Top Banner
Sekilas tentang AUV dan ROV Posted by Aldo Fansuri on October 12th, 2011 08:22 PM | Perikanan dan Kelautan Indonesia yang merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan laut yang tinggi dengan panjang garis pantai 81.000 km mengandung potensi ekonomi yang bernilai ekonomis tinggi. Namun potensi kelautan itu belum banyak disentuh, mulai dari Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) maupun kawasan sepanjang pantai . Banyak faktor yang menyebabkan kurangnya pemanfaatan potensi kelautan Indonesia. Salah satu faktornya adalah adanya keterbatasan manuasia dalam menjelajahi dunia bawah air tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan teknologi yang bisa mengekspolrasi potensi kelautan. Salah satu teknologi yang mulai dikembangkan adalah robot bawah air yaitu ROV dan AUV. Remote Operated Vehicle atau yang lebih di kenal dengan ROV merupakan salah satu robot bawah air yang tersambung melalui kabel utama ke unit kontrol. Namun kabel yang terdapat pada ROV dapat membatasi pergerakannya di bawah air. Oleh karena itu para ilmuwan tertarik mengembangkan AUV. Antonomous Underwater Vehicle (AUV) merupakan robot bawah air tanpa kabel yang dilengkapi oleh beberapa sensor untuk tujuan
21

Sekilas tentang AUV dan ROV.docx

Oct 26, 2015

Download

Documents

free
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Sekilas tentang AUV dan ROV.docx

Sekilas tentang AUV dan ROVPosted by Aldo Fansuri on October 12th, 2011 08:22 PM | Perikanan dan Kelautan  

Indonesia yang merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan laut yang tinggi dengan

panjang garis pantai 81.000 km mengandung potensi ekonomi yang bernilai ekonomis tinggi. Namun

potensi kelautan itu belum banyak disentuh, mulai dari Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) maupun kawasan

sepanjang pantai.

Banyak faktor yang menyebabkan kurangnya pemanfaatan potensi kelautan Indonesia. Salah satu

faktornya adalah adanya keterbatasan manuasia dalam menjelajahi dunia bawah air tersebut. Oleh

karena itu dibutuhkan teknologi yang bisa mengekspolrasi potensi kelautan. Salah satu teknologi yang

mulai dikembangkan adalah robot bawah air yaitu ROV dan AUV.

Remote Operated Vehicle atau yang lebih di kenal dengan ROV merupakan salah satu robot bawah air

yang tersambung melalui kabel utama ke unit kontrol. Namun kabel yang terdapat pada ROV dapat

membatasi pergerakannya di bawah air. Oleh karena itu para ilmuwan tertarik mengembangkan AUV.

Antonomous Underwater Vehicle (AUV) merupakan robot bawah air tanpa kabel yang dilengkapi oleh beberapa sensor untuk tujuan tertentu. Pergerakan AUV di dalam air dipengaruhi oleh berbagai gaya antara lain gaya tarik, dorong, apung dan berat. Untuk mendapatkan kecepatan dan kedalaman yang tetap maka dibutuhkan keseimbangan antara gaya-gaya yang bekerja pada AUV tersebut.

Page 2: Sekilas tentang AUV dan ROV.docx

Antonomous Underwater Vehicle (AUV) merupakan robot bawah air tanpa kabel yang dilengkapi oleh

beberapa sensor untuk tujuan tertentu. Pergerakan AUV di dalam air dipengaruhi oleh berbagai gaya

antara lain gaya tarik, dorong, apung dan berat. AUV mengirim data ke operator dengan memancarkan

sinyal melalui sebuah antenna.

Dalam mendesign AUV harus diperhatikan beberapa hal, antara lain :harus memiliki sedikit daya apung

positif sehingga saat kembali ke permukaan tidak terjadi kehilangan energi. Untuk mengurangi

pemakaian energi, gaya tarik AUV harus rendah (Gerl, 2006). Tekanan bawah air yang tinggi

membutuhkan syarat terhadap daya tahan sistem mekanik. Data diperoleh dengan sensor.

Terdapat beberapa permasalahan mengenai minimnya daya lihat bawah air. Untuk mengatasi ini maka

digunakan kamera atau laser yang dapat mengukur jarak. Navigasi sukar karena adanya perbedaan arus

pada setiap waktu dan lokasi. Posisi x dan y sulit untuk ditentukan. GPS (Global Positioning System)

tidak bekerja di bawah air. Untuk mengatasi masalah ini salah satu kemungkinan menggunakan menara

eksternal, tetapi menara ini harus disiapkan dengan baik sebelum misi. Daya tahan dalam beroperasi

terbatas tergantung kapasitas energi yang tersedia. Alternatif lain kita bisa menggunakan bahan bakar

minya (Hornfeld, 2005).

Terdapat beberapa properti fisik AUV, yaitu:

1. Sistem Koordinat

Gambar 1. Degree of freedom dari AUV

AUV memiliki tiga koordinat spasial yaitu x, y dan z dan memiliki tiga sudut ?, ? dan ? (seperti gambar 1).

