagai berikut :Mendeskripsikan Distribusi, kecenderungan dan
riwayat alamiah suatu penyakit atau keadaan kesehatan
populasi.Menjelaskan etiologi penyakit.Meramalkan kejadian
penyakit.Mengendalikan distribusi penyakit dan masalah kesehatan
populasi.
Manfaat Apabila Epidemiologi dapat dipahami dan diterapkan
dengan baik, akan diperoleh berbagai manfaat yang jika
disederhanakan adalah sebagai berikut :
1. Membantu Pekerjaan Administrasi Kesehatan.Yaitu membantu
pekerjaan dalam Perencanaan ( Planning ) dari pelayanan kesehatan,
Pemantauan ( Monitoring ) dan Penilaian ( Evaluation ) suatu upaya
kesehatan.Data yang diperoleh dari pekerjaan epidemiologi akan
dapat dimanfaatkan untuk melihat apakah upaya yang dilakukan telah
sesuai dengan rencana atau tidak (Pemantauan) dan ataukah tujuan
yang ditetapkan telah tercapai atau tidak (Penilaian).
2. Dapat Menerangkan Penyebab Suatu Masalah Kesehatan.Dengan
diketahuinya penyebab suatu masalah kesehatan, maka dapat disusun
langkah langkah penaggulangan selanjutnya, baik yang bersifat
pencegahan ataupun yang bersifat pengobatan.
3. Dapat Menerangkan Perkembangan Alamiah Suatu Penyakit.Salah
satu masalah kesehatan yang sangat penting adalah tentang penyakit.
Dengan menggunakan metode Epidemiologi dapatlah diterangkan Riwayat
Alamiah Perkembangan Suatu Penyakit ( Natural History of Disease ).
Pengetahuan tentang perkembangan alamiah ini amat penting dalam
menggambarkan perjalanan suatu penyakit. Dengan pengetahuan
tersebut dapat dilakukan berbagai upaya untuk menghentikan
perjalanan penyakit sedemikian rupa sehingga penyakit tidak sampai
berkelanjutan. Manfaat / peranan Epidemiologi dalam menerangkan
perkembangan alamiah suatu penyakit adalah melalui pemanfaatan
keterangan tentang frekwensi dan penyebaran penyakit terutama
penyebaran penyakit menurut waktu. Dengan diketahuinya waktu muncul
dan berakhirnya suatu penyakit, maka dapatlah diperkirakan
perkembangan penyakit tersebut.
4. Dapat Menerangkan Keadaan Suatu Masalah Kesehatan.Karena
Epidemiologi mempelajari tentang frekwensi dan penyebaran masalah
kesehatan, maka akan diperoleh keterangan tentang keadaan masalah
kesehatan tersebut. Keadaan yang dimaksud di sini merupakan
perpaduan dari keterangan menurut cirri cirri Manusia, tempat dan
Waktu.
PERANAN EPIDEMIOLOGI DALAM KESEHATAN MASYARAKATDalam bidang
kesehatan, epidemiologi mempunyai peranan yang cukup besar karena
hasilnya dapat digunakan untuk:Mengadakan anlisis perjalanan
penyakit di masyarakat serta perubahan-perubahan yang terjadi
akibat intervensi alam atau manusiaMendeskripsikan pola penyakit
pada berbagai kelompok masyarakatMendeskripsikan hubungan antara
dinamika penududuk dengan penyebaran penyakit
Dari kemampuan epidemiologi untuk mengetahui distribusi dan
faktor-faktor penyebab masalah kesehatan dan mengarahkan intervensi
yang diperlukan maka epidemiologi diharapkan mempunyai peranan
dalam bidang kesehatan masyarakat berupaMengidentifikasi berbagai
faktor penyebab maupun faktor risiko yang berhubungan dengan
timbulnya penyakit dan masalah kesehatan lainnyaMenerangkan
besarnya masalah dan gangguan kesehatan serta penyebarannya dalam
suatu penduduk tertentuMengembangkan metodologi untuk menganalisis
keadaan suatu penyakit dalam upaya untuk mengatasi atau
menanggulanginya.Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk
menanggulangi masalah yang perlu dipecahkan.Menyiapkan data dan
informasi yang esensil untuk keperluan :1.perencanaan,2.pelaksanaan
program,3.evaluasi berbagai kegiatan pelayanan kesehatan pada
masyarakat4.menentukan skala perioritas kegiatan tsb.Membantu
melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang sedang atau
telah dilakukan.
3. Apa saja yang dilakukan dlm studi epidemiologi ?
Surveillance epidemiologi : keg pengamatan thd suatu penyakit
atau masalah kesehatan serta faktor2 determinannya dilakukan scr
sistematis (proses pengumpulan data, pengolahan data dmn data bisa
didapat dr sensus [polio, angka kematian ibu dan bayi, kurang
gizi], registrasi dan studi kasus [HIV] ) dan terus menerus.
