Sesi I Fasilitator: Marisi P. Purba, S.E., M.H., Ak, CA, ACPA (Praktisi, Penulis & Akademisi) SEWA GUNA USAHA (LEASE) SEBAGAI LEMBAGA PEMBIAYAAN
Sesi I
Fasilitator:
Marisi P. Purba, S.E., M.H., Ak, CA, ACPA
(Praktisi, Penulis & Akademisi)
SEWA GUNA USAHA (LEASE) SEBAGAI LEMBAGA PEMBIAYAAN
SEWA GUNA USAHA (LEASE)
TRANSAKSI SEWA DALAM PERSPEKTF LEGAL
TRANSAKSI SEWA DALAM PERSPEKTIF LEGAL
Lease: “Any agreement which gives rise to relationship of landlord and tenant (real property) or lessor and lessee (real or personal property).” (Black’s Law Dictionary).
Rent: “Consideration paid for use or occupation of property. In a broader sense, it is the compensation or fee paid, usually periodically, for the use of any rental property, land, buildings, equipment, etc.” (Black’s Law Dictionary).
Pasal 1548 KUH Perdata:
“Sewa menyewa adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk memberikan kepada pihak yang lainnya kenikmatan dari sesuatu barang, selama suatu waktu tertentu dan dengan pembayaran sesuatu harga, yang oleh pihak tersebut belakangan itu disanggupi pembayarannya.”
Dasar Hukum Sewa:
TRANSAKSI SEWA DALAM PERSPEKTIF LEGAL
Pasal 1550 KUH Perdata:
“Pihak yang menyewakan diwajibkan karena sifat perjanjian, dan dengan tak perlu adanya sesuatu janji untuk itu: 1 e menyerahkan barang yang disewakan kepada si
penyewa; 2 e memelihara barang yang disewakan sedemikian,
hingga barang itu dapat dipakai untuk keperluan yang dimaksudkan;
3 c memberikan si penyewa kenikmatan yang tenteram daripada barang yang disewakan selama berlangsungnya sewa.”
Dasar Hukum Sewa:
TRANSAKSI SEWA DALAM PERSPEKTIF LEGAL
Pasal 1559 KUH Perdata:
“Si penyewa, jika kepadanya tidak telah diizinkan, tidak diperbolehkan mengulangsewakan barang, yang disewanya, maupun melepas sewanya kepada orang lain, atas ancaman pembatalan perjanjian sewa dan penggantian biaya, rugi dan bunga, sedangkan pihak yang menyewakan setelah pembatalan itu, tidak diwajibkan mentaati perjanjiannya ulang sewa”.
Dasar Hukum Sewa:
TRANSAKSI SEWA DALAM PERSPEKTIF LEGAL
Pasal 1564 KUH Perdata:
“Si penyewa bertanggung jawab untuk segala kerusakan yang diterbitkan pada barang yang disewa selama waktu sewa, kecuali jika ia membuktikan bahwa kerusakan terjadi di luar salahnya”.
Dasar Hukum Sewa:
TRANSAKSI SEWA DALAM PERSPEKTIF LEGAL
Pasal 1565 KUH Perdata:
“Ia namun itu tidak bertanggung jawab untuk kebakaran, kecuali jika pihak yang menyewakan membuktikan bahwa kebakaran itu disebabkan kesalahan si penyewa”.
Dasar Hukum Sewa:
TRANSAKSI SEWA DALAM PERSPEKTIF LEGAL
Lembaga Pembiayaan
Sewa Guna Usaha (Leasing)
Modal Ventura
Perdagangan Surat Berharga
Anjak Piutang
Kartu Kredit
SEWA GUNA USAHA (LEASING)
No. Sewa Guna Usaha (Leasing) Sewa
1. Tidak diatur dalam KUH Perdata,
Diatur dalam KUH Perdata,
2. Ada pembatasan status lessor (PT, koperasi),
Tidak ada pembatasan,
3. Objeknya adalah barang modal,
Tidak ada pembatasan objek,
4. Jangka waktu sangat diperhatikan,
Jangka waktu tidak diperhatikan,
5. Sebagai perbuatan bisnis, Dapat muncul bukan hanya dari perbuatan bisnis,
6. Lessor sebagai penyandang dana, barang modal disedikan oleh supplier atau lessee.
Lessor sebagai pemilik barang.
Perbedaan Sewa Guna Usaha (Leasing) dan Sewa:
SEWA GUNA USAHA (LEASING)
Dasar Hukum Sewa Guna Usaha (Leasing):
1. SK Menteri Keuangan No.Kep-38/MK/IV/1/1972 tentang Lembaga Keuangan,
2. Keppres No.61 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan,
3. KMK No.448/KMK.17/2000 tentang Pembiayaan Perusahaan,
4. KMK No.634/KMK.013/1990 tentang Pengadaan Barang Modal Berfasilitas melalui Perusahaan Sewa Guna Usaha (Perusahaan Leasing),
5. KMK No.1169/KMK.01/1991 tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha (Leasing).
SEWA GUNA USAHA (LEASING)
Pasal 1 butir a KMK No.1169 tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha (Leasing):
“Sewa-guna-usaha (Leasing) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa-guna-usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh Lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.”
SEWA GUNA USAHA (LEASING)
Pasal 1 butir 9 Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 tentang Pembiayaan (Keppres 61/1988):
“Perusahaan Sewa Guna Usaha (Leasing Company) adalah badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara "Finance Lease" maupun "Operating Lease" untuk digunakan oleh Penyewa Guna Usaha selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.”
SEWA GUNA USAHA (LEASING)
Para Pihak dalam Kegiatan Sewa Guna Usaha (Leasing):
Lessor Supplier
Lessee
Pembayaran harga barang modal secara tunai
Penyerahan barang modal
Pembayaran kembali harga barang modal secara cicilan
SEWA GUNA USAHA (LEASING)
Para Pihak dalam Kegiatan Sewa Guna Usaha (Leasing):
Perusahaan Konsumen (Kreditur)
Supplier
Konsumen
Harga barang
Perjanjian jual beli Perjanjian pembiayaan konsumen
SEWA GUNA USAHA (LEASING)
Jaminan dalam Kegiatan Sewa Guna Usaha (Leasing):
Jaminan Utama
Jaminan Pokok
Jaminan Tambahan
SEWA GUNA USAHA (LEASING)
Elemen-Elemen Sewa Guna Usaha (Leasing):
Suatu Pembiayaan Perusahaan
Penyediaan Barang Modal
Keterbatasan Jangka Waktu
Pembayaran Kembali secara Berkala
Hak Opsi untuk Membeli
Nilai Residu
SEWA GUNA USAHA (LEASING)
Kemungkinan-Kemungkinan Mekanisme Sewa Guna Usaha (Leasing):
1. Lessor membeli barang atas permintaan lessee, selanjutnya menyerahkan kepada lessee secara leasing,
2. Lessee membeli barang sebagai agennya lessor, dan mengambil barang tersebut secara leasing dari lessor,
3. Setelah lessee membeli barang atas namanya sendiri, kemudian melakukan novasi, sehingga lessor kemudian menghaki barang tersebut dan membayarnya,
SEWA GUNA USAHA (LEASING)
Kemungkinan-Kemungkinan Mekanisme Sewa Guna Usaha (Leasing):
4. Setelah lessee membeli barang untuk dan atas namanya sendiri, kemudian menjualnya kepada lessor dan mengambil kembali barang tersebut secara leasing,
5. Lessor sendiri yang mendapatkan barang secara leasing dengan hak untuk melakukan subleasing, dan memberikan subleasing kepada lessee.
SEWA GUNA USAHA (LEASING)
Beberapa Jenis Kelalaian/Pelanggaran dalam Perjanjian Sewa Guna Usaha (Leasing):
1. Lessee tidak memenuhi atau gagal memenuhi kewajibannya,
2. Terjadi suatu tindakan yang dapat mempengaruhi hal lessor atas kendaraan leasing dalam bentuk apa pun,
3. Perusahaan lessee dibubarkan/dilikuidasi/dinyatakan pailit.
1. Semua sisa pembayaran perjanjian leasing menjadi jatuh tempo,
2. Hak-hak lessee berakhir dan lessor dapat menarik objek leasing,
3. Atas penarikan objek leasing, maka lessee memberi kuasa kepada lessor untuk menjual dan mengalihkan hak atas objek tersebut.
SEWA GUNA USAHA (LEASING)
Klausul “Wanprestasi” dalam Perjanjian Sewa Guna Usaha (Leasing):
SEWA GUNA USAHA (LEASING)
“Dalam hal Lessee melakukan wanprestasi, maka Lessee memberikan persetujuan yang tidak dapat ditarik kembali (irrevocable) kepada Lessor untuk memasuki pekarangan atau tempat dimana barang modal yang disewa itu berada dan mengambil kembali barang modal tersebut dengan atau tanpa bantuan pihak kepolisian.”