BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bibir memerlukan perawatan khusus karena kulit di bagian tersebut sangat halus dan peka. Kulit di bagian bibir sangat tipis, karena itu bibir terlihat merah. Kulit bibir mempunyai stratum corneum yang sangat tipis dan dermisnya tidak mengandung kelenjar keringat maupun kelenjar minyak, sehingga bibir mudah kering dan pecah-pecah terutama dalam udara yang dingin dan kering. Hanya air liur yang merupakan pembasah alami untuk bibir. Cuaca dingin juga bisa membuat bibir makin kering. Selain itu, ada faktor lain yang memengaruhi kekeringan bibir. Salah satunya adalah dehidrasi. Bibir kering yang disebabkan oleh dehidrasi tidak bisa dilembapkan dengan air liur. Alasannya, kandungan air liur sebagian besar terdiri dari air, lalu elektrolit, enzim dan komponen antibakterial sehingga tidak dapat mengurangi penguapan kadar air dari bibir. Bibir kering adalah pertanda kekurangan nutrisi dan sindrom Sjögren. Sindrom itu adalah penyakit autoimun yang menyerang kelenjar penghasil kelembapan, yang umum menyerang perempuan. Bibir kering bukanlah satu-satunya tanda dari sindrom Sjögren. Mata dan hidung kering, serta radang persendian juga menjadi indikator. Meski biasanya tidak berbahaya, bibir yang kering 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Bibir memerlukan perawatan khusus karena kulit di bagian tersebut sangat halus dan
peka. Kulit di bagian bibir sangat tipis, karena itu bibir terlihat merah. Kulit bibir
mempunyai stratum corneum yang sangat tipis dan dermisnya tidak mengandung kelenjar
keringat maupun kelenjar minyak, sehingga bibir mudah kering dan pecah-pecah terutama
dalam udara yang dingin dan kering. Hanya air liur yang merupakan pembasah alami untuk
bibir.
Cuaca dingin juga bisa membuat bibir makin kering. Selain itu, ada faktor lain yang
memengaruhi kekeringan bibir. Salah satunya adalah dehidrasi. Bibir kering yang
disebabkan oleh dehidrasi tidak bisa dilembapkan dengan air liur. Alasannya, kandungan
air liur sebagian besar terdiri dari air, lalu elektrolit, enzim dan komponen antibakterial
sehingga tidak dapat mengurangi penguapan kadar air dari bibir. Bibir kering adalah
pertanda kekurangan nutrisi dan sindrom Sjögren. Sindrom itu adalah penyakit autoimun
yang menyerang kelenjar penghasil kelembapan, yang umum menyerang perempuan. Bibir
kering bukanlah satu-satunya tanda dari sindrom Sjögren. Mata dan hidung kering, serta
radang persendian juga menjadi indikator. Meski biasanya tidak berbahaya, bibir yang
kering bisa diperparah karena kontak dengan faktor-faktor luar. Bibir kering bisa menjadi
pecah-pecah karena terkena sesuatu, seperti pasta gigi, pewarna bibir atau minyak dan
bumbu makanan. Akibatnya, kulit bibir akan semakin kering dan bahkan bisa menjadi
merah karena meradang.
Untuk dapat meningkatkan, mengoreksi dan memperbaiki penampilan dari bibir maka
digunakan kosmetik perias bibir. Salah satunya adalah lipstik. Lipstik merupakan pewarna
bibir yang dibuat dengan tujuan untuk menyembunyikan bibir yang kurang baik atau
menyamarkannya, selain itu juga dapat digunakan sebagai pelindung bibir dari kekeringan.
Alternatif lain untuk melindungi bibir dari cuaca yang panas, adalah dengan mengoleskan
lip balm. Selain dapat mencegah, penggunaan lip balm juga mampu mengatasi bibir kering
1
dan pecah-pecah. Lip balm yang dibuat adalah lip balm yang mengandung pelembab dan
tabir surya yang sangat diperlukan agar bibir terhindar dari kekeringan.
