BAB 1 TINJAUAN TEORI BRONKITIS ALERGIKA 1.1 DEFINISI Bronkitis akut adalah penyakit infeksi saluran nafas akut (inflamasi bronkus) yang biasanya terjadi pada bayi dan anak yang biasanya juga disertai dengan trakeitis (Ngastiyah; 1997; 36). Bronkitis biasa juga disebut dengan laringotrakeobronkitis akut atau croup dan paling sering menyerang anak usia 3 tahun (Ngastiyah; 1997; 37). 1.2 ETIOLOGI Bronkitis akut biasanya sering disebabkan oleh virus seperti Rhinovirus, Respiratory Syncitial virus (RSV), virus influenza, virus para influenza, dan coxsackie virus. Bronkitis akut juga dapat dijumpai pada anak yang sedang menderita morbilli, pertusis dan infeksi mycoplasma pneumoniae (Ngastiyah; 1997; 37). Penyebab lain dari bronkitis akut dapat juga oleh bakteri (staphylokokus, streptokokus, pneumokokus, hemophylus influenzae). Bronkitis dapat juga disebabkan oleh parasit seperti askariasis dan jamur (Purnawan Junadi; 1982; 206). Penyebab non infeksi adalah akibat aspirassi terhadap bahan fisik atau kimia. Faktor predisposisi terjadinya bronkitis akut adalah perubahan cuaca, alergi, polusi udara dan infeksi saluran nafas atas kronik memudahkan 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB 1
TINJAUAN TEORI
BRONKITIS ALERGIKA
1.1 DEFINISI
Bronkitis akut adalah penyakit infeksi saluran nafas akut (inflamasi bronkus) yang
biasanya terjadi pada bayi dan anak yang biasanya juga disertai dengan trakeitis
(Ngastiyah; 1997; 36).
Bronkitis biasa juga disebut dengan laringotrakeobronkitis akut atau croup dan
paling sering menyerang anak usia 3 tahun (Ngastiyah; 1997; 37).
1.2 ETIOLOGI
Bronkitis akut biasanya sering disebabkan oleh virus seperti Rhinovirus,
Respiratory Syncitial virus (RSV), virus influenza, virus para influenza, dan
coxsackie virus. Bronkitis akut juga dapat dijumpai pada anak yang sedang
menderita morbilli, pertusis dan infeksi mycoplasma pneumoniae (Ngastiyah;
1997; 37).
Penyebab lain dari bronkitis akut dapat juga oleh bakteri (staphylokokus,
streptokokus, pneumokokus, hemophylus influenzae). Bronkitis dapat juga
disebabkan oleh parasit seperti askariasis dan jamur (Purnawan Junadi; 1982;
206).
Penyebab non infeksi adalah akibat aspirassi terhadap bahan fisik atau kimia.
Faktor predisposisi terjadinya bronkitis akut adalah perubahan cuaca, alergi,
polusi udara dan infeksi saluran nafas atas kronik memudahkan terjadinya
bronkitis (Ngastiyah; 1997; 37).
1
1.3 PATHOFISIOLOGI
Virus dan kuman biasa masuk melalui “port de entry” mulut dan hidung
“dropplet infection” yang selanjutnya akan menimbulkan viremia/ bakterimia
dengan gejala atau reaksi tubuh untuk melakukan perlawanan.
1.4 MANIFESTASI KLINIK
1. Tanda toksemi : Malaise, demam, badan terasa lemah, banyak keringat
“Diaphoresis”, tachycardia, tachypnoe.
2. Tanda iritasi : Batuk, ekspektorasi/ peningkatan produksi sekret, rasa
sakit dibawah sternum
2
Virus/ bakteri memasuki tubuh (bakterimia/ viremia)
Infeksi sekunder oleh beberapa penyakit
Batuk kering, setelah 2-3 batuk mulai berdahak dan
timbul lendir.
Mungkin dahak berwarna kuning (infeksi sekunder)
Peningkatan frekwensi pernafasan
Penggunaan otot-otot bantu pernafasan.
Nyeri pada retrosternal
Demam
Malaise
Hipertermia
Nutrisi kurang dari kebutuhan
Perubahan pola nafas
Ketidakefektifan bersihan jalan
nafas
Gangguan keseimbangan
cairan
Aktivasi IG.E
Alergen
Peningkatan pelepasan histamin
Edema mukosa sel goblet memproduksi mukus
3. Tanda obstruksi : sesak nafas, rasa mau muntah.
1.5 PROGNOSIS
Bila tidak ada komplikasi prognosis bronkitis akut pada anak umumnya baik.
Pada bronkitis akut yang berulang dan bila anak merokok (aktif atau pasif) maka
dapat terjadi kecenderungan untuk menjadi bronkitis kronik kelak pada usia
dewasa (Ngastiyah; 1997; 37).
1.6 PENATALAKSANAAN DAN TERAPI
Untuk terapi disesuaikan dengan penyebab, karena bronkitis biasanya disebabkan
oleh virus maka belum ada obat kausal. Obat yang diberikan biasanya untuk
House dust 10,3 mm, tomat 12,7 mm, udang 12,5 mm, histamin 30,8 mm.
Foto thoraks:
Tidak didapatkan kelainan, sinus phrenicostalis tajam.
12
5. ANALISA DAN SINTESA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
S:
O:
Ibu mengungkapkan anak batuk
disertai riak dengan sesak sejak 2
hari yang lalu.
- Wheezing +/+.
- Rhonci +/+.
- RR 28 x/mnt, teratur.
- Retraksi intercosta ringan.
- Pergerakan dada simetris, irama
nafas teratur.
Alergen
Aktivasi Ig. E
Pengeluaran histamin
Organ target (saluran pernafasan)
Edema mukosa
Proses peradangan
Peningkatan produksi mukus
Bersihan jalan
nafas
S:
O:
- Ibu mengungkapkan sulit
mengontrol makanan yang
dimakan oleh anak yang menjadi
sumber alergi.
- Klien menderita alergi sejak 10
bulan dan kambuh kembali pada
usia 2 dan 10 tahun.
Klien batuk disertai sputum, agak
sesak, RR 28 x/mnt.
Alergi
Membutuhkan pengetahuan
orang tua dan kepatuhan anak
untuk penghindaran alergen
Tidak patuh
Ketidakefektifan
penatalaksanaan regimen
pengobatan
Resiko tinggi
Pelaksanaan
regimen tidak
efektif
S:
O:
Ibu klien mengeluh merasa cemas
bagaimana kelanjutan keadaan
sakit klien
Ekspresi wajah ibu yang terlihat
cemas
Rencana program pemeriksaan
dan pengobatan yang lama
Kecemasan
orang tua
13
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan
produksi sekret yang ditandai dengan Ibu mengungkapkan anak batuk
disertai riak dengan sesak sejak 2 hari yang lalu, Wheezing +/+, Rhonki
+/+, RR 28 x/mnt irama teratur.
b. Resiko tinggi pelaksanaan regimen pengobatan tidak efektif berhubungan
dengan ketidakpatuhan yang ditandai dengan Ibu mengungkapkan sulit
mengontrol makanan yang dimakan oleh anak yang menjadi sumber
alergi.
c. Kecemasan orang tua berhubungan dengan rencana pelaksanaan program
pengobatan yang lama ditandai dengan keluhan cemas tentang kelanjutan
keadaan sakit klien dan ekspresi wajah ibu yang terlihat cemas.
14
II. PERENCANAAN
NO. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TUJUAN KRITERIA
HASIL
INTERVENSI RASIONAL
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi sekret yang ditandai dengan Ibu mengungkapkan anak batuk disertai riak dengan sesak sejak 2 hari yang lalu, Wheezing +/+, Rhonci +/+, RR 28 x/mnt, teratur, Retraksi intercosta ringan.
Jalan nafas bersih dan patent setelah mendapat tindakan keperawatan.
- Pada saat bernafas tidak menggunakan otot-otot bantu.
- frekwensi nafas dalam batas normal 15-30 x/mnt.
- suara nafas broncho vesikuler.
a. Jelaskan pada klien dan keluarga beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan proses pengeluaran sekret.
b. Anjurkan kepada klien dan keluarga agar memberikan minum lebih banyak dan hangat kepada klien.
c. Ajarkan pada keluarga fisioterapi nafas dan latihan batuk efektif
d. Kolaborasi dalam pemberian ekspektoran.
e. Observasi: Pernafasan (rate, pola, penggunaan otot bantu, irama, suara nafas, cyanosis), tekanan darah, nadi, dan suhu.
a. Pengetahuan yang memadai memungkinkan keluarga dan klien kooperatif dalam tindakan perawatan.
b. Peningkatan hidrasi cairan akan mengencerkan sekret sehingga sekret akan lebih mudah dikeluarkan.
c. Fisoterapi nafas melepaskan sekret dari tempat perlekatan, postural drainase memudahkan pengaliran sekret, batuk efektif mengeluarkan sekret secara adekuat.
d. Ekspektoran mengandung regimen yang berfungsi untuk mengencerkan sekret agar lebih mudah dikeluarkan.
e. Tanda vital merupakan indikator yang dapat diukur untuk mengetahui kecukupan suplai oksigen, suplai oksigen yang cukup merupakan tanda jalan nafas sudah bebas dan patent
15
NO. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TUJUAN KRITERIA
HASIL
INTERVENSI RASIONAL
2. Ketidakefektifan pelaksanaan regimen pengobatan berhubungan dengan ketidakpatuhan yang ditandai dengan Ibu mengungkapkan sulit mengontrol makanan yang dimakan oleh anak yang menjadi sumber alergi.
Orang tua menunjukkan keinginan untuk berperan aktif dalam penata laksanaan pengobatan dan perawatan agar efektif setelah mendapat penjelasan dari petugas.
- Orang tua mengetahui faktor-faktor yang mem pengaruhi timbulnya alergi.
- Orang tua mengetahui cara dan tindakan yang dilakukan untuk menghindari kontak dengan alergen.
a. Berikan penyuluhan pada keluarga tentang bahan-bahan terutama makanan yang menjadi bahan alergen bagi anak.
b. Diskusikan dengan keluarga mengenai alternatif tindakan yang mungkin dilakukan untuk menghindari kontak dengan alergen.
c. Berikan positif reinforcement pada orang tua dan anak jika kooperatif.
a. Pengetahuan yang memadai memungkinkan klien dan keluarga koopertif terhadap tindakan perawatan.
b. Alternatif cara yang dipilih oleh keluarga merupakan jalan keluar yang sesuai dengan keadaan keluarga.
c. Positif reinforcement meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi keluarga untuk berperan aktif dalam perawatan klien.
NO. DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL 16
KEPERAWATAN HASIL
3. Kecemasan orang tua (ibu) berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang program pengobatan yang lama ditandai dengan keluhan cemas tentang kelanjutan keadaan sakit klien dan ekspresi wajah ibu yang terlihat cemas
Kecemasan ibu berkurang atau tidak ada lagi
- -Ibu tidak tampak cemas
- Dalam waktu 1 jam, orang tua (ibu ) dapat mengerti program pengobatan anaknya
- ibu dapat menguraikan program pemeriksaan yang dianjurkan pihak medis dalam penanganan masalah anaknya.
a. Kaji pengetahuan ibu tentang program pengobatan
b. Terangkan bahwa anak mengalami keterlambatan perkembangan bicara dan dapat di perbaiki secara maksimal dalam batas waktu tertentu dengan usaha yang keras.
c. Dorong keluarga untuk mau melakukan pemeriksan yang lengkap terhadap alergi yang di alami anaknya.
d. Support keluarga dalam melakukan stimulasi pada anak
e. Kuatkan koping keluarga dalam menerima kondisi anak.
