Top Banner
Seni Tari Ngincik Dari Kabupaten Lamongan Seni Tari Ngincik Dari Kabupaten Lamongan Sidkha Mutiara Dewi Sendratasik FBS Universitas Negeri Surabaya ( email : [email protected] ) Dra. Retnayu Prasetyanti, M. Si Dosen Sendratasik FBS Universitas Negeri Surabaya Abstrak Kabupaten Lamongan merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur yang memiliki berbagai macam jenis kesenian dan salah satu kesenian tersebut yakni Seni Tari kreasi baru, diantaranya ada Tari Boran, Tari Caping Ngancak, Tari Mendhak, Tari Mayang Madu, Tari Mrepet, Tari Wayangan, Tari Silir- silir, Tari Laskar Mayang Kara dan Tari Ngincik. Namun dari sembilan seni tari tersebut hanya tari Ngincik yang merupakan seni tari kreasi baru yang dikembangkan dari kesenian tradisional khas Kabupaten Lamongan yakni Kesenian Kepang Dor. Permasalahan dalam penelitian ini adalah, (1) bagaimana asal-usul Seni Tari Ngincik ? (2) bagaimana fungsi Seni Tari Ngincik di Daerah Lamongan ? (3) bagaimana bentuk tata rias dan busana pada Seni Tari Ngincik? Tujuan penelitian, untuk mendeskripsikan asal mula munculnya Seni Tari Ngincik di Daerah Lamongan, fungsi Seni Tari Ngincik, serta bentuk tata rias dan busana pada Seni Tari Ngincik. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lamongan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data setelah itu penarikan kesimpulan atau verifikasi. Validitas data yang digunakan adalah triangulasi teknik dan triangulasi sumber. 1
13

Seni Tari Ngincik Dari Kabupaten Lamongan

Feb 17, 2016

Download

Documents

Alim Sumarno

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : SIDKHA MUTIARA DEWI
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Seni Tari Ngincik Dari Kabupaten Lamongan

Seni Tari Ngincik Dari Kabupaten Lamongan

Seni Tari Ngincik Dari Kabupaten Lamongan

Sidkha Mutiara Dewi

Sendratasik FBS Universitas Negeri Surabaya ( email : [email protected] )Dra. Retnayu Prasetyanti, M. Si

Dosen Sendratasik FBS Universitas Negeri Surabaya

Abstrak Kabupaten Lamongan merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur

yang memiliki berbagai macam jenis kesenian dan salah satu kesenian tersebut yakni Seni Tari kreasi baru, diantaranya ada Tari Boran, Tari Caping Ngancak, Tari Mendhak, Tari Mayang Madu, Tari Mrepet, Tari Wayangan, Tari Silir-silir, Tari Laskar Mayang Kara dan Tari Ngincik. Namun dari sembilan seni tari tersebut hanya tari Ngincik yang merupakan seni tari kreasi baru yang dikembangkan dari kesenian tradisional khas Kabupaten Lamongan yakni Kesenian Kepang Dor.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah, (1) bagaimana asal-usul Seni Tari Ngincik ? (2) bagaimana fungsi Seni Tari Ngincik di Daerah Lamongan ? (3) bagaimana bentuk tata rias dan busana pada Seni Tari Ngincik? Tujuan penelitian, untuk mendeskripsikan asal mula munculnya Seni Tari Ngincik di Daerah Lamongan, fungsi Seni Tari Ngincik, serta bentuk tata rias dan busana pada Seni Tari Ngincik. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lamongan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data setelah itu penarikan kesimpulan atau verifikasi. Validitas data yang digunakan adalah triangulasi teknik dan triangulasi sumber.

Hasil dari penelitian ini : Seni Tari Ngincik merupakan Seni Tari Kreasi baru yang dikembangkan dari Kesenian tradisional khas Kabupaten Lamongan yaitu Kesenian Kepang Dor dan diciptakan oleh seniman asal dari Kabupaten Lamongan yakni Ninin Desintasari yang bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lamongan dalam rangka mengikuti Festival Karya Seni Tari Jawa Timur pada Tahun 2010. Seni Tari Ngincik memiliki fungsi yaitu digunakan sebagai media pendidikan Seni Budaya khususnya Seni Tari bagi siswa SD/MI yang berada di Kabupaten Lamongan, dalam penampilanya Seni Tari Ngincik juga didukung dengan Tata Rias dan Tata Busana.

Kata Kunci : Seni Tari Ngincik, Kabupaten Lamongan

1

Page 2: Seni Tari Ngincik Dari Kabupaten Lamongan

Seni Tari Ngincik Dari Kabupaten Lamongan

I. PENDAHULUAN

Kesenian tradisional sebagai warisan budaya bangsa yang tercipta dari buah budi dan daya masyarakat setempat, yang merupakan produk estetik simbolis masyarakat setempat yang berakar pada pengalaman sehingga didalamnya terkandung kearifan dan nilai-nilai mulia. Kabupaten Lamongan merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur yang mempunyai kesenian tradisional yang berakar dari budaya masyarakat setempat, seperti sandur, hadrah, gemblak dor, tayub, kepang dor dan sebagainya.

Seiring perkembangan jaman, memungkinkan kesenian tradisional akan mengalami kemunduran dan kurang diminati oleh sebagian masyarakat, karena adanya kesenian modern yang masuk pada ruang lingkup kesenian tradisional. Upaya yang sesuai untuk pelestarian dan pengembangan kesenian salah satunya dengan cara memasukan kesenian pada dunia pendidikan. Dunia pendidikan baik dari tingkan Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), maupun Sekolah Menengah Atas (SMA) sangat membantu dalam mengatasi kepunahan kesenian daerah setempat, dengan cara menggunakan kesenian tersebut sebagai materi pembelajaran.

Di wilayah Kabupaten Lamongan terdapat banyak karya seni tari. Sejak tahun 2006 kabupaten Lamongan memiliki karya seni tari kreasi baru yang diciptakan untuk mengikuti Festival Karya Tari Jawa Timur. Karya seni tari kreasi baru tersebut, yaitu: tari Boran tahun 2006, tari Silir-silir tahun 2007, tari Caping Ngancak tahun 2008, tari Parengan tahun 2009, tari mrepet tahun 2010, tari Laskar Mayangkara tahun 2011, tari Ngincik tahun 2009, tari mendhak tahun 2013, serta tari wayangan tahun 2014. Namun, dari Sembilan karya tari kreasi baru tersebut, hanya tari Ngincik yang merupakan karya seni tari kreasi baru yang dikembangkan dari kesenian khas Lamongan yaitu Kesenian Kepang Dor.

Tari Ngincik merupakan bentuk karya tari kreasi baru yang diciptakan oleh Ninin Desinta Sari, S.Sn. yang bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lamongan untuk mengikuti Festival Karya Tari Jawa Timur tahun 2010. Pada festival tersebut kabupaten Lamongan mendapatkan

penghargaan 10 penyaji terbaik dan 3 penata musik terbaik. Tari Ngincik ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk mengenalkan kesenian tradisional kabupaten lamongan agar generasi dapat menjaga serta melestarikan seni budaya daerah setempat. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lamongan sangat memfasilitasi untuk mengembangkan tari Ngincik, salah satunya melalui pelatihan rutin bagi guru-guru seni tari di kabupaten Lamongan. Pelatihan tersebut diadakan agar siswa di kabupaten Lamongan, khususnya siswa Sekolah Dasar (SD) dapat menjaga dan melestarikan kesenian yang sudah hampir punah di Kabupaten Lamongan yaitu Kesenian Kepang Dor melalui Tari Ngincik sebagai materi pembelajaran di sekolah.

