RADIOGRAFI YANG DIGUNAKAN DALAM ORTODONTIKSUMBER : PREMKUMAR,
SRIDHAR. 2008. PREP MANUAL FOR UNDERGRADUATES : ORTHODONTICS. HAL:
172-180. NEW DELHI : ELSEVIER.
Oleh :
Rini Ekawati Citra Pramadhia Gracia RichataPembimbing : Isnaniah
Malik, drg., Sp.Ort Julvan GM Nainggolan, drg
KLASIFIKASII. Berdasarkan lokasi film radiografi 1. Periapikal
2. Bite-wing 3. Oklusal
Intraoral
Ekstraoral
1. Panoramik 2. Radiografi TMJ 3. Cephalometri
Intraoral
Periapikal
Bite-wing
oklusal
Ekstraoral
TMJ
Cephalometri
Panoramik
KLASIFIKASIII. Berdasarkan area yang diperlukan 1. 2. 3. 4.
Periapikal Bite-wing Oklusal Panoramik
Melihat kondisi gigi
Melihat rangka wajah
1. Radiografi cephalometri lateral 2. Radiografi cephalometri
frontal 3. Radiografi cephalometri oblique
Cephalometri lateral
Cephalometri frontal
Cephalometri oblique
KLASIFIKASIIII. Berdasarkan kepentingan untuk diagnosis 1.
Periapikal 2. Bite-wing 3. Panoramik
Diagnostik esensial
Diagnostik pendukung
1. 2. 3. 4.
Oklusal Radiografi cephalometri Radiografi hand-wrist Radiografi
TMJ
Radiografi hand-wrist
RADIOGRAFI INTRAORAL PERIAPIKAL (IOPA)Ukuran film 32 x 41 mm
Film ditempatkan di bagian lingual gigi
Metode : 1. Teknik paralel 2. Teknik sudut bisektris
RADIOGRAFI INTRAORAL PERIAPIKAL (IOPA)Teknik paralel
Teknik sudut bisektris
PENGGUNAAN RADIOGRAFI IOPAMelihat karies Proses pembentukan
& resorpsi akarMelihat fraktur akar/ resorpsi eksternal Melihat
keadaan tulang alveolar Melihat patologi di daerah apikal Melihat
impaksi gigi Mengkonfirmasi agenesis / supernumerari
RADIOGRAFI IOPAKEUNTUNGAN 1. Melihat daerah yang diperlukan
secara detail 2. Paparan radiasi minimal 3. Mudah untuk menyimpan
KERUGIAN 1. Nyeri dan mual mungkin terjadi pada saat penempatan
film 2. Untuk melihat satu mulut penuh diperlukan banyak
radiograf
RADIOGRAFI Bite-WingTeknik
1. Film periapikal dipasang pada bite-wing tab 2. Pasien
menggigit bite-wing tab 3. Pusat tabung sinar-X tegak lurus
film
PENGGUNAAN RADIOGRAFI Bite-WingMendeteksi karies interproksimal/
karies sekunder & overhang restorasi di daerah
interproksimal
Mendeteksi deposit kalkulus di daerah interproksimal Melihat
pucak tulang alveolarPenilaian pola oklusal
RADIOGRAFI Bite-WingKEUNTUNGAN Tidak ada distorsi geometris
Tidak ada pembesaran Nyaman untuk operator dan pasien Bisa
digunakan dengan mudah pada anak-anak dibandingkan dengan film
periapikal
Radiografi Oklusal
Indikasi
untuk memvisualisasikan lengkung gigi dengan segmen yang besar
secara wajar
ukuran film 3x 2 inci Film ditempatkan antara
permukaan oklusal gigi pada bidang oklusal
Keuntunganmelihat ada tidaknya gigi supernumerari dan gigi yang
hilang Kesalahan minimal Analisa efek perawatan setelah ekspansi
lengkung rahang atas membedakan bukal-lingual gigi Mempelajari
perluasan lesi tulang bukal pasien dengan pembukaan mulut yang
terbatas
Radiografi Panoramikuntuk merekam gambar tunggal lengkung rahang
atas dan rahang bawah serta struktur pendukungnya
Prosedur
Pasien diinstruksikan untuk berdiri dengan menggigit bite-fork
dengan gigi insisif. Saat posisi ini, kepala pasien berada pada
mesin panorex.
Sebuah sumber sinar-X berputar di sekitar kepala pasien.
Gambaran akan jatuh pada film yang berputar dalam arah yang
berlawanan melalui kolimator yang menyempit.
KegunaanEvaluasi perkembangan gigi campuran Menentukan lokasi
gigi supernumerari/gigi hilang kongenital. Melihat gigi yang
impaksi.
Menilai perkembangan gigi molar ketiga.Diagnosis fraktur tulang
rahang. Mendeteksi adanya lesi patologis pada tulang rahang dan
memastikan luasnya. Menemukan karies, kehilangan tulang sekunder
akibat penyakit periodontal.
Keuntungan
Kekurangan
Dosis radiasi lebih rendah Sangat penting untuk survei
Tidak cocok untuk diagnosis lesi yang membutuhkan resolusi
tinggi,
Pada gigi insisif mungkin terjadi pembesaran, pemendekkan atau
pun kabur
awal daerah dentofacial. Pasien dengan refleks muntah
ekstrim. Pasien dengan trismus.
Adanya gambaran yang tumpang tindih dari struktur.
Membutuhkan peralatan yangmahal.
Radiografi Hand wristTujuan: Menilai status kematangan skeletal
seorang pasienKematangan Skeletal: Apakah seorang pasien tumbuh
normal selama waktu perawatan
Posisi pasien pada kurva pertumbuhan fasial penting selama
rencanaperawatan Perawatan orthopedik atau alat fungsional terhadap
koreksi deviasi dentofasial yang mengarah pada perbaikan penampilan
fasial Tidak behubungan dengan usia kronologis Dapat dinilai dengan
kematangan atau usia skeletal Laju yang berbeda mengikuti urutan
sesuai prosesnya
Indikator Kematangan Skeletal
Radiografi handwrist
Cephalogram vertebrae cervical
Radiografi pelvis
Radiografi intraoral kalsifikasi caninus
Radiografi Hand wristTulang-tulang kecil yang mengikuti pola
ossifikasi dan gabungan epifisis dengan diafisis
Tulang karpal dinamai pertama kali oleh Lyser pada tahun
1683
Pergelangan tangan kiri digunakan sebagai acuan
Anatomi Tangan dan Pergelangan
Pola ossifikasi phalanx Lebar epifisis dan diafisis samaTahap
I
epifisis menutupi ujung diafisis
Tahap II
penyatuan epifisis dan diafisis Tahap III
Perkembangan Skeletal (Bjork)No 1 PP2 Tahap Objek Phalanx
proximal jari telunjuk 2 MP3 Phalanx tengah jari tengah 3 S Ulnar
Sesamoid pada sendi metacarpophalangeal jempol 4 MP3 Cap Phalanx
tengah jari tengah 5 DP3u Phalanx distal jari tengah 6 PP3u Phalanx
proksimal Epifisis menyatu Epifisis menyatu Diafisis ditutupi
Pertumbuhan panjang maksimum Pertumbuhan panjang maksimum berakhir
Pertumbuhan panjang Tanda-tanda ossifikasi Lebar epifisis=lebar
diafisis Panjang maksimum Pertumbuhan segera terjadi Bersamaan
dengan tahap 2 Pertumbuhan Lebar epifisis=lebar diafisis Fase Laju
pertumbuhan rendah
jari tengah7 MP3u Phalanx tengah jari tengah 8 Rc Distal
epifisis pada radius Bersatu dan ulna Epifisis menyatu
maksimum berakhirPertumbuhan panjang maksimum berlalu
Pertumbuhan lengkap
Tahapan Ossifikasi pada Phalanx Tengah pada Jari Ketiga (MP3)
(Hagg dan Taranger )Tahap FG Tahap Fepifisis selebar metafisis. 40%
pasien terjadi sebelum peak height velocity (PHV) epifisis selebar
metafisis, terdapat batas medial/ lateral (atau keduanya) yang
berbeda pada epifisis. Sekitar 90% pasien mengalaminya setahun
sebelum PHV.
Tahap Gsisi-sisi epifisis menebal dan menutupi metafisis.
Sebanyak 90% terjadi pada pasien yang sedang atau setaun setelah
PHV.
Tahap H Tahap IPenyatuan epifisis dan metafisis telah selesai.
Semua pasien kecuali beberapa anak perempuan telah mengakhiri masa
pubertal growth spurt. Penyatuan epifisis dan metaphisis telah
dimulai. 90% anak perempuan & semua anak laki-laki mengalami
setelah PHV tetapi sebelum berakhirnya pubertal growth spurt
Metode lain menilai Radiografi Hand wristGreulich & Pyle
Tanner & Whitehouse
Singer
Fishman
Metode FishmanSistem penilaian kematangan skelet berdasarkan11
diskrit skeletal maturity indicators (SMI) yang mencakup seluruh
periode perkembangan remaja. Hal ini berdasarkan empat tahap
pematangan di enam lokasi anatomi yang terletak di ibu jari, jari
ketiga, jari kelima dan radius .
Rontgent dan tabel digunakan untuk memperkirakan pertumbuhan
relatif individu dan tingkat persentase pertumbuhan jumlah remaja
selesai. Nilainilai ini tidak terikat dengan usia kronologis.
Indikasi Radiografi Pergelangan Tanganmenilai pertumbuhan
sebelum merawat pasien dengan maloklusi kelas II atau kelas III.
ketika terdapat perbedaan antara usia geligi dengan usia kronologis
memperkirakan pubertal growth spurt menilai usia skeletal pada
pasien yang pertumbuhannya mengalami keterbelakangan akibat infeksi
atau neoplasma mengevaluasi apakah ada pertumbuhan yang tersisa
sebelum dilakukan bedah orthognatik Penilaian bertahap pada usia
skeletal digunakan dalam mempelajari pertumbuhan seorang pasien
menjelaskan efek keturunan dan lingkungan pada pertumbuhan
dentofasial