Perpindahan sepanjang x disebut surge (sentakan/tarikan), y disebut sway (goyangan) dan z disebut

heave (berat). Perpindahan rotasi disebut roll, pitch  dan yaw(Gerl, 2006).

2. Daya apung dan stabilitas

Setiap benda yang berada di dalam air memiliki gaya apung ke atas. Gaya apung timbul karena adanya

luasan dari volume air yang dipindahkan. Gaya apung memiliki nilai yang sama dengan berat fluida yang

dipindahkan (Streeter et al, 1998). Berlawanan dengan gaya apung, terdapat gaya berat yang mendorong

Page 3: Sekilas tentang AUV dan ROV.docx

objek ke bawah. Gaya berat sebanding dengan massa suatu benda. Jika gaya berat benda lebih besar

dari gaya apung, maka benda akan tenggelam. Sebaliknya, jika gaya apung lebih besar maka benda

akan mengapung. Namun jika gaya apung dan gaya berat memiliki nilai yang sama maka benda akan

berada di kolom air (melayang).

Gambar 2. Stabilitas benda yang berada dalam air (Gerl, 2006).

3. Tekanan

Tekanan terhadap AUV meningkat dengan bertambahnya kedalaman. Hubungannya dapat dilihat dari

persamaan berikut, dimana Pa merupakan tekanan atmosfir, ? adalah densitas dari fluida, g adalah

gravitasi dan h adalah kedalaman (Massey, 1998).

P= Pa + ?gh

Pada tekanan 1 atm dapat mempengaruhi bagian dalam badan AUV. Bertambahnya kedalaman setiap

10 meter akan meningkatkan tekanan sebesar 1 atm. Badan AUV harus dapat bertahan dari tekanan.

4. Tarikan

Gaya tarik dapat dihitung menggunakan formula di bawah ini, dimana D adalah gaya tarik, ? adalah

densitas dari fluida, v adalah kecepatan benda, A adalah luas area dan Cd adalah koefesien gaya tarik

(Massey, 1998).

Remote Operated Vehicle (ROV)

Page 4: Sekilas tentang AUV dan ROV.docx

Remote Operated Vehicle atau yang lebih di kenal dengan ROV merupakan salah satu robot bawah air

yang tersambung melalui kabel utama ke unit control. Kabel utama akan membawa energi dan perintah

serta sinyal kontrol untuk wahana (ROV). Sedangkan untuk operator , kabel utama membawa data dari

sensor dan kondisi dari ROV. Sebuah kamera pada ROV akan memberikan input ke layar bagaimana

kondisi ROV tersebut.

ROV memiliki ukuran yang berbeda-beda dan dilengkapi dengan TV camera, video kamera, alat mekanik

dan peralatan lainnya.

Page 5: Sekilas tentang AUV dan ROV.docx

ROV terdiri dari beberapa jenis antara lain ROV yang memiliki wahana yang kecil (electric). ROV jenis ini

dapat beroperasi diatas kedalaman 300 m (984 feet). Ukurannya yang kecil memudahkan navigasi

dalam air. Jenis ini digunakan terutama untuk pemeriksaan dan observasi. Selain itu terdapata juga High

Capability Electric ROV’s. ROV ini dapat beroperasi sampai kedalaman 6096 m. ROV ini banyak

digunakan untuk keperluan militer dan sains.

Salah satu contoh ROV adala Hyper Dolphin yang mampu melakukan survey pada kedalaman maksimun

3000 m.

Gaya-Gaya yang Bekerja pada AUV Beserta Hukum yang Berlaku

1. Gaya Dorong

Gaya dorong merupakan suatu gaya menggerakkan benda melewati sebuah medium. Gaya tarik ini

timbul dari sifat kekentalan (viskositas) air yang lewat di dekat bagian permukaan benda. AUV melakukan

daya dorong menggunakan propeller.

2. Gaya Tarik

Gaya Tarik merupakan suatu gaya yang melawan gerakan objek. Bagian depan dari AUV berbentuk

setengah lingkaran untuk mengurangi adanya sudut tajam sehingga mengurangi gaya tarik.

3. Gaya apung dan angkat

Gaya apung muncul dari jumlah air yang dipindahkan oleh benda tersebut. Kepadatan cairan

mempengaruhi besarnya gaya tekan ke atas, semakin padat cairan tersebut (berat jenisnya lebih besar),

maka semakin besar gaya tekan ke atas yang diberikan pada benda, artinya daya apung akan semakin

besar. Daya apung positif bila sebuah benda cenderung untuk mengambang (terapung) sedangkan daya

apung negative bila benda cenderung untuk tenggelam dan daya apung bernilai nol (netral) bila benda

tersebut cenderung untuk melayang. Gaya angkat timbul dari gaya yang sama tapi dengan arah ke atas.

4. Gaya berat

Berat benda disebabkan adanya gaya tarik gravitasi antara bumi dan benda tersebut.

Adapun hukum-hukum yang berlaku antara lain:

1. Hukum Archimedes

Hukum Archimedes berkaitan dengan daya apung suatu benda di air. Hukum ini berbunyi jika suatu

benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya kendalam zat cair, maka air akan mendapat gaya

tekan ke atas seberat berat zat cair yang dipindahkannya.

