SEORANG ANAK LAKI-LAKI USIA 3 TAHUN DENGAN DEMAM SEJAK 1 BULAN YANG LALU DISERTAI KELUHAN TIDAK MAU BERJALAN KELOMPOK 6 DIAJENG PUTRI IRACILY 030.08.079 DINA PUTRI DAMAYANTI 030.08.083 DINI NOVIANI PRATIWI 030.08.084 DITA RAHMITA 030.08.085 EDWARD WIJAYA L.ISMANGOEN 030.08.089 ELFIRA 030.08.091 EVELYN V.P SNAK 030.08.095 FAISHAL LATIFI 030.08.096 FANI SAFITRI 030.08.097 FERDY 030.08.102 FIFI TANDION 030.08.103 GABRIEL KLEMENS WINANDA 030.08.107 PUTRI 030.08.108 GERARD M DA CUNHA 030.08.109 JAKARTA, 19 APRIL 2011 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
SEORANG ANAK LAKI-LAKI USIA 3 TAHUN DENGAN DEMAM SEJAK 1 BULAN YANG LALU DISERTAI KELUHAN TIDAK MAU BERJALAN
KELOMPOK 6
DIAJENG PUTRI IRACILY 030.08.079
DINA PUTRI DAMAYANTI 030.08.083
DINI NOVIANI PRATIWI 030.08.084
DITA RAHMITA 030.08.085
EDWARD WIJAYA L.ISMANGOEN 030.08.089
ELFIRA 030.08.091
EVELYN V.P SNAK 030.08.095
FAISHAL LATIFI 030.08.096
FANI SAFITRI 030.08.097
FERDY 030.08.102
FIFI TANDION 030.08.103
GABRIEL KLEMENS WINANDA 030.08.107
PUTRI 030.08.108
GERARD M DA CUNHA 030.08.109
JAKARTA, 19 APRIL 2011
FAKULTAS KEDOKTERAN TRISAKTI
JAKARTA
1
BAB I
PENDAHULUAN
Leukemia adalah salah satu penyakit keganasan yang sangat ditakuti oleh masyarakat dewasa
ini. Di Amerika Serikat, diperkirakan leukemia merupakan 2,7 % dari semua penyakit
keganasan yang terdiagnose dan 3,7 % penyebab kematian akibat keganasan. Meskipun telah
dilakukan berbagai penelitian, etiologi dari keganasan hemopoetik ini tidak diketahui secara
keseluruhan.
Leukemia pertama kali diketahui sebagai suatu penyakit “darah putih” oleh Bannet dan
Virchoe pada tahun 1845. Secara umum, leukemia adalah proliferasi sel leukosit yang
berbeda dari normal, jumlahnya berlebihan dan oleh karena menginfiltrasi sumsum tulang
dapat menyebabkan anemia, trombositopenia atau granulositopenia, dan diakhiri dengan
kematian. Kematian sering terjadi karena perdarahan akibat trombositopenia, atau infeksi
karena granulositopenia.
Leukemia dibagi menjadi akut dan kronik. Dengan kemajuan pengobatan akhir-akhir ini,
penderita LLA dapat hidup lebih lama lagi daripada penderita LMK. Jadi pembagian akut dan
kronik tidak lagi mencerminkan lamanya harapan hidup. Pembagian ini masih
menggambarkan kecepatan timbulnya gejala dan komplikasi.
Leukemia akut dibagi menjadi 2 macam yaitu LMA (Leukemia Mieloblastik Akut) dan LLA
(Leukemia Limfoblastik Akut). Perbedaan antara LMA dan LLA terutama sekali pada usia
penderita dimana pada LLA lebih banyak diderita oleh anak-anak ± 80 %, sedangkan pada
LMA lebih banyak diderita oleh orang dewasa ± 80 %.
2
BAB II
LAPORAN KASUS
Seorang anak laki-laki berumur 3 tahun dibawa ke poliklinik oleh ibunya dengan
keluhan demam sejak 1 bulan yang lalu dan tidak mau berjalan.
3
BAB III
PEMBAHASAN
ANAMNESIS
1. IDENTITAS
Nama : An. X
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 3 tahun
Alamat : -
Pekerjaan : -
2. KELUHAN UTAMA
Demam sejak 1 bulan yang lalu
3. KELUHAN TAMBAHAN
-Tidak mau berjalan -Nafsu makan menurun
-Batuk dan Pilek -Berat badan menurun
-Bintik-bintik merah (ptechiae) -Mudah lelah
4. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
-
5. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Demam dan tidak mau berjalan
6. RIWAYAT KELUARGA
Pamannya meninggal 3 tahun yang lalu karena kanker paru
7. RIWAYAT PENGOBATAN
4
-
8. RIWAYAT KEBIASAAN
-
9. RIWAYAT PERSALINAN
Lahir spontan, aterm, dan cukup bulan
ANAMNESIS TAMBAHAN
- Apakah ada tanda perdarahan sepeti lebam?
- Apakah ada keringat malam?
- Apakah ada keluhan sesak nafas?
- Bagaimana warna urinnya?
- Bagaimana sifat demamnya?
- Dimana tempat tinggalnya? apakah dia berpergian?
- Apakah ada kejang?
