Top Banner

of 38

Seminar Putri

Nov 01, 2015

Download

Documents

putrivannyta
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

36

BAB IPENDAHULUAN1.1LATAR BELAKANG

Semakin meningkatnya perkembangan hidup manusia maka jaman pun ikut berkembang dengan pesat. Karena perkembangan manusia bertambah maju maka bidang ketenaga listrikan pun ikut berkembang pesat dengan harapan segala kebutuhan manusia dapat terpenuhi dengan baik.

Kebutuhan listrik di era global ini sangatlah penting , semua aspek kebutuhan jaman ini sudah sangat tergantung dengan listrik.Untuk menghasilkan listrik adalam skala besar di butuhkan proses yang sangat panjang agar listrik tersebut sampai di masyarakat dengan aman sesuai PUIL yang berlaku.

Untuk menghasilkan sebuah listrik dalam skala besar dibutuhkan proses dari pembangkit tenaga listrik untuk menghasilkan energi listrik yang besar, Transmisi daya listrik untuk penyaluran energi listrik dalam skala yang besar 500 kv dan distribusi daya listrik untuk penyaluran energi listrik ke masyarakat tegangan rendah 220 /380 V.

Dalam hal distribusi dibutuhkan inspeksi (pengecekan) dan pemeliharaan agar sistem distribusi tersebut handal dan aset-aset yang ada di Gardu Distribusi tersebut berjalan dengan baik. Dalam hal pemeliharaan di bagi dalam beberapa kelompok yaitu tindakan preventif yang termasuk inspeksi ke gardu distribusi, tindakan treatment yaitu pemeliharaan jika ada terjadi gangguan tapi masih bisa di perbaiki dan tindakan penggantian yaitu pemeliharaan yang aset tersebut harus di ganti karena sudah tidak dapat di perbaiki kembali.1.2 TUJUANTujuan dari penulisan karya ilmiah seminar ini adalah memanajemen pemeliharaan gardu distribusi agar sistem dan aset yang berada di dalam gardu tersebut handal dengan cara inspeksi dan pemeliharaan secara rutin agar listrik bisa sampai ke konsumen berdaya rendah.

1.3 MANFAAT PENELITIANManfaat penelitian ini adalah agar aset yang berada di gardu distribusi tersebut tetep handal dan mengurangi pergantian aset karena seringnya inspeksi dan treatment yang di lakukan untuk mencegah gangguan yang terjadi di dalam gardu tersebut.

1.4 RUMUSAN MASALAHKetika listrik dari jaringan transmisi sampai sampai ke jaringan distribusi khususnya masuk ke gardu distribusi maka aliran listri masuk ke bagian alat alat di dalam gardu distribusi , maka dari itu pentingnya inspeksi dan pemeliharaan yang di lakukan di dalam gardu tersebut agar sistem tetap handal sampai ke konsumen.Dalam hal ini untuk mempermudah dalam pemahaman maka penulis membaginya kedalam beberapa pertanyaan seperti berikut:1. Apa macam-macam pemeliharaan dengan metode condition base2. Bagaimana langkah dan tindak lanjut setelah di lakukan pemeliharaan dan inspeksi tersebut3. Apa dampak yang dapat di temukan jika langkah tersebut tidak dilakukan

1.5 BATASAN MASALAHMasalah yang diangkat dalam seminar ini terlalu luas jika diteliti secara menyeluruh karena menyangkut tentang proteksi sistem distribusi, jaringan distribusi sekunder, dan peramalan beban.Maka yang di bahas dalam seminar ini adalah manajemen inpeksi secara online (dalam kedaan bertegangan) dan pemeliharaan dasar Base Condition Maintenance untuk gardu beton dengan metode online (dalam keadaan bertegangan).

1.6 SISTEMATIKA PENULISANBAB I PENDAHULUANDalam Bab ini akan ditemukan latar belakang, tujuan penulisan, batasan masalah, metode penulisan, rumusan masalah dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORIDalam bab ini akan ditemukan mengenai landasan teori yang berhubungan dengan macam-macam gardu distribusi dan komponennya.

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN Bab ini dibahas mengenai metode yang digunakan metode condition base, lokasi dan waktu pelaksanaan, prosedur penelitian, teknik pengambilan data dan teknik analisis data.

BAB IV. ANALISA DAN PEMBAHASANBab ini menjelaskandata yang dikumpulkan dari hasil percobaan, hasil perhitungan, hasil survei di lapangan, analisa dan pembahasan pemeliharaan condition base .

BAB V. PENUTUPBab ini merupakan penutup yang memuat kesimpulan dan saran dari masalah yang dibahas dalam bab sebelumnya.