4. Apa saja tipe survey epidemiologi ? beserta contoh !
Surveilans epidemiologi adalah pengamatan secara teratur dan
terus menerus terhadap semua aspek penyakit tertentu, baik keadaan
maupun penyebarannya dalam satu kelompok penduduk tertentu untuk
kepentingan pencegahan dan penanggulangan. (Nur Nasry Noor,
2000).Istilah surveilans digunakan untuk dua hal yang agak berbeda.
Pertama, surveilans dapat diartikan sebagai pengawasan secara
terus-menerus terhadap faktor penyebab kejadian dan sebaran
penyakit, dan yang berkaitan dengan keadaan sehat atau sakit.
Surveilans ini meliputi pengumpulan, analisis, penafsiran, dan
penyebaran data yang terkait, dan dianggap sangat berguna untuk
penanggulangan dan pencegahan secara efektif. Definisi yang
demikian luas itu mirip dengan surveilans pada sistem informasi
kesehatan rutin, dan karena itu keduanya dapat dianggap berperan
bersama-sama. Kegunaan kedua yaitu menyangkut sistem pelaporan
khusus yang diadakan untuk menanggulangi masalah kesehatan utama
atau penyakit, misalnya penyebaran penyakit menahun suatu bencana
alam. Sistem surveilans ini sering dikelola dalam jangka waktu yang
terbatas dan terintegrasi secara erat dengan pengelolaan program
intervensi kesehatan. Bila informasi tentang insidens sangat
dibutuhkan dengan segera, sedangkan sistem informasi rutin tidak
dapat diandalkan maka sistem ini dapat digunakan. (J.P Vaughan
& R.H Morrow, 1993).
2. Komponen SurveilansKomponen dari surveilans yaitu :1.
Pengumpulan/pencatatan kejadian (data) yang dapat dipercaya.2.
Pengelola data untuk dapat memberikan keterangan yang berarti.3.
Analisis dan interpretasi data untuk keperluan kegiatan.4.
Perencanaan penanggulangan khusus dan program pelaksanaannya.5.
Evaluasi/penilaian hasil kegiatan.
3. Jenis Surveilans EpidemiologiTerdapat lima jenis dari
surveilans yaitu sebagai berikut :1. Surveilans pasif, yaitu
pengumpulan data yang diperoleh dari laporan bulanan sarana
pelayanan di daerah.2. Surveilans aktif, yaitu pengumpulan data
yang dilakukan secara langsung untuk mempelajari penyakit tertentu
dalam waktu yang relatif singkat dan dilakukan oleh petugas
kesehatan secara teratur seminggu sekali atau dua minggu sekali
untuk mencatat ada atau tidaknya kasus baru penyakit tertentu.3.
Surveilans menyeluruh, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dalam
batas waktu tertentu diberbagai bidang agar dapat mewakili populasi
yang diteliti dalam sebuah negara.4. Surveilans sentinel, yaitu
pengumpulan data yang dilakukan terbatas pada bidang-bidang
tertentu. Survei ini tidak dapat digunakan dalam sebuah populasi
karena dianggap tidak mewakili sebuah kelompok populasi, akan
tetapi dapat digunakan untuk memonitor tren penyakit dan dalam
mengumpulkan informasi yang lebih terperinci.5. Surveilans
berdasarkan kondisi masyarakat, sarana dan prasarana serta
laboratorium kesehatan termasuk pelaporan yang dilakukan oleh
masyarakat, fasilitas kesehatan dan laboratorium secara
berturut-turut.
5. Apa saja klasifikasi epidemiologi ?1. Epidemiologi
deskriptif, yaitu suatu penelitian yang tujuan utamanya melakukan
eksplorasi diskriptif terhadap fenomena kesehatam masyarakat yang
berupa risiko ataupun efek.Epidemiologi deskriptif adalah cabang
epidemiologi yang mempelajari tentang kejadian dan distribusi
penyakit. Distribusi penyakit dikelompokkan menurut faktor orang
(who), tempat (where), dan waktu (when).Karakteristik orang dapat
dibedakan lagi menjadi faktor usia, jenis kelamin, golongan etnik,
status perkawinan, pekerjaan, status sosial ekonomi, dan agama.
