Top Banner
INDUSTRI SEPEDA MOTOR DI INDONESIA Awal perkembangan industri sepeda motor di Indonesia dipelopori oleh suatu perhimpunan industri perakitan atau manufaktur sepeda motor yang dikenal dengan singkatan PASMI (Perhimpunan Assembler dan Manufaktur Sepeda Motor Indonesia). PASMI didirikan pada tanggal 28 Januari 1971 di Jakarta, bertujuan untuk memenuhi permintaan masyarakat akan kebutuhan alat transportasi darat beroda dua atau biasa disebut sepeda motor. PASMI juga turut berperan dalam membangun industri sepeda motor di Indonesia baik dalam lingkup nasional maupun internasional, contohnya adalah FAMI (Federation of Asian Motorcycle Industries). Adanya kebijakan industrialisasi oleh pemerintah Indonesia untuk memajukan industri sepeda motor dalam negeri maka pada tahun 1999 pemerintah mulai membuka impor sepeda motor dalam bentuk CBU (Completely Built Up), CKD (Completely Knock Down), penurunan tarif PPnBM, serta pemberian izin usaha baru. PASMI mulai melakukan diferensiasi dimana sebelumnya merupakan suatu perhimpunan pengimpor dan agen penjualan sepeda motor menjadi suatu asosiasi yang lebih berkonsentrasi lagi pada pembangunan industri sepeda motor di Indonesia. Sebagai langkah nyata PASMI melakukan perubahan nama menjadi AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia). Persyaratan untuk menjadi keanggotaan asosiasi ini pun juga mengalami perubahan dimana selain harus mempunyai kemampuan produksi rangka kendaraan juga harus mampu GAMBARAN UMUM PERKEMBANGAN I. Sejarah Perkembangan Industri Sepeda Motor
22

Sepeda Motor Indonesia

Aug 04, 2015

Download

Documents

BuddyDeep
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Sepeda Motor Indonesia

54

INDUSTRI SEPEDA MOTOR DI INDONESIA

Awal perkembangan industri sepeda motor di Indonesia dipelopori oleh

suatu perhimpunan industri perakitan atau manufaktur sepeda motor yang dikenal

dengan singkatan PASMI (Perhimpunan Assembler dan Manufaktur Sepeda

Motor Indonesia). PASMI didirikan pada tanggal 28 Januari 1971 di Jakarta,

bertujuan untuk memenuhi permintaan masyarakat akan kebutuhan alat

transportasi darat beroda dua atau biasa disebut sepeda motor. PASMI juga turut

berperan dalam membangun industri sepeda motor di Indonesia baik dalam

lingkup nasional maupun internasional, contohnya adalah FAMI (Federation of

Asian Motorcycle Industries). Adanya kebijakan industrialisasi oleh pemerintah

Indonesia untuk memajukan industri sepeda motor dalam negeri maka pada tahun

1999 pemerintah mulai membuka impor sepeda motor dalam bentuk CBU

(Completely Built Up), CKD (Completely Knock Down), penurunan tarif PPnBM,

serta pemberian izin usaha baru.

PASMI mulai melakukan diferensiasi dimana sebelumnya merupakan

suatu perhimpunan pengimpor dan agen penjualan sepeda motor menjadi suatu

asosiasi yang lebih berkonsentrasi lagi pada pembangunan industri sepeda motor

di Indonesia. Sebagai langkah nyata PASMI melakukan perubahan nama menjadi

AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia). Persyaratan untuk menjadi

keanggotaan asosiasi ini pun juga mengalami perubahan dimana selain harus

mempunyai kemampuan produksi rangka kendaraan juga harus mampu

GAMBARAN UMUM PERKEMBANGAN

I. Sejarah Perkembangan Industri Sepeda Motor

Page 2: Sepeda Motor Indonesia

55

memproduksi komponen-komponen mesin lokal. Pada awal berdirinya AISI

hanya terdiri dari lima anggota perusahaan perakitan yang bergabung di dalam

asosiasi ini yang terdiri dari pertama, PT. Astra Honda Motor (merupakan hasil

merger antara PT. Federal Motor dan PT. Honda Federal, pada 1 Januari 2001);

kedua, PT. Indomobil Suzuki International (50 persen kepemilikan saham dimiliki

oleh perusahaan Suzuki Motor); ketiga, PT. Yamaha Indonesia Motor Mfg

(mayoritas kepemilikan saham oleh perusahaan Yamaha Motor dan sisanya oleh

perusahaan asing Jepang); keempat, PT. Kawasaki Motor Indonesia (51 persen

kepemilikan saham oleh perusahaan Kawasaki); dan kelima, PT. Danmotors

Vespa Indonesia (51 persen kepemilikan saham oleh perusahaan lokal).

Selain asosiasi industri sepeda motor AISI juga terdapat asosiasi-asosiasi

industri sepeda motor lain contohnya, HPMI adalah asosiasi pengimpor dan

perakit sepeda motor asal negara Cina dan AIKI adalah asosiasi pengimpor

otomotif dan sepeda motor perusahaan diluar anggota asosiasi AISI dan HPMI.

Tetapi bagaimanapun juga asosiasi sepeda motor AISI merupakan pelaku

dominan dalam industri sepeda motor yang terbukti masih menguasai lebih dari

85 persen pangsa pasar untuk penjualan sepeda motor dan lebih dari 95 persen

pangsa pasar industri perakitan sepeda motor di Indonesia.