1.7 METEDOLOGI PENELITIANDalam seminar ini digunakan berbagai cara yang di lakukan untuk memperoleh informasi dan pengetahuan tentang pembahasan seminar ini maka dilakukan dengan cara :

1. Studi LiteraturStudi ini di lakukan dengan cara mempelajari buku buku referensi mengenai materi tentang pembahasan manajemen pemeliharaan .

2. Studi Bimbingan Studi ini dilakukan dengan cara konsultasi kepada dosen pembimbing seminar serta ahli bidang yang untuk membahas seminar ini.

3. Studi lapanganStudi lapangan ini di lakukan dengan cara mengunjungi macam -macam gardu distribusi

BAB IILANDASAN TEORI

2.1Pengertian Gardu DistribusiGardu Distribusi merupakan salah satu komponen dari suatu sistem distribusi yang berfungsi untuk menghubungkan jaringan ke konsumen atau untuk membagikan/mendistribusikan tenaga listrik pada beban/konsumen baik konsumen tegangan menengah maupun konsumen tegangan rendah.

Gardu Distribusi tenaga listrik yang paling dikenal adalah suatu bangunan gardu listrik berisi atau terdiri dari instalasi Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Menengah (PHB-TM), Transformator Distribusi (TD) dan Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR) untuk memasok kebutuhan tenaga listrik bagi para pelanggan baik dengan Tegangan Menengah (TM 20 kV) maupun Tegangan Rendah (TR 220/380V).

Gardu ditribusi pada SUTM sistem 20 KV, pada umumnya merupakan gardu trafo tiang, dimana trafo baik tiga phasa maupun satu phasa dipasang pada tiang listrik, gardu trafo tiga phasa pada umumnya dipasang pada tempat tempat tertentu, misalnya pabrik pabrik, gedung perkantoran, rumah sakit, hotel, dan lain lain. Sedangkan gardu trafosatu phasa pada umumnya untuk melayani konsumen rumah tangga. Pada trafo tiga phasa dilengkapi dengan lemari pembagi atau panel pada sisi tegangan rendahnya yang juga berfungsi sebagai pengaman trafo maupun melokalisir gangguan pada SUTR dengan Fuse Cut Out pada sisi tegangan menengahnya. Untuk trafo satu phasa mempunyai pengaman sendiri CSP, yaitu fuse link dipasang di dalam Bushing Primer dan Circuit Breaker yangdipasang di dalam tangki pada belitan sekundernya dan dapat terbuka secara otomatis apabila terjadi gangguan pada SUTR-nya.

Pada prinsipnya trafo berfungsi memindahkan daya atau tenaga listrik sekaligus merubah tegangan primer (tegangan masukan) menjadi tegangan sekunder (tegangan keluaran) dan bekerja atas dasar induksi tegangan.2.2Jenis Gardu DistribusiSecara garis besar gardu distribusi dibedakan atas :a. Jenis pemasangannya :a) Gardu pasangan luar : Gardu Portal, Gardu Cantolb) Gardu pasangan dalam : Gardu Beton, Gardu Kios

b. Jenis Konstruksinya :a) Gardu Beton (bangunan sipil : batu, beton)b) Gardu Tiang : Gardu Portal dan Gardu Cantolc) Gardu Kios

2.3Gardu BetonSeluruh komponen utama instalasi yaitu transformator dan peralatan switching/proteksi, terangkai didalam bangunan sipil yang dirancang, dibangun dan difungsikan dengan konstruksi pasangan batu dan beton (masonrywall building).Konstruksi ini dimaksudkan untuk pemenuhan persyaratan terbaik bagi keselamatan ketenagalistrikan.

Gambar 2.3 Gardu Beton.2.4Gardu TiangMenggunakan Tiang : beton, besi, kayu. Terdiri dari Gardu Portal dan Gardu Cantol.2.4.1Gardu PortalUmumnya konfigurasi Gardu Tiang yang dicatu dari SUTM adalah T section dengan peralatan pengaman Pengaman Lebur Cut-Out (FCO) sebagai pengaman hubung singkat transformator dengan elemen pelebur (pengaman lebur link type expulsion) dan Lightning Arrester (LA) sebagai sarana pencegah naiknya tegangan pada transformator akibat surja petir.

Gambar 2.4.1 Gardu Portal dan Bagan satu garis2.4.2Gardu CantolPada Gardu Distribusi tipe cantol, transformator yang terpasang adalah transformator dengan daya 100 kVA Fase 3 atau Fase 1.Transformator terpasang adalah jenis CSP (Completely Self Protected Transformer) yaitu peralatan switching dan proteksinya sudah terpasang lengkap dalam tangki transformator.Perlengkapan perlindungan transformator tambahan LA (Lightning Arrester) dipasang terpisah dengan Penghantar pembumiannya yang dihubung langsung dengan badan transformator.

Gambar 2.4.2 Gardu Tipe Cantol.2.5Gardu KiosGardu tipe ini adalah bangunan prefabricated terbuat dari konstruksi baja, fiberglass atau kombinasinya, yang dapat dirangkai di lokasi rencana pembangunan gardu distribusi. Terdapat beberapa jenis konstruksi, yaitu Kios Kompak, Kios Modular dan Kios Bertingkat.Gardu ini dibangun pada tempat-tempat yang tidak diperbolehkan membangun Gardu Beton.Karena sifat mobilitasnya, maka kapasitas transformator distribusi yang terpasang terbatas. Kapasitas maksimum adalah 400 kVA, dengan 4 jurusan Tegangan Rendah.Khusus untuk Kios Kompak, seluruh instalasi komponen utama gardu sudah dirangkai selengkapnya di pabrik, sehingga dapat langsung di angkut kelokasi dan disambungkan pada sistem distribusi yang sudah ada untuk difungsikan sesuai tujuannya.

Gambar 2.5 Gardu Kios.2.6Komponen utama Gardu Beton1. Transformator DistribusiTransformator distribusi berfungsi untuk menurunkan tegangan transmisi menengah 20kV ketegangan distribusi 220/380V sehingga peralatannya adalah unit trafo( 3 phase ). Jumlah Trafo yang dapat ditampung dalam gardu ini dapat lebih dari 1 buah, dimana hal ini bargantung dari kebutuhan dan lokasi yang ada. Kapasitas trafo yang paling besar untuk gardu ini adalah 400 KVA s/d 630 KVA tetapi ada pula tempat-tampat tertentu trafo mancapai 1000 KVA.Beberapa Komponen Trafo Distribusi : Kumparan Tersier :Selain primer dan sekunder ada beberapa trafo yang dilengkapi dengan kumparan ketiga atau tertiary winding .Ini diperlukan untuk memperoleh tegangan tersier atau untuk kebutuhan lain.Kumparan tersier sering dipergunakan juga untuk penyambungan peralatan bantu. Media pendingin :Minyak trafo harus memenuhi syarat diantaranya. :a. Ketahanan isolasi( >10kV/mm )b. Berat jenis harus kecilc. Viskositas Rendahd.Titik nyala yang tinggi,tidak mudah menguap yg dapat membahayakane. Tidak merusak bahan isolasi

Gambar 2.6.1 Transformator Distribusi

2. KubikelKubikel ialah suatu perlengkapan atau peralatan listrik yang berfungsi sebagai pengendali, penghubung dan pelindung serta membagi tenaga listrik dari sumber tenaga listrik.

Gambar 2.6.2 KubikelPeralatan di dalam Kubikel : BusbarBusbar digunakan untuk mengumpulkan tenaga listrik dengan tegangan 20 kV serta membaginya ke tempat-tempat yang diperlukan.

Pemutus DayaPemutus tenaga (PMT) adalah saklar yang digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan arus/daya listrik sesuai ratingnya. Pada saat terjadi pemutusan maka akan terjadi busur api. Pemadam busur api listrik pada waktu pemutusan dapat dilakukan oleh beberapa macam bahan seperti minyak, udara atau gas. Pemisah (PMS)Disconnecting switch (DS) atau Pemisah (PMS) adalah peralatan pada sistem tenaga listrik yang berfungsi sebagai saklar pemisah yang dapat memutus dan menyambung rangkaian dengan arus yang rendah (5A), biasa dipakai ketika dilakukan perawatan atau perbaikan. PMS terletak di antara sumber tenaga listrik dan PMT serta di antara PMT dan beban.3. Rak Tegangan RendahRak TR ( Tegangan Rendah ) / Lemari Bagi yang berfungsi untuk pembagian arus listrik ke berbagai tempat. Terdiri dari 2 Jurusan sampai dengan 8 jurusan.

Gambar 2.6.3 Rak TR

BAB IIIMETODE PENELITIAN3.1Pendekatan dan Jenis PenelitianPendekatan dan jenis penelitian adalah metode atau cara melakukan penelitian seperti halnya eksperimen atau non eksperimen, yaitu dengan pengambilan data di PLN AREA KRAMAT JATI.3.2Sumber DataSumber data adalah subjek darimana data seminar diperoleh. Adapun sumber data diperoleh dari konsultasi dosen pembimbing,pengambilan data dari PLN AREA KRAMAT JATI , serta studi literatur.3.3Teknik Pengumpulan DataPengumpulan data merupakan bagian yang terpenting dalam suatu penelitian, bahkan merupakan suatu keharusan bagi seorang peneliti. Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan beberapa metode literatur dalam proses pengumpulan data.3.4Analisis DataAnalisis data disebut juga pengolahan data dan penafsiran data. Kegiatan dalam analisis data adalah : mengelompokan data berdasarkan variabel ,mentabulasi data berdasarkan variabel, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan pengolahan data untuk menjawab rumusan masalah.3.5Keabsahan DataKeabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep kesahihan data (validitas) dan keandalan (realibilitas).3.6Tahapan PenelitianAdapun tahapan penelitian yang dilakukan dalam seminar meliputi:a.Konsultasi dosen pembimbingb.Mengidentifikasi masalahc.Studi literaturd.Menyusun desain penelitiane.Melakukan pengambilan dataf.Melakukan analisis datag.Menulis laporan hasil penelitian

