Top Banner
SEMANGAT KEBANGSAAN, NASIONALISME DAN PATRIOTISME DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA. Standar Kompetensi : Memahami Hakikat Bangsa dan Negara Kesatuan RI Kompetensi Dasar : 1.4. Menunjukkan semangat kebangsan, nasionalisme dan patriotisme dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Indikator : 1. Mendeskripsikan makna semangat kebangsaan 2. Menguraikan macam-macam perwujudan nasionalisme dalam kehidupan 3. Menunjukkan contoh perilaku yang sesuai dengan semangat kebangsaan 4. Menunjukkan sikap positif terhadap patriotisme Indonesia Materi Pembelajaran 1. Makna Semangat kebangsaan Nasionalisme adalah perasaan satu keturunan, senasib, sejiwa dengan bangsa dan tanah airnya. Nasionalisme yang dapat menimbulkan perasaan cinta kepada tanah air disebut patriotisme. Nasionalisme dibedakan menajdi dua yaitu : a. Nasionalisme dalam arti luas yaitu perasaan cinti / bangga terhadap tanah air dan bangsanya dengan tidak memandang bangsa lain lebih rendah derajatnya. b. Nasionalisme dalam arti sempit yaitu perasaan cinta/bangga terhadap tanah air dan bangsanya secara berlebihan dengan memandang bangsa lain lebih rendah derajatnya. Nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme yang berdasarkan Pancasila yang selalu menempatkan kepentingan bangsa dan negar di atas kepentingan pribadi dan golongan. Nasionalisme Indonesia adalah perasaan bangga/cinta terhadap bangsa dan tanah airnya dengan tidak memandang bangsa lain lebih rendah derajatnya. Dalam membina nasionalisme harus dihindarkan paham kesukuan chauvinisme, ekstrimisme, kedaulatan yang sempit. Pembinaan nasionalisme juga perlu
32

SEMANGAT KEBANGSAAN

Jan 29, 2016

Download

Documents

Muhammad Yosan

SEMANGAT KEBANGSAAN
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: SEMANGAT KEBANGSAAN

SEMANGAT KEBANGSAAN, NASIONALISME DAN PATRIOTISME DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA.

Standar Kompetensi :Memahami Hakikat Bangsa dan Negara Kesatuan RI

Kompetensi Dasar :1.4. Menunjukkan semangat kebangsan, nasionalisme dan patriotisme dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Indikator :1.      Mendeskripsikan makna semangat kebangsaan2.      Menguraikan macam-macam perwujudan nasionalisme dalam kehidupan3.      Menunjukkan contoh perilaku yang sesuai dengan semangat kebangsaan4.      Menunjukkan sikap positif terhadap patriotisme Indonesia

Materi Pembelajaran

1.      Makna Semangat kebangsaanNasionalisme adalah perasaan satu keturunan, senasib, sejiwa dengan bangsa dan

tanah airnya. Nasionalisme yang dapat menimbulkan perasaan cinta kepada tanah air disebut patriotisme.

Nasionalisme dibedakan menajdi dua yaitu :a. Nasionalisme dalam arti luas yaitu perasaan cinti / bangga terhadap tanah air dan bangsanya

dengan tidak memandang bangsa lain lebih rendah derajatnya.b. Nasionalisme dalam arti sempit yaitu perasaan cinta/bangga terhadap tanah air dan

bangsanya secara berlebihan dengan memandang bangsa lain lebih rendah derajatnya.Nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme yang berdasarkan Pancasila yang selalu

menempatkan kepentingan bangsa dan negar di atas kepentingan pribadi dan golongan. Nasionalisme Indonesia adalah perasaan bangga/cinta terhadap bangsa dan tanah airnya dengan tidak memandang bangsa lain lebih rendah derajatnya. Dalam membina nasionalisme harus dihindarkan paham kesukuan chauvinisme, ekstrimisme, kedaulatan yang sempit. Pembinaan nasionalisme juga perlu diperhatikan paham kebangsaan yan gmengandung penegrtian persatuan dan kesatuan Indonesia, artinya persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia.

Patriotisme berasal dari kata patriot yang berati pecinta/pembela tanah air. Patriotisme diartikan sebaga isemangat/jiwa cinta tanah air yang berupa sikap rela berkorban untuk kejayaan dan kemakmuran bangsanya. Patriotisme tidak hanya cinta kepada tanah air saja, tapi juga cinta bangsa dan negara. Kecintaan terhadap tanah air tidak hanya ditampilkan saat bangsa Indonesia terjajah, tetapi juga diwujudkan dalam mengisi kemerdekaan.Ciri-ciri patriotisme :

a.       Cinta tanah airb.      Rela berkorban untuk kepentingan nusa dan bangsac.       Menempatkan persatuan, kesatuan dan keselamatan bansga dan negara di atas kepentingan

pribaadi dan golongand.      Bersifat pembaharuane.       Tidak kenal meneyrahf.       Bangga sebagai bangsa Indoensia.

Page 2: SEMANGAT KEBANGSAAN

Nasionalisme dan patriotisme sangat penting bagi kelestarian kehidupan bangsa Indonesia. Hal ini mengingat kondisi :

a.          Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk atau keanekaragaman dalam suku, ras, golongan, agama, budaya dan wilayah.

b.         Alam Indonesia, dimana kepualauan nusantara terletak pada posisi silang yang dapat mengandung kerawanan bahaya dari negara lain.

c.          Adanya bahaya disintegrasi (perpecahan bangsa) dan gerakan separatisme (gerakan untuk memisahkan diri dari suatu bangsa), apabila pemerintah tidak bersikap bijaksana.

Semangat kebangsaan dapat diwujudkan dengan adanya sikap patriotisme dan nasionalisme dalam kehidupan sehari-hari. Warga negar yang emmiliki semangat kebansgaan yang tinggi akan memiliki nasionalisme dan patriotisme yang tinggi pula.

2.      Perwujudan Nasionalisme dalam KehidupanPerwujudan nasionalisme dan patriotisme bagi bangsa Indonesia dapat dilihat dari

perjalanan sejarah bangsa Indonesia antara lain :a.       Sebelum Masa Kebangkitan Nasional

Perjuangan bangsa Indonesia untuk membela tanah air atau jiwa patriotisme sebelum kebangkitan nasional, masih bersifat kedaerahan, tergantung pada pemimpin, belum terorganisir dan tujuan perjuangan belum jelas.

b.      Masa Kebangkitan NasionalPerjuangan bangsa Indoensia tidak lagi bersifat kedaerahan, tapi bersifat nasional. Perjuangan dilakukan dengan cara organisasi modern, dimana sejak berdirinya Budi Utomo merupakan titik awal kesadaran nasionalisme. Masa ini disebut angkata nperintis, sebab disamping merintis kesadaran nasional juga merintis berdirinya organisasi.

c.       Masa sumpah pemudaSumpah pemuda merupakan tonggak sejarah bagi perjuangan bangsa Indonesia. Yang jelas dan tegas dalam menuntut kemerdekaan bagi bngsa Indonesia. Sumpah pemuda mengandung nilai yang sangat tinggi yaitu nilai persatuan dan kesatuan yan gmerupakan modal perjuangan untuk mencapai kemerdekaan. Masa ini d sebut angkatan penegas, sebab angkatan inilah yang menegaskan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa dalam berjuang mencapai kemerdekaan.

d.      Masa proklamsi kemerdekaan Proklamasi kemerdekaan merupakan titik kulminasi (puncak) perjuangan bangsa Indoensia, juga merupakan wujud perjuangan yan gberdasarkan persatuan Indonesia. Oleh karena itu, semangat kebangsaan, semangat persatuan dan kesatuan bangsa yang mengantarkan Indoensis mencapai tonggak sejarah yang paling fundamental harus kita jaga dan kita pertahankan. Proklamasi kemerdekaan merupakan jembatan emas yan gakan mengantarkan bangsa Indoensia menuju cita-cita nasional yaitu masyarakat yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur.

Perwujudan semangat kebangsaan dan patriotisme yang berupa sika prela berkorban untuk kepentingan tanah air, bangsa dan negara sebagai tempat hidup dan kehidupan dengan segala apa yan gdimiliki, akan memperkuat pertahanan dan keamanan nasional, proklamasi kemerdekan yan gdicita-citakan telah terwujud, berkas perjuangan dan pengorbanan para pahlawan. Maka kita harus dapat mengisi kemerdekaan ini dengan membangun berbagai macam bidang agar dapat mempercepat tercapainya tujuan bangsa Indonesia.

Guna mencapai tujuan bangsa diharapkan peran serta seluruh bangsa dalam membangun negara, karena kita sebagian besar tidak mengalami peristiwa perjuangan

Page 3: SEMANGAT KEBANGSAAN

kemerdekaan, maka perlunya dipahami, dimenegrti akan arti perjuangan para pejuang, niscaya tujuan negara yang diidam-idamkan akan segera terwujud.

3. Perwujudan Patriotisme dan Nasionalisme dalam kehidupanSikap patriotisme dan nasionalisme dapat diwujudkan dalam berbagai lingkungan

kehidupan :

a.       Lingkungan keluargaJiwa dan semangat patriotisme dapat ditanamkan dan dimulai di lingkungan keluarga, misalnya kita harus selalu berbuat bai kdi lingkungan kita untuk menjaga nama baik keluarga, meelstarikan ketenttraman keluarga, emmbantu meringankan beban keluarga.

b.      Lingkungan sekolahBerbagai macam tingkah laku atau kegiatan yang mengacu pada nilai kesopanan dan kebaikan, baik terhadap guru, karyawan maupun teman, mengikuti upacar dengan tertib.Menajdi anggota OSIS, menjaga nama baik sekolah, menjadi team olah raga, menghidnari tawuran pelajar, menjaga kebersihan dan ketertiban sekolah dan lain sebagainya.

c.       Lingkungan masyarakat Sikap patriotisme di masyarakat dapat ditumbuhkan dan dilaksanakan melalui menjaga keamanan lingkungan, menaikkan bendera di depan rumah pada hari besar nasional, membersihkan lignkungan, aktif dalam kegiatan desa dan ikut membela negara bila diperlukan.

Rangkuman

1.      Nasionalisme dapat dibedakan menjadi dua yaitu nasionalisme dalam arti luas dan dalam arti sempit.

2.      Nasionalisme yang dikembanghkan di Indonesia adalah Nasionalisme yang berdasarkan Pancasila.

3.      Patriotisme mengandung arti yang lebih luas dari ansionalisme, hal ini dapat dilihat dari ciri-ciri patriotisme.

4.      Karena kondisi bangsa Indonesia maka nasionalisme dan patriotisme sangat penting untuk kelesatrian kehidupan bangsa Indonesia.

5.      Perjalanan sejarah bansga Indonesai dalam membina dan mengembangkan nasionalisme maupun patriotisme, dan sebelum kebangkitan nasional sampai proklamasi kemerdekaan.

6.      Perwujudan sikap nasionalisme dan patriotisme dalam kehidupan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

Uji Kompetensi

Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan tepat !1.      Nasionalisme dibedakan menjadi nasionalisme dalam arti sempit dan nasionalisme dalam arti

luas. Apa yang dimaksud dengan ansionalisme dalam arti luas !2.      Pandangan bangsa Indonesai terhadap nasionalsime adalah...3.      Sebutkan daktor-faktor yan gmenyebabkan kegagalan perlawanan rakyat di daerah pada

masa perjuangan !4.      Sebutkan contoh patriotisme dalam lingkungan sekolah !5.      Masa kebangkitan nasional disebut sebagai angkatan perintis, jelaskan sebabnya !

Page 4: SEMANGAT KEBANGSAAN

Cinta Tanah Air

Sumber : blog.umy.ac.idApabila kita berbicara tentang cinta tanah air, mungkin yang terbersit dipikiran kita adalah bagaimana bentuk cinta tanah air itu sebenarnya, bagaimana cara kita untuk mencerminkan bahwa kita mencintai tanah air kita, apa pentingnya cinta terhadap tanah air bagi seluruh rakyat indonesia. Sebelumnya, kita harus mengetahui apa sesungguhnya arti dari cinta tanah air itu sendiri. Menurut beberapa sumber yang telah saya baca, pengertian dari cinta tanah air adalah perasaan bangga menjadi warga negara Indonesia, dengan khasanah budaya yang ada dan menerima segala konsekuennya, yakni menjadi warga negara yang baik, patuh terhadap peraturan berupa norma maupun hukum yang tertulis, dan ikut serta dalam usaha pembelaan terhadap negaranya. Cinta tanah air itu sendiri merupakan pandangan kebangsaan kita terhadap negara ini yang sangat penting, karena merupakan senyawa dari kemerdekaan dan demokrasi yang ada di Indonesia, dengan mensinergikan ketiganya akan terjadi keharmonisan dalam bernegara.

Cinta tanah air merupakan pandangan kebangsaan karena cara pandang kita tegantung sajauh mana kita memiliki rasa cinta terhadap tanah air, yang kemudian selanjutnya akan menimbulkan sikap yang biasa disebut patriotisme dan nasionalisme yaitu sikap-sikap yang ada dalam diri pejuang yang karena memiliki rasa cinta tanah air yang sangat besar mereka rela berkorban demi negara ini. Dengan cinta tanah air maka harapannya generasi penerus yang akan menjalankan tampu roda pemerintahan akan lebih baik lagi tanpa adanya nafsu pribadi dan lain sebagainya. Kecintaan kepada tanah air mencakup empat aspek penting yaitu identitas bangsa, wujud cinta tanah air, realitas bangsa, dan visi kebangsaan.

1. Identitas bangsa (identitas bangsa kita tecermin dalam pancasila)

Istilah “identitas nasional” secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Berdasarkan pengertian yang demikian ini maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendiri-

Page 5: SEMANGAT KEBANGSAAN

sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri, serta karakter dari bangsa tersebut. Jadi Identitas nasional adalah sebuah kesatuan yang terikat dengan wilayah (tanah tumpah darah mereka sendiri), kesamaan sejarah, sistem hukum/perundang-undangan, hak dan kewajiban, serta pembagian kerja berdasarkan profesi. Demikian pula hal ini juga sangat ditentukan oleh proses bagaimana bangsa tersebut terbentuk secara historis. Berdasarkan hakikat pengertian “identitas nasional” sebagaimana dijelaskan di atas maka identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih populer disebut sebagai kepribadian suatu bangsa.

Pengertian kepribadian suatu identitas sebenarnya pertama kali muncul dari pakar psikologi. Manusia sebagai individu sulit dipahami jika terlepas dari manusia lainnya. Oleh karena itu manusia dalam melakukan interaksi dengan individu lainnya  senantiasa memiliki suatu sifat kebiasaan, tingkah laku, serta karakter yang khas yang membedakan manusia tersebut dengan manusia lainnya. Namun demikian pada umumnya pengertian atau istilah kepribadian sebagai suatu identitas adalah keseluruhan atau totalitas dari faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari tingkah laku individu. Tingkah laku tersebut terdiri atas kebiasaan, sikap, sifat-sifat, serta karakter yang berada pada seseorang sehingga seseorang tersebut berbeda dengan orang yang lainnya. Oleh karena itu kepribadian adalah tecermin pada keseluruhan tingkah laku seseorang dalam hubungan dengan manusia lain (Ismaun, 1981: 6).

Jika kepribadian sebagai suatu identitas dari suatu bangsa, maka persoalannya adalah bagaimana pengertian suatu bangsa itu. Bangsa pada hakikatnya adalah sekelompok besar manusia yang mempunyai persamaan watak atau karakter yang kuat untuk bersatu dan hidup bersama serta mendiami suatu wilayah tertentu sebagai suatu “kesatuan nasional”. Para tokoh besar ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang hakikat kepribadian bangsa tersebut adalah dari beberapa disiplin ilmu, antara lain antropologi, psikologi dan sosiologi. Tokoh-tokoh tersebut antara lain Margareth Mead, Ruth Benedict, Ralph Linton, Abraham Kardiner.

Pancasila sebagai kepribadian dan identitas nasional

Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat internasional, memiliki sejarah serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Tatkala bangsa Indonesia berkembang menuju fase nasionalisme modern, diletakkanlah prinsip-prinsip dasar filsafat sebagai suatu asas dalam hidup berbangsa dan bernegara. Prinsip-prinsip dasar itu ditemukan oleh para pendiri bangsa, yang diangkat dari filsafat hidup atau pandangan hidup bangsa Indonesia, yang kemudian diabstraksikan menjadi suatu prinsip dasar filsafat negara yaitu Pancasila. Jadi dasar filsafat suatu bangsa dan negara berakar pada pandangan hidup yang bersumber kepada kepribadiannya sendiri. Nilai-nilai esensial yang terkandung dalam Pancasila  yaitu : ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, serta keadilan, dalam kenyataannya secara objektif telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum mendirikan negara. Dasar-dasar pembentukan nasionalisme modern menurut Yamin dirintis oleh para pejuang kemerdekaan bangsa, antara lain rintisan yang dilakukan oleh para tokoh pejuang kebangkitan nasional pada tahun 1908, kemudian dicetuskan pada Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Akhirnya titik kulminasi sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk menemukan identitas nasionalnya sendiri, membentuk suatu bangsa dan negara Indonesia tercapai pada tanggal 17 Agustus 1945, yang kemudian diproklamasikan sebagai suatu kemerdekaan bangsa Indonesia. Oleh karena itu akar-akar nasionalisme Indonesia yang berkembang dalam perspektif sejarah sekaligus juga merupakan

Page 6: SEMANGAT KEBANGSAAN

unsur-unsur identitas nasional, yaitu nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam sejarah terbentuknya bangsa Indonesia.

Identitas bangsa adalah tanda pengenal yang melekat atau ciri khas yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain. Disini kita dituntut untuk mencintai tanah air karena memang tanah air adalah identitas yang melekat pada diri kita. Jika kita sudah mampu berpikir seperti itu maka segala realitas yang terjadi di tanah air tidak akan menggoyahkan kecintaan kita terhadap tanah air. Artinya kita menerima apa adanya dan terus memperjuangkan tanah air karena memang itulah identitas kita, bagian dari diri kita. Oleh sebab itu, mencintai negara Indonesia bukan hanya mencintai karena keindahan dan berbagai kelebihan yang dimiliki negara ini, tapi juga mencintai karena berbagai kekurangan yang harus dibenahi oleh masyarakatnya. Analogikan seperti hubungan antara ibu dan anak. Ibu sebagai orang tua kita merupakan identitas atau bagian dari hidup kita. Kita mencintai ibu apa adanya tanpa pamrih, tanpa memandang kekurangannya, dan apa pun yang terjadi pada ibu, kita siap berbakti dan melakukan yang terbaik untuknya. Seperti itulah perumpamaan cinta tanah air.

2. Wujud cinta tanah air

Di setiap jenjang pendidikan di Indonesia, materi ajar cinta tanah air menjadi hal yang tak terpisahkan. Upaya menanamkan rasa nasionalisme tersebut bagi seluruh rakyat Indonesia dilakukan sejak usia dini, khususnya melalui jalur pendidikan. Namun sudahkah hal itu berhasil menciptakan warga negara yang berkarakter cinta tanah air? Entahlah! Untuk menjawab hal tersebut, rasanya kita harus mengadakan penelitian yang ilmiah dulu. Tapi sebelum itu, ada baiknya kita bercermin dulu tentang rasa nasionalisme di dalam diri. Sudahkah kita benar-benar menumbuhkan sikap itu? Mungkin empat hal berikut bisa menjadi indikatornya :

Semangat membela tanah air

Sebagai warga negara, membela tanah air bukan hanya berjuang mengangkat senjata, melakukan perang, atau menyerbu kelompok pembangkang. Rasa nasionalisme dalam diri seseorang dengan semangat membela tanah air paling tidak dapat dilihat dari raut wajahnya yang terlihat geram ketika negaranya dihina, emosi ketika bendera negaranya dilecehkan, melaporkan tindakan-tindakan yang mengancam keutuhan negara dan bangsa, mendukung timnas saat bertanding, menjaga persatuan kesatuan bangsa dan sebagainya.

Rasa bangga menjadi bagian NKRI

Wujud cinta tanah air yang lain adalah rasa bangga menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Rasa bangga tersebut misalnya dapat dilihat sejauh mana ia suka dengan kebudayaan bangsanya, seberapa besar ia bangga memakai produk dalam negeri, dan seberapa luas wawasan kebangsaannya.

Partisipasi diri

Wujud nyata dari rasa cinta terhadap tanah airnya dapat dilihat dari segala bentuk perbuatannya. Cinta tanah air akan mendorong peran serta dan partisipasi dalam diri untuk terlibat dan mendukung program-program pemerintah yang bertujuan membangun bangsa. Misalnya berpartisipasi dalam Pemilu, ikut serta gotong royong membangunan sarana publik,

Page 7: SEMANGAT KEBANGSAAN

taat membayar pajak, mematuhi peraturan dan undang-undang yang berlaku, membantu pelaksanaan program pemerintah, belajar yang giat, dan sebagainya.

Rela berkorban

Nilai tertinggi dari nasionalisme adalah rela berkorban. Tindakan rela berkorban untuk bangsa dan negara memang menjadi hal yang paling sulit dilakukan. Orang yang bisa mengorbankan miliknya (harta, kepentingan, hingga nyawa) untuk kepentingan negara dapat dikatakan sebagai orang yang mempunyai nasionalisme tinggi.

3. Realitas bangsa

Pancasila, UUD 1945, dan realitas bangsa Indonesia

Realita bangsa Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Banyak polemik yang terjadi, seperti KKN, multikulturalisme yang memicu perang antarsuku-agama, sentralisasi pembangunan hanya di pulau Jawa dan kota besar sehingga kurang memerhatikan wilayah lain yang memicu pertikaian untuk melepaskan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia seperti kasus Timor-Timur dan kericuhan pemilu tahun 2009 akibat tata pelaksanaan yang semrawut.

Negara Kesatuan Republik Indonesia dirancang oleh para founding fathers di antaranya Soekarno dan Mohammad Hatta yang tergabung dalam suatu badan yang bernama Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang dibentuk pada tanggal 29 April 1945 dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang dibentuk pada tanggal 7 Agustus 1945. UUD 1945 disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945, dan Pancasila pertama kali dikemukakan oleh Ir. Soekarno dalam sidang BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945, merupakan konstitusi dan ideologi dasar Negara Indonesia : rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal-hal yang sangat mendasar dirumuskan secara cermat baik dalam teks proklamasi kemerdekaan, Pancasila maupun dalam UUD 1945, terutama pembukaannya yang berisi konsep, prinsip, dan nilai-nilai yang sangat mendasar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Konsep, prinsip, dan nilai tersebut menjadi dasar dalam menentukan kelembagaan negara serta dalam menyusun peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam Pancasila, Kelima sila dibuat berdasarkan pada kesesuaian perilaku manusia Indonesia yang memiliki kemajemukan atau heterogenitas suku, pandangan hidup, nilai (value) seperti nilai religius, moral (etika), kebersamaan dan toleransi, kemanusiaan, pluralitas, keadilan intelektualitas, nasionalisme, dan kebangsaan. (Buku Mata Kuliah Pengembangan Terintegrasi) Ternyata dalam perjalanan sejarah kehidupan berbangsa dan bernegara banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan implementasi UUD ’45 dan Pancasila, sebagai fungsi regulatif dan konstitusif.

Demokrasi dalam kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara, yang merupakan agenda utama reformasi, ternyata telah dilakukan oleh para politikus dengan kurang mempertimbangkan kepentingan rakyat dan bangsa. Dalam praktiknya, mereka lebih mengacu pada sistem liberal daripada sistem sila ke-4. Pemilihan umum yang diberi predikat sebagai indikator implementasi demokrasi sering berakhir kericuhan. Prinsip kebersamaan dalam sila ke-3 dan ke-2 yang harus ditegakkan tak diacuhkan dan diperhatikan.

Pada era reformasi, KKN lebih menggebu-gebu, jumlah pengangguran meningkat akibatnya kemiskinan akan meningkat pula. Ini bertentangan dengan sila keadilan sosial bagi seluruh

Page 8: SEMANGAT KEBANGSAAN

rakyat Indonesia. Tingkah laku yang tidak didasari oleh rasa kasih sayang dan humanis : Angkuh, merasa menang sendiri, kebencian, balas dendam, mencaci, menjelekkan, dan memfitnah dianggap sebagai perbuatan yang lazim dan hebat. Sikap hospitalitas berubah menjadi hostilitas.

Pancasila dan UUD ’45 seharusnya dimengerti secara kontekstual bukan tekstual sehingga timbulnya perilaku menyimpang dapat diminimalisir dan dicegah. Penurunan pemahaman Pancasila menimbulkan kesalahan persepsi bahwa era reformasi adalah sebagai kebebasan : dapat melakukan apa saja menurut pemahaman individual bukan sebagai kebebasan yang bertanggung jawab mengakibatkan mulai tumbuhnya budaya anarkisme. Kebebasan bertanggung jawab ialah kebebasan yang masih berdasar pada nilai-nilai yang terkandung dalam UUD 1945 dan Pancasila. Perilaku makin menyimpang ditambah dengan globalisasi memungkinkan terjadinya akulturasi budaya, menimbulkan ketidakserasian dan ketidaksepahaman antara individu dengan negaranya. Pemerintah seharusnya lebih menyosialisasikan pemahaman mengenai makna UUD ’45, Pancasila, dan sistem pemerintahan yang sedang dianut, yaitu demokrasi.

Pancasila dan realitas bangsa

Kondisi bangsa saat ini mencerminkan bahwa Pancasila dirasakan belum dipraktikkan secara langsung. Segala perpecahan dan konflik yang terjadi sungguh tidak mencerminkan jati diri bangsa. Peta perpolitikan dan budaya di Indonesia akhir-akhir ini sangat marak diwarnai dengan isu konflik etnis dan juga bahaya disintegrasi yang mulai pelan-pelan merambah keseluruh wilayah Indonesia. Akhir-akhir ini berbagai konflik tidak lagi bersifat konflik pribadi, namun sudah merambah ke antaretnis, agama, ras, dan golongan. Ditambah lagi dengan tidak sedikitnya calon eksekutif atau legislatif yang memanfaatkan hal ini sebagai jalan untuk merebut hati masyarakat yang sebenarnya efeknya bisa berdampak lain. Indonesia yang sangat pluralistik disatu pihak dapat merupakan potensi yang sangat besar dalam pembangunan bangsa, namun dilain pihak juga merupakan sumber potensial bagi munculnya berbagai konflik yang mengarah pada disintegrasi bangsa.

Selain itu, kondisi perkonomian kita sekarang juga sangat kritis tapi terselubung. Berita peningkatan ekonomi dan kesejahteraan yang ternyata jauh dari kenyataan, hanya bualan untuk menaikan popularitas dengan pencitraan. Belum lagi kapitalisme dan neoliberalisme yang pelan-pelan mulai merambah dan mengancam. Ditengah kondisi seperti ini, malah tercipta gap antara si kaya dengan si miskin. Dimana keadilan? Benarkah nilai-nilai luhur Pancasila telah diamalkan seluruh komponen bangsa?

Jika nilai-nilai universal sudah diamalkan, mengapa negara Indonesia yang menjunjung moralitas justru marak praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme sampai Indonesia dicap sebagai negara korup. Nilai-nilai luhur Pancasila yang seharusnya dijadikan acuan seperti dilupakan. Akibatnya, korupsi marak di mana-mana. Ironisnya, tindak korupsi itu dilakukan elite politik yang seharusnya memberikan contoh dalam menjunjung moralitas. Terkuaknya kasus korupsi di hampir semua lembaga atau departemen pemerintahan seakan meneguhkan bahwa kekuasaan cenderung korup. Fenomena itu menegaskan bahwa Pancasila selama ini hanya dijadikan slogan, tak dijiwai sebagai nilai luhur yang patut dijunjung tinggi.

Bagaimanapun negara ini didirikan atas landasan moral yang luhur. Sebelum terbentuk negara Indonesia, etika dan moral dalam kehidupan sehari-hari warga di bumi Nusantara sudah menjadi pegangan yang dimaklumatkan penguasa kerajaan besar mulai dari Kerajaan

Page 9: SEMANGAT KEBANGSAAN

Sriwijaya, Majapahit, hingga Mataram. Hidup penuh toleransi, tolong-menolong, gotong-royong, bermusyawarah untuk menciptakan rasa aman, tenteram, dan sejahtera seperti diungkapkan dengan semboyan “Gemah Ripah Loh Jinawi”, “Tata Tentrem Kerta Raharjo” sudah menjadi harapan semua orang yang belakangan populer disebut “masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila’. Tapi sangat begitu disayangkan, nilai-nilai itu tampaknya belum diamalkan dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia. Pancasila kerap kali ditafsirkan sepihak dan cenderung diselewengkan sejumlah oknum dan pejabat negara. Nurani sebagian pejabat di Indonesia tidak lagi berjiwa Pancasilais. Tak heran, jika korupsi merajalela dan merebak di mana-mana. Pancasila yang memuat nilai-nilai moral dan etis seakan menjadi pepesan kosong yang tak bermakna dan cenderung dilupakan. Karena itu, kini waktunya menjadikan Pancasila sebagai rumah bagi mentalitas semua komponen masyarakat. Pancasila harus kembali dijadikan sebagai pedoman untuk bertindak dan berperilaku agar tak melenceng dari nilai-nilai yang telah dijadikan sebagai kontrak sosial bersama sejak Indonesia merdeka. Selain itu, Pancasila harus kembali dijadikan acuan hukum atau sumber dari segala sumber hukum. Dengan cara itu, Indonesia benar-benar menjadi negara hukum, tidak lagi menjadikan ego pribadi, ego kelompok, atau golongan di balik kepentingan setiap perundang-undangan atau konstitusi. Bahkan yang lebih ironis sekarang ini konstitusi yang dibuat kerap ditengarai hanya untuk mencari celah pembenaran atas kehendak kelompok, golongan, atau pribadi tertentu, tetap saja marak. Tak sedikit perundang-undangan dibuat dengan mencederai prinsip Pancasila, yang lebih mengedepankan musyawarah-mufakat tapi lebih mengedepankan kepentingan pribadi, kelompok dan golongan.

Fakta bahwa banyak di antara elite politik dan pejabat negeri ini ramai-ramai korupsi, tak dapat disangkal, tidak sesuai acuan nilai-nilai luhur universal Pancasila. Perilaku pemimpin korup demikian jelas merupakan pengkhianatan terhadap Pancasila. Hal ini tak bisa terus dibiarkan, sangat perlu kesatuan hati membendung kebobrokan ini dan membangkitkan kembali nilai-nilai pancasila yang luhur.

Kiranya semua paparan diatas sudah mencerminkan penyimpangan yang ada. Nilai-nilai Pancasila belum direalisasikan secara nyata. Kita semua berharap melalui pertikaian yang ada, serta kondisi bangsa saat ini menjadi yang terakhir menimpa bangsa kita. Kita juga melihat dari masalah-masalah tersebut, kita bisa belajar dan mencoba untuk mengamalkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila karena Pancasila sudah sempurna tinggal pencerminannya saja yang perlu kita lakukan.

Page 10: SEMANGAT KEBANGSAAN

KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Abstrak :Di era globalisasi ini banyak tantangan memang bagi negeri kita, namun kesadaran berbangsa dan bernegara sudah selayaknya rakyat dan pemerintah untuk bersama sama memberikan pemahaman bagi rakyatnya, khususnya kaum muda. Pemerintah ikut bertanggung jawab mengemban amanat untuk memberikan kesadaran berbangsa dan bernegara bagi warganya, bila rakyat bangsa Indonesia sudah tidak memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara, maka ini merupakan bahaya besar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, yang mengakibatkan bangsa ini akan jatuh ke dalam kondisi yang sangat parah bahkan jauh terpuruk dari bangsa-bangsa yang lain yang telah mempersiapkan diri dari gangguan bangsa lain.Mengingat kondisi bangsa kita sekarang, merupakan salah satu indikator bahwa warga bangsa Indonesia di negeri ini telah mengalami penurunan kesadaran berbangsa dan bernegara.  Hal ini bisa kita lihat dari berbagai daerah sering bergejolak diantaranya tawuran antar warga, perkelaian pelajar, ketidakpuasan terhadap hasil pilkada, perebutan lahan pertanian maupun tambang, dan lain-lain. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara  mempunyai makna bahwa individu yang hidup dan terikat dalam kaidah dan naungan di bawah Negara Kesatuan RI harus mempunyai sikap dan perilaku diri yang tumbuh dari kemauan diri yang dilandasasi keikhlasan/kerelaan bertindak demi kebaikan Bangsa dan Negara Indonesia. Berbagai masalah yang berkaitan dengan kesadaran berbangsa dan bernegara sebaiknya mendapat perhatian dan tanggung jawab kita semua.Sehingga amanat pada UUD 1945 untuk menjaga dan memelihara Negara Kesatuan wilayah Republik Indonesia serta kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan.

Abctracsi:In globalization era there are many challenges for our country, but need for awareness of the people of the state and nation. The Government role is to work together to provide an understanding of the people, especially for young people. The government must participation to responsible for providing national and state awareness for its citizens, if the people of Indonesia had been without a consciousness of nation and state, then it’s very danger to the life of the nation, which resulted in this nation will fall into severe conditions even slumped from the other nations that have been prepared from the interference of other nations.We have to remember that the condition of our nation now, is one of indicator that the citizen of Indonesia in this country has decreased awareness of the state and nation. It can be seen from many areas often volatile conflict between residents, students fight, and dissatisfaction with the election results, the struggle for land and mines, and others. Awareness of the state and nation have the meaning that individuals who live and bound under the rules and auspices of the Unitary State of Indonesia must have attitude and behavior of self that grew from the willingness of self is based on sincerity or willingness to act for the good of the Nation and state of Indonesia.Many problems related to awareness of national and state should receive attention and

Page 11: SEMANGAT KEBANGSAAN

responsibility for our people. So that the mandate of the 1945 Constitution to preserve and maintain the Unitary State of the Republic of Indonesia and the welfare of the people can be realized.

Latar belakang masalah :Gejala kesadaran berbangsa dan bernegara yang belum baik itu dapat kita lihat dalam perilaku individu sebagai rakyat maupun pejabat yang masih menunjukan tindakan-tindakan yang melanggar kaidah hukum, seperti mafia hukum, merusak hutan, pencemaran lingkungan, tindak kriminalitas, lebih mementingkan diri dan kelompok, korupsi, bersikap kedaerahan yang berlebihan (daerahisme) atau etnisitas yang berlebihan, bertindak anarkhis, penggunaan narkoba, kurang menghargai karya bangsa sendiri, mendewakan produk bangsa lain, dan sebagainya.Benarkah bahwa kesadaran berbangsa dan bernegara rakyat Indonesia melemah?Berbagai peristiwa di tanah air yang terjadi di negeri kita, dapat kita saksikan di media massa, bagaimana tingkah laku para wakil rakyat, pelajar, mahasiswa dan juga kelompok masyarakat yang menunjukan tanda- tanda bahwa mereka masih kurang memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara. Berbangsa dan bernegara merupakan suatu konsep atau istilah yang menunjukkan seseorang individu terikat dan atau menjadi bagian dari suatu bangsa dan negara tertentu. Masa reformasi telah berakhir, namun krisis yang melanda negeri ini sangat lambat perubahannya, sangat berbeda dengan Negara- Negara lain yang begitu cepat dapat mengatasi krisis, Hal ini yang perlu mendapatkan perhatian bagi kita semua, bahwa kesadaran berbangsa dan bernegara sangat diperlukan. Konsep atau makna kesadaran dapat diartikan sebagai sikap perilaku diri yang tumbuh dari kemauan diri dengan dilandasai suasana hati yang ikhlas/rela tanpa tekanan dari luar untuk bertindak yang umumnya dalam upaya mewujudkan kebaikan yang berguna untuk diri sendiri dan lingkungannya. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara Indonesia mempunyai makna bahwa individu yang hidup dan terikat dalam kaidah dan naungan di bawah Negara Kesatuan RI harus mempunyai sikap dan perilaku diri yang tumbuh dari kemauan diri yang dilandasasi keikhlasan/kerelaan bertindak demi kebaikan Bangsa dan Negara Indonesia. Membangun Kesadaran Berbangsa dan Bernegara kepada pemuda merupakan hal penting yang tidak dapat dilupakan oleh bangsa ini, karena pemuda merupakan penerus bangsa yang tidak dapat dipisahkan dari perjalan panjang bangsa ini. Kesadaran berbangsa dan bernegara ini jangan ditafsir hanya berlaku pada pemerintah saja, tetapi harus lebih luas memandangnya, sehingga dalam implementasinya, pemuda lebih kreatif menerapkan arti sadar berbangsa dan bernegara ini dalam kehidupannya tanpa menghilangkan hakekat kesadaran berbangsa dan bernegara itu sendiri.

Pembahasan :Indonesia adalah wilayah kepulauan yang terintergrasi secara nasional dari daerah daratan dan lautan kedalam organisasi berbentuk negara kesatuan untuk melaksanakan pembangunan ekonomi dalam mewujudkan masyarakat sejahtera sebagai realisasi impian yang di amanatkan oleh UUD 1945. Berdasarkan pendekatan yang diuraikan diatas, diharapkan dapat dipergunakan untuk menyusun suatu konsepsi yang dapat dipergunakan untuk menyatukan sudut pandang dalam kita merumuskan, apa yang telah tertuang dalam pasa 32 UUD ‘45 sebelum diadakan perubahan. Dengan sudut pandang itu, diharapkan kita dapat menyatukan pola berpikir dalam merumuskan visi,

Page 12: SEMANGAT KEBANGSAAN

misi, tujuan, strategi dalam mengaktualisasikan BERBANGSA, BERNEGARA, INDONESIA sebagai pedoman dalam kita bersikap dan berperilaku dalam menjalankan fungsi, pekerjaan, kerja, jabatan, peran dan tanggung jawab dalam berbangsan dan bernegara.

Bangsa adalah orang-orang yang memiliki kesamaan asal keturunan, adat, bahasa, sejarah serta berpemerintahan sendiri. Sedangkan berbangsa adalah manusia yang mempunyai landasan etika, bermoral , dan ber-aqlak mulia dalam bersikap mewujudkan makna sosial dan adil. Negara adalah suatu organisasi dari sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang bersama-sama mendiami satu wilayah tertentu dan mengakui adanya satu pemerintahan yang mengurus tata tertib serta keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia tersebut. Sedangkan bernegara adalah manusia yang mempunyai kepentingan yang sama dan menyatakan dirinya sebagai satu bangsa serta berproses di dalam satu wilayah nusantara atau Indonesia dan mempunyai cita-cita yang berlandaskan niat untuk bersatu secara emosional dan rasional dalam membangun rasa nasionalisme secara eklektis kedalam sikap dan perilaku antar yang berbeda ras, agama, asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarah.Membangun Kesadaran Berbangsa dan Bernegara kepada pemuda merupakan hal penting yang tidak dapat dilupakan oleh bangsa ini, karena pemuda merupakan penerus bangsa yang tidak dapat dipisahkan dari perjalan panjang bangsa ini. Akan tetapi kesadaran berbangsa dan bernegara ini jangan ditafsir hanya berlaku pada pemerintah saja, tetapi harus lebih luas memandangnya, sehingga dalam implementasinya, pemuda lebih kreatif menerapkan arti sadar berbangsa dan bernegara ini dalam kehidupannya tanpa menghilangkan hakekat kesadaran berbangsa dan bernegara itu sendiri.Kesadaran berbangsa dan bernegara sesuai dengan perkembangan bangsa mempengaruhi kehidupan berbangsa dan bernegara yang tidak akan selalu positif. Bisa saja pada suatu masa kesadaran tersebut tidak seutuh dengan masa sebelumnya. Bermacam-macam hal yang dapat berpengaruh terhadap kesadaran berbangsa dan bernegara. Berbagai faktor dalam negeri seperti dinamika kehidupan warga negara, telah ikut memberi warna terhadap kesadaran berbangsa dan bernegara tersebut. Demikian pula perkembangan dan dinamika kehidupan bangsa-bangsa lain di berbagai belahan dunia, tentu berpengaruh pula terhadap kesadaran itu.Menjadi sebuah keharusan bagi pemuda untuk ikut bertanggung jawab mengemban amanat penting ini, bila pemuda sudah tidak memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara, maka ini merupakan bahaya besar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, yang mengakibatkan bangsa ini akan jatuh ke dalam kondisi yang sangat parah bahkan jauh terpuruk dari bangsa-bangsa yang lain yang telah mempersiapkan diri dari gangguan bangsa lain.Kondisi bangsa kita sekarang, merupakan salah satu indikator bahwa sebagian pemuda di negeri ini telah mengalami penurunan kesadaran berbangsa dan bernegara.Hal ini bias kita lihat dari segelintir persoalan ini,saya ambil contoh di perkotaan, karena bagian yang sangat cepat dengan informasi walaupun desa juga tidak bisa dilepakan dari konteks ini, hal ini bisa kita lihat semakin minimnya pemuda di perkotaan yang menghormati nilai-nilai budaya bangsa sendiri dan lebih bangga dengan budaya atau simbol-simbol bangsa lain, semakin banyaknya pemuda yang melakukan perilaku menyimpang dan penggunaan narkoba, dan kondisi ini diperparah dengan minimnya kesadaran sosial dan perhatian kepada sesama yang ditunjukkan dengan semakin individualisnya pemuda itu sendiri di tengah-tengah masyarakat, penguasaan IPTEK yang terbatas.Budaya yang mereka tiru di perkotaan merupakan salah satu indikasi betapa kuatnya budaya asing

Page 13: SEMANGAT KEBANGSAAN

merubah budaya kita dalam kehidupan pemuda lewat arus besar globalisasi. Pemuda kita tidak lagi bangga dengan kekayaan budaya yang dimilikinya, seolah-olah, segala sesuatu yang datangnya dari luar merupakan sesuatu yang paling baik, berupa bahasa, bertutur dan berpikir,tanpa melakukan penyaringan lebih dahulu. Kecenderungan pemuda menyebutnya dengan trend saat ini, padahal tidak kita disadari, ini merupakan bahaya laten yang akan merusak generasi kita (pemuda). Hal ini menandakan lemahnya kesadaran pemuda kita mempertahankan kekayaan nilai bangsa yang kita miliki.Perilaku menyimpang lainnya, seperti free sex dan penggunaan narkoba,minum-minuman yang memabukan ini juga merupakan salah satu lemahnya pemuda dalam menyadari apa yang dilakukan dan apa dampaknya. Setiap hari kita mendengar, membaca dan melihat di media cetak dan elektronik bahwa selalu saja ada pemuda yang diringkus oleh aparat keamanan akibat perilaku diatas, bila hal ini terus menerus berlanjut dan tidak diantisipasi maka ketahanan negara ini ke depan sudah pasti terganggu.Hal lain yang dapat mengganggu kesadaran berbangsa dan bernegara di tingkat pemuda yang perlu di cermati secara seksama adalah semakin tipisnya kesadaran dan kepekaan sosial di tingkat pemuda, padahal banyak persoalan-persoalan masyarakat yang membutuhkan peranan pemuda untuk membantu memediasi masyarakat agar keluar dari himpitan masalah, baik itu masalah sosial, ekonomi dan politik, karena dengan terbantunya masyarakat dari semua lapisan keluar dari himpitan persoalan, maka bangsa ini tentunya menjadi bangsa yang kuat dan tidak dapat di intervensi oleh negara apapun, karena masyarakat itu sendiri yng harus disejahterakan dan jangan sampai mengalami penderitaan. disitu pemuda telah melakukan langkah konkrit dalam melakukan bela negara. Akan tetapi, kondisi itu nampaknya masih jauh dari apa yang diharapkan dari pemuda itu sesungguhnya, kebanyakan pemuda saat ini lebih cenderung untuk bersikap individualis atau mementingkan diri sendiri tanpa mau tahu akan persoalan di sekitarnya.Penguasan IPTEK yang tidak merata bagi pemuda juga merupakan salah satu tantangan bagi kita, mau tidak mau segala sesuatu dalam hal penguasan informasi, jika pemuda kita tidak memiliki kompetensi dibidang ini, maka kita akan terus tertinggal dan digilas zaman sehingga dominasi negara luar semakin kuat menguasai negara kita.Pemuda tidak dapat dilupakan dan dihilangkan dari perjalanan panjang bangsa ini. Sumpah pemuda sebagaimana telah diikrarkan oleh pendahulu kita pada tanggal 28 oktober 1928, merupakan salah satu bukti betapa peranan pemuda itu sangat vital dalam mempersatukan pemuda dan bangsa ini dan yang lahir dari pikiran-pikiran kaum muda adalah juga suatu peristiwa sejarah, peristiwa yang merupakan klimaks dari pencarian identitas baru yang telah bermula sejak awal abad ini dan manifestasi dari puncak peranan pemuda sebagai aktor sejarah yang sadar.Fenomena-fenomena yang disinggung diatas merupakan tantangan bagi kita dan akan cenderung menjadi pemecah bila tidak segera diatasi, dicari jalan keluarnya. Kondisi pemuda yang seperti itu juga akan menjadikan pemuda kita menjadi pemuda yang kehilangan identitas dan krakter yang berdampak pada hilangnya perekat di masyarakat yaitu pemuda itu sendiri.Pemuda harus mengambil posisi terdepan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang terjadi di tengah masyarakat, dan terdepan pula menyuarakan kritik yang membangun, kepada pemerintah dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), karena ini merupakan harga mati yang tidak dapat ditawar-tawar, untuk menahan laju pengaruh asing yang mau menjajah atau membelenggu kita sehingga berdampak pada perpecahan ditengah masyarakat. Persoalan yang sedang dialami oleh pemuda saat ini, tidak ada kata lain bahwa pemuda harus mempersiapkan diri dalam segala hal yang serta merta juga harus membangun kesadaran bahwa

Page 14: SEMANGAT KEBANGSAAN

dengan mampu menjaga citra pemuda sudah merupakan bagian dari menjaga negara ini dari keterpurukanan tentunya memperkuat identitas kita.Hal penting yang tidak bisa dlupakan oleh pemuda adalah bahwa Pancasila telah merumuskan semua pengalaman, pandangan hidup dan harapan bangsa. Tugas pemuda adalah untuk tetap menjaga Pancasila dan menjalankan amanat yang terkandung didalamnya. Tentunya,bagaimana menjalankan yang diamanatkan oleh Pancasila tersebut tidaklah hanya mengetahui saja dan menghafalnya, akan tetapi mengimplementasikannya dalam kehidupan kita sehinga menjadi Pancasila yang hidup. Tidak ada lagi kata lain, bahwa untuk menghidupkan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini, maka pemuda harus turun ke tengah masyarakat membantu menyelesaikan persolan-persoalan yang ada karena disana banyak persolan yang membutuhkan perhatian para pemuda. Pemuda harus terdepan menyatakan penghormatan terhadap kemajemukan di negeri ini, terdepan dalam menghormati toleransi, dan banyak hal lagi yang dilakukan pemuda dalam mengimplementasikan Pancasila, satu hal penting yang harus disadari pemuda adalah bahwa pemuda tidak dapat melepaskan diri dari tanggung jawab atas problematika bangsa yang dihadapi saat ini.Pemuda harus berperan serta dan berada dalam garis terdepan, dalam melakukan perubahan, hanya dengan demikianlah pemuda menjaga keutuhan bangsa ini, mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan yang lebih besar, untuk mengantisipasi terjadinya penjajahan gaya baru disegala aspek, atas derasnya arus globalisasi yang tak terbendung juga merupakan salah satu menjaga negara ini.Hal lain yang tak kalah pentingnya, pemuda harus memiliki kepekaan sosial dan memiliki tanggung jawab atas kondisi masyarakat saat ini, maka harus turut serta mencari solusinya.Apabila kita membangun kesadaran berbangsa, bernegara, memahami hukum yang berlaku, dan pancasila sebagai pedoman hidup, tentu tidak akan ada generasi yang bisa dimanfaatkan oleh orang-orang untuk memecahkan bangsa dan negaranya sendiri serta tidak ada generasi muda yang memiliki perlakuan yang menyimpang dari norma-norma umum dimasyarakat. Dengan membangun kesadaran berbangsa dan bernegara itulah, maka pemuda telah melakukan salah satu dari sekian banyak aspek untuk menjaga keutuhan Negara ini yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kesadaran bela negara adalah dimana kita berupaya untuk mempertahankan negara kita dari ancaman yang dapat mengganggu kelangsungan hidup bermasyarakat yang berdasarkan atas cinta tanah air. Kesadaran bela negara juga dapat menumbuhkan rasa patriotisme dan nasionalisme di dalam diri masyarakat. Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, penuh tanggung jawab dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa. Keikutsertaan kita dalam bela negara merupakan bentuk cinta terhadap tanah air kita.Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami penerapannya dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara antara lain:1. Cinta Tanah AirNegeri yang luas dan kaya akan sumber daya ini perlu kita cintai. Kesadaran bela negara yang ada pada setiap masyarakat didasarkan pada kecintaan kita kepada tanah air kita. Kita dapat mewujudkan itu semua dengan cara kita mengetahui sejarah negara kita sendiri, melestarikan budaya-budaya yang ada, menjaga lingkungan kita dan pastinya menjaga nama baik negara kita.2. Kesadaran Berbangsa dan BernegaraKesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita yang harus sesuai dengan kepribadian bangsa yang selalu dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsanya. Kita dapat

Page 15: SEMANGAT KEBANGSAAN

mewujudkannya dengan cara mencegah perkelahian antar perorangan atau antar kelompok dan menjadi anak bangsa yang berprestasi baik di tingkat nasional maupun internasional.3. PancasilaIdeologi kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan sungguh luar biasa, pancasila bukan hanya sekedar teoritis dan normatif saja tapi juga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita tahu bahwa Pancasila adalah alat pemersatu keberagaman yang ada di Indonesia yang memiliki beragam budaya, agama, etnis, dan lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah yang dapat mematahkan setiap ancaman, tantangan, dan hambatan.4. Rela berkorban untuk Bangsa dan NegaraDalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela berkorban untuk bangsa dan negara. Contoh nyatanya seperti sekarang ini yaitu perhelatan seagames. Para atlet bekerja keras untuk bisa mengharumkan nama negaranya walaupun mereka harus merelakan untuk mengorbankan waktunya untuk bekerja sebagaimana kita ketahui bahwa para atlet bukan hanya menjadi seorang atlet saja, mereka juga memiliki pekerjaan lain. Begitupun supporter yang rela berlama-lama menghabiskan waktunya antri hanya untuk mendapatkan tiket demi mendukung langsung para atlet yang berlaga demi mengharumkan nama bangsa.5. Memiliki Kemampuan Bela NegaraKemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan dengan tetap menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam menjalani profesi masing-masing.Kesadaran bela negara dapat diwujudkan dengan cara ikut dalam mengamankan lingkungan sekitar seperti menjadi bagian dari siskamling, membantu korban bencana sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia sering sekali mengalami bencana alam, menjaga kebersihan minimal kebersihan tempat tinggal kita sendiri, mencegah bahaya narkoba yang merupakan musuh besar bagi generasi penerus bangsa, mencegah perkelahian antar perorangan atau antar kelompok karena di Indonesia sering sekali terjadi perkelahian yang justru dilakukan oleh para pemuda, cinta produksi dalam negeri agar Indonesia tidak terus menerus mengimpor barang dari luar negeri, melestarikan budaya Indonesia dan tampil sebagai anak bangsa yang berprestasi baik pada tingkat nasional maupun internasional. Faktor-Faktor Pendukung Kesadaran Berbangsa dan BernegaraBeberapa faktor pendukung untuk terciptanya kesadaran berbangsa dan bernegara :1.Tingkat ke-amanahan seorang pejabat.2.Pemerataan kesejahteraan setiap daerah.3.Keadilan dalm memberikan hak dan kewajiban semua rakyat4.Kepercayaan kepada wakil rakyat atau pemerintahan5.Tegasnya hukum dan aturan pemerintahan.6.Rasa memiliki dan bangga berbangsa Indonesia.7.Menyadari bahwa berbangsa dan bernegara yang satu.8.Mengetahui lebih banyak nilai positif dan kekayaan bangsa.

Kesimpulan:Apabila kita mengajarkan dan melaksanakan apa yang mrnjadi faktor-faktor pendukung kesadaran berbangsa dan bernegara sejak dini, yakni dengan mengembalikan sosialisasi pendidikan kewarganegaraan di sekolah-sekolah, juga sosialisasi di masyarakat,niscaya akan terwujud.. Pada pendidikan kewarganegaraan ditanamkan prinsip etik multikulturalisme, yaitu kesadaran perbedaan satu dengan yang lain menuju sikap toleran yaitu menghargai dan mengormati

Page 16: SEMANGAT KEBANGSAAN

perbedaan yang ada. Perbedaan yang ada pada etnis dan religi sudah harusnya menjadi bahan perekat kebangsaan apabila antar warganegara memiliki sikap toleran.Institusi di masyarakat, baik di partai, lembaga, yayasan, organisasi sosial, koperasi, ditumbuhkan kesadaran berbangsa dan bernegara melalui pendidikan multikulturalisme. Organisasi sosial-politik , pemuda, olahraga, yayasan, koperasi, tidak bersifat eksklusif, namun mampu bersifat inklusif dengan mengembangkan organisasi dengan penanaman kesadaran berbangsa. . Kegiatan dialog Kesadaran Berbangsa dan Bernegara perlu diselenggarakan dalam rangka mendorong, memupuk, serta meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara untuk meningkatkan kerukunan dan kesejahteraan; serta merumuskan pokok-pokok pikiran tentang peningkatan kesadaran berbangsa dan bernegara sebagai bahan kebijakan pemerintah dalam peningkatan wawasan kebangsaan bagi pemuda, warga masyarakat. Di era globalisasi ini memang telah terjadi, suka tidak suka tidak bisa dihindari, jika diambil negatifnya kita akan menjadi berpikiran negatif, akan lebih bijaksana jika kita mengambil segi positifnya agar kita bisa mengikuti kemajuan jaman, dengan tidak mengesampingkan budaya local,dalam rangka kecintaan kita pada tanah airm dengan harapan NKRI tetap terpelihara.(Monica)

Pengertian Nasionalisme :

1. Secara etimologi : Nasionalisme berasal dari kata “nasional” dan “isme” yaitu paham kebangsaan yang mengandung makna : kesadaran dan semangat cinta tanah air; memiliki kebanggaan sebagai bangsa, atau memelihara kehormatan bangsa; memiliki rasa solidaritas terhadap musibah dan kekurangberuntungan saudara setanah air, sebangsa dan senegara; persatuan dan kesatuan

2. Menurut Ensiklopedi Indonesia : Nasionalisme adalah sikap politik dan sosial dari sekelompok bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, bahasa dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan dengan meletakkan kesetiaan yang mendalam terhadap kelompok bangsanya.

3. Nasionalisme dapat juga diartikan sebagai paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan negara (nation) dengan mewujudkan suatu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia.

Bertolak dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa nasionalisme adalah paham yang meletakkan kesetiaan tertinggi individu yang harus diberikankepada negara dan bangsanya, dengan maksud bahwa individu sebagai warga negara memiliki suatu sikap atau perbuatan untuk mencurahkan segala tenaga dan pikirannya demi kemajuan, kehormatan dan tegaknya kedaulatan negara dan bangsa.

Ada 2 (dua) macam nasionalisme :

1. Nasionalisme dalam arti sempit : paham kebangsaan yang berlebihan dengan memandang bangsa sendiri lebih tinggi (unggul) dari bangsa lain. Paham ini sering disebut dengan istilah “Chauvinisme”. Chauvinisme pernah dianut di Italia (masa Bennito Mussolini); Jepang (masa Tenno Haika) dan Jerman (masa Adolf Hitler).

2. Nasionalisme dalam arti luas : paham kebangsaan yang meletakkan kesetiaan tertinggi individu terhadap bangsa dan tanah airnnya dengan memandang bangsanya itu merupakan bagian dari bangsa lain di dunia. Nasionalisme arti luas mengandung prinsip-prinsip : kebersamaan; persatuan dan kesatuan; dan demokrasi (demokratis).

Page 17: SEMANGAT KEBANGSAAN

Ada beberapa bentuk nasionalisme :

Nasionalisme kewarganegaraan (nasionalisme sipil) adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan (partisipasi) aktif rakyatnya

Nasionalisme etnis adalah sejenis nasionalisme di mana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat.

Nasionalisme romantik (juga disebut nasionalisme organik, nasionalisme identitas) adalah nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik sebagai suatu yang alamiah yang merupakan ekspresi dari sebuah bangsa atau ras.

Nasionalisme Budaya adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya bersama dan tidak bersifat turun temurun seperti warna kulit, ras ataupun bahasa.

Nasionalisme kenegaraan ialah variasi nasionalisme kewarganegaraan, selalu digabungkan dengan nasionalisme etnis. Perasaan nasionalistik adalah kuat sehingga diberi lebih keutamaan mengatasi hak universal dan kebebasan. Kejayaan suatu negeri itu selalu kontras dan berkonflik dengan prinsip masyarakat demokrasi. Penyelenggaraan sebuah 'national state' adalah suatu argumen yang ulung, seolah-olah membentuk kerajaan yang lebih baik dengan tersendiri. Contoh biasa ialah Nazisme, Facisme, serta nasionalisme Turki kontemporer, dan sebagainya.

Nasionalisme agama ialah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama. Misalnya, di Irlandia semangat nasionalisme bersumber dari persamaan agama mereka yaitu Katolik; nasionalisme di India seperti yang diamalkan oleh pengikut partai BJP bersumber dari agama Hindu.

Pengertian Patriotisme :Patriotisme berasal dari kata :

“Patriot” dan “isme” (bahasa Indonesia)’ yang berarti sifat kepahlawanan atau jiwa kepahlawanan.

“Patriotism” (bahasa Inggris), yang berarti sikap gagah berani, pantang menyerah dan rela berkorban demi bangsa dan negara.

Patriotisme adalah sikap yang bersumber dari perasaan cinta tanah air (semangat kebangsaan atau nasionalisme), sehingga menimbulkan kerelaan berkorban untuk bangsa dan negaranya.

Ada 2 (dua) bentuk Patriotisme :

1. Patriotisme Buta (Blind Patriotism) : keterikatan kepada bangsa dan negara tanpa mengenal toleran terhadap kritik, seperti dalam ungkapan : “right or wrong is my country” (benar atau salah, apapun yang dilakukan bangsa harus didukung sepenuhnya).

2. Patriotisme Konstruktif (Constructive Patriotisme) : keterikatan kepada bangsa dan negara dengan tetap menjunjung tinggi toleran terhadap kritik, sehingga dapat membawa perubahan positif bagi kesejahteraan bersama.

Perwujudan sikap patriotisme dapat dilaksanakan pada :

Page 18: SEMANGAT KEBANGSAAN

Masa Darurat (Perang) : Sikap patriotism pada masa darurat (perang) dapat diwujudkan dengan cara : mengangkat senjata, ikut berperang secara fisik melawan penjajah, menjadi petugas dapur umum, petugas logistik, menolong yang terluka, dsb.

Masa Damai (Pasca kemerdekaan) : Sikap patriotism pada masa damai dapat diwujudkan dengan cara : menegakkan hokum dan kebenaran, memajukan pendidikan, memberantas kebodohan dan kemiskinan, meningkatkan kemampuan diri secara optimal, memelihara persaudaraan dan persatuan, dsb.

Semangat kebangsaan (Nasionalisme dan Patriotisme) dapat diterapkan di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat sekitar dengan cara melalui :

Keteladanan; Pewarisan; Ketokohan.

Page 19: SEMANGAT KEBANGSAAN

Membangun Patriotisme Berbasis PancasilaPancasila dapat dijadikan sebagai core value atau landasan utama bagi kecintaan kita terhadap bangsa dan negara karena Pancasila memuat nilai-nilai yang cukup universal dan masih relevan hingga saat ini. Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan adalah nilai-nilai yang juga digunakan sebagai filosofi dasar oleh negara-negara lain.

Di tahun 2010 ini, atau 65 tahun setelah Perang Surabaya, semangat patriotisme tersebut tentu perlu kita revitalisasi melalui upaya kontekstualisasi dengan kondisi bangsa dan negara kita saat ini. Perwujudan patriotisme dengan membela bangsa dan negara secara buta, terlebih lagi dengan kekerasan, tentu tidak pantas dilakukan lagi karena dengan demikian patriotisme bisa menjadi paradoks yang sangat rawan bertentangan dengan hukum moral.

Oleh Reno Wikandaru

Dalam suasana Hari Pahlawan, momen seperti ini merupakan saat yang tepat untuk merenungkan kembali persoalan-persoalan kebangsaan kita khususnya mengenai jiwa dan semangat patriotisme yang makin lama makin luntur dari hati segenap rakyat Indonesia. Patriotisme merupakan sikap kecintaan terhadap bangsa dan negara yang diwujudkan dalam bentuk rasa bangga sebagai warga negara. Implementasinya adalah kerelaan untuk menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. Namun, jiwa patriotisme ini sepertinya sudah mulai luntur dari hati dan sanubari rakyat Indonesia. Konflik antargolongan, kejahatan korupsi, dan kecenderungan masyarakat untuk mengikuti western style, merupakan sebagian kecil dari fenomena di masyarakat yang menunjukkan lunturnya jiwa patriotisme tersebut. Hal ini tentu tidak bisa dibiarkan begitu saja karena jiwa patriotisme bagaimana pun sangat diperlukan karena menjadi pengikat warga negara dengan negara yang didirikannya.

Page 20: SEMANGAT KEBANGSAAN

Menurut Stanford Encycloedia of Philosophy, patriotisme bisa didefinisikan sebagai kecintaan terhadap bangsa dan negara, rasa kebanggaan sebagai warga negara, serta perhatian khusus terhadap sisi positif dari negara dan rakyatnya. Menilik pada sejarah Hari Pahlawan, maka perlawanan rakyat Surabaya pada tanggal 10 November 1945 (Perang Surabaya) adalah contoh dari sikap patriotisme yang muncul dari rasa kecintaan terhadap bangsa dan negara yang kala itu kedaulatannya akan direbut kembali oleh pemerintah kolonial Belanda. Sikap semacam ini tentu patut kita teladani karena para pejuang telah menunjukkan kepada kita bahwa mereka rela mengorbankan jiwa dan raga demi kepentingan bangsa dan negara. Sangatlah pantas kiranya apabila peristiwa 10 November 1945 tersebut dijadikan sebagai tonggak peringatan Hari Pahlawan yang masih diperingati hingga saat ini.

Di tahun 2010 ini, atau 65 tahun setelah Perang Surabaya, semangat patriotisme tersebut tentu perlu kita revitalisasi melalui upaya kontekstualisasi dengan kondisi bangsa dan negara kita saat ini. Perwujudan patriotisme dengan membela bangsa dan negara secara buta, terlebih lagi dengan kekerasan, tentu tidak pantas dilakukan lagi karena dengan demikian patriotisme bisa menjadi paradoks yang sangat rawan bertentangan dengan hukum moral. Apa yang perlu dilakukan saat ini adalah membangun patriotisme di atas nilai yang baru, yaitu nilai yang aktual dan selalu kontekstual dengan dinamika perkembangan rakyat Indonesia.

Patriotisme yang diaktualisasi dan dikontekstualisasi ini akan berkaitan dengan rasa kecintaan terhadap bangsa dan negara. Maksudnya, kita perlu menilik kembali nilai positif apa yang membuat bangsa dan negara Indonesia ini pantas untuk kita cintai, kita bela, dan kemudian kita bangga menjadi warga negaranya. Hal ini bisa menjadi alternatif baru bagi implementasi jiwa dan semangat patriotisme yang menitikberatkan pada rasa kecintaan kita atas bangsa dan negara tersebut.

Patriotisme Berbasis Pancasila

Menilik pada peristiwa 10 November 1945, yang menjadi nilai dasar (core value) dari sikap patriotisme pejuang waktu itu adalah kedaulatan dan harga diri NKRI yang baru saja diproklamasikan. Kedatangan tentara Inggris yang diboncengi oleh NICA dianggap sebagai bentuk pelecehan terhadap kedaulatan negara Indonesia sehingga pejuang berusaha membelanya meskipun jiwa yang harus menjadi korbannya.

''Membela harga diri dan kedaulatan negara'' adalah sikap yang jelas patut kita teladani hingga saat ini, namun sikap ini tentu perlu kita aktualisasikan. Maksudnya perlu ada core value yang baru, yang membuat jiwa patriotisme kita lebih universal sehingga tidak bertentangan dengan nilai humanitas secara universal. Nilai tersebut adalah nilai dalam Pancasila yang menjadi dasar negara kita saat ini.

Pancasila dapat dijadikan sebagai core value atau landasan utama bagi kecintaan kita terhadap bangsa dan negara karena Pancasila memuat nilai-nilai yang cukup universal dan masih relevan hingga saat ini. Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan adalah nilai-nilai yang juga digunakan sebagai filosofi dasar oleh negara-negara lain.

Page 21: SEMANGAT KEBANGSAAN

Kita, oleh karenanya, pantas berbangga terhadap negara kita karena negara ini didirikan di atas nilai yang menghargai manusia dengan segala dimensi yang ada di dalamnya, seperti dimensi religius (ketuhanan), dimensi sosial-politik-ekonomi (persatuan, kerakyatan, dan keadilan). Negara ini tidak didasarkan atas nilai religius saja (ketuhanan) atau humanitas saja (kemanusiaan), tetapi kesemuanya disusun dan ditempatkan dalam satu kesatuan yang saling berkaitan.

Ketika kita menempatkan Pancasila sebagai nilai dasar bagi semangat patriotisme, berarti ada kejelasan ketika kita dihadapkan pada pertanyaan mengenai nilai dasar di atas. Artinya ketika kita masing-masing dihadapkan pada pertanyaan: apa keunggulan dari Indonesia sehingga ia pantas kita cintai, kita bisa dengan mantap melontarkan jawaban, yaitu bahwa negara ini didirikan di atas Pancasila, landasan filosofis yang berisikan nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Itulah Pancasila: dasar negara dan dasar filosofis negara yang menunjukkan keunggulan kita sebagai bangsa Indonesia.

Penulis, mahasiswa Program Studi Master (S-2) Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, asisten pengajar, dan peneliti di Institute for Research and Development of Philosophy (IRDP), Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada

----------------------

* Yang perlu dilakukan saat ini adalah membangun patriotisme di atas nilai yang baru, yaitu nilai yang aktual dan selalu kontekstual dengan dinamika perkembangan rakyat Indonesia.

* Patriotisme yang diaktualisasi dan dikontekstualisasi ini akan berkaitan dengan rasa kecintaan terhadap bangsa dan negara.

* Kita perlu menilik kembali nilai positif apa yang membuat bangsa dan negara Indonesia ini pantas untuk kita cintai, kita bela, dan kemudian kita bangga menjadi warga negaranya.