Perbedaan lip balm dengan lipstik adalah lip balm mengandung sedikit atau tanpa zat
pewarna. Selain itu, berdasarkan tujuan pemakaiannya, lip balm dapat dikategorikan
sebagai kosmetika, sebab fungsinya adalah melindungi bibir dari kekeringan dan
melembabkan bibir yang pecah-pecah. Lipstik sendiri dikategorikan sebagai kosmetika
dekoratif. Kekhasan kosmetik dekoratif adalah bahwa kosmetik ini bertujuan semata-mata
untuk mengubah penampilan, yaitu agar tampak lebih cantik dan noda-noda atau kelainan
pada kulit tertutupi. Kosmetik dekoratif tidak perlu menambah kesehatan kulit. Kosmetik
ini dianggap memadai jika tidak merusak kulit.
Oleh karena itu, kami sebagai bagian dari R&D (Research & Development) ingin
menyusun rancangan formulasi, manufaktur sediaan, evaluasi dan rancangan kemasan
sediaan lipstik dengan UV protection dan pelembab + lip balm beraroma dan berasa untuk
pelembab bibir beraroma dan berasa.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimanakah cara menyusun dan melaksanakan rancangan formula, manufaktur sediaan,
evaluasi, dan rancangan kemasan lipstik dengan UV protection dan pelembab + lip balm
beraroma dan berasa untuk pelembab bibir beraroma dan berasa ?
1.3. Tujuan
Menyusun dan melaksanakan rancangan formula, manufaktur sediaan, evaluasi dan
rancangan kemasan sediaan lipstik dan lip balm yang memenuhi persyaratan mutu
(quality), aman (safety), efektif (effective), stabil (stability), dan dapat diterima
(acceptable).
1.4. Manfaat
Memahami kerangka konseptual pembuatan sediaan lipstik dengan UV protection dan
pelembab + lip balm beraroma dan berasa
Mengetahui dan mampu melaksanakan pembuatan sediaan kosmetika yang memenuhi
persyaratan mutu, aman, efektif, stabil dan dapat diterima
2
Mengetahui dan mampu melaksanakan evaluasi sediaan kosmetika yang memenuhi
persyaratan mutu, aman, efektif, stabil dan dapat diterima
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Mengenai Kosmetika
A. Pengertian Kosmetik
Menurut Wall dan Jellinek (1970), kosmetik dikenal manusia sejak berabad-abad
yang lalu. Pada abad ke-19, pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain
untuk kecantikan juga untuk kesehatan. Perkembangan ilmu kosmetik serta industrinya
baru dimulai secara besar-besaran pada abad ke-20 (Tranggono dan Latifah, 2007).
Kosmetik berasal dari kata “kosmein” (Yunani) yang berarti “berhias”. Bahan yang
dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri ini, dahulu diramu dari bahan-bahan alami
yang terdapat di sekitar. Sekarang kosmetik dibuat tidak hanya dari bahan alami tetapi
juga bahan sintetis untuk maksud meningkatkan kecantikan (Wasitaatmadja, 1997).
Sejak semula kosmetologi merupakan salah satu ilmu pengobatan atau ilmu
kesehatan, sehingga para pakar kosmetik dahulu adalah juga pakar kesehatan ; seperti
para tabib, dukun, bahkan penasihat keluarga istana. Dalam perkembangannya kemudian,
terjadi pemisahan antara kosmetik dan obat, baik dalam hal jenis, efek, efek samping, dan
lainnya (Wasitaatmadja, 1997).
Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian
luar badan seperti epidermis, rambut, kuku, bibir, gigi, dan rongga mulut antara lain
untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya
tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk
mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit (Tranggono dan Latifah, 2007).
B. Penggolongan Kosmetik
Penggolongan kosmetik terbagi atas beberapa golongan, yaitu :
a. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI, kosmetik dibagi ke dalam 13 preparat
(Tranggono dan Latifah, 2007) :
1. Preparat untuk bayi, misalnya minyak bayi, bedak bayi, dan lain-lain.
2. Preparat untuk mandi, misalnya sabun mandi, bath capsule, dan lain-lain.
3. Preparat untuk mata, misalnya maskara, eye shadow, dan lain-lain.
4
4. Preparat wangi-wangian, misalnya parfum, toilet water, dan lain-lain.
5. Preparat untuk rambut, misalnya cat rambut, hair spray, dan lain-lain.
6. Preparat pewarna rambut, misalnya cat rambut, dan lain-lain.
7. Preparat make-up (kecuali mata), misalnya bedak, lipstik, dan lain-lain.
8. Preparat untuk kebersihan mulut, misalnya pasta gigi, mouth washes, dan lain-
lain.
9. Preparat untuk kebersihan badan, misalnya deodoran, dan lain -lain.
10. Preparat kuku, misalnya cat kuku, losion kuku, dan lain-lain.
11. Preparat perawatan kulit, misalnya pembersih, pelembab, pelindung, dan lain-lain.
12. Preparat cukur, misalnya sabun cukur, dan lain-lain.
13. Preparat untuk suntan dan sunscreen, misalnya sunscreen foundation, dan lain-
lain.
b. Penggolongan kosmetik menurut cara pembuatan (Tranggono dan Latifah, 2007)
sebagai berikut :
1. Kosmetik modern, diramu dari bahan kimia dan diolah secara modern (termasuk
di antaranya adalah kosmedika).
2. Kosmetik tradisional
Betul-betul tradisional, misalnya mangir, lulur, yang dibuat dari bahan alam
dan diolah menurut resep dan cara yang turun-temurun.
Semi tradisional, diolah secara modern dan diberi bahan pengawet agar tahan
lama.
Hanya namanya yang tradisional, tanpa komponen yang benar-benar
tradisional dan diberi warna yang menyerupai bahan tradisional.
c. Penggolongan kosmetik menurut kegunaannya bagi kulit :
1. Kosmetik perawatan kulit (skin care cosmetics) Jenis ini digunakan untuk
merawat kebersihan dan kesehatan kulit. Termasuk di dalamnya :
Kosmetik untuk membersihkan kulit (cleanser), misalnya sabun, cleansing
cream, cleansing milk, dan penyegar kulit (freshener).
Kosmetik untuk melembabkan kulit (moisturizer), misalnya moisturizer
cream, night cream, anti wrinkle cream.
5
Kosmetik pelindung kulit, misalnya sunscreen cream dan sunscreen
foundation, sunblock cream / lotion.
Kosmetik untuk menipiskan atau mengampelas kulit (peeling), misalnya
scrub cream yang berisi butiran-butiran halus yang berfungsi sebagai
pengamplas (abrasiver).
2. Kosmetik riasan (dekoratif atau make-up)
Jenis ini diperlukan untuk merias dan menutup cacat pada kulit sehingga
menghasilkan penampilan yang lebih menarik serta menimbulkan efek psikologis
yang baik, seperti percaya diri (self confidence). Dalam kosmetik riasan, peran zat
warna dan pewangi sangat besar. Kosmetik dekoratif terbagi menjadi 2 golongan
(Tranggono dan Latifah, 2007).
d. Berdasarkan bahan dan penggunaannya serta maksud evaluasi, produk kosmetik
dibagi menjadi 2 golongan (Ditjen POM, 1985) :
1. Kosmetik golongan I adalah :
Kosmetik yang digunakan untuk bayi
Kosmetik yang digunakan di sekitar mata, rongga mulut dan mukosa lainnya
Kosmetik yang mengandung bahan dengan persyaratan kadar dan penandaan
Kosmetik yang mengandung bahan dan fungsinya belum lazim serta belum
diketahui keamanan dan kemanfaatannya
2. Kosmetik golongan II adalah kosmetik yang tidak termasuk ke dalam golongan
I.
C. Persyaratan Kosmetik
Kosmetik yang diproduksi dan atau diedarkan harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
a. Menggunakan bahan yang memenuhi standar dan persyaratan mutu serta persyaratan
lain yang ditetapkan.
b. Diproduksi dengan menggunakan cara pembuatan kosmetik yang baik.
c. Terdaftar pada dan mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan RI
(BPOM RI).
6
D. Kosmetik Dekoratif
Kekhasan kosmetik dekoratif adalah bahwa kosmetik ini bertujuan semata-mata
untuk mengubah penampilan, yaitu agar tampak lebih cantik dan noda-noda atau kelainan
pada kulit tertutupi. Kosmetik dekoratif tidak perlu menambah kesehatan kulit. Kosmetik
ini dianggap memadai jika tidak merusak kulit (Tranggono dan Latifah, 2007).
E. Persyaratan Kosmetik Dekoratif
Persyaratan untuk kosmetik dekoratif antara lain adalah (Tranggono dan Latifah, 2007) :
a. Warna yang menarik
b. Bau harum yang menyenangkan
c. Tidak lengket
d. Tidak menyebabkan kulit tampak berkilau
e. Tidak merusak atau mengganggu kulit
F. Pembagian Kosmetik Dekoratif
Kosmetik dekoratif dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu (Tranggono dan Latifah,
2007) :
1. Kosmetik dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada permukaan dan
pemakaiannya sebentar, misalnya bedak, lipstik, pemerah pipi, eye shadow, dan
lain-lain.
2. Kosmetik dekoratif yang efeknya mendalam dan biasanya dalam waktu lama
baru luntur, misalnya kosmetik pemutih kulit, cat rambut, dan pengeriting rambut.
G. Peranan Zat Pewarna dalam Kosmetik Dekoratif
Dalam kosmetik dekoratif, zat pewarna memegang peranan sangat besar. Zat warna
untuk kosmetik dekoratif berasal dari berbagai kelompok :
1. Zat warna alam yang larut
Zat ini sekarang sudah jarang dipakai dalam kosmetik. Sebetulnya dampak zat alam
ini pada kulit lebih baik dari pada zat warna sintetis, tetapi kekuatan pewarnaannya
relatif lemah, tak tahan cahaya, dan relatif mahal. Misalnya carmine, zat warna
merah yang diperoleh dari tubuh serangga Coccus cacti yang dikeringkan, klorofil
7
daun-daun hijau, henna yang diekstraksi dari daun Lawsonia inermis, carotene (zat
warna kuning).
2. Zat warna sintetis yang larut
Zat warna sintetis pertama kali disintetis dari anilin, yang berfungsi sebagai produk
awal bagi kebanyakan zat warna. Sifat-sifat zat warna sintetis yang perlu diperhatikan
antara lain :
a. Intensitas harus kuat sehingga jumlah sedikit pun sudah memberi warna
b. Harus bisa larut dalam air, alkohol, minyak, atau salah satunya. Bahan larut air
untuk emulsi O/W dan larut minyak untuk emulsi W/O. Bahan larut air hampir
selalu juga larut dalam alkohol encer dan gliserol. Bahan larut minyak juga larut
dalam benzena, karbon tetraklorida, dan pelarut organik lainnya, kadang-kadang
juga dalam alkohol tinggi. Tidak pernah ada zat warna yang sekaligus larut dalam
air dan minyak
c. Sifat yang berhubungan dengan pH. Beberapa zat warna hanya larut dalam pH
asam, lainnya hanya dalam pH alkalis
d. Kelekatan pada kulit atau rambut. Daya lekat berbagai zat warna pada kulit dan
rambut berbeda-beda. Terkadang kita memerlukan daya lekat besar seperti cat
rambut, namun terkadang kita menghindarinya misalnya untuk pemerah pipi
e. Toksisitas. Bahan toksis harus dihindari, tapi ada derajat keamanannya
3. Pigmen alam
Pigmen alam adalah pigmen warna pada tanah yang memang terdapat secara alamiah,
misalnya aluminium silikat, yang warnanya tergantung pada kandungan besi oksida
atau mangan oksidanya (misalnya kuning, coklat, merah bata, coklat tua). Zat warna
ini murni, sama sekali tidak berbahaya, penting untuk mewarnai bedak, krim dan
make-up sticks. Warnanya tidak seragam, tergantung asalnya, dan pada pemanasan
kuat menghasilkan pigmen warna baru.
8
2.2. Tinjauan tentang Perias Bibir
Bibir memerlukan perawatan khusus karena kulit di bagian tersebut sangat halus dan
peka. Karakteristik dari bibir adalah sangat tipisnya lapisan keratin. Papila pada dermis
akan disuplai dengan baik dengan darah dan dialirkan menuju ke permukaan bibir sehingga
dapat memberikan pewarnaan yang karakteristik pada bibir. Karakteristik yang lain adalah
dengan tidak terdapat adanya kelenjar keringat dan sangat sedikit kelenjar sebaseus.
Untuk dapat meningkatkan, mengoreksi dan memperbaiki penampilan dari bibir maka
digunakan kosmetik perias bibir. Perias bibir dalam bentuk stik harus memenuhi persyaratan
mutu yang meliputi :
a. Titik leleh (melting point)
Titik leleh perlu diukur untuk menjaga stabilitas lipstik selama penyimpanan,
pemasaran dan penggunaannya. Titik leleh lipstik yang diukur dengan menggunakan
metode capillary tube, berkisar pada suhu 60°C atau lebih.
b. Titik patah (breaking point)
Breaking point berguna untuk menentukan kualitas kekuatan relatif dari berbagai
macam lilin. Lipstik yang terbuat dari lilin lebih tidak mudah patah daripada lipstik yang
terbuat dari lemak. Breaking point dilakukan secara horisontal dalam sebuah pipa yang
sesuai ± ½ inci dari dasar dan diberi beban yang berubah-ubah. Percobaan ini dilakukan
pada suhu 25°C dan beban ditambah setiap 30 detik (pada umumnya 10 g) sampai
lipstiknya patah, minimal 30 menit.
c. Stabilitas bentuk (aging stability)
Dilakukan dengan memasukkan lipstik ke dalam oven pada suhu 40°C dengan
pengamatan secara periodik pada minyak yang dikeluarkan, adanya kristalisasi pada
permukaan dan karakteristik aplikasi. Akibat adanya minyak yang lepas basisnya itu
menyebabkan lipstik terlihat seperti berkeringat.
Macam-macam kosmetik perias bibir :
Lipstick dan lip crayon
Lipstick adalah pewarna bibir yang dikemas dalam bentuk batang padat dan diberi
pengungkit (roll up) untuk memudahkan pemakaian, dibuat dari minyak lilin dan lemak.
9
Lip crayon adalah pewarna bibir yang dikemas dalam bentuk batang lepas menggunakan
lebih banyak lilin (wax) sehingga lebih padat dan kompak
Lip cream
Lip cream digunakan untuk meminyaki bibir agar tidak mudah kering dan pecah-pecah
yang digunakan pada kondisi udara yang terlalu kering / panas dan untuk mencegah
penguapan air dari sel epitel mukosa bibir. Lip cream mengandung minyak dalam jumlah
banyak atau mengandung lilin (wax) yang titik leburnya lebih rendah
Lip gloss / lip balm
Lip gloss / lip balm digunakan untuk mengkilapkan bibir yang dibuat dengan bahan dasar
seperti lipstik tanpa pewarna / transparent yang berguna untuk mengkilapkan bibir yang
warnanya sudah sesuai keinginan
Lip liner
Lip liner adalah pensil warna penggaris kulit / bibir dengan warna khusus bibir
Lip sealer
Seperti eye shadow yang digunakan untuk menambahkan kemampuan pakai dari lipstik
2.3. Tinjauan tentang Lipstik
Lipstik merupakan pewarna bibir yang dibuat dengan tujuan untuk menyembunyikan
bibir yang kurang baik atau menyamarkannya, selain itu juga dapat digunakan sebagai
pelindung bibir dari kekeringan, hal ini mengacu pada anatomi bibir itu sendiri yang
mempunyai stratum corneum sangat tipis dan dermisnya tidak mengandung kelenjar keringat
dan kelenjar minyak, sehingga bibir mudah kering dan pecah-pecah terutama jika dalam
udara dingin dan kering. Hanya air liur yang merupakan pembasah alami untuk bibir.