BAB IV PEMELIHARAAN DENGAN METODE CONDITION BASE MAINTENANCE

4.1Pemeliharaan DistribusiKegiatan yang meliputi rangkaian tahapan kerja mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga pengendalian dan evaluasi pekerjaan pemeliharaan instalasi dan sistem distribusi yang dilakukan secara terjadwal (schedul) ataupun tanpa jadwal.4.2TUJUAN PEMELIHARAAN Agar instalasi jaringan distribuasi beroperasi dengan : Aman ( safe) bagi manusia dan lingkungannya. Andal (Reable). Kesiapan (Avaibility) tinggi. Unjuk kerja (Performance) baik. Umur (Live Time) sesuai desain. Waktu pemeliharaan (Down time) Efektif. Biaya pemeliharaan (Cost) Efisien / EkonomisSelain itu ada faktor diluar teknis, tujuan pemeliharaan adalah mendapatkan simpati serta kepuasan pelanggan dalam pelayanan tenaga listrik.4.3MACAM MACAM PEMELIHARAANBerdasarkan metodanya Pemeliharaan berdasarkan waktu ( Time Base Maintenance ) Pemeliharaan berdasarkan kondisi ( On Condition base Maintenance)4.4TIME BASE MAINTENANCE ( PREVENTIVE MAINTENANCE)adalah kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan secara tiba - tiba dan untuk mempertahankan unjuk kerja peralatan yang optimum sesuai umur teknisnya. Kegiatan ini dilaksanakan secara berkala dengan berpedoman kepada : Manual Instruksi dari pabrik, Standar-standar yang ada ( IEC, CIGRE, dll) dan pengalaman operasi di lapangan. Pemeliharaan ini disebut juga dengan pemeliharaan berdasarkan waktu ( Time Base Maintenance ).Perawatan pencegahan merupakan perawatan yang dilakukan sebelum terjadi kerusakan mesin. Kebijakan ini cukup baik dapat mencegah berhentinya mesin yang tidak direncanakan.Keuntungan kebijakan perawatan pencegahan terutama akan menjamin keandalan dari sistem tersebut, menjamin keselamatan bagi pemakai, umur pakai mesin menjadi lebih panjang, down time proses produksi dapat diperendah. Sedangkan kerugian yang terjadi dianteranya waktu operasi akan banyak terbuang, kemungkinan akan terjadi human error dalam proses assembling atau lainnya..Tujuan perawatan pencegahan diarahkan untuk memaksimalkan availability, dan meminimasikan ongkos melalui peningkatan reliability. Dengan lingkup kegiatan bisa hanya mencakup area process (operation, utility, main process, dll) atau bisa diperluas ke area lain seperti bailding office dan fasilitas umum.4.5CONDTION BASE MAINTENANCE (PREDICTIVE MAINTENANCE)adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan cara memprediksi kondisi suatu peralatan listrik, apakah dan kapan kemungkinannya peralatan listrik tersebut menuju kegagalan. Dengan memprediksi kondisi tersebut dapat diketahui gejala kerusakan secara dini. Cara yang biasa dipakai adalah memonitor kondisi secara online baik pada saat peralatan beroperasi atau tidak beroperasi. Untuk ini diperlukan peralatan dan personil khusus untuk analisa. Pemeliharaan ini disebut juga pemeliharaan berdasarkan kondisi (Condition Base Maintenance).Pemeliharaan Condition Base berdasarkan hasil Inspeksi , hasil inspeksi tersebut memperlihatkan apa saja yang harus di pelihara secara intensive sepertian pembersihan alat untuk mencegah trip ataupun penggantian pada alat bila kondisi alat tidak memungkinkan untuk di pelihara lagi.

STANDING OPERATING PROCEDUREPengertianSTANDING OPERATION PROCEDURE (SOP) adalah suatu bentuk ketentuan tertulis berisi prosedur / langkah-langkah kerja yang dipergunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan.SOP Pemeliharaan distribusi berarti ketentuan tentang prosedur/ langkah-langkah kerja untuk memelihara Gardu Distribusi.

Tujuan SOP Pemeliharaan Distribusi berarti melakukan pemeriksaan atau perbaikan yang menyebabkan perlunya pemadaman listrik atau tidak .Pada saat pelaksanaan pemeliharaan dengan pemadaman berarti memerlukan koordinasi dengan pihak operasi agar tidak sampai terjadi gangguan atau kecelakaan kerja pada saat pembukaan alat hubung yang akan dipelihara maupun penormalannya kembali.Hasil dari pemeliharaan adalah berupa kondisi / unjuk kerja peralatan harus memenuhi ketentuannya, yaitu aman dioperasikann kembali, maka untuk itu perlu diatur cara melakukan pemeliharaan, peralatan untuk mengukur kondisi peralatan kubikel, perkakas kerja yang digunakan pada waktu pemeliharaan.

Mengingat periode pemeriksaan rutin gardu distribusi dilaksanakan dalam tempo satu tahun satu kali , maka dalam perencanaan nya volume fisik gardu yang akan dipelihara dalam satu tahun anggaran adalah sejumlah Gardu yang ada dan dalam pelaksanaanya perlu diusahakan sejumlah yang direncanakan.

4.6INSPEKSI GARDU BETONInspeksi dan PengujianYang dimaksud teknik Inspeksi dalam hal ini adalah suatu cara atau metode melakukan pemeriksanaan kondisi teknis peralatan kerja agar alat kerja tersebut dapat dioperasikan secara efisien dan aman (tidak membahayakan).Hal hal yang perlu di Inspeksi pada Gardu Beton adalah :

Gambar 4.6 Nameplat Gardu

1.TransformatorDengan melakukan perawatan secara berkala dan pemantauan kondisi transformator pada saat beroperasi akan banyak keuntungan yang didapat, antara lain: Meningkatkan keandalan dari transformator tersebut. Memperpanjang masa pakai. Jika masa pakai lebih panjang, maka secara otomatis akan dapat menghemat biaya penggantian unit transformator.Pemeriksaan kondisi pada Transformator saat beroperasi adalah dengan Pemeriksaan fisik Transformator yaitu :1.Pemeriksaan Secara Visual yaitu dengan:A.Pemeriksaan Nameplate TrafoSebelum pekerjaan pemeliharaan trafo dilaksanakan, prosedur pelaksanaan pekerjaan yang pertama dilakukan adalah mendata spesifikasi teknis dari trafo tersebut dengan mengamati (nameplate).

gGambar 4.6.1.1A. Nameplat Trafo

B.Pemeriksaan kondisi tangki dari rembesan, kebocoran akibat dari benturan seperti dari siripnya, keran dan bushing.

(a)(b)(c)

(d)(e)(f)Gambar 4.6 1.1 B kondisi trafo secara visualPada gambar (a) diatas body trafo dengan sirip yang masih baik saat beroperasi. Gambar (b) diatas bushing trafo tidaka ada rembesan. Gambar (c) baut pada bushing tidak kendor dan tidak ada rembesan. Gambar (d) bocor pada sirip, (e) bocor pada keran, (f) bocor pada bushing dapat dilihat terdapat kejanggalan pada trafo yang dimiliki PLN yaitu adanya rembesan minyak trafo pada trafo yang sedang beroperasi hal ini berarti adanya celah pada trafo sehingga minyak dalam trafo dapat terkontaminasi dengan gas-gas dan air dari luar dan minyak trafo didalam merembes sedikit demi sedikit.

C.Kondisi TapingGambar 4.6..1.1C Kondisi TapingPada gambar diatas menunjukkan kondisi Taping yang masih baik, tidak Kendor bautnya dan tidak bocor.

D.Pemeriksaan valve tekanan udara.

Gambar 4.6.1.1 D Bagian luar trafoPada gambar di atas merupakan bagian terluar trafoE.Pemeriksaan Glass Oil Level Indicator A. B. C. D. E. F.

(a)(b)(c) (d)Gambar 4.6.1.1 E Sample glass oil level indicator Pada gambar (a) menunjukkan oil level indicator sudah habis minyaknya dan perlu di isi minyak baru. Pada gambar (b) menunjukkan oil level indicator masih cukup. Pada gambar (c) menunjukkan glass oil evel indicator yang baru. Pada gambar (d) menunjukkan glass oil level indicator yang sudah rusak dan perlu diganti yang baru.

