L Pikiran Rakyat o Selasa 0 Rabu 0 Kamis 0 Jumat o Sabtu 0 Minggu 4 5 (f) 7 8 9 10 11 20 21 22 23 24 25 26 12 13 14 15 27 28 29 30 31 o Mar OApr OMei OJun OJul 0 Ags o Sep OOkt 0Nov .Des iWisata I ad ~~=:;:=;::--=-::=i vang tak "Disavang' Kondis' Ekslstlng Beberapa Sektor •.•.-------- _ S EJAK dioperasikannya ruas tol Cikam- pek-Pmwakarta-Padalarang (Cipu- larang) dan rute penerbangan Bandung- Kuala Lumpur serta Bandung-Singapura; tingkat kunjungan wisatawan ke Kota Bandung terus naik setiap tahunnya. Secara kasat mata itu bisa dilihat dari penuh sesaknya Bandung oleh orang dan kendaraan pada saat liburan tiba. Tak heran, sektor pariwisata menyumbang paling tinggi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung. Pajak hotel, restoran, hiburan, dan retribusi usaha pariwisata, berkontribusi 66,5 persen bagi PAD Kota Bandung 2009. Meskipun demikian, sektor pariwisata tak lantas menjadi sektor yang "disayang" oleh Pe- merintah Kota Bandung. Pengembangannya cenderung berjalan sendiri. Pemerintah belum merealisasikan grand design yang integratif untuk menjadikan sektor pariwisatanya bisa bersaing dengan kota lain. Ketika wisatawan masuk ke Kota Bandung, misalnya, bukannya disambut oleh ikon Kota Bandung yang berdiri gagah, melainkan justru dipaksa menikmati lalu-lalang pengemis dan pengamen. ltu tentu berbeda dengan daerah tu- juan wisata lain seperti Kota Solo, Jawa Tengah yang mengutamakan kebersihan kotanya. Tak pernah ada pula ceritanya wisatawan mendapatkan gambaran lengkap mengenai wisata Kota Bandung beserta peta lokasi pusat wisata melalui brosur atau semacamnya. "Itu • !Iota Bandun& moInlllki empat badao U88ha. l'8kni Peru$lll)aen Oeerah Air Minum (PDAM) Tir~ PO 8PR (BedIlnPeIIuediIan Rekyat), PO K/lbenIihan. clanPO Pasar Bermarhlbat. Akan teIapi. sarnpaj dIr'eII\ _ 1nl.HIlKI8 BUMD tersebut befom rnemberikan kontriDusi terhad~ pendapet.an aSIi daerah. yang disayangkan. Tanpa bantuan pemerintah, kami mampu menyumbang PAD terbesar. Apalagi, jika pemerintah mendukung secara nyata, misalnya mempromosikan," ujar Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bandung Momon Abdurahman. Hal senada diungkapkan Wakil Ketua PHRI Jawa BaratArifin Darmawan. Menurut dia, de- ngan kontribusi sebesar itu terhadap penda- patan asli daerah,seharusnya Pemkot Bandung memberikan timbal balik terhadap pengem- bangan bisnis perhotelan. "Maksud kami, bukan pajaknya yang dikembalikan, melainkan berikan peluang kepada kami untuk mengem- bangkan bisnis. Dalam hal ini, pemerintah harus berusaha meningkatkan rasa betah para pengunjung di Kota Bandung, misalnya dengan memperbaiki infrastruktur jalan," tuturnya. Selain itu, Pemerintah Kota Bandungjuga hendaknya mempromosikan kotanya sebagai tujuan wisata. Ini yang selama ini tidak di- lakukan pemerintah. "Bagi kami, pemerintah terkesan ogah-ogahan dalam mengurusi pari- wisata. Hal ini terlihat dari alokasi dana buat wisata yang hanya sebesar Rp 5 miliar per tahun. Cukup untuk apa uang sebesar itu?" katanya. Realisasi kebijakan pemerintah selama ini justru boleh dibilang kurang berpihak terhadap pemberdayaan sektor pariwisata. Pembangu- nan belasan hotel setiap tahun misalnya, cen- 01 kola BandWlg tetd8p8t 181 tItIk parldr CIef9In rullS jalan sepanjang 221 km. Terdapat 1.800 petups Pllll<irden retrIIusI ~ lelkurnpul per harl sekital' lip 15.000.000. Namun. jumtah inl juatru bel'ku'Bng draetls pads BkhI, minllllu. • ~i ,etribusi parklr dapat "*'C8pBI Rp104 mlllar per tanun. Tahun 2009. UPTOPerkir menargetkan tidal< sampai Rp 6 miliar. • SeIItDr parIWIsa!a beIIaInlrlbusf I'BIIIIIdIIIIpendapatan asU daerah (PAl)) IIInCIIi 82 peraen. ~ ~ al.II$ ~I Rp 18 mUIer.~ Rp 73 mlliar. dIIn temPIit hlllwan Rp 25 mlIJar. PlIPk hOtelden restoran daIam IlmaUIhuntef8khlr turnbuh signl1!kan pkni l4.38 persoo pertahun deflI(an - kontribusl ~ daerah terhadap PAD (P8I*ImaM BsfIdaerIh) seIIesar 68.57 persen. (Sampaguita SyafrezanijPeriset ·PR"/darl berbagal sumber, Kliping Humas Unpad 2010