Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP 1 Disampaikan Oleh: Ir. Kusumo Dradjad S, Msi, CSP SEMINAR DAN SOSIALISASI PENDAMPINGAN APLIKASI SIBIMA KONSTRUKSI SISTEM K3 PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN BENTANG PANJANG ASOSIASI AHLI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI INDONESIA (A2K4-INDONESIA) SAMARINDA-KALIMATAN TIMUR 14 MARET 2018
56
Embed
SEMINAR DAN SOSIALISASI PENDAMPINGAN APLIKASI SIBIMA ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP 1
Disampaikan Oleh: Ir. Kusumo Dradjad S, Msi, CSP
SEMINAR DAN SOSIALISASI PENDAMPINGAN
APLIKASI SIBIMA KONSTRUKSI
SISTEM K3 PELAKSANAAN PEMBANGUNAN
JEMBATAN BENTANG PANJANG
ASOSIASI AHLI KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI INDONESIA
(A2K4-INDONESIA)
SAMARINDA-KALIMATAN TIMUR14 MARET 2018
Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP 2
KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
KEGIATAN YANG MELIPUTI
PERENCANAAN, PEMBANGUNAN,
PENGOPERASIAN,
PEMELIHARAAN,
PEMBONGKARAN, DAN
PEMBANGUNAN KEMBALI SUATU
BANGUNAN
Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP 3
SEGALA KEGIATAN UNTUK
MENJAMIN DAN MELINDUNGI
KESELAMATAN DAN KESEHATAN
TENAGA KERJA MELALUI UPAYA
PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA
DAN PENYAKIT AKIBAT KERJA
PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI.(PERMEN PU NO.05/PRT/M/2014)
Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP 4
K3 KONSTRUKSI JEMBATAN
MASA KONSTRUKSI
RUANG LINGKUP ASPEK
K3 KONSTRUKSI JEMBATAN
MASA
PEREN
CAN
AAN
&
PELELAN
GAN
SE
RA
H T
ER
IMA
PE
KE
RJA
AN
KO
NS
TR
UK
SI
PE
RA
WA
TA
N/
PE
ME
LIH
AR
AA
N
JE
MB
ATA
N
PE
MB
ON
GK
AR
AN
Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP 5
Kegiatan konstruksi menimbulkan berbagai dampakyang tidak diinginkan, antara lain yang menyangkutaspek keselamatan kerja, penyakit akibat kerja dandampak lingkungan.
Kegiatan konstruksi harus dikelola denganmemperhatikan standar dan ketentuan K3 yang berlaku.
LATAR BELAKANGProyek jembatan baru Sembayat di
Bungah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Konstruksi jembatan tahap pertama
membentang sekitar 350 meter, menelan
anggaran Rp 136 miliar
(2017, KOMPAS/ADI SUCIPTO)
KARAKTERISTIK PROYEK (KEGIATAN
(SUMBER BAHAYA PADA KONSTRUKSI JEMBATAN)
a) Waktu proyek terbatas, artinya ada jangka waktu,
waktu mulai & akhir sdh. Tertentu Kegiatan
pd Jalur Kritis
b) Hasilnya tidak berulang, artinya produk suatu
proyek hanya sekali, bukan produk rutin/berulang
(Pabrikasi). Proses Produksi
c) Mempunyai tahapan kegiatan-kegiatan berbeda-
beda, dengan pola di awal sedikit,berkembang
makin banyak, menurun dan berhenti.Metoda
Kerja, RK3K3/13/2018 6
Jembatan Holtekamp, Kota
Jayapura, Papua,
d) Intensitas kegiatan-kegiatan (tahapan,
perencanaan, tahapan perancangan dan
pelaksanaan). RK3K, HIRADC, JSA, DAFTAR
SIMAK
e) Banyak ragam kegiatan melibatkan klasifikasi
tenaga kerja, alat dan material SIO, SILO,MSDS
f) Lahan/lokasi proyek tertentu, IJIN KERJA
g) metoda pelaksanaannya yang sudah ditetapkan dan
harus memenuhi prosedur persyaratan tersebut.
SOP, IK, SNI, STANDAR, PEDOMAN7
KARAKTERISTIK PROYEK (KEGIATAN
(SUMBER BAHAYA PADA KONSTRUKSI JEMBATAN)
Jembatan Merah Putih (JMP) diresmikan 4/4/2016
TUJUAN PENERAPAN SMK3 PD.PROYEK JEMBATAN
1.Memberikan perlindungan terhadap setiap orang yang berada ditempat kerja sehingga terjaminkeselamatan dan kesehatannya akibat dari proses pada kegiatan konstruksi Jembatan.