Dari rumusan masalah diatas, permasalahan yang ada adalah : (1) Bagaimana asal-usul Seni Tari Ngincik?, (2) Bagaimana fungsi dari Seni Tari Ngincik?, (3) Bagaimana bentuk Tata rias dan Tata busana pada Seni Tari Ngincik ?

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan asal-usul, fungsi, dan tata rias dan busana pada Seni Tari Ngincik.

Keterbatasan penelitian diperlukan agar peneliti tidak meluas, tetapi ruang lingkup difokuskan pada penjabaran sekitar permasalahan. Pada penelitian ini, peneliti memberikan batasan ruang lingkup pada Seni Tari Ngincik yang berasal dari Kabupaten Lamongan dengan fokus permasalahan yaitu : asal mula munculnya atau terciptanya Seni Tari Ngincik, fungsi Seni Tari Ngincik, dan tata rias dan busana pada Seni Tari Ngincik.

Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Asal – usulIstilah asal – usul dalam buku Pertumbuhan

Seni Pertunjukan Sedyawati Edi (1981 : 150) menyatakan untuk mengungkap Asal – usul adalah pemakaian kritis dan kuno terutama filologis, berita – berita, naskah – naskah jawa maupun prasasti – prasasti, dan mencoba merekontruksi kembali penyajian seni atas dasar deskripsi dan etimologi. Indonesia adalah istilah, asal keturunan, sebab yang mula – mula sekali. Asal – usul yang dimaksud

2

Page 3: Seni Tari Ngincik Dari Kabupaten Lamongan

Seni Tari Ngincik Dari Kabupaten Lamongan

dalam penelitian adalah munculnya Seni Tari Ngincik di Kabupaten Lamongan.

2. Fungsi Seni Tari Fungsi Seni Tari merupakan salah satu sudut

pandang untuk mengamati tari-trian tradisional. Soedarsono (1998), membagi fungsi Seni Tari atas dasar :

a. Pengamatan terhadap tari yang berfungsi sebagai sarana upacara

b. Pengamatan terhadap seni tari yang berfungsi sebagai hiburan

c. Pengamatan terhadap seni tari sebagai sarana ritual / keagamaantan

d. Pengamatan terhadap seni tari sebagai media pendidikan

e. Pengamatan terhadap seni tari sebagai penyajian estetis.

3. Tata Rias dan Tata Busana1. Tata Rias

Menurut Hidayat ( 2005 : 60 ) tata rias adalah satu unsur koreografi yang berkaitan dengan karakteristik tokoh. Tata rias berperan penting dalam membentuk efek wajah penari yang diinginkan (sesuai konsep koreografi) ketika lampu panggung menyinari penari. Penggunaan tata rias pada sebuah koreografi memiliki alasan-alasan tertentu. Tata rias untuk koreografi adalah salah satu unsur kelengkapan yang penting karena disebabkan oleh dua faktor yang mendasar, yaitu :

a. Tata rias merupakan bagian yang berkaitan dengan pengungkapan tema atau isi cerita, maka tata rias merupakan salah satu aspek visual yang mampu menuntun interpretasi penonton pada obyek estetik yang disajikan atau sesuatu yang ditarikan.

b. Tata rias sebagai salah satu upaya untuk memberikan ketegasan atau kejelasan dari anatomi wajah, karena sajian tari pada umumnya disajikan oleh penonton dengan jarak yang cukup jauh yaitu 5-7 meter.

Menurut Jazuli (1994 : 19), tata rias panggung dibedakan menjadi dua, yaitu :

a. Tata rias panggung dan pentas biasa (tertutup). Pada penggunaan tata rias

panggung dianjurkan lebih tegas dan jelas garis-garisnya serta lebih tebal, karena biasanya penonton melihat pertunjukan dalam jarak yang cukup jauh.

b. Tata rias arena atau terbukaTata rias panggung arena ini tidak terlalu menggunakan tata rias yang tebal dan yang lebih utama halus, nampak rapi dan halus, karena seringkali penonton berada lebih dekat dengan pertunjukan.

2. Tata Busana

Tata busana merupakan pakaian atau kostum yang dikenakan oleh penari yang disesuaikan oleh tokoh serta karakter yang diperankan. Busana pentas meliputi semua busana dan perlengkapanya baik yang kelihatan langsung maupun tidak langsung oleh penonton.Fungsi busana adalah untuk mendukdung tema atau isi penari, dan untuk memperjelas peranan-peranan dalam suatu sajian tari. Busana yang baik bukan hanya untuk sekedar penuntup tubuh semata, tetapi juga harus bisa mendukung desain ruang pada saat penari sedang menari. Jazuli (1994 : 17) berpendapat bahwa dalam penataan dan penggunaan busana tari senantiasa mempertimbangkan hal-hal sebgai berikut :

a. Busana tari hendaknya enak dipakaib. Penggunaan busana selalu

mempertimbangkan isis dan tema tari sehingga menghadirkan suatu kesatuan / keutuhan antara tari dan tata busananya.

c. Penata busana hendaknya dapat merangsang imajinasi penonton.

d. Desain busana harus memperhatikan bentuk-bentuk gerak.

e. Busana hendaknya dapat memberi proyeksi kepada penarinya.

f. Keharmonisan dalam pemilihan atau memperpadukan warna sangat penting terutama harus diperhatikan efeknya terhadap tata cahaya.

II. HASIL PEMBAHASAN

3

Page 4: Seni Tari Ngincik Dari Kabupaten Lamongan

Seni Tari Ngincik Dari Kabupaten Lamongan

Asal-usul merupakan peristiwa yang ada kaitanya dengan masa lalu yang terjadi dari awal munculnya suatu peristiwa. Menurut Sedyawati (1981-150) asal usul adalah pemakaian kritis dan kuno terutama filologi, berita-berita, naskah-naskah jawa maupun prasasti-prasasti, dan mencoba merekontruksi kembali penyajian seni atas dasar deskripsi dan etimologi. Dalam penelitian ini akan membahas tentang asal-sul munculnya Seni Tari Ngincik di Kabupaten Lamongan, fungsi dari Seni Tari Ngincik dan bentuk Tata Rias dan Busana pada Seni Tari Ngincik.

1. Asal-usul Seni Tari NgincikTari Ngincik merupakan suatu seni tari kreasi

yang berasal dari Kabupaten Lamongan diciptakan oleh ibu. Ninin Desinta Sari dan Kristiani pada tahun 2010 dan bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata guna mengikuti festival karya Seni tari Jawa Timur. Ngincik merupakan penggambaran gerakan cepat kaki kuda saat berjalan dengan langkah kecil. Pada tari ngincik terdapat dua gerakan penggambaran kaki kuda, yaitu gerakan feminim dan gerakan gagah. Selain itu tari Ngincik juga merupakan tari yang dikembangkan dari kesenian Kepang Dor yang hampir punah di kabupaten Lamongan. Sehingga dengan menciptakan tari Ngincik diharapkan dapat menjadi sarana memperkenalkan kesenian daerah setempat.

Berikut petikan wawancara dengan salah satu pencipta tari Ngincik Kabupaten Lamongan ‘Ibu Ninin Desinta Sari, S.Sn pada hari Jumat, 03 April 2015 sebagai berikut :

“Ibu Ninin menjelaskan bahwa tari ngincik diciptakan bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lamongan dalam rangka untuk mngikuti festival seni tari Jawa Timur pada tahun 2010. Latar belakang dari seni tari Ngincik merupakan pengembangan dari kesenian tradisonal khas Kabupaten Lamongan yaitu kesenian Kepang Dor. Keberadaan kesenian Kepang Dor di daerah Lamongan sudah mengalami kemunduran sehingga Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lamongan berinisiatif menghidupkan lagi kepang dor melalui tari Ngincik. Salah satu sasarannya yaitu generasi muda sebab generasi muda wajib mengetahui, melestarikan kesenian daerah setempat”

Foto Ibu Ninin Desinta Sari S.Sn pada saat kegiatan sosialisasi tari Ngincik di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kepada Guru di Kabupaten Lamongan

( Dok. Sidka Mutiara Dewi, 03 April 2014 )

Hal tersebut diperkuat oleh Bapak Eko Priyono, S.H, M.M selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwasata Kabupaten Lamongan yang mengatakan bahwa tari ngincik mulai ada dan berkembang di Kabupaten Lamongan Tahun 2010 guna mengikuti festival karya seni Jawa Timur. Berikut petikan wawancara dengan Bapak Priyono, SH, MM pada hari kamis tanggal 10 April 2014 :

“Memang di Lamongan ini banyak memiliki kesenian dan bahkan muncul kesenian baru seperti tari ngincik, dimana tarian yang menggambarkan gerakan cepat kaki kuda dan kita sudah memberikan sosialisasi ke semua sekolah di Kabupaten Lamongan agar tari Ngincik digunakan sebagai materi pembelajaran ekstrakurikuler seni dan kita sebagai masayarakat Lamongan harus melestarikan dan menjaganya”

Foto bersama Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lamongan ( Dok. Sidka Mutiara Dewi, 10 April 2015 )

Seperti yang sudah dikatakan Bapak Eko Priyono, S.H, M.M selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwasata Kabupaten Lamongan. Hal yang senada juga dikatakan oleh Bapak Hernowo, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri 1 Sugio,

4

Page 5: Seni Tari Ngincik Dari Kabupaten Lamongan

Seni Tari Ngincik Dari Kabupaten Lamongan

Lamongan bahwa Tari Ngincik sudah diterapkan sebagai materi pembelajaran ekstrakurikuler seni tari sejak tahun 2014 dan siswa-siswi sangat berantusias mengikuti ekstrakurikuler seni tari, sesuai dengan petikan wawancara dan dokumentasi pada hari sabtu tanggal 12 April 2014 sebagai berikut.

“Sebelumnya dari Pihak Dinas / Pemerintah Kabupaten Lamongan sudah memberikan sosisialisasi tentang materi seni tari di sekolah –sekolah. Kami di SD ini sangat merespon baik sehingga sejak 2014 tari Ngincik kami terapkan sebagai ekstrakurikuler dan alhamdulillah responnya baik ke siswa-siswi disini”

Foto bersama Kepala Sekolah SD Negeri 1 Sugio, Lamongan

( Dok. Sidka Mutiara Dewi, 12 April 2014 )

SD Negeri 1 Sugio Lamongan berada di komplek sekolahan dan kantor. Pada komplek tersebut tidak hanya berdiri Sekolah Dasar (SD), tetapi berdiri pula bangunan dari berbagai jenjang pendidikan, baik PAUD, TK, maupun SMP. Beberapa sekolah yang berada di komplek tersebut antara lain PAUD Mentari, TK Nusantara 1, SD Negeri 2 Sugio, SMP Negeri 1 Sugio. Pada Komplek Jalan Raya Sugio ini, juga terdapat Puskesmas kecamatan Sugio, UPT Dinas Pendidikan kecamatan Sugio, Kantor Polsek Sugio, Kantor Camat Sugio, Pasar Sugio, Lapangan Kecamatan Sugio.

Tari Ngincik merupakan materi pertama yang digunakan sebagai materi pembelajaran ektrakurikuler seni tari di SD Negeri I Sugio, Lamongan.

2. Fungsi Seni Tari NgincikFungsi Seni Tari Ngincik di Kabupaten

Lamongan adalah digunakan sebagai media pendidikan khususnya pendidikan pada siswa/siswi SD maupun MI.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lamongan memilih tari Ngincik sebagai materi pembelajaran khusnya pembelajaran Seni Budaya, dikarenakan didalam tari Ngincik dinilai mempunyai nilai yang mendidik, seperti 1) tari ini merupakan penggambaran karakter masyarakat Lamongan yang pekerja keras, tangguh, namun juga sederhana, 2) tarian ini bertujuan agar siswa (generasi muda) mengenal kesenian daerah setempat, yaitu kesenian Kepang Dor dengan cara melakukan apresiasi melalui pembelajaran tari Ngincik serta melalui pertunjukannya. Makna filosofi tari Ngincik yang bermuatan nilai-nilai kehidupan sangat sesuai apabila diterapkan pada pendidikan. Tari Ngincik juga berpotensi untuk dikembangkan, sehingga Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lamongan memasukan Seni Tari ngincik sebagai media pendidikan Seni Budaya khususnya Seni Tari bagi siswa SD/MI yang ada di Kabupaten Lamongan.

Tari Ngincik merupakan karya seni yang mengadopsi kultur lokal bakal menggambarkan kondisi kedaerahan. Mulai dari gerak langkah, maupun beksa di dalamnya menjadi simbul kultural daerah tempat karya tari dilahirkan. Menurut sang kreator Tari Ngincik, Ninin Desintasari, dan Tri Kristiani, tarian ini berlatar belakang dari kesenian tradisional asli Lamongan, Tari Kepang Dhor, yang kemudian dikemas sedemikian rupa.

Ngincik sendiri menggambarkan gerakan kaki kuda saat berjalan dengan langkah kecil, tapi cepat dengan dua gerakan, feminim, dan gagah.

Khususnya pada SD Negeri I Sugio kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler Seni Tari Ngincik antara lain, untuk meningkatkan keterampilan motorik siswa, apresiasi siswa terhadap seni tari serta dapat menampilkan tari ngincik pada hari besar pendidikan nasional.

Berikut Petikan wawancara dengan Guru Seni Tari “Ibu Mei Dewati S.Pd” dan dokumentasi pembelajaran ekstra kurikuler seni tari Ngincik di SD Negeri I Sugio, Lamongan sebagai pada hari sabtu tanggal 12 April 2014.

5

Page 6: Seni Tari Ngincik Dari Kabupaten Lamongan

Seni Tari Ngincik Dari Kabupaten Lamongan

“Bahwa pembelajaran ekstrakurikuler dengan materi tari Ngincik sangat berdampak positif kepada anak-anak, seperti pertama bisa melatih kreatifitas anak kedua bisa melatih ketrampilan motorik siswa yang sebelumnya siswa tidak bisa menari, sekarang perlahan-lahan siswa mulai bisa menari, ketiga hendaknya siswa-siswi dapat melestarikan dan mengembangkan kesenian, khsusunya kesenian daerah setempat, siswa-siswi mampu menampilkan tari ngincik pada hari pendidikan nasional di Kabupaten Lamongan”

Foto Guru Seni Tari SD Negeri 1 Sugio, Lamongan saat memberikan materi etrakurikuler tari Ngincik kepada siswa-siwi.

( Dok. Sidka Mutiara Dewi, 12 April 2014 )

Foto Siswa-siswi SD Negeri 1 Sugio, Lamongan saat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni tari Ngincik

( Dok. Sidka Mutiara Dewi, 12 April 2014 )

Foto penampilan seni tari Ngincik SD Negeri I Sugio dan SD lainnya untuk memperingati hari pendidikan Nasional di Kabupaten Lamongan

( Dok. Sidka Mutiara Dewi, 02 Mei 2014 )

3. Tata Rias dan Busana Seni Tari Ngincik1. Tata Rias penariTata rias penari dalam tari ngincik ini

menggunakan tata rias yang minimalis namun berkarakter gagahan alus dengan alis dipertebal dan dipertegas, menggunakan godek, memakai kumis buatan dan sedikit janggut tipis dengan menggunakan pensil alis berwarna hitam, ditambah eye shadow warna hitam.

2. Tata Busana Penari Busana yang dikenakan penari yaitu : baju hem

putih lengan pendek/panjang, celana pendek, kain bentuk wiru, sabuk, kalung kace, pos deker, gelang kaki, gelang tangan, udeng.

Seni Tari Ngincik juga didukung dengan media alat peraga berupa kuda kepang atau biasa disebut dengan jaranan. Jaranan merupakan salah satu bentuk properti yang terbuat dari anyaman bambu, yang dibentuk sedemikian rupa (menyerupai kuda) dan kemudian di cat. Warna cat yang dominan pada dasarnyayaitu hitam,putih,merah,kuning,biru. Ukuran kuda yang digunakan tidak terlalu besar, rambut kepala kuda biasanya terbuat dari rumput jepang.

6

Page 7: Seni Tari Ngincik Dari Kabupaten Lamongan

Seni Tari Ngincik Dari Kabupaten Lamongan

Foto properti tari ngincik berupa jaranan atau kuda kepang.

( Dok. Sidka Mutiara Dewi, 12 April 2014 )

KESIMPULAN1. Seni Tari Ngincik ini merupakan sebuah

karya seni kreasi baru berasal dari Kabupaten Lamongan yang dikembangkan dari kesenian tradisional yakni Kesenian Kepang Dor.

2. Seni Tari Ngincik ini mempunyai fungsi yaitu .khusunya Seni Tari untuk anak SD / MI.

3. Seni Tari Ngincik juga didukung dengan elemen-elemen pendukung lainya yaitu Tata rias dan Busana. Tata rias dan busana pada Tari Ngincik menggunakan tata rias minimalis namun berkarakter gagahan alusan dan juga menggunakan tata busana yang sangat sederhana yaitu menggunakan hem berwarna putih lengan panjang, celana pendek, kain bentuk wiru, gelang kaki, gelang tangan. Kalung kace, pos deker dan udeng.

SARAN

Berdasarkan pengalaman peneliti selama melakukan penelitian hingga menganalisis Seni Tari Ngincik, khususnya pemerintah Kabupaten Lamongan hendaknya terus dan lebih mengembangkan seni-seni khas dari Kabupaten Lamongan khusunya kesenian-kesenian tradisional yang keberadaanya hampir mengalami kemunduran. Dalam perkembanganya akan terwujud apabila masing-masing daerah masih bersedia menerima bentuk dan keberadaan kesenian tradisionalm serta melestarikan, mengembangkan dan mewariskan

kepada generasi berikutnya. Dan sudah seharusnya pihak-pihak yang terkait mengulurkan tangan serta intensif pendokumentasian aset-aset kebudayaan, kesenian maupun seni tradisi yang dimilikinya, baik berupa situs-situs budaya, kesenian khas daerah maupun pengkajian secara ilmiah. Demikian masyarakat Kabupaten Lamongan agar senantiasa menjaga dan melestarikan kesenian khas daerah Lamongan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI). Jakarta: PT. Rineka Cipta, Cet. Ke-13.

Arikunto, Suharsimi. dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Sinar Grafika Offset

Dalyono. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta, Ed. Revisi

Esterberg. Kristin G. 2002. Qualitatid Methods In Social Research. New York : Mc. Graw Hill.

Harjanto. 2005. Perencanaan Pembelajaran. Refrensi

Moleong, Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Santoso, Gempur. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: Prestasi Pustaka

Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta

7

Page 8: Seni Tari Ngincik Dari Kabupaten Lamongan

Seni Tari Ngincik Dari Kabupaten Lamongan

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Suryosubroto. 1990. Management Pendidikan di Sekolah.Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Susilana, Rudi dan Cepi Riyana. 2009. Pembelajaran Berbasis Teknologi dan Komunikasi. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Trisakti dan Setyo Yanuartuti. 2011. Bahan Ajar Perencanaan Pembelajaran Seni Budaya. Surabaya: University Press

Yamin, Martinis dan marsah. 2009. Orientasi Baru Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Tim Penyusun. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

8