2. Hukum Newton

Hukum Newton 1 adalah sebuah benda yang diam tetap diam dan sebuah benda yang bergerak tetap

bergerak pada kecepatan yang konstan jika semua gaya yang bekerja saling meniadakan. Hukum

Page 6: Sekilas tentang AUV dan ROV.docx

Newton 2 adalah gaya merupakan hasil perkalian massa dan percepatan. Hukum Newton 3 adalah aksi =

– reaksi.

3. Hukum Pascal

Hukum ini menyatakan bahwa tekanan yang terdapat di permukaan cairan akan menyebar keseluruh

arah secara merata dan tidak berkurang.

4. Hukum Boyle

Hukum ini menegaskan hubungan antara volume dan tekanan. Volume dari suatu kumpulan gas akan

berbanding terbalik dengan tekanannya.

Aplikasi AUV dan ROV Untuk Bidang Kelautan

ROV dan AUV memiliki multi fungsi dalam bidang kelautan. AUV merupakan robot yang berenang dan

mengunpulkan data dari dunia bawah air. AUV memeiliki kemampuan untuk melakukan pengukuran

parameter secara simultan.

Beberapa contoh aplikasi dalam bidang kelautan antara lain:

1. Penemuan hydrotermal vent, eksplorasi dan sampling.

2. Pemetaan dasar laut

3. Geologi sampling

4. Monitoring (seperti polusi, radiasi kebocoran)

5. Pemeriksaan badan kapal

6. Pemeriksaan kabel bawah laut.

sumber:

Gerl, B. 2006. Vehicle in an Interdisciplinary Context. The University of Western Australia

Hornfeld, W. (2005) Deep-C; the German AUV Development Project

Bremen: Atlas Electronic GmbH, 2005

Massey, B. (1998) Mechanics of Fluids, Seventh Edition Cheltenham: Stanley Thornes Ltd.

Streeter, V., Wylie, E.,Bedford, K. (1998) Fluid Mechanics Boston: WCB

Page 7: Sekilas tentang AUV dan ROV.docx

OV (Remotely Operated Vehicle)

            ROV (Remotely Operated Vehicle) adalah wahana bawah air yang bertenaga listrik dan dikontrol melalui pusat, dapat bermanuver sesuai perintah manusia dengan pendorong (thruster) hidrolik atau elektrik (Hoong, 2010).  Di dalam ROV biasanya terdapat CCD (kamera video) dan lampu pencahayaan.  Beberapa   instrumen   dapat   ditambahkan   untuk   menambahkan   kemampuan   ROV   seperti   kamera, manipulator,  water   sampler,   CTD   (   Conductivity,   Temperature   and  Depth)   (NOAA,   2010).   Remote Operation Vehicle secara luas dikenal sebagai nama umum bagi kapal selam mini yang kerap digunakan pada industri minyak dan gas lepas pantai. Kapal selam ini tak berawak, tapi dioperasikan dari kapal lain. ROV memiliki kamera sehingga dapat menampilkan gambar keadaan bawah laut secara real time kepada pengendali  ROV.  Bila  dari  gambar  yang terlihat  menampilkan sesuatu yang dianggap penting untuk diteliti maka akan lebih banyak lagi sensor yang digunakan untuk memeriksa keadaan di lokasi tersebut lebih detail lagi.

Gambar 1. ROV

sumber : http://www.oceaneering.com/wp-content/uploads/2011/07/ROV-Spectrum-Cut-out.jpg

            ROV biasanya dikembangkan oleh lembaga penelitian. Salah satu merk ROV yang dikembangkan oleh  Woods   Hole   Oceanographic   Institution   (WHOI)   ialah   JASON   yang  mampu  menjelajah   hingga kedalaman 6500 meter. Sejak tahun 2002 JASON telah kurang lebih menyelam sebanyak 485 kali. ROV pertama kali yang dilibatkan dalam mendukung pekerjaan di pengeboran minyak lepas pantai adalah RCV-225 dan RCV-150 yang dibuat oleh HydroProducts, Amerika Serikat.

Kegunaan ROV ini biasanya digunakan untuk mengetahui keadaan ekosistem laut dalam. Selain itu ROV juga banyak digunakan oleh para pekerja di rig oil & gas untuk mengecek struktur rig yang telah atau   akan  dipasang. Pemakaian  ROV  digunakan  baik   untuk   kalangan  militer,   bisnis   atau   komersial, maupun akademis dan riset. Contoh untuk tujuan komersil di dunia pengeboran minyak dan gas lepas pantai adalah sebagai berikut:

Page 8: Sekilas tentang AUV dan ROV.docx

1.    Menyertai  para penyelam, untuk meyakinkan bahwa para penyelam dalam keadaan aman dan siap memberi bantuan

2.    Inspeksi   atau   pemeriksaan   anjungan   atau   kilang   minyak,   dari   mulai   pemeriksaan   visual   sampai menggunakan alat   tertentu  untuk  memonitor  efek  dari  korosi,  kesalahan konstruksi,  mencari   lokasi keretakan, estimasi biologi untuk pencemaran

3.    Inspeksi Jalur pipa, mengikuti jalur pipa bawah laut untuk mengecek adanya kebocoran, menentukan perkiraan umur pipa dan meyakinkan bila instalasi pipa dalam kondisi baik.

4.    Survei,  baik  visual  maupun survei  menggunakan gelombang suara,  diperlukan sebelum pemasangan pipa, kabel, dan fasilitas bawah laut lainnya.

5.    Pendukung pengeboran dan konstruksi, dari inspeksi visual, memonitor pelaksanaan pengeboran dan konstruksi, sampai melakukan perbaikan-perbaikan jika diperlukan.

6.    Memindahkan  benda-benda  berbahaya di  dasar   laut,   terutama di   sekitar   fasilitas  bangunan  seperti kilang minyak. ROV terbukti lebih bisa menekan biaya untuk menjaga daerah tersebut tetap aman dan bersih.

Di   bidang   telekomunikasi   ROVdigunakan   untuk   mendukung   pekerjaan   pemasangan   kabel telekomunikasi  bawah  laut,   selain  memonitor,   juga menjaga agar  pemasangan kabel   sesuai  dengan prosedur sehingga terlindung dari gangguan nelayan (kapal trawler) dan kemungkinan kapal membuang jangkar. Selain itu dalam bidang rise ROVdigunakan untuk menginvestigasi perubahan-perubahan yang terjadi di dasar laut pasca gempa dan tsunami.

Prinsip kerja dari ROV adalah ROV bekerja dengan sebuah kontroler yang berada di permukaan air laut (biasanya dikapal). Dari sana operator menggerakan ROV dan mengatur segala kegiatan yang akan   dilakukan   oleh   ROV   seperti   pengambilan   sampel   air   laut,   gerakan   kamera   video   dan   lain sebagainya. Antara ROV  dan kontroler dihubungkan oleh kabel.

Gambar 2. Komponen dasar sistem ROV

Sumber: Christ dan Wernli, 2007

            ROV tersusun dari satu set pengapung besar di atas sasis baja atau aluminium agar. Pengapung itu biasanya terbuat dari busa sintetis. Di bagian bawah konstruksi terpasang alat-alat sensor yang berat. Komposisi ini–komponen ringan di atas dan berat di bawah–akan menghasilkan pemisahan yang besar antara pusat apung dan pusat gravitasi. Maka alat ini pun lebih stabil di dasar laut saat melakukan tugas-tugasnya. ROV memiliki kemampuan manuver yang tinggi. Kabel tambat berfungsi mengirimkan energi 

Page 9: Sekilas tentang AUV dan ROV.docx

listrik  serta data video dan sinyal.  Saat  bertugas  memasang kabel-kabel   listrik  tegangan tinggi,  ROV biasanya ditambahkan tenaga hidrolik.    Sistem ROV terdiri  atas vehicle (atau sering disebut ROV itu sendiri), yang terhubung oleh kabel umbilical ke ruangan kontrol dan operator di atas permukaan air (bisa di kapal, rig atau barge). Yang paling juga adalah sistem kendali,  sistem peluncuran dan sistem suplai tenaga listrik maupun hidrolik. Melalui kabel umbilical, tenaga listrik dan hidrolik, juga perintah-perintah, atau sinyal-sinyal kontrol, disampaikan dari ruang kontrol ke ROV, secara dua arah.

Berdasarkan ukuran, berat, dan kekuatannya, ROV dibagi menjadi berikut:

1.        Micro - ROV tipe mikro memiliki ukuran dan erat yang sangat kecil. Sekarang beratnya bisa di bawah 3 kg. ROV ini biasa digunakan untuk membantu penyelam, secara spesifik untuk mengakses tempat yang tidak bisa dijangkau seperti gua kevil dan jalur pipa.

2.        Mini - ROV tipe ini memiliki berat kurang lebih 15 kg. ROV tipe mini dapat dikendarai oleh satu orang seperti kapal kecil.

3.        General - tipe ini memiliki kekuatan di bawah 5 HP. Biasanya dilengkapi unit sonar dan digunakan untuk survey bawah air. Tipe ini dapat mencapai kedalaman dibawah 1000 meter dan ada juga yang dibuat untuk mencapai kedalaman 7000 meter.

4.        Light workclass - tipe ini memiliki  kekuatan kira-kira 50 HP. Biasanya memiliki tiga kegunaan. Dibuat dengan  bahan  polyethylene,   stainless   steel   atau   campuran   alumunium.   Tipe   ini  mampu  mencapai kedalaman di bawah 2000 meter.

5.        Trenching/burial - tipe ini memiliki kekuatan lebih dari 200 HP dan dapat mencapai kedalaman sampai 6000 meter (Remotely Operated Vehicle, 2006).

Sistem ROV pada umumnya bekerja diatas wahana apung seperti kapal,  barge, atau rig.  Bila sistem ROV dipasang diatas kapal, maka posisi ROV di bawah laut akan mengacu pada titik referensi di kapal.   Untuk   keperluan   survei,   kapal   biasanya  menggunakan  DGPS   (Differential   Global   Positioning System)   sebagai   penentuan   posisi   utamanya.   Sedangkan   untuk   posisi   di   bawah   laut,   sistem   ROV dilengkapi   dengan   alat   penentuan   posisi   bawah   laut   menggunakan   gelombang   suara   (Acoustic Underwater Positioning). Salah satu metode ini adalah Ultra Short BaseLine (USBL), yang akan mengukur jarak, kedalaman, dan azimut ROV terhadap transduser USBL yang dipasang di kapal. Posisi ROV dan data   navigasi   lainnya,   dalam   sistem   koordinat   tertentu   akan   didapat   dan  melalui   perangkat   lunak navigasi tertentu, akan dikirimkan secara real time ke ruang kontrol ROV.

REFERENSI

Andika,   Anggri.   2010.   ROV.   http://anggriandika.wordpress.com/2010/05/13/rov/.   Diakses   pada   tanggal   10 Juni2013 pada pukul 22.00 WIB

Anonim.   2010.   ROV.   http://zonalaut.com/oceanografi/oceanografi/rov-remotely-operated-vehicle-.   Diakses pada tanggal 10 Juni2013 pada pukul 22.00 WIB

Page 10: Sekilas tentang AUV dan ROV.docx

Anonim.   2012.   ROV.   http://www.ilmukelautan.com/instrumentasi-dan-hidroakustik/instrumentasi-kelautan/396-sekilas-tentang-rov. Diakses pada tanggal 10 Juni 2013 pada pukul 22.00 WIB

Fitri, Dini. 2009. ROV. http://dinifitri.blogspot.com/2009/01/tahap-tahap-pembuatan-robot.html.  Diakses pada tanggal 10 Juni 2013 pada pukul 22.00 WIB

Khairunnisa,   Azzahra.   2010.   ROV.   http://azzahrakhairunnisa.blogspot.com/   2012/03/rov-remotely-operated-vehicle.html. Diakses pada tanggal 10 Juni2013 pada pukul 22.00 WIB

NOAA.  2010.  Remotely  Operated  Vehicles   (ROV).  http://oceanexplorer.noaa.gov   /technology/subs/rov.html. Diakses pada tanggal 10 Juni2013 pada pukul 22.00 WIB

Page 11: Sekilas tentang AUV dan ROV.docx

/3 YOUR WORLD Beranda    TASK    JOKE    SEA   

INSTRUMENTASI KELAUTAN BERBASIS AKUSTIK

REMOTELY OPERATED VEHICLE (ROV) DALAM DUNIA PERIKANAN DAN KELAUTAN

I.              Pendahuluan

Instrumentasi Kelautan adalah suatu bidang ilmu kelautan yang berhubungan dengan alat-alat dan piranti

(device) yang dipakai untuk pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks

dalam dunia kelautan. Instrumentasi Kelautan secara umum mempunyai 3 fungsi utama :

         sebagai alat pengukuran

         sebagai alat analisis, dan

         sebagai alat kendali.

Definisi ROV (Remotely Operated Vehicle) menurut Marine Technology Society ROV Committee's dalam

"Operational Guidelines for ROVs" (1984) dan The National Research Council Committee's dalam "Undersea

Vehicles and National Needs" (1996) adalah sebuah robot bawah laut yang dikendalikan oleh operator ROV, untuk

tetap dalam kondisi yang aman, pada saat ROV bekerja di lingkungan yang berbahaya. Remotely Operated Vehicle

adalah salah satu metode untuk mengendalikan “Vehicle” secara manual dari jarak jauh.

ROV tersusun dari satu set pengapung besar di atas sasis baja atau aluminium. Pengapung itu biasanya

terbuat dari busa sintetis. Di bagian bawah konstruksi terpasang alat-alat sensor yang berat. Komposisi ini--

komponen ringan di atas dan berat di bawah--akan menghasilkan pemisahan yang besar antara pusat apung dan

pusat gravitasi. Maka alat ini pun lebih stabil di dasar laut saat melakukan tugas-tugasnya. ROV memiliki

kemampuan manuver yang tinggi. Kabel tambat berfungsi mengirimkan energi listrik serta data video dan sinyal.

Saat bertugas memasang kabel-kabel listrik tegangan tinggi, ROV biasanya ditambahkan tenaga hidrolik (Syamsul,

2011).

Dalam perkembangannya kini, pemakaian ROV banyak digunakan baik untuk kepentingan kalangan militer,

bisnis atau komersial, maupun akademis dan riset. Sekarang berbagai pasar sedang menemukan kebutuhan untuk

ROV seperti ilmu kelautan, pemancingan, teknik sipil, keamanan, pendeteksian kandungan mineral dan lain

sebagainya. Kini, ROV menjadi multiguna. Antara lain untuk tujuan dokumentasi den eksplorasi dasar laut,

Search

Page 12: Sekilas tentang AUV dan ROV.docx

penanggulangan, penyelidikan, pencarian dan pertolongan (SAR), pengeboran tambang, penggalian/penguburan

bentangan kabel dan lain sebagainya.

