Semen luting konvensional dan kontemporer : Suatu tinjauan Abstrak Kesuksesan klinis jangka panjang dari restorasi prostodontik tetap dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu faktor penting adalah pemilihan agen luting yang tepat. Tidak ada satupun agen luting yang mampu memenuhi semua peryaratan ketat tersebut, yang merupakan suatu alasan kenapa ada banyak pilihan agenn luting yang tersedia mulai dari semen konvensional berbasis air sampai resin adhesif kontemporer. Pengenalan sistem resin adhesif telah sepenuhnya mengubah bentuk dari praktik prostodontik tetap yang meningkatkan penggunaan mahkota bonded all-ceramic dan gigi palsu tetap sebagian resin-retained. Artikel ini berusaha untuk meninjau bermacam-macam agen luting konvensional dan kontemporer, sifatnya & implikasi klinis yang terkait sehingga mencoba untuk membantu petugas klinis memilih agen luting yang sesuai untuk diberikan pada suatu situasi klinis. Kata kunci :semen luting, sifat, keuntungan, kekurangan, perhatian utama, rekomendasi klinis Pendahuluan Beberapa faktor mempengaruhi keberhasilan dari restorasi prosthodontik tetap dengan desain preparasi, oral hygiene/micro- flora, Kekuatan mekanis, dan bahan restorasi adalah beberapa di antaranya. Namun, Faktor kunci keberhasilan adalah pemilihan agen luting dan tahap sementasi yang sesuai. Hilangnya retensi mahkota ditemukan sebagai penyebab kedua yang paling utama dalam gagalnya crowns dan gigi palsu tetap
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Semen luting konvensional dan kontemporer : Suatu tinjauan
Abstrak
Kesuksesan klinis jangka panjang dari restorasi prostodontik tetap dipengaruhi oleh banyak
faktor, salah satu faktor penting adalah pemilihan agen luting yang tepat. Tidak ada satupun
agen luting yang mampu memenuhi semua peryaratan ketat tersebut, yang merupakan suatu
alasan kenapa ada banyak pilihan agenn luting yang tersedia mulai dari semen konvensional
berbasis air sampai resin adhesif kontemporer. Pengenalan sistem resin adhesif telah
sepenuhnya mengubah bentuk dari praktik prostodontik tetap yang meningkatkan
penggunaan mahkota bonded all-ceramic dan gigi palsu tetap sebagian resin-retained. Artikel
ini berusaha untuk meninjau bermacam-macam agen luting konvensional dan kontemporer,
sifatnya & implikasi klinis yang terkait sehingga mencoba untuk membantu petugas klinis
memilih agen luting yang sesuai untuk diberikan pada suatu situasi klinis.
Kata kunci :semen luting, sifat, keuntungan, kekurangan, perhatian utama, rekomendasi
klinis
Pendahuluan
Beberapa faktor mempengaruhi keberhasilan dari restorasi prosthodontik tetap dengan desain
preparasi, oral hygiene/micro- flora, Kekuatan mekanis, dan bahan restorasi adalah beberapa
di antaranya. Namun, Faktor kunci keberhasilan adalah pemilihan agen luting dan tahap
sementasi yang sesuai. Hilangnya retensi mahkota ditemukan sebagai penyebab kedua yang
paling utama dalam gagalnya crowns dan gigi palsu tetap sebagian [1] sedangkan suatu studi
mengemukakan restorasi yang tidak di sementasi sebagai penyebab utama ketiga dari
prostetik pengganti dengan kegagalan muncul setelah hanya 5.8 tahun [2].
Kata ‘luting’ berasal dari bahasa latin Lutumwhich yang berarti lumpur. Agen dental luting
menyediakan suatu hubungan antara restorasi dan preparasi gigi, mengikatnya bersama-sama
melalui beberapa bentuk dari pelekatan permukaan, yang mungkin mekanik, micro-mekanik,
kimia atau kombinasi. Agen luting mungkin definitif atau provisional tergantung pada sifat
fisik dan umur panjang yang telah direncanakan dari restorasi.