2.Memberikan jaminan perlindungan terhadap segalasumber produksi yaitu pekerja, bahan, mesin / instalasi dan peralatannya sehingga dapatdigunakan secara efisien dan terhindar darikerusakan.
3.Memberi jaminan perlindungan dan rasa amanbagi pekerja didalam melakukan pekerjaan sehinggatercapai tingkat produktifitas.
PENGELOLAAN SUMBER DAYA PROYEK JEMBATANUNTUK MENCAPAI TUJUAN TANPA KECELAKAAN KERJA
PROYEK JEMBATAN
Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP 15
APA YANG TERJADI JIKA MENGABAIKAN STANDAR K3
unsafe actions
unsafe conditions ACCIDENT
3/13/2018 Oleh: Ir. Kusumo DS, MSi, CSP16
KECELAKAAN GIRDER TOL CIJAGO ROBOH
3/13/2018 Oleh: Ir. Kusumo DS, MSi, CSP17
JEMBATAN AMBRUK: Tampak jembatan Pancor – Sekarteja ambruk, ketika sedang dilakukan pekerjaan pengecoran, yang akhirnya menewaskan sejumlah pekerjanya. (DOK/RADAR LOMBOK), 6 Agustus 2016.
Kecelakaan kerja pembongkaran jembatan menewaskan seorang pekerja terjadi di Jembatan Aek Malombu, Desa Bandar Tarutung, Kecamatan Angkola Sangkunur, Tapanuli Selatan (Tapsel), Selasa (9/8/2016)
KECELAKAAN KERJA KONSTRUKSI DI INDONESIA
3/13/2018 Oleh: Ir. Kusumo DS, MSi, CSP18
KECELAKAAN KERJA KONSTRUKSI DI INDONESIA
Dua CRANE yang mengangkut girder pembangunan LRT Palembang,
Sumatera Selatan terjatuh menimpa rumah di zona 5 pada (1/8/2017).
menimpa dua rumah warga dan mengakibatkan delapan orang luka
ringan pada Selasa (1/8/2017) dini hari. (ANTARA FOTO/Nova
Wahyudi)
3/13/2018 Oleh: Ir. Kusumo DS, MSi, CSP19
CIBINONG, (PR). Menurut kesaksian warga dan para pekerja proyek, kecelakaan terjadi saat para pekerja melepaskan satu per satu tali yang mengangkut batang beton sepanjang lebih dari 50 meter. Beton seberat sekitar 100 ton yang telah terpasang di antara tiang penyangganya tiba-tiba runtuh dan menimpa dua pekerja.
Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang menggarap proyek tersebut dalam siaran pers
menjelaskan, jatuhnya girder tersebut akibat manuver alat berat yang tak
sempurna. "Manuver alat berat yang membentur girder paling pinggir
menyebabkan efek domino tergulingnya 5 (lima) girder di sebelahnya," tulis
pernyataan resmi perusahaan dalam siaran pers, Selasa (2/1).
Girder yang terjatuh tersebut kemudian menimpa dump truck di bawahnya. Dump
truck tersebut sedang dalam keadaan kosong alias tanpa pengemudi. Tercatat tak
ada korban jiwa dalam kecelakaan tersebut.
3/13/2018 Oleh: Ir. Kusumo DS, MSi, CSP23
KECELAKAAN KERJA KONSTRUKSI DI INDONESIA
"Peristiwa terjadi pukul 03.00 WIB saat dilakukan pengecoran pier head dengan kondisi beton masih basah dan bekisting merosot sehingga jatuh," jelas Kepala Divisi III PT Waskita Karya Dono Parwoto, Selasa (20/2/2018).(TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA)
Oleh: Ir. Kusumo DS, MSi, CSP243/13/2018
Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP
POTRET PEKERJAKONSTRUKSI
25
RISIKO JATUH BEKERJA DI KETINGGIAN
PADA PEKERJAAN PERANGKAIAN
PEMBESIAN
Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP 26
Data penyebab kecelakaan Sektorkonstruksi
-Jatuh : 26%-Terbentur : 12 %-Tertimpa : 9%-Mesin dan alat : 8%-Alat tangan : 7%-Transport : 7 %-Lain-lain : 6%
Ref. ILO
Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP 27
PENYEBAB UTAMA KECELAKAAN KERJA KONSTRUKSI
➢ Karakteristik proyek konstruksi yang bersifat unik, sifat unik dimiliki oleh setiap proyek konstruksi meskipun proyek konstruksinya sama, karena hal ini berbeda dengan tipekal hasil produksi prabrik.