.
a. Agar lebih mudah batas mana mulai dari mana menerangkan
b. Peningkatan pemahaman dan kesadaran orangtua untuk bisa menerima keadaan anaknya dan menggali koping yang positip terhadap kemampuan yang ada pada
c. Membantu di dalam menentukan faktor pencetus alergi yang lebih pasti dan mempercepat proses penanganan yang lebih cepat dan tepat.anaknya
d. Meningkatkan harapan dan kemauan keluarga dalam melakukan stimulasi.
e. Meningkatkan penerimaan keluarga terhadap kondisi anak
17
III. IMPLEMENTASI
TGL/
PUKUL
NO. DP PELAKSANAAN TINDAKAN
1 Mei 200310.30 WIB
1. a. Menjelaskan kepada ibu bahwa sekret dapat dikeluarkan dengan batuk, tetapi bila sekret kental akan mempersulit pengeluaran sekret. Oleh karena itu sekret perlu diencerkan dengan minum lebih banyak dan hangat, minum obat sesuai dosis dan tepat waktu.
b. Menganjurkan kepada ibu agar memberikan minum yang lebih banyak kepada anak dan yang hangat.
c. Mengajarkan kepada ibu dan klien cara batuk efektif yaitu menghirup nafas dalam 2 kali kemudian dibatukkan dengan keras sampai riak keluar.
d. Memberikan penjelasan tentang pengobatan dan perawatan klien dirumah.
e. Mengobservasi: Pernafasan (rate, pola, penggunaan otot bantu, irama, suara nafas, cyanosis), tekanan darah, nadi, dan suhu.
1 Mei 200310.30 WIB
2. a. Memberikan penjelasan tentang faktor alergen yang seharusnya dihindari oleh anak.
b. Berdiskusi dengan keluarga tentang tindakan yang dapat dilakukan untuk menghindari alergen yaitu:- Membersihkan rumah.- Tidak menyajikan makanan yang menjadi sumber alergen.- Mengganti jenis makanan yang menjadi sumber alergen dengan
makanan yang lain.- Memotivasi anak agar tidak mengkonsumsi makanan yang
menjadi sumber alergen.c. Memberikan pujian dan dorongan terhadap rencana tindakan
keluarga yang positif. 1 Mei 200311.00 WIB
3 a. Kaji pengetahuan ibu tentang rencana pelaksanaan program pengobatan selanjutnya.
b. Terangkan bahwa anak yang mengalami alergi dapat hidup normal seperti anak laninnya hanya dengan menghindari faktor pencetus alergi.
c. Dorong keluarga untuk mau melakukan pemeriksan yang lengkap terhadap alergi yang di alami anaknya.
d. Support keluarga dalam melakukan stimulasi pada anak
e. Kuatkan koping keluarga dalam menerima kondisi anak.
.
18
IV. EVALUASI
NO. S O A P
1. S :
O :
A :
P :
Ibu mengungkapkan dapat memahami penjelasan yang diberikan oleh petugas
tentang tindakan yang mungkin dilakukan untuk memudahkan pengeluaran riak.
- Ibu mampu menjelaskan kembali apa yang telah dijelaskan petugas sesuai dengan
bahasa ibu sendiri.
- Ibu tampak menganggukkan kepala saat dijelaskan oleh petugas.
- Batuk (+), Wheezing +/+, ronchi +/+.
Masalah belum teratasi.
Ibu mengerti tentang penjelasan tentang tindakan untuk membantu pengeluaran
sekret.
Kontrol ke Poli anak 3 minggu lagi.
2. S :
O :
A :
P :
Ibu mengungkapkan sudah mengerti penjelasan tentang faktor yang menjadi
penyebab batuk-batuk dan sesak pada anaknya dan cara untuk menghindarinya.
Ibu dapat menjelaskan kembali tentang alergen dan usaha untuk menghindarinya.
Masalah teratasi.
Rencana perawatan dihentikan, kontrol 3 minggu lagi.
3. S :
O :
A :
P :
Ibu merasa sudah tidak cemas lagi
Ekspresi wajah ibu terlihat tenang
Kecemasan ibu teratasi
Rencana perawatan dihentikan, kontrol 3 minggu lagi
DAFTAR PUSTAKA
19
Carpenito. L.D. (1997). Nursing diagnosis; application to clinical practice. 7th
Edition. Lippincott. Philadelpia. New York.
Ngastiyah (1998). Perawatan Anak Sakit. EGC. Jakarta
Soetjiningsih (1995). Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta.