Sekilas tentang AUV dan ROV Posted by Aldo Fansuri on October 12th, 2011 08:22 PM | Perikanan dan Kelautan Indonesia yang merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan laut yang tinggi dengan panjang garis pantai 81.000 km mengandung potensi ekonomi yang bernilai ekonomis tinggi. Namun potensi kelautan itu belum banyak disentuh, mulai dari Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) maupun kawasan sepanjang pantai . Banyak faktor yang menyebabkan kurangnya pemanfaatan potensi kelautan Indonesia. Salah satu faktornya adalah adanya keterbatasan manuasia dalam menjelajahi dunia bawah air tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan teknologi yang bisa mengekspolrasi potensi kelautan. Salah satu teknologi yang mulai dikembangkan adalah robot bawah air yaitu ROV dan AUV. Remote Operated Vehicle atau yang lebih di kenal dengan ROV merupakan salah satu robot bawah air yang tersambung melalui kabel utama ke unit kontrol. Namun kabel yang terdapat pada ROV dapat membatasi pergerakannya di bawah air. Oleh karena itu para ilmuwan tertarik mengembangkan AUV. Antonomous Underwater Vehicle (AUV) merupakan robot bawah air tanpa kabel yang dilengkapi oleh beberapa sensor untuk tujuan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Sekilas tentang AUV dan ROVPosted by Aldo Fansuri on October 12th, 2011 08:22 PM | Perikanan dan Kelautan
Indonesia yang merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan laut yang tinggi dengan
panjang garis pantai 81.000 km mengandung potensi ekonomi yang bernilai ekonomis tinggi. Namun
potensi kelautan itu belum banyak disentuh, mulai dari Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) maupun kawasan
sepanjang pantai.
Banyak faktor yang menyebabkan kurangnya pemanfaatan potensi kelautan Indonesia. Salah satu
faktornya adalah adanya keterbatasan manuasia dalam menjelajahi dunia bawah air tersebut. Oleh
karena itu dibutuhkan teknologi yang bisa mengekspolrasi potensi kelautan. Salah satu teknologi yang
mulai dikembangkan adalah robot bawah air yaitu ROV dan AUV.
Remote Operated Vehicle atau yang lebih di kenal dengan ROV merupakan salah satu robot bawah air
yang tersambung melalui kabel utama ke unit kontrol. Namun kabel yang terdapat pada ROV dapat
membatasi pergerakannya di bawah air. Oleh karena itu para ilmuwan tertarik mengembangkan AUV.
Antonomous Underwater Vehicle (AUV) merupakan robot bawah air tanpa kabel yang dilengkapi oleh beberapa sensor untuk tujuan tertentu. Pergerakan AUV di dalam air dipengaruhi oleh berbagai gaya antara lain gaya tarik, dorong, apung dan berat. Untuk mendapatkan kecepatan dan kedalaman yang tetap maka dibutuhkan keseimbangan antara gaya-gaya yang bekerja pada AUV tersebut.
ROV terdiri dari beberapa jenis antara lain ROV yang memiliki wahana yang kecil (electric). ROV jenis ini
dapat beroperasi diatas kedalaman 300 m (984 feet). Ukurannya yang kecil memudahkan navigasi
dalam air. Jenis ini digunakan terutama untuk pemeriksaan dan observasi. Selain itu terdapata juga High
Capability Electric ROV’s. ROV ini dapat beroperasi sampai kedalaman 6096 m. ROV ini banyak
digunakan untuk keperluan militer dan sains.
Salah satu contoh ROV adala Hyper Dolphin yang mampu melakukan survey pada kedalaman maksimun
3000 m.
Gaya-Gaya yang Bekerja pada AUV Beserta Hukum yang Berlaku
1. Gaya Dorong
Gaya dorong merupakan suatu gaya menggerakkan benda melewati sebuah medium. Gaya tarik ini
timbul dari sifat kekentalan (viskositas) air yang lewat di dekat bagian permukaan benda. AUV melakukan
daya dorong menggunakan propeller.
2. Gaya Tarik
Gaya Tarik merupakan suatu gaya yang melawan gerakan objek. Bagian depan dari AUV berbentuk
setengah lingkaran untuk mengurangi adanya sudut tajam sehingga mengurangi gaya tarik.
3. Gaya apung dan angkat
Gaya apung muncul dari jumlah air yang dipindahkan oleh benda tersebut. Kepadatan cairan
mempengaruhi besarnya gaya tekan ke atas, semakin padat cairan tersebut (berat jenisnya lebih besar),
maka semakin besar gaya tekan ke atas yang diberikan pada benda, artinya daya apung akan semakin
besar. Daya apung positif bila sebuah benda cenderung untuk mengambang (terapung) sedangkan daya
apung negative bila benda cenderung untuk tenggelam dan daya apung bernilai nol (netral) bila benda
tersebut cenderung untuk melayang. Gaya angkat timbul dari gaya yang sama tapi dengan arah ke atas.
4. Gaya berat
Berat benda disebabkan adanya gaya tarik gravitasi antara bumi dan benda tersebut.
Adapun hukum-hukum yang berlaku antara lain:
1. Hukum Archimedes
Hukum Archimedes berkaitan dengan daya apung suatu benda di air. Hukum ini berbunyi jika suatu
benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya kendalam zat cair, maka air akan mendapat gaya
tekan ke atas seberat berat zat cair yang dipindahkannya.
2. Hukum Newton
Hukum Newton 1 adalah sebuah benda yang diam tetap diam dan sebuah benda yang bergerak tetap
bergerak pada kecepatan yang konstan jika semua gaya yang bekerja saling meniadakan. Hukum
Newton 2 adalah gaya merupakan hasil perkalian massa dan percepatan. Hukum Newton 3 adalah aksi =
– reaksi.
3. Hukum Pascal
Hukum ini menyatakan bahwa tekanan yang terdapat di permukaan cairan akan menyebar keseluruh
arah secara merata dan tidak berkurang.
4. Hukum Boyle
Hukum ini menegaskan hubungan antara volume dan tekanan. Volume dari suatu kumpulan gas akan
berbanding terbalik dengan tekanannya.
Aplikasi AUV dan ROV Untuk Bidang Kelautan
ROV dan AUV memiliki multi fungsi dalam bidang kelautan. AUV merupakan robot yang berenang dan
mengunpulkan data dari dunia bawah air. AUV memeiliki kemampuan untuk melakukan pengukuran
parameter secara simultan.
Beberapa contoh aplikasi dalam bidang kelautan antara lain:
1. Penemuan hydrotermal vent, eksplorasi dan sampling.
2. Pemetaan dasar laut
3. Geologi sampling
4. Monitoring (seperti polusi, radiasi kebocoran)
5. Pemeriksaan badan kapal
6. Pemeriksaan kabel bawah laut.
sumber:
Gerl, B. 2006. Vehicle in an Interdisciplinary Context. The University of Western Australia
Hornfeld, W. (2005) Deep-C; the German AUV Development Project
Bremen: Atlas Electronic GmbH, 2005
Massey, B. (1998) Mechanics of Fluids, Seventh Edition Cheltenham: Stanley Thornes Ltd.
Streeter, V., Wylie, E.,Bedford, K. (1998) Fluid Mechanics Boston: WCB
OV (Remotely Operated Vehicle)
ROV (Remotely Operated Vehicle) adalah wahana bawah air yang bertenaga listrik dan dikontrol melalui pusat, dapat bermanuver sesuai perintah manusia dengan pendorong (thruster) hidrolik atau elektrik (Hoong, 2010). Di dalam ROV biasanya terdapat CCD (kamera video) dan lampu pencahayaan. Beberapa instrumen dapat ditambahkan untuk menambahkan kemampuan ROV seperti kamera, manipulator, water sampler, CTD ( Conductivity, Temperature and Depth) (NOAA, 2010). Remote Operation Vehicle secara luas dikenal sebagai nama umum bagi kapal selam mini yang kerap digunakan pada industri minyak dan gas lepas pantai. Kapal selam ini tak berawak, tapi dioperasikan dari kapal lain. ROV memiliki kamera sehingga dapat menampilkan gambar keadaan bawah laut secara real time kepada pengendali ROV. Bila dari gambar yang terlihat menampilkan sesuatu yang dianggap penting untuk diteliti maka akan lebih banyak lagi sensor yang digunakan untuk memeriksa keadaan di lokasi tersebut lebih detail lagi.
Gambar 1. ROV
sumber : http://www.oceaneering.com/wp-content/uploads/2011/07/ROV-Spectrum-Cut-out.jpg
ROV biasanya dikembangkan oleh lembaga penelitian. Salah satu merk ROV yang dikembangkan oleh Woods Hole Oceanographic Institution (WHOI) ialah JASON yang mampu menjelajah hingga kedalaman 6500 meter. Sejak tahun 2002 JASON telah kurang lebih menyelam sebanyak 485 kali. ROV pertama kali yang dilibatkan dalam mendukung pekerjaan di pengeboran minyak lepas pantai adalah RCV-225 dan RCV-150 yang dibuat oleh HydroProducts, Amerika Serikat.
Kegunaan ROV ini biasanya digunakan untuk mengetahui keadaan ekosistem laut dalam. Selain itu ROV juga banyak digunakan oleh para pekerja di rig oil & gas untuk mengecek struktur rig yang telah atau akan dipasang. Pemakaian ROV digunakan baik untuk kalangan militer, bisnis atau komersial, maupun akademis dan riset. Contoh untuk tujuan komersil di dunia pengeboran minyak dan gas lepas pantai adalah sebagai berikut:
1. Menyertai para penyelam, untuk meyakinkan bahwa para penyelam dalam keadaan aman dan siap memberi bantuan
2. Inspeksi atau pemeriksaan anjungan atau kilang minyak, dari mulai pemeriksaan visual sampai menggunakan alat tertentu untuk memonitor efek dari korosi, kesalahan konstruksi, mencari lokasi keretakan, estimasi biologi untuk pencemaran
3. Inspeksi Jalur pipa, mengikuti jalur pipa bawah laut untuk mengecek adanya kebocoran, menentukan perkiraan umur pipa dan meyakinkan bila instalasi pipa dalam kondisi baik.
4. Survei, baik visual maupun survei menggunakan gelombang suara, diperlukan sebelum pemasangan pipa, kabel, dan fasilitas bawah laut lainnya.
5. Pendukung pengeboran dan konstruksi, dari inspeksi visual, memonitor pelaksanaan pengeboran dan konstruksi, sampai melakukan perbaikan-perbaikan jika diperlukan.
6. Memindahkan benda-benda berbahaya di dasar laut, terutama di sekitar fasilitas bangunan seperti kilang minyak. ROV terbukti lebih bisa menekan biaya untuk menjaga daerah tersebut tetap aman dan bersih.
Di bidang telekomunikasi ROVdigunakan untuk mendukung pekerjaan pemasangan kabel telekomunikasi bawah laut, selain memonitor, juga menjaga agar pemasangan kabel sesuai dengan prosedur sehingga terlindung dari gangguan nelayan (kapal trawler) dan kemungkinan kapal membuang jangkar. Selain itu dalam bidang rise ROVdigunakan untuk menginvestigasi perubahan-perubahan yang terjadi di dasar laut pasca gempa dan tsunami.
Prinsip kerja dari ROV adalah ROV bekerja dengan sebuah kontroler yang berada di permukaan air laut (biasanya dikapal). Dari sana operator menggerakan ROV dan mengatur segala kegiatan yang akan dilakukan oleh ROV seperti pengambilan sampel air laut, gerakan kamera video dan lain sebagainya. Antara ROV dan kontroler dihubungkan oleh kabel.
Gambar 2. Komponen dasar sistem ROV
Sumber: Christ dan Wernli, 2007
ROV tersusun dari satu set pengapung besar di atas sasis baja atau aluminium agar. Pengapung itu biasanya terbuat dari busa sintetis. Di bagian bawah konstruksi terpasang alat-alat sensor yang berat. Komposisi ini–komponen ringan di atas dan berat di bawah–akan menghasilkan pemisahan yang besar antara pusat apung dan pusat gravitasi. Maka alat ini pun lebih stabil di dasar laut saat melakukan tugas-tugasnya. ROV memiliki kemampuan manuver yang tinggi. Kabel tambat berfungsi mengirimkan energi
listrik serta data video dan sinyal. Saat bertugas memasang kabel-kabel listrik tegangan tinggi, ROV biasanya ditambahkan tenaga hidrolik. Sistem ROV terdiri atas vehicle (atau sering disebut ROV itu sendiri), yang terhubung oleh kabel umbilical ke ruangan kontrol dan operator di atas permukaan air (bisa di kapal, rig atau barge). Yang paling juga adalah sistem kendali, sistem peluncuran dan sistem suplai tenaga listrik maupun hidrolik. Melalui kabel umbilical, tenaga listrik dan hidrolik, juga perintah-perintah, atau sinyal-sinyal kontrol, disampaikan dari ruang kontrol ke ROV, secara dua arah.
Berdasarkan ukuran, berat, dan kekuatannya, ROV dibagi menjadi berikut:
1. Micro - ROV tipe mikro memiliki ukuran dan erat yang sangat kecil. Sekarang beratnya bisa di bawah 3 kg. ROV ini biasa digunakan untuk membantu penyelam, secara spesifik untuk mengakses tempat yang tidak bisa dijangkau seperti gua kevil dan jalur pipa.
2. Mini - ROV tipe ini memiliki berat kurang lebih 15 kg. ROV tipe mini dapat dikendarai oleh satu orang seperti kapal kecil.
3. General - tipe ini memiliki kekuatan di bawah 5 HP. Biasanya dilengkapi unit sonar dan digunakan untuk survey bawah air. Tipe ini dapat mencapai kedalaman dibawah 1000 meter dan ada juga yang dibuat untuk mencapai kedalaman 7000 meter.
4. Light workclass - tipe ini memiliki kekuatan kira-kira 50 HP. Biasanya memiliki tiga kegunaan. Dibuat dengan bahan polyethylene, stainless steel atau campuran alumunium. Tipe ini mampu mencapai kedalaman di bawah 2000 meter.
5. Trenching/burial - tipe ini memiliki kekuatan lebih dari 200 HP dan dapat mencapai kedalaman sampai 6000 meter (Remotely Operated Vehicle, 2006).
Sistem ROV pada umumnya bekerja diatas wahana apung seperti kapal, barge, atau rig. Bila sistem ROV dipasang diatas kapal, maka posisi ROV di bawah laut akan mengacu pada titik referensi di kapal. Untuk keperluan survei, kapal biasanya menggunakan DGPS (Differential Global Positioning System) sebagai penentuan posisi utamanya. Sedangkan untuk posisi di bawah laut, sistem ROV dilengkapi dengan alat penentuan posisi bawah laut menggunakan gelombang suara (Acoustic Underwater Positioning). Salah satu metode ini adalah Ultra Short BaseLine (USBL), yang akan mengukur jarak, kedalaman, dan azimut ROV terhadap transduser USBL yang dipasang di kapal. Posisi ROV dan data navigasi lainnya, dalam sistem koordinat tertentu akan didapat dan melalui perangkat lunak navigasi tertentu, akan dikirimkan secara real time ke ruang kontrol ROV.
REFERENSI
Andika, Anggri. 2010. ROV. http://anggriandika.wordpress.com/2010/05/13/rov/. Diakses pada tanggal 10 Juni2013 pada pukul 22.00 WIB
Anonim. 2010. ROV. http://zonalaut.com/oceanografi/oceanografi/rov-remotely-operated-vehicle-. Diakses pada tanggal 10 Juni2013 pada pukul 22.00 WIB
Anonim. 2012. ROV. http://www.ilmukelautan.com/instrumentasi-dan-hidroakustik/instrumentasi-kelautan/396-sekilas-tentang-rov. Diakses pada tanggal 10 Juni 2013 pada pukul 22.00 WIB
Fitri, Dini. 2009. ROV. http://dinifitri.blogspot.com/2009/01/tahap-tahap-pembuatan-robot.html. Diakses pada tanggal 10 Juni 2013 pada pukul 22.00 WIB
Khairunnisa, Azzahra. 2010. ROV. http://azzahrakhairunnisa.blogspot.com/ 2012/03/rov-remotely-operated-vehicle.html. Diakses pada tanggal 10 Juni2013 pada pukul 22.00 WIB
NOAA. 2010. Remotely Operated Vehicles (ROV). http://oceanexplorer.noaa.gov /technology/subs/rov.html. Diakses pada tanggal 10 Juni2013 pada pukul 22.00 WIB
/3 YOUR WORLD Beranda TASK JOKE SEA
INSTRUMENTASI KELAUTAN BERBASIS AKUSTIK
REMOTELY OPERATED VEHICLE (ROV) DALAM DUNIA PERIKANAN DAN KELAUTAN
I. Pendahuluan
Instrumentasi Kelautan adalah suatu bidang ilmu kelautan yang berhubungan dengan alat-alat dan piranti
(device) yang dipakai untuk pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks
dalam dunia kelautan. Instrumentasi Kelautan secara umum mempunyai 3 fungsi utama :
sebagai alat pengukuran
sebagai alat analisis, dan
sebagai alat kendali.
Definisi ROV (Remotely Operated Vehicle) menurut Marine Technology Society ROV Committee's dalam
"Operational Guidelines for ROVs" (1984) dan The National Research Council Committee's dalam "Undersea
Vehicles and National Needs" (1996) adalah sebuah robot bawah laut yang dikendalikan oleh operator ROV, untuk
tetap dalam kondisi yang aman, pada saat ROV bekerja di lingkungan yang berbahaya. Remotely Operated Vehicle
adalah salah satu metode untuk mengendalikan “Vehicle” secara manual dari jarak jauh.
ROV tersusun dari satu set pengapung besar di atas sasis baja atau aluminium. Pengapung itu biasanya
terbuat dari busa sintetis. Di bagian bawah konstruksi terpasang alat-alat sensor yang berat. Komposisi ini--
komponen ringan di atas dan berat di bawah--akan menghasilkan pemisahan yang besar antara pusat apung dan
pusat gravitasi. Maka alat ini pun lebih stabil di dasar laut saat melakukan tugas-tugasnya. ROV memiliki
kemampuan manuver yang tinggi. Kabel tambat berfungsi mengirimkan energi listrik serta data video dan sinyal.
Saat bertugas memasang kabel-kabel listrik tegangan tinggi, ROV biasanya ditambahkan tenaga hidrolik (Syamsul,
2011).
Dalam perkembangannya kini, pemakaian ROV banyak digunakan baik untuk kepentingan kalangan militer,
bisnis atau komersial, maupun akademis dan riset. Sekarang berbagai pasar sedang menemukan kebutuhan untuk
ROV seperti ilmu kelautan, pemancingan, teknik sipil, keamanan, pendeteksian kandungan mineral dan lain
sebagainya. Kini, ROV menjadi multiguna. Antara lain untuk tujuan dokumentasi den eksplorasi dasar laut,