Tujuan dari epidemiologi deskriptif ialah untuk menggambarkan
distribusi keadaan masalah kesehatan sehingga dapat diduga kelompok
mana di masyarakat yang paling banyak terserang. Faktor usia
merupakan variable yang harus diperhitungkan dalam studi
epidemiologi. Faktor usia berhubungan dengan rasio morbiditas dan
rasio mortalitas dari suatu populasi. Hubungan faktor usia dengan
mortalitas secara umum dapat dikatakan akan meningkat seiring
dengan meningkatnya usia. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain faktor penyebab penyakit, pengalaman terpapar penyakit,
pekerjaan, kebiasaan hidup, dan adanya perubahan dalam kekebalan
tubuh. Sedangkan hubungan faktor usia dengan morbiditas terletak
pada frekuensi penyakit, dan berat-ringannya suatu penyakit. Selain
berhubungan dengan mortalitas dan morbiditas suatu penyakit, faktor
usia juga berhubungan dengan tipe, kegawatan, dan bentuk klinis
dari suatu penyakit.Faktor jenis kelamin dapat mempengaruhi
distribusi masalah kesehatan. Beberapa penyakit dilihat dari
frekuensinya dapat berbeda antara pria dan wanita. Hal ini
dipengaruhi oleh perbedaan pekerjaan, kebiasaan hidup, genetika,
dan kondisi fisiologis. Contoh penyakit yang hanya menyerang wanita
: karsinoma uterus, karsinoma mamae, karsinoma serviks, kista
ovarii, dan adneksitis. Contoh penyakit yang hanya menyerang pria :
karsinoma penis, orsitis, hipertrofi prostat, dan karsinoma
prostat.Faktor golongan etnik adalah sekelompok manusia dalam suatu
populasi yang memiliki kebiasaan hidup atau sifat biologis dan
genetis yang sama. Golongan etnik dibedakan atas ras, dan etnik
atau suku bangsa. Pengelompokan menurut ras lebih didasarkan pada
warna kulit dan bentuk tubuh. Dikenal 3 ras utama, yakni caucasoid,
negroid, dan mongoloid. Adanya penyakit tertentu yang secara
genetik berhubungan dengan ras yaitu sicle cell anemia. Sedangkan
pengelompokan dalam suku bangsa (etnik) didasarkan pada tempat
tinggal, adat istiadat, kebiasaan hidup, keadaan sosial ekonomi,
maupun susunan makanannya. Timbulnya perbedaan frekuensi penyakit
atau kematian mungkin disebabkan oleh hal-hal tersebut. Contohnya
adalah perbedaan pengalaman penyakit malaria ataupun filaria bagi
penduduk Jawa dan Irian Jaya.
2. Epidemiologi analitik yaitu penelitian ini mencoba untuk
menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan dapat terjadi
yaitu dengan melakukan analisis hubungan antar fenomena, baik
antara faktor risiko dengan efek, antar faktor risiko, maupun antar
efek, terdiri dari :a. Non eksperimental (Observasi) adalah suatu
penelitian dimana pengamatan terhadap fenomena kesehatan dilakukan
dalam keadaan apa adanya tanpa intervensi peneliti.1) Studi kohort
/ follow up / incidence / longitudinal / prospektif studi. Kohort
diartikan sebagai sekelompok orang. Tujuan studi mencari akibat
(penyakitnya).Pada penelitian kohort dilakukan perbandingan antara
kelompok terpapar dengan kelompok tidak terpapar kemudian dilihat
akibat yang ditimbulkannya. Pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan waktu secara longitudinal, atau period time approach.
Karena faktor risiko diidentifikasi lebih dulu dan yang ingin
dilihat adalah efeknya, maka penelitian ini desebut penelitian
prospektif, yaitu melihat kedepan kejadian yang berhubungan dengan
kesakitan.Penelitian diawali dengan kelompok yang terpapar faktor
resiko dan kelompok yang tak terpapar faktor resiko selanjutnya
diikuti dalam jangka waktu yang ditentukan kemudian dievaluasi
timbulnya penyakit atau tidak timbul penyakit pada kedua kelompok.
Penelitian ini disebut juga incidence study karena dengan
penelitian ini diperoleh insiden suatu penyakit (Kuntoro, H.
2006.).Studi kohort, juga biasa disebut follow up atau studi
insidens, bermula dari sejumlah kelompok orang (kohort) yang bebas
dari penyakit, yang diklasifikasikan ke dalam subgrup berdasarkan
tingkat pajanan kepada kejadian potensial penyakit atau outcome.
Kelompok-kelompok studi dengan karakteristik tertentu yang sama
(yaitu pada awalnya bebas dari penyakit) tetapi memiliki tingkat
keterpaparan yang berbeda, dan kemudian dibandingkan insidensi
penyakit yang dialaminya selama periode waktu, disebut kohort.
Ciri-ciri lainnya dari studi kohort adalah dimungkinkannya
penghitungan laju insidensi dari masing-masing kelompok studi
(Kuntoro, H. 2006.).Ada beberapa kelebihan dalam studi kohort.
Pertama, studi kohort dilakukan sesuai dengan logika eksperimental
dalam membuat inferensi kausal, yaitu penelitian dimulai dengan
menentukan faktor penyebab (anteseden) diikuti dengan akibat
(konsekuen). Kedua, peneliti dapat menghitung laju insidensi.
Ketiga, studi kohort sesuai untuk meneliti paparan yang langka
(misalnya faktor-faktor lingkungan). Keempat, studi kohort
memungkinkan peneliti mempelajari sejumlah efek serentak dari
sebuah paparan. Kelima, pada studi kohort prospektif, kemungkinan
terjadi bias dalam menyeleksi subjek dan menentukan status paparan
adalah kecil, sebab penyakit yang diteliti belum terjadi. Keenam,
karena bersifat observasional, maka tidak ada subjek yang sengaja
dirugikan karena tidak mendapatkan terapi yang bermanfaat (Kuntoro,
H. 2006.).Studi kohort juga memiliki berbagai kelemahan. Kelemahan
utama, rancangan studi kohort prospektif lebih mahal dan
membutuhkan waktu yang lebih lama daripada studi kasus kontrol atau
studi kohort retrospektif. Kedua, tidak efisien dan tidak praktis
untuk mempelajari penyakit yang langka, kecuali jika ukuran besar
atau prevalensi penyakit pada kelompok terpapar cukup tinggi.
Ketiga, subjek dapat saja hilang atau pergi selama penelitian.
Keempat, karena faktor penelitian sudah ditentukan terlebih dahulu
pada awal penelitian, maka studi kohort tidak cocok untuk
merumuskan hipotesis tentang faktor-faktor etiologi lainnya untuk
penyakit itu, tatkala penelitian terlanjur berlangsung (Kuntoro, H.
2006.).2) Studi kasus control / case control study / studi
retrospektif. Tujuannya mencari faktor penyebab penyakit.Pada
penelitian kasus kontrol dilakukan perbandingan antara kelompok
populasi yang menderita penyakit dengan yang tidak menderita
penyakit kemudian dicari faktor penyebabnya. Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan waktu secara longitudinal, atau period
time approach. Karena yang diketahui adalah efek dan yang ingin
dilihat adalah faktor risiko maka sifat penelitian ini disebut
penelitian retrospektif yaitu melihat kembali kebelakang kejadian
yang berhubungan dengan kesakitan.Penelitian diawali dengan
penentuan kelompok disease dan kelompok non disease. Selanjutnya di
lacak kemungkinan adanya faktor resiko di masa lampau yang ada
kaitannya dengan timbulnya disease yang dipelajari. Dalam melacak
adanya faktor resiko tentunya ada kelemahannya yaitu bias karena
individu diminta untuk mengingat tentang apa yang pernah dialaminya
dalam terpapar faktor resiko di masa lampau. Bias tersebut dikenal
dengan recall bias. Peluang bias lebih besar pada kelompok non
disease dibandingkan kelompok disease (Kuntoro, H. 2006.).Studi
kasus kontrol mengikuti paradigma yang menelusuri dari efek ke
penyebab. Di dalam studi kasus kontrol, individual dengan kondisi
khusus atau berpenyakit (kasus) dipilih untuk dibandingkan dengan
sejumlah indivual yang tak memiliki penyakit (kontrol). Kasus dan
kontrol dibandingkan dalam hal sesuatu yang telah ada atau atribut
masa lalu atau pajanan menjadi sesuatu yang relevan dengan
perkembangan atau kondisi penyakit yang sedang dipelajari (Kuntoro,
H. 2006.).Studi kasus kontrol merupakan salah satu rancangan riset
epidemiologi yang paling popular belakangan ini karena kekuatan
yang dimilikinya. Kelebihan studi kasus kontrol anatara lain,
relatif murah, relatif cepat, hanya membutuhkan perbandingan subjek
yang sedikit, tak menciptakan subjek yang berisiko, cocok untuk
studi dari penyakit yang aneh ataupun penyakit yang memiliki
periode laten lama, dan sebagainya (Kuntoro, H. 2006.).Studi kasus
kontrol memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan pertama adalah studi
kasus kontrol memiliki metodologi kausal yang bertentangan dengan
logika eksperimen klasik. Logika normal penelitian hubungan kausal
paparan dan penyakit lazimnya diawali dengan identifikasi paparan
(sebagai penyebab) kemudian diikuti selama periode tertentu untuk
melihat perkembangan penyakit (sebagai akibat). Studi kasus kontrol
melakukan hal yang sebalikanya : melihat akibatnya dulu, baru
menyelidiki apa penyebabnya. Kelemahan-kelemahan yang lain adalah
studi kasus kontrol tidak efisien untuk mempelajari paparan-paparan
yang langka, peneliti tak dapat menghitung laju insidensi penyakit
baik populasi yang terpapar maupun yang tak terpapar karena
subjeknya dipilih berdasarkan status penyakit, tidak mudah untuk
memastikan hubungan temporal antara paparan dan penyakit (Kuntoro,
H. 2006.).3) Studi Cross Sectional Study / studi potong lintang /
studi prevalensi atau survey yaitu merupakan penelitian untuk
mempelajari hubungan antara faktor-faktor risiko dengan efek dengan
pendekatan atau observasi sekaligus pada suatu waktu tertentu.
Disebut juga penelitian transversal karena model yang digunakan
adalah Point time Approach. Pendekatan suatu saat bukan dimaksudkan
semua subyek diamati pada saat yang sama melainkan tiap subyek
hanya diamati satu kali saja dan pengukuran dilakukan terhadap
suatu karakter atau variabel pada saat pemeriksaan.Penelitian ini
disebut juga prevalence study karena dari penelitian ini diperoleh
prevalensi suatu penyakit. Penelitian ini disebut juga
correlational study karena bisa digunakan untuk mengukur kuatnya
hubungan antara faktor resiko dengan penyakit. Dikatakan
cross-sectional study karena faktor resiko dan penyakit diamati
pada waktu yang bersamaan. Penelitian ini tidak bisa digunakan
untuk membuktikan hubungan sebab akibat (Kuntoro, H.
2006.).Cross-sectional studi ini adalah rancangan studi
epidemiologi yang mempelajari hubungan penyakit dan paparan (faktor
penelitian) dengan cara mengamati status paparan dan penyakit
serentak pada individu-individu dari populasi tunggal pada satu
saat atau satu periode. Tujuan studi ini adalah untuk memperoleh
gambaran pola penyakit dan determinan-dterminannya pada populasi
sasaran (Kuntoro, H. 2006.).Kelebihan studi belah lintang ialah
mudah untuk dilakukan dan murah, sebab tidak memerlukan follow-up.
Jika tujuan penelitian sekadar mendeskripsikan distribusi penyakit
dihubungkan dengan faktor-faktor penelitian, maka studi potong
lintang adalah rancangan studi yang cocok, efisien, dan cukup kuat
di segi metodologik. Selain itu, studi belah-lintang tak memaksa
subjek untuk mengalami faktor yang diperkirakan bersifat merugikan
kesehatan faktor resiko (Kuntoro, H. 2006.).Kelemahan studi
belah-lintang adalah tidak tepat digunakan untuk menganalisis
hubungan kausal paparan dan penyakit. Hal ini disebabkan karena
validitas penilaian hubungan kausal yang menuntut sekuensi waktu
yang jelas antara paparan dan penyakit (yaitu, paparan harus
mendahului penyakit) sulit untuk dipenuhi pada studi ini (Kuntoro,
H. 2006.).
b. Eksperimental atau penelitian intervensi adalah penelitian
eksperimental yang dilakukan terhadap masyarakat. Peneliti
memberikan perlakuan atau manipulasi pada masyarakat, kemudian efek
perlakuan tersebut diobservasi, baik secara individual maupun
kelompok. Penelitian dapat melakukan manipulasi / mengontrol
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil penelitian dan
dinyatakan sebagai tes yang paling baik untuk menentukan cause and
effect relationship serta tes yang berhubungan dengan etiologi,
kontrol, terhadap penyakit maupun untuk menjawab pertanyaan masalah
ilmiah lainnya.1) Randomized Control TrialRandomized control trial
(atau randomized clinical trial) adalah sebuah eksperimen
epidemiologi yang mempelajari sebuah pencegahan atau cara hidup
yang dapat mengobati. Subjek dalam populasi adalah kelompok yan
acak, biasanya disebut perawatan dan kelompok kontrol, dan hasilnya
diperoleh dengan membandingkan hasil dari dua atau lebih kelompok.
Hasil yang diinginkan dapat saja berbeda tetapi, mungkin saja
perkembangan penyakit baru atau sembuh dari penyakit yang telah
ada.Kita dapat memulainya dari menentukan populasi dengan acak
untuk mendapatkan perawatan baru atau perawatan yang telah ada, dan
kita mengikuti subjek dalam setiap grup untuk mengetahui seberapa
banyak subjek yang mendapatkan perawatan baru berkembang
dibandingkan subjek dengan perawatan yang telah ada. Jika perawatan
menghasilkan outcome yang lebih baik, kita dapat berharap untuk
mendapatkan outcome yang lebih baik pada subjek dengan perawatan
baru dibandingkan subjek dengan perawatan yang telah ada.Randomized
trial dapat dipakai untuk berbagai macam tujuan. Cara ini dipakai
untuk mengevaluasi obat-obatan baru dan perawatan lain tentang
penyakit, termasuk test teknologi kesehatan dan perawatan medis
yang baru. Juga bisa digunakan untuk memperkirakan program yang
baru untuk skrining dan deteksi dini, atau cara baru mengatur dan
mengantarkan jasa kesehatan.2) Field Trial / Eksperimen
LapanganEkperimen lapangan adalah jenis eksperimen yang dilakukan
di lapangan dengan individu-individu yang belum sakit sebgai
subyek. Mirip dengan studi kohort prospektif, rancangan ini diawali
dengan memilih subyek-subyek yang belum sakit. Subyek-subyek
penelitian dibagi dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,
lalu diikuti perkembangannya apakah subyek itu sakit atau tidak.
Berbeda dengan studi kohort, peneliti menentukan dengan sengaja
alokasi faktor penelitian kepada kelompok-kelompok studi.Subyek
yang terjangkit dan tidak terjangkit penyakit antara kedua kelompok
studi kemudian dibandingkan, untuk menilai pengaruh perlakuan. Jika
laju kejadian penyakit dalam populasi rendah, maka eksperimen
lapangan membutuhkan jumlah subjek yang sangat besar pula. Pada
ekperimen lapangan kerap kali peneliti harus mengunjungi subyek
penelitian di lapangan. Peneliti dapat juga mendirikan pusat
penelitian di mana dilakukan pengamatan dan pengumpulan informasi
yang dibutuhkan dengan biaya yang ekstra.3) Community Trial /
Intervensi KomunitasIntervensi komunitas adalah studi di mana
intervensi dialokasikan kepada komunitas, bukan kepada
individu-individu. Intervensi komunitas dipilih karena alokasi
intervensi tidak mungkin atau tidak praktis dilakukan kepada
individu.Contoh intervensi ini adalah riset tentang efektivitas
flurodasi air minum untuk mencegah karies pada masyarakat. Riset
Newburgh-Kingston (Ast et al., 1950) memberikan natrium florida
pada tempat-tempat penyediaan air minum yang dikonsumsi oleh
komunitas (Newburgh). Komunitas lainnya (Kingston) menerima air
minum seperti sebelumnya (tanpa suplementasi fuor). Eksperimen ini
memperlihatkan kemaknaan pengaruh floridasi, baik secara statistik
maupun klinik, dalam mengurangi kerusakan, kehilangan, dan
pergerakan gigi masyarakat.
Perbedaan Penelitian Deskriptif dan Penelitian Analitik
Penelitian Epidemiologi Diskriptif Hanya menjelaskan keadaan suatu
masalah kesehatan (who, where, when) Pengumpulan, pengolahan,
penyajian dan interpretasi data hanya pada suatu kelompok
masyarakat saja Tidak bermaksud membuktikan suatu
hipotesaPenelitian Epidemiologi Analitik Juga menjelaskan mengapa
suatu masalah kesehatan timbul di masyarakat (why) Pengumpulan,
pengolahan, penyajian dan interpretasi data dilakukan terhadap dua
kelompok masyarakat Bermaksud membuktikan suatu hipotesa
6. Faktor-faktor yg mempengaruhi epidemiologi ?a. Frekuensi
yaitu besarnya masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat.Dengan
mengetahui besarnya masalah, kita bisa mengetahui masalah mana yang
harus mendapat penanganan terlebih dahulu.b. Penyebaran atau
distribusi, adalah pengelompokan masalah kesehatan menurut keadaan
tertentu. Pengelompokan ini berupa komunitas yang mengalami masalah
kesehatan (orang/man), tempat (place) dan waktu (time) terjadinya
masalah kesehatan. c. Determinan atau faktor-faktor yang
mempengaruhi.Determinan adalah faktor-faktor yang menjadi penyebab
terjadinya masalah kesehatan, baik dalam banyaknya masalah atau
frekuensi maupun proses penyebaran masalah kesehatan.
7. Tujuan umum dan khusus dr epidmiologi ?
Tujuan umum :a. Meneliti populasi dr manusiab. Mendeskripsikan
dr suatu penyakit ( faktor resiko, perjalanan dan pelayanan
kesehatan)c. Menjelaskan mekanisme terjadinya suatu penyakit (misal
dari penularan) : DBD : jentik nyamuk di air Tujuan Khusus a.
Menyusun hipotesis tt pola distribusi dr penyakitb. Membuat
klasifikasi penyakit berdsarkan etiologic. Menguji validitas konsep
pengendalian penyakit dg mengolah data epidemiologi
8. Apa pengertian dr outbreak / KLB (Kejadian Luar Biasa)?
Kriteria suatu penyakit dianggap KLB ?
7 (tujuh) Kriteria Kejadian Luar Biasa (KLB) Menurut Permenkes
1501 Tahun 2010 adalah :1. Timbulnya suatu penyakit menular
tertentu yang sebelumnya tidak adaatau tidak dikenalpada suatu
daerah.2. Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3
(tiga) kurun waktudalam jam,hari atau minggu berturut-turut menurut
jenis penyakitnya.3. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau
lebih dibandingkan denganperiodesebelumnya dalam kurun waktu jam,
hari, atau minggu menurut jenis penyakitnya.4. Jumlah penderita
baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkankenaikan duakali
atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata jumlahper bulan
dalam tahunsebelumnya.5. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per
bulan selama 1 (satu) tahunmenunjukkankenaikan dua kali atau lebih
dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan perbulan
pada tahun sebelumnya.6. Angka kematian kasus suatu penyakit (Case
Fatality Rate) dalam 1 (satu)kurun waktutertentu menunjukkan
kenaikan 50% (lima puluh persen) atau lebih dibandingkan
denganangka kematian kasus suatu penyakit periodesebelumnya dalam
kurun waktu yang sama.7. Angka proporsi penyakit (Proportional
Rate) penderita baru pada satu periode menunjukkan kenaikan dua
kali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya dalam kurun waktu
yang sama.
9. Perbedaan KLB dan Wabah ? KLBWabah
Sdh tdk ada penyakit tiba-tiba muncul kembali Sudah ada lalu
terjadi peningkatan
10. Perbedaan epidemi, endemi, pandemi dan outbreak ? perbedaan
didasarkan apa saja (waktu / wilayah)? Perpaduan cirri ini pada
akhirnya menghasilkan 4 ( empat ) Keadaan Masalah Kesehatan yaitu
:
a. EPIDEMIAdalah : Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (
umumnya penyakit ) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam
waktu yang singkat berada dalam frekuensi yang meningkat.
b. PANDEMIAdalah : Suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan
( umumnya penyakit ) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu
dalam waktu yang singkat memperlihatkan peningkatan yang amat
tinggi serta penyebarannya telah mencakup suatu wilayah yang amat
luas.
c. ENDEMIAdalah : suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan (
umumnya penyakit ) yang frekuensinya pada suatu wilayah tertentu
menetap dalam waktu yang lama.
d. SPORADIKAdalah : suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan
( umumnya penyakit ) yang ada di suatu wilayah tertentu
frekwensinya berubah ubah menurut perubahan waktu.11. Bagaimana
cara pencegahan dr outbreak / KLB ? Mengambil tindakan terlebih
dahulu sebelum kejadian langkahlangkah didasarkan data/ keterangan
bersumber hasilanalisis/ pengamatan/ penelitian epidemiologi.
PENCEGAHAN 3 : Primer, Sekunder & Tertier 5 (Five Level Of
Prevention) :*Health promotion(Upaya promosi Kesehatan)* Specific
protection(Upaya proteksi Kesehatan )* Early diagnosis and promt
treatment (Upaya diagnosis dini & tindakan segera)*Disability
limitation (Upaya pemberantasan akibat buruk)*Rehabilitation (Upaya
pemulihan Kesehatan)
a. Pencegahan Primordial (Primordial prevention)b. Pencehan
tingkat pertama (Primary prevention)Promosi kesehatan dan
pencegahan khususc. Pencegahan tingkat kedua (secondary
prevention)diagnosis dini serta pengobatan tepat.d. Pencegahan
tingkat ketiga (tertiary prevention) pencegahan terhadap cacat dan
rehabilitasi.
a. PENCEGAHAN PRIMORDIAL Tujuan : untuk menghindari kemunculan
adanya faktor resiko Memerlukan peraturan yang tegas dari yang
berwenang tidak melakukan halhal yang beresiko timbulnya penyakit
tertentu Contoh : Melarang menebang pohon banjir kejadian
Diare.
b.PENCEGAHAN TINGKAT PERTAMA(Primary Prevention ) Sasaran Faktor
penyebab, Lingkungan & Pejamu Penyebab menurunkan pengaruh
serendah mungkin(desinfeksi, pasteurisasi, strerilisasi,
penyemprotan insektisida) memutus rantai penularan. Lingkungan
perbaikan lingkungan fisik air bersih, sanitasi lingkungan &
perumahan, dllPejamu perbaikan status gizi, status kesehatan,
pemberian imunisasic. c.PENCEGAHAN TINGKAT KEDUA(Secondary
Prevention) Sasaran pada penderia / dianggap menderita(suspect)
& terancam menderitaTujuan : diagnosis dini & pengobatan
tepat(mencegah meluasnya penyakit/timbulnya wabah & proses
penyakit lebih lanjut/ akibat samping &komplikasi)Usaha
pencarian penderita, pemeriksaan CPN,pemberian chemoprophylakxis
(Prepatogenesis /patogenesis penyakit tertentu.d. PENCEGAHAN
TINGKAT KETIGA (Tertiary Prevention) Sasaran penderita penyakit
tertentu Tujuan mencegah jangan sampai mengalami cacat &
bertambah parahnya penyakit juga kematian dan rehabilitasi(
pengembalian kondisi fisik/ medis, mental/psikologis &
sosial)
Mengapa 1 anak dg gizi buruk bisa disebut dg KLB ?
12. Tahap-tahap riwayat alamiah penyakit ?Perkembangan secara
alamiah suatu penyakit(tanpa intervensi/ campur tangan medis)
sehinggasuatu penyakit berlangsung secara natural.PROSES PERJALANAN
PENYAKIT SECARA UMUM DAPATDIBEDAKAN ATAS :1. Tahap Pre Patogenesis
(Stage of Susceptibility)2. Tahap Inkubasi (Stage of Presymtomatic
Disease)3. Tahap Penyakit Dini (Stage of Clinical Disease)4. Tahap
Penyakit Lanjut5. Tahap Akhir Penyakit
1. TAHAP PRE PATOGENESIS (Stage of Susceptibility) Terjadi
interaksi antara host bibit penyakit lingkungan , interaksi di luar
tubuh manusia Penyakit belum ditemukan daya tahan tubuh host masih
kuat, sudah terancam dengan adanya interaksi tersebut.(tahap ini
kondisi masih sehat)2. TAHAP INKUBASI (Stage Of Presymtomatic
Disease) Bibit penyakit sudah masuk ke dalam tubuh host,gejala
penyakit belum nampak. Tiap penyakit mempunyai masa inkubasi
berbedabeda beberapa jam, hari, minggu, bulan sampai
bertahuntahunTAHAP INKUBASI :Dimulai dari masuknya bibit penyakit
sampai sesaat sebelum timbulnya gejala. Daya tahan tubuh tidak
kuat, penyakit berjalan terus terjadi gangguan pada bentuk dan
fungsi tubuh, penyakit makin bertambah hebat dan timbul
gejala.HORISON KLINIK :Garis yang membatasi antara tampak atau
tidaknya gejala penyakit3. TAHAP PENYAKIT DINI (Stage of Clinical
Disease) Dihitung dari munculnya gejala penyakit. Tahap ini pejamu
sudah merasa sakit (masih ringan) penderita masih dapat melakukan
aktifitas (tidak berobat) Perawatan Cukup dengan obat jalan menjadi
masalah besar dunia kesehatan (jika tingkat pengetahuan &
pendidikan masyarakat rendah)mendatangkan masalah lanjutan yang
makin besar Penyakit makin parah berobat memerlukan perawatan
relatif mahal. Akibat lain bahaya masyarakat luas menularkan kepada
orang lain dan dapat menimbulkan KLB atau wabah4. TAHAP PENYAKIT
LANJUT Penyakit makin bertambah hebat Penderita tidak dapat
melakukan pekerjaan Jika berobat umumnya telah memerlukan
perawatan(bed rest).5. TAHAP AKHIR PENYAKIT Perjalanan penyakit
akan berhenti. Berakhirnya perjalanan penyakit beberapa keadaan
yaitu :a. Sembuh sempurna baik bentuk dan fungsi tubuh kembali
semula seperti keadaan sebelum sakitb. Sembuh dengan cacat
Penderita sembuh kesembuhan tidak sempurna ditemukan cacat pada
pejamu. Kondisi cacat cacat fisik, fungsional dan sosial.c.
KarierPerjalanan penyakit seolaholah terhenti gejala penyakit tidak
tampak (dalam diri pejamu masih ditemukan bibit penyakit) suatu
saat penyakit dapat timbul kembali (daya tahan tubuh menurun)d.
KRONISPerjalanan penyakit tampak berhenti gejala penyakit tidak
Berubah tidak bertambah berat ataupun ringane. MENINGGAL DUNIA
Terhentinya perjalanan penyakit pejamu meninggal dunia.(keadaan
yang tidak diharapkan)13. Manfaat mengetahui riwayat alamiah
penyakit ?Manfaat riwayat mempelajari alamiah perjalanan penyakit
:
Untuk diagnostik : masa inkubasi dapat dipakai pedoman penentuan
jenis penyakit, misal dalam KLB (Kejadian Luar Biasa) Untuk
Pencegahan : dengan mengetahui rantai perjalanan penyakit dapat
dengan mudah dicari titik potong yang penting dalam upaya
pencegahan penyakit. Untuk terapi : terapi biasanya diarahkan ke
fase paling awal. Pada tahap perjalanan awal penyakit, adalah waktu
yang tepat untuk pemberian terapi, lebih awal terapi akan lebih
baik hasil yang diharapkan.14. Macam-macam keg P2MPL ? Fasilitasi
dr pelaksanaan, pelayanan dan pemantauan dari pencegahan penyakit
menular Fasilitasi pemberantasan penyakit menular Meningkatkan
kemitraan dan kerja sama antara lintas sektor (pemerintah, petugas
kebersihan, petugas kesehatan)
STEP IVKriteria KLBKLB
epidemiologi
STEP VSTEP VISTEP VIImanajemen