Top Banner
SENI BANGUNAN SUKU BATAK Dalam bidang seni rupa yang menonjol adalah arsitektur rumah adat yang merupakan perpaduan dari hasil seni pahat dan seni ukir serta hasil seni kerajinan. Arsitektur rumah adat terdapat dalam berbagai bentuk ornamen.Pada umumnya bentuk bangunan rumah adat pada kelompok adat batak melambangkan "kerbau berdiri tegak". Hal ini lebih jelas lagi dengan menghias pucuk atap dengan kepala kerbau . Rumah adat etnis Batak, Ruma Batak , berdiri kokoh dan megah serta masih banyak ditemui di Samosir . Rumah adat Karo kelihatan besar dan lebih tinggi dibandingkan dengan rumah adat lainnya. Atapnya terbuat dari ijuk dan biasanya ditambah dengan atap-atap yang lebih kecil berbentuk segitiga yang disebut "ayo-ayo rumah" dan "tersek". Dengan atap menjulang berlapis-lapis itu rumah Karo memiliki bentuk khas dibanding dengan rumah tradisional lainnya yang hanya memiliki satu lapis atap di Sumatera Utara. Bentuk rumah adat di daerah Simalungun cukup memikat. Kompleks rumah adat di desa Pematang Purba terdiri dari beberapa bangunan yaitu rumah bolon, balai bolon, jemur, pantangan balai butuh, dan lesung. Bangunan khas Mandailing yang menonjol disebut "Bagas Gadang" (rumah Namora Natoras) dan "Sopo Godang" (balai musyawarah adat).
18

Seni Bangunan Suku Batak

Dec 29, 2015

Download

Documents

xavie

safiudin
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Seni Bangunan Suku Batak

SENI BANGUNAN SUKU BATAK

Dalam bidang seni rupa yang menonjol adalah arsitektur rumah adat yang merupakan perpaduan dari hasil seni pahat dan seni ukir serta hasil seni kerajinan. Arsitektur rumah adat terdapat dalam berbagai bentuk ornamen.Pada umumnya bentuk bangunan rumah adat pada kelompok adat batak melambangkan "kerbau berdiri tegak". Hal ini lebih jelas lagi dengan menghias pucuk atap dengan kepala kerbau.

Rumah adat etnis Batak, Ruma Batak, berdiri kokoh dan megah serta masih banyak ditemui di Samosir.

Rumah adat Karo kelihatan besar dan lebih tinggi dibandingkan dengan rumah adat lainnya. Atapnya terbuat dari ijuk dan biasanya ditambah dengan atap-atap yang lebih kecil berbentuk segitiga yang disebut "ayo-ayo rumah" dan "tersek". Dengan atap menjulang berlapis-lapis itu rumah Karo memiliki bentuk khas dibanding dengan rumah tradisional lainnya yang hanya memiliki satu lapis atap di Sumatera Utara.

Bentuk rumah adat di daerah Simalungun cukup memikat. Kompleks rumah adat di desa Pematang Purba terdiri dari beberapa bangunan yaitu rumah bolon, balai bolon, jemur, pantangan balai butuh, dan lesung.

Bangunan khas Mandailing yang menonjol disebut "Bagas Gadang" (rumah Namora Natoras) dan "Sopo Godang" (balai musyawarah adat).

Rumah adat di pesisir barat kelihatan lebih megah dan lebih indah dibandingkan dengan rumah adat lainnya. Rumah adat ini masih berdiri kokoh di halaman Gedung Nasional Sibolga.