Pada tahun 1999 jumlah keanggotaan AISI bertambah satu perusahaan

yang merupakan perusahaan asing perakit dan sekaligus importir sepeda motor.

Perusahaan tersebut bernama PT. Kymco Lippo Motor Indonesia yang sudah

terdaftar pada Departemen Perindustrian pada tahun 1997 tetapi perusahaan

tersebut mulai berproduksi pada tahun 2002. Selanjutnya pada tahun 2005,

Page 3: Sepeda Motor Indonesia

56

anggota AISI bertambah satu perusahaan lokal yaitu, PT. Semesta Citra

Motorindo yang merupakan Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) sepeda

motor merek Kanzen.

Berdasarkan data Departemen Perindustrian terdapat sejumlah 71

perusahaan perakitan sepeda motor di luar keanggotaan AISI. Namun, tidak

semua perusahaan perakitan sepeda motor tersebut melakukan kegiatan produksi,

hal itu dikarenakan pelaku-pelaku usaha perakitan sepeda motor tersebut tidak

efisien dalam berproduksi dan berinovasi (Prabowo, 2006).

Analisis struktur pasar suatu produk merupakan hal yang perlu untuk

diketahui karena struktur pasar pada umumnya dapat mempengaruhi kebijakan

pemasaran atau penjualan yang akan dilakukan, misalnya dalam penentuan harga

dan penentuan sikap dalam menghadapi pasar (Prabowo, 2006). Berdasarkan

karakteristik-karakteristik struktur pasar yang sudah ada maka struktur pasar

industri sepeda motor dikategorikan sebagai pasar oligopoli ketat. Adapun

beberapa bukti yang menunjang bahwa struktur pasar sepeda motor di Indonesia

adalah oligopoli yaitu sebagai berikut:

1. Terdapat banyaknya perusahaan sepeda motor yang turut serta dalam

kegiatan pemasaran sepeda motor dengan jenis produk yang homogen.

Contohnya, PT. Astra Honda Motor (AHM) adalah produsen sepeda motor

merek Honda, PT. Yamaha Motor Kencana Indonesia, PT. Indomobil

Suzuki International, PT. Kawasaki Motor Indonesia, PT. Danmotors

II. Analisis Struktur Pasar Industri Sepeda Motor Indonesia

Page 4: Sepeda Motor Indonesia

57

Indonesia (ATPM sepeda motor Vespa), PT. Kymco Lippo Motor

Indonesia, PT. Buana Jialing Sakti Motor, PT. Global Lestari Motorindo

(ATPM sepeda motor Beijing), PT. Semesta Citra Motorindo (ATPM

sepeda motor Kanzen), PT. Bajaj Auto Indonesia, dan lain-lain.

2. Kebijaksanaan dari satu perusahaan umumnya selalu diikuti oleh

perusahaan pesaing. Misalnya, periklanan produk (advertising) sepeda

motor, pemberian hadiah dalam rangka promosi penjualan, dan pelayanan

khusus tertentu baik dalam pembelian maupun dalam perbaikan atau

pelayanan servis purna jual (after sales service), maka perusahaan yang

lain juga akan melakukan hal yang sama.

3. Tingkat kesulitan untuk masuk ke dalam industri sepeda motor juga cukup

besar karena selain diperlukan tingkat efisiensi yang tinggi dalam

pengelolaan sumber daya faktor-faktor produksi juga dibutuhkan investasi

modal yang besar untuk melakukan ekspansi atau perluasan pabrik dan

penerapan teknologi produksi yang canggih.

Tabel 4.2 dibawah memberikan gambaran lebih jelas mengenai struktur

pasar sepeda motor di Indonesia dimana tabel tersebut menyediakan data pangsa

pasar masing-masing perusahaan sepeda motor anggota AISI, data rasio

konsentrasi empat perusahaan besar (CR4) dan data Hirschman Herfindahl Index

(HHI) dari tahun 1993 sampai dengan bulan Oktober tahun 2007.

Page 5: Sepeda Motor Indonesia

58

4

Tahun Honda Kanzen Kawasaki Kymco Piaggio Suzuki Yamaha CR4 HHI

1993 58.69 0.00 0.00 0.00 2.34 13.06 25.91 97.66 4292.06 1994 54.25 0.00 0.00 0.00 2.23 16.38 27.14 97.77 3953.15 1995 50.28 0.00 2.10 0.00 1.99 19.36 26.27 98.01 3601.73 1996 48.58 0.00 3.63 0.00 1.22 21.04 25.53 98.78 3469.05 1997 47.87 0.00 4.32 0.00 0.87 20.44 26.50 99.13 3430.93 1998 55.28 0.00 3.12 0.00 0.60 16.30 24.70 99.40 3941.97 1999 49.64 0.00 5.16 0.00 0.62 16.52 28.06 99.38 3551.18 2000 49.98 0.00 5.38 0.00 0.61 16.60 27.43 99.39 3555.56 2001 57.06 0.00 4.04 0.00 0.41 18.15 20.34 99.59 4015.94 2002 62.03 0.00 2.32 0.39 0.22 19.09 15.94 99.38 4472.11 2003 55.88 0.00 2.36 0.62 0.11 20.69 20.33 99.27 3970.13 2004 52.22 0.00 2.75 0.67 0.05 21.64 22.67 99.27 3716.95 2005 52.05 0.38 1.52 0.30 0.02 21.46 24.29 99.31 3761.62 2006 52.36 0.40 1.15 0.23 0.01 12.71 33.14 99.35 4002.27 2007* 44.64 0.62 0.88 0.25 0.00 13.45 40.16 99.13 3787.98

Rataan 53.81 0.07 1.84 0.12 2.11 17.94 24.12 97.71 3876.61 *) s.d bulan Oktober 2007 Sumber: Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), 2007

Dari tahun 1993 sampai dengan tahun 2007 pangsa pasar terbesar selalu

dikuasai oleh ATPM Honda, PT. Astra Honda Motor. Pangsa pasar terbesar diraih

PT. Astra Honda Motor pada tahun 2002 (62.03 persen). Pangsa pasar kedua

terbesar diraih oleh ATPM Yamaha, PT. Yamaha Motor Kencana Indonesia pada

tahun 1993 sampai dengan tahun 2001 yang kemudian digantikan oleh ATPM

Suzuki (PT. Indomobil Suzuki International) untuk periode tahun 2002 – 2003

dan diambil kembali oleh produsen Yamaha sampai dengan tahun 2007. Peringkat

keempat pangsa pasar sepeda motor terbesar ditempati oleh ATPM sepeda motor

Piaggio, PT. Danmotors Indonesia sampai dengan tahun 1994. Pada tahun 1995

sampai dengan tahun 2007, posisi keempat diambil oleh PT. Kawasaki Motor

Indonesia.Untuk produsen sepeda motor lainnya diluar keanggotaan AISI hanya

memiliki pangsa pasar sebesar kurang dari 10 persen dari jumlah total keseluruhan

produksi sepeda motor di Indonesia.

Data Pangsa Pasar, CR dan HHI Masing-masing Perusahaan Sepeda Motor Anggota AISI Tahun 1993 – 2007

Page 6: Sepeda Motor Indonesia

59

Konsentrasi pangsa pasar dari masing-masing perusahaan dan pangsa

pasar empat perusahaan terbesar (CR4) menunjukkan bahwa perusahaan besar

sepeda motor yang ada di Indonesia sangat menguasai pasar. Hal ini dapat dilihat

dari rata-rata pangsa pasar PT. Astra Honda Motor (CR1) sebesar 53.81 persen

sedangkan rata-rata CR4 dari empat perusahaan terbesar (Honda, Yamaha, Suzuki,

dan Kawasaki) sebesar 97.71 persen. Nilai rataan CR4 tersebut memberikan

kesimpulan bahwa struktur pasar industri sepeda motor di Indonesia termasuk ke

dalam kategori pasar oligopoli ketat, demikian juga nilai rataan dari data

Hirschman Herfindahl Index (HHI) yang sebesar 3,876.61 menyimpulkan bahwa

tingkat konsentrasi pasar sepeda motor di Indonesia tergolong tinggi untuk skala 0

sampai dengan 10,000.

Pada bulan Agustus tahun 2000 terjadi kerja sama usaha antara PT.

Federal Motor (ATPM Honda sebelumnya) dengan PT. Honda Federal Inc.,

kemudian berganti nama menjadi PT. Honda Motor Co. Ltd.. Selanjutnya terjadi

kerja sama usaha lagi antara PT. Astra International Tbk (50 persen) dengan

Honda Motor Co. Ltd. (50 persen) dan resmi beroperasi secara komersial pada

Januari 2001. AHM merupakan agen tunggal dan sekaligus sebagai perakit sepeda

motor merek Honda di Indonesia.

AHM memiliki jaringan distribusi dan layanan purna jual berupa agen

suku cadang dan jaringan bengkel paling luas dibandingkan dengan distributor

III. Profil Beberapa Perusahaan Industri Sepeda Motor

A. PT. Astra Honda Motor

Page 7: Sepeda Motor Indonesia

60

sepeda motor lainnya. Sampai saat ini AHM memiliki sebanyak 907 distributor

resmi yang tersebar di 28 propinsi. Secara keseluruhan AHM menguasai sepertiga

dari jaringan distribusi (penjualan) sepeda motor di Indonesia. Perusahaan AHM

telah menguasai sekitar 60 persen pangsa pasar sepeda motor di Indonesia.

PT. Yamaha Motor Kencana Indonesia merupakan produsen sepeda motor

merek Yamaha dimana hampir 100 persen sahamnya dimiliki oleh Yamaha Motor

Co Ltd, Jepang. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1974 melalui kerjasama

patungan antara Yamaha Motor Co. Ltd. (70 persen) dengan PT. Karya Sakti

Utama Motor (30 persen) milik Harapan Grup.

