Top Banner
SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE “PROSPEK EKONOMI INDONESIA 2025” PALEMBANG, 22 JULI 2017 UNIVERSITAS BINA DARMA S E M D A MP A 0 IN A R EKO NO MI A N B I S N IS GLO B L C O E T IT I V E DV A N T A G E 2 1 7 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universias Bina Darma Jl. Jendral Ahmad Yani No. 3 Plaju Palembang 302264 Telp : (0711) 515582 Email : [email protected]
393

SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

Mar 11, 2019

Download

Documents

ngonguyet
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNISGLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE

“PROSPEK EKONOMI INDONESIA 2025”

PALEMBANG, 22 JULI 2017UNIVERSITAS BINA DARMA

SE

MD

AM

PA

0

INA

R E

KO

NO

MI

AN

BIS

NIS

GL

OB

L C

OE

TIT

IVE

D

VA

NTA

GE

21

7Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universias Bina DarmaJl. Jendral Ahmad Yani No. 3 Plaju Palembang 302264

Telp : (0711) 515582Email : [email protected]

Page 2: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....
Page 3: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS 2017 GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BINA DARMA

Palembang 22 Juli 2017

Penerbit : Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Bina Darma Palembang

2017

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

Page 4: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

PROSIDING SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS 2017 GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE © Fakultas Ekonomi dan Binis Universitas Bina Darma Cetakan Pertama Tahun 2017 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Reviewer Dr. Emi Suwarni, S.E., M.Si Dr. H. Hardiansyah, M.Si Dr. Kristina Setyastuti, M.M. Verawaty, S.E., Ak., M.Sc Cirtra Indah M, S.E., Ak., M.M. Asmanita, S.E., M.Si Editor M. Titan Terzaghi, S.E., Ak., M.Si Irwan Septayuda, S.E., M.Si Penerbit

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universias Bina Darma Jalan Jendral Ahmad Yani No. 3 Palembang Kode Pas 302264 Telepon (62-711) 515679, 515581, 515582 Faksimile (62-711) 515581 http://fekon.binadarma.ac.id ISBN 978-602-74335-3-3 Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa izin tertulis dari penerbit

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

Page 5: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur selayaknya tercurah kehadirat Allah SWT, karena atas kemudahan

yang diberikan-NYA maka Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis 2017 Global Competitive

Advantage (GCA) dapat terselenggara pada tanggal 22 Juli 2017. Adalah suatu kebanggaan dan

rasa syukur yang tinggi dapat menghimpun dan menyatukan serta menyebarkan berbagai ide,

pemikiran dan hasil riset ilmiah maupun pengalaman praktis yang terhimpun dalam Prosiding

Seminar ilmiah GCA 2017 dengan mengangkat tema "Prospek Ekonomi Indonesia 2025”.

Tema tersebut dipilih, karena pada tahun 2025 perekonomian Indonesia di prediksi akan

menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia di lihat dari potensi ekonomi yang dimiliki indonesia.

Prosiding ini berisi makalah dengan ruang lingkup bidang ilmu ekonomi, manajemen, akuntansi,

bisnis, dan kewirausahaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pembangunan nasional dalam

menghadapi persaingan ekonomi secara global.

Kami mengucapkan terima kasih atas kesediaan para tamu undangan yang telah

menghadiri pembukaan dan memberikan sambutan pada seminar ini dan para peserta seminar

atas keikutsertaannya. Selanjutnya penghargaan juga patut diberikan kepada para presenter,

editor, dan seluruh panitia pelaksana serta pihak-pihak terkait dalam seminar nasional ini atas

jerih payahnya sehingga seminar dapat berlangsung dengan baik sampai tersusunnya prosiding

ini. Akhir kata, semoga prosiding ini dapat memberikan konsep dan aplikasi yang bermanfaat

khususnya dalam mensukseskan pembangunan nasional dalam mengahadapi persaingan secara

global. Semoga Allah SWT meridhai semua langkah dan perjuangan kita, serta berkenan

mencatatnya sebagai amal ibadah. Aamiin.

Palembang, Juli 2017

Tim Pelaksana

Page 6: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....
Page 7: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

v

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................................... iii DAFTAR ISI ................................................................................................................... v PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO , NILAI TUKAR RUPIAH DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP INFLASI DI INDONESIA Afdhal Chatra, Nia ......................................................................................................... 1 KINERJA PETUGAS PROGRAM PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS (P2TB) DALAM PENCAPAIAN ANGKA CASE DETECTION RATE (CDR) (Studi Kasus: di Puskesmas Tebing Gerinting) Desi Diana, Isna Wijayani, M. Izman Herdiansyah ........................................................ 16 FAKTOR-FAKTOR IMPLEMENTASI SYSTEM APPLICATION PRODUCT (SAP) : PT. SEMEN PADANG Febryandhie Ananda ....................................................................................................... 20 UPAYA PENCAPAIAN REALISASI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2013-2015. Jon heri, H. Zainiddin Ismai, Emi Suwarni .................................................................... 27 ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) Maidalena ........................................................................................................................ 33 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LOYALITAS PELANGGAN PASAR DENGAN KEPUASAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DI TOKO ABANG-ADIK Nurintan Asyiah Siregar ................................................................................................. 50 OPTIMIZING OF CABOTAGE PRINCIPLE IN ORDER TO IMPROVE NATIONAL ECONOMIC COMPETITIVENESS Ohorella Hasna................................................................................................................ 64 ANALISIS KINERJA KOORDINATOR IMUNISASI DALAM MENCAPAI TARGET UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION Rika Dian Heriyanti, Bakti Setyadi, Emi Suwarni ......................................................... 75

Page 8: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

vi

PROSEDUR PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PERUSAHAAN DISTRIBUTOR FARMASI (Studi Kasus: PT Tempo Group Branch Office Palembang) Sony Putra, Rabin Ibnu Zainal, Kristina Sedyastuti ....................................................... 80 KOMPETENSI INTI SEBAGAI STRATEGI ORGANISASI DALAM MENINGKATKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF Trisninawati .................................................................................................................... 88 KINERJA KARYAWAN PADA CV DIMAS PRASETYA PALEMBANG (STUDI KASUS CV DIMAS PRASETYA PALEMBANG) Wayan Jane, Lin Yan Syah, Rabin Ibnu Zainal .............................................................. 98 PENGARUH INSENTIF DAN MASA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. TOR GANDA RANTAUPRAPAT Zuriani Ritonga ............................................................................................................... 105 PENGARUH PENGUNGKAPAN SUSTANABILITY REPORT TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAN PASAR PERUSAHAAN. Beny Suwandi dan Andrian Noviardy ........................................................................... 114 PENGARUH PEMERIKSAAN DAN PENAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK MADYA PALEMBANG. Murni Arsela dan Intan Puspanita .................................................................................. 126 PENGARUH PROFESIONALISME DAN PENGALAMAN KERJA AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS AUDIT LAPORAN KEUANGAN PADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN (BPK) RI PERWAKILAN SUMATERA SELATAN Gagar Hanjuang dan M. Titan Terzaghi ......................................................................... 135 DETERMINAN SINKRONISASI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI). Elia Noviani dan Citra Indah Merina .............................................................................. 156 PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH DI SEKTOR PENDIDIKAN DAN KESEHATAN TERHADAP PENGENTASAN KEMISKINAN MELALUI PENINGKATAAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI SUMATERA SELATAN. Arlin dan Agus Hendryanto ........................................................................................... 164 PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Siti Marfuah dan Rolia Wahasusmiah ............................................................................ 177

Page 9: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

vii

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING ( ISR ) PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA Sheila Vereira dan Septiani Fransisca............................................................................. 187 TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APBDes) (Studi Pada Alokasi Dana Desa Tahun Anggaran 2016 Di Desa Sungai Dua Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin) Juwita dan Siti Nurhayati Nafsiah .................................................................................. 199 PENAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK (STUDI EMPIRIS PADA KPP MADYA PALEMBANG) Fitriani dan Hasan Kuzery .............................................................................................. 213 PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYWAN PADA PT. BANGUN BUMI MUSI. Depriansyah dan M. Amirudin Syarif ............................................................................. 223 ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMEBELIAN PADA TOKO BAKERY DI PALEMBANG TRADE CENTER MALL (PTC). Mia Vara Fitri dan Dina Mellita ..................................................................................... 230 PENGARUH STRES KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. RICKY KENCANA SUKSES MANDIRI PALEMBANG. M. Novarian Hidayatullah dan Efan Elpanso ................................................................. 239 PENGARUH ON THE JOB TRAINING DAN OFF THE JOB TRAINING TERHADAP KINERJA PADA STOCK POINT HCO PT. INDORMARCO ADI PRATAMA PALEMBANG Zhafram Pradita dan Trisninawati ................................................................................. 246 PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKSIVITAS KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PADA PT. PACIFIK GLOBAL UTAMA (PGU). Efrianda dan Rabin Ibnu Zainal ...................................................................................... 252 PENGARUH LOKASI DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN UNTUK MENGINAP DI BLESS HOTEL PALEMBANG. Endang Setyo Rini dan Lin Yan Syah ............................................................................ 260 ANALISIS KINERJA KARYAWAN PADA RS. AB (RUMAH SAKIT ANAK DAN BERSALIN AZ ZAHRA PALEMBANG. Anggia Maya Puspita dan Hardiansyah .......................................................................... 269

Page 10: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

viii

PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT.SINAR ALAM PERMAI PALEMBANG. Jefri Ordiansyah dan Gagan Ganjar ............................................................................... 277 PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE, KURS MATA UANG, KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN LQ 45 Dona Patrisia dan Poppy Indriani ................................................................................... 284 PENGARUH AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI TERHADAP MANAJEMEN KEUANGAN MASJID PADA MASJID BESAR KOTA PALEMBANG Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya ................................................................................. 294 PERLAKUAN AKUNTANSI PRODUK RUSAK CRUMB RUBBER DALAM MENETAPKAN HARGA POKOK PRODUKSI (studi kasus pada PT Sunan Rubber Kertapati Palembang) Annisa dan Henni Indriyani ............................................................................................ 299 ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL PADA PUSKESMAS TIMBANGAN KABUPATEN OGAN ILIR Siti Hikma Rukmana dan Yeni Widyanti ....................................................................... 306 FRAUND PENTAGON DALAM MENDETEKSI KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN KEUANGAN DAN PERBANKAN DI INDONESIA Dopi Arisandi dan Verawaty .......................................................................................... 312 PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR FARMASI Hikmawati dan Fitriasuri ................................................................................................ 324 ANALISIS KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA RUMAH SAKIT ANAK DAN BERSALIN (RSAB) AZ ZAHRA PALEMBANG Preselia Medina dan Heriyanto ....................................................................................... 333 PERSEPSI KINERJA GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI 81 PALEMBANG Mei Lisa Putri dan Asmanita .......................................................................................... 341 PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP PRODUKTIFITAS KERJA KARYAWAN PADA PABRIK KELAPA SAWIT PT. BULUH CAWANG PLANTATIONS (BCP) DABUK REJO Made Sandra Purnama dan Emi Suwarni ....................................................................... 350

Page 11: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

ix

PENGARUH PENGAWASAN DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. PUJASUMA INTER MEDIA Exwardo Udi Tana dan Wiwin Agustian ........................................................................ 359 PENGARUH BRAND IMAGE DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOTOR MATIC HONDA BEAT (STUDI KASUS PADA KONSUMEN PENGGUNA MOTOR MATIC HONDA BEAT MAHASISWA UNIVERSITAS BINA DARMA PALEMBANG). Khairul Abidin dan Mukran Roni ................................................................................... 367 PENGARUH CITRA MEREK DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ROTI SARI ROTI STUDI KASUS PADA MINIMARKET DI KECAMATAN KALIDONI PALEMBANG M.Rizky Pratama dan Irwan Septayuda .......................................................................... 375

Page 12: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 1

PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO , NILAI TUKAR RUPIAH DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP INFLASI DI INDONESIA

Afdhal Chatra, Nia

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sakti Alam Kerinci [email protected]

Abstract

One of the problems in almost all countries inthe worldis the difficulty of maintaining thestability of the economy. Policies, both fiscal policy and monetary policy carefully plannedand then carried out to obtain a variety of targets expected positive economic growth andbring prosperity to the community. One of the efforts the fulfillment of economic growththrough inflation control, both at regional and national level. The inflation rate in the rightfigure is able to bring the economy towards positive growth. This study was conducted todetermine the effect of the Gross Domestic Product(GDP), exchange rate and moneysupply on inflation rate in Indonesia. Results showed simultaneous Gross DomesticProduct (GDP), the exchange rate and the money supply affect the inflation rate in Indonesia during 2003-2014 with F value of 28861 and sig value 0,103 the value of Adjusted R square=0,520, which means 52 percent fluctuation rise and fall of theinflation rate in Indonesia is influenced by the Gross Domestic Product (GDP), theexchange rate and the money supply, while the remaining 48 percentis influenced byother variables not included in the model. Keywords: Gross Domestic Product, exchange rate, money supply, inflation

1. PENDAHULUAN Pertumbuhan dan kestabilan perekonomian dapat dikatakan merupakan permasalahan di banyak

negara di dunia, termasuk Indonesia. Ada banyak usaha melalui berbagai kebijakan telah diterapkan demi meningkatkan atau setidaknya mempertahankan kestabilan perekonomian yang diharapkan akan mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat luas. Salah satu usaha tersebut adalah melalui pengendalian laju inflasi. Inflasi, jika berada pada tingkat yang tepat akan mampu merangsang perekonomian untuk bertumbuh kearah yang positif , sesuai dengan target yang diharapkan.

Fenomena dimana terjadi kenaikan harga secara umum dan terus menerus merupakan gambaran singkat dari inflasi. Jika kenaikan harga yang terjadi adalah musiman seperti menjelang hari besar keagamaan misalnya menjelang hari raya galungan dan kuningan, kenaikan harga ini tidak dapat dikategorikan sebagai inflasi.Kenaikan harga yang hanya pada satu jenis barang atau jasa saja juga tidak dapat dikatakan sebagai inflasi. Secara sederhana, terjadinya harga barang dan jasa secara umum dan secara terus menerus adalah dua kunci utama untuk memahami arti dari inflasi.

Inflasi mampu memberikan berbagai dampak positif dan negatif bagi perekonomian.Salah satu dampak negatif yang dapat terjadi jika tingkat inflasi tidak tepat adalah menurunnya nilai mata uang, yang selanjutnya dapat menurunkan daya beli masyarakat, terutama masyarakat dengan pendapatan yang tetap. Solihin (2011:43) menyatakan tingkat inflasi yang terlalu tinggi memiliki kekuatan menurunkan kesejahteraan masyarakat dan juga mampu mempengaruhi distribusi pendapatan serta alokasi faktor produksi suatu negara. Disamping bagi perekonomian, inflasi juga berpengaruh pada bidang lain termasuk dalam politik. Tingkat inflasi yang tinggi dapat menyebabkan tekanan pada dunia politik.

Inflasi bukanlah sesuatu hal yang harus dihindari atau dimusuhi suatu negara. Jika berada pada tingkat yang tepat, inflasi akan mampu meningkatkan gairah produksi dalam negeri. Naiknya harga

Page 13: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 2

pada kenaikan yang tepat menjadikan perputaran barang menjadi lebih cepat, dan keuntungan yang bertambah akan menaikkan tingkat produksi barang. Tingkat pengangguran akan berkurang dikarenakan investor tertarik untuk berinvestasi sehingga membuka kesempatan kerja.Pada akhirnya perlahan-lahan perekonomian akan bertumbuh ke arah yang positif.

Berdasarkan penelitian terdahulu, diperoleh bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan inflasi di banyak negara, termasuk Indonesia, berasal dari variabel domestik dan variabel eksternal. Solihin (2011:44) menyatakan variabel-variabel tersebut diantaranya Produk Domestik Bruto, nilai tukar mata uang, tingkat suku bunga, jumlah uang beredar dan perubahan atau guncangan ekonomi negara lain. Tabel 1.1 menjelaskan tingkat inflasi di Indonesia periode tahun 2003-2014.

Tabel 1

Tingkat Inflasi di Indonesia Periode tahun 2003-2014

TAHUN INFLASI (%) PERKEMBANGAN (%)

2003 5,06 -

2004 6,4 26,48

2005 17,11 167,34

2006 6,60 -61,43

2007 6,59 -0,15

2008 11,06 67,83

2009 2,78 -74,86

2010 6,96 150,36

2011 3,79 -43,35

2012 4,3 22,16

2013 6,1 31,75

2014 6,4 4,92

Jumlah 83,15 291,05

Rata-Rata 6,92 24,25 Sumber : Laporan Tahunan Bank Indonesia, 2014

Dari tabel 1 di atas dapat dilihat tingkat inflasi di Indonesia pada tahun 2003 inflasi sebesar 5,06% fluktuasi sebesar 0% pada tahun 2004 inflasi sebesar 6,4% fluktuasi sebesar 1,34% pada tahun 2005 inflasi sebesar 17,11% fluktuasi sebesar 10,71% pada tahun 2006 inflasi sebesar 6,60% fluktuasi sebesar -10,51% pada tahun 2007 inflasi sebesar 6,59% fluktuasi sebesar -0,01 pada tahun 2008 inflasi sebesar 11,06% fluktuasi sebesar 4,47% pada tahun 2009 inflasi sebesar 2,78% fluktuasi seebesar -8,28 pada tahun 2010 inflasi sebesar 6,96% fluktuasi sebesar 4,18% pada tahun 2011 inflasi sebesar 3,79% fluktuasi sebesar -3,17% pada tahun 2012 inflasi sebesar 4,3% fluktuasi sebesar 0,51% pada tahun 2013 inflasi sebesar 6,1% fluktuasi sebesar 1,8% pada tahun 2014 inflasi sebesar 6,4% fluktuasi

Page 14: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 3

sebesar 0,3%. Pada tabel di atas bisa dilihat data dari total jumlah inflasi dari tahun 2003 sampai dengan 2014 adalah sebesar 83,15% dengan rata-rata sebesar 6,92%.

Pada masa perekonomian yang berkembang pesat, kesempatan kerja yang tinggi menciptakan tingkat pendapatan yang tinggi dan selanjutnya menimbulkan pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi mengeluarkan barang dan jasa.Pengeluaran yang berlebihan ini akan menimbulkan inflasi. Apabila masyarakat masih terus menambah pengeluarannya maka permintaan agregat akan kembali naik. Untuk memenuhi permintaan yang semakin bertambah tersebut, perusahaan perusahaan akan menambah produksinya dan menyebabkan pendapatan nasional riil (PDB) menjadi meningkat pula. Menurut Sukirno, (2006:334). Kenaikan produksi nasional melebihi kesempatan kerja penuh akan menyebabkan kenaikan harga yang lebih cepat (menyebabkan inflasi). Perkembangan Produk Domestik Bruto Indonesia periode 2003-2014 dapat dilihat pada tabel 2

Tabel 2

Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan (Tahun Dasar 2007) di Indonesia Periode 2003-2014

TAHUN PDB (Miliar Rupiah) Perkembangan (%)

2003 1.577.171,30 -

2004 1.656.516,80 5,03

2005 1.750.815,20 5,69

2006 1.847.126,70 5,50

2007 1.964.327,30 6,35

2008 2.082.456,10 6,01

2009 2.177.741,70 4,58

2010 2.310.689,80 6,10

2011 2.463.242,80 6,60

2012 2.618.140,80 6,29

2013 2.769.053,00 5,76

2014 2.909.181,50 5,06

Jumlah 26.126.463 62,97 Rata-Rata 2.177.205,25 5,2475

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2014 Pada tabel 2 di atas dapat dilihat produk domestik bruto berdasarkan harga konstan di indonesia

pada tahun 2003 PDB sebesar 1.577.171,30 dengan perkembangan sebesar 0% pada tahun 2004 PDB sebesar 1.656.516,80 dengan perkembangan sebesar 5,03% pada tahun 2005 PDB sebesar 1.750.815,20 dengan perkembangan sebesar 5,69% pada tahun 2006 PDB sebesar 1.847.126,70 dengan perkembangan sebesar 5,50% pada tahun 2007 PDB sebesar 1.964.327,30 dengan perkembangan sebesar 6,35% pada tahun 2008 PDB sebesar 2.082.456,10 dengan perkembangan sebesar 6,01% pada tahun 2009 PDB sebesar 2.177.741,70 dengan perkembangan sebesar 4,58% pada tahun 2010 PDB sebesar 2.310.689,80 dengan perkembangan sebesar 6,10% pada tahun 2011 PDB

Page 15: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 4

sebesar 2.463.242,80 dengan perkembangan sebesar 6,60% pada tahun 2012 PDB sebesar 2.618.140,80 dengan perkembangan sebesar 6,29% pada tahun 2013 PDB sebesar 2.769.053,00 dengan perkembangan sebesar 5,76% pada tahun 2014 PDB sebesar 2.909.181,50 dengan perkembangan sebesar 5,06%. Pada tabel di atas bisa dilihat data dari total jumlah Produk Domestik Bruto berdasarkan harga konstan di indonesia dari tahun 2003 sampai dengan 2014 adalah sebesar 26.126.463 dengan rata rata sebesar 2.177.205,25.

Melemahnya nilai tukar rupiah menjadikan harga barang-barang impor meningkat dikarenakan dibutuhkan jumlah rupiah yang lebih banyak untuk mendapatkan barang-barang impor tersebut, demikian pula halnya dengan barang-barang dengan bahan baku produksi yang diimpor. Hal ini juga akan menaikkan harga produksi dalam negeri yang dapat berujung pada terjadinya inflasi. Depresiasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing juga mengakibatkan meningkatnya nilai ekspor.Harga barang domestik yang lebih murah menarik minat pihak luar negeri untuk menambah jumlah permintaan akan barangnya sehingga perlahan-lahan harga akan naik dan menyebabkan inflasi.

Nilai tukar yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat.Perkembangan nilai tukar rupiah terhadap dolar amerika Serikat sepanjang tahun 2003-2014 dapat dilihat pada tabel 3

Tabel 3

Nilai Tukar Rupiah Terhadap US$ Periode 2003-2014

Tahun Nilai Tukar ( Rp/Us$ ) Perkembangan (%) 2003 8.465 - 2004 9.290 9,75 2005 9.830 5,81 2006 9.020 -8,24 2007 9.419 4,42 2008 10.950 16,25 2009 9.400 -14,16 2010 8.991 -4,35 2011 9.068 0,86 2012 9.400 3,66 2013 12.250 30,32 2014 12.500 2,04

Jumlah 118.583,00 46,36 Rata-

Rata 9.881,92 3,86 Sumber: Laporan Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia, Bank Indonesia, 2014 Dari tabel 3 di atas dapat dillihat nilai tukar rupiah terhadap US$ pada tahun 2003 nilai tukar

sebesar 8.465US$ dengan perkembangan sebesar 0% pada tahun 2004 nilai tukar sebesar 9.290US$ dengan perkembangan sebesar 9,75% pada tahun 2005 nilai tukar sebesar 9.830US$ dengan perkembangan sebesar 5,81% pada tahun 2006 nilai tukar sebesar 9.020US$ dengan perkembangan sebesar -8,24 pada tahun 2007 nilai tukar sebesar 1.419US$ dengan perkembangan sebesar 4,42% pada tahun 2008 nilai tukar sebesar 10.950US$ dengan perkembangan sebesar 16,62% pada tahun 2009 nilai tukar sebesar 9.400US$ dengan perkembangan sebesar -14,16 pada tahun 2010 nilai tukar sebesar 8.991US$ dengan perkembangan sebesar -4,35% pada tahun 2011 nilai tukar sebesar 9.068US$ dengan perkembangan sebesar 0,86% pada tahun 2012 nilai tukar sebesar 9.400US$ dengan

Page 16: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 5

perkembangan sebesar 3,66% pada tahun 2013 nilai tukar sebesar 12.250US$ dengan perkembangan sebesar 30,32% pada tahun 2014 nilai tukar sebesar 12.500US$ dengan perkembangan sebesar 2,04%. Pada tabel di atas bisa dilihat data dari total jumlah Nilai Tukar Rupiah Terhadap US$ dari tahun 2003 sampai dengan 2014 adalah sebesar 118.583US$ dengan rata rata sebesar 9.881,92.

Setiawina (2004:155) menjelaskan bahwa inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume jumlah uang beredar baik berupa uang kartal maupun uang giral.Uang beredar adalah hal yang berbeda dengan jumlah uang yang beredar.Uang beredar merupakan fisik dari uang yang benar-benar berada di tangan masyarakat, sedangkan jumlah uang beredar merupakan nominal dari seberapa banyak uang beredar yang ada di tangan masyarakat.Jumlah uang beredar semakin bertambah banyak jumlahnya setiap tahun.Hal ini menunjukkan bahwa permintaan masyarakat akan uang semakin bertambah setiap tahunnya dan ini dapat disebabkan berbagai hal termasuk tingkat konsumsi masyarakat yang semakin bertambah setiap saat. Jumlah uang beredar diIndonesia periode tahun 2003-2014 dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 4.

Jumlah Uang Beredar di Indonesia Periode 2003-2014

Tahun Jumlah Uang beredar ( M1+M2) Miliar Rupiah

Perkembangan (%)

2003 1.179.491 - 2004 1.249.823 5,96 2005 1.473.903 17,93 2006 1.729.506 17,34 2007 2.099.677 21,40 2008 2.352.625 12,05 2009 2.657.208 12,95 2010 3.070.777 15,56 2011 3.600.211 17,24 2012 4.006.532 11,29 2013 4.308.330 7,53 2014 4.347.040 0,90

Jumlah 32.075.123,00 140,15 Rata-Rata 2.672.926,92 11,68

Sumber : Laporan Tahunan Bank Indonesia, 2014 Dari tabel 4 di atas dapat dillihat jumlah uang beredar di Indonesia pada tahun 2003 sebesar Rp

1.179.491 dengan perkembangan sebesar 0 % pada tahun 2004 jumlah uang beredar sebesar Rp 1.249.823 dengan perkembangan sebesar 5,96% pada tahun 2005 jumlah uang beredar sebesar Rp 1.473.903 dengan perkembangan sebesar 17,93% pada tahun 2006 jumlah uang beredar sebesar Rp1.729.506 dengan perkembangan sebesar 17,34% pada tahun 2007 jumlah uang beredar sebesar Rp 2.099.677 dengan perkembangan sebesar 21,40% pada tahun 2008 jumlah uang beredar sebesar Rp 2.352.625 denga perkembangan sebesar 12,05% pada tahun 2009 jumlah uang beredar sebesar Rp 2.657.208 dengan perkembangan sebesar 12,95% pada tahun 2010 jumlah uang beredar sebesar Rp3.070.777 dengan perkembangan sebesar 15,56% pada tahun 2011 jumlah uang beredar sebesar Rp 3.600.211 dengan perkembangan sebesar 17,24% pada tahun 2012 jumlah uang beredar sebesar Rp 4.006.532 dengan perkembangan sebesar 11,29% pada tahun 2013 jumlah uang beredar sebesar Rp 4.308.330 dengan perkembangan sebesar 7,53% pada tahun 2014 jumlah uang beredar sebesar Rp Rp

Page 17: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 6

4.347.040 dengan perkembangan sebesar 0,90%. Pada tabel di atas bisa dilihat data dari total jumlah jumlah uang beredar di Indonesia dari tahun 2003 sampai dengan 2014 adalah sebesar 32.075.123,00 dengan rata rata sebesar 2.672.926,92.

Mengingat inflasi merupakan salah satu indikator pembangunan yang mampu memberikan dampak luas terhadap perekonomian, kajian mengenai variabel yang mempengaruhi tingkat inflasi menjadi sangat penting dan menarik untuk diteliti.Penelitian ini secara fokus menganalisis pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB), nilai tukar dan jumlah uang beredar terhadap tingkat inflasi di Indonesia. Pemilihan ketiga variabel: PDB, nilai tukar dan jumlah uang beredar, dikarenakan ketiga variabel tersebut berpengaruh secara langsung terhadap tingkat inflasi dan telah terjadinya perbedaan hasil penelitian mengenai arah hubungan antara PDB, nilai tukar dan jumlah uang beredar terhadap tingkat inflasi. Kajian mengenai beberapa variabel yang mempengaruhi tingkat inflasi ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada berbagai pihak termasuk pemerintah, sehingga dapat membentuk kebijakan yang tepat, baik itu kebijakan moneter maupun kebijakan fiskal untuk mencapai tingkat inflasi yang rendah dan stabil. Berdasarkan latar belakang diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui pengaruh PDB, Nilai Tukar Rupiah dan Jumlah Uang Beredar secara simultan dan parsial terhadap tingkat inflasi di Indonesia periode tahun 2003-2014.

b. Untuk mengetahui besarnya pengaruh PDB, nilai tukarRupiah dan jumlah uang beredar secara simultan dan parsial terhadap tingkat inflasi di Indonesia periode tahun 2003-2014.

2. METODOLOGI PENELITIAN Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Penelitian Kepustakaan ( Library Research ), yaitu penelitian yang di lakukan dengan mempelajari buku-buku atau literatur, hasil hasil penelitian, dan sumber-sumber lain ( Web site ) yang di publikasikan dan yang berkaitan dengan penelitian ini. Penelitian Lapangan ( Field Reseach ) ini menggunakan metode pengumpulan data observasi non partisipan yaitu teknik pengumpulan data dengan observasi/pengamatan dimana peneliti tidak terlibat langsung dan hanya sebagai pengamat independen (Sugiyono, 2007:204). Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Sekunder yaitu data yang telah diperoleh dan di olah dari laporan penelitian dan literatur-literatur, laporan yang relevan dan sumber lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

Sumber Data

Adapun data yang digunakan yang relevan dengan permasalahan dan tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini, maka sumber data yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia b. Bank Indonesia (BI)

Metode dan Alat Analisis Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 18: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 7

Metode deskriptif kualitatif, yaitu metode analisis yang menggambarkan fakta-fakta berdasarkan pada teori yang ada hubungannya dengan permasalahan yang diteliti.

Metode deskriptif kuantitatif, yaitu metode analisis yang menggunakan perhitungan dengan angka-angka dan rumus-rumus.

Alat Analisis Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2,….Xn) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio.

Persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+ e ……………………………………………..(1 Dimana:

Y = Inflasi (variabel dependen) a = konstanta (tetapan) Y = Inflasi (Variabel dependen) X1 = PDB X2 = Nilai tukar Rupiah X3 = Jumlah Uang Yang Beredar

Koefisien Determinasi (KD)

Menurut (Sugiyono, 2006:87)Koefisien determinasi adalah kuadrat koefisien regresi. Dalam penggunaan koefisien determinasi dinyatakan dalam persen sehingga harus dikalikan 100%. Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dengan rumus:

KD = r2x 100 % …………………………………………………………………(3

Keterangan : KD = Koefisien Determinasi

r = Koefisien Korelasi

Hipotesis

Ho : r = 0 Diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara PDB,

Nilai tukar Rupiah dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Inflasi

di Indonesia.

Page 19: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 8

Ha : r ≠ 0 Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara PDB,

Nilai tukar Rupiah dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Inflasi

di Indonesia.

Uji Hipotesis Uji F

Uji ini dilakukan untuk menentukan signifikan pengaruh variabel independen bersama-sama terhadap variabel dependen, uji F yang dikemukakan oleh Sugiyono (2006:144) dapat dirumuskan sebagai berikut :

...............................................................................................(3

Keterangan : K = Jumlah Variabel N = Jumlah Sampel F hitung = nilai f yang dihitung Sedangkan untuk mencari F tabel dengan cara : df1 = k - 1 df2 = n – k Dimana : k : jumlah variabel ( bebas + terikat ) n : jumlah observasi/sampel pembentuk regresi

Kaidah pengujian signifikasi :

Jika F hitung ≥ F tabel, maka total Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada pengaruh yang signifikan antara PDB, nilai tukar dan jumlah uang beredar secara simultan terhadap tingkat inflasi di Indonesia periode tahun 2003-2014 Jika F Hitung< F tabel, Maka total Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara PDB, nilai tukar dan jumlah uang beredar secara simultan terhadap tingkat inflasi di Indonesia periode tahun 2003-2014 Uji t

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen (X1, X2,…..Xn) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y).Untuk menguji hipotesis secara parsial dilakukan dengan uji t dengan rumus yang dikemukakan oleh Sugiyono (2007:145) :

1)1( 2

2

−−−

=

knR

kR

F

Page 20: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 9

t hitung = 𝑟𝑟√𝑛𝑛−2√1−𝑟𝑟2 ..................................................................................(4

Keterangan: t = nilai signifikan r2 = Koefisien korelasi n = jumlah sampel Sedangkan untuk mencari t tabel dengan cara : df = n – 2 α = 5 % Dimana : n : jumlah observasi/sampel pembentuk regresi

Kaidah pengujian signifikasi : Jika t hitung ≥ t tabel, maka total Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Jika t Hitung< t tabel, Maka total Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen.

3. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah penarikan batasan yang lebih menjelaskan ciri-ciri spesifik yang lebih substansif dari suatu konsep. Tujuannya adalah agar peneliti dapat mencapai suatu alat ukur yang sesuai dengan hakikat variabel yang sudah didefinisikan konsepnya. Untuk memberikan arahan dalam penelitian ini, sehingga dapat memberikan kejelasan pengaruh PDB, Nilai Tukar dan Jumlah Uang Beredar secara simultan dan parsial terhadap tingkat inflasi di Indonesia periode tahun 2003-2014, maka dikemukakan definisi operasional sebagai berikut :

Produk Domestik Bruto artinya mengukur nilai pasar dari barang dan jasa akhir yang diproduksi oleh sumber daya yang berada dalam suatu negara selama jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun (McEachern, 2000:146).

Nilai tukar adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya atau nilai suatu mata uang terhadap nilai mata uang lainnya (Salvatore dalam Sukirno, 2006:68). Jumlah uang beredar adalah uang yang berada di tangan masyarakat (Yahya, 2004:65). Inflasi adalah kenaikan terus-menerus dalam rata-rata tingkat harga (Eachern ,2000:133).

Pengaruh PDB, Nilai Tukar Rupiah Dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Tingkat Inflasi Di

Indonesia Periode Tahun 2003-2014 Analisis Regresi Berganda

Dikarenakan data yang akan diolah berbeda satuan sehingga dilog kan terlebih dahulu (lampiran 1). Persamaan regresi dapat dilihat dari tabel hasil uji coefficients berdasarkan output SPSS versi 20

Page 21: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 10

terhadap variabel-variabel independen yaitu PDB, nilai tukar Rupiah dan jumlah uang terhadap tingkat inflasi ditunjukkan pada tabel 5 berikut :

Tabel 5

Hasil Analisis Regresi Berganda Pengaruh PDB, Nilai Tukar Rupiah dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Tingkat Inflasi

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) 86,446 58,586 1,476 ,178

PDB -9,906 6,835 -4,229 -1,449 ,185

Nilai_Tukar 4,021 1,581 1,078 2,544 ,035

Jumlah_Uang_Beredar 3,260 2,730 3,277 1,194 ,267

a. Dependent Variable: Inflasi Berdasarkan pada tabel 5 di atas, terlihat bahwa nilai konstanta sebesar 86,446 dan koefisien

regresi b1 = -9,906, b2 = 4,021 dan b3 = 3,260. Nilai konstanta dan koefisien regresi (a, b1, b2 dan b3) ini dimasukkan dalam persamaan regresi linear berganda berikut ini :

Y = 86,446 - 9,906 X1 + 4,021X2+ 3,260 X3

Konstanta sebesar 86,446 menyatakan bahwa jika tidak ada variabel PDB (X1), Nilai Tukar Rupiah (X2) danJumlah Uang Beredar (X3) (X1, X2 da X3 = 0), maka Inflasi (Y) nilainya adalah sebesar 86,446%. Nilai koefisien PDBadalah - 9,906, tanda negatif mengartikan bahwa pengaruh dari PDB adalah negatif, dimana setiap kenaikan PDBakan menurunkan tingkat inflasi Di Indonesia sebesar 9,906%, dengan asumsi variabel lain adalah tetap. Nilai koefisien Nilai Tukar Rupiah 4,021, tanda positif mengartikan bahwa pengaruh dari Nilai Tukar Rupiah adalah positif, dimana setiap kenaikan nilai tukar akan meningkatkan inflasi sebesar 4,021%, dengan asumsi variabel lain adalah tetap Nilai koefisien Jumlah Uang Beredar 3,260, tanda positif mengartikan bahwa pengaruh dari Jumlah Uang Beredar adalah positif, dimana setiap kenaikan jumlah uang beredar akan meningkatkan inflasi sebesar 3,260%, dengan asumsi variabel lain adalah tetap

Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi (Simultan)

Nilai yang digunakan untuk melihat uji koefisien determinasi yang adalah nilai Adjusted R2

pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Dalam hal ini adjusted R2

digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel variabel independen yaitu PDB, nilai tukar Rupiah dan jumlah uang beredar terhadap tingkat inflasi. Bisa dilihat pada tabel 6 di bawah ini :

Page 22: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 11

Tabel 6

Koefisien Determinasi Model Summary

Model

R R Square

Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 ,721a ,520 ,340 ,16643 a. Predictors: (Constant), Jumlah_Uang_Beredar, Nilai_Tukar, PDB

Besarnya Adjusted R2

berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS 20 diperoleh sebesar 0,520 (adalah pengkuadratan dari koefesien korelasi 0,721). Dengan demikian besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel PDB, nilai tukar Rupiah dan jumlah uang beredar terhadap inflasi adalah sebesar 52 %. Sedangkan sisanya sebesar 48 % adalah dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Koefisien Determinasi (Parsial)

a. Kontribusi PDB Terhadap Tingkat Inflasi Di Indonesia Periode Tahun 2003-2014

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruhvariabel bebas (independent variable) Produk Domestik Bruto (X1) terhadap variabel terikat (dependent variable) inflasi (Y) secara parsial. Untuk mengetahui hasil analisis besarnya pengaruh, maka dapat dijelaskan pada tabel di bawah ini :

Tabel 7

Koefisien Determinasi Model Summary

Mo

del

R R

Square

Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 ,315a ,099 ,009 ,20390

a. Predictors: (Constant), PDB

Besarnya Adjusted R2

berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS 20 diperoleh sebesar 0,099 (adalah pengkuadratan dari koefesien korelasi 0,315). Dengan demikian besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel PDB terhadap inflasi adalah sebesar 9,9 %. Sedangkan sisanya sebesar 90,1 % adalah dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

b) Kontribusi Nilai Tukar Rupiah Terhadap Tingkat Inflasi Di Indonesia Periode Tahun

2003-2014

Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruhvariabel bebas (independent variable) Nilai Tukar Rupiah (X2) terhadap variabel terikat (dependent variable) inflasi (Y) secara parsial. Untuk mengetahui hasil analisis besarnya pengaruh, maka dapat dijelaskan pada tabel di bawah ini :

Page 23: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 12

Tabel 8 Koefisien Determinasi

Model Summary

Mo

del

R R

Square

Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 ,264a ,070 -,023 ,20719

a. Predictors: (Constant), Nilai_Tukar

Besarnya Adjusted R2

berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS 20 diperoleh sebesar 0,070 (adalah pengkuadratan dari koefesien korelasi 0,264). Dengan demikian besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel Nilai Tukar Rupiah terhadap inflasi adalah sebesar 7 %. Sedangkan sisanya sebesar 93% adalah dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

c) Kontribusi Jumlah Uang Beredar Terhadap Tingkat Inflasi Di Indonesia Periode Tahun

2003-2014

Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruhvariabel bebas (independent variable) Jumlah Uang Beredar(X3) terhadap variabel terikat (dependent variable) inflasi (Y) secara parsial. Untuk mengetahui hasil analisis besarnya pengaruh, maka dapat dijelaskan pada tabel di bawah ini :

Tabel 9

Koefisien Determinasi Model Summary

Mo

del

R R

Square

Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 ,334a ,112 ,023 ,20246

a. Predictors: (Constant), Jumlah_Uang_Beredar

Besarnya Adjusted R2

berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS 20 diperoleh sebesar 0,112 (adalah pengkuadratan dari koefesien korelasi 0,334). Dengan demikian besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel Jumlah Uang beredar terhadap inflasi adalah sebesar 11,2 %. Sedangkan sisanya sebesar 88,8 % adalah dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Uji Hipotesis Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Siginifikansi model regresi secara simultan diuji dengan melihat perbandingan antara F-tabel dan F-hitung. Selain itu akan diihat nilai signifikansi (sig), dimana jika nilai sig dibawah 0,05 maka variabel independen dinyatakan berpengaruh terhadap variabel dependen. Uji F digunakan untuk menguji pengaruh PDB, nilai tukar dan jumlah uang beredar secara simultan dan parsial terhadap tingkat inflasi di Indonesia periode tahun 2003-2014, bisa dilihat pada tabel di bawah ini :

Page 24: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 13

Tabel 10 Uji F

ANOVAa

Model Sum of

Squares

Df Mean

Square

F Sig.

Regression ,240 3 ,080 2,886 ,103b

Residual ,222 8 ,028

Total ,461 11 a. Dependent Variable: Inflasi b. Predictors: (Constant), Jumlah_Uang_Beredar, Nilai_Tukar, PDB

Jumlah data selama 12 tahun, maka didapat F tabel adalah df 1= k - 1 (4 – 1 = 3) dan df 2 = n - k

(12 – 4 = 8), sehingga diperoleh F tabel = 4,07. Pada tabel 5.6 didapatkan nilai P-value dari F atau tingkat signifikasi adalah sebesar 0,103 (0,103 > 0,05). Berdasarkan tabel di atas juga didapatkan F hitung 2,886, sehingga diputuskansebagaiberikut: dimanaFhitung<Ftabelatau 2,886 < 4,07.

Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa H0diterima (Ha ditolak). Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen. Dengan demikian tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel-variabel PDB, nilai tukar dan jumlah uang beredar terhadap tingkat inflasi di Indonesia periode tahun 2003-2014.

Uji t (Secara Parsial) Dengan tingkat signifikansi untuk uji dua arah 5 % (0,05), dan jumlah data selama 12 tahun,

maka didapat t tabel adalah df = n - 2 (12– 2 = 10), sehingga diperoleh t tabel = 2,22814. Pada tabel 5.1 bisa dilihat hasil dari uji t, sebagai berikut : Hasil analisis uji t untuk variabel PDBmenunjukkan signifikansi sebesar 0,185, signifikansi t > α 0,05 (P > 0,05). Berdasarkan tabel 5.1 di atas juga didapatkan thitung - 1,449, sehingga diputuskan sebagai berikut : dimana t hitung < t tabel atau - 1,449 <2,22814. Hal ini berarti bahwa PDB secara parsial tidak berpengaruh signifikanterhadap tingkat inflasi di Indonesia periode tahun 2003-2014.

Hasil analisis uji t untuk variabel nilai tukarmenunjukkan signifikansi sebesar 0,035, signifikansi t lebih kecil dari 0,05 (P < 0,05). Berdasarkan tabel 5.1 di atas juga didapatkan thitung 2,544, sehingga diputuskan sebagai berikut : dimana t hitung > t tabel atau 2,544 >2,22814. Hal ini berarti bahwa nilai tukar secara parsial berpengaruh terhadap tingkat inflasi di Indonesia periode tahun 2003-2014.

Hasil analisis uji t untuk variabel jumlah uang beredar menunjukkan signifikansi sebesar 0,267, signifikansi t > α 0,05 (P > 0,05). Berdasarkan tabel 5.1 di atas juga didapatkan thitung 1,194, sehingga diputuskan sebagai berikut : dimana t hitung < t tabel atau 1,194 <2,22814. Hal ini berarti bahwa jumlah uang beredar secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat inflasi di Indonesia periode tahun 2003-2014. 4. SIMPULAN

Berdasarkan dari uraian di atas dan analisis bab-bab terdahulu, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Page 25: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 14

a) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara PDB, nilai tukar Rupiah dan jumlah uang beredar terhadap tingkat inflasi di Indonesia periode tahun 2003-2014 Fhitung<Ftabelatau 2,886 < 4,07.

b) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara PDB terhadap tingkat inflasi di Indonesia periode tahun 2003-2014 ini dibuktikan dengan t hitung < t tabel atau -1,449<2,22814.

c) Terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai tukar terhadap tingkat inflasi di Indonesia periode tahun 2003-2014 ini dibuktikan dengan t hitung > t tabel atau 2,544>2,22814

d) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara jumlah uang beredar terhadap tingkat inflasi di Indonesia periode tahun 2003-2014 ini dibuktikan dengan t hitung < t tabel atau 1,194<2,22814

e) Dari persamaan regresi Y = 86,446 - 9,906 X1 + 4,021X2+ 3,260 X3 didapatkan hasil dari pengaruh PDB terhadap tingkat inflasi di Indonesia periode tahun 2003-2014 adalah negatif sedangkan pengaruh nilai tukar dan jumlah uang beredar terhadap tingkat inflasi di Indonesia periode tahun 2003-2014 adalah positif.

f) Besarnya pengaruh antara PDB terhadap tingkat inflasi di Indonesia periode tahun 2003-2014 sebesar 9,9 %.

g) Besarnya pengaruh antara nilai tukar terhadap tingkat inflasi di Indonesia periode tahun 2003-2014 sebesar 7 %.

h) Besarnya pengaruh antara jumlah uang beredar terhadap tingkat inflasi di Indonesia periode tahun 2003-2014 sebesar 11,2 %.

i) Besarnya pengaruh antara PDB, nilai tukar dan jumlah uang beredar terhadap tingkat inflasi di Indonesia periode tahun 2003-2014 sebesar 52 %.

Saran Meskipun pada penelitian ini ditemukan bahwa Produk Domestik Bruto tidak berpengaruh

terhadap tingkat inflasi di Indonesia periode tahun 2003-2014, namun pemerintah tetap perlu mendorong pertumbuhan Produk Domestik Bruto melalui pengembangan sektor-sektor ekonomi, terutama sektor-sektor yang belum dikelola secara optimal.

Pemerintah harus lebih jeli lagi melihat potensi sektor-sektor ekonomi yang dapat dimanfaatkan di tiap-tiap provinsi di Indonesia, agar tiap-tiap Provinsi dapat memberikan kontribusi yang maksimal terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto, sehingga melalui pertumbuhan Produk Domestik Bruto dapat diperoleh tingkat inflasi yang stabil sesuai dengan tingkat yang telah ditargetkan.

Pemerintah melalui otoritas moneter harus mampu menjaga kestabilan cadangan devisa negara demi menjaga stabilitas nilai tukar mata uang, meningkatnya nilai tukar mata uang terbukti merupakan salah satu variabel yang berpengaruh terhadap tingkat inflasi. Jumlah uang beredar periode penelitian ini tidak berpengaruh terhadap tingkat inflasi, namun pemerintah sebaiknya tetap memperhatikan dan mengawasi peredaran uang untuk dapat mengatasi fluktuasi nail turunnya tingkat inflasi. 5. REFERENSI

[1] Eachern, Opiela. 2000. Inflation and Inflation Uncertainty in the ASEAN-5 Economies.

Journal of Asian Economics, (21), pp:105-112. [2] Fisher, Irving. 2000. Research Method for Economic. Financial manajemen. America

Serikat. [3] Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS. Edisi4. Badan

Page 26: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 15

Penerbitan Universitas Diponegoro. Semarang.

[4] Herlambang, 2001 Pengantar Ekonomi Makro Mitra Wacana Media. Jakarta.

[5] Kartajaya. 2012.Ekonomi Pembangunan.Edisi 3. Salemba 4. Jakarta. [6] Keynesian. 2003. Gross. Domestic Produck. Kurs Rupiah. Research Method for

Economic Financial. [7] Mankiw. Gregory. 2007. Makro Ekonomi. PT Gelora Aksara Pratama. Jakarta. [8] McEachern. 2000. Financial Management. Florida University Express, [9] Mill, Edward, 1996. Research Method for Economic: A skill Building Approach,

7thEdition, New York: John Wiley and Sons. [10] Musdholifah & Tony . 2007. Keluar Dari Krisis, Analis is Ekonomi Indonesia, PT Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta, [11] Rahardja. 1997. Manajemen keuangan. Penerbit Andi. Yogyakarta. [12] Samuelson, 1990. Strategies for Financial Reforms : Interest Rate Poli cies, Stabilization,

and Bank Supervision in De veloping Countries, IMF Staff paper, Vol. 37 No. 3. [13] Samuelson, 2000. Economic Global, IMF Staff paper, Vol. 37 No. 3. [14] Samuelson. 2002. Gross Domestic Produck. IMF Staff paper, Vol. 37 No. 3. [15] Setiawina. 2004. Akuntansi Sektor Publik : Akuntansi Keuangan Daerah.Edisi 3. Erlangga.

Jakarta. [16] Solihin. 2011. Konvergensi Inflasi dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi: Studi Empiris di

Negara-negara ASEAN. Bogor. Fakultas Ekonomi Institut Pertanian Bogor. [17] Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung, [18] Sukirno, Sadono. 2004. Ekonomi Pembangunan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. [19] ------------2006. Makroekonomi : Teori Pengantar. Edisi Ketiga.Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada. [20] Triyono. 2008.Akuntansi Pemerintahan Global. Media Informasi. Yogyakarta. [21] Wijaya. 1997. Manajemen Keuangan Internasional. BPFE. Yogyakarta. [22] Yahya, Santoso. 2004. Ekonomi Pembangunan. ElexMedia Komputindo. Jakarta.

Page 27: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 16

KINERJA PETUGAS PROGRAM PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS (P2TB) DALAM PENCAPAIAN ANGKA CASE DETECTION RATE (CDR)

(STUDI KASUS: DI PUSKESMAS TEBING GERINTING)

Desi Diana¹, Isna Wijayani², M. Izman Herdiansyah³ ¹Program Magister Manajemen Sumber Daya Manusia, Universitas Bina Darma

Email: [email protected]

Abstrak

Pencapaian target penemuan kasus baru Tb BTA positif di Puskesmas Tebing Gerinting dari tahun 2014 sampai tahun 2016 belum pernah mencapai target 70%. Peran petugas pemegang Program Penanggulangan Tuberkulosis (P2TB) sangat penting dalam pencapaian target. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis kinerja petugas P2TB dalam pencapaian angka Case Detection Rate (CDR). Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan datanya diperoleh dari wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja petugas P2TB dalam pencapaian angka CDR belum optimal, walaupun latar belakang pendidikan petugas P2TB sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan, petugas juga sudah pernah mengikuti pelatihan, dan sudah 5 tahun memegang program P2TB, namun angka CDR belum mencapai target 70% yang telah ditetapkan. Ini disebabkan oleh petugas P2TB dalam pelaksanaan tugasnya tidak sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kegiatan penyuluhan dan penjaringan suspek hanya dilakukan pada saat Posyandu, dan dalam pelaksanaan kegiatan kurang didukung oleh sarana dan prasarana yang baik. Keywords: Kinerja, Petugas P2TB, CDR

1. PENDAHULUAN

Tuberkulosis (Tb) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis (WHO, 2014). World Health Organization (WHO) telah merekomendasikan strategi Directly Observed Treathment Shortcourse (DOTS) sebagai strategi dalam penanggulangan Tb sejak tahun 1995 (Depkes RI, 2007). Fokus utama DOTS adalah penemuan dan penyembuhan pasien, prioritas diberikan kepada pasien Tb tipe menular. Strategi ini akan memutuskan rantai penularan Tb dan dengan demikian menurunkan insidens Tb di masyarakat (KemenKes RI, 2014). WHO menetapkan target global Case Detection Rate (CDR) atau penemuan kasus Tuberkulosis Bakteri Tahan Asam (BTA) positif (+) sebesar 70% dan Cure Rate (CR) atau angka kesembuhan pengobatan sebesar 85%. Angka kesembuhan menunjukkan persentasi pasien Tb paru BTA (+) yang sembuh setelah selesai masa pengobatan diantara pasien Tb paru BTA (+) yang tercatat (Kemenkes RI, 2011). Angka pencapaian CDR di Puskesmas Tebing Gerinting pada tahun 2013 hanya ditemukan 15 orang (39,1%) pasien Tb. Paru sementara target yang harus dicapai 27 orang pasien Tb. Paru, tahun 2014 ditemukan 7 orang pasien Tb. Paru (20,7%), sedangkan target penemuan kasus 24 orang. Tahun 2015, ditemukan 17 orang pasien Tb. Paru (49,3%), sedangkan target penemuan kasus 24 orang, dan pada tahun 2016 ditemukan 18 orang pasien Tb paru (47,8%), sedangkan target 26 orang (Profil Puskesmas Tebing Gerinting Kab. OI, 2015). Angka penemuan suspek Tb. Paru dan angka penemuan kasus baru Tb. Paru BTA positif merupakan tolok ukur yang menentukan keberhasilan program penanggulangan Tb. Paru. Salah satu unsur pokok yang dibutuhkan dalam keberhasilan program penanggulangan Tb. Paru adalah ketersediaan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dengan kinerja atau prestasi kerja yang baik. Petugas Tb. Paru mempunyai peranan penting dalam proses pelaksanaan program penanggulangan Tb. Paru.

Page 28: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 17

Kinerja menurut Yaslis adalah penampilan hasil karya personal, baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi, kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personil. Menurut teori kinerja yang dikemukakan oleh Gibson, (2008:123-124) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah faktor dari variabel individu yang terdiri dari kemampuan dan keterampilan, latar belakang dan demografis. Faktor yang mempengaruhi kinerja yang kedua adalah faktor dari variabel psikologi yang terdiri dari persepsi, sikap, kepribadian, motivasi, kepuasan kerja dan stres kerja. Sedangkan faktor yang ketiga yang mempengaruhi kinerja adalah faktor organisasi yang terdiri dari kepemimpinan, kompensasi, konflik, kekuasaan, struktur organisasi, desain pekerjaan, desain organisasi dan karir. Kinerja petugas pemegang program Tb dianggap baik atau berhasil bila mencapai target angka penemuan kasus baru Tb BTA (Bakteri Tahan Asam) positif sesuai indikator yang ditetapkan oleh WHO (Kemenkes RI, 2016).

Dari pemaparan di atas, maka Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai analisis kinerja petugas Program Penanggulangan Tuberkulosis (P2TB) dalam pencapaian angka Case Detection Rate (CDR).

2. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian studi evaluasi dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini mendapatkan gambaran yang mendalam tentang suatu kasus yang sedang diteliti. Pengumpulan datanya diperoleh dari wawancara, observasi, dan dokumentasi (Sujarweni, 2014). Penelitian ini akan dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Tebing Gerinting Kabupaten Ogan Ilir. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2016 sampai dengan bulan Januari 2017. Pada kegiatan internship ini, yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah: Kepala Puskesmas Tebing Gerinting (1 orang), kepala Tata Usaha Puskesmas Tebing Gerinting (1 orang), petugas penanggung jawab program P2TB (1 orang), petugas Laboratotium Puskesmas Tebing Gerinting (1 orang) dan petugas supervisor Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir (1 orang). Teknik analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman (1992): (1) Reduksi data, data yang diperoleh disusun, direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting, (2) Penyajian data, data yang diperoleh dikategorisasikan menurut pokok permasalahan, (3) Penarikan kesimpulan, data yang sudah direduksi dan disajikan secara sistematis dan disimpulkan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kinerja petugas P2TB dalam penemuan kasus baru penderita Tb paru BTA positif atau angka CDR, diukur dengan menggunakan indikator pencapaian CDR. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa petugas P2TB di Puskesmas Tebing Gerinting belum melaksanakan tugas dengan maksimal, ini dilihat dari angka pencapaian CDR dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 angka pencapaian CDR belum pernah mencapai target yang sudah ditetapkan oleh WHO, yaitu 70% (Profil Puskesmas Tebing Gerinting Kab. OI, 2016). Dari hasil wawancara dengan informan, diketahui bahwa latar belakang pendidikan sudah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan yaitu D3 keperawatan, dan petugas sudah 5 tahun menjadi pemegang program P2TB, artinya petugas sudah cukup berpengalaman, dan petugas juga sudah mengikuti pelatihan, namun angka pencapaian CDR di Puskesmas tersebut masi belum mencapai target yang telah ditetapkan yaitu 70%.

Dari hasil wawancara dengan informan diketahui bahwa rendahnya angka CDR disebabkan oleh petugas P2TB dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam kegiatan penjaringan suspek atau penemuan kasus baru Tb BTA positif atau capaian CDR belum sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI. Sementara untuk kegiatan penjaringan suspek hanya dilakukan secara pasif hanya menunggu pasien datang ke Puskesmas untuk berobat, dan kegiatan penyuluhan pun tidak aktif dilakukan, petugas P2TB turun ke desa hanya apabila ada kegiatan

Page 29: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 18

Posyandu, dan itupun tidak setiap ada kegiatan Posyandu petugas bisa mengikuti, terkadang petugas ada pekerjaan lain yang juga harus segera diselesaikan, karena petugas mempunyai tanggung jawab lain selain sebagai petugas P2TB.

Puskesmas Tebing Gerinting merupakan Puskesmas Satelit (PS), artinya di Puskesmas tidak melakukan pemeriksaan sediaan sputum, hanya membuat sediaan dan di fiksasi kemudian sediaan di kirim ke Puskesmas Indralaya sebagai Puskesmas Rujukan Mikroskopis (PRM). Berdasarkan Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2008, sarana dan prasarana laboratorium yang digunakan dalam kegiatan penemuan kasus baru Tb BTA positif (CDR) meliputi: (a) Alat laboratorium, yang terdiri dari mikroskop, slide box, pot sputum, kaca sediaan, rak pewarna dan pengering, lampu spritus, ose, botol plastik bercorong pipet, kertas pembersih lensa mikroskop, dan kertas saring. (b) Bahan diagnostik terdiri dari reagensia Ziehl Neelsen, eter alkohol, minyak imersi, lysol, dan tuberkulin PPD RT 23. (c) Barang cetakan seperti buku pedoman, formulir pencatatan, dan pelaporan (TB 01 sampai TB 07) (Departemen Kesehatan RI, 2008).

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, alat dan bahan yang didapat dari Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir, hanya pot sputum dan barang cetakan serta buku pedoman penanggulangan Tb. Alat-alat laboratorium lainnya seperti slide box, ose, spritus, lampu spritus dan lain-lain didapat dari bantuan dana kas Puskesmas. Sarana dan prasarana di Puskesmas memang sangat terbatas, peralatan laboratorium sangat minim, kondisi peralatannya seperti ose, rak pewarna meski masi bisa di pakai namun sudah sangat kotor dan karatan. Untuk ruangan khusus pasien mengeluarkan dahak juga tidak tersedia.

Kegiatan petugas penanggung jawab program untuk turun ke lapangan mengadakan penyuluhan dan penjaringan suspek terkendala pada tidak tersedia motor dinas dan dana untuk turun ke lapangan atau ke desa-desa masih minim. Dengan adanya kendala-kendala tersebut dapat menghambat petugas dalam penemuan kasus baru Tb BTA positif (CDR). Sarana yang ada di puskesmas sangat membantu petugas dalam meningkatkan kinerja atau hasil kegiatannya, hal ini ditunjang dengan pendapat Notoatmodjo bahwa bantuan atau dukungan fasilitas seperti tempat kerja, alat transportasi, dana dan sebagainya sangat dibutuhkan oleh seorang petugas, terutama petugas dilapangan (Yuyun Maryun, 2006)

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuyun Maryun (2006) Ada hubungan antara persepsi terhadap sarana dengan kinerja petugas pelaksana program TB paru terhadap cakupan penemuan kasus baru BTA (+) di Kota Tasikmalaya tahun 2006 dengan p value 0,004.

4. SIMPULAN

Program pengendalian Tb dengan strategi DOTS di wilayah kerja Puskesmas Tebing Gerinting Kabupaten Ogan Ilir telah berjalan tetapi belum maksimal, dilihat dari angka penemuan kasus baru Tb BTA positif (Case Detection Rate (CDR)) belum mencapai target yang diharapkan. Ini disebabkan oleh kurang didukung oleh sarana dan prasarana yang baik dalam kegiatan penemuan kasus Tb paru, petugas P2TB tidak difasilitasi dengan motor dinas untuk mengadakan kunjungan ke desa-desa, dan dana untuk melakukan kunjungan ke desa-desa sangat terbatas. Peralatan laboratorium juga masih sangat minim, dan di Puskesmas Tebing Gerinting juga belum tersedia ruang khusus untuk pasien menampung dahak. Saran

Bagi petugas penaggung jawab program untuk lebih meningkatkan lagi motivasi dalam menjalankan kegiatan-kegiatan penyuluhan dan penjaringan suspek, supaya pencapaian angka penemuan kasus baru dapat ditingkatkan dan mencapai target yang ditetapkan oleh WHO.

Page 30: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 19

5. REFERENSI [1] Arikunto, S. 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta

[2] Depkes RI. 2008. Pedoman Penanggulangan Nasional Tuberkulosis. Depkes RI. Jakarta

[3] Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir. 2015. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir

2015. Dinkes Kabupaten Ogan Ilir.

[4] Kemenkes RI. 2011. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Depkes RI. Jakarta

[5] Mangkunegara. 2012. Pengertian kinerja, http://id.wikipedia.org//wiki/kinerja 2000:67. diakses: 22 Februari 2012.

[6] Notoatmodjo, Soekidjo, Prof, DR. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Rineka Cipta.

Jakarta

[7] Puskesmas Tebing Gerinting Kabupaten Ogan Ilir. 2015. Profil Puskesmas Tebing Gerinting 2015. Ogan Ilir.

[8] V. Wiratna Sujarweni. 2014. Metodologi Penelitian. Pustakabarupress. Yogyakarta

[9] Yayun Maryun. 2006. Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Petugas Program

TB Paru Terhadap Cakupan Penemuan Kasus Baru BTA (+) di Kota Tasikmalaya Tahun 2006. Tesis. Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro.

Page 31: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 20

FAKTOR-FAKTOR IMPLEMENTASI SYSTEM APPLICATION PRODUCT (SAP) : PT. SEMEN PADANG

Febryandhie Ananda1)

1 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi KBP Email: [email protected]

ABSTRACT

Mandal & Gunasekaran (2003) states that one of the resources that have become the ERP system is based on information technology, because it can increase the efficiency on the part of the company's operations. The aims of this study is to measure the success of user training variables and data analysis of System Application Product implementation in PT. Semen Padang. The method used is a sample survey and time for certain problems. The result is That user training and data analysis successfully support SAP implementation in PT. Semen Padang is categorized as successful with mean of User Training, Data Analysis and SAP Implementation are 4,31; 4,46; dan 4,46. Keywords: User Training, Data Analysis, System Application Product 1. PENDAHULUAN

Sistem informasi tidak hanya terbatas pada sistem informasi akuntansi saja tapi sudah meluas pada sistem informasi untuk mengelola sumber daya perusahaan. Sumber daya menurut (Hariandja, 2002) adalah sumber daya terdiri dari sumber daya manusia (karyawan), sumber daya alam (material), mesin-mesin fasilitas dan energi (teknologi), modal (uang), dan informasi (data keuangan). Cara untuk mewujudkan kesuksesan tersebut dapat dilakukan dengan cara mengintegrasikan sistem informasi, peningkatan efisiensi dari sistem informasi untuk menghasilkan manajemen yang lebih efisien dalam proses bisnis (Shehab, Sharp, & Supramaniam, 2004).

(Mandal & Gunasekaran, 2003) menyatakan bahwa salah satu sumber daya yang sudah menjadi sistem adalah ERP berbasis teknologi informasi, karena dapat meningkatkan efisiensi pada bagian operasional perusahaan. Implementasi ERP merupakan imlementasi aplikasi yang kompleks karena membutuhkan banyak biaya dan waktu yang harus dikeluarkan oleh perusahaan mulai dari tahap sebelum dan sesudah implementasi. Kesiapan perusahaan sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan implementasi.

Persoalannya sampai saat ini masih terdapat perusahaan yang belum mengintegrasikan sistem informasi dalam pengelolaan organisasinya. Selama ini dalam prosesnya perusahaan-perusahaan tersebut hanya didukung oleh aktivitas individual pada lokasi kerja masing-masing (Herdiawan, 2006). Realitas ini dapat menyebabkan mudah terjadinya kesalahpahaman dalam komunikasi data antara lokasi kerja satu dengan lokasi kerja lainnya. Tiap individu akan menyampaikan data pada lokasi kerjanya sendiri-sendiri, yang bisa jadi terdapat perbedaan mendasar dalam penyampaian data, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk koordinasi dalam penyediaan data dibandingkan dengan perusahaan yang telah mengintegrasikan fungsi-fungsinya. Data yang diintegrasikan ini dapat membantu proses bisnis yang efesien dan memudahkan pengambilan keputusan oleh manajemen perusahaan (Shehab et al., 2004).

Dalam penelitian ini menggunakan faktor yang digunakan oleh (Hasibuan & Dantes, 2012) sebagai variabel penentu keberhasilan pada implementasi penerapan bagian sistem ERP di PT. Semen Padang yaitu System Application Product (SAP). SAP adalah suatu nama mungkin sudah tidak asing lagi untuk praktisi-praktisi IT dunia, maupun di Indonesia. “SAP” ini adalah singkatan dari “System

Page 32: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 21

Analysis and Program Development (in German: Systemanalyse und Proggrammentwicklung)” yang ditemukan oleh Wellenreuther, Hopp, Hector, Plattner, dan Tschira pada tahun 1972. Yang kemudian berganti menjadi “Systems Application and Products in Data Processing” pada tahun 1977.

SAP merupakan perkembangan sistem ERP pada saat ini yang namanya sudah disesuaikan menurut kebutuhan dunia bisnis. “SAP” yang dikenal pada saat ini adalah sistem R/3-nya yang sudah teruji oleh perusahaan-perusahaan dunia dalam menjalankan bisnisnya, yang lebih dikenal dengan SAP R/3. Sebelum sampai ke generasi R/3, SAP sudah melewati tahap R/1 dan R/2. Selain sistem R/3 yang terkenal banyak juga solusi-solusi bisnis lainnya antara lain SAP BI (Business Intelligence) yang digunakan untuk Data Warehousing, SEM (Strategic Enterprise Management), SCM (Supply Chain Management), CRM dan masih banyak solusi-solusi bisnis lain yang ditawarkan oleh SAP untuk berbagai jenis bidang usaha di dunia. (Falgenti & Pahlevi, 2013)

Suatu tinjauan yang relevan terbaru pada beberapa literatur yang dilakukan (Hasibuan & Dantes, 2012), menerangkan bahwa faktor penting dalam tahap implementasi SAP adalah User training dan Data analysis. Faktor-faktor penentu keberhasilan dalam implementasi SAP merupakan suatu kombinasi dari beberapa faktor bukan merupakan suatu unsur tunggal. Kombinasi faktor-faktor yang tepat akan selalu bervariasi dari waktu dan harus sesuai dengan kondisi spesifik perusahaan.

Mengacu pada beberapa penelitian terdahulu maka penelitian ini, menggunakan 2 faktor dari (Hasibuan & Dantes, 2012), yaitu user training dan data analysis and convertion. Pendidikan dan pelatihan mengacu pada proses persiapan bagi karyawan dan manajemen melalui penjelasan-penjelasan tentang logika dan keseluruhan konsep dari sistem SAP. Dengan demikian, orang akan dapat memahami dengan baik bagaimana pekerjaan mereka berhubungan dengan area fungsional lain di dalam perusahaan itu. User / pemakai adalah orang yang menghasilkan hasil dan bertanggung jawab agar sistem dapat terlaksana sesuai dengan yang diharapkan biasanya adalah manajer departemen (Sum, Ang, & Yeo, 1997).

Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh (Sum et al., 1997), pelatihan seharusnya tidak terbatas hanya pada pelatihan yang berada dalam spesifik area mereka saja. Melainkan, harus diajarkan logika dan keseluruhan konsep SAP. Pelatihan tentang konsep SAP perlu dilakukan, sedangkan pelatihan fungsional (pelatihan fungsional yang lebih spesifik) akan membantu mengatasi timbulnya rasa takut akan komputer.

Infrastruktur internal perusahaan memiliki peranan penting dalam pelatihan sebagai penghubung antara keunggulan yang dimiliki oleh sistem SAP dengan kemampuan perusahaan dalam menghadapi kenyataan pada masalah operasionalnya. Instruktur / konsultan dari luar dapat secara efektif melengkapi instruktur internal perusahaan melalui pengalaman mereka agar dapat disampaikan kepada para pemakai sistem SAP yang lain. Selain itu manual bagi para user / pemakai paket sistem SAP harus jelas dan dapat dengan mudah dimengerti. Menurut (Somers & Nelson, 2001), palatihan bagi para user ini terdapat peran penting yaitu peran pelatihan dalam mengimplementasikan software dengan baik, pemahaman perubahan proses aplikasi bisnis perusahaan, pelatihan berbasis komputer dengan intranet.

Umble, Haft, & Umble (2003) mengemukakan bahwa data accuracy secara mutlak dibutuhkan pada sistem ERP, karena kebenaran data dan akurasi data adalah mutlak dibutuhkan oleh tim proyek sebagai tanggung jawab kepada top management.

Kebutuhan data-data dalam proses implementasi, dan akurasi data dalam menyediakan data secara real time akan mempermudah pengambilan keputusan para manajer dan mempercepat proses implementasi ERP (Hong & Kim, 2002; Umble et al., 2003). Struktur data yang ada pada system ERP dapat memberikan informasi yang fleksibel dan terintegrasi (Mandal & Gunasekaran, 2003).

Page 33: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 22

Indikator yang digunakan dalam penelitian ini diadopsi dari penelitian (Cantu, 1999), yaitu: transaksi data, struktur data, integrasi dan maintenance data, relevansi data, akurasi data, dan akses yang mudah.

2. METODE PENELITIAN

Menurut (Sugiyono, 2009), pengumpulan data secara survei dapat dilakukan dengan menggunakan metode kuesioner. Metode kuesioner merupakan suatu cara mendapatkan data primer pada survei tersebut, melalui penyebaran instrumen penelitian (kuesioner) yang telah disusun kepada responden yaitu populasi pelaksanan System Application Product (SAP) di PT. Semen Padang. Kuesioner ini disusun berdasarkan turunan dari variabel penelitian yang kemudian dirumuskan dalam bentuk pertanyaan. Metode yang digunakan adalah sample survei untuk masalah dan waktu tertentu. Hasil analisa dengan menggunakan metode statitiska deskriptif akan menyajikan rangkuman data-data atau nilai-nilai yang dihitung berdasarkan data yang dikumpulkan melalui kuesioner kepada responden. Rangkuman data tersebut berupa tabel frekuensi dan mean. Pengolahan data menggunakan software SPPS versi 23. Statistik deskriptif perlu dilakukan terhadap penelitian untuk memperkuat argumentasi dan logika dalam jawaban berdasarkan pada data yang dikumpulkan dari daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah diajukan dan diisi responden.

Teknik sampling pada penelitian ini menggunakan survey populasi atau total sampling, dikarenakan responden merupakan populasi. Berdasarkan definisi tersebut sampel yang akan diambil disini merupakan karyawan yang terlibat secara aktif dalam melaksanakan SAP di PT. Semen Padang. Menurut (Jacobs & Ted’Weston, 2007); Proses implementasi secara lengkap 2-3 bulan, dan melakukan perbaikan terhadap setiap modul ERP agar sesuai dengan realita yang ada pada perusahaan selama 6 bulan atau lebih. Waktu yang dibutuhkan perusahaan secara keseluruhan lebih dari 8 bulan, sehingga peneliti menentukan bahwa data yang diambil adalah perusahaan yang sudah menerapkan ERP lebih dari 1 tahun. Sehingga PT. Semen Padang sudah valid sebagai perusahaan yang sudah mengimplementasikan salah satu aplikasi sistem ERP yaitu SAP.

Dalam hal ini responden yang penulis ambil adalah seluruh manejer depertemen-departemen yang ada di PT. Semen Padang sebanyak 16 orang dengan rincian departemen tersebut sebagai berikut: Departemen Perencanaan & Pengembangan Pemasaran, Departemen Penjualan, Departemen Distribusi & Transportasi, Departemen Tambang, Departemen Produksi II/III, Departemen Produksi IV, Departemen Produksi V, Departemen PTP, Departemen Pengembangan Usaha & Sistem Manajemen, Departemen Litbang& Jaminan Kualitas, Departemen Rancang Bangun & Rekayasa, Departemen Perbekalan, Departemen Perbendaharaan, Departemen Akuntansi Pengendalian Keuangan, Departemen Sumber Daya Manusia, Departemen Sistem Informasi.

Tabel-tabel di bawah ini menjelaskan komponen variabel independen yang dibentuk oleh atribut-atributnya.

Tabel 1. User Training dan Atributnya

Variabel Independen Atribut/Variabel Indikator

User Training

V1 Peran pelatihan dalam mengimplementasikan software dengan baik

V2 Pemahaman perubahan proses aplikasi bisnis perusahaan V3 Pelatihan berbasis komputer dengan intranet

Sumber: (Somers & Nelson, 2001)

Page 34: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 23

Tabel 2. Data Analysis dan Atributnya

Variabel Independen Atribut/Variabel Indikator

Data Analysis

V4 Transaksi data V5 Struktur data V6 Intergarasi dan maintenance data V7 Relevansi data V8 Akurasi data V9 Akses yang mudah

Sumber: (Sun, Yazdani, & Overend, 2005)

Tabel 3. Keberhasilan Implementasi SAP dan Atributnya Variabel Dependen Atribut/Variabel Indikator

Keberhasilan Implementasi

SAP

V10 Sesuai scope yang ditetapkan V11 Sesuai tanggal Go-Live yang ditetapkan V12 Capaian efisiensi V13 Capaian efektivitas V14 Capaian akuntabilitas

Sumber: (Nah & Delgado, 2006)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut ini merupakan deskripsi dari hasil penelitian tentang user training dan data analysis berdasarkan distribusi frekuensi hasil penelitian. Untuk mendiskripsikan variabel-variabel tersebut, dapat dikategorikan dalam:

a. User Training

Tingkat implementasi SAP ini, dijelaskan oleh indikator User Training yang dilakukan oleh perusahaan dikarenakan unsur pelatihan yang dilakukan akan meningkatkan kemampuan yang lebih baik untuk implementasi SAP. Distribusi frekuensi masing-masin indikator tersebut dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini:

Tabel 4. Distribusi Frekuensi User Training

Pernyataan Bobot 3 Bobot 4 Bobot 5

Skor f % f % f %

Pelatihan yang diikuti sangatlah penting untuk memahami menjalankan software SAP dengan baik

1 0,07 11 0,79 2 0,14 4.07

Pelatihan yang diikuti membantu saya dalam memahami perubahan proses aplikasi bisnis perusahaan.

0 0,00 8 0,57 6 0,43 4,43

Pelatihan yang diikuti memungkinkan software SAP berbasis komputer dengan intranet.

1 0,07 6 0,43 7 0,50 4,43

Jumlah 2 0,14 25 1,79 15 1,07 12,93 Rata-rata 21 21 8,33 0,60 5 0,36 4,31

Sumber: Data primer yang diolah, 2017.

Page 35: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 24

Dari tabel 4 diatas secara keseluruhan dapat disimpulkan dari 16 sampel penelitian ditemukan

bahwa pada umumnya menyatakan setuju terhadap pelatihan yang dilakukan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah rata-rata sampel yang menjawab setuju yaitu sebanyak skor rata-rata penilaian sampel untuk semua sub indikatornya sebesar 4.31.

b. Data Analysis

Tingkat implementasi SAP juga mengggunakan Data Analysis sebagai faktor penting. Hal ini dilakukan untuk mencapai keakuratan, relevan, ketepatan dan informasi yang baik. Distribusi frekuensi masing-masin indikator tersebut dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini:

Tabel 5

Distribusi Frekuensi Data Analysis

Pernyataan Bobot 3 Bobot 4 Bobot 5

Skor f % f % f %

Pertukaran data yang dilakukan memungkinkan implementasi SAP di perusahaan akurat

3 0,21 3 0,21 8 0,57 4,36

Tingkatan data sang dilakukan memungkinkan proses implementasi SAP di peruhsaan berjalan maksimal

0 0,00 7 0,60 7 0,50 4,50

Integrasi dan pemeliharaan terhadap data SAP perusahaan yang saya jalankan membuat pimpinan dapat mengambil kebijakan dengan tepat.

0 0,00 6 0,43 8 0,57 4,57

Data yang relevan membuat perusahaan dapat memberrikan masukan yang up to date.

1 0,07 6 0,43 7 0,50 4,43

Data yang akurat membuat perusahaan memberikan masukan yang up to date

0 0,00 6 0,43 8 0,57 4,57

Akses yang mudah memungkinkan saya mendapatkan informasi yang baik.

1 0,07 5 0,36 8 0,57 4,50

Jumlah 5 0,36 33 2,36 46 3,29 26,93 Rata-rata 0,83 0,06 5,5 0,39 7,6 0,55 4,46

Sumber: Data primer yang diolah, 2017.

Dari tabel 5 diatas secara keseluruhan dapat disimpulkan dari 16 sampel penelitian ditemukan bahwa pada umumnya menyatakan setuju terhadap data analysis. Hal ini dapat dilihat dari jumlah rata-rata sampel yang menjawab setuju yaitu sebanyak skor rata-rata penilaian sampel untuk semua sub indikatornya sebesar 4.46.

c. Implementasi SAP

Tingkat implementasi SAP di perusahaan dapat dilihat dari distribusi frekuensi masing-masing indikator tersebut dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini:

Page 36: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 25

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Implementasi SAP

Pernyataan Bobot 3 Bobot 4 Bobot 5

Skor f % F % f %

Mencapai scope yang ditetapkan 3 0,21 3 0,21 8 0,57 4,36

Ko-live pada waktu yang ditetapkan 0 0,00 7 0,60 7 0,50 4,50

Meningkatkan efisiensi pekerjaan 0 0,00 6 0,43 8 0,57 4,57

Meningkatkan efektivitas pekerjaan

1 0,07 6 0,43 7 0,50 4,43

Menciptakan akuntabilitas di perusahaan 0 0,00 6 0,43 8 0,57 4,57

Jumlah 5 0,36 33 2,36 46 3,29 26,93 Rata-rata 0,83 0,06 5,5 0,39 7,6 0,55 4,46

Sumber: Data primer yang diolah, 2017. Dari tabel 6 diatas secara keseluruhan dapat disimpulkan dari 16 sampel penelitian ditemukan

bahwa pada umumnya menyatakan sukses dalam implementasi SAP. Hal ini dapat dilihat dari jumlah rata-rata sampel yang menjawab setuju yaitu sebanyak skor rata-rata penilaian sampel untuk semua sub indikatornya sebesar 4.46.

Hasil penelitian diatas menunjukkan adanya penguatan terhadap hasil yang diperoleh oleh (Hasibuan & Dantes, 2012) bahwa User Training dan Data Analysis mendukung dalam mensukseskan implementasi SAP di perusahaan. Hal ini juga senada dengan hasil penelitian dari (Somers & Nelson, 2001), (Sun et al., 2005) dan (Nah & Delgado, 2006).

4. SIMPULAN

Berdasarkan analisa data dan interpretasi yang telah disampaikan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan dari hasil penelitian adalah bahwa hasil rata-rata pengukuran kesuksesan terhadap variabel user training dan data analysis di PT. Semen Padang sebesar 4,31 dan 4,46 sedangkan implementasi SAP di PT. Semen Padang sebesar 4,46 Hal ini dapat diartikan bahwa user training dan data analysis sukses mendukung implementasi SAP di PT. Semen Padang termasuk dalam kategori berhasil dikarenakan mendekati nilai Bobot 5.

Seperti penelitian lainnya, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan dan kelemahan. Adapun keterbatasan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: dari model yang dikembangkan dan diuji dalam penelitian ini, hanya mengambil variabel yang berpengaruh terhadap implementasi SAP pada penelitian yang dilakukan oleh (Hasibuan & Dantes, 2012) saja sedangkan variable lain tidak dicakup dalam penelitian ini. Penelitian ini memberikan batasan penelitian pada lima variable yang diuji. Oleh karena itu, perluasan penelitian yang disarankan pada penelitian berikutnya adalah menambah variable independen yang mempengaruhi keberhasilan implementasi SAP dalam mencapai keunggulan bersaing. Variable yang disarankan adalah budaya organisasi (Zhang, Lee, Huang, & Zhang, 2005), pemilihan software dan hardware yang digunakan (Zhang et al., 2005) dan (Sum et al., 1997) serta dukungan vendor (Sum et al., 1997).

5. REFERENSI

[1] Cantu, R. (1999). A framework for implementing enterprise resource planning systems in small manufacturing companies. St. Mary’s University, San Antonio.

Page 37: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 26

[2] Falgenti, K., & Pahlevi, S. (2013). Evaluasi Kesuksesan Sistem Informasi ERP pada Usaha Kecil Menengah Studi Kasus: Implementasi SAP B1 di PT. CP. Jurnal Manajemen Teknologi. Retrieved from http://filest.distrodoc.com/content/pdf/2015-06-03/53d2a3160cf2a7fbb2e9ab65.pdf

[3] Hariandja, M. (2002). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: Grasindo. [4] Hasibuan, Z., & Dantes, G. (2012). Priority of key success factors (KSFS) on enterprise

resource planning (ERP) system implementation life cycle. Journal of Enterprise Resource Planning.

[5] Herdiawan, P. (2006). Laporan Penerapan ERP pada Perusahaan PT. Zyrexindo Mandiri

Buana. Warta Ekonomi. [6] Hong, K., & Kim, Y. (2002). The critical success factors for ERP implementation: an

organizational fit perspective. Journal of Information & Management. [7] Jacobs, F. R., & Ted’Weston, F. (2007). Enterprise resource planning (ERP)-A brief history.

Journal of Operations Management. [8] Mandal, P., & Gunasekaran, A. (2003). Issues in implementing ERP: A case study.

European Journal of Operational Research. [9] Nah, F., & Delgado, S. (2006). Critical success factors for enterprise resource planning

implementation and upgrade. Journal of Computer Information Systems. [10] Shehab, E., Sharp, M., & Supramaniam, L. (2004). Enterprise resource planning: An

integrative review. Journal of Business Process. [11] Somers, T., & Nelson, K. (2001). The impact of critical success factors across the stages of

enterprise resource planning implementations. In Proceedings of the 34th Annual. [12] Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Bandung: Alfabeta. [13] Sum, C., Ang, J., & Yeo, L. (1997). Contextual elements of critical success factors in MRP

implementation. Journal of Production and Inventory. [14] Sun, A., Yazdani, A., & Overend, J. (2005). Achievement assessment for enterprise resource

planning (ERP) system implementations based on critical success factors (CSFs). International Journal of Production.

[15] Umble, E., Haft, R., & Umble, M. (2003). Enterprise resource planning: Implementation

procedures and critical success factors. European Journal of Operational Research. [16] Zhang, Z., Lee, M., Huang, P., & Zhang, L. (2005). A framework of ERP systems

implementation success in China: An empirical study. International Journal of Production Economics.

Page 38: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 27

UPAYA PENCAPAIAN REALISASI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2013-2015.

Jon heri1, H. Zainiddin Ismai, Emi Suwarni3 Universitas Bina Darma

Jl. A. Yani No. 12, Palembang 30624, Indonesia [email protected], [email protected], [email protected]

Abstract

This study aimed to evaluate the implementation of Land and Building Tax Collection in Musi Banyuasin Regency with a descriptive qualitative research method by using some instruments those are interview, observation and literature. The data used consisted of quantitative and qualitative data derived from the primary and secondary data. The data were analyzed through sorting, discussion, and conclusion phase. Keywords : Efforts to achieve Realization of Land and Building Tax

1 . PENDAHULUAN Pajak adalah salah satu unsur dalam menghasilkan pendapatan daerah serta untuk mendukung

pelaksanaan otonomi daerah, Pemerintah kabupaten musi banyuasintelah memberikan penerimaan yang berasal dari Pajak Asli Daerah untuk kegiatanpembiayaan dan Pembangunanbagi pemerintah daerah,saat ini pajak daerahyang sebagian telah menjadi hak otonomi daerah kabupaten/kota.

Pajak bumi dan bangunan merupakansalah satu penerimaan pemerintah pusat yang sebagian hasilnya diserahkan kembali kepada daerahyang memungutnya PBB pengenaanya adalah pada sektor pedesaan,perkotaan, perkebunan,dan pertambangan.

Pajak bumi dan bangunan merupakan salah satu jenis pajak dengan kesadaran membayar yang cukup tinggi menginggat pajak bumi dan bangunan telah memberi keuntungan dan kedudukan sosial ekonomi yang lebih baik bagi orang atau badan,yang mempunyai sesuatu hak atau memperolah dari bumi atau bangunan tersebut oleh karena itu wajar dan sepantasnyalah apabila mereka yyang memperoleh manfaat atas bumi dan bangunan tersebut diwajibkan membayar Pajak Bumi dan Bangunan.

Menurut (Darwin,1994) Teori yang berkaitan dengan realisasi pendapatan daerah pengaruh dengan hal tersebut butuh dengan upaya dari wajib pajak untuk meningkatkan pendapatan daerah, usaha tersebut didasari oleh adanya teori motivasi untuk itu pada pembahasan ini disebut Teori Motivasi Motivasi dapat diartikan sebagai Kekuatan(energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu (motivasi ekstrinsik). Bertitik tolak dari pandangan bahwa tidak ada suatu model motivasi yang sempurna, dalam arti masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, para ilmuan terusmenerus berusaha mencari dan menemukan sistim motivasi yang terbaik, dalam arti mengabung berbagai kelebihan model-model tersebut menjadi satu model, tampaknya terdapat kesepakatan dikalangan para pakar bahwa model tersebut ialah apa yang tercakup dalam teori yang mengaitkan imbalan dengan prestasi seseorang individu.

Page 39: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 28

- Pendapatan

- Penagihan

- Pelayanan

Sejak berlakunya UUD 28 Tahun 2009 Tentang pengalihan Pajak Pusat di kembalikan ke Daerah Kabupaten/Kota yaitu Pajak Bumi dan Bangunan serta otonomi daerah baik dalam menetapkan, dan memungut Pajak Bumi dan Bangunan sudah diserahkan pengelolaannya mulai dari 1 Januari 2013 Kabupaten Musi Banyuasin sudah menerima Pajak pusat di serahkan ke daerah, Berbagai masalah yang ditemukan dalam pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kabupaten Musi Banyuasin mulai dari penyerahan data Wajib Pajak, tungakan piutang wajib pajak yang belum bayar, serta sarana dan prasarana yang belum memadai dalam operasional petugas pemungut, sumber daya manusia yang belum menguasai dalam sistim sismiop, sampai sekarang tahun berjalan belum menunjukan realisasi peningkatan yang diharapkan pemerintah daerah kabupaten musi banyuasin, berikut data realisasi pajak tahun 2013-2015 sebagai perbandingan dalam 15 kecamatan di kabupaten musi banyuasin.

Realisasi Pajak Bumi dan Bangunan Tahun 2013

No Kecamatan Ketetapan

Rp

Jumlah

SPPT

Realisasi

Rp

%

1 Sekayu 123.347.394 4.303 80.864.959 65,6

2 Babat Toman 482.836.634 2.943 172.844.229 36,9

3 Sanga Desa 157.615.217 3.333 58.989.159 36,8

4 Batang Hari

Leko

394.543.224 1.487 263.394.877 64,2

5 Lawang Wetan 123.347.394 4.303 80.864.999 65,6

7 Lais 595.274.127 990 566.212.228 95,1

8 Sungai Keruh 272.873.930 6.900 74.488.292 27,3

9 Sungai Lilin 1.168.680.021 6.061 789.347.989 71,2

10 Bayung Lincir 3.833.530.921 35.998 2.991883.863 78,9

11 Plakat Tinggi 315.397.825 11.195 143.856.745 47.2

12 Lalan 1.402.806.234 34.104 775.134.598 55,3

Petugas Pajak

(Input)

Undang-Undang No.12

(Proses)

Realisasi Pajak/Wajib Pajak

(Output)

Meningkatkan

Pendapatan Daerah

Page 40: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 29

13 Keluang 885.479.725 12.267 160.733.289 18,2

14 Babat Supat 1.108.680.021 17.846 789.347.909 71,2

15 Tungkal Jaya 2.33.663.573 34.162 1.520.059.485 65,2

Data Wajib Pajak PBB 15 (lima belas) Kecamatan & Realisasi

Tahun 2015

NO Kecamatan Ketetapan

Rp

Jumlah

SPPT

Realisasi

Rp

%

1 Sekayu 1.309.428.084 15.373 873.727.789 66,7

2 Babat Toman 713.853.462 6.355 193.469.504 19,5

3 Sanga Desa 172.491.109 5.533 82.040.068 47,6

4 Batang Hari

Leko

465.102.490 6.427 244.838.238 52,6

5 Lawang Wetan 128.221.825 4209 71.595.878 55,8

7 Lais 602.147.839 13.139 554.718.169 92,1

8 Sungai Keruh 274.977.346 8.477 123.674.207 45,0

9 Sungai Lilin 1.795.205.368 30.012 786,273.315 43,8

10 Bayung Lincir 3.207.164.207 32.633 2.064.836.482 64,4

11 Plakat Tinggi 378.643.152 11.222 185.761.463 49,1

12 Lalan 1.443.678.487 35.346 709.206.405 49,1

13 Keluang 896.256.722 13.870 238.047.417 26,6

14 Babat Supat 1.114.699.875 17.733 737.140.742 66,1

15 Tungkal Jaya 2.355.112.906 32.795 1.563.147.856 66,4

2. METODOLOGI PENELITIAN Metodelogi penelitian yang akan digunakan pada Penelitian ini adalah dengan menggunakan

metode kualitatif, Menurut Sugiyono (2009:15) penelitian kualitatif adalah suatu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive, teknik pengumpulan dengan triangulasi, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi

Metode pengumpulan data

Pada penelitian ini metode pengumpulan data menggunakan Observasi Yaitu pengamatan melibatkan semua indera (penglihatan, pendengaran, penciuman, pembau, perasa) Pencatatan hasil dapat dilakukan dengan bantuan alat rekam elektronik dan Wawancara .Pengambilan data melalui wawancara /secara lisan langsung dengan sumberdatanya, baik melalui tatap muka atau lewat telephone, teleconference Jawaban responden direkam dan dirangkum sendiri oleh peneliti.

Page 41: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 30

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini dengan mengajukan pertanyaan-Pertanyaan karena peneliti menggunakan pedoman wawancara yang disusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan data yang dicari. Penelitian ini menggunakan Wawancara tidak terstrukturr dengan kata lain dalam wawancara ini terjadi secara spontan bergantung dengan suasana dan keadaan ketika kegiatan wawancara berlangsung.

Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo, dan material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara Uma sekaran (2006). Menurut Lexy J. Moleong Wawancara adalah percakapan dengan tujuan tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (yang mengajukan pertanyaan) dan diwawancarai (yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu). Dalam penelitian menggunakan menggunakan buku yang berkaitan secara langsung mengenai pedoman wawancara untuk menggali informasi dari nasabah

Teknik Analisis Data Kualitatif

Menurut Miles dan Huberman, terdapat tiga teknik analisisi data kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Proses ini berlangsung terus-menerus selama penelitian berlangsung, bahkan sebelum data benar-benar terkumpul yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

3 HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini guna meningkatkan Pelayanan PT. Bank BRI (Persero), Tbk terhadap nasabah

khususnya bagi Frontliner yang secara langsung melayani nasabah di setiap jam operasional, bersama-sama meningkatkan mutu pelayanan di BRI Unit Kemang Indah terhadap masyarakat terutama untuk kecamatan Mesuji Raya. Menurut Gronroos (2001:27) pelayanan adalah suatu aktifitas yang tidak kasat mata yang terjadi akibat adanya interaksi antara konsumen dan karyawan atau hal-hal yang disediakan organisasi pemberi pelayanan yang dimaksud untuk memecahkan permasalahan masyarakat yang dilayani

Untuk meningkatkan pelayanan di BRI Unit Kemang Indah perlu adanya dukungan dari saranan dan prasarana, serta kemampuan dalam melayani nasabah bertransaksi dengan melihat dari 5 faktor penilaian yang telah ditetapkan yaitu Tangibility, Reliability, Responsibility, Assurance dan Empathy. Dengan melakukan analisis data terhadap nasabah dan menggunakan wawancara secara langsung kepada nasabah kemudian dapat disimpulkan bagaimana hasil dari 5 faktor penelitian tersebut.

Dari hasil wawancara serta analisis dari setiap jawaban oleh nasabah mengenai pelayanan di BRI Unit Kemang Indah. Menurut Kotler (2000:52) kepuasan nasabah adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dia rasakan dibandingkan dengan harapannya. Seperti halnya Pelayanan Nasabah di BRI Unit Kemang Indah yang dilihat dari seluruh aspek penilaian baik Tangibility, Reliability, Responsibility, Assurance dan Empathy masih belum maksimal dikarenakan masih ada pelayanan yang kurang memuaskan terutama di Tangibility yaitu bukti langsung pelayanan yang ada di BRI Unit Kemang Indah baik dari nasabah yang pertama kali datang dengan disambut oleh satpam dan diarahkan kemana mereka akan bertransaksi baik ke Teller ataupun ke Customer Service. Namun untuk keseluruhan sudah cukup baik dan harus ditingkatkan kembali untuk kedepannya

Dengan demikian Pelayanan di BRI Unit Kemang Indah harus ditingkatkan lagi untuk semua aspek. Kualitas pelayanan sebagai dasar utama nasabah merasa puas dengan kinerja yang sudah diterapkan oleh petugas pelayanan (Frontliner) sehingga nasabah merasa nyaman untuk terus bertransaksi di Bank BRI terutama BRI Unit Kemang Indah.

Page 42: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 31

4. SIMPULAN Berdasarkan uraian pembahasan analisis dan pengujian yang telah dilakukan, maka dapat di

ambil kesimpulan terhadap Pelayanan PT. Bank Rakyat Indonesia Terhadap Nasabah sebagai berikut : dari ke 5 penilaian yang ditetapkan untuk menilah pelayanan di BRI Unit Kemang Indah untuk keseluruhan sudah cukup baik namun perlu ditingkatkan kembali.

a) Untuk penilaian Tangibility terutama di kelengkapan fasilitas yang tersedia di BRI Unit Kemang Indah sehingga harus diperbaiki lagi agar nasabah dapat merasa nyaman untuk bertransaksi di BRI Unit Kemang Indah

b) Untuk penilaian Responsibility, nasabah BRI Unit Kemang Indah memberikan penilaian yang baik dan merasa cukup puas dengan pelayanan yang ada di BRI Unit Kemang Indah

c) Untuk Penilaian Reliability adalah penilaian yang paling baik menurut nasabah karena petugas pelayanannya memiliki dan kemampuan dlam menjelaskan mengenai produk-produk yang tersedia di Bank dan membantu saat memberikan solusi atas keluhan yang dirasakan oleh nasabah

d) Untuk penilaian Assurance telah cukup baik dan diharapkan kedepannya semakin di tingkatkan kembali serta membangun strategi yang baik untuk semakin meningkatkan nasabah pada jaminan yang telah di tawarkan oleh petugas pelayanan

e) Untuk penilaian empathy menjadi salah satu penilaian yang cukup baik dan mendapatkan respon yang positif dari nasabah

Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah disajikan, maka ada beberapa saran yang penulis ingin

sampaikan antara lain: a) Untuk BRI Unit Kemang Indah memperbaiki saranan dan prasarana yang ada di Unit Kemang

Indah dengan menambah alat pendingin di ruangan agar nasabah dapat merasa nyaman ketika bertransaksi di Bank

b) Untuk meningkatkan kembali kualitas SDM, terutama untuk Frontliner dengan memberikan penilaian dimana letak kekurangan dalam memberikan pelayanan secara langsung terhadap nasabah

5. REFERENSI [1] Ariesto Hadi Sutopo dan Adrianus Arief, 2010. Judul : Terampil Mengolah Data Kualitatif

Dengan NVIVO. Penerbit Prenada Media Group : Jakarta. [2] Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis, Perencanaan,

Implementasi, dan Pengendalian. Selemba Empat. Jakarta. [3] Lupiyoadi, Rambat, Manajemen Pemasaran Jasa, 2001, Selemba Empat, Jakarta. [4] Moleong, J Lexy, Prof. Dr. 2009, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja

Rosdakaya [5] Perangin angin, Loina (2001). Hubungan Masyarakat : Membina Hubungan Baik Dengan

Publik. Bandung : CV. Lalolo. [6] Rambat Lupiyoadi, 2001, Manajemen Pemasaran Jasa (Teori dan Praktik), Salemba

Empat, Jakarta.

Page 43: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 32

[7] Slamat, Dahlan. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi Keempat. Jakarta: Lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. [8] Sukmadinata. , 2006. Metode Penelitian Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung [9] Uma Sekaran. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat [10] http://bri.co.id diakses pada tanggal 1 November 2016 [11] http://j_widodo.staff.uns.ac.id/files/2009/05/materi-msdm.pdf diakses pada tanggal 30

Oktober 2016

Page 44: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 33

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR PADAJAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)

Maidalena

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sumatera Utara [email protected]

Abstract

Financial statements are a very important part for a company that will provide an overview of the financial performance of the company within a certain period. The financial ratios in the financial statements can serve as an illustration of the financial health condition of a company. Information obtained from the financial statements and the results of the calculation of financial ratios can be used as a description of the financial health of the company and can affect public confidence to invest. Jakarta Islamic Index (JII) is one of the stock indices in Indonesia which calculates the average stock price index for the types of stocks that meet the criteria of sharia. Information listed on the Islamic stock exchange can be made public as a reference to see the financial health of sharia companies listed therein. Keywords: Financial Performance, JII, OJK, Sharia Investment.

1. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar sehingga hal ini tentunya merupakan peluang bagi terciptanya serta terhimpunnya modal yang dapat dikembangkan sebagai suatu bentuk investasi yang sesuai dengan ajaran agama Islam. Peluang adanya modal yang dimiliki oleh umat Islam yang menginginkan suatu bentuk investasi yang terhindar dari hal-hal yang tidak sesuai dengan syariat Islam tersebut belum dapat dikelola secara optimal. Untuk menjawab keinginan masyarakat Indonesia untuk melakukan investasi yang sesuai dengan kaidah Islam, maka saat ini telah berkembang pasar modal syariah baik dalam bentuk reksadana syariah dan juga obligasi syariah.

Maraknya lembaga-lembaga keuangan yang berpredikat syariah yang berkembang dengan sangat pesat tidak terkecuali juga mempengaruhi pasar modal syariah. Berkembangnya pasar modal syariah memunculkan suatu ketertarikan tersendiri dari masyarakat luas untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara pasar modal syariah yang ada dengan pasar modal konvensional yang telah lama ada terutama dari segi kinerja keuangannya. Dalam perkembangannya sendiri, pasar modal syariah di Indonesia belum terlalu dikenal dan diminati oleh masyarakat. Hal ini terjadi entah karena kurangnya sosialisasi ataupun pengetahuan akan pasar modal itu sendiri, atau karena ketidakterkenalan akan sekuritas syariah yang ditawarkan, ketidakberanian dalam menghadapi resiko saham, budaya masyarakat yang hanya ingin mencari aman atas investasi yang dilakukan, atau juga karena untuk membuka rekening efek dalam pasar modal membutuhkan dana yang tidak sedikit yang menjadi penyebab minimnya minat masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal syariah. Hal ini terbukti dengan modal yang masuk dalam Jakarta Islamic Index (JII) masih sangat kecil dibandingkan dengan modal yang masuk dalam pasar modal konvensional.

Jakarta Islamic Index atau biasa disebut JII adalah salah satu indeks saham yang ada di Indonesia yang menghitung index harga rata-rata saham untuk jenis saham-saham yang memenuhi kriteria syariah. Pembentukan JII tidak lepas dari kerja sama antara Pasar Modal Indonesia (dalam hal ini PT Bursa Efek Jakarta) dengan PT Danareksa InvesmentManagement (PT DIM). JII telah dikembangkan sejak tanggal 3 Juli 2000. Pembentukan instrumen syariah ini untuk mendukung pembentukan Pasar Modal Syariah yang kemudian diluncurkan di Jakarta pada tanggal 14 Maret 2003.

Page 45: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 34

Mekanisme Pasar Modal Syariah meniru pola serupa di Malaysia yang digabungkan dengan bursa konvensional seperti Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Saham yang masuk JII berjumlah 30 (tiga puluh) saham yang memenuhi kriteria syariah.1

Adapun daftar saham JII yang telah diterbitkan Bursa Efek Indonesia berdasarkan Daftar Efek Syariah adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Daftar Efek Syariah

No. Kode Nama Emiten 1 AALI Astra Agro Lestari Tbk. 2 ADRO Adaro Energy Tbk. 3 AKRA AKR Corporindo Tbk. 4 ASII Astra International Tbk. 5 ASRI Alam Sutera Realty Tbk. 6 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk. 7 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. 8 INCO Vale Indonesia Tbk. 9 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk. 10 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 11 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk. 12 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk. 13 KLBF Kalbe Farma Tbk. 14 LPKR Lippo Karawaci Tbk. 15 LPPF Matahari Department Store Tbk. 16 LSIP PP London Sumatra Indonesia Tbk. 17 MPPA Matahari Putra Prima Tbk. 18 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. 19 PTPP PP (Persero) Tbk. 20 PWON Pakuwon Jati Tbk. 21 SCMA Surya Citra Media Tbk. 22 SILO Siloam International Hospitals Tbk. 23 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk. 24 SMRA Summarecon Agung Tbk. 25 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk. 26 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. 27 UNTR United Tractors Tbk. 28 UNVR Unilever Indonesia Tbk. 29 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk. 30 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk. Sumber: http://www.idx.co.id

Setiap perusahaan yang terdaftar pada bursa saham mempunyai kewajiban untuk memberikan

laporan keuangan perusahaannya kepada publik sebagai pertanggung jawaban mereka terhadap investasi yang telah dilakukan investor terhadapa perusahaan mereka untuk memberikan informasi mengenai kondisi keuangan dan kesehatan perusahaan dalam kurun masa yang telah berjalan. Hasil

1https://id.wikipedia.org/wiki/Jakarta_Islamic_Index

Page 46: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 35

dari pelaporan tersebut dapat digunakan oleh investor sebagai acuan untuk keputusan investasi terhadap perusahaan tersebut di masa yang akan datang.

Laporan keuangan pada perusahaan merupakan sebuah informasi yang penting dalam mengukur tingkat kinerja keuangan perusahaan untuk melakukan investasi. Keuangan yang biasanya disajikan dalam manajemen perusahaan yang lazim digunakan dalam memprediksi saham meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan laporan arus kas. Hal ini tidak relefan jika tidak menggunakan analisis rasio keuangan yang biasanya menjadi alat ukur perusahaan untuk mengetahui apakah kinerja keuangan yang selama periode berjalan menguntungkan bagi perusahaan dalam pasar modal atau malah merugikan perusahaan.

Berinvestasi di dalam Islam sangat dianjurkan dan merupakan salah satu kegiatan muamalah dimana harta yang diinvestasikan diharapkan dapat menjadi produktif dan dapat memberikan kemaslahatan bagi umat dan orang banyak. Dalam istilah ilmu fikih, yang dimaksud dengan harta oleh kalangan Hanafiyah adalah sesuatu yang digandrungi oleh tabiat manusia dan mungkin disimpan untuk digunakan saat dibutuhkan. Namun harta tersebut tidak akan bernilai kecuali bila dibolehkan menggunakannya secara syariat. Mereka membedakan antara materi dan nilai. Materi hanya bisa berwujud hanya ketika seluruh manusia atau sebagian diantara mereka menggunakannya sebagai materi. Tetapi nilai hanya berlaku bila dibolehkan oleh ajaran syariat.2

Al-Quran dengan tegas melarang penimbunan (iktinaz) harta yang dimiliki sebagaimana disebutkan dalam alqur’an Surat At-taubah ayat 34 yang artinya sebagai berikut:

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi

dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih”.

Sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, salah satu bentuk investasi yang dapat dilakukan

adalah dengan menanamkan harta di pasar modal. Pasar modal merupakan suatu wadah bagi pihak yang memiliki kelebihan harta (investor) untuk menyertakan modalnya kepada perusahaan yang membutuhkan dana (emiten) sehingga perusahaan yang membutuhkan modal tersebut dapat beroperasi dengan skala yang lebih besar sehingga pada akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan perusahaan dan juga dapat meningkatkan kemakmuran masyarakat luas. Adapun pasar mosal syariah dapat diartikan sebagai pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan transaksinya dan terlepas dari hal yang dilarang seperti riba, perjudian, gharar yang berlebihan, tadlis, dan lain-lain.3

Beberapa prinsip umum dalam melakukan investasi syariah diantaranya:4 a. Prinsip halal dan thayyib b. Prinsip transparansi guna menghindari kondisi yang gharar (sesuatu yang tidak diketahui pasti

akan kebenarannya) dan berbau maysir. c. Prinsip keadilan dan persamaan.

2Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution. Investasi pada Pasar Modal Syariah, (Jakarta: Kencana,

2008), hal. 3 3 Najmudin. Manajemen Keuangan dan Akuntansi Syar’iyyah Modern. CV. Andi Offset. 2011, h. 257 4 Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), hal. 39

Page 47: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 36

Dari segi penawaran (supply) maupun permintaan (demand), pemilik harta (investor) dan pemilik usaha (emiten) maupun bursa dan self regulating organization lainnya tidak boleh melakukan hal-hal yang menyebabkan gangguan yang disengaja atas mekanisme pasar.

Investasi dilihat dari sudut kerohanian merupakan sebuah amal saleh yang kelak akan menjadi bekal bagi manusia pada hari perhitungan kelak. Karena tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat mengetahui tentang masa depan, sehingga Allah memerintahkan untuk melakukan investasi sebagai bekal baik di dunia maupun di akhirat kelak.5 Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-qur’an Surat Al-Hasy: 18, yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri

memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu lakukan.”

Dalam prinsip ekonomi Islam saham memiliki banyak kesamaan dengan syirkah.6Syirkah

merupakan suatu akad antara dua pihak atau lebih untuk bersama-sama memberikan konrtribusi, seperti dana, keahlian, pekerjaan dan reputasi. Kemudian akad syirkah juga diawali dengan kesepakatan pembagian hasil ketika mendapat keuntungan dan juga pembagian kerugian.

Adapun pola syirkah yang dapat dilakukan di saham adalah dalam bentuk musyarakah dan mudharabah. Perbedaan keduanya terletak pada pemberian modal, dalam akad musyarakah shahibul mal terdiri dari seluruh partner, tetapi dalam mudharabah hanya satu pihak yang memberikan modal pihak yang lainnya bertugas untuk memproduktifkan usaha kemitraan mereka.

Saham adalah merupakan surat-surat berharga atau bukti kepemilikan suatu perusahaan yang mempunyai hak-hak untuk:7

Berpartisipasi dalam menentukan arah dan tujuan perusahaan, yaitu melalui hak suara dalam rapat pemegang saham.

a. Memperoleh laba dari perusahaan dalam bentuk deviden yang dibagi oleh perusahaan. b. Membeli saham baru yang dikeluarkan perusahaan agar proporsi pemilikan saham masing-

masing dapat tidak berubah. c. Menerima pembagian aktiva perusahaan dalam hal perusahaan telah dilikuidasi. Selain akad yang dijalankan, produk yang menjadi usaha perusahaan tempat berinvestasi harus

sesuai dengan ketentuan prinsip syariah dalam pasar modal. Ketentuan tersebut diantaranya; usaha yang dijalankan tidak melanggar ketentuan syariah, utang perusahaan tidak melebihi ekuitas yang ada di perusahaan tersebut seperti ketentuan yang tertulis dalam Peraturan Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah.

Saham dapat mengakomodir masyarakat yang memiliki peluang usaha namun tidak memiliki modal dengan masyarakat yang memiliki modal tetapi tidak memiliki peluang usaha. Mereka berkumpul untuk mencapai kesuksesan bersama. Tentunya seperti yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, selama tidak ada yang berkhianat – misalnya dengan memberikan informasi yang

5Ibid, h. 30. 6Warkum Sumitro, Asas-asas Perbankan Islam & Lembaga-lembaga Terkait. Cet: 4 (Jakarta: TP

RajaGrafindo, 2004), h. 219. 7Zaky Baridwan. 2004. Intermediate Accounting, Edisi delapan. BPFE-Yogyakarta. H. 389-390

Page 48: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 37

menyesatkan atau dengan menipu atau dengan korupsi, maka Allah akan selalu bersama meraka.8 Allah berfirman dalam Hadist Qudsi yang diriwayatkan Abu Dawud yang artinya:

“dari Abu Hurairah RA., Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya Allah SWT berfirman: Aku

adalah pihak ketiga dari kedua orang yang berserikat selama salah satu dari mereka tidak mengkhianati temannya. Jika (diantara mereka) berkhianat, maka aku keluar dari keduanya. (HR: Abu Dawud dan disahihkan Hakim)

Saham terdiri dari saham biasa (Common Stock) dan saham preferensi (Preferred Stock). Saham

biasa adalah sekuritas yang menunjukkan bahwa pemegangnya mempunyai kepemilikan atas asset perusahaan. Pemegangnya memiliki hak suara dalam RUPS. Dalam referensi lainnya dijelaskan, saham (biasa) adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau kepemilikan individu maupun institusi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT).9

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini bersifat analisis deskriptif yaitu penelitian yang menganalisis, menggambarkan dan menjelaskan tentang variabel-variabel penelitian yang ada. Penelitian ini juga bersifat kuantitatif, yaitu data yang digunakan dalam penelitian ini berupa angka-angka atau besaran tertentu yang sifatnya pasti, sehingga data seperti ini memungkinkan untuk dianalisis.10 Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu sumber data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui perantara.11 Yang menjadi objek penelitian adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar pada Jakarta Islamic Index. Populasi perusahaan yang terdaftar pada JII adalah sebanyak 30 perusahaan dari beberapa bagian. Penelitian ini menggunakan sampel dengan pemilihan sampel dilakukan berdasarkan metode purposive sampling, yaitu pemilihan sampel saham perusahaan selama periode penelitian berdasarkan kriteria tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti membatasi kriteria penelitian hanya akan meneliti dan membahas perusahaan yang berada pada bidang yang sama dengan pertimbangan keseragaman bidang akan memberikan ciri dari perusahaan yang mirip, lebih fokus kepada perusahaan yang sejenis dan keterbatasan waktu penelitian.

Dari hasil pengumpulan data awal, dapat diketahui bahwasanya perusahaan-perusahaan yang terdaftar di JII terdiri dari 8 sektor perusahaan dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 2. Sektor Perusahaan yang terdaftar pada JII

No Jenis Industri Jumlah Kode Perusahaan 1 Miscellaneous Industry 1 ASII 2 Basic Industry and Chemicals 2 INTP, SMGR 3 Mining 3 ADRO, INCO, ITMG 4 Infrastructur, Utilities and

Transportation 3 JSMR, PGAS,

TLKM

8Iwan P. Pontjowinoto, Kaya&Bahagia Cara Syariah, (Jakarta: Penerbit Hikmah, 2010), Cet. Pertama,

h. 182. 9Sunariyah. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2011), h. 73 10 Syamsul Hadi dan Widyarini, Metodologi Penelitian untuk Manajemen dan Akuntansi, hlm. 68. 11Nur Indriyanto dan Bambang Supomo. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan

Manajemen, edisi I (Yogyakarta, BPFE, 1999), hlm. 147.

Page 49: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 38

5 Cunsumer Goods Industry 4 ICBP, INDF, KLBF, UNVR

6 Agriculture 3 AALI, LSIP, SSMS 7 Trade, Services and Investment 6 AKRA, LPPF,

MPPA, SCMA, SILO, UNTR

8 Property, Real Estate and Building Construction

8 ASRI, BSDE, LPKR, PTPP, PWON, SMRA, WIKA, WSKT

TOTAL 30 Perusahaan Sumber: http://www.idx.co.id (data diolah)

Dalam hal ini peneliti menggunakan perusahaan dengan jumlah perusahaan terbanyak untuk

diteliti yaitu perusahaan Property, Real Estate and Building Construction yang berjumlah sebanyak 8 perusahaan didalamnya. Data yang digunakan adalah data kinerja keuangan dari perusahaan-perusahaan yang terdaftar di JII tersebut dan peneliti membatasi data penelitian yang diteliti dalam rentang waktu tahun 2011 sampai dengan tahun 2014.

3. TEMUAN PENELITIAN

Alam Sutera Realty Tbk. (ASRI) PT Alam Sutera Realty Tbk. didirikan pada tanggal 3 Nopember 1993 dengan nama PT

Adhihutama Manunggal oleh Harjanto Tirtohadiguno beserta keluarga yang memfokuskan kegiatan usahanya di bidang properti. Perusahaan mengganti nama menjadi PT Alam Sutera Realty Tbk dengan akta tertanggal 19 September 2007 No.71 dibuat oleh Misahardi Wilamarta, S.H., Notaris di Jakarta. Perusahaan telah menjadi pengembang properti terintegrasi yang memfokuskan kegiatan usahanya dalam pembangunan dan pengelolaan perumahan, kawasan komersial, kawasan industri, dan juga pengelolaan pusat perbelanjaan, pusat rekreasi dan perhotelan (pengembangan kawasan terpadu).

Dari laporan kinerja keuangan perusahaan ini dapat diketahui bahwa untuk rentang waktu tahun 2011 sampai dengan 2014 kondisi total assets, total liabilities dan total equity perusahaan mengalami kenaikan tiap tahunnya. Hal ini dapat menunjukkan bahwa perusahaan dapat terus mempertahankan kinerja perusahaannya dengan baik sehingga semua sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dapat digunakan secara optimal untuk memperoleh keuntungan bagi para investor. Sedangkan untuk nilai total revenues mengalami kenaikan dari tahun 2011 sampai tahun 2013 akan tetapi pada tahun 2014 terjadi sedikit penurunan. Terjadinya penurunan revenue pada tahun 2014 tersebut disebabkan oleh terjadinya penurunan beban pokok penjualan, jasa dan usaha lainnya dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Page 50: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 39

Gambar 1. Kinerja Keuangan ASRI

Dilihat dari analisis rasio dari laporan keuangannya, dapat dilihat dari gambar 1 di atas

bahwasanya rasio keuangan perusahaan mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Jika dilihat dari pergerakan nilai rasio yang ada, perubahan ataupun fluktuasi dari masing-masing rasio masih menunjukkan pergerakan yang sama. Alam Sutera Realty Tbk. mengalami penurunan dalam perhitungan Current Ratio pada tahun 2013, hal ini dapat diartikan bahwasanya kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 mengalami penurunan begitu juga halnya dengan ROA dan ROE juga mengalami penurunan untuk jangka waktu yang sama. Kenaikan nilai dari rasio pada laporan keuangan ini dapat diartikan bahwasanya perusahaan mengalami kenaikan kinerja perusahaan dalam hal memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan juga mereka mengalami peningkatan efisiensi perputaran aktiva.

Secara teori, dapat dilihat bahwasanya semakin tinggi tingkat Current Ratio, ROAdan ROE suatu perusahaan diharapkan akan meningkatkan tingkat pengembalian (return) perusahaan tersebut. Akan tetapi, hal ini bertolak belakang dengan data yang dihasilkan dimana nilai Current Ratio, ROA dan ROE perusahaan tersebut berbanding terbalik dengan Returnperusahaan untuk tahun 2012. Adanya penurunan pada nilai rasio dapat memberikan perkiraan yang buruk bagi para investor untuk melakukan penanaman modal mereka kembali pada perusahaan tersebut. Untuk itu perusahan harus terus berusaha untuk mempertahankan kinerja perusahaannya agar selalu dalam kondisi yang baik.

Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) Perusahaan pertama kali didirikan dengan Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT Bumi Serpong

Damai No. 50 tanggal 16 Januari 1984 jo Akta Perubahan No. 149 tanggal 27 Oktober 1984 dan Akta Perubahan No. 82 tanggal 23 April 1985, ketiganya dibuat di hadapan Benny Kristianto, SH, Notaris di Jakarta. Akta Pendirian beserta perubahannya tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-5710.HT.01.01.Th.85 tanggal 10 September 1985 dan telah didaftarkan dalam buku register di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Barat

Page 51: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 40

berturut di bawah No. 1008/1985, No. 1007/1985 dan No. 1006/1985 ketiganya tanggal 25 September 1985 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 67 tanggal 22 Agustus 1986, Tambahan No. 1016.

Laporan keuangan tahunan yang diberikan oleh Bumi Serpong Damai Tbk. menunjukkan bahwa tiap tahunnya perusahaan mengalami peningkatan dalam perolehan total assets, total liability, total revenues dan profit perusahaan. Hal ini memberikan suatu indikasi bahwasanya perusahaan ini mampu untuk menjaga kesehatan dari keuangan perusahaan sehingga dapat memberikan rasa aman bagi para investor yang mengharapkan adanya imbal hasil yang positif atau mengntungkan bagi mereka. Perolehan total assets, total liability, total revenues dan profit perusahaan yang terus mengalami kenaikan secara tidak langsung akan menjadikan perusahaan tersebut akan dapat terus berjalan dengan modal yang cukup karena minat para investor diharapkan akan terus mengalir karena perusahaan dapat memberikan keyakinan akan kesehatan keuangan perusahaannya.

Gambar 2. Kinerja Keuangan BSDE

Rasio tingkat pengembalian laba terhadap aset maupun modal setiap tahunnya mengalami

kenaikan, akan tetapi kenaikan tersebut tidak diikuti oleh kenaikan akan harga closing saham perusahaan. Pada tahun 2011 ke tahun 2012, perusahaan mengalami penurutan harga saham yang dalam hal ini akan memberikan dampak negatif kepada para investor karena penurunan harga saham bisa jadi karena hilangnya kepercayaan investor terhadap perusahaan.

Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) Lippo Karawaci Tbk. mengawali perjalanannya di tahun 1993, tumbuh dari PT Tunggal

Reksakencana yang didirikan pada Oktober 1990. Di tahun 1993, Perseroan memulai proyek kota mandiri pertamanya di Tangerang, sebelah barat Jakarta dengan nama Lippo Village. Lippo Village merupakan sebuah komunitas mandiri berkelanjutan. Perseroan tidak hanya membangun pemukiman dan daerah komersial, sekolah, rumah sakit, mal, hotel, lapangan golf, tetapi juga membangun jalan

Page 52: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 41

sepanjang 364 km, menanam 157.486 pohon dan juga membangun beberapa fasilitas pengolahan air di tiga kota mandiri yang didirikannya selama 24 tahun usianya; sebagai bagian dari komitmen Perseroan untuk membangun lingkungan tempat tinggal yang berkelanjutan yang memberi dampak positif terhadap kualitas hidup masyarakat di tempat Perseroan menjalankan bisnisnya.

Perseroan ini mengkonsolidasikan bidang usahanya menjadi empat pilar utama: Properties (yang terdiri dari Urban Development dan Large Scale Integrated Development), Healthcare, Commercial (Mal Ritel dan Hotel) dan Asset Management (Town Management atau pengelola kota mandiri dan Portfolio Management atau pengelola portofolio).

Gambar 3. Kinerja Keuangan LPKR

Lippo Karawaci Tbk. memberikan informasi didalam laporan keuangan tahunannya menunjukkan

bahwa tiap tahunnya perusahaan mengalami peningkatan dalam perolehan total assets, total liability, total revenues dan profit perusahaan. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa perusahaan dalam kondisi yang sehat dan layak untuk menjadi salah satu alternatif dalam melakukan investasi.

PP (Persero) Tbk. (PTPP) Perseroan ini merupakan salah satu perusahaan konstruksi terbesar di Indonesia telah berdiri sejak

tahun 1953. Dengan pengalaman selama puluhan tahun, Perseroan senantiasa meningkatkan kinerja guna memberikan nilai lebih bagi seluruh pemangku kepentingan dengan fokus pada pengembangan 6 (enam) pilar bisnis perusahaan, yakni Konstruksi, EPC, Properti, Peralatan, Investasi dan lain-lain (Pracetak).

Page 53: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 42

Gambar 4. Kinerja Keuangan PTPP

Returnperusahaan mengalami penurunan pada tahun 2012, hal ini disebabkan karena fluktuasi dari

harga closing perusahaam tersebut. Perubahan harga saham perusahaan memang sering terjadi. Akan tetapi, jika dilihat dari pergerakan closing price perusahaan ini mengalami peningkatan yang signifikan. Jika dilihat dari laporan kinerja perusahaan, perusahaan ini memiliki prospek peningkatan yang bagus. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan harga saham perusahaan yang pada akhir desember 2012 masih berada di bawah rata-rata indeks harga saham gabungan, mulai bergerak naik diakhir 2013 dan terus berherak naik hingga saat ini. Peningkatan ini merupakan indikasi yang baik bagi perusahaan untuk menjadi salah satu perusahaan yang akan dilirik oleh investor karena perusahaan mengalami peningkatan dan mampu memberikan peningkatan pengembalian bagi pemegang saham.

Pakuwon Jati Tbk. (PWON) PT. Pakuwon Jati Tbk. didirikan berdasarkan akta No. 281 tanggal 20 September 1982 dari Kartini

Muljadi, S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesiadengan Surat Keputusannya No. C2-308.HT.01.TH.83 tanggal 17 Januari 1983, serta diumumkan dalam Berita Negara No. 28 tanggal 8 April 1983 Tambahan No. 420. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan di tahun 2012, yang pertama dengan akta notaris No. 18 tanggal 21 Pebruari 2012, kemudian dengan akta No. 28 tanggal 13 Maret 2012 mengenai pemecahan saham. Semua akta perubahan tersebut dari notaris Esther Mercia Sulaiman, S.H., notaris di Jakarta. Akta perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Suratnya No. AHU-AH.01.10-09074 tanggal 14 Maret 2012.

Page 54: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 43

Gambar 5. Kinerja Keuangan PWON

Summarecon Agung Tbk. (SMRA) Summarecon Agung Tbk. didirikan pada tahun 1975 oleh Bapak Soetjipto Nagaria dan rekan–

rekannya untuk membangun dan mengembangkan real estat. Dimulai dengan membangun 10 hektar lahan di kawasan rawarawa di daerah Kelapa Gading, para pendiri Perusahaan berhasil mengubah kawasan tersebut menjadi salah satu daerah hunian dan bisnis paling bergengsi di Jakarta. Seiring berjalannya waktu, Summarecon berhasil membangun reputasi sebagai salah satu pengembang properti terkemuka di Indonesia, khususnya dalam pengembangan kota terpadu atau lebih dikenal dengan ‘township’.

Summarecon membangun kota terpadu yang mengintegrasikan pengembangan perumahan dengan komersial, yang didukung oleh fasilitas yang beragam dan lengkap bagi para penghuninya. Dalam tiga dasawarsa terakhir, Summarecon telah mengembangkan kemampuan di segala bidang real estat: meliputi pengembangan, arsitek, teknik, manajemen proyek dan konstruksi, perencanaan tata kota, infrastruktur, teknik desain yang berkelanjutan, manajemen kota terpadu, dan manajemen properti ke dalam pengembangan kota terpadu kami.

Page 55: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 44

Gambar 6. Kinerja Keuangan SMRA

Sama halnya dengan PTPP, SMRA juga menunjukkan perkembangan indeks harga saham yang

cukup baik yang mendekati indeks harga saham gabungan dan berada di atas indeks perusahaan sejenis. Ini bisa menjadi pertimbangan bagi perusahaan untuk terus memaksimalkan kinerja perusahaan agar bisa menjadi lebih baik lagi. Dari segi kinerja keuangan berdasarkan laporan keuanga, perusahaan ini juga menunjukkan kinerja yang baik dan terus meningkat.

Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) PT Wijaya Karya (Persero) (WIKA) tak bisa dipisahkan dari sejarah pembangunan Indonesia

setelah kemerdekaan. Perusahaan ini adalah hasil nasionalisasi perusahaan Belanda, Naamloze Vennotschap Technische Handel Maatschappij enBouwbedijf Vis en Co atau NV Vis en Co, pada 11 Maret 1960. WIKA memiliki kontribusi dalam pembangunan infrastruktur yang menjadi ikon nasional hingga saat ini. Satu di antaranya adalah berperan dalam pembangunan Gelanggang Olah Raga Bung Karno. Pelan tapi pasti WIKA berubah menjadi perusahaan infrastruktur yang terintegrasi. Agar kepak sayap bisnis bisa lebih tinggi, sejumlah anak perusahaan pun dibentuk seperti WIKA Beton, WIKA Intrade, dan WIKA Realty.

Tahun 2014 dengan cara pandang baru, WIKA membagi ulang segmen bisnisnya menjadi 5 pilar yakni: Industri, Infrastruktur & Gedung, Energi &Industrial Plant, Realty & Property, dan Investasi. Dengan segmentasi seperti ini diharapkan kinerja WIKA akan lebih solid guna mewujudkan “operational excellence for best results” melalui peningkatan penyelesaian proyek yang lebih cepat.

Page 56: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 45

Gambar 7. Kinerja Keuangan WIKA

WIKA merupakan perusahaan besar yang ada di Indonesia, nama besar perusahaan ini tentunya

akan memberikan keuntungan bagi perusahaan untuk menjadi salah satu perusahaan yang menjadi pilihan bagi investor untuk melakukan investasi pada perusahaan tersebut. Hal ini terjadi karena investor menginginkan adanya pengembalian atau returnyang besar bagi mereka. Laporan keuangan dari perusahaan ini menunjukkan kinerja keuangan yang baik. Hal ini terlihat dari total assets, total liabilities, total equity dan profit dari perusahaan yang terus bergerak naik atau meningkat. Peningkatan yang terjadi menunjukkan bahwa perusahaan dapat menggunakan sumber daya keuangan yang mereka miliki secara optimal untuk menghasilkan keuntungan yang pada akhirnya akan memberikan pendapatan yang besar kepada investor yang telah menginvestasikan kelebihan dana mereka.

Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) PT Waskita Karya (Persero) Tbk menjalankan bisnis di bidang industri konstruksi, industri

pabrikasi, jasa penyewaan, jasa keagenan, investasi, agro industri, pekerjaan terintegrasi (Engineering, Procurement, and Construction: EPC), serta bidang lainnya sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan. Perseroan didirikan sebagai Badan Usaha Milik Negara pada tanggal 1 Januari 1961 melalui proses nasionalisasi perusahaan asing yang semula bernama Volker Aannemings Maatschapiij N.V. Kemudian, diubah menjadi PT Waskita Karya (Persero). Pada Desember 2012, Perseroan melakukan go public dan menjadi PT Waskita Karya (Persero) Tbk.

Page 57: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 46

Gambar 8. Kinerja Keuangan WSKT

Sebagai salah satu perusahan besar milik negara, WSKT mempunyai banyak keunggulan

dibandingkan dengan perusahaan lain pada sektor yang sama. Adanya kepemilikan negara pada perusahaan ini otomatis memberikan keuntungan tersendiri bagi perusahaan dalam hal keamanan dan jaminan akan adanya dukungan pemerintah dalam mendukung keamanan dan kesehatan keuangan perusahaan. Hal ini tentunya menjadi salah satu nilai tambahah bagi perusahaan dan menjadi jaminan bagi para investor untuk melakukan investasi pada perusahaan ini.

Dari segi kesehatan perusahaan dilihat dari kinerja keuangan perusahaan ini, dari segi total asset dan total liabilities yang mereka miliki dalam setiap tahunnya menunjukkan peningkatan yang baik. Begitu pula halnya dalam hal pendapatan total modal (equity) dan juga total pendapatan dan keuntungan, bergerak naik.

4. PEMBAHASAN

Perusahaan sektor Property, Real Estate and Building Construction merupakan perusahaan yang

bergerak dibidang konstruksi bangunan. Perusahaan yang bergerak disektor ini merupakan perusahaan yang produktif dalam menumbuhkembangkan Indonesia dengan melaksanakan kegiatan pembangunan infrastruktur dan melakukan pembangunan baik itu perumahan, hotel, apartemen, gedung perkantoran dan lain-lain. Perusahaan yang berada pada sektor Property, Real Estate and Building Construction ini merupakan perusahaan yang memiliki jumlah terbanyak yang terdaftar pada JII. Oleh karena itu peneliti mengambil perusahaan pada sektor Property, Real Estate and Building Construction ini yang menjadi bahasan penelitian yaitu berjumlah 8 perusahaan.

Tujuan pembentukan JII adalah untuk meningkatkan kepercayaan investor untuk melakukan investasi pada saham berbasis syariah dan memberikan manfaat bagi pemodal dalam menjalankan syariah Islam untuk melakukan investasi di bursa efek. JII juga diharapkan dapat mendukung proses transparansi dan akuntabilitas saham berbasis syariah di Indonesia. JII menjadi jawaban atas keinginan

Page 58: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 47

investor yang ingin berinvestasi sesuai syariah. Dengan kata lain, JII menjadi pemandu bagi investor yang ingin menanamkan dananya secara syariah tanpa takut tercampur dengan dana ribawi. Selain itu, JII menjadi tolak ukur kinerja (benchmark) dalam memilih portofolio saham yang halal.

Dari hasil temuan penelitian dalam memberikan gambaran dan penjabaran data-data dari laporan keuangan perusahaan pada sektor penelitian diperoleh penjelasan bahwasanya perusahaan pada sektor Property, Real Estate and Building Construction menunjukkan kinerja keuangan yang baik secara garis besar. Hal ini ditunjukkan dari laporan kinerja keuangan dari masing-masing perusahaan yang memperlihatkan kinerja yang baik dengan indikator dari total assets, total liabilities dan total equity perusahaan yang terus mengalami peningkatan. Begitu pula dari laporan rasio laporan keuangan yang juga memberikan penilaian yang cukup baik untuk perusahaan yang menjadi sampel penelitian.

Current Ratio merupakan rasio yang memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya yang nantinya akan dapat menaikkan profitabilitas perusahaan. Semakin tinggi nilai dari current ratio ini maka akan semakin bagus karena perusahaan akan mempunyai kemampuan untuk melunasi kewajiban jangka pendek perusahaan dengan memanfaatkan aktiva dari perusahaan tersebut. Rasio ini dapat menjadi acuan bagi investor untuk melihat kinerja perusahaan yang akan dijadikan sebagai tempat mereka menginvestasikan harta mereka.

Return On Assets(ROA) merupakan rasio digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. yang di mana Return On Assetsmenghubungkan antara laba bersih sesudah pajak dengan total aktiva. Rasio ini akan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memberikan keuntungan dengan memanfaatkan aset yang mereka miliki. Rasio ini juga akan menunjukkan kinerja dari perusahaan sejauh mana perusahaan dapat memanfaatkan aktiva yang mereka miliki untuk menghasilkan keuntungan.

Hampir sama dengan ROA, Return on Equity (ROE) merupakan rasio digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang mereka miliki. Return On Equity menghubungkan antara laba bersih sesudah pajak dengan total ekuitas yang dimiliki. Rasio ini akan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memberikan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas atau modal perusahaan yang mereka miliki. Rasio ini juga akan menunjukkan kinerja dari perusahaan sejauh mana perusahaan dapat memanfaatkan aktiva yang mereka miliki untuk menghasilkan keuntungan.

Returndapat diartikan sebagai tingkat kembalian keuntungan yang di nikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang di lakukannya. Tanpa adanya ke untungan yang dapat dinikmati dari suatu investasi, tentunya pemodal tidak akan mau repot-repot melakukan investasi, yang pada akhirnya tidak ada hasilnya. Dalam penelitian ini perhitungan terhadap returnhanya menggunakan returntotal, yang di mana returntotal membandingkan harga saham periode sekarang dengan harga saham sebelum periode tertentu. Semakin tinggi nilai dari returnakan semakin baik karena itu berarti perusahaan akan memberikan tingkat pengembalian yang lebih besar kepada investor.

Oleh karena itu, laporan keuangan dari perusahaan yang terdaftar pada Jakarta Islamic Index dapat dijadikan acuan bagi para investor yang ingin melakukan investasi sehingga para investor yakin bahwa investasi yang akan mereka tanamkan pada perusahaan tersebut akan aman mengingat kinerja perusahaan yang dapat dipercaya berdasarkan laporan keuangan yang telah diberikan.

5. SIMPULAN

Dari penelitian ini berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, maka penelitian ini diharapkan akan memberikan informasi sebagai berikut:

a. Kinerja keuangan perusahaan sangat berpengaruh terhadap saham yang telah diterbitkan perusahaan bagi investor. Kinerja keuangan tersebut dapat diukur dengan menggunakan rasio keuangan yang telah ditetapkan perusahaan, karena rasio keuangan yang merupakan suatu

Page 59: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 48

informasi dapat menggambarkan hubungan antara berbagai macam akun (account) dari laporan keuangan dan juga dapat mencerminkan keadaan keuangan serta hasil operasional perusahaan yang akan berpengaruh terhadap tingkatkenaikan returnsaham.

b. Bagi investor, menganalisis kinerja perusahaansangat perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan perusahaan. Analisis terhadap rasio-rasio laporan keuangan dapat dijadikan sebagai acuan untuk melihat kondisi kesehatan keuangan perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan investasi pada perusahaan tersebut.

c. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan tambahan ataupun referensi bagi penelitian lebih lanjut baik dibidang yang sama dengan variabel yang sama ataupun dengan metode yang berbeda untuk dikembangkan dan diperbaiki. Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan dengan melakukan penambahan variabel penelitian ataupun dengan bentuk lainnya, misalnya dengan memperpanjang periode pengamatan sehingga dapat lebih mencerminkan hasil penelitian.

6. REFERENSI

[1] Alquran Al-karim

[2] Brigham, Eugene F. & Houston, Joel F. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi

Kesepuluh. Jakarta : Salemba Empat.

[3] Gill, James O. 2004. Dasar-dasar Analisis Keuangan. Jakarta : PPM

[4] Hadi, Samsul. 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Akuntansi dan Keuangan. Jakarta: Erlangga.

[5] Hadi, Syamsul dan Widyarini. 2009. Metodologi Penelitian Untuk Manajemen Dan Akuntansi. Yogyakarta: Ekonisia.

[6] Halim, Abdul. 2007. Manajemen Keuangan Bisnis. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

[7] Huda, Nurul dan Nasution, Mustafa Edwin. 2008. Investasi pada Pasar Modal Syariah. Jakarta: Kencana.

[8] Husnan, Suad & Enny Pudjaiastuti, Enny. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta : UPP STIM YKPN

[9] Indriyanto, Nur dan Supomo, Bambang. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, edisi I. Yogyakarta: BPFE.

[10] Kennedy. “Pengaruh ROA, ROE, Earning per Share, Profit Margin, Asset Turnover, Rasio Leverage, dan Debt to Equity Ratio terhadap Retun Saham”

[11] Najmudin. 2011. Manajemen Keuangan dan Akuntansi Syar’iyyah Modern. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

[12] Pontjowinoto, Iwan P. 2010.Kaya&Bahagia Cara Syariah, Jakarta: Penerbit Hikmah.

[13] Raharjaputra, Hendra S.. 2011. Manajemen Keuangan dan Akuntansi untuk Eksekutif Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat.

[14] Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT.

Page 60: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 49

Gramedia Pustaka Utama.

[15] Rodoni,Ahmad.Investasi Syariah. 2009. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta.

[16] Setia Atmaja, Lukas. 1994.Manajemen Keuangan. Yogyakarta : Andi Offset.

[17] Sjahrial, Dermawan. 2009. Manajemen Keuangan. Jakarta : Penerbit Mitra Wacana Media.

[18] Sundjaja Ridwan S. & Barlian, Inge. 2002. Manajemen Keuangan. Jakarta : PT Prenhallindo.

[19] Sunariyah. 2011. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

[20] Tampubolon, Manahan. 2005. Manajemen Keuangan. Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia.

[21] Van Greuning, Hennie and Iqbal, Zamir. 2011. Analisis Resiko Perbankan Syariah. Jakarta: Salemba Empat.

[22] Wibowo, Lucky Bani “Pengaruh Economic Value Added dan Rasio Probabilitas terhadap ReturnPemegang Saham”

[23] https://id.wikipedia.org/wiki/Jakarta_Islamic_Index.

Page 61: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 50

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LOYALITAS PELANGGAN PASAR DENGAN KEPUASAN SEBAGAI VARIABEL

INTERVENING DI TOKO ABANG-ADIK

Nurintan Asyiah Siregar Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Labuhanbatu, Sumatera Utara – Indonesia

E-mail : [email protected]

Abstract The purpose of this study was: 1) To determine the effect of product quality to customer satisfaction in the shop Abang Adik, 2) to determine the effect of brand image on consumer satisfaction in the shop Abang Adik, 3) To determine the effect of product quality to customer loyalty in the store Abang -Adik, 4) to determine the effect of brand image on consumer loyalty in the store and the Abang Adik to know to determine the effect of product quality, brand image and customer satisfaction to customer loyalty in Abang Adik store. The study hypothesis is the variable quality of the products have a significant effect on customer satisfaction in the shop Abang Adik, variable brand image significantly influence customer satisfaction in stores Abang Adik, the variable quality of the products have a significant effect on customer loyalty in the shop Abang Adik, variable brand image significant effect customer loyalty in the store Abang Adik and variable product quality, brand image and customer satisfaction have a significant effect on customer loyalty in the store Abang Adik. Keywords: Product Quality, Brand Image, Customer Loyalty, Customer Satisfaction

1. PENDAHULUAN Dalam era globalisasi, persaingan bisnis menjadi semakin tajam baik di pasar domestik (nasional)

maupun internasional. Perkembangan dunia usaha yang dinamis dan penuh persaingan menuntut perusahaan untuk melakukan perubahan orientasi terhadap cara mereka mengeluarkan produk, mempertahankan produknya, menarik konsumen, dan menangani pesaing. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah menarik pelanggan dan dapat mempertahankan pelanggan tersebut.

Sekarang ini banyak perusahaan atau organisasi yang telah mengakui pentingnya berorientasi pada pelanggan dalam semua kegiatan pemasaran. Pelanggan dianggap penting karena mereka menentukan kelangsungan hidup sebuah organisasi. Pelanggan adalah darah kehidupan setiap organisasi, dan tanpa pelanggan tidak ada organisasi yang mampu mempertahankan keberadaannya. Pelanggan akan bertahan dengan suatu produk jika kosumen merasa puas dengan produk tersebut.

Kualitas merupakan hal yang paling mendasar dari kepuasan konsumen dan kesuksesan dalam bersaing. Kenyataannya kualitas merupakan hal yang seharusnya untuk semua ukuran perusahaan dan untuk tujuan mengembangkan praktek kualitas serta menunjukkan ke konsumenbahwa mereka mampu menemukan harapan akan kualitas yang semakintinggi. Kualitas produk adalah keseluruhan ciri serta dari suatu produk atau pelayanan pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Konsumen akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.

Kualitas mempunyai hubungan yang erat dengan kepuasan konsumen. Kualitas akan mendorong konsumen untuk menjalin hubungan yang erat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang, ikatan ini memungkinkan perusahaan untuk memahami harapan dan kebutuhan konsumen. Kepuasan konsumen pada akhirnya akan menciptakan loyalitas pelanggan kepada perusahaan yang memberikan kualitas yang memuaskan mereka.

Page 62: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 51

Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen merupakan hasil dari adanya perbedaan antara harapan konsumen dengan kinerja yang dirasakan oleh konsumen tersebut. Kepuasan konsumen merupakan suatu tanggapan perilaku konsumen berupa evaluasi purna beli terhadap suatu barang atau jasa yang dirasakannya (kinerja produk) dibandingkan dengan harapan konsumen. Kepuasan konsumen ini sangat tergantung pada persepsi dan harapan konsumen itu sendiri.

Kepuasan konsumen juga didasari dengan merek produk tersebut. Merek merupakan simbol atau tanda yang membantu bagi pelanggan untukmengidentifikasi produk, perusahaan yang memiliki produk dengan brandimage yang menguntungkan oleh masyarakat pasti yang diperoleh posisiyang lebih baik. Selain itu, merek merupakan identitas untukmembedakan identitas produk perusahaan dengan prroduk yang dihasilkanoleh pesaing.

Merek juga dapat membantu perusahaan untuk memperluas lini produk serta mengembangkan posisi pasar yang spesifik bagi suatu produk. Brand image yaitu deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu. Konsumen yang terbiasa menggunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi terhadap brand image. Brand image itu sendiri memiliki arti kepada suatu pencitraan sebuah produk dibenak konsumen secara massal. Setiap orang akan memiliki pencitraan yang sama terhadap sebuah merek.

Semakin kuat Brand image di benak pelanggan maka semakin kuatpula rasa percaya diri pelanggan untuk tetap loyal atau setia, terhadap produk yang dibelinya sehingga hal tersebut dapat mengantar sebuah perusahaan untuk tetap mendapatkan keuntungan dari waktu ke waktu. Persaingan semakin meningkat diantara merek-merek yang beroperasi dipasar. Hanya produk yang memiliki brand image yang kuat yang tetap mampu bersaing dan mampumenguasai pasar.

Merek merupakan simbol atau tanda yangmembantu bagi pelanggan untuk mengidentifikasi produk. Perusahaan yang memiliki produk dengan brand image yang menguntungkan, olehmasyarakat pasti yang diperoleh posisi yang lebih baik di pasar juga dapat mempertahankan keunggulan kompetitif dan meningkatkan jumlah pangsa pasar.

Citra merek sangat berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. Bukan hanya citra merek, tetapi kualitas produk juga mempengaruhi kepuasan konsumen. Kualitasdipahami sebagai faktor pendukung kepuasan konsumen. Kualitasmerupakan totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yangmengandalkan kemampuannya untuk menciptakan kepuasan. Produkdengan kualitas yang baik tentunya akan memberikan rasa puas di dalambenak konsumen. Konsumen akan merasa puas jika produk yang dibelinyamemiliki kualitas yang baik sesuai dengan yang diharapkan konsumen.

Berdasarkan uraian diatas menunjukan bahwa brand image (citra merek) dan kualitas produk adalah faktor penting dalam membangun loyalitas pelanggan melalui kepuasan konsumen.maka penulis ingin meneliti lebih lanjut sehingga diangkat judul penelitian Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas pelanggan pasar dengan kepuasan sebagai variabel intervening di toko Abang-Adik.

2. TINJAUAN PUSTAKA Kualitas Produk

Kualitas produk (product quality) menurut Kotler dan Amstrong (dikutip dalam Wulandari, 2013) adalah kemampuan suatu produk untuk menunjukkan berbagai fungsi termasuk ketahanan, keterandalan, ketepatan dan kemudahan dalam penggunaan. Kualitas produk menggambarkan sejauh mana kemampuan produk tersebut dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Li dan Calantone (dikutip dari Angin, 2006) menyatakan bahwa atribut produk seperti kualitas, reliabilitas, terbaru, dan keunikan memberikan gambaran yang lebih nyata dari kemampuan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan perbedaan antara alternatif -alternatif pada atribut-atribut yang penting memberikan keunggulan yang jelas.

Page 63: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 52

Kotler dan Keller (2008) menjelaskan bahwa kepuasan mencerminkan penilaian seseorang tentang kinerja produk (hasil) dalam kaitannya dengan ekspektasi. Jika kinerja produk tersebut tidak memenuhi ekspektasi, pelanggan tersebut tidak puas dan kecewa. Jika kinerja produk sesuai dengan ekspektasi, pelanggan tersebut puas. Jika kinerja produk melebihi ekspektasi, pelanggan tersebut senang.

Brand image

Menurut Surachman (2011), brand adalah salah satu atribut yang sangat penting dari sebuah produk yang penggunaannya pada saat ini sudah meluas karena beberapa alasan.

Salah satunya karena brand suatu produk memberikan nilai tambah produk tersebut. Melalui brand, para pelanggan dipengaruhi oleh beragam pesan yang jumlahnya bisa ribuan

terhadap keberadaan suatu produk. Brand tidak hanya dilihat pada kesan – kesan pengguna nya, tetapi harus menempati suatu posisi

khusus dalam pikiran untuk benar - benar menjadi sebuah brand. Menurut Sunyoto dan Danang (2012), brand adalah sesuatu yang melekat pada pikiran dan

tindakan pelanggan, serta penghubung antara pelanggan dan produk atau perusahaan. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa brand merupakan sebuah identitas (dapat berupa nama, istilah, tanda, simbol, desain, atau kombinasi se-luruhnya) dari sebuah barang atau jasa yang dapat membedakan antara produk satu dengan produk lainnya.

Menurut Keller (dalam Ferrindadewi, 2009), brand image adalah persepsi tentang brand yang merupakan refleksi memori konsumen akan asosiasinya pada brand tersebut.

Brand image merupakan bagian dari brand yang dapat dikenali namun tidak dapat diucapkan, seperti lambang, desain huruf atau warna khusus, atau persepsi pelanggan atas sebuah produk atau jasa yang diwakili brand-nya.

Menurut Keller (dalam Ferrinadewi, 2009), faktor - faktor pendukung terbentuknya brand image dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Keunggulan asosiasi merek (favor-ability of brand association). Hal inidapat membuat konsumen percaya bahwa atributdan manfaat yang diberikan oleh suatu brand dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumensehingga menciptakan sikap yang positif terhadap brand tersebut.

b. Kekuatan asosiasi merek(strenght of brand association).Hal ini bergantung pada bagaimana informasi masuk dalam ingatan konsumen dan bagaimana informasi tersebut dikelola oleh data sensoris di otak sebagai bagian dari brand image. Ketika konsumen secara aktif memikirkan dan menguraikan arti informasi pada suatu produk atau jasa, akan tercipta asosiasi yang semakin kuat pada ingatan konsumen.

c. Keunikan asosiasi merek (uniqueness of brandassociation).Sebuah brand haruslah unik dan menarik sehingga produk tersebut memiliki ciri khas dan sulit untuk ditiru para pesaing.Ke-unikan suatu produk akan memberikankesan yang cukup membekas terhadap ingatan pelanggan akan keunikan brand.Sebuahbrandyang memiliki ciri khas haruslah dapat melahirkan keinginan pelanggan untuk mengetahui lebih jauh dimensi brandyang terkandung didalamnya

d. Menurut Oliver (dalam Hurriyati, 2010),loyalitas adalah komitmen pelanggan bertahan secara mendalam untuberlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang produk atau jasa terpilih secara konsisten pada masa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran berpotensi menyebabkan perubahan perilaku. Griffin (dalam Hur-riyati, 2010) mengungkapkan ciri pelanggan yang loyal adalah sebagai berikut :

Page 64: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 53

e. Repurchase, melakukan pembelian ulang secara teratur. f. Purchases across product and service lines (melakukan pembelian lini produk yang lainnya). g. Retention, menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing atau tidak mudah

terpengaruh oleh bujukan pesaing. h. Referral, memberikan referensi pada orang lain.

Loyalitas Pelanggan Perilaku setelah membeli produk ditentukan oleh kepuasan atau ketidak puasan akan suatu produk

sebagai akhir dari proses penjualan. Konsep loyalitas pelanggan lebih banyak dikaitkan dengan perilaku dari pada sikap. Salah satu sikap positif konsumen dapat ditunjukan melalui setia kepada produk perusahaan dan merekomendasikan produk tersebut kepada konsumen lain, sedangkan sikap negatif ditunjukkan melalui perkataan negatif kepada konsumen lain dan berpindah kepada perusahaan lain.

Kesetiaan merupakan sesuatu yang timbul tanpa adanya paksaan tetapitimbul dengan sendirinya. Utomo (2006) memberikan definisi mengenai Loyalitas (loytalitas jasa), yaitu derajat sejauh mana seorang konsumen menunjukkan perilaku pembelian berulang dari suatu penyedia jasa, memiliki suatu desposisi atau kecenderungan sikap positif terhadap penyedia jasa, dan hanya mempertimbangkan untuk menggunakan penyedia jasa ini pada saat muncul kebutuhan untuk memakai jasa ini. Dari definisi yang disampaikan Utomo (2006), konsumen yang loyal tidak hanya seorang pembeli yang melakukan pembelian berulang, tetapi juga mempertahankan sikap positif terhadap penyedia jasa.

Loyalitas konsumen didefinisikan Oliver (2006) sebagai komitmen yang tinggi untuk membeli kembali suatu produk atau jasa yang disukai dimasa mendatang, disamping pengaruh situasi dan usaha pemasar dalam merubah perilaku. Dengan kata lain konsumen akan setia untuk melakuka pembelian ulang secara terusmenerus.

Berdasarkan beberapa definisi loyalitas konsumen diatas dapat disimpulkan bahwa Loyalitas konsumen adalah kesetiaan konsumen yang dipresentasikan dalam pembelian yang konsisten terhadap produk atau jasa sepanjang waktu dan ada sikap yang baikuntuk merekomendasikan orang lain untuk membeli produk. Indikasi loyalitas yang sesunggunhnya diperlukan suatu pengukuran terhadap sikap yang dikombinasikan dengan pengukuran terhadap perilaku. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen

Priyanto Doyo (2006) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap suatu produk atau jasa adalah sebagai berikut :

i. Nilai (harga dan kualitas). j. Citra (baik dari kepribadian yang dimilikinya dan reputasi dari merek tersebut), citra dari

perusahaan dan merek diawali dengan kesadaran. Produk yang memiliki citra yang baik akan dapat menimbulkan loyalitas konsumen pada merek.

k. Kenyamanan dan kemudahan untuk mendapatkan produk tersebut. l. Kepuasan yang dirasakan oleh konsumen. m. Pelayanan, dengan kualitas pelayanan yang baik n. Garansi dan jaminan.

Kepuasan Pelanggan Persaingan merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari oleh para pelaku bisnis, baik yang

bergerak dibidang industri barang maupun jasa. Peningkatan kepuasan konsumen akan mempengaruhi kepercayaan terhadap pemanfaatan layanan yang di tawarkan oleh penyedia jasa. Setiap perusahaan akan berusaha untuk memberikan kepuasan untuk konsumennya.

Page 65: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 54

Dengan adanya service quality maka kualitas layanan dapat dipantau dan disesuaikan dengan yang diharapkan oleh konsumen. Selain itu, dalam usaha menghadapi persaingan, perusahaan harus memiliki strategi yang lebih baik dibanding pesaing yang ada.

Kepuasan menurut Kotler (2008) “ merupakan tingkat perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi/kesannya terhadap kinerja (hasil) suatu produk dan harapan-harapannya”. Kepuasan Pelanggan menurut Tjiptono (2011) adalah “tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya”.

Dari berbagai pendapat yang dipaparkan oleh para ahli dapat ditarik benang merah dari definisi kepuasan pelanggan adalah sikap senang atau bahagia pelanggan yang ditunjukkan setelah membandingkan kinerja (hasil) yang dirasakan atau diterima dengan harapan. Jika kinerja yang dirasakan atau diterima lebih kecil dari harapannya maka pelanggan tersebut tidak merasakan puas dan sebaliknya jika kinerja yang dirasakan atau diterima melebihi dari harapannya maka pelanggan terpuaskan.

3. METODE PENELITIAN

Tempat penelitian ini dikota Rantauprapat,lingkup atau objek penelitian ini adalah took abang-

adek. Data yang digunakan adalah data primer, Teknik pengumpulan data primer yaitu dengan wawancara kepada pihak terkait. Populasi penelitian ini adalah masyarakat yang melakukan pembelian pada Toko Abang Adik Kabupaten Labuhanbatu. Teknik yang digunakan dalam penarikan sampel adalah simple random sampling,Penarikan sampel ini dengan menggunakan rumus Widiyanto (2008) sebagai berikut :

n = 𝑍𝑍2

4(𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀 )2 n = 1,982

4(0,1)2= 98,01 ≈ 98 Dimana : n : Jumlah sampel Z : Tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam penentuan sampel 95% padapenentuan ini Z pada

α = 0,5 adalah 1,98

Moe:Margin of Error, yaitu tingkat kesalahan maksimal yang dapat ditoleransi, ditentukan sebesar 10%

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan persyaratan penting yang harus terpenuhi dalam analisis jalur, bila data yang dianalisis tidak berasal dari data yang berdistribusi normal, maka analisis regresi tidak terpenuhi. Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan teknik Uji Kolmogorov Smirnov (Uji-KS) dan sebagai dasar penolakan atau penerimaan keputusan normal tidaknya distribusi data ditetapkan pada taraf signifikan alpha 0,05.

Page 66: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 55

Jika nilai sig atau signifikansi atau nilai probabilitas (p) < 0,05 (taraf kepercayaan 95 %), distribusi adalah tidak normal.

Jika nilai sig atau signifikansi atau nilai probabilitas (p) > 0,05 (taraf kepercayaan 95 %), distribusi adalah normal

Adapun hasil pengolahan data untuk uji normalitas dapat dilihat pada Tabel berikut ini :

Tabel 1 Rangkuman Uji Normalitas Variabel Penelitian

No Variabel Sig.

Probability Alp

ha Keteran

gan 1 Kualitas produk (X1) 0.612 0,05 Normal 2 Brand image (X2) 0.873 0,05 Normal 3 Kepuasan konsumen (X3) 0.312 0,05 Normal 3 Loyalitas pelanggan (Y) 0.534 0,05 Normal

Sumber : Pengolahan data primer, 2016 Dari Tabel 1 diketahui bahwa nilai signifikansi untuk variabel kualitas produk (X1) sebesar

0.612, variable brand image (X2) sebesar 0,873, variable kepuasan konsumen (X3) sebesar 0.312 dan variabel loyalitas pelanggan (Y) adalah sebesar 0.534. Jika nilai signifikansi dibandingkan dengan tingkat signifikan yang digunakan (α = 0,05) maka terlihat bahwa nilai signifikan lebih besar dari tingkat signifikan yang digunakan pada penelitian ini (α = 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua variabel penelitian telah berdistribusi normal, dengan demikian analisis jalur dapat dilaksanakan karena data untuk semua variabel telah berdistribusi secara normal.

Uji Homogenitas

Syarat yang kedua yang harus dipenuhi dari analisis jalur adalah varians masing-masing data harus homogen. Untuk melihat homogen atau tidaknya varians data masing-masing variabel tersebut perlu dilakukan uji homogenitas. Uji homogenitas pada penelitian dilakukan dengan metode Test Homogenity of Variance . Adapun hasil uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 2

Hasil Uji Homogenitas Variabel Sig. Ket Kualitas produk (X1 & Y) 0.158 Homogen Brand image (X2 & Y) 0,026 Homogen Kepuasan konsumen (X3 & Y) 0.025 Homogen

Sumber: Olahan Data Primer 2016 Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa nilai signifikansi untuk semua variabel > 0,05. Jika nilai

signifikansi dibandingkan dengan tingkat signifikan yang digunakan pada penelitian ini (α = 0,05) maka terbukti bahwa nilai signifikansi lebih besar dari tingkat signifikannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada penelitian adalah ini homogen, dengan demikian dapat diartikan bahwa varians data juga homogen. Dengan demikian uji homogenitas telah terpenuhi maka data dapat dilakukan dilanjutkan dengan pengolahan analisis jalur.

Page 67: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 56

Analisis Jalur Analisis jalur digunakan untuk melihat pengaruh dari variabel eksogen terhadap variabel endogen

melalui variabel eksogen lainnya dan mengukur pengaruh langsung dan tidak langsung dari suatu variabel terhadap variabel lain. Setelah melakukan uji normalitas dan homogenitas, maka penelitian ini dilanjutkan dengan melakukan analisis jalur.

a. Pengaruh Kualitas produk dan Brand image terhadap Kepuasan konsumen di toko Abang-

Adik Berikut ini akan dibahas mengenai pengaruh masing-masing variabel kualitas produk dan brand

image terhadap kepuasan konsumen di toko Abang-Adikbaik secara bersama maupun secara sendiri-sendiri (parsial).

Tabel 3

Koefisien Jalur Variabel Kualitas produk (X1) dan Variabel Brand image (X2) terhadap Kepuasan konsumen (X3)

Variabel Koefisien

jalur T

hitung Sig F Sig

Kualitas produk (X1) 0,136 3,250 0,002 19,900 0,000 Brand image (X2) 0,042 3,322 0,001

Dependent Variabel : Kepuasan konsumen (X3) 1) Berdasarkan analisis yang dilakukan diperoleh nilai signifikansi uji F sebesar0.000. Hal ini

berarti hipotesis pertama dalam penelitian ini diterima (Ha diterima). 2) Secara sendiri-sendiri koefisien jalur masing-masing variabel kualitas produk (X1) dan brand

image (X2) terhadap kepuasan konsumen (X3) adalah sebagai berikut : Pengaruh Kualitas produk (X1) terhadap Kepuasan konsumen (X3)

Koefisien jalur PX3X1 = 0,136 dengan nilai signifikansi sebesar 0,002. Jika nilai signifikansi dibandingkan dengan tingkat signifikan yang digunakan pada penelitian ini (α = 0,05) maka terbukti bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari tingkat signifikannya (0,002< 0,05).

Pengaruh Brand image (X2) terhadap Kepuasan konsumen (X3) Koefisien jalur PX3X1 = 0,042 dengan nilai signifikansi sebesar 0,001. Jika nilai signifikansi dibandingkan dengan tingkat signifikan yang digunakan pada penelitian ini (α = 0,05) maka terbukti bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari tingkat signifikannya (0,001< 0,05).

Gambar 1 Sub Struktur

0.762

0,042

0,136 Kualitas produk

(X1)

Kepuasan konsumen (X3)

Brand image (X2) (X2)

Page 68: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 57

Pengaruh variabel lain ( Pyε) PX3ε = 21

21 XYXR−

= 419,01−

= 581.0 = 0,762

b. Pengaruh Kualitas produk, Brand image dan Kepuasan konsumen terhadap Loyalitas Pelanggandi toko Abang-Adik.

Berikut ini akan dibahas mengenai pengaruh masing-masing variabel kualitas produk, brand image

dan kepuasan konsumen terhadap loyalitas pelangganbaik secara bersama maupun secara sendiri-sendiri (parsial).

Tabel 4

Koefisien Jalur Variabel Kualitas produk (X1) dan Variabel brand image (X2) dan Variabel Kepuasan konsumen (X3) terhadap Loyalitas pelanggan (Y)

Variabel Koefisien

jalur T

hitung Sig F Sig

Kualitas produk (X1) 0,203 3, 583 0,001 36,281 0,000 Brand image (X2) 0,266 2,925 0,004 Kepuasan konsumen (X3) 0,419 6,221 0,000

Dependent Variabel : Loyalitas Pelanggan (Y) Sumber : Data diolah, 2016 1) Berdasarkan analisis yang dilakukan diperoleh nilai signifikansi uji F sebesar 0.000. Hal ini

berarti hipotesis kedua dalam penelitian ini diterima (Ha diterima). Artinya kualitas produk, brand image berpengaruh positif signifikan dan kepuasan konsumen berpengaruh positif signifikan terhadap loyalitas pelanggandi toko Abang-Adik, dengan demikian dapat dilanjutkan untuk pengujian secara individual.

2) Secara sendiri-sendiri koefisien jalur masing-masing variabel kualitas produk (X1), brand image (X2) dan kepuasan konsumen (X3) terhadap loyalitas pelanggan adalah sebagai berikut :

Pengaruh Kepemimpinan (X1) terhadap Motivasi Kerja (Y)

Koefisien jalur PYX1 = 0,203 dengan nilai signifikansi sebesar 0,001. Jika nilai signifikansi dibandingkan dengan tingkat signifikan yang digunakan pada penelitian ini (α = 0,05) maka terbukti bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari tingkat signifikannya (0,001< 0,05).

Pengaruh Brand image (X2) terhadap Loyalitas pelanggan (Y)

Koefisien jalur PYX2 = 0,266 dengan nilai signifikansi sebesar 0,004. Jika nilai signifikansi dibandingkan dengan tingkat signifikan yang digunakan pada penelitian ini (α = 0,05) maka terbukti bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari tingkat signifikannya (0,004< 0,05). Hal ini berarti koefisien jalur memperlihatkan bahwa brand image berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggandi toko Abang-Adik. Dengan kata lain, apabila brand image semakin baik maka loyalitas pelanggan juga cenderung meningkat, sebaliknya jika brand image kurang baik maka loyalitas pelanggan juga cenderung menurun.

Page 69: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 58

Pengaruh Kepuasan konsumen (X3) terhadap loyalitas pelanggan (Y)

Koefisien jalur PYX3 = 0,419 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Jika nilai signifikansi dibandingkan dengan tingkat signifikan yang digunakan pada penelitian ini (α = 0,05) maka terbukti bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari tingkat signifikannya (0,000< 0,05).

Gambar 2 Sub Struktur 2

Pengaruh variabel lain ( Pyε)

PX3ε = 32121 XXYXR−

= 537.01− = 463.0 = 0,6804

Uji Hipotesis Hipotesis Pertama

Terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas produk terhadap kepuasan konsumen di toko Abang-Adik. Berdasarkan hasil analisis jalur diperoleh koefisien jalur 0,136 pada signifikansi t hitung sebesar 0,002. Hal ini berarti dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif signifikan antara kualitas produk terhadap kepuasan konsumen. Artinya semakin baik kualitas produk maka kepuasan konsumen akan meningkat, dan semakin tidak baik kualitas produk maka kepuasan konsumen akan menurun. Hipotesis Kedua

Terdapat pengaruh yang signifikan antara brand image terhadap kepuasan konsumen di toko Abang-Adik. Berdasarkan hasil analisis jalur diperoleh koefisien jalur 0,042 pada signifikansi t hitung sebesar 0,001. Hal ini berarti dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif signifikan antara brand image terhadap kepuasan konsumen. Artinya semakin baik brand image maka kepuasan konsumen akan meningkat, dan semakin tidak baik brand image maka kepuasan konsumen akan menurun.

0,419

0.6804

0,266

0,203 Kualitas produk

(X1)

Loyalitas pelanggan (Y)

Brand image (X2) (X2)

Kepuasan konsumen (X3)

Page 70: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 59

Hipotesis Ketiga Terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas produk terhadap loyalitas pelanggan di toko

Abang-Adik. Berdasarkan hasil analisis jalur diperoleh koefisien jalur 0,203 pada signifikansi sebesar 0,001. Hal ini berarti dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas produk terhadap loyalitas pelanggan. Artinya semakin baik kualitas produk maka loyalitas pelanggan akan meningkat, dan sebaliknya semakin tidak baik kualitas produk maka loyalitas pelanggan akan menurun. Hipotesis Keempat

Terdapat pengaruh yang signifikan antara brand image terhadap loyalitas pelanggan di toko Abang-Adik. Berdasarkan hasil analisis jalur diperoleh koefisien jalur 0.266 pada signifikansi sebesar 0,004. Hal ini berarti dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara brand image terhadap loyalitas pelanggan. Artinya semakin baik brand image maka loyalitas pelanggan akan meningkat, dan semakin tidak baik brand image maka loyalitas pelanggan akan menurun. Hipotesis Kelima

Terdapat pengaruh yang signifikan antara kepuasan konsumen terhadap loyalitas pelanggan. Berdasarkan hasil analisis jalur diperoleh koefisien jalur -0,419 pada signifikansi sebesar 0,000. Hal ini berarti dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif signifikan antara kepuasan konsumen terhadap loyalitas pelanggan. Artinya semakin tinggi kepuasan konsumen maka loyalitas pelanggan akan meningkat, dan semakin rendah kepuasan konsumen maka loyalitas pelanggan akan menurun. Besarnya Pengaruh Langsung Dan Tidak Langsung Dari Variabel Penelitian

Untuk menentukanpengaruh dari satu variabel bebas ke variabel lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung sebagai berikut :

Untuk variabel X 1 Pengaruh langsung X1 ke Y = Y X 1 Y = Pyx1 . Pyx1

= 0,203x 0,203 = 0. 0412 atau 4,12% Pengaruh tidak langsung X1 ke Y melalui X3 = Y X 1Ω X 3 Y : Pyx1 . PX3X1. Pyx3 = 0,203 x 0,136 x 0,419 = 0,0115 % atau 1,15% Untuk variabel X 2 Pengaruh langsung X2 ke Y Y X 2 Y = Pyx2 . Pyx2

= 0,266 x 0,266 = 0,0707 atau 7,07% Pengaruh tidak langsung X2 ke Y melalui X3 = Y X2 Ώ X3 Y : Pyx2 .PX3X2 . Pyx3 = 0,266 x 0,042 x 0,419 = 0,0046 atau 0,46%

Page 71: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 60

Untuk variabel X3 Pengaruh langsung X3 ke Y = Y X 3 Y = Pyx3 . Pyx3

= 0,419 x 0,419 = 0,1755atau 17,55% Uraian hasil pengolahan data dapat penulis ringkas seperti terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5

Rekapitulasi Pengaruh Variabel Endogen terhadap Variabel Eksogen No Keterangan % % 1 Besarnya pengaruh X1 terhadap Y secara langsung 4,12 2 Besarnya pengaruh X1 terhadap Y melalui X3 1,15 Total pengaruh X1 terhadap Y 5,27 3 Besarnya pengaruh X2 terhadap Y secara langsung 7,07 4 Besarnya pengaruh X2 terhadap Y melalui X3 0,46 Total pengaruh X2 terhadap Y 7,53 5 Besar pengaruh X3 terhadap Y 17,55 6 Total pengaruh X3 terhadap Y 17,55 Total 30,35 30,35 Besasnya pengaruh variabel lain 69,65 69,65 Total 100 100

Sumber: Data diolah, 2016

Pembahasan Pengaruh Kualitas produk terhadap Kepuasan konsumen di toko Abang-Adik

Berdasarkan analisis jalur dapat diungkapkan bahwa kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen di toko Abang-Adik. Koefisien jalur positif memiliki makna bahwa pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan konsumen adalah searah, artinya apabila pimpinan menjalankan fungsi kualitas produk dengan baik dan maka kepuasan konsumen cenderung meningkat. Sebaliknya apabila kualitas produk tidak menjalankan fungsinya dengan baik, maka kepuasan konsumen akan menurun.

Hal ini didukung denganpenelitian yang dilakukan Haryoso dan Suhartono (2010) . Pengaruh Kualitas pelayanan dan bauran pemasaran ritel terhadap loyalitas Anggota dengan kepuasan anggota sebagai variabel intervening (Studi di Koperasi Kerabat SMP Negeri 1 Kebak kramat).

Kualitas produk adalah mencerminkan kemampuan produk untuk menjalankan tugasnya yang mencakup daya tahan, kehandalan atau kemajuan, kekuatan, kemudahan dalam pengemasan dan reparasi produk dan ciri-ciri lainnya (Kotler dan Amstrong,2007).Jika pemasar memperhatikan kualitas, bahkan diperkuat dengan periklanan dan harga yang ditawarkan maka konsumen tidak akan berpikir panjang untuk melakukan pembelian terhadap produk.

Pengaruh Brand image terhadap kepuasan konsumen di toko Abang-Adik

Berdasarkan analisis jalur dapat diungkapkan bahwabrand image berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen di toko Abang-Adik. Koefisien jalur bertanda positif memiliki makna bahwa pengaruh brand image terhadap kepuasan konsumen searah, artinya apabila brand image semakin baik maka kepuasan konsumen meningkat, dan apabila brand image jelek, maka kepuasan konsumen pegawai akan menurun.

Page 72: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 61

Brand image berdasarkan Kotler (2007) adalah seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu merek. Karena itu sikap dan tindakan konsumen terhadap suatu merek sangat ditentukan oleh citra merek tersebut.

Brand image yang positif diciptakan oleh program pemasaran yang menghubungkan asosiasi yang kuat, menguntungkan, dan unik untuk merek dalam ingatan. Disamping control informasi dari pemasar, sumber citra merek dapat tercipta dari pengalaman langsung,komunikasi dari orang lain, dan asumsi dari merek itu sendiri. Citra merek yang sukses memungkinkan konsumen untuk mengidentifikasi kebutuhan yang memenuhi brand ,membedakan merek dari para pesaingnya dan meningkatkan kemungkinan bahwa konsumen akan membeli

Penelitian yang dilakukan oleh Ismanto Sugito (2016). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Pada Toko Tradisional dan Modern di Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh perceivedvalue, service quality, atmosfer toko, merchandise quality, selection, dan convenience terhadap customer loyalty pada pasar tradisional dan pasar modern.

Pengaruh Kualitas produk terhadap Loyalitas pelanggan di toko Abang-Adik.

Berdasarkan analisis jalur dapat diungkapkan bahwa kualitas produkberpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Artinya apabila kualitas produk semakin baik, maka loyalitas pelanggan juga cenderung meningkat.

Tampak jelas bahwa kepuasan konsumen yang terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat menyebabkan loyalitas pelanggan yang rendah.

Pengaruh langsung kualitas produk terhadap loyalitas pelanggan sebesar 4,12%. Pengaruh tidak langsung kualitas produk melalui kepuasan konsumen sebesar 1,15%. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh langsung kualitas produk lebih besar dibandingkan pengaruh tidak langsung kualitas produk melalui kepuasan konsumen terhadap loyalitas pelanggan di toko Abang-Adik. Artinya pengaruh kualitas produk terhadap loyalitas pelanggan tetap besar walaupun tanpa melalui penurunan kepuasan konsumen.

Penelitian yang dilakukan oleh Mulyani (2009) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas pelanggan pasar swalayan dengan kepuasan sebagai variabel intervening (studi kasus pada pasar swalayan Luwes di Purwodadi). Masing-masing variabel berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan melalui kepuasan pelanggan sebagai variabel intervening dengan asumsi faktor pelayanan, kebijakan harga dan keragaman barang dalam keadaan tetap.

Kualitas produk secara langsung mempengaruhi loyalitas pelanggan. Terciptanya kualitas produk yang baik secara langsung konsumen akan merasa puas, dengan kepuasan yang dicapai konsumen akan timbul loyalitas pelanggan yang tinggi dalam melakukan pembelian. Dengan loyalitasnya pelanggan dalam membeli akan menimbulkan kesetian unuk tetap melakukan pembelian pada di toko Abang-Adik. Pengaruh Brand image terhadap Loyalitas pelanggan di toko Abang-Adik.

Berdasarkan analisis jalur dapat diungkapkan bahwa brand image berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan di toko Abang-Adik. Artinya apabila brand image semakin baik, maka loyalitas pelanggan juga cenderung meningkat. Sebaliknya apabila brand image rendah, maka loyalitas pelanggan akan menurun.

Pengaruh langsung brand image terhadap loyalitas pelanggan di toko Abang-Adik sebesar 7,07%. Pengaruh tidak langsung brand image melalui kepuasan konsumen sebesar 0,46%. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh langsung brand image lebih besar dibandingkan pengaruh tidak langsung brand image melalui kepuasan konsumen terhadap loyalitas pelanggan di toko Abang-Adik.

Page 73: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 62

Artinya pengaruh brand image terhadap loyalitas pelanggan tetap besar walaupun tanpa melalui penurunan kepuasan konsumen.

Pengaruh kepuasan konsumen terhadap Loyalitas Pelanggan di toko Abang-Adik.

Berdasarkan analisis jalur dapat diungkapkan bahwakepuasan konsumen berpengaruh positif signifikan terhadap loyalitas pelanggan di toko Abang-Adik. Koefisen jalur positif mengandung makna bahwa pengaruh kepuasan konsumen terhadap loyalitas peanggan tidak searah, artinya apabila apabila kepuasan konsumen meningkat, loyalitas pelanggan menurun. Sebaliknya apabila kepuasan konsumenmenurun, loyalitas pelanggan akan meningkat.

Tampak jelas bahwa kepuasan konsumen yang tinggi dapat menyebabkan loyalitas pelanggan yang rendah. Bagi seorang pelanggan, kualitas produk yang ditawarkan kepada seorang pelanggan haruslah dikaitkan dengan apakah kepuasan konsumen yang ditimbulkan oleh kualitas produk tersebut masih dalam keadaan wajar. Kepuasan konsumen yang berlebihan akan menyebabkan pelanggan tersebut loyal dan dapat menurunkan loyalitasnya.

Pengaruh langsung kepuasan konsumen terhadap loyalitas pelanggan sebesar 17,55%. Secara keseluruhan, menunjukkan bahwa variabel eksogen yang memiliki kontribusi paling besar terhadap loyalitas pelanggan adalah kepuasan konsumen.

Sehubungan dengan hal diatas maka seorang penjual harus melakukan pendekatan dengan pelanggan agar mengetahui selera dan keinginan masing-masing pelanggan dimana setiap individu pembeli berbeda satu sama lain.

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat pengaruh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian yang mempengaruhi loyalitas pelanggan. Seperti lokasi, keragaman produk dan lain-lain. Koefisien pengaruh variabel lain sebesar 0,6804, artinya kontribusi pengaruh variabel lain terhadap loyalitas pelanggan adalah sebesar 69,65%.

Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat digambarkan

struktur jalur penelitian adalah sebagai berikut:

Gambar 3 Struktur Jalur Hasil Penelitian

PX3X2= 0042

PyЄ=0,6804 Px3 Є=0.762

PYX1=0.2

PYX2=0.266

PYX3

PX3X1= 0.136

0.419

Loyalitas pelanggan

(Y)

Brand image (X2)

Kualitas produk (X1)

Kepuasan konsumen

(X3)

Page 74: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 63

5. REFERENSI [1] Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane. (2009).Principles of marketing, edisi ketiga belasjilid 1.

Jakarta : Erlangga.

[2] Kotler, Philip. (2009). Manajemenpemasaran. Jakarta: Indeks.-----------------.(2010). Manajemen pemasaran, edisi ketigabelas jilid I. Jakarta: Erlangga.

[3] Oliver, R. L. 2006. Satisfaction : A Behavioral Perspective On The Consumer New York:

McGraw Hill Companies, Inc

[4] Sunyoto, Danang. (2012). Dasar-dasar manajemen pemasaran. Yogyakarta: Penerbit CAPS.

[5] Surachman. (2011). Dasar-dasar manajemen merek. Bayumedia: Malang.

[6] Tjiptono, Fandy. (2011). Semi manajemen merek 01, manajeman & strategi merek. Yogyakarta: Andi.

[7] Utomo, Priyanto Doyo. (2006). Analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas

konsumen pada operator telepon seluler. Thesis: Universitas Gadjah Mada

[8] Wulandari. (2013). Evaluasi zonasi dan lingkungan kawasan wisata pantai anyer serang Universitas Pendidikan Indonesia.

[9] Widiyanto. (2008). Pointers Metodologi Penelitian. Semarang: CV Dikalia

Page 75: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 64

OPTIMIZING OF CABOTAGE PRINCIPLE IN ORDER TO IMPROVE NATIONAL ECONOMIC COMPETITIVENESS

Ohorella Hasna

Fakultas Ekonomi, Universitas Darussalam Ambon email: [email protected]

Abstract

The main purpose of this research is to describe on cabotage principle implementation to protect and guarantee the Indonesian shipping voyage and service distribution efficiency for the competitiveness of national economy consider to food defence. The method used is discriptive verifycative. We get the data from the Central Bureau of Statistcs, i.e. transportation statistics, SUSENAS, SAKERNAS and other economic indicators survey. The result of regression shows that the impact of the cabotage principle on macroeconomi that cabotage on PDB have a positive significant effect that export variabel, skip port harbour visit at 25 strategic parts and all parts in Indonesian which value probability under 0.05. Furthermore, the impact of cabotage principle on poverty in Indonesia has negative significant influence to the export variable. The visiting port of vessels in 25 strategic and all ports have probability value under 0.05. Export variables have coefficient, –5.100912, indicates that if exports increase 1 % then poverty will decrease 0.005 as well as visiting port of vessels in 25 strategic and all of ports in Indonesia have an impact on poverty of –12.65 and –11.61. This indicates that the shipping sector have contribution to poverty reduction in Indonesia. Keywords: cabotage principle, export, economic growth, proverty, national defence.

1. PENDAHULUAN

Transportasi laut merupakan sub sistem dari Sistem Transportasi Nasional harus didukung oleh elemen kegiatan angkutan laut, kepelabuhanan, lingkungan kemaritiman dan keselamatan pelayaran. Sistem transportasi laut juga terdiri kelaiklautan kapal, kenavigasian, serta penjagaan dan penyelamatan yang saling berinteraksi dalam mewujudkan penyelenggara transportasi laut yang efektif dan efisien. Sebagai sektor pendorong, transportasi laut sangat tergantung dari sektor yang didorong, dan mengingat peta potensi ekonomi nasional yang tidak merata maka peran transportasi laut dapat dikategorikan sebagai perangsang (stimulating/promoting) pertumbuhan ekonomi di wilayah yang belum berkembang (Ship Promote the trade) dan menunjang komoditas produksi nasional (Ship Follow the Trade) baik produksi dalam negeri dan produksi luar negeri.

Perkembangan bongkar barang antar pulau sejak tahun 1997 sampai 2011 yang cenderung meningkat, apalagi sejak tahun 2008 mengalami lonjakan yang cukup tajam, ini berindikasi bahwa transportasi laut di Indonesia memegang peranan yang sangat penting dan startegis. Selain itu, ternyata data bongkar luar negeripun memiliki trend yang naik terus sejak tahun 2008, sehingga hal ini berindikasi bahwa sejak tahun 2008 mobilisasi barang baik antar pulau maupun ke luar negeri cenderung meningkat. Secara teori kondisi ini berkorelasi dengan pertumbuhan ekonomi atau variabel makro ekonomi lainnya seperti Produk Domestik Brutto (PDB).

Berdasarkan data Indonesia National Ship Owner Association (INSA), sampai tahun 2020 perusahaan pelayaran nasional baru bisa mendapatkan pangsa pasar pelayaran internasional sekitar 30 persen dari 550 juta ton peti kemas yang nilainya 22 miliar dollar AS. Sementara pangsa pasar domestik sampai tahun 2020 perusahaan pelayaran nasional diperkirakan mendapatkan 80 persen dari 370 juta ton muatan yang nilainya mencapai Rp 23 triliun. Kondisi saat ini, kegiatan ekspor-impor yang dilayani kapal asing sebanyak 96,59 persen, sedangkan angkutan kargo dalam negeri yang dilayani kapal asing sebesar 46,8 persen. Akibatnya, total devisa nasional yang diambil kapal asing mencapai 11 miliar dollar AS atau Rp 99 triliun per tahun.

Page 76: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 65

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan quick scanning terhadap penerapan prinsip cabotage sebagai proteksi terhadap kondisi eksisting pelayaran Indonesia dan dampaknya terhadap daya saing ekonomi nasional dalam rangka ketahanan nasional. Selain itu, kajian ini juga bertujuan untuk memberikan sumbangan pemikiran pada tataran kebijakan, strategi dan upaya agar penerapan prinsip cabotage dapat lebih efektif sehingga daya saing ekonomi nasional akan meningkat dan ketahanan nasional dapat terjamin.

2. KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Keselamatan Pelayaran

Keselamatan pelayaran adalah segala hal yang ada dan dapat dikembangkan dalam kaitannya dengan tindakan pencegahan kecelakaan pada saat melaksanakan kerja di bidang pelayaran Dalam UU No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, Pasal 1 butir 32 menyatakan bahwa keselamatan dan keamanan pelayaran adalah suatu keadaan terpenuhinya persyaratan keselamatan dan keamanan yang menyangkut angkutan di perairan, kepelabuhan, dan lingkungan maritim. Pasal 1 butir 33 menyatakan bahwa kelaiklautan kapal adalah keadaan kapal yang memenuhi persyaratan keselamatan kapal, pencegahan pencemaran perairan dari kapal, pengawakan, garis muat, permuatan, kesejahteraan awak kapal dan kesehatan penumpang, status hokum kapal, manajemen keselamatan dan pencegahan pencemaran dari kapal, dan manajemen keamanan kapal untuk berlayar di perairan tertentu.

Keselamatan pelayaran telah diatur oleh lembaga internasional yang mengurus atau menangani hal-hal yang terkait dengan keselamatan jiwa, harta laut, serta kelestarian lingkungan. Lembaga tersebut dinamakan International Maritime Organization (IMO) yang bernaung dibawah PBB. Salah satu faktor penting dalam mewujudkan keselamatan serta kelestarian lingkungan laut adalah keterampilan, keahlian dari manusia yang terkait dengan pengoperasian dari alat transportasi (kapal) di laut, karena bagaimanapun kokohnya konstruksi suatu kapal dan betapapun canggihnya teknologi baik sarana bantu maupun peralatan yang ditempatkan kapal tsb kalau dioperasikan manusia yang tidak mempunyai keterampilan/keahlian sesuai dengan tugas dan fungsinya maka semua akan sia-sia. Dengan demikian Keselamatan Pelayaran sebagai suatu keadaan terpenuhinya persyaratan keselamatan dan keamanan yang menyangkut angkutan di perairan dan kepelabuhanan. Terdapat banyak penyebab kecelakaan kapal laut; karena tidak diindahkannya keharusan tiap kendaraan yang berada di atas kapal untuk diikat (lashing), hingga pada persoalan penempatan barang yang tidak memperhitungkan titik berat kapal dan gaya lengan stabil(Wikipedia, 2015)

Apa itu cabotage

Cabotage”,adalah sebuah prinsip yang memberikan hak khusus (privilege) untuk kapal-kapal penunjang operasional niaga berbendera negara yang bersangkutan untuk melakukan angkutan ke wilayahnya (pelabuhan). Secara regulatif, asas cabotage ini telah diatur dalam Pasal 7 dan 8 Undang-Undang No.17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (UU Pelayaran). Dengan kata lain, Penerapan asas ini berarti memberi hak perusahaan angkutan dari Negara Indonesia beroperasi komersial secara ekslusif http://www.hukumpedia.com)

Asas Cabotage tidak hanya berlaku di Indonesia. Negara-negara seperti Amerika Serikat melaksanakan asas ini dengan nama Jones Act/1920, di Uni Eropa dikenal dengan EU Regulation (EEC) No. 3118/93, dan di Australia disebut Cabotage Laws). Sumber: http://www.insa.or.id) Asas Cabotage di Indonesia

Asas Cabotage yang mewajibkan kapal yang beroperasi di Indonesia menggunakan bendera Merah Putih dilaksanakan dalam rangka mewujudkan kedaulatan negara dan wawasan nusantara.

Page 77: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 66

Asas Cabotage adalah kegiatan angkutan laut dalam negeri dilakukan perusahaan angkutan laut nasional dengan menggunakan kapal berbendera Indonesia serta diawaki awak kapal berkewarganegaraan Indonesia. (Pasal 8 ayat 1 UU 17 Tahun 2008)

Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Bobby R. Mamahit mengatakan kepada Liputan6 , Jakarta, Selasa (22/4/2014) bahwa isi asas cabotage sendiri yakni kegiatan angkutan laut dalam negeri harus dilakukan oleh perusahaan angkutan laut nasional.

• Angkutan laut dalam negeri harus menggunakan kapal berbendara Indonesia. • Selain itu, kapal itu juga diawaki oleh awak kapal kewarganegaraan Indonesia.

Pengertian dan Konsepsi Dasar Daya Saing

Pemahaman terhadap suatu istilah dengan berlandaskan ilmu pengetahuan dan sumber yang benar akan mengarahkan pemahaman yang benar terhadap istilah itu sendiri. Daya saing adalah kemampuan makhluk hidup untuk dapat tumbuh (berkembang) secara normal di antara makhluk hidup lainnya sebagai pesaing dalam satu habitat (dalam satu bidang usaha dan sebagainya).

Berdasarkan pemahaman tersebut pengertian daya saing dalam konteks kondisi kekinian menggambarkan kemampuan bangsa-bangsa dalam menghadapi tantangan dalam berbagai dimensi kehidupan. Semakin tinggi kemampuan daya saing suatu bangsa, semakin unggul bangsa tersebut dalam menghadapi persaingan dengan bangsa lain(Wikipedia, 2015). Penelitian Terdahulu tentang Azas Cabotage dalam kebijakan Pelayaran di Indonesia

Implementasi Azas Cabotage Dalam Kebijakan Pelayaran di Indonesia. Penelitian ini didasari pada permasalahan industri pelayaran nasional yang selama ini dikuasai oleh kapal-kapal asing. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa implementasi Asas Cabotage memberikan pengaruh yang besar terhadap industri pelayaran nasional. Dari sumber data yang diteliti membuktikan bahwa selama implementasi Asas Cabotage ini dilakukan, industri pelayaran nasional menjadi semakin berkembang. Jumlah perusahaan pelayaran nasional dan kapal nasional semakin bertambah, sehingga seluruh kegiatan bongkar muat di pelabuhan nasional dapat dikuasai oleh perusahaan pelayaran nasional. Selain itu, jumlah pengangguran ikut berkurang karena kapal-kapal nasional harus diawaki oleh anak buah kapal berkewarganegaraan Indonesia. (Rizky Aprilianto, dkk, 2013).

Sejumlah penelitian empiris lainnya yang menganalisis pengaruh variabel-variabel ekonomi makro terhadap tingkat kemiskinan dan ketahanan nasional yang dilakukan antara lain oleh Cutler & Katz (1991) dan Powers (1995a) menemukan adanya hubungan yang kuat antara tingkat kemiskinan dengan berbagai variabel makro ekonomi. Penelitian-penelitian tersebut juga membuktikan bahwa tingkat pemanfaatan SDA dan kecepatan distribusi barang / jasa berhubungan negatif dengan jumlah penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan; semakin tinggi tingkat perputaran perdagangan dan semakin efektif pemanfaatan SDA yang re-newable, maka semakin besar tingkat kemiskinan. Lebih lanjut pengangguran memiliki pengaruh yang rendah terhadap tingkat kemiskinan dan semakin kuat terhadap ketahanan nasional suatu negara.

3. METODE PENELITIAN

Objek kajian ini adalah Pertumbuhan Ekonomi/PDB konstan, Eksport, Jumlah kapal yang berlabuh di 25 Pelabuhan strategis dan seluruh pelabuhan serta Kemiskinan di Indonesia diharapkan hasil akhirnya dapat dituangkan dalam bentuk kajian optimalisasi azas cabotage terhadap daya saing ekonomi dan ketahanan nasional. Ruang lingkup dalam kajian ini adalah aspek-aspek yang berkaitan dengan formulasi model, PDRB konstan, ekspor, jumlah kapal yang berlabuh baik kuantitas maupun

Page 78: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 67

gross/tonage., dengan sejumlah variabel kuantitatif, antara lain : Pertumbuhan Ekonomi /perubahan PDRB, adalah jumlah output (Barang dan Jasa) yang dapat diproduksi saat ini.

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan kajian kepustakaan (library research) dari berbagai instansi yang dijadikan sumber data seperti Badan Pusat Statistik dan kementerian yang terkait. Untuk melengkapi data sekunder yang kurang lengkap atau kurang jelas, dilengkapi dengan data primer yang dilakukan melalui wawancara dengan para pejabat yang berwenang di lingkungan instansi yang dijadikan objek sumber data. Adapun Alat Analisis dan Uji Spesifikasi Model

Regresi OLS. Analisis mengenai ketergantungan suatu variabel dependen terhadap satu atau lebih variabel independen,, untuk mengestimasi dan untuk meramalkan nilai rata-rata populasi variabel dependen terhadp nilai tetap variabel independen. Uji Hipotesis. Pengujian statistika dilakukan dengan tujuan untuk menguji ketepatan suatu model. Untuk menguji hipotesis dilakukan uji t (untuk melihat pengaruh seluruh variable bebas secara individu/parsial), uji F, serta mencari nilai R2 (koefisien determinasi). Uji Validitas Model. Untuk pengujian tahap kedua ini adalah uji validitas model atau ketepatan model, yakni digunakan uji asumsi regresi klasik (classical regression linier model) guna mengetahui adanya penyimpangan terhadap asumsi-asumsi regresi linier klasik, antara lain uji asumsi klasik OLS.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN Dampak Azas Cabotage Terhadap Makro Ekonomi Indonesia

Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa beberapa negara seperti China, Amerika dll telah menerapkan azas Cabotage, guna melindungi ekonomi, sosial, budaya dan ketahanan nasional negaranya. Hasil regresi model cabotage memperlihatkan betapa signifikan pengaruhnya terhadap Produk Domestik Brutto (PDB), dapat dilihat pada tabel sbb:

Tabel 1: Hasil Regresi Model Cabotage Terhadap PDB

Dependent Variable: LPDB

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 4.333359 1.423878 3.043350 0.0088

LX2 0.355087 0.057929 6.129713 0.0000 LVISIT2 0.540489 0.160199 3.373854 0.0045 LVISIT4 0.572566 0.150832 3.796064 0.0020

R-squared 0.977440 Mean dependent var 14.43044

Adjusted R-squared 0.972605 S.D. dependent var 0.213610 F-statistic 202.1864 Durbin-Watson stat 2.350176 Prob(F-statistic) 0.000000

Analisis Hasil regresi

a) Analisis Kebaikan Model (Goodness of Fit Model) Dari hasil regresi diatas terlihat bahwa nilai R2 = 0.977440, yang bermakna bahwa variasi variabel independent 97,7 % dapat mempengaruhi variasi variabel dependent, sementara menurut Insukindro (1990) dan Bollen (1996) menyatakan bahwa suatu model dikatakan sahih

Page 79: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 68

atau valid jika R2 > 0.60, dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa model diatas telah lolos uji kesahihan model atau goodness of fit

b) Analisis Konsistensi Teoritis

Pada analisis ini akan digunakan dengan pendekatan Magnitude Test yakni dengan cara melihat uji “tanda” pada setiap koefisien regresinya. Dengan model seperti diatas dimana PDB = f (LX2, LVISIT2, LVISIT4), dimana masing-masing koefisien memiliki tanda positif, hal ini konsisten dengan teori Irving Fisser dan Marshall yang menyatakan bahwa percepatan transakai (Velocity of Cyrculation) dapat berpengaruh terhadap transaksi barang dan jasa,. Lebih lanjut teori Keynes menyatakan bahwa eksport dan import akan mempengaruhi Gross Domestic Product (GDP). Sementara untuk variabel LVISIT2 yakni jumlah kapal yang datang (visite) dengan bobot yang semakin tinggi dan frekwensinya semakin sering di 25 pelabuhan strategis di Indonesia, ternyata dapat meningkatkan pembentukan PDB, hal ini terbukti pada variabel ini memiliki tanda positif. Hal yang sama untuk variabel LVISIT4 yakni jumlah kapal dengan jumlah bobot / tonage tertentu di seluruh pelabuhan di Indonesia berkorelasi positif terhadap pembentukan PDB.

c) Analisis Koefisiensi Dampak Azas Cabotage Terhadap Produk Domestik Brutto (PDB)

Hasil regresi pada model diatas bahwa koefisien konstanta (C) = 4.33 hal ini berindikasi bahwa jika tidak terjadi eksport dan import yang dikuatkan dengan azas cabotage maka pertumbuhan ekonomi hanya sebesar 4,33 % saja, sementara jika terjadi eksport yang didukung oleh kebijakan cabotage maka pertumbuhan ekonomi yang direpresentasikan oleh PDB akan meningkat 0,35 % , sementara jika kedatangan kapal asing khususnya di 25 pelabuhan Strategis yang didukung pula oleh azas cabotage, akan memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar 0,54% , demikian pula jika kapal asing berlabuh di seluruh wilayah pelabuhan Indonesia dengan dukungan azas cabotage akan memberikan kontribusi 0,57% terhadap PDB. Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan, bahwa azas cabotage sangat penting dan perlu segera diefektifkan pemberlakuannya mengingat azas tersebut berdampak positif terhadap perekonomian Indonesia, yang tercermin dari nilai PDB.

d) Analisis Signifikansi Dampak Azas Cabotage Terhadap Produk Domestik Brutto (PDB).

Analisis ini untuk memperkuat analisis sebelumnya, dimana pada analisis ini lebih bersifat “Meyakinkan atau Tidak Meyakinkan” atas sebuah hasil analisis kuantitatif. Merujuk pada hasil regresi diatas memperlihatkan bahwa nilai “t” hitung yang nampak pada tabel diatas lebih besar dari uji “t” tabel, 1,73, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa semua variabel yang diteliti signifikan pada α = 5 % yang bermakna bahwa variabel regresor dapat mempengaruhi terhadap variabel dependentnya, oleh karenanya tidak ada alasan untuk tidak mempercayainya atas hasil regresi tersebut.

Untuk mengetahui apakah secara nyata bersama-sama atau serempak dampak variabel-variabel regresor terhadap variabel dependennya, maka digunakan uji “F”. Dari tabel diatas terlihat bahwa “F” hitung = 202.1864 > dari “F” tabel = 4,58, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara signifikan variabel regresor serempak/bersama-sama dapat mempengaruhi variabel dependentnya.

e) Uji Asumsi Klasik

Analisis terhadap uji asumsi klasik yang terdiri : Heteroskedastisitas, Autokorelasi Model Regresi Ordinary Least Squares (OLS) memerlukan asumsi-asumsi yang cukup ketat agar hasil

Page 80: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 69

prediksinya tidak menyimpang, Di bawah ini disajikan hasil pengujian Heteroskedastisitas dengan metoda Glejser sbb:

Tabel 2: Pengujian Heteroskedastisitas dengan Methoda Glejser Dependent Variable: E

Variable Coefficient Std.

Error t-Statistic Prob. C -13.53211 14.23445 -0.950659 0.3579

LX2 1.621961 1.579113 1.027134 0.0942 LVISIT2 -3.004515 1.601505 -1.876057 0.0817 LVISIT4 2.546296 1.507858 1.688685 0.1134

Dari tabel di atas terlihat bahwa tidak ada satupun yang signifikan sehingga dapat dipastikan bahwa model tersebut terhindar dari heteroskedastisitas, sehingga estimasinya akan konsisten dan efisien. Untuk pengujian asumsi klasik lainnya yakni autokorelasi dengan menggunakan Durbin Watson dapat terlihat dari hasil regresi diatas bahwa nilai Durbin Watson = 2.350176. Angka ini ternyata berada pada range : Tidak Ada Autokorelasi, sehingga variabel errornya dijamin tidak akan berkorelasi antar waktu yang berakibat pada akan memiliki varian yang minimum dan tidak bias.

Dampak Azas Cabotage Terhadap Kemiskinan di Indonesia

Kemiskinan merupakan fenomena yang sangat serius tidak hanya di Indonesia saja namun hampir di seluruh dunia terlebih di negara yang sedang berkembang. Di bawah ini akan disajikan tabel hasil regresi model penerapan azas cabotage terhadap kemiskinan sbb:

Tabel 3: Hasil Regresi Model Penerapan Azas Cabotage Terhadap Kemiskinan

Dependent Variable: POV

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 163.2547 44.39846 3.677035 0.0025

LX2 -5.109912 1.806302 -2.828936 0.0134 LVISIT2 -12.65888 4.995229 -2.534195 0.0238 LVISIT4 -11.61584 4.703134 -2.469808 0.0270

R-squared 0.919593 Mean dependent var 35.91611

Adjusted R-squared 0.902363 S.D. dependent var 3.528124 F-statistic 53.37173 Durbin-Watson stat 0.853151 Prob(F-statistic) 0.000000

Ket : POV = Kemiskinan

a) Uji Kesahihan Model (Goodness Of Fit) Seperti telah diuraikan pada model terdahulu, bahwa suatu model akan dianggap sahih/valid jika memiliki nilai R2 > 0.60 (Insukindro, 1990, dan Bollen, 1996). Dengan melihat hasil regresi

Page 81: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 70

model kemiskinan diatas ternyata memiliki nilai R2 = 0.9195, sehingga jelas telah memenuhi syarat goodness of fit dan dapat dipastikan bahwa pembentukan model tersebut dianggap valid. Nilai R2 = 0.9195 bermakna bahwa 91,95 % variasi variabel regresan dipengaruhi oleh variasi variabel regresor.

b) Uji Konsistensi Teoritis (Magnitude Test) Secara konsisten teoritis terlihat bahwa semua koefisien hasil regresi bertanda negatif, hal ini bermakna adanya hubungan terbalik antara variabel independen dengan variabel dependen. Pada variabel Eksport (LX2) bertanda negatif hal ini berindikasi jika eksport naik maka kemiskinan akan menurun, demikian pada visite kapal-kalap barang/orang di 25 pelabuhan strategis (LVISIT2) dan seluruh pelabuhan di Inonesia (LVISIT4), memiliki tanda negatif.

c) Interpretasi Koefisiensi Regresi Model Dampak Azas Cabotage terhadap Kemiskinan.

Mengacu pada tabel hasil regresi di atas bahwa varibale Ekspor (TX2) memiliki koefisien -5.109912, hal ini berindikasi jika ekport naik 1 %, maka kemiskinan akan menurun sebesar 0.005 % demikian pula jika visite kapal-kapal di 25 pelabuhan strategis dan seluruh pelabuhan di Inonesia masing-masing memberikan dampak terhadap kemiskinan sebesar -12.65 dan – 11.61, ini berindikasi bahwa sektor pelayaran cukup besar kontribusinya terhadap pengurangan kemiskinan di Indonesia.

d) Analisis Signifikansi Dampak Diberlakukannya Azas Cabotage Terhadap Kemiskinan di

Indonesia. Melihat tabel di atas nampak bahwa semua variabel independen memiliki nilai “t” hitung > dari nilai “t” tabel = 1,73, sehingga dapat dipastikan bahwa hasil kajian ini patut untuk dipercaya pada α = 5%. Dengan demikian maka diberlakukannya azas Cabotage merupakan hal yang mutlak untuk dilaksanakan namun dengan asumsi bahwa kesiapan infrastruktur, SDM serta perangkat lunak lainnya harus sudah tersedia dengan sempurna.

Untuk lebih meyakinkan hasil kajian ini maka uji signifikansi secara serempak/bersama-sama melalui uji “f” terlihat bahwa nilai “f” hitung = 53.37173 > dari nilai “f” tabel = 4,58 atau nilai Prob (f stat) = 0.000 < 0.005, sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independent secara signifikan bersama-sama dapat mengurangi kemiskinan.

e) Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas dengan Glejser

Analisis terhadap uji asumsi klasik yang terdiri : Heteroskedastisitas, Autokorelasi dan Multikolinearitas sangat penting mengingat estimasi atas suatu model Regresi Ordinary Least Squares (OLS) memerlukan asumsi-asumsi yang cukup ketat agar hasil prediksinya tidak menyimpang, Di bawah ini disajikan hasil pengujian Heteroskedastisitas dengan metoda Glejser sbb :

Tabel 4 : Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Metode Glejser

Dependent Variable: E2 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.643446 12.92240 -0.049793 0.9610

LX2 0.723715 0.525734 1.376581 0.1903 LVISIT2 -0.478171 1.453887 -0.328891 0.7471 LVISIT4 0.940098 1.368872 0.686768 0.5034

Page 82: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 71

R-squared 0.687146 Mean dependent var 25.01129

Adjusted R-squared 0.620106 S.D. dependent var 0.520588 F-statistic 10.24977 Durbin-Watson stat 2.567072 Prob(F-statistic) 0.000785

Dari tabel di atas terlihat bahwa tidak ada satupun yang signifikan sehingga dapat dipastikan

bahwa model tersebut terhindar dari heteroskedastisitas, sehingga estimasinya akan konsisten dan efisien. Untuk pengujian asumsi klasik lainnya yakni autokorelasi dengan menggunakan Durbin Watson dapat terlihat dari hasil regresi diatas bahwa nilai Durbin Watson = 2.5670. Angka ini ternyata berada pada range : Tidak Terjadi Autokorelasi, sehingga variabel errornya dijamin tidak akan berkorelasi antar waktu yang berakibat akan memiliki varian yang minimum dan tidak bias. Kebijakan, Strategi dan Upaya Dalam Mengimplementasikan Prinsip Cabotage

Seiring dengan ledakan kemajuan tekonologi informasi, komunikasi, dan transportasi sejak akhir 1980-an, era globalisasi menjadi semakin nyata dan digdaya (powerful). Globalisasi bercirikan: borderless world (semakin memudarnya batas-batas negara secara politik-ekonomi dan sosial-budaya), liberalisasi perdagangan, dan semakin sengitnya persaingan antar bangsa. Dalam konstelasi (setting) hubungan internasional semacam ini adalah sangat logis (natural), jika kini dan di masa mendatang, hanya bangsa yang memiliki daya saing lah yang bisa survive (bertahan) menjadi maju, makmur, dan berdaulat. Bangsa yang tidak berdaya saing akan menjadi pasar yang empuk dari berbagai barang dan jasa (goods and services) yang diproduksi oleh bangsa lain yang berdaya saing. Akibatnya, negara-bangsa dengan daya saing rendah bukan hanya mengalami defisit neraca perdagangan, tetapi juga menyaksikan kehancuran sektor industri dan jasa nya. Karena, barang dan jasa yang dihasilkan oleh bangsa tersebut kalah bersaing dengan yang berasal dari impor. Bila kondisi semacam ini terus berlanjut, maka negara yang tak berdaya saing lama kelamaan menjadi bangkrut (a failed state). Kondisi inilah yang diinginkan oleh negara-negara maju kapitalis dan korporasi multinasional hedonis yang merupakan arsitektur dari globalisasi (Stiglitz, 2001; Perkins, 2005; Chang and Grabel, 2008).

Mencermati perkembangan ekspor-impor RI 2011, dimana hampir 75% tekstil dan produk tekstil (TPT) yang diperdagangkan di dalam negeri (pasar domestik) berasal dari produk impor ilegal yang sebagian besar dari RRC dan Vietnam; kita masih sebagai pengimpor terbesar beras, kedelai, gandum, jagung, dan buah-buahan di dunia; sementara ekspor kita sebagian besar berupa komoditas primer (gas, bahan tambang dan mineral, komoditas perkebunan dan perikanan) bukan produk manufaktur yang bernilai tambah tinggi, maka kita mulai sekarang harus segera bangkit menjadi bangsa yang memiliki daya saing tinggi. Kalau tidak, Indonesia menjadi negara gagal adalah suatu keniscayaan.

Kita memiliki SDA yang nyaris sempurna. Segala jenis bahan tambang yang ada dikenal di planet bumi, bisa ditemui di Indonesia. Sejauh ini kita baru mengeksploitasi sumber daya yang ada di darat. Kita baru menggunakan laut sebatas pelayaran dan menangkap ikan. Laut dan segala sumber daya alam yang ada didalamnya, belum secara efektif dieksploitasi. Padahal 2/3 dari wilayah Indonesia adalah laut. Menemukan teknologi untuk mengeksplorasi SDA yang ada di laut, merupakan tantangan yang bisa membuat putra bangsa Indonesia menjadi kreatif dan inovatif.

Oleh karenanya dalam implementasi prinsip cabotage sebagai salah satu langkah maju untuk melindungi pelayaran nasional diperlukan beberapa kebijakan, strategi dan upaya sbb:

(1) Konsistensi kebijakan pemerintah; (2) Pelayanan publik (termasuk penyediaan infrastruktur, pengurusan izin pelayaran nasional

yang lebih cepat, mudah, dan murah); (3) Penghapusan ekonomi biaya tinggi;

Page 83: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 72

(4) Peraturan perpajakan yang atraktif, perlu bench marking dengan Malaysia, Thailand, Vietnam, dan RRC;

(5) Peraturan ketenagakerjaan yang saling menguntungan antar pihak terkait; (6) Keamanan dalam pelayaran dan berusaha; serta (7) Adanya kepastian hukum.

5. SIMPULAN

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diperoleh bahwa Armada pelayaran niaga menjadi bagian dari sistem pertahanan negara yang siap dimobilisasi ketika negara dalam keadaan darurat. Dari hasil kajian itu, diketahui bahwa pemberlakuan Cabotage Principle adalah untuk mengisi kebutuhan angkutan laut dalam negeri dan mendukung kegiatan ekonomi secara makro lainnya, dengan demikian dibutuhkan pembangunan armada angkutan laut nasional yang kuat dan memadai. Angkutan laut nasional yang kuat akan menjamin dan melindungi infrastruktur pembangunan kelautan nasional terutama pada saat negara dalam keadaan darurat. Apabila infrastruktur itu dimiliki oleh negara asing, maka sewaktu-waktu akan dapat ditarik kembali. Keadaan ini akan sangat berbahaya bagi kepentingan keamanan, pertahanan, dan ekonomi nasional.

6. REFERENSI [1]. Adachi Hideyuki, (2007), Economic Growth and Unemployment Theoritical Foundations

of Okun’s Law, Journal of The University of Marketing and Distribution Science. [2]. Agrawal Pradeep, (2008), Economic Growth and Poverty Reduction: Evidence from

Kazakhtan, Asian Development Review, Vol. 24. No.2. pp 90 – 115. [3]. Alex Arifianto, (2009), Tata Kelola Pemerintahan dan Kemiskinan : Suatu Tinjauan

Pustaka, SMERU, Jakarta. [4]. Armida Alisjahbana dan Kodrat Wibowo, (2006) , Tinjauan Kondisi Perekonomian

Indonesia dalam kinerja dan Prospek Ekonomi Indonesia, Fakultas Ekonomi, Universitas Padjajaran, Bandung.

[5]. Badan Pusat Statistik, Bulletin Statistic Bulanan Indikator Ekonomi, beberapa Edisi

Penerbitan. [6]. Baltagi H. Badi, Byoung Cheol Jung & Seuck Heun Song, (2008), Testing for

Heteroskedasticity and Serial Correlation in a Random Effect Panel Data Model, Center for Policy Research Paper 56.

[7]. Bank Indonesia, Statistik Ekonomi keuangan Indonesia, Beberapa edisi penerbitan. [8]. ____________ , (2001), Daya Saing Daerah, Konsep dan Pengukurannya, Pusat

Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK), [9]. ____________ , (2008), Profil dan Pemetaan Daya Saing Ekonomi Daerah Kabupaten /

Kota, Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK)-LP3E FE Unpad, [10]. Berita Resumi Statistik, (2006) , Tingkat Kemiskinan Di Indonesia tahun 2005-2006, No.

47 / IX / 1 september 2006.

Page 84: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 73

[11]. David Ronner, (2006), Advanced Macroeconomics, Third Edition, McGraw-Hill, NewYork , America.

[12]. Denzau Arthur, (1992), Microeconomic Analysis – Markets & Dynamics, Washington

University, USA [13]. Eita Jole Hinaunye & Johannes M. Ashipala, (2010), Determinants of Unemployment in

Namibia, International Journal of Business and Management. Vol.5 No. 10 [14]. Evi Lisna,(2007), Dampak Kebijakan Ketenagakerjaan Terhadap Tingkat Pengangguran

dan Perekonomian Indonesia di Era Otonomi Daerah, Institut Pertanian Bogor (IPB), Disertasi, Tidak Dipublikasikan.

[15]. Frank Ekanem Nkanta, (2005), A Var Model of the Relationship Between the GDP Growth

and Unemployment Rates, Journal of Business & Economics Research. Vol. 3 Number 8. [16]. Fan, S. ,P.Hazell and S.Thorad. (2000). Government Spanding, Growth and Poverty

in Rural India. American Journal of Agriculture Economics, 82 (2) :1038-1051. [17]. Federico Podesta,(2012), Recent Developments Quantitative Comparative Methodology:

The Case of Pooled Time Series Cross-Section Analysis, DSS Paper SOC 3-02, Georgetown University.

[18]. Gujarati, (1999), Essentials of Econometries, second Edition,Mc.Grawttill, Singapore. [19]. Hamidah, (2005), Pengaruh Proyek Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP)

terhadap Prospek Pengembangan Usaha Kecil, Journal Ilmu Managemen, No.1 Maret – Juni 2005, Jakarta.

[20]. Hassen Soltabi & Ochi Anis, (2012), Foreign Direct Investment (FDI) and Economic

Growth: an approach in terms of cointegration for the case of Tunisia, Journal of Applied Finance & Banking. Vol.2 No.4.2012.

[21]. Kementerian Kelautan dan Perikanan (2012), Redesign Peraturan Perundang-udangan di

bidang Pelayaran, Dewan Kelautan nasional.

[22]. UU 17 Tahun 2008 – Tentang pelayaran, http://kemhubri.dephub.go.id/perundangan/images/stories/doc/uu/uu._no.17_tahun_2008.pdf

[23]. Mahmul Siregar dan M. Iqbal Asnawi (2012), Cabotage Principle pada Regulasi Jasa

Angkutan di Dalam Perairan Indonesia Dari Perspektif Sistem Perdagangan Multilateral WTO/GATS , Law Review Volume XII No. 2 - November 2012

[24]. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR PM 10 TAHUN 2014 (Permenhub No. 10/2014) – Tentang Tata Cara Dan Persyaratan Pemberian Izin Penggunaan Kapal Asing Untuk Kegiatan Lain Yang Tidak Termasuk Kegiatan Mengangkut Penumpang Dan/Atau Barang Dalam Kegiatan Angkutan Laut Dalam Negeri, http://kemhubri.dephub.go.id/perundangan/images/stories/doc/permen/2014/pm_10_tahun_2014.pdf

Page 85: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 74

[25]. R.M Solow, (1956 Februari), “A Contribution to the Theory of Economic Growth”, Quarterly Journal of Economics, Hal. 65 – 94.

[26]. Ricardo Antunes e Marcio Pochmann , (2008), The dimensions of unemployment and

poverty in brazil, A Journal on Integrated Management of Occupational Health and the Environment - v.3, n.2, Trad 1, april/aug 2008.

[27]. Rusli Ghalib, (2010), Mengentaskan Kemiskinan Mensejahterakan Masa Depan,

Universitas Padjadjaran, Bandung. [28]. Samuelson A. Paul dan Nordhaus William D, (2001), Macroeconomics, Seventeenth

Edition, McGraw-Hill Irwin.

Page 86: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 75

ANALISIS KINERJA KOORDINATOR IMUNISASI DALAM MENCAPAI TARGET UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION

Rika Dian Heriyanti1, Bakti Setyadi2, Emi Suwarni3 Program Magister Manajemen, Universitas Bina Darma

Jl. A. Yani No. 12, Palembang 30624, Indonesia email : [email protected]

Abstrak

Immunization is one of promotive and preventive efforts that increase a person’s immunity to actively but in the journey not achieve its objective so that the objective of this study to analyze the performance of immunization coordinator using a systems approach. This study design was descriptive narrative. The population is all existing healt centers in Ogan Ilir. samples are 3 key informants depth interviews and observation. Analysis of the data using the model of Miles and Huberman. Research in all health centers showed that the input component is still inadequate for Human Resources (HR) for the immunization program had never held a training and immunization officers have double duty. While in the process components on the immunization program is still lacking due to problems in the determination of the target as well as the recording and reporting is not timely or incomplete. On the output component UCI achievement Ogan Ilir 92,9%, there are 5 health centers that do not reach the UCI. With the results obtained output, outcome-performance analysis is not yet optimal immunization coordinator. Suggested to the clinic to improve the way of recording and reporting, and timely.

Keywords: Performance, Immunization, Input, Process, Output, Outcome. 1 PENDAHULUAN

Upaya pelayanan imunisasi dilakukan melalui kegiatan imunisasi rutin dan tambahan dengan tujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Salah satu indikator keberhasilan program imunisasi adalah tercapainya Universal Child Immunization (UCI) desa/kelurahan yaitu cakupan imunisasi lengkap minimal 90% secara merata pada bayi didesa/kelurahan. Salah satu ukuran mutu yang sering dipergunakan untuk mengukur mutu pelayanan yaitu petugas pelayanan/sumber daya manusia (SDM) memiliki kompetensi yang diperlukan, sehingga kajian tentang sumber daya manusia menjadi hal yang sangat penting (Susatyo, 2016:75). Koordinator imunisasi merupakan petugas kesehatan yang bertanggung jawab pada kegiatan imunisasi di wilayah kerja puskesmas tempat dia ditugaskan, dan merekap laporan imunisasi dari kegiatan di posyandu/poskesdes yang kemudian diolah menggunakan software yang telah disediakan. Hal ini tentu membutuhkan petugas yang berkompeten sesuai standar yang ada, baik dari tingkat pendidikan, maupun kemampuan dalam menggunakan komputer/teknologi. Upaya peningkatan kinerja koordinator imunisasi (korim) telah dilakukan baik melalui berbagai pelatihan maupun pemberian sarana dan prasarana yang diperlukan serta pemberian reward bagi korim berprestasi. Namun kenyataannya kinerja korim begitu beragam, hasil pencapaian target UCI yang diharapkan masih ada yang tidak menunjukkan peningkatan berarti. Hal ini disebabkan pergantian petugas di puskesmas yang tanpa koordinasi dengan dinas kesehatan dan petugas yang mengelola beberapa program sekaligus (rangkap jabatan), sehingga koordinator imunisasi di puskesmas tidak dapat melaksanakan tugasnya secara maksimal. Dengan berbagai permasalahan tersebut, peneliti tertarik mengadakan penelitian yang berjudul “ANALISIS KINERJA KOORDINATOR IMUNISASI DALAM MENCAPAI TARGET UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION.”

Page 87: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 76

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas-puskesmas yang ada di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir yang berjumlah 25 puskesmas. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain studi kasus (case study) (Sugiyono, 2013), jumlah informan sebanyak 3 orang, yang terdiri dari 1 Kasi Pengendali Penyakit, Wabah dan Bencana (P2WB) yang membawahi pengelola program imunisasi, satu orang pengelola imunisasi di puskesmas, dan Staf P2WB di Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir. Pengumpulan data diperoleh dengan dua cara, data primer (wawancara langsung kepada responden) dan data sekunder berupa data profil Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir dan data cakupan imunisasi Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2013 sampai data Tahun 2015 yang diambil dari pengelola program imunisasi. Penelitian ini dilakukan selama pada bulan Desember 2016 sampai Januari 2017, di Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir. Metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif naratif. Teknik ini diterapkan melalui tiga alur, yaitu (Sugiyono, 2009) : reduksi data, penyajian, dan penarikan kesimpulan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Faktor Input (Sumber Daya Manusia, Sarana dan Dana)

Kriteria Sumber Daya Manusia program imunisasi dilihat dari keikutsertaan pelatihan, kualifikasi pendidikan, lama bekerja sebagai petugas imunisasi dan tugas rangkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 20 (80%) petugas imunisasi di Kabupaten Ogan Ilir telah mengikuti pelatihan program imunisasi. Tapi pelatihan yang diikuti koordinator imunisasi tersebut ada yang dilakukan tiga tahun yang lalu. Padahal seharusnya minimal satu kali setahun ada penyegaran ataupun pertemuan-pertemuan khusus petugas imunisasi. Sehingga koordinator imunisasi masih ada yang belum mendapat pengetahuan tentang vaksin baru dan cara penyuntikan.

Latar belakang pendidikan terakhir petugas imunisasi di Kabupaten Ogan Ilir yaitu sebesar 100% merupakan lulusan dari sekolah kesehatan dengan latar belakang perawat/bidan dengan lulusan jumlah persentase terbanyak D3 Kesehatan 18 0rang (72%). Selain itu, terdapat 23 orang (92%) petugas imunisasi puskesmas yang memiliki tugas rangkap dan lama bekerja sebagai petugas imunisasi dengan persentase tertinggi yaitu antara 3-5 tahun sebesar 39.5% atau 15 orang.

Peralatan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan program dan dapat menunjang kelancaran program imunisasi sesuai dengan kriteria yang tertera di buku pedoman penyelenggaraan imunisasi. Sedangkan vaksin, alat suntik, dan safety box lengkap di masing-masing puskesmas karena perlengkapan tersebut didistribusikan langsung dari dinas kesehatan tiap bulan dan dengan kondisi yang baik. Petugas imunisasi tiap puskesmas mengambil langsung ke puskesmas. Tapi termos atau vaccine carrier masih belum cukup dibeberapa puskesmas, dan tidak adanya kartu imunisasi. Faktor Proses (Pelayanan imunisasi)

Jika dilihat dari segi proses, maka lebih ditekankan pada aspek teknisnya di lapangan. Komponen proses imunisasi dilaksanakan secara berkesinambungan, secara rinci akan dibahas sebagai berikut :

Hasil wawancara dengan informan mengatakan bahwa jumlah sasaran bayi didapatkan dari dinas kesehatan. Dinas Kesehatan mengambil data jumlah penduduk dari pendataan yang dilakukan oleh BPS dan penentuaan sasarannya setiap awal tahun.

Sebagaimana penuturan salah seorang informan yaitu : “kalau sasaran bayinya tiap puskesmas diambil dari dinkes, terus sasaran bayinya diperkirakan

dari jumlah sasaran tahun lalu, jumlah penduduk itu diambil dari pendataannya Badan Pusat Statistik (BPS). (Ar, 6 Januari 2017)

Page 88: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 77

Berdasarkan observasi dan wawancara terhadap informan, penyuluhan sebelum melakukan imunisasi telah dilaksanakan. Namun, penyuluhan tersebut dilaksanakan secara individual pada saat sebelum melakukan imunisasi.

Hasil penelitian ini diperkuat dengan penuturan salah seorang informan : “pasti itu dienjok penyuluhan dulu sebelum imunisasi, kan masih banyak ibu-ibu yang dak tahu

apolagi ibu-ibu baru, gek marah-marah sudah disuntik anaknyo demam, jadi dienjok tau memang ado yang bakal demam, tapi penyuluhan individu, kalau nak dikumpulkan baru dienjok penyuluhan susah.” (Ar, 8 Januari 2017)

Berdasarkan hasil observasi langsung, proses pemberian vaksin kepada bayi dimulai dari pencatatan KMS oleh seorang perawat/kader yang membantu bidan desa. Bidan yang bertugas memberikan vaksin yaitu bidan yang sudah berpengalaman di bidangnya. Selanjutnya, bidan memberikan vaksin yang sesuai dengan usia si bayi, dengan melihat pencatatan kelengkapan imunisasinya di KMS.

Pada saat umur 1 bulan, diberikan imunisasi BCG (disuntikkan di lengan atas sebelah kanan) disertai dengan imunisasi Polio-1 (diteteskan di mulut). Pada saat umur 2 bulan, diberikan imunisasi DPT-Hb1 (disuntikkan di paha) disertai dengan pemberian imunisasi Polio-2(diteteskan). Pada saat umur 3 bulan diberikan imunisasi DPT-Hb2 (disuntikkan di paha) disertai dengan pemberian imunisasi polio3. Pada saat umur 4 bulan diberikan imunisasi DPT-Hb3 + Polio 4 dan pada umur 9 bulan diberikan imunisasi campak.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan informan, diperoleh informasi bahwa penyimpanan vaksin di lemari es berdasarkan suhu standar yaitu 2-8oC. Hal ini diperkuat dari penuturan salah seorang informan : “suhunya harus diperhatikan, 2-8oC itu suhu seharusnyo untuk vaksin. Kito jingok di lemari es nyo. (Yn,6 Januari 2017)

Hasil wawancara dengan informan bahwa pendistribusian vaksin yaitu dari pusat ke provinsi, dari provinsi ke kabupaten/kota, dari kabupaten/kota ke puskesmas dan dari puskesmas ke bidan di desa atau posyandu. Hal ini diperkuat dengan penuturan salah seorang informan kunci yakni :

“kalau vaksin aku ambek langsung dari provinsi, baru disini petugas imunisasi ambek vaksinnyo. Dari puskesmas lagi yang distribusi ke posyandu-posyandu, dengan poskesdes yang masuk di wilayah kerja tiap puskesmas.” (Yn, 9 Januari 2017)

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan beberapa informan, diperoleh jawaban yang sama mengenai pemakaian vaksin, yaitu di setiap puskesmas sudah dilengkapi dengan VVM (Vaccine Vial Monitor) yaitu alat yang digunakan untuk memonitor keadaan vaksin, layak atau tidak digunakan lagi.

Hasil ini diperkuat oleh salah seorang informan bahwa : “kalau nak diliat vaksinnyo masih bagus ato idak, dijingok be di warno alat ini yang ditempel di

vaksinnyo, kalau warno kotaknyo sudah samo gelapnyo atau lebih gelap lagi dari lingkaran di sekitar lingkarannyo, dak bisa dipakai lagi vaksin itu, berarti sudah pernah keno suhu di atas 80C.” (Sr, 10 Januari 2017)

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, diperoleh informasi bahwa alat suntik yang telah dipakai untuk imunisasi, disimpan di dalam safety box, untuk langsung dimusnahkan. Sebagaimana penuturan salah seorang informan,

“kalu sudah dipakai suntik satu kali, langsung dibuang di safety box, baru dimusnahkan,biar dak disalahgunakan lagi dan dak beresiko melukoi petugas” (Sr, 10 Januari 2017)

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci, diperoleh informasi bahwa pencatatan di puskesmas masih kurang akurat karena pencatatannya digabung antara penduduk wilayah kerja puskesmas dengan luar wilayah puskesmas. Hal ini diperkuat dengan penuturan salah satu informan :

Page 89: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 78

“pencatatan hasil imunisasi biasonyo dimasukkan jugo bayi yang datang dari luar wilayah puskesmas, jugo banyak penduduk musiman, jadi kalu datang imunisasi anaknyo di posyandu, pencatatannya dimasuke jugo di wilayah kerja itu” (Ar,8 Januari 2017)

Hasil wawancara dengan informan dan observasi langsung ketepatan waktu laporan, diperoleh informasi bahwa sistem pelaporan tiap puskesmas ke dinas kesehatan tidak tepat waktu. Hal ini dipertegas oleh salah seorang informan kunci bahwa :

“lebih banyak yang tidak tepat waktu pelaporannyo, bulan ini be baru 19 puskesmas yang kumpul, ni sudah tanggal 6, jadi kalau puskesmas terlambat kumpul laporannyo, aku jugo ke provinsi ikut terlambat..” (Yn, 6 Februari 2017)

Faktor Output (Hasil Imunisasi/Pencapaian UCI)

Rangkaian evaluasi/penilaian pelaksanaan program imunisasi setelah proses adalah output. Adapun output dari program imunisasi adalah pencapaian UCI pada tahun 2015 adalah 100% desa/kelurahan sebagaimana tertuang dalam Permenkes Nomor 741/Menkes/Per/VII/2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 25 puskesmas ada 20 puskesmas sudah memenuhi target, jadi UCI Kabupaten Ogan Ilir mencapai 92,9% dan hanya 20% (5 puskesmas) yang tidak memenuhi target yaitu puskesmas Timbangan (75%) , Puskesmas Palemraya (33,3%), Puskesmas Sungai Lebung (66,7%), Puskesmas Tambang Rambang (69,2%) dan Puskesmas KTM Sungai Rambutan (0%). Berdasarkan hasil wawancara dengan informan hal ini disebabkan karena masih adanya warga yang kurang sadar mengenai pentingnya imunisasi. Selain itu, karena faktor kesibukan orang tua sehingga tidak sempat membawa anaknya ke tempat pelayanan imunisasi, ada juga dikarenakan kurangnya pendataan sasaran, dan petugas tidak mengerti dalam mengolah data dengan menggunakan software Imunisasi.

Kinerja Koordinator Imunisasi

Indikator yang digunakan untuk memantau pencapaian cakupan imunisasi rutin pada bayi yang lengkap dan merata adalah Universal Cild Immunization UCI). Target pencapaian UCI tertuang dalam Permenkes no. 741/Menkes/Per/VII/2008, tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.

Dengan melihat hasil output, dapat diketahui bagaimana kinerja koordinator imunisasi dalam mencapai hasil universal child immunization. Dari hasil ada 20 puskesmas sudah memenuhi target dan hanya 20% (5 puskesmas) yang tidak memenuhi target yaitu puskesmas Timbangan (75%) , Puskesmas Palemraya (33,3%), Puskesmas Sungai Lebung (66,7%), Puskesmas Tambang Rambang (69,2%) dan Puskesmas KTM Sungai Rambutan (0%). Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci (Yn, Kasi P2PL) hal ini bisa dikarenakan petugas tidak mempunyai buku pedoman pelaksanaan imunisasi, petugas juga bertugas sebagai bendahara dana Bantuan Operasional Kesehatan di puskesmasnya atau memegang program lain (perawat/bidan), jumlah sasaran yang tidak tepat (tidak sama dengan BPS), tidak lengkapnya sarana dan prasarana, serta kurangnya perhatian pimpinan puskesmas dalam mengalokasikan dana untuk kegiatan imunisasi, sehingga petugas kurang termotivasi.

4. SIMPULAN

Sumber Daya Manusia (SDM) untuk program imunisasi masih kurang memadai karena tidak

diadakannya pelatihan secara rutin, dan petugas imunisasinya memiliki tugas rangkap. Sarana penunjang program imunisasi puskesmas masih kurang karena ada dua petugas imunisasi yang tidak memiliki buku pedoman imunisasi yaitu Puskesmas Sungai Keli dan Puskesmas KTM Sungai Rambutan. Sedangkan pada komponen proses pada program imunisasi puskesmas di Kabupaten Ogan

Page 90: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 79

Ilir dapat dikatakan masih kurang karena adanya permasalahan pada penentuan target serta pencatatan dan pelaporannya masih tidak tepat waktu. Serta pada komponen output cakupan program imunisasi puskesmas yaitu 92.9% sudah memenuhi target, namun terdapat 20% puskesmas yang belum mencapai UCI, jadi kinerja koordinator imunisasi masih belum optimal, belum mencapai target yang diharapkan.

5. REFERENSI

[1] Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

[2] Departemen Kesehatan.2006. Pedoman Supervisi Suportif Program Imunisasi. Departemen Kesehatan.Jakarta

[3] Kiswati. 2011. Evaluasi pelaksanaan Manajemen Program (PIK-KRR) Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja Oleh Penyuluh Keluarga Berencana di Kabupaten Jember Tahun 2011. Semarang. Diakses pada tanggal 11 November 2016.

[4] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan Tahun 2014. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta

[5] Notoatmojo, S.2007. Kesehatan Masyarakat, Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta.

[6] Rahmawati, Sri Pinti. 2007. Analisis Faktor Sumber Daya Manusia Yang Berhubungan dengan Hasil Kegiatan Imunisasi Dasar Bayi oleh Petugas Imunisasi Puskesmas di Kabupaten Blora Tahun 2006. Tesis. S2 Universitas Diponegoro, Semarang. http://eprints.undip.ac.id/18303/1/SRI_PINTI_RAHMAWATI.pdf diakses pada 17 Januari 2017.

[7] Sianturi, F.2015. Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan. Jakarta : EGC.

[8] Siagian, Sondang P. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

[9] Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

[10] Susatyo, H. 2016. Manajemen Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit. Yogyakarta : Gosyen Publishing.

[11] Seminar Nasional Teknologi Informasi Dan Komunikasi (SEMNASTIK)

Palembang-Indonesia, 22 Juli 2017

Page 91: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 80

PROSEDUR PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PERUSAHAAN DISTRIBUTOR FARMASI

(STUDI KASUS: PT TEMPO GROUP BRANCH OFFICE PALEMBANG)

Sony Putra1, Rabin Ibnu Zainal2, Kristina Sedyastuti3

Program Magister Manajemen Universitas Bina Darma

[email protected],[email protected],[email protected] Jl. A Yani No. 12 Palembang 30624 Indonesia

Abstract

In a company required the procedure of acceptance and expenditure of good cash. It aims to avoid fraud and misappropriation in cash to the company so that the wealth owned by company will be guaranteed and encourage compliance with policies imposed by company. So the question arises how the effectiveness of cash receipts and disbursements procedures at PT Tempo Group Branch Office Palembang. The research method used is descriptive qualitative research is research that aims to describe procedure of acceptance and expenditure of cash only, which is explained through words or in the form of a sentence. While techniques used to collect data are interviews, observation, and documentation, well as data types of data used are secondary data and primary data. The results of the research procedure of cash receipts and disbursements that are running in company has advantages and disadvantages. Advantages are adequate documents and accounting records, there are clear deliberations, and cash receipts and disbursements are authorized by the relevant sections. The disadvantage is the lack of sub-section on the cash disbursement procedure that is part of internal examination. In addition there are sub-parts that must removed on cash receipts that if there is a transaction error. Keywords: Procedures, Cash Receipts, Cash Expend

1. PENDAHULUAN

Perkembangan perusahaan di era globalisasi ini sangat berkembang pesat. Saat ini banyak perusahaan terus semakin memperluas usahanya dengan meraih pangsa pasar. Hal tersebut mendorong terjadinya persaingan ketat antar perusahaan. Perusahaan adalah suatu instansi yang terorganisir, berdiri dan berjalan yang tidak dapat terlepas dari hukum ekonomi dan prinsip dasar perusahaan pada umumnya.(Usman 2006 : 94). Perusahaan didirikan untuk mencari laba yang sebesar-besarnya dan untuk dipertahankan kelangsungan hidup usahanya. Perusahaan banyak melakukan usaha untuk mencapai tujuannya itu.

Mulyadi (2012:5) Mengemukakan prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu department atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahan yang terjadi berulang-ulang. Didalam sesuatu sistem, bisanya terdiri dari beberapa prosedur dimana prosedur-prosedur itu saling terkait dan saling mempengaruhi. Akibat jika terjadi perubahan maka salah satu prosedur, maka akan mempengaruhi prosedur-prosedur yang lain.

Salah satu prosedur dari kas adalah sistem penerimaan dan pengeluaran kas, prosedur ini akan terlihat mudah karena hanya menerima dan mengeluarkan uang, tapi akan menjadi rumit pada saat prosedur yang ada tidak berjalan dengan baik. Agar kas tetap aman, maka perusahaan perlu membuat prosedur yang baik dan berstruktur. Dalam prosedur penerimaan dan pengeluaran kas terdapat struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan perusahaan,

Page 92: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 81

mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efesiensi dan efektifitas, dan mondorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Dalam penelitian ini, peneliti hanya akan membahas prosedur tentang aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas dari PT Tempo Group khusus Branch Office Palembang saja. Berdasarkan pengamatan peneliti di perusahaan tersebut secara langsung ditemukan beberapa kendala dalam proses penerimaan dan pengeluaran kas. Misalnya dalam proses penerimaan kas yang disebut perusahaan dengan cash/bank remmitance, Bila pelanggan melakukan kesalahan transfer maka akan menunggu waktu sampai 3 minggu atau lebih dalam proses pengembalian sehingga proses tersebut dianggap cukup menyulitkan.

Kemudian pada proses pengeluaran kas yang disebut dengan cash/bank disbursement ditemukan kendalan yaitu lupanya kasir memotong pajak penghasilan final 21 dan 23 untuk biaya jasa expedisi atau pengangkutan barang ke outlet, biaya perbaikan kendaraan, biaya perbaikan bangunan kantor, biaya powerstaker dan lain sebagainya yang dibayarkan melalui cek atau uang tunai. Sehingga sewaktu accounting menjurnal biaya-biaya tersebut ditemukan keganjilan atau masalah yang harus segera diperbaiki oleh kasir.

Identidikasi Kasus

Berdasarkan uraian yang ada pada latar belakang dan judul internship di atas dapat diindentifikasi sebagai berikut :

a) Kesulitan pada cash/bank remmitance saat proses pengembalian uang salah transfer dari outlet yang terlalu rumit dan memakan waktu lama .

b) Menjurnal data biaya yang dicurigai karena kasir kadang lupa untuk memotong pajak penghasilan final 21 dan 23 di cash/bank disbursement.

c) Kemungkinan terjadinya pengelembungan biaya cash/bank disbursement karena besarnya pengeluaran kas yang lupa dipotong pajaknya.

Pembatasan Masalah

Dalam pembuatan sistem informasi pengolahan data internship ini terdapat batasan masalah antara lain:

a) Peneliti hanya membahas prosedur penerimaan dan pengeluaran kas saja pada PT Tempo Group Branch Office Palembang.

b) Sistem ini hanya dapat digunakan oleh department finance yang meliputi css, inkaso, ar control, pod billing, kasir, accounting, branch office supervisor.

c) Proses yang dibahas hanya untuk permohonan intern yang diterima saja. d) Metode perusahaan ini sudah menggunakan sistem terkomputerisasi dan dalam sistem

penerimaan dan pengeluaran kas nya telah menggunakan transfer (e banking) jika diatas Rp 500.000,-

Rumusan Kasus

Berdasarkan rangkaian latar belakang di atas peneliti merumuskan kasus sebagai berikut : Bagaimana efektifitas penerapan prosedur penerimaan dan pengeluaran kas pada PT Tempo Group Branch Office Palembangsesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan?

Tujuan Internship

Berdasarkan perumusan kasus diatas dapat disimpulkan tujuan internship untuk menganalisis efektifitas penerapan prosedur penerimaan dan pengeluaran kas pada PT Tempo Group Branch Office Palembang sesuai dengan unsur-unsur prosedur yang telah ditetapkan.

Page 93: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 82

2. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Data kualitatif

merupakan serangkaian observasi dimana tiap obeservasi yang kemungkinannya tidak dapat dinyatakan dalam angka-angka.

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguraikan prosedur atas penerimaan dan pengeluaran kas saja, yang dijelaskan melalui kata-kata atau dalam bentuk kalimat.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunkan penulis dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Jenis Data

Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data skunder : a) Data primer, berupa data yang diperoleh langsung dari perusahaan melalui wawancara dengan

Branch Office Supervisor, Kasir, POD Billing dan karyawan yang terkait langsung dengan objek yang diteliti, dan kegiatan observasi yang kemudian akan diolah penulis.

b) Data sekunder, berupa data yang dikumpulkan melalui catatan dan dokumen resmi perusahaan dan data yang telah diolah seperti sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, dan dokumen lainnya.

3. ANALISIS DAN PEMBAHASAN KASUS Analisis Penerimaan Kas

Prosedur penerimaan kas yang dimulai dari bagian inkaso membuat bordered inkaso sesuai dengan outlet yang akan ditagih. Setelah inkaso membuat tanda terima bodered inkaso sebagai tanda bahwa benar bodered inkaso tersebut dibawa oleh bagian sales marketing untuk ditagih. Barulah inkaso bisa memberikan delivery note asli kepada sales marketing. Bagian sales marketing akan melakukan penagihan ke outlet dengan membawa daftar BI, TT BI, dan DN asli. DN asli akan diberikan kepada outlet yang bersangkutan sebagai tanda outlet telah melunasi hutangnnya. Outlet yang bersangkutan akan menandatangani TT BI bahwa benar sudah dibayarkan ke PT Tempo Group Branch Office Palembang. Bagian sales marketing akan mengisi daftar BI sesuai dengan outlet yang telah ditagih. Kemudian cek atau uang hasil tagihan akan diberikan kepada bagian kasir.

Bagian kasir akan menerima uang/cek dari sales marketing sesuai dengan bukti setoran tunai atau giro yang telah diisi oleh sales marketing. Bagian kasir akan menerbitkan voucher dengan catatan apabila BI asli sesuai dengan uang/cek yang disetorkan kepada kasir. Voucher harus di otorisai oleh branch office supervisor dan branch manager. Voucher yang diterbitkan memiliki 3 rangkap. Kemudian barulah seluruh dokumen diberikan kepada accouting untuk dilakukan data input.

Terdapat satu kendala dalam prosedur penerimaan kas yakni jika ada suatu outlet yang salah melakukan transaksi misalnya terjadinya kesalahan transfer. Pertama pelanggan yang bersangkutan menyerahkan bukti setoran atau transferan kepada PT Tempo Group Branch Office Palembang, beserta surat pernyataan bawah benar outlet yang bersakutan telah salah melakukan transaksi kepada PT Tempo Group Branch Office Palembang yang ditandatangani oleh pemiliki usaha dengan materai. Lalu accounting akan menarik rekening koran apakah benar uang yang sudah ditranfer atau disetor tersebut masuk ke nomor rekening PT Tempo Group Branch Office Palembang.

Page 94: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 83

Kemudian accounting PT Tempo Group Branch Office Cabang Palembang harus memberikan semua persyaratan tersebut ke kantor pusat untuk diperiksa apakah persyaratan tersebut sudah lengkap atau belum. Sementara menunggu sampai surat tersebut ke kantor pusat accounting akan membuat titipan terlebih dahulu untuk nominal yang akan ditransfer oleh kantor pusat.

Apabila kantor pusat sudah selesai memeriksa dan menyetujui semua persyaratan yang ada, maka mereka akan mentransfer langsung ke outlet yang bersangkutan sesui dengan titipan yang di buat oleh PT Tempo Group Branch Office Cabang Palembang. Dalam proses tersebut outlet harus menunggu waktu sampai 3 minggu atau lebih.

Pembahasan Penerimaan Kas

Penerimaan kas pada PT Tempo Group Branch Office Palembang berasal dari hasil penjualan barang dan dari penghasilan lain-lain yang bersifat cash maupun bank. Jumlah saldo cash tunai di tangan selalu berubah-ubah, tergantung banyaknya jumlah tagihan yang dibawa tim marketing setiap harinya. Dari analisis diatas di peroleh suatu kekurangan dalam prosedur penerimaan kas pada PT Tempo Group Branch Office Palembang diketahui bahwa perusahaan telah melakukan setiap prosedur penerimaan kas dengan cukup baik, namun jika terjadi kesalahan transaksi yang dilakukan oleh outlet akan memakan waktu lama untuk memperbaikinya karena banyaknya persyaratan yang harus dilengkapi oleh perusahaan dan outlet sendiri.

Page 95: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 84

Butuh waktu minimal 3 minggu untuk memperbaiki semua transaksi sampai dengan

diselesaikannya di kantor pusat, maka perusahaan perlu memperbaiki sedikit prosedur yang ada sehingga tidak memakan waktu yang lama dalam proses pengembalian uang ke outlet pelanggan. PT Tempo Group Branch Office Palembang harus memotong bagian kantor pusat dalam prosedur penerimaan kas yang akan dikeluarkan. Kantor pusat sebaiknya hanya memantau saja jika terjadi hal demikian. Sehingga PT Tempo Group Branch Office Palembang dapat langsung mentransfer uang ke outlet yang bersangkutan dan tidak memakan waktu lama sampai berminggu-minggu.

Analisis Pengeluaran Kas

PT Tempo Group Branch Office Pelembang akan melakukan transaksi pembelian barang kepada bagian supplier atau bagian yang akan dibayar. Bagian yang akan dibayar akan mengeluarkan nota pembayaran yang harus ditanda tangani oleh karyawan PT Tempo Group Branch Office Palembang sebagai bukti memang benar barang tersebut sudah dibeli. Ada dua jenis pembayaran yang dilakukan oleh bagian kasir yakni melalui tunai dan cek.

Bagian yang akan dibayar akan memberikan nota pembelian kepada kasir. Bagian kasir akan memberikan uang/cek sesuai dengan nominal yang tertera di nota pembelian. Bagian kasir akan menerbitkan voucher dengan catatan apabila kasir telh memberikan uang/cek sesuai dengan nominal yang tertera di nota pembelian. Voucher harus di otorisai oleh branch office supervisor dan branch manager. Lembar asli akan dikirim ke kantor pusat, copy lembar ke dua akan disimpan oleh accounting dan copy lembar terakhir akan di simpan oleh kasir. Kemudian barulah seluruh dokumen diberikan kepada accouting untuk dilakukan data input. Akan tetapi mucul suatu masalah yang timbul seperti lupanya kasir memotong pajak penghasilan final 21 dan 23

Page 96: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 85

Pembahasan Pengeluaran Kas

Prosedur pengeluaran pada PT Tempo Group Branch Office Palembang menggunakan sistem dana kas. Saldo kas tersebut berasal dari dropping yang diminta ke kantor pusat yang ditransfer ke rekening cabang. Setiap pengambilan uang bersifat tunai yang diambil dari bank.

Dari keterangan tentang analisis penerimaan kas pada PT Tempo Group Branch Office Palembang diketahui bahwa perusahaan telah melakukan setiap prosedur pengeluaran kas dengan cukup baik, namun PT Tempo Group Branch Office Palembang harus menambah satu bagian lagi dalam prosedur pengeluaran kas yakni bagian pemeriksaan intern. Dibentuknya bagian pemeriksa intern diharapkan pengawasan dan pemeriksaan terhadap penggunaan dana kas lebih terjamin kebenaran dan ketelitiannya. Sehingga meminimalisir kelalaian yang akan ditimbulan oleh bagian kasir seperti lupanya memotong pajak penghasilan final 21 dan 23.

Page 97: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 86

4. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Dari pembahasan bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa: a) Prosedur penerimaan dan pengeluaran kas pada PT Tempo Group Branch Office Palembang

sudah berjalan cukup efektif. Akan tetapi perlu sedikit perubahan pada beberapa bagian sehingga tidak memakan waktu lama jika terjadi kesalahan transaksi di perusahaan.

b) Ada beberapa dokumen yang digunakan dalam prosedur penerimaan dan pengeluaran kas adalah voucher cash/bank yang diterbitkan oleh kasir.

c) PT Tempo Group Branch Office Palembang sebaiknya menambahkan satu bagian pemeriksa intern pada prosedur pengeluaran kas dan menghilangkan bagian kantor pusat pada prosedur penerimaan kas

Saran

Berdasarkan kajian di atas, disampaikan saran sebagai berikut: a) Dalam pelaksanaan prosedur pengeluaran kas sebaiknya perusahaan membentuk bagian

pemeriksa intern terhadap untuk memeriksa voucher cash/bank yang diterbitkan oleh kasir. Dengan begitu diharapkan meminimalisirkan kelalaian yang dilakukan oleh kasir.

b) Sebaiknya kesalahan transaksi yang dilakukan outlet ke perusahaan misalnya outlet yang salah transfer, kelebihan bayar, dan lain sebagainya. Tidak perlu diperlambat dalam pengerjaan sehingga waktu yang digunakan untuk bekerja lebih efisien.

c) Sebaiknya kasir lebih teliti untuk memberikan cap lunas unruk setiap transaksi yang dilakukan setiap harinya, sehingga tidak ada satupun transaksi yang terlewatkan untuk di cap lunas.

Page 98: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 87

5. REFERENSI [1] Mulyadi, 2008. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta : Salemba 4.

[2] Melisa Pangalila, Chartika, 2015. Analisis Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas Pendapatan

Asli Daerah Pada DPPKAD Kab. Minahasa Utara. Jurnal EMBA Volume 15 No. 04 Tahun 2015. Manado : Universitas Sam Ratulangi.

[3] Perdana, Rizky, 2013. Prosedur Penerimaan kas dan Pengeluaran Kas Tabungan Karywan “Tirta Asih” Buleleng. Singaraja : Universitas Ganesha.

[4] Usman, Rachmadi, 2006. Hukum Ekonomi dalam Dinamika. Jakarta : Sinar Grafika

Page 99: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 88

KOMPETENSI INTI SEBAGAI STRATEGI ORGANISASI DALAM MENINGKATKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF

Trisninawati

1Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Indonesia [email protected]

Abstract

Organizational change mostly takes place dramatically, this change places empathy on the development and use of intellectual assets and the development of core competencies. Core competence is the result of a deliberate management strategy in order to support the business strategy of human resource management in experiencing significant organizational transformation. Core competencies form the basis for developing competency-based training and development programs. Transformation as the key of the re-concept of work into a unity of individual competence and organizational units in the core competencies to be able to organize work in the organization. Such practices have been applied in various industry sectors such as management consultations used to describe transformations. Development of competency-based human resources is conducted in order to provide results in accordance with the goals and objectives of the organization with predefined performance standards. Individually owned competencies must be able to support the implementation of organizational strategy and be able to support any changes made by management. Keywords: organizational change, competence core, human resource management, business strategic

1. PENDAHULUAN

Perubahan lingkungan bisnis demikian kuat pengaruhnya terhadap organisasi. Setiap perubahan yang terjadi selalu akan membawa dampak bagi setiap aspek organisasi seperti nilai tambah, hasil, struktur kompleks, span of control, manajemen, kelompok kerja, susunan pekerjaan, proses aktivitas dan bentuk komunikasi atau pendelegasian wewenang. Berbagai pengaruh perubahan yang terjadi menuntut organisasi untuk membuka diri terhadap tuntutan perubahan dan berupaya menyusun strategi dan kebijakan yang selaras dengan perubahan lingkungan bisnis dan akan tergantung pada kemampuan organisasi dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan. Artinya suatu organisasi mampu menyusun strategi dan kebijakan yang ampuh untuk mengatasi setiap perubahan yang terjadi. Keberhasilan penyusunan kebijakan dan strategi organisasi akan didukung lebih banyak fungsi manajerial yang ada. Salah satu bidang fungsional strategi yang menjadi perhatian adalah Manajemen Sumber Daya Manusia.

Manajemen SDM merupakan bidang strategis dari organisasi. MSDM harus dipandang sebagai perluasan dari pandangan tradisional untuk mengelola orang secara efektif dan untuk itu membutuhkan pengetahuan tentang prilaku manusia dan kemampuan untuk mengelolanya. Oleh sebab itu sangat wajar apabila penyusunan strategi SDM harus relevan terhadap penyusunan strategi bisnis dengan melihat kompetensi inti di setiap unit organisasi.Sehingga organisasi tidak semata-mata mengejar pencapaian produktifitas kerja yang tinggi tetapi lebih pada kinerja dalam pencapaian proses kinerja. Setiap kegiatan individu merupakan kunci pencapaian produktifitas yang berdampak pada kinerja individu maka suatu hasil dimana orang dan sumber daya lain yang ada dalam organisasi secara bersama-sama membawa hasil akhir yang didasarkan pada tingkat mutu dan standar yang telah ditetapkan.

Pengembangan SDM berbasis kompetensi dilakukan agar dapat memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan dan sasaran organisasi dengan standar kinerja yang telah ditetapkan. Kompetensi menyangkut kewenangan setiap individu untuk melakukan tugas atau pengambilan keputusan sesuai perannya dalam organsasi yang relevan dengan keahlian, pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.

Page 100: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 89

Kompetensi yang dimiliki secara individual harus mampu mendukung pelaksanaan strategi organsasi dan mampu mendukung setiap perubahan yang dilakukan manajemen. Dengan kata lain kompetensi yang dimilki individu dapat menjadi kesatuan sistem kerja berdasarkan tim.

Konsep dan metode pengukuran berdasarkan kompetensi terus tumbuh dengan berbagai penelitian dan penerapan diberbagai jenis organisasi. Jika di Amerika Serikat penerapan konsep kompetensi diawali oleh organisasi pemerintah dan kemudian berkembang ke organisasi bisnis. Di Indonesia perhatian penerapan konsep kompetensi lebih dahulu ramai dikalangan organisasi bisnis pada tahun 1990an. Dimana banyak lembaga jasa pelatihan menawarkan berbagai jenis program pelatihan menawarkan SDM berbasis kompetensi( Competency based Human Resource System) yang ditawarkan oleh Haygroup sebuah konsultan jasa di bidang SDM.

Banyak organisasi yang semata mengandalkan program pelatihan untuk meningkatkan kompetensi tertentu pada karyawannya. Kompetensi merupakan karateristik dasar(underlying characteristic) yang mencakup 5 jenis karakteritik kompetensi, yaitu motif, sikap, konsep diri,, pengetahuan dan keterampilan (Spencer and Spencer, 1993). Pada umumnya pengetahuan dan keterampilan terutama yang bersifat”hard” seperti pengetahuan atau ketrampilan tentang pekerjaan yang dapat ditingkatkan melalui program pelatihan hanyalah sebagai kompetensi dasar atau prasyarat (threshold competencies) yang tidak akan membedakan kinerja unggul antara satu dengan lainnya. Sedangkan yang membedakan kinerja unggul dari seseorang adalah kompetensi pembeda (differentiating competencies), yang biasanya berkaitan erat dengan jenis kompetensi yang melekat kepada mutu diri seseorang dan pengetahuan atau keterampilan yang bersifat “soft” seperti fleksibelitas, komunikasi dan kreativitas ( McBer, 1996).

Manajer menyadaridengan biayayang sangat tinggibahwa jenisprosesperubahan organisasi membutuhkan sesuatu yang lebih dan itu akan terkait dengan perubahan budaya dan nilai-nilai. Perubahan organisasi yang sukses tidak didasarkan pada mode dan praktek manajemen tetapi pada investasi dalam peningkatan kompetensi intiorganisasi. Kompetensi inti ini harus dikembangkan dari waktu ke waktu dalam organisasi.

Munculnya disiplin manajemen pengetahuan berpendapat bahwa kompetensi inti yang spesifik untuk masing-masing organisasi digunakan secara efektif, memahami bagaimana sumber utama keunggulan kompetitif atas organisasi itu bersaing. Pada dunia industri sebagai contohnya di mana organisasi telah berkonsentrasi pada kompetensi inti dari kedua sudut pandang organisasi dan kualitas organisasi itu sendiri dan dari kompetensi karyawan.

Tujuan dari artikel inimeninjaukonsepkompetensi intidari suatu organisasi dan menghubungkannya dengan kompetensi individu karyawan. Beberapa implikasi manajemen mengarahkan keorganisasi berbasis kompetensi dan bagaimana praktek manajemen sumber daya manusia harus disesuaikan untuk mendukung strategi organisasi dalam mencapai keunggulan yang kompetitif.

2. KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESA Kompetensi inti dalam sebuah organisasi

Sejakawal 1990-an, banyak organisasi, baikprofit dannonprofit,melakukan perubahan diriuntuk memperbaharui sistem mereka dari hubungan internal daneksternal. Boam dan Sparrow(1992) mengidentifikasi bahwa sebagai syarat seorang pemimpin dapat berhasil menjalankan tugasnya,ia harus dapat secara drastic merevisi manajemen mereka sehingga dapat menyesuaikan dengan lingkungan dan responsif terhadap kebutuhan riil dari setiap pelanggan mereka .

Fokus kepada pemangku kepentingan akan menambah nilai dari organisasi dimana proses transformasi menghasilkan tekanan yang signifikan pada pekerja di organisasi. Hasil ini menunjukkan

Page 101: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 90

menambah nilai kreativitas inovasi, empati terhadap kebutuhan pelanggan dan meningkatkan kualitasproduk atau jasa pengiriman.

Kompetensi inti seperti yang kita lihat, bukanlah konsep baru sudah berjalan dalam berbagai bentuk analisis ekonomi sejak pergantian abad kedua puluh. Pada saat itu diambil untuk menjadi ilustrasi spesialisasi ekonomi dan pembagian kerja dalam perekonomian. Istilah ini diperkenalkan kembali ke manajemen oleh Hamel dan Prahalad (1989) dengan konsep strategik intent. Kedua konsep yang terkait sebagai sarana mengatasi masalah yang menuntut perhatian manajemen dalam konteks globalisasi pasar dan perubahan teknologi yang cepat. Awalnya konsep tujuan strategis menekankan bahwa strategi bisnis yang didasarkan pada replikasi dan imitasi dari pemimpin dan kompetisi tidak pernah dapat mencapai keunggulan kompetitif. Pertentangan mereka adalah bahwa, dalam keadaan normal, pesaing akan terus datang dengan taktik baru dan lebih baik. Hamel dan Prahalad (1990) mengusulkan tujuan strategis sebagai kebalikan dari perencanaan strategis. Perencanaan mengasumsikan pedoman dan aturan untuk menyiapkan strategi. Tujuan strategis, di sisi lain, dapat diasimilasikan ke ambisi, mentalitas, keinginan yang mendalam untuk menjadi yang terbaik. Ini adalah semangat kewirausahaan yang mendorong organisasi yang muncul untuk melawan, untuk bertahan hidup dan akhirnya mendapatkan kemenangan.

Strategik intent dapat dirasakan melalui definisi keinginan masa depan untuk menjembatani kesenjangan antara situasi sekarang dan visi masa depan. Hasil yang sebenarnya adalah bisnis itu sendiri merancang pendekatan inovatif untuk sehari-hari dan tantangan, mereka mengatasi dengan mencapai keunggulan kompetitif.

Proposisi I: Kompetensi inti sebagai langkah strategis organisasi untuk keunggulan kompetitif

Komptensi Inti Hamel dan Prahalad (1990/ menyarankan sebagai model interpretatif adalah bahwa keberhasilan

bisnis dapat dicapai hanya melalui kreativitas yang inovatif, sumber pengetahuan dan keahlian. Faktor kesuksesan harus berasal dari penerapan pengetahuan yang tersedia untuk proses bisnis. Kombinasi faktor ini menciptakan potensi kritis dari suatu organisasi yang disebut kompetensi inti. Oleh karena itu kompetensi inti cenderung dianggap sebagai proses dinamis yang dimiliki oleh sebuah organisasi dan sulit untuk menggambarkan sebagai suatu intensitas atau bentuk modal intelektual terukur.

Struktur dan proses organisasi yang berevolusi alami dari umum dengan istilah “know-how”, maka Kompetensi organisasi yang dihasilkan merupakan kombinasi dari spesialisasi bisnis dan pemanfaatan ekonomi keterampilan manusia. Keunikan kombinasi ini memberikan ekspresi karakter khas organisasi sering dianggap sebagai ekspresi budaya. Pada tingkat praktis, kompetensi inti daerah karakteristik perusahaan dari keahlian dan terdiri dari sinergi aset intelektual seperti motivasi, usaha karyawan, teknologi dan keahlian profesional, dan metode kolaborasi dan proses manajemen.