Page 2: Seni Bangunan Suku Batak

SENI BANGUNAN SUKU TORAJA

Inilah salah satu bentuk kearifan lokal mengagumkan produk rumah adat di Indonesia. Tongkonan adalah rumah khas masyarakat Tana Toraja di Sulawesi Selatan. Hingga saat ini rumah unik tersebut bersama budaya Tana Toraja lainnya menjadi daya tarik wisata dan terus menerus diminati pelancong. Tongkonan adalah rumah adat dengan ciri rumah panggung dari kayu dimana kolong di bawah rumah biasanya dipakai sebagai kandang kerbau. Atapnya rumah tongkonan dilapisi ijuk hitam dan bentuknya melengkung persis seperti perahu telungkup dengan buritan. Ada juga yang mengatakan bentuknya seperti tanduk kerbau. Sekilas mirip bangunan rumah gadang di Minang atau Batak. Semua rumah tongkonan yang berdiri berjejer akan mengarah ke utara. Arah tongkonan yang menghadap ke utara serta ujung atap yang runcing ke atas melambangkan leluhur mereka yang berasal dari utara. Ketika nanti meninggal mereka akan berkumpul bersama arwah leluhurnya di utara.

Tongkonan berasal dari kata tongkon yang bermakna menduduki atau tempat duduk. Dikatakan sebagai tempat duduk karena dahulu menjadi tempat berkumpulnya bangsawan Toraja yang duduk dalam tongkonan untuk berdiskusi. Rumah adat ini mempunyai fungsi sosial dan budaya yang bertingkat-tingkat di masyarakat. Awalnya merupakan pusat pemerintahan, kekuasaan adat, sekaligus perkembangan kehidupan sosial budaya masyarakat Toraja. Masyarakat Toraja menganggap rumah tongkonan sebagai ibu, sedangkan alang sura (lumbung padi) sebagai bapak. Tongkonan berfungsi untuk rumah tinggal, kegiatan sosial, upacara adat, serta membina kekerabatan. Bagian dalam rumah dibagi tiga bagian, yaitu bagian utara, tengah, dan selatan. Ruangan di bagian utara disebut tangalok yang berfungsi sebagai ruang tamu, tempat anak-anak tidur, serta tempat meletakkan sesaji. Ruangan sebelah selatan disebut sumbung, merupakan ruangan untuk kepala keluarga tetapi juga dianggap sebagai sumber penyakit. Ruangan bagian tengah disebut Sali yang berfungsi sebagai ruang makan, pertemuan keluarga, dapur, serta tempat meletakkan orang mati.

Mayat orang mati masyarakat Toraja tidak langsung dikuburkan tetapi disimpan di rumah tongkonan. Agar mayat tidak berbau dan membusuk maka dibalsem dengan ramuan tradisional yang terbuat dari daun sirih dan getah pisang. Sebelum upacara penguburan, mayat tersebut dianggap sebagai ‘orang sakit‘ dan akan disimpan dalam peti khusus. Peti mati tradisional Toraja disebut erong yang berbentuk kerbau (laki-laki) dan babi (perempuan). Sementara untuk bangsawan berbentuk rumah adat. Sebelum upacara penguburan, mayat juga terlebih dulu disimpan di alang sura (lumbung padi) selama 3 hari. Lumbung padi tersebut tiang-tiangnya dibuat dari batang pohon palem (bangah) yang licin, sehingga tikus tidak dapat naik ke dalam lumbung. Di bagian depan lumbung terdapat berbagai ukiran, antara lain bergambar ayam dan matahari yang merupakan simbol untuk menyelesaikan perkara. Saat Anda melihat rumah adat ini, ada ciri lain yang menonjol yaitu kepala kerbau menempel di depan rumah dan tanduk-tanduk kerbau pada tiang utama di depan setiap rumah. Jumlah tanduk kepala kerbau tersebut berbaris dari atas ke bawah dan menunjukan tingginya derajat keluarga yang mendiami rumah tersebut. Di sisi kiri rumah yang menghadap ke arah barat dipasang rahang kerbau yang pernah di sembelih. Di sisi kanan yang menghadap ke arah timur dipasang rahang babi.

Page 3: Seni Bangunan Suku Batak

Ornamen rumah tongkonan berupa tanduk kerbau serta empat warna dasar yaitu: hitam, merah, kuning, dan putih yang mewakili kepercayaan asli Toraja (Aluk To Dolo). Tiap warna yang digunakan melambangkan hal-hal yang berbeda. Warna hitam melambangkan kematian dan kegelapan. Kuning adalah simbol anugerah dan kekuasaan ilahi. Merah adalah warna darah yang melambangkan kehidupan manusia. Dan, putih adalah warna daging dan tulang yang artinya suci. Ada beberapa jenis rumah adat togkonan, antara lain tongkonan layuk (pesio'aluk), yaitu tempat menyusun aturan-aturan sosial keagamaan. Tongkonan pekaindoran (pekamberan atau kaparengngesan), yaitu berfungsi sebagai tempat pengurus atau pengatur pemerintahan adat. Ada juga batu a'riri yang berfungsi sebagai tongkonan penunjang yang mengatur dan membina persatuan keluarga serta membina warisan. Tongkonan milik bangsawan Toraja berbeda dengan dari orang umumnya. Yaitu pada bagian dinding, jendela, dan kolom, dihiasi motif ukiran yang halus, detail, dan beragam. Ada ukiran bergambar ayam, babi, dan kerbau, serta diselang-seling sulur mirip batang tanaman. Menurut cerita masyarakat setempat bahwa tongkonan pertama itu dibangun oleh Puang Matua atau sang pencipta di surga. Dulu hanya bangsawan yang berhak membangun tongkonan. Selain itu, rumah adat tongkonan tidak dapat dimiliki secara individu tapi diwariskan secara turun-temurun oleh marga suku Toraja.

Rumah tongkonan rata-rata dibangun selama tiga bulan dengan sepuluh pekerja. Kemudian ditambah proses mengecat dan dekorasi satu bulan berikutnya. Setiap bagian tongkonan melambangkan adat dan tradisi masyarakat Toraja.

Page 4: Seni Bangunan Suku Batak

SENI BANGUNAN SUKU TORAJA

Dengan atap menyapu ke atas menantang gaya tarik bumi dan keselarasan yang kaya

hiasan berukir dan berwarna, rumah asli Toraja membuat kesan dramatis dan tak terlupakan.

Seperti kebanyakan seni bangunan vernacular Indonesia, tata letak rumah Toraja dipenuhi

dengan makna perlambang. Orientasi rumah Toraja mempunyai makna alam semesta, rancangan

dan susunan ragam hias ukiran di serambi menunjukkan berbagai pesan susunan sosial dan

hubungannya dengan dunia roh. Rumah harus menghadap Utara – arah yang dihubungkan

dengan pencipta “diatas”, Puang Matua. Ujung Selatan, sebaliknya, adalah “belakang” rumah

(pollo ‘ banua), dihubungkan dengan nenek moyang dan dunia kemudian, Puya. Barat dan Timur

menunjukkan tangan kiri dan kanan tubuh. Timur dihubungkan dengan kedewaan (dewata),

sementara barat dikenal sebagai nenek moyang dalam bentuk yang didewakan.

Page 5: Seni Bangunan Suku Batak

ARTIKEL TENTANG PASAR

Pasar tradisional masih merupakan wadah utama penjualan produk-produk kebutuhan pokok yang dihasilkan oleh para pelaku ekonomi bersekala menengah kecil serta mikro. Mereka adalah para petani, nelayan, perajin dan industri rumah tangga yang merupakan mata pencaharian sebagian besar masyarakat, dan mereka menyandarkan hidupnya kepada pasar tradisional. Pasar tradisional selalu menjadi indikator nasional dalam kaitannya dengan pergerakan tingkat kestabilan harga atau inflasi domestik. Dalam menghitung inflasi harga kebutuhan pokok yang dijual di pasar tradisional seperti beras, gula pasir, dan sembilan kebutuhan pokok lainnya menjadi objek monitoring para ahli statistik dan instansi pemerintah setiap bulannya.

Pasar tradisional juga mempunyai peranan yang sangat strategis dalam rangka peningkatan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja, untuk itu diperlukan upaya-upaya dalam rangka peningkatan daya saing pasar tradisional yang selama ini identik dengan sebuah lokasi perdagangan yang kumuh, sembraut, kotor dan merupakan sumber kemacetan lalu lintas.

Citra pasar tradisional yang kurang baik tersebut sudah semestinya mendapat perhatian yang cukup besar karena didalamnya terkait dengan hajat hidup orang banyak. Pembenahan pasar tradisional menjadi tempat belanja yang bercitra positif adalah merupakan suatu tantangan yang cukup berat dan harus diupayakanoleh semua komponen, bukan tugas pemerintah saja, tetapi tugas masyarakat, pengelola pasar dan juga para pedagang tradisional untuk bersinergi menghapus kesan negatif tersebut sehingga pasar tradisional masih tetap eksis di tengah persaingan yang semakin ketat.

Pasar dalam pengertian teori ekonomi adalah suatu situasi dimana pembeli (konsumen) dan penjual (produsen dan pedagang) melakukan transaksi setelah kedua pihak telah mengambil kata sepakat tentang harga terhadap sejumlah (kuantitas) barang dengan kuantitas tertentu yang menjadi objek transaksi. Kedua pihak, pembeli dan penjual, mendapatkan manfaat dari adanya transaksi atau pasar. Pihak pembeli mendapatkan barang yang diinginkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhannya sedangkan penjual mendapatkan imbalan pendapatan untuk selanjutkan digunakan untuk membiayai aktivitasnya sebagai pelaku ekonomi produksi atau pedagang.

Agar transakasi berjalan lancar dan kedua belah pihak mencapai tujuannya, masing-masing pihak akan selalu berusaha mencari informasi yang akurat dan up-to-date tentang berbagai hal. Pembeli berusaha mendapatkan informasi tentang barang apa saja yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya, berapa jumlah yang tersedia, bagaimana kualitasnya dan dimana barang tersebut tersedia. Sedangkan penjual di pihak lain, juga mencari informasi tentang barang apa saja yang dibutuhkan oleh konsumen, kapan dibutuhkan, berapa banyak yang dibutuhkan, kualitas bagaimana yang dibutuhkan dan dimana konsumen merasa senang untuk mendapatkannya.

Karena itu, pada dasarnya yang paling dibutuhkan oleh kedua belah pihak (pembeli dan penjual) adalah adanya media atau wadah yang dapat mengumpulkan dan menyebarluaskan informasi kesemua pihak tentang berbagai hal yang menyangkut objek transaksi termasuk bagaimana transaksi dapat dilakukan. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, dengan semakin intensifnya penggunaan teknologi informasi, transaksi dapat dilakukan melalui jaringan internet dimana pembeli dan penjual tidak perlu harus bertemu langsung.

Hanya saja tidak semua pembeli dan penjual dapat memanfaatkan kecanggihan IT dalam melakukan transaksi, wadah ini hanya dapat digunakan oleh sebagian kecil penduduk yang mengerti tentang penggunaan IT dan memiliki cukup penghasilan yang cukup. Mayoritas penduduk masih membutuhkan wadah atau tempat transaksi dimana pembeli dan penjual dapat langsung bertemu secara fisik. Dalam kaitan ini, agar transaksi bisa berjalan lancar, aman dan tertib, dibutuhkan tempat yang layak.

Page 6: Seni Bangunan Suku Batak

Kelayakan tempat transaksi adalah menjadi sangat penting menjadi pertimbangan utama kedua belah pihak. Akan tetapi, "layak" dalam hal ini adalah menjadi relatif jika jika dihubungkan dengan kemampuan dan kondisi hidup yang dihadapi terutama oleh konsumen. "Layak" bagi golongan penduduk yang berpenghasilan tinggi akan berbeda dengan "layak" bagi golongan penduduk yang berpenghasilan rendah. Konsumen yang berpendapatan tinggi dan menengah atas akan lebih menyukai tempat transaksi atau pasar yang lebih mewah, aman, luas, bersih, barang tertata rapi disertai dengan petunjuk yang jelas, ada pelayanan yang profesional, menyediakan semua yang dibutuhkan dan mekanisme pembayaran yang canggih (bisa non-cash). Tempat ini biasanya disebut dengan "pasar modern". Golongan penduduk, terutama para wanita profesional, yang dalam kehidupannya sehari-hari sangat sibuk melakukan aktivitasnya, juga lebih menyukai berbelanja di pasar modern yang berlokasi di tempat yang terdekat dengan lokasi aktivitasnya.Sebaliknya, bagi golongan penduduk yang berpendapatan rendah dan menengah bawah umumnya lebih menyukai melakukan transaksi atau berbelanja ditempat yang lebih ramai, banyak tersedia pilihan barang kebutuhan, bisa ditawar karena penjual dan pembeli bertemu secara langsung, harga terjangkau, pembayaran dengan cash, tersedia fasilitas angkutan umum. Tempat ini umum disebut dengan "pasar tradisional".

Pasar modern dan pasar tradisional sudah dibedakan dengan sangat tegas oleh pada pembeli atau konsumen. Keduanya belum bisa digabung karena keduanya dibutuhkan oleh penduduk. Idealnya, semua pasar menjadi pasar modern dan ini juga menjadi impian semua penduduk. Tetapi karena kondisi kehidupan penduduk yang masih mayoritas berpendapatan rendah dengan tingkat pengetahuan yang masih rendah pula, maka masih jauh kemungkinan untuk memikirkan agar semua pasar menjadi modern.

Untuk saat ini, yang perlu menjadi perhatian semua pihak adalah bagaimana agar pasar tradisional bisa dibuat menjadi lebih layak sebagai tempat transaksi tanpa harus secara drastis mengubah citranya atau khasnya sebagai pasar tradisional. Dalam kaitan ini yang perlu menjadi pertimbangan untuk dibenahi adalah: kebersihan, lantai yang kering tidak becek, penataan lokasi penjual sesuai dengan golongan barang yang dijual, lorong untuk pembeili yang lapang tidak sumpek, ada pengaturan pencahayaan dan pengaturan udara yang sehat, keamanan yang terjamin, ada teinpat pembuangan sampah dan sampah tidak menumpuk, ada pengaturan lalu lintas yang lancar. tersedia pusat informasi dan penerangan, ada tempat yang bersih untuk beristirahat dan dapat menikmati makanan-makanan tradisonal, ada pelatihan secara rutin bagi para pedagang tentang bagaimana mengatasi kebakaran dan bagairnana menyelamatkan diri jika terjadi kebakaran, dan lain sebagainya yang dapat membuat pasar tradisional lebih menarik agar tidak kalah menariknya dengan pasar modern.

Jika pasar tradisional bisa dikelola dengan baik dan menarik, maka tidak perlu ada pertentangan antara pasar modern dan pasar tradisional. Keduanya berkembang dengan nuansanya serta daya tariknya sendiri-sendiri. Tidak menutup kemungkinan bahwa goiongan yang berpendapatan tinggi dan menengah keatas akan juga menjadi tertarik untuk sesekali mengunjungi pasar tradisional untuk menikmati berbagai hal yang tidak tersedia di pasar modern.

Edukasi untuk menciptakan pasar tradisional yang bersih, indah dan higienis perlu dilakukan terus menerus, utamanya terhadap para pedagang penghuni pasar. Hal ini dilakukan agar para penghuni bisa menyadari perlunya memelihara dan membuat pasar menjadi indah, nyaman, bersih dan sehat baik untuk penghuni maupun untuk pengunjung atau pembeli. Mereka harus selalu disadarkan bahwa persaingan semakin ketat sehingga diperlukan berbagai upaya untuk menarik para pembeli untuk berbelanja di lokasinya. Dalam kaitan ini, diperlukan upaya-upaya agar para pedagang penghuni pasar senantiasa:

1. Menata kios dan jualannya dengan rapi dan lebih menarik bagi pembeli;2. Berpakaian sopan dalam melayani pembeli;3. Bagi yang berjualan bahan mentah seperti daging, ikan dan sayuran, memakai celemek khusus sehingga terkesan lebih bersih;

Page 7: Seni Bangunan Suku Batak

4. Menyapa dan melayani pembeli dengan ramah;5. Membuang sampah pada tempat yang telah disediakan;6. Merapikan dan membersihkan kios/lapak masing-masing setiap selesai berdagang;7. Mencuci tangan dengan sabun setelah selesai berdagang dan atau selesai membersihkan kios/lapak;8. Tidak menjual bahan mentah daging (ayam/sapi/kambing dll) dan ikan mentah bersama-sama dengan makanan siap saji di tempat yang sama;9. Menggunakan peralatan berdagang (pisau, talenan, baskom, ember, sarung tangan, celemek, dll) yang bersih dan mencucinya dengan deterjen setelah selesai berdagang;10. Mencuci atau membasuh meja dagangan dengan deterjen setiap kali selesai berdagang;11. Pergunakan lokasi yang telah disediakan oleh petugas pengelola pasar;12. Tidak menjual hewan sakit atau mati yang tidak wajar;13. Praktek rutin berkala kegiatan disinfeksi total minimal 3 bulan sekali;14. Semua peralatan yang dipakai untuk handling produk asal hewan sebaiknya disikat dan direndam dengan obat suci hama

Disamping edukasi tersebut diatas namun peningkatan pengetahuan dasar bagi para pedagang harus juga mendapatkan perhatian antara lain sebagai berikut :

1. Pelatihan administrasi pembukuan

Administrasi Pembukuan dalam hal ini adalah tata cara pencatatan transaksi keuangan baik yang masuk maupun yang keluar. Sehingga para pedagang dapat lebih mudah melakukan analisa keuangannya dengan tepat dan akurat. Termasuk perlunya para pedagang menyiapkan cadangan untuk membayar sewa kios/lapak pada waktu yang tepat dengan jumlah yang tepat.

2. Pelatihan strategi penjualan

Menyikapi persaingan antar pedagang yang semakin ketat maka diperlukan strategi untuk meningkatkan penjualan. Dalam kaitan ini, para pedagang perlu diberi pengetahuan tentang tatacara pengaturan barangdagangan, pelayanan kepada pembeli, teknik komunikasi dan transaksi yang jujur namun tetap menguntungkan, serta promosi barangyangdijual.

3. Sistem stok dan delivery

Pedagang perlu diberi pengetahuan tentang pengaturan stok barang sehingga tidak perlu terjadi penumpukan jika permintaan sedang turun dan tidak kekurangan pada saat permintaan sedang meningkat. Ini terkait langsung dengan mekanisme serta sistem distribusi dan delivery barang dagangan pada waktu yang dibutuhkan dengan jumlah yang tepat. Hal ini perlu didukung oleh adanya kelancaran transportasi dan lokasi bongkar yang lapang dan tidak sesak (perlu ada jalur atau pintu masuk yang khusus untuk mengangkut lalu lintas barang).

4. Informasi harga barang di pasar

Baik pedagang maupun pembeli sebaiknya mempunyai akses yang sama untuk mendapatkan informasi tentang harga yang sedang berlaku untuk semua jenis barang yang diperdagangkan di pasar. Ini akan banyak membantu para produsen (petani/peternak) untuk mengetahui harga jual yang wajar bagi produknya sehingga ada insentif untuk meningkatkan volume dan kualitas produksinya. Demikian pula dengan pembeli, walaupun harus melakukan tawar menawar, tetapi mereka akan puas jika dapat membeli barang dengan harga yang pantas untuk kualitas yang sesuai dengan kebutuhannya.

Page 8: Seni Bangunan Suku Batak

KESEIMBANGAN PASAR

(MARKET EQUILIBRIUM)

 

Ö    Keseimbangan pasar akan terjadi bila permintaan dan penawaran berada pada suatu titik yang sama (P,Q) jika dilukiskan dalam suatu kurva. Kurva yang melukiskannya biasa dikenal dengan Kurva keseimbangan pasar (Market Equilibrium).

Ö    Dalam kurva keseimbangan ini, garis penawaran dan garis penawaran akan bertemu pada suatu titik yang sama. Titik ekuilibirum tersebut akan mampu bertahan (stayed) dalam jangka panjang apabila pada titik tersebut konsumen dan produsen sama-sama diuntungkan atau setidaknya hanya memperoleh kerugian yang sangat kecil.

Ö    Suatu kondisi di mana penawaran lebih besar daripada permintaan atau dinotasikan dengan Qs > Qd, maka disebut dengan surplus (kelebihan penawaran).

Ö    Suatu kondisi di mana permintaan lebih besar daripada penawaran atau dinotasikan dengan Qd > Qs, maka disebut dengan shortage (kelebihan permintaan). Lihat kurva di bawah ini.

Dari kurva di atas, menunjukkan nilai sebagai berikut:

Penjelasan

1. Saat harga barang ada dalam kondisi tertinggi yaitu $15, maka akan ada barang dalam jumlah lebih banyak yang ditawarkan oleh produsen sebesar 150 unit. Sedangkan saat

Page 9: Seni Bangunan Suku Batak

harga barang ada dalam kondisi tertinggi yaitu $15, konsumen hanya akan mengajukan permintaan sebesar 50 unit. Maka telah terjadi surplus (kelebihan penawaran) sebesar 100 unit, yang dapat saja diekpor oleh produsen untuk mendapat laba lebih besar sedangkan kebutuhan konsumen juga sudah terpenuhi.

2. Saat harga barang ada dalam kondisi $10, maka akan ada 100 unit yang ditawarkan oleh produsen. Dan pada saat itu, konsumen yang merasakan penurunan harga, akan mengajukan permintaan lebih lagi menjadi 100 unit. Dalam kondisi ini, terjadi titik temu (keseimbangan) antara Qs = Qd.

3. Saat harga barang ada dalam kondisi terendah yaitu $5, maka hanya akan ada sedikit barang yang ditawarkan oleh produsen yaitu sebesar 50 unit. Sedangkan saat harga barang ada dalam kondisi terendah yaitu $5, konsumen malah akan mengajukan permintaan sebesar 150 unit. Maka telah terjadi shortage (kekurangan penawaran / kelebihan permintaan) sebesar 100 unit. Hal ini menyebabkan terjadinya kelangkaan barang karena kebutuhan konsumen juga tidak dapat terpenuhi dengan baik.

 

KEBIJAKAN PEMERINTAH

Dalam suatu perekonomian, pemerintah akan turut campur tangan, dengan tujuan untuk melindungi konsumen dan produsen. Ada dua cara yang dilakukan oleh pemerintah, yaitu dengan Pengendalian Harga (price control). Pengendalian harga yang dilakukan pemerintah dapat dengan cara menetapkan batas harga tertinggi (ceiling price) dan menetapkan batas harga terendah (floor price).

 

1. Ceiling Price

Adalah batas maksimum harga penjualan oleh produsen, misalnya penetapan harga patokan setempat (HPS) yang dilakukan pemerintah untuk semen. Tujuan pemerintah adalah agar dapat terjangkau oleh konsumen dengan daya beli kurang. Namun, pengendalian ini tidak akan berdayaguna jika produsen ada dalam pasar oligopoly, terlebih lagi jika produsen monopoli.

Kita ambil saja contoh untuk kasus harga sembako di Indonesia. Pemerintah melakukan penetapan harga tertinggi untuk tujuan konsumen yang memilki daya beli kurang dapat melakukan konsumsi untuk kebutuhan hidup mereka. Lihat kurva.

Saat harga keseimbangan $12, maka kuantitas keseimbangan ada sebanyak 150 unit. Agar membantu konsumen dapat berkonsumsi dengan baik, pemerintah menetapkan harga di titik $8. Hal ini menyebabkan konsumen ingin menambah konsumsinya menjadi 190 unit (DQ = 40 unit). Sedangkan di titik $8, produsen hanya menyediakan kapasitas output sebesar 100 unit. Hal ini tentunya menyebabkan kelangkaan (shortage) sebanyak 90 unit.

Page 10: Seni Bangunan Suku Batak

 

1. Floor Price

      Adalah batas harga minimum yang diberlakukan. Tujuan pemerintah adalah untuk melindungi produsen. Contoh, bila saat panen, agar harga beras tidak anjlok di pasaran. Lihat kurva.

Saat harga keseimbangan $15, maka kuantitas keseimbangan ada sebanyak 130 unit. Untuk melindungi produsen, pemerintah menetapkan harga di titik $20. Hal ini menyebabkan konsumen ingin mengurangi konsumsinya menjadi 90 unit (DQ = 40 unit). Sedangkan di titik $20, produsen akan menambah kapasitas output sebesar 180 unit (DQ = 90 unit). Hal ini tentunya menyebabkan kelebihan penawaran (surplus) sebanyak 90 unit. Pada kondisi ini, kebutuhan konsumen akan terpernuhi, dan produsen masih dapat mengekspor produknya.

Page 11: Seni Bangunan Suku Batak

PENENTUAN HARGA KESEIMBANGAN

Masalah harga berhubungan dengan barang ekonomis, sebab barang ekonomis adanya langkah dan berguna dan untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan uang dengan bantuan harga. Harga adalah perwujudan nilai tukar atas suatu barang/jasa yang dinyatakan uang. Oleh karena itu, harga merupakan nilai tukar obyektif atas barang/jasa dan nilai tukar obyektif itu sendiri adalah harga pasar atau harga keseimbangan. Harga pasar tidak terbentuk secara otomatis akan tetapi melalui suatu proses mekanisme pasar yakni tarik menarik antara kekuatan pembeli dengan permintaannya dan kekuatan penjual dengan penawarannya.

Berdasarkan pengertian tersebut maka harga keseimbangan dapat diartikan harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga. Atau dapat dilihat dalam kurva berikut ini :

Pada kurva diatas bahwa tercapai titik pertemuan/ekuilibrium (kesepakatan harga) antara garis Penawaran (Supply) dan garis permintaan (Demand).

H . Pergeseran Harga Keseimbangan

1) Pergeseran harga keseimbangan saat terjadi perubahan permintaanKetika terjadi perubahan (naik atau turun) permintaan, maka akan tercapai kesepakatan harga baru. Seperti terlihat pada kurva berikut :

Page 12: Seni Bangunan Suku Batak

Sebagai contoh, D adalah permintaan yang saat ini sedang terjadi, dan D’ adalah perkiraan permintaan yang terjadi di masa depan. Dari kurva tersebut terlihat bahwa tingginya tingkat permintaan akan berpengaruh pada naiknya harga.

2) Pergeseran harga keseimbangan saat terjadi perubahan penawaranKetika terjadi perubahan (naik atau turun) penawaran, maka akan tercapai kesepakatan harga baru. Seperti terlihat pada kurva berikut :

Sebagai contoh, S adalah penawaran yang saat ini sedang terjadi dan S’ adalah perkiraan penawaran yang terjadi di masa depan. Dari kurva tersebut terlihat bahwa rendahnya tingkat penawaran akan berpengaruh pada turunnya harga.