PEMERIKSAAN FISIK
1) KEADAAN UMUM
Compos mentis
Lemah dan pucat
2) TANDA VITAL
Tekanan darah: 100/60mmHg
Nadi : 104 x/menit, teratur
Suhu : 38,1o C
RR : 32 x/menit
Berat badan : 12 kg
Tinggi badan : 95 cm
3) STATUS GENERALISATA
Kepala : Konjungtiva pucat, Mukosa mulut pucat5
Leher : Kelenjar servikal teraba 1x1,5 cm, multipel, tidak nyeri dan
mudah digerakkan
Thorax : -
Abdomen :
Inspeksi : (-)
Palpasi : Hepar: membesar, teraba 4 cm di bawah arcus costae
membesar, teraba 3 cm di bawah processus xiphoideus
Lien : 1/3 garis schufnerr
Perkusi : (-)
Auskultasi : (-)
Genitalia eksterna : (-)
Ekstremitas : Atas : Ptechiae
Bawah : Ptechiae
Pembesaran kelenjar inguinal 1 x 1,5 cm, multipel, tidak nyerin dan mudah
digerakkan
Interpretasi pada pasien ditemukan:
1. Anemia didasarkan pada keadaan umum lemah, pucat, konjungtiva dan mukosa mulut
juga pucat.
2. Febris didasarkan pada suhu tubuh 38,1o C.
3. Berat badan tidak ideal, pada anak usia 3 tahun idealnya adalah (2x3)+8= 14kg.
4. Hepatosplenomegali didasarkan pada pemeriksaan fisik perabaan hepar dan lien.
5. Limfadenopati didasarkan pada pemeriksaan fisik kelenjar servikal dan inguinal.
6. Ptechiae pada ekstremitas atas dan bawah menandakan perdarahan (trombositopenia).
6
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Nilai Rujukan Menurut American Academy of Pediatrics:
Darah Rutin / Darah Lengkap
Usia Hb (g/dL) Ht (%) Eritrosit (juta/mm3)
RDW MCV (fL)
MCH (pg)
MCHC (%)
Trombosit (x 103/mm3)
0-3 hari 15.0-20.0 45-61 4.0-5.9 <18 95-115 31-37 29-37 250-450
Leukosit : 76% blast, ukuran kecil-kecil, homogeny, kesannya jumlah bertambah
Trombosit : morfologi normal, jumlahnya menurun
Aspirasi sumsum tulang : morfologi hitung jenis selularitas meningkat, granulopoesis
terdesak, eritropoesis dan megakariosit terdesak, limfopoesis
sel ukuran besar dominan, sitoplasma sedikit.
Pewarnaan sitokimia
PAS (+) : biasa digunakan untuk mendiagnosis AML dan ALL
Sudan Black (-) : menentukan adanya ALL
Imunofenotyping = limfosit T, menggambarkan pada penyakit akut limfositik leukemia ini memiliki prognosis yang lebih baik dibandingkan dengan akut limfositik leukemia sel B dan akut myeloblastik leukemia di mana tipe myeloblastik ini lebih sering ditemukan pada orang dewasa.
8
Interpretasi Sediaan Hapus Darah Tepi
Sediaan Apus Darah Tepi :
- Tidak ada batang Auer’s tidak ada tanda leukemia myeloid akut
DIAGNOSIS KERJA
Leukemia limfositik akut sel T tipe L1, berdasarkan pemeriksaan
1. Gejala Klinisnya berupa demam selama 3 bulan tidak mau berjalan, batuk dan pilek, pteciae, nafsu makan menurun berat badan menurun dan mudah lelah
2. Gambaran SADT menunjukan tidak adanya batang auer’s, hiperseluler, sel limfoblas kecil-kecil (khas pada LLA tipe L1 dengan jumlah kasus mencapai 84% pada LLA)
3. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukan adanya :a. Anemiab. Leukositosisc. Trombositopeni
4. Imunofenotyping menunjukan limfosit T
9
5. Epidemiologi menunjukan sebagian besar penderita Leukimia Limfositik Akut adalah anak-anak
PATOFISIOLOGIFaktor Predisposisi
Faktor EtiologiFaktor Pencetus
Mutasi Somatik sel induk
Proliferasi neoplastik dan differentitation arrest
Patofisiologi ini sesuai dengan gejala yang ditimbulkan pada pasien ini berupa
1. Anemia sesuai dengan Hb pada pasien 8,6 gr/dL
2. Nyeri saat berjalan akibat infiltrasi sel leukemia ke tulang
10
3. Ptechiae pada pasien sebagai akibat adanya infiltrasi sel leukemia ke mikrovaskuler yang akan mengakibatkan inflamasi dan kebocoran microvaskuler sehingga ditemukan adanya ptechiae di pembuluh darah perifer (1)
Hepatosplenomegali sebagai akibat adanya infiltrasi sel leukosit
PENGOBATAN
1. Transfusi darah, biasanya diberikan bila kadar Hb < 6 gr/dl. Pada trombositopenia
yang berat dan perdarahan massif, dapat diberikan transfuse trombosit dan bila
terdapat tanda-tanda DIC dapat diberikan heparin
2. Kortikosteroid (prednisone, kortison, deksametason, dsb). Setelah dicapai remisi,
dosis dikurangi sedikit demi sedikit dan akhirnya dihentikan.
3. Sitostatika. Selain sitostatika yang lama (6-merkaptopurin atau 6-mp, metotreksat atau
MTX) pada waktu ini dipakai pula yang baru dan lebih poten seperti Vinkristin