Artikel ini meninjau beberapa semen luting, sifat-sifat, karakteristik, syarat penggunaan dan
juga keuntungan dan kerugiannnya. Semen dalam arikel ini telah diklasifikasikan ke dalam
basis air dan anhydrous.
Agen luting konvensional berbasis air
Semen seng fosfat
merupakan agen luting tertua yang dicatat memiliki kesuksesan klinis lebih dari 100 tahun
sejak diperkenalkan pada1878 [3]. Stabilitas perlekatan dari semen ini dilaporkan pada suatu
studi yang menganalisa struktur kimia dari sampel semen seng fosfat yang didapatkan dari 27
prosthesis tetap yang ada pada pelayanan klinis dari 2 sampai 43 tahun [4].
Tersedia dalam sistem/dikemas dalam bentuk bubuk dan liquid dan diatur oleh reaksi asam-
basa. Komponen utama dari bubuk adalah zinc oxide dengan 2–10% magnesium oxide.
Liquid dasarnya merupakan suatu larutan asam fosfat (45–64%) [5] yang disanggah dengan
penambahan sejumlah kecil zinc oxide/aluminium oxide. Senyawa ini membentuk fosfat
yang menstabilkan pH asam dan mengurangi reaktivitasnya. Usaha yang gagal dalam
menggabungkan semen ini dengan flouride dan eugenol telah dilakukan untuk meningkatkan
sifat biologi[6].
Kandungan air dari liquid (30–55%) signifikan karena mengontrol ionisasi asam, yang
mempengaruhi laju reaksi setting. Hilangnya air dapat memperpanjang reaksi setting dan
sebaliknya. Pencemaran air harus dicurigai jika liquid tampak keruh saat pengeluaran.
Kontaminasi air harus dihindari ketika semen setting, selagi asam fosfat larut keluar dan dan
meningkatkan kelarutan semen.
Semen ini menahan prostesis murni dengan cara mekanis. kelancipan, panjang dan area
permukaan preparasi gigi oleh karena itu penting untuk keberhasilan[7].
Pencampuran semen penting dan harus dilakukan pada slab yang dingin dengan tahap dan
area yang meluas. Kegagalan pada tahap ini mempercepat reaksi dan mempengaruhi
konsistensi akhir semen. Basis yang optimal memerlukan pencampuran dan kekuatan
sementasi berat konstan [8–10].
Working time semen dapat ditambah (4–11 min) and setting time diperkecil to untuk
mencapai sementasi serentak dari berbagai restorasi menggunakan teknik Frozen Slab
technique. Pada metode ini, suatu glass slab didinginkan pada pendingin dengan suhu 60C
pembeku dengan suhu -100C. Jumlah bubuk yang tergabung adalah 50–75% lebih banyak
dari normal, mengimbangi kemungkinan efek merusak dari air yang tergabung dalam
pencampuran dari kelembaban kental. Kekuatan Compressive dan tensile secara signifikan
tidak berbeda dari pencaampuran normal [11].
Waktu setting dapat ditambah melalui suatu proses yang disebut ‘slaking the fluid’’, dimana
sejumlah kecil bubuk ditambahkan kedalam liquid sekitar semenit sebelum prosedur
pencampuran utama dimulai[12]. Waktu Setting secara kuat dipengaruhi oleh variasi kecil
dalam pengadukan, temperatur, powder: liquid (P:L) ratio & kandungan air dari komponen
liquid.
Meskipun pH awal rendah(1–2), Brannstrom and Nyborg [13] menemukan tidak ada efek
iritasi pulpa per se dan, dalam praktiknya, potensi efek iritan tidak terlihat signifkan.
Penggunaan sealer berbasis resin agen proteksi pulpa lainnya seperti calcium hydroxide atau
potassium oxalate tidak dianjurkan pada preparasi karena menandakan pengurangan pada
retensi[14].
Semen ini secara rutin dianjurkan untuk prefabricated dan cast posts, crowns, FPD’s, metal
inlays and onlays.
Keuntungan:
kekuatan compressive yang baik (jika diproporsikan secara tepat) [5]
ketebalan film yang memadai (\25 lm)
working time yang masuk akal
dapat digunakan pada area dengan tekanan pengunyahan tinggi atau prostesis jangka
panjang [15].
Kerugian:
kekuatan Tensile rendah
tidak ada ikatan kimia
kelarutan pada cairan mulut
Semen Modified Zinc Phosphate: semen tembaga dan perak (jarang digunakan), semen
Fluoride
Secara historis, semen yang mengandung tembaga terdiri dari semen seng fosfat dimana
tembaga (2–97%) telah ditambahkan pada bubuk [16]. Semen fosfat tembaga murni juga
digunakan tetapi mencemari gigi dan terbukti beracun. Dulu, dokter gigi telah menemukan
old, ill fitting and worn-out gold swaged crowns dengan semen merah masih ada dan tidak
adanya karies sekunder[17]. Semen yang mengandung konsentrasi tembaga yang rendah
ditunjukkan germicidal sama seperti dengan konsentrasi tinggi [16]. Fakta ini belum
sepenuhnya terjelaskan sampai sekitar tahun 2000 ketika penelitian tentang biofim memasuki
duni kedokteran gigi [18]. Bagaimanapun, semen ini tidak banyak digunakan dikarenakan
keasamannya yang tinggi, kelarutan yang tinggi dan kekuatan yang rendah [19].
Indikasi utama dari semen ini adalah, sebagai bahan tumpatan pada gigi susu dimana tidak
mungkin untuk menghilangkan semua karies dan pada sementasi cor cap perak splint pada
fraktur wajah [20].
Semen perak mengandung sejumlah kecil silver phosphate. Pada semen fluoride, stannous
fluoride (1–3%) ditambahkan untuk menyediakan sifat anticariogenic pada semen fosfat.
Bagaimanapun, semen tersebut memiliki kekuatan yang rendah dan sangat larut karena
pembubaran. Semen Zinc Silicophosphate ini diperkenalkan pada 1878 [21]. Bubuk adalah
kombinasi dari zinc oxide dan silicate glass (meengandung 12–25% fluoride) dan liquid
berkonsentrasi phosphoric acid.
Keuntungan:
penambahan silicate glass berimbas pada translucency, peningkatan kekuatan,
pelepasan fluoride, kelarutan rendah.
Kerugian :
pH awal yang tinggi dibanding semen seng fosfat, jadi tidak biokompatibel
ketebalan film yang tinggi(88 lm) [22] dikarenakan waktu kerja dan berukuran butiran
kasar
Semen Zinc-Oxide Eugenol
Semen Zinc oxide eugenol dikembangkan oleh Dr. J. Foster Flagg pada tahun 1875 [23].
Semen ini dikembangkan dari semen zinc oxychloride dengan penggantian dari liquid
dengan, pertama creosote, kemudian eugenol. Produk paten ZOE pertama adalah ‘‘pulpol’’,
dikenalkan oleh Wessler pada tahun 1894 [24]. Bermacam-macam bahan tambahan telah
dikombinasikan dengan semen zinc oxide eugenol untuk meningkatkan kekuatannya dan
polymethylmethacrylate, dan asam ortho-ethoxybenzoic (EBA) [25–29].
Peningkatan pada kekuatan menghasilkan terutama dari penambahan polymethylmethacrylate
(20–40%) pada bubuk dan EBA pada liquid. Penambahan heat-treated fused quartz ke bubuk
juga meningkatkan stabilitas dimensi dan kekuatan semen EBA [30]. Namun, studi telah
menunjukkan jika kemerosotan dan kerusakan timbul bahkan dengan bahan modifikasi [31],
jadi kegunaannya terbatas terutama pada situasi dimana sensitivitas gigi merupakan suatu
masalah dan agen luting jangka pendek untuk provisional acrylic crowns dan gigi palsu tetap
sebagian.
Beberapa modifikasi signifikan dari semen ini adalah:
1. Penggunaan asam vanillic (4-hydroxy-3-methoxybenzoic acid) esters [32, 33] dimana
liquid tersusun dari 12% n-hexyl vanillate EBA dengan bubuk mengandung zinc
oxide, alumina dan hydrogenated rosin.
Penggantian eugenol oleh vanillate menghasilkan semen tak berbau dengan kekuatan
tinggi, kelarutan rendah dan tidak ada inhibisi dari polimerisasi vinyl. Adhesi
terhadap logam non-mulia dan polimer bagus tapi minimal pada enamel dan dentin.
2. penambahan cured silicone berbasis semen ZO dengan agen silane (semen non-
eugenol)
semen sementara kuat namun elastis, tidak larut pada cairan mulut, yang
membersihkan dengan mudah dengan cara mengelupas. Tersedia secara komersil
pada automix syringe kit (Prime-Dent).
3. Semen bebas Eugenol dengan calcium hydroxide
bakteriostatik dan mendukung pembentukan dentin sekunder. Tersedia sebagai
quickmix syringe/cartridge/ tubes.
Masalah utama semen yang mengandung eugenol adalah sisa eugenol bebas dikarenakan
phenolic hydrogen sebagai penyapu radikal bebas dan bercampur dengan polimerisasi yang
sesuai dari resin composites mempengaruhi kekerasan mikro dan stabilitas warnanya.
Disarankan apabila pembentukan formulasi non-eugenol seharusnya digunakan sebagai
provisional semen luting ketika agen luting berbasis resin digunakan untuk sementasi
permanen.
Semen Zinc Polycarboxylate
Semen ini dikembangkan oleh Dr. Dennis Smith, seorang dokter gigi Manchester pada tahun
1968 [34] sebagai suatu set dasar dari dua liquid dan satu bubuk. Satu liquid digunakan untuk
tujuan luting, sedangkan yang lainnya untuk tujuan lining. Dia menukar asam fosfor dengan
polymeric acid, polyacrylic acid yang baru dan merupakan semen adhesif kimia pertama.
Semen diatur oleh suatu reaksi berbasis asam ketika bubuk zinc oxide dicampur dengan
larutan kental (karena sebagian terpolimerisasi) dengan berat asam molekular asam
polyacrylic yang tinggi. Bubuk mengandung 4% stannous fluoride tapi tidak memberi sifat
anti kariogenik karena pelepasan fluoride hanya 10–15% yang dilepaskan oleh glass ionomer
cement. Namun, itu bertindak sebagai agen penguat.
Ikatan adhesif secara umum pada enamel walaupun ikatan yang lemah pada dentin juga
terbentuk dikarenakan reaksi chelation antara kelompok carboxyl dari semen dan kalsium
pada struktur gigi; karenanya, semakin termineralisasi struktur gigi, semakin kuat ikatannya.
Semen ini hydrophilic jadi mampu membasahi permukaan dentinal [19, 34, 35]. Itu membentuk
ikatan lemah dengan emas dikarenakan sifat inert emas yang tinggi biasanya mengakibatkan
kegagalan adhesif. Membentuk ikatan tidak jelas dengan porselin. Mereka akan,
bagaimanapun, berikatan dengan non-precious alloys, kemungkinan berhubungan dengan
adanya lapisan oxide. Jadi, kegagalan jika timbul adalah kohesif daibandingkan dengan
adhesif.
Campuran air semen Anhydrous polycarboxylate juga tersedia secara komersil dengan asam
freeze-dried tergabung dalam bubuk untuk pencampuran yang terpercaya, setting dan
penanganan semen (Tylok Plus, Poly F Plus, AqualatPromedica).
Pencampuran semen yang baru memiliki konsistensi seperti madu dengan sifat pseudoplastic
dan menunjukkan perilaku shear-thinning. Karenanya, walaupun campuran semen terlihat
terlalu tebal, semen tersebut mengalir secara adekuat dibawah tekanan pada film dengan
ketebalan 25–35 lm. Sifat ini tidak dipahami oleh dokter gigi yang membuat suatu keasalahan
mengurangi rasio P:L untuk membuat campuran yang lebih tebal, berpikir bahwa semen akan
mengalir dengan baik, walaupun hasil ini mengurangi kekuatan dan menambah kelarutan [5,
36]. Selama setting, semen melewati fase rubbery dan harus tetap tak terganggu untuk
mencegah tarikkan dari margin.
Semen Polycarboxylate menunjukkan deformasi plastis lebih besar secara signifikan daripada
zinc phosphate (modulus elastis being one-third that of zinc phosphate) demikian, tidak
cocok untuk digunakan pada regio dengan stress pengunyahan tinggi atau pada sementasi
prosthesis jangka panjang [37].
Disarankan untuk gigi vital atau sensitif dengan preparasi dekat pada pulpa dan untuk
sementasi unit tunggal atau jembatan jangka pendek pada area tekanan rendah.
Keuntungan:
ikatan kimia
biokompatibel dengan pulpa dental dikarenakan: – peningkatan pesat pada pH setelah
pencampuran – asam Polyacrylic menjadi lebih lemah daripada asam fosfor –
kurangnya penetrasi tubular dari molekul asam polyacrylic yang dipisahkan secara
besar dan buruk [15, 38],
kekuatan tensil yang baik (8–12 MPa) [3]
daya tahan adekuat terhadap peleburan air
Kerugian:
tidak tahan terhadap peleburan asam
deformasi selama pemuatan
manipulasi kritis
kenaikan awal yang pesat pada ketebalan film yang mungkin mengganggu dengan
penempatan cor yang sesuai
Semen Glass-Ionomer (Glass-Polyalkenoate Cements)
Pada tahun 1969, semen translucent baru dikembangkan oleh Wilson dan Kent [39]
berdasarkan reaksi berbasis asam antara bubuk aluminosilicate glass larutan cair polymers
dan copolymers asam akrilik, termasuk itaconic,maleic, dan asam tricarboxylic. Semen ini
diberi naama genetik Glass-ionomer cement (GIC) dan nama sederhananya adalah ASPA
(Aluminosilicate polyacrylate) [40].
Semen Glass-ionomer telah didefinisikan oleh McLean, Nicholson dan Wilson sebagai
‘‘semen yang terdiri dari kaca dasar dan suatu polymer asam yang diatur oleh reaksi berbasis
asam antara komponen tersebut’’ [41]. Kata ‘Ionomer’ diciptakan perusahaan Dupont untuk
mendeskripsikan rentang polymers yang mengandung proporsi kecil kelompok terionisasi
atau mampu diionisasi, secara umum 5–10% [42].
Semen ini memiliki keuntungan dari masing-masing semen silicate (translusensi dan
pelepasan fluoride) dan semen sepolycarboxylate ( baik untuk pulpa dan pelekatan kimia
pada struktur gigi) [43]. Kandungan Fluoride dari bubuk dengan rentang dari10 sampai 23%,
jadi memiliki potensi sifat antikariogenik.
Water-settable GIC juga tersedia dalam usaha untuk menambah working time semen. Asam
pada liquid beku-kering dan digabung pada bubuk, dimana air atau air dengas asam tartar
membentuk liquid. Jadi, ketika bubuk dan air bercampur, bubuk asam larut untuk menyusun
kembali asam cair, yang diikuti oleh reaksi berbasis asam. Formulasi tersebut
memperpanjang umur shelfdengan mencegah gelasi [15]. Asam Tartar acid menyediakan aliran
dan meningkatkan working time[44].
Perhatian utama pada semen ini adalah sensitifitasnya terhadap kontaminasi embun awal dan
pengawetan melalui proses pengeringan yang membahayakan keutuhan bahan [15].
Penyerapan air selama tahap awal setting menyebabkan deteriorasi semen, hilangnya
translusensi dan secara signifikan mengurangi kekerasan pokok dari semen glass-ionomer
and zinc phosphate[45–47]. Perluasan proteksi margin mahkota setelah pelepasan sebagian besar
semen dengan petroleum jelly/ varnish dianjurkan untuk mencegah efek buruk dari air setelah
pematangan semen, walaupun sulit ketika marginnya adalah subgingival [48].
Secara serentak, ketika campuran semen baru terekspos terkena udara ambien tanpa
pelindung, permukaan akan tidak stabil dan retak akibat pengawetan melalui proses
pengeringan, menyebabkan kegagalan kohesif dari pembentukan mikrocrack [15, 49]. Ketika
kelebihan semen terekstruksi di sekeliling margin telah menjadi pucat, melapisinya dengan
petroleum mencegahnya dari dehidrasi [50]. Menghindari kelebihan desikasi selagi itu
menambah insidensi sensitifitas post-operatif.
GIC belum sempurna sampai 24–72 jam setelah peletakan (pemuatan awal dari restorasi
tersementasiharus dihindari), tetapi ketika benar-benar siap menunjukkan daya tahan yang
lebih baik terhadap pelarutan [51]. Telah disarankan jika sejumlah kecil semen harus
diletakkan pada mahkota untuk mencegah pembentukan tekanan dikarenakan semen yang
berlebihan [52]. ‘’
Keuntungan:
Ikatan kimia [44, 53],
pelepasan fluoride terus-menerus dan kemampuan untuk menyerap fluoride dari
lingkungan oral (pengisian fluoride) membuatnya jadi pilihan pada pasien dengan
angka karies tinggi.
keofisien ekspansi termal mirip gigi
Translucent, dapat digunakan dengan mahkota porselen
daya tahan adekuat terhadap pelarutan asam
ketebalan film yang rendah dan menjaga viskositas yang konstan untuk sementara
waktu setelah pencampuran, jadi peletakkan restorasi yang baik [54, 55],
Kerugian:
waktu setting awal lambat dan sensitif terhadap kontaminasi kelemmbaban awal dan
desikasi
modulus elastisitas lebih rendah dari zinc phosphate, jadi potensi dari deformasi
elastis pada area dengan tekanan pengunyahan tinggi [15].
setting awal pH yang rendah diasumsikan berhubungan dengan sensitifitas setelah
sementasi [56].Namun, percobaan dobel secara acak pada GIC dan semen zinc
phosphate melaporkan tidak ada perbedaan signifikan pada sensitifias post-operatif [57]. Desikasi dentin, semen tipis dicampur bersaaman dengan gaya hidraulik yang
berlebihe, dan micro leakage terkadang bertanggungjawab atas sensitifitas[58].
daya tahan pemakaian yang kurang
Semen Resin-Modified Glass-Ionomer
Semen ini diperkenalkan pada tahun 1990 dengan tujuan untuk menggabungkan beberapa
sifat yang diinginkan dari semen glass-ionomer (pelepasan fluoridedan perlekatan kimia)
dengan kekuatan yang tinggi dan kelarutan rendah dari resin [59].
Kelompok Polymerizable fungsional ditambahkan pada semen glass-ionomer konvensional
untuk mencapai curing cepat yang diaktifkan oleh cahaya/senyawa kimia selagi tetap
membiarkan reaksi berbasis asam untuk berperaan bersamaan dengan polimerisasi. Daya
tahan pemakaian juga ditingkatkan[15].
Antonucci et al. Semula menggunakan kata resin-modified glass-ionomer sebagai nama
sederhana dan resin-modified glasspolyalkenoate sebagai nama sistematis[60].
Tersedia sebagai bubuk/liquid, dikemasi dalam bentuk preproporsion atau dalam sistem dua
pasta (Fujicem, GC America, IL).
Bubuk --mengandung ion-leachable glass dan inisiator untuk chemical/light-curing
Liquid-- mengandung empat bahan utama
sebuah resin methacrylate resin (bis-GMA) yang memungkinkan reaksi polimerisasi.
suatu poli asam yang bereaksi dengan ion-leachable glass untuk memungkinkan
reaksi berbasis asam.
hydroxy-ethyl methacrylate (HEMA), suatu hydrophilic methacrylate yang
memungkinkan kedua resin dan komponen asam untuk koeksis pada larutan cair;
HEMA juga berperan dalam reaksi polimerisasi.
Air, untuk memungkinkan ionisasi dari komponen asam jadi reaksi berbasis asam
dapat timbul.
komponen lain termsauk aktivator dan stabilizer polimerisasi [20].
Reaksi setting dari semen ini adalah dual mekanisme. Reaksi berbasis asam timbul setelah
bubuk dan liquid dicampur, membentuk garam polyacrylate. Polimerisasi (reaksi setting
primer) diinisiasi segera setelah radikal bebas yang memadai tersedia. Reaksi berbasis asam
yang lambat bertanggunjawab terhadap pematangan akhir dan kekuatan semen sedangkan
reaksi polimerisasi menyediakan pengaturan awal [20].
Polimerisasi yang diaktifkan secara kimia dari semen resin-modified glass-ionomer
dimaksudkan sebagai ‘‘Dark Cure’’ [20].
Semen tersebut bisa jadi chemical-cured, light-cured, dualcured (reaksi berbasis asam
chemical-cured/light-cured ?) or tri-cured (reaksi berbasis asam chemical-cured ? light-
cured ?).
Keuntungan:
kekuatan compressive,kekuatan diametral tensile, dan kekuatan flexural secara
dramatis meningkat dibandingkan seng fosfat, polycarboxylate, dan semen glass-
ionomer tapi lebih rendah dari resin komposite [61].
sensitivitas yang kurang terhadap kontaminasi kelembaban awal dan desikasi selama
setting dan kurang larut dibandingkan semen glass-ionomer dikarenakan of ikatan
kovalen silang dari garam polyacrylate dari polimerisasi radikal bebas [58, 62],
manipulasi dan penggunaan yang mudah
ketebalan film yang rendah secara adekuat [63, 64],
pelepasan Fluoride mirip dengan GIC konvensional [65]
polimerisasi tidak dipengaruhi secara signifikan oleh bahan provisional yang
mengandung eugenol, selama semen provisional benar-benar dihilangkan dengan
melalui prophylaxis [66].
Sensitifitas post-operatif minimal.
kekuatan ikat yang tinggi terhadap dentin (14 MPa)
Kerugian:
penyusutan dehidrasi dikarenakan komponen glass-ionomer telah diamati Selama 3
bulan setelah pematangan bersama dengan penyusutan polimerisasi [67]. Ini mungkin
membuat tekanan fraktur pada tampilan semen restorasi gigi yang terekspos [68].
HEMA bertanggunjawab untuk bertambahnya penyerapan air, kemudian plastisitas
dan ekspansi higroskopik. Penyerapan air awal mungkin mengimbangi tekanan
penyusutan polimerisasi, penyerapan air yang berlanjut menyebabkan perubahan
substansional dimensi [69, 70], kontraindikasi kegunaan mereka untuk sementasi dari
semua mahkota keramik dan pada gigi nonvital setelah ekspansi yang disebabkan
fraktur timbul [35, 71]. Namun , dua contoh studi dilakukan pada 2003 menyimpulkan
jika ekspansi sendiri tidak bertanggungjawab terhadap fraktur pada mahkota keramik [72].
walaupun langka, mungkin mendapatkan respon alergi karena monomer bebas.
Penanganan yang hati-hati dianjurkan selama pencampuran [73, 74],
Kelebihan semen sangat keras dan sulit untuk dihilangkan.
Disarankan untuk luting logam atau mahkota porcelain-fused-tometal dan FPD pada gigi,
amalgam, resin komposit, atau glass ionomer core buildups [35].
Semen Anhydrous Luting
Poly-Acid Modified Composites (Kompomer)
Diperkenalkan pada pasar eropa sebagai bahan restoratif pada tahun 1993[75], semen ini juga
terdapat antara glass-ionomer dan resin komposit tetapi dengan karakteristik dominan dari
resin komposit microfilled. kata ‘Kompomer’ merupakan turunan dai komposit dan glass
ionomer, memiliki kemampuan pelepasan fluoride dari GIC konvensional dan durabilitas
komposit [15].
Kompomer restoratif tersedia sebagai satu komponen, bahan light-curable yang terdiri dari
partikel silicate glass, sodium fluoride dan poly-acid modified monomer tapi tidak ada air.
Mulanya, setting timbul dikarenakan photopolimerisasi yang diikuti oleh reaksi berbasis
asam ketika bahan yang disediakan menyerap air. Hal ini pada akhirnya menyebabkan
pelepasan fluoride walaupun terbatas [15, 76]. Karena tidak adanya air pada restorasi kompomer,
mereka tidak self-adhesive seperti GIC konvensional dan resin-modified GIC, karenanya
membutuhkan agen bonding dentin terpisah [76].
Kompomer untuk tujuan luting tersedia sebagai sistem dua komponen, entah bubuk/liquid