2.Pemeriksaan Temperature Transformator :Pemeriksaan thermovision dengan menggunakan sinar infra-merah

(a)(b)(c)(d)Gambar 4.6.1.2(i) Thermovision pada Transformator

Pada gambar (a) hasil pengukuran temperature body trafo yang terdapat titik terpanas 96,5C. Pada gambar (b) hasil pengukuran menggunakan thermovision packing transformator. Pada gambar (c) thermovision transformator bushing primer. Pada gambar (d) thermovision pada bushing skunder trafo Berdasarkan SPLN 50-1997 menetapkan batas maksimum temperatur body trafo sebesar 98C. Hal ini berarti suhu body trafo melebihi batas yang di izinkan.

Gambar 4.6.1.2(ii) Thermovision3.Pemeriksaan kualitas minyak trafo Warna minyak trafo

Gambar 4.6.1 F sample minyak trafo Tegangan tembus minyak trafo / 2,5 mm dengan menggunakan alat BDV Baik >40 kV; Sedang 30 40 kV; Buruk < 30 kV

2.KubikelInspeksi dilakukan dengan cara visual karena kondisi kubikel dalam kondisi beroperasi untuk mencegah gangguan seperti korona pada kubikel.Pengecekan tersebut antara lain :a. Pemeriksaan lampu-lampu indicator.b. Pemeriksaan kelainan suara pada peralatan.Alat yang diapakai adalah ANDROX DINA dan ULTRASONIC

(a) (b)Gambar 4.6.2.2(i) hasil pengukuran dengan ANDROX DINAPada gambar (a) menunjukan kubikel masih normal dengan nilai DB dan hasil gelombangnya. Pada gambar (b) menunjukan bahwa kubikel terjadi korona dengan nilai DB yang tinggi dan gelombangya yang tidak rapih.

(a) (b) (c) (d) (Gambar 4.6.2.2(ii) Pengukuran dengan ULTRASONIC Pada gambar diatas dengan alat ultrasonik hasilnya, jika jarum menunjukan ke angka 0 berarti kubikel tidak terjadi korona, jika menyimpang ke kanan sampai mentok berarti kubikel terdapat korona.3.Rak TRYang di inspeksi dari Rak TR adalaha. Besi baut pada Rak TR berkarat atau tidakPengecekan beban volt yang di tanggung oleh Rak TR agar tidak adanya beban berlebih dengan Tang Meter.

(a) (b)Gambar 4.6.3(i) visual pada Rak TRPada gambar (a) di atas menunjukkan rak TR yang masih bagus. Pada gambar (b) rak TR sudah ada yang berkarat dan terminal kabel TR tidak rapi sehingga dimungkinkan terjadinya hubung singkat.(a)(b)(c)(d)Gambar 4.6.3(ii) Thermovision Rak TR dan tang meterPada gambar (a) saklar utama Rak TR, gambar (b) busbar & fuse TR, gambar (c) kabel jurusan terjadi pemanasan yang terlihat yang pada suhu yang melebihi standard PLN. Gambar (d) adalah Tang meter yang berfungsi mengukur beban.

Gambar 4.6.3(iii) Laporan pengukuran beban pada RakTRPada gambar di atas menunjukkan beban pada jurusan B fasa S dan fasa T melebihi Standar kapasitas PLN maksimum 180 Ampere 4.7Tindak Lanjut Pemeliharaan Gardu BetonPekerjaan-pekerjaan yang diprioritaskan adalah :- Pekerjaan pembersih dan perbaikan instalasi TM/TR.- Pekerjaan pembersihan dan perbaikan pengaman/fault indikator.- Pekerjaan pengisian minyak trafo.- Pekerjaan perbaikan instalasi pengaman gardu.- Pekerjaan pembersih ruangan gardu dan halaman gardu.- Pekerjaan perbaikan bangunan sipil gardu.- Pekerjaan pengecatan bangunan garduPemeliharaan dimulai dari :1.TransformatorSetelah di lakukannya inspeksi di atas menunjukkan banyaknya kejanggalan pada trafo seperti sirip trafo yang bocor, keran pada trafo yang bocor, kebocoran pada bushing, panas yang berlebih pada trafo maka dilakukannya pemeliharaan berdasarkan SOP Kode Unit: DIS.HAR.027(2).APelaksanaan pemeliharaan : Membersihkan debu pada body trafo dengan vacum cleaner. Memeriksa kebocoran minyak pada packing, sirip, titik las dan level minyak trafo pada gelas penduga dan catat dalam chek list. Memeriksa kondisi silicagel. Apabila warnanya sudah berubah lakukan penggantian. Memeriksa kekencangan mur baut pada packing-packing trafo dengan kunci torsi. Apabila terjadi korosi pada mur baut, buka dengan menggunakan PENETRATING OIL BR-404 dan pasang kembali atau lakukan penggantian mur baut dengan memberi lapisan tipis ANTI SAIZE BR-66 pada ulir baut. Membersihkan sambungan kabel single core dengan CONTACT CLEANER BR-40S dan memeriksa kekencangan mur baut pada bushing trafo.Apabila terdapat jamur/scale/kerak pada sambungan kabel single core agar dibersihkan dengan :METAL CLEANER BR-707 dan selanjutnya di finishing dengan CONTACT CLEANER BR-40S. Lapisi ulir baut dengan ANTI SAIZE BR-66 dan pasang kembali mur baut tersebut pada bushing trafodengan kunci torsi.

Membersihkan bushing trafo dengan cairan CONTACT CLEANER BR-40S kemudian lapisi dengan POWER PROTECTION BR-I066.PS dengan sistem kuas/spray. Membersihkan body trafo dengan ISOLATOR PROTECTION CLEANER BR-2810. Apabila terdapat karat/korosi dimatikan dengan menggunakan RUST CONVERTER COATING BR-C9. Memeriksa system peritanahan, mengukur tahanan pentanahan trafo, dan mencatat dalam check list. Mengukur tahanan isolasi trafo (Primer-Primer, Primer-Body, Primer-Sekunder,Sekunder-Sekunder, Sekunder-Body) dan mencatat dalam check list. Meyakinkan bahwa tidak ada peralatan yang tertinggal pada trafo, melepas grounding system, dan membuat foto dokumentasi.

Analisa penggambaran singkat pemeliharaan pada trafo :

Kebocoran pada badan trafo menyebabkan

Suhu trafo meningkat

Pemeliharaan pada trafo

Kerusakan pada Glass oil indicator

Rusak Baru

Warna minyak Trafo

REKOMENDASI TREATMENT TRAFO

TRAFO TIDAK BOLEH DI TREATMENTGambar 4.7.1 Analisa singkat pemeliharaan trafo

2.KUBIKELSeperti hasil inspeksi yang telah di lakukan berdasarkan data hasil inpeksi di atas terdapat korona pada kubikel maka di lakukan pemeliharaan berdasarkan SOP Kode Unit : DIS.HAR.022.~(2).APelaksanaan pemeliharaan : Membersihkan debu pada kompartemen kubikel sisi luar dengan vacum cleaner. Membuka pintu & memasang grounding system, membuka tutup mekanik & tutup busbar kubikel. Lakukan pengukuran kondisi fuse/jumper fuse Potensial Transformer dalam keadaan terpasang dengan disaksikan pelanggan dan catat dalam check list pemeliharaan. Lepas fuse/jumper fuse, lakukan pengukuran tahanan isolasi busbar sebelum dipelihara dan catat dalam check list pemeliharaan. Lakukan pengukuran tahanan isolasi busbar dengan magger sebelum dipelihara dan catat dalam check list pemeliharaan. Mengukur tahanan kontak dengan micro ohm sebelum dipelihara dan mencatat hasilnya di checklist (saklar pentanahan dikeluarkan). Membersihkan debu pada ruang-ruang I kompartemen kubikel sisi dalam dengan vacum cleaner. Mengeringkan isolator, busbar, kompartemen kubike1 secara merata dengan burner atau blender LPG. Memeriksa kekencangan mur baut busbar dengan kunci torsi dan membersihkan busbar dengan CONTACT CLEANER BR 40S.Apabila kontak busbar terjadi korosi, lepaskan busbar dan bersihkan kontak kontaknya dengan METAL CLEANER BR-707 dan di finishing denganCONTACT CLEANER BR-405, lapisi ulir baut bushbar dengan Anti Saize BR- 66 kemudian busbar pasang kembali. Membersihkan isolator penumpu busbar dengan ISOLATOR PROTECTION CLEANER BR-2810.Apabila isolator sangat kotor / terdapat bekas tracking bersihkan dengan ISOLATOR PROTECTION CLEANER BR-2810 dan lapisi dengan RED NSULATING VARNISH BR-406. Membersihkan dan memeriksa PT dan fuse TM PT dengan cairan ISOLATOR PROTECTION CLEANER BR-2810,memeriksa fungsi fuse TM dengan AVO meter dan pasang kembali.Apabila PT sangat kotor / terdapat bekas tracking bersihkan dengan ISOLATOR PROTECTION CLEANER BR-2810 dan dilapisi dengan RED INSULATING VARNISH BR-406 dan bila kontak-kontaknya terjadi korosi, lepas dan bersihkan dengan METAL CLEANER BR-707 difinishing dengan CONTACTCLEANER BR-405 kemudian dipasang kembali. Membersihkan mekanik kubikel, memberi pelumasan dengan POWER PROTECTION BR-I066.PS dan melakukan uji coba fungsi mekanik. Membersihkan kompartemen dan body kubikel dengan ISOLATOR PROTECTION CLEANER BR-2810.Apabila terdapat karat/korosi, lapisi dengan sistem pelapisan langsung di kuas menggunakan cairan RUST CONVERTER COATING BR-C9. Melapisi dengan kuas/spray: isolator, busbar (kontak busbar), kompartemen kubikel secara merata dengan menggunakan POWER PROTECTION BRl066-PS. Memeriksa system pentanahan, mengukur tahanan pentanahan kubikel dan mencatat dalam check list. Memeriksa kondisi dan fungsi heater, heater harus kondisi baik dan berfungsi. Mengukur tahanan isolasi rangkaian busbar dan mencatat dalam check list. Mengukur tahanan kontak individual dan rangkaian kubikel dan mencatat dalam check list. Membuat foto dokumentasi setelah pekerjaan pemeliharaan.

Analisa penggambaran singkat pemeliharaan korona

Korona Penyebabnya

Pemeliharaan

Gambar 4.7.2 Analisa singkat pemeliharaan kubikel3.Rak TRSeperti hasil inspeksi yang telah di lakukan berdasarkan data hasil inpeksi di atas terdapat panas berlebih pada RakTR saat menggunakan Thermovision dan kelebihan beban pada Rak TR maka dilakukan pemeliharaan berdasarkan SOP Kode Unit: DIS.HAR.020.2(1).APelaksanaan pemeliharaan : Membersihkan debu pada PHB TR dengan vacum cleaner. Melepas NH fuse dari ground plate/fuse base secara berurutan, ukur fungsinya dengan AVO meter, lapisi lidah NH fuse dengan POWER PROTECTION BR-1066.PS dan pasang sesuai NH fuse terpasang seperti semula. Apabila terdapat jamur/scale/carbon pada ground plate/fuse base bersihkan dengan METAL CLEANER BR-707, di finishing dengan cairan CONTACT CLEANER BR-405 dan oleskan POWER PROTECTION BR-I066.PS pada ground plate/fuse base.Lakukan penggantian bila ada bagian ground plate / fuse base yang rusak. Membersihkan PHB TR, handle TR, body PHB TR, kontak-kontaknya dengan sistem kuas/spray menggunakan cairan ELECTRIC MOTOR CLEANER BR-404NF selanjutnya periksa kekencangan mur baut handle TR dengan kunci torsi.Kemudian lapisi PHB TR, handle TR, body PHB TR, kontak-kontaknya dengan POWER PROTECTION BR-I066.PS dengan sistem kuas/spray. Memeriksa kekencangan mur baut sepatu kabel opstyg dengan kunci torsi. Memeriksa system pentanahan, mengukur tahanan pentanahan PHB TR, dan mencatat dalam check list. Meyakinkan bahwa tidak ada peralatan yang tertinggal pada PHB TR, melepas grounding system, dan membuat foto dokumentasi.

Analisa singkat pemeliharaan Rak TR

Terdapat karat dan kabel berantakanPanas pada jalur fasa

Beban berlebih pengukuran Tang meter PemeliharaanGambar 4.7.3 Analisa singkat Pemeliharaan Rak TR

BAB VPENUTUP1.KESIMPULANDilakukannya manajemen pemeliharaan dengan condition base maintenance dapat diambil kesimpulan antara lain : Biaya pemeliaharaan lebih murah Mengurangi terjadinya gangguan pada penayaluran distribusi ke konsumen tegangan rendah Umur alat bisa bertahan lebih lama karena dengan melihat kondisi alat tersebut2.SARANDemikian yang dapat dipaparkan penulis mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam seminar ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan , karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubunganya dengan judul seminar ini. Untuk itu penulis akan melanjutkan pembahasan ini ketahapan yang lebih lanjut dalam penulisan berikutnya yang akan lebih spesifik seperti : inspeksi dengan offline dan menghitung arus gangguan pada alat-alat yang terdapat dalam Gardu Beton.

DAFTAR PUSTAKA KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (Persero) NOMOR :605.K/DIR/2010 TANGGAL : 09 Desember 2010 BUKU 4 PLN STANDARD KONTRUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN GARDU HUBUNG TENAGA LISTRIK SOP Kode Unit: DIS.HAR.027(2).A MEMELlHARA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI GARDU BETON / KIOS / TINGKAT SOP Kode Unit : DIS.HAR.022.3(2).A MEMELlHARA KUBIKEL TM 20 KV TYPE POTENSIAL TRANSFORMER (PT) SOP Kode Unit: DIS.HAR.020.2(1).A MEMELlHARA PERALATAN PHB TR GARDU BETON / KIOS / TINGKAT TELAAHAN STAF MANAJEMEN TRAFO DENGAN METODA PREVENTIF MAINTENANCE UNTUK MENEKAN GANGGUAN TRAFO DISTRIBUSI