II.           Pembahasan

Sistem ROV terdiri atas vehicle (atau sering disebut ROV itu sendiri), yang terhubung oleh kabel umbilical ke

ruangan kontrol dan operator di atas permukaan air (bisa di kapal, rig atau barge). Yang paling penting adalah sistem

kendali, sistem peluncuran dan sistem suplai tenaga listrik maupun hidrolik. Melalui kabel umbilical, tenaga listrik dan

hidrolik, juga perintah-perintah, atau sinyal-sinyal kontrol, disampaikan dari ruang kontrol ke ROV, secara dua arah.

ROV dilengkapi dengan peralatan atau sensor tertentu seperti kamera video, transponder, kompas, odometer, bathy

(data kedalaman) dan lain-lain tergantung dari keperluan dan tujuan surveinya (Syamsul, 2011). Menurut Syamsul

(2011) ROV dapat diaplikasikan pada bidang pertambangan, telekomunikasi, dan riset.

A.  Bidang pertambangan, minyak dan lepas pantai

Di bidang pertambangan, perminyakan dan gas lepas pantai, baik di dalam maupun luar negeri, penggunaan

ROV sudah tidak asing lagi. Mulai dari perencanaan, pemasangan atau konstruksi sampai dengan perawatan

fasilitas bawah laut tidak lepas dari peran ROV. Demikian juga untuk keperluan pertambangan, jasa ROV pernah

digunakan oleh salah satu perusahaan tambang emas di Sumbawa pada tahun 1999-2000 dalam rangka

pemasangan dan monitoring tailing line (pembuangan limbah) di palung laut selat Alas, Nusa Tenggara Barat.

Aplikasi teknologi ROV di dunia pengeboran minyak dan gas lepas pantai adalah antara lain sebagai berikut:

1. Menyertai para penyelam, untuk meyakinkan bahwa para penyelam dalam keadaan aman dan siap memberi bantuan.

2. Inspeksi atau pemeriksaan anjungan atau kilang minyak, dari mulai pemeriksaan visual sampai menggunakan alat

tertentu untuk memonitor efek dari korosi, kesalahan konstruksi, mencari lokasi keretakan, estimasi biologi untuk

pencemaran.

3. Inspeksi Jalur pipa, mengikuti jalur pipa bawah laut untuk mengecek adanya kebocoran, menentukan perkiraan umur

pipa dan meyakinkan bila instalasi pipa dalam kondisi baik.

4. Survei, baik visual maupun survei menggunakan gelombang suara, diperlukan sebelum pemasangan pipa, kabel, dan

fasilitas bawah laut lainnya.

5. Pendukung pengeboran dan konstruksi, dari inspeksi visual, memonitor pelaksanaan pengeboran dan konstruksi,

sampai melakukan perbaikan-perbaikan jika diperlukan.

6. Memindahkan benda-benda berbahaya di dasar laut, terutama di sekitar fasilitas bangunan seperti kilang minyak.

ROV terbukti lebih bisa menekan biaya untuk menjaga daerah tersebut tetap aman dan bersih.

7.  Pada pekerjaan pemotongan bawah air (underwater thermal cutting).

8.   Menutup Kebocoran Sumur Minyak Bawah Laut.

B.  Bidang telekomunikasi

Pemanfaatan ROV dalam bidang telekomunikasi adalah guna mendukung pekerjaan pemasangan kabel

telekomunikasi bawah laut, selain memonitor, juga menjaga agar pemasangan kabel sesuai dengan prosedur

sehingga terlindung dari gangguan nelayan (kapal trawler) dan kemungkinan kapal membuang jangkar.

C.  Bidang riset

Page 13: Sekilas tentang AUV dan ROV.docx

ROV mampu menginvestigasi perubahan-perubahan yang terjadi di dasar laut pasca gempa dan tsunami. Selain

itu adalah guna mendukung dalam pemetaan lokasi berbagai harta karun terpendam di perairan laut dalam

Indonesia, keanekaragaman hayati, termasuk bebarapa species ikan langka yang disinyalir berada di perairan

Indonesia dan "Deep Ocean Water" (perairan laut-dalam). Melalui survei dan studi dengan menggunakan alat ROV

tidak berhenti sebatas pengetahuan, melainkan kearah industri seperti pengembangan air dalam kemasan dengan

menggunakan bahan baku air laut-dalam. Di Jepang misalnya untuk air kemasan seperti itu sudah dikembangkan.

Air mineral itu dapat dikembangkan sebagai sumber air yang sehat dan lebih baik kualitasnya daripada air mineral

dari sumber air di daratan.

Menurut Rizki (2008) ROV diklasifikasikan berdasarkan ukuran, berat dan kekuatannya, yang dibagi sebagai

berikut :

1.      Micro-ROV. Tipe mikro memiliki ukuran dan berat yang sangat kecil. Sekarang beratnya bisa di bawah 3 kg. ROV ini

biasa digunakan untuk membantu penyelam, secara spesifik untuk mengakses tempat yang tidak bisa dijangkau

seperti gua kecil dan jalur pipa.

2.      Mini-ROV. Tipe mini memiliki kurang lebih 15 kg. ROV jenis mini dapat dikendarai oleh satu orang seperti kapal kecil.

Tipe ini memiliki kekuatan di bawah 5 HP. Biasanya dilengkapi unti sonar dan digunakan untuk survei bawah air. Tipe

ini dapat mencapai kedalaman dibawah 1000 meter dan ada juga yang dibuat untuk mencapai kedalaman 7000

meter.

3.      Light Worcklass. Tipe ini memiliki kekuatan kira-kira 50 HP. Dibuat denganpolyethylene, stainless steel atau

campuran alumunium. Tipe ini mampu mencapai kedalaman di bawah 2000 meter.

4.      Heavy Workclass. Tipe ini memiliki kekuatan kira-kira 220 HP dan dapat mencapai kedalaman sampai dengan 3500

meter.

5.      Trenching/burial. Tipe ini memiliki kekuatan lebih dari 200 HP dan dapat mencapai kedalaman sampai 6000 meter.

III.        Kesimpulan

ROV adalah instrumentasi kelautan yang digunakan untuk membantu proses pekerjaan manusia di bawah

laut. Aplikasi ROV digunakan pada bidang pertambangan, telekomunikasi, dan riset. Penggunaan ROV memerlukan

operator untuk menggunakannya. Seperti instrumentasi kelautan lainnya ROV juga dapat dipengaruhi oleh noise dari

gelombang air laut yang dapat merusak output ari display operator. Berdasarkan ukuran, berat dan kekuatannya

ROV dapat dibagi menjadi lima yaitu Micro-ROV, Mini-ROV,light Workclass,Heavy Workclass, dan Trenching/burial.

DAFTAR PUSTAKA

Marine Technology Society ROV Committee's "Operational Guidelines for ROVs" (1984).

Page 14: Sekilas tentang AUV dan ROV.docx

Rizki, Ilham. 2008. “Pengembangan Prototipe Remotely Operated Vehicle (ROV) : Aspek Mekanis”, Skripsi, Fakultas

Perikanan dan Ilmu kelautan IPB.

Sony,2011. “Instrumentasi Kelautan Berbasis Akustik Remotely Operated Vehicle”.http://fenomenadunia-

sony.blogspot.com/  (diakses tanggal 12 April 2012).

Syamsul. 2011. “ROV (Remotely Operated Vehicle) dan aplikasiny”. http://ocean-eng.blogspot.com/2011/01/rov-remotely-

operated-vehicle-dan.html (diakses tanggal 12April 2012). 

The National Research Council Committee's dalam "Undersea Vehicles and National Needs" (1996).

Sumber gambar : hkti.org

Sumber gambar : http://hollandacocobear.wordpress.com/category/instrumentation

Page 15: Sekilas tentang AUV dan ROV.docx

Survey dan Perbaikan Pipa Gas dengan alat   ROV Juni 26, 2007Posted by Putri in Berlayar, Info, Penelitian. 

13 comments

Survey dan Perbaikan Pipa Gas dengan alat ROV

di Area Kerja ConocoPhillips (West Natuna Sea)

Ir.H.Hasanuddin WM.,MSc*

 

Remotely operated underwater vehicles (ROVs) merupakan nama yang digunakan untuk robot di dunia

industri lepas pantai. ROV sangat bermanfaat dan mudah dilepas dan dioperasikan dari kapal. Robot

ini dihubungkan dengan kabel dan dilengkapi dengan video camera dan peralatan lainnya untuk

survey dan pekerjaan bawah laut. Sistem tenaga hidraulik yang besar terdapat pada alat ini. Peralatan

tambahan dapat pula dipasang pada ROV, seperti sonar, magnetometer, pemotong dan lain-lain.

Salah satu aplikasi penggunaan peralatan ROV ini adalah survey dan perbaikan pipa dibawah laut,

yaitu survey posisi dan pemetaan dasar laut untuk melihat keamanan pipa dan jaringannya. Bila pipa

dan jaringannya dibiarkan begitu saja maka akan timbul kerugian yang besar apalagi kalau pipa itu

pecah dan meledak, maka pasokan gas akan terputus. Oleh karena itu seringkali kegiatan survey ini

selalu bersamaan dengan perbaikan pipa atau dikenal dengan rektifikasi pipa.

Ini merupakan proyek atau pekerjaan oceanografi yang besar dan mahal disamping membutuhkan

peralatan ROV, manusia yang berkeahlian dan kapal survey. Kapal surveynya sendiri juga mempunyai

peralatan dynamic position (DP) yaitu semacam baling-baling atau thruster. Hal ini diperlukan, karena

kapal tidak boleh buang jangkar ditengah laut pada saat survey sehingga tidak mengganggu pipa-pipa

yang akan disurvey dan direktifikasi.

Pipa gas dan jaringannya terhampar begitu saja dibawah laut, kondisi topografi bawah laut itu seperti

halnya didarat, turun naik, berbukit-bukit tingginya bervariasi antara 0 sampai 60 meter. Kondisi inilah

yang menyebabkan pipa gas itu bebas atau yang sering disebut dengan istilah freespan, artinya pipa

itu tidak didukung oleh penyangga diantara dua buah bukit. Freespan bisa panjang-panjang, kalau

freespan-nya panjang maka perlu adanya penyangga biasanya digunakan karung-karung yang dicor

semen. Karung-karung tersebut dengan nama grout bag. Pekerjaan itu semuanya ditangani oleh

ROV. Ada juga istilah touch down untuk ujung-ujung pipa yang menempel atau menyentuh bukit

diantara free span.

Page 16: Sekilas tentang AUV dan ROV.docx

ROV tidak saja melakukan pekerjaan tersebut diatas, tetapi alat ini digunakan untuk memutar valve

atau stop kran yang menghubungkan jaringan pipa dengan platform atau anjungan. Ada banyak ball-

valve (BV) yang diputar dan ditutup atau dikenal dengan istilah exercise.

ROV seolah mata dan tangan kita, seolah-olah kita menyelam didasar laut. Kita seakan-akan

menyelam dan bekerja dibawah laut. Pekerjaan ini mengasyikan, tetapi kalau datang arus kuat didasar

laut dan juga di permukaan laut, hal itulah yang “kurang” mengasyikan. Kapal akan goyang,

terkadang peralatan seperti laptop, digital camera dan alat penunjang lainnya terlempar dari meja

kerja kita. Inilah tantangan bekerja di laut. Para oceanographer selalu membuat prediksi-prediksi

harian tentang gelombang, cuaca, arah angin, tinggi gelombang laut, wave, petir, hujan dan lain

sebagainya yang dapat diperoleh informasinya dari platform dan stasiun terdekat, serta Radar di kapal

survey. Bila kita amati di radar kapal survey, maka akan termonitor kapal-kapal disekitar kita, dan

pergerakan awan dan hujan disekitar kita dengan radius yang cukup besar.Tentu saja radar dapat

mendeteksi kecepatan awan dan hujan berikut arahnya.

Awak kapal (vessel-crew) oceanographer, surveyor (geodesy) dan teknisi selalu melakukan latihan

keselamatan kerja yang kita sebut sebagai safety drill. Safety drill adalah sangat penting, mengingat

kita bekerja dilaut lepas yang rawan kecelakaan kerja.

Kegiatan Survey da Rektifikasi

Kegiatan survey dan rektifikasi pipa gas dan jaringannya yang menghubungkan antara platform atau

anjungan yang berada di lepas pantai perairan barat Natuna atau dikenal dengan west Natuna Sea ini

memerlukankan waktu sekitar 6 bulan, yang diselingi dengan pengambilan bahan-bahan seperti

semen, batu kerikil dan makanan dari Batam. Sedangkan kapal survey berangkat dari Singapura.

Inilah ironisnya, kapal-kapal survey itu selalu berlabuh di Singapura, tidak mau di Batam, karena

alasan birokrasi di Indonesia yang terlalu rumit (njelimet dan bikin bingung), juga terlalu banyak

pungutan liar atau setengah liar. Padahal dari sisi teknis pelabuhan di Batam sudah memadai untuk

digunakan sebagai pelabuhan kapal-kapal survey.

Teknologi tepat guna bawah laut adalah dengan menebar atau menghampar kerikil didasar laut yang

lembek atau dikenal dengan soft sea bad. Pada tanah yang lembek itu biasanya grout bag ambles dan

posisinya menjadi tidak tegak, bahkan cenderung miring akibat adanya kekuatan arus bawah

laut. Problem ini acapkali terjadi di periran Natuna Barat bagian utara. Hal ini berbeda dengan di

bagian selatan yang dekat Batam dan Singapura yang sea bad nya cukup stabil. Mengapa hal ini

terjadi? Ini yang masih harus dijawab oleh para oceanographer.

Banyak hal yang ditemukan pada saat survey seperti halnya fish-net yaitu jaring-jaring ikan yang

menyangkut di pipa gas, marine grout (tumbuhan laut) yang menempel di pipa. ROV takut terhadap

Page 17: Sekilas tentang AUV dan ROV.docx

fish net ini, karena bisa merusak thruster atau baling-baling penggerak ROV. Kalau nyangkut ROV akan

mati dan harus ditarik keatas. Ini sangat berat, karena ROV work class yang digunakan beratnya lebih

dari 1 ton, tetapi bisa dikerek dengan alat katrol yang dilengkapi dengan mesin pengkerek ROV.

 

Klasifikasi ROV

ROV ada berbagai macam , ada yang kelas inspeksi (inspection-class) dan yang kelas kerja atau (work-

class). ROV kelas inspeksi seperti gambar dibawah ini :

 

ROV sea eye falcon ini kecil dan agak ringan, biasanya digunakan untuk survey dan pekerjaan test

karat (catodhic protection) konstruksi platform dan bangunan air lepas pantai, sedangkan yang work-

class seperti dibawah ini:

 

ROV inilah yang digunakan untuk survey dan rektifikasi pipa gas bawah laut.

Page 18: Sekilas tentang AUV dan ROV.docx

Uraian ini ditulis singkat saat melakukan survey di laut lepas west Natuna Sea. Pada kesempatan lain

akan dituliskan artikel lainnya yang berhubungan dengan tulisan ini.

Salam dari bagian barat Laut Natuna,

>>>>>>>> @@@ <<<<<<<<

*) Ir.H.Hasanuddin WM.,MSc adalah Manager Survey PT PATRA DINAMIKA (PERTAMINA-GROUP) .

Beliau alumni GM-ITB angkatan 1976.