Konsep ini juga dapat ditemukan dalam tulisan-tulisan dari Quinn (1992), Drucker (1992 dan Porter (1995). Dalam literatur manajemen kontemporer, ada keyakinan bahwa organisasi yang belajar untuk bekerja secara sistematis dengan kompetensi inti mereka akan mencapai kekuatan strategis yang cukup besar. Bagi kebanyakan penulis, kompetensi inti yang sulit untuk berkompetensi karena mereka memilki kekhususan dalam kompetensinya dalam arti kata mereka memilki kompetensi inti dan kemunculan mereka adalah endogen untuk setiap organisasi individu. Inilah sebabnya mengapa pengetahuan dan kompetensi berdasarkan strategi bisnis membuat organisasi yang sangat efektif dan karena itu menghasilkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Kompetensi inti diusulkan sebagai faktor kritikal keberhasilan organisasi Peters dan Waterman (1983; Peters '(1988). Kedua, Nonaka dan Takeuchi (1995) dan Senge (1990) mengusulkan bahwa kompetensi merupakan hasil dari proses pembelajaran sosial dalam organisasi dan mereka membentuk produk yang strategi intra dan inter didalam organisasi bisnis, proses inovatif, logistik dan kompetensi individu menemukan ekspresi

Page 102: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 91

mereka.Kompetensi inti saat ini dipandang paling utama untuk memungkinkan organisasi merespon lingkungan mereka dan untuk mengembangkan kebijakan produk / pasar yang unik dan efektif

Kompetensi individu

Kompetensi inti sering menjadi perbedaan dalam penafsiran di beberapa tulisan, perbedaan itu adalah penafsiran kompetensi inti dan kaitannya dengan pengetahuan dan ketrampilan karyawan. Sebagian besar setuju bahwa isi dan bentuk kompetensi inti diciptakan melalui hubungan logis dan praktis antara tujuan, struktur dan budaya organisasi. Hubungan ini diubah menjadi serangkaian konsep manajemen, dan aturan bisnis yang mencerminkan keahlian karyawan dan sejauh mana pengetahuan karyawan dihargai oleh manajemen.

Karena pengetahuan dilakukan melalui bakat sumber daya manusia, keterampilan dan motivasi karyawan, merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan perusahaan. Bahkan, mereka adalah kondisi yang diperlukan untuk mengembangkan kompetensi inti. Upaya pembangunan internasional (Godbout, 1994) menunjukkan bahwa tanpa pengetahuan dan know-how, organisasi menjadi tergantung pada suplier dan teknologi eksternal dan gagal untuk mengontrol sumber kunci dari keberlanjutan mereka.

Organisasi menuntut kinerja individu lebih baik dari setiap karyawannya, dimana kompetensi individu yang dibutuhkan cenderung akan meningkat dengan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Beberapa perusahaan konsultan terkemuka mempertimbangkan ketika menyewa konsultan baru, kompetensi individu adalah lebih penting daripada pengetahuan dan keterampilan teknis untuk memprediksi kinerja masa depan.

Kebutuhan tenaga kerja yang profesional dan manajerial meningkat dengan tingkat pendidikan yang sama, lulusan yang sama apabila tidak ada kapasitas keprofesionalan yang mendasari akan tidak memberikan manfaat bagi kinerja individu dan itu merupakan suatu perbedaan ketika seseorang di butuhkan oleh organisasi.

Organisasi yang kuat akan membangun sebuah tim yang kompeten berarti keragaman pengetahuan dan kompetensi yang akan mampu membuat para manajer percaya di mana tidak akan ada yang pernah pergi sebelumnya atau berhenti bekerja. Hal itu sulit dalam memilih satu individu, dengan kondisi tersebut., sulit untuk tidak melihat bagaimana kompetensi organisasi inti berada di jantung dari strategi SDM organisasi.

Proposisi II: Kompetensi Inti sebagai strategi organisasi dalam membangun Tim untuk meningkatkan kreatifitas dan inovasi yang bersumber pada pengetahuan dan keahlian.

Pengetahuan dasar dan Kompetensi Individu

Strategi Orientasi

Lingkungan Bisnis

Kompetensi Inti

Produksi

IT Manajemen Pemasar

Page 103: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 92

3. METODE PENELITIAN Artikel ini merupakan artikel konsepsual dengan mengambil dari beberapa penelitian sebelumnya

yang berhubungan dengan kompetensi inti sebagai strategi organisasi dalam mencapai keunggulan kompetitif salah satunya dengan pengembangan sumberdaya manusia melalui komptensi inti. Dengan menghasilkan suatu proposisi untuk dapat menjadi acuan penelitian selanjutnya dengan studi empiris.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan

Kekuatan pendorong dalam organisasi bertambah dengan adanya tingkat kompetensi individu dalam kualitas yang feksibel dan kinerja dari sistem produksi, karena sebagian besar organisasi yang telah berinvestasi besar-besaran dalam modernisasi akan merealisasi bahwa teknologi canggih membuat system lebih bergantung pada manusia, tidak begitu banyak pada kuantitas seperti pada kualitas tambahan. Sistem produksi baru menyerang prinsip organisasi tradisional yang didasarkan padasistem hirarki pekerjaan tetap dengan deskripsi pekerjaan terkait, bidang tanggung jawab dan tugas. Sementara prinsip-prinsip organisasi yang masih berlaku, sarana dan praktek berada di bawah tekanan untuk memberikan tingkat yang sama dan fleksibel.

Sebagai contoh dilihat dari uraian tugas untuk saat ini organisasi sekarang harus dapat memahami laporan akuntabilitas dan profil kompetensi untuk memikul tanggung jawab yang khas. Dari tugas dan perintah kerja, karyawan harus beralih ke hasil kerja, kualitas layanan dan inisiatif. Organisasi yang gagal untuk mengenali kebutuhan untuk metode baru menggunakan terlalu sedikit dari kemampuan karyawan mereka akan gagal untuk menyajikan mereka dengan tantangan untuk mengembangkan pengetahuan, etika dan keterampilan yang diperlukan untuk memenuhi tantangan dari pekerjaan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi individu dan kompetensi inti sudah menjadi satu kesatuan bagi setiap karyawan dalam mengelola organisasi dimana hasilnya akan berdampak kepada kinerja dan ilmu pengetahuannya.

Banyak organisasi, termasuk serikat buruh, dalam perjalanannya menemukan bahwa ada alternatif untuk pembagian kerja atas dasardeskripsi pekerjaan. Di pusatre_engineering adalah proses memunculkan pengetahuan tacit di kalangan pekerja. Ini menggaris bawahi menurutNonakabahwa pengetahuan yang kayatersebardi seluruh organisasi. Rehabilitasi pengetahuan tacit mengarah kedesain organisasi alternative di mana kompetensi karyawan merupakan pusat pembagian kerja dan untuk kompensasi karyawan. Jenis desainorganisasiberbasis kompetensitidak hanya melibatkanpengorganisasiankerja danalokasitanggung jawabdengan cara yang berbeda tetapi mengusulkan interpretasi yang berbeda dari fungsi manajemen sumber daya manusia dalam organisasi.

Perubahan tersebut memerlukan bahwa rekrutmen dan seleksi, penilaian kinerja dan remunerasi, kesehatan dan keselamatan, pengembangan dan pelatihan dan pembinaan karir pegawai karyawan harus didasarkan nilai-nilai yang berbeda.

Konsekuensi yang paling mendasar dari pergerakan menuju organisasi berbasis kompetensi sebagai yang dikatakan Lawler (1993) adalah perubahan dalam criteria pembagian tanggung jawab dan organisasi yang dihasilkan dari pekerjaan. Pada dasarnya, proses manajemen sumber daya manusia didasarkan pada konstanta kesetimbanganantarakaryawan danposisi. Oleh karena itukeduaserikat pekerja dan manajemen bias menyederhanakan system dengan membuat posisi tetap dan karyawanse sedikit mungkin variabelnya membawa konsekuensi sebuah landasan dari system manajemen sumber daya manusia adalah pekerjaan dan sumber daya adalah individu karyawan. modelberbasis kompetensi diusulkanadalah untukmenghilangkan empahasis dari deskripsi pekerjaandantugas dan menempatkannya pada penilaian, stimulasi dan pengembangan kompetensi karyawan.

Page 104: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 93

Karateristik kompetensi seperti yang didefinisikan oleh Mitrani et.al (1992) dan Spencer and Spencer (1993) bahwa underlying characteristic mengandung makna kompetensi adalah bagian kepribadian yang mendalam dan melekat kepada seseorang serta perilaku yang dapat diprediksi pada berbagai keadaan dan tugas pekerjaan. Sedangkan causality related berarti kompetensi adalah suatu yang menyebabkan atau memprediksi perilaku dan kinerja. Criterionreferenced mengandung makna bahwa kompetensi sebenarnya memprediksi siapa yang berkinerja baik dan kurang baik, dukur dari kriteria atau standar yang digunakan.misalnya, kriteria volume penjualan yang mampu dihasilkan oleh seseorang tenaga.

Kompetensi dapat berupa penguasaan masalah, ketrampilan kognitif maupun ketrampilan perilaku, tujuan,perangai, konsep diri, sikap atau nilai. Setiap orang dapat diukur dengan jelas dan dapat ditunjukkan untuk membedakan perilaku unggul atau yang berprestasi rata-rata.

Penentuan tingkat kompetensi dbutuhkan agar dapat mengetahui tingkat kinerja yang diharapkan untuk kategori baik atau rata-rata.penentuan ambang kompetensi yangdibutuhkan tentunya akan dapat dijadikan dasar bagi proses seleksi, perencanaan, evaluasi kinerja dan pengembangan sumber daya manusia. Investasi pada Individual atau Kompetensi Organisasi

Godbout telah mengusulkan bahwa pendekatan terpadu untuk manajemen pengetahuan (Godbout, 1998) berkelanjutan dari kompetensi inti tidak tercapai hanya melalui pelatihan dan inisiatif pengembangan organisasi. Menurut Della Costa (1995) dan program manajemen pengetahuan lain harus ada akhir dari konsistensi tujuan antara Top manajemen, manajemen lini dan karyawan. Sebuah konsistensi dan kesamaan tujuan pada akhirnya menciptakan tidak hanya keunggulan kompetitif tetapi juga membangun aset pengetahuan perusahaan dalam prosesnya jika tidak, tidak mungkin bahwa organisasi dapat mencapai perkembangan setiap kompetensi inti dan perubahan yang signifikanditingkataktualkompetensi individuyang tepat.

Manajemen linimemiliki tanggung jawabgandauntuk mengubaharahmenjadi serangkaianinisiatifserta tantangan karyawanuntuk mengembangkan solusi. Tantangan akan menghasilkan kesempatan untuk mengekspresikan bakat dan memungkinkan proses pengembangan kompetensi. Hasildannilai tambahdarimanajemen linitetapuntuk menciptakan kondisidi mana kompetensi dapat sepenuhnyadimasukkan untuk bekerja dan mengembangkan sinergis menjadi kompetensi inti organisasi.

Prinsiputamanya adalah bahwamanajemen liniharussetiap saattetapbertanggung jawab untuk memanfaat kanpotensi penuh darisumber daya yang tersedia. Ini memerlukan pemahaman dan apresiasi darisumber pengetahuan dankompetensikaryawan. Menurut BarlettdanGhoshal(1990) menggambarkankondisiyang memungkinkanpemberdayaan karyawan (individu) ditantanguntuk mengembangkan kompetensiadalahakar dari manajemenkarir. Hal ini akan memberikan kontribusi untuk karirnya dilihat sebagai perpanjangan dengan terus menerus dari kompetensi dan dasar penilaian kontribusinya untuk kompetensi inti perusahaan. Pengembangan Kompetensi

Perubahan tujuan pembangunan juga diterjemahkan ke dalam mengembangkan kompetensi baru untuk mengelola sumber daya manusia dengan cara yang tepat. Ini memerlukan pengembangan serangkaian kebijakan bisnis, aturan dan proses yang akan membentuk seperangkat alat bagi organisasi. Satu kebutuhan yang paling penting adalah pendekatan kongruen dan valid untuk mengidentifikasi dan menggambarkan kompetensi. Instrumen harus mampu tidak hanya mendefinisikan kompetensi individu karyawan ditugaskan untuk satu kesatuan tanggung jawab, tetapi

Page 105: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 94

juga struktur mereka dengan cara yang tepat untuk menciptakan kemampuan untuk kompetensi inti dalam organisasi.

Hasilnyaharus membentuksatu kesatuankompetensi intiyang menggambarkan bagaimana organisasi aktif untuk mencapai tingkat keunggulan dalam operasinya. Tidak semua kompetensi yang menjadi kompetensi inti. Namun semuakompetensiyang adauntuk membuatkontribusi fungsional atau operasional untuksatu(atau lebih) darikompetensi intiatau menjadikompetensi inti. Ada duafaktor kompetensi inti di sini:

a) Kegiatan tertentu memerlukan kompetensi yang dapat dialihkan atau mengembangkan sifat-sifat yang akhirnya dapat digunakan dalam salah satu kompetensi inti merupakan tempat berkembang biak bagi kompetensi inti.

b) Area bisnis lainnya adalah pusat pengetahuan yang bisa berkembang menjadi kompetensi inti di bawah kondisi yang menguntungkan

Oleh karena itu, upaya pembangunan hanya pada pusat-pusat pengetahuan yang ada dari pola

produksi kompetensi inti hanya akan menyebabkan melemahnya seluruh sistem. Mengikuti jejak dari Senge, sebagian besar teori saat ini mengusulkan bahwa kompetensi inti membentuk dasar untuk mengembangkan program pelatihan dan pengembangan berbasis kompetensi. Mereka berpendapat bahwa kompetensi itu penting untuk menjelaskan sumber daya untuk orang-orang yang kompetensi harus dimobilisasi dan terawat. Sebaliknya, mereka juga cenderung berfokus pada lapisan bawah model kompetensi. Bagi mereka, perubahan dapat dilakukan dengan mengubah karateristik kepribadian yang mendasari seseorang, yang merupakan karakteristik cara seseorang bertindak dalam lingkungan kerja. Kadang-kadang, ia cenderung meremehkan jika tidak mengabaikan kebutuhan untuk pemahaman yang akurat dan relevan dari pengetahuan teknis dan nilai-nilai profesional yang merupakan bagian dari lapisan atas dari atribut kompetensi yang diinginkan.

Membandingkan Perspektif Strategis Manajemen dan Sumber Daya Manusia pada Kompetensi

Inti

Perspektif Strategi Manajemen Sumber Daya Manusia Difinisi kemampuan organisasi yang

menguntungkan, mengkonfigurasi ulang gain dan melepaskan sumber daya internal untuk mencocokkan atau bahkan menciptakan perubahan pasar dan menyebabkan keunggulan kompetitif organisasi

Pengetahuan umum, motif, sifat, menjual gambar, peran sosial, atau keterampilan seseorang yang kausal terkait dengan kinerja yang unggul pada pekerjaan

Level Organisasi Individu Manfaat Kinerja organisasi Kinerja pekerjaan Pendekatan Top down Bottom up Ciri Spesifik (perusahaan) Umum

Menurut literatur bahwa strategi manajemen dan sumber daya manusia memberikan istilah

kompetensi inti yang berbeda. Pada tabel diatas menunjukkan bahwa strategi manajemen dan sumber daya manusia mendefinisikan kompetensi inti sebagai kemampuan organisasi pada tingkat individu yang berkaitan dengan keuntungan kompetitif organisasi dan kinerja pekerjaan.

Manfaat keunggulan kompetitif organisasi terhadap prestasi kerja kompetensi inti pada sumber daya manusia memberikan kemampuan bagi perusahaansecara efektifmenyebarkansumber daya yang ada dengan hasil sumber daya itu dapat menyebarkan dan menciptakan hambatan bagi pesaing untuk meniru dengan membangun posisi dan keunggulan kompetitif organisasi ( Reed dan Defillipi, 1990). ).

Page 106: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 95

Kompetensi inti dalam hal sumber daya manusia berasal dari analisis pekerjaan, dan mengidentifikasi karakteristik pribadi, sebagian besar perilaku dijelaskan, terkait dengan kinerja pekerjaan yang unggul. Dengan cara ini, karyawan dapat menunjukkan perilaku yang kompeten atau mahir melaksanakan tugas mereka sementara mereka belajar kompetensi inti yang berasal dari artis superior (Chen andChang, 2010). Pendekatan Top down versus bottom up

Kompetensi inti melalui strategi manajemen dan sumberdaya manusia dilakukan dengan dua pendekatan yang berbeda yaitu pendekatan top-down yang berorientasi strategis, dan pendekatan bottom-up berorientasi empiris (Capaldo et al, 2006; Schaper 2004.). Pendekatan top-down berorientasi strategis dari perspektif strategi manajemen menjelaskan pengembangan kompetensi inti dari perencanaan strategis yang dilakukan oleh manajemen puncak sampai kejajaran di semua lini organisasi beserta bawahannya (Bremen, 2004).

Pendekatan ini mengharapkan kompetensi inti untuk menyampaikan misi organisasi dan tujuan strategis (Hamel dan Prahalad, 1989), langsung keanggota organisasi seperti apa yang perlu dilakukan di masa depan (Cardy dan Selvarajan, 2006), dan menjelaskan bagaimana untuk memenuhi tujuan strategis dan menyebarkan kesumber daya organisasi (Clardy, 2008; Lado dan Wilson, 1994; Schaper, 2004) Manfaat : spesifik (perusahaan) dibandingkan generik(umum)

Menurut berbagai definisi manfaat dari pendekatan kompetensi inti pada strategi manajemen dan sumber daya manusia menggambarkan bahwa kompetensi inti pada dasarnya menggambarkan pada ketegasan pada spesifik pada perusahaan. Karena kompetensi inti pada strategi manajemen sangat tertanam dalam budaya organisasi (Barney, 1996) dan interaksi sosial yang kompleks (Barney, 1991), kompetensi inti menunjukkan khas, nilai untuk menciptakan, spesifik perusahaan, dan karakteristik ditiru di pasar kerja yang kompetitif untuk keuntungan bagi perusahaan (Capaldo et al., 2006). Manfaat keunggulan organisasi terhadap prestasi kerja

Meskipun strategi manajemen dansumber daya manusia memperlakukan kompetensi inti berbeda, strategi sumber daya manusiamensintesiswawasan merekauntuk menganalisis kemampuan makro dan mikro yang meningkat. Di bawah motif strategi sumber daya manusia tentang bagaimana organisasi secara efektif dapat memanfaatkans umber daya manusiadan bagaimana sumber daya manusia dapat membantu organisasi untuk menciptakan dan mempertahankan keunggulan kompetitif, ditingkat organisasi sumber daya manusia kompetensi inti sebagai kemampuan organisasi pada tingkat individu sebagai kemampuan orang (Bergenhenegouwen etal, 1996;. Cardy dan Selvarajan, 2006; Garavan dan McGuire 2001;Lahti, 1999) untuk menciptakan keunggulan kompetitifbagi perusahaan.

Kompetensi inti, dibangun berdasarkan misi dan strategi organisasi, strategis mengarahkan pengembangan kompetensi manusia dalam organisasi. Kompetensi manusia membuat seluruh atau melengkapi kompetensi inti, baik secara kolektif mendefinisikan keunggulan kompetitif.

Hubungan antara kompetensi inti dan kompetensi manusia Clardy (2008) berpendapat bahwa pendekatan bottom-up mirip dengan analisis identifikasi tradisional merupakan pemenuhan persyaratan, analisis pekerjaan dari tugas dengan menilai karakteristik individu dalam kaitannya dengan pekerjaan terlepas dari konteks organisasi dan kebutuhan khusus dari suatu perusahaan. Oleh karena itu, kompetensi inti berasal dari pendekatan bottom-up dimana pendekatan pekerjaan berdasarkan karateristik yang dilihat dari spesialiasi pekerjaan bawahan memberikan kontribusi terbatas untuk kinerja organisasi. Menurut kerangka konseptual, kompetensi inti dalam konteks organisasi mengarahkan karyawan menuju kearah masa depan dan memfasilitasi pola pikir bersama

Page 107: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 96

antara organisasi dan karyawan. Kompetensi manusia berkembang sebagai perusahaan tertentu, menjadi kompetensi inti dengan demikian menciptakan keunggulan kompetitif. Dalam hal ini, bahwa kompetensi inti mengarahkan kompetensi pengembangan manusia menyarankan pendekatan top-down. Tovey '(1994) pendekatan strategis untuk kompetensi penilaian menyajikan pendekatan top-down, mulai dari tinjauan dan kompetensi (kompetensi inti), identifikasi kebutuhan kompetensi (kompetensi manusia), penerapan kegiatan sumber daya manusia dan kinerja bisnis.

5. SIMPULAN

1. kompetensi individu dan kompetensi inti sudah menjadi satu kesatuan bagi setiap karyawan dalam mengelola organisasi dimana hasilnya akan berdampak kepada kinerja dan ilmu pengetahuannya.

2. Pergeseran pandangan tentang sumber daya manusia sebagai refleksi dari adanya revitalisasi peran sumber daya manusia dalam kegiatan organisasi yang memandang manusia sebagai salah satu faktor keberhasilan organisasi dalam merealisasikan visi misi organisasi sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan demikian manajemen sumber daya manusia mesti berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia ke depan terutama dalam perencanaan maupun dalam pengembangan sumber daya manusia.

3. Rehabilitasi pengetahuan tacit mengarah ke desain organisasi alternative di manakompetensikaryawanmerupakan pusat pembagian kerja danuntukkompensasikaryawan. Jenis desain organisasi berbasis kompetensi tidak hanya melibatkanpengorganisasiankerja danalokasitanggung jawabdengan cara yang berbeda tetapi mengusulkaninterpretasi yang berbedadarifungsimanajemensumber daya manusiadalam organisasi.

4. Sebuah konsistensi dan kesamaan tujuan pada akhirnya menciptakan tidak hanya keunggulan kompetitif tetapi juga membangun aset pengetahuan perusahaan, dalam prosesnya jika tidak, tidak mungkin bahwaorganisasidapat mencapaiperkembangansetiapkompetensi intidanperubahan yang signifikanditingkataktualkompetensi individuyang tepat.

5. Kompetensi inti membentuk dasar untuk mengembangkan program pelatihan dan pengembangan berbasis kompetensi.

6. Pendekatan kompetensi inti baik dilihat dari strategi manajemen dan sumber daya manusia memiliki perbedaan tetapi kedua pendekatan tersebut mempunyai tujuan yang sama dalam pengembangan sumberdaya manusia sebagai strategi organisasi untuk keunggulan kompetifif.

6. REFERENSI

[1] Barlet, CA, and Ghoshal, s (1990) managing acroos Borders: The Transnational Solution,

Harvard Business Scholl Press, Cambridge, MA [2] Bergenhenegouwen, G.H., ten Hom, H.F.J and Moojman, E.A.M (1996) Competence

development-a challenge for HRM prosessional, Journal of European Industrial Training, 20 No.9

[3] Boam, R, and Sparrow, P.(1992) designing and Achieving Competency; A Competency-

Based Approach to developing People andOrganization, McGrawHill, London [4] Drucker, P (1992) Managing the Future the 1990s and beyond Tullman Tattley, New York [5] Della Costa, J. (1995) Working Wisdom, the ultimate value in the new economy, Stoddart,

Toronto [6] Fowler, B. (ed) (1994) MCI Personal Competence Model : its use and implementation, UK

Department of Employment, Sheffield [7] Godbout, A (1994) Intellectual Property Management Framework and Sustainable

Page 108: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 97

Development, Canadian Internatioanl Development Agency, Hull [8] Godbout, A (1998) Une approache Integree a la gestion des connaissances, Optimum,

Ottawa [9] Hamel, g and Prahalad, C.K (1989) Strategic Intent. Harvard Business Review 67, No 3,

May-June [10] Hamel, g and Prahalad, C.K (1990) the core competence of the corporation, Harvard

Business Review, 68, no. 8, May-June

[11] Lawler, E III (1993) From job-based to competency based organizations, Journal of organizational Behavior, 15, No.I, August

[12] Mc Clelland, D.C(1993) The concept of competences. In Spencer L.M and Spencer S.M Competence at Work , Wiley, New York

[13] Nonaka, I, and Takeuchi, H (1955) The Knowledge Creating Company, Oxford University Press, Oxford

[14] Prahalad, C.K (1993). The role of core competencies in the corporation. Research Technologie Management, No/Dec 36,6

[15] Peters, T.J and Waterman, R.H (1983) In search of Excellence Lessons from America’s best run companies, Warner Books, Chicago

[16] Porter, M (1995) Competitive Advantage-Creating and Sustaining a superior Advantage, Free Press, New York

[17] Quinn, J.B 91992)The Intelligent Enterprise- A Knowledge and Service Based Paradigms for the Enterprise, Free Press, New York

[18] Senge, P (1990) The fifth Discipline, The Art and Practice of the Learning Organization, Doubleday, New York

[19] Spencer, L.M and Spencer S.M (1993) Competence at Work Willey, New York

Page 109: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 98

KINERJA KARYAWAN PADA CV DIMAS PRASETYA PALEMBANG (STUDI KASUS CV DIMAS PRASETYA PALEMBANG)

Wayan Jane1, Lin Yan Syah 2, Rabin Ibnu Zainal3 Program Magister Manajemen Universitas BinaDarma

Email : [email protected] Jl. Jend. A. Yani 12, Palembang 30624, Indonesia

Abstract

Penelitian Kinerja Karyawan Pada Cv Dimas Prasetya Palembang. Jl. Letkol Iskandar No. 630 Lantai I. Telp. 310679 bertujuan untuk mengetahui tingkat kinerja karyawan pada perusahaan CV Dimas Prasetya Palembang. Dalam Penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu data primer dan sekunder, sedangkan metode penelitian melibatkan kinerja karyawan dan analisisi data yang di pengumpulan data, reduksi data dan penyajian data selain itu peneliti menggunakan metode analisis data fishbone diagram (diagram tulang ikan). Dari hasil analisis peneliti mengetahui bahwa kondisi kinerja karyawan pada CV Dimas Prasetya Palembang mengalami penurunan kinerja karyawan dikarenakan kurangnya kualitas dan rendahnya kemampuan bekerjasama atau efektifitas perusahaan yang menjadi akibat dalam penurunan peningkatan kinerja karyawan pada CV Dimas Prasetya Palembang. Sehingga kinerja karyawan pada perusahaan kurang baik. Kata Kunci : Kinerja Karyawan

1. PENDAHULUAN Didalam dunia usaha tidak terlepas dari persaingan antar pengusaha dimana secara garis besar para

pengusaha dituntut untuk bisa tercapainya kesuksesan yang gemilang dalam mengembangkan usahanya. Perkembangan persaingan yang sangat pesat membuat para pelaku usaha untuk melakukan tindakan evaluasi demi kemajuan usaha yang dimilikinya terutama sumber daya manusianya. Sumber Daya Manusia ( SDM ) merupakan faktor yang sangat penting. Hal ini disebabkan karena SDM merupakan alat penggerak operasional suatu usaha dengan menggunakan seluruh fasilitas yang tersedia untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Untuk bisa mengoptimalkan penggunaan fasilitas tersebut perusahaan harus meningkatkan semangat kerja karyawannya.

Menurut Wirawan (2009: 1), sumber daya manusia penting karena berperan untuk menggerakan dan menyinergikan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan organisasi. Di dalam pengelolaan SDM, apabila individu dalam organisasi yaitu sumber daya manusianya dapat berjalan efektif maka organisasi tetap berjalan efektif. Sumber daya manusia yang baik memiliki kinerja yang baik.

Kinerja merupakan hasil kerja dari suatu pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu perusahaan baik secara positif maupun secara negatif. Didalam suatu perusahaan sangat tergantung pada hasil kerja karyawannya dalam tercapainya tujuan perusahaan yang telah ditentukan, sehingga perusahaan harus melakukan tindakan bagaimana cara untuk meningkatkan tingkat kinerja karyawannya. Hasibuan (2012:34) mengemukakan kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu.

Karyawan merupakan aset utama dari suatu perusahaan atau organisasi, karena karyawan menentukan berhasil atau tidaknya dalam mencapai tujuannya yang telahditentukan. Oleh karena itu, perusahaan selalu berupaya untuk mempunyai karyawan yang kompeten yang sesuai dengan kebutuhan organisasi agar pelaksanaan tugas dan pekerjaannya dapat dikerjakan dengan baik. Tercapainya tujuan perusahaan tergantung pada tingkat kinerja karyawan dalam melakukan

Page 110: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 99

pekerjaannya. Semakin baik karyawan melakukan pekerjaannya maka semakin dekat perusahaan tersebut untuk mencapai tujuannya.

CV Dimas Prasetya Palembang merupakan perusahaan swasta yang bergerak dibidang kontraktor. Peneliti akan melakukan penelitian pada CV Dimas Prasetya Palembang dan juga telah mengamati kondisi lingkungan diperusahaan yang menyangkut tentang faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam proses kegiatan yang dilakukan karyawan.

Dari hasil pengamatan, peneliti mendapatkan beberapa kasus yang dapat disimpulkan yaitu : 1) Perusahaan hanya memberikan gaji, bonus tahunan dan kompensasi dalam meningkatkan proses kegiatan kinerja karyawan. Namun karyawan juga menginginkan adanya penghargaan bagi karyawan yang memiliki prestasi dan memberikan bonus tambahan kepada karyawan setiap kali selesai dalam pekerjaan proyek yang ditargetkan. Dengan memberikan bonus tersebut kepada karyawan sehingga dapat memicu karyawan untuk meningkatkan lagi kinerjanya secara maksimal. 2) Faktor internal yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari perilaku, sikap, dan tindakan-tindakan rekan kerja diperusahaan yang kurang efektif dan efisien. seharusnya perusahaan harus memberikan perhatian, sehingga kinerja karyawan dapat optimal. Dari latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di CV Dimas Prasetya Palembang dengan judul : “Kinerja Karyawan Pada CV Dimas Prasetya Palembang”.

2. METODE PENELITIAN Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Menurut Sugiyono (2015:15) metode

penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositifsime, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan data dilakukan secara purposive dan snowbaal, metode pengumpulan data dilakukan dengan triangulasi (gabungan) analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna daripada generalisasi.Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif deskriftif. Menurut Menurut Sugiyono (2015:29) metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkanatau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Disini peneliti mengungkap kasus pada Cv Dimas Prasetya Palembang bahwa diperusahaan kinerjanya kurang maksimal dikarenakan fasilitas yang kurang memadai dengan demikian pemecahan masalah pada kasus tersebut perusahaan harus memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan oleh karyawan.

3. ANALISIS DAN PEMBAHASAN KASUS Analisis

Analisis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif yang menjelaskan suatu gambaran atas data dalam bentuk kata dengan tujuan untuk memahami suatu situasi sosial, peristiwa, peran dan kelompok. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara dan observasi. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan metode analisis pengumpulan data, reduksi data dan penyajian data selain itu penelitian ini juga menggunakan metode analisis data fishbone diagram (diagram tulang ikan). Dalam proses pengambilan data peneliti juga menjelaskan tujuan penelitian kepada informan yang akan merahasiakan identitas informan dari hasil penelitian ini yang tidak akan berdampak kepada informan yang telah memberikan informasi.

Dari hasil wawancara yang dilakukan terdapat faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam proses kegiatan yang dilakukan oleh karyawan terhadap perusahaan sebagai berikut :

Page 111: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 100

a. Kualitas yaitu kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan. Dari indikator kualitas yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam kondisi kinerja karyawan yaitu : faktor karyawan dan faktor manajemen.

b. Kehadiran yaitu ada tidaknya karyawan didalam kantor ketika memasuki jam-jam kerja. Dari indikator kehadiran yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam kondisi kinerja karyawan yaitu : faktor absensi.

c. Ketepatan waktu yaitu tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. Dari indikator ketepatan waktu yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam kondisi kinerja karyawan yaitu : faktor disiplin.

d. kemampuan bekerjasama yaitu kemampuan karyawan melakukan kegiatan bersama-sama dengan karyawan lain dalam suatu kegiatan yang tidak dapat dikerjakan oleh perorangan. Dari indikator kemampuan bekerjasama yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam kondisi kinerja karyawan yaitu : faktor kepribadian dan faktor hubungan dalam kelompok.

e. Efektivitas yaitu tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang, teknologi) dimaksimalkan dengan maksud memainkan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya. Dari indikator efektivitas yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam kondisi kinerja karyawan yaitu : faktor semangat kerja, dan faktor beban pekerjaan.

Analisis data yang digunakan oleh peneliti untuk memecahkan kasus diatas dari hasil wawancara dan observasi sebagai berikut :

Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara mencari, mencatat, dan mengumpulkan data. Jenis data yang digunakan data primer yaitu melalui wawancara dan observasi pada perusahaan.

Wawancara dan observasi dilakukan kepada Manajer, Kepala Sumber Daya Manusia (SDM) dan Staf/Karyawan pada perusahaan CV Dimas Prasetya Palembang. Berdasarkan hasil wawancara diatas yang sesuai dengan indikator kinerja bahwa :

a. Kualitas memiliki dua faktor pendukung dan penghambat dalam proses kegiatan yang dilakukan oleh karyawan yaitu : a) faktor karyawan. Pada perusahaan CV Dimas Prasetya Palembang faktor karyawan ini menjadi faktor penghambat dalam proses kegiatan yang dilakukan oleh karyawan dan salah satu dari faktor eksternal dalam meningkatkan kinerja perusahaan, disebut faktor penghambat karena kualitas tenaga kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap pekerjaannya. Pada perusahaan CV Dimas Prasetya Palembang terlihat karyawannya sering menunda tugas yang diembannya, sehingga menurunkan kinejanya. Untuk menjadi faktor pendukung seharusnya karyawan tidak menunda dalam pekerjaan yang telah diembannya, sehingga dapat meningkatkan kinerjanya. b) faktor manajemen juga merupakan faktor penghambat pada perusahaan CV Dimas Prasetya Palembang dalam proses kegiatan yang dilakukan oleh karyawannya, karena kurangnya perhatian manajemen memberi penghargaan bagi karyawan yang berprestasi dan bonus dalam menyelesaikan pekerjaan yang ditargetkan, sehingga menimbulkan kurangnya loyalitas karyawan dalam bekerja dan mengakibatkan penurunan peningkatan kinerja karyawan. Untuk menjadi faktor pendukung perusahaan harus memberikan perhatian lebih kepada karyawan yang berprestasi dan memberikan bonus kepada karyawan yang menyelesaikan pekerjaan sesuai target yang telah ditentukan, sehingga karyawan bersemangat dan loyal dalam bekerja yang dapat menimbulkan peningkatan dalam kinerjanya.

b. Kehadiran yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam proses kegiatan yang dilakukan oleh karyawan yaitu : faktor absensi. Pada perusahaan CV Dimas Prasetya Palembang

Page 112: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 101

faktor absensi merupakan salah satu faktor pendukung dan penghambat dalam proses kegiatan yang dilakukan oleh karyawan namun dari hasil wawancara dan observasi 90 persen karyawan tidak ada yang bolos kerja yang berarti absensi diperusahaan tersebut baik.

c. Ketepatan waktu yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam proses kegiatan yang dilakukan oleh karyawan yaitu : faktor disiplin. Pada perusahaan CV Dimas Prasetya Palembang dari hasil wawancara dan observasi disini peneliti menilai tentang ketepatan waktu kedatangan karyawan kekantor. Karyawan yang ada diperusahaan semuanya terlihat disiplin karena karyawan datang sesuai jam yang telah ditentukan oleh perusahaan. jadi faktor disiplin terutama ketepatan waktu kedatangan karyawan kekantor diperusahaan tidak ada masalah.

d. Kemampuan bekerjasama memiliki dua faktor pendukung dan penghambat dalam proses kegiatan yang dilakukan oleh karyawan yaitu : a) faktor kepribadian. Dari hasil wawancara dan observasi pada perusahaan CV Dimas Prasetya Palembang, faktor kepribadian ini menjadi faktor penghambat dan merupakan salah satu faktor internal maupun eksternal dalam proses kegiatan yang dilakukan oleh karyawan. Disebut faktor penghambat karena terlihat ketika salah satu karyawan mendapatkan pekerjaan yang sulit karyawan yang lain tidak membantuh dalam menyelesaikan pekerjaan itu, sehingga terlihat bahwa kemampuan bekerjasama antar rekan kerja diperusahaan CV Dimas Prasetya Palembang kurang baik yang mengakibatkan penurunan kinerja karyawan. Untuk menjadi faktor pendukung seharusnya antar rekan kerja saling membantu dan meningkatkan kemampuan bekerjasama ketika ada salah satu rekan kerja mendapakan kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaannya. b) faktor hubungan dalam kelompok merupakan faktor eksternal dan menjadi faktor penghambat dalam proses kegiatan yang dilakukan oleh karyawan, dikatakan faktor penghambat karena ketika hubungan dalam kelompok tidak mampu bekerjasama akan menimbulkan penurunan dalam proses yang dilakukan oleh karyawan. Pada perusahaan CV Dimas Prasetya Palembang dan dari hasil wawancara serta observasi terlihat karyawan diperusahaan hanya sebatas hubungan teman kerja saja sehingga mengakibatkan menurunnya kinerja karyawan. Untuk menjadi faktor pendukung semestinya kerjasama team antar rekan kerja harus ditingkatkan untuk meningkatkan kinerjanya.

e. Efektivitas memiliki dua faktor pendukung dan penghambat dalam proses kegiatan yang dilakukan oleh karyawan yaitu : a) faktor semangat kerja merupakan faktor eksternal dan menjadi faktor penghambat dalam proses yang dilakukan oleh karyawan, disebut faktor penghambat karena kurangnya pemberian motivasi diperusahaan yang dapat mengakibatkan penurunan semangat kerja karyawan, sehingga menimbulkan penurunan kinerja karyawan. Pada perusahaan CV Dimas Prasetya Palembang dan dari hasil wawancara serta observasi terlihat perusahaan tidak memberikan kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan karyawan. Untuk menjadi faktor pendukung seharusnya perusahaan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan karyawan, sehingga dapat meningkatkan semangat kerja karyawan dan peningkatan kinerjanya. b) faktor beban pekerjaan merupaka faktor internalnya yang menjadi penghambat dalam proses kegiatan yang dilakukan oleh karyawan, disebut faktor penghambat karena perusahaan memberikan pekerjaan yang lebih dan terutama diluar bidang pekerjaan. Pada perusahaan CV Dimas Prasetya Palembang dan dari hasil wawancara serta observasi terlihat perusahaan memberikan pekerjaan yang bukan pekerjaan seharusnya, sehingga membebani karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan secara efektif dan efisien serta dapat menurunkan kinerja karyawannya. Untuk menjadi faktor pendukung seharusnya perusahaan memberikan pekerjaan sesuai dengan bidang pekerjaan yang seharusnya agar karyawan dapat melakukan pekerjaan secara efektif dan efisien yang dapat meningkatkan kinerja karyawan.

Page 113: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 102

Reduksi Data

Reduksi data digunakan untuk merangkum dan memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan data yang diperoleh dari perusahaan melalui wawancara dan observasi, maka peneliti mencatat secara teliti dan rinci.

Dari hasil pengumpulan data diatas dapat dirangkum bahwa indikator kinerja yang digunakan pada penelitian ini sesuai dengan faktor pendukung dan penghambat dalam proses kegiatan yang dilakukan oleh karyawan bahwa kualitas, kehadiran, ketepatan waktu, kemampuan bekerjasama dan efektivitas memiliki faktor-faktor tersendiri dalam meningkatkan kinerja karyawan pada perusahaan CV Dimas Prasetya Palembang. Namun dari hasil pengumpulan data yang telah dilakukan dan sesuai dengan temuan kasus yang telah disimpulkan bahwa yang menjadi faktor penghambat dalam meningkatkan kinerja karyawan yaitu kualitas, kemampuan bekerjasama dan efektivitas dimana faktor-faktor tersebut yang mempengaruhi dalam menurunnya kinerja karyawan pada perusahaan CV Dimas Prasetya Palembang yang telah dijelaskan dalam pengumpulan data diatas, sehingga mengakibatkan tidak optimalnya hasil kerja karyawan dalam bekerja. Semestinya perusahaan memberikan kenyamanan dan kebutuhan yang dibutuhkan oleh karyawan serta memperhatikan lagi tentang prestasi yang telah dicapai oleh karyawan untuk perusahaan, sehingga karyawan merasa dihargai usaha yang telah dilakukannya dan dapat menyelesaikan pekerjaannya secara efektif dan efisien karena faktor utama dari keberhasilan suatu perusahaan yaitu hasil kerja karyawan yang sesuai dengan tujuan perusahaan.

Penyajian data

Dari hasil reduksi data yang telah dilakukan maka untuk lebih dapat dipahami penyajian data yaitu:kualitas dengan faktor karyawan dan faktor manajemen, kemampuan bekerjasama dengan faktor kepribadian dan faktor hubungan dalam kelompok dan efektivitas dengan faktor semangat kerja dan faktor beban pekerjaan. Pada perusahaan CV Dimas Prasetya Palembang dan yang telah disimpulkan dengan temuan kasus serta dari hasil wawancara dan observasi, dimana indikator-indikator serta faktor-faktor penghambatnya tersebut yang mengakibatkan penurunan kinerja karyawan pada perusahaan.

Analisi Fishbone Diagram

Selain peneliti menggunakan metode analisis data yang dikemukakan diatas, disini peneliti juga menggunakan metode analisis data Fishbone diagram(diagram tulang ikan) untuk mencari sebab dan akibat dalam menyelesaikan kasus yang telah disimpulkan pada bab sebelumnya yang dapat menurunkan kinerja karyawan.

Dari hasil yang dikemukan diatas yang memberikan gambaran spesifik tentang penyebab dari suatu efek atau problem. Temuan penyebab yang spesifik tersebut menjadi dasar untuk mendisain atau merancang program solutif untuk mengatasi efek atau persoalan. Maka dapat disimpulkan bahwa ada tiga indikator kinerja yaitu kualitas, kemampuan bekerjasama dan efektivitas dengan faktor-faktornya yang menyebabkan menurunnya kinerja karyawan serta bagi perusahaan.

Pembahasan kasus

Dari temuan kasus yang telah disimpulkan pada bab sebelumnya maka pada bab ini akan membahas kasus tersebut serta memberikan solusinya dengan data-data yang telah diperoleh kemudian melakukan analisis dan mendapatkan hasilnya, maka peneliti akan menguraikannya.

Pada CV Dimas Prasetya Palembang yang bergerak di bidang kontraktor yang telah lama melakukan kegiatan dibidangnya, sangat berkomitmen dalam melaksanakan tugasnya yang selalu

Page 114: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 103

menjunjung tinggi pelayanan terbaik dan memuaskan bagi pelanggannya dalam melaksanakan pekerjaannya. Namun setiap perusahaan pasti mengalami penurunan kinerja karyawan yang berdampak juga bagi perusahaan karena kinerja karyawan menentukan sukses tidaknya tujuan perusahaan yang ingin dicapai.

Dimana dari hasil analisis yang diperoleh berdasarkan indikator kinerja karyawan untuk menjawab temuan kasus, maka telah ditemukan bawasannya yang menjadi penyebab menurunnya kinerja karyawan yaitu indikator kualitas, kemampuan bekerjasama dan efektivitas dengan faktor-faktor penyebabnya yaitu kualitas : faktor karyawan dan faktor manajemen, kemampuan bekerjasama : faktor

kepribadian dan faktor hubungan dalam kelompok, dan efektivitas : faktor semangat kerja dan faktor beban pekerjaan.

Dari hasil analisis dan pembahasan kasus peneliti mengetahui bahwa kondisi kinerja karyawan pada CV Dimas Prasetya Palembang mengalami penurunan dikarenakan kurangnya kualitas dan rendahnya kemampuan bekerjasama serta efektifitas diperusahaan yang mengakibat kondisi kinerja karyawan pada CV Dimas Prasetya Palembang kurang baik.

4. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan.

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan mengenai kinerja

karyawan pada CV Dimas Prasetya Palembang, maka dapat disajikan beberapa kesimpulan mengenai

kinerja karyawan pada CV Dimas Prasetya Palembang yaitu sebagai berikut :

1. Dari hasil analisis fishbone Diagramyang dilakukan dengan pengumpulan data dalam bentuk

wawancara dan observasi. Peneliti mendapatkan tiga indikator yang menjadi penyebab kinerja

karyawan pada perusahaan kurang baik yaitu :

a. Kualitas yang terdiri dari faktor karyawan dan faktor manajemen merupakan faktor internal serta menjadi penyebab menurunnya kinerja pada perusahaan CV Dimas Prasetya Palembang dikarenakan kurangnya perhatian manajemen memberi penghargaan bagi karyawan yang berprestasi dan bonus dalam menyelesaikan pekerjaan yang ditargetkan, sehingga menimbulkan kurangnya loyalitas karyawan dalam bekerja dan mengakibatkan penurunan peningkatan kinerja karyawan.

b. kemampuan bekerjasama terdiri dari faktor kepribadian dan faktor hubungan dalam kelompok merupakan faktor internal maupun eksternal dan menjadi faktor penyebab menurunnya kinerja pada perusahaan CV Dimas Prasetya Palembang dikarenakan terlihat ketika salah satu karyawan mendapatkan pekerjaan yang sulit karyawan yang lain tidak membantu dalam menyelesaikan pekerjaan itu, sehingga terlihat bahwa kemampuan bekerjasama antar rekan kerja diperusahaan CV Dimas Prasetya Palembang kurang baik yang mengakibatkan penurunan kinerja karyawan.

c. Efektivitas yang terdiri dari faktor semangat kerja dan faktor beban pekerjaan merupakan faktor eksternal dan internal yang menjadi faktor penyebab menurunnya kinerja pada perusahaan CV Dimas Prasetya Palembang terlihat perusahaan tidak memberikan kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan karyawan.

2. Penilaian terhadap kinerja karyawan seharusnya menciptakan gambaran yang akurat dari suatu

kondisi kinerja karyawan. Jika penilaian terhadap kinerja karyawan tidak dilakukan dan hanya

Page 115: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 104

untuk mengetahui kinerja buruk. Maka hasil-hasil tersebut harus diidentifikasi sehingga dapat

dipakai sebagai dasar penilaian hasil lainnya.

Saran

Setelah melakukan penelitian dan mendapatkan kesimpulan maka peneliti memberikan saran sebagai masukkan bagi CV Dimas Prasetya Palembang yang diharapkan dapat bermanfaat dalam menjaga kondisi kinerja karyawan yang ada agar efektif dan efisien. Adapun saran yang dapat peneliti sampaikan yaitu :

1. Perusahaan seharusnya meningkatkan kembali sistem manajemennya agar dapat meningkatkan kinerja karyawannya dan karyawan yang ada merasa puas dalam bekerja yang sesuai dengan tujuan perusahaan yang ingin dicapai.

2. Memberikan kesempatan bagi karyawan dalam mengembangkan kinerjanya dengan memberikan pelatihan-pelatihan yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh setiap karyawan sehingga dapat meningkatkan kinerjanya dalam bekerja secara optimal dan menghasilkan bagi perusahaan serta memberikan sarana, prasarana dan penghargaan sehingga karyawan terdorong untuk menciptakan ide-ide baru demi kemajuan dan kelangsungan hidup perusahaan CV Dimas Prasetya Palembang.

5. REFERENSI

[1] Arep, Ishak dan Hendri Tanjung. 2003. Manajemen Motivasi. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

[2] Bangun, Wilson. 2012. Manajemen sumber daya manusia. Penerbit : Erlangga. Jakarta.

[3] Danang Sunyoto. 2012. Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: CAPS.

[4] Malayu, Hasibuan. 2012. Manajemen Sumber Daya manusia. Jakarta: PT Bumi. Aksara.

[5] Mardiana. 2005. Manajemen Produksi. Jakarta: Penerbit Badan Penerbit IPWI. Mathis, Robert L. dan John H. Jackson. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, Nuraini, T. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia, Yayasan Aini Syam: Pekanbaru.

[6] Sedarmayanti, 2012, Tata Kerja dan Produktivitas Kerja, Mandar Maju. Bandung

[7] Edisi Pertama Salemba Empat, Jakarta.

[8] Siagian, Sondang P. 2006. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

[9] Simanjuntak, Payaman J. 2011. Manajemen & Evaluasi Kinerja. Penerbit : Fakultas Ekonomi

UI. Jakarta.

[10] Sugiyono, 2013. Penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung :Alfabeta.

[11] Wibowo. 2014. Manajemen Kinerja. Penerbit : PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

[12] Wirawan, 2009, Evaluasi Kinerja Manajemn Sumberd Daya Manusia, Jakarta : Salemba Empat.

Page 116: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 105

PENGARUH INSENTIF DAN MASA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. TOR GANDA RANTAUPRAPAT

Zuriani Ritonga

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Labuhan batu, Sumatera Utara – Indonesia E-mail : [email protected]

Abstract

The purpose of this study was: 1) to determine the effect of incentives to employee productivity at PT. Tor Ganda Rantauprapat, 2) to determine the effect of working time employee productivity atPT. Tor Ganda Rantauprapat. The study hypothesis is The incentive variable is not significant influence to employee productivityat PT. Tor Ganda Rantauprapat, and Working time variable significant influence to employee productivity. Keywords: incentives, working time,employee productivity

1. PENDAHULUAN Berkembangnya berbagai macam jenis usaha yang semakin kompetitif belakangan ini, membuat

para pebisnis menghadapi sebuah persaingan yang cukup ketat, hal ini disebabkan banyaknya pebisnis untuk menciptakan usaha semakin bertambah. Oleh karena itu, para pebisnis di tuntut agar memiliki sikap dan keahlian yang kompeten agar mampu bersaing dengan sehat. Memiliki keahlian dan sikap yang cakap dibutuhkan sumber daya manusia atau tenaga kerja yang kompeten, dikarenakan hal itu akan membawa pengaruh kemajuan dari suatu bisnis usaha. Tenaga kerja merupakan penggerak roda bisnis perusahaan, sebab tanpa adanya campur tangan dari tenaga kerja operasional bisnis tidak dapat berjalan begitu saja, sebab penentu atau ujung tombak bisnis adalah tenaga kerja. Tenaga kerja berfungsi sebagai penentu keberhasilan yang nantinya akan membawa kemajuan suatu bisnis. Tidak dapat dipungkiri bahwa perusahaan sangat membutuhkan peran tenaga kerja yang berkompeten di bidangnya meskipun saat ini teknologi pengganti tenaga manusia semakin canggih.

Hal ini dikarenakan manusia selalu berperan aktif dalam setiap kegiatan operasional perusahaan, sebab manusia sebagai perencana, pelaku serta penentu terwujudnya tujuan perusahaan. Pemanfaatan tenaga kerja yang efektif dan efisien merupakan salah satu kunci menuju ke arah peningkatan produktivitas kerja karyawan sehingga dibutuhkan suatu kebijakan atau peraturan perusahaan sebagai penggerak karyawan agar mau bekerja lebih produktif sesuai dengan rencana perusahaan yang telah ditetapkan agar usaha itu dapat berjalan dalam waktu jangka panjang.

Karyawan harus memiliki sikap profesionalisme dalam bekerja, sebab sikap dan penampilan dalam melakukan pekerjaan merupakan nilai harga jual yang tinggi. Dari sinilah, perusahaan harus selektif dalam memilih calon tenaga kerja yang profesional dan kompeten yaitu dengan cara memilih latar pendidikan karyawan yang tinggi, sebab kemampuan berkomunikasi atau kemampuan menangkap sesuatu hal yang baru akan lebih baiknya karyawan dengan memiliki latar belakang pendidikan yang baik sesuai ukuran dan kemampuan perusahaan.

Apabila perusahaan telah memiliki karyawan yang sesuai dengan kebutuhan secara langsung sikap profesional bekerja akan muncul dengan sendirinya yaitu dengan waktu. Hal ini berarti bahwa, waktu merupakan masa kerja yang dijalankan oleh karyawan yang telah bekerja. Dari sinilah karyawan akan merasa puas apabila pekerjaan yang diberikan sesuai dengan harapan perusahaan, sehingga pimpinan akan senang dengan hasil kerja yang diberikan kepada perusahaan itu sendiri.

Page 117: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 106

Berdasarkan wawancara dari beberapa karyawan pada PT. Tor Ganda Rantauprapat diketahui bahwa pemberian insentif masih jarang diberikan kepada karyawan, terlihat dari banyaknya karyawan yang mengeluh karena belum mendapat insentif dari perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk meneliti dan menjadikan judul penelitian Pengaruh insentif dan masa kerja terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT. Torganda Rantauprapat.

2. TINJAUAN PUSTAKA a) Insentf

Menurut Samsudin “2006:194”Insentif merupakan pemberian upah atau gaji yang berbeda bukan didasarkan pada evaluasi jabatan, namun karena adanya perbedaan prestasi kerja.

Menurut Sirait(2006:200), insensif merupakan sesuatu yang mendorong atau mempunyai kecenderungan merangsang suatu kegiatan.Insentif adalah motif-motif dan imbalan-imbalanyang dibentukuntukmemperbaiki produksi.

MenurutHasibuan(2013:118) mengemukakan pengertian insentif adalah tambahan balas jasa yang diberikan kepada karyawan tertentu yang prestasinya di atas prestasi standar.Insentif ini merupakan alat yang dipergunakan pendukung prinsip adil dalam pemberian kompensasi.

MenurutSofyandi(2008:159) mengemukakan insentif merupakan salah satu bentuk dari kompensasi langsung. Insentif adalah imbalan langsung yang dibayarkan kepada karyawan karena kinerjanya melebihi standar yang ditentukan. Jenis-jenis Insentif

Insentif yangberarti penghargaan atauganjaran ternyata tidak sekedar berbentukupah atau gaji atas pengangkatannya sebagai tenaga kerja sebuah perusahaan. Menurut Nawawi(2011:317), penghargaan atau ganjaran sebagai insentif dibedakan dalam beberapa jenis sebagai berikut: 1) Kompensasi atau insentif total

Keseluruhan penghargaan atau ganjaran yang diterima oleh seseorang tenaga kerja untuk seluruh pekerjaannya yang dilakukannya sebagai kontribusi pada pencapaian tujuan organisasinya

2) Kompensasi khusus Penghasilan tambahan yang diberikan kepada tenaga kerja dengan status tertentu dalam perusahaan. Pendapat laintentang jenis-jenis upah menurut Sedangkan menurutSiagian (2007:268), jenis-

jenisinsentif sebagaiberikut: a) Piecework (upah per output) adalah teknik yang digunakan untuk mendorong kinerja kerja

pegawai berdasarkan hasil pekerjaan pegawai yang dinyatakan dalam jumlah unit produksi. b) Production bonuss (bonus produksi) adalah insentif yang diberikan kepada pegawai yang

mampu bekerja sedemikian rupa sehingga tingkat produksi yang baku terlampaui. c) Commisions (komisi) adalah bonus yang diterima karena berhasil melaksanakan tugas dan

sering diterapkan oleh tenaga - tenaga penjualan. d) Executife sincentives (insentif eksekutif) adalah insentif yang diberikan kepada pegawai

khususnya manajer atau pegawai yang memiliki kedudukan tinggi dalam suatu perusahaan, misalnya untuk membayar cicilan rumah, kendaraan bermotor atau biaya pendidikan anak.

e) Maturity curve (kurva “kematangan”) adalah diberikan kepada tenaga kerja, yang karena masa kerja dan golongan pangkat serta gaji tidak bisa mencapai pangkat dan penghasilan yang lebih

Page 118: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 107

tinggi lagi, misalnya dalam bentuk penelitian ilmiah atau dalam bentuk beban mengajar yang lebih besar dan sebagainya.

f) Rencana insentif kelompok adalah kenyataan bahwa dalam banyak organisasi, kinerja bukan karena keberhasilan individual melainkan karena keberhasilan kelompok kerja yang mampu bekerja sebagai suatu tim.

TujuanInsentif Tujuan diberikannyainsentif menurut Sutrisno (2011:188-189) sebagai berikut:

a. Menghargaiprestasikerja b. Menjamin keadilan c. Mempertahankan karyawan d. Memperoleh karyawanyangbermutu e. Pengendalian biaya f. Memenuhiperaturan

b) Masa Kerja

Menurut Arini (2011:22) Masa kerja adalah lamanya seorang karyawan menyumbangkan tenaganya pada perusahaan tertentu. Sejauh mana tenaga kerja dapat mencapai hasil yang memuskan dalam bekerja tergantung dari kemampuan, kecakapan dan keterampilan tertentu agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Masa kerja merupakan hasil penyerapan dari berbagai aktivitas manusia, sehingga mampu menumbuhkan keterampilan yang muncul secara otomatis dalam tindakan yang dilakukan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan.

Simamora (2007) menyebutkan bahwa senioritas atau lama bekerja seorang karyawan adalah lamanya waktu seorang karyawan telah berdinas dalan perusahaan

divisi, departemen atau pekerjaan. Setyowati, (2006) menjelaskan masa kerja atau sering disebut senioritas adalah sejumlah masa bekerja karyawan secara terus-menerus dalam suatu organisasi. Seorang karyawan senior mampu menyesuaikan diri berdasarkan pengalaman-pengalaman yang diperoleh. Produktivitas kerja karyawan

Menurut Sinungan (2014:17) mengemukakan bahwa Produktivitas adalah suatu konsep yang bersifat universal yang bertujuan untuk menyediakan lebih banyak barang dan jasa yang akan digunakan oleh banyak manusia, dengan menggunakan sumber-sumber riil yang semakin sedikit.

Tohardi yang dikutip oleh Sutrisno (2011:100) mengungkapkan bahwa produktivitas kerja merupakan sikap mental yang selalu mencari perbaikan terhadap apa yang telah ada, suatu keyakinan bahwa seseorang dapat melakukan pekerjaan lebih baik hari ini daripada hari kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini.

Pendapat Tohardi didukung juga oleh Ravianto yang dikutip oleh Sutrisno (2011:100) yang menyatakan produktivitas pada dasarnya mencakup sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan hari ini harus lebih baik darihari ini. Sikap ini mendorong agar seseorang tidak cepat merasa puas, akan tetapiharus mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan kerja dengan cara selalu mencari perbaikan-perbaikan dan peningkatan.

Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas

Setiap perusahaan selalu berkeinginan agar tenaga kerja yang dimiliki mampumeningkatkan produktivitas yang tinggi. Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh

beberapa faktor baik yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun faktor lain, seperti tingkat pendidikan, keterampilan, disiplin, sikap dan etiket kerja, motivasi, gizi dan kesehatan, tingkat

Page 119: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 108

penghasilan, jaminan sosial, lingkungan kerja, iklim kerja, teknologi, sara produksi, manajemen, dan prestasi seperti yang dikatakan Ravianto yang dikutip oleh Sutrisno (2011:102).

Menurut Simanjuntak yang dikutip oleh Sutrisno (2011:103) , ada beberapa faktoryang dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan, yaitu : a. Pelatihan

Latihan kerja dimaksudkan untuk melengkapi kayawan denganketerampilan dan cara-cara yang tepat untuk menggunakan peralatan kerja. Untuk itu, latihan kerja diperlukan bukan saja sebagai pelengkap akan tetapi sekaligus untuk memberikan dasar-dasar pengetahuan

b. Mental dan kemampuan fisik karyawan Keadaan metal dan fisik karyawan merupakan hal yang sangat pentinguntuk menjadi perhatian bagi organisasi, sebab keadaan fisik dan mental karyawan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan produktivitas kerja karyawan

c. Hubungan antara atasan dan bawahan Hubugan atasan dan bawahan akan mempengaruhi kegiatan yangdilakukan sehari-hari. Bagaimana pandangan atasan terhadap bawahan,sejauh mana bawahan diikutsertakan dalam penentuan tujuan

d. Indikator Produktivitas Menurut Sutrisno (2011:104) produktivitas merupakan hal yang sangat pentingbagi para karyawan yang ada di perusahaan. Dengan adanya produktivitas kerja diharapkan pekerjaan akan terlaksana secara efisien dan efektif, sehingga ini semua akhirnya sangat diperlukan dalam pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan.

Untuk mengukur produktivitas kerja, diperlukan suatu indikator, yaitu sebagai berikut:

1. Kemampuan Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas. Kemampuan seorangkaryawan sangat bergantung pada keterampilan yang dimiliki serta profesionalisme mereka dalam bekerja. Ini memberikan daya untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepada mereka.

2. Meningkatkan hasil yang dicapai Berusaha untuk meningkatkan hasil yang dicapai. Hasil merupakan salahsatu yang dapat dirasakan baik oleh yang mengerjakan maupun yang menikmati hasil pekerjaan tersebut. Jadi, upaya untuk memanfaatkan produktivitas kerja bagi masing-masing yang terlibat dalam suatu pekerjaan.

3. Semangat kerja Ini merupakan usaha untuk lebih baik dari hari kemarin. Indikator inidapat dilihat dari etos kerja dan hasil yang dicapai dalam satu hari kemudian dibandingkan dengan hari sebelumnya.

4. Pengembangan diri Senantiasa mengembangkan diri untuk meningkatkan kemampuan kerja.Pengembangan diri dapat dilakukan dengan melihat tantangan dan harapan dengan apa yang akan dihadapi. Semakin kuat tantangannya, pengembangan diri mutlak dilakukan. Begitu juga harapan untuk menjadi lebih baik pada gilirannya akan sangat berdampak pada keinginan karyawan untuk meningkatkan kemampuan.

5. Mutu Selalu berusaha untuk meningkatkan mutu lebih baik dari yang telah lalu.Mutu merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukkan kualitas kerja seorang pegawai. Jadi meningkatkan mutu bertujuan untuk memberikan hasil yang terbaik yang pada gilirannya akan sangat berguna bagi perusahaan dan dirinya sendiri.

6. Efisiensi Perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber dayayang digunakan. Masukan dan keluaran merupakan aspek produktivitas yang memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi karyawan

Page 120: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 109

3. METODE PENELITIAN Tempat penelitian ini dikota Rantauprapat,lingkup atau objek penelitian ini adalah karyawan pada

PT. Torganda Rantauprapat. Data yang digunakan adalah data primer, Teknik pengumpulan data primer yaitu dengan wawancara kepada pihak terkait. Populasi penelitian ini adalah karyawan yang bekerjapada PT. Torganda Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji validitas

Sebuah instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan, dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.

Tabel 1 Validitas Insentif

Corrected Item-Total Correlation r-tabel Keterangan

X1.1 0,567 0,30 Valid X1.2 0,806 0,30 Valid X1.3 0,821 0,30 Valid X1.4 0,806 0,30 Valid X1.5 0,821 0,30 Valid

Sumber : Data diolah, 2017 Dari tabel menunjukkan bahwa semua pernyataan memiliki nilai total item corralation lebih dari

r-tabel 0,30. Hal ini menunjukkan bahwa semua instrumen valid.

Tabel 2 Validitas Masa kerja

Corrected Item-Total Correlation r-tabel Keterangan

X2.1 0,471 0,30 Valid X2.2 0,446 0,30 Valid X2.3 0,428 0,30 Valid X2.4 0,594 0,30 Valid X2.5 0,435 0,30 Valid

Sumber : Data diolah, 2017 Dari tabel menunjukkan bahwa semua pernyataan memiliki nilai total item corralation lebih

dari r-tabel 0,30. Hal ini menunjukkan bahwa semua instrume valid.

Tabel 3 Validitas Produktivita kerja karyawan

Corrected Item-Total Correlation r-tabel Keterangan

Y.1 0,546 0,30 Valid Y.2 0,482 0,30 Valid Y.3 0,536 0,30 Valid Y.4 0,541 0,30 Valid Y.5 0,464 0,30 Valid

Sumber : Data diolah, 2017

Page 121: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 110

Dari tabel menunjukkan bahwa semua pernyataan memiliki nilai total item corralation lebih dari r-tabel 0,30. Hal ini menunjukkan bahwa semua instrumen valid.

Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten atau stabil dari waktu ke waktu apabila dilakukan pengukuran dua kali terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama. Reliabilitas sebagai konsistensi antar pengukuran-pengukuran secara berurutan, dengan demikian uji reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur atau kuesioner dapat dipercaya atau diandalkan.

Tabel 4

Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas No Variabel Cronbach’s

Alpha Koefisien Keputusan

1 Insentif 0,815 0,60 Reliabel 2 Masa kerja 0,724 0,60 Reliabel 3 Produktivitas

kerja 0,680 0,60 Reliabel

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa ketiga variabel yaitu insentif (X1), masa kerja (X2),

dan produktivitas kerja karyawan (Y) diatas menunjukkan hasil yang sangat reliabel dengan nilai alpha > 0,60. Sehingga dari nilai alpha diatas, maka item-item pada variabel diatas dapat digunakan untuk pengukuran selanjutnya.

Uji asumsi klasik a. Uji Normalitas.

Uji normalitas merupakan persyaratan penting yang harus terpenuhi dalam analisis regresi. Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen memiliki distribusi normal atau tidak.

Gambar 1 Uji Normalitas

Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa data yang normal memiliki bentuk seperti

lonceng. Karena data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normal.

Page 122: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 111

b. Uji Linearitas Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau

tidak. Gambar 2

Uji Linearitas

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa data menyebar disekitar diagram dan mengikuti model

regresi sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diolah merupakan data yang berdistribusi linear.

c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mendeteksi apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.

Gambar 3 Uji Heteroskedastisitas

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa titik yang ada tidak membentuk suatu pola tertentu

seperti titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3. Hasil Analisis Regresi Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (insentif dan masa kerja) terhadap variabel terikat (produktivitas kerja karyawan). Hasil analisis regresi sebagai berikut:

Page 123: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 112

Tabel 5 Analisis Regresi Linier berganda

Coefficientsa Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 18,930 3,519 5,380 ,000 Insentif ,217 ,134 ,284 1,618 ,115 Masa kerja ,349 ,163 ,377 2,146 ,040

a. Dependent Variable: Produktivitas kerja karyawan Hasil pengolahan komputer dapat diketahui persamaan koefisien regresi linier berganda yang

diperoleh sebagai berikut: Y = 18,930 + 0,217 X1 + 0,349 X2

Persamaan regresi berganda tersebut dijelaskan sebagai berikut: a) Nilai konstanta 18,930 memberi arti bahwa apabila insentif (X1) dan masa kerja (X2) sama-

sama tetap pada nilai nol, maka produktivitas kerja karyawan (Y) yang dihasilkan bernilai 18,930.

b) Insentif berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan dengan koefisien regresi sebesar 0,217. Artinya apabila insentif naik 0,217 maka produktivitas kerja karyawan juga akan naik sebesar 0,217.

c) Masa kerja berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan dengan koefisien regresi sebesar 0,349. Artinya apabila masa kerja naik 0,349 maka produktivitas kerja karyawan juga akan naik sebesar 0,349.

Pembahasan

Hasil pengujian koefisien insentif terhadap produktivitas kerja karyawan memiliki jalur positif sebesar 0,217 yang berarti semakin baik insentif yang diberikan maka akan semakin baik produktivitas kerja karyawan. Nilai probabilitas (p) sebesar 0,115 yang berarti ada pengaruh tidak signifikan insentif terhadap produktivitas kerja karyawan.

Hasil pengujian koefisien masa kerja terhadap produktivitas kerja karyawan memiliki jalur positif sebesar 0,349 yang berarti semakin lama masa kerja pegawai maka akan meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Nilai probabilitas (p) sebesar 0,040 yang berarti ada pengaruh signifikan masa kerja terhadap produktivitas kerja karyawan.

Variabel insentif dan masa kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan yaitu sebesar 21,703. Besarnya pengaruh insentif dan masa kerja kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan sebesar 62,80%. Sementara sisanya sebesar 37,20% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

Dari persamaan regresi Y = 18,930 + 0,217 X1 + 0,349 X2 menunjukkan bahwa variabel masa kerja lebih mempengaruhi produktivitas kerja karyawan pada PT. Tor Ganda Rantauprapat.

5. REFERENSI

[1] Hasibuan, Malayu. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: BumiAksara.

Page 124: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 113

[2] Herman, Sofyandi. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu.

[3] Justine Sirait. 2006. Memahami Aspek-aspek Pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. Jakarta: PT. Grasindo

[4] Nawawi, Hadari. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yangKompetitif.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

[5] Ravianto, 2011, Produktivitas dan Masyarakat Indonesia. BuIan Bintang, Jakarta.

[6] Samsudin, sadili. (2006), Manajemen Sumber Daya Manusia, cetakan ke-1 Bandung : Pustaka Setia

[7] Siagian, Sondang, 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT Bumi Aksara,Jakarta.

[8] Simamora, Henry. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. STIE YKPN. Yogyakarta

[9] Sutrisno, Edy. (2011). Menajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Kencana

[10] Tohardi, Ahmad. 2011. Pemahaman Praktis Manajemen Sumber Daya Manusia, CV.

Mandar Maju, Bandung.

Page 125: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 114

PENGARUH PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAN PASAR PERUSAHAAN

Beny Suwandi1, Andrian Noviardy2

[email protected], [email protected] Jalan Jendral Ahmad Yani No.12 Palembang

Abstract

This study discusses the influence of Sustainability report disclosure on financial performance measured by ROA, CR, DER and company market as measured by Tobim Q. Sempel used in this research are 10 manufacturing companies listed on Indonesia stock exchanges in 2013-2015. The data used in this research is secondary data with sempel selection using purposive sampling method. This study uses MANOVA as an analytical tool. The results of this study show that the disclosure of sustainability report affects the company's financial performance measured by CR (Curent Ratio), and DER (Debt to Ratio) but does not affect the market of the company as measured by Tobin Q. Keywords: Sustainability report, ROA, CR, DER, and Tobin's Q

1. PENDAHULUAN Perusahaan – perusahaan yang berkembang saat ini tidak terlepas dari penanaman investasi yang

dilakukan oleh para investor. Semakin banyak investor yang menanamkan investasi pada suatu perusahaan maka akan membuat perusahaan tersebut memiliki dana untuk mengembangkan usaha perusahaan. Sebelum para investor menanamkan modal mereka, para investor perlu melihat laporan keuangan tersebut untuk mengetahui informasi keuangan yang terlampir dalam laporan keuangan.

Informasi keuangan yang dilampirkan perusahaan dalam laporan keuangan masih belum bisa menjadi penentu untuk melihat secara detail perkembangan perusahaan. Hal ini dikarenakan informasi yang ada belum sepenuhnya diungkapkan perusahaan dalam laporan tahunan (annual report). Pengungkapan laporan keuangan tahunan perusahaan di Indonesia masih banyak yang tidak mengungkapkan informasi lain seperti informasi sosial dan lingkungan. Informasi kegiatan sosial dan lingkungan yang dibuat oleh perusahaan perlu dilaporkan dalam sebuah laporan, agar para investor menilai positif terhadap perusahaan tersebut. Laporan yang menghasilkan informasi sosial dan lingkungan tersebut sering disebut dengan sustainabilityreporting.

Sustainability report sulit dibedakan dari CSR, keduanya merupakan bentuk pertanggungjawaban sosial perusahaan terhadap lingkungan sekitar. Salah satu hal yang dapat membedakan antara sustainability report dengan CSR adalah cara pengungkapannya.. Pengungkapan CSR terintegrasi dengan laporan tahunan perusahaan, sedangkan pengungkapan sustainability report lebih terperinci dan berdiri sendiri. Sustainability report tidak hanya memuat informasi kinerja keuangan tetapi juga informasi non keuangan yang terdiri dari informasi aktivitas sosial dan lingkungan yang memungkinkan perusahaan bisa bertumbuhsecara berkesinambungan.Informasi dalam Sustainability report juga masih perlu diungkapkan untuk melihat sejauh mana berpengaruh pada stakeholder.Pengungkapan sustainability report yang terjadi akan menghasilkan tanggung jawab terhadap ekonomi, sosial dan lingkungan. Tanggung jawab tersebut membuktikan bahwa perusahaan tidak hanya mementingkan keuntungan saja, melainkan kelangsungan perusahaan tersebut. Pentingnya pertanggung jawaban ekonomi, sosial, dan lingkungan perusahaan yang diungkapkan dalam laporan yang disebut sustainability report sehingga diharapkan dapat menciptakan nilai jangka panjang bagi para stakeholders terutama dalam rangka meningkatkan kinerja keuangan dan kinerja pasar perusahaan.

Page 126: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 115

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul tentang “ Pengaruh Pengungkapan Sustainability report Terhadap Kinerja Keuangan dan Pasar Perusahaan “

2. TINJAUAN PUSTAKA Sustainability Report

Sustainability Reporting merupakan upaya atau strategi manajemen unutuk memberikan sinyal kepada para stakeholder atau pelaku pasar bahwa perusahaan akuntabel, transparan, dan komitemen pada keberlanjutan bisnis yang rama sosial dan lingkungan. Dengan begitu, perusahaan mengharapkan akan mendapatkan apresiasi sebagai the good corporate citizenship, meningkatkan citra dan reputasinya, meraih keunggulan kompetitif dan juga political benefits dari pemerintah dan legislatif, serta lainnya. Pada akhirnya, perusahaan akan mendapatkan kemudahan dalam akses pendanaan dari para investor dan lembaga – lembaga kreditor, meningkatknya loyalitas pelanggan dan pemasok, serta meningkat nilai pasar sahamnya secara berkesinambungan ( lako, 2011 : 188).

Manfaat Sustainability Report Laporan berkelanjutan (Sustainability Report) telah memberikan banyak manfaat bagi perusahaan

maupun bagi stakeholder perusahaan itu sendiri. Menurut World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) dalam Sejati (2014:16) laporan berkelanjutan (Sustainability Report) memberikan manfaat sebagai berikut : a) Sustainability Report memberikan informasi kepada stakeholder (pemegang saham, anggota

komunitas lokal dan pemerintah) dan meningkatkan prospek perusahaan, serta membantu mewujudkan transparansi.

b) Sustainability Report dapat membantu membangun reputasi sebagai alat yang memberikan kontribusi untuk meningkarkan brand value, market share, dan loyalitas konsumen jangka panjang.

c) Sustainability Report dapat menjadi cerminan bagaimana perusahaan mengelola risikonya. d) Sustainability Report dapat digunakan sebagai stimulasi leadership thinking dan performance

yang didukung dengan semangat kompetisi. e) Sustainability Report dapat mengembangkan dan memfasilitasi pengimplementasian dari sistem

manajemen yang lebih baik dalam mengelola dampak lingkungan, ekonomi, dan sosial. f) Sustainability Report cenderung mencerminkan secara langsung kemampuan dan kesiapan

perusahaan untuk memenuhi keinginan pemegang saham untuk jangka panjang. g) Sustainability Report membantu membangun ketertarikan para pemegang saham dengan visi

jangka panjang dan membantu mendemonstrasikan bagaimana meningkatkan nilai perusahaan yang terkait dengan isu sosial dan lingkungan.

Prinsip – Prinsip Pengungkapan untuk menentukan kualitas Sustainability Report Pengungkapan Sustainability Report yang sesuai dengan GRI (Global Reporting Index) harus

memenuhi beberapa prinsip. Prinsip – prinsip tersebut tercantum dalam GRI-G4.1 Guidelines (www.globalreporting.org) yaitu :

a) Keseimbangan b) Komparabilitas c) Akurat d) Ketepatan waktu e) Kejelasan f) Keandalan

Page 127: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 116

Kinerja Keuangan Setelah laporan keuangan disusun berdasarkan data yang relevan, serta dilakukan dengan prosedur

akuntansi dann penilaian yang benar, akan terlihat kondisi keuangan perusahaan yang sesungguhnya. Kondisi keuangan yang dimaksud adalah diketahui berapa jumlah harta ( kekayaan), kewajiban (utang), serat modal (ekuitas) dalam neraca yang dimiliki. Kemudian juga akan diketahui jumlah pendapatan diterima dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. Dengan demikian dapat diketahui bagaimana hasil usaha ( laba atau rugi) yang diperoleh selama periode tertentu dari laporan laba rugi yang disajikan (Kasmir, 2008:66).

Pasar Perusahaan Pasar Perusahaan merupakan salah satu indikator yang digunakan oleh pihak internal maupun

pihak eksternal dari perusahaan untuk bisa mengukur seberapa besar, maju dan berkembangnya suatu perusahaan. Ada beberapa cara yang digunakan untuk mengukur kinerja pasar dari suatu perusahaan, salah satu yang bisa memberikan informasi yang paling baik adalah rasio Tobin’s Q. Mc Connel dan Servaes (1990) menggunakan Tobin’s Q sebagai pengukur kinerja perusahaan dengan alasan bahwa dengan Tobin’s Q maka dapat diketahui nilai pasar perusahaan, yang mencerminkan keuntungan masa depan perusahaan ( Wibowo, 2014:9 )

Tabel

Penelitian Terdahulu Nama Judul Hasil

Imam Wibowo & Sekar Akrom Faradiza ( 2011)

Dampak Pengungkapan Sutainibility report Terhadap Kinerja Keuangan dan pasar Keuangan

Pengungkapan Sustainbility report tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan Profitabilitas dan likuiditas namun berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja perusahaan.

Rita Wijayanti ( 2015)

Pengaruh Pengungkapan Sustainbility Report Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan

Hasil uji panel least square menunujukan bahwa semua dimensi sustainbility report yaitu dimensi ekonomi, lingkungan, dan sosial berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA). Namun hanya dimensi lingkungan yang berpengaruh terhadap likuiditas (CR).

Jenia Nur Soelistyoningrum ( 2011)

Pengaruh Pengungkapan Sustainbility report Terhadap Kinerja Keuangan

Hasil Pengujian menunjukan pengungkpan Sustainbility report berpengaruh positif terhadap ROA dan CR. Sedangkan Variabel dependen DPR pengungkapan Sustainbility report tidak memiliki pengaruh.

Adhima (2012)

Pengaruh Pengungkapan Sustainbility report terhadap Profitabilitas

1. Menyatakan bahwa pengungkapan sustainability report berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan 2. Menyatakan bahwa pengungkapan kinerja lingkungan berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan 3.Menyatakan bahwa pengungkapan kinerja sosial berpengaruh profitabilitas Perusahaan.

Sumber : Hasil olah peneliti, 2017

Penelitian ini mengacu pada penelitian Wibowo dkk (2010), namun terdapat beberapa perbedaan signifikan, yaitu ; pertama dalam penelitian menambahkan rasio DER untuk mengukur variabel kinerja

Page 128: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 117

keuangan, kedua objek penelitian merupakan perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI), ketiga tahun penelitian selama tiga tahun penelitian yaitu 2013-2015.

Kerangka pemikiran

Sustainability report merupakan informasi tambahan yang menjadi media perusahaan kepada stakeholder untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan yang akan mempengaruhi kinerja keuangan dan kinerja pasar perusahaan. pengungkapan sustainability report yang dilakukan perusahaan diharapkan dapat memberikan bukti nyata bahwa proses produksi yang dilakukan perusahaan tidak hanya berorientasi pada keuntungan, tetapi juga memperhatikan isu ekonomi, sosial dan lingkungan. Dengan adanya hal tersebut membuktikan bahwa perusahaan benar-benar memperhatikan faktor keberlanjutan untuk masa depan. Selain itu hal tersebut memberikan nilai lebih karena perusahaan tersebut mengungkapkan laporan yang bersifat sukarela sehingga dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk dapat menginvestasikan dananya untuk perusahaan.

Disamping itu dengan perusahaan mengungkapkan Sustainability Report akan semakin membuat konsumen, supplier dan investor lebih percaya terhadap perusahaan tersebut dan harapannya akan semakin menarik konsumen, supplier dan investor untuk membeli produk dari perusahaan tersebut yang secara tidak langsung akan berdampak pada meningkatnya kegiatan operasi yang jalankan oleh perusahaan dan berdampak juga pada peningkatan nilai perusahaan yang menandakan adanya peningkatan kinerja keuangan perusahaan kedepannya dan dengan adanya kegiatan atau kelangsungan operasi perusahaan yang semakin baik dan tertariknya konsumen, supplier dan lainnya untuk semakin banyak membeli produk dari perusahaan, secara tidak langsung diharapkan bisa berdampak pada meningkatkan kinerja pasar dari suatu perusahaan untuk tahun-tahun mendatang setelah adanya pengungkapan sustainability report. Berdasarkan uraian diatas dapat digambarkan paradigma penelitian sebagai berikut:

Pengembangan Hipotesis Pengungkapan Sustainability Report terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROA

Pengungkapan sustainability report yang dilakukan perusahaan diharapkan dapat memberikan bukti nyata bahwa proses produksi yang dilakukan perusahaan tidak hanya berorientasi kepada keuntungan tetapi juga memperhatikan lingkungan sekitar sehingga dapat meningkatkan kepercayaan stakeholder melalui peningkatan investasi yang berdampak kepada peningkatan laba perusahaan. kondisi ini menunjukkan bahwa pengungkapan sustainability report dapat meningkatkan kepercayaan publik yang berakibat terhadap meningkatnya profit perusahaan.

Gambar. Paradigma Penelitian

Pengungkapan Sustainbility R eport (X)

Kinerja Keuangan (Y1)

Kinerja Pasar Perusahaan (Y2)

Page 129: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 118

Pengungkapan Sustainability Report terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan CR Pengungkapan sustainability report diharapkan mampu meningkatkan dukungan dari para

stakeholder yang dapat mendorong investasi yang masuk. Soelistyoningrum (2011) mengatakan bahwa investasi yang diperoleh dari para stakeholder dapat digunakan untuk membiayai kewajiban perusahaan, sehingga likuiditas perusahaan meningkat. Karena kondisi perusahaan didasarkan pada alasan bahwa bagi perusahaan yang memiliki likuiditas baik, perusahaan tersebut memiliki struktur keuangan yang baik pula. Apabila kondisi ini diketahui oleh publik, maka perusahaan tidak terancam kinerjanya bahkan jika likuiditas perusahaan tersebut tinggi diketahui oleh publik secara langsung atau tidak langsung perusahaan tersebut telah menunjukkan bahwa kinerjanya yang baik. Pengungkapan Sustainability Report terhadap kinerja keuangan yangdiukur dengan DER

Perusahaan yang melakukan pengungkapan yang lebih luas cenderung memiliki tingkat leverage yang tinggi karena dengan mengungkapkan informasi keberlanjutan perusahaan telah melakukan tanggung jawabnya dengan baik sehingga dapat meningkatkan minat serta kepercayaan kreditur sebagai salah satu sumber dana perusahaan. Perusahaan yang memiliki tingkat leverage yang tinggi, menganggap perlu memberikan laporan tambahan. Salah satunya yaitu laporan keberlanjutan perusahaan, sehingga ada good news tentang perusahaan tersebut agar dapat menarik minat para stakeholder untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang sehat dan baik. Pengungkapan Sustainability Report terhadap kinerja pasar yang diukur dengan Tobin’s Q

Sustainability report juga merupakan usaha yang dilakukan perusahaan untuk bisa menjaga hubungan yang baik dengan para investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut, disamping itu bisa menarik minat dari konsumen dan supplier juga untuk membeli produk dari perusahaan tersebut.. 3. METODE PENELITIAN Objek penelitian

Objek Penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mengungkapkan Sustainability Report pada tahun 2013 – 2015. Operasional Variabel Variabel Bebas (Independent Variabel)

Variabel independen pada penelitian ini adalah pengungkapan sustainability report. Variabel ini diukur melalui Sustainability report Disclosure Index (SRDI). Dari 6 aspek pengungkapan sustainability reporting terdapat 91 item yang kemudian disesuaikan kembali dengan masing-masing perusahaan. Perhitungan SRDI dilakukan dengan memberikan skor 1 jika satu item diungkapkan dan 0 jika tidak diungkapkan. Setelah dilakukan pemberian skor pada seluruh item, skor tersebut kemudian dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan. Rumus perhitungan RSDI adalah sebagai berikut:

Dimana: SRDI = Sustainability report Disclosure Index Perusahaan

SRDI = V M

Page 130: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 119

V = Jumlah Item yang Diungkapkan Perusahaan M = Jumlah Item yang Diharapkan Untuk kepentingan uji hipotesis, SRDI yang sudah dihitung dikelompokan berdasarkan luas

pengungkapan sustainability report dengan membagi perusahaan berdasarkan tingkat pengungkapannya menjadi 3. Ketiga kelompok tersebut adalah tingkat pengungkapan rendah bernilai 1, sedang diberi nilai 2 dan tinggi dengan nilai 3. Dimana Ketiga kategori tersebut adalah tingkat pengungkapan rendah dengan hasil antara 0,25 - 0,46 dikategorikan sebagai rangking 1, sedang dengan hasil antara 0,47 - 0,69 dikategorikan sebagai rangking 2 dan tinggi dengan hasil antara 0,70 – 0,91 dikategorikan dengan rangking 3. Pengelompokan dengan rangking ini diperlukan dalam uji statistik Multivariate analysis of variance (MANOVA).

Variabel Terikat ( dependent variabel )

Menurut Sanusi ( 2014:50) variabel Bebas adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. variabel dependen pada penelitian ini adalah kinerja keuangan dan pasar perusahaan. Kinerja Keuangan

Pada penelitian ini kinerja keuangan diukur dengan tiga proxy yaitu rasio profitabilitas (Return on Assets/ROA) dan rasio likuiditas (Current Ratio/CR), dan rasio leverage (debt to equity ratio/DER). Kinerja Pasar (Tobin’s Q)

Pada penelitian kali ini rasio kinerja pasar diproksikan dengan Tobin’s Q. Tobin’s Q merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar terhadap pengukuran kinerja oleh perusahaan. Tobin’s Q tidak hanya memberikan gambaran pada aspek fundamental saja, tetapi juga sejauh mana pasar menilai perusahaan dari berbagai aspek yang dilihat oleh pihak luar termasuk investor.

Tabel

Operasional Variabel

Variabel

Indikator

Skala Ukur

Variabel Independen ( X ) Sustainability Report

Sustainability report Disclosure Index (SRDI)

Nominal

Variabel Dependen ( Y ) 1.Kinerja Keuangan

Return on Assets (ROA) Current Ratio (CR)

Debt To Equity Ratio ( DER)

Rasio

2. Pasar Perusahaan Tobin’s Q Rasio

Populasi Populasi penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang sahamnya tercatat pada Bursa

Efek Indonesia pada tahun 2013-2015 sebanyak 144 perusahaan. Sampel

Teknik pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ditentukan dengan purposive sampling. Purposive sampling adalah cara pengambilan sempel yang didasarkan pada pertimbangan – pertimbangan tertentu (Sanusi, 2014:95) .

Page 131: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 120

Adapun kriteria penarikan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut : a) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2013 – 2015 yang menerbitkan Annual

Report. b) Perusahaan yang melaporkan Sustainability Report secara lengkap selama periode pengamatan

2013-2015. c) Perusahaan memberikan informasi lengkap terkait variabel kinerja keuangan (Return on Assets

, Current Ratio, dan Debt to Equity Ratio ) , dan kinerja pasar (Tobin’s Q).

Berdasarkan populasi penelitian sebanyak 144 perusahaan manufaktur tidak seluruhnya digunakan oleh peneliti dikarenakan terdapat 131 perusahaan yang tidak mengungkapakan sustainability report. Selain itu, terdapat 3 perusahaan dimana informasi yang dibutuhkan tidak dapat diperoleh, baik itu dikarenakan data yang tidak lengkap ataupun memang tidak disajikan oleh perusahaan yang diteliti. Oleh karena itu, yang menjadi sampel pada penlitian ini sebanyak 10 perusahan.

Berdasarkan kiteria diatas, jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 10 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2013-2015 sebagai berikut :

Tabel

Sampel

No Nama Perusahaan Kode

perusahaaan

1 ASIA PULP & PAPER.TBK APLI

2 ASTRA INTERNASIONAL.TBK ASII

3 CHEREON POKPHAND INDONESIA.TBK CPIN

4 HOLCIM INDONESIA. TBK SMBC

5 INDOCEMENT TUNGGAL. TBK INTP

6 LOTTE CHEMICAL TITAN. TBK FPNI

7 MULTI BINTANG INDONESIA. TBK MLBI

8 SEMEN INDONESIA (PERSERO) SMGR

9 UNILEVER INDONESIA. TBK UNVR

10 WIJAYA KARYA. TBK WTON

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah Annual Report dan Sustainability Report tahun 2013-2015 yang terdapat dalam Website perusahaan manufaktur yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia.

Page 132: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 121

Analisis Data Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menberikan gambaran atau deskripsi suatu data dapat dilihat dari nilai mean, standar deviasi, nilai maksimum dan nilai minimum. Statistik deskriptif juga dimaksudkan untuk memberikan gambaran ;mengenai perilaku dari data sampel tersebut, sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Uji normaniltas

Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan metode yang secara umum digunakan oleh peneliti lainnya, yaitu analisis statistik dengan menggunakan uji non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini digunakan alat analisis Manova. Uji manova yang digunakan terdiri dari between Subjects Effect dan uji Post hoc. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis statistik deskriptif.

Analisis statistik deskriptif dari data yang diambil untuk penelitian ini adalah data sekunder sebanyak 10 perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 - 2015. Berikut ini tabel statistik deskriptif untuk masing-masing variabel penelitian.

Uji normalitas

Berikut hasil uji normalitas yang dilakukan dengan Kolmogrov-Smirniv Z demgan menggunakan SPSS :

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

SRDI 30 ,25 ,91 1,83 ,834

ROA 30 ,21 71,51 15,3520 17,90585

CR 30 51,39 614,81 202,0943 154,58799

DER 30 ,08 3,03 1,0470 ,86118

TOBINQ 30 ,12 9,78 2,0377 2,48004

Valid N (listwise) 30

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Residual for

ROA

Residual for

CR

Residual for

DER

Residual for

TOBINQ

N 30 30 30 30

Normal Parametersa,b

Mean ,0000 ,0000 ,0000 ,0000

Std.

Deviation 16,25614 134,55609 ,70680 2,29599

Most Extreme

Differences

Absolute ,143 ,149 ,148 ,208

Positive ,143 ,149 ,148 ,208

Negative -,087 -,085 -,103 -,118

Kolmogorov-Smirnov Z ,785 ,814 ,811 1,139

Asymp. Sig. (2-tailed) ,568 ,522 ,526 ,149

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 133: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 122

Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 4.2 uji normalitas terhadap variabel Y1 yang di ukur dengan ROA nilai Kolmogrov – Smirnov Z 0,785 dan nilai signifikan 0,568 ,dengan CR nilai Kolmogrov – Smirnov Z 0,814 dengan nilai signifikan 0,522, dengan DER nilai Kolmogrov – Smirnov Z 0,811 dengan nilai signifikan 0,526. Variabel Y2 yang diukur dengan tobin Q memiliki nilai Kolmogrov – Smirnov Z1,139 dengan nilai signifikan 0,149. Hal ini mengindikasikan bahwa data residual terdistribusi normal karena nilai signifikannya > 0,05. Analisis hipotesis

Uji manova yang digunakan adalah uji between Subjects Effect dan Uji Post hoc. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Uji Between Subjects Effect

Hasil uji Between-Subjects Effect menunjukkan bahwa hubungan antara sustainability report

dengan kinerja keuangan yang diukur dengan return on asset (ROA) memberikan nilai F hitung

Tests of Between-Subjects Effects

Source Dependent

Variable

Type III

Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

Corrected Model

ROA 1634,362a 2 817,181 2,879 ,074

CR 167971,04

2b 2 83985,521 4,319 ,024

DER 7,020c 2 3,510 6,542 ,005

TOBINQ 25,491d 2 12,746 2,251 ,125

Intercept

ROA 5503,810 1 5503,810 19,391 ,000

CR 1357657,7

98 1 1357657,798 69,815 ,000

DER 25,740 1 25,740 47,972 ,000

TOBINQ 97,978 1 97,978 17,304 ,000

SRDI

ROA 1634,362 2 817,181 2,879 ,074

CR 167971,04

2 2 83985,521 4,319 024

DER 7,020 2 3,510 6,542 ,005

TOBINQ 25,491 2 12,746 2,251 ,125

Error

ROA 7663,600 27 283,837

CR 525054,89

2 27 19446,477

DER 14,487 27 ,537 TOBINQ 152,876 27 5,662

Total

ROA 16368,479 30

CR 1918289,5

21 30

DER 54,393 30 TOBINQ 302,930 30

Corrected Total

ROA 9297,962 29

CR 693025,93

4 29

DER 21,507 29

TOBINQ 178,367 29 a. R Squared = ,176 (Adjusted R Squared = ,115)

b. R Squared = ,242 (Adjusted R Squared = ,186)

Page 134: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 123

sebesar 2,879 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,74 yang berarti bahwa sustainability report tidak berpengaruh terhadap return on asset (ROA) karena tingkat signifikan > 0,05. Hubungan antara sustainability report dengan kinerja keuangan yang diukur dengan current ratio ( CR ) memberikan nilai F hitung sebesar 4,319 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,024 yang berarti bahwa sustainability report berpengaruh terhadap current ratio ( CR ) karena tingkat signifikan < 0,05. Sedangkan hubungan antara sustainability report dengan kinerja keuangan yang diukur dengan debt to equity ratio (DER) memberikan nilai F hitung sebesar 6,542 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,005 yang berarti bahwa sustainability report berpengaruh terhadap debt to equity ratio (DER) karena tingkat signifikan < 0,05.

Sedangkan hubungan antara sustainability report dengan pasar perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q memberikan nilai F hitung sebesar 2,251 dengan nilai signifikansi sebesar 0,125 yang berarti bahwa sustainability report tidak berpengaruh terhadap Tobin’s Q karena tingkat signifikansi > 0,05.

Uji Post hoc

Perbedaan pengungkapan SRDI yang dilihat dari mean difference current ratio (CR) dari masing-

masing rangking menunjukkan bahwa rangking 3 dengan rangking 2 terdapat pada mean difference

Multiple Comparisons

Tukey HSD

Depe

ndent

Varia

ble

(I) SRDI (J) SRDI Mean

Difference (I-

J)

Std. Error Sig. 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

ROA

RENDAH SEDANG 14,0838 7,30555 ,150 -4,0297 32,1974

TINGGI 15,7001 7,57055 ,114 -3,0705 34,4707

SEDANG RENDAH -14,0838 7,30555 ,150 -32,1974 4,0297

TINGGI 1,6163 8,18640 ,979 -18,6812 21,9137

TINGGI RENDAH -15,7001 7,57055 ,114 -34,4707 3,0705

SEDANG -1,6163 8,18640 ,979 -21,9137 18,6812

CR

RENDAH SEDANG -148,1168 60,46985 ,053 -298,0469 1,8132

TINGGI -154,1021 62,66333 ,052 -309,4707 1,2664

SEDANG RENDAH 148,1168 60,46985 ,053 -1,8132 298,0469

TINGGI -5,9853 67,76083 ,996 -173,9927 162,0221

TINGGI RENDAH 154,1021 62,66333 ,052 -1,2664 309,4707

SEDANG 5,9853 67,76083 ,996 -162,0221 173,9927

DER

RENDAH SEDANG ,8109* ,31764 ,043 ,0234 1,5985

TINGGI 1,1066* ,32916 ,006 ,2905 1,9228

SEDANG RENDAH -,8109* ,31764 ,043 -1,5985 -,0234

TINGGI ,2957 ,35593 ,688 -,5868 1,1782

TINGGI RENDAH -1,1066* ,32916 ,006 -1,9228 -,2905

SEDANG -,2957 ,35593 ,688 -1,1782 ,5868

TOBI

NQ

RENDAH SEDANG 1,6224 1,03183 ,275 -,9359 4,1807

TINGGI 2,0634 1,06925 ,150 -,5878 4,7145

SEDANG RENDAH -1,6224 1,03183 ,275 -4,1807 ,9359

TINGGI ,4410 1,15623 ,923 -2,4258 3,3078

TINGGI RENDAH -2,0634 1,06925 ,150 -4,7145 ,5878

SEDANG -,4410 1,15623 ,923 -3,3078 2,4258

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = 5,662.

*. The mean difference is significant at the ,05 level.

Page 135: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 124

sebesar 5,9853 yang artinya current ratio (CR) pada rangking 3 lebih tinggi dari 2. Sedangkan pada rangking 3 dengan rangking 1 terdapat pada mean difference sebesar 154,1021 yang artinya current ratio (CR) pada rangking 3 lebih tinggi dari 1. Hal ini menunjukkan bahwa current ratio (CR) pada rangking 3 lebih tinggi artinya kelompok perusahaan pada rangking 3 memiliki rata-rata current ratio (CR) yang paling tinggi dibandingkan kelompok lainnnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengungkapan sustainability report berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur berdasarkan current ratio (CR).

Perbedaan mean difference dari masing – masing kategori menunjukkan bahwa pada kategori 1 dan 2 selisihnya sebesar 0,8109 yang artinya Debt to Ratio ( DER ) pada rangking 1 lebih tinggi dari 2. Pada rangking 1 dengan rangking 3 terdapat pada mean difference sebesar 1,1066 yang artinya Debt to Ratio (DER) pada rangking 1 lebih tinggi dari 3. Hal ini menunjukkan bahwa Debt to Ratio (DER) pada rangking 1 lebih tinggi artinya kelompok perusahaan pada rangking 1 memiliki rata-rata Debt to Ratio (DER) yang paling tinggi dibandingkan kelompok lainnnya. 5. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan a) Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa Pengungkapan Sustainability report tidak

memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROA. Hal ini dikarenakan semakin tinggi, dan rendah tingkat ROA dipengaruhi oleh Kenaikan Atau Penurunan laba sebelum pajak perusahaan dari penjualan.Sedangkan setiap pengungkapan sustainability report tidak selalu berdampak kepada peningkatan penjualan karena pengungkapan sustainability report tidak mempengaruhi tingkat keputusan para stakeholder yang berkaitan dengan kegiatan penjualan seperti konsumen.

b) Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa pengungkapan sustainability report memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan CR., dikarenakan besar kecilnya current ratio (CR) dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dengan menggunakan investasi yang diperoleh dari stakeholderterutama dari kreditur.

c) Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa pengungkapan sustainability report memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan DER. Hal ini berarti Perusahaan yang memiliki tingkat leverage yang tinggi, mengungkapkan sustainability report, sehingga ada good news tentang perusahaan tersebut agar dapat menarik minat para stakeholder untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang sehat dan baik.

d) Hasil pengujian hipotesis keempat menunjukkan bahwa pengungkapan sustainability report tidak berpengaruh terhadap pasar perusahaan yang diukur dengan Tobin Q. Hal ini dikarenakan pasar perusahaan akan meningkat apabila konsumen merasa tertarik dengan produk perusahaan.

Saran a) Perusahaan harus mempertimbangkan setiap aktivitas yang akan dilakukan oleh perusahaan.

Apakah aktivitas perusahaan dapat mengganggu dan merusak lingkungan serta merugikan masyarakat disekitar tempat perusahaan beroperasi.Penting bagi perusahaan untuk mengungkapkannya Sustainability report.

b) Dalam melakukan penelitian ini, penulis hanya melakukan penelitian pada perusahaan manufaktur sehingga tidak diketahui bagaimana pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen untuk perusahaan di luar sampel penelitian sehingga bagi penelitian selanjutnya dapat lebih memperluas area penelitian.

Page 136: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 125

c) Penelitian selanjutnya diharapkan menguji pengaruh pengungkapan Sustainability report terhadap variabel lain di luar Kinerja keuangan dan pasar perusahaankarena masih banyak pengaruh sustainability report terhadap perusahaan.

6. REFERENSI [1] Adhim, Fauzan Mochammad. 2010. Pengaruh pengungkapan Sustainability Report terhadap

Profitabilitas Perusahaan : Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. Unpublished. Sarjana Jurusan Akuntansi, Universitas Brawijaya

[2] Ghozali, imam. ( 2006). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Universitas

Diponegoro, Semarang. [3] Global Reporting Intitiative. (2012). Pedoman pelaporan berkelanjutan G4. Diakses dari

www. Globalreporting.orgpada tanggal 22 November 2016. [4] Kasmir. (2008). Analisis Laporan keuangan. PT Rajagrafindo Persada : Jakarta [5] Lako. (2011). Dekonstruksi CSR dan Reformasi Paradigma Bisnis dan Akuntansi. Salemba

Empat. Semarang [6] Sanusi. ( 2014).Metodelogi Penelitian Bisnis. Salemba Empat. Jakarta Selatan [7] Sejati. (2014). Pengaruh Pengungkapan Sustainability report terhadap kinerja dan nilai

perusahaan. (Studi Empiris pada Perusahaan yang menerbitkan Sustainability Report dan terdaftar pada Bursa Efek Indonesia). Unpublished, Universitas diponegora, Semarang.

[8] Sulistyoningrum dan Pratiwi, Jenia Nur. (2011). Pengaruh Pengungkapan Sustainability

report Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan ( Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia). Skirpsi Sarjana Jurusan Akuntansi, Universitas Diponegoro Semarang.

[9] Wibowo , dan Faradiza. (2014). Dampak Pangungkapan Sustainability Report Terhadap

Kinerja Keuangan dan Pasar Perusahaan. Skripsi Sarjana Jurusan Akuntnasi , Universitas Teknologi Yogyakarta.

[10] Wijayanti, Rita. 2015. Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report terhadap Kinerja

Keuangan Perusahaan. Skripsi Sarjana Jurusan Akuntansi, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Page 137: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 126

PEMERIKSAAN PAJAK DAN PENAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KPP MADYA PALEMBANG

(STUDI EMPIRIS PADA KPP MADYA PALEMBANG)

Murni Arsela1, Intan Puspanita 2

1,2Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bina Darma email: [email protected], [email protected]

Abstract

This study aims to how the examination and collection of taxes affect the tax revenue in the Office of Tax Service Palembang. Using a qualitative descriptive analytical approach that compares from the previous year and calculates the effectiveness level resulting from examination and collection of taxes on the receipt of taxes and in accordance with the law regulations applied by tax audit and tax collection. The results of the discussion can be seen that the tax examination with the Tax Assessment Letter issued with the results are not effective, then tax collection with the issuance of Warning Letter and Forced Surat also get ktiteria not effective. So that can know the influence of the examination and collection of taxes on tax revenues in the Office of Tax Service Madya Palembang. Keywords: Tax, Tax Inspection, Tax Collection, Tax Receipts, Performance Effectiveness.

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

Untuk mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan wajib pajak perlu diterapkan pengawasan. Di era pelayanan modernisasi perpajakan kantor pelayanan pajak dari sisi penegakan hukum dibentuk unit pemeriksa pajak pada setiap kantor pelayanan pajak. Dasar hukum dilakukan pemeriksaan pajak didasarkan Pasal 29 Ayat (1) UU No.16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum Perpajakan. Pemeriksa pajak (tax auditor) mendapatkan peran cukup penitng dalam melakukan penelitian terhadap laporan keuangan wajib pajak. Bedasarkan Peraturan Menteri Keuangan dengan Nomor 17/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pemeriksaan yang kini telah mengalami perubahan menjadi Peraturan Menteri Keuangan dengan Nomor 184/PMK.03/2015 menyebutkan pengertian pemeriksaan adalah serangkai kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Dengan adanya pemeriksaan diharapkan tingkat kepatuhan wajib pajak dapat meningkat, sehingga akan berdampak juga pada meningkatnya penerimaan pajak. Pemeriksaan juga merupakan salah satu prosedur untuk menerbitkan Surat Ketetapan Pajak. Tindakan pemeriksaan dan penagihan merupakan tindakan yang dilakukan pengawasan terhadap kepatuhan wajib pajak. Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang terdapat Seksi Pemeriksaan yang melakukan pemeriksaan sehingga terbitnya Surat Ketetapan Pajak dan Seksi Penagihan melakukan dengan Surat Teguran dan Surat Paksa serta tindakan lainnya.

Selain pemeriksaan pajak, untuk lebih memberikan kontribusi yang optimal dan pencapaian target pajak yaitu dengan melakukan penagihan pajak secara aktif kepada wajib pajak, ini merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh Dirjen Pajak untuk meningkatkan penerimaan pajak.Penunggakan pajak menjadi salah satu masalah disektor pajak, maka dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat pemerintah mengeluarkan undang –undang tentang penagihan pajak dengan surat paksa. dengan

Page 138: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 127

diterbitkan undang-undang tersebut maka diharapkan wajib pajak bisa termotivasi untuk membayar pajak, karena pihak fiskus mempunyai landasan untuk menjalankan undang-undang tersebut.

Dalam praktiknya sering kali dijumpai adanya tunggakan pajak, hal ini disebabkan karena wajib pajak belum melakukan pembayaran atau karena sebab lain seperti merasa enggan untuk membayar pajak atau karena kondisi keuangan yang tidak mendukung, kurangnya pemahaman (perubahan UU Perpajakan), dan kurangnya kesadaran wajib pajak dalam hal membayar pajak. Perkembangan jumlah tunggakan pembayaran pajak dari waktu ke waktu menunjukkan jumlah yang semakin besar, peningkatan jumlah tunggakan ini masih belum dapat diimbangi dengan peningkatan jumlah penerimaan dari penagihan pajaknya (Wijoyanti, 2010)

Untuk mengatasi berbagai kendala perlu dilaksanakan tindakan penagihan yang mempunyai kekuatan hukum yang memaksa.Tindakan penagihan merupakan wujud upaya untuk mencairkan tunggakan pajak, tindakan tersebut berupa penagihan pajak pasif melalui himbauan dengan menggunakan surat tagihan atau surat ketetapan pajak. Pelaksanaan administrasi perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Palembang terdapat kenaikan dan penurunan dalam permasalahan pemungutan pajaknya yang dapat ditunjukkan juga dari seksi pemeriksaan yang berupa penerbitan atas surat ketetapan pajak dan dari seksi penagihan berupa tindakan penagihan pajak surat teguran dan surat paksa. Rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan dan adanya tunggakan pajak yang juga dapat mengakibatkan tidak terpenuhinya target penerimaan yang telah ditentukan,

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “ Pemeriksaan Pajak Dan Penagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang”.

Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana pengaruh pemeriksaan pajak dan penagihan pajak terhadap penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang?

Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup pembahasan. Dalam penelitian ini data yang akan diteliti yaitu data laporan surat ketetapan pajak, laporan hasil pemeriksaan yang diterbitkan, laporan surat teguran, surat paksa, realisasi penerimaan pajak tahun 2013 s/d 2016 dan realisasi tunggakan pajak tahun 2013 s/d 2016.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pemeriksaan pajak dan penagihan pajak terhadap penerimaan pajak.

2. LANDASAN TEORI Pengertian Penerimaan Pajak

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017 menimbang bahwa sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 pasal 1 ayat 3 menyebutkan penerimaan perpajakan adalah semua penerimaan negara yang terdiri atas pendapatan pajak dalam negeri dan pendapatan pajak perdagangan internasional.

Page 139: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 128

Pengertian Pemeriksaan Pajak Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan nomor 184/PMK.03/2015

yang merupakan perubahan dari peraturan nomor 17/PMK.03/2013 menyebutkan pengertian dari pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan professional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perapajakan dan/ atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak

Berdasarkan Surat Edaran Kementerian Keuangan Republik Indonesia unit Direktorat Jenderal Pajak dengan Nomor SE-06/PJ/2016 tentang Kebijakan Pemeriksaan menyebutkan terdapat dua kriteria pemeriksaan yang dilakukan oleh pemeriksan pajak, yaitu : a. Pemeriksaan Rutin

Merupakan pelaksanaan pemeriksaan yang dilakukan sehubungan dengan pemenuhan hak dan/atau pelaksanaan kewajiban perpajakan wajib pajak, tanpa memerlukan analisis risiko ketidakpatuhan wajib pajak, dengan alasan pemeriksaan SPT Tahunan PPh rugi atas PPh Badan , SPT Lebih Bayar untuk PPh Badan (semua jenis pajak) yang biasanya di usulkan oleh Wajib Pajak sendiri.

b. Pemeriksaan Khusus Merupakan pelaksanaan pemeriksaan yang berdasarkan keterangan lain berupa data konkret, merupakan pemeriksaan yang dilakukan terhadap wajib pajak yang berdasarkan keterangan lain berupa data konkret menunjukkan adanya indikasi ketidakpatuhan pemenuhan kewajiban perpajkaan. Kemudian adapun pelaksanaan pemeriksaan khusus yang berdasarkan analisis risiko yang merupakan pemeriksaan yang dilakukan terhadap wajib pajak yang berdasarkan hasil analisis risiko menunjukkan adanya indikasi ketidakpatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan.

Pengertian Penagihan Pajak Dalam pasal 1 butir 9 Undang–undang No.19 Tahun 2000, pengertian penagihan pajak adalah

serangkaian tindakan agar penanggungan pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus memberitahukan surat paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita. Pengelompokan Penagihan Pajak

Penagihan pajak dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu penagihan pasif dan penagihan aktif: a) Penagihan Pajak Pasif

Penagihan pajak pasif dilakukan dengan menggunakan Surat Tagihan Pajak (STP), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), surat keputusan pembetulan yang menyebabkan pajak terutang menjadi lebih besar, surat keputusan keberatan yang menyebabkan pajak terutang menjadi lebih besar. Jika dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari belum dilunasi, maka tujuh hari setelah jatuh tempo akan diikuti dengan penagihan pajak secara aktif yang dimulai dengan menerbitkan surat teguran.

b) Penagihan Pajak Aktif Penagihan pajak aktif merupakan kelanjutan dari penagihan pajak pasif, dimana dalam upaya penagihan ini fiskus berperan aktif dalam arti tidak hanya mengirim surat tagihan atau surat ketepan pajak tetap, akan diikuti dengan tindakan sita, dan dilanjutkan dengan pelaksanaan lelang.

Page 140: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 129

Pelaksanaan Penagihan Pajak Pelaksanaan penagihan pajak dilakukan berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang-undang

No.19 tahun 1997 sebagimana telah diubah dengan undang-undang No.19 tahun 2000. Undang-undang Nomor 19 tahun 2000 tentang penagihan pajak dengan surat paksa. Kondisi dimana penagihan pajak harus dilakukan dengan cepat untuk meghindari hilangnya penanggung pajak dan /atau harta yang dapat dijadikan objek sita, maka prosedur sebagaimana diatur dalam undang-undang diatas dikesampingkan dan dilakukan tindakan penagihan seketika dan sekaligus.

Pelaksanaan Penagihan seketika dan sekaligus diatur dalam pasal 20 UU KUP dan peraturan Menteri keuangan Nomor PER-24/PMK.30/2008 tanggal 2 Februari 2008 sebagaimana telah diubah menjadi Nomor 85/PMK.03/2010 tanggal 13 April 2010 tentang Penagihan Seketika dan Sekaligus artinya adalah tindakan penagihan pajak yang dilaksanakan oleh Jurusita Pajak kepada Penanggung Pajak tanpa menunggu tanggal Jatuh tempo Pembayaran yang meliputi seluruh utang pajak dari semua jenis pajak, masa pajak, dan tahun pajak namun dalam kondisi normal, penagihan dilaksanakan setelah jatuh tempo pembayaran. Langkah pertama itu merupakan terbitnya Surat Ketetapan Pajak yaitu sebagai berikut : a) STP (Surat Tagihan Pajak), adalah Surat untuk Melakukan tagihan pajak dan atau sanksi

administrasi berupa bunga dan atau denda. b) SKPKB (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar), adalah surat ketetapan pajak yang

menentukan besarnya jumlah pokok pajak ,besarnya sanksi administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar.

c) SKPKBT (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan) adalah Surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan.

d) Surat Keputusan Pembetulan adalah Surat yang membetulkan kesalahan tulis kesalahan hitung,dan atau kekeliruan penerapan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan perpajakan yang terdapat dalam surat ketetapan pajak, surat tagihan pajak, surat keputusan pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar atau surat keputusan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak.

e) Surat Keputusan Keberatan adalah Surat Keputusan atas Keberatan terhadap surat ketetapan pajak atau terhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan oleh wajib pajak.

f) Putusan Banding adalah putusan badan peradilan pajak atas banding terhadap Surat Keputusan Keberatan yang diajukan oleh wajib pajak.

Semua jenis tunggakan pajak ini timbulan karena adanya kesalahan dalam memperhitungkan

pajak yang terhutang. sehingga sesuai dengan system self assessment yang kita anut, kemudian fiskus akan memberikan ketetapan tentang pajak yang seharusnya terutang dan selisihnya menjadi tunggakan pajak yang harus dibayar. Apabila wajib pajak tidak membayar atau melunasi jumlah pajak yang masih harus dibayar dalam jangka waktu yang telah ditentukan maka dapat menerbitkan dengan surat teguran. Surat Teguran diterbitkan setelah lewat 7(tujuh) hari dari jatuh tempo. Jika WP tidak membayar atas tagihan pajak maka akan dikeluarkan Surat Teguran. Surat Teguran

Langkah awal dalam tindakan penagihan adalah penerbitan surat teguran Surat Teguran atau dapat juga disebut surat peringatan atau surat lainnya yang sejenis adalah surat yang diterbitkan oleh pejabat untuk menegur atau memperingatkan kepada wajib pajak untuk melunasi utang pajaknya, Langkah ini diambil sebagai peringatan agar penanggung pajak segera melunasi utang pajaknya untuk menghindari dilakukannya tindakan penagihan.

Page 141: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 130

Formulir Surat Teguran dibuat dan dikirimkan kepada Penanggung Pajak, jika Penanggung Pajak belum melunasi utang pajaknya sesudah tanggal jatuh tempo pembayaran yang telah ditentukan dalam tindasan SPT (Surat Pemberitahuan)/ SKPKB (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar)/

SKPKBT (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan)/ SK (Surat Keputusan) Pembetulan / SK (Surat Keputusan) Keberatan/ Putusan Banding. Surat Teguran harus disampaikan kepada Penanggung Pajak segera setelah 7 (tujuh) hari sejak saat pelunasan terakhir atau jatuh tempo pembayaran.

Setelah itu dari terbitnya Surat Teguran untuk wajib pajak agar membayar utang pajaknya, jika penanggung pajak tidak melakukan pembayaran maka dalam jangka waktu 21 hari dari setelah terbitnya Surat Teguran maka akan disampaikan atau dilakukan dengan penerbitan Surat Paksa terhadap wajib pajak/penanggung pajak tersebut.

Surat Paksa

Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak .Surat Paksa diterbitkan dalam hal : a) Penanggung pajak tidak melunasi utang pajak sampai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran

dan kepadanya telah diterbitkan Surat Teguran atau Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis. b) Terhadap Penanggung Pajak telah dilaksanakan penagihan seketika dan sekaligus. c) Penanggung pajak tidak memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum dalam keputusan

persetujuan angsuran atau penundaan pembayaran pajak. Dalam Surat Paksa terdapat 2(dua) perintah. Perintah Pertama ditunjukan kepada Penanggung

Pajak agar melakukan pelunasan utang pajak dan biaya penagihan dalam jangka waktu 2x24 jam. Dan kepada Jurusita yang melaksanakan Surat Paksa atau jurusita lain yang ditunjuk untuk melanjutkan pelaksanaan Surat Paksa untuk melakukan penyitaan atas barang-barang milik wajib pajak /penanggung pajak apabila dalam waktu 2(dua) kali dua puluh empat jam Surat paksa ini tidak dipenuhi. Jika Penanggung pajak diragukan itikad baiknya untuk melunasi pajak atas penyitaan yang telah dilakukan maka akan diteruskan dengan melakukan Pemblokiran pada nomor rekening terhadap penanggung pajak tersebut sehingga tidak bisa melakukan transaksi keluar. selain dilakukan pemblokiran atas rekening tersebut juga dilakukan Pencegahan dengan cara memberi usulan pencegahan kepada menteri keuangan penanggung pajak tersebut untuk keluar negeri, dengan seperti itulah telah diragukan itikad baik penanggung pajak tersebut sehingga proses akhir akan dilaksanakan pada tindakan penyanderaa.

3. METODE PENELITIAN Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya PaLembang yang beralamat di Jalan Tasik, Kambang Iwak Lantai 3 . Teknik Analisis Data

Menurut Sanusi (2014: 115), teknik analisis data adalah mendeskripsikan teknik analisis apa yang digunakan oleh peneliti untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan, termasuk pengujiannya. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif adalah penelitian yang termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah mengungkapkan fakta, keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi pada saat penelitian berjalan dan menyuguhkan apa adanya.

Page 142: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 131

Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berjenis data sekunder berupa Surat Ketetapan Pajak.

Laporam Hasil Pemeriksaan, Surat Teguran, Surat Paksa yaitu periode tahun 2013 sampai dengan tahun 2016 yang ada di lingkungan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Palembang. Sumber data yang digunakan ini diperoleh dari Seksi Penagihan dan Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI) Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Palembang. Pengumpulan data juga dilakukan melalui studi pustaka dengan mengkaji buku- buku literatur dan jurnal ilmiah untuk memperoleh landasan teoritis yang kuat dan menyeluruh tentang penagihan dengan surat teguran dan surat paksa.

4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Penerimaan Pajak KPP Madya Palembang

Dalam target dan realisasi penerimaan pajak KPP Madya Palembang dapat dilihat dengan efektivitas dengan rumus efektivitas sebagai berikut:

Untuk memenuhi kriteria atas perhitungan dengan rumus diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1 Klarifikasi Kriteria Efektivitas Persentase Kriteria

>100% Sangat Efektif

90- 100% Efektif 80-90% Cukup Efektif 60-80% Kurang Efektif

<60% Tidak Efektif

Sumber: Depdagri, Kepmendagri No. 690.900.327 (Hesti. 2016) Mengenai perhitungan di atas digunakan untuk mengetahui seberapa besar penerimaan Kantor

Pelayanan Pajak Madya Palembang dari target penerimaan yang telah ditentukan, berikut ini adalah tabel Target Realisasi Penerimaan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang dari tahun 2013 s/d 2016 yaitu:

=Jumlah Realisasi Penerimaan

Jumlah Target Penerimaan x 100%

Page 143: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 132

Tabel 2 Target dan Realisasi Penerimaan KPP Madya Palembang

Tahun 2013 s/d 2016

Sumber data : Seksi PDI

Pemeriksaan Pajak Pada Penerimaan Pajak Berdasarkan Peraturan Undang-Undang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan pada Pasal

29 ayat (1) menyebutkan bahwa “Direktur Jenderal Pajak Berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan wajib pajak dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.***) “. Adapun Penjelasan atas pasal tersebut menyebutkan bahwa Pelaksanaan Pemeriksaan dalam rangka menguji pemenuhan kewajiban perpajakan wajib pajak dilakukan dengan menelusuri kebenaran surat pemberitahuan, pembukuan atau pencatatan, dan pemenuhan kewajiban perpajakan lainnya dibandingkan dengan keadaan atau kegiatan usaha sebenarnya dari wajib pajak.

Beberapa hal yang menyebabkan tidak seluruh surat ketetapan pajak yang diterbitkan dilunasi oleh penanggung pajak, anatara lain :

a. Wajib Pajak tidak melakukan pembayaran sesuai jatuh tempo b. Wajib Pajak tidak menyetujui terbitnya hasil SKP atas pemeriksaaan c. Wajib Pajak mengajukan proses keberatan di Kanwil

Penagihan Pajak Pada Penerimaan Pajak

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia dengan nomor 28 tahun 2007 dalam pasal 20 ayat 1 menyebutkan bahwa " Apabila jumlah utang pajak tidak atau kurang dibayar sampai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran atau sampai dengan tanggal jatuh tempo penundaan pembayaran, atau Wajib Pajak tidak memenuhi angsuran pembayaran pajak, penagihannya dilaksanakan dengan Surat Paksa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Penagihan pajak dengan Surat Paksa tersebut dilaksanakan terhadap Penanggung Pajak (wajib pajak)”.

Beberapa hal yang menyebabkan tidak seluruh surat teguran yang diterbitkan dilunasi oleh penanggung pajak, anatara lain:

a. Penanggung pajak lalai dalam melunasi utang pajak b. Penanggung pajak tidak mengakui akan adanya utang pajak c. Penanggung pajak tidak mampu dalam melunasi pajaknya d. Kondisi keuangan penanggung pajak tidak memungkinkan jika dibayar sekaligus. Beberapa hal yang menyebabkan tidak seluruh surat paksa yang diterbitkan dilunasi oleh

penanggung pajak antara lain: a. Penanggung pajak tidak bersedia dilakukan tindakan penagihan pajak secara surat paksa

sehingga dilakukan tahap penagihan selanjutnya. b. Penanggung pajak tidak mengakui akan adanya utang pajak.

Tahun Target Penerimaan (Rp) Realisasi Penerimaan (Rp)

Tingkat Persentase ( % )

Kriteria

2013 3.454.339.070.000 2.577.620.471.790 74,62 % Kurang Efektif 2014 3.026.115.046.428 3.047.393.304.546 100,70% Sangat Efektif 2015 4.494.495.244.104 3.302.296.524.264 73,47% Kurang Efektif 2016 4.500.062.873.838 2.900.338.778.084 64,45 % Kurang Efektif

Page 144: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 133

c. Penanggung pajak tidak mampu dalam melunasi pajaknya. d. Penanggung pajak telah mengajukab keberatan namun proses penagihan masih tetap berjalan.

5. SIMPULAN Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemeriksaan pajak dan penagihan pajak

terhadap penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang. Bedasarkan pada data yang telah terkumpul dan analisis yang telah dilakukan dengan metode analisis deskriptif kualitatif, maka hasil penelitian ini menyimpulkan: a) Target penerimaan pajak pada KPP Madya Palembang mengalami peningkatan untuk setiap

tahunya dari tahun 2013 s/d 2016, meskipun realisasi penerimaan pajak tidak semuanya mencapai 100%. Perbedaan Persentase realisasi pajak tersebut bergantung pada upaya dan usaha wajib pajak yang tidak luput dari kesadaran akan kepatuhan wajib pajak itu sendiri.

b) Pengaruh Pemeriksaan dan Penagihan sangatlah berhubungan, untuk pemeriksaan sendiri berpengaruh terhadap penerimaan pajak, dilakukan pemeriksaan dengan tujuan untuk menguji kepatuhan ataupun sejauh mana wajib pajak telah menjalankan pemenuhan kewajiban perpajakannya, dengan demikian hasil yang diharapkan dari pemeriksaan pajak adalah dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan.

c) Tindakan penagihan pajak memiliki peraturan undang-undang dengan sifat unsur secara paksaan sehingga unsur tesebut dapat menjadi alat untuk wajib pajak agar membayar tunggakan pajaknya.

d) Pada Tahun 2016 target penerimaan dan realisasi penerimaan mengalami penurunan karena disebabkan pada tahun tersebut telah dilaksanakannya Tax Amnesty terhadap wajib pajak jadi untuk wajib pajak yang telah dilakukan pemeriksaan untuk setiap tahunya jika mereka telah mengikuti pengampunan pajak tersebut maka, harus dihentikan dan dihapuskan atas utang pajaknya dan itu juga dapat mengurangi target penerimaan KPP Madya Palembang.

e) Jumlah realisasi penerimaan pajak di KPP Madya Palembang sudah termasuk dari beberapa sumber atau komponen penerimaan pajak, yaitu berasal dari Penerimaan Pajak normal, Perolehan Pembayaran dari SKP, Surat Teguran, Surat Paksa, dan beberapa tindakan penagihan pajak lainya

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dari analisis data yang diperoleh, pemeriksaan dan pajak dan pengihan pajak dengan surat teguran dan surat paksa serta tindakan penagihan lainya belum memiliki kontribusi yang efektif dalam penerimaan pajak pada KPP Madya Palembang, sehingga sebaiknya KPP Madya Palembang dalam menerbitkan SKP harus memberitahukan juga jika ada

perhitungan pajak terbaru kepada wajib pajak agar wajib pajak bisa patuh dalam melakukan pembayaran pajak, menambah jumlah tim pemeriksa pajak dengan melihat banyaknya wajib pajak yang ada di KPP Madya Palembang agar semua wajib pajak dapat terlayani, menindak tegas wajib pajak yang tetap melakukan kelalaian dalam membayar pajaknya meskipun telah diterbitkan SKP maupun tindakan penagihan pajak, dan juga bagian seksi pemeriksaan dan penagihan pajak untuk lebih bekerja keras lagi sehingga tagihan pajak dapat meningkat. 6. REFERENSI

[1] Keputusan Menteri Keuangan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-06/PJ/2016. 2016. Tentang: Kebijakan Pemeriksaan.

[2] Keputusan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2016. 2016. Tentang: Tata Cara Pemeriksaan.

[3] Keputusan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2016. 2016. Tentang: Tata Cara

Page 145: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 134

Pemeriksaan.

[4] Pandiangan, Liberti. (2014). “Administrasi Perpajakan“. Erlangga. Jakarta

[5] Peraturan Undang-Undang No.6 Tahun 1983 sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

[6] Perhitungan Efektifitas ;Depdagri, Kepmendagri No.690.900.327 (Hesti.2006)

[7] Sanusi, Anwar. (2014). “Metodologi Penelitian Bisnis”. Cetakan Kelima. Salemba Empat.

Jakarta.

[8] Sumber Profil Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang website kppmadyapalembang.pajak.go.id

[9] Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009. Tentang : Ketentuan Umum Perpajakan.

[10] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016. Tentang: Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara.

[11] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 pasal 20 ayat(1). Tentang: Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.

[12] Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997. Tentang: Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa.

[13] Undang-Undang KUP Pasal 22 . Tentang : Daluwarsa Penagihan.

[14] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016. Tentang: Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara.

[15] Undang-Undang KUP Pasal 29 ayat (1). Tentang : Pemeriksaan Pajak untuk menguji kepatuhan wajib pajak.

[16] Undang-Undang KUP Pasal 22 . Tentang : Daluwarsa Penagihan.

[17] Wijayanto, Andi. (2013). “Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Pada

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta”. Unpublished. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

[18] Yuslam, Riski. (2015). “Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Penagihan Pajak Terhadap

Efektifitas Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta”. Unpublished. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

[19] John Hutagaol. (2007; 325). “ Pengertian Penerimaan Pajak”. https://www.google.

Page 146: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 135

PENGARUH PROFESIONALISME DAN PENGALAMAN KERJA AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS AUDIT LAPORAN

KEUANGAN PADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN (BPK) RI PERWAKILAN SUMATERA SELATAN

Gagar Hanjuang1 , M. Titan Terzaghi2

Universitas Bina Darma1,2 Jalan Jenderal Ahmad Yani No.3 Palembang

Pos-el : [email protected], [email protected]

Abstract Independent auditor is the auditor of professionals who provide services to the general public, especially in the field of audit of financial statements made by his client. The sample in this study are all auditors who worked at the Supreme Audit Agency (BPK) RI representative of South Sumatra. Analysis shows that there are partial effect on work experience and professionalism dimensions, namely independence, while the dimensions of Dedication to the Profession, Social Responsibility, Confidence In Profession, Relationship fellow profession is not partial effect. Simultaneous entire independent variables namely Dedication to the Profession, Social Responsibility, independence, Confidence In Profession, Relationship fellow profession, and Work Experience Materiality level considerations influence the Audit of Financial Statements. Keywords: Dedication to the Profession, Social Responsibility, independence, Confidence In Profession, Relationship fellow profession, work experience, Consideration of Materiality level.

1. PENDAHULUAN

Dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan, auditor tidak dapat memberikan jaminan mutlak (guarantee) bagi klien atau pemakai laporan keuangan lainnya bahwa laporan keuangan auditan adalah akurat. Auditor tidak dapat memberikan jaminan mutlak karena auditor tidak dapat memeriksa setiap transaksi yang terjadi dalam tahun yang diaudit dan tidak dapat menentukan apakah semua transaksi yang terjadi telah dicatat, diringkas, digolongkan, dan dikompilasi secara semestinya ke dalam laporan keuangan.