Jaringan pemasaran sepeda motor Yamaha berjumlah 434 distributor yang

tersebar di seluruh Indonesia, dimana 58 persen (251 distributor) berlokasi di

Jawa. Total distributor Yamaha yang berlokasi di Jawa sebesar 40 persen

dikhususkan untuk daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sebagai contoh, ada

beberapa distributor Yamaha di daerah-daerah (baik Jawa maupun luar pulau

Jawa) yang memiliki jaringan cukup luas adalah sebagai berikut (Bisinfocus,

2004):

1. PT. Hasjrat Abadi (memiliki empat agen penjualan di Sulawesi).

2. PD. Jaya Makmur (memiliki empat agen penjualan di Jambi).

3. PT. Sabang Raya Motor (memiliki empat agen penjualan di Jambi).

B. PT. Yamaha Motor Kencana Indonesia

Page 8: Sepeda Motor Indonesia

61

4. PT. Sumber Baru Motor (memiliki sembilan agen penjualan di Jawa

Tengah dan Yogyakarta).

5. PT. Thamrin Motors (memiliki enam agen penjualan di Sumatera Selatan,

Bengkulu dan Lampung).

PT. Indomobil Suzuki International (ISI) merupakan perusahaan patungan

antara PT. Sumber Artha Perdana (anak perusahaan PT. Indomobil Sukses

International Tbk) dengan persentase kepemilikan sebesar 50 persen dan sisanya

sebesar 50 persen dimiliki oleh Suzuki Motor Co. Ltd, Jepang. ISI merupakan

ATPM sekaligus perakit sepeda motor merek Suzuki di Indonesia.

Pemasaran sepeda motor Suzuki dipercayakan kepada PT. Indomobil

Niaga International sebagai distributor tunggal. Pada tahun 2004, ATPM Suzuki

memiliki 43 distributor resmi yang dikelola oleh 35 perusahaan. Selanjutnya dari

distributor resmi tersebut disalurkan ke agen penjualan berjumlah 431 yang

tersebar di seluruh Indonesia. Adapun agen penjualan independen Indomobil juga

memiliki jaringan penjualan sendiri melalui perusahaan afiliasi yakni:

1. PT. Indojakarta Motor Gemilang (Jakarta & Jawa Barat).

2. PT. Indomobil Multi Trada (Jakarta & Jawa Barat).

3. PT. Indomadiun Wijaya Motor (Jawa Timur).

4. PT. Indosolo Motor Gemilang (Jawa Tengah).

5. PT. Rodamas Makmur Motor (Batam).

6. PT. Samekarindo Indah (Kalimantan).

C. PT. Indomobil Suzuki International

Page 9: Sepeda Motor Indonesia

62

Selain distributor milik afiliasi, ISI telah menunjuk sejumlah distributor

independen yang tersebar di seluruh Indonesia. Di antaranya terdapat sejumlah

distributor resmi yang potensial seperti:

1. PT. Sentrakarya Ekamegah (grup Sun Motor) melalui enam agen

penjualan di wilayah Jabotabek.

2. PT. Sun Motor (grup Sun Motor) melalui empat agen penjualan di

Yogyakarta.

3. PT. Duta Putra Sumatera (grup Sun Motor) melalui empat agen penjualan

di Medan.

4. PT. Sinar Roda Kencana Mas dengan empat agen penjualan di wilayah

Jabotabek.

5. PT. Mega Graha Milenium Karya melalui empat agen penjualan di

wilayah Jabotabek.

6. PT. Mahkota Inti Sejahtera (grup Restu Mahkota Karya) melalui empat

agen penjualan di Jakarta, Cilegon, Rangkas Bitung, dan Serang.

PT. Kawasaki Motor Indonesia (KMI) didirikan pada tahun 1994 yang

merupakan perusahaan patungan antara Kawasaki Heavy Industries Ltd. dengan

persentase kepemilikan sebesar 51 persen, PT. Danmotors Vespa Indonesia

(sekarang PT. Danmotors Indonesia) sebesar 39 persen, PT. Bimantara Cakra

Nusa sebesar lima persen dan PT. Sumber Selatan Nusantara sebesar lima persen.

Pada bulan April tahun 1997 terjadi perubahan kepemilikan dimana Kawasaki

D. PT. Kawasaki Motor Indonesia

Page 10: Sepeda Motor Indonesia

63

Heavy Industries menguasai sebesar 51 persen saham, sedangkan sisanya dimiliki

oleh PT. Sumber Selatan Nusantara (milik Tabalujan) sebesar 34 persen dan PT.

Bimantara Cakra Nusa sebesar 15 persen.

KMI mulai meluncurkan sepeda motor Kawasaki jenis bebek tipe Kaze-R

sejak awal tahun 1995. Sebenarnya ATPM Kawasaki sudah pernah memasarkan

produknya sejak akhir 1970-an tetapi dikarenakan pasar sepeda motor pada waktu

itu masih terbatas, maka sejak awal 1980-an Kawasaki dihentikan pemasarannya.

Ketika kondisi pasar sepeda motor mulai membaik pada awal tahun 1990-an,

maka Kawasaki Heavy Industries Ltd. memulai berproduksi kembali dengan

memanfaatkan fasilitas pabrik Danmotors di Pulogadung, Jakarta Timur.

Sementara itu pemasaran Kawasaki melalui 16 distributor resmi yang tersebar di

Jawa (enam distributor), Bali (satu distributor), Sumatera (empat distributor),

Kalimantan (empat distributor) dan Sulawesi (satu distributor).

PT. Danmotors Indonesia (DI) berdiri pada tahun 1969 dengan nama PT.

Danmotors Vespa Indonesia yang merupakan produsen sepeda motor tertua di

Indonesia. Perusahaan ini didirikan atas kerjasama antara Carlo Hein Tabalujan

dengan The East Asiatic Co Ltd., Denmark dan merupakan satu-satunya produsen

sepeda motor jenis skuter merek Vespa di Indonesia. Pada akhir 1999 saham

kepemilikan The East Asiatic Co Ltd. diambil-alih oleh Martinations Ltd., Italia

dengan menguasai 49 persen saham, sedangkan sisanya 51 persen tetap dikuasai

oleh PT. Sumber Selatan Nusantara. Selanjutnya berganti nama menjadi PT.

E. PT. Danmotors Indonesia

Page 11: Sepeda Motor Indonesia

64

Danmotors Indonesia dengan menggunakan merek Piaggio. Saat ini PT.

Danmotors Indonesia tidak hanya memasarkan jenis skuter, tetapi juga jenis bebek

dan jantan. Meskipun motor merek ini sudah lama dipasarkan, namun

perkembangan pasarnya masih tetap terbatas. Pangsa pasarnya terus merosot

sejalan dengan ketatnya persaingan pasar dengan pangsa pasarnya tidak lebih dari

lima persen.

Secara keseluruhan Piaggio memiliki sekitar 100 distributor dengan

dukungan sekitar 150 bengkel resmi. Pemasaran Piaggio dilakukan melalui

sepuluh distributor resmi yang tersebar di 10 kota besar dan selanjutnya dari

distributor resmi tersebut kemudian disalurkan ke agen-agen penjualan yang

tersebar di seluruh Indonesia. Khusus untuk wilayah Jabotabek ditunjuk PT.

Dutasemeru Utama dengan dukungan lima distributor resmi yang di antaranya

PD. Gunung Slamet (dua agen penjualan) dan PT. Armada Ruang Motor. Untuk

wilayah Jawa Timur dan Bali ditunjuk PT. Surapita Unitrans dan untuk wilayah

Kalimantan (Balikpapan dan Banjarmasin) ditunjuk PT. Serba Mulia Abadi.

PT. Kymco Lippo Motor Indonesia adalah perusahaan hasil merger antara

Lippo grup dengan Kwang Yang Motor Co., Taiwan. Pada awal tahun 2000

Kymco meluncurkan merek Kymco – Jetmatic yang merupakan perpaduan antara

sepeda motor jenis bebek dan skuter. Kapasitas produksi Kymco mencapai

100,000 unit per tahun. Jaringan distribusi Kymco meliputi 82 agen penjualan

yang tersebar di 25 kota.

F. PT. Kymco Lippo Motor Indonesia

Page 12: Sepeda Motor Indonesia

65

PT. Buana Jialing Sakti Motor didirikan tahun 1997 merupakan

perusahaan patungan antara China Jialing Industrial Co Ltd. dengan kepemilikan

sebesar 30 persen dan PT. Buanajaya Makmur Sakti Motor (grup Argo

Manunggal) sebesar 70 persen. Pabrik sepeda motor ini berlokasi di Tangerang

dengan kapasitas 60,000 unit per tahun dengan menggunakan merek Jialing dan

Bangau. Motor Jialing merupakan salah satu produsen terbesar dengan kualitas

produk yang cukup baik. Sebagai gambaran di RRC, Jialing merupakan produsen

sepeda motor terbesar kedua setelah Qingqi. Sementara itu jaringan distribusi

Jialing melalui 22 agen penjualan yang tersebar di seluruh Indonesia.

PT. Vivamas Qingqi Motor (VQM) juga merupakan perusahaan patungan

antara mitra lokal grup Vivamas dengan Qingqi Motor Cycle General Corp

(Cina). VQM merupakan ATPM dan perakit sepeda motor merek Qingqi dan

Vivamas. Saat ini Vivamas memiliki 33 distributor yang tersebar di 22 kota di

seluruh Indonesia. Distributor terbanyak di wilayah Jabotabek dengan 14 unit

(42,4 persen). Sekitar 76 persen distributor Vivamas berlokasi di Jawa.

PT. Asiamotor Industries merupakan ATPM sepeda motor Cina merek

DAST yang mulai diluncurkan sejak Agustus 2000. Untuk membangun pabrik

G. PT. Buana Jialing Sakti Motor

H. PT. Vivamas Qingqi Motor

I. PT. Asiamotor Industries

Page 13: Sepeda Motor Indonesia

66

perakitan Asiamotor menghabiskan dana sekitar US$ 5 juta yang berlokasi di

Pasar Kemis, Tangerang.

PT. Bosowa Nusantara Motor (BNM) berkerjasama dengan produsen

sepeda motor asal Korea Selatan, Hyosung untuk memproduksi motor merek

Hyosung. Di samping merek Hyosung, BNM juga mengembangkan merek sendiri

yakni merek Bosowa. Total kapasitas produksi BNM mencapai 60,000 unit per

tahun. Sementara itu jaringan distribusi BNM cukup luas, melalui 32 distributor

yang tersebar di 21 kota di Indonesia.

PT. Kurnia Abadi Niaga Citra Indah Lestari ditunjuk oleh produsen sepeda

motor asal negeri India, Heru Puch untuk menjadi agen tunggal sepeda motor

merek Mallika (berkapasitas mesin 75 cc). Jenis sepeda motor Mallika merupakan

kombinasi antara jenis bebek dengan skuter.

4.3.12. PT. TVS Motor Company Indonesia

PT. TVS Motor Company Ltd merupakan bagian dari perusahaan induk

TVS Group. TVS Group beraset US$ 2,7 miliar, dan merupakan produsen sepeda

motor terbesar ketiga di India setelah Hero Honda dan Bajaj. TVS termasuk dalam

urutan 10 besar dunia, dengan omset tahunan lebih dari US$ 740 juta. Biaya

investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut mencapai US$ 45 juta dan

J. PT. Bosowa Nusantara Motor

K. PT. Kurnia Abadi Niaga Citra Indah Lestari

Page 14: Sepeda Motor Indonesia

67

berlokasi di kawasan Surya Cipta Industrial Estate, Karawang, Jawa Barat seluas

20 Ha. Produsen sepeda motor asal India lain yang turut meramaikan pasar sepeda

motor Indonesia yakni Bajaj (produknya yang bermerek Bajaj Pulsar). Dana yang

diinvestasikan sebesar US$ 80 juta untuk bangunan pabrik yang berlokasi di Jawa

Barat. Di negara asalnya (India) Bajaj dikenal sebagai produsen sepeda motor

jantan (sporty) dengan menggunakan teknologi Kawasaki. Saat ini Bajaj adalah

pabrikan sepeda motor kedua terbesar di India.

Kondisi industri sepeda motor di Indonesia kembali pulih pasca krisis

moneter tidak terlepas dari kehadiran motor Cina (mocin) yang masuk ke

Indonesia. Para importir mocin memanfaatkan momentum krisis moneter dimana

harga jual sepeda motor merek Jepang melonjak sampai dengan tiga kali lipat.

Sebagai contoh perbandingan dengan harga jual sepeda motor bebek merek

Honda Supra dijual dengan harga Rp. 11 juta – Rp. 12 juta, sedangkan mocin

dijual dengan harga Rp. 6.5 juta – Rp. 8 juta. Perbedaan harga yang sangat besar

tersebut menyebabkan kehadiran mocin mempunyai pangsa pasar lebih besar

untuk kelas harga sepeda motor yang lebih ekonomis. Selama tiga dasawarsa

terakhir sepeda motor bermerek asal Jepang mendominasi pasar sepeda motor

nasional, namun sejak krisis moneter pangsa pasarnya berkurang karena adanya

persaingan dengan merek asal negara lain.

IV. Studi Kasus Analisis Persaingan Perusahaan Sepeda Motor

A. Persaingan Penjualan Sepeda Motor Jepang Versus Cina

Page 15: Sepeda Motor Indonesia

68

Penurunan penjualan sepeda motor merek asal Jepang pada tahun 2002

diakibatkan oleh hadirnya 60 merek sepeda motor asal Cina (mocin). Pada tahun

1998 – 1999 penjualan sepeda motor merek asal Jepang mencapai titik terendah

dalam sepuluh tahun terakhir. Selama kurun waktu tersebut diperkirakan mocin

mampu menguasai sekitar 20 persen pangsa pasar sepeda motor domestik. Namun

tidak semua kualitas mocin memenuhi standar internasional karena sebagian besar

diproduksi oleh perusahaan menengah kecil di RRC. Keluhan akan kualitas mocin

oleh konsumen mulai bermunculan dan hal ini mempengaruhi minat ketertarikan

masyarakat terhadap produk mocin secara keseluruhan. Minat masyarakat

terhadap mocin mulai berkurang seiring dengan menurunnya daya saing kualitas

mocin tersebut, meskipun volume penjualan menunjukkan pertumbuhan. Jumlah

Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) mocin mengalami penurunan pada

tahun 2004 dari 60 perusahaan menjadi 40 perusahaan. Sedangkan, pada waktu

yang sama sepeda motor merek asal Jepang kembali meningkat.

Pasar sepeda motor domestik yang selama ini selalu dikuasai oleh Honda

dengan pangsa pasar rata-rata lebih dari 50 persen, menyebabkan struktur pasar

oligopoli dalam industri sepeda motor semakin kuat. Segmen pasar Honda

umumnya berada pada kelas motor bebek dan motor jantan berkapasitas mesin

125cc. Spesifikasi produksi Honda yang selalu berada pada kelas motor bebek dan

jantan menjadikan Honda sebagai produsen dominan dalam industri sepeda motor,

sedangkan ATPM Yamaha yang memiliki pangsa pasar rata-rata sebesar 20

B. Strategi Persaingan Penjualan Yamaha Versus Honda

Page 16: Sepeda Motor Indonesia

69

persen mulai melakukan inovasi dalam rangka mengalahkan dominasi Honda

dalam industri sepeda motor.

Strategi pemasaran yang diterapkan Yamaha dikenal dengan nama

kombinasi 4P (Price, Product, Place, and Promotion) melalui jaringan distributor

resmi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Strategi pemasaran tersebut

mampu mengalahkan strategi pemasaran Honda. Berikut akan dibahas strategi

pemasaran 4P dari Yamaha tersebut:

1. Strategi harga (price)

Dari segi strategi harga sepeda motor Yamaha lebih murah dibandingkan

sepeda motor Honda, contoh:

1. Honda Vario Vs Yamaha Mio, dimana Honda Vario dijual dengan

harga Rp 13.15 juta sedangkan Yamaha Mio Rp 10.8 juta rupiah.