➢ Lokasi/ lingkungan kerja proyek konstruksi yang berbeda-beda misalnya, lokasi terbuka atau tertutup, apakah berdiri di atas atau di dalam tanah di daerah datar, daerah perbukitan, daerah pantai, di dalam atau di atas air sungai, danau maupun di laut.
➢ Pengaruhi cuaca pada saat pelaksanaan proyek konstruksi, pelaksanaan pada musim kemarau akan berbeda dengan pelaksanaan dimusim penghujan.
➢ Waktu pelaksanaan proyek konstruksi yang terbatas atau waktu pelaksanaan yang panjang lebih dari 1 tahun, maka akan dituntut dinamis dan menuntut ketahanan fisik yang tinggi,
Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP 28
PENYEBAB UTAMA KECELAKAAN KERJA
➢ Tenaga kerja yang digunakan dalam pelaksanaan proyek konstruksi, seberapa besara kompetensi tenaga kerja yang dimiliki, dan jumlah tenaga kerja yang terlibat.
➢ Peralatan kerja yang digunakan pada proyek konstruksi, spesifikasi alat, kondisi alat, safety device, pemeriksaan dan uji alat.
➢ Matrial/ bahan yang digunakan untuk proyek konstruksi, jenis B3, kandungan pengaruh bahan kimia terhadap manusia, peledakan dan kebakaran,
➢ Metode kerja pelaksanaan proyek, kebijaksanaan dan komitmen manajemen, sistem pengawasan dan pelaporan, evaluasi dan pencegahan kecelakaan
Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP 29
FAKTOR LAIN PENYEBAB KECELAKAAN KERJA PROYEK KONSTRUKSI
➢ Tidak ada identifikasi bahaya yang digunakan dalam penyusunan program pengendalian bahaya umumnya berupa HIRADC atau IBPPR❖ Hazards Identification, Risk Assessment and Determining Controls ❖ Identifikasi Bahaya, Penilaian, dan Pengendalian Resiko
➢ Tidak dibuat terlebih dahulu Job Safety Analisis (JSA) setiap pekerjaan yang akan dikerjakan
➢ Tidak ada rencana K3 dan tidak memiliki prosesdur K3
Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP 30
FAKTOR LAIN PENYEBAB KECELAKAAN KERJA PROYEK KONSTRUKSI
➢Lemahnya pengawasan K3➢Kurang memadainya kualitas dan
kuantitas ketersediaan peralatan pelindung diri
➢Penggunaan metode pelaksanaan yang kurang tepat
➢Tidak dilibatkannya tenaga ahli K3 konstruksi
➢Kurang disiplinnya para tenaga kerja dalam mematuhi ketentuan mengenai K3
Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP 31
FAKTOR LAIN YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN DLM PENGANKATAN GIRDER JEMBATAN
Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP
3
2PENGENDALIAN OPERASI K3
PENGENDALIAN OPERASI BERUPA PROSEDUR KERJA/PETUNJUK
KERJA YANG HARUS MENCAKUP SELURUH UPAYA PENGENDALIAN,
DIANTARANYA :
1. MENUNJUK PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN SMK3 KONSTRUKSI
YANG DITUANGKAN DALAM STRUKTUR ORGANISASI K3 BESERTA
URAIAN TUGAS;
2. UPAYA PENGENDALIAN BERDASARKAN LINGKUP PEKERJAAN
3. PREDIKSI DAN RENCANA PENANGANAN KONDISI KEADAAN
DARURAT TEMPAT KERJA;
4. PROGRAM-PROGRAM DETAIL PELATIHAN SESUAI UPAYA
PENGENDALIAN;
5. SISTEM PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN;
6. DISESUAIKAN KEBUTUHAN TINGKAT PENGENDALIAN RISIKO K3
SEPERTI YANG TERTERA PADA CONTOH IDENTIFIKASI BAHAYA,
PENILAIAN RISIKO DAN PENGENDALIANNYA.
Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP
PENGENDALIAN OPERASI K3
33
Sistem Life Line (Tali
Pelindung)
Sistem Jaring Penyelamat :
(Safety-net systems)
Safety deck
OK OK
OKOK
Sistem Pagar Pelindung
(Guardrail systems)
Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP
PENGENDALIAN OPERASI K3 JEMBATAN
PENGANGKATAN GIRDER
34
QUALIFICATION & COMPETENCY OF LIFTING OPERATION
PERSONNEL
a. Manager
b. Site Lifting Coordinator
c. Operator Crane Pedestal
d. Operator Crane Mobile
e. Operator Crane
Overhead / Gantry
f. Operator Forklift
g. Rigger (Juru Ikat)
h. Dogger / Banksman /
Signalman (Juru Aba-aba)
Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP35
LIFTING STUDY
SEBUAH RENCANA PENGANGKATAN YANG KOMPREHENSIP MULAI DARI PROSEDUR, GAMBAR DAN SPESIFIKASI ALAT & PERALATAN ANGKAT YANG
DIPERLUKAN UNTUK MENILAI SECARA AKURAT SEMUA FAKTOR BEBAN DAN FAKTOR-FAKTOR PENTING YANG
BERKAITAN DENGAN PROSES PENGANGKATAN.
PENGENDALIAN OPERASI K3 JEMBATAN DALAM PENGANGKATAN GIRDER
Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP36
LIFTING STUDYPENGENDALIAN OPERASI K3 JEMBATAN DALAM PENGANGKATAN GIRDER
Lifting study diperlukan apabila proses pekerjaan pengangkatan merupakan jenis risiko: Medium risk High risk Critical & Extrime risk
Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP37
LIFTING STUDY
Medium risk
Pengangkatan dibawah 75% dari kapasitas Crane
High risk
➢Pengangkatan melebihi atau sama dengan 75% dari
kapasitas crane sesuai loadchart
➢Pengangkatan dengan berat beban 20 ton atau lebih.
➢Pengangkatan dimana crane mengangkat ke atau dari
air (seperti di pelabuhan).
➢Pengangkatan beban yang mengan-dung cairan lebih
dari 1000 liter.
➢Pengangkatan dimana beban sulit untuk diikatkan ke
lifting gear.
PENGENDALIAN OPERASI K3 JEMBATAN DALAM PENGANGKATAN GIRDER
Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP38
LIFTING STUDY
High risk lanjutan
➢ Pengangkatan yang urutannya kompleks.
➢ Pengangkatan ditempat umum (Jalan umum).
➢ Pengangkatan yang melewati plant yang beroperasi
➢ Pengangkatan untuk pembongkaran (termasuk mencabut tiang
pancang)
➢ Pengangkatan didekat jalur listrik (listrik tegangan tinggi)
➢ Pengangkatan beban yang memiliki efek kapal layar.
➢ Pengangkatan dimana radius putar operasi crane dapat
menggang-gu operasi crane yang lain.
➢ Pengangkatan pada kemiringan pembuatan beton, pembuatan
panel atau pembuatan balok girder/beam untuk jembatan.
➢ Pengangkatan pemancangan pada crane tower
PENGENDALIAN OPERASI K3 JEMBATAN DALAM PENGANGKATAN GIRDER
Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP39
LIFTING STUDY
Critical & Extrime risk
➢Pengangkatan lebih dari 90% dari
kapasitas crane sesuai load chart
➢Pengangkatan lebih dari satu crane
➢Pengangkatan dimana crane ditempatkan
diatas LCT /Tongkang
➢Pengangkatan dilakukan diatas landasan
gantung (Jembatan)
PENGENDALIAN OPERASI K3 JEMBATAN DALAM PENGANGKATAN GIRDER
Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP40
LIFTING PLAN
➢dimensi dan berat beban yang akan diangkat ➢jenis dan kapasitas crane yang akan digunakan➢load chart dari crane yang akan digunakan untuk mengetahui
kapasitas angkat crane optimum pada derajat boom,panjang boom yang akan digunakan (working radius), panjang outrigger dan jarak as ke as antar crane dan beban yang akan diangkat).➢ alat bantu angkat (lifting gear) apa saja yang akan digunakan ➢hasil inspeksi crane dan lifting gear (untuk crane dapat dilakukan
inspeksi visual,load test (untuk testing ada nya kebocoran pada hydraulic system atau tidak, ada keretakan atau kerusakan pada hook dan wire sling atau tidak, dll) untuk mengetahui ada cacat atau keretakan atau tidak. ➢ Lokasi pengangkatan (area yang lapang atau kah ada existing facility
di area tersebut) ➢total beban dari lifting gear yang akan digunakan ➢panjang webbing / wire sling yang akan digunakan
PENGENDALIAN OPERASI K3 JEMBATAN DALAM PENGANGKATAN GIRDER
Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP41
PENYUSUNAN JADWAL KERJA PENGANGKATAN
➢ PERSIAPAN
➢ PENYIMPANAN GIRDER
➢ PENYAMBUNGAN BALOK BETON
PRATEKAN SEGMENTAL (GIRDER)
➢ PENGANKUTAN BALOK
SEGMENTAL KE LOKASI
PEMASANGAN
➢ PENGANKATAN (INSTALASI)
GIRDER
JADWAL HARUS JELAS MENUNJUKAN SETIAP STA
PENGENDALIAN OPERASI K3 JEMBATAN DALAM PENGANGKATAN GIRDER
Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP42
PROSEDUR PENGANGKATAN
1. PENYIMPANAN
2. PELAKSANAAN PENYAMBUNGAN BALOK BETON
PRATEKAN SEGMENTAL
3. PERSIAPAN PERALATAN INSTALASI GELAGAR BETON
PRATEKAN PRACETAK TIPE I.
4. PERSIAPAN DUDUKAN ELASTOMER/BEARINGPAD PADA
ABUTMENT/PIER
5. PENGANGKUTAN SEGMEN PRACETAK DARI AREAL
STRESSING KE LOKASI JEMBATAN/LANGSIR BALOK
6. PERSIAPAN SEBELUM PEMASANGAN / INSTALASI
GELAGAR
SETIAP TAHAPAN PROSEDUR PASTIKAN SAFETY
PENGENDALIAN OPERASI K3 JEMBATAN DALAM PENGANGKATAN GIRDER
Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP43
PROSEDUR PENGANGKATAN
7. INSTALASI GELAGAR :INSTALASI GELAGAR DENGAN
DUA CRANE ANGKAT (PILIHAN), INSTALASI GELAGAR
DENGAN LAUNCHER (PILIHAN), INSTALASI GELAGAR
DENGAN GABUNGAN CRANE DAN LAUNCHER (PILIHAN)
8. PELAKSANAAN PEMASANGAN / INSTALASI GELAGAR
DENGAN ELASTOMER LANGSUNG TERPASANG (
PILIHAN )
9. PELAKSANAAN PEMASANGAN / INSTALASI GELAGAR
DENGAN ELASTOMER DIPASANG SETELAH INSTALASI
GIRDER (PILIHAN)
10. PENGHUBUNG ANTAR GELAGAR SETELAH TERPASANG
11. PEMBERIAN PENGAMAN SETELAH INSTALASI
GELAGAR.
SETIAP TAHAPAN PROSEDUR PASTIKAN SAFETY
PENGENDALIAN OPERASI K3 JEMBATAN DALAM PENGANGKATAN GIRDER
Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP44
PENGAMANAN PEMASANGAN GIRDER
SETIAP TAHAPAN PROSEDUR PASTIKAN SAFETY
Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP
PENGENDALIAN OPERASI K3 JEMBATAN
45
METODE PENGANGKATAN GIRDER
PETUNJUK PELAKSANAAN PEMASANGAN GELAGAR JEMBATAN BETON PRATEKAN PRACETAK TIPE I (INTERIM), PUPR 2015
Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP46
BEKERJA DENGAN AMAN DALAM
PENGANGKATAN GIRDER
• HINDARI KESALAHAN PEMILIHAN ALAT ANGKAT (CRANE)
• PERSIAPKAN DENGAN BAIK TEMPAT KERJA
• TIDAK MEMBERIKAN TEKANAN KEPADA CRANE CREW
UNTUK MELAKUKAN PENGANGKATAN BEBAN BERAT
MENDEKATI ATAU MELEBIHI KAPASITAS CRANE
• MELAKUKAN PENGANGKATAN DENGAN PROSEDUR YANG
BENAR:• BEBAN YANG DITANGGUNG CRANE TIDAK MELEBIHI SWL (SAFE
WORKING LOAD)
• REGING YANG BETUL
• RADIUS KERJA DAN SUDUT BOOMAMAN
• ELEVATION AMAN
• KECEPATAN ANGIN
• JARAK AMAN ALIRAN LISTRIK
• KERATAAN DAN TEKANAN TANAH
Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP
D. PENGENDALIAN OPERASI K3
47
K3 Pekerjaan Pembesian
Identifikasi bahaya ;
• Ujung besi mencuat
• Terjatuh, tertusuk
• Tergencet, Terpeleset
• Tersengat listrik
• Anyaman besi roboh
Pengendalian Risiko:
➢ Ujung-ujung besi ditutup
➢ Beri papan untuk jalan akses
➢ Gunakan APD yang sesuai
➢ Pasang instalasi listrik dg benar
➢ Beri topangan/stud/steger
Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP
D. PENGENDALIAN OPERASI K3
48
• Koordinasi
• Saling mengingatkan
• Pergantian kerja & shift
• Kesesuaian kapasitas alat
• Struktur penunjang
• Penerangan di malam hari
• Terpal pelindung jika hujan
• Pengamanan bahaya jatuhIdentifikasi bahaya:
• Iritasi kulit
• Tersengat listrik
• Kejatuhan benda
• Jatuh
• Tertusuk besi, paku
• Hubungan pendek listrik,
• Bunga api Pek las,
K3 Pekerjaan Beton
Pengendalian Risiko:
➢ Sarung tangan, sepatu, helmet, baju rapat
➢ Instalasi harus memenuhi syarat/standard
➢ Gunakan helmet, safety shoes
➢ Pagar pelindung, safety net/deck, harness
➢ Tutup/lindungi ujung besi, singkirkan paku
➢ Kabel harus terisolasi rapat
➢ Gunakan tabir pelindung
Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP
D. PENGENDALIAN OPERASI K3
4949
494949
K3 PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA/BETON
Pada saat erection baja/beton, perhatikan:
➢ Kapasitas Alat & Berat Beban apakah sesuai
➢ Kestabilan barang yang diangkat
➢ Kestabilan alat angkat.
!
Identifikasi bahaya :
• Komponen jatuh
• Sambungan lepas,
• Sling putus
• Tertimpa benda jatuh
• Jatuh dari ketinggian
• Mesin las terbakar
• Baut patah lelah, dll
Pengendalian Risiko:➢ Pastikan sling kuat/kapasitas alat kuat
➢ Pastikan sambungan kuat
➢ Pastikan sling msh laik pakai
➢ Gunakan APD yang sesuai
➢ Gunakan safetynet & harness
➢ Pastikan kelaikan instalasinya
➢ Pasang baut sesuai standar
Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP
D. PENGENDALIAN OPERASI K3
50
TANPA SABUK PENGAMAN BAHAYA !
51
Yang perlu diperhatikan pada penggunaan baut tegangan tinggi :
a. Terjadi gaya berlebih pada gaya eksternal & gaya geser (bearing force)
b. Batasan kekuatan pengunci mur baut (torque control)
c. Tahapan penguncian mur-baut (sequence) !
JENIS SAMBUNGAN STRUKTUR BAJA:
i. Sambungan kolom - balok : Tipe bracket, las ditempat, plat gusset
ii. Sambungan kolom - kolom: Tipe splice, pengelasan, plat stripe
Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP
D. PENGENDALIAN OPERASI K3
Penggunaan Safety Body Harnnes pada Pekerjaan Scaffolding
52
Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP
PENGENDALIAN OPERASI K3
5353
535313/03/2018 53
K3 PEKERJAAN PEMBONGKARAN
Pada pembongkaran bangunan di pemukiman padat,
maka unsur-unsur K3 yg harus diperhatikan dan diterapkan, adalah:
➢ Pola pembongkaran yang jelas,
➢ Memperhatikan faktor lingkungan,
➢ Melakukan pencegahan kecelakaan dg upaya TEPAT
53
Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP 5413/03/2018
PENEGENDALIAN AREA TERBATAS
➢Dilakukan penilaian risiko lingkungan kerja untuk
mengetahui daerah-daerah yang memerlukan
pembatasan izin masuk.
➢Ada pengendalian atas daerah/tempat dengan
pembatasan izin masuk.
➢Disediakan fasilitas dan layanan di tempat kerja sesuai