Nama: Danang BiantaraNim: 212 341 054Kelas: 3 AEB
Sensor dan Tranduser
A. Sensor dan tranduser 1. Pengertian Sensor Sensor adalah alat
untuk mendeteksi/mengukur sesuatu, yang digunakan untuk mengubah
variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan
dan arus listrik. Dalam lingkungan sistem pengendali dan robotika,
sensor memberikan kesamaan yang menyerupai mata, pendengaran,
hidung, lidah yang kemudian akan diolah oleh kontroler sebagai
otaknya (Petruzella, 2001).2. Pengertian TransduserTransduser
berasal dari kata traducere dalam bahasa Latin yang berarti
mengubah. Sehingga transduser dapat didefinisikan sebagai suatu
peranti yang dapat mengubah suatu energi ke bentuk energi yang
lain. Bagian masukan dari transduser disebut sensor, karena bagian
ini dapat mengindera suatu kuantitas fisik tertentu dan mengubahnya
menjadi bentuk energi yang lain. Kita mengenal ada enam macam
energi, yaitu : radiasi, mekanik, panas, listrik, dan kimia.
Atau juga Transduser adalah sebuah alat yang bila digerakan oleh
suatu energi di dalam sebuah sistem transmisi, akan menyalurkan
energi tersebut dalam bentuk yang sama atau dalam bentuk yang
berlainan ke sistem transmisi berikutnya. Transmisi energi ini bisa
berupa listrik, mekanik, kimia, optic (radiasi) atau thermal
(panas).Contoh : generator adalah transduser yang merubah energi
mekanik menjadi energi listrik, motor adalah transduser yang
merubah energi listrik menjadi energi mekanik, dan sebagainya. (
William DC,1993 ).
Klasifikasi Sensor dan Tranduser
Dari sisi pola aktivasinya, transduser dapat dibagi menjadi dua,
yaitu:a. Transduser pasif, yaitu transduser yang dapat bekerja bila
mendapat energi tambahan dari luar.b. Transduser aktif, yaitu
transduser yang bekerja tanpa tambahan energi dari luar, tetapi
menggunakan energi yang akan diubah itu sendiri.Untuk jenis
transduser pertama, contohnya adalah thermistor. Untuk mengubah
energi panas menjadi energi listrik yaitu tegangan listrik, maka
thermistor harus dialiri arus listrik. Ketika hambatan thermistor
berubah karena pengaruh panas, maka tegangan listrik dari
thermistor juga berubah. Adapun contoh untuk transduser jenis yang
kedua adalah termokopel. Ketika menerima panas, termokopel langsung
menghasilkan tegangan listrik tanpa membutuhkan energi dari
luar.
Gambar : Berbagai transduser yang digunakan
3.Jenis Sensor dan Transduser Perkembangan sensor dan transduser
sangat cepat sesuai kemajuan teknologi otomasi, semakin komplek
suatu sistem otomasi dibangun maka semakin banyak jenis sensor yang
digunakan. Robotik adalah sebagai contoh penerapan sistem otomasi
yang kompleks, disini sensor yang digunakan dapat dikatagorikan
menjadi dua jenis sensor yaitu: (D Sharon, dkk, 1982) a. Internal
sensoryaitu sensor yang dipasang di dalam bodi robot.Sensor
internal diperlukan untuk mengamati posisi, kecepatan, dan
akselerasi berbagai sambungan mekanik pada robot, dan merupakan
bagian dari mekanisme servo.b. External sensor, yaitu sensor yang
dipasang diluar bodi robot. Sensor eksternal diperlukan karena dua
macam alasan yaitu:1) Untuk keamanan dan2) Untuk penuntun. Yang
dimaksud untuk keamanan adalah termasuk keamanan robot, yaitu
perlindungan terhadap robot dari kerusakan yang ditimbulkannya
sendiri, serta keamanan untuk peralatan, komponen, dan orang-orang
dilingkungan dimana robot tersebut digunakan. Berikut ini adalah
dua contoh sederhana untuk mengilustrasikan kasus diatas. Contoh
pertama: andaikan sebuah robot bergerak keposisinya yang baru dan
ia menemui suatu halangan, yang dapat berupa mesin lain misalnya.