2. Honda Tiger vs Yamaha Scorpio, Honda Tiger dijual dengan harga Rp

20.4 juta sedangkan Yamaha Scorpio Rp 19.38 juta rupiah.

3. Honda Supra X 125R vs Yamaha Jupiter Z, Supra X 125R dengan Rp

15.4 juta sedangkan Jupiter Z Rp 13.8 juta rupiah, dan lain-lain.

2. Strategi produk (product)

Dalam hal strategi produk Yamaha sebagai salah satu produsen sepeda

motor asal Jepang berhasil menjadi pelopor pertama untuk segmen pasar sepeda

motor bebek jenis skuter otomatis yang sebenarnya segmen tersebut belum

dispesifikasikan oleh produsen sepeda motor Honda yang selalu mendominasi

pangsa pasar sepeda motor di tanah air. Yamaha meluncurkan sepeda motor

skuter otomatis dengan nama Mio, dimana segmentasi pasar Yamaha Mio pada

Page 17: Sepeda Motor Indonesia

70

awalnya adalah wanita, tetapi ternyata kaum pria juga menyukai sepeda motor

model skuter matik produksi Yamaha tersebut. Sebagai buktinya, dominasi

konsumen Yamaha Mio adalah pria sebanyak 60 persen. Sehingga kemudian

Yamaha mengeluarkan Yamaha Mio Sporty yang ditargetkan khusus untuk

konsumen pria. Selain itu, Yamaha juga berinovasi pada segmen pasar 100 –

110cc dengan produknya Yamaha Vega R. Hal tersebut sebelumnya tidak

dilakukan oleh Honda, meskipun ternyata menjanjikan.

3. Strategi lokasi (place)

Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) sepeda motor melakukan kerja

sama dengan pihak swasta membuka bengkel perbaikan resmi di lokasi atau

daerah tertentu untuk memudahkan pelanggan dalam hal perbaikan sepeda motor

atau penjualan suku cadang. Selama ini, bengkel resmi yang cukup terkenal dan

jumlahnya mencapai ribuan adalah bengkel resmi Honda yang bernama AHASS

(Astra Honda Authorized Service Station).

Strategi Honda melalui bengkel AHASS dalam hal pelayanan purna jual

dan distribusi suku cadang yang tersebar di Indonesia sesuai dengan persebaran

jumlah sepeda motor Honda, diikuti oleh Yamaha dengan menambah jaringan

distribusi pelayanan di berbagai daerah bahkan terus meningkatkan kualitas

jaringan distribusi pelayanan.

4. Strategi promosi (promotion)

Strategi promosi yang dilakukan Honda maupun Yamaha adalah melalui

media elektronik komersial seperti iklan di televisi dan media cetak serta

menggelar kegiatan-kegiatan sosial dan nasional. Contohnya, melakukan kegiatan

Page 18: Sepeda Motor Indonesia

71

rohani seperti Yamaha Religi dan kegiatan balap motor nasional yang diadakan

baik oleh Honda maupun Yamaha. Namun, tingkat penjualan Yamaha terus

meningkat ketika pembalap motoGP Valentino Rossi pindah dari merek sepeda

motor Honda ke merek sepeda motor Yamaha dan secara spontan pembalap motor

tersebut langsung mempersembahkan gelar juara motoGP di musim perdana balap

motor dengan membawa nama Yamaha.

Strategi pemasaran 4P (Price, Product, Place, and Promotion) oleh

produsen Yamaha pada segmen pasar skuter otomatis yang sebelumnya tidak

dilakukan oleh Honda memberikan hasil yang nyata bahwa Yamaha akhirnya bisa

mengalahkan pangsa pasar Honda pada tahun 2007 khususnya pada bulan Maret

dimana produsen sepeda motor Yamaha telah berhasil menjadi pemimpin pasar

sepeda motor nasional.

Bukti persaingan ketat penjualan Yamaha yang mengalahkan Honda dapat

dilihat dari angka penjualan nasional sepeda motor. Pada bulan Januari 2007 dari

total penjualan sebanyak 342,773 unit, Yamaha menguasai 38.10 persen pangsa

pasar atau mencapai angka penjualan sebesar 130,587 unit. Sementara Honda

menguasai 44.87 persen atau sebanyak 153,806 unit. Di bulan berikutnya dimana

total penjualan sepeda motor nasional mencapai 348,723 unit, pangsa pasar

Yamaha naik menjadi 41.83 persen atau volumenya mencapai 145,872 unit,

sedangkan pangsa pasar Honda menurun menjadi 43.29 persen atau hanya mampu

menjual sebanyak 150,979 unit. Hal ini membuktikan bahwa Honda mulai

tersaingi oleh Yamaha di pasar kendaraan roda dua, khususnya pasar motor

bermesin empat langkah di Indonesia. Akhirnya pada bulan Maret di tahun yang

Page 19: Sepeda Motor Indonesia

72

sama dimana penjualan sepeda motor nasional mencapai 365 ribu unit, Yamaha

menguasai 43.7 persen pangsa pasar atau sebesar 159,035 unit. Sementara itu, PT.

Astra Honda Motor (AHM) yang selalu menjadi pemimpin pasar sepeda motor

nasional hanya mencapai total penjualan sepeda motor Honda sebesar 151,074

unit atau meraih 41.5 persen. Di tengah ketatnya persaingan Honda dan Yamaha,

Suzuki menempati posisi ketiga sebagai produsen sepeda motor dengan pangsa

pasar sebesar 13 persen.

Meskipun demikian, selama periode Januari – Maret 2007 Honda masih

memimpin pangsa pasar penjualan sepeda motor nasional dimana total penjualan

sepeda motor nasional mencapai 1,055,000 unit. Dari jumlah tersebut, posisi

pertama masih ditempati Honda dengan total penjualan 455,859 unit, kemudian

Yamaha dengan total penjualan sebesar 435,595 unit. Posisi berikutnya ditempati

Suzuki, dengan total penjualan sebesar 145,607 unit dan Kawasaki meraih 10,559

unit.

Pemerintah Indonesia di tingkat pusat maupun di tingkat daerah dalam

rangka mewujudkan upaya perlindungan terhadap lingkungan hidup, khususnya

pencemaran udara, telah mengeluarkan berbagai kebijakan dan peraturan

perundang-undangan khususnya diperuntukkan bagi setiap sektor transportasi

yang terkait dengan masalah pencemaran udara. Keputusan Menteri Lingkungan

Hidup Nomor 141 Tahun 2003 merupakan tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah

Nomor 41 Tahun 1999, khususnya tentang Standar Uji Emisi Kendaraan

V. Kebijakan Standar Uji Emisi Kendaraan Bermotor

Page 20: Sepeda Motor Indonesia

73

Bermotor Tipe Baru dan yang sedang Diproduksi. Peraturan ini merupakan

ratifikasi dari standar emisi gas buang (EURO I) kendaraan bermotor roda dua

dan roda empat yang telah disepakati pada konferensi Uni Eropa – UN-ECE

(United Nations Economic Comission for Europe) dalam rangka memperbaiki

mutu bahan bakar dan teknologi mesin kendaraan. Hal ini dikarenakan mutu

bahan bakar kendaraan selama ini masih mengandung senyawa kimia berbahaya

seperti gas CO (Karbon Monoksida), NOx (Nitrogen Oksida), dan HC (Hidro

Karbon) yang berdampak negatif bagi kesehatan manusia. Isi dari Keputusan

Menteri Lingkungan Hidup Nomor 141 Tahun 2003 yaitu, mengatur tentang:

1. Pengendalian pencemaran udara yang bersumber dari emisi gas buang

kendaraan bermotor, maka perlu dilakukan upaya untuk menurunkan emisi

gas buang yang berasal dari kendaraan bermotor tipe baru maupun

kendaraan bermotor yang sedang diproduksi.

2. Menetapkan batas maksimum zat atau bahan pencemar yang boleh

dikeluarkan langsung oleh pipa gas buang kendaraan bermotor tipe baru

dan kendaraan bermotor yang sedang diproduksi di dalam negeri maupun

impor dalam bentuk Completely Built Up (CBU) ataupun Completely

Knock Down (CKD).

3. Pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan kebijakan ini

adalah produsen kendaraan bermotor serta instansi yang bertugas di bidang

pengelolaan lingkungan hidup dan pengendalian dampak lingkungan.

4. Ruang lingkup dalam Keputusan Menteri ini meliputi ambang batas emisi

gas buang, tata cara dan metode uji serta tata cara pelaporan uji emisi gas

Page 21: Sepeda Motor Indonesia

74

buang kendaraan bermotor tipe baru dan kendaraan bermotor yang sedang

diproduksi.

5. Pengujian emisi wajib menggunakan bahan bakar dengan spesifikasi

standar uji resmi menurut Economic Commission of Europe (ECE) setara

dengan bahan bakar bebas timbal, contoh bahan bakar jenis Pertamax Plus.

Ketentuan-ketentuan tersebut juga didukung oleh beberapa Peraturan

Pemerintah dan Undang-Undang terkait berikut ini:

1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan.

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan

Hidup.

3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan

Pengemudi.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian

Pencemaran Udara.

7. Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standarisasi

Nasional.

8. Keputusan Presiden Nomor 2 Tahun 2002 tentang Perubahan Atas

Keputusan Presiden Nomor 101 Tahun 2001 tentang Kedudukan Tugas,

Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Menteri

Negara.

Page 22: Sepeda Motor Indonesia

75

Pemberlakuan Peraturan Pemerintah dan Keputusan Menteri Lingkungan

Hidup sejak tahun 2003 tersebut terkait dengan upaya menekan dampak

pembuangan gas beracun yang berasal dari asap knalpot kendaraan bermotor

khususnya sepeda motor dengan memberikan batasan nilai standar parameter

maksimal untuk gas Karbon Monoksida (CO) sebesar 5.5 gram per kilometer; gas

Hidro Karbon (HC) sebesar 1.2 gram per kilometer; dan gas Nitrogen Oksida

(NOx) maksimal sebesar 0.3 gram per kilometer. Hal tersebut dapat diantisipasi

oleh industri sepeda motor hanya dengan melakukan pengaturan bagian piston

atau mesin kendaraan bermotor roda dua.