Pertimbangan auditor mengenai materialitas merupakan pertimbangan profesional dan dipengaruhi oleh persepsi auditor atas kebutuhan orang yang memiliki pengetahuan yang memadai dan yang akan meletakkan kepercayaan terhadap laporan keuangan. Penetapan tingkat materialitas membantu auditor dalam merencanakan bukti yang cukup dalam proses pengauditan. Jika auditor menetapkan tingkat materialitas yang rendah, maka jumlah bukti yang harus dikumpulkan lebih banyak dalam proses pengauditan.

Materialitas sendiri merupakan besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji, Mulyadi (2002 :158) dalam Basri (2011 : 2). Pertimbangan tingkat materialitas sangat penting dilakukan oleh auditor, hal ini disebabkan karena pertimbangan tingkat materialitas dapat mempengaruhi dalam penentuan jumlah bukti yang harus dikumpulkan atau kecukupan bukti, bagaimana bukti itu akan diperoleh, dan kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi bukti tersebut. Aulia dan Handoyo, (2014 : 2).

Gambaran seseorang yang profesional dalam profesi eksternal auditor dicerminkan dalam lima dimensi menurut Hall R Syahrir (2002 : 7) dalam Kurniawanda (2013 :1), yaitu pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan pada profesi, dan hubungan sesama profesi. Dengan demikian, pendapat dari seorang auditor secara tidak langsung tergantung pada pertimbangan tingkat

Page 147: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 136

materialitas yang ditetapkan oleh auditor terhadap laporan keuangan tersebut. Apabila seorang auditor keliru dalam mempertimbangkan tingkat materialitas, maka akan menghasilkan keputusan yang salah dan dapat merugikan pihak pengguna informasi laporan keuangan. Hal ini karena semakin tinggi profesionalisme seorang auditor maka tingkat kesalahan-kesalahan dalam proses auditing akan semakin kecil.

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merupakan lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang memiliki wewenang memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Lingkup pemeriksaan BPK meliputi berbagai aspek hak dan kewajiban negara, termasuk hak negara dalam memungut pajak, mengeluarkan, dan mengedarkan uang, serta melakukan pinjaman.

BPK mengaudit sebagian besar informasi keuangan yang dibuat oleh berbagai macam badan pemerintah baik pusat maupun daerah sebelum diserahkan kepada DPR. Peningkatan porsi upaya audit BPK dikerahkan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas operasional berbagai program pemerintah. Hasil dari tanggung jawab BPK yang besar untuk mengaudit pengeluaran-pengeluaran pemerintah dan kesempatan mereka untuk melaksanakan audit operasional, auditor BPK sangat dihargai dalam profesi audit.

Berdasrkan uraian dia atas, penelitian ini bermaksud untuk melihat pengaruh profesionalisme dan pengalaman kerja auditor terhadap pertimbangan tingkat materialitas audit laporan keuangan dengan objek penelitian Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Sumatera Selatan".

2. KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Laporan Keuangan

Sucipto (2011:71), Laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan baik didalam maupun diluar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.2 Tahun 2009, tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan pembuatan keputusan ekonomi.

Audit Laporan Keuangan

Tandiontong (2016 : 71), tujuan dilakukannya audit laporan keuangan oleh auditor, adalah untuk memberikan pendapat akuntan atas kelayakan penyajian laporan keuangan, berkenaan dengan posisi keuangan, hasil operasi dan arus uang dalam hubungannya dengan prinsip-prinsip akuntasi yang berlaku umum. Oleh karena itu seorang auditor akan memberikan laporan auditor akan memberikan laporan akuntan sebagai perwujudan pendapatnya dari hasil pemeriksaan keuangan yang telah dilakukannya.

Profesionalisme Auditor

Profesionalisme merupakan elemen dari motivasi yang memberikan sumbangan kepada seseorang agar mempunyai kinerja tugas yang tinggi. penelitian terhadap para akuntan yang menggambarkan bahwa nilai profesionalisme dijelaskan dengan kondisi demografis secara usia dan kepemilikan, maka profesionalisme mungkin palsu bila dikaitkan dengan hasil kinerja, kepuasan dan komitmen organisasi. Oleh sebab itu seorang auditor harus mempunyai pengalaman yang cukup mengenai tugas dan tanggung jawabnya.

Pengabdian terhadap profesi dicerminkan melalui dedikasi profesional dengan menggunakan pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki. Tetap melaksanakan profesinya meskipun imbalan ekstrinsiknya berkurang.

Page 148: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 137

Kewajiban sosial merupakan pandangan tentang pentingnya peranan profesi serta manfaat yang diperoleh baik oleh masyarakat maupun professional karena adanya pekerjaan tersebut.

Kemandirian merupakan suatu pandangan seorang profesional auditor yang harus mampu membuat keputusan sendiri tanpa tekanan dari pihak lain. Adanya intervensi yang datang dari luar dianggap sebagai hambatan yang dapat mengganggu otonomi profesional.

Keyakinan terhadap profesi, sikap ini adalah suatu keyakinan bahwa yang paling berwenang dan berhak untuk menilai pekerjaan profesional adalah rekan sesama profesi, bukan orang luar yang tidak mempunyai kompeten dalam bidang ilmu dan pekerjaan mereka, Basri (2011 : 21)

Hubungan dengan sesama profesi menggunakan ikatan profesi sebagai acuan, termasuk didalamnya organisasi formal dan kelompok-kelompok kolega informal sebagai sumber ide utama pekerjaan.

Pengalaman Kerja

Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non formal atau bisa diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Suatu pembelajaran juga mencakup perubahan yang relatif tepat dari perilaku yang diakibatkan pengalaman, pemahaman dan praktik , Asih (2006:12) dalam Aulia dan Handoyo (2014 :183).

Konsep Materialitas

Konsep materialitas merupakan faktor yang penting dalam mempertimbangkan jenis laporan yang tepat untuk diterbitkan dalam keadaan tertentu. Sebagai contoh, jika ada salah saji yang tidak material dalam laporan keuangan suatu entitas dan pengaruhnya terhadap periode selanjutnya diperkirakan tidak terlalu berarti, maka dapatlah dikeluarkan suatu laporan wajar tanpa pengecualian

Menurut Hery (2016 : 158), Konsep materialitas adalah relatif, bukan absolut. salah saji dapat dianggap meterial bagi sebuah perusahaan kecil, namun tidak material bagi perusahaan lain yang lebih besar. Oleh karena itu, tidaklah mungkin untuk membuat suatu pedoman jumlah rupiah untuk menetapkan kebijakan awal materialitas yang aka berlaku umum bagi semua klien audit.

Pengembangan Hipotesis Pengaruh Pengadian Terhadap Profesi terhadap tingkat pertimbangan tingkat Materialitas

Pengabdian terhadap peraturan profesi dicerminkan melalui dedikasi profesional dengan menggunakan pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki. Tetap melaksanakan profesinya meskipun imbalan ekstrinsiknya berkurang. Sikap ini berkaitan dengan ekspresi dari pencurahan diri secara keseluruhan terhadap pekerjaan dan sudah merupakan suatu komitmen pribadi yang kuat, sehingga kompensasi utama yang diharapkan dari pekerjaan adalah kepuasan rohani dan setelah itu baru materi. Dengan totalitas yang dimiliki, auditor dalam menentukan materialitas akan dapat lebih fokus pada apa yang harus menjadi tugasnya.

𝐻𝐻1: Pengabdian Terhadap Profesi berpengaruh signifikan baik secara simultan maupun secara

parsial terhadap pertimbangan tingkat Materialitas.

Pengaruh Kewajiban Sosial terhadap Tingkat Pertimbangan Materialitas Kewajiban sosial merupakan pandangan tentang pentingnya peranan profesi serta manfaat

yang diperoleh baik oleh masyarakat maupun professional karena adanya pekerjaan tersebut. Kesadaran auditor demi kelanjutan profesi dan jasa yang diberikan, akuntansi profesional memikul

Page 149: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 138

tanggungjawab pada klien, masyarakat, kolega dan pada dirinya sendiri akan menumbuhkan sikap moral untuk melakukan pekerjaan sebaik mungkin.

𝐻𝐻2: Kewajiban Sosial berpengaruh signifikan baik secara simultan maupun secara parsial terhadap

pertimbangan tingkat Materialitas.

Pengaruh Kemandirian terhadap Tingkat Pertimbangan Materialitas Kemandirian merupakan suatu pandangan seorang profesional yang harus mampu membuat

keputusan sendiri tanpa tekanan dari pihak lain. Adanya intervensi yang datang dari luar dianggap sebagai hambatan yang dapat mengganggu otonomi profesional. Banyak orang menginginkan pekerjaan yang memberikan hak mereka, dan hak istimewa untuk membuat keputusan dan bekerja tanpa diawasi secara ketat. Rasa kemandirian akan timbul melalui kebebasan yang diperoleh. Dalam pekerjaan yang terstruktur dan dikendalikan oleh manajemen secara ketat, akan sulit menciptakan tugas yang menimbulkan rasa kemandirian dalam tugas.

𝐻𝐻3: Kemandirian berpengaruh signifikan baik secara simultan maupun secara parsial terhadap

pertimbangan tingkat Materialitas.

Pengaruh Keyakinan Terhadap Profesi terhadap Tingkat Pertimbangan Materialitas Keyakinan terhadap profesi, sikap ini merupakan suatu keyakinan bahwa yang paling

berwenang dalam menilai pekerjaan profesional adalah rekan sesama profesi, bukan orang luar yang tidak mempunyai kompeten dalam bidang ilmu dan pekerjaan mereka. Karena keyakinan tersebut akan menjadi motor bagi auditor untuk memberikan hasil pekerjaan serta pertimbangan yang dapat dipertanggungjawabkan, karena kesalahan pertimbangan yang dibuat akan memberikan hasil yang berbeda.

𝐻𝐻4: Keyakinan Terhadap Profesi berpengaruh signifikan baik secara simultan maupun secara

parsial terhadap pertimbangan tingkat Materialitas.

Pengaruh Hubungan Sesama Profesi Terhadap Tingkat Pertimbangan Materialitas Hubungan dengan sesama profesi menggunakan ikatan profesi sebagai acuan, termasuk

didalamnya organisasi formal dan kelompok-kelompok kolega informal sebagai sumber ide utama pekerjaan. Dengan melakukan interaksi dengan sesama profesi sehingga dapat menambah pengetahuan auditor dan semakin bijaksana dalam membuat perencanaan dan pertimbangan dalam proses pengauditan .

𝐻𝐻5: Hubungan Sesama Profesi berpengaruh signifikan baik secara simultan maupun secara parsial

terhadap pertimbangan tingkat Materialitas.

Pengaruh Pengalaman Kerja Terhadap Tingkat Pertimbangan Materialitas Auditor yang memiliki pengalaman yang berbeda, akan berbeda pula dalam memandang dan

menanggapi informasi yang diperoleh selama melakukan pemeriksaan dan juga dalam memberi kesimpulan audit terhadap obyek yang diperiksa berupa pemberian pendapat. Semakin banyak pengalaman seorang auditor, maka dalam melakukan pertimbangan dalam menentukan tingkat materialitas audit atas laporan keuangan perusahaan akan semakin baik.

Page 150: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 139

𝐻𝐻6: Pengalaman Kerja berpengaruh signifikan baik secara simultan maupun secara parsial terhadap pertimbangan tingkat Materialitas. 3. METODE PENELITIAN Objek Penelitian

Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Sumatera Selatan. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh profesionalisme auditor terhadap pertimbangan tingkat materialitas dengan menggunakan satu variabel terikat (Dependent) dan 6 variabel bebas (Independent) dari dimensi profesionalisme dan variabel pengalaman kerja. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu tingkat pertimbangan materialitas dan variabel bebas yang terdiri dari pengabdian terhadap profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap profesi, hubungan sesama profesi dan pengalaman kerja.

Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel bebas adalah variabel yang memengaruhi variabel lainnya. Dalam penelitian ini variabel bebas yang digunakan yaitu sebagai berikut :

Pengabdian Terhadap Profesi Pengabdian terhadap profesi adalah dedikasi profesional dengan menggunakan pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki serta tetap melaksanakan tugasnya meskipun imbalan intrinsiknya berkurang, sikap ini berkaitan dengan ekspresi dan pecurahan diri secara keseluruhan terhadap pekerjaan dan sudah merupakan komitmen pribadi, Kurniawanda (2013 :2). Kewajiban Sosial Kewajiban sosial adalah pandangan tentang pentingnya peranan profesi serta manfaat yang diperoleh baik oleh masyarakat maupun professional karena adanya pekerjaan tersebut, Kurniawanda (2013 :2). Kesadaran auditor demi kelanjutan profesi dan jasa yang diberikan, akuntansi profesional memikul tanggungjawab pada klien, masyarakat, kolega dan pada dirinya sendiri akan menumbuhkan sikap moral untuk melakukan pekerjaan sebaik mungkin. Kemandirian Kemandirian merupakan suatu pandangan seorang profesional yang harus mampu membuat keputusan sendiri tanpa tekanan dari pihak lain, Kurniawanda (2013 :2). Adanya intervensi yang datang dari luar dianggap sebagai hambatan yang dapat mengganggu otonomi profesional. Keyakinan Terhadap Profesi Keyakinan terhadap profesi, adalah suatu keyakinan bahwa yang paling berwenang dalam menilai pekerjaan profesional adalah rekan sesama profesi, bukan orang luar yang tidak mempunyai kompeten dalam bidang ilmu dan pekerjaan mereka, Kurniawanda (2013 :2). Karena keyakinan tersebut akan menjadi motor bagi auditor untuk memberikan hasil pekerjaan serta pertimbangan yang dapat dipertanggungjawabkan, karena kesalahan pertimbangan yang dibuat akan memberikan hasil yang berbeda.

Page 151: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 140

Hubungan Sesama Profesi Hubungan dengan sesama profesi menggunakan ikatan profesi sebagai acuan, termasuk didalamnya organisasi formal dan kelompok-kelompok kolega informal sebagai sumber ide utama pekerjaan, Kurniawanda (2013 :2). Dengan melakukan interaksi dengan sesama profesi sehingga dapat menambah pengetahuan auditor dan semakin bijaksana dalam membuat perencanaan dan pertimbangan dalam proses pengauditan. Pengalaman Kerja Pengalaman merupakan atribut yang penting bagi auditor, yang dapat terbukti dengan tingkat kesalahan yang dibuat auditor. Auditor yang sudah berpengalaman biasanya lebih dapat mengingat kesalahan atau kekeliruan yang tidak lazim atau wajar dan lebih selektif terhadap informasi-informasi yang relevan dibandingkan dengan auditor yang kurang berpengalaman.

Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi adanya variabel independen / bebas. Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah pertimbangan tingkat materialitas. Pertimbangan tingkat materialitas adalah pertimbangan yang dilakukan oleh seorang auditor terhadap laporan keuangan untuk menentukan seberapa besar salah saji yang terjadi dalam suatu laporan keuangan tersebut dengan tujuan untuk memberikan pendapat atas penyajian laporan keuangan.

Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2012) dalam Melasari (2015 : 58), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang mempunyai kuantitas dan karakterikstik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja di Badan Pemeriksa keuangan (BPK) RI Perwakilan Sumatera Selatan pada tahun 2016, dimana seluruh auditor yang ada di BPK sebanyak 75 auditor.

Sampel pada penelitian ini seluruh populasi yaitu berjumlah 75 auditor yang menjadi sampel. Dalam penelitian ini kriteria penentuan sampel tidak dibatasi oleh jabatan auditor (partner, senior, atau junior auditor) sehingga semua auditor yang bekerja di BPK perwakilan Sumsel dapat diikutsertakan sebagai responden.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer / kuisioner yaitu dengan membagikan kuisioner kepada responden secara langsung di BPK RI perwakilan Sumatera Selatan.

Teknik Analisi Data Statistik Deskriptif

Untuk memberikan gambaran mengenai demografi responden (umur, jenis kelamin, jabatan, tingkat pendidikan, lama bekerja) dan deskripsi mengenai variabel penelitian. Peneliti menggunakan tabel distribusi frekwensi yang menunjukkan nilai distribusi data penelitian yang memiliki kesamaan kategori dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi absolut yang menunjukkan rata-rata, median dan deviasi standar.

Page 152: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 141

Uji Kualitas Data Uji Validitas

Priyatno (2016 : 143), uji validitas data digunakan untuk mengetahui seberapa cermat suatu instrumen atau item-item dalam mengukur apa yang ingin diukur. Item kuisioner yang tidak valid berarti tidak dapat mengukur apa yang ingin diukur sehingga hasil yang didapat tidak dapat dipercaya, sehingga item yang tidak valid harus dibuang atau diperbaiki.

Dalam SPSS alat uji validitas yang banyak digunakan yaitu dengan menggunakan metode korelasi pearson (Pearson correlation) yaitu mengkorelasi antara skor tiap item dengan skor total item. Uji Reliabilitas

Priyatno (2016 :154), uji reliabilitas digunakan untuk menguji konsistensi alat ukut, apakah hasilnya tetap konsisten atau tidak jika pengukuran diulang. Instrumen kuisioner yang tidak reliabel maka tidak konsisten untuk pengukuran sehingga hasil pengukuran tidak dapat dipercaya. Uji reliabilitas yang banyak digunakan pada penelitian yaitu menggunakan metode Cronbach Alpha.

Metode analisis inferensial (regresi berganda)

Metode regresi berganda menghitung satu variabel dependen dengan beberapa variabel independent dalam suatu model prediktif tunggal. Uji regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh profesionalisme (5 dimensi) dan pengalaman kerja terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Hubungan antara variabel tersebut dapat digambarkan dalam persamaan sebagai berikut :

PTM = b0 + b1PTP + b2KS + b3KM+ b4KTP + b5HSP+b6PK Keterangan : b0 : konstanta regresi b1 : koefisien pengabdian terhadap profesi b2 : koefisien kewajiban sosial b3 : koefisien kemandirian b4 : koefisien keyakinan terhadap profesi b5 : koefisien hubungan dengan sesama profesi b6 : koefisien pengalaman kerja PTM : pertimbangan tingkat materialitas KS : kewajiban sosial KM : kemandirian KTP : keyakinan terhadap profesi HSP : hubungan dengan sesama profesi PK : Pengalaman kerja

Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang

dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala heterokedastisitas, gejala multikolinearitas, dan gejala autokorelasi. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini adalah :

Uji Multikolinearitas Priyatno (2016 :129), Multikolinearitas adalah keadaan dimana antara dua variabel independen atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah multikolinearitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas umumnya dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor

Page 153: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 142

(VIF). Metode pengambilan keputusan yaitu jika Tolerance lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi multikolinearitas. Uji Heterokedastisitas Priyatno (2016 :131), heterokedastisitas adalah keadaan dimana terjadinya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Uji heteroskedasitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode Spearman's rho dan dengan melihat pola titik-titik pada Scatterplots regresi yaitu untuk meregres nilai absolute residual terhadap variabel bebas.jika variabel bebas signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat, maka ada indikasi terjadi heteroskedasitas.

Pengambilan keputusan pada uji heterokedastisitas dengan Spearman's rho yaitu jika nilai signifikan antara variabel independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heterokedastisitas, tetapi jika signifikan kurang dari 0,05 maka terjadi masalah heterokedastisitas.

Uji Normalitas Priyatno (2016 :118), uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, nilai residual memiliki distribusi normal atau tidak. Residual adalah nilai selisih antara variabel Y dengan variabel Y yang diprediksikan. Uji normalitas regresi dalam penelitian ini menggunakan metod Probability Plots (P.Plot).

Metode pengambilan keputusan untuk uji normalitas yaitu jika signifikan (Asymp.sig) > 0,05 maka data residual berdistribusi normal dan jika signifikan (Asymp.sig) < 0.05 maka data residual tidak berdistribusi normal.

Uji Hipotesis

Secara statistik ketepatan fungsi regresi sample dalam menaksir aktual dapat diukur dari nilai statistik t, nilai statistik F serta koefisien determinasinya. Suatu perhitungan statistik tersebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah H0 ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima.

Uji f (signifikan simultan) Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independent terhadap variabel dependen. Pembuktian dilakukan dengan cara membandingkan nilai F tabel dengan F hitung.

Untuk menentukan nilai F tabel, tingkat signifikasi yang digunakan sebesar 5% dengan derajat kebebasan (degres of fridoom) df = (nk-1) dimana n adalah jumlah responden dan k adalah jumlah variabel.

Kriteria pengujian yang digunakan adalah : Jika Fhitung> Ftabel (n-k-1) maka Ho ditolak Jika Fhitung< Ftabel(n-k-1) maka Ho diterima

Uji t (Uji signifikan parameter individual / Parsial ) Pengujian ini bertujuan untuk memastikan apakah variabel independent yang terdapat dalam persamaan tersebut berpengaruh terhadap nilai variabel dependen.

Uji t dilakukan dengan membandingkan antara t hitung dengan t tabel. Untuk menentukan nilai t tabel ditentukan dengan tingkat signifikasi 5% dengan derajat kebebasan df = (n-k-1) dimana n adalah jumlah responden dan k adalah jumlah variabel.

Kriteria pengujian yang digunakan adalah : Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Page 154: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 143

Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima. 3.3.6. Koefisien Determinasi Majemuk (R²) Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar prosentase sumbangan dari variabel independen

X1,X2,X3,X4,X5,dan X6 secara bersama-sama terhadap pertimbangan tingkat materialitas sebagai variabel dependent dapat dilihat dari besarnya koefisien determinasi (R2). Dimana R2 atau R Square menjelaskan seberapa besar variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini mampu menjelaskan variabel dependen.

4. PEMBAHASAN Rincian Penyebaran dan Pengembalian kuesioner

Data yang diolah adalah data primer dalam bentuk kuesioner dari hasil jawaban responden terkait dengan profesionalisme dan pengalaman kerja. Data penelitian dikumpulkan dengan menyebarkan 75 kuesioner secara langsung kepada BPK RI perwakilan provinsi Sumatera Selatan. Data kuesioner yang diperoleh sebanyak 45 kuesioner dari 75 kuesioner yang disebarkan.

Analisis Deskriptif Variabel Penelitian Penggunaan statistik sampel yang sangat berguna untuk tujuan penarikan kesimpulan, yaitu pengukuran tentang tendensi sentral dari serangkaian data sampel. Pengukuran ini umumnya di perlukan karena mampu menggambarkan pemusatan nilai-nilai observasi sampel. Dalam penelitian deskripsi data yang di maksud terdiri dari min (nilai terkecil), max (nilai terbesar), mean (rata-rata) merupakan poin utama dan standar deviasi (simpangan baku) merupakan ukuran penyebaran data. Hasil dari pengukuran deskriptif dapat di lihat dari tabel berikut :

Tabel 1

Output Uji Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Pertimbangan_tingkat_Materialitas 45 1 5 3,70 ,062 ,715 Pengabdian_Pada_profesi 45 2 5 3,86 ,061 ,714 Kewajiban_sosial 45 2 5 3,75 ,062 ,720 Kemandirian 45 2 5 3,58 ,060 ,696 Keyakinan_pada_Profesi 45 2 5 3,72 ,052 ,607 Hubungan_sesama_profes 45 2 5 3,65 ,059 ,684 Pengalaman_Kerja 45 2 5 4,23 ,058 ,668 Valid N (listwise) 45

Sumber : Data yang diolah, 2017 Berdasarkan pada tabel diatas menunjukan bahwa jumlah valid atau sah untuk di proses adalah

sebanyak 45 data. pertimbangan tingkat materialitas terletak antara 1 sampai 5 sedangkan rata-ratanya 3,70 dan standar deviation 0,715, pengabdian pada profesi terletak di antara 2 sampai 5 sedangkan rata-ratanya 3,86 dan standar deviation 0,714, kewajiban sosial terletak antara 2 sampai 5 sedangkan rata-ratanya 3,75 dan standar deviationnya 0,720, kemandirian terletak antara 2 sampai 5 sedangkan rata-ratanya 3,58 dan standar deviationnya 0,696, kewajiban sosial terletak antara 2 sampai 5 sedangkan rata-ratanya 3,75 dan standar deviationnya 0,720, keyakinan pada profesi terletak antara 2 sampai 5 sedangkan rata-ratanya 3,72 dan standar deviationnya 0,607, hubungan sesama profesi

Page 155: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 144

terletak antara 2 sampai 5 sedangkan rata-ratanya 3,65 dan standar deviationnya 0,684, pengalaman kerja terletak antara 2 sampai 5 sedangkan rata-ratanya 4,23 dan standar deviationnya 0,668.

Uji Kualitas Data Uji Validitas

Dalam SPSS alat uji validitas yang banyak di gunakan yaitu dengan menggunakan metode korelasi pearson (Pearson Correlation) yaitu mengkorelasi antara skor tiap item dengan skor total item. Nilai korelasi pearson dikatakan valid jika nilai korelasi pearson atau r hitung lebih besar dari nilai r product moment untuk 45 responden dengan signifikasi 5% yaitu df = (n-2) yaitu sebesar 0,3120.

Berikut ini akan ditampilkan hasil pengujian validitas instrumen penelitian yang digunakan penulis dalam bentuk tabel berikut ini:

Tabel 2

Hasil Uji Validitas

Variabel Item Person Correlation

Keterangan

1. Pengabdian pada Profesi (X1) X1.1 0,814 Valid X1.2 0,374 Valid X1.3 0,713 Valid X1.4 0,506 Valid X1.5 0,669 Valid X1.6 0,479 Valid X1.7 0,621 Valid X1.8 0,814 Valid 2. Kewajiban Sosial (X2) X2.1 0,900 Valid X2.2 0,708 Valid X2.3 0,415 Valid X2.4 0,947 Valid X2.5 0,653 Valid 3. Kemandirian (X3) X3.1 0,862 Valid X3.2 0,927 Valid X3.3 0,954 Valid 4. Keyakinan terhadap Profesi (X4) X4.1 0,917 Valid X4.2 0,801 Valid X4.3 0,899 Valid 5. Hubungan dgn Sesama Profesi (X5) X5.1 0,685 Valid X5.2 0,375 Valid X5.3 0,748 Valid X5.4 0,869 Valid X5.5 0,831 Valid 6.Pengalaman Kerja (X6) X6.1 0.872 Valid X6.2 0.749 Valid X6.3 0.633 Valid X6.4 0.531 Valid X6.5 0.798 Valid X6.6 0.721 Valid X6.7 0.644 Valid X6.8 0.898 Valid Pertimbangan Tingkat Materialitas (Y) Y1.1 0,801 Valid Y1.2 0,531 Valid Y1.3 0,538 Valid

Page 156: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 145

Y1.4 0,715 Valid Y1.5 0,738 Valid Y2.6 0,607 Valid Y2.7 0,597 Valid Y2.8 0,488 Valid Y2.9 0,446 Valid Y2.10 0,465 Valid Y3.11 0,729 Valid Y3.12 0,701 Valid Y3.13 0,465 Valid Y3.14 0,817 Valid Y4.15 0,807 Valid Y4.16 0,826 Valid Y4.17 0,800 Valid Y4.18 0,505 Valid

Sumber : Data yang diolah, 2017 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa semua item-item pernyataan mempunyai r hitung lebih

besar dari 0,3120 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua item-item pernyataan valid.

Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi dan menguji sejauh mana keandalan

suatu alat ukur untuk dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung reliabilitas instrumen dan dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode Cronbach’s Alpha.

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Alpha. Hasil pengujian reliabilitas menerangkan bahwa alat yang digunakan dalam penelitian ini cronbach’s alpha item ≥ nilai alpha maka reliable, sedangkan jika nilai cronbach’s alpha item ≤ nilai alpha maka tidak reliable. Reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,6-0,79 dapat diterima, dan di atas 0,8 adalah baik. Hasil pengujian reliabilitas untuk masing-masing variabel ditunjukkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 3

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Koefisien Crobatch’s Alpha

Keterangan

Variabel Indevenden: 1. Pengabdian pada Profesi (X1) 0,772 Reliabel 2. Kewajiban Sosial (X2) 0,796 Reliabel 3. Kemandirian (X3) 0,897 Reliabel 4. Keyakinan terhadap Profesi (X4) 0,845 Reliabel 5. Hubungan dengan Sesama Profesi (X5) 0,750 Reliabel 6.Pengalaman Kerja (X6) 0,741 Reliabel Variabel Devendent: Pertimbangan Tingkat Materialitas (Y)

0,915 Reliabel

Sumber : Data yang diolah, 2017 Dari tabel di atas diketahui bahwa semua instrumen penelitian ini reliabel, karena memiliki

cronbach’s alpha > 0,60. Variabel Profesionalisme dimensi pengabdian pada profesi = 0,772, variabel

Page 157: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 146

profesionalisme dimensi kewajiban sosial = 0,796, variabel profesionalisme dimensi kemandirian = 0,897, variabel profesionalisme dimensi keyakinan terhadap profesi = 0,845, variabel profesionalisme dimensi hubungan dengan sesama profesi = 0,750, pengalaman kerja = 0,741 dan variabel pertimbangan tingkat materialitas = 0,915.

Metode Analisis Inferensial (regresi berganda)

Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan bantuan SPSS 23.00, diperoleh hasil pengujian regresi berganda dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4

Ouput Regresi Berganda

Sumber : Data SPSS Regresi, 2017

Dari tabel di atas didapat bentuk persamaan regresi berganda sebagai berikut : Y = 3,014 + 0,648X1 + 0,692X2 + 1,204X3 + 0,309X4 + 0,461X5+1,650X6 Berikut penjelasan berdasarkan persamaan regresi berganda yang terbentuk :

a) Baik konstanta maupun koefisien variabel-variabel independen memiliki nilai positif. Hal ini menandakan bahwa persamaan regresi berganda tersebut memiliki hubungan yang searah yang berarti pertimbangan tingkat materialitas akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap profesi, hubungan sesama profesi, dan pengalaman kerja auditor.

b) Koefisian regresi sebesar 0.648 untuk variabel pengabdian pada profesi (dedication) (X1), sebesar 0.692 untuk variabel kewajiban sosial (social obligation) (X2), sebesar 1,204 untuk variabel kemandirian (autonomy demand) (X3), sebesar 0,309 untuk variabel keyakinan terhadap profesi (belief self regulation) (X4), sebesar 0.461 untuk variabel hubungan dengan sesama profesi (cumunitty affiliation) (X5), sebesar 1,650 untuk variabel pengalaman kerja (X4) tersebut menunjukan pengaruh masing-masing variabel tersebut terhadap variabel pertimbangan tingkat materialitas (Y).

c) Selanjutnya dengan melihat angka koefisien determinasi (R squared) akan diketahui derajad hubungan yang sebenarnya antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikat. Dari hasil perhitungan yang tampak pada tabel 4.12 diperoleh koefisien determinasi keseluruhan (R2) sebesar 0,674. Angka R sebesar 0,674 ini menunjukan bahwa variabel-variabel (dimensi-

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 3,014 1,958 1,540 ,132

pengabdian_pada_profesi ,648 ,648 ,437 1,001 ,323 kewajiban_sosial ,692 ,535 ,369 1,293 ,204 kemandirian 1,204 ,385 ,690 2,191 ,001 keyakinan_pada_profesi ,309 ,235 ,465 1,313 ,197 hubungan_sesama_profesi ,461 ,588 ,219 ,785 ,438 pengalaman_kerja 1,650 ,558 ,735 3,659 ,000

Page 158: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 147

dimensi) pengabdian pada profesi (dedication) (X1), kewajiban sosial (social obligation) (X2), kebutuhan untuk mandiri (autonomy demand) (X3), keyakinan terhadap profesi (belief self regulation) (X4), hubungan dengan sesama profesi (cumunitty affiliation) (X5), pengalaman kerja (X6) secara bersama-sama mampu menjelaskan variasi variabel terikat (pertimbangan tingkat materialitas) sebesar 67,4%. Selebihnya sebesar 32,6% dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel penelitian.

d) Konstanta sebesar 3,014 berarti bahwa seorang auditor tetap dapat meningkatkan kemampuan pertimbangan tingkat materialitasnya sebesar nilai konstantanya meskipun variabel independennya bernilai nol. Untuk lebih menyakinkan bahwa hasil analisis tersebut memang benar dalam arti mampu untuk menjelaskan model yang digunakan, maka perlu pengujian dengan uji-F dan uji-t.

Uji Asumsi Klasik Uji Multikolinearitas Uji Multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya gejala Multikolinieritas antar variabel independen yang digunakan dengan melihat tolerance dan variance inflation factor (VIF). Hasil output SPSS yang menunjukkan besarnya tolerance dan VIF dari variabel independen yang digunakan adalah sebagai berikut :

Tabel 5

Ouput Uji Multikolinearitas

Variabel Independent Tolerance VIF

1. Pengabdian Pada Profesi 0,198 5,045 2. Kewajiban Sosial 0,277 3,614 3. Kemandirian 0,175 3,366 4. Keyakinan Pada Profesi 0,179 5,573 5. Hubungan sesama Profesi 0,289 3,466 6. Pengalaman kerja 0,272 3,673

Sumber : Hasil uji regresi tabel coefficiensta, 2017

Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa seluruh variabel independen pada tolerance lebih besar dari 0,1, Selanjutnya seluruh variabel independen pada VIF kurang dari 10 maka dapat disimpulkan bahwa data-data dalam penelitian ini tidak mengandung multikolinieritas. Uji Heterokedastisitas Untuk menguji apakah dalam sebuah model terjadi ketidaksamaan variance dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas pengujian ada tidaknya gejala heteroskedastisitas dapat dilihat dari grafik scatter- Plot melalui SPSS versi 23.0, model yang bebas dari heteroskedastisitas memiliki grafik scatter- plot dengan pola titik yang menyebar diatas dan dibawah sumbuh Y

Page 159: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 148

Gambar 1 Grafik Pengujian Heteroskedastisitas

Sumber : Hasil SPSS, 2017

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol (0) pada sumbu Y, tidak berkumpul disatu tempat, serta tidak membentuk pola tertentu sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi Heteroskedastisitas pada model regresi yang berarti varian semua variabel ini menunjukkan variabel independen (pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan pada profesi, hubungan sesama profesi, dan pengalaman kerja) terbebas dari heterokedastisitas. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuaan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Dasar pengambilan keputusan menurut Ghozali (2002:76) dalam basri (2011 : 63) yaitu : a) Jika sumbu menyebar sekitar garis diagonal menunjukkan pola distribusi normal, maka model

regresi memenuhi asumsi normalitas. b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model

regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Page 160: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 149

Gambar 2

Output Uji Normalitas

Sumber : Hasil SPSS, 2017

Berdasarkan hasil pengelolaan data pada gambar 2 melalui spss 23.0 dapat diketahui bahwa grafik normal p plot di atas jika variabel dalam penelitian ini berdistribusi normal, karena penyebaran data mengikuti garis diagonal. Uji Hipotesis Uji Simultan (Uji F) Pengujian f-test untuk menguji apakah variabel bebas (X) secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak signifikan dengan variabel terikat (Y).

Tabel 6

Output Uji Regresi Linier Berganda F (simultan ) ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression ,990 6 ,165 4,081 ,000b

Residual 5,802 38 ,153 Total 6,793 44

a. Dependent Variable: Pertimbangan_tingkat_materialitas b. Predictors: (Constant), pengalaman_kerja, kewajiban_sosial, hubungan_sesama_profesi, keyakinan_pada_profesi, pengabdian_pada_profesi, kemandirian

Sumber : Data SPSS Regresi, 2017

Page 161: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 150

Berdasarkan hasil perhitungan dengan program SPSS pada tabel 6 diperoleh Fhitung sebesar 4,081 sedangkan FTabel dengan tingkat signifikansi 5%, jumlah variabel bebas 6, variabel terikat 1 dan 45 jumlah responden diperoleh F Tabel sebesar 2,35. Dalam hal ini Fhitung > FTabel, berarti dapat diambil kesimpulan bahwa pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap profesi, hubungan sesama profesi dan pengalaman kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas auditor. Selain itu dari Tabel ANOVA, dapat dilihat besar probabilitas yaitu 0,000 yang berarti angka ini dibawah angka 0,05. Kesimpulan yang diambil adalah sama yaitu bahwa pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap profesi, hubungan sesama profesi, dan pengalaman kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas auditor.

Uji Parsial (Uji t) Pengujian secara parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial. Uji t dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel.

Tabel 7

Output Uji Parsial (Uji t)

Sumber : Hasil SPSS, 2017 Dalam penelitian ini dilakukan pengujian terhadap koefisien regresi yaitu dengan pengujian

sebagai berikut : a. Pengujian (thitung) koefisien Pengabdian pada Profesi

Berdasarkan perhitungan SPSS, nilai thitung untuk koefisien regresi X1 adalah 1,001. Nilai tTabel untuk t (0,05 : 45) adalah 2,024. Dari hasil perbandingan antara thitung dan tTabel ternyata thitung (1,001) < tTabel (2,024) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari Pengabdian Pada Profesi terhadap pertimbangan tingkat materialitas.

b) Pengujian (thitung) koefisien Kewajiban Sosial Berdasarkan perhitungan SPSS, nilai thitung untuk koefisien regresi X2 adalah 1,293. Nilai tTabel untuk t (0,05 : 45) adalah 2,024. Dari hasil perbandingan antara thitung dan tTabel ternyata thitung (1,293) <tTabel (2,024) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari Kewajiban Sosial terhadap pertimbangan tingkat materialitas auditor.

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 3,014 1,958 1,540 ,132

pengabdian_pada_profesi ,648 ,648 ,437 1,001 ,323 kewajiban_sosial ,692 ,535 ,369 1,293 ,204 kemandirian 1,204 ,385 ,690 2,191 ,001 keyakinan_pada_profesi ,309 ,235 ,465 1,313 ,197 hubungan_sesama_profesi ,461 ,588 ,219 ,785 ,438 pengalaman_kerja 1,650 ,558 ,735 3,659 ,000

Page 162: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 151

c) Pengujian (thitung) koefisien Kemandirian Berdasarkan perhitungan SPSS, nilai thitung untuk koefisien regresi X3 adalah 2,191. Nilai tTabel untuk t (0,05 : 45) adalah 2,024. Dari hasil perbandingan antara thitung dan tTabel ternyata thitung (2,191) >tTabel (2,024) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari Kemandirian terhadap pertimbangan tingkat materialitas auditor.

d) Pengujian (thitung) koefisien Keyakinan terhadap profesi Berdasarkan perhitungan SPSS, nilai t hitung untuk koefisien regresi X 4 adalah 1,313. Nilai tTabel untuk t (0,05 : 45) adalah 2,024. Dari hasil perbandingan antara thitung dan tTabel ternyata thitung (1,313) <tTabel (2,024) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari Keyakinan terhadap profesi terhadap pertimbangan tingkat materialitas auditor.

e) Pengujian (thitung) koefisien Hubungan dengan Sesama Profesi Berdasarkan perhitungan SPSS, nilai thitung untuk koefisien regresi X5 adalah 0,785. Nilai tTabel untuk t (0,05 : 45) adalah 2,024. Dari hasil perbandingan antara thitung dan tTabel ternyata thitung (0,785) <tTabel (2,024) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari Hubungan dengan Sesama Profesi terhadap pertimbangan tingkat materialitas auditor.

f) Pengujian (thitung) koefisien Pengalaman Kerja Berdasarkan perhitungan SPSS, nilai thitung untuk koefisien regresi X5 adalah 3,659. Nilai tTabel untuk t (0,05 : 45) adalah 2,024. Dari hasil perbandingan antara thitung dan tTabel ternyata thitung (3,659) >tTabel (2,024) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari pengalaman kerja terhadap pertimbangan tingkat materialitas auditor.

Koefisien Determinasi Majemuk (R2) Uji determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar R square (r2). Dalam penelitian ini penulis menggunakan uji determinasi untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel (X) yaitu pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan pada profesi, hubungan sesama profesi, dan pengalaman kerja terhadap variabel (Y) yaitu pertimbangan tingkat materialitas. Perhitungan koefisien dengan menggunakan SPSS 23.00 diperoleh angka seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 8 Output Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate 1 ,382a ,674 ,591 ,39076

a. Predictors: (Constant), pengalaman_kerja, kewajiban_sosial, hubungan_sesama_profesi, keyakinan_pada_profesi, pengabdian_pada_profesi, kemandirian

b. Dependent Variable: Pertimbangan_tingkat_materialitas Sumber : Hasil SPSS, 2017

R = (r2) x 100% = 0,674 x 100% = 67,4 %

Page 163: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 152

Berdasarkan tabel 8 diatas dapat dilihat bahwa nilai adjusted R square(R) sebesar 0,674 (67,4%), angka tersebut menggambarkan bahwa harga pertimbangan tingkat materialitas (Y), dipengaruhi oleh pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan pada profesi sebesar 67,4 % sedangkan sisanya 32,6% dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel yang digunakan.

Pembahasan Hipotesis Pengaruh Profesionalisme dan pengalaman kerja Auditor Terhadap Pertimbangan tingkat

Materialitas Secara Simultan Berdasarkan hasil uji regresi yang telah dilakukan diperoleh Fhitung sebesar 4,081 sedangkan

FTabel dengan tingkat signifikansi 5%, jumlah variabel bebas 6, variabel terikat 1 dan 45 jumlah responden diperoleh F Tabel sebesar 2,35. Dalam hal ini Fhitung > FTabel, berarti dapat diambil kesimpulan bahwa pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap profesi, hubungan sesama profesi dan pengalaman kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas auditor. Dalam hal ini auditor yang mempunyai pengatahuan yang luas, kemampuan yang baik, pengalaman yang banyak, akan dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan cepat pula. Auditor yang dianggap sebagai profesi yang sangat penting dan tidak berada di bawah tekanan dari siapapun akan lebih objektif dalam mempertimbangkan tingkat materialitas.

Hasil penelitian ini memiliki persamaan dengan hasil penelitian oleh Basri (2011) tentang Pengaruh 5 dimensi profesionalisme dengan hasil yang menyimpulkan bahwa pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap profesi, hubungan dengan rekan sesama profesi mempunyai pengaruh yang silmutan terhadap naiknya pertimbangan tingkat materialitas. Hasil penelitian ini juga memiliki persamaan dengan hasil penelitian oleh Putra (2012) tentang Pengaruh pengalaman kerja dengan hasil yang menyimpulkan bahwa pengaruh profesionalisme, indepedensi, dan pengalaman auditor mempunyai pengaruh yang silmutan terhadap naiknya kualitas audit.

Pengaruh Dimensi Pengabdian pada Profesi Terhadap Pertimbangan tingkat Materialitas

Berdasarkan pengujian (thitung) koefisien Pengabdian pada Profesi, nilai thitung untuk koefisien regresi X1 adalah 1,001. Nilai tTabel untuk t (0,05 : 45) adalah 2,024. Dari hasil perbandingan antara thitung dan tTabel ternyata thitung (1,001) < tTabel (2,024) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari Pengabdian Pada Profesi terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Dalam hal ini auditor yang mempunyai tingkat pengabdian yang tinggi pada profesinya akan selalu mencari cara dalam menyelesaikan pekerjaannya dengan cara yang sangat menyenangkan (fun away), bahkan auditor akan lupa akan waktu sehingga dengan mudah menunda-nunda pekerjaannya bahkan dapat melupakan pekerjaan nya secara tidak sengaja sehingga akan kesulitan untuk mempertimbangkan tingkat materialitas pada laporan keuangan.

Hasil penelitian ini memiliki perbedaan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ratih (2013) tentang Pengaruh profesionalisme auditor dengan hasil yang menyimpulkan bahwa pengabdian pada profesi berpengaruh secara parsial terhadap pertimbangan tingkat materialitas.

Pengaruh Dimensi Kewajiban Sosial Terhadap Pertimbangan tingkat Materialitas

Berdasarkan pengujian (thitung) koefisien Kewajiban Sosial, nilai thitung untuk koefisien regresi X2 adalah 1,293. Nilai tTabel untuk t (0,05 : 45) adalah 2,024. Dari hasil perbandingan antara thitung dan tTabel ternyata thitung (1,293) <tTabel (2,024) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari Kewajiban Sosial terhadap pertimbangan tingkat materialitas auditor. Dalam hal ini auditor akan merasa terbebani karena mengingat pentingnya profesi tersebut

Page 164: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 153

dimana auditor dianggap mampu menjaga kekayaan negara/masyarakat yang mana jika dilihat banyak terjadinya kasus suap yang akan mengakibatkan auditor kesulitan untuk membuat keputusan yang akan dinyatakannya sehingga akan mengurangi sikap objektifitasnya karena akan menumbuhkan sikap moral auditor yang dapat mentoleransikan jika adanya permasalah laporan keuangan dalam mempertimbangkan tingkat materialitas.

Hasil penelitian ini mendukung dari hasil penelitian yang di lakukan oleh Basri (2011) tentang dimensi profesionalisme dengan hasil yang menyimpulkan bahwa kewajiban sosial tidak berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas.

Pengaruh Dimensi Kemandirian Terhadap Pertimbangan tingkat Materialitas

Berdasarkan pengujian (thitung) koefisien Kemandirian, nilai thitung untuk koefisien regresi X3 adalah 2,191. Nilai tTabel untuk t (0,05 : 45) adalah 2,024. Dari hasil perbandingan antara thitung dan tTabel ternyata thitung (2,191) >tTabel (2,024) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari Kemandirian terhadap pertimbangan tingkat materialitas auditor. Hal ini karena kemandirian sikap mental yang dimiliki oleh auditor diterapkan dalam merencanakan, melaksanakan pemeriksaan dan menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang di auditnya. kemandirian terlihat pula dalam perencanaan seorang auditor dalam memutuskan hasil audit yang dilakukan dengan fakta yang ia temui dalam proses pemeriksaan laporan keuangan. semakin tinggi tingkat kemandirian yang dimiliki seorang auditor maka akan mengakibatkan auditor memiliki ketepatan dalam pertimbangan materialitas yang tinggi pula. Hasil penelitian ini memiliki perbedaan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ratih (2013) tentang Pengaruh profesionalisme auditor dengan hasil yang menyimpulkan bahwa kemandirian tidak berpengaruh secara parsial.

Pengaruh Dimensi Keyakinan pada Profesi Terhadap Pertimbangan tingkat Materialitas

Pengujian (thitung) koefisien Keyakinan terhadap profesi, nilai t hitung untuk koefisien regresi X 4 adalah 1,313, Nilai tTabel untuk t (0,05 : 45) adalah 2,024. Dari hasil perbandingan antara thitung dan tTabel ternyata thitung (1,313) <tTabel (2,024) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari Keyakinan terhadap profesi terhadap pertimbangan tingkat materialitas auditor. Hal ini karena semakin tinggi tingkat keyakinan pada profesi tidak menentukan semakin tepat dalam menentukan tingkat materialitas, karena setiap auditor dalam melaksanakan pekerjaan harus berpedoman pada standar auditing sehingga setiap auditor selalu bekerja dengan cermat dalam menentukan tingkat materialitas. Hasil penelitian ini memiliki persamaan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Basri (2011) tentang Pengaruh profesionalisme auditor dengan hasil yang menyimpulkan bahwa keyakinan pada profesi tidak berpengaruh secara parsial.

Pengaruh Dimensi Hubungan sesama Profesi Terhadap Pertimbangan tingkat Materialitas

Berdasarkan pengujian (thitung) koefisien Hubungan dengan Sesama Profesi, nilai thitung untuk koefisien regresi X5 adalah 0,785. Nilai tTabel untuk t (0,05 : 45) adalah 2,024. Dari hasil perbandingan antara thitung dan tTabel ternyata thitung (0,785) <tTabel (2,024) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari Hubungan dengan Sesama Profesi terhadap pertimbangan tingkat materialitas auditor. Dalam hal ini auditor yang memiliki hubungan yang baik dengan auditor lain nya tidak cukup untuk menentukan dalam mempertimbangkan tingkat materialitas karena auditor harus menggunakan kecermatan dan keterampilannya dalam menentukan tingkat materialitas. Hasil penelitian ini memiliki perbedaan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ratih (2013) tentang Pengaruh profesionalisme auditor dengan hasil yang menyimpulkan bahwa hubungan sesama profesi mempunyai pengaruh secara parsial terhadap pertimbangan tingkat materialitas.

Page 165: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 154

Pengaruh Pengalaman Kerja Auditor Terhadap Pertimbangan tingkat Materialitas

Pengujian (thitung) koefisien Pengalaman Kerja, berdasarkan perhitungan SPSS, nilai thitung untuk koefisien regresi X5 adalah 3,659. Nilai tTabel untuk t (0,05 : 45) adalah 2,024. Dari hasil perbandingan antara thitung dan tTabel ternyata thitung (3,659) >tTabel (2,024) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari pengalaman kerja terhadap pertimbangan tingkat materialitas auditor. Dalam hal ini auditor yang mempunyai pengalaman yang dimilikinya dalam mengaudit hasil laporan keuangan dapat memberikan rekomendasi untuk menghilangkan penyebab terjadinya masalah yang dapat mempengaruhi tingkat materialitas, sehingga auditor dapat dengan mudah menghadapi suatu objek pemeriksaan yang bermasalah dan auditor akan terpacu untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat dalam proses pengauditan laporan keuangan. Hasil penelitian ini memiliki persamaan dengan hasil penelitian oleh Ekawati (2013) tentang Pengaruh profesionalisme, pengalaman kerja,dan tingkat pendidikan auditor dengan hasil yang menyimpulkan bahwa pengalaman kerja mempunyai pengaruh secara signifikan positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas, juga memiliki persamaan dengan hasil penelitian oleh Pasanda dan Paranoan (2013) tentang pengaruh gender dan pengalaman audit dengan hasil yang menyimpulkan pengalaman audit mempunyai pengaruh secara parsial terhadap audit judgment.

5. KESIMPULAN

a) Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari Pengabdian Pada Profesi terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Dalam hal ini auditor yang mempunyai tingkat pengabdian yang tinggi pada profesinya akan selalu mencari cara dalam menyelesaikan pekerjaannya dengan cara yang sangat menyenangkan (fun away), bahkan auditor akan lupa akan waktu sehingga dengan mudah menunda-nunda pekerjaannya bahkan dapat melupakan pekerjaan nya secara tidak sengaja sehingga akan kesulitan untuk mempertimbangkan tingkat materialitas pada laporan keuangan.

b) Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari Kewajiban Sosial terhadap pertimbangan tingkat materialitas auditor.

c) Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari Kemandirian terhadap pertimbangan tingkat materialitas auditor.

d) Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari Keyakinan pada profesi terhadap pertimbangan tingkat materialitas auditor.

e) Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari Hubungan Sesama Profesi terhadap pertimbangan tingkat materialitas auditor.

f) Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari pengalaman kerja terhadap pertimbangan tingkat materialitas auditor.

g) Berdasarkan hasil penelitian diketahui pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan pada profesi, hubungan sesama profesi, peengalaman kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas audit laporan keuangan.

6. REFERENSI

[1] A.M Kurniawanda. 2013. Pengaruh Profesionalisme Auditor Dan Etika Profesi Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Jambi. ISSN 2303. Vol. 2 No. 1.

[2] Anwar Sanusi. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta : Salemba Empat.

[3] Duwi Priyatno. 2016 . Belajar Alat Analisis Data Dan Cara Pengolahannya Dengan Spss .

Page 166: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 155

Yogyakarta : Gava Media.

[4] Dwi Jayanti . 2012 . Hubungan Antara Profesionalisme Auditor Dengan Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan (Survey Pada Kantor Akuntan Publik Wilayah Yogyakarta Dan Semarang) . Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Surakarta . Naskah Publikasi.

[5] Erna Pasanda Dan Natalia Paranoan . 2013 . Pengaruh Gender Dan Pengalaman Audit

Terhadap Audit Judgment . Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar.

[6] Evi Herlina Widiana Ratih . 2015 . Pengaruh Profesionalisme Auditor Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan (Studi Empiris Pada Auditor Kap Di Jawa Tengah Dan Diy) . Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Naskah Publikasi.

[7] Hasan Basri. 2011. Pengaruh Dimensi Profesionalisme Auditor Terhadap Pertimbangan

Tingkat Materialitas Dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan (Studi Empiris Pada Auditor Di Kap Kota Makassar) . Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanudin.

[8] Hery, Se, M.Si, Crp, Rsa . 2016 . Auditing Dan Asurans . Jakarta : Grasindo.

[9] Hilda Rizki Aulia Dan Sigit Handoyo. 2014 . Auditor Dan Tingkat Materialitas. Universitas

Islam Indonesia.

[10] I Gede Adi Dharma Putra Dan I Gede Supartha Wisadha . 2012 . Pengaruh Profesionalisme, Independensi, Dan Pengalaman Auditor Pada Kualitas Audit Badan Pengawas Lembaga Perkreditan Desa (Lpd). Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Universitas Udayana Indonesia .

[11] Luh Putu Ekawati. 2013. Pengaruh Profesionalisme, Pengalaman Kerja, Dan Tingkat

Pendidikan Auditor Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Wilayah Bali). Universitas Pendidikan Ganesha .

[12] Mathius Tandiontong . 2016 . Kualitas Audit Dan Pengukurannya . Bandung : Alfabeta.

[13] Melasari . 2015. Determinan Pengalokasian Belanja Modal Dengan Pertumbuhan Ekonomi

Sebagai Variabel Moderating Pada Pemerintah Provinsi Di Indonesia. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Bina Darma.

[14] Nugraha Agung Eka Putra . 2012 . Pengaruh Kompetensi, Tekanan Waktu, Pengalaman

Kerja, Etika, Dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi : Pada Kantor Akuntan Publik Di Daerah Istimewa Yogyakarta)

[15] Nyoman Ari Surya Dharmawan . 2014 . Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Pengalaman

Pemeriksaan Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi Empiris Pada Kantor Inspektorat Kabupaten Klukung Dan Karangasem) . Universitas Pendidikan Ganesha .

[16] Putu Septiani Putri Dan Gede Juliatsa. 2014. Pengaruh Independensi, Profesionalisme, Tingkat

Pendidikan, Etika Profesi, Pengalaman, Dan Kepuasan Kerja Auditor Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan Publik Di Bali . Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Universitas Udayana.

Page 167: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 156

DETERMINAN SINKRONISASI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Elia Noviani1, Citra Indah Merina2

Universitas Bina Darma1,2 Jalan Jendral Ahmad Yani No. 12 Palembang

Pos-el: [email protected], [email protected]

Abstract

This study to analyze the factors that affect the synchronization of stock prices at mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange period 2015-2016. The type of data used is secondary data. The data is obtained through the Indonesia Stock Exchange website (www.idx.co.id) and the site (https://finance.yahoo.com/). The data analyzed in this research is processed from Company Annual Financial Report. The data that have been collected is analyzed by data analysis method which is done by classical assumption test before doing hypothesis testing. Hypothesis testing in this study using multiple linear regression with t test, F test and coefficient of determination test. The results show that partially discretionary accrual, and market risk influence the synchronization of stock prices. Non-discretionary accruals have no effect on stock price synchronization. Simultaneously non-discretionary accrual, discretionary accrual and market risk affect stock price synchronization. Keywords: non-discretionary accrual, discretionary accrual, market risk and stock price synchronization

1. PENDAHULUAN Di zaman yang semakin maju dan modern ini, keberadaan pasar modal di Indonesia menjadi salah

satu faktor dalam membangun perekonomian nasional. Dengan adanya pasar modal akan menjadi jalan alternatif untuk berinvestasi yang menguntungkan bagi para pemodal atau investor, terutama pada saat kondisi kebutuhan terhadap modal cukup besar. Triani (2013) menyatakan bahwa pasar modal merupakan salah satu sarana untuk menghimpun sumber dana ekonomi jangka panjang yang tersedia di perbankan dan masyarakat.

Dalam menentukan pemilihan investasi di pasar modal, nilai harga saham menjadi pertimbangan yang sangat penting. Saham merupakan salah satu instrumen pasar modal yang selalu mengalami perubahan harga. Harga saham suatu perusahaan mencerminkan tingkat informasi pasar dan tingkat informasi perusahaan. Perubahan harga saham di pasar modal dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berkaitan dengan hal-hal yang seharusnya dapat dikendalikan oleh manajemen, sedangkan faktor eksternal perusahaan yaitu hal-hal diluar kemampuan perusahaan atau kemampuan manajemen untuk mengendalikannya. Pergerakan atau perubahan harga saham akan menyebabkan return saham yang berubah-ubah. Return saham merupakan hasil (keuntungan atau kerugian) yang diperoleh dari suatu investasi. Memperoleh return(keuntungan) merupakan tujuan utama dari aktivitas perdagangan para investor di pasar modal.

Para investor yang akan melakukan investasi dengan membeli saham di pasar modal akan menganalisis industry return dan market return terlebih dahulu karena faktor-faktor tersebut yang akan mempengaruhi terjadinya return. Hal tersebut dilakukan agar investasi yang ditanamkan oleh investor dapat memberikan keuntungan (return). Informasi pasar dan informasi industri merupakan informasi umum yang membuat harga saham menjadi sinkron (R²). Terjadinya return saham di pasar yang disebabkan oleh adanya informasi umum disebut dengan sinkronisasi harga saham.

Page 168: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 157

Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang dijelaskan di atas, maka peneliti mengambil judul penelitian ini, yaitu: “Determinan Sinkronisasi Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. 2. TINJAUAN PUSTAKA Sinkronisasi Harga Saham

Pergerakan atau perubahan harga saham akan menyebabkan return saham yang berubah-ubah. Return saham merupakan hasil (keuntungan atau kerugian) yang diperoleh dari suatu investasi. Memperoleh return (keuntungan) merupakan tujuan utama dari aktivitas perdagangan para investor di pasar modal. Para investor yang akanmelakukan investasi dengan membeli saham di pasar modal akan menganalisis industry return dan market return terlebih dahulu karena faktor-faktor tersebut yang akan mempengaruhi terjadinya return. Hal tersebut dilakukan agar investasi yang ditanamkan oleh investor dapat memberikan keuntungan (return). Informasi pasar dan informasi industri merupakan informasi umum yang membuat harga saham menjadi sinkron (R²). Terjadinya return saham di pasar yang disebabkan oleh adanya informasi umum disebut dengan sinkronisasi harga saham. Non-discretionary Accrual

Non-discretionaryaccrual merupakan komponen akrual yang terjadi seiring dengan perubahan dari aktivitas perusahaan.Akrual non-diskresioner sulit dimanipulasi oleh manajemen karena merupakan biaya yang mengacu pada kinerjaperusahaan bukan pada alokasi seperti biaya yang telah disebutkan sebelumnya. Non-discretionaryaccrual merupakan penyesuaian akuntansi yang dilakukan pada arus kas operasi serta besaran nilai akrual non-diskresioner merupakan nilai sewajarnya. Discretionary Accrual

Discretionary accrual adalah akrual yang nilainya ditentukan oleh kebijakan/diskresi manajemen. Akrual diskresioner dianggap memiliki hubungan yang terpola dengan aspek-aspek lain perusahaan, seperti akrual total, pendapatan, piutang, plant, property, and equipment (PPE). Kadang, ada sejumlah nilai akrual diskresioner yang tidak cocok dengan pola hubungannya dengan aspek-aspek tersebut. Nilai ini disebut akrual diskresioner abnormalyang sering digunakan sebagai proksi bahwa akrual diskresioner telah “diutak-atik.” Tujuan dari utak-atik akrual diskresioner tersebut adalah utak-atik angka laba atau dengan kata lain manipulasi laba.

Risiko Pasar

Dalam dunia yang sebenarnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau risiko. Jenis risiko dalam investasi adalah risiko pasar (systematic risk) dan risiko tidak sistematik (unsystematic risk). Systematic risk diakatakan sebagai risiko pasar karena disebabkan oleh faktor yang secara serentak mempengaruhi harga semua saham di bursa efek, misalnya kebijakan ekonomi, politik, resesi, inflasi, dan devaluasi. Risiko pasar suatu saham dikenal juga dengan istilah beta.

Penelitian Terdahulu

Secara keseluruhan penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya sebagai berikut:

Irene Ayu Triningtyas dan Sylvia Veronica Siregar (2014) tentang Pengaruh kualitas akrual terhadap biaya utang dan biaya ekuitas. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kualitas akrual, kualitas akrual innate dan kualitas akrual diskresioner tidak berpengaruh terhadap biaya utang.

Page 169: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 158

William (2015) tentang Analisis pengaruh kualitas akrual terhadap sinkronisasi harga saham (Studi empiris pada Bursa Efek Indonesia). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa sinkronitas harga saham lebih dipengaruhi oleh faktor innate daripada faktor discretionary.

Sara Zettira H dan Erni Ekawati (2016) tentang Kualitas akrual dan risiko pasar dalam sinkronisasi harga saham. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa non-discretionary accrual dan risiko pasar berpengaruh positif terhadap sinkronisasi harga saham sedangkan discretionary accrual berpengaruh negatif terhadap sinkronisasi harga saham.

Pengembangan Hipotesis

Pengaruh akrual non-diskresioner (non-discretionaryaccrual) Terhadap Sinkronisasi Harga Saham

Asumsi akrual merupakan salah satu dasar penyusunan laporan keuangan. Laporan keuangan perusahaan merupakan informasi yang dianggap relevan oleh para investor. Akuntansi berbasis akrual menghasilkan informasi mengenai transaksi pengeluaran atau pemasukan kas dan setara kas. Informasi ini berguna bagi para investor dan kreditor dalam pengambilan keputusan mengenai alokasi sumber daya pada entitas. H1: Akrual non-diskresioner (non-discretionary) berpengaruh terhadap sinkronisasi harga saham. Pengaruh Akrual diskresioner (discretionary accrual) terhadap Sinkronisasi Harga Saham

Nilai discretionary accrual ditentukan oleh kebijakan/diskresi manajemen. Akrual diskresioner dianggap memiliki hubungan yang terpola dengan aspek-aspek lain perusahaan, seperti akrual total, pendapatan, piutang, plant, property, and equipment (PPE). Kadang, ada sejumlah nilai akrual diskresioner yang tidak cocok dengan pola hubungannya dengan aspek-aspek tersebut. Nilai ini disebut akrual diskresioner abnormalyang sering digunakan sebagai proksi bahwa akrual diskresioner telah “diutak-atik.” H2: Akrual diskresioner (discretionary accrual)berpengaruh terhadap sinkronisasi harga saham Pengaruh Risiko Pasar Terhadap Sinkronisasi Harga Saham

. Salah satu informasi spesifik perusahaan yang terkait dalam penelitian ini adalah risiko pasar perusahaan. Systematic risk (risiko pasar) dikatakan sebagai risiko pasar karena disebabkan oleh faktor yang secara serentak mempengaruhi harga semua saham di bursa efek, misalnya kebijakan ekonomi, politik, resesi, inflasi, dan devaluasi.Harga suatu saham yang terlalu berfluktuasi akan mengakibatkan tingkat risiko pasar saham tersebut semakin meningkat. H3: Risiko pasar berpengaruh terhadap sinkronisasi harga saham.

3. METODE PENELITIAN Sumber Data

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data sekunder yang berasal dari perusahaan-perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan sebanyak 41 perusahaan.Berikut beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam penentuan sampel penelitian ini adalah :

a) Perusahaan yang termasuk dalam subsektor pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2015-2016.

Page 170: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 159

b) Perusahaan pertambangan yang mempublikasikan laporan keuangan tahun 2015-2016. c) Memiliki kelengkapan data dalam laporan keuangan yang dibutuhkan untuk proses penelitian.

Dari kriteria diatas didapatkan 22 perusahaan pertambangan yang menjadi sampel penelitian ini. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan teknik dokumentasi, yakni peneliti melakukan pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Selain itu, peneliti juga melakukan studi kepustakaan yakni buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Variabel Pengukuran Non-discretionary Accrual

Non-discretionary accrual merupakan akrual yang berasal dari fundamental bisnis perusahaan seperti model bisnis perusahaan, lingkungan operasi perusahaan, kondisi perekonomian, dan sebagainya.Non-discretionary accrual dihitung dengan rumus:

NDACit= αi (1/TAit-1) + α1 [ΔREVit/TAit-1–ΔRECit/TAit-1] + α2 (PPEit/TAit-1) + α3

(ΔCFOit/TAit-1) + εit Discretionary Accrual

Discretionary akrual yang berasal dari pelaporan manajemen akan menghasilkan laporan yang tidak reliable karena pihak manajemen dapat memanipulasi data sehingga tidak menunjukkan kondisi perusahaan yang sebenarnya.Discretionary accrual dapat dihitung dengan rumus:

DACCit= TACCit–NDACit

Risiko Pasar

Jenis risiko dalam investasi adalah risiko pasar (systematic risk) dan risiko tidak sistematik (unsystematic risk). Systematic risk dikatakan sebagai risiko pasar karena disebabkan oleh faktor yang secara serentak mempengaruhi harga semua saham di bursa efek, misalnya kebijakan ekonomi, politik, resesi, inflasi, dan devaluasi. Risiko pasar suatu saham dikenal juga dengan istilah beta. Risiko pasar dihitung dengan rumus:

Ri,t = α + β MKRETi,t + ɛ

Sinkronisasi Harga Saham

Informasi pasar dan informasi industri merupakan informasi umum yang membuat harga saham menjadi sinkron (R²). Terjadinya return saham di pasar yang disebabkan oleh adanya informasi umum disebut dengan sinkronisasi harga saham. Sinkronisasi harga saham dapat dihitung dengan rumus:

𝑺𝑺𝑺𝑺𝑺𝑺𝑺𝑺𝑺𝑺 = 𝐥𝐥𝐥𝐥 𝐠𝐠 �𝑹𝑹𝒊𝒊,𝒕𝒕𝟐𝟐

𝟏𝟏 − 𝑹𝑹𝒊𝒊,𝒕𝒕𝟐𝟐�

Page 171: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 160

4. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 22 Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 203043544.92283097

Most Extreme Differences

Absolute .273 Positive .271 Negative -.273

Test Statistic .273 Asymp. Sig. (2-tailed) .128 a. Test distribution is Normal.

Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov, terlihat

bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) 0,128 > 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa data berdistribusi normal.

Berdasarkan gambar di atas, grafik Scatterplot menunjukkan bahwa data tersebut terlihat tidak terdapat pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

Hasil autokorelasi nilai DW antara -1 dan +1 (-1<DW<+1) berarti tidak terjadi autokorelasi. Nilai DW sebesar 1,348 terletak diantara -1 dan +1, maka dapat disimpulkan tidak terdapat masalah autokorelasi.

Page 172: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 161

Analisis Regresi Berganda

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -115894072.685 50594114.522 -2.291 .034

NDACit 983818.572 886542.468 .251 1.110 .282

DACit 374.610 .001 -.033 -.148 .004 Beta 742.054 .007 -.144 -.635 .034

a. Dependent Variable: SYNCH

Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi berganda pada tabel di atas, maka persamaan regresi dapat dijabarkan sebagai berikut.

Y = -115,894,072.685 + 983,818.572 + 374.610 + 742.052 + e

Koefisien Determinasi

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta (Constant) -115894072.685 50594114.522 -2.291 .034

NDACit 983818.572 886542.468 .251 1.110 .282 DACit 374.610 .001 -.033 -.148 .004 Beta 742.054 .007 -.144 -.635 .034

a. Dependent Variable: SYNCH

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara parsial di atas, maka dapat dianalisis sebagai berikut. a) Variabel Non-discretionary accrual (X1)

Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh nilai signifikansi 0,282 >level of significant (α) = 0,05. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara Non-discretionary accrual terhadap sinkronisasi harga saham.

b) Variabel discretionary accrual X2) Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh nilai signifikansi 0,004 <level of significant (α) = 0,05. Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara discretionary accrual terhadap sinkronisasi harga saham.

c) Variabel Risiko pasar (X3) Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh nilai signifikansi 0,034 <level of significant (α) = 0,05. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara risiko pasar terhadap sinkronisasi harga saham.

Page 173: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 162

Uji t ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 75935176495874528.000 3 25311725498624840.000 .526 .007b

Residual 865760303831422850.000 18 48097794657301280.000 Total 941695480327297540.000 21

a. Dependent Variable: SYNCH b. Predictors: (Constant), Beta, DACit, NDACit

Berdasarkan hasil uji ANOVA pada tabel di atas, diperoleh nilai Fhitung 0,526 dengan tingkat

probabilitas 0,007. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikan < 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa non-discretionary accrual , discretionary accrual, dan risiko pasarberpengaruh simultan (bersama-sama) terhadap sinkronisasi harga saham.

Pengaruh Non-discretionary accrual terhadap sinkronisasi harga saham

Berdasarkan hasil analisis variabel non-discretionary accrual memiliki thitung 1,110 dan nilai signifikan 0,282 > 0,05, artinya non-discretionary accrual tidak berpengaruh terhadap sinkronisasi harga saham pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan demikian hipotesis pertama dalam penelitian ini ditolak.

Pengaruh discretionay accrual terhadap sinkronisasi harga saham

Berdasarkan hasil analisis variabel discretionary accrual memiliki thitung -0,148 dan nilai signifikan 0,004 < 0,05, artinya discretionary accrual berpengaruh terhadap sinkronisasi harga saham pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan demikian hipotesis pertama dalam penelitian ini diterima.

Pengaruh Risiko pasar terhadap sinkronisasi harga saham.

Berdasarkan hasil analisis variabel risiko pasar memiliki thitung -0,635 dan nilai signifikan 0,034 < 0,05, artinya risiko pasar berpengaruh terhadap sinkronisasi harga saham pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan demikian hipotesis pertama dalam penelitian ini diterima.

5. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa discretionary accrual dan risiko pasar berpengaruh terhadap sinkronisasi harga saham sedangkan non-discretionary accrual tidak berpengaruh terhadap sinkronisasi harga saham.

6. REFERENSI

[1] Anwar, S., 2009. Pengaruh Faktor Fundamental dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Sektor Pembiayaan di BEI Tahun 2007-2008. Universitas Gunadarma.

[2] Bursa Efek Indonesia.2016. Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan Perusahaan pertambangan

[3] Darmadji, T dan H. M, Fahkrudin. 2009. Pasar Modal di Indonesia.Edisi 3. Penerbit

Salemba Empat. Jakarta.

[4] Dechow, P. & Dichev, I., 2002. The Quality of Accruals and Earnings: The Role of Accrual

Page 174: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 163

Estimation Error. The Accounting Review, 77 (1), 35-59.

[5] Francis, J., Lafond, R., Olsson, P., & Schipper, K., 2005. The Market Pricing of Accruals Quality. Journal of Accounting and Economics, 39, 295-327.

[6] Ikatan Akuntan Indonesia tahun 2012. Standar Akuntansi Keuangan, PSAK. Cetakan ke VI,

Buku Satu, Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

[7] Jing, Zhou., 2007. Earning Quality, Analyst, Institutional Investors and Stock Price Synchronicity. Hong Kong Polytechnic University.

[8] Johnston, A., Joseph. 2009. Accruals quality and Price Synchronicity. Louisiana Tech

University.

[9] Kasznik. 1999. Cash flow operations sebagai variabel penjelas.

[10] Lymo, D. Gregory. 2014. Accrual Quality and Stock Price Informativeness: Evidence from India

[11] Morck, R., Yeung, B., & Yu, W., 2000. The Information Content of Stock Markets: Why Do

Emerging Markets Have Synchronous Stock Price Movement?. Journal of Financial Economics, 58 (1), 215-260.

[12] Pan, Ningning. & Zhu, Hongquan., 2014. A Review of Stock Return

Synchronicity.International Converence on Economic Management and Social Science (EMSS 2014).

[13] Sanusi, Anwar. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Salemba Empat. Jakarta.

[14] Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung.

[15] Triani, L. F. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Indeks Harga Saham di

Jakarta Islamic Index selama tahun 2011. Jurnal Organisasi dan Manajemen 9 (2). 162-177.

[16] Triningtyas, A., Irene & Siregar, V., S. 2014. Pengaruh kualitas akrual terhadap biaya utang dan biaya ekuitas. Universitas Indonesia

[17] William. 2015. Analisis pengaruh kualitas akrual (accrual quality) terhadap sinkronisasi

harga saham. Universitas Sumatera Utara Medan.

[18] Zettira, H. Sara dan Ekawati, Erni. 2016. Kualitas Akrual dan Risiko Pasar dalam sinkronisasi harga saham. Universitas Kristen Duta Wacana.

[19] https://finance.yahoo.com/Diakses Tanggal 5 Mei 2017

[20] www.idx.co.idDiakses Tanggal 5 Mei 2017

Page 175: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 164

PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH DISEKTOR PENDIDIKAN, KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN PEMBANGUNAAN

MANUSIA DI SUMATERA SELATAN

Arlin1, Agus Hendryanto2

Jalan Jenderal Ahmad Yani No.3 Palembang [email protected], [email protected]

Abstrak

This research is shown to see to what extent local government expenditures in the education and health sectors affect human development improvement. Regional government expenditure is one of the important factors in the improvement of human development. In the improvement of human development can not be separated from the role of government to regulate the economy by determining the amount of revenue and government expenditure in APBD and APBN. The results of this study indicate that the data used in this study has met the classical assumptions, which include: no multicolinearity symptoms, no autocorrelation, no heteroscedasticity, and normal distributed data. From result of regression analysis indicate that education and health variable partially have significant effect to human development improvement. Keywords: Government Expenditure, Increased Development

1. PENDAHULUAN Pembangunan manusia lebih dari sekedar pertumbuhan ekonomi, lebih dari sekedar peningkatan

pendapatan dan lebih dari sekedar proses produksi komoditas serta akumulasi modal. Faktor lain yang dapat mempengaruhi perkembangan kualitas pembangunan manusia, yakni pengeluaran pemerintah khususnya bidang pendidikan dan bidang kesehatan. Maka pemerintah daerah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas SDM di wilayahnya, baik dari aspek fisik (kesehatan), aspek intelektualitas (pendidikan), aspek kesejahteraan ekonomi (berdaya beli), serta aspek moralitas (iman dan ketaqwaan) sehingga partisipasi rakyat dalam pembangunan akan dengan sendirinya meningkat.

Salah satu instrumen kebijakan pemerintah daerah yaitu dengan pengaturan distribusi serta percepatan realisasi Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah (APBD), yang di dalamnya mencakup sumber-sumber pendapatan daerah pengeluaran pemerintah termasuk belanja bidang pendidikan, kesehatan dan bidang-bidang lainnya, yang pada dasarnya merupakan suatu bentuk investasi jangka panjang. Investasi pemerintah dalam pendidikan dan kesehatan akan menyebabkan peningkatan kualitas modal manusia, hal ini juga akan memunculkan investasi jangka panjang.

Nuramalia hasanah dan Achmad Fauzi (2016) bagi pememerintah investasi adalah cara untuk menempatkan kelebihan dana sedangkan untuk pemerintah investasi merupakan sarana untuk memperrat hubungan bisnis atau memperoleh suatu keuntungan perdaganan. Penanaman modal yang ditanamkan dalam arti sempit berupa proyek tertentu baik bersifat fisik atau pun non fisik, seperti proyek pendirian pabrik, jalan, jembatan, pembangunan gedung dan proyek penelitian, dan pengembangan. Oleh karena itu, alokasi berupa pengeluaran pemerintah memegang perang penting guna meningkatkan pelayanan ini. Sejalan dengan peningkatan pelayanan ini yang di tunjukkan dengan peningkatan pengeluaran pemerintah diharrapkan dapat meningkatkan kualitas pembangunan manusia yang diharapkan

Namun seiring dengan peningkatan pengeluaran pemerintah pada APBD serta pelaksanaan otonomi daerah selama beberapa tahun, ternyata belum tampak perubahan yang signifikan terhadap kesejahteraan rakyat. Ini terlihat jelas pada kebijakan APBD yang menjadi instrumen induk untuk menjalankan fungsi alokasi dan distribusi, dimana alokasi dan realisasi anggaran lebih sering

Page 176: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 165

didominasi oleh kepentingan belanja rutin birokrasi, terutama untuk membayar gaji pegawai pemerintah daerah, biaya kantor dan biaya perjalanan dinas. Selain itu sebagian besar anggaran tersebut juga digunakan untuk pembangunan atau pengembangan yang lebih bersifat fisik (pembangunan gedung). Sehingga pengalokasian anggaran yang berhubungan dengan peningkatan mutu dan kualitas pembangunan manusia menjadi kurang efektif.

Laporan Pembangunan Manusia Indonesia (LPMI) dikatakan bahwa dalam jangka pendek, walaupun tidak ada pertumbuhan ekonomi yang memuaskan, sebuah negara dapat meningkatkan pembangunan manusia yang cukup signifikan melalui pengeluaran publik yang direalisasikan dengan baik. Untuk itu, tidak dapat dipungkiri bahwa kebijakan realisasi belanja pembangunan terutama di sektor pendidikan dan sektor kesehatan akan memberi pengaruh yang positif bagi perkembangan pembanguan manusia.

Pengembangan Hipotesis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah di sektor pendidikan Terhadap Peningkatan Pembangunan

Manusia. Pengeluaran pemerintah di sektor pendidikan merupakan faktor penting dalam meningkatkan

pembangunan manusia, dimana setiap bertambahnya anggaran pendidikan maka akan meningkatkan indek pembangunan manusia (Abdul Azia Nasution, 2009). Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa pengeluaran memegang peran penting, karena untuk mencapai tujuan pemerintah yaitu memaksimalkan kemakmuran masyarakat hanya dapat di wujudkan melalui pendidikan. Tujuan dilakukannya pengeluaran pemerintah di sektor pendidikan adalah membantu masyarakat untuk memperluas peluang dalam mencapai hidup yang layak, yang dilakukan memalui peningkatan kapasitas dasar dan daya beli. Dengan demikian semangkin tinggi tingkat pendidikan maka peningkatan manusia akan naik.

Penelitian yang dilakukan oleh Aloysius Gunandi Brata (2005), Aloysius Gunandi Brata (2002), Lela Dina Pertiwi (2007), Abdul Azis Nasution (2009), menyatakat bahwa pengeluaran pengeluaran pemerintah di sektor pendidikan berpengaruh terhadap peningkatan pembangunan manusia. Sedangkan penelitian yang dilakukan Yuni Mulyaningsih (2008), menyatakan tidak berpengaruh terhadap peningkatan pembangunan manusia. Sehingga peneliti perlu melakukan pengujian kembali untuk mengetahui konsistensi temuan peneliti pengeluaran pemerintah ke dalam hipotesis sebagai berikut:

H1 : Pengeluaran pemerintah daerah di sektor pendidikan berpengaruh positif terhadap peningkatan pembangunan manusia di Sumatera Selatan.

Pengaruh Pengeluaran Pemerintah di Sektor Kesehatan Terhadap Peningkatan Pembangunan Manusia. Pengeluaran pemerintah di sektor kesehatan adalah salah satu cara yang dilakukan pemerintah

untuk meningkatkan pembangunan manusia, Aloysius Gunandi Brata (2002) menyatakan kesehatan yang berkualitas mendukung pembangunan ekonomi namum masing-masing hubungan ini juga disertai dengan peran ketersedian sumber daya alam. Dengan adanya pengeluara pemerintah di sektor kesehatan akan menimbulkan suatu semangat untuk masyarakat yang nantinya akan membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi regional di Sumatera Selatan, alternatif yang dilakukan oleh pemerintah dapat berhasil dalam meningkatkan pembangunan manusia.

Menurut Aloysius Gunandi Brata (2005) diestimasi untuk menyamakan perhitungan data APDB, maka data APBD secara implisit mengasumsikan bahwa pengeluaran pemerintah untuk satu tahun anggaran terdistribusi merata untuk setiap bulan. Hal ini salah satu tolak ukur kemampuan pemerintah daerah dalam menangani masalah kesehata, berbeda dengan penelitian Yani Mulyaningsih (2008)

Page 177: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 166

yang menyatakan pengeluaran pemerintah tidak berpengaruh tehadap kesehatan hal ini disebabkan masih rendahnya pengeluaran pemerintah di sektor kesehatan. Dari penelitian terdahulu, masih adanya temuan hasil penelitian yang tidak konsisten. Sehingga peneliti perlu melakukan pengujian kembali untuk mengetahui konsistensi temuan penelitian pengeluaran pemerintah kedalam hipotesis sebagai berikut:

Hipotesis 2; pengaruh pengeluaran pemerintah daerah di sektor kesehatan terhadap peningkatan pembangunan manusia di Sumatera Selatan.

2. METODE PENELITIAN Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel bebas, sedangkan variabel bebas adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pembangunan manusia yang di proxy dari indeks pembangunan manusia, sedangkan variabel bebasnya adalah yaitu pengeluaran pemerintah disektor pendidikan dan kesehatan serta jumlah penduduk miskin. Definisi Operasional Variabel a) Pengeluaran pemerintah atas pendidikan (E), merupakan besarnya pengeluaran pemerintah

Provinsi Sumatera Selatan untuk sektor pendidikan yang mencerminkan pengeluaran pemerintah dari total anggaran pendapatan dan belanja yang dialokasikan untuk sektor pendidikan. Variabel tersebut dihitung dalam satuan Ribu Rupiah. Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah alokasi belanja pemerintah Sumatera Selatan sektor pendidikan tahun 2011-2015.

b) Pengeluaran pemerintah atas kesehatan (H) merupakan besarnya alokasi belanja kesehatan pemerintah yang mencerminkan pengeluaran pemerintah dari total anggaran pendapatan dan belanja yang dialokasikan untuk sektor kesehatan. Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah alokasi belanja pemerintah Suamtera Selatan sektor kesehatan tahun 2011-2015..

c) Pembangunan Manusia menurut UNDP (1990), pembangunan manusia adalah suatu proses untuk memperbesar pilihan-pilihan bagi manusia (”a process of enlarging peoples’s choices”). Selain itu menurut BPS, pembangunan manusia merupakan sebuah proses agar manusia mampu memiliki lebih banyak pilihan khususnya dalam pendapatan, kesehatan, serta pendidikan. Ketiga dimensi tersebut mencakup umur panjang dan sehat (longevity); pengetahuan (knowledge) dan kehidupan yang layak (living standards). Variabel pembangunan manusia ini di proxy dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Data IPM yang digunakan dalam penelitian ini adalah IPM 15 Kab/Kota Sumatera Selatan selama periode tahun 2011-2015.

Pendidikan Pendidikan dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rasio. Rasio ini menunjukan pengaruh antara pendidikan dengan peningkatan pembangunan manusia. Dirumuskan dengan :

𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑀𝑀 =anggaran pendidikan

total belanja𝑥𝑥 100

Kesehatan Kesehatan dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rasio. Rasio ini menunjukan pengaruh antara kesehatan dengan peningkatan manusia. Dirumuskan dengan :

𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑀𝑀 =anggaran kesehatan

total belanja𝑥𝑥 100

Page 178: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 167

Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari buku-buku,

literatur, internet, catatan-catatan, serta sumber lain yang berhubungan dengan masalah penelitian . Menurut Anto Dajan (1991) yang dimaksud dengan data sekunder yaitu data yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahnya.

Adapun data yang dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain : a) Data Pembangunan Manusia Sumatera Selatan tahun 2005-2015. b) Data pengeluaran pemerintah sektor pendidikan Sumatera Selatan tahun 2005-2015. c) Data pengeluaran pemerintah sektor kesehatan Sumatera Selatan tahun 2005-2015.

Adapun data yang digunakan adalah data Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan untuk tahun 2011-2015. Data ini merupakan kumpulan informasi mengenai ke tiga variabel penelitian di semua 15 Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan dan dalam kurun waktu lima tahunan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel mengingat ketersediaan data secara series yang pendek sehingga proses pengolahan data time series tidak dapat dilakukan berkaitan dengan persyaratan jumlah data yang minim. Selain itu menurut Yani Mulyaningsih (2008) untuk menghindari bentuk data dengan jumlah unit cross section yang terbatas pula sehingga sulit untuk dilakukan proses pengolahan data cross section untuk mendapatkan perilaku yang hendak diteliti maka dapat diatasi dengan penggunaan data panel (pooled data) agar diperoleh hasil estimasi yang lebih baik dengan terjadinya peningkatan jumlah observasi yang berimplikasi terhadap peningkatan derajat kebebasan selain itu hal ini juga dapat berpengaruh terhadap peningkatan jumlah pengamatan. Data sekunder yang digunakan adalah data deret waktu (time-series data) untuk kurun waktu tahun 2011-2015 serta data kerat lintang (cross-section data) yang meliputi 15 kabupaten/kota di Sumatera Selatan. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan daata yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku atau generalisasi (sugiyono, 2012). Analisis statistik deskriptif bertujuan untuk mengetahui gambaran umum dari semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, dengan melihat tabel statistik deskriptif yang menunjukkan hasil pengukuran rata-rata (mean), standar deviasi (standard deviation), dan maksimum-minimum (ghozali, 2011:19). Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel. Model ekonometrik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier sederhana. Analisis ini merupakan suatu metode yang digunakan untuk menganalisis hubangan antar variabel yang dapat diekspresikan dalam bentuk persamaan yang menghubungkan variabel bebas dan variabel terikat (Nachrowi dan Usman,2002: hal 15) Analisis Regresi

Teknik analisis statistik yang digunakan dalam penelitian analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda (multivariate regression) merupakan suatu model dimana variabel terikat tergantung pada dua atau lebih variabel bebas. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat

Page 179: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 168

Regresi adalah studi baginama satu variabel yaitu variabel dependen dengan tujuan untuk mengetimasi atau memprediksi nilai rata-rata variabel dependen didasarkan pada nilai variabel independen yang di ketahui. Dengan demikian, tujuan utama regresi adalah untuk memprediksi nilai variabel dependenberdasarkan satu atau lebih variabel independen. Untuk menguji hipotesis, penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

PM = 𝛼𝛼 + β1P + β2K + e

Keterangan:

α : konstanta β : koefesien regresi PM : pembangunan manusia P : pendidikan K : kesehatan e : koefisien eror

Pengujian Hipotesis Uji Koefisien Determinasi (𝑹𝑹𝟐𝟐)

Koefisien Determinasi (𝑅𝑅2) bertujuan untuk mengukurr seberapa jauh kemampuan model dalam menerangka variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai 𝑅𝑅2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang membutuhan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka 𝑅𝑅2 akan meningkat, tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan Adjusted 𝑅𝑅2.

Dengan menggunakan nilai Adjusted 𝑅𝑅2, dapat dievaluasi model regresi mana yang terbaik. Tidak seperti nilai 𝑅𝑅2, nilai Adjusted 𝑅𝑅2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model. Dalam kenyataan, nilai Adjusted 𝑅𝑅2 dapat bernilai negatif, walaupun yang dikehendaki harus bernilai positif, jika dalam uji empiris didapatkan nilai Adjusted 𝑅𝑅2 negatif, maka nilai Adjusted 𝑅𝑅2dianggap bernilai nol (Ghozali, 2011:97). Uji t-statistik

Uji statistik t pada dasarnya untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali dalam Sujarweni, 2005). pengujian dilakukan denganmenggunakan tingkat signifikan sebesar 1%,5% dan 10% (α=0,01, 0,05, dan 0,1) (Harlan, 2012 dalam Kurniati, 2015). Ketentuan penolakan atau penerimaan hipotesis adalah sebagai berikut: a) Jika signifikan t> 0,01, 0,05 dan 0,1 maka Ho diterima dan menolak H1 (koefisien regresi tidak

signifikan). Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

b) Jika nilai signifikan t≤ 0,01, 0,05 dan 0,1 maka Ho ditolak dan menerima H1 (koefisien regresi signifikan). Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

Page 180: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 169

Uji F-statistik

Uji statistik F pada dasarnya apakah semua model variabel independen atau bebas yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen atau terikat. pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikan sebesar 1%,5% dan 10% (α=0,01, 0,05, dan 0,1) (Harlan, 2012 dalam Kurniati, 2015). Ketentuan penolakan atau penerimaan hipotesis adalah sebagai berikut:

a) Jika signifikan F> 0,01, 0,05 dan 0,1 maka Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan menerima H1 (koefisien regresi tidak signifikan). Ini berarti bahwa secara bersama-sama seluruh variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

b) Jika nilai signifikan F< 0,01, 0,05 dan 0,1 atau Ho ditolak dan menerima H1 (koefisien regresi signifikan). Ini berarti bahwa secara bersama-sama seluruh variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

3. HASIL Analisis Data

a. Pendidikan

Pendidikan dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rasio. Rasio ini menunjukan pengaruh antara pendidikan dengan peningkatan pembangunan manusia. Dirumuskan dengan :

𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑀𝑀 =anggaran pendidikan

total belanja𝑥𝑥 100

Tabel.1 Rasio Pendidikan

Sumber : data diolah

Tabel 1 memperlihatkan perkembanganan pengeluaran pemerintah dan total belanja memegang penting dalam masalah peningkatan di sektor pendidikan. Rata-rata pengeluaran pemerintah Sumatera Selatan menurun setiap tahun dapat kita lihat dalam rasio pada tahun 2005-2014.

Tahun Rasio pendidikan

2005 20,40

2006 20,30

2007 20,20

2008 20,40

2009 20,10

2010 20,20

2011 20,09

2012 19,99

2013 20,14

2014 20,20

2015 20,60

Page 181: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 170

rasio pengeluaran pemerintah daerah di Sumatera Selatan yang memiliki nilai terendah yaitu di tahun 2012 dengan rasio 19,99. Adapun rasio pengeluaran pemerintah daerah di Sumatera Selatan yang memiliki nilai tertinggi yaitu di tahun 2015 terdapat peningkatan yang signifikan dengan rasio 20,60. Peningkatan pengeluaran pemerintah sektor pendidikan merupakan upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk meningkatkan kesejahteraan.

b. Kesehatan

Kesehatan dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rasio. Rasio ini menunjukan pengaruh antara kesehatan dengan peningkatan manusia. Dirumuskan dengan :

𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑀𝑀 =anggaran kesehatan

total belanja𝑥𝑥 100

Tabel 2

Rasio Kesehatan

Tahun Rasio Kesehatan

2005 17,01

2006 16,40

2007 15,42

2008 17,47

2009 16,33

2010 16,12

2011 15,04

2012 15,22

2013 15,33

2014 14,46

2015 15,71

Sumber : data diolah

Tabel 2 memperlihatkan perkembanganan pengeluaran pemerintah dan total belanja memegang penting dalam masalah peningkatan di sektor kesehatan. Rasio pengeluaran pemerintah daerah di Sumatera Selatan yang memiliki nilai terendah yaitu di tahun 2014 dengan rasio 14,46. Adapun rasio pengeluaran pemerintah daerah di Sumatera Selatan yang memiliki nilai tertinggi yaitu di tahun 2008 terdapat peningkatan yang signifikan dengan rasio 17,47. Peningkatan pengeluaran pemerintah sektor kesehatan tidak stabil lebih cenderung turun dapat kita lihat setiap tahunnya.

Page 182: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 171

Statistik Deskriptif Analisis deskriptif dari data yang diambil untuk penelitian ini adalah data sekunder berupa

pengeluran pemerintah disektor pendidikan dan kesehatan sebanyak 10 tahun. Berikut ini tabel statistik deskriptif untuk masing-masing variabel.

Tabel 3

Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Sumber : data diolah, 2015

Berdasarkan tabel statistik deskriptif variabel penelitian, terlihat bahwa dari 11 tahun pengeluaran yang menjadi sampel penelitian, variabel pendidikan me3mpunyai nilai rata-rata (mean) sebesar 20,2200 dengan standar daviasi sebesar 18852 dimana nilai standar deviasi ini kurang dari nilai rata-rata pendidikan. Pada nilai minimum sebesar 19,99 yang lebih dari nilai rata-ratanya, berbeda dengan nilai maksimum sebesar 20,60 yang lebih besar nilai rata-ratanya.

Kesehatan mempunyai nilai rata-rata (mean) sebesar 15,8645 dengan standar deviasi sebesar 0,89630 dimana nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-ratanya kesehatan. Pada nilai minimum sebesar 14,46 lebih kecil dari nilai rata-ratanya, berbeda dari nilai maksimum sebesar 17,47 yang lebih besar dari nilai rata-ratanya.

IPM mempunyai nilai rata-rata (mean) sebesar 72,9245 dengan standar deviasi sebesar 1,61988 dimana nilai standar deviasi lebih keci dari nilai rata-rata IPM pada nilai minimum sebesar 70,23 lebih kecil dari nilai rata-ratanya berbeda dengan nilai maksimum sebesar 75,23 yang lebih besar dari nilai rata-ratanya.

Page 183: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 172

Uji Asumsi Klasik Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan variabel independen secara individual dalam menjelaskan perubahan yang terjadi pada variabel dependen. Berdasarkan hasil perhitungan memalui SPSS, maka diperoleh tabel hasil pengujian koefisien determinasi sebagai berikut.

Tabel 4

Adjusted 𝑹𝑹𝟐𝟐

Sumber : data diolah

Pada tampilan tabel 4 model summary besar koefisien determinasi ditunjukan pada nilai adjusted 𝑅𝑅2 yaitu 0,396, hal ini berarti 39,6% variabel nilai pengeluaran yang diproksikan dapat dijelaskan oleh variabel pendidikan, kesehatan, dan indek pembangunan manusia, sedengkan sisanya 60,4% merupakan pengaruh dari sebab-sebab atau faktor lain di luar model penelitian.

Uji t-statistik Uji t atau uji hipotesis secara parsial digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial variabel

bebas (independen) berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel terikat (dependen). Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah pengeluaran pemerintah di sektor pendidikan dan kesehatan berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan pembangunan manusia. Dari pengujian hipotesis secara parsial diperoleh hasil yaitu sebagai berikut :

Tabel 5

Sumber : Data diolah

Model Summaryb

Model R

R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,719a ,517 ,396 1,25904

a. Predictors: (Constant), kesehatan, pendidikan

b. Dependent Variable: ipm

Page 184: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 173

Berdasarkan hasil uji statistik t pada tabel 5, terlihat bahwa variabel pendidikan dan kesehatan menunjukan hubungan yang signifikan terhadap variabel dependan, yaitu pembangunan manusia dengan tingkat 5%. Adapun pendidikan menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap variabel dependen dengan tingkat 10%. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan untuk pendidikan dan kesehatan masing-masing sebesar 0,360 dan 0,024 (sig.<10%).

Setelah melakukan analisis regresi berganda dari tabel 4.12 diatas , maka nilai-nilai koefisien regresi tersebut dapat dimasukkan kedala persamaan regresi yang disusun dalam persamaan regresi linier berganda sebai berikut :

PM = 45,210 + 2,594P – 1,559K + e Persamaan tersebut dapat menunjukan jika seluruh variabel bebas yaitu, pendidikan, dan kesehatan

dan pendidikan bernilai 2,594 dan kesehatan 1,559 maka aksebilit pembangunan manusia nilainya positif 45,210.

Variabel pendidikan memiliki koefisien yang positif yaitu 2,594. Hal ini menunjukan bahwa setiap peningkatan pendidikan sebesar 1, maka pembangunan manusia akan meningkat 2,594 dengan asumsi bahwa variabel independen lainnya tetap

Variabel kesehatan memiliki koefisien yang negatif yaitu -1,559. Hal ini menunjukan bahwa setiap peningkatan kesehatan sebesar 1, maka pembangunan manusia akan menurun sebesar 1,559 dengan asumsi bahwa variabel independen lainnya tetap.

Dari hasil pengujian hipotesis secara parsial diatas, maka dapat dianalisis sebagai berikut : a) Variabel Pendidikan

Berdasarkan hasil pengelolahan data, diperoleh nilai signifikansi 0,360 < level of significant (α) = 0,10. Karena nilai signifikasi lebih kecil dari 0,10, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara pendidikan terhadap pembangunan manusia.

b) Variabel Kesehatan Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh nilai signifikan 0,024 > level of significant (α) = 0,05 dan 0,10. Karena nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 dan 0,10, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan anatara kesehatan terhadap pembangunan manusia.

Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F atau uji hipotesis secara simultan digunakan untuk melihat apakah secara keseluruhan variabel bebas (independen) memiliki pengaruh secara keseluruhan variabel (dependen). Hal ini dimaksudkan untuk melihat apakah pengeluaran di sektor pendidikan dan kesehatan secara bersama-sama berpengaruh secara singnifikan terhadap peningkatan pembangunan manusia. Dari penguji hipotesis secara simultan diperoleh hasil yaitu sebagai berikut :

Page 185: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 174

Tabel 6

Hasil Regresi Simultan

ANOVAa

Model

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 13,559 2 6,779 4,277 ,055b

Residual 12,682 8 1,585

Total 26,240 10

a. Dependent Variable: IPM

b. Predictors: (Constant), kesehatan, pendidikan

Sumber : Data diolah, 2017

Berdasarkan hasil uji ANOVA atau F test di atas, didapat F hitung sebesar 4,277 dengan tingkat probabilitas 0,055 (tidak signifikan). Tabel 4.14 yaitu hasil uji F (regresi simultan) juga menunjukan bahwa nilai signifika lebih besar dari tingkat signifikan 0,05, jadi dapat disimpulkan bahwa pengeluaran pemerintah di sektor pendidikan dan kesehatan tidak berpengaruh terhadap peningkatan pembangunan manusia.

Pembahasan Pendidikan berpengaruh positif terhadap pembangunan manusia

Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukan bahwa hipotesis pertama diterima. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pendidikan memiliki pengaruh signifikan terhadap pembangunan manusia dengan nilai signifikan 0,360 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,10 (α=10%). Hasil analisis ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Yani Mulyaningsih (2008) yang menyatakan bahwa pendidikan tidak memiliki pengaruh terhadap pendidikan. Akan tetapi, hasil analisis ini konsisten dengan hasil penelitian Abdul Azis Nasution (2009) yang menyatakan bahwa pendidikan berpengaruh terhadap pembangunan manusia.

Pendidikan merupakan faktor penting dalam pembangunan manusia. Astri Winarti (2014), menyatakan pembangunan manusia salah satu indikator kemajuan suatu negara dan pendidikan adalah salah satu aspek penting dalam pembangunan manusia.

Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan kualitas SDM. Oleh sebab itu, pendidikan juga merupakan alur tengah dari seluruh sektor pembangunan. Pembangunan semata-mata hanya beruang lingkup pembangunan material atau pembangunan fisik berupa gedung, jembatan, pabrik, dan lain-lain. Padahal sukses tidaknya pembangunan fisik itu justru sangat ditentukan oleh keberhasilan di dalam pembangunan rohaniah/spiritual, yang secara bulat diartikan pembangunan manusia, dan yang terakhir ini menjadi tugas utama pemerintah." Dengan demikian semangkin tinggi pendidikan semangkin tinggi pengaruh terhadap peningkatan pembangunan manusia.

Page 186: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 175

Kesehatan berpengaruh terhadap pembangunan manusia Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukan bahwa hipotesis kedua berpengaruh terhadap

pembangunan manusia dengan signifikansi 0,024 dimana nilai tersebut lebih besar dari nilai 0,10 (α = 10%). Hasil analisis ini tidak konsisten dengan hasil penelitian wahyudi dan pawestri (2006) yang menyatakan bahwa pendidikan tidak memiliki pengaruh terhadap pendidikan. Akan tetapi, hasil analisis ini konsisten dengan hasil penelitian Aloysius Gunandi Brata (2005), Aloysius Gunandi Brata (2002), Lela Dina Pertiwi (2007), dan Abdul Azis Nasution yang menyatakan bahwa pendidikan berpengaruh terhadap pembangunan manusia, berbeda dengan hasil dari penelitian Yani Mulyaningsih (2008) yang menyatakan pendidikan dan kesehatan tidak berpengaruh..

Perubahan rumusan tentang definisi kesehatan oleh WHO membuktikan bahwa kesehatan merupakan sesuatu yang sangat kompleks yang mencangkup bidang jasmani, rohani, sosial, dan ekonomi. Orang yang disebut sehat tidak hanya sehat secara fisik bebas dari penyakit, namun juga harus sehat secara mental dan produktif, dalam artian dia mampu untuk melakukan kegiatan sesuai dengan usianya saat itu. Dengan perubahan paradigma mengenai definisi kesehatan ini, tentu diperlukan pelayanan kesehatan yang setimpal yang mampu memenuhi tuntutan tersebut. Dengan terciptanya masyarakat yang sehat dapat di pastikan dapat membuat sumber daya yang lebih baik, dengan begitu pembangunan manusia dapat meningkat. 4. SIMPULAN

Berdasarkan pembahasan mengenai pengaruh pengeluaran pemerintah disektor pendidikan dan kesehatan terhadap peningkatan pembangunan manusia, yang penulis sajikan dalam Bab IV, maka penulis penyimpulkan seberapa hal sebagai berikut : a) Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukan bahwa secara parsial variabel pendidikan

memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan pembangunan manusia. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat pendidikan akan berpengaruh terhadap peningkatan pembangunan manusia, dan akan berpengaruh juga terhadap kemakmuran yang diterima oleh masyarakat.

b) Hasil pegujian hipotesis kedua menunjukan bahwa secara parsial variabel kesehatan memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan pembangunan manusia. Hal ini semangkin tinggi kesehatan masyarakat maka akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas ini di harapkan dapat bersaing dengan negara-negara maju, yang mempunyai tingkat kesajeteran masyarakat yang tinggi. Hal ini berarti kesehatan yang tinggi, maka akan berpengaruh terhadap peningkatan pembangunan manusia

5. REFERENSI [1] Abdul Azis Nasution. 2007. Analisis dampak realisasi APBD terhadap

[2] peningkatan indek pembangunan manusia di kota binjai.

[3] Badan Pusat Statistik. 2005-2015. Pengeluaran Pemerintah Sektor Pendidikan Selatan 2005-

2015.

[4] Badan Pusat Statistik. 2005-2015. Pengeluaran Pemerintah Sektor Kesehatan Selatan 2005-2015.

[5] Badan Pusat Statistik. 2005-2015. Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Sumatera

Selatan 2005-2015

[6] Brata,Aloysius Gunadi. 2005. Investasi Sektor Publik Lokal Pembangunan Manusia Dan Kemiskinan. Yogyakarta : Lembaga Penelitian Universitas Atmajaya.

Page 187: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 176

[7] Brata,Aloysius Gunadi. 2002. Pembangunan manusia dan kinerja ekonomi regional di Indonesia Yogyakarta : Lembaga Penelitian Universitas Atmajaya.

[8] BPS-Bappenas-UNDP. 2001. Krisis ekonomi indonesia. Ginting,Charisma. 2006.

[9] Analisis pembangunan manusia di indonesia. tesis : Universitas Sumatera Utara. Medan.

[10] https://www.undp.go.id Human Development Report 1995. Diakses tanggal 20 Januari 2017. [11] https://www.undp.go.id Human Development Report 1996. Diakses tanggal 20 Januari 2017. [12] https://www.bps.go.id Diakses tanggal 21 januari 2017

[13] Lela Dina Pertiwi. 2007. Analisis efisiensi pengeluaran pemerintah di provinsi jawa tengah

1999 dan 2002. Yogyakarta.

[14] Mulyaningsih, Yani. 2008. Pengaruh pengeluaran pemerintah di sektor public terhadap peningkatan pembangunan manusia dan pengurangan kemiskinan. Tesis : Universitas Indonesia. Jakarta.

[15] Nuramalia Hasanah, Achmad Fauzi. 2016. Akuntansi Pemerintah, Penerbit In Media 2016.

[16] Sugiono, 2012. Metode Penelitian Bisnis. Selemba Empat. Jakarta.

[17] Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 pasal 1 butir 8 tentang Keuangan Negara.

Page 188: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 177

PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Siti Marfuah1, Rolia Wahasusmiah2 Universitas Binadarma1,2

e-mail : [email protected], [email protected]

Abstract

This study aims to determine the effect of financial performance and good corporate governance (GCG) on the value of companies in manufacturing companies listed on the stock exchange Indonesia. The type of data used is secondary data in the form of annual report 2016. Population used in this study are all companies listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI). This research uses purposive sampling method with total population of 144 companies and sample of 31 companies. The results show that simultaneously ROA, OPM, NPM, KM, and KI have a positive influence on firm value. While partially ROA have a positive influence on firm value. While OPM, NPM, KM, and KI have no positive influence on firm value. Keywords : ROA, OPM, NPM, KM, KI, company value 1. PENDAHULUAN

Perkembangan dunia bisnis saat ini berkembang dengan pesat, hal ini dapat dilihat dengan adanya perkembangan pengetahuan dan perkembangan informasi yang sangat pesat. Perkembangan saat ini juga di iringi dengan ketatnya persaingan bisnis. Dari persaingan ini harus di imbangi dengan pemikiran yang kritis dan pemanfaatan sumber daya yang baik. Dengan demikian perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan lain baik dalam negeri maupun luar negeri.

Banyak perusahaan yang telah Go Publik terdaftar di Bursa Efek Indonesia salah satunya yaitu perusahaan manufaktur. Perusahaan manufaktur adalah perusahaan industri pengelolaan yang mengelola bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Perusahaan manufaktur memiliki perputaran persediaan tinggi sehingga sumber dana harus tersedia secara tepat dan baik dalam hal jumlah maupun waktu agar aktivitas operasi perusahaan tidak terganggu, sehingga perusahaan membutuhkan modal dari investor agar kegiatan operasional perusahaan berjalan sesuai target. Perusahaan manufaktur memiliki kinerja dan performa saham yang bagus dan menjadi prioritas investasi karena memiliki peluang yang besar. Akan tetapi manufaktur lebih mudah terpengaruh oleh kondisi ekonomi, politik dan memiliki sensitifitas yang lebih tinggi terhadap setiap kejadian, baik internal maupun eksternal perusahaan. Karena alasan tersebut perusahaan harus menjaga kesehatan keuangan atau likuiditasnya. Mengingat besarnya pengaruh yang timbul bila terjadi kesulitan keuangan pada industri manufaktur, maka perlu dilakukan analisis sedemikian rupa, sehingga kesulitan keuangan dan kemungkinan kebangkrutan dapat di deteksi lebih awal untuk selanjutnya menentukan arah kebijaksanaan.

Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah kinerja keuangan dan good corporate governance (tata kelola yang baik). Perusahaan yang dapat dinilai baik adalah perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik perusahaan juga diharapkan memiliki tata kelola yang baik (good Corporate Governance). Tata kelola perusahaan yang baik menggambarkan bagaimana usaha manajemen mengelola aset dan modalnya dengan baik agar menarik para investor. Pengelolaan aset dan modal suatu perusahaan dapat dilihat dari kinerja keuangan yang ada. Good corporate governance sebagai alat kontrol kinerja keuangan agar tidak terjadi pemisahan antara kepemilikan dan

Page 189: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 178

pengendalian perusahaan yang dalam hal ini manajemen cenderung akan meningkatkan keuntungan Pribadinya dari pada tujuan perusahaan. Jika pengelolaannya dilakukan dengan baik maka, otomatis akan meningkatkan nilai perusahaan.

. Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengatahui “Pengaruh Kinerja Keuangan Dan Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)”

2. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan adalah gambaran setiap hasil ekonomi yang mampu di raih oleh perusahaan pada periode tertentu melalui aktivitas-aktivitas perusahaan untuk menghasilkan keuntungan secara efisien dan efektif, yang dapat diukur perkembangannya dengan mengadakan analisis terhadap data-data keuangan yang tercermin dalam laporan keuangan (Cicilia Mestaria Situmorang, 2014). Good Corporatte Governance (GCG)

Good corporate governance yaitu prinsip yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar mencapai keseimbangan antara kekuatan serta kewenangan perusahaan dalam memberikan pertanggungjawaban kepada para pemegang saham (shareholder) khususnya dan pemangku kepentingan (stakeholders) pada umumnya (Cadburry dalam Nunung Nofitasari, 2015).

Pengembangan Hipotesis a) Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap nilai perusahaan

Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan serta efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan harta yang dimiliki dalam aktivitas operasionalnya (Wahyudi Asto Nugroho, 2012).

Penelitian yang dilakukan oleh Angelika Natalia Joseph Dkk (2016) menyatakan ROA memiliki pengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan, Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ratri Werdi Erdianty (2015) mengemukakan Ratio On Asset (ROA) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.. Sehingga peneliti perlu melakukan pengujian kembali untuk mengetahui konsistensi temuan penelitian Pengaruh Ratio On Asset (ROA) terhadap nilai perusahaan ke dalam hipotesis berikut :

H1 = Return On Assset (ROA) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

b) Pengaruh Operating Profit Margin (OPM) terhadap nilai perusahaan Operating profit margin (OPM) adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan. Semakian tinggi OPM yang dihasilkan, maka akan memberikan persepsi positif terhadap nilai perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi Asto Nugroho (2012) mengemukakan Operating Profit Margin (OPM) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Angelika Natalia Joseph Dkk (2016) menyatakan Operating Profit Margin (OPM) tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Sehingga peneliti perlu melakukan pengujian kembali untuk mengetahui konsistensi temuan penelitian Pengaruh Operating Profit Margin (OPM) terhadap nilai perusahaan kedalam hipotesis berikut :

H2 = Operating Profit Margin (OPM) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

Page 190: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 179

c) Pengaruh Net profit margin (NPM) terhadap nilai perusahaan Net Profit Margin (NPM) mengukur persentase dari setiap penjualan dollar yang tersisa setelah

semua biaya dan pengeluaran, termasuk bunga, pajak dan dividen saham preferen, telah dikurangi. Rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih setelah dipotong pajak Gitman (2012:80) dalam Angelika Natalia Joseph (2016).

Penelitian yang dilakukan oleh Idha Ayu Apsari, Dkk (2015) menyatakan NPM berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Angelika Natalia Joseph Dkk (2016) menyatakan Net Profit Margin (NPM) tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Sehingga peneliti perlu melakukan pengujian kembali untuk mengetahui konsistensi temuan penelitian Pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap nilai perusahaan kedalam hipotesis berikut :

H3 = Net Profit Margin (NPM) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

d) Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan Kepemilikan manajerial merupakan pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif

ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan (Direksi dan Komisaris). Kepemilikan manajerial bisa diukur dari jumlah persentase saham yang dimiliki manajemen.

Penelitian yang dilakukan oleh Vincentius Randy dan Juniarti (2013) dan Verawaty, Dkk (2016) kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Sebaliknya hasil penelitian yang dilakukan oleh Ardin Dolok Saribu (2014) kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sehingga peneliti perlu melakukan pengujian kembali untuk mengetahui konsistensi temuan penelitian Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan ke dalam hipotesis berikut :

H4 = kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

e) Pengaruh kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan Kepemilikan institusional adalah proporsi kepemilikan saham pada akhir tahun yang dimiliki oleh

lembaga, seperti asuransi, bank atau institusi lainnya (Ardin Dolok Saribu, 2014). Adanya kepemilikan institusional dapat memantau secara profesional perkembangan investasinya .

Penelitian yang dilakukan oleh Verawaty, Dkk (2016) kepemilikan institusional mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Sebaliknya hasil penelitian yang dilakukan Ardin Dolok Saribu (2014) kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sehingga peneliti perlu melakukan pengujian kembali untuk mengetahui konsistensi temuan penelitian Pengaruh kepemilikan instutional terhadap nilai perusahaan ke dalam hipotesis berikut:

H5 = kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

3. METODOLOGI PENELITIAN Populasi Dan Sampel

Populasi Pada Penelitian ini yaitu seluruh perusahaan manufakur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berdasarkan Indonesia Stock Exchange (IDX) Fact Book 2016. Jumlah populasi tersebut adalah 144 perusahaan manufaktur. Dari populasi di atas terdapat 31 perusahaan yang menjadi sampel.

Variabel Bebas (Independent Variable) a. Return on Asset (ROA)

Page 191: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 180

Return On Asset (ROA) adalah Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total asset (kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai asset tersebut (Hanafi dan Halim, 2004:83 dalam Helmy Fahrizal, 2013). Rasio laba bersih terhadap total aset mengukur pengembalian atas total aset (Return On Total Asset-ROA) setelah bunga dan pajak (Brigham dan Houston, 2010). Rumus yang digunakan yaitu:

b. Operating Profit Margin (OPM) Operating Profit Margin (OPM) adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan (Angelika Natalia Joseph, 2016). Operating profit margin mengukur persentase dari profit yang diperoleh perusahaan dari tiap penjualan sebelum dikurangi dengan biaya bunga dan pajak. Untuk mengetahui Operating profit margin (Subramanyam Dan John, 2010) maka rumus yang digunakan yaitu:

c. Net Profit Margin (NPM)

Rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih setelah dipotong pajak (Gitman, 2012:80 dalam Angelika Natalia Joseph, 2016). Rasio ini digunakan untuk menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan yang bersangkutan dalam menghasilkan laba bersih. Untuk mengetahui nilai net profit margin (Subramanyam Dan John, 2010) maka rumus yang digunakan yaitu:

d. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial merupakan pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan (Direksi dan Komisaris). Dewan komisaris turut mengawasi dan memberikan pengarahan tentang kebijakan direksi dan hal umum yang berkaitan dengan perusahaan dan kegiatan usahanya, serta memberikan nasihat kepada direksi jika diperlukan (Wahidahwati, 2002 dalam Tri Kartika Pertiwi dan Ferry Madi Ika Pratama, 2012). Rumus yang digunakan yaitu:

e. Kepemilikan institusional

Kepemilikan institusional adalah proporsi kepemilikan saham pada akhir tahun yang dimiliki oleh lembaga, seperti asuransi, bank atau institusi lainnya (Ardin Dolok Saribu, 2014). Adanya kepemilikan institusional dapat memantau secara profesional perkembangan investasinya sehingga tingkat

𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 = Laba Bersih Total Aset

x 100

𝑅𝑅𝑂𝑂𝑀𝑀 = laba operasi

Penjualan 𝑥𝑥100

𝑁𝑁𝑂𝑂𝑀𝑀 = laba bersihpenjualan

x 100

KM = saham manajer, direktur, komisaris

Total jumlah saham beredar𝑥𝑥 100

KI = jumlah saham dimiliki institusi

Total jumlah saham beredar 𝑥𝑥 100

Page 192: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 181

pengendalian terhadap manajemen sangat tinggi yang pada akhirnya dapat menekan potensi kecurangan. Rumus yang digunakan yaitu:

Variabel Terikat (dependent Variable)

Nilai perusahaan dapat diukur dengan rasio Market to Book Value (MBV) yang dapat digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh suatu perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan terhadap jumlah modal yang diinvestasikan, semakin tinggi rasio semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham (Hamidy, 2014 dalam Lisa Asih Widyastuti, 2016). Perusahaan yang di pandang baik oleh investor adalah perusahaan dengan laba dan arus kas yang aman serta terus mengalami pertumbuhan (Brigham dan Houston, 2010). Rumus yang digunakan yaitu:

Analisis Regresi Berganda Analisis regresi linier berganda pada dasarnya merupakan perluasan dari regresi linier sederhana,

yaitu menambah dua variabel bebas yang sebelumnya hanya satu menjadi dua atau lebih variabel bebas (Sanusi, 2011).

Y = a + b₁ X ₁ + b₂ X₂ + b₃X₃ + b₄X₄ + b₅X₅ + e Keterangan : Y =Market to Book Value (MBV) a = Konstanta b = Koefisien Regresi X₁= Return On Asset (ROA) X₂= Operating Net Margin (OPM) X₃= Net Profit Margin (NPM) X₄= Kepemilikan Manajerial(KM) X₅= Kepemilikan Institusional(KI) E = Error

Uji Hipotesis Uji Koefisien Determinan (R2)

Koefiensien Determinan (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinan adalah antara 0-1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.

Uji Signifikansi Parsial (Uji T)

Hipotesis kedua menggunakan uji T untuk menunjukkan pengaruh secara parsial variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat.

a. Jika nilai signifikansi ≥ taraf nyata (0,05), maka H0 diterima dan H1 ditolak. b. Jika nilai signifikansi < taraf nyata (0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima.

𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀 = Harga pasar per saham

nilai buku per saham x 100

KI = jumlah saham yang dimiliki institusi Total jumlah saham beredar

X 100

Page 193: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 182

Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen atau terikat. Pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5% dan (α=0,05). 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual N 31

Normal Parametersa,b Mean ,0000000 Std. Deviation 10,21249

175 Most Extreme Differences Absolute ,126

Positive ,126 Negative -,101

Test Statistic ,126 Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov, terlihat

bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov signifikan (Asymp.sig 2-tailed) sebesar 0,20 karena nilai signifikan lebih dari 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa data residual terdistribusi normal.

Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 7,924 4,466 1,774 ,088

ROA 1,866 ,445 1,075 4,194 ,000 ,335 2,986 OPM ,157 ,337 ,090 ,465 ,646 ,590 1,694 NPM -1,910 ,698 -,883 -2,735 ,011 ,211 4,735 KM -,236 ,137 -,348 -1,718 ,098 ,538 1,860 KI ,012 ,056 ,034 ,209 ,836 ,809 1,235

a. Dependent Variable: MBV

Dari hasil pengujian nilai tolerance pada tabel 4.9 di atas, nilai VIF terendah dimiliki oleh variabel kepemilikan institusional (X5) sebesar 1,234, sedangkan nilai VIF terbesar dimiliki oleh variabel Net Profit Margin (X3) yaitu sebesar 4,4735, maka nilai VIF untuk setiap variabel bebas < 10, dengan angka tolerance berkisar antara 0,335 sampai 0,809. hasil perhitungan Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan bahwa tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Maka dapat disimpulkan bahwa persamaan model regresi yang diajukan bebas dari multikolinieritas.

Page 194: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 183

Uji Heteroskedastisitas

Grafik Scatterplot menunjukkan bahwa data tersebut terlihat tidak terdapat pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Uji Hipotesis Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

671a

,450

,340

11,18722

2,254

a. Predictors: (Constant), KI, OPM, KM, ROA, NPM

b. Dependent Variable: MBV

Pada model summary besarnya koefisien determinasi ditunjukkan pada nilai adjusted R2 yaitu 0,430, hal ini berarti 4,30% variabel nilai perusahaan yang dapat dijelaskan oleh variabel ratio on asset, operating profit margin, net profit margin, kepemilikan manajamen dan kepemilikan institusional, sedangkan sisanya 95,70% merupakan pengaruh dari sebab-sebab atau faktor lain di luar model penelitian.

Uji F (Uji Signifikan Simultan)

ANOVAa

Model Sum

of Squares D

f Mean

Square F

Sig. Regres

sion 2561,5

73 512,315 4,093 007b

Residual

3128,850 5 125,154

Total 5690,422 0

a. Dependent Variable: MBV b. Predictors: (Constant), KI, OPM, KM, ROA, NPM

Hasil uji statistik F pada tabel diatas untuk menguji pengaruh ROA, OPM, NPM, KM, KI yang

mempunyai F-hitung sebesar 4,093 dengan nilai signifikansi 0,007 hal ini berarti tingkat signifikansi < 5%. Hal ini berarti model regresi dapat digunakan untuk meningkatkan Indeks nilai perusahaan atau dapat dikatakan variabel ROA, OPM, NPM, KM, KI secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependenya yaitu Indeks nilai perusahaan.

Page 195: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 184

Pembahasan 1 Pengaruh Ratio On Asset (ROA) Terhadap Nilai Perusahaan.

Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa hipotesis pertama diterima. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ROA memiliki pengaruh positif secara signifikan terhadap nilai perusahaan dengan nilai signifikansi 0,000 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 (α = 5%). Semakin Tinggi Rasio Ini maka semakin besar laba perusahaan maka akan membuka peluang besar bagi investor untuk melakukan investasi. Jika perusahaan dapat meningkatkan keuntungan yang besar maka hal tersebut dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya sehingga harga saham dan permintaan akan meningkat. Meningkatnya harga saham dan permintaan akan mempengaruhi nilai perusahaan yang diproksikan dengan Market To Book Value. Karena peningkatan tersebut maka nilai perusahaan akan naik.

2 Pengaruh Operating Profit Margin (OPM) Terhadap Nilai Perusahaan

Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa hipotesis kedua tidak diterima. Hasil pengujian menunjukkan bahwa OPM tidak memiliki pengaruh positif secara signifikan terhadap nilai perusahaan dengan nilai signifikansi 0,646 dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05 (α = 5%). OPM yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Semakian tinggi OPM yang dihasilkan, maka akan memberikan persepsi positif terhadap nilai perusahaan.

3 Pengaruh Net Profit Margin (NPM) Terhadap Nilai Perusahaan

Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa hipotesis ketiga ditolak. Hasil pengujian menunjukkan bahwa NPM memiliki pengaruh negatif secara signifikan terhadap nilai perusahaan dengan nilai signifikansi 0,011 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 (α = 5%). Semakin tinggi NPM maka laba yang dihasilkan perusahaan semakin besar sehingga perusahaan akan melakukan jual beli saham perusahaan dengan para investor. Maka nilai perusahaan akan meningkat karena banyak investor yang menanamkan modal pada perusahaan.

4 Pengaruh Kepemilikan Manajerial (KM) Terhadap Nilai Perusahaan

Hasil pengujian hipotesis keempat menunjukkan bahwa hipotesis keempat tidak diterima. Hasil pengujian menunjukkan bahwa KM tidak memiliki pengaruh negatif juga tidak signifikan terhadap nilai perusahaan dengan nilai signifikansi 0,98 dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05 (α = 5%). Dewan komisaris turut mengawasi dan memberikan pengarahan tentang kebijakan direksi dan hal umum yang berkaitan dengan perusahaan dan kegiatan usahanya, serta memberikan nasihat kepada direksi jika diperlukan (Wahidahwati, 2002 dalam Tri Kartika Pertiwi dan Ferry Madi Ika Pratama, 2012).

5 Pengaruh Kepemilikan Institusional (KI) Terhadap Nilai Perusahaan

Hasil pengujian hipotesis kelima menunjukkan bahwa hipotesis kelima tidak diterima. Hasil pengujian menunjukkan bahwa KI tidak memiliki pengaruh positif juga tidak signifikan terhadap nilai perusahaan dengan nilai signifikansi 0,836 dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,5 (α = 5%). Adanya kepemilikan institusional dapat memantau secara profesional perkembangan investasinya sehingga tingkat pengendalian terhadap manajemen sangat tinggi yang pada akhirnya dapat menekan potensi kecurangan. Pemegang saham institusional diantaranya mencakup perusahaan asuransi, dana pensiun, dan reksadana (Titah Kinanti Kusumaningtyas, 2015).

Page 196: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 185

5. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Dari variabel diatas dapat dilihat bahwa variabel ROA dikatakan kurang baik karena nilai rata-rata dibawah jauh dari standar rata-rata industri, sedangkan variabel NPM,OPM, KI, KM dan MBV dapat dikatakan baik karena nilai rata-rata diatas standar rata-rata industri.

Secara simultan 5 variabel diatas yaitu ROA, OPM, NPM, KM dan KI berpengaruh positif secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti 5 variabel diatas dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Saran

Bagi peneliti selanjutnya agar dapat memperbesar jumlah sampel, menggunakan sektor-sektor lain sebagai objek penelitian, menambahkan variabel-variabel lainnya, serta memperluas periode pengamatan agar lebih akurat dalam membandingkan hasil penelitian dari tahun ke tahun.

6. REFERENSI

[1] Apsari, Idha Ayu. 2015. Pengaruh Return On Equity, Net Profit Margin, Debt To Equity Ratio, Dan Longterm Debt To Equity Ratio Terhadap Price Book Value (Studi Pada Perusahaan Sub Sektor Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2013). Universitas Brawijaya. Malang.

[2] Brigham Dan Housten. 2010. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Salemba Empat. Jakarta. [3] Bursa Efek Indonesia. 2014. Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan Perusahaan 2013.

http://www.idx.co.id (Diakses 02 Mei 2017). [4] Erdianty, Ratri Werdi. 2015. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan

Corporate Social Responsibility Dan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Pada Perusahan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014). Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta.

[5] Fahrizal, Helmy, 2013. Pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE) Dan

Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Nilai Perusahaan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.

[6] Harahap, Sofyan Syafri. 2007. Teori Akuntans. Rajagrafindo Persada. Jakarta [7] Harahap, Sofyan Syafri. 2009. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Rajawali Pers.

Jakarta. [8] Hj. Tjandrakirana, Rina Dp Dan Meva. 2014. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai

Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesi. Universitas Sriwijaya. Palembang.

[9] Joseph, Angelika Natalia. Dkk. 2016. Pengaruh Kinerja Keuangan Dan Corporate Social

Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Universitas Sam Ratulangi. Manado.

[10] Kasmir. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Rajagrafindo Persada. Jakarta.

[11] Kusumaningtyas, Titah Kinanti. 2015. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai

Perusahaan Yang Terdaftar Pada Indeks SRI-KEHATI. STIESIA. Surabaya.

Page 197: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 186

[12] Mahendra, Alfredo Dj. Dkk. 2012. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan

Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, Universitas Udayana. Bali.

[13] Nofitasari, Nunung Dkk. 2015. Pengaruh Good Corporate Governance Dan Kinerja Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Badan Usaha Milik Negara Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013). Universitas Brawijaya. Malang.

[14] Nugroho, Wahyudi Asto. 2012. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Dan Leverage Terhadap

Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Sektor Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011). Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

[15] Pertiwi, Tri Kartika. Dan Ferry Madi Ika Pratama. 2012. Pengaruh Kinerja Keuangan, Good

Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Food And Beverage. UPN Veteran Jawa Timur. Surabaya.

[16] Priyanto, Duwi. 2014. SPSS 22 Pengolahan Data Terpraktis. CV. Andi Offset. Yogyakarta.

[17] Randy, Vincentius. Dan Juniarti. 2013. Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance

Terhadap Nilai Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI 2007-2011. Universitas Kristen Petra. Surabaya.

[18] Sanusi, Anwar. 2011, Metodologi Penelitian Dan Bisnis. Salemba Empat. Jakarta.

[19] Saribu, ardin dolok. 2014. Pengaruh Penerapan Mekanisme Good Corporate Governance

Terhadap Nilai Perusahaan; Studi Pada Perusahaan Yang Tergabung Indeks LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia. Universitas HKBP Nomennsen. Medan.

[20] Situmorang, Cicilia Mestaria. 2014. Pengaruh Kinerja Keuangan Dan Pengungkapan

Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan. Universitas Lampung. Lampung.

[21] Sugiono. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.

[22] Subramanyam, K.R. Dan John J. Wild. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Salemba Empat. Jakarta.

[23] Verawaty, Dkk. 2016. Analisis Pengembangan Corporate Value berdasarkan Keputusan

Investasi dan Pendanaan, Struktur Kepemilikan serta Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Universitas Bina Darma. Palembang. Jurnal Berkala Akuntansi dan Keuangan Indonesia 1 (2016): 15-34

Page 198: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 187

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING ( ISR ) PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA

Sheila Vereira1, Septiani Fransisca2 [email protected], [email protected]

Jalan Jendral Ahmad Yani No.12 Palembang

Abstract This study aims to analyze the factors that affect the disclosure of Islamic Social Reporting at Bank Syariah in Indonesia. Factors tested were firm size, profitability, liquidity, leverage, and age of company as independent variable while disclosure of Islamic Social Reporting as dependent variable. The data used in this research is secondary data and sample selection using purposive sampling method. The sample of this research consists of 7 Sharia Banks for the period of 2014-2016. The analysis model for this research use multiple linear regression analysis. Based on the results of the research analysis shows that firm size, profitability, liquidity, leverage, and company age have no significant influence on Islamic Banking (ISR) disclosure in Sharia Bank in Indonesia. Keywords : Islamic Social Reporting, Company Size, Profitability, Liquidity, Leverage, and Age of Company. 1. PENDAHULUAN

Pengungkapan Corporate Social Responsibility saat ini telah banyak dilakukan di negara-negara yang berkembang salah satunya di Indonesia yang menjadi komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui praktik bisnis. Tanggungjawab sosial perusahaan yang biasa dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) menjadi salah satu dari beberapa tanggungjawab perusahaan kepada pemangkukepentingan (Stakeholders) dan umum diungkapkan oleh dunia bisnis.Pemangku kepentingan dalam hal ini adalah orang atau kelompok yang dapat mempengaruhi atau dapat dipengaruhi oleh keputusan, kebijakan, maupun operasi perusahaan.

Konsep CSR ini dalam islam bukanlah sesuatu yang baru, beberapa ayat telah mengemukakan betapa pentingnya tanggungjawab sosial. Dapat dikaji dalam Surat Al – Baqarah ayat 282Lebih dalam perintah ini menekankan pada kepentingan pertanggungjawaban (accountability) agar pihak yang terlibat dalam transaksi itu tidak dirugikan, tidak menimbulkan konflik, dan adil. CSR dalam ekonomi Islam juga turut meningkatkan perhatian masyarakat terhadap lembaga atau institusi syariah. Hal tersebut dikarenakan adanya kebutuhan masyarakat untuk mengenal secara lebih dalam terhadap lembaga atau institusi syariah, semakin besar dari waktu ke waktu. Lembaga yang menjalankan bisnisnya berdasarkan syariah pada hakekatnya mendasarkan pada filosofi dasar Al-Qur’an dan Sunnah.

Namun, menurut Farook dan Lanis, sebagaimana yang dikutip oleh Muhammad (2009) menjelaskan bahwa penelitian-penelitian yang sementara ini dilakukan mengindikasikan bahwa perbankan-perbankan Syariah belum secarabaik dalam mengimplementasikan fungsi sosialnya sesuai dengan nilai-nilai Islam. Perbankan Islam seharusnya secara ideal beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip yang diatur oleh hukum Islam (syariah). Salah satu sumber utama untuk menganalisis dan mengevaluasi kegiatan bank-bank Islam adalah laporan tahunan. Laporan tahunan merupakan cara untuk memaparkan kinerja finansial dan non-finansial dari bank-bank Islam.

Mengingat industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sedang tumbuh dengan cukup pesat, ditambah dengan isu pengukuran CSR yang beragam, maka penelitian ini tertarik untuk melihat faktor–faktor apa yang dapat mempengaruhi pengungkapan ISR pada bank syariah di Indonesia dan

Page 199: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 188

berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya yang berfokus pada faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan ISR menunjukkan banyaknya faktor yang mendukung serta menunjukkan hasil yang beragam. Peneliti mencoba menambahkan satu faktor nonfinancial yaitu umur perusahaan untuk menguji faktor–faktor yang dapat mempengaruhi pengungkapan ISR. Maka penelitian ini ada enam faktor yang dianggap berpengaruh akan diuji yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, leverage, danumur perusahaansebagai faktor-faktordengan berfokus pada pengungkapan ISR.

Berdasarkan Latar belakang di atas penulis tertarik untuk mengambil judul tentang “ Faktor–faktor yang mempengaruhi pengungkapan Islamic Social Reporting ( ISR ) pada bank syariah di Indonesia”.

2. TINJAUAN PUSTAKA Teori Legitimasi

Legitimasi mengandung pengertian bahwa aktivitas berupa tanggungjawab sosial perusahaan merupakan suatu usaha yang berkenaan dengan tekanan dari lingkungan sekitar, misalnya tekanan politik, sosial ataupun ekonomi.

Teori Stakeholders Tujuan dari teori stakeholder adalah untuk membantu korporasi memperkuat hubungan dengan

kelompok-kelompok eksternal untuk mengembangkan keunggulan kompetitif (Mardikanto 2014). Teori stakeholders menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri, namun juga harus memberi manfaat bagi para stakeholders-nya (pemegang saham, kreditur, konsumen, supplier, pemerintah masyarakat, analis, dan pihak lain).

ISR (Islamic Social Reporting)

ISR adalah perpanjangan pelaporan sosial yang meliputi tidak hanya harapan dewan pengurus atas pandangan masyarakat terhadap peran perusahaan dalam ekonomi tetapi juga memenuhi perspektif spiritual untuk pengguna laporan yang Muslim serta bertujuan sebagai bentuk akuntabilitas kepada Allah SWT dan masyarakat (Dewi, 2012). ISR juga bertujuan meningkatkan transparansi dari aktivitas bisnis dengan menyediakan informasi yang relevan dalam memenuhi kebutuhan spiritual dari pengguna laporan perusahaan yang Muslim. Selain itu, indeks ISR juga menekankan pada keadilan sosial terkait pelaporan mengenai lingkungan, kepentingan minoritas dan karyawan ( Verawaty dkk, 2016).

Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) Ukuran Perusahaan

Menurut Maulida, dkk (2014), ukuran perusahaan merupakan tingkat identifikasi besar atau kecilnya suatu perusahaan. Semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin banyak modal yang ditanamkan sehingga sumber daya dan yang besar dalam perusahaan cenderung memiliki permintaan yang lebih luas akan informasi pelaporan perusahaannya. Menurut Hossain, dkk(2006), ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan jumlah karyawan, nilai total aset, dan volume penjualan. Namun, ketiga proxy tersebut sangat berkorelasi tinggi antara satu dengan yang lain.

Profitabilitas

Profitabilitasadalah rasio untukmenilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen

Page 200: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 189

suatu perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan investasi (Kasmir, 2014).

Leverage

Menurut Kasmir (2014), Leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan yang dibiayai dengan utang. Tingginya leverage menunjukkan adanya kemungkinan bahwa perusahaan tidak dapat melunasi kewajibannya. Sesuai dengan teori agensi maka manajemen perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi akan mengurangi pengungkapan tanggung jawab sosial yang dibuatnya agar tidak menjadi sorotan dari para debtholders. Untuk mengurangi biaya keagenan (biaya monitoring) manajer akan memberikan pengungkapan yang lebih luas (komprehensif) guna meyakinkan kreditur.

Likuiditas

Menurut Kasmir (2014), Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun di dalam perusahaan (likuiditasperusahaan). Dengan demikian rasio ini dikatakan bahwa kegunaannya adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban (utang) pada saat ditagih.

Umur Perusahaan

Marina (2011), umur perusahaan mengindikasikan berapa lama perusahaan tersebut berdiri dan beroperasi. Semakin lama perusahaan, maka semakin banyak informasi yang diperoleh masyarakat tentang perusahaan tersebut. Semakin lama perusahaan tersebut berdiri, maka diharapkan semakin tinggi tingkat pengungkapan tanggung jawab sosialnya

Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Penelitian 1. Amilia , Nurul, dan Raditya

(2012) Analisis faktor-faktor yangmempengaruhi tingkat pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Perusahaan yang masuk dalam Daftar Efek Syariah (DES)

2. Rifqi Muhammad (2014) Studi Evaluasif terhadap Laporan Perbankan Syariah 3. Tria Karina Putri(2014) Faktor-faktor yang mempengaruhi Islamic Social

Reporting perusahaan-perusahaan yang terdaftar pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2011-2012

4. Anita Angraini (2015) Faktor Financial-non Financial dan tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR)

5. Verawaty, Jaka Darmawan dan Ayu Kariza (2016)

Determinan Pengungkapan Islamic Sosial Reporting pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index

6. Citra Indah Merina dan Verawaty (2016)

Pengungkapan Indeks Islamic Social Reporting Perusahaan Go Publik yang Listing di Jakarta Islamic Index

Pengembangan Hipotesis Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Islamic Social Reporting

Perusahaan yang lebih besar melakukan aktivitas yang lebih banyak, menyebabkan dampak yang lebih besar terhadap lingkungan, memiliki lebih banyak pemegang saham yang mungkin kepentingan dengan program sosial perusahaan dan laporan keuangan menyediakan alat yang efisien dalam mengkomunikasikan informasi sosial perusahaan. Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin

Page 201: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 190

banyak modal yang ditanamkan sehingga sumber daya dan dana yang besar dalam perusahaan cenderung memiliki permintaan yang lebih luas akan pelaporan pengungkapan ISR.

H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap tingkat Islamic Social Reporting (ISR)

Pengaruh Profitabilitas terhadapIslamic Social Reporting

Perusahaan yang berada pada posisi menguntungkan akan cenderung melakukan pengungkapan informasi yang lebih luas dalam laporan tahunannya. Perusahaan dengan profit yang lebih tinggi memiliki kecenderungan untuk melakukan pengungkapan Islamic Social Reporting. Oleh karena itu, perusahaan tersebut akan terdorong untuk mengungkapkan informasi yang lebih rinci dalam laporan tahunan mereka dalam rangka mengurangi biaya politik dan menunjukkan kinerja keuangan kepada publik.

H2 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap tingkat Islamic Social Reporting (ISR)

Pengaruh Likuiditas terhadap Islamic Social Reporting

Likuiditas dapat dilihat dari dua sisi. Dari sisi kesehatan perusahaan, tingginya rasio likuiditas akan menunjukkan kuatnya kondisi keuangan perusahaan. Hal tersebut akan mempengaruhi tingkat pengungkapan sosial karena perusahaan dengan kondisi keuangan yang kuat akan cenderung melakukan pengungkapan informasi yang lebih luas kepada pihak luar untuk menunjukkan kreditabilitas perusahaannya daripada perusahaan dengan kondisi keuangan yang lemah, sedangkan pada sisi yang lain, jika likuiditas diukur sebagai kinerja, perusahaan yang mempunyai likuiditas rendah perlu memberikan informasi yang lebih rinci untuk menjelaskan lemahnya kinerja.

H3 : Likuiditas berpengaruh positif terhadap tingkat Islamic Social Reporting (ISR)

Pengaruh Leverage terhadap Islamic Social Reporting

Leveragemerupakan perbandingan antara kewajiban dengan aset, leveragemengukur seberapa jauh perusahaan dibayai oleh hutang. Leverageberkaitan dengan bagaimana perusahaan didanai. Lebih banyak menggunakan hutang atau ekuitas yang berasal dari pemegang saham.Dengan demikian penelitian ini merumuskan ke dalam hipotesis:

H4 : Leverage berpengaruh positif terhadap tingkat Islamic Social Reporting (ISR)

PengaruhUmur PerusahaanterhadapPengungkapanIslamic Social Reporting

Umur perusahaan mengindikasikan berapa lama perusahaan tersebut berdiri dan beroperasi. Semakin lama perusahaan, maka semakin banyak informasi yang diperoleh masyarakat tentang perusahaan tersebut. Semakin lama perusahaan tersebut berdiri, maka diharapkan semakin tinggi tingkat pengungkapan Islamic Social Reporting. Perusahaan yang berumur lebih tua memiliki pengalaman lebih banyak dan mengetahui kebutuhan komitmennya atas informasi tentang perusahaan. Secara umum, perusahaan besar akan lebih transparan dalam mengungkapkan informasi dibandingkan dengan perusahaan yang berskala kecil. Sehingga semakin lama perusahaan beroperasi semakin luas pengalaman untuk menampilkan informasi yang dibutuhkan para stakeholder.

H5 : Umur Perusahaan berpengaruhpositifterhadaptingkat Islamic Social Reporting (ISR)

Page 202: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 191

3. METODE PENELITIAN Objek Penelitian

Secara umum, objek dalam penelitian ini adalah perusahaan Perbankan Syariah yang adadi Indonesiaperiode tahun 2014 - 2016. Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan berdasarkan pada hypothetico-deductive method. Menurut Sekaran (2011), penelitian menggunakan metode ini melibatkan tujuh tahap, yaitu:

a) Observation (Observasi) b) Preliminary Information Gathering (Pengumpulan data awal) c) Theory Formulation (Perumusan Teori) d) Hypothesis (Perumusan Hipotesis) e) Further Scientific Data Collection (Pengumpulan Data Saintifik Selanjutnya) f) Data Analysis (Analisis Data) g) Deduction (deduksi)

Operasional Variabel

Operasional yang digunakan adalah variabel independen dan variabel dependen.

Variabel

Indikator Skala Ukur

Variabel Dependen : Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) (Y1)

Jumlah skor disclosure yang dipenuhi

Rasio

Variabel Independen (X) : Ukuran Perusahaan (X1)

Jumlah total asset Nominal

Profitabilitas (X2) Laba bersih setelah pajak Total Aset

Rasio

Likuiditas (X3) Aset lancar Kewajiban Jangka pendek

Rasio

Leverage (X4) Total kewajiban Ekuitas

Rasio

Umur Perusahaan (X5) Lama perusahaan berdiri Nominal

Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah perusahaan bank syariah yang berjumlah 11 Bank syariah. Adapun

Penarikan sampel pada penelitian ini dengan kriteria sebagai berikut: 1. Perusahaan Bank Syariah yang melaporkan Annual Report periode 2014 - 2016. 2. Perusahaan Bank syariah yang mengungkapkan ISR.

Dari kriteria diatas didapatkan 7 perusahaan yang menjadi sempel penelitian.

Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah Annual Report periode 2014 - 2016 yang terdapat dalam perusahaan perbankan yang diperoleh dari Website.

Sumber data penelitian ini diperoleh dari: a) Data Observasi ISR

Page 203: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 192

b) Website perusahaan c) Berbagai artikel, buku, dan beberapa penelitian terdahulu dari berbagai sumber.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis statistik deskriptif

Berikut ini tabel statistik deskriptif untuk masing-masing variabel penelitian.

Pengujian Asumsi Klasik Uji normalitas

Dengan melihat grafik normal plot, kita dapat melihat bahwa titik menyebar disekitas garis

diagonal dan penyebarannya mengikuti garis diagonal, sehingga dapat dikatakan bahwa pola distribusinya normal.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Size 21 2,27 245,98 40,6182 72,46357

ROA 21 ,11 8,38 1,3128 2,00516

Kinerjalingkungan 21 ,00 ,12 ,0420 ,04516

CR 21 ,60 19,99 6,0043 4,52788

DER 21 ,12 9,81 2,6150 2,28251

Umurperusahaan 21 4,00 25,00 11,4286 6,77917

ISR 21 ,11 ,44 ,2505 ,10911

Valid N (listwise) 21

Page 204: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 193

Nilai Kolmogorov-smirnov untuk variabel residual sebesar 0,709 signifikansi (Asymp. Sig, (2-

tailed) sebesar 0,697 >nilai signifikansi 0,05 dan 𝑍𝑍ℎ𝑟𝑟𝑖𝑖𝑖𝑖𝑛𝑛𝑖𝑖 (Kolmogorov-Smirnov) 0,976 <𝑍𝑍𝑖𝑖𝑟𝑟𝑡𝑡𝑀𝑀𝑡𝑡 . Hal ini mengindikasikan bahwa data risidual terdistribusi normal yang memperkuat hasil pengujian dengan menggunakan grafik normal probability plot. Uji Autokorelasi

Pada output SPSS pada table 4.5 didapat angka DW sebesar 2,061 angka tersebut berada diantara

1,56 dengan 2,46halinimenunjukan tidak terjadinya autokorelasi. Uji Multikolinieritas

Sumber : Output SPSS 22, diolah penulis, 2017

Berdasarkan tabel diatas, masing-masing variabel independen memiliki VIF tidak lebih dari 10

dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 sehingga dapat dinyatakan bahwa model regresi linier berganda terbebas dari multikolinieritas dan dapat digunakan dalam penelitian.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 21

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation ,08438129

Most Extreme Differences

Absolute ,155

Positive ,155

Negative -,149

Kolmogorov-Smirnov Z ,709

Asymp. Sig. (2-tailed) ,697

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 ,634a ,402 ,146 ,10085 2,061

a. Predictors: (Constant), Umurperusahaan, DER, ROA, Kinerjalingkungan, CR, Size

b. Dependent Variable: ISR

Correlations Collinearity Statistics

Zero-order Partial Part Tolerance VIF

-,177 -,349 -,288 ,565 1,769

-,234 -,034 -,026 ,826 1,210

,515 ,416 ,353 ,743 1,345

,228 ,323 ,264 ,732 1,366

-,151 -,006 -,005 ,732 1,366

,138 ,289 ,233 ,501 1,995

Page 205: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 194

Uji Heterokedastisitas

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk

suatu pola tertentu serta tesebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y dan berada disekitar angka 0. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi pengungkapan Islamic Social Reporting berdasarkan masukan variabel independennya.

Pengujian Hipotesis Analisis Regresi Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

(Const

ant) ,177 ,089

1,999 ,064

Size -

,001 ,000 -,507 -1,800 ,092

ROA -

,006 ,013 -,114 -,486 ,634

CR ,007 ,006 ,306 1,191 ,252

DER -

,008 ,011 -,164 -,691 ,500

Umurp

erusah

aan

,008 ,005 ,483 1,637 ,122

a. Dependent Variable: ISR

Page 206: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 195

AnalisisKolerasi (R2) Dan KoefisienDeterminasi(Adjusted R Square)

Nilai korelasi (R) diperoleh sebesar = 0,402 yang berarti bahwa hubungan atau tingkat asosiasi

variabel bebas dengan variabel terikat yaitu adalah sedang. Angka R Square (nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,146 memberikan makna bahwa

variabel bebas hanya mampu menjelaskan perubahan terhadap variabel terikat sebesar 14,6%, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Hasil tersebut menjelaskan bahwa 6 variabel independen belum mendekati nilai minimal sebesar 50%, dikarenakan perusahaan masih belum berpedoman secara syariah dalam kegiatan tanggung jawab sosial sebab masih terikatnya dengan standar konvensional.

Uji F (UjiSimultan)

Berdasarkan Fhitung< Ftabel yaitu 1,568 <2,8477 atau Sig. F <αyaitu 0,228 >0,050 atausignifikansi yang diperoleh lebih besar dari α = 0,05, artinya H0 ditolak, Ha ditolak. Maka dapat disimpulkan ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, leverage, dan umur Perusahaan simultan bersama-sama tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Islamic Social Reporting.

Model Summaryb

Mo

del

R R

Squar

e

Adjusted

R

Square

Std.

Error of

the

Estimate

Change Statistics Durbin-

Watson R

Square

Change

F

Chan

ge

df1 df2 Sig. F

Change

1 ,634a ,402 ,146 ,10085 ,402 1,568 6 14 ,228 2,061

a. Predictors: (Constant), Umurperusahaan, DER, ROA, Kinerjalingkungan, CR, Size

b. Dependent Variable: ISR

ANOVAa Model Sum

of Squares

Df Mean Square

F Sig.

Regression ,066 5 ,013 1,150 ,378

b Residual ,172 15 ,011 Total ,238 20

a. Dependent Variable: ISR b. Predictors: (Constant), Umurperusahaan, DER, ROA, CR, Size

Page 207: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 196

UjiT (Uji Parsial) Dari pengujian hipotesis secara parsial diperoleh hasil yaitu sebagai berikut :

Dari hasil output SPSS coefficient diatas, maka dapat disimpulkan hasil pengujian secara

parsial variabelindependent terhadap variabel dependent adalah: 1. Pengaruh ukuran perusahaan (X1) terhadap Islamic Social Reporting.

Dari hasil output SPSS menunjukkan nilai thitungsebesar -1,391 dengan demikian thitunglebih kecil dari ttabel (-1,391 < 1,753) dan nila signifikan sebesar 0,186 ( lebih besar dari 0,05 ). Berdasarkan nilai tersebut maka dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak terdapat pengaruh yangsignifikan terhadap Islamic Social Reporting.

2. Pengaruh Profitabiltas (X2) terhadap Islamic Social Reporting.

Dari hasil output SPSS menunjukkan nilai thitungsebesar -0,126 dengan demikian thitunglebih kecil dari ttabel (-0,126 < 1,753) dan nilai signifikan sebesar 0,901 ( lebih besar dari 0,05 ). Berdasarkan nilai tersebut maka dapat disimpulkan bahwa profitabilitas yang diukur dengan ROA tidak terdapat pengaruh yangsignifikan terhadap Islamic Social Reporting.

3. Pengaruh Likuiditas (X4) terhadap Islamic Social Reporting.

Dari hasil output SPSS menunjukkan nilai thitungsebesar 1,279 dengan demikian thitunglebih kecil dari ttabel ( 1,279 < 1,753) dan nila signifikan sebesar 0,222 ( lebih besar dari 0,05 ). Berdasarkan nilai tersebut maka dapat disimpulkan bahwa likuiditas yang diukur dengan CR tidak terdapat pengaruh yangsignifikan terhadap Islamic Social Reporting.

4. PengaruhLeverage (X5) terhadap Islamic Social Reporting.

Dari hasil output SPSS menunjukkan nilai thitungsebesar -0,022 dengan demikian thitunglebih kecil dari ttabel ( -0,022 < 1,753) dan nilai signifikan sebesar 0,983 ( lebih besar dari 0,05 ). Berdasarkan nilai tersebut maka dapat disimpulkan bahwa leverage tidak terdapat pengaruh yangsignifikan terhadap Islamic Social Reporting.

5. Pengaruh umur perusahaan (X6) terhadap Islamic Social Reporting.

Dari hasil output SPSS menunjukkan nilai thitungsebesar 1,129 dengan demikian thitunglebih kecil dari ttabel ( 1,129 < 1,753) dan nilai signifikan sebesar 0,278 ( lebih besar dari 0,05 ). Berdasarkan nilai tersebut maka dapat disimpulkan bahwa umur perusahaan tidak terdapat pengaruh yangsignifikan terhadap Islamic Social Reporting.

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

(Const

ant) ,177 ,089

1,999 ,064

Size -

,001 ,000 -,507 -1,800 ,092

ROA -

,006 ,013 -,114 -,486 ,634

CR ,007 ,006 ,306 1,191 ,252

DER -

,008 ,011 -,164 -,691 ,500

Umurp

erusah

aan

,008 ,005 ,483 1,637 ,122

a. Dependent Variable: ISR

Page 208: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 197

5. SIMPULAN Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a) Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan tidak

memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan ISR. Hal ini disebabkan besarnya perusahaan belum bisa mendukung perusahaan untuk lebih mengungkapkan tanggungjawab sosial yang secara islam karena masih berpedomannya dengan standar yang di keluarkan oleh perseroan.

b) Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa variabel profitabilitas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Hal ini disebabkan karena belum adanya keterkaitan erat pada efektivitas manajemen suatu perusahaan dalam mengatur keuntungan yang di dapat oleh perusahaan. Hendaknya, perusahaan lebih mengeratkan pada efektivitas manajemen suatu perusahaan. Perusahaan yang memiliki tingkat profit lebih tinggi akan menarik para investor, sehingga upaya perusahaan untuk memberikan informasi yang lebih baik kepada masyarakat serta calon investornya yaitu dengan meningkatkan pengungkapan ISR..

c) Hasil pengujian hipotesis keempat menunjukkan bahwa secara parsial variabel likuiditas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan ISR. Hal ini terajadi karena kurangnya perhatian stakeholder yang berkepentigan terhadap informasi keuangan, kurang memperhitungkan kualitas likuiditas entitas maka pada akhirnya tidak banyak mempengaruhi luas pengungkapan Islamic Social Reporting.

d) Hasil pengujian hipotesis kelima menunjukkan bahwa secara parsial variabel leverage tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan ISR. Hal ini disebabkansecara historis dan empiris perusahaan-perusahaan di Indonesia masih mengarah pada pola kepemilikan yang terkonsentrasi dan dikuasai oleh kalangan keluarga sehingga berdampak kepada strategi pendanaan dalam struktur modal (leverage) perusahaan dan menyebabkan kepemilikan publik sebagai pemegang saham minoritas tidak memiliki kekuatan untuk menekan pihak manajemen untuk melakukan pengungkapan Islamic Social Reporting.

e) Hasil pengujian hipotesis keenam menunjukkan bahwa secara parsial variabel Umur perusahaantidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan ISR. Hal ini disebabkan seiring bertambahnya umur perusahaan tidak belum bisa dikatakan perusahaan akan lebih mengungkapkan ISR. Dengan demikian. Semakin lama perusahaan belum bisa membuat perusahaan lebih memikirkan keinginan masyarakat lebih baik tentang pengungkapan sesuai syariah.

6. REFERENSI

[1] Angraini, Anita. 2015. Faktor Financial–Nonfinancial dan Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting ( ISR ). Sarjana Akuntansi Syariah. Sekolah tinggi Ekonomi Islam

[2] Cowen, S., Ferrari, L. dan L. Parker.1987. The Impact of Corporate Characteristics on Social

Accounting Disclosure: A Topology and Frequency Based Analysis. Accounting, Organisations and Society. Vol.12 No.2: 111-122.

[3] Dewi, Indah Fitri Karunia. 2012. Analisis Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Likuiditas,

Ukuran Perusahaan dan Porsi Kepemilikan Publik Atas Saham Terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Perusahaan Jakarta Islamic Index. Penerbit Universitas Indonesia : Depok.

[4] Dusuki, A.W & Dar, H. 2005. Stakeholders’ perceptions of Corporate Social Responsibility

of Islamic Banks: Evidence From Malaysian Economy. International Conference on Islamic Economics and Finance

Page 209: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 198

[5] Haniffa, Ros. 2002. Social Reporting Disclosure: an Islamic Prespective. On Indonesian

Management and Accounting Research Vol. 1, No. 2 Jully 2002, 128-146.

[6] Hossain, M., Islam, K., & Andrew, J. 2006. Corporate Social and Environmental Disclosure in Developing Countries: Evidence from Bangladesh: Asian Pacific Conference International Accounting Issues (hal. 1-22). Research Online University of Wollongong : Hawaii.

[7] Mardikanto, Totok. 2014. Corporate Sosial Responsibility (Tanggung

JawabKorporasi).Alfabeta Bandung. [8] Yulianto, dan Ansori, 2014. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan

Islamic Social Reporting (ISR). Simposium Nasional Akuntansi 17. [9] Muhammad, Rifqi. 2009. Studi Evaluasi Terhadap Laporan Perbankan Syariah. JAAI,

volume 13 No. 2 : 189-209. [10] Nur, Marzully. 2012. AnalisisFaktor faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate

Social Responsibility Di Indonesia (Studi Empiris pada perusahaan Berkategori High Profile yang Listing Di Bursa Efek Indonesia) Vol:1. No 1.

Page 210: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 199

TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APBDES)

(Studi Pada Alokasi Dana Desa Tahun Anggaran 2016 Di Desa Sungai Dua Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin)

Juwita1, Siti Nurhayati Nafsiah2

Universitas Bina Darma 1,2

Jalan Jenderal Ahmad Yani No.03 Palembang E–Mail : [email protected], [email protected]

Abstract

This study aims to find out how far the application of the principles of transparency and accountability of the Village Head in the management of APBDes in Sungai Dua Village, Rambutan Sub-district, Banyuasin Regency, on Village Fund Allocation (ADD) through activities that include: Planning, Implementation, Reporting, and Accountability. The research method used is qualitative method. The resource persons in this study consisted of Village Secretary and Community Representative. Data collection techniques used in the form of interviews, observation, and analysis of documentation. Data analysis technique is done by organizing data, data simplification, data analysis process and interpretation result. The results of this study indicate that the Village Head in Sungai Dua Village Rambutan Banyuasin District has implemented the principles of transparency and accountability in the management of APBDes fiscal year 2016. In general, transparency and accountability in Sungai Dua Village, Rambutan Sub-district, Banyuasin Regency has been running well, There are some weaknesses that still have to be fixed. Keywords: Village Revenue and Expenditure Budget (APBDes), Village Fund Allocation (ADD, Transparency and Accountability. 1. PENDAHULUAN

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah, Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Salah satu hak, tugas, dan wewenang pemerintah desa dalam mengurus kepentingan pemerintahannya sendiri adalah mengatur alokasi dana desa yang telah dianggarkan oleh pemerintah pusat maupun mengatur kekayaan desa.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, maka dalam pelaksanaan pemerintah desa tersebut dituntut adanya suatu aspek tata kelola pemerintahan desa yang baik (Good Village Governance), dimana salah satu unsur utamanya adalah akuntabilitas dan transparansi. Sesuai dengan Pemendagri Nomor 113 Tahun 2014 Yaitu:

“Memberikan informasi yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggung jawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang di percayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.”

Untuk mendukungnya transparasi pengelolaan keuangan desa, maka dibutuhkan transparansi pemerintah yang akan mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam pemerintahan yang dimana akan terjadi interaksi diantara pemerintah di satu pihak dan masyarakat di satu pihak agar masyarakat dapat tergerak, terdorong atau timbul inisiatif berpartisipasi jika adanya transparansi dari pemerintah

Page 211: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 200

untuk bersama-sama memperbaiki setiap pengambilan keputusan maupun pelaksanaan program, terutama di Desa Sungai Dua Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik membahas dan menganalisis dengan melakukan penelitian dengan judul “TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APBDES), (Studi Pada Alokasi Dana Desa Tahun Anggaran 2016 Di Desa Sungai Dua Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin)”.

2. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Transparansi (Transparancy)

Transparansi adalah memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang- undangan (Nordiawan dalam Sujarweni, 2015:28). Prinsip- prinsip Transparansi

Setidaknya ada enam prinsip transparansi yang dikemukakan oleh Humanitarian Forum Indonesia (HFI) yaitu:

1. Adanya informasi yang mudah dipahami dan diakses 2. Adanya media publikasi 3. Adanya laporan berkala 4. Laporan tahunan. 5. Pedoman dalam penyebaran informasi.

Pengertian Akuntabilitas (accountability)

Menurut Sabeni dan Ghozali (dalam Surjaweni, 2015:28) menyatakan “Akuntabilitas atau pertanggungjawaban (accountabilily) merupakan suatu bentuk keharusan seseorang (pimpinan/pejabat/pelaksanaan) untuk menjamin bahwa tugas dan kewajiban yang diembannya sudah dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku. Manajemen Keuangan Daerah

Pengelolaan keuangan daerah semuanya dapat dipahami dari pemahaman tentang anggaran daerah. Salah satu indikator keberhasilan keuangan otonomi daerah adalah bagaimana pemerintah pusat maupun pemerintah daerah mampu menggunakan dan memafaatkan sumber daya yang dimiliki secara lebih efektif dan efesien melalui sumber-sumber daya publik dalam membiayai aktivitas pembangunan yang dilakukan Waluyo (dalam Faridah 2015). Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)

Anggaran Pendapatan dan Belanja desa adalah pertanggungjawaban dari pemegang manajemen desa untuk memberikan informasi tentang segala aktivitas dan kegiatan desa kepada masyarakat dan pemerintah atas pengelolaan dana desa dan pelaksanaan berupa rencana-rencana program yang dibiayai dengan uang desa (Sujarweni, 2015:33). Kebijakan Keuangan Desa

Dalam penyelenggaraannya kewenangan desa didanai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes), yaitu bantuan pemerintah dan pemerintah daerah. Sedangkan penyelenggaraan keperluan pemerintah daerah yang diselenggarakan oleh pemerintah desa didanai dari APBD.

Page 212: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 201

Alokasi Dana Desa Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Alokasi Dana Desa (ADD) adalah dana

yang dialokasikan oleh pemerintah kabupaten/kota untuk desa, yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima

Prinsip Alokasi Dana Desa

Prinsip Pengelolaan Alokasi Dana Desa sebagai berikut: 1. Pengelolaan keuangan ADD merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan

keuangan desa dalam APBDes; 2. Seluruh kegiatan yang didanai oleh ADD direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi

secara terbuka dengan melibatkan seluruh unsur masyarakat; 3. Seluruh kegiatan harus dapat dipertanggungjawabkan secara administratif, teknis, dan

hukum; 4. ADD dilaksanakan dengan menggunakan prinsip hemat, terarah dan terkendali.

Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berkaitan dengan dalam Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa telah banyak dilakukan. Penelitian terkait dengan pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja desa sudah mulai dilakukan oleh beberapa peneliti. Diantaranya dilakukan oleh Agus Subroto (2009), Elgia Astuty dan Eva Hany Fanida (2012), Faridah (2015), dan Kiki Debi Sintia (2016). Penelitian ini mengacu pada penelitian Faridah (2015), tetapi terdapat perbedaan dengan penelitian lainnya. Pada penelitian ini berbeda dengan penelitian yang di lakukan sebelumnya. Kerangka Pemikiran

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Paradigma Penelitian

Pada bagian ini akan disajikan paradigma penelitian guna menggambarkan hubungan antara variabel dependen dan indenpenden. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa (APBDes). Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah transparansi dan akuntabilitas.

3. METODOLOGI PENELITIAN Objek Penelitian

Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian di “Desa Sungai Dua Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin”, yang beralamat di jalan Desa Sungai Dua RT.14 Dusun III Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin. Operasional Variabel

Data yang digunakan penulis adalah menggunakan data Kualitataf yang sesuai dengan yang dibuat penulis yaitu Transparansi Dan Akuntabilitas Pemerintah Desa Dalam Pengelolaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa (APBDES).

Prinsip transparansi

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)

Prinsip

akuntabilitas

Page 213: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 202

Variabel Bebas (Independent Variable) Dalam penelitian ini variabel bebas yang digunakan adalah Penerapan prinsip transparansi dan

Penerapan prinsip akuntabilitas. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel dependent adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes).

Tabel 1 Variabel Penelitian

Variabel Indikator Skala Ukur

Variabel Independent: 1. Prinsip

transparansi

Prosedur Pelaksanaan

Interval

2. Prinsip akuntabilitas

Laporan Pertanggung Jawaban.

Interval

Variabel Dependent: 1. Anggaran

Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes).

- Biaya Penyelenggaraan

- Biaya Pemberdayaan

Nominal

Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang lebih lengkap dan akurat, maka penulis melakukan data dengan cara:

a. Wawancara Informasi yang diwawancarai pada penelitian ini dikhususkan kepada para pengguna ADD yaitu Kepala Desa, perangkat desa, masyarakat desa dan pengguna kepentingan.

c. Obsevasi Observasi dilakukan untuk mengamati secara langsung penerapan prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas pengelolaan ADD di Desa Sungai Dua Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin.

d. Dokumentasi Pada penelitian ini dokumen yang digunakan adalah laporan dan catatan penting yang dimiliki Kecamatan Rambutan melalui Bagaian Pemerintah Desa dan Kelurahan Desa Sungai Dua dengan pelaksanaan ADD, upaya pengendalian dan upaya yang dilakukan guna meningkatkan manfaat ADD.

Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah deskripsif kualitatif. Deskriptif kualitatis yaitu analisis

4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Secara administratif Desa Sungai Dua termasuk dalam wilayah Kecamatan Rambutan, Kabupaten Banyuasin Propinsi Sumatera Selatan. Desa Sungai Dua memiliki Luas wilayah + 3.500 Hektar Persegi,

Page 214: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 203

Tabel 2 Pembagian Wilayah Desa Sungai Dua Kecamatan Rambutan

No DUSUN RW RT

1 KADUS I 01 06

2 KADUS II 01 05 3 KADUS III 01 06 4 KADUS IV 01 06 Jumlah 04 23

Sumber: RPJM Desa Sungai Dua, 2015

Kondisi Ekonomi Desa Sungai Dua

Tabel 3 Sumber Penghasilan Masyarakat Desa Sungai Dua

Petani tanaman pangan : 2.378 Orang Petani tanaman keras : 87 Orang Petani perikanan / nelayan : 50 Orang Pegawai Negeri Sipil : 19 Orang Pegawai Swasta : 1.643 Orang Bidan : 2 Orang Dukun : 4 Orang Pedagang : 125 Orang

Sumber: RPJMDesa Sungai Dua Tahun 2015-2020 Kondisi Demografi Desa Sungai Dua

Tabel 4

Luas Wilayah di Desa Sungai Dua Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin Tahun 2016

No Desa Luas Wilayah(Ha) %

1 Sungai Dua 3.500 100 Total Wilayah 3.500

Jumlah penduduk Desa Sungai Dua Kecamatan Rambutan pada tahun 2016 sebanyak 4.021 jiwa

yang terdiri dari 2.015 jiwa (50,11%) laki-laki dan 2.006 jiwa (49,89%) perempuan..

Visi, dan Misi Desa Sungai Dua Terbangunnya Tata Kelola Pemerintahan Desa yang Baik dan Bersih guna mewujudkan kehidupan

masyarakat desa yang adil, makmur, maju, terhormat, dan religius, dengan demikian kami tuangkan dalam uraian kalimat sebagai berikut:

Page 215: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 204

Struktur Pemerintahan Desa Sungai Dua Susunan Organisasi Tata Kerja Pemerintah Desa Sungai Dua Kecamatan Rambutan Kabupaten

Banyuasin

Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Desa Sungai Dua Kecamatan Rambutan Kabupaten

Banyuasin Perencanaan desa dibagi menjadi perencanaan jangka menengah atau disebut RPJM Desa

(Rencana Pembangunan Jangka Menengah) dan perencanaan jangka pendek atau disebut RKP Desa (Rencana Kerja Pembangunan).

Tabel 5 Daftar Prioritas Desa Tahun 2016 Desa Sungai Dua

No. Kegiatan Lokasi Dusun Volume

Keterangan

Anggaran Sifat (B,L,R)

1 Pengecoran Jalan Dalam Desa

Desa Sungai Dua

318 M × 5 M × 12 CM

Rp.300.000.000 B

2 Pengecoran Jalan Lorong Dalam Desa

Desa Sungai Dua

1.500 M × 1 M × 12 CM

Rp.350.000.000 B

3 Pengecoran Jalan Rambat Tiang T dalam Desa

Desa Sungai Dua

150 M × 1 M × 12 CM

Rp.154.002.000 B

Ket: B (Bagus), L (Lubang), R (Rusak) Sumber: Musrenbang Desa Sungai Dua 2016.

BPD KADES

KADUS I

RT. 01RT. 02RT. 03RT. 04RT. 05RT. 06

KADUS II

RT. 07RT. 08RT. 09RT. 19RT. 21

KADUS III

RT. 12RT. 13RT. 14RT. 15RT. 16RT. 17

KADUS IV

RT. 10RT. 11RT. 18RT. 20RT. 22RT. 23

LPM

SEKDES

KAURPMRNTH

KAURPEMB.

KAURUMUM

Page 216: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 205

Tabel 6 Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Pemerintah Desa Sungai Dua Tahun Anggaran 2016

Kode

Rekening Uraian Tahun Anggaran Ket.

Pendapatan Pendapatan Asli Desa Hasil Usaha Rp. 3.000.000 PAD Swadaya, Partisipasi dan Gotong

Royong RP. -

Lain-Lain PAD yang sah RP. -

Pendapatan Transfer Dana Desa Rp. 631.002.000 DD Bagian dari Hasil Pajak dan

Restribusi daerah Kabupaten/Kota RP. -

Alokasi Dana Desa Rp. 186.750.000 ADD (Kab)

Bantuan Keuangan RP. - Bantuan dari APBN RP. - Bantuan APBD Provinsi RP. - Bantuan APBD Kabupaten/Kota RP. -

Pendapatan Lain-Lain Hibah dan Sumbangan dari pihak

ke-3 yang tidak mengikat RP. - PAD

Lain-Lain Pendapatan Desa yang sah

Administrasi Surat menyurat RP. - Perdes No.7

Jumlah Pendapatan Rp. 820.752.000

Belanja Bidang Penyelenggaraan

Pemerintahan Desa

Penghasilan Tetap dan Tunjangan

Belanja Pegawai: Rp. 116.800.000 - Penghasilan Tetap Kepala Desa dan

Perangkat serta Tunjangan Pengabdian Kepala desa

Rp. 61.600.000 ADD

- Penghasilan tetap Ketua, wakil, Sekretaris dan Anggota BPD

Rp. 55.600.000 ADD

Insentif Rp. 44.800.000 - Insentif Ketua RT Rp. 41.400.000 ADD - Insentif Pemangku Adat Rp. 3.000.000 ADD - Insntif Hansif Desa Rp. 2.400.000 ADD

Operasional Perkantoran

Page 217: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 206

Belanja Barang dan Jasa Rp. 12.038.000 ADD - Alat Tulis Kantor Rp. 4.524.000 ADD - Penggandaan dan Jilid Rp. 714.000 ADD - Perjalanan Dinas Rp. 1.000.000 ADD - Pemeliharaan Motor Dinas RP. - - Air, Listrik, dan Telepon RP. - - Penjaga Malam Rp. 2.400.000 ADD - Kebersihan Kantor Rp. 2.400.000 ADD

Belanja Modal RP. - - Komputer RP. - - Perbaikan Kendaraan Dinas Roda

Dua RP. -

Pemberdayaan Masyarakat Rp. 8.324.500 - Operasional TP PKK Rp. 2.315.000 ADD - Operasional Posyandu Rp. 1.620.000 ADD - Operasional Karang Taruna Rp. 694.000 ADD - Operasional LPMD Rp. 694.500 ADD

Gotong Royong Rp. 3.000.000 PADes

- Belanja Barang dan jasa Rp. 3.000.000

Operasional BPD Rp. 5.787.500 - Pengadaan Alat Tulis Kantor Rp. 3.300.000 ADD - Pengandaan dan Percetakan

Dokumen Rp. 687.500 ADD

- Perjalanan Dinas Rp. 1.800.000 ADD

Pelaksanaan dana desa Rp. 631.002.000 DD Pembangunan Rp. 504.801.600 DD - Pengecoran Jalan dalam Desa Rp. 350.000.000 - Pengecoran Tiang Beton Tiang T

Dalam Desa Rp. 154.801.600

Pemberdayaan Masyarakat Desa

Rp. 94.650.300 DD

- Pelatihan Perangkat Desa dan BPD Rp. 19.650.300 - Pelatiha Pemadam Kebakaran Rp. 20.000.000 - Pelatihan Pengurusan Jenazah Rp. 10.000.000 - Pelatihan Budidaya Buah Naga Rp. 14.837.000 - Pelatihan SISKIUDES Rp. 8.724.000 - Pelatihan Pengelolaan Keuangan Rp. 8.724.000

Desa dalam Perspektif Hukum - Pelatihan Perencanaan

Pembangunan Rp. 12.715.000

Pembinaan LPM Rp. 31.550.100 DD - Pembinaan TP KK RP. 8.000.000

Page 218: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 207

- Pembinaan POSYANDU Rp. 6.550.000 - Pembinaan LPMD Rp. 3.500.000 - Pembinaan Karang Taruna Rp. 4.000.000 - Pembinaan Pemangku Adat Rp. 6.500.000 - Pembinaan LINMAS Rp. 3.000.000 Sumber: APBDesa di Desa Sungai Dua, 2016

Setelah APBDesa dibuat maka tahap pelaksanaan selanjutnya adalah merealisasikan anggaran

tersebut.

Tabel 6 Laporan Realisasi APBDesa Sungai Dua Tahun Anggaran 2016

Kode

Rek. Uraian Anggaran (Rp)

Realisasi (Rp) Selisih %

1 2 3 4 5 6 1. Pendapatan 1.1 Pendapatan Asli

Daerah 3.000.000 3.000.000 0 100%

1.1.1 Hasil Usaha Daerah 3.000.000 3.000.000 0 100% 1.2 Pendapatan

Transfer 867.152.000 867.152.000 0 100%

1.2.1 Dana Desa 631.002.000 631.002.000 0 100% 1.2.3 Alokasi Dana Desa 236.150.000 236.150.000 0 100%

Jumlah Pendapatan

870.152.000 870.152.000 0 100%

2. Belanja 2.1. Belanja Desa 870.152.000 870.152.000 0 100%

2.1.1 Belanja Pegawai 227.850.000 227.850.000 0 100% 2.1.2 Belanja Barang dan

Jasa 137.500.400 137.500.400 0 100%

2.1.3 Belanja Modal 504.801.600 504.801.600 0 100% Jumlah Belanja 870.152.000 870.152.000 0 100% Surplus/(Defisit) 0 0 0 0 Sisa

Lebih/(Kurang) Perhitungan Anggaran

0 0 0 0

Selama periode tahun anggaran 2016 pada laporan realisasi APBDesa desa Sungai Dua tidak

terdapat Selisih Lebih Anggaran (SILPA). SILPA berdasarkan undang-undang nomor 6 tahun 2014 pada pasal 18 antara lain pelampauan penerimaan pendapatan terhadap belanja, penghematan belanja, dan sisa dana kegiatan lanjutan. Sedangkan SILPA yang terjadi pada laporan realisasi APBDesa desa Sungai Dua tidak terdapat SILPA serata Laporan Keuangannya belum lengkap berdasarkan SAP Nomor XXX Tentang Pelaporan Keuangan Pemerintah Desa dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014.

Page 219: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 208

Implementasi Alokasi Dana Desa di Desa Sungai Dua Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin Tahun 2016.

Dari alokasi dana yang telah dipersiapkan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuasin untuk Desa Sungai Dua Kecamatan Rambutan untuk program APBDesa Tahun 2016 sebesar Rp. 1.117.752.000,00 dana tersebut bersumber dari Dana Desa sebesar Rp. 631.002.000,00 Alokasi Dana Desa sebesar Rp. 186.750.000,00 dan Dana Implementasi Desa sebesar Rp. 300.000.000,00.

Tabel 7

Perencanaan dan Pembangunan Desa Sungai Dua Tahun Anggaran 2016 No Bidang Prioritas 1. Bidang Penyelenggaraan

pembangunan Desa Bidang Perbaikann Jalan Dan Kantor Desa

2. Bidang Pemerintah Desa Perlengkapan Kantor Desa 3. Bidang pemberdayaan

masyarakat Bidang Sosialisasi

4. Bidang pembinaan masyarakat

- Bidang Pendidikan - Agama - Bidang Kesehatan - Bidang Sosial Biaya - Bidang Ketentraman dan Ketertiban

Sumber: Musrembang Desa Sungai Dua 2016 Berdasarkan daftar prioritas pembangunan Desa Sungai Dua tahun anggaran 2016 manfaat

pembangunan tersebut memperlancar arus transportasi dan ekonomi, dan memperlancar aktifitas masyarakat Desa Sungai Dua dan Masyarakat Umum.

Dari sisi transparansi perencanaan di Desa Sungai Dua diwajibkan untuk memberikan informasi kepada masyarakatnya tentang kegiatan apa yang akan dilaksanakan yang bersumber dana dari ADD. Hal tersebut telah menunjukkan bahwa perencanaan ADD di Desa Sungai Dua juga telah melaksanakan penerapan bertahap prinsip transparansi dan akuntabilitas walaupun belum sepenuhnya baik. Namun hal ini merupakan pembelajaran bersama untuk melaksanakan tata pemerintahan yang baik.

Tabel 8

Tingkat Kehadiran

No Unsur yang Diundangkan

Jum. Jum. %

Undangan Hadir 1 Kepala Desa 1 1 100

2 Badan Permusyawaratan Desa 11 11 100

3 Unsur LPMD 1 1 100 4 Toko Masyarakat 3 3 100 5 Kepala Dusun 4 4 100 6 RT 23 23 100 Jumlah 31 31 100

Page 220: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 209

Dari data diatas dapat diketahui tingkat partisipasi (kehadiran) menunjukkan bahwa kepedulian/tingkat kesadaran masyarakat desa dalam mengambil peran aktif dalam pengelolaan pembangunan sebenarnya cukup tinggi.

Tabel 9

Alokasi Dana Desa Tahun 2016 di Desa Sungai Dua Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin

No Desa Uraian Besarnya(Rp) Ket 1 2 3 4 5 1 Sungai

Dua Penyelenggaraan pemerintah desa

Rp.186.750.000 Terlaksana kegiatan Pemberdayaan pembinaan Desa

Pembinaan kemasyarakatan desa

Rp.331.550.100

Pemberdayaan masyarakat desa

Rp.94.650.300

2 Sungai Dua

Pelaksanaan Pembangunan Desa: Pengecoran Jalan dalam Desa

Rp.300.000.000 Pengecoran jalan

Pengecoran jalan lorong desa

Rp.350.000.000

Pengecoran jalan rambat tiang T dalam desa

Rp.154.801.600

Jumlah (1+2) Rp.1.117.752.000 Sumber: Laporan Perencanaan ADD di Desa Sungai Dua Kecamatan Rambutan Kabupaten

Banyuasin, 2016 (diolah).

Hasil perencanaan tersebut akan menjadi pedoman penyelenggaraan pemerintahan desa dalam pembangunan desa dengan kurun waktu satu tahun. Dengan demikian perencanaan yang disepakati juga harus transparan, dapat diketahui oleh seluruh masyarakat desa yang nantinya dapat dipertanggungjawabkan, sesuai dengan peraturan Pemendagri Nomor 113 Tahun 2014 Bab II Pasal 1 Ayat 1 dan SAP Nomor XXX Tentang Pelaporan Keuangan Pemerintah Desa.

Pelaksanaan ADD di Desa Sungai Dua Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin

Dalam pelaksanaannya kegiatan-kegiatan yang dananya bersumber dari ADD sepenuhnya dilaksanakan oleh Kepala Desa dan Tim Pelaksana Desa. Adapun tahapan dalam pelaksanaan ADD sebagai berikut:

a. Setelah peraturan desa tentang APBDes ditetapkan, maka tim pelaksana Alokasi Dana Desa (ADD) Tingkat Desa dapat mulai melakukan kegiatan yang diawali dari penyusunan program kegiatan yang didanai dari Alokasi Dana Desa (ADD).

b. ADD untuk penyelenggaraan pemerintah dikelola oleh Tim Pelaksana Bidang Pemerintah.

c. ADD untuk pemerdayaan masyarakat dikelolah oleh Tim Pelaksana Bidang Pemerdayaan Masyarakat.

Pelaksanaan ADD Tahun 2016 juga ditinjau dari mekanisme penyaluran dana ADD tidak ada

yang berbeda sesuai dengan petunjuk pelaksanaan yang ada. Sehingga dapat dikatakan bahwa proses

Page 221: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 210

pelaksanaan ADD mengacu pada realisasi pembanguan fisik yang telah direncanakan sebelumnya. Jadi implementasi program ADD juga dilakukan setelah dana diterima oleh Kepala Desa. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sekdes:

“Untuk desa sungai dua saya melaksanakan perbaikan jalan, dan pengerasan jalan yang sudah rusak, karena jalan adalah kebutuhan utama warga untuk memperlancar perekonomian desa dan untuk masalah proses pelaksanaannya saya serahkan kepada LPMD”.

Pelaksanaan program ADD juga harus menjunjung tinggi prinsip partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan dan transparansi, tetapi hal tersebut masih belum dapat terlaksana dengan baik sebagaimana yang diharpkan masyarakat dan juga perangkat desa yang disampaikan oleh salah satu masyarakat desa:

“Pelaksanaan ADD di desa kami sudah terbuka kepala desa juga sudah mengajak kami untuk musrenbang dalam pembanguan desa, tetapi masih kurang baik karena Kepala Desa dan tim pelaksana tidak mencantumkan anggaran yang dibuat untuk membangun desa dalam papan informasi sehingga tidak semua masyarakat dapat mengetahui anggaran dana tersebut, hanya yang ikut berpartisipasi dalam pengelolaan keuangan desa kami saja yang mengetahui anggaran dana itu”. Pertanggungjawaban ADD di Desa Sungai Dua Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin

Pertanggungjawaban ADD di Desa Sungai Dua Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin terintegrasi dengan pertanggungjawaban APBDesa. Hal ini sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Banyuasin Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Desa. Peraturan Daerah tersebut dimaksudkan untuk memberikan landasan hukum bidang keuangan desa, sumber keuangan desa, pengelolaan keuangan desa, dan anggaran pendapatan dan belanja desa.

Keuangan desa harus diperkuat karena untuk menguatkan pilar transparansi dan akuntabel. ADD yang merupakan salah satu sumber utama pendapatan desa juga harus dipertanggung jawabkan secara transparan kepada masyarakat maupun kepada pemerintah tingkat atasnya sebagai instiusi pemberi kewenangan.

Adapun pertanggungjawaban ADD dari sisi fisik di Desa Sungai Dua secara umum dapat dikatakan berhasil baik, karena sampai saat pengambilan data sarana/prasarana fisik sudah selesai 100%. Hasil pembangunan dapat disajikan hasil pembanguan yang berupa fisik/infrastruktur di Desa Sungai Dua Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin sebagaimana tabel berikut:

Tabel 10 Hasil Sarana Prasarana di Desa Sungai Dua Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin yang

dibangun dengan ADD Tahun 2016

No Desa Sarana yang di Bangun Hasil 1 Sungai Dua Pengecoran jalan dalam desa Baik

Pengecoran jalan lorong dalam desa

Baik

Pengecoran jalan rambat tiang T dalam desa

Baik

Pelaksanaan prinsip akuntabilitas tersebut juga didukung dengan laporan pertanggungjawaban

ADD yang diambil dari pertanggungjawaban APBDes di Desa Sungai Dua Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin adalah sebagai berikut:

Page 222: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 211

Tabel 11 Data SPJ Desa Sungai Dua Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin pada akhir Tahun

2016

No Desa APBDesa Pertanggungjawaban

Fisik Keuangan

1 Sungai Dua Rp. 1.117.752.000,00 100% Lengkap

Data tersebut menunjukkan bahwa pertanggungjawaban APBDesa sudah lengkap sehingga tidak

seberapa perlu dilakukan pembinaan dalam rangka menuju tertib administrasi ADD. Dari hasil penelitian tersebut diatas dapat dirangkum bahwa transparansi dan akuntabilitas

pengelolaaan ADD di desa Sungai Dua Kecamatan Rambutan sudah berdasarkan pada prinsip keterbukaan maupun prinsip tanggungjawab, walaupun belum sepenuhnya sesuai dengan ketentuan yang ada. Dengan demikian perlu dilakuakan penyempurnaan secara berkelanjutan dengan tetap menyesuaikan situasi dan kondisi serta perkembangan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sesuai dengan SAP Nomor XXX Tentang Pelaporan Keuangan Pemerintah Desa.

5. SIMPULAN

Perencanaan program ADD (Alokasi Dana Desa) di Desa Sungai Dua Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin telah melaksanakan konsep pembangunan partisipatif masyarakat desa yang dibuktikan dengan penerapan prinsip partisipatif, transparan, akuntabel, dan responsif. Guna pembelajaran sumber daya masyarakat desa dalam rangka mewujudkan pemberdayaan masyarakat desa melalui forum Musrenbangdes (Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa).

6. REFERENSI

[1] Astuty, E. dan Fanida, E.H. 2012.Akuntabilitas Pemerintah Desa Dalam Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes). http:ejournal.unesa.ac.id/article. Diunduh 20 November 2016.

[2] Faridah. 2015. Transparansi Dan Akuntabilitas Pemerintah Desa Dalam Pengelolaan

Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa (Apbdes). (Online). http://repository.stiesia.ac.id/272/3/BAB%201.pdf. Diunduh 20 November 2016.

[3] Komite Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor xxx Tahun 2016 Tentang Pelaporan

Keuangan Pemerintah Desa. [4] Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: Andi Offset. [5] Nurcholis, Hanif. 2011. Pertumbuhan dan Penyelenggaraan Pemerintahaan Desa. Jakarta:

Erlangga. [6] Peraturan Daerah Kabupaten Banyuasin Nomor 3 Tahun 2007 Tentang Sumber Pendapatan

Desa. [7] Peraturan Desa Sungai Dua Nomor 2 Tahun 2016 Anggaran Pendapan dan Belanja Desa. [8] Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 Tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Desa Menteri Dalam Negeri,

Page 223: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 212

[9] Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa.

[10] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa yang

Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. [11] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 Desa. 30 Desember 2005.

Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158. Jakarta. [12] Rasul, Syahruddin. 2002. Pengintegrasian Sistem Akuntabilitas Kinerja dan Anggaran.

Jakarta: Detail Rekod. [13] Sanusi, Anwar. 2014. Metode Penelitian Bisnis. Jakara: Salemba Empat. [14] Sintia K.D. 2016. Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Untuk Mewujudkan

Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa. http://etheses.uin-malang.ac.id/2813/1/12520065.pdf. Diunduh 20 November 2016.

[15] Subroto, A. 2009. Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa.

http:eprints.undips.ac.id/7610/1/Agus_Subroto.pdf. Diunduh 20 November 2016. [16] Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Jakarta: [17] Surjarweni, V. Wiratna. 2015. Akuntansi Desa Panduan Tata Kelola Desa. Yogyakarta:

Pustaka Baru Press. [18] Undang- Undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah [19] Undang- Undang No.33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan

Daerah. [20] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.

Page 224: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 213

PENAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK (STUDI EMPIRIS PADA KPP MADYA PALEMBANG)

Fitriani1, Hasan Kuzery2

Universitas Bina Darma1.2 Jalan Jendral Ahmad Yani No.3 Palembang

Pos-el : [email protected],[email protected],

Abstract

Tax arrears and the rate of development of tax receivables against tax revenues at the Tax Office (KPP) Madya Palembang. Problems in this research is How the effect of tax collection with letters of reprimand and forced letter against the realization of tax receipts and how much contribution disbursement of tax arrears with letters of reprimand and a letter of force against tax revenue. The observed data are report of letter of warning, forced letter, realization of tax arrears disbursement and realization of tax revenue, especially letter of warning, forced letter, realization of tax arrears and realization of tax revenue during 2013 until 2016. Data analysis used is descriptive analysis The results of the discussion can be seen that the contribution of tax collection on Tax Office (KPP) Madya Palembang classified as very less and the rate of development of tax receivables At the Tax Office (KPP) Madya Palembang seen an increase from 2013 to 2016, it indicates that the impact Positive for the collection section at the Tax Office (KPP) Madya Palembang, which will affect the increase in revenues for the next year. Keywords :Tax Collection with Warning Letter and Forced Letter Realization of Withdrawal of Taxes Arrears, TAX Receipts

1. PENDAHULUAN Pajak menurut Ketentuan umum Pasal 1 Undang- undang No. 28 Tahun 2007 adalah kontribusi

wajib pajak kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang- undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar- besarnya kemakmuran rakyat. Salah satu pemungutan pajak yang dianut oleh Negara Indonesia adalah self assessment system yaitu wajib pajak diberi kepercayaan dan tanggung jawab sepenuhnya untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya yaitu wajib pajak harus aktif menghitung, menyetor dan melaporkan besarnya pajak yang terutang kepada kantor pelayanan pajak.

Namun demikian, kemudahan yang diberikan pemerintah kepada wajib pajak dalam mengurus pajak sering menemui kendala dan hambatan. Dalam pelaksanaan peraturan perundang-undangan mengenai perpajakan masih sering terdapat utang pajak yang tidak dilunasi oleh wajib pajak sebagaimana mestinya sehingga diperlukan tindakan penagihan pajak yang mempunyai kekuatan hukum yang bersifat mengikat dan memaksa.

Dalam prakteknya sering kali dijumpai adanya pihak-pihak yang tidak mempunyai kesadaran untuk membayar pajaknya. Sebagaimana diuraikan di atas, bahwa penagihan pajak dapat dipaksakan penagihannya, sehingga kepada pihak-pihak yang tidak mau membayar pajaknya tersebut dapat dilakukan penagihan pajak dengan surat teguran dan surat paksa.

Surat teguran merupakan surat yang diterbitkan oleh pejabat untuk menegur atau memperingatkan kepada Wajib Pajak untuk melunasi utang pajaknya. Tetapi apabila melalui surat teguran tidak ada pelunasan sampai melewati 7 (tujuh) hari dari batas jatuh tempo (satu bulan sejak tanggal diterbitkannya) maka akan dikeluarkan surat paksa.

Page 225: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 214

Penagihan pajak dengan surat paksa dilakukan oleh pegawai kantor pajak di mana wajib pajak yang bersangkutan tinggal. Dengan adanya penagihan pajak dengan surat paksa, wajib pajak yang tidak mau membayar pajaknya dapat dipaksa untuk memenuhi kewajibannya. Jika setelah dilakukan penagihan pajak menggunakan surat paksa, wajib pajak tersebut masih tidak melunasi pajaknya, maka dapat dikenakan sanksi kurungan atau penyitaan atas hartanya.

Penagihan pajak dengan surat paksa termasuk dalam penagihan pajak yang bersifat aktif yang merupakan pelaksanaan yang bersifat langsung. Oleh karena itu, sebelum penagihan pajak yang bersifat aktif itu dilakukan, maka terlebih dahulu dilakukan penagihan pajak yang bersifat pasif. Seperti telah disebutkan sebelumnya, penagihan pajak yang bersifat pasif meliputi penyerahan surat ketetapan pajak dan penerbitan surat teguran/surat peringatan.

Tindakan penagihan pajak yang dijelaskan tersebut merupakan wujud upaya untuk mengefektivitaskan penerimaan, namun dalam pelaksanaan penagihan haruslah memperhatikan prinsip keseimbangan antara biaya penagihan dengan penerimaan yang didapatkan karena pelaksanaan penagihan pajak dalam meningkatkan penerimaan pajak. Dalamrangka meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak, dapat dilakukan denganusahauntuk meningkatkan kesadaran wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya membayar pajak sebagai bentuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan. mengoptimalkan dan mengefektifkan penerimaan dari sektor pajak ini tergantung pada kedua belah pihak, yaitu pemerintah sebagai aparat perpajakan (fiskus) dan masyarakat sebagai wajib pajak atau yang dikenai pajak.

Namun hal yang paling penting untuk diperhatikan oleh fiskus dalam penagihan pajak yaitu suatu kewajiban perpajakan dianggap telah hilang atau gugur apabila telah melewati jangka waktu tertentu. Dengan mencegah daluwarsa penagihan pajak, berarti juga menyelamatkan penerimaaan pajak negara. Peran aktif fiskus dalam pelaksanaan pencairan tunggakan pajak sebagai upaya untuk meningkatkan penerimaan dari sektor pajak dapat dilakukan dengan cara menerbitkan surat teguran dan surat paksa.

Pada tahun 2006, pimpinan Direktorat Jenderal Pajak telah membentuk Kantor Wilayah DJP Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung dengan implementasinya pendirian Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Palembang. Luas wilayah dan banyaknya wajib pajak/ penanggung pajak pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Palembang dengan mobilitas ekonomi yang tinggi sehingga memungkinkan terdapatnya wajib pajak yang tidak membayar tepat waktu atau bahkan tidak membayar sama sekali, sehingga menimbulkan tunggakan pajak. Pelaksanaan administrasi perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Palembang mengalami permasalahan dalam pemungutan pajaknya yang ditujukkan dengan hutang pajak yaitu pada tahun 2013 sebesar Rp194.540.589.097, pada tahun 2014 sebesar Rp 181.556.421.960, pada tahun 2015 sebesar Rp 237.457.705.118 dan pada tahun 2016 sebesar Rp 210.540.076.948. Hutang pajak yang tidak stabil ini harus ditindak lanjuti dengan dilaksanakannya tindakan penagihan pajak yang memiliki kekuatan hukum yang memaksa.

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Penagihan Pajakdengan Surat Teguran dan Surat Paksa Terhadap Penerimaan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP ) Madya Palembang”.

Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh penagihan pajak dengan surat teguran dan surat paksa terhadaprealisasi penerimaan pajak ?

2. Seberapa besar kontribusi pencairan tunggakan pajak dengan surat teguran dan surat paksa terhadap penerimaan pajak?

Page 226: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 215

2. LANDASAN TEORI Penagihan Pajak

Suandy (2014: 169) mengemukakan bahwa penagihan pajak adalah serangkaian tindakan agar penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan surat paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual barang- barang yang telah disita. Jenis Penagihan Pajak

Suandy (2014: 169) mengemukakan bahwa penagihan pajak dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu: a. Penagihan pajak pasif

Penagihan pajak pasif dilakukan dengan menggunakan Surat Tagihan Pajak (STP), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding yang menyebabkan pajak terutang menjadi lebih besar. Jika dalam jangka waktu 30 hari belum dilunasi maka 7 hari setelah jatuh tempo akan diikuti dengan penagihan pajak secara aktif yang dimulai dengan menerbitkan surat teguran.

b) Penagihan pajak aktif Penagihan pajak aktif merupakan kelanjutan dari penagihan pajak pasif, dimana dalam upaya penagihan ini fiskus lebih berperan aktif dalam arti tidak hanya mengirim STP atau SKP tetapi akan diikuti dengan tindakan sita dan dilanjutkan dengan pelaksanaan lelang. Pelaksanaan penagihan aktif dijadwalkan berlangsung selama 58 hari yang dimulai dengan penyampaian surat teguran, surat paksa, surat perintah melaksanakan penyitaan, dan pengumuman lelang.

Dasar Penagihan Pajak

Sesuai Pasal 18 ayat 1Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2007, perubahan ketiga atas Undang- Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, bahwa Surat Ketetapan maupun Surat Keputusan yang menjadi dasar penagihan pajak seperti berikut: a. Surat Tagihan Pajak (STP)

Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda.

b) Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) adalah surat ketetapan yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, dan jumlah yang masih harus dibayar.

c) Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT) Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT) adalah surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan

d) Surat Keputusan Pembetulan Surat Keputusan Pembetulan adalah surat keputusan yang membetulkan kesalahan tulis, kesalahan hitung, dan/atau kekeliruan penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan perundang- undangan perpajakan yang terdapat dalam Surat Ketetapan Pajak, Surat Tagihan Pajak, Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pengurangan Sanksi Administrasi, Surat Keputusan Penghapusan Sanksi Administrasi, Surat Keputusan Pengurangan Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak, atau Surat Keputusan Pemberian Imbalan Bunga.

e) Surat Keputusan Keberatan

Page 227: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 216

Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadap surat ketetapan pajak atau terhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan oleh Wajib Pajak.

f) Putusan Banding Putusan Banding adalah badan peradilan pajak atas banding terhadap Surat Keputusan Keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak.

Subjek dan Objek Penagihan Pajak

Subjek penagihan pajak adalah penanggung pajak. Suandy (2014: 170) mengemukakan bahwa penanggung pajak adalah orang pribadi atau badan yang bertanggungjawab atas pembayaran pajak, termasuk wakil yang menjalankan hak dan kewajiban wajib pajak menurut ketentuan peraturan undang- undang perpajakan.

Penanggung pajak orang pribadi adalah wajib pajak yang dapat bertempat tinggal atau berada di Indonesia atau di luar Indonesia, ahli waris atau yang mengurus harta peninggalan. Sedangkan penaggung pajak badan adalah sekumpulan orang atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun tidak. Objek penagihan pajak adalah utang Pajak (Sanusi, 2014: 170). Yang menjadi subjek pajak dalam penelitian ini adalah penanggung pajak badan. Objek penelitian pajak adalah utang pajak badan. Suandy (2014: 171) mengemukakan bahwa utang pajak adalah pajak yang masih harus dibayar termasuk sanksi administrasi berupa bunga, denda atau kenaikan yang tercantum dalam surat ketetapan pajak atau surat sejenisnya berdasarkan ketentuan peraturan perundang- undang perpajakan. Hak Wajib Pajak atau Penanggung Pajak

Menurut Undang- undang Penagihan Pajak edisi 2015 bahwa dalam proses penagihan pajak, Wajib Pajak/ Penanggung Pajak berhak: c) Meminta Jurusita Pajak memperlihatkan Kartu Tanda Pengenal Jurusita Pajak; d) Menerima salinan Surat Paksa dan salinan Berita Acara Penyitaan; e) Menentukan urutan barang yang akan dilelang; f) Sebelum pelaksanaan lelang, Wajib Pajak/ Penanggung Pajak diberi kesempatan terakhir untuk

melunasi utang pajak termasuk biaya penyitaan, iklan dan biaya pembatalan lelang dan melaporkan pelunasan tersebut kepada Kepala KPP yang bersangkutan.

g) Lelang tidak dilaksanakan apabila Penanggung Pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak sebelum pelaksanaan lelang.

Proses penagihan pajak, Wajib Pajak/ Penanggung Pajak berkewajiban; a) Membantu Jurusita Pajak dalam melaksanakan tugasnya; b) Memperbolehkan Jurusita memasuki ruangan, tempat usaha atau tempat tinggal Wajib

Pajak/Penanggung Pajak; c) Memberikan keterangan lisan atau tertulis yang diperlukan; d) Barang yang disita dilarang dipindahtangankan, dihipotikkan atau disewakan.

Mekanisme Penagihan Pajak

Sebagaimana diketahui bahwa yang menjadi dasar penagihan pajak adalah adanya Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Kurang Bayar, Surat Ketetapan Kurang Bayar Tambahan, Surat Keputusan Pembetulan serta Surat Keputusan Keberatan dan Keputusan Banding. Mekanisme tentang Penagihan Pajak adalah sebagai berikut: e) Fiskus menerbitkan Surat Teguran setelah tujuh (7) hari sejak saat jatuh tempo pembayaran yang

tercantum dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) atau Surat Ketetapan Pajak

Page 228: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 217

Kurang Bayar Tambahan (SPKKBT) atau Surat Tagihan Pajak (STP) atau Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan atau Putusan Banding.

f) Apabila utang pajak tidak dilunasi setelah ditegur, penagihan akan dilanjutkan dengan penerbitan Surat Paksa setelah lewat waktu dua puluh satu (21) hari sejak Surat Teguran.

g) Apabila utang pajak tetap tidak dilunasi, tindakan penagihan akan dilanjutkan dengan penyitaan dalam waktu 2x24 jam.

h) Apabila utang pajak tetap tidak dilunasi, dilaksanakan Pengumuman Lelang dalam waktu empat belas (14) hari setelah tanggal penyitaan.

i) Apabila setelah lewat empat belas (14) hari utang pajak tidak dilunasi juga, maka dilakukan penjualan barang sitaan secara lelang melalui Kantor Lelang Negara (KLN).

Daluwarsa Tindakan Penagihan Pajak

Hak untuk melakukan penagihan pajak termasuk bunga, denda, kenaikan dan biaya penagihan pajak, daluwarsa setelah lampau waktu 5 tahun terhitung saat terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak atau tahun pajak yang bersangkutan.

Daluwarsa setelah melampaui waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak peneribtan Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, serta Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali.

Daluwarsa selama 5 tahun tertangguh apabila: a) Diterbitkan surat Paksa; b) Ada pengakuan utang pajak dari wajib pajak baik langsung maupun tidak langsung; c) Diterbitkan Surat Ketetapan Kurang Bayar sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 ayat (5) atau

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 ayat (4); d) Dilakukan penyidikan tindak pidana dibidang perpajakan.

Biaya Tindakan Penagihan Pajak

Untuk melaksanakan setiap tindakan penagihan pajak memerlukan biaya guna membayar honorarium pelaksanaan penagihan pajak dan biaya lain yang terkait dengan setiap tahapan penagihan pajak.Suandy (2014: 171) mengemukakan bahwa biaya penagihan adalah biaya pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, pengumuman lelang, pembatalan lelang, jasa penilai, dan biaya lainnya sehubungan dengan penagihan pajak. Jurusita Pajak

Suandy (2014: 171) mengemukakan bahwa jurusita pajak adalah pelaksana tindakan penagihan pajak yang meliputi penagihan seketika dan sekaligus, pemberitahuan Surat Paksa, penyitaan, dan penyanderaan. Tahapan Penagihan Pajak

Dalam pelaksanaannya, ada beberapa prosedur atau tahapan penagihan pajak aktif diantaranya yaitu:

1) Surat Teguran a) Pengertian Surat Teguran

Suandy (2014: 171) mengemukakan bahwa Surat teguran adalah Surat Teguran/Surat Peringatan/surat lain yang sejenis adalah surat yang diterbitkan oleh pejabat untuk menegur atau memperingatan kepada Wajib Pajak untuk melunasi utang melunasi utang pajaknya.

Page 229: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 218

Surat Teguran sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan pajak dilakukan segera setelah tujuh hari sejak saat jatuh tempo pembayaran yang tercantum dalam Surat Ketetapan Pajak.

b) Tata Cara Penyampaian Surat Teguran Undang- Undang Penagihan Edisi 2015 mengemukakan bahwa penyampaian surat teguran dapat dilakukan secara langsung, melalui pos dan melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat.

2) Surat Paksa a) Pengertian Surat Paksa

Suandy (2014: 171) mengemukakan bahwa Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya Penagihan Pajak. Surat paksa diterbitkan dalam hal Penanggung Pajak tidak melunasi sampai dengan jatuh tempo dan telah diterbitkan Surat Teguran/Surat Peringatan/surat lain yang sejenis; telah dilaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, serta tidak memenuhi ketentuan dalam keputusan persetujuan angsuran atau penundaan pembayaran. Pasal 8 ayat (2) UU No.19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa, stdtd UU Nomor 19 Tahun 2000, SuratTeguran/Surat Peringatan/surat lain yang sejenis diterbitkan apabila Penanggung Pajak tidak melunasi utang pajaknya sampai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran.

b) Latar Belakang Penerbitan Surat Paksa Berdasarkan KUP No.16 Tahun 2009 Pasal 20 ayat 1: Apabila jumlah utang pajak tidak atau kurang dibayar sampai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran atau sampai dengan tanggal jatuh tempo penundaan pembayaran,atau Wajib Pajak tidak memenuhi angsuran pembayaran pajak, penagihannya dilaksanakan dengan Surat Paksa sesuai dengan Ketentuan Peraturan Perundang- Undangan Perpajakan. Penagihan Pajak dengan Surat Paksa tersebut dilaksanakan terhadap Penaggung Pajak. Dalam hal terjadi kesalahan di luar kekuasaan Pejabat, Surat Paksa pengganti dapat diterbitkan oleh Pejabat karena jabatan dan mempunyai kekuatan eksekutorial serta mempunyai kedudukan hukum yang sama dengan surat paksa yang asli. Penagihan pajak di Indonesia harus didasarkan pada hukum yang jelas dan mengikat, sehingga Wajib Pajak dan pihak yang terkait dapat mematuhinya.Undang- Undang dan peraturan serta keputusan- keputusan yang mengatur tentang penagihan pajak dengan surat paksa adalah sebagai berikut:

i. Undang- Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 16 Tahun 2009

ii. Undang- Undang Nomor 19 Tahun 1997 Tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2000

iii. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 24/PMK.03/2008 Tentang Tata Cara Pelaksanaan dan Penagihan Dengan Surat Paksa dan Pelaksanaan Penagihan Seketika dan Sekaligus sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 85/PMK.03/2010

iv. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 561/KMK.04/2000 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Seketika dan Sekaligus dan Pelaksanaan Surat Paksa. Penyerahan Surat Paksa untuk penanggung pajak/ wajib pajak badan disampaikan kepada Pengurus, Kepala Perwakilan, Kepala Cabang, Penanggung Jawab, Pemilik Modal termasuk orang yang nyata- nyata berwenang ikut menentukan kebijaksanaan atau mengambil keputusan dalam perusahaan, baik di tempat kedudukan badan yang bersangkutan, di tempat tinggal mereka maupun di tempat lain

Page 230: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 219

yang memungkinkan atau pegawai tetapnya apabila tidak ditemukan salah salah satu pihak sebagaimana tercantum diatas.

Penerimaan Pajak

Sesuai dengan cara pembayaran dalam sistem keuangan negara, masyarakat atau wajib pajak membayar pajak melalui tempat pembayaran yaitu di bank persepsi dan kantor pos persepsi yang tersebar ditanah air. Pembayaran tersebut secara sistem atau online akan masuk ke kas negara melalui program Modul Penerimaan Negara (MPN) yang dikelola Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara, Kementerian Keuangan (Pandiangan, 2014). Pajak dan pungutan lain yang sifatnya memaksa dipungut berdasarkan undang –undang, hal ini sesuai dengan amanat dari pasal 23A undang –undang dasar tahun 1945, hal ini menjadi dasar hukum tertinggi pemungutan pajak di Indonesia. Sebagai pelaksanaan aturan untuk mengatur tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yaitu dengan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983, kemudian telah direvisi dengan Undang-undang yang terakhir Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 5 Tahun 2008.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia dengan Nomor 18 Tahun 2016 tetang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017 menimbang bahwa sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia dengan Nomor 18 Tahun 2016 pasal 1 ayat 3 menyebutkan penerimaan perpajakan adalah semua penerimaan negara yang terdiri atas pendapatan pajak dalam negeri dan pendapatan pajak perdagangan internasional. Pendapatan pajak dalam negeri disebutkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia dengan Nomor 18 Tahun 2016 pasal 1 ayat 4 adalah semua penerimaan negara yang berasal dari pendapatan pajak penghasilan, pendapatan pajak pertambahan nilai dan jasa, pendapatan pajak penjualan atas barang mewah, pendapatan pajak bumi dan bangunan, pendapatan cukai dan pendapatan pajak lainnya. Pendapatan pajak luar negeri disebutkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia dengan Nomor 18 Tahun 2016 pasal 1 ayat 5 adalah semua penerimaan Negara yang berasal dari pendapatan bea masuk dan pendapatan bea keluar.

Sehubungan dengan pengertian tersebut dapat disimpulkan maka pengertian penerimaan pajak adalah semua penerimaan perpajakan dari dalam negeri dan luar negeri yang digunakan untuk belanja rutin maupun pembangunan negara. Sesuai ketetapan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Palembang mengenai Penerimaan Pajak dapat dilihat dengan membandingkan realisasi penerimaan pajak dengan target penerimaan pajak .

3. METODE PENELITIAN Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya PaLembang yang beralamat di Jalan Tasik, Kambang Iwak Lantai 3 Gedung Kanwil DJP Sumsel dan Kep. Babel Palembang.

Penelitian ini dilakukan pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya PaLembang yang beralamat di Jalan Tasik, Kambang Iwak Lantai 3 Gedung Kanwil DJP Sumsel dan Kep. Babel Palembang.3.2 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berjenis data sekunder berupa laporan penagihan dengan surat teguran dan surat paksa yaitu periode tahun 2013 sampai dengan tahun 2016 yang ada di lingkungan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Palembang. Sumber data yang digunakan ini diperoleh dari Seksi Penagihan dan Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI) Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Palembang. Pengumpulan data juga dilakukan melalui studi pustaka dengan mengkaji buku- buku literatur dan jurnal ilmiah untuk memperoleh landasan teoritis yang kuat dan menyeluruh tentang penagihan dengan surat teguran dan surat paksa.

Page 231: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 220

Teknik Analisis Data

Menurut Sanusi (2014: 115), teknik analisis data adalah mendeskripsikan teknik analisis apa yang digunakan oleh peneliti untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan, termasuk pengujiannya. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif adalah penelitian yang termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah mengungkapkan fakta, keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi pada saat penelitian berjalan dan menyuguhkan apa adanya. Analisis deskriptif kualitatif yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah jumlah realisasi surat teguran dan surat paksa terhadap penerimaan pajak dan jumlah realisasi pencairan tunggakan paajk terhadap penerimaan pajakdari tahun 2013 sampai dengan 2016.

4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Efektivitas Penagihan Pajak dengan Surat Teguran dan Surat Paksa dalam Pencairan Tunggakan Pajak

Tahun Nilai Ketetapan Pencairan Tunggakan

(Rp)

Presentase (%)

Kriteria

(Lbr) (Rp) 2013 1.357 63.265.388.674 21.632.694.340 34,19% Tidak Efektif 2014 1.206 96.674.706.500 27.691.607.609 28,64% Tidak Efektif 2015 1.311 86.648.765.250 38.009.151.172 43,96% Tidak Efektif 2016 1.270 80.650.600.550 42.006.039.507 52,08% Tidak Efektif

Berdasarkan hasil perhitungan penagihan pajak, tingkat pencapaian efektivitas pencairan

tunggakan pajak dengan surat teguran menunjukkan bahwa setiap tahunnya belum mencapai kriteria efektif karena presentase setiap tahunnya kurang dari 60%. Dikatakan efektif apabila presentase lebih dari 100%. Pencapaian yang masih rendah ini adalah penanggung pajak yang pindah, tidak sampainya surat teguran pada penanggung pajak karena penyampaian surat teguran disampaikan melalui kantor pos atau jasa ekspedisi lainnya. Penanggung pajak yang menunggak sebagian berasal dari luar kota Palembang. Sehingga pihak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Palembang mengalami kesulitan dalam mengawasi dan melaksanakan penagihan pajak dengan surat teguran.

Kontribusi Penagihan Pajak dengan Surat Teguran dan Surat Paksa dalam Pencairan Tunggakan Pajak

Tahun Surat Teguran Kriteria Surat Paksa Kriteria

2013 25% Kurang 50% Baik

2014 25% Kurang 40,99% Baik

2015 20,74% Kurang 33,75% Cukup

2016 22,01% Kurang 33,03% Cukup

Page 232: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 221

Pencairan Tunggakan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Palembang Tahun 2013 s/d 2016

Tahun Realisasi Pencairan Tunggakan Pajak (Rp)

Penerimaan Pajak (PPh) (Rp)

Persentase (%)

2013 86.530.777.359 1.336.537.728.582 6,47%

2014 110.766.430.436 1.723.337.456.930 6,42%

2015 183.621.061.614 1.826.288.382.007 10,05%

2016 190.766.621.359 1.619.387.612.819 11,78%

Perkembangan Piutang Pajak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Palembang

Tahun Saldo Piutang Pajak (Rp)

Pt

Naik/ Turun (Rp)

Pt-1

Perkembangan

Piutang (Rp)

Pt- (Pt-1) / Pt-1

2013 194.540.589.097 15.360.022.207 7,89%

2014 181.556.421.960 (12.984.167.137) 12,99%

2015 237.457.705.118 55.901.283.158 3,24%

2016 260.548.345.017 23.090.639.899 10,28%

5. PENUTUP Simpulan

Dari hasil jumlah realisasi surat teguran dan surat paksa dan efektivitas serta kontribusi penunggakan pajak terhadap penerimaan pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Palembang yang telah diuraikan pada Bab IV sebelumnya, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: a) Penagihan pajak dengan surat teguran dan surat paksa pengaruhnya terhadap penerimaan pajak

pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Palembang adalah dapat meningkatkan penerimaan pajak bagi Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang sepanjang surat ketetapan pajak kurang bayar. Tindakan penagihan pajak memiliki peraturan Undang - undang dengan sifat unsur secara paksaan sehingga unsur tesebut dapat menjadi alat untuk wajib pajak agar membayar tunggakan pajaknya.

b) Tingkat efektivitas pelaksanaan penagihan pajak dengan surat teguran dan surat paksa dari tahun 2013 s/d 2016 belum mencapai kriteria efektif, dengan presentase < 60%. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan tindakan penagihan pajak dengan surat teguran dan surat paksa belum berjalan efektif. Namun ketidak efektifan tersebut bukan berarti disebabkan oleh kinerja petugas pajak tidak baik, melainkan juga sama dengan tingkat kepatuhan, kelalaian dan kesadaran wajib pajak terhadap kewajibannya dalam membayar pajak .

c) Kontribusi penagihan pajak dengan surat teguran dan surat paksa terhadap penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Palembang tergolong kurang, dimana kontribusi penerimaan pajak dengan surat teguran pada tahun 2013 sebesar 25%, tahun 2014 sebesar 25%,

Page 233: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 222

tahun 2015 sebesar 20,74% dan pada tahun 2016 sebesar 22,01%. Sedangkan kontribusi penerimaan pajak dengan surat paksa pada tahun 2013 sebesar 50% kriteria baik, tahun 2014 sebesar 40,99% kriteria baik , tahun 2015 sebesar 33,75% kriteria cukup baik dan pada tahun 2016 sebesar 33,03% cukup baik.

d) Tingkat perkembangan piutang pajak pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Palembang dari tahun 2013 s/d tahun 2016 terlihat ada peningkatan, yaitu tahun 2013 sebesar 7,89%. tahun 2014 sebesar 12,99%, tahun 2015 sebesar 3,24% dan tahun 2016 sebesar 10,28% atau secara keseluruhan meningkat kecuali pada tahun 2015 menurun sebsar 3,24%. Dimana hal tersebut berdampak positif pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Palembang yang akan mempengaruhi peningkatan penerimaan untuk tahun berikutnya.

Saran

Saran yang diberikan pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Palembang agar pelaksanaan tindakan penagihan pajak baik melalui surat teguran maupun melalui surat paksa agar lebih ditingkatkan lagi yaitu: a) Dengan cara menambah jumlah jurusita pajak yang ada pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

Madya Palembang, sehingga dapat memaksimalkan tindakan penagihan pajak, yang dapat mempengaruhi peningkatan penerimaan pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Palembang secara keseluruhan.

b) Serta meningkatkan pengawasan dan bimbingan kepada wajib pajak untuk memperkuat penegakan hukum dalam kegiatan penagihan pajak yaitu bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat dalam rangka penetapan alamat yang lebih jelas.

6. REFERENSI

[1] Djufri, Mohammad. 2014. Pencairan Data Penagihan Pajak. Jakarta: Penerbit Kementerian Republik Indonesia Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Pusdiklat Pajak.

[2] Jumhana, Asep. 2014. Administrasi Penagihan Pajak. Jakarta: Penerbit Kementerian

Republik Indonesia Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Pusdiklat Pajak. [3] Mardiasmo. 2014. Perpajakan Edisi Revisi. Yogyakarta: Penerbit Salemba Empat. [4] Samosir, Hotmian. 2014. Tindakan Penagihan Pajak. Jakarta: Penerbit Kementerian Republik

Indonesia Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Pusdiklat Pajak. [5] Sanusi, Anwar. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. [6] Suandy, Erly. 2014. Hukum Pajak. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. [7] Suharsono, Agus. 2014. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Jakarta Barat: Penerbit

Kementerian Republik Indonesia Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Pusdiklat Pajak. [8] Suandy, Erly. 2014. Hukum Pajak. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Page 234: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 223

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT BANGUN BUMI MUSI

Depriansyah 1, M Amirudin Syarif2

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bina Darma1,2

[email protected], [email protected]

Abstract The influence Of Work Environment And Compensation To Employee Performance supervised By Hardiyansyah and Amirudin Syarif The research aim to exsplore the influence of Work Environment and Compensation on employee performances at PT. Bangun Bumi Musi. Tools of Analysis in this research is multiple linear regression model. The result of the research shows that if there is no increase of the value of the working environment variable (X1) and compensation (X2) to the performance (Y) then the performance value of 1.126, the regression coefficient of 0.436 and 0.317 stated that each addition of one score of work environment variable (X1) And compensation (X2) will provide a score increase of 0.436 and 0.317 for performance (Y). This analysis proves that work environment variable and compensation variable have significant effect to employee performance variable which can be seen from tcount value of each X variable that is X1 (Work Environment) 4,205 and X2 (compensation) equal to 3,035. Similarly, the significant value of the variable X1 (Work Environment) 0,000 and variable X2 (compensation) of 0.004 significant value is still below 0.05 which indicates a significant influence between work environment variables and compensation for performance variables. Based on the calculation in Table 4:13 then obtained the value of correlation (R) of 0.702. This shows that between the dependent variable is the employee's performance (Y) with the indipendent variable that is Work Environment (X1) and Compensation (X2) affect the employee's performance. Keywords: Work Environment, Compensation, Employee Performance.

1. PENDAHULUAN

Pada saat ini lingkungan kerja dapat dirancang untuk menciptakan hubungan kerja yang mengikat pekerja dalam lingkungan. Hakekatnya lingkungan kerja telah menjadi rumah tangga kedua bagi para pekerjaan. Pada umumnya para pekerja mengharapkan bahwa lingkungan kerja mereka yang aman,tentram, bersih, dan tidak bising, serta terang dan bebas dari segala ancaman, dan gangguan yang menghambat pekerjaan.secara fisik lingkungan kerja dapat berupa lokasi tempat kerja, kondisi bangunan dan fasilitas kerja. Sedangkan lingkungan kerja non fisik/ psikologis meliputi kedisiplinan dan kerja sama. Baik fisik atau non fisik/psikologi, keberadaan lingkungan kerja sangat ditentukan oleh tindakan organisasi melalui cara–cara pengorganisasian, yaitu proses penghimpunan sumber daya manusia, modal dan peralatan dengan cara yang paling efisien untuk mencapai tujuan. Sama dengan mengkoordinasikan atau mengintegrasikan berbagai macam sumber daya yang dimiliki organisasi (Sedarmayanti, 2009).SedangkanmenurutNitisemito (1992:25) Lingkungankerjaadalahsesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas yang diembannya

Berdasarkan hasil wawancara yang sudah dilakukan peneliti terhadap karyawan PT Bangun Bumi Musi, Perusahaan yang beralamat di Jalan Tanjung Api-api RT.004 RW.002 Kel. Talang Keramat Kec.Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin, permasalahan yang dirasakan oleh karyawan adalah mengenai lingkungan kerja yang kurang kondusif seperti ruang gerak mereka dalam bekerja kurang luas sehingga para karyawaan kurang leluasa dalam bekerja,Dan juga kurangnya pentilasi udara yang terdapat diruangan mereka sehingga sirkulasi/pertukaran udara kurang lancar membuat ruangan menjadi panas dan membuat karyawan tidak nyaman, dan juga konflik dalam perusahaan juga sering

Page 235: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 224

terjadi karena masalah diluar perusahaan seperti tersinggung karena ejekan dan senioritas. Sedangkan Kondisi kompensasi yang diberikan di PT. Bangun Bumi Musi yang juga dikemukakan oleh salah satu karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut. Menurut beliau masih rendahnya kompensasi yang diberikan perusahaan kepada karyawan, seperti pemberian gaji dan bonus, serta asuransi Kesehatan yang didapat karyawan masih kecil,sedangkan biaya kebutuhan hidup mereka yang semakin meningkat. membuat karyawan tidak termotivasi untuk mencapai kinerja yang optimal,maka terjadi penurunan bahkan terhadap pencapaian target atau output perusahaan. Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka judul dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Bangun Bumi Musi”.

2. KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Lingkungan Kerja

Menurut Sedarmayati (2009:21)Lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya di mana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok. Lingkungan kerja terdiri dari lingkungan fisik dan nonfisik yang melekat pada karyawan sehingga tidak dapat dipisahkan untuk mendapatkan kinerja karyawan yang baik Menurut Sedarmayanti (2009:31) lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Sedangkan lingkungan kerja nonfisik adalah semua keadaan yang terjadi berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun dengan rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan. Indikator Indikator Lingkungan Kerja

Menurut ( Sudarmayanti, 2009;46) indikator – indikator lingkungan kerja meliputi : 1. Suhu udara, suhu udara termasuk salah satu kondisi kerja yang akan dapat dipersiapkan oleh

manajemen perusahaan dalam upaya meningkatkan produktifitas kerja. 2. Penerangan, dalam hal penerangan disini bukanlah terbatas pada penerangan listrik melainkan

juga penerangan matahari. 3. Keamanan, rasa aman disini adalah dalam melaksanakan pekerjaan adanya ketenangan dan akan

mendorong kerja karyawan. 4. Suara bising, suara bising yang terus menerus akan mengurangi kepekaan pendengaran karyawan

dan menganggu ketenangan para karyawan yang bekerja 5. Pengunaan warna, warna ruangan kerja, peralatan dan mesin dirancang sedemikian rupa,tidak

selamanya seragam bisa mengunakan warna kombinasi, bahkan jenis cara cara yang digunakan cukup dominan mempengaruhi kualitas lingkungan kerja.

6. Ruang gerak, memungkinkan ruangan gerak dalam perubahan kearah pengembangan yang positif bagi kemajuan karyawan.

7. Hubungan kerja, yaitu hubungan kerja antar pekerja dan pimpinan yang akan mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi untuk meningkatkan kepuasan.

Kompensasi Kompnsasi merupakan hal yang sanggat erat hubungannya dengan meningkatkan kesejahteraan

hidup para pegawai, suatu organisasi harus secara efektif memberikan kompensasi yang sesuai dengan beban yang karyaan terima. Kompesasi merupakan salah satu factor baik secara langsung maupun secara tidak langsung mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja karyawan. Kompensasi karyawan sanggat perlu diperhatikan agar perusahaan dapat memotivasi kinerjanya supaya kinerja karyawa dapat meningkat.Berikut ini akan dikemukakan beberapa Pengertian kompensasi, menurut Husein Umar (2007:16) Menyatakan bahwa kompensasi adalah :“Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima oleh pegawai berupa gaji, upah, insentif, bonus, permi pengobatan, asuransi dan lain lain yang sejenis yang dibayar langsung perusahaan.”

Page 236: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 225

Dan Wibowo, (2007:348) juga berpendapat, bahwa : “Kompensasi merupakan kontra prestasi terhadap penggunaan tenaga kerja atau jasa yang telah

diberikan oleh tenaga kerja. Kompensasi merupakan jumlah paket yang yang di tawarkan organisasi kepada pekerja sebagai imbalan atas penggunaan tenaga kerja”.

Indikator-indikator Kompensasi

Kompensasi yang dikemukakan oleh Husein Umar (2007:16) adalah: a) Gaji

Imbalan yang di berikan oleh pemberi kerja kepada pegawai, yang penerimaannya bersifat rutin dan tetap.

b) Insentif Penghargaan atau ganjaran yang diberikan untuk memotivasi para pekerja agar produktivitas kerjanya tinggi, sifatnya tidak tetap atau sewaktu-waktu.

c) Bonus Pembayaran sekaligus yang diberikan karena memenuhi sasaran kinerja.

d) Upah Pembayaran yang diberikan kepada pegawai dengan lamanya jam kerja.

e) Premi Premi adalah sesuatu yang diberikan sebagai hadiah atau diterima atau sesuatu yang dibayarkan ekstra sebagai pendorong atau perancang atau sesuatu pembayaran tambahan di atas pembayaran normal.

f) Asuransi Asuransi merupakan penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti.

Kinerja Karyawan

Kinerja dalam organisasi,merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan.Menurut Rivai ( 2011 : 309), bahwa: “kinerja merupakan perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan”.

Indikator-indikator Kinerja karyawan

Indikator untuk mengukur kinerja karyawan secara individu ada enam indikator, yaitu (Robbins, 2008:260): a) Kualitas. Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang

dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan. b) Kuantitas. Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti jumlah unit,

jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan. c) Ketepatan waktu. Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan,

dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.

d) Efektivitas. Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang, teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya.

e) Kemandirian. Merupakan tingkat seorang karyawan yang nantinya akan dapat menjalankan fungsi kerjanya Komitmen kerja. Merupakan suatu tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen kerja dengan instansi dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor.

Page 237: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 226

Kerangka Pemikiran Kinerja adalah hasil yang dicapai seseorang menurut uraian yang berlaku untuk pekerjaan

yang bersangkutan. Adanya faktor-faktor yang memprngaruhi kinerja menurut Gibson (2011:270) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan diantaranya adalah Lingkungan kerja dan kompensasi. Dalam kerangka pemikiran ini secara sederhana Lingkungan kerja dan kompensasi yang baik dapat meningkatkan kinerja karyawan dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari sehingga tercapai tujuan organisasi yang efektif dan efisien.

Gambar 2.1

3. METODE PENELITIAN Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan PT Bangun Bumi Musi Perusahaan ini beralamat di Jalan Tanjung Api-api RT.004 RW.002 Kel. Talang Keramat Kec.Talang Kelapa Kabupaten banyuasin. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah seluruh karyawan pada PT. Bangun Bumi Musi. Operasional Variabel

Oprasionalisasi variabel adalah suatu cara mengukur suatu konsep dimana terdapat variabel-variabel yang langsung mempengaruhi dan di pengaruhi, yaitu variabel yang dapat menyebabkan masalah lain terjadi dan variabel yang kondisinya tergantung variabel lain.

Variabel Independen Menurut Sugiyono (2010:59) menyatakan bahwa variabel independen sebagai (variabel bebas) adalah variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel dalam penelitian adalah lingkungan kerja (X1) dan kompensasi (X2). Variabel Dependen Menurut Sugiyono, (2010:59), menyatakan bahwa variabel dependen merupakan variabel yang di pengaruhi atau yang menjadi akibat (variabel terikat), karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja karyawan (Y).

Lingkungan Kerja (X1)

Kinerja (Y)

Kompensasi (X2)

Page 238: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 227

Sumber Data a) Data primer yaitu data yang di ambil langsung dari responden dengan menggunakan angket atau

kuisioner yang di klasifikasikan berdasarkan variabel penelitian, yaitu variable lingkungan kerja dan kompensasi dan variabel kinerja.

b) Data sekunder yaitu data yang berasal dari perusahaan yang bersangkutan, maupun data external yang berasal dari jurnal maupun penelitian-penelitian terdahulu.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah field reseach atau studi lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung dengan membagikan kuesioner kepada responden yang dianggap memenuhi syarat. Sumber data yang digunakan adalah data primer dikumpulkan melalui kuesioner yang dibagikan pada responden. Kuesioner ini digunakan untuk mengukur Lingkungan Kerja kompensasi, dan kinerja karyawan. Data primer biasanya diperoleh dari survei lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data ordinal Sugiyono, dalam (Hidayah, 2016 : 52).

Populasi penelitian

Menurut Sugiyono (2010:115), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan di tarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan yang ada PT Bangun Bumi Musi, mengingat jumlah populasi yang kecil maka semua populasi di tetapkan sebagai sampel. Arikunto (dalam Sari 2009:19), mengatakan bahwa jika jumlah populasi objek penelitian kurang dari seratus maka di ambil semua, tetapi jika lebih dari seratus di ambil 10% sampai dengan 15% dari populasi yang ada. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT Bangun Bumi Musi, yang jumlah karyawannya sebanyak 55 orang karyawan.

Sampel Penelitian

Sampling di gunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan model sampling jenuh, yaitu teknik sampel dimana semua anggota populasi digunakan menjadi sampel. Yang dimana menurut Arikunto dalam (Sari, 2009 : 19) jika populasi kurang dari seratus maka di ambil semua, tetapi jika lebih dari seratus di ambil 10% sampai dengan 15% dari populasi yang ada. Populasi dalam penelitian ini adalah 55 orang yang berarti kurang dari seratus, maka dari itu peneliti menggunakan semua karyawan menjadi sampel.

Metode Analisis Dan Pengolahan Data Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel indevenden (bebas) dan variabel dependen (terikat), yaitu lingkungan kerja (X1), Kompensasi (X2), Terhadap kinerja (Y).

Analisis Koofisien Korelasi (R)

Analisa ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara pengaruh disiplin kerja dan kompensasi terhadap kinerja karyawan.

Page 239: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 228

Uji Hipotesa Uji T

Analisis Uji Hipotesis digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara terpisah atau masing-masing variabel bebas ( lingkungan kerja dan kompensasi) terhadap variabel terikat (kinerja karyawan).

Uji Regresi Simultan (Uji F)

Pengujian ini bertujuan untuk menunjukan apakah semua variabel indivenden yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama sama terhadap variabel dependen.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan

Hasil penelitian ini diketahui bahwa variabel Lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, dan variabel kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Angka taraf signifikan dari variabel Lingkungan Kerja dan kompensasi yaitu 0,000 dan 0,004,dan variabel Lingkungan Kerja dan kompensasi berpengaruh secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan dilihat dari nilai signifikan sebesar 0,000. Angka tersebut bahkan lebih kecil dari taraf signifikan yang telah ditetapkan yaitu 0,05. Hal ini menunjukan adanya pengaruh yang signifikan secara simultan maupun parsial variabel independen terhadap variabel dependen.

Demikian juga dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Aditya Kuswiryanto (2014), yang menunjukan bahwa, lingkungan Kerja dan Kompensasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan hal ini menunjukan bahwa Lingkungan Kerja dan kompensasi yang dilaksanakan dengan baik akan membuat karyawan dapat melaksanakan kegiatan dengan baik dan lebih semangat dalam bekerja. Untuk itu kompensasi yang diberikan perusahaan kepada karyawan nya harus sudah sesuai dengan kerja dan tanggung jawab masing-masing karyawan.

Hasil penelitian ini juga mendukung teori yang disampaikan oleh Malayu (2009:196), yang menyatakan bahwa jika kompensasi yang diterima karyawan dapat memuaskan dan memenuhi kebutuhannya, maka akan semakin baik kedisiplinan karyawan tersebut dan pada akhirnya akan meningkatkan kinerja karyawan.

Penelitian mengenai Lingkungan Kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT.Bangun Bumi Musi. Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Robbins (2012:3) bahwa pegawai akan bekerja secara maksimal apabila lingkungan kerja nyaman dan mendukung karena pegawai merasa puas dengan lingkungan kerja yang ada.

Penelitian mengenai pengaruh kompensasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Bangun Bumi Musi. Temuan ini didukung oleh teori Hasibuan (2012:118) yang menyatakan bahwa pemberian kompensasi yang semakin baik akan mendorong karyawan untuk bekerja semakin baik dan produktif.sejalan dengan pendapat tersebut.

Berdasarkan Hasil penelitan dan pemikiran pemikiran tersebut peneliti berpendapat bahwa kinerja seseorang karyawan tergantung pada kompensasi yang diterima karyawan yang mampu meningkatkan kinerja sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Karena semakin baik kompensasi maka akan semakin mudah perusahaan untuk memotivasi karyawan untuk bekerja lebih baik supaya dapat mningkatkan kinerjanya. Kompensasi yang lengkap yaitu harus memenuhi kebutuhan karyawan seperti Gaji, Upah, asuransi, kesehatan, penghargaan, bonus, yang menunjang serta yang cukup, maka secara otomatis karyawan akan senang serta semangat untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab yang diberikan oleh perusahaan. Untuk itu kebutuhan pokok individu yang menjadi dasar bagi harapan karyawan akan diperoleh lewat tercapainya tujuan organisasi.

Page 240: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 229

5. SIMPULAN Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya, Maka dapat disimpulkan

bahwa : a) Adanya pengaruh antara Lingkungan Kerja terhadap kinerja karyawan, maka HO ditolak, dan HA

diterima. b) Adanya Pengaruh antara Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan, maka Ho ditolak, dan Ha

diterima. c) Adanya pengaruh secara Simultan atau secara bersama-sama antara Lingkungan Kerja dan

Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan, maka Ho ditolak, dan Ha diterima.

6. REFERENSI [1] Arikunto Suharsimi, 2009, Manajemen Penelitian, Penerbit, Rineka Cipta, Jakarta.

[2] Cooper Cary, 1995, Stress Manajemen, Penerbit, Kesain Blanch, Jakarta.

[3] Gibson, 2011, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

[4] Husein Umar, 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit PT. Raja Grafindo, Jakarta

[5] Hasibuan, 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit, PT. Bumi Aksara, Jakarta.

[6] Hanggraeni, Dewi, 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit, Lembaga Penerbit

FEUI, Jakarta.

[7] Muhammad Nasir, 2009, Metode Penelitian, penerbit, Ghalia Indonesia, Jakarta.

[8] Nitisemito, 2012, Manajemen personalia: manajemen Sumber Daya Manusia.Penerbit PT. Ghalia Indonesia, Jakarta.

[9] Robbins,2008, Manajemen Kinerja, Edisi Ke-tiga, Penerbit, PT. Raja Grafinda Persada,

Jakarta.

[10] Robbins, 2012,Perilaku Organisasi, Penerbit, Salemba Empat, Jakarta

[11] Rivai Veithzal,2011, Manajemen sumber daya manusia untuk perusahaan; dari teori ke praktek, Penerbit,RajaGrafindo Persada, Jakarta.

[12] Sedarmayanti.2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja.Penerbit, CV Mandar

Maju. Bandung

[13] Sugiyono 2010, MetodePenelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Penerbit, Alfabeta, Bandung.

[14] Santoso, 2009, Panduan Lengkap Menguasai Statistik Dengan SPSS. Penerbit, PT.Elex

media Komputindo. Jakarta.

[15] Wibowo, 2007, Pemahaman Praktis Manajemen Sumber Daya Manusia.Penerbit,CV. Mandar Maju, Bandung.

Page 241: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 230

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA TOKO BAKERY DI PALEMBANG TRADE CENTER MALL

Mia Vara Fitri 1, Dina Mellita 2

Universitas Bina Darma 1 Jalan Jendral Ahmad Yani No.12 Palembang

Pos-el : [email protected] 1, [email protected] 2

Abstract

Consumer behavior is the study of how individuals, groups, and organizations choose, buy, use, and how goods, services, ideas, or experiences to satisfy their needs and wants. This study aims to find out how consumer behavior in decision making the purchase of bread at bakery store located in Palembang Trade Center Mall. The population and samples are visitors or buyers of bread by interviewing consumers directly to the bakery shop at Palembang Trade Center, JCO, BreadTalk, and Brasserie. This research is research using data triangulation method. Based on the result of the research, there are conclusion that there are 4 factors to be considered by consumers when buying bread in Jco, BreadTalk, and Brasserie, namely: price factor, product factor or flavor variant, service factor, and comfort factor. And before consumers decide to buy, consumers will experience the name of a stage to reach the decision to buy by going through several stages of purchase decisions. Keywords : consumer behavior, decision stages, purchasing decisions

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

Saat ini konsumen begitu dimanjakan dengan berbagai produk yang dapat dipilih untuk memenuhi kebutuhan. Era produsen mengendalikan konsumen telah berlalu dan telah digantikan dengan era dimana konsumen memegang kendali. Konsumen yang mendikte produk apa yang seharusnya diproduksi oleh perusahaan. Perusahaan harus berfokus pada konsumen, konsumen adalah bagian terpenting dari perusahaan.

Melihat posisi dan potensi pasar Indonesia seperti diatas, maka para pemasar berkewajiban memahami konsumen, mengetahui apa yang dibutuhkan, apa seleranya, dan bagaimana cara konsumen berperilaku dan mengambil keputusan. Diharapakan dari pemahaman mendalam terhadap konsumen, maka perusahaan akan memproduksi barang dan jasa sesuai dengan kebutuhan konsumen. Pemahaman yang mendalam mengenai konsumen akan memungkinkan agar mau membeli produk yang ditawarkan.

Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia. Namun seiring perkembangan zaman dan perubahan trend yang meliputi perubahan budaya, selera, maupun peningkatan taraf ekonomi masyarakat, fungsi makanan berubah menjadi tidak sekedar sebagai kebutuhan pokok saja. Masyarakat tidak hanya menginginkan makanan yang mengenyangkan ataupun memenuhi kebutuhan gizi mereka, mereka menginginkan makanan yang mereka anggap “enak”. Kata “enak” sendiri memiliki artian luas karena didalamnya tidak hanya dipengaruhi oleh rasa makanan itu sendiri, tetapi juga penilaian subjektif dari individu yang memakan makanan tersebut.

Penilaian individu ini kemudian dipengaruhi oleh selera pribadi dan trend yang sedang berlaku di masyarakat, lifestyle, atau bahkan status sosial ekonomi dari individu yang bersangkutan. Jadi dapat kita lihat bahwa keputusan individu dalam memilih sebuah makanan untuk dimakan banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar dirinya yang disebut trend. Makanan sendiri beragam jenisnya ada sarapan (breakfast), makan siang (lunch), makan malam (dinner), yang masing-masing dapat terdiri dari makanan pembuka (appetizer), makan utama (main course), dan makanan penutup

Page 242: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 231

(dessert). Disamping semua jenis makanan diatas, ada satu varian jenis makanan lagi yang dapat dimakan kapan saja tanpa aturan waktu tertentu yaitu : snack (makanan ringan) yang fungsinya sebagai camilan atau pengganjal rasa lapar.

Keadaan seperti ini bagi sebuah toko roti yang tidak kuat (baik manajemen maupun modal), akan merupakan suatu kekhawatiran, karena tidak mampu bersaing, sehingga dapat semakin menurun maupun sekedar dapat bertahan hidup. Sedangkan bagi toko roti yang lain, persaingan dijadikan pendorong untuk bekerja lebih efisien dan lebih kreatif, untuk mencapai tujuan seperti melakukan perbaikan baik pada manajemen, modal, pelayanan, penataan, fasilitas, penambahan produk selain roti, dan lain-lain.

Sebenarnya tantangan dari toko roti ini tidak hanya persaingan diantara mereka saja, tetapi juga ada kemungkinan kurangnya pemahaman mengenai perilaku konsumen, yaitu apa yang dicari konsumen, dan apa yang diharapkan oleh konsumen dari suatu produk, seperti harga, kemasan, citarasa, dan lain-lain. Pertanyaan ini merupakan masalah yang harus dijawab oleh pengusaha atau pemilik toko roti agar dapat mengetahui perilaku konsumen yang sesungguhnya. Hal ini penting karena sifat dari bisnis toko roti itu, di mana tidak saja menjual produk secara fisik, yaitu berbagai macam roti dan roti yang dihias (kue taart), tetapi juga nikmatnya cita rasa dan kepuasan konsumen setelah mengkonsumsi roti tersebut.

Roti merupakan salah satu makanan yang sudah dikenal dan diminati oleh orang Indonesia. Roti tidak hanya disukai oleh kalangan balita dan anak - anak, akan tetapi kaum muda dan para orang tua. Sehingga mengkonsumsi roti juga telah menjadi salah satu trend modern terlebih bagi warga kota-kota besar. Meningkatnya jumlah konsumsi roti di Indonesia kemudian dipandang sebagai peluang usaha yang menjanjikan

Para pemasar dapat dengan mudah menilai kemauan para konsumen jika penelitian mengenai perilaku konsumen terlebih dahulu dilakukan. Di Indonesia khususnya di Palembang terdapat banyak bakery contohnya Breadtalk, J-co, Braserri, Roti Boy, Roti O, French Bakery dan lain sebagainya. Objek penelitian kali ini yang dilakukan peneliti pada beberapa bakery di Palembang Trade Center Mall (PTC) yaitu Breadtalk, J-co, dan Braserri.

Berdasarkan pemaparan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Perilaku Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Pada Toko Bakery di Palembang Trade Center Mall (PTC)”.

2. KAJIAN PUSTAKA Pengertian Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologi yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal diatas atau kegiatan mengevaluasi (Griffin, 2010 : 188)

Perilaku konsumen adalah studi proses yang terlibat ketika individu atau kelompok memilih, membeli, menggunakan, atau mengatur produk, jasa, idea atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen (Hasan, 2013 : 161)

Dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok, atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang - barang atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi lingkungan. Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian menurut Kotler and Amstrong (2001:226) adalah tahapan dalam proses pengambilan keputusan dimana konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang

Page 243: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 232

yang ditawarkan.Dengan kata lain, orang yang mengambil keputusan harus mempunyai satu pilihan dari beberapa alternatif yang ada. Bila seseorang dihadapkan pada dua pilihan yaitu membeli dan tidak membeli, dan kemudian dia memilih membeli, maka dia ada dalam posisi membuat suatu keputusan.

Penelitian Terdahulu

No Peneliti Tahun Judul Penelitian

Metode Yang

Digunakan Hasil Penelitian

1 Marhaini 2008 Analisis Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Komputer Merek Acer (Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara)

Kuantitatif / Survey

Keyakinan penting dari konsumen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap sikap berperilaku konsumen dalam pembelian produk komputer merek Acer di Kotamadya Medan

2 Novita Iswanti

2012 Analisis Perilaku Konsumen Terhadap Roti Prayangan Bakery di Kota Padang

Metode campuran, kualitatif dan kuantitatif/ wawancara mendalam dan survey

Konsumen biasanya membeli roti tawar Pryangan hanya satu bungkus dengan frekuensi pembelian dalam seminggu tidak tetap

3 Miftahul Ismi 2015 Analisa Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Kartu Three (Studi Kasus Mahasiswa STIE Nasional Banjarmasin)

Kuantitatif dan survey

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam keputusan pembelian kartu Three yaitu faktor kebudayaan dan faktor yang paling dominan terhadap keputusan pembelian kartu Three adalah faktor psikologis

4 Dewi Urip Wahyuni

2008 Pengaruh Motivasi, Persepsi dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek Honda Di Kawasan

Kualtatif Dari hasil penelitian diketahui bahwa motivasi, persepsi, sikap konsumen berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek Honda

Page 244: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 233

Surabaya Barat 5 Haris

Budiyono 2010 Analisis

Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Produk Sayuran di Pasar Modern Kota Bekasi

Kuantitatif / survey dan penyebaran kuesioner

Karakteristik umum konsumen sayuran yang diambil sebagai responden dalam penelitian ini didasarkan atas jenis kelamin, usia, status pernikahan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jumlah anggota keluarga, dan pekerjaan.

3. METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan deskriptif. Pada penelitan ini

yang jadi objek penelitian ini adalah konsumen yang datang langsung mengunjungi toko bakery yang berada di Palembang Trade Center. Jenis penelitian ini jika dilihat berdasarkan tujuannya, penelitian ini dapat dikategorikan kedalam penelitian adalah metode kualitatif dengan menyajikan informasi dan data serta uraian penjelasan mengenai perilaku konsumen terhadap pengambilan keputusan pembelian.

Populasi

Sugiyono (2013:115) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Pada penelitian ini variabelnya adalah perilaku konsumen dan pengambilan keputusan, maka populasi dari penelitian ini adalah konsumen atau penikmat roti yang berada di Jco, BreadTalk dan Brasserie..

Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi itu. Populasi itu misalnya penduduk diwilayah tertentu, jumlah pegawai pada organisasi tertentu, dan sebagainya (Sugiyono, 2013:215). Pada penelitian ini penulis menggunakan sampel dengan teknik Accidental Sampling yaitu mengambil sampel secara sembarang (kapanpun dan dimanapun menemukan) asal memenuhi syarat sebagai sampel dari populasi. Dalam penelitian ini penarikan sampel dilakukan kepada konsumen yang datang dan membeli roti di Breadtalk, J-Co dan Brasseri Palembang Trade Center Mall. Jadi besarnya sampel dalam penelitian ini sebanyak 2 konsumen yang membeli roti di Breadtalk, J-co, dan Braserri di Palembang Trade Center Mall

Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua teknik, yaitu :

Field Research (Penelitian Lapangan) Penelitian di lapangan dilakukan dengan cara peneliti membuat daftar pertanyaan untuk mengukur variabel, menetapkan kategori – kategori jawaban, pengorganisasian bagian – bagian pertanyaan. Seluruh kuesioner dibuat dalam bentuk pertanyaan tertutup, yaitu pertanyaan yang sudah diberi alternatif jawaban sehingga responden tinggal memilih salah satu jawaban atau beberapa jawaban yang sudah tersedia.

Page 245: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 234

Library Research (Penelitian Kepustakaan) Penelitian kepustakaan dilakukan dengan melakukan analisis melalui buku, jurnal, artikel, dan tesis yang mendukung penelitian ini untuk dijadikan landasan teori dan data lain yang relevan serta mendukung penelitian ini diperoleh dari beberapa website di internet dengan pencarian melalui kata kunci (keyword) “perilaku konsumen”, “tahapan keputusan”, “pengambilan keputusan” dan sebagainya. Daftar mengenai studi kepustakaan secara rinci dapat dilihat pada bagian daftar pustaka.

Triangulasi data Untuk menguji keaslian data yang dikumpulkan, peneliti akan menggunakan metode Triangulasi

data. Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Dan triangulasi sumber data yaitu memilih mengelompokkan dan menghubungkan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan informan yang satu dengan informan yang lain kemudian ditarik kesimpulan mana yang lebih sesuai dari data-data yang dianalisa dengan memperhatikan rumusan masalah yang telah ditentukan. Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi data. Triangulasi data ini digunakan untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Keinginan konsumen untuk membeli suatu barang selalu didasari atas beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam memilih dan membeli suatu barang atau jasa. Begitu juga yang terjadi di Toko Bakery yang berada di PTC Mall dalam pembelian produk donat maupun roti dan berbagai roti yang ada di pasaran membuat konsumen terutama masyarakat Palembang dilandasi atas beberapa faktor dalam pembelian roti.

Dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti, informan penelitian memberi keterangan bahwa mereka tertarik dengan promosi yang dilakukan pihak Jco, BreadTalk dan Brasserie. Promosi yang dilakukan pun bukan hanya tersebar di sekitaran Mall, tetapi melalui media massa dan web nya, mereka menawarkan dengan mengutamakan kualitas dan kepuasan konsumen, menghadirkan pelayanan paripura bagi konsumen melalui kenyamanan tempat dan suasana yang asik buat mengobrol atau berkumpul bersama teman, rekan kerja, keluarga, serta adanya wifi gratis, pelayanan personal. Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan informasi tentang faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam pembelian roti. Dari wawancara yang dilakukan peneliti maka muncul 4 faktor yang menjadi pertimbangan oleh konsumen yaitu: a. Faktor Harga

Harga adalah atribut produk dan jasa yang paling sering digunakan oleh sebagian besar konsumen untuk mengevaluasi produk. Untuk sebagian besar konsumen Indonesia yang masih berpendapatan rendah, maka harga adalah faktor utama yang dipertimbangkan dalam memilih produk maupun jasa. Harga juga salah satu alat pemasaran kunci yang digunakan untuk mencapai tujuan pemasarannya. Ini merupakan sesuatu yang berpengaruh kuat, seringkali merupakan faktor utama dalam pengambilan keputusan pembelian. Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis di toko bakery Jco, BreadTalk, dan Brasserie bahwa sebagian konsumen mengutarakan bahwa harga tidak terlalu menjadi kendala di dalam memutuskan pembelian. Seperti yang di ungkapkan oleh Tiyas bahwa, harga roti atau donat yang dijual di Jco menurutnya tidak menjadi masalah karena fasilitas yang diberikan oleh pihak Jco sangat memuaskan baginya. Begitu juga dengan konsumen di Brasserie seperti Ibu Eva Susanti, beliau berkata walaupun fasilitas yang disediakan oleh Brasserie berbeda dengan di Jco maupun BreadTalk, dengan harga yang telah ditetapkan tidak menjadi

Page 246: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 235

kendala dikarenakan rasa roti yang menurutnya enak dan ukuran nya yang besar. Upaya yang harus dilakukan untuk penyesuaian terhadap harga dasar sangat mungkin perlu dilakukan karena perbedaan konsumen dan perubahan situasi. Ada 5 strategi penyesuaian harga yang bisa dilakukan yaitu: a) Strategi diskon dan potongan harga untuk mengurangi harga dengan penggunaan kupon

diskon, rabat, dan lainnya. b) Strategi Segmentasi harga untuk menyesuaikan harga berdasarkan perbedaan pelanggan,

produk, atau lokasi. c) Strategi harga psikologis untuk menyesuaikan harga agar memberikan efek psikologis. d) Strategi harga promosi, mengurangi harga sementara untuk menaikkan penjualan jangka

pendek. e) Strategi harga geografis untuk menyesuaikan harga berdasarkan lokasi geografis pelanggan.

b. Faktor Produk atau Varian Rasa

Banyak sekali konsumen yang mempertimbangkan tentang varian rasa, karena produk yang dibeli adalah produk berupa makanan. Seperti halnya di dalam pembelian roti para konsumen setiap kali melakukan pembelian akan mempertimbangkan terlebih dahulu varian rasa yang tersedia. Untuk itu varian rasa yang sudah ada harus tetap dipertahankan untuk menjaga konsumen tetap menjadi pelanggan setia. Jangan sampai ketika ada sedikit ketidakpuasan dari konsumen akan berdampak buruk bagi perusahaan bakery tersebut.

c. Kenyamanan Tempat Di dalam pembelian barang akan ada yang dipengaruhi oleh lingkungan di sekitar kita, entah dari teman, keluarga, saudara. tetangga, dan situasi yang ada di dalam toko. Namun lingkungan situasi yang ada di dalam toko bisa mendukung konsumen untuk menarik minat pembelian. Dari hasil wawancara dengan semua konsumen, situasi yang ada di dalam toko turut mempengaruhi pembelian konsumen, situasi yang nyaman dan nampak indah itulah yang sangat diharapkan konsumen. Beberapa narasumber telah mengungkapkan bahwa situasi yang ada di toko ini nampak indah dan nyaman. Seperti yang dikatakan oleh Rahmi, bahwa situasi yang ada di dalam toko BreadTalk ini bisa menarik minat karena suasana yang nyaman, ramah lingkungan dan sangat mendukung untuk mengadakan suatu pertemuan bisnis ataupun sekedar bertemu dengan teman lama.

d. Pelayanan Suatu pelayanan yang diberikan sangat mempengaruhi dalam suatu kuputusan pembelian. Pelayanan yang dirasa cukup baik maupun sebaliknya akan dinilai oleh setiap konsumen seperti hal nya dengan saudari Vivi, beliau adalah pelanggan di Jco, beliau merasa pelayanan yang diberikan oleh pihak Jco menurutnya kurang ramah, akan tetapi berbeda hal nya dengan saudari Tyas yang sama – sama pelanggan Jco, beliau merasa pelayanan yang diberikan oleh pihak Jco sudah cukup baik bahkan terbilang ramah. Maka dari itu suatu perusahaan harus bisa memberikan pelayanan yang terbaik buat konsumen guna meningkatkan pendapatan yang diterima oleh perusahaan tersebut.

Pentingnya perilaku konsumen dalam pasar yang ketat saat ini tidak diragukan lagi. Pemasar sangat mengharapkan dapat mempertahankan pelanggannya dalam jangka panjang, bahkan jika mungkin untuk selamanya. Konsumen memiliki peran penting dalam meningkatkan profitabilitas suatu perusahaan, karena dengan kebiasaan mereka untuk mengkonsumsi barang ataupun jasa dari merek perusahaan tersebut secara berkala memberikan dampak yang signifikan dalam jumlah

Page 247: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 236

penjualan. Selain itu secara tidak langsung konsumen yang setia telah membantu perusahaan dalam mempromosikan produknya secara cuma-cuma.

Konsumen yang merasa puas akan suatu produk secara tidak langsung akan mengkomunikasikan dan menawarkan produk tersebut kepada keluarga, kerabat, teman, atau orang lain untuk mencoba menggunakan produk yang dia pakai. Sistem ini biasa disebut dengan nama sistem promosi word of mouth. Loyalitas yang seperti ini membantu perusahaan dalam menekan biaya promosi. Konsumen yang loyal mempunyai kecenderungan lebih rendah untuk melakukan switching (berpindah merek) dan memberikan umpan balik yang positif kepada organisasi. Pelanggan yang loyal merupakan kekuatan pemasaran yang sangat baik karena membawa dampak baik bagi peningkatan keuntungan dan pertumbuhan usaha.

5. SIMPULAN Berdasarkan pembahasan dan pemaparan analisis bab sebelumnya, peneliti dapat menarik

kesimpulan mengenai perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian roti di Jco, BreadTalk, dan Brasserie yang berada di PTC Mall sebagai berikut: a) Terdapat 4 faktor yang menjadi pertimbangan oleh konsumen saat akan membeli roti di Jco,

BreadTalk, dan Brasserie yaitu: faktor harga, faktor produk atau varian rasa, faktor pelayanan, dan faktor penilaian kenyamanan tempat. Pertama, faktor harga. Sebagian konsumen mempertimbangkan harga roti di Jco, BreadTalk, dan Brasserie karena harganya yang tidak terlalu mahal sehingga mereka tetap berkunjung dilain waktu. Kedua, faktor produk atau varian rasa. Para konsumen setiap kali melakukan pembelian roti akan mempertimbangkan terlebih dahulu soal varian rasa. Dengan banyaknya varian rasa yang tersedia membuat konsumen senang dan puas dengan produk yang mereka beli. Ketiga, faktor pelayanan. Pelayanan yang diberikan oleh pihak Jco, BreadTalk, dan Brasserie dinilai konsumen baik dan ramah. Keempat, faktor penilaian kenyamanan tempat. Kenyamanan tempat yang diberiakn oleh Jco, BreadTalk, dan Brasserie dinilai konsumen sangat menarik dan nyaman, konsumen pun betah berlama – lama untuk sekedar menunggu atau mengobrol dengan teman, rekan kerja ataupun keluarga, serta fasilitas seperti wifi gratis pun sangat bermanfaat bagi konsumen apalagi dijaman canggih seperti sekarang ini, wifi atau internet sudah sangat diperlukan.

b) Sebelum konsumen memutuskan untuk membeli, konsumen akan mengalami yang namanya sebuah tahapan untuk mencapai keputusan membeli dengan melalui beberapa tahapan keputusan pembelian. Entah disadari oleh konsumen atau tidak, semua konsumen akan mengalami yang namanya tahapan keputusan pembelian.

Ada beberapa tahapan keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen dalam keputusan pembelian yaitu:

Pertama, tahapan pengenalan kebutuhan. Tahapan pengenalan masalah terjadi ketika konsumen menemukan masalah kebutuhan. Konsumen menjadikan roti sebagai kebutuhan untuk cemilan atau melengkapi kebutuhan daya tahan tubuh mereka. Untuk konsumen yang benar-benar membutuhkan, mereka akan membelinya disaat momen-momen tertentu saja. Seperti sedang merasa lapar ataupun haus.

Kedua, pencarian informasi. Sebelum membeli konsumen akan mencari informasi terlebih dahulu tentang barang yang akan dibelinya. Seperti yang terjadi pada konsumen di Jco, BreadTalk dan Brasserie, biasanya informasi yang dicari yaitu promosi harga, variasi rasa, dan kenyamanan tempat.

Ketiga, evaluasi alternative. Konsumen yang telah mengenali kebutuhannya serta melakukan pencarian informasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut, kemudian akan mengevaluasi alternatif-

Page 248: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 237

alternatif pilihan yang mungkin akan diambil konsumen. Evaluasi alternatif ini memanfaatkan kriteria evaluasi, berupa standard dan spesifikasi, untuk membandingkan produk lain yang serupa.

Keempat, keputusan membeli. Pada tahap pembelian konsumen yang telah mengambil keputusan pembelian akan mengaitkan keputusannya tersebut dengan fungsi determinan niat dan pengaruh situasi. Berdasarkan hasil wawancara, sebagian besar konsumen berkunjung ke Jco, BreadTalk, dan Brasserie tergantung pada situasi. Pembelian yang dilakukan oleh konsumen berdasarkan situasi tertentu dapat disebabkan karena beberapa hal, diantaranya karena lokasi yang mudah dicapai dan suasana yang nyaman.

Kelima, perilaku setelah membeli. Setiap konsumen yang melakukan kegiatan pembeliaan memiliki harapan tertentu terhadap produk ketika digunakan dan kepuasan merupakan hasil yang diharapkan

6. REFERENSI

[1] http://tekno.kompas.com/

[2] http://www.pemasaran.site/2017/10/pemasaran-dan-perilaku-konsumen.html

[3] Abraham Maslow. 2005. Teori Motivasi, Pengertian Perilaku Konsumen dan Kebutuhan Konsumen, Jakarta; Erlangga

[4] Danang Sunyoto, Perilaku Konsumen Panduan Riset Sederhana Untuk Menggali Konsumen,

CAPS, Yogyakarta, 2012.”.

[5] Dewi Urip Wahyuni, Pengaruh Motivasi, Persepsi dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek “Honda” di Kawasan Surabaya Barat, Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, Vol. 10, No. 1, 2008

[6] Griffin, Jill. 2010. Customer Loyalti : Menumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan

Pelanggan. Jakarta; Erlangga.

[7] Haris Budiyono, Analisis Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Produk Sayuran di Pasar Modern Kota Bekasi, Jurnal Manajemen, 2010

[8] Kotler, Philip. 2011. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium. Ahli Bahasa : Hendra Teguh,

S.E., AK dan Ronny A. Rusli,S.E.,AK.Jakarta : PT Prenhalindo.

[9] Philip Kotler dan Nancy Lee, Marketing In The Public Sector, Indeks, Jakarta, 2009.

[10] Philip Kotler dan Swee Hoon Ang dkk, Manajemen Pemasaran Perspektif Asia Edisi Ketiga Jilid 1, Indeks, Jakarta, 2004.

[11] Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Jilid 1, Indeks, Jakarta, 2005.

[12] Marhaini, Analisis Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Komputer Merek Acer (Studi Kasus

Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara), Jurnal Manajemen, Medan, 2008

[13] Miftahul Ismi, Analisa Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Kartu Three (Studi Kasus Mahasiswa STIE Nasional Banjarmasin), Jurnal Manajemen, Banjarmasin, 2015

[14] Novita Iswanti, Analisis Perilaku Konsumen Terhadap Roti Prayangan Bakery di Kota Padang,

Jurnal Manajemen, Padang, 2012

Page 249: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 238

[15] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D Cet. Ke-19, Alfabeta, Bandung,

2013

[16] Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran, Ghalia Indonesia, Bogor, 2011.

Page 250: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 239

PENGARUH STRES KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT RICKY KENCANA SUKSES MANDIRI PALEMBANG

M. Novarian Hidayatullah1, Efan Elpanso2

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bina Darma [email protected] 1, [email protected] 2

Abstract

This study aims to determine the effect of job stress on employee performance in PT. Ricky Kencana Sukses Mandiri Palembang. Respondents in this study amounted to 50 employees, the method of data collection using Simple Linear Regression Analysis with the equation Y = 2,299 + 0.432 X indicating that there is significant influence between intellectual intelligence on employee productivity. Correlation Coefficient Analysis shows a value of 0.527 which can be interpreted that the intellectual intelligence of employee productivity into the category Medium. While Coefficient Determinant showed that job stress influence 27,7% to employee work performance and the rest 72,3% influenced by other variable outside. The result of T test shows that Job Stress variable has t count 5,740> t table with probability 0.000 <0,05 which means reject Ho, it proves that Work Stress have a significant effect positively to Employee Work Achievement at PT. Ricky Kencana Sukses Mandiri Palembang. Keywords : Job Stress, Employee Performance

1. PENDAHULUAN PT. Ricky Kencana Sukses Mandiri merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang

Developer-Contractor-Supplier yang ada di Palembang maupun diluar Palembang. PT. Ricky Kencana Sukses Mandiriberlokasi di JL.Sebatok (Tembusan Patal – Pusri) No. 1B Palembang. Dibidang Developer, perusahaan ini membangun sejumlah ruko untuk dijual kembali maupun secara tunai. Dibidang Contractor, perusahaan ini mengerjakan pekerjaan sesuai pasal-pasal yang terdapat didalam surat perjanjian atau kontrak. Dibidang Supplier, perusahaan ini menyediakan alat-alat untuk pengguna jasa sesuai kontrak yang telah disepakati.

Terlepas dari itu hasil yang telah dicapai perusahaan tidak lepas dari kinerja para karyawannya yang hebat sehingga mampu membuat PT. Ricky Kencana Sukses Mandiri ini berkembang dengan pesat. Sering kali waktu dan anggaran yang tidak realistis yang di beri perusahaan membuat karyawannya mengalami tekanan kerja dan beban pikiran saat bekerja sehingga membuat tidak banyak karyawan mengalami stres kerja dan menurunnya prestasi kerja karyawan tersebut. Setiap yang terlibat dalam proyek harus bisa bekerjasama dengan baik dan harus dapat memahami kalau setiap proyek memiliki durasi waktu tertentu sesuai dengan anggaran dan sasaran atau target proyek yang telah ditetapkan. Semakin paham ruang lingkup pekerjaan maka menentukan waktu dan anggaran proyek akan semakin realistis sehingga tingkat keberhasilan proyek akan semakin tinggi, sebaliknya semakin tidak paham ruang lingkup pekerjaan maka menentukan waktu dan anggaran semakin tidak realistis sehingga tingkat kegagalan proyek juga akan semakin tinggi.

Sebagai manusia biasa, karyawan PT. Ricky Kencana Sukses Mandiri tentunya saat ini dihadapkan dengan kondisi dilematis. Di suatu sisi mereka harus bekerja secara optimal dengan waktu dan anggaran yang telah di tetapkan sebelumnya demi tercapainya tujuan perusahaan sesuai dengan apa yang telah diharapkan bersama, sementara disisi lain karyawan memiliki kebutuhan dan keinginan yang perlu mendapat perhatian dari perusahaan, kondisi ini tentunya akan menimbulkan stres kerja.

Oleh sebab itu penting penting bagi perusahaan PT. Ricky Kencana Sukses Mandiri untuk memenuhi kebutuhan karyawan dan menciptakan kenyamanan kerja sehingga sangat tidak mungkin untuk terkena stres kerja. Stres kerja dapat diartikan sebagai tekanan yang dirasakan karyawan karena

Page 251: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 240

tugas-tugas pekerjaan tidak dapat mereka penuhi. Artinya, stres muncul saat karyawan tidak mampu memenuhi apa yang menjadi tuntutan-tuntutan pekerjaan. Lebih jauh lagi bahwa stres yang terlalu tinggi akan berakibat negatif bagi perusahaan dan juga prestasi kerja karyawan yang menurun. Menanggapi kondisi yang seperti ini, maka perusahaan dituntut untuk menjaga agar karyawan tidak sampai mengalami stres yang terlalu berlebihan sehingga karyawan akan dapat bekerja lebih baik dan optimal dalam meningkatkan prestasi kerja dengan tujuan agar kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan lancar sesuai tujuan yang diharapkan.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengangkat judul “Pengaruh Stres Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada PT Ricky Kencana Sukses Mandiri Palembang.”

2. KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Stres Kerja

Menurut Handoko (2007:200) stres kerja adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang.Sedangkan menurut Siagian (2008:301) dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia menyatakan bahwa pada dasarnya berbagai sumber stress kerja digolongkan menjadi dua bagian diantaranya : Dalam pekerjaan ialah beban kerja wewenang yang tidak seimbang ketidak jelasan tugas lingkungan kerja yang tidak menyenangkan, rekan kerja yang tidak menyenangkan. Sedangkan dari luar pekerjaan kekuatiran financial kehidupan keluarga yang tidak harmonis dan perilaku negatif anak.Kepemimpinan demokratis sangat menghargai potensi setiap individu yang terlibat didalamnya mau mendengarkan nasihat dan sugesti terhadap bawahan. Dan bersedia mengakui keahlian para special dengan bidangnya di masing-masing aspek mampu memberikan manfaat kapasitas setiap anggota yang sangat efektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat. Dengan kata lain menurut (Kartono, 2013:86) bahwa kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan group developer.

Menurut Robbins (2001 : 75) stres kerja adalah suatu kondisi dinamis di mana individu dihadapkan pada kesempatan, hambatan, dan keinginan serta hasil yang diperoleh sangatlah penting tetapi tidak dapat dipastikan manfaatnya.

Indikator dari Stres Kerja

Indikator-indikator yang dinilai dalam stres kerja menurut Marihot (2002 : 306) adalah : a. Gejala Psikologis

Yaitu : Perubahan-perubahan yang terjadi pada metabolisme organ tubuh seperti : Kecemasan, kegelisahan, agresi, kelesuan, kebosanan, depresi, kelelahan, kekecewaan, kehilangan kesabaran, harga diri yang rendah, ketegangan meningkatnya detak jantung dan tekanan darah yang meningkat, sakit kepala, sakit perut, meningkatnya sekresi adrenalin dan noradrenalin, gangguan gastrointestinal, misalnya gangguan lambung.

b. Gejala Keperilakuan Yaitu : Perubahan-perubahan atau kondisi di mana produktivitas seseorang menurun seperti : absensi untuk tidak masuk kerja meningkat, kebiasaan baik akan merubah menjadi tidak baik, kebisaan merokok akan meningkat, banyak minum-minuman keras atau peningkatan konsumsi alkohol, tidak nafsu makan atau makan berlebihan, penyalahgunaan obat-obatan, menurunnya semangat untuk berolahraga yang berakibat timbulnya beberapa penyakit, pada saat stres juga terjadi peningkatan intensitas kecelakaan, baik di rumah, di tempat kerja atau di jalan, berbicara tidak tenang dengan orang lain, tidak bisa tidur.

c. Perilaku karyawan (kondisi pekerjaan dan kondisi di luar pekerjaan) 1) Kondisi di mana karyawan tidak menyukai ruangan kerja tidak nyaman, panas, sirkulasi

udara kurang memadai, ruangan kerja terlalu padat, lingkungan kerja kurang bersih,

Page 252: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 241

berisik, ketidakjelasan peran dalam bekerja, konflik peran pekerjaan tidak sesuai dengan pelaksanaan tanggung jawab, lingkungan kerja yang tidak menyenangkan, beban pekerjaan yang berat atau menumpuk, wewenang atasan yang tidak menyenangkan dan rekan sekerja yang tidak membantu dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan perusahaan.

2) Kondisi di mana karyawan yang mengalami masalah di luar pekerjaan sehingga apabila tidak diatasi akan berdampak pada pekerjaan seperti : kematian suami atau isteri, perceraian, kenakalan anak-anak, serta masalah lainnya yang berhubungan dengan rumah tangga masing-masing karyawan.

d. Pengaruh Kognitif Yaitu ketidakmampuan mengambil keputusan, kurangnyakonsentrasi, dan peka terhadap ancaman.

e. Pengaruh Fisiologis Yaitu menyebabkan gangguan pada kesehatan fisik yang berupa penyakit yang sudah diderita sebelumnya, atau memicu timbulnya penyakit tertentu.

Pengertian Prestasi Kerja

Menurut Hasibuan (2008 : 94) Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan dan kesungguhan serta waktu.

Menurut Rivai (2004 : 14) prestasi kerja adalah hasil kerja atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan dalam periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti target standar hasil kerja atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Indikator Prestasi Kerja Karyawan

Indikator-indikator yang dinilai dalam prestasi kerja menurut Hasibuan (2008 : 95) adalah : a. Hasil Kerja

Instansi menilai hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dapat dihasilkan karyawan tersebut dari uraian.

b. Kedisiplinan Penilian menilai disiplin pegawai dalam mematuhi peraturan-peraturan yang ada dan melakukan pekerjaan sesuai dengan aktivitas yang diberikan oleh atasan.

c. Kerjasama Penilai menilai kesediaan pegawai berpartisipasi dan berkerjasama dengan karyawan lainnya secara vertikal dan horizontal di dalam maupun di luar pekerjaan sehingga hasil pekerjaan akan semakin baik.

d. Prakarsa Penilai menilai berfikir yang secara orisinil dan berdasarkan inisiatif-inisiatif sendiri untuk menganalisis dan membuat keputusan penyelesaian masalah yang dihadapi.

e. Tanggung Jawab Penilai menilai kesediaan karyawan dalam mempertanggung jawabkan pekerjaan yang diberikan oleh pimpinan.

Page 253: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 242

3. METODE PENELITIAN

Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Ricky Kencana Sukses Mandiri yang berlokasi di JL.Sebatok

(Tembusan Patal – Pusri) No. 1B Palembang.

Operasional Variabel Operasional variabel adalah suatu cara mengukur suatu konsep dimana terdapat variabel-

variabel yang langsung mempengaruhi dan di pengaruhi, yaitu variabel yang dapat menyebabkan masalah lain terjadi dan variabel yang kondisinya tergantung variabel lain.

Variabel Independen Menurut Sugiyono (2010:59) menyatakan bahwa variabel independen sebagai (variabel bebas) adalah variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel dalam penelitian adalah stres kerja (X). Variabel Dependen Menurut Sugiyono, (2010:59), menyatakan bahwa variabel dependen merupakan variabel yang di pengaruhi atau yang menjadi akibat (variabel terikat), karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah prestasi kerja karyawan (Y).

Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:115), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan di tarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang ada di PT.Ricky Kencana Sukses Mandiri berlokasi di JL.Sebatok (Tembusan Patal – Pusri) No. 1B Palembang Sumatra Selatan, yang berjumlah 50 orang terdiri dari 13 orang karyawan tetap dan 37 orang karyawan tidak tetap.

Sampel

Sampling di gunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan model sampling jenuh, yaitu teknik sampel dimana semua anggota populasi digunakan menjadi sampel. Yang dimana menurut Arikunto dalam (Sari, 2009 : 19) jika populasi kurang dari seratus maka di ambil semua, tetapi jika lebih dari seratus di ambil 10% sampai dengan 15% dari populasi yang ada. Populasi dalam penelitian ini adalah 50 orang yang berarti kurang dari seratus, maka dari itu peneliti menggunakan semua karyawan menjadi sampel. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah field reseach atau studi lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung dengan membagikan kuesioner kepada responden yang dianggap memenuhi syarat. Sumber data yang digunakan adalah data primer dikumpulkan melalui kuesioner yang dibagikan pada responden. Kuesioner ini digunakan untuk mengukur kompensasi, kepuasan kerja dan kinerja karyawan. Data primer biasanya diperoleh dari survei lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data ordinal Sugiyono, dalam (Hidayah, 2016 : 52).

Page 254: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 243

Metode Analisis Data Analisis Deskriptif Kuantitatif

Metode analisis data yang di gunakan adalah kuantitatif. Metode kuantitatif menurut Sugiyono (2010;13) dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandasan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, mengemukakan bahwa analisis kuantitatif adalah analisis yang menggunakan angka yang di peroleh hasil perhitungan dan penelitian.

Analisis Regresi Linier Sederhana

Menurut (Sugiyono, 2010:270), analisis linier sederhana yaitu metode statistic yang didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal. Dalam penelitian ini digunakan untuk menentukan pengaruh antara variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen).

Analisis Koefisien Korelasi

Analisis koefisien kolerasi adalah hubungan linear antara dua variabel atau lebih dari pengamatan untuk menguji hipotesis asosiatif (Sugiyono 2010 :248). Analisis korelasi hubungan antara prestasi karyawan (Y) stres kerja (X) menggunakan teknik analisis sederhanan.

Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Menurut, Nachrowi dan usman (2006:20), ini menunjukkan besarnya variabilitas dari variabel terikat Y dapat diterangkan oleh variabel bebas X. Bila nilai koefisien determinasi sama dengan 0 (R2=0) , artinya variabilitas dari Y tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali. Sementara bila R2 = 1, artinya Variabilitas dari Y secara keseluruhan dapat diterangkan oleh X.

Uji-t (Uji Signifikasi Parsial)

Analisis Uji Hipotesis digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara terpisah atau masing-masing variabel bebas (stres kerja) terhadap variabel terikat (prestasi kerja karyawan). Untuk menguji signifikansi digunakan uji t menurut Syofian Siregar, M.M, (2013:387) dengan rumus sebagai berikut:

t = 𝑟𝑟√𝑛𝑛−2√1−𝑟𝑟2 dengan dk = n-2

Keterangan : t = Penguji koefisien korelasi r = koefisien korelasi n = jumlah sampel Apabila t hitung > t tabel dengan dk = n-2 dan α=0.05, maka Ho ditolak. Apabila t hitung < t tabel dengan dk = n-2 dan α=0.05, maka Ha diterima H0ditolak berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel

dependen, H𝑀𝑀 terima berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Uji-t dapat dilakukan dengan program SPSS.

4. HASIL DAN PEMBAHSAN Pembahasan

Dari berbagai perhitungan di atas, ternyata baik dari perhitungan korelasi, uji Koefisien Determinasi, dan uji t diperoleh kesimpulan bahwa variabel bebas (Stres kerja) memiliki hubungan positif dan signifikan dengan Prestasi kerja karyawan yang dilihat dari Y = 2,299 + 0,432 X , hubungan tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan berlawanan antara variabel stres kerja dengan prestasi kerja karyawan. Hubungan berlawanan artinya, jika variabel stres rendah maka akan

Page 255: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 244

diikuti dengan prestasi kerja karyawan yang tinggi, begitu juga sebaliknya, jika stres kerja tinggi maka akan diikuti dengan prestasi kerja karyawan yang rendah.

Dengan demikian, hal itu memberikan implikasi, jika perusahaan bermaksud meningkatkan prestasi kerja karyawan, maka harus menekan tingkat stres kerja karyawan yang terkait dengan faktor-faktor yang tercantum pada indikator, yaitu: konflik kerja, beban kerja, waktu kerja, karakteristik tugas, dukungan tim, dan pola kepemimpinan yang diterapkan sebagai faktor dominan yang dapat meningkatkan prestasi kerja karyawan.

Penelitian ini berada dalam posisi mendukung teori-teori yang ada, yaitu bahwa seperti telah dibahas sebelumnya, bahwa stres kerja atau stres dalam suatu organisasi memiliki hubungan negatif dengan prestasi kerja. Nimran (2005 :79-80) mengapa masalah stres yang berkaitan dengan organisasi perlu di angkat ke permukaan pada saat ini. Diantaranya : Selain dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari luar organisasi, stres juga banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor dari dalam organisasi. Oleh karenanya perlu disadari dan dipahami keberadaannya. Pemahaman akan sumber-sumber stres yang disertai dengan pemahaman terhadap cara-cara mengatasinya, adalah penting sekali bagi karyawan dan siapa saja yang terlibat dalam organisasi demi kelangsungan organisasi yang sehat dan efektif.Selainitu juga, sebagai hasil dari adanya stress kerja karyawan mengalami beberapa gejala stres yang dapat mengancam dan mengganggu pelaksanaan kerja mereka, seperti :mudah marah dan agresi, tidak dapat relaks, emosi yang tidak stabil, sikap tidak mau bekerjasama, perasaan tidak mampu terlibat, dan kesulitan dalam masalah tidur.

5. SIMPULAN

Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a) Hasil analisis regresi linear sederhana menunjukkan bahwa stres kerja memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. Ricky Kencana Sukses Mandiri Palembang, bahwa X meningkat 1% maka akan terjadi peningkatan terhadap Y dengan asumsi skor Variabel (X) tetap/konstan.

b) Berdasarkan koefisien korelasi menunjukkan bahwa stres kerja terhadap prestasi kerja karyawan PT. Ricky Kencana Sukses Mandiri Palembang masuk dalam kategori Sedang.

c) Berdasarkan koefisien determinan bahwa Stres Kerja berpengaruh sebesar 27,7% terhadap Prestasi Kerja Karyawan dan sisanya 72,3% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian. Sedangkan dilihat dari hasil uji t yang diperoleh nilai thitung = 5,740 dengan nilai Sig sebesar 0,000 ternyata nilai Sig < 0,05 artinya Ho ditolak. dengan demikian dapat disimpulkan menunjukkan variabel stres kerja memiliki hubungan negatif dan signifikan dengan prestasi kerja karyawan.

6. DAFTAR PUSTAKA

[1] Arikunto. 2010. Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi.Jakarta:

Rineka Cipta [2] Cherrington. 1995.The Management of Human Resources(4th Edition). New Jersey:

Prentice Hall Inc [3] Cooper dan Straw Alison. 1995. Stres Manajemen. Jakarta: Kesain Blanch [4] Gitosudarmo dan I Nyoman. 2000. Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta: BPFE [5] Handoko, T Hani. 2007.Manajemen. Yogyakarta: BPFE UGM

Page 256: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 245

[6] Handoyo, S. 2001. Stres Pada Masyarakat Surabaya. INSAN. Surabaya: Fakultas

Psikologi Universitas Airlangga. Volume 3. No. 2 (61-74) [7] Harold dan O’Donnell. 2007. Manajemen. Jakarta: Erlangga. [8] Hasibuan. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia (Dasar, Dan Kunci

Keberhasilan).Jakarta : Bumi Aksara. [9] Justin.T.Sirait. 2006.Memahami Aspek-aspek Pengelolaan Sumber Daya Manusia

dalam Organisasi. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia [10] Marihot. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia.PT. Grafindo [11] Nachrowi dan Usman. 2006. Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometruka untuk

Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta: Universitas Indonesia [12] Nimran, Umar. 2005. Perilaku Organisasi.Surabaya: Citra Media [13] Notoatmodjo. 2003.Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta:Rineka Cipta [14] Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan.

Cetakan Pertama. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada [15] Robbins, Stephen P. 2001. Perilaku Organisasi, Konsep, Kontraversi, Aplikasi.

Jakarta: Penerbit PT Prehallindo [16] Schuler, Randall S. 2000.Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Erlangga [17] Siregar, Syofian. 2013. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT.

Bumi Aksara [18] Sondang P, Siagian. 2008. ManajemenSumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara [19] Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta [20] Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta [21] Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:

Rosdakarya

Page 257: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 246

PENGARUH ON THE JOB TRAINING TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. INDOMARCO ADI PRIMA PALEMBANG

(STUDI KASUS PADA STOCK POINT HCO PALEMBANG)

Zhafran Pradifta1, Trisninawati 3

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bina Darma [email protected], [email protected] 2

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh on the job training terhadap kinerja karyawan di pengaruh on the job training terhadap kinerja karyawan PT. Indomarco Adi Prima Cabang Palembang (studi kasus pada stock point hco). Sampel dalam penelitian ini berjumlah 39 karyawan dan menggunakan sampel jenuh, adapun metode pengumpulan data yang di pakai yaitu wawancara dan kuesioner serta teknik analisis data yang digunakan adalah uji validitas uji reabilitas analisis linier sederhana, analisis, analisis koefisien determinasi dan uji T berdasarkan hasil analisis linier sederhana di peroleh Y= 0,174 + 0,951 X membuktikan bahwa on the job training berpengaruh pada kinerja karyawan maka peneliti memberikan saran, perusahaan ini diharapkan tetap melakukan on the job training dikerenakan on the job training dapat meningkatkan kinerja karyawan Kata kunci : on the job training,kinerja karyawan 1. PENDAHULUAN

Latar Belakang Pelatihan di tempat kerja (on the job training). sudah digunakan perusahaan untuk meningkatkan

Sumber Daya Manusia (SDM)-nya. Untuk Memiliki karyawan yang berkualitas. mengetahui dan memahami serta menguasai pekerjaan dengan baik sesuai dengan keterampilan dan kemampuan yang dimiliki karyawan untuk perusahaan sehingga tujuan perusahaan tercapai. untuk meningkatkan potensi kerja karyawan maka memerlukan suatu pelatihan kerja bagi karyawannya. Pelatihan kerja merupakan keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan. Salah satu program pelatihan karyawan yang dapat digunakan adalah On the Job Training merupakan jenis metode pelatihan yang langsung diberikan oleh perusahaan kepada para karyawan. yaitu metode langsung untuk melatih karyawan secara nyata mempelajari pekerjaannya dengan bekerja secara langsung, menerapkan pekerjaan apa yang di tugaskan oleh pimpinan tanpa biaya aspek-aspek lain dari on the job training adalah lebih formal dalam format.

Dari pengertian diatas, motede pelatihan on the job training adalah suatu kegiatan penting untuk memberikan karyawan pengetahuan dan keterampilan yang spesifik dan dapat diidentifikasi untuk digunakan dalam pekerjaan mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Guna meningkatkan kinerja karyawan dalam suatu perusahaan dengan memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.PT. Indomarco Adi Prima cabang palembang merupakan salah satu cabang perusahaan yang mendistribusikan atau menjual produk-produk dari indofood ke pasar modern sampai ke pasar tradisional saat ini PT. Indomarco adi prima yang dahulu bernama PT.PEBAPAN ini pada cabang palembang mempunyai visi menjadi perusahaan distribusi untuk barang konsumsi yang memiliki jaringan terluas untuk sumatra selatan terdiri dari provinsi – kecamatan dan desa –desa, misi PT Indomarco Adi Prima cabang palembang adalah memberikan customer pelayanan paling rensponsif dan dapat diandalkan dengan biaya yang kompetitif.

Page 258: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 247

PT. Indomarco Adi Prima cabang Palembang akan mengatahui seberapa baik karyawan telah melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya. On the job training juga digunakan untuk mengetahui juga kekurangan dan potensi seorang karyawan. dari hasil tersebut, perusahaan juga dapat mengembangkan suatu perencanaan dari segi manajemen sumber daya manusia secara menyeluruh dalam menghadapi masa depan perusahaan perencanaan tersebut berupa jalur karir atau promosi jabatan pada karyawan untuk mempersempit penelitian maka penulis meneliti di Stock point HCO PT. Indomarco Adi Prima cabang palembang, stock point HCO (high class outlet) adalah bagian dari perusahaan yang melayani dan mensuplai produk produk indofood ke supermarket nasional seperti carrefour, hypermart, lionsuperindo, lottemart,gianthero, indomaret, indogrosir alfamart. Dan minimarket lokal. Stock point HCO memiliki manajemen karyawan yang terdiri dari beberapa jabatan yaitu salesman, stock point officer, ( sales service dan kasir), office. Collection dan Administrasi gudang, logistic. pick pack, driver, deliveryman.merupakan manajemen dan jabatan karyawan pada stock point HCO.

Dari latar belakang penjelasan di atas maka penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang metode pelatihan on the job training yang berkaitan dengan kinerja karyawan dari penjelasan tersebut penulis akan melakukan penelitian yang berjudul “PENGARUH ON THE JOB TRAINING TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. INDOMARCO ADI PRIMA CABANG PALEMBANG (studi kasus pada stock point HCO)

2. LANDASAN TEORI Pengertian Pelatihan Kerja

Menurut veithzal rivai (2008:226) berpendapat bahwa pelatihan sebagai bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat dengan metode yang lebih mengutamakan pada praktik daripada teori. Pelatihan sangat penting bagi karyawan baru maupun yang sudah lama.pelatihan secara singkat di definisikan sebagai suatu kegiatan untuk meningkatkan kinerja saat ini dan kinerja di masa mendatang. Maka dari itu perusahaan biasa nya memberikan program pelatihan bagi karyawan nya menurut Dr. Oemar Hamalik (2005:32) program pelatihan merupakan suatu pegangan yang penting dalam rangka pelaksanaan suatu kegiatan pelatihan program tidak hanya memberikan acuan,melainkan juga menjadi patokan untuk mengukur keberhasilan kegiatan pelatihan.

Pengertian on the job training

Menurut veithzal rivai (2008: 242) on the job training atau di sebut juga dengan pelatihan dengan instruksi pekerjaan sebagai suatu metode pelatihan dengan cara para pekerja atau calon pekerja di tempatkan dalam kondisi pekerjaan yang rill, di bawah bimbingan dan supervisi dari pegawai yang telah berpengalaman atau seorang supervisor.

Indikator on the job training

Menurut Sukarni dalam Dewi dalam Khotimatussa’diyah (2015)aspek-aspek yang perlu di perhatikan untuk mengukur pengalaman On the JobTraining (OJT) adalah pengetahuan kerja, sikap kerja, keterampilan kerja,kreativitas kerja dan disiplin kerja. Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan

indikator On the Job Training (OJT) antara lain: 1. Keterampilan dan kemampuan bidang keahlian yang dimiliki 2. Kemampuan dan Keseriusan OJT 3. Pengenalan lingkungan kerja 4. Fasilitas OJT

Page 259: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 248

5. Monitoring Pelaksanaan OJT

Kinerja karyawan Pengertian kinerja karyawan

Mangkunegara (2012:9) Kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Indikator kinerja karyawan

Anwar Prabu Mangkunegara (2009 : 75) mengemukakan bahwa indikator kinerja karyawan, yaitu: 1. Kualitas

Kualitas kerja adalah seberapa baik seorang karyawan mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan.

2. Kuantitas Kuantitas kerja adalah seberapa lama seorang pegawai bekerja dalam satu harinya. Kuantitas kerja ini dapat dilihat dari kecepatan kerja setiap pegawai itu masing-masing.

3. Pelaksanaan tugas Pelaksanaan Tugas adalah seberapa jauh karyawan mampu melakukan pekerjaannya dengan akurat atau tidak ada kesalahan.

4. Tanggung Jawab Tanggung jawab terhadap pekerjaan adalah kesadaran akan kewajiban karyawan untuk melaksanakan pekerjaan yang diberikan perusahaan

3. METODOLOGI PENELITIAN Lokasi Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di stock point HCO PT. Indomarco Adi Prima palembang yang berlokasi di KM 14 pergudangan ali tanah mas.

Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini dilakukan pada karyawan stock point HCO dengan judul pengaruh on the job training dan terhadap kinerja karyawan PT. Indomarco Adi Prima pada stock point HCO

Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data secara lengkap, maka dalam penelitian ini digunakan metode pengumpulan data sebagai beerikut :

1. Data primer Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. (Sugiyono,2013:402) a. Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Untuk menilai tanggapan responden maka peneliti menggunakan skala likert dalam Suyigono (2013:132) yaitu dengan menghitung bobot setiap pertanyaan.

b. Observasi Menurut Sugiyono (2013 :203) observasi adalah pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuisioner

c. Wawancara

Page 260: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 249

Menurut Sugiyono (2013:194) wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin studi pendahuluan untuk menemukan masalah yang diteliti dan apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam yang sedikit atau kecil.

2. Data Sekunder Menurut Sugiyono (2013:240) Data sekunder adalah data diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi. data sekunder yang sudah di dapat dari PT. Indomarco Adi Prima palembang adalah berupa struktur organisasi buku panduan bekerja di stock point dan data absen karyawan

Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya. Populasi dalam penelitian ini pegawai stock point HCO PT. Indomarco Adi Prima palembang yang berjumlah 39 karyawan dari golongan jabatan yang berbeda

Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karangkteritis yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan tekanik sampling jenuh, menurut (Sugiyono 2013:116) teknik sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, atau penelitian ini membuat general dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. (Sugiyono, 2013:122_123)

TeknikAnalisis Data Analisis Kuantitatif

Menurut Sugiyono (2013 :13) Analisis kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian pada filsafat positivisme, digunakan untuk penelitian pada populasi atau sampel tertentu teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk mengkaji hipotesis yang telah ditetapkap.

Analisis koefisien korelasi

Menurut Sugiyono, (2013:182). Analisis ini dimaksudkan untuk megetahui keeratan hubungan antara on the job training terhadap kinerja karyawan.

Analisis regresi linear sederhana

Menurut (Sugiyono, 2013:269) Analisis regresi sederhana digunakan untuk mengola data. Analisis regresi sederhana digunakan dalam menghitung seberapa besar pengaruh variabel dependen terhadap independent.

Uji-T

Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan terhadap hipotesis statistic uji t. Test koefisien (uji t) menurut Sugiyono (2013:184) yaitu menguji signifikan dari nilai koefisien korelasi yang ada hubunganya yaitu satu sama lain, guna untuk mengetahui apakah ada pengaruh hubungan digunakan tes koefisien korelasi dengan menghitung harga titik t atau t-hitung. Tentukan harga t-tabel

Page 261: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 250

berdasarkan taraf signifikan dan derajat kebebasan tertentu. Harga t-tabel berdasarkan dari table t-statistic dengan tingkat kesalahan 5%. Harga t-hitung tersebut dilanjutkan dibandingkan dengan harga t-tabel dengan taraf kesalahan 5%. Untuk mengetahui apakah suatu hipotesis ditolak atau diterima maka dilakukan uji hipotesis. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan

Pembahasan dalam penelitian ini difokuskan pada variabel independen yakni on the job training dan variabel dependen yaitu Kinerja karyawan. Dan secara spesifik paneliti ini hanya meneliti pengaruh on the job training terhadap kinerja karyawan PT. Indomarco Adi Prima Palembang, dengan suatu pertimbangan bahwa on the job tarining merupakan suatu unsur terpenting dalam organisasi untuk meningkatkan kinerja karyawan.

Hasil penelitian ini diketahui bahwa variabel on the job training berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, hal ini dapat dilihat dari hasil koofisien determinasi yang diperoleh sebesar 0,931 atau 69% yang berarti bahwa pengaruh on the job training terhadap kinerja karyawan 69% terhadap kinerja dan sisanya 31% di pengaruhi oleh variabel yang tidak diteliti oleh penulis.

Hasil uji t diperoleh nilai thitung sebesar22,370 sedangkan nilai ttabel sebesar 1.685 artinya thitung> ttabel dengan signifikan 0,000 < 0,05, maka dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat dikatakan ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara pengaruh on the job training terhadap kinerja karyawan pada PT. Indomarco Adi Prima Palembang.

Nilai rata – rata tertinggi tabulasi kuisoner on the job training terdapat dua pernyataan dari (X1.10) ketersediaan fasilitas penunjang pelatihan kerja sudah sangat baik di dalam perusahaan dan (X1.12) atasan selalu mengawasi karyawan pada saat dalam masa pelatihan kerja di perusahaan. dalam hal ini, menunjukan bahwa adanya penunjang fasilitas pelatihan membuat karyawan lebih nyaman menjalankan pelatihan kerja di perusahaan karena adanya fasilitas dari perusahaan untuk karyawan dalam masa training dan dari pihak atasan bertanggung jawab untuk mengawasi juga membimbing karyawan dalam masa training supaya karyawan dalam menyelesaikan perkerjaan nya selama masa training tidak sembarangan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh perusahaan sehingga kedepannya karyawan dapat bekerja dengan sangat baik.

Nilai rata – rata tertinggi tabulasi kuisoner kinerja karyawan terdapat pada pernyataan dari (Y1.12) kerja keras pemimpin dapat menunjukan jalur dan sasaran yang baik bagi bawahan/karyawan hal ini menunjukan karyawan merasa pimpinan perlu juga bekerja keras untuk meningkatkan kinerja karyawan dengan mengajarkan bagaimana cara bekerja yang baik, disiplin dalam bekerja, mengatasi masalah pekerjaan juga bagaimana cara menjual dan menawarkan produk (karyawan sales) menginput data produk (karyawan office) mengecek ketersediaan produk, mengecek barang keluar dan masuk juga mengantar produk (karyawan logistik) sehingga semua berjalan dengan baik,teratur dan disiplin

5. SIMPULAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a) On the job training Karyawan stock point HCO PT. Indomarco adi prima cabang palembang

sudah sangat baik untuk pelatihan kerja untuk itu metode ini lebih efisien karena karyawan di latih dengan cara langsung bekerja di perusahaan sehingga setelah masa training karyawan sudah paham dengan tugas pekerjaannya

b) Kinerja karyawan stock point HCO meningkat dengan cara pelatihan on the job karena di dukung fasilitas memadai dan dilakukan pengawasan oleh pimpinan di perusahaan

Page 262: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 251

Saran a) Saran dari penulis on the job training memang lebih efisien untuk pelatihan kerja diperusahaan

namun perlu juga perusahaan lebih terbuka untuk mencoba melatih karyawan mereka dengan cara metode metode yang lain yang lebih baik lagi untuk melatih karyawan.

b) Pelaksanaan on the job training adalah hal yang tepat oleh karena itu hendaknya pelaksanaan on the job tarining dilakukan secara terbuka agar manfaatnya dapat dirasakan oleh perusahan dan karyawan dan dapat memotivasi karyawan agar lebih giat bekerja agar kinerja karyawan meningkat. Pelatihan yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan harus menunnjukkan kualitas dan kemampuan karyawan, oleh karena itu dalam melakukan pelatihan kerja harus dilakukan secara objektif.

6. REFERENSI

[1] Dessler, Gary. 2014. Sumber daya manusia . jilid 1.edisi sepuluh Jakarta:permata puri media

[2] Mychel Adha, 2015,

(http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/view/1110) (di akses 20 oktober 2016)

[3] Mangkunegara, Prabu. Anwar. 2009. Sumber daya manusia perusahaan. Jakarta:Rosda

[4] Ragawanti erlinda, 2015

(http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/view/361), (Di akses 20 oktober 2016)

[5] Rahmat, vikri, 2016, (http://p2m.polibatam.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/5.Vikry-

rahmat.pdf) ( Di akses 23 oktober 2016)

[6] Rosalina ,AD,2014 (http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/3067) (Di akses 28 november 2016)

[7] Rivai , veithzal . 2013. Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari Teori Ke praktik Jakarta : rajawali pers

[8] Sugiyono, 2013. Metode penelitian bisnis. Bandung : Alfabeta

[9] Wasisto, jabro, (http:// repository administrasibisnis.studentjournal.ub/.ac.id/.di akses (20 november 2016)

[10] Yuniarti Pratiwi Eka, 2015, (http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id) (20 oktober

2016).

Page 263: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 252

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIFITAS KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PADA PT PACIFIC GLOBAL UTAMA (PGU)

Efrianda1, Rabin Ibnu Zainal2

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bina Darma [email protected], [email protected]

Abstract

The purpose of this study is to determine the effect of work environment on work productivity of employees of production at PT. Pacific Global Utama (PGU). The variables that will be analyzed is work environment to work productivity of employees. The population of this study are employees of PT. Pacific Global Utama (PGU). The sample used is 73 employees with certain characteristics. From statistical analysis that there is significant influence between work environment variable to work productivity of employee part production at PT. Pacific Global Utama (PGU) by rejecting Ho and accepting Ha, this is addressed with a probability of less than 5%. It is known that there is a significant influence of work environment to work productivity of employees of production at PT. Pacific Global Utama (PGU). Keywords: work environment, work productivity

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

Lingkungan kerja yang baik memiliki peranan penting dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan dalam suatu perusahaan, karena lingkungan kerja adalah salah satu hal yang mampu memotivasi karyawan bekerja lebih baik. Lingkungan kerja yang baik dapat dilihat dari suasana kerja meliputi keamanan lingkungan, ketersediaan alat-alat, ruangan yang nyaman serta sirkulasi udara yang baik. Dengan adanya fasilitas-fasilitas tersebut yang dberikan perusahaan, maka akan memberikan pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap semangat kerja karyawan sehingga produktivitas karyawan meningkat. Ini adalah suatu permasalahan yang sering dihadapi perusahaan dalam menjaga lingkungan kerja yang baik sehingga mampu meningkatkan produktivtas karyawan.

Lingkungan kerja dapat mempengaruhi emosi karyawan. Jika suasana lingkungan kerja menyenangkan maka karyawan tersebut akan nyaman di tempat kerjanya dan dalam melakukan aktivitaswaktu kerja dipergunakan secara efektif. Lingkungan kerja sosial mencakup hubungan kerja yang terbina dalam perusahaan seperti kenyamanan dalam menjalin kerjasama antara karyawan dan atasan untuk mempengaruhi semangat kerja dan emosi para karyawan,. Perusahaan juga harus memperhatikan kondisi lingkungan kerja fisik mulai dari penerangan, fentilasi udara, kenyamanan, keamanan dan kebersihan tempat kerja. Lingkungan kerja yang nyaman akan berdampak pada semangat karyawan dalam bekerja karena 40%-50% dalam sehari waktu mereka dihabiskan di lingkungan kerja tersebut.

PT. Pasifik Global Utama (PGU) yang bergerak di bidang pertambangan batu bara di kecamatan Tanjung Agung, Muara Enim dengan menambang dan mengelola batu bara yang ada lingkungan perusahaan tersebut. PT. Pasifik Global Utama (PGU)menerapkan sistem jam kerja mula pukul 08.00-17.00 WIB, yang dimulai pada hari senin sampai sabtu. Adapun untuk karyawan mendapatkan waktu istirahat 1 jam/hari

Peningkatan produktifitas kerja karyawan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya memperbaiki lingkungan kerja menjadi lebih kondusif dan nyaman. Meskipun pengaruh lingkungan kerja ini masih minim dibandingkan faktor lain, namun hal ini yang bisa mengakibatkan kerugian besar perusahaan untuk mengontrol sistem kerja karyawannya. Dengan uraian diatas maka penulis

Page 264: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 253

tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIFITAS KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PADA PT PACIFIC GLOBAL UTAMA (PGU) ” Batasan Masalah

Pembatasan masalah mempumyai tujuan untuk memfokuskan penulis terhadap masalah yang akan diteliti. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah penelitian hanya berfokus pada Lingkungan kerjayang ada di bagian produksi pada PT Pacific Global Utama (PGU).

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepemimpinan pengaruh lingkungan kerja terhadap produktifitas kerja karyawan bagian produksi pada PT Pacific Global Utama (PGU)

Manfaat Penelitian

Manfaat bagi perusahaan Penelitian ini dapat memberikan masukan atau informasi mengenai pentingnya Lingkungan kerja sehingga dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan pada perusahaan tersebut. Manfaat bagi penulis Bagi penulis sendiri dapat memberikan wawasan sebagai bekal dan menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama dibangku kuliah dan dunia kerja. Manfaat bagi pihak lain Sebagai bahan pertimbangan serta referensi bagi penulis lain yang akan mengadakan penelitian dengan judul atau materi yang sama.

2. KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian Lingkungan Kerja

Menurut Nitisemito dalam Salistera (2013:4), lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang yan ada di sekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang diembankan.

Jenis Lingkungan Kerja Jenis lingkungan kerja dalam Widianingrum (102:2013), antara lain :

Lingkungan kerja fisik Lingkunga kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi pegawai bak secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan kerja fisik dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu : a) Lingkungan kerja yang langsung berhubunga dengan pegawai seperti pusat kerja, kursi, meja,

dan sebagainya. b) Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut lingkungan kerja yang

mempengaruhi kondisi mansia misalnya temparatur, kelembapan, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanik, bau tidak sedap, warna dan lain-lain.

Lingkungan kerja non fisik Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan, maupun hubungan dengan sesama rekan kerja maupun hubungan dengan bawahan.

Page 265: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 254

Indikator Lingkungan Kerja Menurut Sadarmayanti (2001:21), indikator-indikator lingkungan kerja adalah:

1. Penerangan/ Cahaya Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi pegawai guna mendapat keselamatan dan kelancaran bekerja. Oleh sebab itu perlu diperhatikan adanya penerangan (cahaya) yang terang tetapi tidak menyilaukan.

2. Suhu Udara Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk menjaga kelangsungan hidup, yaitu untuk proses metabolisme. Udara disekitar dikatakan kotor apabila kadar oksigen, dalam udara tersebut telah berkurang dan telah bercampur dengan gas atau bau-bauan yangberbahaya bagi kesehatan tubuh. Rasa sejuk dan segar dalam bekerja akan membantu mempercepat pemulihan tubuh akibat lelah setelah bekerja.

3. Keamanan Kerja Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan aman maka perlu diperhatikan adanya keberadaannya. Salah satu upaya untuk menjaga keamanan di tempat kerja, dapat memanfaatkan tenaga Satuan Petugas Keamanan (SATPAM).

4. Hubungan Pegawai Lingkungan kerja yangmenyenangkan bagi pegawai melalui pengikatan hubungan yang harmonis dengan atasan, rekan kerja, maupun bawahan serta didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai yang ada di tempat bekerja akan membawa dampak yang positif bagi pegawai, sehingga kinerja pegawai dapat meningkat.

Pengertian Produktivitas

Produktivitas secara umum diartikan sebagai hubungan antara keluaran (barang-barang atau jasa) dengan masukan (tenaga kerja, bahan, uang). Produktvitas adalah ukuran efesiensi produktif. Masukan sering dibatasi dengan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam ke-satuan fisik,bentuk, dan nilai.

Dibidang industri, produktivitas mempunyai yang relatip atau ukuran yang ditampilkan oleh daya produksi. Dalam setiap kegiatan produksi, sumber daya mempunyai peran yang menentukan tingkat produktivitasnya, maka sumber daya tersebut perlu dikelola dan diatur dengan baik.

Menurut Rivanto dalam buku Edi Sutrisno (2016) mengatakan produktivitas pada dasarnya mencakup sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Sikap yang demikian akan mendorong seseorang untuk tidak cepat merasa puas, akan tetapi harus mengembangkan diri dalam meningkatkan kemampuan kerja dengan cara selalu mencari kebaikan dalam peningkatan.

Ada sebagian masyarakat mencampur adukkan pengertian ptoduktivitas dengan produksi, sehingga perbedaan produktivitas dan produksi sulit dipahami secara jelas. Produksi atau hasil produksi dinyatakan sebagai bilangan bukan rasio dan berdimensi satu. Produksi atau hasil produksi itu sama dengan pembilang dalam rumus produktivitas kerja. (Sutrisno, 2016:100)

Aspek Produktivitas

Ada tiga sapek yang perlu ditinjau dalam menjamin produktivitas yang tinggi (Sutrisno, 2016: 101) Aspek produktivitas antara lain :

a) Aspek kemampuan amanjemen tenaga kerja. b) Aspek efisiensi tenaga kerja. c) Aspek kondisi lingkungan pekerjaan.

Page 266: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 255

Ketiga aspek tersebut saling terkait dan terpadu dalam suatu sistem dan dapat diukur dengan berbagai ukuran yang relatip sederhana.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja

Menurut Tiffin dan Cormick dalam buku Siagian (2013,67), mengatakan bhwa faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja dapat disimpulkan menjadi dua golongan, yaitu :

a) Faktor yang ada pada diri ndividu, yaituumur, temperamen, keadaan fisik individu, kelehan,dan motivasi.

b) Faktor yang ada di luar ndividu, yaitu kondisi fisik seperti suara, penerangan, waktu istirahat, lama kerja, upah, bentuk organisasi, lingkungan osial, dan keluarga.

Dengan demikian, jika karyawan diperlakukan secara baik oleh atasan atau adanya hubungan antara karyawan yang baik, maka karyawan tersebut akan berpartisipasi dengan baik pula dalam proses produksi, sehingga akan berpengaruh pada tingkat produktivitas kerja.

Indikator Produktivitas

Menurut Sutrisno (2016:104) untuk mengukur produkivitas kerj, diperlukan suatu indikator, sebagai berikut : a) Kemampuan

Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas. Kemapuan seorang karyawan sangat bergantung pada keterampilan yang dimiliki serta profesionalisme mereka dalam bekerja. Ini memberikan daya untuk menyelesaikan tuga-tugas yang diembannya kepada mereka.

b) Meningkatkan hasil yang dicapai Berusaha untuk meningkatkan hasil yang dicapai. Hasil merupakan salah satu yang dapat dirasakan baik oleh yang mengerjakan maupun yang menikmati hasil pekerjaan tersebut. Jadi, upaya untuk memanfaatkan produktivitas kerja bagi masing-masing yang terlibat dalam suatu pekerjaan.

c) Semangat kerja Ini merupakan usaha untuk lebih baik dari hari kemarin. Indikator ini dapat dilihat dari etos kerja dan hasil yang dicapai dalam suatu hari kemudian dibandingkan hari sebelumnya.

d) Pengembangan diri Senantiasa mengembangkan diri untuk meningkatkan kemampuan kerja. Pengembangan diri dapat dilakukan dengan melihat tantangan dan harapan dengan apa yang dihadapi. Sebab semakin kuat tantangan, pengembangan diri mutlak dilakukan. Begitu juga harapan untuk menjadi lebih baik pada gilirannya akan sangat berdampak pada keinginan karyawan untuk meningkatkan kemampuan.

e) Mutu Selalu berusaha untuk meningkatkan mutu lebih baik dari yang telah lalu. Mutu merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukkan kualitas kerja seorang karyawan. Jadi, meningkatkan mutu bertujuan untuk memberikan hasil yang terbaik yang pada gilirannya akan sangat berguna bagi perusahaan dan dirinya sendiri.

f) Efisiensi Perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan. Masukan dan keluaran merupakan aspek produktivtas yang memberikan pengaruh yang cukup signifkan bagi karyawan.

Upaya Peningkatan Produktivitas

Menurut Sagian (2013:69), upaya peningkatan produktivitas, antara lain : a) Perbaikan terus menerus

Page 267: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 256

Dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja,salah satu implikasinya ialah bahwa seluruh komponen organisasi harus melakukan perbaikan secara terus menerus. Pandangan ini bukan hanya merupakan salah satu etos kerja yang penting sebagai bagian dari filsafat manajemen mutakhir. Pentingnya etos kerja ini terlhat dengan lebih jelas apalagi dingat bahwa suatu organisasi selau dihadapkan pada tuntunan yang terus menerus berubah, bak secara eksternal maupun internal. Tambahan pula, ada ungkapan mengatakan bahwa satu-satunya hal yang konstan di dunia adalah perubahan. Secara internal, perubahan yang terjadi adalah perubahan strategi organisasi, perubahan pemanfaatan teknologi, perubahan kebijaksanaan, dan perubahan dalam praktek-prakter SDM sebagai akibat diterbitkan perundang-undang baru oleh pemerintah dan berbagai faktor lain yang tertuang dalam dalam berbagai keputusan manajemen.

b) Peningkatan mutu hasil pekerjaan Berkaitan erat dengan upaya yang melakukan perbaikan secara terus menerus ialah peningkatan mutu hasil pekerjaan semua orang dan segala komponen organisasi. Berart mutu menyangkut semua jenis kegiatan yang diselenggarakan oleh semua satuan kerja, baik pelaksanaan tugas pokok maupun pelaksanaan tugas penunjang, dalam organisasi. Peningkatan mutu tersebut tidak hanya penting secara internal akan tetapi juga secara eksternal karena akan tercermin dalam interaksi organisasi dengan lingkungannya yang pada gilirannya turut membentuk citra organisasi dimata berbagai pihak di luar organisasi.

c) Pemberdayaan SDM Bahwa SDM merupakan unsur yang paling strategis dalam organisasi. Karena itu, memberdayakan SDM merupakan etos kerja yang sangat mendasar yang harus dipegang teguh oleh semua eselon manajemen dalam hirarki organisasi. Merberdayakan SDM mengandung berbagai kiat seperti mengakui harkat dan martabat manusia, perkayaan mutu ke karyaan dan penerapan gaya manajemen yang partisipatif melalui proses demokratisasi dalam kehidupan berorganisasi.

3. METODOLOGI PENELITIAN Objek Penelitian

Objek penelitian yang menulis teliti adalah PT.Pacifik Global Utama (PGU) Jalan. Lintas Sumatera, Desa Tanjung Lalang, Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.

Ruang Lingkup Penelitian

Penulis menitik beratkan dan membatasi masalah tentang pengaruh lingkungan kerja terhadap produktifitas kerja karyawan bagian produksi pada PT Pacific Global Utama (PGU)

Populasi dan Sampel Penelitian Populasi

Menurut Sugiyono (2013:115) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya. Populasi dalam penelitian ini adalah 73 orang pegawai yang berada di PT. Pacifik Global Utama (PGU)

Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono 2013:116), dalam penelitian ini teknik sampel yang digunakan yaitu sampel jenuh dimana seluruh pegawai dijadikan sampel sejumlah 73 pegawai.

Page 268: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 257

Metode Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data secara lengkap, maka dalam penelitian ini digunakan metode

pengumpulan data sebagai beerikut : Data Perimer Menurut Sugiyono (2013:193) data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpulan data. Dalam penelitian ini metode yang di gunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut :

Kuesioner (Angket) Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2013:199). Adapun kuesioner tersebut mengenai motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan. Observasi Menurut Sugiyono (2013:199) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses tersusun dari berbagai proses biologis atau pisikologis pengamatan secara langsung terhadap objek yang akan di teliti pada perusahaan terkait dengan mencatat data yang di harapkan menjadi masukan dan informasi yang berhubungan dengan masalah pengaruh motivasi dan disiplin kerja trhadap kinerja karyawan.

Data Sekunder Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data, misalnya seperti lewat orang lain ataupun lewat dokumen. Sugiyono (2013:193) dalam hal ini yang menjadiakn objek penelitian adalah data karyawan yang telah diolah dari PT. Pujasuma inter media palembang.

Metode Analisis Data Analisis Deskriptif Kuantitatif

Menurut Sugiyono (2013:13) metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan. secara rondom, pengumpulan data menggunakan instumen penelitian, analisis data besifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Analisis Regresi Linier Sederhana

Menurut Sugiyono (2013:270) Analisis regresi linier sederhana adalah analisis linier dengan jumlah variabel yang pengaruhnya hanya ada satu.

Analisis Koefisien Korelasi

Analisis koefisien kolerasi adalah hubungan linear antara dua variabel atau lebih dari pengamatan untuk menguji hipotesis asosiatif (Sugiyono 2013:248). Analisis korelasi hubungan antara produktivitas kerja karyawan (Y) lingkungan kerja (X) menggunakan teknik analisis sederhanan.

Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui hasil seberapa jauh variabel dependen itu dijelaskan variabel independen. Koefisien ini menunjukan seberapa besar persentase variasi variabel dependen. R2 sama dengan 0, maka tidak ada sedikit persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel dependen, sebaliknya jika R sama dengan 1, maka presentasi sumbangan pengaruh yang diberikan variabel dependen adalah sempurna. Analisis ini juga menggunakan bantuan program SPSS.

Page 269: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 258

Uji-t (Uji Signifikasi Parsial) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara

individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011). Variabel bebas dinyatakan berpengaruh terhadap variabel terikat apabila mempunyai tingkat signifikansi dengan toleransi kesalahan peramalan < 0,05 sehingga bisa disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan, berarti atau bermakna dari variabel bebas terhadap variabel terikatnya. 4. HASIL DAN PEMBAHSAN Pembahasan

Berdasarkan hasil pengujian secara statistik dapat terlihat dengan jelas bahwa secara parsial (individu) variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. Pengaruh yang diberikan variabel bebas tersebut bersifat positif artinya semakin tinggi lingkungan kerja maka mengakibatkan semakin tinggi pula produktivitas kerja yang dihasilkan.

Hipotesis menyatakan bahwa lingkungan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas kerja. Hasil pengujian terhadap lingkungan kerja menunjukkan bahwa variabel lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja. Hal ini terbukti dengan ditunjukkannya pengaruh positif dan signifikan, dimana nilai thitung = 23,630 dengan probabilitas sebesar 0,000<0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis dapat diterima. Hal ini menujukkan semakin baik lingkungan kerja dalam suatu organisasi, maka akan meningkatkan produktivitas kerja dalam organisasi tersebut. Hal ini diperkuat oleh Nitisemito dalam salistera (2013:4) lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja.

Dari hasil observasi di PT. Pasifik Global Utama (PGU) lingkungan kerja masih banyak kekurangan, sebab lingkungan kerja dapat mendorong karyawan bekerja optimal. selain itu dapat juga meningkatkan semangat dan kegairahan kerja karyawan yang tentunya menjadikan produktivitas karyawan akan menjadi maksimal. Namun pada kenyataanya produktivitas kerja karyawan semakin menurun mengakibatkan adanya employee laborn turn over dari tahun ke tahun. Lingkungan kerja yang perlu dipertahankan terutama pada aspek Pimpinan memiliki hubungan yang baik dengan semua pegawai tanpa membeda-bedakan status pegawai. Hal ini didukung oleh teori Widianingrum (102:2013) Lingkungan kerja nonfisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan dengan sesama rekan kerja.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa produktivitas yang perlu dipertahankan adalah pada aspek dimana mutu dari hasil kerja selalu memenuhi standar yang telah ditetapkan. Selalu berusaha meningkatkan mutu lebih baik dari yang telah lalu. Mutu merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukan kualitas kerja seorang karyawan (Sutrisno 2016:104).

5. SIMPULAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a) Berdasarkan uji t (secara parsial) bahwa nilai thitung untuk variabel X sebesar 23,630 sedangkan

ttabel sebesar 1,993 maka thitung (23,630) > ttabel (1,993), Hal ini juga diperkuat dengan nilai signifikan (0,000 < 0,05), maka dapat disimpulkan Ho ditolak Ha diterima artinya bahwa lingkungan kerja secara parsial berpengaruh terhadap produktivitas kerja.

b) Berdasarkan Nilai konstanta sebesar 0,815 menyatakan bahwa jika mengabaikan lingkungan kerja, maka skor produktivitas kerja adalah 0,815, Koefisien Regresi (X) Variabel lingkungan kerja sebesar 0.811 artinya jika lingkungan kerja meningkat 1% maka akan terjadi peningkatan terhadap produktivitas kerja, sebesar 0,811 atau 81,1%.

Page 270: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 259

c) Berdasarkan koefisien korelasi R sebesar 0,942 ini menunjukkan bahwa lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja dapat dikategorikan memiliki hubungan yang sangat kuat antara variabelnya.

6. REFERENSI [1] Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”. Semarang :

Badan Penerbit Universitas Diponegoro [2] Ghozali, Imam, 2006. Aplikai Analisis Multivarite dengan SPSS Cetakan Keempat, Badan

Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang [3] Nitisemito, 2013. Manajemen Personalia Ghalia, Indonesia, Jakarta. [4] Sadarmayanti. (2001). Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas Kerja. Jakarta : Mandar Maju. [5] Siagian, Sondang (2012), Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta, Bumi Aksara [6] Sondang P Siagian, 2013, ‘’Manajemen Sumber Daya Manusia ‘’ , Bumi Aksara [7] Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfa Beta. [8] Sutrisno Edy (2016) Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Prenada Media Grup.

Page 271: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 260

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN UNTUK MENGINAP DI BLESS HOTEL PALEMBANG

Endang Setyo Rini1, Lin Yan Syah 2

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bina Darma [email protected], [email protected]

Abstract Tourism industry sector is one of sectors that generate a lot of foreign exchange. Tourism sector also as a large source of foreign exchange. Therefore,the government continues to improve the existing facilities and improve the quality and smoothness of services for the development of better tourism. To support the success of this tourism sector, it takes a variety of means one of them is hotel. This study aimsto determine the effect services quality and price of theconsumerin the decision to choose Bless Hotel as their acomodatio, research methods used by multiple linear regression analysis techniques. This study poolation was guests of Bless Hotel Palembang. The total sample of 40 respondents.The results showed that thequality of services and price ofsignificant positive effect conconsumer purchasing decisions. The Management of hotel should increase the quality of services so that can improve the amount of guest that will sleep at Bless Hotel. Keywords: Services Quality, Price, Purchasing Decisions

1. PENDAHULUAN

Usaha perhotelan merupakan suatu bentuk usaha yang dilakukan secara komersil dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan. Keuntungan yang diperoleh tidak hanya berasal dari penyewaan kamar hotel, tetapi dapat juga berasal dari faslitas tambahan yang dimiliki oleh hotel, antara lain; penyediaan restoran, bar, ruang pertemuan dan lain-lain. Sehingga penyediaan fasilitas ini menjadi sumber pendapatan sampingan bagi hotel yang nantinya secara otomatis dapat memperbesar laba perusahaan.

Bless Hotel Palembang merupakan salah satu akomodasi yang termasuk dalam kategori hotel berbintang 2. Bless Hotel Palembang beralamat di Jl. Sinar Raga, 8 ilir, Ilir Tim. II, Kota Palembang. Hotel ini berdiri pada tanggal11 November 2014 dengan bangunan 3 lantai.Jumlah kamar yang dimiliki sebanyak 38 kamar dengan 5 tipe.Di antaranya, superior queen, superior king, deluxe king, dan deluxe twin.Bless Hotel memiliki permasalahan dalam kualitas pelayanan dan harga, dimana pada kenyataannya karyawan Bless Hotel belum memenuhi standar kualitas keterampilan yang seharusnya dimiliki oleh seorang hotelier.salah satunya keterampilan bahasa asing. Disamping itu, pelayanan yang dilakukan pihak Bless Hotel belum memenuhi kualitas prosedur pelayanan yang baik.Salah satunya pelayanan reservasi online yang terkadang tidak ada tindak lanjut dari pihak hotel sehingga tamu merasa kecewa.Disamping itu mengenai kamar Bless hotel Palembang kurang sesuai dengan kualitas produk dan jasa yang diberikan.Sesuai dengan klasifikasi hotel bintang 2, salah satunya bahwa hotel harus memiliki sarana olahraga dan rekreasi. Dalam hal ini bisa dikatakan seperti taman. Tetapi, Bless hotel tidak menyediakannya. Bless hotel pun tidak menyediakan jasa door man/door girl serta tidak adanya jasa bell boy. Hal ini dapat mempengaruhi konsumen untuk lebih berfikir ulang sebelum mengambil keputusan menginap di Bless Hotel Palembang.

Berdasarkan permasalahan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengangkat judul “Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Harga Terhadap Keputusan Konsumen Untuk Menginap di Bless Hotel Palembang”.

Page 272: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 261

2. KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian Kualitas Pelayanan

Kualitas pelayanan dapat didefinisikan sebagai seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan para pelanggan atas layanan yang mereka terima. Kualitas pelayanan dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para pelanggan atas layanan yang benar-benar mereka terima.MenurutMenurut Tjiptono (2004:22), kualitas pelayanan merupakan kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan, Sehingga definisi kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketetapan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan konsumen.

Indikator Kualitas Pelayanan

Untuk mempermudah penilaian dan pengukuran kualitas pelayanan dikembangkan suatu alat ukur kualitas layanan yang disebut SERVQUAL (service Quality). SERVQUAL ini merupakan skala multi item yang dapat digunakan untuk mengukur persepsi pelanggan atas kualitas layanan yang meliputi lima dimensi (dalam Lupiyoadi (20013:216-217), yaitu: 1) Tangibles (bukti langsung), yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan

eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan perusahaan.

2) Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketetapan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap simpatik dan akurasi yang tinggi.

3) Responsiveness (daya tanggap), yaitu suatu kebijakan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat (responsive) dan tepat kepada pelanggan, dengan menyampaikan informasi yang jelas. Membiarkan pelanggan menunggu menciptakan persepsi yang negative dalam kualitas pelayanan.

4) Assurance (jaminan), adanya kepastian yaitu pengetahuan, kesopan santunan dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada pelayanan perusahaan yang memiliki beberapa komponen anatara lain: a) Communication (komunikasi) yaitu secara terus menerus memberikan informasi kepada

pelanggan dalam bahasa dan penggunaan kata yang jelas sehingga para pelanggan dapat dengan mudah mengerti di samping itu perusahaan hendaknya dapat secara cepat dan tanggap dalam menyikapi keluhan dan komplain yang dilakukan oleh pelanggan.

b) Credibility (kredibilitas) yaitu perlunya jaminan atas suatu kepercayaan yang diberikan kepada pelanggan, believability atau sifat kejujuran. Menanamkan kepercayaan, memberikan kredibilitas yang baik bagi perusahaan pada masa yang akan datang.

c) Security (keamanan) adanya suatu kepercayaan yang tinggi dari pelanggan akan pelayanan yang diterima. Tentunya pelayanan yang diberikan memberikan suatu jaminan kepercayaan yang maksimal.

d) Competence (kompetensi) yaitu ketrampilan yang dimiliki dan dibutuhkan agar dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan dapat dilaksanakan dengan optimal.

e) Courtesy (sopan santun), dalam pelayanan adanya suatu nilai moral yang dimiliki oleh perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan. Jaminan akan kesopan santunan yang ditawarkan kepada pelanggan sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada.

5. Empathy (empati), yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individu atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan konsumen. Dimana

Page 273: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 262

suatu perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan.

Harga

Tjiptono (2007:151).Harga adalah satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa.Menurut Koteler (2012: 509)harga sebagai indikator kualitas dan kebijaksanaan harga perusahaan (company pricing policies) dengan tujuan memberikan kuota harga kepada tenaga penjualan untuk diberikan kepada konsumen dan untuk profitabilitas perusahaan.

Indikator Harga

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:278) ada 4 indikator yang mencirikan harga,yaitu : a) Keterjangkauan harga b) Keterjangkauan harga yang ditawarkan produsen / perusahaan kepada konsumen. c) Kesesuaian harga d) Apakah harga yang ditawarkan sudah sesuai dengan kualitas produk/jasa yang didapatkan. e) Kualitas produk f) Keseluruhan ciri serta dari suatu produk atau pelayanan pada kemampuan untuk memuaskan

kebutuhan yang dinyatakan / tersirat. g) Daya saing harga h) Bagaimana perbandingan harga produk/jasa yang didapat dengan produk/jasa pesaing.

Keputusan Pembelian Pengertian Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Amstrong (2008) keputusan pembelian adalah tahap proses keputusan dimana konsumen secara actual melakukan pembelian produk. Dalam Sangadji Etta Mamang (2013 : 108)) perilaku pembelian adalah proses keputusan dan tindakan orang-orang yang terlihat dalam pembelian dan penggunaan produk. perilaku konsumen akhir, mereka yang membeli suatu produk untuk digunakan secara pribadi, bukan untuk tujuan bisnis atau dijual kembali kepada pihak lain.

Indikator Kinerja

Menurut Pride dan Ferrel (dalam Sangadji Etta Mamang :2013),faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian,yaitu :

a) Faktor pribadi Faktor pribadi merupakan faktor yang unik bagi seseorang.Berbagai faktor pribadi dapat mempengaruhi keputusan pembelian.Faktor pribadi digolongkan menjadi tiga yaitu faktor demografi, faktor situasional, dan faktor tingkat keterlibatan.

b) Faktor psikologis Faktor psikologis yang ada pada diri seseorang sebagian menetapkan perilaku orang tersebut sehingga memengaruhi perilakunya sebagai konsumen.Faktor psikologi meliputi motif, persepsi, kemampuan dan pengetahuan, sikap, dan kepribadian.

c) Faktor sosial Manusia hidup di tengah- tengah masyarakat. Sudah tentu manusia akan dipengaruhi oleh masyarakat dimana dia hidup. Dengan demikian perilaku konsumen akan dipengaruhi oleh masyarakat atau faktor social yang melingkarinya. Faktor social tersebut meliputi peran dan pengaruh keluarga, kelompok referensi, kelas sosial, dam budaya.

Page 274: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 263

3. METODOLOGI PENELITIAN Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini berkaitan dengan hubungan kualitas pelayanan dan harga terhadap

keputusan konsumen untuk menginap di Bless Hotel Palembangyang bertempat di Jl. Sinar Raga, 8 ilir, Ilir Tim. II, Kota Palembang. Hotel ini berdiri pada tanggal11 November 2014 dengan bangunan 3 lantai.

Ruang Lingkup Penelitian

Penulis menitik beratkan dan membatasi masalah tentang pengaruh kualitas pelayanan dan harga terhadap keputusan konsumen untuk menginap di Bless Hotel Palembang.

Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteritis tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2013:115), Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 40 orang. Populasi dalam penelitian ini adalah : a) Tamu Bless Hotel Palembang dalam satu bulan b) Menginap di sebuah kamar Bless Hotel Palembang c) Telah menginap dua kali di Bless Hotel Palembang d) Pada saat diberi kuesioner, sedang berada di dalam Bless Hotel Palembang

Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karangkteritis yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan tekanik sampling jenuh, menurut (Sugiyono 2013:116) teknik sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, atau penelitian ini membuat general dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. (Sugiyono, 2013:122_123). Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 40.

Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data secara lengkap, maka dalam penelitian ini digunakan metode pengumpulan data sebagai beerikut :

Data Perimer Menurut Sugiyono (2013:193) data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpulan data. Dalam penelitian ini metode yang di gunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut :

Kuesioner (Angket) Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2013:199). Adapun kuesioner tersebut mengenai kualitas pelayanan dan harga terhadap keputusan pembelian. Observasi Menurut Sugiyono (2013:199) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses tersusun dari berbagai proses biologis atau pisikologis pengamatan secara langsung terhadap objek yang akan di teliti pada perusahaan terkait dengan mencatat

Page 275: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 264

data yang di harapkan menjadi masukan dan informasi yang berhubungan dengan masalah pengaruh kualitas pelayanan dan harga terhadap keputusan pembelian.

Data Sekunder Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data, misalnya seperti lewat orang lain ataupun lewat dokumen. Sugiyono (2013:193) dalam hal ini yang menjadiakn objek penelitian adalah data tamu menginap yang telah dikelola oleh Bless Hotel Palembang.

Metode Analisis Data Analisis Deskriptif Kuantitatif

Menurut Sugiyono (2013:13) metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan. secara rondom, pengumpulan data menggunakan instumen penelitian, analisis data besifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Analisis regresi linear berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). (Sugiyono 2013:277).

Analisis Koefisien Korelasi

Analisis koefisien kolerasi adalah hubungan linear antara dua variabel atau lebih dari pengamatan untuk menguji hipotesis asosiatif (Sugiyono 2013:248). Analisis korelasi hubungan antara keputusan pembelian (Y) Kualitas pelayanan (X1) dan Harga (X2) menggunakan teknik analisis berganda

Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui hasil seberapa jauh variabel dependen itu dijelaskan variabel independen. Koefisien ini menunjukan seberapa besar persentase variasi variabel dependen. R2 sama dengan 0, maka tidak ada sedikit persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel dependen, sebaliknya jika R sama dengan 1, maka presentasi sumbangan pengaruh yang diberikan variabel dependen adalah sempurna. Analisis ini juga menggunakan bantuan program SPSS.

Uji-t (Uji Signifikasi Parsial)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011). Variabel bebas dinyatakan berpengaruh terhadap variabel terikat apabila mempunyai tingkat signifikansi dengan toleransi kesalahan peramalan < 0,05 sehingga bisa disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan, berarti atau bermakna dari variabel bebas terhadap variabel terikatnya.

Uji F (Uji Signifikasi Simultan)

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Untuk menguji kedua hipotesis ini digunakan uji statistik F :

1. Taraf signifikan α = 0,05 2. Kriteria pengujian dimana Ha diterima apabila p value < α dan Ha ditolak apabila p value > α.

(Ghozali, 2006).

Page 276: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 265

4. HASIL DAN PEMBAHASAN Penjelasan dari pengaruh masing-masing variabel dijelaskan sebagai berikut : Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Konsumen Menginap di Bless Hotel Palembang

Dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa nilai koefisien kualitas pelayanan 0,058, artinya setiap kenaikan kualitas pelayanan 1 point dengan asumsi variabel lain tetap maka akan meningkatkan keputusan pembelian sebesar 0,058 point.

Berdasarkan butir pernyataan nomor 2 “Karyawan Bless Hotel trampil dalam pelayanan” memiliki rata-rata 3,82 yang berarti tidak baik dan jika di hubungkan dengan penelitian terdahulu oleh Adi Pratama Hutomo tahun 2012, maka pernyataan tersebut tidak mendukung hasil penelitian tersebut yang menyatakan “kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen menginap di Hotel Singgasana Surabaya”. Sesuaipendapat Tjiptono (2004:22), kualitas pelayanan merupakan kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan, Sehingga definisi kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketetapan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan konsumen.

Sesuai dengan hasil observasi dan wawancara bahwa karyawan Bless hotel kurang memiliki keterampilan dalam berbahasa asing. Ini akan menjadi hambatan bagi karyawan yang akan akan berhadapan langsung dengan tamu terutama front desk. Misalnya saat ada event olahraga internasional yang tentunnya karyawan akan melayani tamu-tamu dari Negara lain. Bersamaan dengan keterampilan bahasa, karyawan Bless Hotel memiliki latar belakang pendidikan yang tidak sesuai dengan posisi kerjanya. Misalnya, karyawan front desk seharusnya memiliki latar belakang pendidikan pariwisata(perhotelan). Karena mereka yang memiliki latar belakang perhotelan sudah pasti memiliki bekal keterampilan sesuai dengan kriteria seorang hotelier.Untuk meningkatkan keterampilan karyawan seharusnya ada upaya dari pihak Bless Hotel sendiri, Seperti pelatihan khusus keterampilan karyawan.Tetapi pihak Bless Hotel tidak menyediakannya.

Selanjutnya butir pernyataan nomor 3 “Pelayanan yang diberikan Bless Hotel sesuai dengan prosedur” memiliki rata-rata 3,85 yang berarti tidak baik dan jika di hubungkan dengan penelitian terdahulu oleh Adi Pratama Hutomo tahun 2012, maka pernyataan tersebut tidak mendukung hasil penelitian tersebut yang menyatakan “kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen menginap di Hotel Singgasana Surabaya”.

Sesuai dengan hasil observasi dan wawancara bahwa prosedur pelayanan yang diberikan Bless Hotel belum memenuhi standar pelayanan hotel yang baik.Seperti, proses reservasi yang tidak menanyakan identitas tamu. Dalam hal ini seperti kartu keluarga atau buku nikah dengan tujuan agar nantinya jika ada pihak berwajib(polisi) yang tiba-tiba datang untuk menanyakan identitas tamu yang sedang menginap, maka pihak hotel sudah siap dengan data yang di butuhkan. Kemudian, pihak Bless Hotel tidak melakukan prosedur keamanan seperti pengecekan terhadap barang terlarang yang tidak boleh dibawa oleh tamu. Karena jika sampai tamu membawa barang terlarang dan pihak berwajib(polisi) mengetahuinya, maka citra Bless Hotel akan buruk. Selain itu, Prosedur reservasi Bless Hotel yang dilakukan secara online terkadang menimbulkan rasa kecewa para tamu yang telah datang untuk check in. Karena tidak adanya tindak lanjut dari pihak hotel atas reservasi yang telah dilakukan tamu secara online.

Page 277: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 266

Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Konsumen Menginap di Bless Hotel Palembang Dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa nilai koefisien kualitas pelayanan 0,892, artinya

setiap kenaikan kualitas pelayanan 1 point dengan asumsi variabel lain tetap maka akan meningkatkan keputusan pembelian sebesar 0,892 point.

Berdasarkan penelitian tersebut menunjukkan bahwa butir pernyataan nomor 2 “Harga fasilitas lain yang ditawarkan Bless Hotel terjangkau” memiliki rata-rata 3,87 yang berarti tidak baik dan jika di hubungkan dengan penelitian terdahulu oleh Andri Wijatmoko 2013, maka pernyataan tersebut tidak mendukung hasil penelitian tersebut yang menyatakan “harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen menginap di Hotel Syariah (Studi kasus hotel syariah di Surakarta)”.

Sesuai dengan hasil observasi dan wawancara harga makanan yang disediakan Bless Hotel mahal.Harga tersebut tidak sesuai dengan status Bless Hotel sebagai hotel bintang 2.Harga kamar yang disediakan Bless Hotel tidak termasuk breakfast. Ini akan menjadi pertimbangan tamu untuk menginap karena jika di bandingkan hotel bintang 2 lainnya di kota Palembang, harga kamar yang disediakan sudah termasuk breakfast.

Selanjutnya butir pernyataan nomor 3 “Harga yang ditawarkan Bless Hotel sesuai dengan fasilitas yang disediakan” memiliki rata-rata 3,90 yang berarti tidak baik dan jika di hubungkan dengan penelitian terdahulu oleh Adi Pratama Hutomo tahun 2012, maka pernyataan tersebut tidak mendukung hasil penelitian tersebut yang menyatakan “harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen menginap di Hotel Singgasana Surabaya”.

Sesuai dengan hasil observasi dan wawancara bahwa tamu mengeluhkan fasilitas lain yang kurang baik seperti lahan parkir yang tidak luas. Karena ini akan menyulitkan para tamu yang akan membawa kendaraan pribadi dan ketika keadaan parkir penuh. Selain itu, Bless Hotel tidak menyediakan fasilitas lain sebagaimana mestinya yang dimiliki hotel bintang 2 seperti taman rekreasi dalam hal ini taman dan fasilitas olahraga lainnya. Oleh karena itu tamu merasa harga yang ditawarkan sesuai. Berdasarkan pendapat Adisaputro dalam bukunya (209) Harga adalah salah satu elemen dalam bauaran pemasaran yang menghasilkan revenue penjualan, sedangkan elemen lain dari bauran itu menghasilkan biaya-biaya. Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Harga Terhadap Keputusan Konsumen Menginap di Bless Hotel Palembang

Berdasarkan hasil Fhitung dikatakan variabel kualitas pelayanan dan variabel harga secara simultan mempengaruhi variabel keputusan pembelian pada tingkta keyakinan 95%.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa butir pernyataan nomor 2 “Menginap di Bless Hotel karena ada pihak yang merekomendasikan” memiliki rata-rata 3,77 yang berarti tidak baik dan jika di hubungkan dengan penelitian terdahulu oleh Fifyanita Ghanimata 2012,maka pernyataan tersebut tidak mendukung hasil penelitian tersebut yang menyatakan “kualitas pelayanan dan harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap terhadap keputusan pembelian (studi pada pembeli produk bandeng Juwana Elrina Semarang)”. Keputusan pembelian adalah tahap proses keputusan dimana konsumen secara actual melakukan pembelian produk” (Kotler dan Armstrong, 2008).

Sesuai dengan hasil observasi dan wawancara bahwa tamu yang menginap di Bless Hotel sebagian bukan karena keinginan diri sendiri, tetapi mendapatkan rekomendasi dari perusahaan.Ada pula yang mendapatkan rekomendasi dari pihak travel agent.

Selanjutnya butir pernyataan nomor 5 “Menginap di Bless Hotel karena tertarik dengan promo yang ditawarkan” memiliki rata-rata 4,05 yang berarti tidak baik dan jika di hubungkan dengan penelitian terdahulu oleh Fifyanita Ghanimata 2012,maka pernyataan tersebut tidak mendukung hasil penelitian tersebut yang menyatakan “kualitas pelayanan dan harga berpengaruh positif dan signifikan

Page 278: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 267

terhadap terhadap keputusan pembelian (studi pada pembeli produk bandeng Juwana Elrina Semarang)”.

Sesuai dengan hasil observasi dan wawancara bahwa promo yang ditawarkan Bless Hotel tidak sesuai dengan apa yang dipublikasikan. Karena ternyata ada syarat dan ketentuan yang berlaku tetapi tidak dipublikasikan bersama informasi promo tersebut.Sehingga tamu merasa kecewa, ketertarikan terhadap promo tersebut tidak dapat terpenuhi karena ternyata ada syarat dan ketentuan yang berlaku di balik promo tersebut.

5. SIMPULAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a) Berdasarkan uji t (parsial) diperoleh dari thitung sebesar 2,339 dengan probabilitas sebesar 0,025.

Nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 (0,025<0,05) maka dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat dikatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara Kualitas pelayanan terhadap Keputusan pembelian pada Bless Hote. Variabel Harga diperoleh thitung sebesar 36,275 dengan probabilitas sebesar 0,000. Nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05) maka dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat dikatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara Harga terhadap Keputusan pembelian pada Bless Hotel Palembang.

b) Berdasarkan nilai konstanta sebesar0,246. Hal ini berarti bahwa jika Kualitas Pelayanan (X1) dan Keputusan Pembeliaan (X2) sebesar nilai konstanta yaitu0,246. Sedangkan nilai koefisien Kualitas Pelayanan (X1) sebesar (0,058). Hal ini berarti mengandung arti bahwa apabila peningkatan Kualitas Pelayanan (X1) maka variable keputusan pembeliaan (Y) akan naik sebesar 0,058dengan asumsi bahwa variabel depedent yang lain dari model regresi adalah tetap. Kemudian nilai koefisien Harga (X2) sebesar0,892. Hal ini berarti mengandung arti bahwa setiap peningkatan Harga (X2) maka variabel keputusan pembelian (Y) akan naik sebesar 0,892dengan ansumsi bahwa variabel dependent yang lain dari model regresi adalah tetap.

c) Berdasarkan R sebesar 0,991. R dalam tabel ini ialah koefisien korelasi. Bila dilihat berdasarkan tabel representasi koefisien korelasi R sebesar 0,991 ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan dan harga terhadap keputusan pembeliaan dapat dikategorikan memiliki hubungan yang sangat kuatantara variabelnya.

6. DAFTAR PUSTAKA

[1] Mohammad Hestin, 2015. PengaruhKualitaspelayanan Usaha Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada PT. Sinar Galesong Pratama Gorontalo. Jurnal Ekonomi &Bisnis, UniversitasNegeriGorontalo(hal.4)

[2] Kotler, Philip; Armstrong, Garry, 2008.Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.

[3] Kotler, Philip; Kevin Lane Keller 2012.Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Indeks, Jakarta.

[4] Lupiyoadi Rambat. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat.

[5] Daryanto, 2011.Sari Kuliah Manajemen Pemasaran, Bandung; PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.

[6] Lupiyoadi Rambat. 20013. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat.

[7] Sunyoto Danang. 2014. Konsep Dasar Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen.Yogyakarta:

Page 279: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 268

CAPS (Centre For Academic Publishing Service).

[8] Tjiptono Fandy. 2014. Pemasaran Jasa, Prinsip, Penerapan dan Penelitian. Yogyakarta: Andi Publisher.

[9] Ghani mata Fifyanita, 2012. Analisis Pengaruh Harga, Kualitas Produk dan Kualitas

Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian (Studi pada Pembeli Produk Bandeng Juwana Elrina Semarang). Unpublished, Universitas Diponegoro Semarang (hal.41).

[10] Tjiptono Fandy; Chandra Gregorius. 2007.Pemasaran Strategik. Yogyakarta: Andi Publisher.

[11] Tjiptono Fandy; Chandra Gregorius. 2012.Pemasaran Strategik. Yogyakarta: Andi Publisher.

[12] Hadi Sutrisno. 2015. Metodologi Riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

[13] SangadjiEtta Mamang& sopiah 2013. Perilaku Konsumen. Yogyakarta :Andi Publisher.

[14] Sugiyono.2013. Metode Penelitian dan Bisnis. Bandung: Aifabeta.

Page 280: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 269

ANALISIS KINERJA KARYAWAN NON MEDIS PADA RUMAH SAKIT ANAK DAN BERSALIN (RSAB) AZ ZAHRA PALEMBANG

Anggia Maya Puspita1, Hardiyansyah2

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bina Darma Palembang Email : [email protected] , [email protected]

Abstract

This study aims to determine the performance of employees at the hospital childbirth Az Zahra Palembang. The analysis of employee performance in child hospital and maternity Az Zahra Palembang. The method used in this study is qualitative, data collection instruments used by observation, researchers, interview, and documentation. The data obtained then analyzed qualitatively with the aim of decrypt all the characteristis of research tailored of the problems and objectives of the study and then check the validity of data. The results show that employee performance in child hospital and maternity Az Zahrais still not optimal in terms of discpline but it needs to be improved again because there are still employees who have work problems that have an impact on performance achievement. Keywords : Employee performance

1. PENDAHULUAN

Sumber daya manusia merupakan bagian terpenting dari suatu perusahaan. Semua potensi yang dimiliki oleh sumber daya manusia mempunyai pengaruh terhadap upaya perusahaan, perencanaan, tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan. Keberhasilan manajemen dalam suatu organisasi sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yang ada pada organisasi tersebut, artinya manusia yang memiliki daya, kemampuan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan dalam setiap pelaksanaan kegiatan organisasi sehingga akan terwujud kinerja sebagaimana yang diharapkan.

Perkembangan dan kemajuan suatu organisasi tidak dapat dipungkiri jika faktor kualitas manajemen kinerja memberi pengaruh sebagai driven force (kekuatan pendorong) yang mampu memberi percepatan ke arah sana. Kualitas kinerja yang baik tidak dapat diperoleh dengan hanya membalik telapak tangan namun itu harus dilakukan dengan kerja keras dan kedisiplinan yang tinggi, baik secara jangka pendek maupun jangka panjang. Menurut Mangkunegara (2009:67). Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakn tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikannya. Sedangkan definisi kinerja menurut Bastian (2006) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema strategis suatu organisasi.

Berdasarkan pengertian kinerja diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan indikator dalam menentukan bagaimana usaha untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dalam suatu organisasi atau instansi. Rumah Sakit Anak Bersalin (RSAB) Az Zahra merupakan salah satu rumah sakit Ibu dan Anak di Kota Palembang yang terletak di Jalan Brigjen H. Kasim 1-2 Bukit Sangkal Palembang. Lokasi ini merupakan jalan ramai yang dilalui oleh masyarakat dari Borang, Perumnas Sako dan sekitarnya menuju jalan tembus Patal Pusri (Jalan Residen Abdul Rozak). Rumah Sakit ini pada mulanya didedikasikan untuk masyarakat di kecamatan kalidoni serta Sako Kota Palembang. Oleh karena itu untuk memenuhi data dan informasi kongrit tersebut perlu dilakukan kajian yang mendalam suatu penelitian di bidang ini. Adapun judul penelitian ini yang dipilih yaitu “ANALISIS KINERJA KARYAWAN NON MEDIS PADA RUMAH SAKIT ANAK BERSALIN (RSAB) AZ ZAHRA PALEMBANG

Page 281: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 270

2. TINJAUAN PUSTAKA Definisi ilmu manajemen adalah suatu ilmu yang mempelajari secara komprehensif tentang

bagaimana mengarahkan dan mengelola orang-orang dengan berbagai latar belakang yang berbeda-beda dengan tujuan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pengertian manajemen menurut Ricky (2004) Manajemen merupakan suatu rangkaian aktivitas (termasuk perencanaan dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian ) yang diarahkan pada sumber-sumber daya organisasi (manusia, finansial,fisik, dan informasi) untuk mencapai organisasi dengan cara efektif dan efisien. Kemudian menurut Stoner (2004) manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dari beberapa pendapat diatas maka penulis menyimpulkan bahwa Manajemen adalah usaha yang dilakukan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan didalam perusahaan

Menurut Mangkunegara (2009:67). Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakn tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikannya. Kinerja adalah gambaraan mengenai tingkap pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan program atau kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran Bastian (2006). Penjelasan di atas dipertegas oleh Amstrong (2004) kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan konstribusi

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan merupakan hasil dan keluaran yang dihasilkan oleh seorang karyawan sesuai dengan yang baik, salah satu faktor yang sangat penting dalam upaya instansi untuk meningkatkan produktivitas. Kinerja merupakan indikator dalam menentukan bagaimana usaha untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dalam suatu organisasi atau instansi

Indikator – indikator Kinerja Karyawan

Indikator untuk mengukur kinerja karyawan secara individu. Mangkunegara (2009: 75) mengemukakan ada empat indikator kinerja yaitu:

Kualitas Kualitas kerja adalah seberapa baik seorang karyawan mengerjakan apa yang seharusnya dikerjaka Kuantitas Kuantitas Kerja adalah seberapa lama seorang pegawai bekerja dalam satu harinya. Kuantitas kerja ini dapat dilihat dari kecepatan kerja setiap pegawai itu masing-masing Pelaksanaan Tugas Pelaksanaan Tugas adalah seberapa jauh karyawan mampu melakukan pekerjaanny dengan akurat atau tidak ada kesalahan Tanggung Jawab Tanggung Jawab terhadap pekerjaan adalah kesadaran akan kewajiban karyawan untuk melaksanakan pekerjaan yang diberikan perusahaan.

Penelitian Terdahulu Pada tabel dibawah ini akan menampilkan beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan

dengan variabel penelitian ini.

Page 282: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 271

Tabel 1 Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Hasil 1 Emi Arifin

Utha (2012)

Analisis Kinerja Karyawan Dalam Memberikan Pelayanan Kepada CUSTUMER Pada Perseroan Terbatas (PT). SINAR GALESONG KENDARI

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan dijelaskan pada pembahasan terdahulu, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu : bahwa kinerja para karyawan PT. Sinar Galesong Kendari adalah baik dengan skor 3,84. Sedangkan pelayanan terhadap konsumen adalah dengan kategori sangat baik dengan skor 4,37. Hal ini dapat diartikan bahwa akibat dari kinerja yang baik dari para karyawan, maka berpengaruh pada pemberian pelayanan yang sangat baik kepada para konsumen.

2 Satria Tahir (2013)

Analisis Kinerja Karyawan Pada PT. SINAR GALESONG PRATAMA (SGP) CABANG GORONTALO

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja karyawan pada PT. Sinar Galesong Pratama (SGP) Cabang Gorontalo masih belum optimal akan tetapi perlu ditingkatkan lagi karena masih ada karyawan yang mengalami masalah kerja yang membawa dampak pada pencapaian kinerja

3 Suriana (2013)

Analisis Kinerja Perawat (studi ruang rawat inap di Rumah Sakit Umum daerah Tanjung Uban Provinsi Kepulauan Riau)

Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam menciptakan suasana kerja sudah sangat baik, karena dilihat dari antara perawat terhadap pasien dalam memberikan pelayanan dengan menunjukan sikap saling menghargai guna memperlancar pekerjaan.

4 Armediana Sukmarwati (2014)

Analisis Kinerja pegawai di Kecamatan gunung pati Kota Semarang

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja pegawai kecamatan gunung pati termasuk unggul, ini dapat dilihat dari beberapa fenomena yang menunjukkan kinerja unggul, yaitu kemampuan, keahlian, persepsi, attitude, personality, pembelajaran, motivasi, sumber daya, kepemimpinan, job design, kesesuaian pe raturan pemerintah dengan penilaian kinerja, format penilaian kinerja di kecamatan gunungpati kota semarang, sanksi yang diberikan terjadi pelanggaran kinerja, pengaruh penilaian pendapat pribadi tentang kinerja di

Page 283: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 272

kecamatan gunungpati kota semarang, kesalahan yang cenderung terpusat pada kinerja di kecamatan gunung pati, gaya kepemimpinan dalam mengevaluasi kinerja pegawai di kecamatan gunung pati kota semarang, pelatihan, umpan balik, teknik penilaian kinerja yang sesuai

3. METODE PENELITIAN Objek Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Anak Bersalin Az Zahra (RSAB) Palembang yang beralamat di Jalan Brighjen Hasan Kasim No. 1-2 Bukit Sangkal Palembang.

Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Analisis data kualitatif adalah penyajian data, dimana ini berarti sebagai sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan tertentu ( Silahi, 2006:312). Penyajian data kualitatif ini dapat melihat apa yang sedang terjadi dan kemudian dapat menentukan apakah menarik kesimpulan sudah benar ataukah harus terus melakukan analisis demi mendapatkan kesimpulan yang valid (Silalahi, 2006). Sedangkan analisis deskriptif dengan Kinerja karyawan pada Rumah Sakit Anak Bersalin Az Zahra Palembang Dengan metode studi kasus, dalam hal ini peneliti ingin melihat kasus Kinerja Karyawan di Rumah Sakit Anak Bersalin (RSAB) Az Zahra Palembang.

Sumber Data

Sumber data penelitian merupakan faktor penting yang menjadi sumber pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data, disamping jenis data yang telah dibahas sebelumnya. Sumber data penelitian terdiri dari:

Sumber Data Primer Sumber data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh melalui wawancara secara langsung dari sumber asli atau responden (Pimpinan,serta Staff) untuk memperoleh data atau informasi yang akurat Sumber Data Sekunder Sumber data yang sekunder yaitu sebagai bahan pendukung untuk memudahkan penelitian ini. Untuk itu calon peneliti menggunakan buku-buku, literatur dan dokumen lain yang relevan dengan masalah yang diteliti.

Prosedur Pengumpulan Data

Untuk mendukung penelitian ini data diperoleh melalui sebagai berikut : Observasi, teknik ini digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan. Wawancara, Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah informan. Informan dalam penelitian ini berjumlah 3 orang yang terdiri dari, informan 1 adalah Direktur Rumah Sakit,

Page 284: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 273

informan 2 Kepala staff kepegawaian, informan 3 staff kepegawian Rumah Sakit Anak Bersalin Az Zahra Palembang. Studi Pustaka, Dalam penelitian ini penulis mencari data melalui literatur maupun pustaka berupa jurnal, buku, majalah dan internet.

Teknik Analisis Data

Dalam melakukan analisis data ini calon peneliti menggunakan analisis data model Sparadley yaitu secara keseluruhan proses penelitian terdiri atas pengamatan, deskriptif analisis domain pengamatan terfokus, analisis taksonomi pengamatan terpilih dan analisis tema Moleong (2010). Analisis-analisis tersebut dapat dikemukakan seperti berikut:

Analisis Domain Analisis domain pada umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran yang umum dan menyeluruh tentang situasi sosial yang diteliti atau objek penelitian. Hasil dari analisis domain berupa gambaran umum tentang objek yang diteliti, yang sebelumnya belum pernah diketahui. Analisis Taksonomi Setelah selesai analisis domain, dilakukan pengamatan wawancara terfokus berdasarkan fokus yang sebelumnya telah dipilih oleh calon peneliti. Hasil terpilih untuk memperdalam data telah ditemukan melalui pengajuan sejumlah pertanyaan kontras. Analisis Tema Analisis tema dimaksudkan untuk mendeskripsikan data secara menyeluruh dan menampilkan makna dari analisis domain dan taksonomi untuk lebih mempermudah mendeskripsikan hasil penelitian dan pembahasan.

Pengecekan Keabsahan Data Pengecekan Keabsahan Data merupakan hal yang mutlak dilakukan dalam penelitian kualitatif.

Adapun teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Triangulasi

4. HASIL DAN PEMBAHASAN Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja karyawan Rumah Sakit

Anak dan Bersalin Az Zahra Palembang adalah sebagai berikut: a) Bimbingan dan Pengarahan b) Latihan dan Pengembangan Karyawan c) Mempersiapkan karyawan tertentu menempati job yang sesuai dengan ketrampilan yang dimiliki d) Pendisiplinan terhadap aturan untuk mencapai efisiensi dan efektifitas organisasi yang tinggi e) Memberikan penghargaan atas jasa atau kesetiaan terhadap organisasi baik materil maupun

inmateril Adapun usaha-usaha yang dapat meningkatkan semangat dan gairah kerja karyawan pada Rumah

Sakit Anak dan Bersalin Az Zahra yaitu: a) Pemberian tunjangan intensif b) Harga diri c) Memberikan kesempatan untuk maju

Page 285: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 274

Subyek Penelitian (Informan Penelitian) Subyek atau informan dalam penelitian ini berjumlah 5 orang, yaitu coordinator personalia

yang merupakan seorang wanita berusia 24 tahun, staff kepegawaian seorang wanita berusia 24 tahun, selanjutnya kepala Laboratorium seorang wanita berusia 27 tahun, kemudian seorang Bapak yang bertugas menjaga keamanan Rumah Sakit yang berusia 40 tahun dan yang terakhir kepala logistik yang berusia 35 tahun

Tabel 2 Data Informan pada Rumah Sakit Anak dan Bersalin Az Zahra

Keterangan

Nama

Jenis Kelamin

Umur

Pendidikan

Terakhir

Status

Koordinator Personalia

(Informan 1)

Nabila

Perempuan

24

S1 Psikologi

Belum

menikah

Staff kepegawaian

(Informan 2)

Imas

Meiliana

Perempuan

24

D III

Keperawatan

Belum

Menikah

Kepala Laboratorium

(Informan 3)

Prodia

Perempuan

27

S1

Sudah

Menikah

Satpam

(Informan 4)

Agus

Laki-laki

40

SMA

Sudah

Menikah

Kepala Logistik

(Informan 5)

Dwi Dina Andriyani

Perempuan

35

SMA

Sudah Menikah

Sumber: RSAB Az Zahra Palembang 2017 Melalui Kelima Informan ini akan tergambar secara jelas Bagaimana Kinerja karyawan di

Rumah Sakit Anak dan Bersalin (RSAB) Az Zahra Palembang. Saat ini kondisi kinerja karyawan di Rumah Sakit Anak dan Bersalin

Az zahra belum sepenuhnya optimal dalam hal disiplin. Adapun aspek yang terdapat dalam kinerja karyawan di Rumah Sakit Anak dan Bersalin Az zahra Palembang diantaranya adalah aspek pengetahuan, aspek keahlian dan keterampilan, dan aspek konsep diri. Untuk Aspek Kualitas peneliti memberikan pertanyaan “Bagaimana kinerja karyawan di Rumah Sakit Anak dan Bersalin Az zahra ?” dalam wawancara pada objek penelitian. Kelima informan memberikan jawaban jawaban sudah cukup baik namun kepala staff kepegawaian memberikan jawaban saat penilaian kinerja dilakukan banyak karyawan Selama dilakukannya penilaian kinerja, terdapat banyak sekali karyawan yang tidak menunjukan prestasinya dalam bekerja atau bisa di bilang hasil kinerja tidak mengalami peningkatan secara sifnifikan bahkan cenderung mendatar, dimana masih belum sesuai dengan target yang ditetapkan oleh perusahaan. Kemudian dari pertanyaan yang masih berkaitan dengan aspek pengetahuan peneliti memberikan pertanyaan “Apakah Pimpinan sering memberikan Kerja lembur kepada karyawan?” para informan memberikan jawaban sering biasanya sebulan 3 kali. Selanjutnya peneliti memberikan pertanyaan “Apakah perusahaan memberikan Intensif terhadap karyawan yang melakukan tugas lembur?” kelima infroman memberikan jawaban bahwa pihak rumah sakit tidak pernah memberikan intensif terhadap para karyawan yang di beri tugas lembur, selanjutnya peneliti memberikan pertanyaan “Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penilaian kinerja karyawan di RSAB Az Zahra?” kelima informan menjawab kedisiplinan, motivasi dan prestasi kerja dan yang

Page 286: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 275

terakhir peneliti meemberikan pertanyaan “Apakah pegawai atau staff memahami visi dan misi Rumah Sakit Anak Dan Bersalin Az Zahra?” kelima informan memberikan jawaban Sangat memahami, karena visi dan misi dari Rumah Sakit sendiri sebagai acuan dalam meningkatkan kinerja yang optimal

Dari Aspek Kuantitas, peneliti mengajukan pertanyaan dalam wawancara dengan subjek peneliti. Pertanyaannya adalah “Apakah karyawan dapat mengerjakan tugas dengan waktu yang telah ditetapkan?” jawaban kelima informan adalah sebagian menjawab ada karyawan yang bisa menyelesaikan dengan tepat waktu tapi masih ada juga karyawan yang tidak dapat menyelesaikan tugasnya dengan tepat waktu mungkin ada beberapa kendala, kurang mengerti dengan tugas yang diberikan sehingga memang harus diberikan pengarahan terlebih dahulu dan ada juga sebagian yang menjawab mengerjakan tugas dengan tepat waktu.

Kemudian Aspek Pelaksana Tugas, Apakah penempatan posisi kerja yang diberikan pihak Rumah Sakit kepada karyawan sudah sesuai dengan bidang nya masing-masing?” kelima informan memberikan jawaban, sudah sesuai dengan bidangnya masing-masing kalau tidak sesuai tentu saja akan menimbulkan tidak berkesinambungan membuat pekerjaan menjadi berantakan.

“Apakah anda senang bekerja di Rumah Sakit Az zahra?” jawaban kelima informan sangat senang karena kenyamanan dan kekeluargaannya sangat terlihat antar karyawan, selanjutnya peneliti memberikan pertanyaan “Jika iya apa yang membuat anda senang bekerja disini?” jawaban kelima informan adalah tidak ada karyawan yang sombong meskipun beda jabatan, adanya keterbukaan antar karyawan membuat para karyawan mengaggap seperti keluarga sendiri.

Dan aspek yang terakhir adalah Aspek Tanggung Jawab peneliti memberikan pertanyaan “Bagaimana tugas dan tanggung jawab masing-masing karyawan terhadap pekerjaannya?” jawaban kelima informan Saling membantu sesama karyawan, asal dengan catatan pekerjaan mereka sendiri harus memang benar-benar sudah selesai

Jika dilihat dengan pendekatan aplikasi lapangan kinerja karyawan di Rumah Sakit Az zahra belum sepenuhnya optimal, karyawan Rumah Sakit sendiri belum begitu memahami sepenuhnya dari sebuah standarisasi pekerjaan yang efektif sebagai pendukung kinerja karyawan. Sementara aspek peningkatan kinerja masih belum semaksimal mungkin dilaksanakan oleh perusahaan. Optimalnya kinerja karyawan sangat dipengaruhi oleh kepuasan kerja karyawan. Kepuasan karyawan berpengaruh terhadap komitmen karyawan, serta prestasi kerja karyawan. Selain itu, karyawan yang puas sangat menguntungkan perusahaan sehingga mereka harus diberikan insentif-insentif yang dapat memicu semangat kerja serta membentuk kepuasan dalam bekerja. Karyawan yang tidak puas akan menyebabkan kekecewaan, hilangnya motivasi kerja, penurunan prestasi kerja, atau berujung karyawan meninggalkan pekerjaannya. Dampaknya adalah perusahaan diharuskan mengeluarkan biaya untuk melakukan proses rekruitmen karyawan baru.

Disini peneliti hanya menggunakan variabel bebas tidak ada keterkaitan terhadap variabel lain, dan pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, peneliti juga menjelaskan bahwa kinerja di Rumah Sakit Anak dan Bersalin (RSAB) Az zahra Palembang memiliki tiga aspek yaitu Pengetahuan, Keterampilan dan Konsep diri. Yang dapat disimpulkan dari hasil wawancara bahwa hasil penelitian nya adalah sesuai dengan teori dan sumber yang ada 5. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa kinerja karyawan pada Rumah Sakit Anak dan Bersalin (RSAB) Az Zahra belum sepenuhnya maksimal, dalam hal disiplin, motivasi dan prestasi kerja.

Page 287: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 276

Saran Berdasarkan ke simpulan di atas, maka diajukan beberapa saran seperti berikut:

Perusahaan harus sering memberikan treining atau pengarahan kepada karyawan. Untuk menghindari terjadinya penurunan kinerja karyawan yang ditimbulkan karena kedisiplinan karyawan yang kurang baik, maka seharusnya pimpinan Rumah Sakit ini harus tegas dalam menindak lanjuti dalam hal penerapan disiplin, sehingga dengan sendirinya kinerja diperusahaan ini akan meningkat. Perusahaan memberikan insentif kepada karyawan yang bekerja lembur agar karyawan tersebut merasa jasa nya dihargai dan memicu semangat untuk dapat menyelesaikan pekerjaanya

6. DAFTAR PUSTAKA

[1] Alma, Buchari. 2003. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta

[2] Armediana, Sukmarwati. 2014, Analisis Kinerja pegawai di Kecamatan gunung Pati Kota Semarang, Semarang :Universitas Dipenegoro

[3] Armstrong, Michael. 2004. Performance Management. Nyutran: Tugu Publisher

[4] Bacal, Robert. 2002. Performance Management, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

(Terjemahan)

[5] Bastian, Indra. 2006. Sistem Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat

[6] Griffin, Ricky. 2004. Manajemen: edisi ketujuh jilid 2. Jakarta: Erlangga

[7] Fahmi, Irham. 2014. Manajemen, Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung: Alfabeta

[8] ........ 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia Teori dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta

[9] Mangkunegara, Anwar. Evaluasi Sumber Daya Manusia (SDM). Bandung: Refika Aditama

[10] Moleong. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya

[11] Silalahi, Ulber. 2006. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Unpar Press

[12] Suriana, 2013, Analisis Kinerja Perawat (studi ruang rawat inap di Rumah Sakit Umum daerah Tanjung Uban Provinsi Kepulauan Riau, Riau: Universitas Maritim Raja

[13] Stoner. 2006, Management. Englewood Cliffs, NJ. : Prentice Hall, Inc

[14] Tahir, Satria. 2013. Analisis Kinerja Karyawan pada PT Sinar Galesong Pratama (GSP)

cabang Gorontalo (Penelitian Tidak Dipublikasi), Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo

[15] Utha, Emi Arifin. 2012, Analisis Kinerja Karyawan Dalam Memberikan Pelayanan Kepada Custumer Pada Perseroan Terbatas (PT). SINAR GALESONG KENDARI, Kendari : Universitas Halu Oleo

Page 288: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 277

PENGARU KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. SINAR ALAM PERMAI

PALEMBANG

Jefri ordiansyah 1, Gagan Ganjar Resmi 2

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Bina Darma [email protected] 1, [email protected]

Abstract Occupational health and safety is paramount in the company. Because through the safety and health of employees will feel safe and comfortable in work. And employee performance is the most important thing in the company, because the company's productivity is measured from the performance of its employees. This research was conducted at PT. SinarAlamPermai Palembang. This study aims to determine how the effect of safety and health on employee performance. The number of sample 87 and the analysis used include: multiple regression, validity test, reliability test, engineering test, R2 test, F test and t test. The results of the analysis that has been done by the researcher suggests that the safety variable has a positive and significant effect on the performance variable, the working health variable has a positive and significant effect on the performance variable. The results of the analysis conducted using t test can be known safety and health variables have a positive and significant impact on employee performancevariables Keywords: Safety, Health, and employee performance

1. PENDAHULUAN

PT. Sinar Alam Permai saatini adalah salah satu pemimpin pasar dalam industri minyak nabati dan prosesor CPKO (Crude Palm Kernel Oil) diwilayah sumatera selatan. PT. Sinar Alam Permai didirikan pada 01 maret 1991 dan diambil alih oleh Wilmar Grup pada tahun 1991, sebelumnya PT. Sinar Alam Permai memiliki kapasitas kecil minyak sawit ( mini pom ) dan kegiatan mengelolah kopra atau daging buah kelapa yang menjadi bahan baku pembuatan minyak kelapa sawit.

Perusahaan ini mulai beroperasi pada tahun 1992 dan mengalami perkembangan yang cukup pesat hingga sekarang. PT. Sinar Alam Permai meningkatkan produksi dari 100 ton per hari menjadi 600 ton per hari dengan membangun unit plant II danplant III diadakan dengan kapasitas 1000 ton per hari. Penambahan kapasitas plant terus dilakukan untuk mengimbangi pemesanan minyak goreng yang bertambah. Total kapasitas PT. Sinar Alam Permai hingga saat ini (tahun 2017) mencapai2100 ton per hari dengan kapasitas plant I sebesar 300 ton per hari, plant II sebesar 700 ton per hari dan plant III sebesar 1100 ton per hari.

Penelitian berfokus pada keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Sinar Alam Permai Palembang. Penelitian inibertujuan antara lain untuk menganalisis pengaruh kesehatan terhadap kinerja karyawan, untuk menganalisis pengaruh keselamatan terhadap kinerja karyawan, dan untuk menganalisis pengaruh kesehatan dan keselamatan terhadap kinerja karyawan pada PT. Sinar Alam Permai Palembang

2. KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja adalah merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan pekerjaan.Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja karyawan dan pada gilirannya terhadap kinerja perusahaan. Fasilitas

Page 289: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 278

keselamatan kerja yang tersedia di perusahaan akan membuat semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.

Indikator Keselamatan Kerja Indikator-indikator keselamatan kerja yaitu : a) Tempat Kerja

Tempat kerja merupakan lokasi dimana para karyawan melaksanakan aktifitas kerjanya. b) Mesin dan Peralatan

Mesin dan peralatan adalah bagian dari kegiatan operasional dalam proses produksi yang biasanya berupa alat-alat berat danringan.

Kesehatan Kerja Kesehatan kerja menurut Mathias dan Jakson (2002) adalah kondisi yangmerujuk pada kondisi

fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.Individuyang sehat adalah individu yang bebas dari penyakit, cidera serta masalahmental emosi yang bisa menggangu aktivitas.Adapun unsur kesehatan yang erat berkaitan dengan lingkungan kerjadan pekerjaan, yang secara langsung maupun tidak langsung dapatmempengaruhi efisiensi dan produktifitas.

Indikator Kesehatan Kerja

Indikator kesehatan kerja terdiri dari : Keadaan dan kondisi karyawan Keadaaan dan kondisi karyawan adalah keadaan yangdialami oleh karyawan pada saat bekerja yang mendukungaktifitas dalam bekerja. Lingkungan kerja Lingkungan kerja adalah lingkungan yang lebih luas dari tempat kerja yang mendukung aktivitas karyawan dalambekerja. Perlindungan karyawan Perlindungan karyawan merupakan fasilitas yangdiberikan untuk menunjang kesejahteraan karyawan.

Kinerja Karyawan

Konsep kinerja atau prestasi kerja merupakan singkatan dari kinetika energi kerja dalam bahasa inggris adalah performance.Istilah performance sering disebut sebagai performa, atau dikenal juga dengan istilah kinerja.Kinerja adalah keluaran yang dihasilakan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan dalam waktu tertentu.Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi.Kinerja juga diartikan tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut.

a) Michael Armstrong (wirawan, 2012: 99) mendefinisikan manajemen kinerja sebagai proses yang bertujuan meningkatkan kinerja invidu karyawan, kinerja tim kerja, dan kemudian meningkatkan kinerja organisasi. Proses manajemen kinerja dilakukan bersama anatara manajer dan karyawan. Manajemen kinerja bertujuan mengembangkan sejumlah aspek kinerja, yaitu sebagai berikut :

1) Manajemen kinerja berupaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi atau perusahaan.

2) Manajemen kinerja berupaya menciptakan dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kopetensi karyawan secara terus-menerus.

3) Manajemen kinerja meningkatkan efesiensi dan efektivitas proses pencapaian tujuan.

Page 290: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 279

4) Manajemen kinerja mengukur kinerja individu karyawan, tim kerja, dan kinerja perusahaan secara periodic.

b) Wibowo (2013: 7) mendefinisikan manajemen kinerja adalah memfokuskan pada apa yang diperlukan oleh organisasi, manajer, dan pekerja untuk berhasil. Di lihat dari tiga sudut pandang, yaitu :

1) Manajemen kinerja sebagai proses komunikasi Manajemen kinerja dilakukan secara terus menerus dalam kemitraan antara karyawan dengan atasannya langsung.

2) Manajemen kinerja sebagai sarana Manajemen kinerja dikelola untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari organisasi, tim, dan individu dengan cara memahami dan mengelola kinerja dalam suatu kerangka tujuan, standar, dan persyaratan-persyaratan atribut yang disepakati.

3) Manajemen kinerja sebagai pendekatan strategis Manajemen kinerja sebagai pendekatan strategis dan terpadu adalah untuk menyampaikan kinerja karyawan yang bekerja didalamnya dan dengan mengembangkan kapabilitas tim dan kontributor.

4) Manajemen kinerja sebagai daya manajemen Dasarnya adalah komunikasi terbuka antara manjer dan karyawan yang menyangkut penetapan tujuan, memberikan umpan balik, baik dari manajer kepada karyawan (top-down) maupun sebaliknya dari karyawan kepada manajer (bottom-up).

5) Manajemen kinerja sebagai dasar dan kekuatan pendorong Manajemen kinerja sebagai dasar dan kekuatan pendorong maksudnya adalah berada dibelakang semua keputusan organisasi, usahan kerja, dan alokasi sumber daya.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

Kinerja karyawan merupakan hasil sinergi dari sejumlah faktor yang terdiri dari (Wirawan, 2012: 7-8): a) Faktor internal karyawan

Faktor internalkaryawan yaitu factor-faktor dari dalam diri karyawan yang merupakan factor bawaan dari lahir dan factor yang diperoleh ketika karyawan itu berkembang.Factor-faktor bawaan misalnya bakat, sifat pribadi, serta keadaan fisik dan kejiwaan.Factor yang diperoleh misalnya pengetahuan, keterampilan, etos kerja, pengalaman kerja, dan motivasi kerja.

b) Faktor lingkungan internal organisasi Karyawan dalam melaksanakan tugasnya memerlukan dukungan organisasi di tempatnya bekerja.Dukungan tersebutkan sangat mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja karyawan, misalnya menggunakan teknologi robot oleh organisasi, dukungan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan, serta sistem manajemen dan kompetensi.

c) Faktor lingkungan eksternal organisasi Faktor-faktor lingkungan eksternal organisasi adalah keadaan, kejadian, atau situasi yang terjadi di lingkungan eksternal organisasi yang mempengaruhi kinerja karyawan.

Indikator Kinerja

Adapun indiktor untuk mengukur kinerja karyawan menurut Robbins (2006) menyatakan ada beberapa indikator mengenai kinerja karyawan, yakni :

Kualitas Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan.

Page 291: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 280

Kuantitas Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti jumlah unit jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan. Ketepatan waktu Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. Efektivitas Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang, teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud kenaikan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya. Kemandirian Merupakan tingkat seorang karyawan yang nantinya akan dapat menjalankan fungsi kerjanya tanpa meminta bantuan, bimbingan dari orang lain atau pengawas. Komitmen kerja Merupakan suatu tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen kerja dengan instansi dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor.

3. METODOLOGI PENELITIAN Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini berkaitan dengan pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Sinar Alam Permai Palembang yang berlokasi di Jalan Sabar Jaya No.21, Mariana Banyuasin Palembang. Ruang Lingkup Penelitian

Penulis menitik beratkan dan membatasi masalah tentang pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Sinar Alam Permai Palembang. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek / subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (sugiyono, 2010:90), Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan karyawan PT. Sinar Alam Permai Palembang bagian produksi berjumlah 87 karyawan. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakterisitik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010:91). Sampel

Menurut Sugiyono (2008: 118) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka penelitian dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu, jadi sampel yang digunakan adalah sampel jenuh seluruh populasi dijadikan sampel penelitian.

Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data secara lengkap, maka dalam penelitian ini digunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

Page 292: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 281

Data Perimer Menurut sugiono (2013:193) data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpulan data. Dalam penelitian ini metode yang digunakan p;eh peneliti dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut :

Kuesioner (Angket) Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2013:199). Adapun kuesioner tersebut mengenai keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Observasi Menurut Sugiyono (2013:199) mengemukakan bahwa obserpasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses tersusun dari berbagai proses biologis atau psikologis pengamatan secara langsung terhadap objek yang akan di teliti pada perusahaan terkait dengan mencatat data yang di harapkan menjadi masukan dan informasi yang berhubungan dengan masalah pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan.

Data Sekunder Data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data, misalnya seperti lewat orang lain ataupun lewat dokumen.

Metode Analisis Data Analisis Deskriptif Kuantitatif

Menurut Sugiyono (2013:13) metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan.secara rondom, pengumpulan data menggunakan instumen penelitian, analisis data besifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Analisis Regresi Linear Berganda

Dalam menganalisis data, penulis menggunakan analisa data deskriptif kuantitatif, yaitu suatu cara menjelaskan hasil penelitian yang ada dengan menggunakan persamaan rumus matematis dan menghubungkannya dengan teori–teori yang ada, kemudian ditarik kesimpulan. Untuk mengetahui besarnya pengaruh dari variabel–variabel maka digunakan metode regresi linier berganda yaitu suatu alat ukur mengenai hubungan yang terjadi antara variabel terikat dengan dua atau lebih variabel bebas.

Formula untuk regresi linear berganda adalah sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 Dimana : Y = Variabel Terikat (dependen), Kinerja karyawan X1 = Variabel Bebas (independen), Kesehatan karyawan X2 = Variabel Bebas (independen), Keselamatan Karyawan a = Nilai Konstanta b = Nilai Koefisien Regresi

Analisis Koefisien Kolerasi

Analisis koefisien kolerasi adalah hubungan linear antara dua variabel atau lebih dari pengamatan untuk menguji hipotesis asosiatif (Sugiyono 2013:248). Analisis korelasi hubungan antara kinerja karyawan (Y) dan gaya kepemimpinan (X1) dan motivasi kerja (X2) menggunakan teknik analisis berganda.

Page 293: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 282

Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui hasil seberapa jauh variabel dependen itu dijelaskan variabel independen.Koefisien ini menunjukan seberapa besar persentase variasi variabel dependen. R2 sama dengan 0, maka tidak ada sedikit persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel dependen, sebaliknya jika R sama dengan 1, maka presentasi sumbangan pengaruh yang diberikan variabel dependen adalah sempurna. Analisis ini juga menggunakan bantuan program SPSS

Uji Simultan ( Uji F )

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersamaan berpengaruh terhadap variabel dependen.Analisis Uji F dilakukan dengan membandingkan antara Fhitung dengan Ftabel maka variabel-variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap kepuasan kerja.Apabila F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Ha di terima.Berarti bahwa variabel independen secara bersamaan mempunyai pengaruh terhadap variabel dependent.Sebaliknya, apabila F hitung < F tabel maka Ho diterima dan Ha di tolak.Hasilnya tidak signifikan yang berarti bahwa variabel independen secara bersamaan tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel.

Uji Parsial ( Uji t )

Untuk menentukan koefisien spesifikasi yang mana tidak sama dengan nol, uji tambahan diperlukan yaitu dengan menggunakan Uji t. Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi dependen (Ghozali,2005:58). Signifikan koefisien parsial ini memiliki distribusi t dengan derajat kebebasan n-k-1, dan signifikan pada α= 0,05. Setelah nilai α ditentukan maka criteria pengujiannya adalah sebagai berikut (Hasan, 2004:169).

a) Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima. Maka terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

b) Sebaliknya apabila t hitung < t tabel maka Ho diterima dan H1 ditolak, maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas dan terikat.

4. HASIL DAN PEMBAHSAN

Berdasarkan hasil pengujian secara statistik dapat terlihat dengan jelas bahwa secara parsial (individu) semua variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat.Pengaruh yang diberikan kedua variabel bebas tersebut bersifat positif artinya semakin tinggi pengawasan dan disiplin kerja maka mengakibatkan semakin tinggi pula kinerja karyawan yang dihasilkan. Penjelasan dari pengaruh masing-masing variabel dijelaskan sebagai berikut :

Pengaruh KeselamatanTerhadap Kinerja Karyawan

Hipotesis pertama menyatakan bahwa Keselamatanberpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan.Hasil pengujian terhadap variabel keselamatanmenunjukkan bahwa variabel pengawasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini terbukti dengan ditunjukkannya pengaruh positif dan signifikan, dimana nilai t = 5,143dengan probabilitas sebesar 0,000< 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama dapat diterima. Hal ini menujukkan semakin baik keselamatandalam suatu organisasi, maka akan meningkatkan kinerja karyawan dalam organisasi tersebut.

Pengaruh Kesehatan Terhadap Kinerja Karyawan

Hipotesis kedua menyatakan bahwa Kesehatanberpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Hasil pengujian terhadap variabel disiplinkerja menunjukkan bahwa variabel Kesehatan

Page 294: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 283

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan Hal ini terbukti dengan ditunjukkannya pengaruh positif dan signifikan, dimana nilai t = 3,929 dengan probabilitas sebesar 0,000< 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua dapat diterima. Hal ini menunjukkan semakin baik Kesehatanyang diberikan kepada karyawan maka akan meningkatkan kinerja karyawan tersebut.

5. SIMPULAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

a) Hipotesis yang pertama menyatakan bahwa keselamatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.Dan dapat diterima.

b) hipotesis yang kedua menyatakan bahwa kesehatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinera karyawan. Dan dapat diterima.

c) Hipotesis yang ketiga menyatakan bahwa keselamatan dan kesehatan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Dan dapat diterima.

6. REFERENSI

[1] Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivarite dengan SPSS. Semarang:Badan Penerbit UNDIP.

[2] Mathis, dan Jackson. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama,Cetakan Pertama. Yogyakarta: Salemba Empat.

[3] Robbins, Stephen P. 2006. Perilaku Organisasi. Edisi kesepuluh. Jakarta: PT.Indeks

Kelompok Gramedia.

[4] Sugiyono. 2013. Metode Penelitian dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.

[5] .2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan RND. Bandung: Alfabeta.

[6] . 2008. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

[7] Wibowo. 2013. Manajemen Kinerja. Jakarta: Rajawali Pers.

[8] Wirawan. 2012. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, Teori Aplikasi danPenelitian. Jakarta: Salemba Empat.

Page 295: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 284

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE, KURS MATA UANG, KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN LQ 45

Dona Patrisiaˡ, Poppy Indriani²

Universitas Bina Darma1,.2 Jalan Jenderal Ahmad YaniNo.3 Palembang

Sur-el:[email protected], [email protected],

Abstract This study aimed to examine the effect of corporate governance mechanism, the currency exchange rate and financial performance to the value of the company LQ 45.The population and sample in this study are all companies in LQ 45 index in the Indonesia Stock Exchange (BEI) during period 2010-2015. The total sample is 9 LQ 45 were determined through purposive sampling. The results in this study demonstrate managerial ownership, institutional ownershi and return on assets positif affect the value of the company, an independent commissioner, audit committee and , the currency rate has no effect on the value of the company,and return on equity have negative affect the value of the company. Simultaneously managerial ownership, institutional ownership, independent directors, audit committee, foreign exchange rates, return on assets, and return on equity together have an effect on firm value. Keywords: Mechanism of Corporate Governance, currency exchange rates, financial performance, the company's value 1. PENDAHULUAN

Nilai perusahaan dapat dikatakan sebagai cerminan dari baiknya harga saham yang diperjualbelikan di pasar modal, karena semakin baik atau semakin tinggi harga saham maka kemakmuran yang dirasakan oleh para investor atau pemegang saham akan semakin baik pula.Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat para investor lain tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Oleh karena itu pihak perusahaan atau pihak manajemen dituntut untukdapat memaksimalkan kinerja perusahaannya agar dapat mengoptimalkan harga sahamnya di pasar modal.Perusahaan LQ 45 merupakan perusahaan yang memiliki peringkat yang sangat tinggi dari segi tingkat likuiditas dan memiliki nilai kapitalisasi pasar. Perusahaan indeks LQ 45 merupakan saham yang sangat aktif diperdagangkan dan cenderung lebih cepat bereaksi serta dapat dengan cepat menghindari adanya saham tidur dalam menganalisis return saham. Perusahaan yang berada di LQ 45 merupakan perusahaan-perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang sangat baik dan memiliki manajemen keuangan yang sangat baik.

Dalam proses memaksimalkan nilai perusahaan,sistem pengawasan yang baik yang dikenal dengan Good Corporate Governance (GCG) untuk bisa memberikan jaminan keamanan atas dana atau aset yang ditanamkan oleh para investor pada perusahaan. GCG adalah suatu sistem pengendalian internal perusahaan yang memiliki tujuan utama yaitu untuk dapat mengelola risiko yang ada gunamemenuhi tujuan bisnisnya melalui pengamatan aset perusahaan dan meningkatkan nilai investasi pemegang saham dalam jangka panjang.Mekanisme Corporate Governance dapat diartikan sebagai sebuah aturan main, prosedur, dan hubungan yang jelas antara yang pihak yangakan mengambil sebuah keputusan dengan pihak yang akan melakukan pengawasan terhadap keputusan tersebut.

Kurs mata uang memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian suatu negara.Turunnya nilai perusahaan merupakan dampak dari harga saham yang mengalami penurunan akibat dari perubahan kurs mata uang terhadap arus kas masuk ataupun arus kas yang keluar dari perusahaan.

Page 296: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 285

Melemahnya kurs rupiah terhadap dolar akan memiliki dampak yang negatif terhadap pasar modal dan berpengaruh Kinerja keuangan merupakan indikator yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Kinerja keuangan merupakan alat analisis yang digunakan untuk menggambarkan bagaimana kondisi keuangan dalam suatu perusahaan, sehingga dapat diketahui apakah perusahaan itu berada dalam keadaan baik atau tidak baik.Bagi perusahaan, meningkatkan kinerja keuangan merupakan suatu keharusan, agar saham perusahaan menarik bagi para penanam modal atau para investor.Biasanya para investor melakukan peninjauan dengan melihat rasio keuangan.

Berdasasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu “ Bagaiamana pengaruh mekanisme corporate governance, kurs mata uang dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan di lq 45 secara parisal dan simultan”. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis pengaruh mekanisme corporate governance, kurs mata uang dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan secara parsial dan simultan.

2. TINJAUAN PUSTAKA Teori Keagenan (Agency Theory)

Menurut Brigham dan Houston (2011) mendefinisikan bahwa teori keagenan (Agency theory) sebagai suatu hubungan dimana para manajer diberi kekeuasaan oleh para pemilik saham.Teori agensi merupakan konsep yang menjelaskan hubungan kontraktual antara principals (pemilik saham) dan agent (manajer).Jika dikaitkan dengan nilai perusahaan, teori agnesi berperan dalam mendasari praktik bisnis perusahaan yanga akan meningkatkan nilai perusahaan dengan memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. Ketika manajerial yang lebih mengutamakan kepentingan pribadi bukan kepentingan pemegang saham atau kepemilikan institusional. Pengertian Nilai Perusahaan

Menurut Susanti (2010) dalam Mahendra (2011), nilai perusahaan sangat penting karena nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti dengan tingginya kemakmuran bagi para pemegang saham. Semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut. Nilai perusahaan yang tinggi merupakan harapan bagi pemilik perusahaan, sebab dengan nilai perusahaan yang tinggi akan menunjukkan kemakmuran bagi para pemegang saham. Good Corporate Governance

Menurut Keputusan Menteri BUMN No. 117/M-MBU/2002 menyatakan bahwa good corporate governance merupakan suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan suatu usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai para pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya, berlandaskan peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika.

Mekanisme Corporate Governance Mekanisme merupakan cara kerja atau totalitas alur kerja yang ditempuh dalam melaksanakan suatu pekerjaan secara tersistem untuk dapat memenuhi persyaratan tertentu dalam suatu organisasi. Mekanisme corporate governance merupakan suatu aturan main, prosedur dan hubungan yang jelas antara pihak yang mengambil keputusan dengan pihak yang melakukan control dan pengawasan (monitoring) terhadap keputusan tersebut.Mekanisme corporate governance diarahkan untuk dapat menjamin dan mengawasi berjalanya sistem governance dalam sebuah organisasi (Arifin, 2005 dalam Thaharah Nina, 2016).

Page 297: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 286

Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial merupakan pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut di dalam suatu pengambilan keputusan sebuah perusahaan (Direktur dan Komisaris).Kepemilikan manajerial diukur dari jumlah presentase saham yang dimiliki (Wahidahwati, 2002 dalam Thaharah Nina, 2016). Kepemilikan Institusional Menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam Thaharah Nina (2016), menyatakan bahwa kepemilikan institusional memiliki peranan yang sangat penting di dalam meminimalkan konflik kepentingan yang terjadi dalam perusahaan yaitu, antara pihak manajer dengan pihak pemegang saham. Komisaris Independen Dewan komisaris merupakan puncak dari sebuah sistem pengelolaan internal perusahaan, memiliki peranan terhadap aktivitas pengawasan. Dewan komisaris juga bertanggung atas kualitas laporan yang akan disajikan. Menurut Anisa Larasati (2009), dewan komisaris yang ditugaskan adalah untuk menjamin pelaksanaan strategi perusahaan, mengawasi manajemen dalam mengelola perusahaan, serta mewajibkan terlaksananya suatu akuntabilitas didalam perusahaan. Komite Audit Berdasarkan Pedoman Umum GCG di Indonesia yaitu Komite Nasional Kebijakan Good Corporate Governance (KNKG, 2008), komite audit memiliki tugas untuk membantu Dewan Komisaris untuk dapat memastikan bahwa laporan keuangan yang disajikan adalah secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, struktur pengendalian internal perusahaan dilaksanakan dengan sangat baik, pelaksanaan audit internal maupun eksternal dilaksanakan sesuai dengan standar audit yang berlaku dan tindak lanjut temuan dari hasil audit dilaksanakan oleh maajemen.

Kurs Mata Uang

Nilai tukar rupiah mempunyai peranan penting bagi perusahaan yang mengandalkan bahan baku impor. Depresiasi rupiah akan menyebabkan kenaikan biaya produksi, sehingga berdampak pada penurunan profitabilitas dari perusahaan (Darminto, 2008). Kinerja Perusahaan

Kinerja merupakan keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator dari suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu yang telah ditetapkan. Sedangkan kinerja keuangan merupakan suatu tampilan tentang suatu kondisi keuangan lain yang bersifat sebagai penunjang. Informasi kinerja bermanfaaat untuk memprediksi suatu kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber dana yang ada (Wirawan, 2009).

Return On Asset Menurut Hanafi dan Halim (2004) ROA merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam mengahasilkan laba dengan menggunakan total aset (kekayaan) yang dimiliki oleh perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai aset tersebut. Return On Equity Menurut Mursidah (2011) ROE merupakan rasio yang sangat penting bagi pemilik perusahaan (The Common Stockholder), karena rasio ini menunjukkan tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh manajemen dari modal yang disediakan oleh pemilik perusahaan.

Page 298: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 287

Pengembangan Hipotesis Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan

Manajer sekaligus sebagai pemegang saham akan meningkatkan nilai perusahaan karena dengan meningkatkan dari nilai perusahaan akan meningkatkan kekayaanya sebagai pihak pemegang saham akan meningkat juga. Konsisten dengan teori diatas menurut penelitian Frysa (2011) bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan.Dengan memperhatikan uraian yang dijabarkan diatas dapat dirumuskan hipotesis pertama.

𝐻𝐻1: Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan

Begitu pula dengan Wening (2009) yang mengemukakan bahwa semakin besar kepemilikan oleh institusi keuangan maka semakin besar pula kekuatan suara dan dorongan untuk mengoptimalkan nilai perusahaan. Dengan adanya kepemilikan institusional akan dapat memonitoring atau mengawasi tim manajemen secara efektif dan dapat meningkatkan nilai perusahaan tersebut.

𝐻𝐻2: Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

Pengaruh Komisaris Independen Terhadap Nilai Perusahaan

Banyaknya dewan komisaris independen maka tingkat integritas pengawasan terhadap dewan direksi yang akan dihasilkan akan semakin baik, dengan begitu akan dapat mewakilkan kepentingan dari para stakeholders lainnya selain daripada kepentingan pemegang saham mayoritas dan akan berdampak baik terhadap nilai perusahaan.

𝐻𝐻3: ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

Pengaruh Komite Audit Terhadap Nilai Perusahaan

Peran dari komite audit di dalam mengawasi proses pelaporan keuangan perusahaan yang bertunjuan untuk mewujudkan laporan keuangan yang disusun melalui proses pemeriksaan dengan integritas dan obyektifitas dari auditor. Dengan adanya komite audit dalam suatu perusahaan, maka akan memberi kontribusi dalam kualitas laporan keuangan yang dapat meningkatkan nilai perusahaan.

𝐻𝐻4: Komite audit berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Pengaruh Kurs Mata Uang Terhadap Nilai Perusahaan

Nilai tukar (kurs) merupakan harga mata uang domestik terhadap amata uang asing.Nilai tukar (kurs) merupakan jumlah uang dari suatu mata uang tertentu yang dapat ditukarkan dengan satuan unit dari mata uang asing.Penurunan profitabilitas dari perusahaan akan membuat harga saham yang diperdagangkan di Bursa Efek akan mengalami penurunan sehingga nilai perusahaan dari perusahaan tersebut ikut mengalami penurunan.

𝐻𝐻5: Kurs mata uang berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Pengaruh Return On Asset Terhadap Nilai Perusahaan

Semakin tinggi laba yang dapat dihasilkan oleh perusahaan dan dapat menggunakan aset secara efisien maka akan meningkatkan nilai perusahaan. Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas

Page 299: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 288

yang tinggi akan dapat menarik minat para investor dalam menanamkan modalnya. Sehingga profitabilitas dapat mempengaruhi nilai perusahaan (Mardiyanti dkk, 2012).

𝐻𝐻6: Retun on asset berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

Pengaruh Return On Equity Terhadap Nilai Perusahaan

Bahwa semakin tinggi nilai profit yang didapat maka akan semakin tinggi pula nilai perusahaan. Profit yang tinggi akan memberikan indikasi prospek perusahaan yang baik sehingga dapat memicu para investor untuk ikut meningkatkan permintaan atas saham. Permintaan saham yang tinggi akan menyebabkan nilai perusahaan juga meningkat (Mardiyati dkk, 2012).

𝐻𝐻7:Return on equity berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

3. METODOLOGI PENELITIAN Operasional Variabel

Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komisaris independen, komite audit, kurs mata uang, return on asset dan return on equity. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan

Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan di indeks LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2010 sampai 2015. Teknik pengambilan sampel penelitian menggunakan purposive sampling. Kriteria yang digunakan adalah (1) Perusahaan yang tercatat di indeks LQ 45 2010-2015, (2) Perusahaan LQ 45 yang terdaftar secara berturut-turut tetap konsisten ada selama tahun 2010-2015, (3) Perusahaan yang memiliki kepemilikan manajerial pada tahun 2010-2015, (4) Perusahaan yang memiliki kepemilikan Institusional tahun 2010-2015, (5) Perusahaan yang dipengaruhi oleh Kurs mata uang tahun 2010-2015, dan (6) Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan dengan menggunakan mata uang rupiah.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penlitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari laporan tahunan perusahan. Sumber data peneitian ini diperoleh melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.iddan web resmi dari perusahaan yang diteliti.Studi pustaka atau berupa literatur melalui buku teks, jurnal ilmiah, artikel, dan sumber tertulis lainnya yang memiliki kaitan dengan informasi yang dibutuhkan dan dijadikan sumber pengumpulan data bagi peneliti.Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan adalah dokumenter yaitu dengan mencari dan mengumpulkan data-data yang diperoleh dari sumber Bursa Efek Indonesia berupa laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan LQ 45.

Metode Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data

Jenis penelitian yang dipakai di dalam penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal-komparatif.Tujuan dilakukan penelitian kausal-komparatif adalah untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan berdasarkan atas pengamatan terhadap akibat yang ada, dan mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.Penelitian kausal-komparatif bersifat ex post factor, artinya data yang dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan telah berlangsung.Pada penelitian ini, analisis data yang dilakukan merupakan analisis kuantitatif yang

Page 300: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 289

dinyatakan dengan berupa angka-angka dimana perhitungannya menggunakan metode standart yang dibantu dengan sebuah program Statistical Package Social Sciences (SPSS).

4. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Deskriptif

Objek yang digunakan dalam penelitian ini merupakan perusahaan indeks LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010-2015.Data yang digunakan yaitu data sekunder berupa annual report dan financial report yang terdapat dalam website resmi milik Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id dan website milik perusahaan yang bersangkutan.Penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 9 (Sembilan) perusahaan yang telah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan peneliti.Berikut ini deskripsi penarikan sampel penelitian.

Tabel 1

Deskripsi Penarikan Sampel Penelitian Tahun 2010-2015 No Keterangan Jumlah Frekuensi

1 Merupakan perusahaan yang tercatat di Indeks LQ 45 pada Bursa Efek Indonesia.

45 100%

2 Perusahaan LQ 45 yang terdaftar secara berturut-turut tetap konsisten ada selama tahun 2010-2015.

24 0,23%

3 Perusahaan yang memiliki kepemilikan manajerial pada tahun 2010-2015.

6 0,07%

4 Perusahaan yang memiliki kepemilikan institusional pada tahun 2010-2015.

3 0,03%

5 Perusahaan yang dapat dipengaruhi oleh kurs mata uang asing (nilai tukar) pada tahun 2010-2015.

1 0,01%

6 Laporan keuangan yang menggunakan mata uang rupiah 2 0,2%

7 Jumlah Sampel Perusahaan 9 0,09%

Sumber: Data diolah, 2017

Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 2

Adjusted 𝑹𝑹𝟐𝟐 Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

1 .677a .459 .376

a. Predictors: (Constant), ROE, KOlmn, KA, KI, Kurs, ROA, KM

b. Dependent Variable: PBV

Page 301: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 290

Pada tampilan tabel diatas model summary besarnya koefisien determinasi ditunjukkan pada nilai Adjusted 𝑅𝑅2 yaitu 0,376, hal ini berarti 37,6% variabel nilai perusahaan yang diproksikan price to book value dapat dijelaskan oleh variansi dari variabel Kepemilikan Manajerial (KM), kepemilikan institusional (KI), komisaris independen (Kolmn), Komite audit (KA), nilai mata uang (Kurs), return on asset (ROE), dan return on equity (ROE). Sedangkan sisanya 62,4% merupakan pengaruh dari sebab-sebab atau faktor lain di luar model penelitian.

Uji Parsial (Uji t)

Tabel 3 Hasil Regresi Parsial

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

T Sig. B Std.

Error (Constant) .316 2.161 .146 .884

KM 7.011 1.749 4.008 .000

KI .544 .215 2.531 .015

Kolmn .804 1.376 .584 .562

KA .388 .260 1.492 .142

Kurs 1.337E-5 .000 .131 .897

ROA 4.187 1.803 2.323 .025

ROE -7.019 2.911 -2.411 .020

Berdasarkan hasil pengolahan data diatas, diperoleh nilai signifikan Kepemilikan manajerial (KM)

adalah 0,000<level significant (𝛼𝛼) = 0,05 dan 0,1, karena nilai signifikan lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan KM berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Kepemilikan Institusional memiliki diperoleh nilai signifikan 0,015<level significant (𝛼𝛼) = 0,05 , karena nilai signifikan lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara KI terhadap nilai perusahaan. Komisaris Independen (Kolmn) memiliki nilai signifikan 0,562<level significant (𝛼𝛼) = 0,05 dan, karena nilai signifikan lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara Kolmn terhadap nilai perusahaan. Komite Audit (KA) memiliki nilai signifikan 0,142<level significant (𝛼𝛼) = 0,05, karena nilai signifikan lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara KA terhadap nilai perusahaan. Kurs 0ata uang (Kurs) memiliki diperoleh nilai signifikan 0,897<level significant (𝛼𝛼) = 0,05, karena nilai signifikan lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara Kurs terhadap nilai perusahaan. Return On Asset (ROA) memiliki nilai signifikan 0,025<level significant (𝛼𝛼) = 0,05, karena nilai signifikan lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara ROA terhadap Nilai Perusahaan. Return on equity (ROE) nilai signifikan 0,020<level significant (𝛼𝛼) = 0,05 dan 0,1, karena nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 dan 0,1, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara ROE terhadap nilai perusahaan.

Page 302: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 291

Uji Simultan (Uji F) Tabel 4

Hasil Uji Regresi Simultan ANOVAa

Model

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

Regression 60.014 7 8.573 5.569 .000b

Residual 70.814 46 1.539

Total 130.827 53

Berdasarkan hasil uji ANOVA atau F test di atas, signifikansi simultan bernilai 0,000 dimana

tingkat signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial (KM), kepemilikan institusional (KI), Komisaris Independen (KOlmn), Komite audit (KA), Kurs mata uang (Kurs), return on asset (ROA), dan Return on Equity (ROE) secara simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

5. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan pembahasan mengenai pengaruh mekanisme corporate governance, kurs mata uang, dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan indeks LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2015 maka dapat dapat disimpulkan: a) Variabel kepemilikan manajerial (KM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan. Hasil ini menunjukkan dengan kepemilikan saham oleh pihak manajemen diharapkan kinerja perusahaan dapat ditingkatkan dan kepentingan pihak para principal dapat terpenuhi sehingga nilai perusahaan pun dapat meningkat juga.

b) Variabel kepemilikan institusional (KI) berpengaruh positif dan signifikan terhadap perusahaan. Hasil ini menunjukkan dengan adanya kepemilikan institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal. Tingginya kepemilikan saham oleh pihak institusional akan mengurangi tidak kecurangan oleh pihak manajemen yang biasanya melakukan tindak memanipulasi laba dimana hal tersebut akan berakibat turunnya nilai perusahaan.

c) Variabel komisaris independen (Kolmn) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Dimana hal ini ada kemungkinan bahwa komisaris independen yang tinggi bukan merupakan jaminan bahwa kinerja perusahaan akan semakin baik pula, sehingga pasar menganggap keberadaan dari komisaris independen tersebut bukanlah jaminan atau faktor yang dapat jadi pertimbangan dalam mengapresiasi nilai perusahaan dan dari pembentukan komisaris independen hanya sekedar untuk memenuhi aturan dari Bapepam sehingga peranan dan tanggungjawab yang dilakukan belum dapat dikatakan optimal.

d) Variabel komite audit (KA) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. dalam penelitian ini jumlah komite audit yang tidak mencukupi perusahaan juga berpengaruh terhadap kinerja perusahaan tersebut, karena jumlah komite audit juga harus disesuaikan dengan kompleksitas perusahaan.

e) Variabel kurs mata uang (Kurs) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan kemungkinan pasar modal di Indonesia kurang bereaksi terhadap perkembangan pasar uang atau Bank Indonesia ikut campur dalam pasar uang untuk menjaga kestabilan dari nilai tukar terhadap dolar dan kemungkinan para investor dalam

Page 303: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 292

menanamkan modalnya kurang memperhatikan atau mempertimbangkan dari perubahan kurs yang terjadi di pasar modal

f) Variabel return on asset (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil tersebut menunjukkan Semakin tinggi laba yang dapat dihasilkan oleh perusahaan dan dapat menggunakan aset secara efisien maka akan meningkatkan nilai perusahaan.

g) Variabel return on equity (ROE) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi nilai profit yang didapat maka akan semakin tinggi pula nilai perusahaan. Profit yang tinggi akan memberikan indikasi prospek perusahaan yang baik sehingga dapat memicu para investor untuk ikut meningkatkan permintaan atas saham. Permintaan saham yang tinggi akan menyebabkan nilai perusahaan juga meningka, namun hasil penelitian juga menunjukkan bahwa modal yang dikelolah oleh perusahaan kurang efektif dan efisien.

h) Hasil uji simultan (Uji F) menunjukkan bahwa signifikansi simultan bernilai 0,000 dimana tingkat signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial (KM), kepemilikan institusional (KI), Komisaris Independen (KOlmn), Komite audit (KA), Kurs mata uang (Kurs), return on asset (ROA), dan Return on Equity (ROE) secara simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV).

Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, adapun saran yang dapat peneliti berikan yaitu:

a) Bagi Perusahaan Perusahaan diharapkan dapat terus meningkatkan nilai perusahaan yang tercermin dengan meningkatnya nilai saham perusahaan. Penelitian ini dapat menjadi sebuah masukan dan bahan evaluasi tentang permasalahan mengenai mekanisme corporate governance, kurs mata uang, dan kinerja perusahaan dimasa yang akan datang terhadap nilai perusahaan. Meningkatnya nilai perusahaan akan dapat menarik minat para investor untuk menanamkan modal mereka ke perusahaan.

b) Bagi Calon Investor Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi calon investor pada saat melakukan investasi atau menanamkan modal pada suatu perusahaan, sehingga pada saat para investor mengetahui informasi tentang mekanisme corporate governance, kurs mata uang, dan kinerja perusahaan maka investor dapat menentukan apakah ingin melakukan investasi atau tidak pada perusahaan tersebut denga suatu pertimbangan faktor yang akan mempengaruhi nilai perusahaan.

6. DAFTAR PUSTAKA

[1] AnisaLarasati. 2009. AnalisisPengaruhMekanisme Corporate Governance, Kualitas Laba, dannilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Unpublished. Universitas Airlangga Surabaya.

[2] Arifin, Zaenal. 2005.HubunganAntara Corporate Governance dan Variabel Pengurang Masalah Agensi. Jurnal Fenomena, Vol. 3, No. 2.

[3] Bursa Efek Indonesia, 2016.Tentang BEI: LaporanTahunan. http:/www.idx.co.id/id-

id/beranda/tentangbei/laporantahunan.aspx (DiaksesOktober 2016)

[4] Darmawati,Khomsyiahdan Rika Gelar, 2005, “Hubungan Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Yogyakarta, Ikatan Akuntansi Indonesia Kompartemen Akuntan Publik, Vol 8, No. 1, Januari 2005.

Page 304: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 293

[5] Darminto, 2010, Pengaruh Faktor Eksternal dan Berbagai Keputusan Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan, Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol.8, No.1.

[6] Enggar F. V.S dan Akhmad Riduwan. 2013. Pengaruh Corporate Govenance Terhadap Nilai Perusahaan: Kualitas Laba sebagai Variabel Intervening. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi STIESIA Surabaya.Volume 1 No. 1.Januari.

[7] Hanafi, M. M. 2003. Manajemen Keuangan. BAFE.Yogyakarta.

[8] Hanafi, M. Mamduhdan Abdul Halim. 2004.“Manajemen Keuangan”, PT.BPFE,

Yogyakarta, 2004.

[9] Herawati, V. 2008.Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variabel Dari Pengukuran Earning Management Terhadap Nilai Perusahaan.Simposium Nasional Akuntansi XI .Pontianak.

[10] Irmala Sari. 2011. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance terhadap Kinerja

Perbankan Nasional. Tidak Dipublikasi. Universitas Diponegoro Semarang.

[11] Frysa, P. P. 2011. Analisis Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan. Tidak Dipublikasi. Universitas Diponegoro.

[12] Kaihatu, T. S. 2006. Good Corporate Governance danPenerapannya di Indonesia. Jurnal

Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 8, No.1: 1-9, Maret.

[13] Komite Nasional Kebijakan Governance. 2008. Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia.www.governance-indonesia.com.

[14] Lastanti, Hexana Sri. 2004.Hubungan Struktur Corporate Governance dengan Kinerja

Perusahaan dan Reaksi Pasar. Konferensi Nasional Akuntansi: 1-16

[15] Mahendra, Alfredo. Pengaruh Kinerja Keuangan Tehadap Nilai Perusahaan (Kebijakan Deviden Sebagai Variabel Moderating) pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. UniversitasUdayana, Tesis tahun 2011.

[16] Mardiyanti dkk. 2012. Pengaruh Kebijakan Deviden, Kebijakan Hutang Dan Profitabilitas

Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI. Jurnal Riset Manajeman Sains Volume 3.

[17] Rahayu, Sri. 2010. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan dengan

Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi. Unpublished. Fakultas Ekonomi.Universitas Diponogoro. Semarang.

[18] Thaharah, Nina danNur F. 2016.PengaruhMekanisme Corporate Governance dan Kinerja

Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan LQ 45. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya.

[19] Wahidahwati. 2002. Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional pada

Kebijakan Hutang Perusahaan : Sebuah Perspektif Theory Agency. Jurnal; Riset Akuntansi Indonesia, Vol 5, No 1: 82-104. Januari.

Page 305: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 294

PENGARUH AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI TERHADAP MANAJEMEN KEUANGAN MASJID PADA MASJID BESAR KOTA PALEMBANG

Mega Silvia¹, Ade Kemala Jaya² Universitas Bina Darma1·2

Jalan Jendral Ahmad Yani No.3 Palembang Pos-el: [email protected], [email protected]

Abstrack This study aims to analyze and get the results of how the influence of accountability and transparency of the financial statements of the mosque to the financial management of the mosque. The population in this study was the treasurer of the mosques in Palembang. The sample used by 20 respondents gave the questionnaire directly. The sample selection using purposive sampling method. The analysis technique used is multiple linear regression analysis. Based on this research, it is known that (1) the probability values of accountability (Sig.) 0.039>0.05 indicates that accountability has an influence on the financial management of the mosque, (2) transparency probability value (Sig.) 0.963>0.05 indicates transparency has no influence on financial management of the mosque, (3) accountability and transparency probability value (Sig.) 0.00<0.05 indicates that accountability and transparency have jointly influence the financial management of the mosque. Keywords: Effects of accountability, transparency, and financial management of the mosque.

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

Pada dasarnya Pengelolaan keuangan yang baik pada masjid akan menciptakan suatu keberhasilan dalam melaksanakan strategi-strategi demi mencapai tujuan masjid itu sendiri. Dimana strategi-strategi yang dimaksud dimulai dari adanya perencanaan, pengorganisasian, serta pengendalian. Masjid sebagai entitas publik tentunya harus mampu melaksanakan strategi-strategi keuangan yang dimaksud demi mencapai tujuan, mewujudkan kemakmuran masjid serta mampu mensejahterakan masyarakat dalam segi keagamaan, sosial, pendidikan, maupun ekonomi. Pemakmuran masjid tidak hanya berfokus pada penetapan strategi-strategi yang akan dilakukan, melainkan perlu untuk diperhatikan bahwa adanya kewajiban-kewajiban untuk mampu mengelolah semua sumber daya yang ada serta mampu mempertanggungjawabkannya secara benar, jujur dan terbuka.

Sebagaimana untuk entitas masjid pihak yang diberi amanah untuk mengelola semua sumber daya yang ada adalah takmir masjid beserta anggota lainnya. Pihak-pihak tersebut harus mampu menjalankan amanah yang diberikan, mencapai kinerja terbaik serta mampu mempertanggungjawabkan segala hal yang telah dipercayakan oleh masyarakat. Oleh karena itu pertanggungjawaban dalam bentuk laporan keuangan dan laporan lainnya diperlukan untuk menghindari spekulasi negatif atau fitnah serta dapat menjelaskan dan menjawab segala hal yang menyangkut langkah dari seluruh keputusan dan proses yang dilakukan. Hal inilah yang menyebabkan bahwa praktik akuntansi yang bertanggung jawab diperlukan untuk kemakmuran masjid itu sendiri dan demi kesejahteraan rakyat secara luas.

Tidak hanya sampai disitu, transparansi juga ikut berperan dalam pemakmuran masjid. Sebagaimana dana yang diperoleh masjid berasal dari masyarakat atau pun pemerintah, maka kemudahan untuk memperoleh informasi mengenai laporan keuangan, beragam aktivitas, serta aliran dana yang digunakan menjadi sangat penting. Hal ini harus mampu dikomunikasikan kepada semua masyarakat secara benar, jujur, dan terbuka sehingga akan menciptakan suatu kepercayaan dari

Page 306: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 295

masyarakat itu sendiri. Transparansi juga menjadi sarana untuk menyampaikan pendapat, saran, kritik maupun argumen terhadap perbaikan kondisi kinerja atau kegiatan yang lebih baik dan terarah sehingga proses pemakmuran masjid akan terus meningkat dan sekaligus dapat menghilangkan penyakit hati didalam masyarakat yaitu Suuzon, berburuk sangka terhadap sesuatu. Namun, hal ini seakan sulit untuk dipraktikan secara nyata karena masih kurangnya kesadaran dari pihak-pihak yang berwenang untuk menciptakan tata kelola yang baik pada masjid. Selain itu , mudahnya akuntansi dalam masjid kerap menjadi peluang atau objek bagi pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk memanfaatkan keadaan tersebut.

2. METODELOGI PENELITIAN Operasional Variabel

Adapun Variabel independen dalam penelitian ini adalah akuntabilitas dan transparansi. Sedangkan yang menjadi variabel dependen pada penelitian ini adalah Manejemen keuangan masjid. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah Masjid-masjid di kota Palembang. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah masjid besar kota Palembang yang berjumlah 20 masjid. Jenis dan Sumber Data

Dalam penyusunan penelitian ini dapat dilakukan pengumpulan data-data yang memiliki hubungan dengan pokok masalah yang dibahas. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Primer. Teknik pengumpulan menggunakan :

Observasi Kuesioner

Metode Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan asosiatif dengan pendekatan survey. Pada penelitian ini akan dilakukan analisis tanggapan responden yaitu dalam melakukan analisis data, diperlukan data yang akurat dan dapat dipercaya yang nantinya akan digunakan dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis. Adapun analisis data yang dilakukan penulis meliputi analisis deskriptif dan analisis asosiatif. Analisis data deskriptif maka analisis yang digunakan berdasarkan rata-rata mean dari masing-masing variabel sedangkan untuk analisis asosiatif menggunakan metode analisis regresi berganda dengan dibantu software excel dan SPSS (Statistical product and service solution).

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa Deskriptif

Tabel 1

Analisa Deskriprif Keseluruhan Variabel

Variabel Rata-rata Kategori

Akuntabilitas (X1) 4,47 Baik

Transparansi (X2) 4,41 Baik

Manajemen Keuangan (Y) 4,42 Baik

Sumber: Data yang diolah(2017)

Page 307: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 296

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa rata-rata akuntabilitas masjid secara keseluruhan adalah sebesar 4,47. Dimana rata-rata tersebut termasuk kedalam interval dengan kategori baik. Sedangkan rata-rata transparansi masjid secara keseluruhan adalah sebesar 4,41. Dimana rata-rata tersebut termasuk kedalam interval dengan kategori baik. Kemudian rata-rata manajemen keuangan masjid secara keseluruhan adalah sebesar 4,42. Dimana rata-rata tersebut termasuk kedalam interval dengan kategori baik. Jadi, dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas, transparansi, dan manajemen keuangan masjid besar kota Palembang secara keseluruhan dapat dikategorikan baik, jika dilihat dari jawaban responden.

Uji Simultan (Uji F)

Tabel 2

Hasil Uji Hipotesis Berganda ANOVAa

Model Sum of Squares Df

Mean Square F Sig.

1 Regression 1211,875 2 605,937 17,210 ,000b Residual 528,125 15 35,208

Total 1740,000 17

a. Dependent Variable: Manajemen Keuangan(Y) b. Predictors: (Constant), Transparansi(X2), Akuntabilitas(X1)

Berdasarkan tabel ANOVA diatas, didapat bahwa F hitung sebesar 17,210 dengan tingkat

probabilitas signifikansi sebesar 0,00 lebih kecil dari standar nilai signifikansi sebesar 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima yang berarti variabel akuntabilitas dan transparansi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap manajemen keuangan masjid.

Uji Parsial (Uji T)

Tabel 3

Hasil Uji Hipotesis

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) ,683 14,307 ,048 ,963

Akuntabilitas(X1) 1,142 ,505 ,819 2,262 ,039

Transparansi(X2) ,023 ,488 ,017 ,048 ,963

a. Dependent Variable: Manajemen Keuangan(Y) Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa T hitung untuk akuntabilitas sebesar 2,262 dengan tingkat

probabilitas signifikansi sebesar 0,039 lebih kecil dari level signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima yang berarti variabel akuntabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen keuangan masjid. Sedangkan T hitung untuk transparansi sebesar 0,048 dengan tingkat probabilitas signifikansi sebesar 0,963 lebih besar dari level signifikansi 0,05

Page 308: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 297

sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis ditolak yang berarti variabel transparansi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen keuangan masjid.

Koefisien Determinasi

Tabel 4

Hasil Uji Korelasi dan Koefisien Determinasi Model Summary

M

odel R R Square

Adjusted R

Square

1 ,835a ,696 ,656

a. Predictors: (Constant), Transparansi(X2), Akuntabilitas(X1)

b. Dependent Variable: Manajemen Keuangan(Y)

Berdasarkan tabel diatas diketahui nilai korelasi antara variabel independen dengan variabel dependen sebesar 0,835 artinya terdapat hubungan yang sangat erat antara variabel akuntabilitas (X1), variabel transparansi (X2) dengan variabel manajemen keuangan masjid (Y).

Kemudian diperoleh nilai R square (Koefisien Determinasi) sebesar 0,696 artinya variabel akuntabilitas (X1), variabel transparansi (X2) mempengaruhi variabel manajemen keuangan masjid (Y) sebesar 69,6%. Hal ini berarti sekitar 69,6% manajemen keuangan masjid dapat dijelaskan oleh variabel akuntabilitas (X1) dan variabel transparansi (X2), sedangkan sisanya sebesar 30,4% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar penelitian ini seperti sistem pengendalian intern, penerapan PSAK No.45, penerapan PSAK No 109 dan lain sebagainya.

4. SIMPULAN

Berdasarkan pembahasan tentang Pengaruh akuntabilitas dan transparansi terhadap manajemen keuangan masjid pada masjid besar kota Palembang, maka penulis menyimpulkan bahwa:

a) Akuntabilitas pada masjid besar kota Palembang secara keseluruhan dapat dikategorikan baik dengan nilai rata-rata jawaban dari 18 responden adalah sebesar 4,47. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa masjid besar kota palembang memiliki potensi untuk menjadi masjid yang makmur, mandiri, dan mampu mensejahterakan masyarakat secara luas seperti fungsi masjid pada zaman Rasulullah Sallahu Alaihi Wassalam.

b) Transparansi pada masjid besar kota Palembang secara keseluruhan dapat dikategorikan baik dengan nilai rata-rata jawaban dari 18 responden adalah sebesar 4,41. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa masjid besar kota palembang memiliki potensi untuk menjadi masjid yang makmur, mandiri, dan mampu mensejahterakan masyarakat secara luas seperti fungsi masjid pada zaman Rasulullah Sallahu Alaihi Wassalam.

c) Manajemen keuangan pada masjid besar kota Palembang secara keseluruhan dapat dikategorikan baik dengan nilai rata-rata jawaban dari 18 responden adalah sebesar 4,42. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa masjid besar kota palembang memiliki potensi untuk menjadi masjid yang makmur, mandiri, dan mampu mensejahterakan masyarakat secara luas seperti fungsi masjid pada zaman Rasulullah Sallahu Alaihi Wassalam.

d) Akuntabilitas dan transparansi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap manajemen keuangan masjid. Hal ini berarti apabila akuntabilitas dan transparansi menjadi suatu kesatuan yang semakin baik, maka manajemen keuangan masjid juga akan semakin baik. Selain itu, akuntabilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap manajemen keuangan masjid. Hal

Page 309: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 298

ini berarti semakin baik akuntabilitas pada masjid, maka manajemen keuangan masjid juga akan semakin baik. Sedangkan transparansi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen keuangan masjid. Hal ini dikarenakan keterbukaan saja tanpa adanya rasa tanggung jawab dan kemampuan untuk mengelola sumber daya tentunya sulit untuk memperoleh hasil yang baik dan tentunya akan menjadi sia-sia karena pada dasarnya suatu entitas membutuhkan seorang yang memiliki kemampuan untuk mengemban amanah dan mampu bersifat terbuka.

5. REFERENSI [1] Eman, Suherman. 2012. Manajemen Masjid: Kiat Sukses Meningkatkan Kualitas SDM

Melalui Optimalisasi Kegiatan Umat Berbasis Pendidikan Berkualitas Unggul. Alfabeta:Bandung

[2] Fordebi, Adesy. 2016. Akuntansi Syariah:Seri Konsep dan Aplikasi Ekonomi dan Bisnis Islam. PT Raja Grafindo Persada:Jakarta

[3] Harahap, Sofyan, syafri. 2012. Teori Akuntansi. PT Rajagrafindo Persada:Jakarta.

[4] Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2000. Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba. Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45.DSAK-IAI. Jakarta.

[5] Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2000. Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.109.DSAK-IAI. Jakarta.

[6] Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 26 Tahun 2004 Tentang

Petunjuk Teknis Transparansi dan Akuntabilitas Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik.

[7] Mardiasmo. 2007. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. CV Andi Offset:Yogyakarta [8] Muhammad. 2007. Pengantar Akuntansi Syariah. PT Raja Grafindo Persada:Jakarta

[9] Nainggolan, Pahala. 2012. Akuntansi Keuangan Yayasan. PT Rajagrafindo Persada:Jakarta

[10] Purwanto, Sulistyastuti. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif. Gava Media:Yogyakarta.

[11] Ruknuddin, Ilman. 2016. Akuntabilitas Keuangan Masjid Dalam Perspektif Islam.

[12] Septiany, Jennifer. 2015. Pengaruh Akuntabilitas dan Transparansi Laporan Keuangan

Terhadap Manajemen Keuangan Masjid.

[13] Silvia, J. dan Ansar, M. 2011. Akuntabilitas Dalam Perspektif Gereja Protestan, Jurnal Simposium Nasional Akuntansi,Vol.14, No.9.

[14] Simanjuntak, Dahnil, Anzar. 2011. Akuntabilitas Dan Pengelolaan Keuangan Di Masjid,

Simposium Nasional Akuntansi XIVAceh 2011.

[15] Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif Dan R&D. Alfabeta:Bandung.

[16] Terry, Lewis. 2007. Practical Financial Management for NGOs:A Course Handbook Getting Basic Right, Taking the Fear Out Finance, alih bahasa Hasan Bachtiar, Cet.1. Pustaka Pelajar:Yogyakarta.

Page 310: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 299

PERLAKUAN AKUNTANSI PRODUK RUSAK CRUMB RUBBER DALAM MENETAPKAN HARGA POKOK PRODUKSI

( studi kasus pada PT Sunan Rubber Kertapati Palembang )

Annisa1, Henni Indriyani2 Universitas Bina Darma1,2

Jalan Jendral A.Yani No.12 Palembang Pos-el: [email protected], [email protected]

Abstract

This study aims to determine the accounting treatment of crumb rubber damaged products in determining the cost of production in PT Sunan Rubber Kertapati Palembang in 2016. This study uses primary and secondary data obtained from PT Sunan Rubber Kertapati Palembang. Data analysis technique used is descriptive qualitative and supported by quantitative in the form of production cost which become base in erhitungan cost of goods production. The results of this study show there is research of PT Sunan Rubber Kertapati Palembang obtained the existence of damaged products that are normal sold behavior. The accounting treatment for damaged products at PT Sunan Rubber Kertapati Palembang was not recorded and also not reported in the cost of production report as a reduction in factory overhead costs. Keywords : the reject product, accounting treatment of the reject product

1. PENDAHULUAN

Kemajuan teknologi sekarang ini semakin hari semakin berkembang menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin ketat. Maka perusahaan harus lebih berupaya dalam mengefektifkan dan mengefisiensi waktu serta biaya yang akan di pergunakan demi mencapai suatu produk yang berkualitas dan memenuhi kuantitas yang di targetkan. Kualitas artinya perusahaan harus mampu menghasilkan produk atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Kuantitas artinya perusahaan harus mampu memproduksi produk dalam jumlah tertentu yang sudah di tetapkan dalam perusahaan.

Setiap produksi atau pengolahan produk di suatu perusahaan khususnya dalam perusahaan manufaktur tidak dapat dihindari dari adanya kendala yang menyebabkan adanya produk rusak maka akan timbul permasalahan dalam perhitungan harga pokok produksinya. Kendala yang sering terjadi yaitu disebabkan oleh kelalaian yang dilakukan karyawan dan kurangnya pengawasan yang optimal terhadap proses produksi atau pengolahan tersebut. Hal ini sangat berpengaruh terhadap standar kualitas atau mutu dari produk tersebut. Selain itu adanya produk rusak dapat menimbulkan permasalahan dalam perhitungan harga pokok produk.Produk rusak ( spoiled good ) merupakan produk gagal yang secara teknis atau secara ekonomis tidak dapat diperbaiki menjadi produk yang sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan suatu perusahaan, walaupun secara teknis dapat di perbaiki akan mengakibatkan tingginya biaya perbaikan dibandingkan dengan kenaikan nilai atau manfaat adanya perbaikan. Jika perusahaan akan memperbaiki produk rusak tersebut akan menambah biaya produksinya kembali (total biaya produksi meningkat) tetapi tidak memberi nilai tambah pada perusahaan.

PT Sunan Rubber Kertapati Palembang adalah perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang industri penggolahan karet mentah yang dimulai dengan menggiling slab karet menjadi blanket yang siap diolah menjadi produk crumb rubber. Dengan banyaknya jumlah yang diproduksi, tidak sedikit

Page 311: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 300

juga hasil produk yang diproduksi namun hasilnya tidak sesuai dengan standar mutu dari produk crumb rubber untuk dijual kepada konsumen.

2. LANDASAN TEORI Akuntansi Biaya

Menurut Firdaus dan Wasilah (2012: 4) akuntansi biaya adalah bagian dari akuntansi manajemen di mana merupakan salah satu dari bidang khusus akuntansi yang menekankan pada penentuan dan pengendalian biaya. Akuntansi biaya juga merupakan bidang khusus akuntansi yang berkaitan dengan akumulasi dan analisis biaya untuk penentuan harga pokok produk yang dihasilkan, serta untuk membantu manajemen dalam perencanaan, pengendalian, dan pengambil keputusan.” Harga Pokok Produksi

Menurut Sofia dan Septian (2014: 21) harga pokok produksi adalah biaya barang yang dibeli untuk diproses sampai selesai, baik sebelum maupun selama periode berjalan. Semua biaya ini adalah biaya persediaan. Biaya persediaan yaitu semua biaya produk yang dianggap sebagai aktiva dalam neraca ketika terjadi dan selanjutnya menjadi harga pokok penjualan ketika produk itu dijual. Biaya produksi tergolong menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik.” Tujuan Penentuan Harga Pokok Produksi

Menurut Mulyadi (2014: 10) tujuan harga pokok produksi adalah: Biaya produksi merupakan salah satu data yang dipertimbangkan selain data non produksi dalam penentuan harga jual produk yang dipasarkan. Untuk menentukan relisasi biaya produksi, Menghitung laba rugi bruto perusahaan pada periode tertentu, Menentukan harga pokok produk dalam proses dan produk selesai yang disajikan dalam neraca. Biaya Bahan Baku

Pricilia (2014) menyatakan biaya bahan baku adalah harga perolehan dari bahan baku yang dipakai dalam pengolahan produk. Biaya bahan baku adalah seluruh biaya yang dikeluarkan pada awal proses produksi sampai dengan bahan siap untuk digunakan yang meliputi harga bahan, biaya angkut, penyimpanan dan lain-lain. Tenaga Kerja Langsung

Mulyadi (2014:343) menyatakan biaya tenaga kerja langsung adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja tersebut. Dalam metode harga pokok proses tidak dipisahkan antara biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung, tetapi dikelompokkan menurut departemen yang ada pada perusahaan. Biaya Overhead Pabrik

pricilia (2014) menyatakan bahwa pengertian biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik pada metode harga pokok proses meliputi semua biaya produksi di departemen produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja, ditambah semua biaya pada departemen pembantu yang ada di pabrik. Produk Rusak

Firdaus dan Wasilah (2012: 63) mengemukakan “produk rusak adalah produk-produk yang tidak memenuhi standar produksi dan tidak memenuhi proses lebih lanjut untuk memperbaiki produk-produk tersebut. Produk rusak berbeda dengan sisa bahan karena sisa bahan merupakan bahan yang

Page 312: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 301

mengalami kerusakan dalam proses produksi, sehingga belum sempat menjadi produk, sedangkan produk rusak merupakan produk yang telah menyerap biaya bahan, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.” Perlakuan Akuntansi untuk Produk Rusak

Menurut Sofia dan Septian (2014: 110) mengemukakan “perlakuan akuntansi untuk produk rusak tergantung pada jenis dan penyebabnya: a) Produk rusak yang disebabkan oleh pelanggan seperti pergantian spesifikasi setelah produksi

dimulai. Jika produk rusak terjadi karena kesalahan pelanggan, maka hal tersebut tidak boleh dianggap sebagai biaya mutu.

b) Produk rusak yang disebabkn oleh kegagalan internal seperti kecerobohan karyawan atau rusaknya peralatan. Jika produk rusak terjadi karena kegagalan internal, biaya yang tidak tertutup dari penjualan produk rusak sebaiknya dibebankan ke pengendalian overhead pabrik dan dilaporkan secara periodik kepada manajemen.

Mulyadi (2014: 116) rumus harga pokok produk rusak : Biaya Produksi x Produk Rusak Unit yang diproduksi

3. METODE PENELITIAN Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah PT Sunan Rubber Kertapati Palembang yang beralamat di Jln, Abikusno Cokroyuso RT, 25 Kelurahan Kemang Agung, Keramasan, Kertapati Palembang. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif berupa gambaran umum dari perusahaan dan data kuantitatif yang berupa biaya produksi dan metode perhitungan perlakuan akuntansi pada produk rusak. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Data primer yang digunakan penulis adalah wawancara yang berupa tanya jawab langsung dengan pihak-pihak yang terkait. Data sekunder yang penulis kumpulkan dari pihak internal perusahaan 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum PT Sunan Rubber Kertapati Palembang

PT Sunan Rubber Kertapati Palembang didirikan tahun 1949, dengan akta notaries C. Maathius di palembang, dengan nomor 35 tanggal 28 juni 1949 dengan akta nomor 39 tanggal 22 Desember 1949, dengan nama “NV Sunan Handdle Maatchappy” (Sunan Rubber Tradingss Company Limited). Kantor perusahaan terletak dijalan Depaten Baru (Sekanak) nomor 25-27 Palembang, pabriknya beroperasi dijalan Abikusno Cokrosuyoso RT 25, Kelurahan Kemang Agung, Keramasan, Kertapati, Palembang.

Page 313: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 302

Hasil Penelitian Tabel 1

Daftar Biaya Bahan Baku Langsung

Bahan Baku Langsung Biaya

Lateks/Karet Mentah Rp 645.695.281.500

Jumlah Rp. 645.695.281.500

Sumber : PT Sunan Rubber Kertapati Palembang

Biaya bahan baku langsung adalah biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan bahan yang membentuk integral produk jadi dan dapat dimasukan langsung dalam perhitungan biaya produksi. berikut ini disajikan daftar biaya bahan baku langsung yang dibutuhkan untuk memproduksi 38.608.500 crumb rubber selama tahun 2016

Tabel 2 Daftar Biaya Tenaga Kerja

No Uraian Biaya

1 Upah Tenaga Kerja Langsung

Rp. 15.436.989.850

Sumber : PT Sunan Rubber Kertapati Palembang

Untuk mengelolah bahan baku sampai menjadi produk jadi dibutuhkan adanya tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengelolah bahan baku menjadi produk jadi.

Tabel 3 Daftar Biaya Overhead Pabrik

No Uraian Biaya 1 Bahan baku tidak langsung Rp. 1.824.634.600 2 Tenaga kerja tidak langsung Rp. 2.928.951.962 3 Asuransi Rp. 35. 100.000 4 Biaya tak langsung lainnya Rp. 19.412.221.021 5 Pemeliharaan mesin Rp. 1.038.858.000 Jumlah Rp. 25.239.765.583

Sumber : PT Sunan Rubber Kertapati Palembang, 2016

Produk Rusak Jumlah total produksi crumb rubber di PT Sunan Rubber Kertapati Palembang selama tahun 2016

adalah 38.608.500 kg. Jumlah produk rusak selama tahun 2016 adalah sebanyak 171,428 kg. Berikut ini Biaya produksi untuk setiap satu kilogram crumb rubber. Harga pokok produksi :Rp.436.196.345.433,- Penjualan produk rusak : Rp. 2.185.707.000,-

Page 314: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 303

Biaya produksi tiap satu kilogram Crumb rubber : Rp. 434.010.638.433,- 38.608.500 : Rp. 11.241,- Biaya produksi untuk setiap satu kilogram crumb rubber adalah sebesar Rp. 11.241,-. Total biaya produksi dari setiap produk rusak selama tahun 2016 adalah Rp.11.241,- x 171.428

kg crumb rubber = Rp. 1.927.022.148,- sedangkan total biaya produksi dari produk yang baik selama tahun 2016 adalah sebesar Rp. 11.241,- x 38.608.500 kg = Rp. 433.998.148.500,-.

PT Sunan Rubber Kertapati Palembang langsung menjual produk rusak tersebut kepasar lokal yaitu pada pengusaha pengerajin sepatu dan sendal dengan harga Rp. 12750,- per kg crumb rubber . Total penjualan produk rusak tersebut adalah Rp. 12.750,- x 171.428 kg = Rp. 2.185.707.000,-.

Pencatatan Produk Rusak Produksi di PT Sunan Rubber Kertapati Palembang

PT Sunan Rubber Kertapati Palembang tidak melakukan perhitungan harga pokok produksi yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya. PT sunan Rubber Kertapati Palembang tidak mencermati dengan teliti perhitungan harga pokok produksi tersebut terutama menyangkut perlakuan akuntansi produk rusak yang dihasilkan.

Perbandingan Laba Kotor Tahun 2016

Berdasarkan Proses di PT Sunan Rubber Kertapati Palembang Dengan Menurut Konsep Akuntansi Biaya

Uraian PT Sunan Rubber

Kertapati Palembang Konsep Akuntansi

Biaya Penjualan Penjualan Produk Rusak Total Penerimaan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor

Rp. 713.485.080.000,- -

Rp. 713.485.080.000,- Rp. 399.517.052.433 Rp. 313.968.027.567,-

Rp. 713.485.080.000,- 2.185.707.000,-

Rp. 715.670.787.000,- Rp. 397.331.345.933 Rp. 318.339.441.067,-

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa perhitungan laba kotor yang dilakukan oleh PT Sunan

Rubber Kertapati Palembang berbeda dengan perhitungan laba kotor menurut konsep akuntansi biaya. Dalam konsep akuntansi biaya hasil penjualan produk rusak dimasukan pendapatan lain-lain. Maka laba kotor perusahaan akan berbeda dengan konsep akuntansi biaya. Pada perusahaan PT Sunan Rubber Kertapati Palembang laba kotor sebesar Rp. 313.968.027.567,-sedangkan menurut konsep akuntansi biaya laba kotor sebesar Rp. 318.339.441.067,-

Penilaian produk rusak produksi di PT Sunan Rubber Kertapati Palembang

Konsep akuntansi biaya memasukan nilai penjualan produk rusak tersebut kedalam perhitungan harga pokok produksi. Nilai penjualan produk rusak tersebut dihitung sebagai pengurangan biaya overhead pabrik yang mengurankan besarnya harga pokok penjualan. Selisi antara perhitungan harga pokok produksi yang dihitung oleh PT Sunan Rubber Kertapati Palembang dengan perhitungan harga produksi menurut akuntansi biaya adalah sebesar Rp 2.185.707.000,-.

Page 315: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 304

Pelaporan produk rusak di PT Sunan Rubber Kertapati palembang Pelaporan produk rusak PT Sunan Rubber Kertapati Palembang tidak secatat sebagai penambahan

penerimaan perusahaan dan juga tidak dilaporkan, sedangkan menurut konsep akuntansi biaya pelaporan produk rusak dilaporkan ke dalam laporan harga pokok produksi sebagai pengurangan biaya overhead pabrik.

5. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilaksanakan terhadap perlakuan akuntansi produk rusak crumb rubber pada PT Sunan Rubber Kertapati Palembang maka ditarik kesimpulan sebagai berikut: a) PT Sunan Rubber Kertapati Palembang diketahui adanya produk rusak. Selama tahun 2016

presentase produk rusak sebesar 0,49%. PT Sunan Rubber Kertapati Palembang terdapat produk rusak yang laku dijual dan hasil penjualannya tidak dilaporkan dalam laporan harga pokok produksi. sedangkan berdasarkan konsep akuntansi biaya produk rusak itu dicatat sebagai biaya overhead pabrik.

b) PT Sunan Rubber Kertapati Palembang tidak memasukan hasil penjualan produk rusak kedalam perhitungan harga pokok poduksi. Selisi tersebut tidak dibebankan ke dalam biaya overhead pabrik karena perusahaan beranggapan bahwa hasil dari penjualan produk selesai yang baik telah mendapatkan keuntungan usaha yang besar.

Saran

Berdasarkan hasil dari kesimpulan diatas, penulis akan mencoba memberikan beberapa saran, yaitu : a) Perusahaan sebaiknya mengakui penjualan produk rusak sebagai pengurangan biaya overhead

pabrik agar perhitungan terhadap PPH badan menjadi benar. b) Perusahaan sebaiknya melakukan pengklasifikasian, produk baik dan produk rusak dan faktor-

faktor penyebab kerusakan produk. Selanjutnya, hasil pengelompokkan ini dapat membantu menetapkan perlakuan akuntansi yang akan diterapkan pada produk rusak tersebut.

6. REFERENSI

[1] Bustami, Bastian dan Nurlela. 2010. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Graha Ilmu.

[2] Firdaus Ahmad Dunia dan Wasilah Abdullah. 2012. Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba Empat.

[3] Glassie L.A.D Maringka. 2014. Analisi Perlakuan Akuntansi Terhadap Produk Rusak Dalam

Perhitungan Harga Pokok Produksi pada UD. Gladys Bakery Maumbi Manado .https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/4413 (diakses 24 april 2017)

[4] Karouw Christy P.A, Jantje J. Tinangon, Novi Budiarso. 2016. Perlakuan Akuntansi

Terhadap Produk Rusak Dalam Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada CV. Pulau Siau. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/12378 (diakses 25 april 2017).

[5] Mulyadi. 2014. Akuntansi Biaya. Edisi 5, Cetakan ketiga belas. Yogyakarta: UPP STIM

YKPN. [6] Nasution, Nur. 2010. Manajemen Mutu Terpadu. Bogor: Ghalia Indonesia. [7] Pricilia G Linting & Jantje J. Tinangon. 2014. Perlakuan Akuntansi Terhadap Produk Rusak

pada PT Pabrik Gula Gorontalo. https:

Page 316: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 305

//ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/4421 (diakses 24 april 2017). [8] Sanusi, Anwar. 2011 .Metodologi Penelitian Bisinis. Jakarta: Salemba Empat. [9] Siregar, Suripto, Hapsoro, Widodo Lo, Herowati, Kusumasari, Nurofik. 2014. Akuntansi

Biaya. Jakarta: Salemba Empat. [10] Suharyadi Purwanto S.K. 2016. Statistika. Jakarta: Salemba Empat.

[11] Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabert.

[12] Sofia Prima Dewi dan Septian Bayu Kristanto. 2014. Akuntansi Biaya. Bogor: penerbit IN

MEDIA.

[13] Willam K. Carter. 2013. Akuntansi Biaya. Jakarta: Salembah Empat

Page 317: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 306

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI BIAYA LINGKUNGAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL PADA PUSKESMAS TIMBANGAN KABUPATEN

OGAN ILIR

Siti Hikma Rukmana 1, Yeni Widyanti 2

Universitas Bina Darma 1,2 Jalan Jenderal Ahmad Yani No.03 Palembang

E–Mail : [email protected], [email protected]

Abstract

The purpose of this research is to know how the process of waste management, social responsibility and also analyze how the puskesmas identifies, recognizes, measures, records and presents and discloses environmental costs on government financial statements. This research is a qualitative research using interview and observation in the field. The data taken in the form of words and actions as the primary source, while the documentation or records written in the field as a secondary source. The result of this research is that the puskesmas already manage the waste well. By way of managing waste Puskesmas can be said to have done social responsibility to the surrounding environment. As for the recording of its environmental accounting, in recognizing the cost is included as a component of personnel expenditure either direct personnel expenditure or indirect employee expenditure. Puskesmas in measuring the environmental cost (in terms of waste processing operational costs) amounted to the cost of rent which is referred to as the acquisition price referring to the realization of last year (Historical Cost). The presentation together with similar costs in government financial statements. And the disclosure goes into the notes to the government health reports of puskesmas. Keywords: Environmental Accountin,. Environmental costs, Waste Treatment Costs, Application of Environmental Cost Accounting. 1. PENDAHULUAN

Kesehatan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dari mutu kehidupan dalam pembangunan nasional untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi masyarakat untuk memperoleh derajat kesehatan yang optimal yang diwujudkan antara lain dengan membangun Puskesmas di seluruh Indonesia (Pasal 3 Undang-Undang Kesehatan No.23 tahun 1992). Tidak hanya dari segi tersedianya tenaga kesehatan yang handal dan lingkungan yang bersih dan sehat, tetapi juga dari segi kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pemerintah.

Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatnya kesehatan perorangan, keluarga, kelompok ataupun masyarakat (Keputusan MKRI No. 128/MENKES/SK/II/2004). Puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu. Dalam pelaksanaan fungsional puskesmas dibutuhkan efektivitas kinerja pegawai yang baik dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk meningkatkan kesehatan.

Perkembangan jaman yang begitu cepat baik perkembangan teknologi maupun ekonomi baik secara regional maupun global, memberikan perubahan pula terhadap lingkungan yang mengakibatkan suatu permasalahan lingkungan bagi kehidupan. Kerusakan lingkungan yang terjadi tidak hanya

Page 318: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 307

disebabkan oleh lingkungan itu sendiri, tetapi kerusakan tersebut kemungkinan besar dapat pula terjadi akibat dari kegiatan manusia. Kerusakan lingkungan akibat ulah manusia biasanya melalui aktivitas-aktivitas mereka untuk menunjang hidup yakni melalui aktivitas bisnis. Aktivitas bisnis dalam skala besar berbentuk sebuah perusahaan.

Di indonesia pengungkapan mengenai akuntansi lingkungan masih belum diatur secara khusus dalam standar akuntansi. Pelaporan biaya lingkungan dalam laporan tahunan puskesmas masih bersifat sukarela. Begitupun jika instansi pemerintahan yang berpotensi dapat menghasilkan limba, pada PSAP No. 1 Tahun 2010 di jelaskan bahwa perusahaan atau organisasi lainnya dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti penyajian laporan tentang lingkungan hidup termasuk juga biaya pengelolahan limbah di dalamnya.

Konsep akuntansi lingkungan sebenarnya sudah dikembangkan sejak 1970-an di Eropa. Konsep itu muncul akibat tekanan organisasi non pemerintah (lembaga swadaya masyarakat) dan meningkatnya efisiensi pengelolaan lingkungan. Artinya mulai dilakukan penghitungan dan penilaian lingkungan dari sudut biaya (environmental costs) dan manfaat atau efek (economic benefit).

Akuntansi lingkungan merupakan perkembangan dari akuntansi sosial sebagai bentuk tanggung jawab sosial pada bidang ilmu akuntansi yang berfungsi untuk pengidentifikasi, pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapkan akuntansi lingkungan. Dalam pengelolahan limbah, puskesmas perlu menerapkan akuntansi lingkungan untuk mendukung kegiatan operasional terutama dalam pengelolahan limbah sehingga akuntansi lingkungan ini akan menjadi kontrol terhadap tanggung jawab puskesmas.

Penerapan akuntansi lingkungan juga bertujuan untuk mengetahui seberapa besar biaya lingkungan yang dikeluarkan dalam mengelolah limbah tersebut dengan menggunakan sistem akuntansi sehingga dapat meminimalkan biaya yang dikeluarkan, dapat mengontrol tanggung jawab puskesmas dalam menjaga lingkungan sekitarnya.

Dalam pengelolahan dan penanganan limbah ini memerlukan perhitungan biaya melalui perlakuan akuntansi yang tersistematis dengan baik. Perlakuan akuntansi lingkungan meliputi proses pengidentifikasi, pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan informasi perhitungan biaya pengelolahan limbah pada puskesmas. Hal ini merupakan masalah akuntansi yang menarik untuk dilakukan peneliti karena biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengelolahan limbah ini nantinya akan disajikan kedalam laporan keuangan pemerintahan sebagai bentuk pertanggungjawaban puskesmas.

Berdasarkan uraian diatas dalam penulisan ini, penulis tertarik untuk mengambil judul “Analisis Penerapan Akuntansi Biaya Lingkungan Terhadap Tanggung Jawab Sosial Pada Puskesmas Timbangan Kabupaten Ogan Ilir”.

2. METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada sebuah perusahaan yang bergerak

dibidang jasa kesehatan yaitu Puskesmas Simpang Timbangan yang terletak di Jalan Lintas Timur Sumatera KM.32 Kelurahan Timbangan Kabupaten Ogan Ilir. Operasional Variabel Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu :

1. Variabel Independen (variabel X) Variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Pada penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah Pengakuan, Pengukuran, Pencatatan, Penyajian dan Pengungkapan biaya lingkungan.

2. Variabel Dependen (variabel Y)

Page 319: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 308

Variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel dependen disini yaitu tanggung jawab sosial.

Analisis Data

Dalam penelitian ini, data diperoleh dengan cara wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif. Sanusi (2012:115) mengatakan bahwa teknik analisis yang digunakan untuk membandingkan teori-teori yang diperoleh dari literatur yang dibaca dengan fakta-fakta yang ada dilapangan.

3. HASIL Penerapan Akuntansi Biaya Lingkungan Pada Puskesmas Timbangan Kabupaten Ogan Ilir

Puskesmas menggambaran pengambilan keputusan dari suatu puskesmas itu tergantung dari puskesmas itu sendiri untuk menggunakan informasi yang di hasilkan dari informasi biaya lingkungan. Biaya lingkungan merupakan biaya yang di keluarkan puskesmas untuk mencegah akan terjadinya kerusakan lingkungan sekitar atau biaya yang di keluarkan jika terjadi kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh limbah suatu puskesmas. Hal ini juga diungkapkan oleh Ibu Aulia selaku staff pengelolahan limbah, bahwa:

“Biaya lingkungan timbul sebagai biaya-biaya atas operasional puskesmas yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan di lingkungan sekitar puskesmas. Biaya lingkungan juga di keluarkan jika lingkungan disekitar rusak ataupun tercermar akibat limbah dari operasional puskesmas ini sendiri baik dampak untuk lingkungannya maupun dampak sosial akibat kegiatan operasional puskesmas”.

Sedangkan limbah yang dihasilkan puskesmas timbangan ada 2 bagian yaitu limbah padat dan limbah cair, hal ini berdasarkan wawancara dengan Ibu Aulia mengungkapkan bahwa :

“Limbah yang dihasilkan berupa limbah padat dan limbah cair. Limbah padat dan cair hasil dari operasional puskesmas”.

Dalam mengelolah biaya lingkungan, terdapat biaya-biaya yang di keluarkan oleh pihak Puskesmas Timbangan, berdasarkan hasil penelusuran bahwa biaya lingkungan di kelompokkan dalam sub biaya yang sejenis dalam laporan keuangan umum puskesmas. Hal ini di ungkapkan oleh Ibu Sukmawati selaku bagian bendahara bahwa:

“Biaya yang dikeluarkan untuk pengelolahan limbah puskesmas oleh puskesmas di jadikan satu dalam laporan keuangan umum yang di buat puskesmas berupa biaya belanja pegawai tidak langsung, belanja pegawai langsung dan belanja pegawai barang dan jasa.

Berikut ini perbandingan antar biaya lingkungan yang dikeluarkan Puskesmas Timbangan Kabupaten Ogan Ilir dengan teori yang ada (Susenohaji, 2002). Dari hasil perbandingan diatas dapat diketahui bahwa biaya-biaya lingkungan yang dikeluarkan puskesmas dalam melakukan klasifikasi biaya lingkungan sama seperti yang diidentifikasi oleh Susenohaji. Proses klasifikasi atas biaya lingkungan yang dilakukan oleh Puskesmas Timbangan sesuai dengan standar, artinya proses klasifikasi atas biaya lingkungan belum dilakukan dengan baik karena standar yang digunakan adalah SAP bukan SAK. Biaya Lingkungan Dan Komponen Yang Termasuk Di Dalamnya

Biaya lingkungan adalah biaya yang dikeluarkan puskesmas berhubungan dengan kerusakan lingkungan yang di timbulkan dan perlindungan yang di lakukan. Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok ataupun masyarakat. Kegiatan sosial yang dilaksanakan oleh puskesmas sebagai berikut :

a) Pelayanan KIA/KB.

Page 320: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 309

b) Pelayanan Pemeriksaan dan Pengobatan serta Rujukan. c) Pelayanan Imunisasi. d) Penyuluhan Kesehatan. e) Lain-lain.

Selain Pembiayaan/operasional usaha dan jasa layanan dan ada juga pembiayaan puskesmas

bersumber dari Anggaran sebagai berikut: Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir dalam pelaksanaan Alokasi Dana mengalokasikan anggaran yang cukup besar dengan anggaran sebesar Rp.6.627.730.000,- dari Pembiayaan usaha dan jasa pelayanan, APBD, APBN dan BPJS kesehatan 2016 yang diterima kabupaten untuk dikelola secara mandiri oleh puskesmas di Kabupaten Ogan Ilir, dan Alokasi Dana Puskesmas ini diberikan sesuai dengan porsi puskesmas masing-masing selama 1 (satu) tahun.

Adanya biaya-biaya lingkungan yang dikeluarkan menurut Puskesmas Timbangan Kabupaten Ogan Ilir sebagai berikut: Biaya lingkungan menurut Puskesmas bahwa Anggaran yang dikeluarkan 2016 berjumlah Rp.1.546.174.950,- dalam hal ini sumber biaya yang dikeluarkan berasal dari biaya gaji karyawan, biaya gaji karyawan incenerator, biaya pembelian minyak tanah, biaya pembayaran pihak ketiga dan biaya listrik mesin Incenerator selama 1 (satu) tahun.

Pengakuan Biaya Lingkungan Puskesmas Timbangan Kabupaten Ogan Ilir

Pengakuan berhubungan dengan masalah transaksi akan di catat atau tidak ke dalam sistem pencatat, sehingga pada akhirnya transaksi tersebut akan berpengaruh pada laporan keuangan puskesmas. Puskesmas Timbangan Kabupaten Ogan Ilir mengakui elemen tersebut sebagai biaya apabila sudah memberikan manfaat bagi pihak puskesmas Hal ini sesuai dengan yang di ungkapkan oleh Ibu Sukmawati selaku bagian bendahara bahwa :

“Alokasi biaya pengelolahan limbah diambil dari anggaran biaya tahunan dan baru bisa disebut biaya apabila sudah digunakan dan memberikan manfaat pada periode ini, meskipun kas belum dIkeluarkan. Seperti pembayaran gaji, dan upah”.

Alokasi biaya itu artinya pihak puskesmas menggunakan metode pengakuan akrual basis, dimana pengakuannya terjadi saat pihak puskesmas sudah mendapatkan manfaat dari adanya sebuah transaksi tersebut meskipun transaksi itu belum dilakukan pembayaran secara tunai atau cash.

Pengukuran Biaya Lingkungan Puskesmas Timbangan Kabupaten Ogan Ilir

Puskesmas Timbangan Kabupaten Ogan Ilir dalam mengukur biaya lingkungan (dalam hal biaya pengelolahan limbah) menggunakan harga perolehan berdasarkan biaya yang di keluarkan dan di ambil dari realisasi anggaran periode sebelumnya. Hal ini di dasarkan atas pernyataan dari Ibu Aulia yang menyatakan bahwa :

“Dalam mengukur semua biaya limbah, puskesmas menggunakan harga perolehan. Sesuai yang sudah di keluarkan dan mengacu pada hasil realisasi anggaran periode sebelumnya karena hal itu lebih akurat. Kalau berbeda pun, nanti tidak akan jauh bedanya dengan realisasi anggaran pada periode ini”.

Pencatatan Biaya Lingkungan Puskesmas Timbangan Kabupaten Ogan Ilir

Pencatatan yang dilakukan oleh Puskesmas Timbangan Kabupaten Ogan Ilir pada tahun 2016 ini menggunakan metode akrual basis, pihak puskesmas pun membuat sebuah jurnal atas kegiatan pengelolahan limbah tersebut.

Untuk jurnal yang di catat oleh pihak puskesmas berkaitan dengan kegiatan pengelolahan limbah, pada tahun ini sudah menggunakan metode akrual basis. Pada tahun sebelumnya masih menggunakan metode cash toward accrual. Untuk tahun ini sudah menggunakan full akrual basis, pada saat akhir

Page 321: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 310

bulan mengakui biaya gaji maupun biaya honor untuk pihak ketiga sebagai hutang. Baru pada awal bulan saat pembayaran gaji akan di akui sebagai bank yang artinya pembayaran gaji sudah di lakukan melalui bank. Begitupun dengan biaya listrik untuk mesin pengelolahan limbah, pada akhir bulan di akui sebagai hutang. Pada awal bulan saat pembayaran listrik akan di akui sebagai bank yang artinya pembayaran listrik sudah di bayarkan melalui bank. Sedangkan minyak tanah untuk mesin pengelolahan limbah padat, puskesmas mencatatnya sebagai belanja barang dan jasa pada kas di bendahara pengeluaran.

Penyajian Biaya Lingkungan Puskesmas Timbangan Kabupaten Ogan Ilir

Puskesmas Timbangan untuk biaya lingkungan disajikan bersama-sama dengan biaya lain-lainnya yang sejenis ke dalam sub belanja pegawai tidak langsung, sub belanja pegawai langsung dan belanja barang dan jasa serta dilaporkan kedalam Neraca, Laporan Operasional dan Laporan Realisasi Anggaran. Puskesmas tidak menyajikan biaya lingkungan kedalam laporan khusus, tetapi ke dalam laporan keuangan umum.

Pengungkapan Biaya Lingkungan Puskesmas Timbangan Kabupaten Ogan Ilir

Puskesmas Timbangan mengungkapkannya dalam kebijakan akuntansi belanja. Catatan Atas Laporan Keuangan puskesmas tersebut berbunyi :

Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan di peroleh pembayarannya kembali oleh pemerintah”.

Keterangan dari Catatan Atas Laporan Keuangan tersebut menunjukkan bahwa biaya yang di keluarkan oleh Puskesmas Timbangan untuk mengelola limbahnya di jadikan satu dengan akun-akun yang serumpu seperti belanja pegawai dan juga belanja barang dan jasa. Meskipun pengungkapannya tidak secara langsung ataupun penyajian biaya lingkungan mereka tidak di khususkan namun pada kegiatan mereka sudah ada kegiatan mengenai pengelolahan limbah mereka.

Proses Pengelolahan Limbah Puskesmas

Limbah dari kegiatan operasional puskesmas timbangan kabupaten ogan ilir terdiri dari dua macam limbah. Limbah padat dan limbah cair. Dari kedua macam limbah tersebut tentu saja berbeda-beda cara pengelolahan limbahnya.

Proses pengelolahan limbah tentunya melalui beberapa tahapan. Berikut ini tahapan pengelolahan limbah padat dan limbah cair yang di hasilkan puskesmas timbangan kabupaten ogan ilir. a) Limbah padat medis

Langkah-langkah pengelolahan limbah : 1) Pengumpulan 2) Pengiriman 3) Pembakaran

b) Limbah cair Proses pengelolahan limbah cair bisa di katakan lebih rumit di banding dengan pengelolahan limbah padat. Dimana proses pengelolahan limbah cair melewati beberapa proses. Di puskesmas Timbangan sendiri pengelolahan limbah cair dengan cara membuang pada tempatnya

Tanggung Jawab Sosial Tanggung jawab sosial yang dimaksud pada penelitian ini adalah bagaimana mekanisme bagi

suatu organisasi untuk mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam

Page 322: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 311

operasinya berupa laporan keuangan pemerintahan. Selain bertanggung jawab berupa laporan keuangan puskesmas juga mengelolah lingkungan dengan cara membersihkan lingkungan disekitar puskesmas, mengadahkan pelayanan kesehatan dari desa ke desa dan penyuluhan penyakit dari Bantuan Operasional Kesehatan (BOK).

4. SIMPULAN a) Puskesmas Timbangan Kabupaten Ogan Ilir sudah menerapkan akuntansi biaya lingkungannya.

Biaya lingkungan tersebut dimasukkan pada biaya belanja pegawai langsung dan belanja pegawai tidak langsung. Puskesmas Timbangan Kabupaten Ogan Ilir sudah melakukan proses Pengidentifikasian, Pengakuan, Pengukuran, Pencatatan, Penyajian, dan Pengungkapan sesuai dengan standar. Namun proses klasifikasi atas biaya lingkungan belum dilakukan dengan baik, karena standar yang digunakan adalah SAP bukan SAK.

b) Puskesmas Timbangan Kabupaten Ogan Ilir mengakui biaya-biaya lingkungan yang terjadi sebagai biaya operasional. Pengakuan yang dilakukan oleh pihak Puskesmas Timbangan Kabupaten Ogan Ilir menggunakan harga perolehan (Historical Cost). Puskesmas Timbangan Kabupaten Ogan Ilir menyajikan biaya lingkungan dengan memasukkan komponen-komponen biaya lingkungan mereka pada laporan keuangan umum. Mencatat biaya-biaya lingkungan secara keseluruhan yakni dalam lingkup satu ruang rekening secara umum bersama rekening lain yang serumpun tersebut di sisipkan dalam sub-sub unit rekening biaya tertentu dalam laporan keuangannya. Puskesmas Timbangan Kabupaten Ogan Ilir sudah mengungkapkan adanya pengelolahan limbah pada Catatan Atas Laporan Keuangan mereka namun belum mengungkapkan secara khusus. Namun hal itu tidak melanggar Standar Akuntansi Pemerintahan yang ada, dikarenakan akuntansi lingkungan hanya bersifat sukarela.

5. DAFTAR RUJUKAN [1] Hansen dan Mowen. 2005. Management Accounting Buku 2. Jakarta : Salemba Empat.

[2] Hidayati, Nurul. 2016. Analisis Penerapan Akuntansi Biaya Lingkungan Pada PT.

Perkebunan Nusantara V Sei Rokan. Artikel Ilmiah: Fakultas Ekonomi Universitas Pasir Pengaraian Rokan Hulu.

[3] Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Penerbit Salemba

Empat.

[4] Ikhsan, Arfan. 2008. Akuntansi Lingkungan dan pengungkapannya. Yogyakarta : Graha Ilmu.

[5] Sanusi, Anwar. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

[6] Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi : Perekayasaaan Pelaporan Keuangan. Edisi III.

Yogyakarta : BPFE.

[7] Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Page 323: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 312

FRAUND PENTAGON DALAM MENDETEKSI KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN KEUANGAN DAN PERBANKAN DI

INDONESIA

Dopi Arisandi1, Verawaty2

Jalan Jenderal Ahmad Yani No.3 Palembang [email protected], [email protected]

Abstract This study aims to obtain empirical evidence regarding the accuracy of variable proxies of pentagon fraud in detecting fraudulent financial statements. The variables of pentagon fraud are financial stability proxied by ACHANGE, financial targets proxied with ROA, external pressure proxied by Leverage, institutional ownership proxied by OSHIP, ineffective monitoring proxied by BDOUT, external auditor quality proxied by KAP, organizational Structure proxied by SO, audit opinion, rationalization proxyed by TATA, directors change and frequent number of CEO's pictures proxied with the CEO. Detection of fraudulent financial statements in this study using F-score model. The results of this stud y indicate that financial stability, financial targets, external pressure, institutional ownership, ineffective monitoring, external auditor quality, organizational structure, audit opinion, rationalization, directors change have no effect in detecting fraudulent financial statements. While the frequent number of CEO's pictures has an influence in detecting financial report fraud. Keyword : Fraud Pentagon, Fraudulent Financial Statement

1. PENDAHULUAN Laporan keuangan merupakan pertanggungjawaban pimpinan atau pengurus kepada

pemiliknya selain itu juga sebagai informasi ekonomi yang sangat penting bagi pihak-pihak yang memerlukan dalam pengambilan keputusan. Tujuan utama diterbitkannya laporan keuangan perusahaan adalah ingin menunjukkan suatu keadaan perusahaan dalam kondisi terbaik, tidak hanya menyajikan angka-angka informasi yang disampaikan juga harus mengenai posisi keuangan dan kinerja suatu perusahaan yang nantinya akan digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi. Hal ini sering kali terjadi fraud dalam pelaporan keuangan yang akan menyesatkan investor dan pengguna laporan keuangan yang lain (Raharja, 2012)

Kecurangan akuntansi merupakan tindakan yang dilakukan secara sengaja oleh manajemen dengan suatu maksud dan tujuan tertentu, tindakan ini dapat mengurangi keakuratan laporan keuangan dan dapat memberikan informasi yang kurang tepat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Stabilitas keuangan perusahaan ketika berada dalam kondisi yang terancam, maka manajemen akan melakukan berbagai cara agar stabilitas keuangan perusahaan terlihat baik. Berbagai cara yang di maksudkan ini bisa jadi termasuk dalam melakukan kecurangan (Nugraha, 2015)

Menurut Association of Certified Froud Examiners ACFE (2016), fraud adalah tindakan penipuan atau kekeliruan yang dibuat oleh seseorang atau badan yang mengetahui bahwa kekeliruan tersebut dapat mengakibatkan beberapa manfaat yang tidak baik kepada individu atau entitas. Berdasarkan survei yang dilakukan Association of Certified Fraud Examiner ACFE tahun 2014 menunjukkan fakta bahwa sektor perbankan justru merupakan sektor yang terbanyak mengalami kasus fraud dibanding sektor-sektor yang lain.

Fenomena-fenomena kasus kec urangan dan penipuan pada perbankan yaitu penipuan atas jasa perbankan online (online banking) yang banyak terjadi di lingkungan perbankan dan penipuan atau penggelapan atas cek di mana hal ini terjadi ketika para pelaku memanipulasi cek untuk mencuri data dari rekening perusahaan (Hapsari, 2014). Kasus-kasus kecurangan pada Citybank yang melakukan

Page 324: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 313

praktik kecurangan yang dilakukan oleh Relationship Manager kepada nasabah A-List Citibank. Masalah berakar dari pelaku yang mendapat kepercayaan dari para nasabah yang kemudian disalahgunakan dan kerugian nasabah diperkirakan 17 miliar lebih. Kasus perbankan lainnya yaitu kasus tindakan kecurangan Bank Asiatic, Bank Dagang Bali, Bank Global, Bank BNI dan pada kasus Bank Century dimana terjadinya gagal kliring yang mengakibatkan dihentikannya perdagangan oleh BEI sampai dengan diambil alihnya bank Century oleh pemerintah dan sampai saat ini masih banyak kalangan yang menganggap bahwa kasus Bank Century belumlah terselesaikan secara tuntas (Andreas, 2014).

Kecurangan-kecurangan yang dilakukan perusahaan untuk memanipulasi laporan keuangan sering disebut dengan fraud, dan praktik kecurangan pelaporan keuangan itu tersendiri lebih dikenal dengan fraudulent financial reporting. Menurut Auditing and Assurance Services Arens, dkk (2011), mendefinisikan kecurangan pelaporan keuangan adalah salah saji yang disengaja, kelalaian dari jumlah atau pengungkapan dengan maksud untuk menipu pengguna laporan keuangan.

Kecurangan laporan keuangan diartikan sebagai kecurangan yang dilakukan oleh manajemen dalam bentuk salah saji material pada pelaporan keuangan dan dilakukan secara sengaja oleh manajemen. Hal ini jelas merugikan para investor karena informasi-informasi yang diberikan oleh manajemen menjadi bias. Informasi yang bias tersebut tentu saja menjadi informasi yang tidak valid atau tidak relevan untuk dipakai sebagai dasar di dalam pengambilan keputusan karena analisis yang dilakukan tidak berdasarkan informasi yang sebenarnya (Rachmawati, 2014).

Penelitian-penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Tessa dan Harto (2016), menunjukkan terdapat beberapa variabel yang berpengaruh secara signifikan dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan. Terdapat tiga variabel yang berpengaruh signifikan dalam mendeteksi terjadinya kecurangan laporan keuangan, antara lain financial stability, external pressure, dan frequent number of CEO’s picture. Variabel tersebut merepresentasikan dua elemen dalam Crowe’s fraud pentagon theory yaitu pressure dan arogansi. Variabel yang tidak berpengaruh signifikan adalah financial target, institusional ownership, ineffektif monitoring, kualitas auditor eksternal, change in auditor dan pergantian direksi perusahaan.

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Tessa dan Harto (2016), namun terdapat penambahan variabel-variabel fraud yaitu organizational structure, opini audit dan rationalization yang menganalisis adakah pengaruhnya dalam mendetekesi kecurangan laporan keuangan pada objek sektor keuangan dan perbankan. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul “fraud pentagon dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan pada perusahaan sektor keuangan dan perbankan di indonesia”.

2. METODOLOGI PENELITIAN Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Fact Book Tahun 2016. Operasional Variabel Variabel Independen

Menurut Sugiyono (2016), variabel independen (variabel bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini digunakan sebelas variabel independen yaitu:

1. Financial Stability (X1)

Financial stability diproksikan dengan rasio perubahan total aset (ACHANGE).

Page 325: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 314

ACHANG= (Total Aset t− Total Aset t−1)Total Aset t−1

2. Financial Target (X2)

Financial target diproksikan dengan rasio tingkat pengembalian aset (ROA).

ROA = 𝑁𝑁𝑀𝑀𝑖𝑖 𝐼𝐼𝑛𝑛𝐼𝐼𝑀𝑀𝐼𝐼𝑀𝑀𝑇𝑇𝑀𝑀𝑖𝑖𝑟𝑟𝑡𝑡 𝑅𝑅𝑟𝑟𝑟𝑟𝑀𝑀𝑖𝑖𝑟𝑟

3. External Pressure / Tekanan dari Dalam (X3)

External Pressure pada penelitian ini diproksikan dengan rasio leverage (LEV). Rasio leverage

dihitung dengan rumus Debt to Assets Ratio (DAR).

Debt to Assets Ratio = 𝑇𝑇𝑀𝑀𝑖𝑖𝑟𝑟𝑡𝑡 𝐷𝐷𝑀𝑀𝑡𝑡𝑖𝑖𝑇𝑇𝑀𝑀𝑖𝑖𝑟𝑟𝑡𝑡 𝑅𝑅𝑟𝑟𝑟𝑟𝑀𝑀𝑖𝑖𝑟𝑟

4. Institutional Ownership (X4)

Institutional ownership yang diberi simbol OSHIP dapat diformulasikan sebagai berikut: OSHIP = Saham dimiliki institusi 𝑥𝑥 100%

Total Saham yang Beredar

5. Ineffective Monitoring (X5)

Ineffective monitoring diproksikan dengan rasio jumlah dewan komisaris independen

(BDOUT).

BDOUT= Jumlah Dewan Komisaris IndependenJumlah Total Dewan Komisaris

6. Kualitas Auditor Eksternal (X6)

Kualitas auditor eksternal diproksikan dengan variabel dummy, kode 1 jika menggunakan jasa audit KAP BIG 4, dan kode 0 jika tidak menggunakan KAP BIG 4. Kategori KAP Big 4 di Indonesia yaitu :

a) KAP Price Waterhouse Coopers, yang bekerja sama dengan KAP Drs.Haryanto Sahari & Rekan.

b) KAP KPMG (Klynveld Peat Marwick Goerdeler), yang bekerja sama dengan KAP Sidharta-Sidharta dan Widjaja.

c) KAP Ernets dan Young, yang bekerja sama dengan KAP Purwantono, Sarwoko dan Sandjaja. d) KAP Deloitte Touche Thomatsu, yang bekerja sama dengan KAP Osman Bing Satrio &

Rekan.

7. Structure Organizational (X7)

Structure organizational diproksikan dengan variabel dummy, Kode 1 jika ketua dewan direksi secara bersamaan menjabat posisi sebagai CEO. Kode 0 jika ketua dewan direksi tidak secara bersamaan menjabat posisi sebagai CEO.

8. Opini Audit (X8)

Opini audit diukur dengan variabel dummy. Apabila perusahaan yang mendapat opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas selama periode 2016 maka diberi kode 1, dan apabila perusahaan yang mendapat selain opini tersebut maka diberi kode 0.

Page 326: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 315

9. Rasionalization (X9)

Rasionalization diproksikan dengan rasio total accrual asset. Total akrual dikalkulasikan sebagai perubahan aset lancar dikurang perubahan kas, dikurang perubahan kewajiban lancar ditambah perubahan utang jangka pendek dikurang beban depresiasi dan amortisasi dikurang pajak penghasilan yang ditangguhkan ditambah modal dibagi total aset.

10. Pergantian Direksi (X10)

Pergantian direksi (DCHANGE) diukur dengan variabel dummy. Apabila terdapat perubahan direksi perusahaan selama periode 2016 maka diberi kode 1, sebaliknya apabila tidak terdapat perubahan direksi perusahaan selama tahun 2016 maka diberi kode 0.

11. Frequent n umber of CEO’s picture (X11)

Frequent number of CEO’s picture diukur dari total foto CEO yang terpampang dalam sebuah laporan tahunan.

Variabel Dependen

Variabel dependen penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Fraud Score Model digunakan sebagai perhitungan untuk mengukur tingkat risiko kecurangan dalam laporan keuangan yang dihitung dengan menjumlahkan accrual quality dengan financial performance.

F-Scores = Accrual quality + Financial Performances Accrual quality, yang dihitung dengan RSST accrual, mendefinisikan semua perubahan non-kas

dan non-ekuitas dalam suatu neraca perusahaan sebagai akrual dan membedakan karakteristik keandalan working capital (WC), non current operating (NCO), dan financial accrual (FIN) serta komponen asset dan kewajiban dalam jenis akrual.

Model dari RSST accrual adalah sebagai berikut:

𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑇𝑇 𝑟𝑟𝐼𝐼𝐼𝐼𝑟𝑟𝑖𝑖𝑟𝑟𝑡𝑡 = (∆𝑊𝑊𝑊𝑊 + ∆𝑁𝑁𝑊𝑊𝑅𝑅 + ∆𝐹𝐹𝐼𝐼𝑁𝑁)𝑅𝑅𝐴𝐴𝑀𝑀𝑟𝑟𝑟𝑟𝑖𝑖𝑀𝑀 𝑇𝑇𝑀𝑀𝑖𝑖𝑟𝑟𝑡𝑡 𝑅𝑅𝑟𝑟𝑟𝑟𝑀𝑀𝑖𝑖𝑟𝑟

Dimana: WC = (Current Assets – Current Liability) NCO = (Total Assets – Current Assets – Investment and advances) – (Total Liabilities –

Current Liabilities – Long Term Debt) FIN = (Total Investment – Total Liabilities) ATS = (Beginning Total Assets + End Total Assets) : 2 Keterangan: WC : Working Capital NCO : Non Current Operating Accrual FIN : Financial Accrual ATS : Average Total Assets

Page 327: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 316

Financial performance dari suatu laporan keuangan dianggap mampu memprediksi terjadinya fraudulent financial statement sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Skosen et al (2009). Financial performance ini diproksikan dengan: Financial Performeances = Change in receivable + change in inventories + change in cash sales + change in earnings Dimana:

𝑊𝑊ℎ𝑟𝑟𝑛𝑛𝑖𝑖𝑀𝑀 𝑟𝑟𝑛𝑛 𝑟𝑟𝑀𝑀𝐼𝐼𝑀𝑀𝑟𝑟𝐴𝐴𝑟𝑟𝑡𝑡𝑡𝑡𝑀𝑀𝑟𝑟 = ∆𝑅𝑅𝑀𝑀𝐼𝐼𝑀𝑀𝑟𝑟𝐴𝐴𝑟𝑟𝑡𝑡𝑡𝑡𝑀𝑀𝑟𝑟

𝑅𝑅𝐴𝐴𝑀𝑀𝑟𝑟𝑟𝑟𝑖𝑖𝑀𝑀 𝑇𝑇𝑀𝑀𝑖𝑖𝑟𝑟𝑡𝑡 𝑅𝑅𝑟𝑟𝑟𝑟𝑀𝑀𝑖𝑖𝑟𝑟

𝑊𝑊ℎ𝑟𝑟𝑛𝑛𝑖𝑖𝑀𝑀 𝑟𝑟𝑛𝑛 𝑟𝑟𝑛𝑛𝐴𝐴𝑀𝑀𝑛𝑛𝑖𝑖𝑀𝑀𝑟𝑟𝑟𝑟𝑀𝑀𝑟𝑟 = ∆𝐼𝐼𝑛𝑛𝐴𝐴𝑀𝑀𝑛𝑛𝑖𝑖𝑀𝑀𝑟𝑟𝑟𝑟𝑀𝑀𝑟𝑟

𝑅𝑅𝐴𝐴𝑀𝑀𝑟𝑟𝑟𝑟𝑖𝑖𝑀𝑀 𝑇𝑇𝑀𝑀𝑖𝑖𝑟𝑟𝑡𝑡 𝑅𝑅𝑟𝑟𝑟𝑟𝑀𝑀𝑖𝑖𝑟𝑟

𝑊𝑊ℎ𝑟𝑟𝑛𝑛𝑖𝑖𝑀𝑀 𝑟𝑟𝑛𝑛 𝐼𝐼𝑟𝑟𝑟𝑟ℎ 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑡𝑡𝑀𝑀 = ∆𝑅𝑅𝑟𝑟𝑡𝑡𝑀𝑀𝑟𝑟𝑅𝑅𝑟𝑟𝑡𝑡𝑀𝑀𝑟𝑟 (𝑖𝑖)

−∆𝑅𝑅𝑀𝑀𝐼𝐼𝑀𝑀𝑟𝑟𝐴𝐴𝑟𝑟𝑡𝑡𝑡𝑡𝑀𝑀𝑟𝑟𝑅𝑅𝑀𝑀𝐼𝐼𝑀𝑀𝑟𝑟𝐴𝐴𝑟𝑟𝑡𝑡𝑡𝑡𝑀𝑀𝑟𝑟 (𝑖𝑖)

𝑊𝑊ℎ𝑟𝑟𝑛𝑛𝑖𝑖𝑀𝑀 𝑟𝑟𝑛𝑛 𝑀𝑀𝑟𝑟𝑟𝑟𝑛𝑛𝑟𝑟𝑛𝑛𝑖𝑖𝑟𝑟

= 𝐸𝐸𝑟𝑟𝑟𝑟𝑛𝑛𝑟𝑟𝑛𝑛𝑖𝑖 (𝑖𝑖)

𝑅𝑅𝐴𝐴𝑀𝑀𝑟𝑟𝑟𝑟𝑖𝑖𝑀𝑀 𝑇𝑇𝑀𝑀𝑖𝑖𝑟𝑟𝑡𝑡 𝑅𝑅𝑟𝑟𝑟𝑟𝑀𝑀𝑟𝑟𝑟𝑟 (𝑖𝑖)−

𝐸𝐸𝑟𝑟𝑟𝑟𝑛𝑛𝑟𝑟𝑛𝑛𝑖𝑖𝑟𝑟 (𝑖𝑖 − 1)𝑅𝑅𝐴𝐴𝑀𝑀𝑟𝑟𝑟𝑟𝑖𝑖𝑀𝑀 𝑇𝑇𝑀𝑀𝑖𝑖𝑟𝑟𝑡𝑡 𝑅𝑅𝑟𝑟𝑟𝑟𝑀𝑀𝑖𝑖𝑟𝑟 (𝑖𝑖 − 1)

Sumber dan Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah metode yang

digunakan untuk mencatat data-data yang ada di laporan keuangan dan data-data yang tercatat di perusahaan yang listing di BEI. Metode dokumentasi adalah mencari, mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, dokumen, transkip, buku, surat kabar, majalah, jurnal, website dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan untuk mengumpulkan keseluruhan data yang dibutuhkan guna menjawab persoalaan penelitian dan memperkaya literatur untuk menunjang data kuantitatif yang diperoleh. Data ini berupa laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2016, website perusahaan serta berbagai artikel, buku dan beberapa penelitian terdahulu dari berbagai sumber. Teknik Analisis Data

Metode dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis kuantitatif. Pemilihan teknik analisis kuantitatif adalah untuk mengukur kekuatan hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan statistik deskriptif dan analisis regresi berganda. Hipotesis Pengaruh Financial Stability dalam Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan

Financial stability merupakan keadaan yang menggambarkan kondisi keuangan perusahaan dari kondisi stabil, ketika financial stability perusahaan dalam kondisi terancam maka manajemen akan melakukan berbagai cara agar financial stability perusahaan terlihat baik. Perusahaan berusaha meningkatkan prospek perusahaan yang baik salah satunya dengan merekayasa informasi kekayaan aset yang berkaitan dengan pertumbuhan aset yang dimiliki (Skousen dkk, 2009).

H1: Financial stability berpengaruh positif dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan.

Page 328: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 317

Pengaruh Financial Target dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan ROA sering digunakan dalam menilai kinerja manajer dan menentukan bonus, kenaikan upah, dan

lain-lain. Oleh karena itu, ROA digunakan sebagai proksi variabel financial target. Semakin tinggi ROA yang ditargetkan perusahaan, maka semakin rentan manajemen akan melakukan manipulasi laba yang menjadi salah satu bentuk kecurangan sehingga memiliki hubungan positif dengan kecurangan laporan keuangan.

H2: Financial target berpengaruh positif dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan.

Pengaruh External Pressure dalam Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan

Dalam penelitian ini external pressure diproksikan dengan leverage ratio. penelitian yang dilakukan oleh Annisya (2014), menyatakan bahwa external pressure memiliki pengaruh dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan. Hubungan antara external pressure dan risiko kecurangan laporan keuangan mengandung arti apabila perusahaan memiliki rasio leverage yang tinggi maka perusahaan itu memiliki hutang yang besar dan risiko kreditnya juga tinggi. Timbulnya hutang di dalam suatu perusahaan ini seringkali membawa manajemen untuk melaporkan profitabilitas yang tinggi pula. Sehingga tidak jarang perusahaan melakukan kecurangan pelaporan keuangan dengan cara menaikkan laba yang dihasilkan (Rachmawati, 2014).

H3: External pressure berpengaruh positif dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan.

Pengaruh Institutional Ownership dalam Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan.

Kepemilikan institusional merupakan persentase kepemilikan saham institusi dibagi dengan total jumlah saham yang beredar. Berdasarkan hal tersebut dapat diindikasikan, semakin besar kepemilikan saham oleh institusi maka semakin besar pula kemungkinan perusahaan merasa tertekan sehingga melakukan kecurangan pelaporan keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Tesa dan Harto (2016), yang menyatakan bahwa institutional ownership tidak berpengaruh signifikan dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan.

H4: Institutional ownership berpengaruh negatif terhadap kecurangan laporan keuangan.

Pengaruh Ineffective Monitoring berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan keuangan

Penelitian Beasley (1996) menyimpulkan bahwa masuknya dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan meningkatkan efektivitas dewan tersebut dalam mengawasi manajemen untuk mencegah kecurangan laporan keuangan. Hasil ini juga diperkuat oleh Skousen, dkk (2009) yang membuktikan bahwa kecurangan lebih sering terjadi pada perusahaan yang lebih sedikit memiliki anggota dewan komisaris eksternal.

Ha5: Ineffective monitoring berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan keuangan

Pengaruh Kualitas Auditor Eksternal dalam Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan

Penelitian mengenai kualitas auditor eksternal terfokus pada perbedaan antara pemilihan jasa audit dari kantor akuntan publik (KAP) oleh perusahaan yaitu, BIG 4 (PWC, Deloitte, Ernst & Young, KPMG) dan non BIG 4. Alasan yang mendasari hal ini adalah KAP BIG 4 dianggap memiliki kemampuan yang lebih untuk mendeteksi dan mengungkapkan kesalahan pelaporan keuangan. Hal ini juga dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan oleh Lennox dan Pittman (2010), serta Smaili, dkk

Page 329: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 318

(2009), menunjukkan bahwa auditor eksternal yang bekerja pada KAP BIG 4 memiliki kemampuan lebih untuk mendeteksi fraud dibandingkan dengan perusahaan yang di audit oleh KAP non BIG 4.

H6: Kualitas auditor eksternal berpengaruh positif dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan

Pengaruh Organizational Structure dalam Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan

Organizational structure adalah struktur organisasi yang kompleks dan tidak stabil. Contoh faktor risikonya adalah struktur organisasi yang terlalu kompleks, perangkapan jabatan yang mengurangi efektivitas pengawasan, perputaran personil perusahaan seperti senior manajer atau direksi yang tinggi. CEO dengan kedudukannya dapat mendominasi pengambilan keputusan. Struktur organisasi dapat memberikan gambaran pengendalian internal dan arus hubungan vertikal maupun horizontal pihak–pihak yang bertanggung jawab dalam perusahaan.

H7: Organizational structure berpengaruh positif dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan.

Pengaruh Opini Audit dalam Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan

Auditor dapat memberikan beberapa opini atas perusahaan yang diauditnya sesuai dengan kondisi yang terjadi pada perusahaan tersebut. Salah satu opini auditor yang diberikan adalah wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas. Opini tersebut merupakan bentuk tolerir dari auditor atas manajemen laba (Fimanaya dan Syafruddin, 2014). Hal ini memungkinkan manajemen untuk bersikap rasionalisasi atau menganggap kesalahan yang dibuatnya tidaklah salah, dikarenakan telah ditolerir oleh auditor melalui bahasa penjelas tersebut dalam opininya. Penelitian Fimanaya dan Syafruddin (2014) menyatakan bahwa opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kemungkinan kecurangan pada laporan keuangan.

H8: Opini Audit berpengaruh positif dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan.

Pengaruh Rationalization dalam Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan

Francis dan Krishnan (1999) dan Vermeer (2003) dalam Sihombing (2014) berpendapat bahwa prinsip akrual berhubungan dengan pengambilan keputusan manajemen dan memberikan wawasan terhadap rasionalisasi dalam pelaporan keuangan. Menurut Skousen (2009) variabel rasio total akrual dapat digunakan untuk menggambarkan rasionalisasi terkait dengan penggunaan prinsip akrual oleh manajemen. Total akrual dikalkulasikan sebagai perubahan aset lancar dikurang perubahan kas, dikurang perubahan kewajiban lancar ditambah perubahan utang jangka pendek dikurang beban depresiasi dan amortisasi dikurang pajak penghasilan yang ditangguhkan ditambah modal.

H9: Rationalization berpengaruh positif dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan.

Pengaruh Pergantian Direksi dalam Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan

Pergantian direksi adalah penyerahan wewenang dari direksi lama kepada direksi baru dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja manajemen sebelumnya, namun, perubahan direksi dapat menimbulkan stress period sehingga berdampak pada semakin terbukanya peluang untuk melakukan tindakkan fraud. Adapun sifat-sifat yang dijelaskan Wolfe dan Hermanson (2004) terkait elemen kemampuan (capability) dalam tindakan pelaku kecurangan yaitu capability seperti: position/function, brains, confidence/ego, coercion skills, effective lying dan immunity to stress.

H10: Pergantian direksi berpengaruh positif dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan.

Page 330: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 319

Pengaruh Frequent Number of CEO’s Picture dalam Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan Fraud dilakukan untuk memalsukan laporan keuangan, biasanya dilakukan oleh manajemen dan

biasanya menggunakan cara dengan melebih-lebihkan pendapatan atau aset, keterlibatan tingkat eksekutif atau yang disebut CEO atas kekeliruan atau penyalahgunaan baik yang dilakukan atau ditutupi melalui penipuan laporan keuangan yang menyesatkan. Menurut Tessa dan Harto (2016) Frequent number of CEO’s picture adalah jumlah foto CEO yang terlampir pada laporan tahunan perusahaan (annual report) serta banyaknya foto CEO yang terlampir dalam sebuah laporan tahunan perusahaan dapat merepresentasikan tingkat arogansi yang dimiliki CEO tersebut. Hal tersebut memberikan suatu gambaran bahwa dengan adanya CEO akan memberikan hasil pengawasan yang lebih baik.

H11: Frequent number of CEO’s picture berpengaruh positif

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dari data yang diambil untuk penelitian ini adalah data sekunder berupa annual report sebanyak 56 perusahaan sektor keuangan dan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia hingga tanggal 31 Desember 2016 yang terdapat dalam website perusahaan yang diperoleh dari Indonesia Stock Exchange (IDX). Populasi perusahaan sektor keuangan dan perbankan dalam penelitian ini adalah 86 perusahaan yang terdiri dari 46 perusahaan sektor keuangan dan 40 perusahaan perbankan. Penarikan sampel penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah 56 perusahaan sektor keuangan dan perbankan yang terdiri dari 31 perusahaan sektor keuangan dan 25 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia hingga tanggal 31 Desember 2016 berdasarkan Indonesia Stock Exchange (IDX) Fact Book 2016.

Uji Hipotesis Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 1. Adjusted R2

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate 1 .544a .296 .120 .43591

a. Predictors: (Constant), CEOPIC, TACC, BDOUT, DCHANGE, OSHIP, AO, BIG, ROA, ACHANGE, LEV, SO

b. Dependent Variable: FSCORE Sumber : Data diolah, 2017

Model summary besarnya koefisien determinasi ditunjukkan pada nilai adjusted R2 yaitu 0.120 hal ini berarti 12% variabel kecurangan laporan keuangan yang diproksikan dengan F-Score model dapat dijelaskan oleh variabel financial stability, financial target, external pressure,institutional ownership,ineffective monitoring, kualitas auditor eksternal, organizational structure, opini audit, rationalization, pergantian direksi dan frequent number of CEO’s pictures sedangkan sisanya 88% merupakan pengaruh dari sebab-sebab atau faktor lain di luar model penelitian.

Page 331: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 320

Uji Signifikansi Simultan Berdasarkan tabel ANOVA diatas, didapat bahwa F hitung sebesar 1,898 dengan tingkat

probabilitas signifikansi sebesar 0,066 lebih besar dari standar nilai signifikansi sebesar 0,05 sehingga dapat disimpulkan financial stability, financial target, external pressure,institutional ownership,ineffective monitoring, kualitas auditor eksternal, organizational structure, opini audit, rationalization, pergantian direksi dan frequent number of CEO’s pictures tidak berpengaruh secara bersama-sama terhadap kecurangan laporan keuangan.

Tabel 2. Hasil Regresi Simultan

Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Tabel 3. Uji t

ANOVA

Model Sum of

Squares Mean

Square F Sig. Regression 3.821 .347 1.898 .066b

Residual 8.052 .183 Total 11.872 a. Dependent Variable: FSCORE b. Predictors: (Constant), CEOPIC, TACC, OSHIP,

ACHANGE, AO, DCHANGE, BDOUT, BIG, ROA, SO, LEV Sumber : Data diolah, 2017

Page 332: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 321

Berdasarkan hasil uji statistik T pada tabel 3, terlihat bahwa variabel institutional ownership yang diproksikan dengan OSHIP menunjukkan hubungan yang negatif namun signifikan terhadap variabel dependen, yaitu kecurangan laporan keuangan dengan tingkat signifikansi 5%. Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas signifikan OSHIP sebesar 0,041 (sig.<5%). Berdasarkan uji statistik T terlihat juga bahwa frequent number of CEO’s picture menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap variabel dependen, yaitu kecurangan laporan keuangan dengan tingkat signifikansi sebesar 5%.hal ini dilihat dari nilai probabilitas signifikan CEOPIC sebesar 0,20 (sig.<5%). Sedangkan financial stability, financial target, external pressure, kualitas auditor eksternal, organizational structure, opini audit, pergantian direksi tidak berpengaruh signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan.

4. SIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 56 perusahaan sektor keuangan dan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada fact book Tahun 2016 yang menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:

a) Financial stability yang diproksikan dengan ACHANGE tidak berpengaruh positif signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan. Hal ini dapat menunjukkan kenaikan rasio perubahan total aset dalam suatu perusahaan dapat mempengaruhi pelaku kecurangan dalam memanipulasi laporan keuangan.

b) Financial target yang diproksikan dengan rasio ROA tidak berpengaruh positif signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan. Hal ini dikarenakan manajer tidak menganggap bahwa target ROA tersebut sebagai target keuangan yang sulit untuk dicapai sehingga tidak memicu terjadinya kecurangan laporan keuangan.

c) External pressure yang diproksikan dengan rasio leverage tidak berpengaruh positif signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan. Hal ini dikarenakan pihak manajemen mampu membayar utang perusahaan sehingga leveragenya rendah, dan pihak manajer perusahaan dapat mencari tambahan modal lain, selain dengan melakukan perjanjian utang.

d) Institutional Ownership yang diproksikan dengan rasio jumlah dewan komisaris independen (OSHIP) berpengaruh negatif terhadap kecurangan laporan keuangan. Hal ini dapat menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kepemilikan saham maka semakin rendah tingkat kecurangan laporan keuangan dan semakin rendah tingkat kepemilikan saham maka semakin rendah tingkat kecurangan laporan keuangan.

e) Ineffective monitoring yang diproksikan dengan rasio jumlah dewan komisaris independen (BDOUT) tidak berpengaruh positif signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan. Hal ini dapat m enunjukkan walaupun terjadi peningkatan atau penurunan jumlah dewan komisaris independen dalam suatu perusahaan, tidak mempengaruhi pelaku kecurangan dalam melakukan manipulasi pada laporan keuangan perusahaan.

f) Kualitas auditor eksternal yang dapat dilihat dari ukuran KAP BIG 4 (BIG) tidak berpengaruh positif signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan. Hal ini dapat menunjukkan walaupun menggunakan KAP BIG 4 atau tidak itu tidak mempengaruhi pelaku kecurangan dalam melakukan manipulasi pada laporan keuangan perusahaan.

g) Organizational strukture yang dapat dilihat dari jabatan CEO yang langsung dijabat oleh ketua direksi, tidak berpengaruh positif signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan. Hal ini dapat menunjukkan walaupun ketua direksi menjabat sekaligus CEO atau tidak itu tidak mempengaruhi pelaku kecurangan dalam melakukan manipulasi pada laporan keuangan perusahaan.

h) Opini audit yang diukur dengan melihat diperoleh atau tidaknya opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas tidak berpengaruh positif signifikan terhadap kecurangan laporan

Page 333: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 322

keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa opini audit tersebut tidak mempengaruhi pihak manjemen perusahaan dalam melakukan kecurangan laporan keuangan.

i) Rationalization yang diukur dengan rasio total accrual asset (TACC) tidak berpengaruh positif signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan. Hal ini menunjukkan total accrual asset tidak berpengaruh dalam melakukan kecurangan laporan keuangan.

j) Pergantian direksi yang diukur dengan melihat ada atau tidaknya pergantian direksi tidak berpengaruh positif signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa pergantian direksi tidak dimanfaatkan sebagai kemampuannya untuk melakukan kecurangan laporan keuangan.

k) Frequent number of CEO’s pictures yang diukur dengan melihat jumlah CEO yang terlampir di dalam laporan keuangan ini berpengaruh positif signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah CEO yang terlampir maka akan mendeteksi tingkat kecurangan laporan keuangan.

5. REFERENSI

[1] Andreas. 2014. Pengaruh Peran Audit Internal Terhadap Pencegahan Kecurangan (Studi Empiris Pada Perbankan Di Pekanbaru). JOM FEKON Vol.1 No. 2 Oktober 2014.

[2] Annisya, Mafiana. 2016. Pendeteksian Fraudulent Financial Statement dengan Analisis Fraud Diamond (Studi Empiris Perusahaan Jasa Sektor Properti dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 – 2014). Unpublished. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Lampung.

[3] Arens, Alvin A & Loebbecke, James K. 2011. Auditing an Integrated Approach. Seventh Eddition Upper Saddle River, NewYersey: Prentice-Hall, Inc.

[4] Association of Certified Frou Examiners (ACFE). 2016. Report to the Nations on Occupational Fra ud and Abuse.

[5] Assosiation of Certified Fraud Examiners (ACFE). 2014. Report to The Nations on Occupational Fraud and Abuse. ACFE. Crowe Horwarth. 2011. “The Mind Behind The Fraudsters Crime: Key Behavioral and Environmental Element”

[6] Beasley, SM.S.1996. An Empirical Analysis of The Relation Between The Board of Director Composition and Financial Statement Fraud. The Accounting Review 71 (4):443-465.

[7] Elder et al. 2011. Jasa Audit dan Assurance Pendekatan Terpadu (Adaptasi Indonesia). Buku 1. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

[8] Fimanaya, Fira dan Syafruddin, Muchamad. 2014. Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kecurangan laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 – 2011). Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 03, No. 03, halaman 1 -11. ISSN (Online): 2337-3806.

[9] Hapsari, Asri Dita. 2014. Pendeteksian Tingkat Fraud melalui Faktor Risiko, Tekanan, dan Peluang (Studi Kasus pada Perusahaan Perbankan periode 2010 – 2012). Naskah Publikasi Ilmiah. Universitas Muhammadiyah Surakarta

[10] Lennox, C., Pittman, J. 2010. Big Five Audits and Accounting Fraud, Contemporary Accounting Research .Vol 27, No1, pp 209- 247.

Page 334: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 323

[11] Rachmawati, Kusuma K dan Marsono. 2014. Pengaruh Faktor-Faktor dalam Perspektif Fraud Triangle Terhadap Fraudulent Financial Statement. Diponegoro Journal of Accounting. Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 1. Semarang.

[12] Nugraha, A.D.N dan Henny, D. 2015. Pendeteksian Laporan Keuangan Melalui Faktor Resiko, Tekanan Dan Peluang. e-Journal Akuntansi Trisakti. Vol 2 (1), Hal 29-48

[13] Rachmawati, Kusuma K dan Marsono. 2014. Pengaruh Faktor-Faktor dalam Perspektif Fraud Triangle Terhadap Fraudulent Financial Statement. Diponegoro Journal of Accounting. Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 1. Semarang.

[14] Raharja, Ema Kurniawati S. 2012. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Financial Statement Fraud dalam Perspektif Fraud Triangle”. Unpublished. Universitas Diponegoro Semarang.

[15] Skousen, dkk. 2009. Detecting and Predecting Financial Statement Fraud: The Effectiveness of the Fraud Triangle and SAS No. 99. Corporate Governance and Firm Performance Advances in Financial Economic, Vol. 13, h. 53-81.

[16] Smaili, N., Labelle, R., Stolowy, H. 2009. La publication d’une information financière non conforme à la loi et aux normes : Déterminants et conséquences. Comptabilité - Contrôle - Audit, n° 15 (1), 2009, p. 159-198.

[17] Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

[18] Tessa G Chyntia dan Harto Puji. 2016. Fraudulent Financial Reporting: Pengujian Teori Fraud Pentagon Pada Sektor Keuangan Dan Perbankan Di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung, 2016

[19] Wolfe, David T. and Hermanson, Dana R. 2004. The Fraud Diamond: Considering the Four Elements of Fraud. CPA Journal. Vol 74 Issue 12, page 38.

Page 335: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 324

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR FARMASI

Hikmawati3, Fitriasuri2

Universitas Bina Darma1,2 Jalan Jenderal Ahmad Yani No.03 Palembang

Sur-el : [email protected], [email protected]

Abstract

This study aimed to analyze the effect of Intellectual Capital based Value Added Intellectual Coefficient (VAIC) consisting of Value Added Capital Employed (VACE), Value Added Human Capital (VAHC), and Structural Capital Value Added (SCVA) to the value of a company is measured by using price to book value (PBV). The samples are 25 companies listed pharmaceutical sector in Indonesian Stock Exchange 2011-2015 period. The analysis used in this research is multiple regression analysis. The results of this study demonstrate that the Value Added Capital Employed (VACE), Value Added Human Capital (VAHC), and Structural Capital Value Added (SCVA) does not affect the value of the company. Keywords: Intellectual Capital, VACE, VAHC, SCVA, Corporate Value.

1. PENDAHULUAN

Perkembangan ekonomi telah tumbuh semakin pesat yang ditandai dengan berkembangnya teknologi informasi yang semakin cepat, persaingan bisnis yang makin ketat, serta penciptaan inovasi bisnis yang semakin modern. Perusahaan farmasi atau perusahaan obat-obatan adalah perusahaan bisnis komersial yang fokus dalam meneliti, mengembangkan dan mendistribusikan obat, terutama dalam hal kesehatan. Menurut Sharabati et al (2010), perusahaan farmasi merupakan industri yang sangat memanfaatkan intellectual capital. Industri farmasi merupakan industri yang intensif melakukan penelitian, industri yang inovatif dan seimbang dalam penggunaan sumber daya manusia serta teknologi. Pembaharuan produk dan inovasi sangat penting bagi keberlangsungan hidup perusahaan farmasi. Pembaharuan produk dan inovasi yang penting tersebut sangat bergantung pada intellectual capital yang dimiliki perusahaan.

Intellectual Capital merupakan modal utama yang berasal dari pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh suatu organisasi, termasuk keterampilan dan keahlian dari karyawan didalamnya, serta teknologi atau proses pentransformasian pengetahuan tersebut sehingga dapat berwujud aset intelektual yang akan membentuk modal lainnya dan bernilai tinggi yang dapat menciptakan nilai bagi perusahaan.

Umumnya terdapat dua pihak yang berkaitan erat dengan nilai perusahaan yaitu manajemen perusahaan dan investor atau pemegang saham. Manajemen perusahaan, dalam hal ini manajer, berkepentingan atas kondisi keuangan dan prospek perusahaan di masa depan. Dalam usaha mencapai tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan, manajer harus mampu menginvestasikan dana, mengatur sumber dana dengan optimal, dan mengelola keuangan perusahaan dalam rangka meningkatkan nilai perusahaan (Husnan, 1997). Investor atau lembaga yang melakukan kegiatan investasi, sebelum melakukan investasi ke sebuah perusahaan maka ada banyak hal yang harus dipertimbangkan oleh investor. Salah satunya adalah dengan melihat dari sisi nilai perusahaan dimana investor tersebut akan melakukan investasi.

Ada beberapa hal yang bisa mempengaruhi nilai perusahaan (corporate value), diantaranya komponen IC (VAIC) yaitu Value Added Capital Employed (VACE), Value Added Human Capital

Page 336: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 325

(VAHC) dan Structural Capital Value Added (SCVA). Ketiga nilai perusahaan tersebut, merupakan keputusan keuangan suatu perusahaan yang berkaitan satu dengan yang lainnya dalam memaksimumkan nilai perusahaan.

2. METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

• Value Added Capital Employed (VACE)

VACE merupakan bentuk dari kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber daya yang berupa capital asset. Pengelolaan capital asset yang baik, diyakini perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan. VACE adalah rasio dari nilai tambah (VA) terhadap CE perusahaan. Rumus untuk menghitung VACE yaitu:

VACE =VACE

Keterangan: VA : Selisih antara output dan input (OUT-IN) OUT : Total Penjualan IN : Beban Penjualan CE (Capital Employed) : Ekuitas

• Value Added Human Capital (VAHC)

Human Capital (VAHC) merepresentasikan individual knowledge stock suatu organisasi yang direpresentasikan oleh karyawannya. Human capital merupakan kombinasi dari genetic inheritance, education, experience, and attitude tentang kehidupan dan bisnis. VAHC adalah rasio dari nilai tambah (VA) terhadap Human Capital (HC). Rumus untuk menghitung VAHC yaitu:

VAHC =VAHC

Keterangan:

VA : Selisih antara output dan input (OUT-IN) HC (Human Capital) : Beban karyawan

• Structural Capital Value Added (SCVA)

Structural capital value added (SCVA) meliputi seluruh non-human storehouse of knowledge dalam organisasi, seperti: database, organizational charts, process manuals, strategies, routines, dan segala hal yang membuat nilai perusahaan lebih besar dibandingkan nilai materialnya. SCVA adalah rasio dari SC terhadap VA. Rumus untuk menghitung SCVA yaitu:

SCVA =SCVA

Keterangan: VA : Selisih antara output dan input (OUT-IN) SC (Structural Capital) : Selisih antara value added dengan human capital (VA-HC)

Page 337: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 326

• Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan didefinisikan sebagai nilai pasar karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Nilai perusahaan dalam penelitian diproksikan dengan Price Book Value (PBV). PBV mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh. PBV dirumuskan dengan :

PBV =Harga Pasar Saham

Nilai Buku Per Lembar Saham

Dimana:

Nilai Buku Per Lembar Saham =Total Ekuitas

Jumlah Saham Yang Beredar

Teknik Analisis

Untuk menguji hipotesis, penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

NP = α + β1VACE + β2VAHC + β3SCVA + e

Keterangan:

α : konstanta

β : koefisien regresi

NP : nilai perusahaan

VACE : value added capital employed

VAHC : value added human capital

SCVA : structural capital value added

e : koefisien error

Page 338: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 327

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Asumsi Klasik • Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 25

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.85428516

Most Extreme Differences Absolute .130

Positive .130

Negative -.100

Test Statistic .130

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov, terlihat

bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,130 dan signifikansinya pada 0,200 maka disimpulkan data terdistribusi secara normal.

• Uji Multikolinearitas Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

(Constant)

VACE .708 1.412

VAHC .081 12.382

SCVA .074 13.557

a. Dependent Variable: PBV

Tabel diatas menyatakan nilai tolerance untuk seluruh variabel lebih besar dari 10% dan VIF lebih kecil dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa data penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas.

Page 339: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 328

• Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan grafik scatterplot diatas, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak diatas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

Uji Hipotesis

• Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

1 .604a .365 .274

a. Predictors: (Constant), SCVA, VACE, VAHC b. Dependent Variable: PBV

Tabel menunjukkan nilai adjusted R2 sebesar 0,274 yang memiliki arti bahwa 27,4% variabel nilai perusahaan yang diproksikan price book value dapat dijelaskan oleh variabel VACE, VAHC, SCVA, sedangkan sisanya 72,6% merupakan pengaruh dari sebab-sebab atau faktor lain di luar model penelitian.

• Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 47.446 3 15.815 4.025 .021b

Residual 82.521 21 3.930

Total 129.967 24

a. Dependent Variable: PBV

b. Predictors: (Constant), SCVA, VACE, VAHC

Page 340: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 329

Berdasarkan hasil uji ANOVA atau F test di atas, didapat F hitung sebesar 4,025 dengan tingkat probabilitas 0,021 (signifikan). Hasil uji F (regresi simultan) juga menunjukkan bahwa nilai signifikan lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05, jadi dapat disimpulkan bahwa VACE, VAHC, SCVA berpengaruh secara bersama terhadap corporate value (nilai perusahaan).

• Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta (Constant) -11.361 9.144 -1.242 .228 VACE -2.379 1.018 -.483 -2.337 .029 VAHC -.234 .571 -.251 -.410 .686 SCVA 23.665 16.249 .932 1.456 .160

a. Dependent Variable: PBV Berdasarkan hasil uji statistik t pada tabel terlihat bahwa variabel VACE menunjukkan hubungan

yang signifikan terhadap variabel dependen, yaitu nilai perusahaan (PBV) dengan tingkat signifikansi 5%. Adapun variabel VAHC dan SCVA menunjukkan hubungan yang tidak signifikan terhadap variabel dependen dengan tingkat signifikan 5%.

Pembahasan Value Added Capital Employed Berpengaruh Positif terhadap Nilai Perusahaan

Hasil pengujian hipotesis pertama (H1) diperoleh hasil nilai thitung untuk variabel VACE sebesar -2,337 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,029 lebih kecil dari 0,05 (α=5%). Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa VACE berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, dengan demikian hipotesis pertama dalam penelitian ini di tolak. Hasil analisis ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Diwaf, Dkk (2012), yang menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang positif dan siginifikan antara VACE dan nilai perusahaan.

Physical Capital (capital employed) tidak dapat dikelola secara efisien dan tidak dapat menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan untuk meningkatkan nilai pasar perusahaan. Ini dikarenakan dalam mengapresiasikan nilai pasar investor kurang mempertimbangkan adanya pengaruh kekayaan intelektual (physical capital) yang dimiliki perusahaan. Sehingga dalam menilai perusahaan investor hanya melihat dari harga saham perusahaan. Nilai Pasar yang tinggi sangat penting bagi perusahaan yang layak untuk menerima investasi. Hal ini dikarenakan nilai perusahaan dimata pasar mencerminkan bagaimana kondisi perusahaan tersebut apakah layak atau tidak sebagai sarana untuk berinvestasi. Semakin tinggi harga saham, investor akan menempatkan nilai yang tinggi terhadap perusahaan tersebut.

Value Added Capital Employed (VACE) merupakan bentuk dari kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber daya yang berupa capital asset. Pengelolaan capital asset yang baik, diyakini perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan (Pramelasari, 2010).

Value Added Human Capital Berpengaruh Positif terhadap Nilai Perusahaan

Hasil hipotesis kedua (H2) diperoleh hasil nilai thitung untuk variabel VAHC sebesar -0,410 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,086 lebih besar dari 0,05 (α=5%). Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa VAHC tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, dengan demikian hipotesis kedua dalam penelitian ini di tolak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa VAHC tidak pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil analisis tersebut tidak konsisten dengan hasil Penelitian

Page 341: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 330

Yuskar & Novita (2014), Simanungkalit (2015), dan Handayani (2015), bahwa Intellectual Capital (VAIC) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Akan tetapi, hasil analisis ini konsisten dengan hasil penelitian Diwaf, Dkk (2012), dimana VAHC tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Karena nilai VAHC yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk karyawannya tidak terlalu efisien untuk menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan. Sehingga peningkatan disisi human capital untuk meningkatkan nilai perusahaan dimata investor tidak terlalu efisien. Human capital dapat meningkat jika perusahaan dapat memanfaatkan dan mengembangkan pengetahuan, kompetensi dan kemampuan karyawannya secara efisien.

Value Added Human Capital (VAHC) merupakan kombinasi dari genetic inheritance, education, experience, and attitude tentang kehidupan dan bisnis. Dengan adanya sumber daya manusia yang baik di dalam perusahaan tersebut, maka seharusnya perusahaan mempunyai keunggulan tersendiri dalam bekerja, bersaing dan merumuskan strategi yang lebih baik dalam menghadapi perusahaan pesaing lain. Sehingga dengan demikian akan dapat menghasilkan nilai pasar perusahaan yang lebih meningkat dikarenakan sumber daya manusianya yang baik.

Berdasarkan konsep resources based theory (RBT), agar dapat bersaing perusahaan harus memiliki sumber daya yang unggul yang dapat menciptakan value added bagi perusahaan dalam hal ini adalah human capital. Selain itu, perusahaan harus dapat mengelola sumber daya tersebut sehingga tercapai keunggulan kompetitif. Keunggulan kompetitif merupakan modal dalam menghadapi persaingan bisnis. Sehingga perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif mampu bertahan dalam lingkungan bisnis. Hal tersebut berdampak pada persepsi pasar terhadap nilai perusahaan yang meningkat. Structural Capital Value Added Berpengaruh Positif terhadap Nilai Perusahaan

Hasil hipotesis ketiga (H3) diperoleh hasil nilai thitung untuk variabel SCVA sebesar 1,456 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,160 lebih besar dari 0,05 (α=5%). Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa SCVA tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, dengan demikian hipotesis kedua dalam penelitian ini di tolak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa SCVA tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil analisis tersebut tidak konsisten dengan hasil Penelitian Yuskar & Novita (2014), Simanungkalit (2015) dan Handayani (2015), bahwa Intellectual Capital (VAIC) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Akan tetapi, hasil analisis ini konsisten dengan hasil penelitian Diwaf, Dkk (2012), dimana SCVA tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Hal ini menjelaskan bahwa efisiensi modal struktural nampaknya belum mampu meningkatkan nilai perusahaan karena ada indikasi bahwa jumlah Structural Capital (SCVA) yang dibutuhkan oleh perusahaan belum mampu untuk memenuhi proses rutinitas perusahaan dalam menghasilkan kinerja yang optimal, tanpa diiringi oleh pengelolaan Structural Capital yang baik seperti pengelolaan sistem, prosedur, database, akan menghambat produktivitas karyawan dalam menghasilkan Value Added (VA). Perusahaan belum mampu menciptakan budaya untuk memotivasi karyawan dalam meningkatkan kinerjanya.

Structural Capital Value Added (SCVA) meliputi seluruh non-human storehouses of knowledge dalam organisasi, termasuk dalam hal ini adalah database, organisational charts, process manuals, strategies, routines, dan segala hal yang membuat nilai perusahaan lebih besar dari pada nilai materialnya (Bontis et al, 2000). Dengan memiliki struktur yang baik dalam organisasi, maka perusahaan memiliki pengendalian intern yang lebih baik sehingga dapat mendukung untuk tercapainya tujuan organisasi perusahaan. Jika struktur organisasi ini dapat mengembangkan structural capital misalnya menciptakan retunitas yang baik, maka keunggulan bersaing dapat dicapai secara

Page 342: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 331

relatif akan menghasilkan kinerja bisnis yang tinggi dengan demikian dapat meningkatkan nilai pasar perusahaan.

4. SIMPULAN

a) Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa variabel VACE berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Ini dikarenakan dalam mengapresiasikan nilai pasar investor kurang mempertimbangkan adanya pengaruh kekayaan intelektual (physical capital) yang dimiliki perusahaan. Sehingga dalam menilai perusahaan investor hanya melihat dari harga saham perusahaan. Nilai Pasar yang tinggi sangat penting bagi perusahaan yang layak untuk menerima investasi. Hal ini dikarenakan nilai perusahaan dimata pasar mencerminkan bagaimana kondisi perusahaan tersebut apakah layak atau tidak sebagai sarana untuk berinvestasi.

b) Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa variabel VAHC tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini dikarenakan nilai VAHC yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk karyawannya tidak terlalu efisien untuk menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan. Sehingga peningkatan disisi human capital untuk meningkatkan nilai perusahaan dimata investor tidak terlalu efisien. Human capital dapat meningkat jika perusahaan dapat memanfaatkan dan mengembangkan pengetahuan, kompetensi dan kemampuan karyawannya secara efisien.

c) Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa variabel SCVA tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini dikarenakan bahwa efisiensi modal struktural nampaknya belum mampu meningkatkan nilai perusahaan karena ada indikasi bahwa jumlah Structural Capital (SCVA) yang dibutuhkan oleh perusahaan belum mampu untuk memenuhi proses rutinitas perusahaan dalam menghasilkan kinerja yang optimal.

5. REFERENSI

[1] Afzal, Arie dan Abdul Rohman. 2012. Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan. Diponegoro Journal Of Accounting. Vol. (1) No. (2) 2012. Halaman 9.

[2] Bontis, N. 2000. Intellectual Capital and Bussiness Performance in Malaysian Industries. Journal of Intellectual Capital 1 (1): 85-100.

[3] Darminto. 2010. Pengaruh Faktor Eksternal dan Berbagai keputusan Keuangan terhadap

Nilai Peusahaan. Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol. 8 No. 1.

[4] Firer, S. dan Williams, S. M. 2003. Intellectual Capital and Traditional Measures of Corporate Performance, Journal of Intellectual Capital, Vol. 4 No. 3, pp.348-360.

[5] Husnan, Suad. 1997. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka

Panjang). Ypgyakarta : BPFE.

[6] Pramelasari, Yosi Meta. 2010. Pengaruh Intellektual Capital Terhadap Nilai Pasar Dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Jurnal. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang.

[7] Sharabati, et al. 2010. Intellectual Capital and Business Performance in The Pharmaceutical

Sector of Jordan. Journal Management Decision. Vol. 48 No. 1: pp 105-131.

Page 343: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 332

[8] Solikhah, Badingatus. 2010. Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan, Pertumbuhan dan Nilai Pasar pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia. Jurnal. Universitas Diponegoro. Semarang.

[9] Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : CV,

ALFABETA.

Page 344: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 333

ANALISIS KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA RUMAH SAKIT ANAK DAN BERSALIN (RSAB) AZ ZAHRA PALEMBANG

Preselia Medina1, Heriyanto2

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bina Darma [email protected], [email protected]

Abstract

This reseacrh aims to determine the competence of human resources at Children's Hospital and Maternity Az Zahra.. The research method used in this research is qualitative method with descriptive approach and data analysis used is triangulation. Hospitals are health care organizations experiencing growth. This creates intense competition among hospitals which is very rapidly in the last decade. To face the demands of the public the hospital must have quality human resources. Human resources in the organization is a crucial aspect that determines the effectiveness of an organization. Competence of Human Resources (HR) to benchmark within the company or organization, the higher the competence of human resources in the company will be good for the environment of the company itself. Based on the research data, it can be concluded that Child Zone Hospital and Maternity Az Zahra have good human resource competency, this can be seen from some indicator of knowledge, skill, and self concept. Indicator is a benchmark to find out how much competence owned by an organization or company. Keywords: Competency, Human Resource. 1. PENDAHULUAN

Rumah sakit merupakan organisasi pelayanan kesehatan mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dalam satu dasawarsa terakhir.Hal ini menimbulkan persaingan yang sangat ketat antar rumah sakit.Rumah sakit juga harus bersaing dengan praktek bidan, praktek dokter, dan pelayanan kesehatan lainnya.Perubahan yang terjadi dalam masyarakat dewasa ini sangat mempengaruhi persaingan tersebut, baik perubahan demografi, social ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, kompetisi pasar, maupun sumber daya manusianya. Rumah sakit juga perlu melakukan analisis kelemahan, kekuatan, kesempatan dan tantangan dimasa depan untuk menyusun strategi yang tepat dalam mengahadapi perubahan yang terjadi dan mengantisipasi kemungkinan yang terjadi.

Untuk menghadapi tuntutan masyarakat pihak rumah sakit harus memiliki sumber daya manusia yang berkualitas.Sumber daya manusia dalam organisasi merupakan aspek krusial yang menentukan keefektifan suatu organisasi.Organisasi senantiasa perlu melakukan investasi dengan melaksanakan fungsi manajemen sumber daya manusia secara professional. Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi tolak ukur dalam perusahaan atau organisasi, semakin tinggi kompetensi sumber daya manusia pada perusahaan maka akan berdampak baik bagi lingkungan perusahaan itu sendiri.

Dalam pengembangan Rumah Sakit Anak dan Bersalin (RSAB) Az Zahra dipengaruhi oleh sumber daya manusia. Suatu tujuan tidak akan terwujud tanpa adanya peran aktif manusia. Pengelolaan sumber daya manusia yang tepat dan benar harus selalu untuk mewujudkan kinerja karyawan yang baik dalam suatu badan usaha dan hal tersebut telah menjadi suatu kebutuhan dasar yang penting bagi masa depan dan perkembangan suatu badan usaha. Namun pada kenyataan, kinerja yang dicapai oleh pegawai belum maksimal.Hal ini berkaitan dengan kurangnya kompetensi pegawai dalam menjalankan fungsi dan tanggung jawabnya terhadap pekerjaan.Terkadang karyawan dibebani tugas yang tidak sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki karyawan.Sehingga hasil kerja yang di tampilkan kurang sesuai dengan standar pekerjaan. Setiap karyawan memiliki

Page 345: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 334

kompetensi yang berbeda satu sama lain. Perbedaan ini dapat mengakibatkan perbedaan hasil kerja yang dicapai.Kompetensi dapat ditingkatkan dengan menambah pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki pegawai terhadap tugas-tugas yang ditugaskan.

Pelaksanaan pengembangan kompetensi SDM (Sumber Daya Manusia) diperlukan data kongkrit. Oleh karena itu untuk memenuhi data dan informasi kongkrit tersebut perlu dilakukan kajian yang mendalam melalui suatu penelitian dibidang ini. Adapun judul penelitian yang dipilih yaitu “ANALISIS KOMPETENSI SDM (SUMBER DAYA MANUSIA) PADA RSAB ( RUMAH SAKIT ANAK BERSALIN) AZ ZAHRA KOTA PALEMBANG”. 2. KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan satu - satunya sumber daya yang memiliki akal, perasaan, keinginan, keterampilan, pengetahuan, dorongan, daya dan karya (rasio, rasa, dan karsa).Semua potensi Sumber Daya Manusia tersebut berpengaruh terhadap upaya organisasi dalam mencapai tujuan.Betapapun majunya teknologi, perkembangan informasi, tersedianya modal dan memadainya bahan, jika tanpa Sumber Daya Manusia sulit bagi organisasi itu untuk mencapai tujuannya.

Menurut Hasibuan (2004 : 244). Sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu. Perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya.

M.T.E. Hariandja (2002 : 2) Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan disamping faktor yang lain seperti modal. Oleh karena itu SDM (Sumber Daya Manusia) harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi.

Strategi Sumber Daya Manusia

Strategi sumber daya manusia berkaitan dengan misi, visi, strategi perusahaan, SBU (Strategy Business Unit), dan juga strategi fungsional.Penentuan strategi sumber daya manusia perlu memperhatikan dan mempertimbangkan misi, visi, serta strategi korporat, serta perlu dirumuskan secara logis, jelas, dan aplikatif.

Strategi sumber daya manusia mendukung pengimplementasikan strategi korporat dan perlu diterjemahkan dalam aktifitas - aktivitas Sumber Daya Manusia, kebijakan - kebijakan, program - program yang sejalan dengan strategi perusahaan akan memengaruhi pencapaian sasaran perusahaan.

Strategi Sumber Daya Manusia berkaitan antara lain dengan pembentukan suatu budaya perusahaan yang tepat, perencanaan Sumber Daya Manusia, mengaudit Sumber Daya Manusia baik dari segi kualitatif maupun kuantitatif, serta mencakup pula aktifitas Sumber Daya Manusia seperti pengadaan Sumber Daya Manusia (dari rekrutmen sampai seleksi), orientasi, pemeliharaan, pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia, penilaian Sumber Daya Manusia. Dalam menentukan strategi Sumbrer Daya Manusia, faktor - faktor eksternal perlu dipertimbangkan mengacu pada future trends and needs, demand and supply, peraturan pemerintah, kebutuhan manusia pada umumnya dan pada karyawan pada khusunya, potensi pesaing, perubahan - perubahan sosial, demografis, budaya maupun nilai - nilai, teknologi. Kecenderungan perubahan lingkungan akan memengaruhi perubahan strategi perusahaan yang juga bearti bahwa strategi Sumber Daya Manusia pun perlu dipertimbangkan ulang, dan kemungkinan besar perlu disesuaikan. Perubahan strategi Sumber Daya Manusia bukanlah sesuatu yang tabu namun perlu dilakukan dengan pertimbangan yang matang.

Page 346: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 335

Kompetensi Menurut Mc.Clelland dalam Sedarmayanti (2011:126) menjelaskan bahwa kompetensi

adalahKarakteristik mendasar yang dimiliki seseorang yang berpengaruh langsung terhadap, atau dapat memprediksikan kinerja yang sangat baik.

Wibowo (2007 : 86) kompetensi adalah kemampuan untu melaksanakan atau melakukan sesuatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi oleh keterampilan dan pengetahuan kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.

Fogg (2004: 90) membagi kompetensi menjadi 2 kategori yaitu kompetensi dasar dan kompetensi pembeda.Yang membedakan kompetensi dasar dan kompetensi pembeda menurut kriteria yang digunakan untuk memprediksi kinerja suatu pekerjaan. Kompetensi dasar adalah karakteristik utama, yang biasanya berupa pengetahuan atau keahlian dasar seperti kemampuan untuk membaca, sedangkan kompetensi pembeda adalah kompetensi yang membuat seseorang berbeda dari yang lain.

Menurut Spencer & Spencer dalam Moeheriono (2010:3-4) menjelaskan bahwa kompetensi adalah Karakteristik yang mendasari seseorang berkaitan dengan efektivitas kinerja individu dalam pekerjaannya atau karakteristik dasar individu yang dimiliki hubungan kausal atau sebagai sebab akibat dengan kriteria yang dijadikan acuan, efektif atau berkinerja prima atau superior ditempat kerja atau pada situasi tertentu.

Kerangka Pemikiran

Gambar 1 Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) pada Rumah Sakit Anak dan Bersalin

(RSAB) Az Zahra Palembang

Sumber : Rumah Sakit Anak dan Bersalin Az Zahra 2017.

3. METODOLOGI PENELITIAN

Objek Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Anak dan Bersalin (RSAB) Az Zahra

Palembang yang beralamat di Jalan Brigjen Hasan Kasim No. 1-2 Bukit Sangkal Kota Palembang.

Subjek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah informan. Informan dalam penelitian

ini berjumlah 4 orang yang terdiri dari, informan 1 adalah personalia, informan 2 staff kepegawaian, informan 3 bidan, dan informan 4 adalah perawat Rumah Sakit Anak dan Bersalin (RSAB) Az Zahra yang beralamat di Jalan Brigjen Hasan Kasim No. 1-2 Bukit Sangkal Kota Palembang.

Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif komponensial dengan pendekatan deskriptif. Analisis data kualitatif adalah penyajian data, dimana ini

KARYAWAN

PENGETAHUAN

KETERAMPILAN

KONSEP DIRI

KOMPETENSI

Page 347: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 336

berarti sebagai sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan tertentu (Silalahi, 2006:312). Penyajian data kualitatif ini dapat dilakukan dalam berbagai jenis matriks, grafik, jaringan dan bagan, sehingga kemudian penganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi dan kemudian dapat menentukan apakah menarik kesimpulan sudah benar ataukah harus terus melakukan analisis demi mendapatkan kesimpulan yang valid (Silalahi, 2006:313). Analisis data kualitatif bersifat induktif yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi sebuah hipotesis. Hipotesis dirumuskan berdasarkan data tersebut selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul. Bila berdasarkan data yang dikumpulkan secara berulang-ulang dengan teknik triangulasi ternyata hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori.

Teknik Analisis Data

Peneliti menggunakan observasi, wawancara, dan mencari studi pustaka. Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang bebeda-beda dengan teknik yang sama. Dari penjelasan diatas maka penulis menyimpulkan, penggambaran mengenai teknik triangulasi data dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2

Teknik Pengumpulan Data Triangulasi

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Rumah Sakit Anak dan Bersalin (RSAB) Az Zahra Rumah Sakit Anak dan Bersalin (RSAB) Az Zahra Palembang merupakan salah satu rumah sakit

anak dan bersalin di kota Palembang, yang teletak di Jalan Brigjen Hasan Kasim No. 1-2 kecamatan Kalidoni Bukit Sangkal Palembang. Pada awalnya rumah sakit ini bernama Rumah Sakit Ibu dan Anak Az Zahra, namun 2 tahun kemudian rumah sakit ini berganti nama Rumah Sakit Anak dan Bersalin Az Zahra.

Peletakan batu pertamaRumah Sakit Anak dan Bersalin (RSAB) Az Zahra dilakukan pada tahun 2001 atas prakarsa dr. HM Zailani, SpOG sebagai penyandang dana tunggal dan mulai beroperasional satu tahun kemudian di bawah badan hukum Yayasan Pintu Ilmu (yang sekarang telah berganti status menjadi PT. Pintu Ilmu). Dengan UU No 22 tahun 1999 Walikota Palembang dan Lembaga Legislatif Daerah telah mengesahkan Perda tentang izzin mendirikan Rumah sakit di kota Palembang, untuk izin operasional Rumah Sakit Anak dan Bersalin Az Zahra di dapatkan pada bulan Agustus 2002.

Rumah Sakit ini pada mulanya didedikasikan untuk masyarakat di kecamatan Kalidoni serta Sako kota Palembang. Ternyata pada perkembangannya kemudian banyak masyarakat dari kecamatan lain bahkan luar kota Palembang juga memanfaatkan keberadaan Rumah Sakit Anak dan Bersalin

Observasi

Wawancara

Studi Pustaka

Triangulasi Data

Page 348: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 337

(RSAB) Az Zahra sebagai pelayanan seputar kesehatan ibu, anak dan bahkan umum. Dengan motto “Kesehatan Anda Utama bagi Kami”.Beralamat di Jalan Brigjen H. Hasan Kasim 1 – 2 Bukit Sangkal Palembang. Lokasi ini merupakan jalan ramai yang dilalui oleh masyarakat dari Borang, Perumnas Sako dan sekitarnya menuju jalan tembus Patal Pusri (Jalan Residen Abdul Rozak) dan sebaliknya. Sekarang Rumah Sakit Anak dan Bersalin Az Zahra makin mudah dijangkau semenjak adanya angkutan umum BRT Trans Musi rute Sako – PIM yang melalui jalan ini.

Pembahasan Hasil Penelitian

Tabel 1

Kompetensi Pegawai Rumah Sakit Anak dan Bersalin Az Zahra

Indikator Personalia Staff kepegawaian Bidan Perawat

Keterampilan Melakukan wawancara, memeriksa kelengkapan syarat calon pekerjs, membuat kesimpulan atau rekomendasi

Melaksanakan ketatausahaan yang meliputi tata usaha kepegawaian, perlengkapan kantor dan kearsipan

Membantu proses persalinan, melaksanakan asuhan kebidanan kepada ibu hamil, dan cek kesehatan

Memberikan pertolongan pada pasien yang memiliki penyakit tidak terlalu parah, memberikan obat anjuran dari dokter, menjaga kesehatan pasien

Pengetahuan Mampu mengevaluasi kegiatan personalia

Mampu menyusun rencana operasional urusan bagian kepegawaian

Dapat menganalisa penyakit pasien

Membantu proses rawat jalan dan rawat inap pasien

Konsep Diri Bersikap tegas dalam hal evaluasi kerja karyawan

Rajin dan sigap dalam menjalankan tugas

Sabar dan Ramah Sopan santun, sabar dan muraah senyum

Kesimpulan Kompetensi yang dimiliki personalia baik

Kompetensi yang dimiliki kepegawaian baik

Kompetensi yang dimiliki sangat baik

Kompetensi yang dimiliki perawat sangat baik

Sumber : Wawancara Rumah Sakit Az Zahra Palembang 2017.

Berdasarkan hasil wawancara dalam penelitian yang diperoleh peneliti, maka dikemukakan hasil pembahasan sebagai berikut.

Didalam penelitian ini, peneliti hanya melakukan analisis terhadap kompetensi pada salah satu rumah sakit di kota palembang. Rumah Sakit Anak dan Bersalin (RSAB) Az Zahra merupakan objek penelitian yang dipilih dalam penelitian ini, ada 4 orang yang menjadi subjek dalam penelitian ini. Mereka adalah personalia yang merupakan wanita berusia 24 tahun, satu orang staff kepegawaian, satu orang bidan dan satu orang perawat merupakan wanita berusia 24 tahun, mereka diberikan pertanyaan yang meliputi standar kompetensi dalam suatu organisasi. Adapun aspek yang terdapat dalam kompetensi SDM (Sumber Daya Manusia) pada Rumah Sakit Anak dan Bersalin Az Zahra Palembang, diantaranya adalah aspek pengetahuan, aspek keahlian atau keterampilan, dan aspek konsep diri. Untuk aspek pengetahuan peneliti memberikan beberapa pertanyaan “Bagaimana Kompetensi sumber daya manusia di Rumah Sakit Anak dan Bersalin Az Zahra?”, dalam wawancara

Page 349: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 338

pada objek penelitian. Keempat informan memberikan jawaban bahwa kompetensi di Rumah Sakit Anak dan Bersalin Az Zahra sudah baik, dengan alasan sering di adakannya pelatihan serta evaluasi kerja. Kemudian dari pertanyaan yang masih berkaitan dengan aspek pengetahuan peneliti memberikan pertanyaan “Apakah Kompetensi mempengaruhi perekrutan karyawan?”, para informan pun memberikan jawaban bahwa iya tentu, kompetensi mempengaruhi perekrutan pegawai. Selanjutnya dari pertanyaan “Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi perekrutan pegawai?” ke-4 informan memberikan jawaban pendidikan dan pengalaman serta syarat lainnya merupakan factor perekrutan pegawai di rumah sakit Az Zahra. Dan pertanyaan “Apakah Pegawai/staff memahami visi dan misi Rumah Sakit Anak dan Bersalin?”. Kedua informan memberikan jawaban bahwa pegawai dan staff memahami visi misi perusahaan, karena pemahaman visi dan misi selalu menjadi agenda rutin dan pertama saat di adakannya pelatihan. Maka dalam hal ini kompetensi dari aspek pengetahuan pada Rumah Sakit Anak dan Bersalin Az Zahra memiliki standar yang berdasarkan sumber yang akurat.

Aspek keahlian atau keterampilan, peneliti mengajukan pertanyaan dalam wawancara dengan subjek penelitian. Pertanyaannya adalah “Apakah pegawai/staff menguasai bidang masing-masing?” serta “Bagaimana pengembangan keterampilan pegawai/staff di Rumah Sakit Anak dan Bersalin?”. Dari kepribadian masing –masing informan, pegawai/ staff menguasai bidangnya masing-masing. Hal ini dilandasi oleh latar belakang pendidikan saat perekrutan pegawai serta di berikannya pelatihan untuk mengembangkan skill/keterampilan masing-masing pegawai, seperti pelatihan ICCU ( intensive cardiac care unit) untuk perawat, pelatihan kepegawaian dan kepemimpinan untuk staff kepegawaian, dan training manajemen administrasi untuk bidang Administrasi. Dan pertanyaan terakhir dari aspek ini “Apakah ada promosi kerja pada Rumah Sakit Anak dan Bersalin (RSAB) Az Zahra?”, dari pertanyaan tersebut informan 1 dan 2 memberikan respon tidak ada promosi kerja untuk saat ini, namun tidak menutup kemungkinan kedepan akan diadakannya promosi kerja di rumaah sakit ini.

Aspek yang terakhir yaitu aspek konsep diri, aspek ini merupakan kepribadian dari masing – masing karyawan, bagaimana cara mereka menghadapi situasi di sekitar mereka. Peneliti dalam hal ini memberikan pertanyaan seperti “Apakah anda senang bekerja di Rumah Sakit Anak dan Bersalin Az Zahra ?’ serta “Apa yang membuat anda senang bekerja di Rumah Sakit Anak dan Bersalin (RSAB) Az Zahra?”. Dengan kondisi lingkungan kerja yang nyaman dan bersahaja para karyawan tidak merasa sedikit pun tertekan atau stress, rasa kekeluargaan yang membuat para pegawai/staff merasa nyaman, sehingga tidak ada tekanan ketika bekerja, hal ini lah yang juga menjadi faktor tumbuh nya aspek konsep diri yang baik untuk membentuk kompetensi SDM (Sumber Daya Manusia) yang standarisasi nya sesuai sumber yang ada.

Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa Rumah Sakit Anak dan Bersalin Az Zahra memiliki standar kompetensi SDM (Sumber Daya Manusia), yang dinilai dari aspek Pengetahuan, Keterampilan dan Konsep Diri . Dan sumber tersebut adalah Hutape dan Toha (2008:28) yang menjelaskan bahwa: a) Pengetahuan

Informasi yang dimiliki seseorang karyawan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai bidang yang digelutinya, misalnya bahasa computer.Pengetahuan karyawan turut menentukan berhasil tidaknya pelaksanaan tugas yang dibebankan kepadanya, karyawan yang mempunyai pengetahuan yang cukup meningkatkan efesiensi perusahaan.

b) Keterampilan Suatu upaya untuk melakukan tugas dan tanggung jawab yang diberikan perusahaan kepada seseorang karyawan dengan baik dan maksimal, , misalnya seorang programer computer. Disamping pengetahuan dan kemampuan karyawan, hal yang paling perlu diperhatikan adalah sikap perilaku karyawan.

Page 350: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 339

c) Sikap Diri Pola tingkah laku seseorang karyawan didalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan peraturan perusahaan. Apabila karyawan mempunyai sifat mendukung pencapaian organisasi, maka secara otomatis segala tugas yang dibebankan kepadanya akan dilaksanakan sebaik-baiknya. Kompetensi knowledge, skill, dan attitude cenderung lebih nyata (visible) dan relatif berada di permukaan (ujung) sebagai karakteristik yang dimiliki manusia. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah kemampuan dan kemauan untuk melakukan sebuah tugas dengan kinerja yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan.

Pada penelitian yang berjudul “Analisis Kompetensi SDM (Sumber Daya Manusia) pada Rumah Sakit Anak dan Bersalin (RSAB) Az Zahra kota Palembang”, peneliti hanya menggunakan variabel bebas yang tidak ada keterkaitan terhadap variabel lain, dan pada penelitian ini menggunakan metode kualititatif deskriptif, peneliti juga menjelaskan bahwa komptensi Sumber Daya Manusia pada Rumah Sakit Anak dan Bersalin (RSAB) Az Zahra Palembang memiliki tiga aspek yaitu Pengetahuan, Keterampilan dan konsep diri. Yang dapat disimpulkan dari hasil wawancara bahwa hasil penilitian nya adalah sesuai dengan teori dan sumber yang ada.

5. KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan a) Kompetensi pada Rumah Sakit Anak dan Bersalin (RSAB) Az Zahra Palembang dapat di analisis

melalui beberapa indikator, yang diantaranya Pengetahuan, Keterampilan dan Konsep diri, objek penelitian yang menjadi contoh dari penelitian adalah Rumah Sakit Anak dan Bersalin Az Zahra Palembang, peneliti mengukur kompetensi pegawai dari (Pengetahuan) yang diantaranya mengenai bagaimana kompetensi sumber daya manusia di rumah sakit ini, apakah kompetensi sumber daya manusia mempengaruhi perekrutan pegawai, factor apa saja yang mempengaruhi perekrutan pegawai, serta apakah pegawai memahami visi dan misi di rumah sakit Az Zahra Palembang. Dari (Keterampilan) mengenai kemampuan pegawai menempati bidang masing-masing, lalu bagaimana dengan pengembangan keterampilan, serta dilakukan atau tidak promosi kerja di rumah sakit Az Zahra Palembang. Sedangkan dari indikator terakhir ialah (Konsep Diri) dimana indikator ini digunakan oleh peneliti untuk mengetahui situasi dan keadaan yang dialami oleh pegawai pada Rumah Sakit Anak dan Bersalin (RSAB) Az Zahra Palembang , yang dapat mempengaruhi kompetensi pegawai lebih optimal dalam memajukan eksistensi Rumah Sakit Anak dan Bersalin Az Zahra Palembang.

b) Rumah Sakit Az Zahra Palembang telah memiliki kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik dalam hal pelayanan kesehatan, bersikap ramah tamah dan bekerja secara profesional, maka Rumah Sakit Anak dan Bersalin (RSAB) Az Zahra Palembang dapat bersaing dengan rumah sakit-rumah sakit Tipe B dan A di kota Palembang.

Saran a) Sebaiknya, Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSAB) Az Zahra Palembang harus menerapkan sistem

kompensasi berupa bonus dan insentif yang lebih terhadap karyawan nya serta adanya promosi kerja, dengan diterapkan nya sistem kompensasi dan promosi kerja tersebut maka kompetensi pegawai akan mengalami peningkatan, sehingga produktivitas kerja pun menjadi lebih baik. Dengan hal itu eksistensi rumah sakit pun berkembang pesat, peluang untuk membawa rumah sakit ke jenjang yang lebih maju pun dapat tercapai.

b) Diharapkan kepada Rumah Sakit Anak dan Bersalin (RSAB) Az Zahra Palembang untuk meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pasien baru yang belum mengetahui jenis layanan, jadwal dokter dan lebih banyak mengadakan kerja sama dengan berbagai asuransi-asuransi yang

Page 351: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 340

ada, sehingga dengan cara seperti itu Rumah Sakit Az Zahra tidak kehilangan beberapa pelanggan.

6. REFERENSI

[1] Abdullah, Ma’ruf. 2014, Manajemen dan Evaluasi Kinerja Karyawan, CV.Aswaja Pressindo, Yogyakarta, hal 50 sampai 61.

[2] M. Reno. 2017. Analisis Kompetensi Sumber Daya Manusia Pada CV Multi Mandiri Palembang. Palembang : Universitas Bina Darma.

[3] Aryana, Haris. 2010. Analisis Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Kinerja Karyawan Pada

Departemen weaving PT. UNITEXTbk. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

[4] Chyntia, Maya R. 2013. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Kualitas Pelayanan Publik di Rumah Sakit Umum Daerah Ade Mohhamad Djoen Sintang. Jurmafis.untan.ac.id, 30 Maret 2017.

[5] Rachmalia, Siti. 2015. Analisis Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah(Studi pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bandung). Bandung : Universitas Widyatama.

[6] Tiansyah, Budi. 2016. Analisis Kompetensi Sumber Daya Manusia Usaha Kecil dan

Menengah Pada Palembang Harum. Unpublished. Palembang : Universitas Bina Darma.

[7] Thoha, N. 2008. Kompetensi Plus. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal 6.

[8] .......,PengertianTriangulasi. Diunduh 4 April 2017, dari Dunia-penelitian.blogspot.com

Page 352: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 341

PERSEPSI KINERJA GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI 81 PALEMBANG

Mei Lisa Putri1, Asmanita2

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bina Darma [email protected], [email protected]

Abstract The State Elementary School number 81 Palembang is one of the national model elementary school in Seberang Ulu are with A accreditation which reflects the quality of this school. The objective of this study was to find out how the perception of teacher performance at state elementary school 81 of Palembang. The data obtained by the writer were secondary and primary surveyed through questionnaires. The population in this study consisted of 183 people and obtained a sample of 125 people through the calculation of Slovin. The respondents came from the sixth grade students of the academic year 2016. The indicators used in this study inclluded : (1) the ability to compile lesson plans, (2) the ability to carry out learning, (3) the ability to establish interpersonal relationships, (4) the ability to carry out assessment of learning outcomes, (5) the ability to commit enrichment, and (6) the ability to perform remedial. The data analysis methods used by writer in this research were descriptive analysis and mean analysis (mean). The results of this study indicated that the mean calculation of the teacher performance questionnaire result was evaluated very good with the mean value of 127,024 in the classification of 126-150. Keywords : perception – teacher performance

1. PENDAHULUAN Sehubungan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan menjadi salah

satu faktor utama pendukung berkembangnya suatu bangsa. Pendidikan perlu dikembangkan secara terpadu dan serasi baik dalam jalur, jenis, dan jenjang pendidikan ataupun antara sektor pendidikan dan sektor pembangunan lainnya. Dalam dunia usaha, pendidikan pun diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang terampil dan kompeten.Untuk memperoleh sumber daya manusia yang terampil dan kompeten tentunya di perlukan proses pendidikan serta pelatihan yang baik dan berkualitas. Pendidikan sendiri dapat di lakukan sejak dini, sesuai dengan jenjang pendidikan yang sudah ada, secara umum dapat meliputi taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA) dan perguruan tinggi sederajat. Dalam hal ini tentunya diperlukan pemahaman tentang pendidikan yang berkualitas dari semua pihak yang terlibat, terutama guru yang merupakan sumber daya manusia sebagai pilar utama dalam proses pembelajaraan sehingga dapat menciptakan siswa-siswi yang terampil dan kompeten dalam berbagai bidang sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah di tetapkan.

Guru sebagai pelaksana merupakan kunci dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional. Dimana semua gagasan, rencana, inovasi dan kebijaksanaan pendidikan yang telah ditetapkan untuk mewujudkan tujuan pendidikan menjadi tanggung jawab guru tersebut. Oleh karena itu, adanya pelaksana pendidik (guru) yang memiliki kinerja yang baik menjadi tuntutan tersendiri. kinerja guru merupakan faktor penting dalam proses pendidikan guna mencapai tujuan pendidikan nasional. Untuk dapat melihat perkembangan terhadap kinerja guru, di gunakan sistem pengontrolan dan evaluasi, yakni dengan dilakukannya penilaian terhadap kinerja sumber daya manuusia, dalam hal ini sumber daya manusia yang dinilai ialah guru.

Page 353: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 342

Sekolah Dasar Negeri 81 Palembang merupakan salah satu sekolah dasar percontohan di daerah Seberang Ulu I Palembang, dengan akreditasi A yang mencerminkan kualitas dari sekolah, dapat di lihat dari hasil yang telah dicapai yakni dari segi kuantitas dan kualitas lulusan sekolah ini. Akan tetapi sebagai tolak ukur dan masukan bagi sekolah, siswa-siswi yang merupakan kostumer yang secara langsung berhadapan dan merasakan bagaimana kinerja guru, memiliki potensi lebih dalam memberikan opini nya yang dapat berguna bagi perkembangan guru maupun sekolah ke arah lebih baik serta meningkatkan pencapaian tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu perlunya pengkajian lebih dalam mengenai persepsi kinerja guru dalam sebuah penelitian yang berjudul “Persepsi Kinerja Guru Sekolah Dasar Negeri 81 Palembang.”

2. KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia (MSDM) adalah suatu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan atas pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan secara terpadu. (Umar dalam Suyonto, 2015:2). Sedangkan menurut Flippo dalam Suyonto (2015: 1) manajemen personalia adalah perencanaan, dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai beberapa tujuan individu organisasi dan masyarakat.

Manajemen sumber daya manusia menurut Dessler (2014:5) adalah proses memperoleh, melatih, menilai, dan memberikan kompensasi kepada karyawan, memerhatikan hubungan kerja mereka, kesehatan, keamanan dan masalah keadilan. Dan terakhir menurut Marwansyah (2010:24) MSDM merupakan pendayagunaan sumber daya manusia di dalam organisasi, yang dilakukan melalui fungsi-fungsi perencanaan sumber daya manusia, rekrutmen dan seleksi, pengembangan sumber daya manusia, perencanaan dan pengembangan karir, pemberian kompensasi dan kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan kerja, dan hubungan industrial.

Persepsi

Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. (Thoha, 2000:123). Dalam bukunya Umam (2010:67), menjelaskan arti persepsi dalam kamus adalah sebagai proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu informasi terhadap objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak.

Sedangkan menurut Robbins dan Judge (2008:175), persepsi (perception) adalah proses di mana individu mengatur dan menginterprestasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka. Menurut Solomon dalam Prasetijo dan Ihalauw (2005:67), mendefinisikan persepsi sebagai proses di mana sensasi yang diterima oleh seseorang dipilah dan dipilih, kemudian diatur dan akhirnya diinterpretasikan.

Menurut Miftha dalam Hendi (2010:15) menyatakan bahwa persepsi timbul karena adanya dua faktor baik internal maupun eksternal antara lain: a) Faktor internal

Antaranya tergantung pada proses pemahaman sesuatu termasuk didalamnya sistem nilai, tujuan, kepercayaan dan tanggapannya terhadap hasil yang dicapai

b) Faktor eksternal

Page 354: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 343

Berupa lingkungan kedua faktor ini yang menimbulkan persepsi karena didahului oleh suatu proses yang dikenal dengan komunikasi.

Proses timbulnya persepsi menurut Udai dalam Mardianti (2011:10) meliputi beberapa tahapan

yakni: a) Proses penerimaan ransangan

Proses penerimaan dalam persepsi adalah penerimaan ransangan atau data sebagai sumber, kebanyakan data diterima panca indera yang dengan melihat sesuatu, mendenga, mencium, dan merasakannya.

b) Proses penyelesaian rangsangan Setelah diterima ransangan atau data diseleksi

c) Proses pengorganisasian Data atau ransangan yang diterima selanjutnya diorganisasikan dalam suatu bentuk

d) Proses penafsiran Setelah diatur si penerima lalu menafsirkan data itu dengna berbagai cara

e) Proses pengecekan Setelah data diterima dan ditafsirkan, sipenerima mengambil sikap atau keputusan beberapa tindakan untuk mengecek apakah penafsiran benar atau salah

f) Proses reaksi Konsep akhir proses persptual adalah tindakan sehubungan dengan apa yang diserap, hal ini biasanya dilakukan jika seseorang berbuat sesuatu dengan penafsirannya.

Kinerja Guru

Dalam penelitiannya Yusuf (2010:9) menjelaskan menilai kinerja guru adalah suatu proses menentukan tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas-tugas pokok mengajar dengan mengunakan patokan-patokan tertentu. Kinerja guru adalah kemampuan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran, yang dilihat dari penampilannya dalam melakukan proses belajar mengajar.

beberapa indikator kinerja guru, yaitu: (1) kemampuan menyusun rencana pembelajaran, (2) kemampuan melaksanakan pembelajaran, (3) kemampuan mengadakan hubungan antarpribadi, (4) kemampuan melaksanakan penilaian hasil belajar, (5) kemampuan melaksanakan pengayaan, dan (6) kemampuan melaksanakan remedial. (Supardi, 2013:73)

Sedangkan menurut Manusung dalam Supardi (2013:72), agar penelitian kinerja guru mudah dilaksanakan serta membawa manfaat diperlukan pedoman dalam penilaian kinerja guru, mencangkup: a) Kemampuan dalam memahami materi bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya (subject

mastery and content knowledge) b) Keterampilan metodologi yaitu merupakan keterampilan cara menyampaikan bahan pelajaran

dengan metode pembelajaran yang bervariasi (metodelogical skills atau technical skills) c) Kemampuan berinteraksi dengan peserta didik sehingga tercipta suasana pembelajaran yang

kondusif yang bisa mempelancar pembelajaram. d) Disamping itu, perlu juga adanya sikap profesional (professional standard-professional attitude),

yang turut menentukan keberhasilan seorang guru di dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan panggilan sebagai seorang guru.

Page 355: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 344

Kerangka Pemikiran

3. METODOLOGI PENELITIAN Objek dan Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 81 Palembang khusunya kelas 6 tahun ajaran 2016, yang berada di kawasan perumahan OPI Jakabaring, Jalan Gubernur H. Ahmad Bastari Kec. SU I, Kel. 15 Ulu Palembang.

Tekniik Analisis a) Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi, Sugiyono (2012:147). Dalam penelitian ini penulis menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑂𝑂 =𝐹𝐹 𝑁𝑁

𝑥𝑥 100%

Keterangan : P : Presentasi F : Frekuensi N : Number of Cases (banyaknya individu)

b) Analisis Mean

Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya mean (rata-rata) nilai angket tentang kinerja guru. Umar (2003:157) rumusan yang digunakan adalah:

𝑋𝑋� = ∑𝑋𝑋𝑟𝑟𝑛𝑛

Keterangan : 𝑋𝑋� = Mean yang kita cari ∑Xi = Jumlah nilai dari seluruh data n = Jumlah data

Persepsi Kinerja Guru

1. Kemampuan menyusun rencana pembelajaran 2. Kemampuan melaksanakan pembelajaran 3. Kemampuan mengadakan hubungan antar pribadi 4. Kemampuan melaksanakan penilaian hasil belajar 5. Kemampuan melaksanakan pengayaan 6. Kemampuan melaksanakan remedial

Sumber: Supardi, 2014, Kinerja Guru, PT

RajaGrafindo Persada: Jakarta

Page 356: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 345

c) Skala Pengukuran Variabel

Pada penelitian ini menggunakan skala likert yang merupakan teknik dalam menentukan skor. Sugiyono (2006:104) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian ini fenomena sosial diartikan penulis sebagai variabel penelitian , dimana variabel tersebut akan di ukur sesuai teori yang digunakan. Variabel yang telah diukur akan dijabarkan sebagai indikator variabel yang nantinya dapat dipergunakan sebagai tolak ukur untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

Tabel 1

Bobot Nilai Jawaban Responden

Variabel Skor

Sangat Setuju 5 Setuju 4

Ragu-ragu 3 Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1 4. HASIL PEMBAHASAN Gambaran Umum Sekolah Dasar Negeri 81 Palembang

Sekolah Dasar Negeri 81 Palembang yang beralamat di Jalan Gubernur H. Ahmad Bastari Jakabaring 15 Ulu Seberang Ulu 1 berakreditasi A sejak tahun 2013, dengan katagori Rintisan Sekolah Bertahap Internasional (RSBI) memiliki luas tanah dan bangunan 10.000 m2 dan 627.39 m2. Dengan total keseluruhan siswa pada tahun ajaran 2016 sebanyak 1.217 orang, dan total keseluruhan guru dan staff baik honorer ataupun PNS sebanyak 54 orang

a) Visi Sekolah : ”Mewujudkan kualitas profesional, disiplin dan terampil, berakhlak mulia serta meningkatkan prestasi dan menanamkan budaya berwawasan lingkungan dan berjiwa nasionalisme”.

b) Misi Sekolah meliputi: 1) Mewujudkan guru yang berkualitas, berdedikasi tinggi, professional melalui pendidikan dan

pelatihan secara reguler 2) Membiasakan pendidik dan peserta didik membuat media pembelajaran, karya tulis

berperilaku yang baik sesuai dengan norma-norma agama seperti : sikap saling tolong menolong, saling membantu, dan saling menghormati, memiliki rasa nasionalisme yang tinggi

3) Meningkatkan kemampuan siswa agar siap dan tanggap terhadap berbagai kegiatan ekstrakurikuler melalui kegiatan latihan secara reguler

4) Menumbuhkembangkan dan mendorong terwujudnya sekolah peduli dan berbudaya lingkungan

5) Meningkatkan mutu lulusan yang siap bersaing di jenjang pendidikan berikutnya

c) Tujuan Sekolah meliputi: 1) Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian akhlak mulia serta keterampilan

untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. 2) Melaksanakan pendekatan pembelajaran aktif pada semua mata pelajaran

Page 357: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 346

3) Meningkatkan kualitas pendidik dan peserta didik 4) Meningkatkan prestasi pendidik maupun peserta didik baik dibidang akademik maupun non

akademik di tingkat kecamatan, kota, propinsi, nasional bahkan internasional 5) Mewujudkan lingkungan sekolah sehat 6) Mewujudkan berbagai kegiatan dalam proses belajar di kelas berbasis pendidikan budaya dan

karakter bangsa Pembahasan Hasil Penelitian

Kinerja guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran di madrasah dan bertanggung jawab atas peserta didik di bawah bimbingannya dengan meningkatkan prestasi belajar peserta didik. (Supardi, 2014:55). Kinerja guru dapat ditunjukkan dari beberapa indikator yang di syaratkan dapat dipenuhi. Dalam penelitian ini penulis menjabarkan indikator-indikator tersebut dalam bentuk kuisioner yang di bagikan kepada sejumlah responden yakni siswa guna mengetahui persepsi terhadap kinerja guru.

Pada dimensi pertama yang penulis gunakan yakni kemampuan menyusun rencana pembelajaran, responden yang merupakan siswa dominan menyatakan setuju pada pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan dimensi pertama tersebut. Hal ini sesuai dengan teori menurut Slavin dalam Supardi (2014:56) dimana terdapat aspek kualitas dalam pembelajaan yang merupakan upaya-upaya guru untuk menyampaikan pembelajaran supaya mudah dipahami, mudah diingat dan menyenangkan. Guru perlu menyampaikan materi pembelajaran secara tersusun dan sistematis; menggunakan bahasa yang jelas dan mudah; memberi informasi yang jelas serta memberikan contoh yang saling berkaitan; memberi penekanan kepada materi esensial dan mengaitkan pembelajaran itu dengan pengetahuan dan pengalaman peserta didik yang telah dimiliki peserta didik dan menggunakan alat bantu pembelajaran bagi membantu menjelaskan sesuatu konsep.

Selanjutnya terdapat pula aspek insentif yang merupakan usaha untuk memberi motivasi kepada peserta didik agar terus belajar serta menyelesaikan tugas- tugas yang diberikan oleh guru. Terdapat dua cara dimana guru dapat memberi motivasi kepada peserta didik untuk terus belajar. Slavin dalam Supardi (2014:57), pertama guru perlu melaksanakan pembelajaran yanng dapat menarik minat dan menyenangkan peserta didik yaitu dengan menggunakan berbagai metode pembelajaran seperti menggunakan metode demonstrasi, bermain peran, drama, diskusi, dialog, metode inquiri dan sebagainya. Cara kedua melibatkan pemberian insentif kepada peserta didik melalui ganjaran atau pujian atas penguasaan materi pembelajaran yang disampaikan atau memberi teguran kepada peserta didik yang tidak dapat menguasai materi pembelajaran. Teori di atas berkaitan dengan pernyataan yang penulis gunakan untuk kuisioner pada butir ke-7 dimensi kedua yaitu dalam mengajar guru menggunakan metode secara bervariasi (ceramah, tanya jawab, demonstrasi), dimana pada pernyataan ini juga memiliki presentase dominan setuju sebesar 56.80%.

Dalam penelitian ini penulis juga menjabarkan mengenai kemampuan guru melaksanakan penilaian hasil belajar, yang sesuai dengan teori menurut Basyirudin dan Usman dalam Supardi (2014:59), yakni guru yang memiliki kinerja yang baik dan profesional dalam implementasi kurikulum memiliki ciri-ciri : “mendesain program pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan menilai hasil belajar peserta didik”. Pada pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan dimensi ini memiliki presentase dominan setuju yang artinya guru telah memenuhi syarat kemampuan dalam melaksanakan penilaian hasil belajar.

Untuk mengetahui hasil rata-rata (mean) jawaban responden terhadap keseluruhan isi kuisioner, ditentukan terlebih dahulu interval yang akan di gunakan untuk menjadi patokan hasil perhitungan rata-rata (mean), penulis menggunakan skala likert dalam penelitian ini dengan bobot tertinggi di setiap pernyataan adalah 5 dan bobot terendah 1, jumlah pernyataan 30 serta jumlah responden 125

Page 358: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 347

orang, maka penulis menentukan interval untuk hasil penelitian dengan menggunakan rumus menurut Riduwan (2003:71) sebagai berikut:

𝑂𝑂 = 𝑅𝑅𝑀𝑀𝑛𝑛𝑖𝑖𝑟𝑟𝑛𝑛𝑖𝑖

𝑀𝑀𝑟𝑟𝑛𝑛𝐵𝐵𝑟𝑟𝐵𝐵 𝐾𝐾𝑀𝑀𝑡𝑡𝑟𝑟𝑟𝑟 𝐼𝐼𝑛𝑛𝑖𝑖𝑀𝑀𝑟𝑟𝐴𝐴𝑟𝑟𝑡𝑡

Keterangan : Rentang : Nilai Tertinggi – Nilai Terendah Banyak Kelas Interval : 5 Skor tertinggi : 5 Skor terendah : 1 Jumlah skor terendah x jumlah pernyataan = 1 x 30 = 30 Jumlah skor tertinggi x jumlah pernyataan = 5 x 30 =150 Range = skor tertinggi – skor terendah

= 150 – 30 = 120

Maka di dapat untuk hasil penelitian yaitu :

𝑂𝑂 = 1205

𝑂𝑂 = 24 Sehingga dapat dibuat tabel untuk interval seperti berikut:

Tabel 2

Kualifikasi angket skor penilaian kinerja guru Klasifikasi Kualifikasi 126 – 150 Sangat baik 102 – 125 Baik 78 – 101 Cukup 54 – 77 Kurang baik 30 – 53 Sangat kurang baik

Sumber : Data Primer

Selanjutnya akan dicari rata-rata (mean) dari skor kuisioner persepsi kinerja guru pada Sekolah Dasar Negeri 81 Palembang. Skor yang digunakan berupa hasil penjumlah pada jawaban seluruh responden, dengan rumusan sebagai berikut:

𝑋𝑋� = ∑𝑋𝑋𝑟𝑟𝑛𝑛

𝑋𝑋� = 15878

125

𝑋𝑋� = 127.024 Berdasarkan dari perhitungan di atas, maka diperoleh bahwa nilai rata-rata (mean) persepsi

kinerja guru pada Sekolah Dasar Negeri 81 Palembang adalah 127.024.

Page 359: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 348

Kemudian dari hasil rata-rata (mean) tersebut dapat di lihat kualifikasinya pada tabel kualifikasi di atas yang sudah ditentukan interval nya, dimana dengan hasil mean sebesar 127.024 yang berada pada klasifikasi 126 – 150 sehingga dapat di ketahui bahwa persepsi kinerja guru pada Sekolah Dasar Negeri 81 Palembang termasuk kategori sangat baik.

Hal ini diperkuat dengan penelitian terdahulu menurut Yusuf (2010:9) yang menjelaskan bahwa menilai kinerja guru adalah suatu proses menentukan tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas-tugas pokok mengajar dengan mengunakan patokan-patokan tertentu. Dimana patokan-patokan tersebut dapat berupa indikator-indikator yang digunakan dalam mengetahui serta menilai kinerja guru, menurut Supardi (2013:73) meliputi: (1) kemampuan menyusun rencana pembelajaran, (2) kemampuan melaksanakan pembelajaran, (3) kemampuan mengadakan hubungan antarpribadi, (4) kemampuan melaksanakan penilaian hasil belajar, (5) kemampuan melaksanakan pengayaan, dan (6) kemampuan melaksanakan remedial. 5. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Dari hasil perhitungan rata-rata (mean) kuisioner yang penulis bagikan kepada 125 responden yakni siswa kelas 6 Sekolah Dasar Negeri 81 Palembang tahun ajaran 2016 mengenai persepsi kinerja guru, di dapatkan hasil sebesar 127.024 yang berada pada klasifikasi 126 – 150. Hal ini menunjukan bahwa kinerja guru pada Sekolah Dasar Negeri 81 Palembang sudah sangat baik. Saran

Saran yang dapat diberikan kepada Sekolah Dasar Negeri 81 Palembang khusus nya dalam hal kinerja guru, yakni pada beberapa pernyataan yang memiliki presentase pilihan ragu-ragu dan tidak setuju meliputi: a) Kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran, guru dapat mengikuti berbagai seminar ataupun

pelatihan guna menambah ilmu dan pengetahuan dalam dunia pendidikan belajar mengajar. b) Memberikan kesempatan lebih pada siswa untuk berpendapat dalam kegiatan belajar mengajar,

hal ini dapat dilakukan apabila guru dapat membentuk komunikasi yang baik dengan siswa-siswinya, sehingga tercipta suasana komunikasi yang produktif dan edukatif dalam proses belajar mengajar.

c) Mengadakan ulangan harian setiap menyelesaikan pokok bahasan, hal ini berguna dalam mengevaluasi kemampuan siswa-siswi serta mendidik dan membiasakan mereka disiplin dalam belajar.

d) Memberikan saran pada siswa yang mendapatkan nilai yang kurang baik, seperti poin sebelumnya kemampuan dalam berkomunikasi dan menciptakan hubungan yang baik antar guru dan siswa sangat penting, sehingga siswa-siswi dapat termotivasi dalam belajar guna meningkatkan kemampuannya.

6. REFERENSI

[1] Dessler, Gary. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jilid 1. PT Indeks: Jakarta Barat

[2] Hendi, Muhammad. 2010. Analisis Persepsi Mahasiswa terhadap Merk Class Mild. Unpublished. Universitas Bina Darma Palembang

[3] Mardianti, Ummi. 2011. Persepsi Konsumen terhadap Keputusan Membeli Deodoran Merk

Rexona pada PT Unilever Tbk. Palembang. Unpublished. Universitas Bina Darma Palembang

Page 360: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 349

[4] Marwansyah. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 2. Alfabeta: Bandung

[5] Prasetijo, Ristiyanti, dan John J.O.I Ihalauw. 2005. Perilaku Konsumen. ANDI: Yogyakarta

[6] Riduwan. 2003. Dasar-dasar Statistika. Cetakan ketiga. Alfabeta: Bandung

[7] Robbins, Stephen P dan Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi. Buku 1. Salemba

Empat: Jakarta

[8] Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. CV Alfabeta: Bandung

[9] _______. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Penerbit Alfabeta:

Bandung

[10] Sunyoto, Danang. 2015. Penelitian Sumber Daya Manusia. PT Buku Seru: Jakarta

[11] Supardi. 2014. Kinerja Guru. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta

[12] Thoha, Miftah. 2000. Perilaku Organisasi. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta

[13] Umam, Khaerul. 2010. Perilaku Organisasi. CV Pustaka Setia: Bandung

[14] Umar, Husein. 2003. Metode Riset Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

[15] Yusuf, Acep. 2010. Hubungan Antara Persepsi Siswa tentang Kinerja Guru dengan Prestasi Belajar Siswa. Jurnal. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 361: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 350

PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP PRODUKTIFITAS KERJA KARYAWAN PADA PABRIK KELAPA

SAWIT PT. BULUH CAWANG PLANTATIONS (BCP) DABUK REJO

Made Sandra Purnama 1, Emi Suwarni 2

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bina Darma [email protected] 1, [email protected] 2

Abstract This study aims to determine the effectiveness of health and safety programs (K3), description of employee productivity level, and is there any influence of effectiveness of health and safety program (K3) tehadap employee work productivity at PT. Buluh Cawang Plantations. In this research, there are two variables studied: first is X variable (health and safety program (K3)) which has indicator: 1) Use of protective device; 2) Placement of signs; 3) Emergency response equipment; 4) The placement of first aid equipment, the second is Variable Y (work productivity) whose indicators are: 1) quality of work; 2) quantity of work; 3) work discipline. The purpose of this study is To determine the effect of occupational health and safety (K3) on work productivity of employees at the Palm Factory PT. Buluh Cawang Plantations. This research uses random sampling method that is taking the sample member from population done in randomly without considering strata that exist in that population. Based on data obtained from the results of this study showed that the health and safety program (K3) has a positive effect on employee productivity at the Palm Factory PT. Buluh Cawang Plantations. Keywords: Health and Safety (K3), Work Productivity 1. PENDAHULUAN

Sumber daya manusia merupakan bagian terpenting dari suatu perusahaan. Manajemen sumber daya manusia yang ada dan tersedia dalam suatu perusahaan merupakan faktor yang paling penting. Semua kopetensi yang dimiliki oleh sumber daya manusia mempunyai pengaruh terhadap upaya peerusahaan, perencanaan tujuan yang hendak di capai oleh perusahaan. Sumber daya manusia sebagai salah satu unsur yang sangat menentukan keberhasilan suatu perusahaan. Hal ini sangat memerlukan perhatian tersendiri oleh suatu perusahaan karena akan mempengaruhi prestasi, dedikasi dan loyalitas serta kecintaan terhadap pekerjaan.

PT. Buluh Cawang Plantations adalah salah satu anak perusahaan dari Wilmar Group Plantation yang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang Agro. Salah satu perusahaan terkemuka PT. Buluh Cawang Plantations adalah perusahaan pabrik kelapa sawit yang berada di propinsi Sumatra Selatan Kabupaten Ogan Komring Ilir (OKI), terletak di kecamatan Lempuing. Produksi utama dari perusahaan ini adalah industri CPO ( Crude Palm Oil) dan KERNEL (Inti Sawit). Luas Perusahaan pabrik kelapa sawit ini adalah 21.58 Ha, dan memiliki kapasitas pabrik pengolahan CPO dan KARNEL mencapai 100 Ton/jam. Pabrik Kelapa Sawit tersebut di bangun pada awal tahun 2001 dan selesai pada bulan September 2002, PKS tersebut mulai beroprasi pada bulan oktober 2002 hingga sekarang dan dengan jumlah karyawan keseluruhan mencapai 194 orang.

Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada pabrik kelapa sawit ini ditunjukkan dari sebagian besar pekerja yang bekerja pada pabrik kelapa sawit Buluh Cawang Plantations desa Dabuk Rejo, telah menggunakan alat pelindung diri kelengkapan safety seperti sarung tangan, alat peredam suara ( pelindung telinga), helm, sepatu safety, kacamata, dan masker, anti radiasi pada layar komputer, namun pada beberapa orang pekerja penggunaan alat pelindung diri ini sering tidak digunakan karena dianggap mengurangi kecekatannya bekerja (kurang bebas bergerak).

Page 362: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 351

Melihat masalah yang dihadapi Pabrik Kelapa Sawit PT. Buluh Cawang Plantations untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu ada upaya yang harus dilakukan oleh Pabrik Kelapa Sawit PT. Buluh Cawang Plantations. Adapun masalah-masalah yang akan di identifikasi oleh penulis adalah : Bagaimana pengaruh kesehatan dan keselamatan kerja (K3) terhadap produktivitas kerja karyawan?, Berdasarkan perumusan masalah yang ada maka, tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh kesehatan dan keselamatan kerja (K3) terhadap produktivitas kerja karyawan pada Pabrik Kelapa Sawit PT. Buluh Cawang Plantations. Berdasarkan latar belakang, tinjauan teoritis, dan hasil dari penelitian sebelumnya, keselamatan dan kesehatan kerja berperan penting untuk meningkatkan produkvisitas kerja karyawan. Oleh karena itu peneliti dapat mengeluarlan hipotes, yakni : penerapan program kesehatan dan keselamatan kerja yang disediakan memiliki pengaruh positif dan kuat terhadap produktifitas kerja karyawan Pabrik Kelapa Sawit PT. Buluh Cawang Plantations (BCP) Dabuk Rejo.

2. KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya adalah kebutuhan setiap manusia dan menjadi naluri dari setiap mahluk hidup. Ridly dan Jhon (1983), mengartikan kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjanya, perusahaan maupun bagi masyarakatdan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut. Untuk dapat membangun tenaga kerja yang produktif, sehat, dan berkualitas perlu adanya menejemen yang baik, terutama yang terkait dengan masalah keselamatan kerja dan kesehatan kerja (k3).

Menurut Birds dalam Samsudin (2005:4) memodifikasi teori domino Hainrich dengan mengemukakan teori menejemen yang berisikan lima faktor dalam urutan suatu kecelakaan yaitu: menejemen, sumber penyebab dasar, gejala, kontak, dan kerugian. Dalam teorinya, Birds itu dalam Samsudin (2005:5) mengemukakan bahwa usaha mencegah kecelakaan kerja hanya dapat berhasil dengan mulai memperbaiki menejemen keselamatan dan kesehatan kerja (k3).

Menurut Heinrich dalam suardi (2005:4) dalam risetnya menemukan sebuah teori yang dinamainya Teori Dominan. Teori ini menyebutkan bahwa pada setiap kecelakaan yang menimbulkan cedera, terhadap lima faktor secara berurutan yang digambarkan sebagai 5 domino yang berdiri sejajar, yaitu: kebiasaan, kesalahan seseorang, perbuatan dan kondisi tak aman (hazard), kecelakaan serta cidera. Heinrich mengemukakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan, kuncinya adalah dengan memutuskan dengan rakaian sebab-akibat. Misalnya dengan membuang (hazard) satu domino diantaranya.

Ramli, (2010:42) mengemukakan Kecelakaan mempengaruhi produktivitas perusahaan. Di dalam proses produksi, produktivitas ditopang oleh tiga pilar: 1).Kuantitas (Quantity), 2). Kualitas (Quality), 3). Keselamatan (Sofety). Prokdutivitas hanya dapat dicapai jika ketiga unsur prokduktivitas tersebut berjalan secara seimbang.

Sumber daya manusia merupakan elemen yang paling setrategis dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Peningkatan produktivitas kerja hanya mungkin dilakukan oleh manusia. Sebaliknya, sumber daya manusia pula yang dapat menjadi penyebab terjadinya pemborosan dan inefisiensi dalam berbagai bentuknya ( Siagian, 2002 : 99)

Tohardi (2002 : 100) mengemukakan bahwa produktivitas kerja merupakan sikap mental. Sikap mental yang selalu mencari perbaikan terhadap apa yang telah ada. Suatu keyakinan bahwa seseorang dapat melakukan pekerjaan lebih baik hari ini daripada hari krmarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.

Berdasarkan latar belakang, tinjauan teoritis, dan hasil dari penelitian sebelumnya, keselamatan dan kesehatan kerja berperan penting untuk meningkatkan produkvisitas kerja karyawan. Oleh karena itu peneliti dapat mengeluarlan hipotes, yakni : penerapan program kesehatan dan keselamatan kerja

Page 363: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 352

yang disediakan memiliki pengaruh positif dan kuat terhadap produktifitas kerja karyawan Pabrik Kelapa Sawit PT. Buluh Cawang Plantations (BCP) Dabuk Rejo.

Gambar 1

Gambar Kerangka Pemikiran

3. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada Pabrik Kelapa Sawit PT.Buluh Cawang Plantations (BCP)

Dabuk Rejo. Variabel yang digunakan yaitu : variabel terikat ( dependent variabel ). Menurut Sugiono ( 2010 : 33 ), variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah produktivitas kerja ( Y ). Variabel bebas ( independent variabel ) Menurut Sugiono ( 2010 : 33 ), variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas ialah keselamatan dan kesehatan kerja ( K3 ) ( x )

Tabel 1 Oprasional Variabel

Variabel Devinisi Indikator Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(X)

Keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya adalah kebutuhan setiap manusia dan menjadi naluri dari setiap mahlukhidup. Untuk dapat membangun tenaga kerja yang produktif, sehat, dan berkualitas perluadanya manajemen yang baik, terutama yang terkait dengan masalah keselamatan kerja dan kesehatan kerja.

− Kemampuan kerja − Lingkungan kerja

yang sehat − Beban kerja − Beban tambahan − Pelayanan preventif

dan promotif

Poduktifitas kerja (Y)

Melaksanakan sesuatu yang benar dalam memenuhi kebutuhan organisasi berkaitan dengan pencapaian unjuk kerja yang maksimal, dalam arti pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu dan melakukan yang benar dengan proses yang benar berkaitan dengan upaya membandingkan masukan dengan realisasi penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.

− Kemampuan − Efisiensi − Mutu − Meningkatkan hasil

yang ingin dicapai − Pengembangan diri − Semangat kerja

Keselamatan dan Kesehatan kerja (x1)

a. Beban kerja b. Pelayanan c. Peralatan yang memadai d. Lingkungan kerja yang sehat

dan nyaman e. Lingkungan kerja yang sehat

Produktivitas (Y) a. Semangat kerja b. Mutu c. Pengembangan diri

meningkatkan hasil yang dicapai

d. Efesiensi

Page 364: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 353

Adapaun metode yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu : Data Primer yaitu data yang diambil secara langsung oleh peneliti dari dari objek yang di teliti, adapun metode yang digunakan untuk menampilkan data tersebut yaitu : Observasi, Wawancara, Kuisioner. Sedangkan Data Sekunder yaitu sumber data yang sudah di olah atau disusun sedemikian rupa oleh pihak lain, yang berupa data atau dokumen, artikel maupun kerangka ilmiah yang dapat mendukung penelitian ini. Metode pengumpulan data sekunder yang diperoleh oleh penulis, dibaca dan dipelajari dengan baik sehingga dapat digunakan sebagai referensi untuk mendukung penelitian yang penulis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Diskriptif kualitatif, Menurut sugiono ( 2010 : 13 ) diskriptif kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat dan gambar. b. Deskriptif kuantitatif, Menurut sugiono ( 2010: 14 ) deskriptif kualitatif adalah metode analisis yang kemungkinan dapat dinyatakan dengan angka-angka, artinya jawaban pertama dimulai dari bobot yang paling besar. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi orang atau kelompok tentang fernomena sosial.

Teknik analisis data yang digunakan yaitu Regrasi linier sederhana, analisis koefisien korelasi, dan analisis koefisien determinasi. Analisa regresi linier sederhana adalah analisis linier dengan jumlah variabel yang pengaruhnya hanya ada satu. Bentuk linier nsederhana ini biasanya dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :

Y= a + βX Keterangan : Y = Produktivitas Kerja X = Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) a = konstanta β = koefisien regresi Analisis koefisien korelasi adalah hubungan linier antara dua variabel atau lebih dari pengamatan

untuk menguji hipotesis asosiatif (Sugiono 2010 : 248 ). Analisis korelasi hubungan antara produktivitas kerja ( Y ) keselamatan dan kesehatan kerja (K3) (X) menggunakan teknik analisis sederhana dan teknik analisis berganda.

Analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui hasil seberapa jauh variabel dependen itu dijelaskan variabel independen. Koefisien ini menunjukan seberapa besar persentase variasi variabel dependen. R2 sama dengan 0, maka tidak ada sedikit persentase sembangan pengaruh yang diberikan variabel dependen, sebaliknya jika R sama dengan 1, maka persentasi sumbangan pengaruh yang diberikan variabel dependen adalah sempurna. Analisis ini juga menggunakan bantuan program SPSS.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari objek penelitian. Adapun cara pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan cara membagikan kuisioner dengan target responden sebanyak 125 responden yang dibagikan kepada karyawan PT. Buluh Cawang Plantations sebagai sampel penelitian ini.

Dari 125 kuisioner yang di bagikan kepada responden tersebut semuanya kembali yang kemudian akan diproses lebih lanjut. Kuisioner yang dibagikan terdiri dari beberapa butir pernyataan yang di berikan kepada PT. Buluh Cawang Plantations yang menjadi responden dan variabel yang di teliti yaitu keselamatan dan kesehatan kerja sebagai variabel bebas dan produktivitas karyawan sebagai

Page 365: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 354

Variabel terikat. Dalam penelitian ini kuisioner yang digunakan menggunakan skala Likert dengan lima alternatif jawaban seperti skor yang ditentukan di bawah ini :

1. Sangat Setuju : Skor 5 2. Setuju : Skor 4 3. Netral : Skor 3 4. Tidak Setuju : Skor 2 5. Sangat Tidak Setuju : Skor 1

Berikut hasil tabulasi dari masing-masing variabel :

Tabel 2 Tabulasi keselamatan dan kesehatan kerja (X)

No. Pernyataan Skor Persentasi R

ata-Rata

SS

S RR

TS

STS

1. Beban kerja yang diberikan sesuai dengan kemampuan kerja saya

51 53 9 11 1 4,136

40,8% 42,4% 7,2% 8,8% ,8%

2. Pemilihan alat dan mesin sesuai dengan pekerjaan saya

43 58 17 5 2 4,08

34,4% 46,4% 13,6% 4,0% 4,8%

3. Semua peralatan kerja dalam kondisi baik dan layak pakai

43 54 14 12 2 3,992

34,4% 43,2% 11,2% 9,6% 1,6%

4.

Perusahaan melakukan pemeriksaan secara berkala dan Perusahaan menyediakan klinik ditempat kerja

43 64 14 3 1

4,16 34,4% 51,2% 11,2% 2,4% ,8%

5. Perusahaan memberikan jaminan kesehatan kepada setiap karyawan

41 60 22 2 0 4,12

32,8% 48,0% 17,6% 1,6% 0%

6.

Semua bagian dari peralatan yang berbahaya telah diberi suatu tanda-tanda

34 60 27 4 0 3,992

27,2% 48,0% 21,6% 3,2% 0%

7.

Setiap karyawan yang sakit akan dirujuk kerumah sakit yang telah ditentukan oleh perusahaan

46 54 17 5 3

4,08

36,8% 43,2% 13,6% 4,0% 2,4%

8. Perusahaan selalu menyediakan pelindung

49 61 13 2 0 4,256

Page 366: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 355

kerja seperti helm, sepatu boots, sarung tangan, masker, dll yang dapat menghindari dari kecelakaan kerja

39,2% 48,8% 10,4% 1,6% 0%

9.

Setiap karyawan yang bekerja berada dalam kondisi lingkungan kerja yang sehat

49 53 16 5 2 4,136

39,2% 42,4% 12,8% 4,0% 1,6%

10.

Perusahaan menyediakan obat-obatan untuk pertolongan pertama apabila terjadi kecelakaan

43 64 14 3 1 4,16

34,4% 51,2% 11,2% 2,4% ,8% Sumber : data diolah SPSS, 2017

Hasil kuisioner dari variabel Keselamatan dan kesehatan kerja di dapat dari rata-rata terbesar pada

item pernyataan 8, memiliki rata-rata mencapai 4,256 hal ini diperoleh dikarenakan pada item pernyataan nomer 8 responden cenderung menjawab dengan setuju dan sangat setuju, responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 41 responden “Perusahaan selalu menyediakan pelindung kerja seperti helm, sepatu boots, sarung tangan, masker, dll yang dapat menghindari dari kecelakaan kerja”. Hal ini berarti dapat disimpulkan bahwa perusahaan telah mengupayakan unuk menyediakan peralatan safety untuk mencegah/mengurangi terjadinya kecelakaan.

Hasil kuisioner dari variable Keselamatan dan kesehatan kerja di dapat nilai rata-rata terkecil pada item pernyataan no 3 dan 6, tersebut memiliki rata-rata terendah 3,992 hal ini diperoleh dikarenakan pada item pernyataan, responden cenderung menjawab dengan ragu -ragu responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 14 pada no 3 dan 27 pada no 6 responden “Semua peralatan kerja dalam kondisi baik dan layak pakai pada no 3 dan Semua bagian dari peralatan yang berbahaya telah diberi suatu tanda-tanda pada no 6.” Hal ini dapat disimpulkan bahwa semua peralatan kerja tidak dalam kondisi baik dan tidak semua peralatan yang berbahaya telah di berikan tanda.

Tabel 3

Tabulasi Produktivitas kerja (Y)

No. Pernyataan Skor Persentasi Rata-

Rata SS S RR TS STS

1. Saya selalu teliti dalam melaksanakan pekerjaan saya

41 52 19 11 2 3,952

32,8% 41,6% 15,2% 8,8% 1,6%

2. Saya selalu mampu menyelesaikan pekerjaan saya dengan baik

52 52 16 2 3 4,184

41,6% 41,6% 12,8% 1,6% 2,4%

3.

Dengan program-program yang di sediakan perusahaan dapat meningkatkan semangat dan kualitas kerja saya

42 57 11 13 2 3,992

33,6% 45,6% 8,8% 10,4% 1,6%

Page 367: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 356

4. Saya selalu masuk kerja tepat waktu

52 63 8 1 1 4,312 41,6% 50,4% 6,4% ,8% ,8%

5.

Pekerjaan yang saya tekuni dapat meningkatkan produktivitas

41 59 23 2 0 4,112

32,8% 47,2% 18,4% 1,6% 0%

6. Saya selalu perlu memperhatikan mutu kerja

36 57 27 4 1 3,984

28,8% 45,6% 21,6^ 3,2% ,8%

7. Pelimpahan wewenang sesuai dengan kemampuan saya

49 48 20 5 3 4,08

39,2% 38,4% 16,0% 4,0% 2,4%

8. Semangat kerja saya yang tinggi dapat meningkatkan prestasi kerja

51 66 8 0 0 4,344

40,8% 52,8% 6,4% 0% 0%

9.

Efisiens kerja tercipta karena saya pandai memanfaatkan waktu kerja, fasilitas, perlengkapan kerja

43 57 21 2 2 4,096

34,4% 45,6% 16,8% 1,6% 1,6%

10.

Motivasi yang diberikan pemimpin bertujuan untuk meningkatkan hasil yang dicapai

52 63 8 1 1 4,312

41,6% 50,4% 6,4% ,8% ,8%

Sumber : data diolah SPSS, 2017

Hasil kuisioner dari variabel Produktivitas kerja di dapat nilai rata-rata terbesar pada item pernyataan no 8, tersebut memiliki rata-rata 4,344 hal ini diperoleh dikarenakan pada item pernyataan, responden cenderung menjawab setuju dan sangat setuju, responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 51 responden, “Semangat kerja saya yang tinggi dapat meningkatkan prestasi kerja”, hal ini dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan sangat bagus dalam bekerja agar mencapai target dan mendapat bonus.

Hasil kuisioner dari variable Produktivitas kerja di dapat nilai rata-rata terendah pada item pernyataan no 1, tersebut memiliki rata-rata 3,952 hal ini diperoleh dikarenakan pada item pernyataan, responden cenderung menjawab ragu-ragu, responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 19 responden, “Saya selalu teliti dalam melaksanakan pekerjaan saya”, hal ini dapat disimpulkan bahwa kurangnya ketelitian karyawan dalam penyelesaian pekerjaan,.

Berdasarkan hasil pengujian secara statistik dapat terlihat dengan jelas bahwa secara parsial (individu) variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. Pengaruh yang diberikan variabel bebas tersebut bersifat positif artinya semakin tinggi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) maka mengakibatkan semakin tinggi pula produktivitas kerja yang dihasilkan apabila keselamatan dan kesehatan kerja menurun maka akan menurun produktivitas kerja karyawan.

Hipotesis menyatakan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja (K3) berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas kerja. Hasil pengujian terhadap variabel keselamatan dan kesehatan kerja (K3) menunjukkan bahwa variabel keselamatan dan kesehatan kerja (K3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja. Hal ini terbukti dengan ditunjukkannya pengaruh positif dan signifikan,

Page 368: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 357

dimana nilai t = 20,279 dengan probabilitas sebesar 0,000<0,05, jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis dapat diterima.

Berdasarkan hasil pada tabulasi responden baik pada variabel keselamatan dan kesehatan kerja menunjukan hasil tiap responden menyatakan setuju dan sangat setuju. Dimana pada variabel keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya adalah kebutuhan setiap manusia dan menjadi naluri dari setiap mahluk hidup.

Untuk dapat membangun tenaga kerja yang produktif, sehat, dan berkualitas perlu adanya manajemen yang baik, terutama yang terkait dengan masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Hal ini sejalan dengan menurut Heinrich dalam Suardi (2005:04) dalam risetnya menemukan sebuah teori yang dimana Teori Domino. Teori ini menyatakan bahwa pada setiap kecelakaan yang menimbulkan cidera,terdapat lima faktor secara berurutan yang digambarkan sebagai 5 domino yang berdiri sejajar, yaitu : kebiasaan, kesalahan seseorang, perbuatan dan kondisi tak aman (hazard), kecelakaan serta cidera.heinrich mengemukakan, untuk mencegah terjadinya kecelakaan, kuncinya adalah dengan memutuskan rangkaian sebab-akibat. Misalnya, dengan membuang (hazard), satu domino diantaranya.

5. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil pengujian secara statistik dapat terlihat dengan jelas bahwa secara parsial (individu) variabel Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) berpengaruh terhadap variabel Produktivitas kerja karyawan. Pengaruh yang diberikan variabel bebas tersebut bersifat positif artinya semakin tinggi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) maka mengakibatkan semakin tinggi pula produktivitas kerja yang dihasilkan apabila keselamatan dan kesehatan kerja menurun maka akan menurun produktivitas kerja karyawan.

Saran

Setelah penulis melakukan penelitian mengenai pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap produktivitas kerja karyawan pada Pabrik Kelapa Sawit PT. Buluh Cawang Plantations (BCP) Dabuk Reajo. Penulis memberikan saran sebagai berikut : 1) Perusahaan sebaiknya lebih tegas kepada karyawan dan melakukan peneguran yang keras bagi karyawan yang melanggar, sepeerti peralatan k3 tidak dipakai. Dan lebih memperhatikan lagi alat-alat atau mesin serta melakukan pengecekan kembali pada semua alat-alat dan mesin, masih layak pakai atau tidak, harus ada regenerasi alat-alat atau mesin. 2) Perusahaan harus memberikan tanda di setiap bagian yang berbahaya, dengan taanda yang jelas supaya karyawan dapat mengetahui tempat-tempat yang berbahaya dan dapat mengurangi resiko terjadinya kecelakaan. 3)Perusahaan seharusnya memperhatikan kembali bebean kerja setiap karyawan, dengan memberikan beban kerja sesuai dengan kemampuan dapat memberikan tingkat resiko terjadinya kecelakan semakin berkurang, dan akan berdampak juga terhadap produktivitas karyawan dalam bekerja.

6. DAFTAR PUSTAKA

[1] Ridly dan Jhon, 2013, Kesehatan lingkungan dan K3, Nuha Medika, Yogyakarta

[2] Ramli, 2010, Soehatman.Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja OHSAS 18001. Jakarta : Dian Rakyat ( http://www.ilo.org )

[3] Samsudin, 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia, Pustaka Setia, Bandung

Page 369: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 358

[4] Siagian, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, Kencana, Jakarta

[5] Suardi, 2005, sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja, PPM, Jakarta

[6] Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung

[7] Tohardi, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, Kencana, Jakarta

Page 370: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 359

PENGARUH PENGAWASAN DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. PUJASUMA INTER MEDIA

Exwardo Udi Tana 1, Wiwin Agustian 2

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bina Darma [email protected] 1, [email protected] 2

Abstract This study was conducted to determine the effect of Supervision and Work Discipline on Employee Performance, the object in this study is the employees who work at PT. Pujasuma Inter Media as many as 42 employees as respondents. The analytical tool used is Multiple Linear Regression to measure the influence of the relationship between Supervision and Discipline variables on employee performance. The result of multiple linear regression equation is Y = 1,500 + 0,376 X1 + 0,234 X2. The result of t test shows that there is partially significant influence between Supervision on Employee Performance at PT. Pujasuma Inter Media. There is a partially significant influence between the Work Discipline on Employee Performance at PT. Pujasuma Inter Media. Keywords: Supervision, Work Discipline, Employee Performance

1. PENDAHULUAN Perusahaan didirikan mempunyai tujuan, tujuan perusahaan akan dapat dicapai apabila manajemen

mampu mengelola dan menggerakan sumber daya manusianya dan didukung oleh sumber daya manusia yang mampu bekerja keras dan mempunyai produktivitas yang tinggi. Untuk mencapai produktivitas yang tinggi bukan hal yang mudah oleh karena itu, adanya beberapa faktor yang sangat penting untuk pencapaian produktivitas diantaranya dengan menerapkan pengawasan disiplin kerja untuk meningkatkan kinerja para karyawannya, karena hal tersebut merupakan salah satu faktor yang menjadi penentu keberhasilan dan kemajuan dalam pencapaian tujuan.

PT. Pujasuma Inter Media merupakan perusahaan yang bergerak pada surat kabar harian, jurnal dan majalah yang di terbitkan melalui media cetak dan media online, yang terletak di Palembang yang bertempat di Jl. AKBP H.Umar Lr. Damai RT 1 NO. 48 Ario Kemuning Palembang. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 08 April 2014 dengan notaris K Abdulah SH, MH. Perusahan tersebut sudah berdiri sekitar 2 tahun dan memiliki kecenderungan yang menunjukan adanya gejala-gejala penurunan kedisiplinan kerja karyawan seperti kurangnya minat menyelesaikan kerja tepat waktu, kurangnya koordinasi antar pegawai dan munculnya kebosanan kerja karena rutinitas yang berlanjut. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengawasan yang efektif dari pimpinan serta kurangnya disiplin kerja karyawan. Untuk itu didalam meningkatkan disiplin kerja karyawan pimpinan harus melakukan pengawasan dan disiplin kerja sehingga kinerja karyawan akan meningkat.

Berdasarkan permasalahan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengangkat judul “Pengaruh Pengawasan dan Disiplin Kerja Terhadap Kinererja Karyawan Pada PT. Pujasuma Inter Media”.

2. KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengawasan

Menurut Tery, (2006:395) mengartikan Pengawasan sebagai mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu, menerapkan tindakan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Sedangkan

Page 371: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 360

menurut Handoko, (2011:359) Pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses untuk “menjamin” bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai.

Indikator Pengawasan

Menurut Handoko (2011:376) indikator-indikator pengawasan yaitu : 1. Pengamatan

Pengamatan adalah aktivitas yang dilakukan makhluk cerdas, terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian.

2. Inspeksi teratur dan langsung

Inspeksi teratur dan langsung merupakan salah satu alat kontrol manajemen yang besifat klasik tetapi masih sangat relevan dan secara luas sudah banyak diterapkan dalam upaya menemukan masalah yang dihadapi dilapangan, termasuk untuk memperkirakan besarnya resiko.

3. Pelaporan lisan dan tertulis

Pelaporan lisan dan tertulis adalah suatu bentuk penyampaian berita, keterangan, pemberitahuan ataupun pertanggung jawaban baik secara lisan maupun secara tertulis dari bawahan kepada atasan sesuai dengan hubungan wewenang dan tanggung jawab yang ada diantara mereka.

4. Evaluasi pelaksanaan

Evaluasi pelaksanaan adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas ( nilai dan arti) dari sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka pembuatan keputusan.

5. Diskusi antara manajer dan bawahan

Diskusi antara manajer dan bawahan adalah pertukaran pikiran pendapat dan gagasan dalam bentuk lisan untuk mencari solusi dari sebuah masalah dan mendapat kesepahaman antara atasan dan bawahan.

Disiplin Kerja

Moukijat (2010:96) mengemukakan disiplin kerja adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar organisasional. Secara etiomologis, kata “disiplin” berasal dari kata Latin “diciplina” yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat. Disiplin kerja adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku (Hasibuan, 2014:193).

Indikator Disiplin Kerja

Menurut Hasibuan (2014:194-198) Pada dasarnya banyak indikator yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan suatu organisasi, di antaranya :

a) Tujuan dan kemampuan

Tujuan dan kemampuan ini mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan. Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa pekerjaan yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan bersangkutan agar karyawan tersebut bekerja dengan sungguh-

Page 372: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 361

sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya. Akan tetapi, jika pekerjaan itu diluar kemampuannya atau jauh di bawah kemampuannya maka kesungguhan dan kedisiplinan karyawan rendah.

b) Teladan pimpinan

Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan karyawan karena pimpinanan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya. Pimpinan harus memberi contoh yang baik, berdisiplin baik, jujur, adil, serta sesuai dengan perbuatan. Dengan teladan pimpinan yang baik, kedisiplinan bawahan akan ikut baik. Jika teladan pimpinan kurang baik (kurang berdisiplin), para bawahan pun akan kurang disiplin. Pimpinan jangan mengharapkan kedisiplinan bawahannya baik jika dia sendiri kurang disiplin. Pimpinan harus menyadari bahwa perilakunya akan dicontoh dan diteladani bawahannya.

c) Balas Jasa

Balas jasa atau gaji, kesejahteraan ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan, karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap perusahaan. Jika kecintaan karyawan semakin tinggi terhadap pekerjaan kedisiplinan akan semakin baik. Untuk mewujudkan kedisiplinan karyawan yang baik perusahaan harus memberikan balas jasa yang relatif besar. Kedisiplinan karyawan tidak mungkin baik apabila balas jaasa yang mereka terima kurang memuaskan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya beserta keluarga. Jadi, balas jasa barperan penting untuk menciptakan kedisiplinan karyawan. Artinya semakin besar balas jasa semakin baik kedisiplinan karyawan. Sebaliknya, apabila balas jasa kecil kedisplinan karyawan menjadi rendah. Karyawan sulit untuk berdisiplin baik selama kebutuhan-kebutuhan primernya tidak terpenuhi dengan baik.

d) Keadilan

Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisplinan karyawan, karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama dengan manusia lainnya. Keadilan yang dijadikan dasar kebijakan dalam pemberian balas jasa atau hukuman akan tercipta kedisiplinan yang baik. Manajer yang baik dalam memimpin selalu berusaha bersikap adil terhadap semua karyawan. Dengan keadilan yang baik akan menciptakan kedisiplinan yang baik pula.

e) Waskat (pengawasan melekat)

Waskat adalah tindakan nyata paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan perusahaan. Dengan waskat berarti atasan harus aktif dan langsung mengatasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja dan prestasi kerja bawahannya.

f) Sanksi hukuman

Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan karyawan. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, karyawan akan semakin takut melanggar peraturan-peraturan perusahaan. Berat atau ringan sanksi hukuman yang akan diterapkan ikut mempengaruhi baik buruknya kedisiplinan karyawan.

g) Ketegasan Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan karyawan perusahaan, pimpinan harus berani dan tegas bertindak untuk memberikan sanksi sesuai dengan

Page 373: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 362

yang telah ditetapkan perusahaan sebelumnya. Dengan demikian pimpinan akan dapat memelihara kedisiplinan karyawan perusahaan.

h) Hubungan kemanusiaan Hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara sesama karyawan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan. Manajer harus berusaha menciptakan suasana hubungan kemanusiaan yang serasi baik diantara semua karyawan. Kedisiplinan karyawan akan tercipta apabila hubungan kemanusiaan dalam organisasi tersebut baik.

Kinerja Karyawan

Menurut Mangkunegara (2009:67) Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Indikator Kinerja

Mangkunegara (2009:75) mengemukakan bahwa indikator kinerja adalah sebagai berikut :

a) Kualitas, Tingkat dimana hasil aktifitas yang dilakukan mendekati sempurna, dalam arti menyesuaikan beberapa cara ideal dari penampilan aktifitas ataupun memenuhi tujuan yang diharapkan dari suatu aktifitas.

b) Kuantitas, Jumlah yang dihasilkan dalam istilah jumlah unit, jumlah siklus aktifitas yang diselesaikan.

c) Ketepatan Waktu, Tingkat suatu aktifitas diselesaikan pada waktu awal yang diinginkan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktifitas lain.

d) Efektifitas, Tingkat penggunaan sumber daya manusia organisasi dimaksimalkan dengan maksud menaikan keuntungan atau mengurangi kerugian dari setiap unit dalam penggunaan sumberdaya.

e) Kemandirian, Tingkat dimana seorang karyawan dapat melakukan fungsi kerjanya tanpa minta bantuan bimbingan dari pengawas atau meminta turut campurnya pengawas untuk menghindari hasil yang merugikan.

3. METODOLOGI PENELITIAN

Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini berkaitan dengan hubungan pengawasan dan disiplin kerja terhadap

kinerja karyawan di PT. Pujasuma Inter Media Palembang yang bertempat di Jl. AKBP H.Umar Lr. Damai RT 1 NO. 48 Ario Kemuning Palembang. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 08 April 2014 dengan notaris K Abdulah SH, MH.

Page 374: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 363

Ruang Lingkup Penelitian Penulis menitik beratkan dan membatasi masalah tentang Pengaruh pengawasan dan disiplin kerja

terhadap kinerja karyawan pada PT, Pujasuma Inter Media Palembang.

Populasi Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteritis tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2013:115), populasi dalam penelitian ini adalah karyawan di PT Pujasuma Inter Media Palembang yang berjumlah 42 karyawan.

Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karangkteritis yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan tekanik sampling jenuh, menurut (Sugiyono 2013:116) teknik sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, atau penelitian ini membuat general dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. (Sugiyono, 2013:122_123)

Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data secara lengkap, maka dalam penelitian ini digunakan metode pengumpulan data sebagai beerikut : a) Data Perimer

Menurut Sugiyono (2013:193) data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpulan data. Dalam penelitian ini metode yang di gunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut : 1) Kuesioner (Angket)

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2013:199). Adapun kuesioner tersebut mengenai motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan.

2) Observasi Menurut Sugiyono (2013:199) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses tersusun dari berbagai proses biologis atau pisikologis pengamatan secara langsung terhadap objek yang akan di teliti pada perusahaan terkait dengan mencatat data yang di harapkan menjadi masukan dan informasi yang berhubungan dengan masalah pengaruh motivasi dan disiplin kerja trhadap kinerja karyawan.

b) Data Sekunder Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data, misalnya seperti lewat orang lain ataupun lewat dokumen. Sugiyono (2013:193) dalam hal ini yang menjadiakn objek penelitian adalah data karyawan yang telah diolah dari PT. Pujasuma inter media palembang.

Metode Analisis Data Analisis Deskriptif Kuantitatif

Menurut Sugiyono (2013:13) metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan. secara rondom, pengumpulan data menggunakan instumen penelitian, analisis data besifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Page 375: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 364

Analisis regresi linear berganda Analisis regresi berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya)

variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). (Sugiyono 2013:277).

Analisis Koefisien Korelasi

Analisis koefisien kolerasi adalah hubungan linear antara dua variabel atau lebih dari pengamatan untuk menguji hipotesis asosiatif (Sugiyono 2013:248). Analisis korelasi hubungan antara kinerja karyawan (Y) Pengawasan (X1) dan Disiplin Kerja (X2) menggunakan teknik analisis berganda

Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui hasil seberapa jauh variabel dependen itu dijelaskan variabel independen. Koefisien ini menunjukan seberapa besar persentase variasi variabel dependen. R2 sama dengan 0, maka tidak ada sedikit persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel dependen, sebaliknya jika R sama dengan 1, maka presentasi sumbangan pengaruh yang diberikan variabel dependen adalah sempurna. Analisis ini juga menggunakan bantuan program SPSS. Uji-t (Uji Signifikasi Parsial)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011). Variabel bebas dinyatakan berpengaruh terhadap variabel terikat apabila mempunyai tingkat signifikansi dengan toleransi kesalahan peramalan < 0,05 sehingga bisa disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan, berarti atau bermakna dari variabel bebas terhadap variabel terikatnya.

Uji F (Uji Signifikasi Simultan)

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Untuk menguji kedua hipotesis ini digunakan uji statistik F :

1. Taraf signifikan α = 0,05 2. Kriteria pengujian dimana Ha diterima apabila p value < α dan Ha ditolak apabila p value > α.

(Ghozali, 2006). 4. HASIL DAN PEMBAHSAN

Berdasarkan hasil pengujian secara statistik dapat terlihat dengan jelas bahwa secara parsial (individu) semua variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. Pengaruh yang diberikan kedua variabel bebas tersebut bersifat positif artinya semakin tinggi pengawasan dan disiplin kerja maka mengakibatkan semakin tinggi pula kinerja karyawan yang dihasilkan. Penjelasan dari pengaruh masing-masing variabel dijelaskan sebagai berikut : Pengaruh Pengawasan Terhadap Kinerja Karyawan

Setelah dilakukan survey di PT. Pujasuma Inter media, pengawasan yang ada diperusahaan tersebut belum berjalan dengan apa yang ditelah ditentutukan oleh peruahaan dengan masih banyaknya pelnggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan, jika karyawan pengawasan buruk pasti kinerja juga akan mengalami penurunan.

Hipotesis pertama menyatakan bahwa pengawasan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Hasil pengujian terhadap variabel pengawasan menunjukkan bahwa variabel pengawasan

Page 376: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 365

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini terbukti dengan ditunjukkannya pengaruh positif dan signifikan, dimana nilai t = 3,695 dengan probabilitas sebesar 0,001 < 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama dapat diterima. Hal ini menujukkan semakin baik pengawasan dalam suatu organisasi, maka akan meningkatkan kinerja karyawan dalam organisasi tersebut. Hal ini diperkuat oleh Siagian (2005:125) mengemukakan bahwa Pengawasan merupakan proses pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi guna lebih menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Disisplin kerja yang ada di PT. Pujasuma Inter Media juga belum berjalan dengan baik, disiplin yang ada di perusahaaa perlu ditingkatkan lagi seperti diperketat ika ada yang melakukan pelanggaran harus langsung ditegur supaya tidak melakukan kesalahan yang sama untuk yang kedua kalinya.

Hipotesis kedua menyatakan bahwa disiplin kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Hasil pengujian terhadap variabel disiplin kerja menunjukkan bahwa variabel disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan Hal ini terbukti dengan ditunjukkannya pengaruh positif dan signifikan, dimana nilai t = 2,729 dengan probabilitas sebesar 0,009 < 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua dapat diterima. Hal ini menunjukkan semakin baik disiplin kerja yang diberikan kepada karyawan maka akan meningkatkan kinerja karyawan tersebut. Hal ini diperkuat oleh Siswanto (2005:292) secara umum dapat disebutkan bahwa tujuan utama disiplin kerja adalah demi kelangsungan organisasi atau perusahaan sesuai dengan motif organisasi atau perusahaan yang bersangkutan baik hari ini maupun hari esok.

Pengawasan dan Disiplin Kerja bersama-sama berpengaruh terhadap Kinerja karyawan untuk lebih memperbaiki kinerja karyawan maka seorang pimpinan harus menerapkan pengawasan yang baik di dalam suatu organisasi/perusahaan agar karyawan dapat bekerjadengan baik, dan juga pemimpin harus bertanggung jawab untuk melatih disiplin kerja para karyawan agar bekerja dengan baik, sehingga memudahkan tercapainya sasaran dan tujuan perusahaan di masa yang akan datang.

5. SIMPULAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

a) Berdasarkan uji t (parsial) diperoleh dari thitung sebesar 3,695 dengan probabilitas sebesar 0,001.

Nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 (0,001<0,05) maka dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat dikatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara Pengawasan terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Pujasuma Inter Media. Variabel Disiplin Kerja diperoleh thitung sebesar 2,729 dengan probabilitas sebesar 0,009. Nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 (0,009<0,05) maka dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat dikatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Pujasuma Inter Media.

b) Berdasarkan nilai konstanta sebesar 1,500 menyatakan bahwa jika mengabaikan pengawasan dan disiplin kerja, maka skor kinerja adalah 1,500. Koefisien Regresi X1 Variabel Pengawasan sebesar 0,376 artinya jika pengawasan meningkat 1% maka akan terjadi peningkatan terhadap Kinerja Karyawan dengan asumsi skor Variabel Disiplin Kerja (X2) tetap/konstan. Koefisien Regresi X2 Variabel Disiplin Kerja sebesar 0,234 artinya jika Disiplin Kerja 1% maka akan terjadi peningkatan terhadap Kinerja Karyawan, dengan asumsi skor Variabel Pengawasan (X1) tetap/konstan.

Page 377: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 366

c) Sedangkan berdasarkan R sebesar 0,679. R dalam tabel ini ialah koefisien korelasi. Bila dilihat berdasarkan tabel representasi koefisien korelasi R sebesar 0,679 ini menunjukkan bahwa Pengawasan dan Disiplin Kerja terhadap kinerja karyawan dapat dikategorikan memiliki hubungan yang Kuat antara variabelnya.

6. REFERENSI [1] Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”. Semarang :

Badan Penerbit Universitas Diponegoro

[2] Ghozali, Imam, 2006. Aplikai Analisis Multivarite dengan SPSS Cetakan Keempat, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

[3] Hasibuan, Malayu S.P. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara

[4] Handoko, 2011. Manajemen, BPFE Yogyakarta

[5] Mangkunegara, 2009. Evalusi Kinerja SDM, Rafika Adita : Jakarta

[6] Moekijat. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia Bandung : Mandar Maju

[7] R.Terry, George. 2006. Prinsip- Prinsip Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara

[8] Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta

[9] Siagian P, Sondang. (2005). Fungsi-fungsi manajerial, Jakarta : Bumi Aksara

[10] Siswanto, Bejo (2005). Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan Administratif dan

Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Page 378: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 367

PENGARUH BRAND IMAGE DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOTOR MATIC HONDA BEAT (STUDI KASUS PADA

KONSUMEN PENGGUNA MOTOR MATIC HONDA BEAT MAHASISWA UNIVERSITAS BINA DARMA PALEMBANG).

Khairul Abidin1, Mukran Roni2

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bina Darma [email protected] 1, [email protected]

Abstract The purpose of this study is To determine the effect of brand image and product quality to the purchase decision of motor matic honda beat (case study on consumer motor matic honda beat student of university students Bina Darma Palembang). As for sample in this research is university student of Bina Darma who use motor matic honda beat and the sample number is 58 people.While the data analysis used is linear regression analysis. From the result of the research, it can be seen that brand image variable has significant effect on purchasing decision 0,200 and variable of product quality significant to purchasing decision 0,480, it means more product quality than brand image to purchase decision. While the brand image and product quality has a relationship of 53.5%, while the rest is influenced by other factors. In Test F it appears that F arithmetic > Ftabel or 31.581 > 4.01 in other words that the brand image and product quality influence simultaneously to the purchase decision of motor matic honda beat on university students Bina Darma Palembang. Keywords: brand image, product quality and purchasing decisions.

1. PENDAHULUAN

Industri otomotif seperti sepeda motor dizaman modern saat ini sudah mengalamiperkembangan yang sangat pesat. Perkembangan tersebut menyebabkan munculnya persaingan antar perusahaan sepeda motor. Untuk itu, setiap perusahaan harus bisa memiliki strategi manajemen seperti memahami perilaku konsumen dalam menentukan pengambilan keputusan dalam pembelian suatu produk. Dengan demikian, perusahaan tersebut akan dapat terus bertahan dalam kondisi persaingan yang ketat diatas.

Setiadi (Isyanto, 2012:2), mengatakan bahwa Pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya. Hasil dari proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan (choice), yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku.

Keputusan konsumen didasari atas beberapa hal, seperti brand image dan kualitas produk. Howard dalam (Listyawati, 2014:2) mendefinisikan image sebagai gambaran total dari pikiran konsumen atau pelanggan sasaran terhadap produk atau merek. Mengacu pada definisi di atas brand image dapat didefinisikan sebagai suatu kesan yang dimiliki oleh konsumen maupun publik terhadap suatu merek sebagai suatu refleksi atas evaluasi merek yang bersangkutan. Sementara itu, menurut Hunt (Isyanto, 2012:855) kualitas produk adalah kecocokan (fitness for use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan.

Hubungan terhadap suatu merek akan semakin kuat jika didasarkan pada pengalaman dan mendapat banyak informasi. Merek mempunyai sifat khas, dan sifat khas inilah yang membedakan produk yang satu berbeda dengan produk yang lainnya.Permasalahanhonda yang berkaitan dengan brand image adalah brand image yang mereka terapkanpada motor matichonda beat itusendiri. Selain itu, sebagian konsumen banyak yang menjadikan merek sebagai salah satu pertimbangan penting

Page 379: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 368

ketika hendak membeli suatu produk motor. Pertimbangan tersebut didasari oleh banyak aspek, baik aspek yang rasional maupun emosional. Secara rasional, konsumen percaya bahwa merek tertentu bisa memberikan jaminan kualitas. Secara emosional, merek tersebut dianggap mampu menjaga atau meningkatkan citra dan gengsi penggunanya. Oleh karena itu, upaya yang dapat dilakukan honda dalam rangka memperbaiki brand image yang mereka miliki agar mampu mempengaruhi keputusan pembelian konsumen diantaranya inovasi teknologi keunggulan yang dimiliki produk motor matic tersebut, penetapan harga yang bersaing, dan promosi yang tepat sasaran.

Selain brand image, kualitas produk juga dapat menjadi tolak ukur konsumen dalam menentukan suatu keputusan untuk melakukan keputusan pembeliaan suatu produk. Setiap produk pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Begitu pun dengan motor matic honda yang juga memiliki kelebihan seperti lebih irit bahan bakar, desain motor yang tampil lebih elegan, memiliki teknologi canggih seperti teknologi ESP (Enhanced Smart Power) dan yang terbaru idling stop system.

Namun, permasalahan pada motor matic honda yaitu motor sering bergetar. Getaran pada honda beat sering muncul ketika motor mulai dipacu pada kecepatan sedang hingga menuju top speed. Dengan kapasitas silinder yang kecil dimana saat ini jamannya motor kapasitas 125 cc keatas, sedang beban yang diusung honda beat hampir setara dengan vario termasuk ukuran ban serta berat kendaraan, maka sudah tidak dipungkiri kalau handling motor matic ini akan kedodoran. Untuk itu, demi tuntutan permintaan akan sebuah motor matic yang semakin berkualitas membuat honda terus berusaha meningkatkan kualitas produk yang mereka miliki demi menarik minat para konsumen terhadap produk motor matic yang mereka miliki.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti mengambil judul “Pengaruh Brand Image dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kendaraan Motor Matic Honda Beat (Studi Kasus Pada Konsumen Pengguna Motor Matic Honda Beat Mahasiswa Universitas Bina Darma).”

2. KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Brand Image

Brand Image adalah pancaran atau reproduksi jati diri dari suatu produk. Brand Image dapat diartikan sebagai persepsi masyarakat terhadap jati diri sebuah merek. Siswanto dalam (Putra, 2014:5). Indikator Brand Image

Keller (Widodo, 2016:21), menyatakan bahwa faktor-faktor pendukung terbentuknya brand image dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Keunggulan asosiasi merek (favor-ability of brand association).

Salah satu faktor pembentuk brand image adalah keunggulan produk, di mana produk tersebut unggul dalam persaingan. Karena keunggulan kualitas (model dan kenyamanan) dan ciri khas itulah yang menyebabkan suatu produk mempunyai daya tarik tersendiri bagi konsumen. Indikator dari keunggulan asosiasi merek meliputi diproduksi oleh perusahaan yang memiliki kredibilitas tinggi, menambah rasa percaya diri.

b) Kekuatan asosiasi merek (strenght of brand association). Dengan membangun kepopuleran merek dengan strategi komunikasi melalui periklanan. Setiap merek yang berharga mempunyai jiwa/kepribadian yang merupakan kewajiban mendasar bagi pemilik merek untuk dapat mengungkapkan, mensosialisasikan jiwa/kepribadian tersebut dalam bentuk iklan, ataupun bentuk kegiatan promosi dan pemasaran lainnya. Hal itulah yang akan terus menerus menjadi penghubung antara produk/merek dengan konsumen. Dengan demikian merek tersebut akan cepat dikenal oleh konsumen. Indikator dari kekuatan asosiasi merek meliputi inovasi yang terus berkembang, pengenalan merek terhadap konsumen .

Page 380: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 369

c) Keunikan asosiasi merek (uniqueness of brand association). Merupakan keunikan-keunikan yang dimiliki oleh produk tersebut. Produk/merek mempunyai suatu keunikan preposisi penjualan yang membuat konsumen harus membeli merek itu. Indikator dari keunikan asosiasi merek meliputi Image merek yang baik, banyak pilihan warna dan jenis.

KualitasProduk

Menurut Kotler dan Armstrong dalam (Anwar, 2016:3) kualitas suatu produk adalah kemampuan yang bisa dinilai dari suatu produk didalam menjalankan fungsinya, yang merupakan suatu gabungan dari daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan pemeliharaan serta atribut-atribut lainnya dari suatu produk.

Kualitas produk harus dijelaskan dan dikomunikasikan berdasar hubungannya dengan masing-masing pelanggan dan jasa yang sesuai dengan harapan pelanggan. (Wijaya, 2011:36).

Indikator KualitasProduk

Menurut Akbar (Anwar, 2015:4), menyebutkan indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas produk antara lain :

1. Kemudahan penggunaan 2. Daya tahan 3. Kejelasan fungsi 4. Keragaman ukuran produk.

Keputusan Pembelian Keputusan pembelian adalah proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian seperti,

pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Setiadi dalam (Putra, 2014:5).

Selanjutnya, menurut Peter dan Olson (Sangadji, 2013:332) pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making) adalah proses pengintegrasian yang mengombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua perilaku alternatif atau lebih, dan memilih salah satu di antaranya.

Indikator KeputusanPembelian

Menurut Pride dan Ferrell (Sangadji, 2013:335) faktor yang memengaruhi perilaku konsumen kedalam tiga kelompok, yaitu: a) Faktor Pribadi

Faktor Pribadi merupakan faktor yang unik bagi seseorang. Berbagai factor pribadi dapat memengaruhi keputusan pembelian. Faktor-faktor pribadi meliputi keadaan gaya hidup, dan kepribadian.

b) Faktor Psiokologi Faktor Psiokologi yang ada pada diri seseorang sebagian menetapkan perilaku orang tersebut sehingga memengaruhi perilakunya sebagai konsumen. Faktor – factor psikologi meliputi persepsi, dan kepercayaan.

c) Faktor Sosial Manusia hidup di tengah-tengah masyarakat. Sudah tentu manusia akan dipengaruhi oleh masyarakat di mana dia hidup. Dengan demikian, perilaku konsumen juga akan dipengaruhi oleh masyarakat atau factor sosial yang melingkarinya. Faktor rsosial tersebut meliputi peran serta pengaruh keluarga, dan lingkungan.

Page 381: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 370

3. METODOLOGI PENELITIAN Objek Penelitian

Objek penelitian yang penulis teliti mengarah kepada mahasiswa Universitas Bina Darma Palembang yang menggunakan motor matic honda beat.

Ruang Lingkup Penelitian

Penulis menitik beratkan dan membatasi masalah tentang Pengaruh brand image dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian motor matic honda beat (studi kasus pada konsumen pengguna motor matic honda beat mahasiswa universitas bina darma).

Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generilasasi yang terdiri atas : objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulan (Sugiyono, 2013:115). Populasi dalam penelitian ini yaitu mahasiswa Universitas Bina Darma yang menggunakan motor matic honda beat. Dari hasil survei langsung penggguna motor matic honda beat mahasiswa bina darma pada hari: selasa, 2 mei 2017, pukul: 8:00 s.d 12:00 WIB, pada kampus utama bina darma palembangbahwa jumlah pengguna motor matic beat sebanyak 139 mahasiswa. Karakteristik yang harus dipenuhi untuk dapat dijadikan sampel, antara lain:

1. Merupakan mahasiswa bina darma yang dibuktikan dengan KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) 2. Mahasiswa aktif yang dibuktikan dengan KRS (Kartu Rencana Studi). 3. Berada di lingkungan kampus universitas bina darma palembang.

Sampel Dalam penelitian ini teknik sampel yang digunakan yaitu Purposive Sampling atau defenisi

purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Untuk menentukan jumlah sampel peneliti menggunakan rumus penelitian Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah menggunakan rumus Slovin.

Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data secara lengkap, maka dalam penelitian ini digunakan metode pengumpulan data sebagai beerikut : a) Data Perimer

Menurut Sugiyono (2013:193) data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpulan data. Dalam penelitian ini metode yang di gunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut : 1) Kuesioner (Angket)

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2013:199). Adapun kuesioner tersebut mengenai brand image, kualitas produk dan keputusan pembelian motor matic honda beat.

2) Observasi Menurut Sugiyono (2013:199) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses tersusun dari berbagai proses biologis atau pisikologis pengamatan secara langsung terhadap objek yang akan di teliti pada perusahaan terkait dengan mencatat data yang di harapkan menjadi masukan dan informasi yang berhubungan

Page 382: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 371

dengan masalah pengaruh brand imagedan kualitas produk terhadap keputusan pembelian motor matic honda beat.

b) Data Sekunder Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data, misalnya seperti lewat orang lain ataupun lewat dokumen. Sugiyono (2013:193).Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia, antara lain:

1) Buku-buku Digunakan untuk mendapatkan data tambahan yang belum didapatkan. Biasanya peneliti menggunakan buku-buku untuk melengkapi data seperti tentang pengertian masalah dan lainnya.

2) Laporan-laporan yang berkenan dengan masalah penelitian. Dapat digunakan sebagai untuk mendukung laporan yang sedang diteliti sesuai dengan masalah penelitian tersebut berupa data-data penting tentang perusahaan tersebut.

Metode Analisis Data Analisis Deskriptif Kuantitatif

Menurut Sugiyono (2013:13) metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan. secara rondom, pengumpulan data menggunakan instumen penelitian, analisis data besifat kuantitatif / statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Analisis regresi linear berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). (Sugiyono 2013:277).

Analisis Koefisien Korelasi

Analisis koefisien kolerasi adalah hubungan linear antara dua variabel atau lebih dari pengamatan untuk menguji hipotesis asosiatif (Sugiyono 2013:248). Analisis korelasi hubungan antara keputusanpembelian (Y) citramerek (X1) dan kualitas produk (X2) menggunakan teknik analisis berganda

Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui hasil seberapa jauh variable dependen itu dijelaskan viariable independen. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar persentase variasi variable dependen. R2 sama dengan 0, maka tidak ada sedikit persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variable dependen, sebaiknya jika R sama dengan 1, maka persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variable dependen adalah sempurna. Analisis ini juga menggunakan bantuan program SPSS

Uji T (Uji Signifikasi Parsial)

Uji statistik T menujukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas (Independen) secara individual dalam menerangkan variabel-variabel terkait (Dependen).

Ho : b1 = 0, berarti tidak ada pengaruh secara signifikan antara Independen terhadap dependen. Ha : b1≠ 0, berarti ada pengaruh secara signifikan antara Independen terhadap dependen. bila t hitung < t table maka Ho diterima, Ha ditolak

Page 383: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 372

bila t hitung > t table maka Ho diterima, Ha diterima Ho ditolak berarti tidk ada pengaruh yang signifikan dari variable independen terhadap

variable dependen. Ha diterima berarti terdapat pengaruh yang signifikan dari variable independen terhadap

variable dependen.

Uji F (Uji Signifikasi Simultan) Uji statistik F pada dasarnya menujukkan apakah variable bebas (Independen) yang dimasukan

kedalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variable terkait (Dependen). Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau :

Ho : b1 = b2 = 0, artinya semua variable independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variable dependen. Hipotesis alternatifnya (Ho) tidak semua parameter secara simutan sama dengn nol, atau

Ha : b1 ≠ b2 ≠ = 0, artinya semua variable independen secara simutan berpengaruh signifikan terhadap variable dependen. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hubungan selanjutnya untuk butir-butir pernyataan pada variabel brand image yang nilai rata-ratanya belum memenuhi kategori baik maupun sangat baik yaitu pada butir pernyataan 6 ”Merek honda beat cukup mudah dikenal melalui media elektronik dan media massa” dengan nilai rata-rata 3,39. Temuan hasil penelitian ini tidak mendukung dari pada penelitian terdahulu oleh Muhammad Romadhoni tahun 2015 yang menyatakan bahwa”Citra merek (brand image) memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap pengambilan keputusan pembelian sepatu Nike”. Temuan hasil ini tidak sesuai dengan pendapat dari Kotler dalam tulisan (Listyawati, 2014:6) tentang brand image yang menyatakan ”Brand image adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya”.

Hubungan selanjutnya untuk butir-butir pernyataan pada variabel brand image yang nilai rata-ratanya belum memenuhi kategori baik maupun sangat baik yaitu pada butir pernyataan 7 ”Publikasi iklan motor honda beat dikemas dengan cukup baik” dengan nilai rata-rata 3,36. Temuan hasil penelitian ini tidak mendukung dari pada penelitian terdahulu oleh Nurul Huda tahun 2012 yang menyatakan bahwa ”brand image (corporate image, user image dan product image) secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian motor scuter matic Yamaha”. Temuan hasil ini tidak sesuai dengan pendapat dari Siswanto dalam (Putra, 2014:5) tentang brand image yang menyatakan “Brand image diartikan sebagai persepsi masyarakat terhadap jati diri sebuah merek”.

Hubungan selanjutnya untuk butir-butir pernyataan pada variabel kualitas produk yang nilai rata-ratanya belum memenuhi kategori baik maupun sangat baik yaitu pada butir pernyataan 4 ” Motor merek honda beat cukup mampu melewati segala medan jalan” dengan nilai rata-rata 3,34. Temuan hasil penelitian ini tidak mendukung dari pada penelitian terdahulu oleh Wayan Adi Virawan tahun 2013 yang menyatakan bahwa” Harga, kualitas produk, dan citra merek berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian produk helm merek INK”. Temuan hasil ini tidak sesuai dengan pendapat dari Kotler dan Armstrong dalam (Anwar, 2016:3) tentang kualitas produk yang menyatakan “kualitas produk adalah kemampuan yang bisa dinilai dari suatu produk didalam menjalankan fungsinya, yang merupakan suatu gabungan dari daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan pemeliharaan serta atribut-atribut lainnya dari suatu produk”.

Hubungan selanjutnya untuk butir-butir pernyataan pada variabel kualitas produk yang nilai rata-ratanya belum memenuhi kategori baik maupun sangat baik yaitu pada butir pernyataan 6 ”Motor merek honda beat yang ditawarkan sesuai digunakan untuk semua kalangan” dengan nilai rata-rata

Page 384: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 373

3,37. Temuan hasil penelitian ini tidak mendukung dari pada penelitian terdahulu Aria Syaiful Akbar dan Muhammad Edwar tahun 2011 yang menyatakan bahwa ”Kualitas produk dan harga mempunyai berpengaruh yang signifikan secara parsial terhadap keputusan pembelian buku di sentral buku Kampung Ilmu Surabaya”. Temuan hasil ini tidak sesuai dengan pendapat dari Kotler dalam (Akbar, 2012:2) tentang kualitas produk yang menyatakan “kualitas produk adalah kemampuan yang biasa dinilai dari suatu merek dalam menjalankan fungsinya”.

Hubungan selanjutnya untuk butir-butir pernyataan pada variabel keputusan pembelian yang nilai rata-rata belum memenuhi kategori baik maupun sangat baik yaitu pada butir pernyataan 8 ”Saya memilih produk motor matic honda beat karena banyak keluarga yang memakai” dengan nilai rata-rata 3,31. Temuan hasil penelitian ini tidak mendukung dari pada penelitian terdahulu oleh Hasan Ma’ruf tahun 2015 yang menyatakan bahwa ”Kualitas Produk, Harga, Citra Merek dan Iklan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan keputusan pembelian Yamaha Motor Matic di Purwodadi.”. Temuan hasil ini tidak sesuai dengan pendapat dari Setiadi dalam (Ma’ruf, 2015:4), tentang keputusan pembelian yang menyatakan “bahwa inti dari pengambilan keputusan pembelian konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengombinasikan dan memilih salah satu di antaranya. Hasil dari proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku”.

Hubungan selanjutnya untuk butir-butir pernyataan pada variabel keputusan pembelian yang nilai rata-ratanya belum memenuhi kategori baik maupun sangat baik yaitu pada butir pernyataan 10 ”Saya memilih produk motor matic honda, karena merek hondabanyak masyarakat yang memakainya dan terpercaya” dengan nilai rata-ratanya 3,39. Temuan hasil penelitian ini tidak mendukung dari pada penelitian terdahulu oleh Muhammad Romadhoni tahun 2015 yang menyatakan bahwa ”Citra merek (brand image) memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap pengambilan keputusan pembelian sepatu Nike”. Temuan hasil ini tidak sesuai dengan pendapat dari Peter dan Olson (Sangadji, 2013:332) tentang keputusan pembelian yang menyatakan “pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making) adalah proses pengintegrasian yang mengombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua perilaku alternatif atau lebih, dan memilih salah satu di antaranya”.

5. SIMPULAN Dari pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a) Secara deskriptif menunjukkan kontribusi brand image terhadap keputusan pembelian baik dan

dapat dilihat keterkaitan terhadap brand image cukup baik. Pengaruh brand image dengan keputusan pembelian pada penelitian ini memberikan hasil bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara brand image dengan keputusan pembelian.

b) Secara deskriptif menunjukkan kontribusi kualitas produk yang cenderung baik. Pengaruh kualitas produk dengan keputusan pembelian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan yang kuat antara kualitas produk dengan keputusan pembelian.

c) Pengaruh brand image dan kualitas produk secara simultan bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembeliaan. Berarti jika brand image dan kualitas produk meningkat maka keputusan pembelian juga meningkat dan secara persentase cenderung sangat membaik.

6. DAFTAR PUSTAKA

[1] Anwar, Iful. 2015. Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembeliaan Peralatan masak Showroom Maxim Housewares Grand City Mall Surabaya, Jurnal Ilmu dan Riset Manejemen| Vol.4, Nomor.12, Desember 2015.

[2] Ginting F. Hartimbul Nembah. 2013. Manajemen Pemasaran. Bandung: CV YRAMA WIDYA.

Page 385: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 374

[3] Isyanto, Puji. 2012. Pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian handphone blackberry pada mahasiswa ekonomi universitas singaperbangsa karawang. Jurnal Manajemen| Vol.09, No.4 , Juli 2012.

[4] Listyawati, Indri Hastuti. 2014. Analisis Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Kartu Simpati Di Yogyakarta. JBMA| Vol. II, No. 1, Maret 2014.

[5] Ma’ruf, Hasan. 2015. Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Citra Merek dan Iklan Terhadap

Keputusan Pembelian Yamaha Motor Matic di Purwodadi (Studi Kasus pada Konsumen Pengguna Produk Yamaha Motor Matic di Purwodadi). Unpublished, Universitas Negeri Surakarta.

[6] Putra, Muhammad ikhsan, Eman, dan Herligiani. 2014. Pengaruh Brand Ambassador

terhadap Brand Image beserta Dampaknya terhadap Keputusan Pembelian. Jurnal Administrasi bisnis (JAB)|Vol. 12 No. 1 juli 2014.

[7] Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah. 2013. Perilaku Konsumen. Yogyakarta: CV ANDI

OFFSET.

[8] Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Dan Bisnis. Bandung: Aifabeta.

[9] Widodo, Tosan. 2016. Pengaruh Brand Image, Atribut Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Vario di Kulon Progo. Unpublished, Universitas Negeri Yogyakarta.

[10] Wijaya, Tony. 2011. Manajemen Kualitas Jasa. Jakarta: PT INDEKS.

Page 386: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 375

PENGARUH CITRA MEREK DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ROTI SARI ROTI

(STUDI KASUS PADA MINIMARKET DI KECAMATAN KALIDONI PALEMBANG)

M.Rizky Pratama1, Irwan Septayuda 2

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bina Darma [email protected], [email protected]

Abstract

The purpose of this research is To know the influence of brand image and product quality to decision of sari bread extract (case study at minimarket in district kalidoni) As for the sample in this study are buyers and consumers of sari bread in Palembang who have bought bread sari bread that the sample amount is 100 people. While the data analysis used is linear regression analysis. From the results of the research shows that brand image variables significantly influence the purchase decision of 1,661 and product quality variables significantly influence the purchase decision of -0.880. Meaning brand image is more influential than the quality of the product to the purchase decision. While the product quality and brand image has a relationship of 74.1%, while the rest is influenced by other factors. In Test F it is seen that F arithmetic> Ftable or 35.260> 4.24 in other words that the brand image and product quality influence together to the decision of purchasing sari bread in Palembang. Keywords: brand image, product quality and purchasing decisions.

1. PENDAHULUAN

Dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk yang ditawarkan banyak dipengaruhi oleh persepsi terhadap Produk (product), Harga (price), Citra Merek (brand image), Tempat (place) dan Promosi (promotion), bauran pemasaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan selama ini (Kotler, 2013:23). Hubungan antara Citra Merek dengan Keputusan Pembelian, semakin baik citra sebuah merek maka keputusan pembelian semakin tinggi, sebaliknya, jika Citra Merek buruk keputusan pembelian berubah semakin rendah. Dimana Citra Merek merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan Karena citra merek menentukan seberapa besar pengetahuan konsumen akan produk yang dimiliki perusahaan. Maka, para pengusaha harus jeli memantapkan Citra Merek produknya ke pasar agar produk tersebut sukses dipasar.

Salah satu hal penting dalam memasarkan dan membuat strategi dalam memasarkan suatu produk adalah keputusan tentang merek. (Aaker dalam Sangadji dan Sopiah 2013) menyebut bahwa merek adalah nama atau simbol yang sifatnya membedakan seperti (logo, cap, atau kemasan) yang bertujuan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari penjual. Bila suatu merek memberikan jaminan kualitas dan memenuhi apa yang konsumen harapkan serta membuat reputasi merek tersebut baik dimata konsumen, maka konsumen akan percaya dan menyukai merek tersebut sehingga menimbulkan citra yang baik pada merek tersebut.

Munculnya berbagai jenis produk dengan kualitas yang sudah distandarkan dan mudah untuk ditiru membuat sulitnya perusahaan untuk bersaing dan mempertahankan diri untuk memimpin pasar. Untuk mengatasi persaingan yang dilakukan pesaing, maka perusahaan harus tetap mempertahankan pangsa pasarnya dengan membentuk kekuatan merek dan membuat citra merek yang positif. Posisi merek Roti Sari Roti sebagai pemimpin pasar roti di Indonesia menjadikan roti sari roti berpredikat sebagai top brand dalam kategori roti dalam kemasan. Ini membuktikan bahwa Roti Sari Roti mempunyai kekuatan merek dan citra yang positif dimata konsumen. Adanya persaingan antara

Page 387: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 376

beberapa produk roti membuat konsumen sari roti kadang memilih produk lain. Peneliti telah melakukan survey awal pada beberapa konsumen dan salah satu minimarket yang menjual roti sari roti di Kecamatan Kalidoni Palembang. Dari hasil pengamatan yang dilakukan, adanya persaingan antara roti sari roti dan pesaing menyebabkan turunnya minat beli konsumen roti sari roti. Hal ini menjadi masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini. Tujuan dalam penelitian ini antara lain : (1) untuk mengetahui pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian Roti Sari Roti; (2) untuk mengetahui kualitas produk terhadap keputusan pembelian Roti Sari Roti dan (3) untuk mengetahui pengaruh citra merek dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian Roti Sari Roti.

2. KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Citra Merek Dari teori yang dikemukakan Kotler & Keller (2013 : 92) mengatakan bahwa citra merek

merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan feature, manfaat dan jasa tertentu kepada pembeli, bukan hanya sekedar simbol yang membedakan produk perusahaan tertentu dengan kompetitornya.

Indikator Citra Merek

Menurut Ferdinand (2013 dalam Ndaru. 2015), indikator yang digunakan untuk mengukur citra merek yaitu :

a) Reputation (nama baik) Tingkat atau status yang cukup tinggi dari sebuah merek produk tertentu.

b) Recognition (pengenalan) Yaitu, tingkat dikenalnya sebuah citra merek oleh konsumen. Jika sebuah citra merek tidak dikenal maka produk dengan merek tersebut harus dijual dengan mengandalkan harga yang murah.

c) Affinity (hubungan emosional) Hubungan yang terjadi antara citra merek dengan pelanggan. Yaitu suatu emotional relationship yang timbul antara sebuah merek dengan konsumennya. Sebuah produk dengan citra merek yang disukai konsumen akan lebih mudah dijual dan sebuah produk yang dipersepsikan memiliki kualitas tinggi akan memiliki reputasi yang baik.

d) Brand Loyality (loyalitas merek) Seberapa jauh kesetiaan konsumen menggunakan produk dengan merek tertentu.

Kualitas Produk Kualitas produk adalah kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan,

kualitas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang dianggap merupakan kualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada masa mendatang) Tjiptono, (Wibowo 2011). Kualitas produk harus dijelaskan dan dikomunikasikan berdasar hubungannya dengan masing-masing pelanggan dan jasa yang sesuai dengan harapan pelanggan (Wijaya,2011:36). Kualitas produk adalah kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, releabilitas ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk atribut (Kotler & Amstrong, 2012)

Page 388: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 377

Indikator Kualitas Produk Menurut Kotler & Keller (2013:291), indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas produk

antara lain : a) Rasa yang enak b) Fitur produk c) Daya tahan kemasan d) Keawetan

Keputusan Pembelian

Harmani (2008: 41) menyatakan bahwa keputusan pembelian merupakan proses pengintegrasian yang mengkombinasikan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya. Menurut Schiffinan dan Kanuk (2007), Keputusan pembelian adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang dapat membuat keputusan, harus tersedia beberapa alternatif pilihan.

Indikator Keputusan Pembelian

Menurut Kotler (2012: 70), indikator yang digunakan untuk mengukur keputusan pembelian antara lain :

a) Kemantapan pada sebuah produk Saat konsumen merasa puas dengan apa yang diberikan oleh sebuah produk maka konsumen akan setia pada produk tersebut dan tidak berpaling pada produk yang lain.

b) Kebiasaan dalam membeli produk Biasanya konsumen menemukan manfaat dari produk yang akan dibeli dan menghubungkannya dengan karakteristik merek.

c) Memberikan rekomendasi kepada orang lain Konsumen akan merekomendasikan sebuah produk kepada orang lain jika produk tersebut memiliki manfaat dan kegunaan yang baik.

d) Melakukan pembelian ulang Ketika konsumen membeli produk tertentu dan ia merasa puas dengan produk tersebut maka ia akan membeli kembali produk tersebut.

Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan dugaan sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah : H1 : Ada pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian roti sari roti H2 : Ada pengaruh Kualitas Produk terhadap keputusan pembelian roti sari roti H3 : Ada pengaruh citra merek dan Kualitas Produk terhadap keputusan

pembelian roti sari roti

3. METODOLOGI PENELITIAN

Objek Penelitian Adapun objek penelitian pada PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk (Sari Roti) yang berlokasi

di Jl. Kerani Ahmad RT. 38 RW. 8 Sukomoro, Talang Kelapa, Banyuasin, Palembang, Sumatera Selatan.

Page 389: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 378

Ruang Lingkup Penelitian Penulis menitik beratkan dan membatasi masalah tentang Pengaruh citra merek dan kualitas

produk terhadap keputusan pembelian roti sari roti (studi kasus pada minimarket di kecamatan kalidoni Palembang).

Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajri dan kemudian di tarik kesimpulan (Sugiyono,2013:116). Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berada di wilayah kecamatan kalidoni kota Palembang yang berjumlah 110.982 jiwa. Sampel

Dalam penelitian ini teknik sampel yang digunakan yaitu Purposive Sampling atau defenisi purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Untuk menentukan jumlah sampel peneliti menggunakan rumus penelitian Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah menggunakan rumus Slovin.

Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data secara lengkap, maka dalam penelitian ini digunakan metode pengumpulan data sebagai beerikut :

1. Data Perimer Menurut Sugiyono (2013:193) data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpulan data. Dalam penelitian ini metode yang di gunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut : a) Kuesioner (Angket)

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2013:199). Adapun kuesioner tersebut mengenai citra merek, kualitas produk dan keputusan pembelian roti sari roti.

b) Observasi Menurut Sugiyono (2013:199) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses tersusun dari berbagai proses biologis atau pisikologis pengamatan secara langsung terhadap objek yang akan di teliti pada perusahaan terkait dengan mencatat data yang di harapkan menjadi masukan dan informasi yang berhubungan dengan masalah pengaruh citra merek dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian roti sari roti.

2. Data Sekunder Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data, misalnya seperti lewat orang lain ataupun lewat dokumen. Sugiyono (2013:193) dalam hal ini yang menjadikan objek penelitian adalah data konsumen yang telah diolah dari PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk (sari roti) Palembang.

Metode Analisis Data

Menurut Sugiyono (2013:13) metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan. secara rondom, pengumpulan data menggunakan instumen penelitian, analisis data besifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Page 390: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 379

a) Analisis regresi linear berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). (Sugiyono 2013:277).

b) Analisis Koefisien Korelasi Analisis koefisien kolerasi adalah hubungan linear antara dua variabel atau lebih dari pengamatan untuk menguji hipotesis asosiatif (Sugiyono 2013:248). Analisis korelasi hubungan antara keputusan pembelian (Y) citra merek (X1) dan kualitas produk (X2) menggunakan teknik analisis berganda

c) Analisis Koefisien Determinasi (R2) Analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui hasil seberapa jauh variabel dependen itu dijelaskan variabel independen. Koefisien ini menunjukan seberapa besar persentase variasi variabel dependen. R2 sama dengan 0, maka tidak ada sedikit persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel dependen, sebaliknya jika R sama dengan 1, maka presentasi sumbangan pengaruh yang diberikan variabel dependen adalah sempurna. Analisis ini juga menggunakan bantuan program SPSS.

d) Uji-t (Uji Signifikasi Parsial)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011). Variabel bebas dinyatakan berpengaruh terhadap variabel terikat apabila mempunyai tingkat signifikansi dengan toleransi kesalahan peramalan < 0,05 sehingga bisa disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan, berarti atau bermakna dari variabel bebas terhadap variabel terikatnya.

e) Uji F (Uji Signifikasi Simultan)

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Untuk menguji kedua hipotesis ini digunakan uji statistik F : 1) Taraf signifikan α = 0,05 2) Kriteria pengujian dimana Ha diterima apabila p value < α dan Ha ditolak apabila p value

> α. (Ghozali, 2006). 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Angka R sebesar 0.828 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara variabel X1 (Citra Merek) dan Variabel X2 (Kualitas Produk) terhadap varibael Y (Keputusan Pembelian) adalah kuat dan positif. Nilai pada tabel model Summary juga menunjukkan bahwa hubungan antara variabel X1 dan variabel X2 dengan variabel Y adalah kuat. Angka R square adalah 0.686 , angka tersebut dapat digunakan untuk melihat besarnya variabel Citra Merek dan variabel Kualitas Produk menjelaskan variabel Keputusan Pembelian. Dari angka tersebut dengan koefisien determinasi sebesar 76,2% bahwa variabel Citra Merek dan variabel Kualitas Produk terhadap variabel Keputusan Pembelian menjelaskan variabel Keputusan Pembelian sebesar 76,2% sedangkan sisanya 23,8% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis.

Page 391: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 380

Selanjutnya dari hasil regresi di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai konstanta sebesar 0,880. Hal ini berarti bahwa jika Citra Merek (X1) dan Kualitas Produk (X2) sebesar nilai konstanta yaitu 0,880. Sedangkan nilai koefisien Citra Merek (X1) sebesar 1,017 Hal ini berarti mengandung arti bahwa setiap peningkatan Citra Merek (X1) maka variabel Keputusan Pembelian (Y) akan naik sebesar 1.017 dengan asumsi bahwa variabel dependent yang lain dari model regresi adalah tetap. Kemudian nilai koefisien Kualitas Produk (X2) sebesar 0,176 Hal ini berarti mengandung arti bahwa setiap peningkatan Kualitas Produk (X2) maka variabel Keputusan Pembelian (Y) akan naik sebesar 0,176 dengan asumsi bahwa variabel dependent yang lain dari model regresi adalah tetap.

Kemudian didapat Citra Merek (X1) dengan nilai thitung= 1.017 dengan probabilitas sebesar 0,000< 0,05 artinya Ho ditolak dan Ha diterima. artinya ada pengaruh secara signifikan dari Citra Merek (X1) terhadap Keputusan Pembelian (Y). Sedangkan Kualitas Produk (X1) nilai thitung= -2,234 dengan probabilitas sebesar 0,036< 0,05 artinya Ho tidak ditolak. Artinya ada pengaruh secara signifikan dari Kualitas Produk (X2) terhadap Keputusan Pembelian (Y). Dan secara bersama-sama didapat Citra Merek dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian dengan Fhitung 35,260 dengan sig. Sebesar 0,000 dengan Ftabel4,24 maka Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada pengaruh secara signifikan dari Citra Merek (X1) dan Kualitas Produk (X2) terhadap Keputusan Pembelian (Y).

Made Novandri (2010) melakukan penelitian dengan judul analisis pengaruh Kualitas Produk, Brand Image, dan Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha Pada Harpindo Jaya Cabang Ngalian. Variabel bebasnya adalah Kualitas Produk (XI), Brand Image (X2), Iklan (X3) dan variabel terkaitnya adalah Keputusan Pembelian (Y) dengan menyebar 100 angket maka hasil temuan dari penelitian adalah semua variable bebas berpengaruh positif terhadap variabel terkait atau Keputusan Pembelian.

Peneliti lain, kurniasari (2013) melakukan penelitian dengan judul analisis pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian ( studi kasus terhadap konsumen warung steak and shake cabang Jl. Sriwijaya 11 semarang). Variabel bebasnya adalah Citra Merek (X1), Kualitas Produk (X2), dan Kualitas Pelayanan (X3) dan variable terkaitnya adalah Keputusan Pembelian (Y) dengan menyebar 100 angket maka hasil temuan dari penelitian adalah semua variable bebas berpengaruh positif terhadap variabel terkait.

Peneliti lain, Ghani matadan kamal (2012) melakukan penelitan dengan judul analisis pengaruh Harga, Kualitas Produk dan Lokasi terhadap Keputusan Pembelian (studi pada pembelian produk bandeng juana elrina semarang) Variabel bebasnya adalah Harga (X1), Kualitas Produk (X2), Lokasi (X3) dan variable terkaitnya adalah Keputusan Pembelian(Y). dengan menyebar 80 angket maka hasil temuan dari penelitian adalah semua variabel bebas berpengaruh positifdan signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Semua hipotesis yang diajukan terbukti untuk taraf signifikasi 5%.

Teori dibuat oleh Kotler & Keller (2013 : 92). Mengatakan bahwa Citra Merek merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan feature, manfaat dan jasa tertentu kepada pembeli, bukan hanya sekedar simbol yang membedakan produk perusahaan tertentu dengan kompetitornya. Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa merek yang ditawarkan oleh pembeli sudah termasuk layanan penjualan. Banyak perusahaan mengadakan pendekatan terhadap penentuan citra merek berdasarkan tujuan yang hendak dicapainya. Adapun tujuan tersebut dapat berupa meningkatkan penjualan, mempertahankan market share, mempertahankan stabilitas Harga dan mencapai laba maksimum Pada tingkat yang lebih spesifik lagi, perusahaan dapat menetapkan Citra Merek untuk menarik pelanggan baru atau secara menguntungkan mempertahankan pelanggan yang sudah ada.

Teori dibuat oleh Tjiptono (dalam Wibowo, 2011) Kualitas Produk adalah kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan; kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang dianggap merupakan

Page 392: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 381

kualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada masa mendatang). Kualitas Produk dapat diukur melalui dimensi seperti kinerja, fitur, kehandalan, kesesuaian, daya tahan, dan estetika.

5. SIMPULAN

Atas dasar temuan dari penelitian yang telah diuraikan diatas, maka penulis mencoba memberikan saran sebagai berikut :

1. Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa Citra Merek dan Kualitas Produk memiliki

pengaruh terhadap Keputusan Pembelian Roti Sari Roti di Minimarket Kecamatan Kalidoni, oleh karena itu hendaknya Sari Roti lebih memperhatikan lagi Citra Merek dan Kualitas Produk agar Keputusan Pembelian Roti Sari Roti lebih tinggi lagi.

2. Bagi peneliti berikutnya yang tertarik meneliti tentang Citra Merek dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian hendaknya menambahkan variabel lain agar penelitian ini lebih sempurna.

3. Dari Hasil kusioner dari variabel Citra Merek dapat nilai rata-rata terkecil pada item pernyataan 5, memiliki rata-rata terendah 4 hal ini diperoleh dkarenakan pada item pernyatan para responden cenderung menjawab netral dan setuju, responden yang menjawab setuju sebanyak 48 responden “Roti Sari Roti cocok dikonsumsi siapa saja”. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Citra Merek dan Kualitas tidak mempengaruhi minat untuk membeli.

4. Hasil kuisioner dari Kualitas Produk di dapat nilai rata-rata terendah pada item pernyataan 5 dan 8, tersebut memiliki rata-rata 4,02, hal ini diperoleh dikarenakan pada item pernyataan para responden cenderung menjawab dengan setuju dan netral, responden yang menjawab setuju sebanyak 46 responden untuk pertanyaan 5 dan 48 responden untuk pernyataan 8, sedangkan responden yang menjawab netral 26 dan 25 responden untuk pernyataan 5 dan 8. Hal ini dapat disimpulkan bahwa cita rasa dari kualitas yang terus berkembang tidak mempengaruhi minat untuk membeli.

5. Hasil kuisioner dari variabel Keputusan Pembelian di dapat nilai rata-rata terendah pada item pernyataan 6, tersebut memiliki rata-rata diatas 3.94 hal ini diperoleh dikarenakan pada item pernyataan para responden cenderung menjawab dengan setuju dan tidak setuju, responden yang menjawab setuju sebanyak 25 responden dan tidak setuju sebanyak 13 responden, “memberikan rekomendasi kepada orang lain untuk membeli”, hal ini dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian tidak terfokus pada rekomendasi atau saran orang lain.

6. REFERENSI

[1] Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.

[2] Wijaya, Tony. 2011. Manajemen Kualitas Jasa. Jakarta: PT INDEKS.

[3] Aaker dalam Sangadji dan Sopiah. 2013. Keputusan pembelian konsumen Yogyakarta : CV. ANDI OFFSET

[4] Kotler, Phillip. 2013. Prilaku konsumen dan pendekatan praktis Yogyakarta : CV. ANDI OFFSET

[5] Kotler & Keller. 2013. Manajemen Pemaran Hal : 92 Bandung : Alfabeta

[6] Ferdinand 2013 dalam Ndaru 2015. Studi kelayakan bisnis Yogyakarta : EKONISIA.

Page 393: SEMINA ER SEMINAR NASIONAL EKONOMI DAN BISNIS OK …gcafeb.binadarma.ac.id/prosiding-GCA-2017.pdf · Irwan Septayuda, S.E., M.Si . Penerbit . ... Mega Silvia dan Ade Kemala Jaya .....

[SEMINAR NASIONAL GLOBAL COMPETITIVE ADVANTAGE] Palembang, July 22, 2017

ISBN : 978-602-74335-3-3 Page 382

[7] Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro

[8] Harmani, Pengaruh Pelayanan dan Fasilitas Terhadap Keputusan Konsumen Berbelanja Di Pasar Turi Baru Surabaya, Jurnal Ekonomi Bisnis dan Sosial (JEB’s), Vol 8, No 2, Januari 2008

[9] Kotler & Amstrong. 2012. Kualitas produk dan kegunaan. Manajemen Pemasaran Vol 2 | Hal : 258. Maret 2012

[10] Sciffman, Leon G. dan Leslie L. Kanuk. 2007. Perilaku Konsumen. Edisi kedua. Jakarta : PT. Indeks

[11] Wibowo. 2011. Manajemen kinerja. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada