Top Banner

of 17

Serba Serbi Ujian Post Natal

Apr 13, 2018

Download

Documents

AndriSuwagiyo
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/26/2019 Serba Serbi Ujian Post Natal

    1/17

    1

    Linea alba adalah garis hitam yang terbentang dari symphisis sampai pusat, pada saatkehamilan warnanya akan menjadi lebih hitam. Selain itu akan timbul garis baru yangterbentang di tengah-tengah atas pusat ke atas yang disebut linea nigra.

    Terdapat juga striae gravidarum yang merupakan garis-garis pada kulit, ada 2 macamstriae :

    1.

    Striae lividae adalah garis-garis yang warnanya biru pada kulit, karenamerupakan striae yang masih baru (pada primi).

    2. Striae albicans adalah striae lividae yang menjadi putih mengkilat danmeninggalkan bekas seperti parut/ cicatrix (pada multi).

    Afterpains

    Relaksasi dan kontraksi secara bergantian dan periodik menyebabkan kram uterus yang tidaknyaman dan sisebut sebagai afterpains dan terjadi pada awal postpartum. Afterpains lebihdirasakan ibu-ibu yang melahirkan bayi yang besar, gemeli atau hidramnion. Menyusui danoksitosin injeksi dapat memperberat afterpains karena menyebabkan kontraksi uterus lebih

    kuat

    B. ADAPTASI PSIKOLOGISMenjadi ortu merupakan suatu krisis dan melewati masa transisi.Masa transisi yg pada post partum yg harus diperhatikan oleh perawat adalah fase honeymoonFase honey moon adalah fase setelah anak lahir dimana terjadi intiminasi dan kontak yanglama antara ibu-ayah-anak. Hal tsb dapat dikatakan sbg psikis honey moon, dimana tidakmemerlukan hal-hal yang romantis secara biologis. Masing-masing saling memperhatikananaknya dan menciptakan hal yang baru.Ikatan kasih ( bondingn & attachment ) terjadi pada kala IV, dimana diadakan antara ibu-

    ayah-anak, dan tetap dalam ikatan kasih.Perubahan psikologis selama post partum menurut Rubin (1977) tdd :1.Fase Taking In ( Periode tingkah laku ketergantungan )Perhatian klien terutama terhadap kebutuhan dirinya, mungkin pasif dan tergantung

    berlangsung selama 1-2 hari. Klien tidak mengingninkan kontak dg bayinya tetapi bukanberarti tidak memperhatikan. Dalam fase ini yg diperlukan klien adalah informasi tentangbayinya, bukan cara merawat bayi.

    2.Fase Taking Hold ( Periode antara tingkah laku mandiri dan ketergantungan )Klien berusaha mandiri dan berinisiatif, perhatian lebih kepada kemampuan mengtasi fungditubuhnya, misalnya kelancaran BAK, BAB, melakukan berbagai aktifitas ; duduk, jalan, dan

    keinginan untuk belajar tentang perawatan dirinya sendiri dan bayinya.3. Letting go

    periode mandiriPOST PARTUM BLUESPada masa post partum klien kadang-kadang mengnalami kekecewaan yang berkaitan denganmudahnya tersinggung dan terluka sehingga nafsu makan dan pola tidur terganggu.Manifestasi ini disebut POST PARTUM BLUES.Disebabkan karena perubahan hormonal dan peran transisi.

    SECTIO CAESARIA (SC)

    A. DEFINISI

    https://www.blogger.com/share-post.g?blogID=302980164215079554&postID=595366061575323017&target=email
  • 7/26/2019 Serba Serbi Ujian Post Natal

    2/17

    2

    Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisipada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh sertaberat janin di atas 500 gram (Sarwono, 2009)

    Sectio Caesaria ialah tindakan untuk melahirkan janin dengan berat badan diatas 500 grammelalui sayatan pada dind ing uterus yang utuh (Gulardi & Wiknjosastro, 2006)

    Sectio caesaria adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perutdan dinding rahim (Mansjoer, 2002)

    B. JENISJENIS1. Sectio cesaria transperitonealis profunda

    Sectio cesaria transperitonealis propunda dengan insisi di segmen bawah uterus. insisi padabawah rahim, bisa dengan teknik melintang atau memanjang. Keunggulan pembedahan iniadalah:

    a. Pendarahan luka insisi tidak seberapa banyak.b. Bahaya peritonitis tidak besar.c. Perut uterus umumnya kuat sehingga bahaya ruptur uteri dikemudian hari tidak besar

    karena pada nifas segmen bawah uterus tidak seberapa banyak mengalami kontraksi sepertikorpus uteri sehingga luka dapat sembuh lebih sempurna.

    2. Sectio cacaria klasik atau section cecaria korporalPada cectio cacaria klasik ini di buat kepada korpus uteri, pembedahan ini yang agak mudahdilakukan,hanya di selenggarakan apabila ada halangan untuk melakukan section cacariatransperitonealis profunda. Insisi memanjang pada segmen atas uterus.

    3. Sectio cacaria ekstra peritonealSection cacaria eksrta peritoneal dahulu di lakukan untuk mengurangi bahaya injeksi perporalakan tetapi dengan kemajuan pengobatan terhadap injeksi pembedahan ini sekarang tidak

    banyak lagi di lakukan. Rongga peritoneum tak dibuka, dilakukan pada pasien infeksi uterinberat.

    4. Section cesaria HysteroctomiSetelah sectio cesaria, dilakukan hysteroktomy dengan indikasi:

    Atonia uteri Plasenta accrete Myoma uteri Infeksi intra uteri berat

    C. ETIOLOGIManuaba (2002) indikasi ibu dilakukan sectio caesarea adalah ruptur uteri iminen,

    perdarahan antepartum, ketuban pecah dini. Sedangkan indikasi dari janin adalah fetal distresdan janin besar melebihi 4.000 gram. Dari beberapa faktor sectio caesarea diatas dapatdiuraikan beberapa penyebab sectio caesarea sebagai berikut:

    1. CPD ( Chepalo Pelvik Disproportion )Chepalo Pelvik Disproportion (CPD) adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai

    dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu tidak dapat melahirkansecara alami. Tulang-tulang panggul merupakan susunan beberapa tulang yang membentukrongga panggul yang merupakan jalan yang harus dilalui oleh janin ketika akan lahir secaraalami. Bentuk panggul yang menunjukkan kelainan atau panggul patologis juga dapatmenyebabkan kesulitan dalam proses persalinan alami sehingga harus dilakukan tindakanoperasi. Keadaan patologis tersebut menyebabkan bentuk rongga panggul menjadi asimetris

    dan ukuran-ukuran bidang panggul menjadi abnormal.2. PEB (Pre-Eklamsi Berat)

  • 7/26/2019 Serba Serbi Ujian Post Natal

    3/17

    3

    Pre-eklamsi dan eklamsi merupakan kesatuan penyakit yang langsung disebabkanoleh kehamilan, sebab terjadinya masih belum jelas. Setelah perdarahan dan infeksi, pre-eklamsi dan eklamsi merupakan penyebab kematian maternal dan perinatal paling pentingdalam ilmu kebidanan. Karena itu diagnosa dini amatlah penting, yaitu mampu mengenalidan mengobati agar tidak berlanjut menjadi eklamsi.

    3. KPD (Ketuban Pecah Dini)Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan dan

    ditunggu satu jam belum terjadi inpartu. Sebagian besar ketuban pecah dini adalah hamilaterm di atas 37 minggu, sedangkan di bawah 36 minggu.

    4. Bayi KembarTidak selamanya bayi kembar dilahirkan secara caesar. Hal ini karena kelahiran

    kembar memiliki resiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi daripada kelahiran satu bayi.Selain itu, bayi kembar pun dapat mengalami sungsang atau salah letak lintang sehingga sulituntuk dilahirkan secara normal.

    5. Faktor Hambatan Jalan Lahir

    Adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir yang tidak memungkinkanadanya pembukaan, adanya tumor dan kelainan bawaan pada jalan lahir, tali pusat pendekdan ibu sulit bernafas.

    6. Kelainan Letak Janina. Kelainan pada letak kepala1) Letak kepala tengadah

    Bagian terbawah adalah puncak kepala, pada pemeriksaan dalam teraba UUB yang palingrendah. Etiologinya kelainan panggul, kepala bentuknya bundar, anaknya kecil atau mati,kerusakan dasar panggul.

    2) Presentasi mukaLetak kepala tengadah (defleksi), sehingga bagian kepala yang terletak paling rendah ialahmuka. Hal ini jarang terjadi, kira-kira 0,27-0,5 %.

    3) Presentasi dahiPosisi kepala antara fleksi dan defleksi, dahi berada pada posisi terendah dan tetap palingdepan. Pada penempatan dagu, biasanya dengan sendirinya akan berubah menjadi letak mukaatau letak belakang kepala.

    b. Letak SungsangLetak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepaladifundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri. Dikenal beberapa jenis letaksungsang, yakni presentasi bokong, presentasi bokong kaki, sempurna, presentasi bokongkaki tidak sempurna dan presentasi kaki (Saifuddin, 2002).

    D. PATOFISIOLOGISC merupakan tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat di atas 500 gr dengan

    sayatan pada dinding uterus yang masih utuh. Indikasi dilakukan tindakan ini yaitu distorsikepala panggul, disfungsi uterus, distorsia jaringan lunak, placenta previa dll, untuk ibu.Sedangkan untuk janin adalah gawat janin. Janin besar dan letak lintang setelah dilakukan SCibu akan mengalami adaptasi post partum baik dari aspek kognitif berupa kurang

    pengetahuan. Akibat kurang informasi dan dari aspek fisiologis yaitu produk oxsitosin yangtidak adekuat akan mengakibatkan ASI yang keluar hanya sedikit, luka dari insisi akanmenjadi post de entris bagi kuman. Oleh karena itu perlu diberikan antibiotik dan perawatanluka dengan prinsip steril. Nyeri adalah salah utama karena insisi yang mengakibatkan

    gangguan rasa nyaman.

  • 7/26/2019 Serba Serbi Ujian Post Natal

    4/17

    4

    Sebelum dilakukan operasi pasien perlu dilakukan anestesi bisa bersifat regionaldan umum. Namun anestesi umum lebih banyak pengaruhnya terhadap janin maupun ibuanestesi janin sehingga kadang-kadang bayi lahir dalam keadaan upnoe yang tidak dapatdiatasi dengan mudah. Akibatnya janin bisa mati, sedangkan pengaruhnya anestesi bagi ibusendiri yaitu terhadap tonus uteri berupa atonia uteri sehingga darah banyak yang keluar.

    Untuk pengaruh terhadap nafas yaitu jalan nafas yang tidak efektif akibat sekret yanberlebihan karena kerja otot nafas silia yang menutup. Anestesi ini juga mempengaruhisaluran pencernaan dengan menurunkan mobilitas usus.

    Seperti yang telah diketahui setelah makanan masuk lambung akan terjadi prosespenghancuran dengan bantuan peristaltik usus. Kemudian diserap untuk metabolismesehingga tubuh memperoleh energi. Akibat dari mortilitas yang menurun maka peristaltik

    juga menurun. Makanan yang ada di lambung akan menumpuk dan karena reflek untuk batukjuga menurun. Maka pasien sangat beresiko terhadap aspirasi sehingga perlu dipasang pipaendotracheal. Selain itu motilitas yang menurun juga berakibat pada perubahan pola eliminasiyaitu konstipasi.

    (Saifuddin, Mansjoer & Prawirohardjo, 2002)

    Pathway SC

  • 7/26/2019 Serba Serbi Ujian Post Natal

    5/17

    5

    http://2.bp.blogspot.com/-xTXHBYSFcrg/UpcUVTo-P3I/AAAAAAAAAW4/r3jWtx6BNd0/s1600/Pathway+SC+(Sectio+Caesaria).jpg
  • 7/26/2019 Serba Serbi Ujian Post Natal

    6/17

    6

    E. TEKHNIK PENATALAKSANAAN

    1. Bedah Caesar Klasik/ Corporal.a. Buatlah insisi membujur secara tajam dengan pisau pada garis tengah korpus uteri diatas

    segmen bawah rahim. Perlebar insisi dengan gunting sampai sepanjang kurang lebih 12 cmsaat menggunting lindungi janin dengan dua jari operator.

    b. Setelah cavum uteri terbuka kulit ketuban dipecah. Janin dilahirkan dengan meluncurkankepala janin keluar melalui irisan tersebut.

    c. Setelah janin lahir sepenuhnya tali pusat diklem ( dua tempat) dan dipotong diantara keduaklem tersebut.d. Plasenta dilahirkan secara manual kemudian segera disuntikkan uterotonika kedalam

    miometrium dan intravena.e. Luka insisi dinding uterus dijahit kembali dengan cara : Lapisan I

    Miometrium tepat diatas endometrium dijahit secara silang dengan menggunakan benangchromic catgut no.1 dan 2

    Lapisan IIlapisan miometrium diatasnya dijahit secara kasur horizontal (lambert) dengan benang yangsama.

    Lapisan III

    http://1.bp.blogspot.com/-XCFn_AEsGU8/UpcUWfIVLyI/AAAAAAAAAXI/nbiPPWRWbho/s1600/Pathway+SC+%2528Sectio+Caesaria%25291.jpg
  • 7/26/2019 Serba Serbi Ujian Post Natal

    7/17

    7

    Dilakukan reperitonealisasi dengan cara peritoneum dijahit secara jelujur menggunakanbenang plain catgut no.1 dan 2

    f. Eksplorasi kedua adneksa dan bersihkan rongga perut dari sisa-sisa darah dan air ketubang. Dinding abdomen dijahit lapis demi lapis.2. Bedah Caesar Transperitoneal Profunda

    a. Plika vesikouterina diatas segmen bawah rahim dilepaskan secara melintang, kemudiansecar tumpul disisihkan kearah bawah dan samping.

    b. Buat insisi secara tajam dengan pisau pada segmen bawah rahim kurang lebih 1 cm dibawahirisan plika vesikouterina. Irisan kemudian diperlebar dengan gunting sampai kurang lebihsepanjang 12 cm saat menggunting lindungi janin dengan dua jari operator.

    c. Setelah cavum uteri terbuka kulit ketuban dipecah dan janin dilahirkan dengan carameluncurkan kepala janin melalui irisan tersebut.

    d. Badan janin dilahirkan dengan mengaitkan kedua ketiaknya.e. Setelah janin dilahirkan seluruhnya tali pusat diklem ( dua tempat) dan dipotong diantara

    kedua klem tersebut.f. Plasenta dilahirkan secara manual kemudian segera disuntikkan uterotonika kedalam

    miometrium dan intravena.g. Luka insisi dinding uterus dijahit kembali dengan cara : Lapisan I

    Miometrium tepat diatas endometrium dijahit secara silang dengan menggunakan benangchromic catgut no.1 dan 2

    Lapisan IILapisan miometrium diatasnya dijahit secara kasur horizontal (lambert) dengan benang yangsama.

    Lapisan IIIPeritoneum plika vesikouterina dijahit secara jelujur menggunakan benang plain catgut no.1dan 2

    h. Eksplorasi kedua adneksa dan bersihkan rongga perut dari sisa-sisa darah dan air ketubani. Dinding abdomen dijahit lapis demi lapis.3. Bedah Caesar Ekstraperitoneala. Dinding perut diiris hanya sampai pada peritoneum. Peritoneum kemudia digeser kekranial

    agar terbebas dari dinding cranial vesika urinaria.b. Segmen bawah rahim diris melintang seperti pada bedah Caesar transperitoneal profunda

    demikian juga cara menutupnya.4. Histerektomi Caersarian ( Caesarian Hysterectomy)a. Irisan uterus dilakukan seperti pada bedah Caesar klasik/corporal demikian juga cara

    melahirkan janinnya.

    b. Perdarahan yang terdapat pada irisan uterus dihentikan dengan menggunakan klemsecukupnya.c. Kedua adneksa dan ligamentum rotunda dilepaskan dari uterus.d. Kedua cabang arteria uterina yang menuju ke korpus uteri di klem (2) pada tepi segmen

    bawah rahim. Satu klem juga ditempatkan diatas kedua klem tersebut.e. Uterus kemudian diangkat diatas kedua klem yang pertama. Perdarahan pada tunggul

    serviks uteri diatasi.f. Jahit cabang arteria uterine yang diklem dengan menggunakan benang sutera no. 2.g. Tunggul serviks uteri ditutup dengan jahitan ( menggunakan chromic catgut ( no.1 atau 2 )

    dengan sebelumnya diberi cairan antiseptic.h. Kedua adneksa dan ligamentum rotundum dijahitkan pada tunggul serviks uteri.

    i. Dilakukan reperitonealisasi sertya eksplorasi daerah panggul dan visera abdominis.j. Dinding abdomen dijahit lapis demi lapis

  • 7/26/2019 Serba Serbi Ujian Post Natal

    8/17

    8

    SC (Sectio Caesaria)

    Laktasi ataumenyusui mempunyai dua pengertian, yaituproduksi ASI (prolaktin)

    danpengeluaran ASI(oksitosin).Produksi ASI (Prolaktin)

    Pembentukan payudara dimulai sejakembrioberusia 18-19 minggu, dan berakhir ketikamulai menstruasi. Hormon yang berperan adalah hormonesterogen danprogesteron yangmembantu maturasi alveoli. Sedangkan hormonprolaktinberfungsi untukproduksi ASI.Selama kehamilan hormonprolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI belum keluar karena

    pengaruh hormon estrogen yang masih tinggi. Kadar estrogen danprogesteron akan menurunpada saat hari kedua atau ketigapasca persalinan,sehingga terjadi sekresi ASI. Padaproseslaktasi terdapat dua reflek yang berperan, yaiturefleks prolaktin danrefleks aliran yangtimbul akibat perangsangan puting susu dikarenakan isapan bayi.

    Refleks Prolaktin

    Akhir kehamilan hormonprolaktin memegang peranan untuk membuat kolostrum, tetapijumlah kolostrum terbatas dikarenakanaktivitasprolaktin dihambat oleh estrogendanprogesteron yang masih tinggi.Pasca persalinan,yaitu saat lepasnya plasenta dan

    berkurangnya fungsi korpus luteum maka estrogen danprogesteronjuga berkurang. Hisapanbayi akan merangsang puting susu dan kalang payudara, karena ujung-ujung saraf sensorisyang berfungsi sebagai reseptor mekanik.Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla spinalis hipotalamus dan akanmenekan pengeluaran faktor penghambat sekresiprolaktin dan sebaliknya merangsang

    pengeluaran faktor pemacu sekresiprolaktin.Faktor pemacu sekresiprolaktin akan merangsang hipofise anterior sehingga keluarprolaktin.Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu.Kadarprolaktinpada ibumenyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan sampai

    penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada peningkatanprolaktin walau adaisapan bayi, namunpengeluaran air susu tetap berlangsung.Pada ibu nifas yang tidakmenyusui,kadarprolaktin akan menjadi normal pada minggu ke 23. Sedangkan pada ibumenyusuiprolaktin akan meningkat dalam keadaan seperti: stressatau pengaruh psikis, anastesi, operasi dan rangsangan puting susuRefleks Aliran (Let Down Reflek)

    Bersamaan dengan pembentukanprolaktin oleh hipofise anterior, rangsangan yang berasaldari isapan bayi dilanjutkan ke hipofise posterior (neurohipofise) yang kemudian

    http://www.kebidanan.org/tag/laktasihttp://www.kebidanan.org/tag/menyusuihttp://www.kebidanan.org/tag/produksi-asihttp://www.kebidanan.org/tag/prolaktinhttp://www.kebidanan.org/tag/pengeluaran-asihttp://www.kebidanan.org/tag/oksitosinhttp://www.kebidanan.org/tag/embriohttp://www.kebidanan.org/tag/esterogenhttp://www.kebidanan.org/tag/progesteronhttp://www.kebidanan.org/tag/prolaktinhttp://www.kebidanan.org/tag/produksi-asihttp://www.kebidanan.org/tag/prolaktinhttp://www.kebidanan.org/tag/progesteronhttp://www.kebidanan.org/tag/pasca-persalinanhttp://www.kebidanan.org/proses-laktasihttp://www.kebidanan.org/proses-laktasihttp://www.kebidanan.org/tag/refleks-prolaktinhttp://www.kebidanan.org/tag/refleks-aliranhttp://www.kebidanan.org/tag/prolaktinhttp://www.kebidanan.org/tag/aktivitashttp://www.kebidanan.org/tag/prolaktinhttp://www.kebidanan.org/tag/progesteronhttp://www.kebidanan.org/tag/pasca-persalinanhttp://www.kebidanan.org/tag/progesteronhttp://www.kebidanan.org/tag/prolaktinhttp://www.kebidanan.org/tag/prolaktinhttp://www.kebidanan.org/tag/prolaktinhttp://www.kebidanan.org/tag/prolaktinhttp://www.kebidanan.org/tag/prolaktinhttp://www.kebidanan.org/tag/menyusuihttp://www.kebidanan.org/tag/prolaktinhttp://www.kebidanan.org/tag/pengeluaran-air-susuhttp://www.kebidanan.org/tag/menyusuihttp://www.kebidanan.org/tag/prolaktinhttp://www.kebidanan.org/tag/menyusuihttp://www.kebidanan.org/tag/prolaktinhttp://www.kebidanan.org/tag/prolaktinhttp://2.bp.blogspot.com/-Yfp8MYOrq84/UpcU68ZEVBI/AAAAAAAAAXQ/9ehasSwxfJQ/s1600/Laporan+Pendahuluan+SC+(Sectio+Caesaria)1.jpghttp://www.kebidanan.org/tag/prolaktinhttp://www.kebidanan.org/tag/prolaktinhttp://www.kebidanan.org/tag/menyusuihttp://www.kebidanan.org/tag/prolaktinhttp://www.kebidanan.org/tag/menyusuihttp://www.kebidanan.org/tag/pengeluaran-air-susuhttp://www.kebidanan.org/tag/prolaktinhttp://www.kebidanan.org/tag/menyusuihttp://www.kebidanan.org/tag/prolaktinhttp://www.kebidanan.org/tag/prolaktinhttp://www.kebidanan.org/tag/prolaktinhttp://www.kebidanan.org/tag/prolaktinhttp://www.kebidanan.org/tag/prolaktinhttp://www.kebidanan.org/tag/progesteronhttp://www.kebidanan.org/tag/pasca-persalinanhttp://www.kebidanan.org/tag/progesteronhttp://www.kebidanan.org/tag/prolaktinhttp://www.kebidanan.org/tag/aktivitashttp://www.kebidanan.org/tag/prolaktinhttp://www.kebidanan.org/tag/refleks-aliranhttp://www.kebidanan.org/tag/refleks-prolaktinhttp://www.kebidanan.org/proses-laktasihttp://www.kebidanan.org/proses-laktasihttp://www.kebidanan.org/tag/pasca-persalinanhttp://www.kebidanan.org/tag/progesteronhttp://www.kebidanan.org/tag/prolaktinhttp://www.kebidanan.org/tag/produksi-asihttp://www.kebidanan.org/tag/prolaktinhttp://www.kebidanan.org/tag/progesteronhttp://www.kebidanan.org/tag/esterogenhttp://www.kebidanan.org/tag/embriohttp://www.kebidanan.org/tag/oksitosinhttp://www.kebidanan.org/tag/pengeluaran-asihttp://www.kebidanan.org/tag/prolaktinhttp://www.kebidanan.org/tag/produksi-asihttp://www.kebidanan.org/tag/menyusuihttp://www.kebidanan.org/tag/laktasi
  • 7/26/2019 Serba Serbi Ujian Post Natal

    9/17

    9

    dikeluarkanoksitosin.Melalui aliran darah, hormon ini menujuuterus sehingga menimbulkankontraksi. Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat, keluar dari alveoli danmasuk ke sistemduktus dan selanjutnya mengalir melaluiduktus lactiferus masuk ke mulut

    bayi.Faktor-faktor yang meningkatkan let down adalah: melihat bayi, mendengarkan suara bayi,

    mencium bayi, memikirkan untukmenyusuibayi.Faktor-faktor yang menghambat reflek let down adalah stress, seperti: keadaan bingung/

    pikiran kacau, takut dan cemas.

    Refleks yang penting dalammekanisme hisapan bayi:1.

    Refleks menangkap (rooting refleks)2. Refleks menghisap3. Refleks menelan

    Refleks Menangkap (Rooting Refleks)

    Timbul saatbayi baru lahir tersentuh pipinya, dan bayi akan menoleh ke arah sentuhan. Bibirbayi dirangsang dengan papilla mamae, maka bayi akan membuka mulut dan berusahamenangkap puting susu.Refleks Menghisap (Sucking Refleks)

    Refleks ini timbul apabila langit-langit mulut bayi tersentuh oleh puting. Agar putingmencapai palatum, maka sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi. Dengandemikian sinus laktiferus yang berada di bawah areola, tertekan antara gusi, lidah dan

    palatum sehingga ASI keluar.

    Refleks Menelan (Swallowing Refleks)

    Refleks ini timbul apabila mulut bayi terisi oleh ASI, maka ia akan menelannya.

    Pengeluaran ASI (Oksitosin)

    Apabila bayi disusui, maka gerakan menghisap yang berirama akan menghasilkanrangsangan saraf yang terdapat pada glandula pituitaria posterior, sehingga keluarhormonoksitosin.Hal ini menyebabkan sel-sel miopitel di sekitar alveoli akan berkontraksidan mendorong ASI masuk dalam pembuluh ampula. Pengeluaranoksitosin selain

    dipengaruhi oleh isapan bayi, juga oleh reseptor yang terletak padaduktus.Biladuktusmelebar, maka secara reflektorisoksitosin dikeluarkan oleh hipofisis.

    Lochea (Darah nifas). Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas yangdikeluarkan pervaginam. Sifat lochea mempunyai reaksi basa / alkalis yang dapat membuatorganisme berkembang lebih cepat daripada kondisi asam yang ada pada vagina normal.Lochea ini biasanya berbau anyir / amis.

    Jenis - Jenis Lochea :

    http://www.kebidanan.org/tag/oksitosinhttp://www.kebidanan.org/tag/uterushttp://www.kebidanan.org/tag/duktushttp://www.kebidanan.org/tag/duktushttp://www.kebidanan.org/tag/menyusuihttp://www.kebidanan.org/tag/mekanisme-hisapan-bayihttp://www.kebidanan.org/tag/refleks-menangkaphttp://www.kebidanan.org/tag/rooting-reflekshttp://www.kebidanan.org/tag/refleks-menghisaphttp://www.kebidanan.org/tag/refleks-menelanhttp://www.kebidanan.org/tag/bayi-baru-lahirhttp://www.kebidanan.org/tag/oksitosinhttp://www.kebidanan.org/tag/oksitosinhttp://www.kebidanan.org/tag/duktushttp://www.kebidanan.org/tag/duktushttp://www.kebidanan.org/tag/oksitosinhttp://www.kebidanan.org/tag/oksitosinhttp://www.kebidanan.org/tag/duktushttp://www.kebidanan.org/tag/duktushttp://www.kebidanan.org/tag/oksitosinhttp://www.kebidanan.org/tag/oksitosinhttp://www.kebidanan.org/tag/bayi-baru-lahirhttp://www.kebidanan.org/tag/refleks-menelanhttp://www.kebidanan.org/tag/refleks-menghisaphttp://www.kebidanan.org/tag/rooting-reflekshttp://www.kebidanan.org/tag/refleks-menangkaphttp://www.kebidanan.org/tag/mekanisme-hisapan-bayihttp://www.kebidanan.org/tag/menyusuihttp://www.kebidanan.org/tag/duktushttp://www.kebidanan.org/tag/duktushttp://www.kebidanan.org/tag/uterushttp://www.kebidanan.org/tag/oksitosin
  • 7/26/2019 Serba Serbi Ujian Post Natal

    10/17

    10

    Lochea Rubra: berwarna merah, berisi darah segar, sisa - sisa selaput ketuban, sel - seldesidua, sisa - sisa amnion, lanugo, vernix casiosa, dan mekonium. Lochea rubra biasanyaterjadi pada hari 1-2 hari pasca persalinan.Lochea Sanguinolenta: berwarna merah kuning, berisi darah dan lendir. LocheaSanguinolenta biasanya terjadi pada 3-7 hari pasca peralinan.

    Lochea Serosa: berwarna kuning, biasanya cairan sudah tidak berdarah lagi. Lochea Serosabiasanya terjadi pada 7-14 hari pasca peralinan.Lochea Alba : berwarna putih, mengandung leukosit, selaput lendir serviks, dan serabut

    jaringan yang mati. Lochea Alba biasanya terjadi setelah 2 minggu pasca peralinan.Lochea Purulenta: Keluarnya cairan seperti nanah, berbau busuk, dan telah terjadi infeksi.Locheostasis: jika lochea tidak lancar keluarnya

    . APGAR SCORE

    2.1. PENGERTIAN APGARApgar score adalah suatu metode penilaian yang digunakan untuk mengkaji kesehatan

    neonatus dalam menit pertama setelah lahir sampai 5 menit setelah lahir , serta dapat diulangpada menit ke 10 15 . Nilai apgar merupakan standart evaluasi neonatus dan dapat dijadikansebagai data dasar untuk evaluasi di kemudian hari . (Adelle , 2002) .Kata APGAR dipublikasikan pertama kali pada tahun 1952 . Lalu tahun 1962 , Josephmembuat akronim dari kata APGAR tersebut , yaitu Appearance (colour = warna kulit) ,Pulse (heart rate = denyut nadi) , Grimace (refleks terhadap rangsangan) , Activity (tonusotot) , dan Respiration (usaha bernapas) .(Sujiyatini , 2011) .

    2.2. TUJUAN DILAKUKANNYA APGARHal yang penting diketahui , bahwa penilaian skor ini dibuat untuk menolong tenagakesehatan dalam mengkaji kondisi bayi baru lahir secara umum dan memutuskan untukmelakukan tindakan darurat atau tidak . Penilaian ini bukan sebagai prediksi terhadapkesehatan bayi atau intelegensi bayi dimasa mendatang . Beberapa bayi dapat mencapaiangka 10 , dan tidak jarang , bayi yang sehat mempunyai skor yang lebih rendah dari

    biasanya , terutama pada menit pertama saat baru lahir . Sampai saat ini , skor apgar masihtetap digunakan , karena , selain ketepatannya , juga karena cara penerapannya yangsederhana , cepat , dan ringkas . Dan yang terpenting dalam penentuan skor apgar ini adalahuntuk menetukan bayi tersebut asfiksia atau tidak . (Sujiyatini , 2011) .

    2.1. KRITERIAKriteria Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2

    Appearance(warna kul it)

    seluruhnya biru ataupucat

    warna kulit tubuh normalmerah muda ,tetapi kepala dan ekstermitaskebiruan (akrosianosis)

    warna kulit tubuh , tangan , dankakinormal merah muda , tidakadasianosis

    Pulse(denyut jantung)

    tidak teraba 100 kali/menit

    Grimace(respons refleks)

    tidak ada responsterhadap stimulasi

    meringis/menangis lemahketika di stimulasi

    meringis/bersin/batuk saatstimulasi saluran napas

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Akrosianosis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sianosis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sianosis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Akrosianosis&action=edit&redlink=1
  • 7/26/2019 Serba Serbi Ujian Post Natal

    11/17

    11

    Activity(tonus otot)

    lemah/tidak ada sedikit gerakan bergerak aktif

    Respiration(pernapasan)

    tidak ada Lemah, tidak teratur menangis kuat, pernapasan baikdan teratur

    2.1. CARA PENILAIAN APGARSkor Apgar dinilai pada menit pertama , menit kelima , dan menit kesepuluh setelah bayilahir , untuk mengetahui perkembangan keadaan bayi tersebut . Namun dalam situasi tertentu, Skor Apgar juga dinilai pada menit ke 10 , 15 , dan 20 , hingga total skor 10 . (Sujiyatini ,2011).

    1. Appearance (warna kulit) :Menilai kulit bayi . Nilai 2 jika warna kulit seluruh tubuh bayi kemerahan , nilai 1 jika kulit

    bayi pucat pada bagian ekstremitas , dan nilai 0 jika kulit bayi pucat pada seluruh badan (Biruatau putih semua) .2. Pulse (denyut jantung) :Untuk mengetahui denyut jantung bayi , dapat dilakukan dengan meraba bagian atas dada

    bayi di bagian apeks dengan dua jari atau dengan meletakkan stetoskop pada dada bayi .Denyut jantung dihitung dalam satu menit , caranya dihitung 15 detik , lalu hasilnya dikalikan4 , sehingga didapat hasil total dalam 60 detik . Jantung yang sehat akan berdenyut di atas100 kali per menit dan diberi nilai 2 . Nilai 1 diberikan pada bayi yang frekuensi denyut

    jantungnya di bawah 100 kali per menit . Sementara bila denyut jantung tak terdeteksi samasekali maka nilainya 0 .3. Grimace (respon reflek) :Ketika selang suction dimasukkan ke dalam lubang hidung bayi untuk membersihkan jalannafasnya , akan terlihat bagaimana reaksi bayi . Jika ia menarik , batuk , ataupun bersin saatdi stimulasi , itu pertanda responnya terhadap rangsangan bagus dan mendapat nilai 2 . Tapi

    jika bayi hanya meringis ketika di stimulasi , itu berarti hanya mendapat nilai 1 . Dan jikabayi tidak ada respon terhadap stimulasi maka diberi nilai 0 .4. Activity (tonus otot) :Hal ini dinilai dari gerakan bayi . Bila bayi menggerakkan kedua tangan dan kakinya secaraaktif dan spontan begitu lahir , artinya tonus ototnya bagus dan diberi nilai 2 . Tapi jika bayidirangsang ekstermitasnya ditekuk , nilainya hanya 1 . Bayi yang lahir dalam keadaan lunglaiatau terkulai dinilai 0 .

    5. Respiration (pernapasan) :Kemampuan bayi bernafas dinilai dengan mendengarkan tangis bayi . Jika ia langsungmenangis dengan kuat begitu lahir , itu tandanya paru-paru bayi telah matang dan mampu

    beradaptasi dengan baik . Berarti nilainya 2 . Sedangkan bayi yang hanya merintih rintih ,nilainya 1 . Nilai 0 diberikan pada bayi yang terlahir tanpa tangis (diam) .Dan kriteria keberhasilannya adalah sebagai berikut :1. Hasil skor 7-10 pada menit pertama menunjukan bahwa bayi berada dalam kondisi baikatau dinyatakan bayi normal.2. Hasil skor 4-6 dinyatakan bayi asfiksia ringan sedang , sehingga memerlukan bersihan

    jalan napas dengan resusitasi dan pemberian oksigen tambahan sampai bayi dapat bernafasnormal .

    3. Hasil skor 0-3 dinyatakan bayi asfiksia berat , sehingga memerlukan resusitasi segerasecara aktif dan pemberian oksigen secara terkendali .

  • 7/26/2019 Serba Serbi Ujian Post Natal

    12/17

    12

    2.2. PENATALAKSANAAN PADA BAYI BARU LAHIR1. Asfiksia berat (nilai APGAR 0-3) :- Kolaborasi dalam pemberian suction .- Kolaborasi dalam pemberian O2 .

    - Berikan kehangatan pada bayi .- Observasi denyut jantung , warna kulit , respirasi .- Berikan injeksi vit K , bila ada indikasi perdarahan .2. Asfiksia ringan sedang (nilai APGAR 4-6) :- Kolaborasi dalam pemberian suction .- Kolaborasi dalam pemberian O2 .- Observasi respirasi bayi .- Beri kehangatan pada bayi .2. Bayi normal (nilai APGAR 7-10) :- Berikan kehangatan pada bayi .- Observasi denyut jantung , warna kulit , serta respirasi pada menit selanjutnya sampai

    nilai Apgar menjadi 10 .

    KONSEP INVOLUSI UTERI

    Pengertian involusi uteri Involusi uteri adalah pengecilan yang normal dari suatu organ setelah organ tersebutmemenuhi fungsinya, misalnya pengecilan uterus setelah melahirkan. (Hincliff, 1999)

    Involusi uteri adalah mengecilnya kembali rahim setelah persalinan kembali kebentukasal. (Ramali, 2003)

    Proses Involusi Uterus

    Ischemi pada miometrium disebut juga lokal ischemia Yaitu kekurangan darah pada uterus. Kekurangan darah ini bukan hanya karenakontraksi dan retraksi yang cukup lama seperti tersebut diatas tetapi disebabkan oleh

    pengurangan aliran darah yang pergi ke uterus di dalam masa hamil, karena uterus harusmembesar menyesuaikan diri dengan pertumbuhan janin.

    Untuk memenuhi kebutuhannya, darah banyak dialirkan ke uterus dapat mengadakanhipertropi dan hiperplasi setelah bayi dilahirkan tidak diperlukan lagi, maka pengaliran darah

    berkurang, kembali seperti biasa. Dan aliran darah dialirkan ke buah dada sehingga peredarandarah ke buah dada menjadi lebih baik.

    Demikianlah dengan adanya hal-hal diatas, uterus akan mengalami kekurangan darahsehingga jaringan otot-otot uterus mengalami otropi kembali kepada ukuran semula.

    Autolisis Adalah penghancuran jaringan otot-otot uterus yang tumbuh karena adanyahyperplasi, dan jaringan otot yang membesar menjadi lebih panjang 10 kali dan menjadi 5kali lebih tebal dari sewaktu masa hamil, akan susut kembali mencapai keadaan semula.

    Faktor yang menyebabkan terjadinya autolisis apakah merupakan hormon atau enzimsampai sekarang belum diketahui, tetapi telah diketahui adanya penghancuran protoplasmadan jaringan yang diserap oleh darah kemudian di keluarkan oleh ginjal. Inilah sebabnya

    beberapa hari setelah melahirkan ibu mengalami beser air kemih atau sering buang air kemih.

  • 7/26/2019 Serba Serbi Ujian Post Natal

    13/17

    13

    Aktifitas otot-otot Adalah adanya retraksi dan kontrksi dari otot-otot setelah anak lahir, yang diperlukanuntuk menjepit pembulu darah yang pecah karena adanya kontraksi dan retraksi yang terus-menerus ini menyebabkan terganggunya peredaran darah di dalam uterus yangmengakibatkan jaringan-jaringan otot-otot tersebut menjadi lebih kecil.

    Mekanisme terjadinya kontraksi pada uterus adalah melalui 2 cara yaitu :

    (1) Kontraksi oleh ion kalsium Sebagai pengganti troponin, sel-sel otot polos mengandung sejumlah besar protein

    pengaturan yang lain yang disebut kamodulin. Terjadinya kontraksi diawali dengan ionkalsium berkaitan dengan kalmoduli. Kombinasi kalmodulin ion kalsium kemudian

    bergabung dengan sekaligus mengaktifkan myosin kinase yaitu enzim yang melakukanfosforilase sebagai respon terhadap myosin kinase.

    Bila rantai ini tidak mengalami fosforilasi, siklus perlekatan-pelepasan kepala myosin

    dengan filament aktin tidak akan terjadi. Tetapi bila rantai pengaturan mengalami fosforilasi,kepala memiliki kemampuan untuk berikatan secara berulang dengan filament aktin danbekerja melalui seluruh proses siklus tarikan berkala sehingga mengghasilkan kontraksi ototuterus

    (2) Kontraksi yang disebabkan oleh hormon Ada beberapa hormon yang mempengaruhi adalah epinefrin, norepinefrin,angiotensin, endhothelin, vasoperin, oksitonin serotinin, dan histamine. Beberapa reseptorhormon pada membran otot polos akan membuka kanal ion kalsium dan natrium sertamenimbulkan depolarisasi membran. Kadang timbul potensial aksi yang telah terjadi. Padakeadaan lain, terjadi depolarisasi tanpa disertai dengan potensial aksi dan depolarisasi ini

    membuat ion kalsium masuk kedalam sel sehingga terjadi kontraksi pada otot uterus.(Guyton, 2007)

    Dengan faktor-faktor diatas dimana antara 3 faktor itu saling mempengaruhi satudengan yang lain, sehingga memberikan akibat besar terhadap jaringan otot-otot uterus, yaituhancurnya jaringan otot yang baru, dan mengecilnya jaringan otot yang membesar. Dengandemikian proses involusi terjadi sehingga uterus kembali pada ukuran dan tempat semula.

    Adapun kembalinya keadaan uterus tersebut secara gradual artinya, tidak sekaligustetapi setingkat. Sehari atau 24 jam setelah persalinan, fundus uteri agak tinggi sedikitdisebabkan oleh adanya pelemasan uterus segmen atas dan uterus bagian bawah terlalu lemahdalam meningkatkan tonusnya kembali. Tetapi setelah tonus otot-otot kembali fundus uterus

    akan turun sedikit demi sedikit. (Christian, 1996)

    Williams menjelaskan involusi sebagai berikut :

    Involusi tidak dipengaruhi oleh absorbsi insitu, namun oleh suatu proses eksfoliasiyang sebagian besar ditimbulkan oleh berkurangnya tempat implantasi plasenta karena

    pertumbuhan jaringan endometrium. Hal ini sebagian dipengaruhi oleh perluasan danpertumbuhan kebawah endometrium dari tepi-tepi tempat plasenta dan sebagian olehperkembangan jaringan endometrium dari kelenjar dan stoma yang tersisa di bagian dalamdesidua basalis setelah pelepasan plasenta.

    Proses semacam itu akan dianggap sebagai konservatif, dan sebagai suatu ketetapanyang bijaksana sebagai bagian dari alam. Sebaiknya kesulitan besar akan dialami dalam

    pembuangan arteri yang mengalami obliterasi dan trombin yang mengalami organisasi, kalaumereka tetap insitu, akan segera mengubah banyak bagian dari mukosa uterus dan

  • 7/26/2019 Serba Serbi Ujian Post Natal

    14/17

    14

    endometrium dibawah menjadi suatu masa jaringan parut dengan akibat bahwa setelahbeberapa kehamilan tidak akan mungkin lagi untuk melaksanakan siklus perubahan yangbiasa, dan karier reproduksi berakhir.

    (3) Involusi alat-alat kandungan

    1. Uterus Setelah bayi dilahirkan, uterus yang selama persalinan mengalami kontraksi danretraksi akan menjadi keras sehingga dapat menutup pembuluh darah besar yang bermuara

    pada bekas implantasi plasenta. (Sarwono, 2002). Pada hari pertama ibu post partum tinggifundus uteri kira-kira satu jari bawah pusat (1 cm). Pada hari kelima post partum uterusmenjadi 1/3 jarak antara symphisis ke pusat. Dan hari ke 10 fundus sukar diraba di atassymphisis. (Prawirohardjo, 2002). tinggi fundus uteri menurun 1 cm tiap hari. (Reader, 1997).Secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) hingga akhirnya kembali seperti sebelumhamil.

    Tabel Tinggi fundus uterus dan berat uterus menurut masa involusi

    2. Bekas implantasi uteri Plasenta mengecil karena kontraksi dan menonjol ke ovum uteri dengan diameter 7,5cm. Sesudah 2 minggu menjadi 3,5 cm. Pada minggu ke 6 2,4 cm dan akhirnya pulih.(Mochtar, 1998)

    Otot-otot uterus berkontraksi segera post partum. Pembuluh-pembuluh darah yang

    berada diantara anyaman-anyaman otot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikanperdarahan setelah plasenta lahir. Bagian bekas plasenta merupakan suatu luka yang kasar

    http://3.bp.blogspot.com/_5BgM7JvZH8c/TDfiKm07O2I/AAAAAAAAAXg/zsZq4ikNUno/s1600/Tabel+Tinggi+Fundus+Uterus.jpg
  • 7/26/2019 Serba Serbi Ujian Post Natal

    15/17

    15

    dan menonjol ke dalam kavum uteri segera setelah persalinan. Penonjolan tersebut dengandiameter 7,5 sering disangka sebagai suatu bagian plasenta yang tertinggal, setelah 2 minggudiameternya menjadi 3,5 cm dan pada 6 minggu 2,4 cm dan akhirnya pulih. (Sarwono, 2002)

    3. Lokia

    Adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas.(Mochtar, 1998)

    Menurut Rustam Mochtar (1998) pengeluaran lochia dapat dibagi berdasarkan jumlahdan warna sebagai berikut :

    1. Lokia rubra berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua,verniks kaseosa. Lanugo dan mekoneum selama 2 hari pasca persalinan.

    2. Lokia sanguinolenta berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, hari ke 3-7 pasca persalinan.

    3. Lokia serosa berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14pasca persalinan.

    4.

    Lokia alba cairan putih, setelah 2 minggu

    5. Lokia purulenta terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.

    $0D6. Lokia astastis lokia tidak lancar keluarnya.

    Tabel 2.3 pengeluaran lokia menurut masa involusi

    4. Servik Setelah persalinan, bentuk servik agak menganga seperti corong. Bentuk ini

    disebabkan oleh korpus uteri yang dapat mengandakan kontraksi, sedangkan servik tidakberkontraksi, sehingga seolah-olah pada berbatasan antara korpus dan servik uteri berbentuk,

    http://2.bp.blogspot.com/_5BgM7JvZH8c/TDfipSBzQKI/AAAAAAAAAXo/CI7-GzKYqao/s1600/Tabel+Pengeluaran+Lokia.jpg
  • 7/26/2019 Serba Serbi Ujian Post Natal

    16/17

    16

    semacam cincin. Warna servik sendiri merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah,konsistensinya lunak, segera setelah janin dilahirkan. Tangan pemeriksa masih dapatdimasukkan 2-3 jari dan setelah 1 minggu hanya dapat dimasukkan 1 jari ke dalam kavumuteri. (Sarwono, 2002)

    5. Ligamen-ligamen Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang mereggang sewaktukehamilan dan persalinan setelah jalan lahir berangsur-angsur mengecil kembali seperti sediakala tidak jarang ligamentum rotundum menjadi kendor mengakibatkan uterus jatuhkebelakang, untuk memulihkan kembali jaringan-jaringan penunjang alat genetalia tersebut

    juga otot-otot dinding perut dan dasar panggul dianjurkan untuk melakukan latihan-latihantertentu. Pada hari ke 2 post partum sudah dapat diberikan fisioterapi. (Sarwono, 2002)

    Faktor-faktor yang mempengaruhi InvolusiProses involusi dapat terjadi secara cepat atau lambat, faktor yang mempengaruhi involusi

    uterus antara lain :

    1. Mobilisasi dini Aktivitas otot-otot ialah kontraksi dan retraksi dari otot-otot setelah anak lahir, yangdiperlukan untuk menjepit pembuluh darah yang pecah karena adanya pelepasan plasenta dan

    berguna untuk mengeluarkan isi uterus yang tidak diperlukan, dengan adanya kontraksi danretraksi yang terus menerus ini menyebabkan terganggunya peredaran darah dalam uterusyang mengakibatkan jaringan otot kekurangan zat-zat yang diperlukan, sehingga ukuran

    jaringan otot-otot tersebut menjadi kecil.

    2. Status gizi

    Status gizi adalah tingkat kecukupan gizi seseorang yang sesuai dengan jenis kelamindan usia. Status gizi yang kurang pada ibu post partum maka pertahanan pada dasarligamentum latum yang terdiri dari kelompok infiltrasi sel-sel bulat yang disampingmengadakan pertahanan terhadap penyembuhan kuman bermanfaat pula untukmenghilangkan jaringan nefrotik, pada ibu post partum dengan status gizi yang baik akanmampu menghindari serangan kuman sehingga tidak terjadi infeksi dalam masa nifas danmempercepat proses involusi uterus.

    3. Menyusui Pada proses menyusui ada reflek let down dari isapan bayi merangsang hipofise

    posterior mengeluarkan hormon oxytosin yang oleh darah hormon ini diangkat menuju uterusdan membantu uterus berkontraksi sehingga proses involusi uterus terjadi.

    4. Usia

    Pada ibu yang usianya lebih tua banyak dipengaruhi oleh proses penuaan, dimanaproses penuaan terjadi peningkatan jumlah lemak. Penurunan elastisitas otot dan penurunanpenyerapan lemak, protein, serta karbohidrat. Bila proses ini dihubungkan dengan penurunanprotein pada proses penuaan, maka hal ini akan menghambat involusi uterus.

    5. Parietas

    Parietas mempengaruhi involusi uterus, otot-otot yang terlalu sering tereggang

    memerlukan waktu yang lama. (Sarwono, 2002)

  • 7/26/2019 Serba Serbi Ujian Post Natal

    17/17

    17

    Pengukuran involusi uterus Pengukuran involusi dapat dilakukan dengan mengukur tinggi fundus uteri, kontraksiuterus dan juga dengan pengeluaran lokia. (Manuaba, 1998)

    Involusi uterus melibatkan reorganisasi dan penanggalan desidua dan pengelupasankulit pada situs plasenta sebagai tanda penurunan ukuran dan berat, perubahan lokasi uterus,

    warna dan jumlah lochea. (Varney, 2004: 594)

    Tes HomanKaji apakah ada tanda homan,tanda homan positif menunjukan adanya

    tromboflebitissehingga dapat menghambat sirkulasi ke organ distal.Cara memeriksa tandahoman adalah memposisikan ibu terlentang dengan tungkai ekstensi, kemudiandidorsofleksikan dan tanyakan apakah ibu mengalami nyeri pada betis, jika nyeri maka tandahoman positif dan ibu harus dimotivasi untuk mobilisasi dini agar sirkulasi lancar.