Lipstik adalah pewarna bibir yang dikemas dalam bentuk batang padat (roll up) yang
dibentuk dari minyak, lilin, dan lemak. Lipstik merupakan make-up bibir yang secara
anatomis dan fisiologis agak berbeda dengan anggota badan yang lain. Misalnya, stratum
corneum-nya sangat tipis dan dermisnya tidak mengandung kelenjar keringat maupun
kelenjar minyak. Sehingga lebih mudah pecah-pecah terutama di udara dingin dan kering.
Ludah merupakan pembasah alami untuk bibir. Selain lipstick, terdapat juga kosmetik bibir
dalam bentuk cair maupun krim. Namun preparat tersebut tidak tahan lama atau mudah
terhapus bila digunakan. Selain itu para pengguna lipstik lebih suka dengan bentuk roll up
10
karena lebih praktis, daripada mereka harus membawa botol kecil dalam tasnya. Dari segi
kualitas, lipstik harus memenuhi beberapa persyaratan berikut (Mitsui, 1977) :
1. Tidak menyebabkan iritasi atau kerusakan pada bibir
2. Tidak memiliki rasa dan bau yang tidak menyenangkan
3. Polesan lembut dan tetap terlihat baik selama jangka waktu tertentu
4. Selama masa penyimpanan bentuk harus tetap utuh, tanpa kepatahan dan perubahan
wujud
5. Tidak lengket
6. Penampilan tetap menarik dan tidak ada perubahan warna
Komponen Utama Dalam Sediaan Lipstik
Adapun komponen utama dalam sediaan lipstik terdiri dari minyak, lilin, lemak dan zat
warna.
Minyak
Minyak adalah salah satu komponen dalam basis lipstik yang berfungsi untuk melarutkan
atau mendispersikan zat warna. Minyak yang sering digunakan antara lain minyak jarak,
minyak mineral dan minyak nabati lain. Minyak jarak merupakan minyak nabati yang
unik karena memiliki viskositas yang tinggi dan memiliki kemampuan melarutkan
staining dye dengan baik. Minyak jarak merupakan salah satu komponen penting dalam
banyak lipstik modern. Viskositasnya yang tinggi adalah salah satu keuntungan dalam
menunda pengendapan dari pigmen yang tidak larut pada saat pencetakan, sehingga
- Pemerian : padatan serupa lilin dalam bentuk butiran, lempeng, atau serbuk ;
berwarna putih sampai krem ; jika disentuh terasa seperti lilin dan memiliki bau dan
rasa lemak yang lemah
- Kelarutan : larut dalam etanol panas, eter, kloroform, aseton panas, minyak mineral,
dan fixed oils. Praktis tidak larut dalam air, tetapi dapat terdispersi dalam air dengan
bantuan dari sejumlah kecil sabun atau surfaktan lain
- Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, di tempat yang sejuk, kering, dan
terlindung dari cahaya
- Fungsi : sebagai emollient dalam sediaan lipstik dan lip balm
3) Cera Alba (Farmakope Indonesia IV, p.186)
- Pemerian : padatan putih kekuningan, sedikit tembus cahaya dalam keadaan lapisan
tipis ; bau khas lemah dan bebas bau tengik. Bobot jenis lebih kurang 0,95
- Kelarutan : tidak larut dalam air ; agak sukar larut dalam etanol dingin. Etanol
mendidih melarutkan asam serotat dan bagian dari miristin, yang merupakan
kandungan malam putih. Larut sempurna dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak
lemak dan minyak atsiri. Sebagian larut dalam benzena dingin dan dalam karbon
19
disulfida dingin. Pada suhu lebih kurang 30o larut sempurna dalam benzena, dan
dalam karbon disulfida
- Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
- Fungsi : sebagai penambah kekerasan (hardness agent) dalam sediaan lipstik dan lip
balm
4) Oleum Olivarum (Farmakope Indonesia IV, p.630-631)
- Pemerian : minyak, berwarna kuning pucat atau kuning kehijauan terang ; baud an
rasa khas lemah dengan rasa ikutan agak pedas
- Kelarutan : sukar larut dalam etanol ; bercampur dengan eter, dengan kloroform dan
dengan karbon disulfida
- Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat dan hindarkan dari panas berlebih
- Fungsi : sebagai komponen minyak dalam sediaan lipstik
5) Oleum Cocos (Farmakope Indonesia III, p.456)
- Pemerian : cairan jernih ; tidak berwarna atau kuning pucat ; bau khas, tidak tengik
- Kelarutan : larut dalam 2 bagian etanol (96%) P pada suhu 60o ; sangat mudah larut
dalam kloroform P dan dalam eter P
- Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk
- Fungsi : sebagai komponen minyak dalam sediaan lip balm
6) Adeps Lanae (Farmakope Indonesia IV, p.57-59)
- Pemerian : massa seperti lemak, lengket, warna kuning ; bau khas
- Kelarutan : tidak larut dalam air ; dapat bercampur dengan air lebih kurang 2 kali
beratnya ; agak sukar larut dalam etanol dingin ; lebih larut dalam etanol panas ;
mudah larut dalam eter, dan dalam kloroform
- Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, sebaiknya pada suhu kamar terkendali
- Fungsi : sebagai emollient dalam sediaan lip balm dan mencegah lip balm mudah
patah
20
7) Oleum Ricini (Farmakope Indonesia IV, p.631-632)
- Pemerian : cairan kental, transparan, kuning pucat atau hampir tidak berwarna ; bau
lemah, bebas dari bau asing dan tengik ; rasa khas
- Kelarutan : larut dalam etanol ; dapat bercampur dengan etanol mutlak, dengan asam
asetat glasial, dengan kloroform, dan dengan eter
- Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, dan hindarkan dari panas berlebih
- Fungsi : sebagai komponen minyak dalam sediaan lipstik dan lip balm
8) Propilenglikol (Farmakope Indonesia IV, p.712)
- Pemerian : cairan kental, jernih, tidak berwarna ; rasa khas ; praktis tidak berbau ;
menyerap air pada udara lembab
- Kelarutan : dapat bercampur dengan air, dengan aseton, dan dengan kloroform ;
larut dalam dan eter dan dalam beberapa minyak esensial ; tetapi tidak dapat
bercampur dengan minyak lemak
- Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
- Fungsi : sebagai humektan, meningkatkan kandungan air pada permukaan kulit
terluar, dalam sediaan lipstik dan lip balm
9) Titanium Dioksida (HPE 6th edition, p.741-743)
- Pemerian : serbuk nonhigroskopik berwarna putih, amorf, tidak berbau, dan tidak
berasa. Titanium dioksida dalam perdagangan umumnya berupa partikel agregat
dengan diameter kira-kira 100 μm
- Kelarutan : praktis tidak larut dalam asam sulfat encer, asam hidroklorida, asam
nitrat, pelarut organik, dan air. Larut dalam asam hidrofluorida dan asam sulfat pekat
panas. Kelarutan bergantung pada perlakuan panas sebelumnya ; pemanasan yang
berkepanjangan menghasilkan bahan yang lebih kurang larut
- Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, di tempat yang
sejuk dan kering
- Fungsi : sebagai UV proctector dan pigmen putih dalam sediaan lisptik dan lip balm
21
10) Propil Gallat (HPE 6th edition, p.587-589)
- Pemerian : serbuk hablur berwarna putih, tidak berbau atau hampir tidak berbau,
dengan rasa astringen pahit yang normalnya tidak terasa pada konsentrasi yang
digunakan sebagai antioksidan
- Kelarutan (pada suhu 20oC) : larut dalam 3 bagian etanol (95%), dalam 3 bagian
eter, dalam 200 bagian minyak mineral, dalam 1000 bagian air, dalam 2000 bagian
minyak kacang, dan dalam 2,5 bagian propilenglikol (pada suhu 25oC)
- Penyimpanan : dalam wadah nonmetalik tertutup baik, terlindung dari cahaya, di
tempat yang sejuk dan kering
- Fungsi : sebagai antioksidan dalam sediaan lipstik dan lip balm
11) Nipasol (HPE 6th edition, p.713)
- Pemerian : serbuk putih atau hablur kecil, tidak berwarna
- Kelarutan : sangat sukar larut dalam air ; mudah larut dalam etanol, dan dalam eter ;
sukar larut dalam air mendidih
- Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
- Fungsi : sebagai zat pengawet (preservatives) dalam sediaan lipstik dan lip balm
12) Certolake Erythrosine
- Fungsi : sebagai zat pewarna (colorant) pada sediaan lipstik
13) Strawberry Flavor
- Fungsi : sebagai zat pewarna (colorant), zat pemberi aroma dan rasa (flavor) pada
sediaan lip balm
14) Helix Oil
- Fungsi : sebagai pemberi aroma (fragrance) pada sediaan lipstik
22
Bibir kering dan pecah-pecah
Pengaruh lingkungan ( contoh : paparan sinar uv dari matahari)
Kurangnya konsumsi air putihUdara yang terlalu panas dan kering
Lipbalm yang mengandung pelembab
Keuntungan:Memelihara kelembaban bibirMemproteksi bibir dari pengaruh buruk lingkungan penyebab bibir keringMemperindah tampilan bibir
Kerugian:Memperlambat proses regenerasi kulitPenggunaan dalam jangka panjang dapat menyebabkan bibir lebih cepat kering bila tidak menggunakan lipbalm (ketergantungan)
Formula lipbalm terpilih:R/Setil alkohol12%Oleum cocos5 %Adeps lanae15 %Oleum ricini29%Propilenglikol5 %Nipasol0,2%Propyl gallat0,1%Titanium dioksida1%Gliseril monostearat3%Strawberry flavorq.s.Cera alba ad100%m.f.l.a. lipbalm4 g
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Kerangka Konseptual Lipbalm yang Mengandung Pelembab
23
3.2 Kerangka Konseptual Lipstick dengan UVProtection dan Pelembab
24
Bibir kering dan pecah-pecah
Pengaruh lingkungan ( contoh : paparan sinar uv dari matahari)
Kurangnya konsumsi air putihUdara yang terlalu panas dan kering
Lipstick yang mengandung uv protection dan pelembab
Keuntungan:
- Memelihara kelembaban bibir- Memproteksi bibir dari pengaruh
buruk lingkungan penyebab bibir kering
- Memperindah tampilan bibir
Kerugian:
- Memperlambat proses regenerasi kulit
- Penggunaan dalam jangka panjang dapat menyebabkan bibir lebih cepat kering bila tidak menggunakan lipbalm (ketergantungan)
Formula lipstick terpilih: R/ Setil alkohol 12%
Oleum olivarum 20%Oleum ricini 29%Propilenglikol 5%Nipasol 0,2%Propil gallat 0,1%Titanium dioksida 1%Gliseril monostearat 3%Helix oil 2%Certolake erythrosine q.s.Cera alba ad 100%m.f.l.a. lipstik 4 g
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Alat dan Bahan
A) Alat
- Beaker glass
- Pengaduk kaca
- Timbangan analitik
- Cawan porselen
- Kaca arloji
- Sudip dan kertas perkamen
- Waterbath
- Mortir dan stamper
B) Bahan
- Setil alkohol
- Oleum olivarum
- Oleum ricini
- Propilenglikol
- Nipasol
- Propil gallat
- Titanium dioksida
- Gliseril monostearat
- Jasmine oil
- Certolake erythrosine
- Cera alba
- Oleum cocos
- Strawberry flavor
25
4.2 Metode Kerja
a) Formula Awal Sediaan Lipstik
Formulasi yang terpilih dimodifikasi kembali dengan beberapa bahan yang lain, sehingga
dapat menghasilkan sediaan lipstik yang lebih baik.
Formula yang digunakan :
R/ Setil alkohol 12%Oleum olivarum 20%Oleum ricini 29%Propilenglikol 5%Nipasol 0,2%Propil gallat 0,1%Titanium dioksida 1%Gliseril monostearat 3%Helix oil 2%Certolake erythrosine q.s.Cera alba ad 100%m.f.l.a. lipstik 4 g
b) Formula Awal Sediaan Lip Balm
Formulasi yang terpilih dimodifikasi kembali dengan beberapa bahan yang lain, sehingga
dapat menghasilkan sediaan lip balm yang lebih baik.