Apabila robot tidak memiliki sensor yang mampu mendeteksi halangan
tersebut, baik sebelum atau setelah terjadi kontak, maka akibatnya
akan terjadi kerusakan. Contoh kedua: sensor untuk keamanan
diilustrasikan dengan problem robot dalam mengambil sebuah telur.
Apabila pada robot dipasang pencengkram mekanik (gripper), maka
sensor harus dapat mengukur seberapa besar tenaga yang tepat untuk
mengambil telor tersebut. Tenaga yang terlalu besar akan
menyebabkan pecahnya telur, sedangkan apabila terlalu kecil telur
akan jatuh terlepas. Kini bagaimana dengan sensor untuk penuntun
atau pemandu?. Katogori ini sangatlah luas, tetapi contoh berikut
akan memberikan pertimbangan. Contoh pertama: komponen yang
terletak diatas ban berjalan tiba di depan robot yang diprogram
untuk menyemprotnya. Apa yang akan terjadi bila sebuah komponen
hilang atau dalam posisi yang salah?. Robot tentunya harus memiliki
sensor yang dapat mendeteksi ada tidaknya komponen, karena bila
tidak ia akan menyemprot tempat yang kosong. Meskipun tidak terjadi
kerusakan, tetapi hal ini bukanlah sesuatu yang diharapkan terjadi
pada suatu pabrik. Contoh kedua: sensor untuk penuntun diharapkan
cukup canggih dalam pengelasan. Untuk melakukan operasi dengan
baik, robot haruslah menggerakkan tangkai las sepanjang garis las
yang telah ditentukan, dan juga bergerak dengan kecepatan yang
tetap serta mempertahankan suatu jarak tertentu dengan
permukaannya. Sesuai dengan fungsi sensor sebagai pendeteksi sinyal
dan meng-informasikan sinyal tersebut ke sistem berikutnya, maka
peranan dan fungsi sensor akan dilanjutkan oleh transduser. Karena
keterkaitan antara sensor dan transduser begitu erat maka pemilihan
transduser yang tepat dan sesuai juga perlu diperhatikan. 4. Macam
macam sensor Jenis jenis sensor banyak sekali, dan sensor dan
tranduser yang sering dijumpai di lapangan adalah 1. Sensor
CahayaSensor sinar terdiri dari 3 kategori yaitu :a) Fotovoltaic
atau sel solarAdalah alat sensor sinar yang mengubah energi sinar
langsung menjadi energi listrik. Sel solar silikon yang modern pada
dasarnya adalah sambungan PN dengan lapisan P yang transparan. Jika
ada cahaya pada lapisan transparan P akan menyebabkan gerakan
elektron antara bagian P dan N, jadi menghasilkan tegangan DC yang
kecil sekitar 0,5 volt per sel pada sinar matahari penuh. Sel
fotovoltaic adalah jenis tranduser sinar/cahaya.
b) FotokonduktifEnergi yang jatuh pada sel fotokonduktif akan
menyebabkan perubahan tahanan sel. Apabila permukaan alat ini gelap
maka tahanan alat menjadi tinggi. Ketika menyala dengan terang
tahanan turun pada tingkat harga yang rendah.
c) FotolistrikFotolistrik adalah sensor yang berprinsip kerja
berdasarkan pantulan karena perubahan posisi/jarak suatu sumber
sinar (inframerah atau laser) ataupun target pemantulnya, yang
terdiri dari pasangan sumber cahaya dan penerima.
Gambar 3. Efek fotolistrik2. Sensor Suhu / ThermalSensor thermal
adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi gejala perubahan
panas/temperature/suhu pada suatu dimensi benda atau dimensi ruang
tertentu. Contohnya; bimetal, termistor, termokopel, RTD, photo
transistor, photo dioda, photo multiplier, photovoltaik, I rared
pyrometer, hygrometer, dsb.
a) ThermocoupleThermocouple pada pokoknya terdiri dari sepasang
penghantar yang berbeda disambung las dilebur bersama satu sisi
membentuk hot atau sambungan pengukuran yang ada ujung-ujung
bebasnya untuk hubungan dengan sambungan referensi. Perbedaan suhu
antara sambungan pengukuran dengan sambungan referensi harus muncul
untuk alat ini sehingga berfungsi sebagai thermocouple.
Thermocouple pada intinya terdiri dari sepasang transduser panas
dan dingin yang disambungkan dan dilebur bersama, dimana terdapat
perbedaan yang timbul antara sambungan tersebut dengan sambungan
referensi yang berfungsi sebagai pembanding.
b) Resistance Temperature Detector (RTD)Konsep utama dari yang
mendasari pengukuran suhu dengan detektor suhu tahanan (resistant
temperature detector = RTD) adalah tahanan listrik dari logam yang
bervariasi sebanding dengan suhu. Kesebandingan variasi ini adalah
presisi dan dapat diulang lagi sehingga memungkinkan pengukuran
suhu yang konsisten melalui pendeteksian tahanan. Bahan yang sering
digunakan RTD adalah platina karena kelinearan, stabilitas dan
reproduksibilitas.
c) ThermistorAdalah resistor yang peka terhadap panas yang
biasanya mempunyai koefisien suhu negatif. Karena suhu meningkat,
tahanan menurun dan sebaliknya. Thermistor sangat peka (perubahan
tahanan sebesar 5 % per C) oleh karena itu mampu mendeteksi
perubahan kecil di dalam suhu.
d) Intergreated circuit (IC)Sensor suhu dengan IC ini
menggunakan chip silikon untuk elemen yang merasakan (sensor).
Memiliki konfigurasi output tegangan dan arus. Meskipun terbatas
dalam rentang suhu (dibawah 200 C), tetapi menghasilkan output yang
sangat linear di atas rentang kerja.
3. Sensor mekanis Sensor mekanis adalah sensor yang mendeteksi
perubahan gerak mekanis, seperti perpindahan atau pergeseran atau
posisi, gerak lurus dan melingkar, tekanan, aliran, level
dsb.Contoh; strain gage, linear variable deferential transformer
(LVDT), proximity, potensiometer, load cell, bourdon tube, dsb.
Sensor TekananPrinsip kerja dari sensor tekanan ini adalah
mengubah tegangan mekanis menjadi sinyal listrik. Ukuran ketegangan
didasarkan pada prinsip bahwa tahanan pengantar berubah dengan
panjang dan luas penampang. Daya yang diberikan pada kawat
menyebabkan kawat bengkok sehingga menyebabkan ukuran kawat berubah
dan mengubah tahanannya.Sesuai dengan fungsi sensor sebagai
pendeteksi sinyal dan meng-informasikan sinyal tersebut ke sistem
berikutnya, maka peranan dan fungsi sensor akan dilanjutkan oleh
transduser. Karena keterkaitan antara sensor dan transduser begitu
erat maka pemilihan transduser yang tepat dan sesuai juga perlu
diperhatikan.
Gambar : sensor tekan 4. Sensor magnetSensor Magnet atau disebut
juga relai buluh, adalah alat yang akan terpengaruh medan magnet
dan akan memberikan perubahan kondisi pada keluaran. Seperti
layaknya saklar dua kondisi (on/off) yang digerakkan oleh adanya
medan magnet di sekitarnya. Biasanya ensor ini dikemas dalam bentuk
kemasan yang hampa dan bebas dari debu, kelembapan, asap ataupun
uap.
Gambar : sensor magnet5. Sensor UltasonikSensor ultrasonik
bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara, dimana sensor
ini menghasilkan gelombang suara yang kemudian menangkapnya kembali
dengan perbedaan waktu sebagai dasar penginderaannya. Perbedaan
waktu antara gelombang suara dipancarkan dengan ditangkapnya
kembali gelombang suara tersebut adalah berbanding lurus dengan
jarak atau tinggi objek yang memantulkannya. Jenis objek yang dapat
diindera diantaranya adalah: objek padat, cair, butiran maupun
tekstil.
Gambar : Cara kerja sensor ultrasonilGambar : Alat sensor
ultrasonik
6. Sensor Kecepatan
Proses penginderaan sensor kecepatan merupakan proses kebalikan
dari suatu motor,dimana suatu poros/object yang berputar pada
suatui generator akan menghasilkan suatu tegangan yang sebanding
dengan kecepatan putaran object. Kecepatan putar sering pula diukur
dengan menggunakan sensor yang mengindera pulsa magnetis (induksi)
yang timbul saat medan magnetis terjadi. Aplikasi banyak digunakan
pada kendaraan sepeda motor.
Gambar : sensor kecepatan terdapat pada sepeda motor7. Sensor
Penyandi (Encoder)Sensor Penyandi (Encoder) digunakan untuk
mengubah gerakan linear atau putaran menjadi sinyal digital, dimana
sensor putaran memonitor gerakan putar dari suatu alat. Sensor ini
biasanya terdiri dari 2 lapis jenis penyandi, yaitu; Pertama,
Penyandi rotari tambahan (yang mentransmisikan jumlah tertentu dari
pulsa untuk masing-masing putaran) yang akan membangkitkan
gelombang kotak pada objek yang diputar. Kedua, Penyandi absolut
(yang memperlengkapi kode binary tertentu untuk masing-masing
posisi sudut) mempunyai cara kerja sang sama dengan perkecualian,
lebih banyak atau lebih rapat pulsa gelombang kotak yang dihasilkan
sehingga membentuk suatu.
Gambar : sensor penyandi untuk pengukuran ketinggian garis.8.
Sensor Efek-HallSensor Efek-Hall dirancang untuk merasakan adanya
objek magnetis dengan perubahan posisinya. Perubahan medan magnet
yang terus menerus menyebabkan timbulnya pulsa yang kemudian dapat
ditentukan frekuensinya, sensor jenis ini biasa digunakan sebagai
pengukur kecepatan.Sensor Hall Effect digunakan untuk mendeteksi
kedekatan (proximity), kehadiran atau ketidakhadiran suatu objek
magnetis (yang) menggunakan suatu jarak kritis. Pada dasarnya ada
dua tipe Half-Effect Sensor, yaitu tipe linear dan tipe on-off.
Tipe linear digunakan untuk mengukur medan magnet secara linear,
mengukur arus DC dan AC pada konduktordan funsi-fungsi lainnya.
Sedangkan tipe on-off digunakan sebagai limit switch, sensor
keberadaan (presence sensors), dsb. Sensor ini memberikan logika
output sebagai interface gerbang logika secara langsung atau
mengendalikan beban dengan buffer amplifier.
9. Sensor proximitySensor proximity merupakan sensor atau saklar
yang dapat mendeteksi adanya target jenis logam dengan tanpa adanya
kontak fisik. Biasanya sensor ini tediri dari alat elektronis
solid-state yang terbungkus rapat untuk melindungi dari pengaruh
getaran, cairan, kimiawi, dan korosif yang berlebihan. Sensor
proximity dapat diaplikasikan pada kondisi penginderaan pada objek
yang dianggap terlalu kecil atau lunak untuk menggerakkan suatu
mekanis saklar.
Gambar : sensor proximity5. Pemilihan Umum Sensor dan
TransduserDalam memilih peralatan sensor dan transduser yang tepat
dan sesuai dengan sistem yang akan disensor maka perlu diperhatikan
persyaratan umum sensor berikut ini : (D Sharon, dkk, 1982)a.
LinearitasAda banyak sensor yang menghasilkan sinyal keluaran yang
berubah secara kontinyu sebagai tanggapan terhadap masukan yang
berubah secara kontinyu. Sebagai contoh, sebuah sensor panas dapat
menghasilkan tegangan sesuai dengan panas yang dirasakannya. Dalam
kasus seperti ini, biasanya dapat diketahui secara tepat bagaimana
perubahan keluaran dibandingkan dengan masukannya berupa sebuah
grafik. Gambar 1.1 memperlihatkan hubungan dari dua buah sensor
panas yang berbeda. Garis lurus pada gambar 1.1(a). memperlihatkan
tanggapan linier, sedangkan pada gambar 1.1(b). adalah tanggapan
non-linier.
b. SensitivitasSensitivitas akan menunjukan seberapa jauh
kepekaan sensor terhadap kuantitas yang diukur. Sensitivitas sering
juga dinyatakan dengan bilangan yang menunjukan perubahan keluaran
dibandingkan unit perubahan masukan. Beberepa sensor panas dapat
memiliki kepekaan yang dinyatakan dengan satu volt per derajat,
yang berarti perubahan satu derajat pada masukan akan menghasilkan
perubahan satu volt pada keluarannya. Sensor panas lainnya dapat
saja memiliki kepekaan dua volt per derajat, yang berarti memiliki
kepakaan dua kali dari sensor yang pertama. Linieritas sensor juga
mempengaruhi sensitivitas dari sensor. Apabila tanggapannya linier,
maka sensitivitasnya juga akan sama untuk jangkauan pengukuran
keseluruhan. Sensor dengan tanggapan paga gambar 1.1(b) akan lebih
peka pada temperatur yang tinggi dari pada temperatur yang
rendah.c. Tanggapan WaktuTanggapan waktu pada sensor menunjukan
seberapa cepat tanggapannya terhadap perubahan masukan. Sebagai
contoh, instrumen dengan tanggapan frekuensi yang jelek adalah
sebuah termometer merkuri. Masukannya adalah temperatur dan
keluarannya adalah posisi merkuri. Misalkan perubahan temperatur
terjadi sedikit demi sedikit dan kontinyu terhadap waktu, seperti
tampak pada gambar 1.2(a). Frekuensi adalah jumlah siklus dalam
satu detik dan diberikan dalam satuan hertz (Hz). { 1 hertz berarti
1 siklus per detik, 1 kilohertz berarti 1000 siklus per detik].
Pada frekuensi rendah, yaitu pada saat temperatur berubah secara
lambat, termometer akan mengikuti perubahan tersebut dengan setia.
Tetapi apabila perubahan temperatur sangat cepat lihat gambar
1.2(b) maka tidak diharapkan akan melihat perubahan besar pada
termometer merkuri, karena ia bersifat lamban dan hanya akan
menunjukan temperatur rata-rata.
Ada bermacam cara untuk menyatakan tanggapan frekuensi sebuah
sensor. Misalnya satu milivolt pada 500 hertz. Tanggapan frekuensi
dapat pula dinyatakan dengan decibel (db), yaitu untuk
membandingkan daya keluaran pada frekuensi tertentu dengan daya
keluaran pada frekuensi referensi. Yayan I.B, (1998), mengatakan
ketentuan lain yang perlu diperhatikan dalam memilih sensor yang
tepat adalah dengan mengajukan beberapa pertanyaan berikut ini:a.
Apakah ukuran fisik sensor cukup memenuhi untuk dipasang pada
tempat yang diperlukan? b. Apakah ia cukup akurat?c. Apakah ia
bekerja pada jangkauan yang sesuai?d. Apakah ia akan mempengaruhi
kuantitas yang sedang diukur?. Sebagai contoh, bila sebuah sensor
panas yang besar dicelupkan kedalam jumlah air air yang kecil,
malah menimbulkan efek memanaskan air tersebut, bukan menyensornya.
e. Apakah ia tidak mudah rusak dalam pemakaiannya?. f. Apakah ia
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya? g. Apakah biayanya
terlalu mahal? Sensor dalam teknik pengukuran dan pengaturan secara
elektronik berfungsi mengubah besaran fisik (misalnya : temperatur,
gaya, kecepatan putaran) menjadi besaran listrik yang proposional.
Sensor dalam teknik pengukuran dan pengaturan ini harus memenuhi
persyaratan-persyaratan kualitas yakni :1. LinieritasKonversi harus
benar-benar proposional, jadi karakteristik konversi harus
linier.2. Tidak tergantung temperaturKeluaran konverter tidak boleh
tergantung pada temperatur di sekelilingnya, kecuali sensor suhu.3.
KepekaanKepekaan sensor harus dipilih sedemikian, sehingga pada
nilai-nilai masukan yang ada dapat diperoleh tegangan listrik
keluaran yang cukup besar.5. Batas frekuensi terendah dan
tertinggiBatas-batas tersebut adalah nilai frekuensi masukan
periodik terendah dan tertinggi yang masih dapat dikonversi oleh
sensor secara benar. Pada kebanyakan aplikasi disyaratkan bahwa
frekuensi terendah adalah 0Hz.6. Stabilitas waktuUntuk nilai
masukan (input) tertentu sensor harus dapat memberikan keluaran
(output) yang tetap nilainya dalam waktu yang lama.7.
HisterisisGejala histerisis yang ada pada magnetisasi besi dapat
pula dijumpai pada sensor. Misalnya, pada suatu temperatur tertentu
sebuah sensor dapat memberikan keluaran yang berlainan.Empat sifat
diantara syarat-syarat dia atas, yaitu linieritas, ketergantungan
pada temperatur, stabilitas waktu dan histerisis menentukan
ketelitian sensor (Link, 1993).Klasifikasi sensor dan transduser
secara umum, yaitu :1. Klasifikasi Sensor Secara umum berdasarkan
fungsi dan penggunaannya sensor dapat dikelompokan menjadi 3 bagian
yaitu:a. sensor thermal (panas) b. sensor mekanisc. sensor optik
(cahaya) Sensor thermal adalah sensor yang digunakan untuk
mendeteksi gejala perubahan panas/temperature/suhu pada suatu
dimensi benda atau dimensi ruang tertentu.Contohnya; bimetal,
termistor, termokopel, RTD, photo transistor, photo dioda, photo
multiplier, photovoltaik, infrared pyrometer, hygrometer, dsb.
Sensor mekanis adalah sensor yang mendeteksi perubahan gerak
mekanis, seperti perpindahan atau pergeseran atau posisi, gerak
lurus dan melingkar, tekanan, aliran, level dsb.Contoh; strain
gage, linear variable deferential transformer (LVDT), proximity,
potensiometer, load cell, bourdon tube, dsb. Sensor optic atau
cahaya adalah sensor yang mendeteksi perubahan cahaya dari sumber
cahaya, pantulan cahaya ataupun bias cahaya yang mengernai benda
atau ruangan.Contoh; photo cell, photo transistor, photo diode,
photo voltaic, photo multiplier, pyrometer optic, dsb.2.
Klasifikasi Transduser (William D.C, 1993)a. Self generating
transduser (transduser pembangkit sendiri) Self generating
transduser adalah transduser yang hanya memerlukan satu sumber
energi. Contoh: piezo electric, termocouple, photovoltatic,
termistor, dsb. Ciri transduser ini adalah dihasilkannya suatu
energi listrik dari transduser secara langsung. Dalam hal ini
transduser berperan sebagai sumber tegangan.b. External power
transduser (transduser daya dari luar) External power transduser
adalah transduser yang memerlukan sejumlah energi dari luar untuk
menghasilkan suatu keluaran. Contoh: RTD (resistance thermal
detector), Starin gauge, LVDT (linier variable differential
transformer), Potensiometer, NTC, dsb.Tabel berikut menyajikan
prinsip kerja serta pemakaian transduser berdasarkan sifat
kelistrikannya.Tabel 1. Kelompok TransduserParameter listrik dan
kelas transduserPrinsip kerja dan sifat alatPemakaian alat
Transduser Pasif
PotensiometerPerubahan nilai tahanan karena posisi kontak
bergeserTekanan, pergeseran/posisi
Strain gagePerubahan nilai tahanan akibat perubahan panjang
kawat oleh tekanan dari luarGaya, torsi, posisi
Transformator selisih (LVDT)Tegangan selisih dua kumparan primer
akibat pergeseran inti trafoTekanan, gaya, pergeseran
Gage arus pusarPerubahan induktansi kumparan akibat perubahan
jarak platPergeseran, ketebalan
Transduser Aktif
Sel fotoemisifEmisi elektron akibat radiasi yang masuk pada
permukaan fotemisifCahaya dan radiasi
PhotomultiplierEmisi elektron sekunder akibat radiasi yang masuk
ke katoda sensitif cahayaCahaya, radiasi dan relay sensitif
cahaya
TermokopelPembangkitan ggl pada titik sambung dua logam yang
berbeda akibat dipanasiTemperatur, aliran panas, radiasi
Generator kumparan putar (tachogenerator)Perputaran sebuah
kumparan di dalam medan magnit yang membangkitkan
teganganKecepatan, getaran
PiezoelektrikPembangkitan ggl bahan kristal piezo akibat gaya
dari luarSuara, getaran, percepatan, tekanan
Sel foto teganganTerbangkitnya tegangan pada sel foto akibat
rangsangan energi dari luarCahaya matahari
Termometer tahanan (RTD)Perubahan nilai tahanan kawat akibat
perubahan temperaturTemperatur, panas
Hygrometer tahananTahanan sebuah strip konduktif berubah
terhadap kandungan uap airKelembaban relatif
Termistor (NTC)Penurunan nilai tahanan logam akibat kenaikan
temperaturTemperatur
Mikropon kapasitorTekanan suara mengubah nilai kapasitansi dua
buah platSuara, musik,derau
Pengukuran reluktansiReluktansi rangkaian magnetik diubah dengan
mengubah posisi inti besi sebuah kumparanTekanan, pergeseran,
getaran, posisi