Top Banner
Seminar Nasional "Penguatan Agrotechnopreneurship Menuju Agroindustri yang Tangguh pada Pasar Global" Dikirim oleh humas3 pada 01 October 2013 | Komentar : 0 | Dilihat : 12744 Seminar Nasional Berbagai perjanjian antar negara yang bersifat bilateral, multilateral, dan regional diikuti Indonesia. Diantaranya Asean-China Free Trade Agreement (ACFTA) yang sudah berlaku pada 2010, Asean Free Trade Agreement (AFTA) yang akan berlaku penuh pada 2015, serta Asean Economic Community (AEC) yang akan dimulai Desember 2015. Daya saing Sumber Daya Manusia dan agroindustri Indonesia sangat ditentukan berbagai upaya pembenahan saat ini. Faktanya daya saing baik agroindustri dan SDM Indonesia masih bermasalah. Misalnya sejak berlakunya ACFTA awal 2010, impor buah semakin meningkat. Buah-buahan impor menggerus pasar buah nasional, terutama di pasar swalayan. Hal tersebut dipaparkan Ketua Program Studi S2 TIP UB Dr. Ir. Susinggih Wijana, MS dengan materi "Peran Keilmuan dan Profesi Bidang Agroindustri dalam Menjawab Tantangan Industri Masa Depan" dalam Seminar Nasional dan Pameran Produk Agroindustri "Penguatan Agrotechnopreneurship Menuju Agroindustri yang Tangguh pada Pasar Global", Selasa (1/10). Kegiatan yang dipusatkan di Gedung Widyaloka Universitas Brawijaya (UB) ini diselenggarakan oleh Jurusan Teknologi Industri Pertanian (TIP) Fakultas Teknologi Pertanian (FTP). Susinggih menyampaikan, agroindustri merupakan industri yang mengolah komoditas primer pertanian menjadi produk olahan, baik produk antara maupun produk akhir. Hal ini meliputi penanganan pascapanen, industri pengolahan makanan dan minuman, industri biofarmaka, bioenergi, pengolahan hasil ikutan, serta agrowisata. "Pengembangan agroindustri sangat strategis dan berprospek cerah di negeri ini karena pasar dan potensinya luar biasa," ucap Susinggih. Lebih lanjut dikatakan Susinggih, penguatan agroindustri nasional akan meningkatkan nilai tambah dan daya saing komoditas pertanian kita di pasar global. "Hal ini mendorong pemberdayaan pertanian Indonesia kearah lebih baik," katanya. Beberapa komoditas unggulan ekspor agroindustri antara lain kelapa sawit, karet, dan akako. Di luar itu ada juga kopi, the, gambir, pala, lada, rumput laut, kerang mutiara, udang, dan ikan hias. Selain Faiz Achmad, pembicara yang hadir dalam seminar ini yaitu Program Director at School of Advanced Manufacturing & Mechanical Engineering University of South Australia Dr. Ke Xing yang menyampaikan materi " Cloud-based Model for Collaborative Life-Cycle Assessment in Green Supply Chain Management", Prof. Dr. Ir. H. Syamsul Bahri, MS dari Himpunan Kerukunan Tani Indonesia dengan materi "Pemberdayaan Potensi Sumberdaya Lokal Sebagai wujud Kemandirian Bangsa", HR Manager PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Divisi Bogasari Flour Mills Bambang Darundriyo membawakan materi "Peluang dan Tantangan Agroindustri Menuju Persaingan Global", dan Direktur Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan dari Kementerian Perindustrian RI Dr. Ir. Faiz
2

Seminar Nasional Penguatan Agrotechnopreneurship Menuju ... · Berbagai perjanjian antar negara yang bersifat bilateral, multilateral, dan regional diikuti Indonesia. Diantaranya

Apr 03, 2019

Download

Documents

phungque
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Seminar Nasional Penguatan Agrotechnopreneurship Menuju ... · Berbagai perjanjian antar negara yang bersifat bilateral, multilateral, dan regional diikuti Indonesia. Diantaranya

Seminar Nasional "Penguatan Agrotechnopreneurship Menuju Agroindustri yang Tangguh pada Pasar Global"

Dikirim oleh humas3 pada 01 October 2013 | Komentar : 0 | Dilihat : 12744

Seminar Nasional

Berbagai perjanjian antar negara yang bersifat bilateral, multilateral, dan regional diikuti Indonesia. Diantaranya Asean-China Free Trade Agreement (ACFTA) yang sudah berlaku pada 2010, Asean Free Trade Agreement (AFTA) yang akan berlaku penuh pada 2015, serta Asean Economic Community (AEC) yang akan dimulai Desember 2015. Daya saing Sumber Daya Manusia dan agroindustri Indonesia sangat ditentukan berbagai upaya pembenahan saat ini. Faktanya daya saing baik agroindustri dan SDM Indonesia masih bermasalah. Misalnya sejak berlakunya ACFTA awal 2010, impor buah semakin meningkat. Buah-buahan impor menggerus pasar buah nasional, terutama di pasar swalayan.

Hal tersebut dipaparkan Ketua Program Studi S2 TIP UB Dr. Ir. Susinggih Wijana, MS dengan materi "Peran Keilmuan dan Profesi Bidang Agroindustri dalam Menjawab Tantangan Industri Masa Depan" dalam Seminar Nasional dan Pameran Produk Agroindustri "Penguatan Agrotechnopreneurship Menuju Agroindustri yang Tangguh pada Pasar Global", Selasa (1/10). Kegiatan yang dipusatkan di Gedung Widyaloka Universitas Brawijaya (UB) ini diselenggarakan oleh Jurusan Teknologi Industri Pertanian (TIP) Fakultas Teknologi Pertanian (FTP).

Susinggih menyampaikan, agroindustri merupakan industri yang mengolah komoditas primer pertanian menjadi produk olahan, baik produk antara maupun produk akhir. Hal ini meliputi penanganan pascapanen, industri pengolahan makanan dan minuman, industri biofarmaka, bioenergi, pengolahan hasil ikutan, serta agrowisata. "Pengembangan agroindustri sangat strategis dan berprospek cerah di negeri ini karena pasar dan potensinya luar biasa," ucap Susinggih.

Lebih lanjut dikatakan Susinggih, penguatan agroindustri nasional akan meningkatkan nilai tambah dan daya saing komoditas pertanian kita di pasar global. "Hal ini mendorong pemberdayaan pertanian Indonesia kearah lebih baik," katanya. Beberapa komoditas unggulan ekspor agroindustri antara lain kelapa sawit, karet, dan akako. Di luar itu ada juga kopi, the, gambir, pala, lada, rumput laut, kerang mutiara, udang, dan ikan hias.

Selain Faiz Achmad, pembicara yang hadir dalam seminar ini yaitu Program Director at School of Advanced Manufacturing & Mechanical Engineering University of South Australia Dr. Ke Xing yang menyampaikan materi "Cloud-based Model for Collaborative Life-Cycle Assessment in Green Supply Chain Management", Prof. Dr. Ir. H. Syamsul Bahri, MS dari Himpunan Kerukunan Tani Indonesia dengan materi "Pemberdayaan Potensi Sumberdaya Lokal Sebagai wujud Kemandirian Bangsa", HR Manager PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Divisi Bogasari Flour Mills Bambang Darundriyo membawakan materi "Peluang dan Tantangan Agroindustri Menuju Persaingan Global", dan Direktur Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan dari Kementerian Perindustrian RI Dr. Ir. Faiz

Page 2: Seminar Nasional Penguatan Agrotechnopreneurship Menuju ... · Berbagai perjanjian antar negara yang bersifat bilateral, multilateral, dan regional diikuti Indonesia. Diantaranya

Achmad, M.Sc.

Dalam sambutannya, Ketua Umum Asosiasi Profesi Teknologi Agroindustri (APTA) Dr. Henry Yuliando, STP, MM, M.Agr mengatakan, Indonesia membutuhkan agroindustri sebagai pilar ekonomi yang terbukti mampu mengatasi permasalahan mulai dari lapangan pekerjaan hingga sumber penghasil devisa yang dapat diandalkan. "Terlebih dalam menghadapi arus globalisasi yang menuntut adanya gerak cepat dan dinamis, maka kita sadar bahwa Agroindustri menjadi pilihan strategis agar Indonesia mampu menjalankan peran aktif dalam globalisasi tersebut," pungkasnya. [irene]

 Artikel terkait

Dekan Tohoku University Jepang Kunjungi Jurusan Keteknikan PertanianIndustria FTP Raih Status Jurnal TerakreditasiDosen FTP Bimbing UKM Jamur Tiram Jember Beralih TeknologiBEM FTP Gelar Aksi Bersih LingkunganFTP Tuan Rumah FGD Konsorsium Bioteknologi Indonesia