Top Banner
Tugas Mata Kuliah Sejarah Lokal Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren Al- Hidayah Basmol Kelompok 8 1. Desi Ariyanti 2. Handoko Fincensius 3. Mela Fitriyani 4. Yhola Pricilia 5. Zulkifli Pelana Prodi : Pendidikan Sejarah (A) 2012 Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta
22

Sejarah Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol

Feb 07, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Sejarah Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol

Tugas

Mata Kuliah Sejarah Lokal

Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren Al-

Hidayah Basmol

Kelompok 8

1. Desi Ariyanti

2. Handoko Fincensius

3. Mela Fitriyani

4. Yhola Pricilia

5. Zulkifli Pelana

Prodi : Pendidikan Sejarah (A) 2012

Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Jakarta

Page 2: Sejarah Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol

Prolog

Karya tulis ini membahas secara sekilas mengenai sejarah

dan perkembangan suatu pondok pesantren yang berada di Daerah

Khusus Ibukota Jakarta. Pembahasan tersebut terkait dengan

studi sejarah lokal. Sejarah lokal adalah sejarah dari suatu

“tempat”, suatu “locality”, yang batasannya ditentukan oleh

“perjanjian” penulis sejarah itu sendiri1. Dalam karya tulis

ini, pendekatan studi sejarah lokal relevan untuk mengkaji

mengenai sejarah dan perkembangan suatu pondok pesantren,

karena pembahasan aspek historis (kesejarahan) dan

perkembangannya meliputi suatu lokalitas tertentu (berdasarkan

batasan yang ditentukan oleh “perjanjian” penulis), dalam hal

ini lingkungan pesantren dan sekitarnya.

Pesantren, mendengar atau melihat kata itu mungkin yang

akan terlintas di benak kita adalah anak-anak bersarung dan

memakai peci (untuk laki-laki), pakaian serba tertutup dan

memakai kerudung (untuk perempuan), serta mereka biasanya

terlihat memegang Al-Qur’an atau kitab-kitab lain di tangannya

sambil diletakkan di depan dada. Di tengah kehidupan gemerlap

ibukota dengan segala perkembangannya, sampai kini masih eksis

beberapa pondok pesantren yang sarat muatan pendidikan Islami.

Beberapa pondok pesantren ini tetap bertahan dan berkembang

dengan idealisme Islamiahnya di saat sudah banyaknya sekolah-

1 Taufik Abdullah, Sejarah Lokal di Indonesia (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2005), hlm. 15

Page 3: Sejarah Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol

sekolah formal, baik swasta maupun negeri, gedung-gedung

pencakar langit, berbagai pusat perbelanjaan, dan makin

kompleksnya persoalan di ibukota.

Sebelum kita memasuki inti pembahasan dalam karya tulis

ini, ada baiknya terlebih dahulu kita mengetahui definisi

mengenai pondok pesantren. Menurut asal katanya, “pesantren”

berasal dari kata “santri” yang mendapat imbuhan awalan pe dan

akhiran an yang menunjukkan tempat. Dengan demikian, pesantren

artinya tempat para santri. Sedangkan menurut Sudjoko

Prasodjo, “pesantren adalah lembaga pendidikan dan pengajaran

agama, umumnya dengan cara non klasikal, di mana seorang kiai

mengajarkan ilmu agama Islam kepada santri-santri berdasarkan

kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Arab oleh ulama abad

pertengahan, dan para santri biasanya tinggal di pondok

(asrama) dalam pesantren tersebut.”2 Dengan demikian, dalam

pesantren, sekurang-kurangnya memiliki unsur-unsur: kyai3,

santri, masjid sebagai tempat penyelenggaraan pendidikan dan

pondok atau asrama sebagai tempat tinggal para santri serta

kitab-kitab klasik sebagai sumber atau bahan pelajaran.4

Selain itu, istilah “Pondok Pesantren” di Indonesia

berbeda-beda penyebutannya sesuai lokalitasnya, seperti di

Jawa (termasuk Sunda dan Madura), umumnya digunakan istilah

“pondok” dan “pesantren”, sedangkan di Aceh dikenal dengan

2 Sudjoko Prasodjo, et al. Profil Pesantren (Jakarta: LP3ES, 1982), hlm. 63 Gelar yang diberikan masyarakat kepada seorang ahli agama Islam yangmemiliki atau menjadi pimpinan pesantren dan mengajarkan kitab-kitab Islamklasik kepada para santrinya (Ahmad Mustofa Harun, 2009: 437). Selain gelarkyai, ia juga sering disebut seorang alim (orang yang dalam pengetahuanIslamnya). 4 Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M. Ag, Sejarah Pendidikan Islam: Menelusuri Jejak SejarahPendidikan Era Rasulullah sampai Indonesia (Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 286

Page 4: Sejarah Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol

istilah “dayah” atau “rangkang” atau “menuasa”, sedangkan di

Minangkabau disebut “surau”.5

Dalam karya tulis ini, pembahasan mengenai pesantren

terfokus dan dibatasi pada pembahasan tentang Pondok Pesantren

Al-Hidayah Basmol, baik yang meliputi sejarah dan

perkembangannya dari masa ke masa, sistem pendidikannya, serta

dampak maupun pengaruhnya terhadap masyarakat di lokalitas

sekitarnya.

BAB 1. PESANTREN AL-HIDAYAH BASMOL DAN PERKEMBANGANNYA

Awal Pendirian Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol

Pondok Pesantren Al-Hidayah berlokasi di Jl. Raya Basmol RT

006 / RW 06, kampung Basmol, kelurahan Kembangan Utara,

kecamatan Kembangan, kotamadya Jakarta Barat. Nama “Basmol”

berasal dari kata “basmallah” yang artinya “dengan menyebut

nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”. Karena

Pondok Pesantren Al-Hidayah berada di wilayah perkampungan

Basmol, maka banyak masyarakat sekitar wilayah Basmol yang

kemudian menamakan Pondok Pesantren Al-Hidayah ini dengan

nama “Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol”.6

5 Nurcholis Madjid, Bilik-Bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan (Jakarta:Paramadina, 1997), hlm. 56 Hasil wawancara dengan Bpk. Abdul Gofur, Sekretaris Pengurus HarianPondok Pesantren Al-Hidayah Basmol, pada tanggal 10 Desember 2013

Page 5: Sejarah Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol

Gambar 1.1 Peta lokasi pondok pesantren Al-Hidayah

Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol didirikan pada tahun

1983. Pondok pesantren ini didirikan oleh Alm. KH Mas’ud

Abdul Ghani, dan diteruskan oleh Alm. KH. M. Hasyim Mas’ud

dan sekarang diterusan oleh KH. A. Syarifuddin Abdul Ghoni

MA dengan beberapa pengurus lainnya. Hal ini

dilatarbelakangi oleh dahulunya, sebelum pembentukannya

menjadi sebuah pondok pesantren, Pesantren Al-Hidayah Basmol

merupakan sebuah sekolah. Karena dukungan dari masyarakat

sekitar dan keinginan para pelajar baik dari Ibtidaiyah

(SD), maupun dari tingkat Tsanawiyah (SLTP) yang banyak di

antara mereka ingin memperdalam ilmu-ilmu agama dengan kitab

Salafiah (Kitab Kuning), serta untuk kesinambungan proses

pendidikan dalam rangka mengisi pembangunan dalam bidang

pendidikan mental spiritual, pihak yayasan Al-Hidayah

memberikan kesempatan kepada mereka untuk ditampung dalam

suatu asrama, dan di samping karena faktor tempat tinggal

para pelajar yang rata-rata jauh dari sekolah, sehingga

mereka meminta untuk dibuatkan penginapan.

Page 6: Sejarah Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol

Keputusan tersebut dimusyawarahkan sebelumnya oleh pihak

yayasan dengan beberapa tokoh ulama untuk dapat menyediakan

tempat untuk para pelajar yang mukim7. Dan berdasarkan hasil

musyawarah, akhirnya disetujuilah program penyediaan asrama

bagi pelajar yang tinggalnya jauh dari sekolah dan hasil

musyawarah ini pun dilaporkan kepada ketua yayasan Al-Hidayah

yakni KH Mas’ud dan KH Muhtar juga kepada pengurus yayasan

untuk diresmikan. Dengan demikian, secara kelembagaan resmilah

Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol berdiri, karena sudah

berubah dari yang dahulunya sebagai sekolah menjadi pondok

pesantren.

Profil Singkat Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol

1. Kepengurusan

Ada dua hierarki kepengurusan di Pondok Pesantren Al-

Hidayah Basmol, lapis pertama adalah dewan pengasuh

(Yayasan) dan lapis kedua adalah dewan pembantu pengasuhan

santri.

Dewan pengasuh Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol adalah

pemegang otoritas tertinggi yang membuat segala macam

kebijaksanaan kepemimpinan. Dewan pengasuh tersebut terdiri

atas:

1) Ketua Yayasan : K.H. A. Syarifuddin Abd. Ghani,

MA

2) Ketua Pondok : K.H. Alawi Moh. Zen, MA

3) Wakil Ketua : H. Ahmad Zawawi Mas’ud

4) Bendahara : K.H. Abd.Rahman

7 Santri mukim yaitu murid-murid yang berasal dari daerah yang jauh danmenetap dalam kelompok pesantren. (Ahmad Mustofa Harun, et al., 2009: 434-435)

Page 7: Sejarah Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol

5) Sekretaris : H. Niswan Thoyyib

6) Sie Pendidikan : K.H. Hisyam Hasyim Al Burhany

7) Sie Humas : H. Muadz Zaelani

8) Sie Keamanan : H. Ishaq Sholeh

Adapun dewan Pengasuh Harian santri, terdiri atas:

1) Ketua Pondok (lurah) : H. Nasrullah, Lc

2) Wakil Ketua : Ainal Yakin, S.Pd.I.

3) Bendahara : Abqori Hisan

4) Sekretaris : Abdul Ghofur, S.H.I.

5) Sie Pendidikan : A. Baihaqi Kamil Arif

6) Sie Kebersihan : Sirojul Huda

7) Sie Keamanan : Nawi Abdullah, S.Pd.I

8) Sie Kesehatan : Nazwa Alawi, S.Kes.M

9) Sie Pengembangan Bahasa : Agus Antony

Gambar 1.2 Struktur pengurus pondok pesantren Al-Hidayah

2. Visi Pesantren

o Semata-mata untuk ibadah kepada Allah SWT dan

mengharap ridho-Nya (tercermin dalam sikap tawadhu,

tunduk dan patuh kepada Allah SWT).

Page 8: Sejarah Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol

o Mengimplementasikan fungsi Khalifah Allah di muka

bumi tercermin dalam sikap proaktif, inovatif, dan

kreatif.

3. Misi Pesantren

o Mempersiapkan individu-individu yang unggul dan

berkualitas menuju terbentuknya Khairul Ummah (ummat

terbaik) yang dikeluarkan untuk manusia.

o Mempersiapkan kader-kader ulama dan pemimpin umat

(Mundrizul Qoum) yang muttafaqih fid dien yang berakhlak

mulia untuk mampu untuk melaksanakan: dakwah ilal Khair,

'amar ma'ruf nahi munkar dan indzarul qoum.

4. Moto Kepesantrenan

Moto Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol adalah

mengacu kepada 4 H, yaitu Head, Heart, Hand dan Health.

a. Head: mendidik santri dengan tauhid dan ilmu

pengetahuan agar menjadi manusia yang bukan hanya

pandai, tetapi sekaligus juga menjadi muslim yang

kaffah. Dengan upaya ini diharapkan para santri bisa

memiliki wawasan yang luas, tangguh, cerdas dan

teliti dalam menghadapi berbagai permasalahan yang

ada.

b. Heart: mendidik santri dengan iman dan akhlak al-karimah,

sehingga ia akan memiliki ketangguhan dan keberanian

untuk membela kebenaran.

c. Hand: mendidik santri dengan seni dan olah jiwa dan

raga, sehingga santri akan menjadi orang yang

mencintai keindahan, dapat menghayati nilai-nilai

estetika serta memiliki ketahanan fisik yang prima.

Page 9: Sejarah Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol

d. Health: mendidik santri dengan membiasakan hidup

bersih dan sehat.

5. Tujuan Pondok Pesantren Al-Hidayah

a. Untuk menyebarluaskan ilmu

b. Untuk mencetak generasi penerus yang berakhlak

c. Untuk menyebarluaskan syiar agama Islam

6. Keadaan Santri

Lembaga pendidikan yang terdapat di wilayah Pesantren

Al-Hidayah Basmol meliputi tingkat TK / Diniyah, SD /

Ibtidaiyah, SLTP / Tsanawiyah, SMA / SMEA / SMK / Aliyah. Sejak

tahun 1983 sampai sekarang, rata-rata jumlah murid yang

menempuh pendidikan di sekolah mengalami kondisi naik dan

turun. Pada tahun 2005, jumlah santri sebanyak 230 orang,

yang terdiri dari 125 orang santri putra dan 105 orang

santri putri. Pada tahun 2007 sampai 2009, jumlah santri

sebanyak 242 orang, 131 santri putra dan 111 orang santri

putri.8 Pada tahun 2013, jumlah santri keseluruhan sebanyak

300 orang, terdiri dari santri putra berjumlah 160 orang

dan santri putri berjumlah 140 orang.

Gambar 1.3 Asrama Putra pondok pesantren Al-Hidayah

8 Data Profil Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta Barat, tahun ajaran 2012-2013

Page 10: Sejarah Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol

Data tersebut berdasarkan jumlah santri yang berstatus

santri mukimin saja, belum termasuk siswa ghoiru mukimin (tidak

nyantri). Hal ini disebabkan adanya keterbukaan bagi sekolah

untuk menerima siswa yang tidak mukim, yang pulang-pergi.

Dari jumlah santri yang ada, daerah asal mereka masih

terbatas daerah-daerah tetangga yang berdekatan dengan

Pondok Pesantren di antaranya: Jakarta, Tangerang, Bekasi

bahkan ada beberapa santri yang berasal dari luar kota,

seperti Cirebon, Surabaya, Jawa Timur.

Kurikulum Pendidikan Pesantren

Terkait sistem pendidikannya, pesantren-pesantren di

Indonesia dibagi menjadi dua tipe9, yakni:

1. Pesantren Salafiyah (tradisional), yaitu pesantren yang

masih mempertahankan sistem pengajaran tradisional,

dengan materi pengajaran kitab-kitab klasik (Kitab Kuning).

Kitab Kuning merupakan karya tulis Arab yang disusun

oleh para sarjana muslim Abad Pertengahan Islam. Sebutan

“kuning” ini karena kertas yang digunakan berwarna

kuning, mungkin karena lapuk ditelan masa. Oleh karena

itu, Kitab Kuning disebut juga kitab kuno.10 Kitab ini menjadi

sumber belajar di pesantren dan lembaga pendidikan Islam

tradisional semacamnya.

Contoh pesantren salafiyah: Pesantren Lirboyo dan Ploso di

Kediri, Pesantren Maslakul Huda di Pati, dan Pesantren

Tremas di Pacitan.

9 Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta: LISK, 2001), hlm. 156-15710 Abuddin Nata (ed.), Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-LembagaPendidikan Islam di Indonesia (Jakarta: 2001, PT Grasindo), hlm. 170-171

Page 11: Sejarah Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol

2. Pesantren Khalafiyah (modern), yaitu pesantren yang

mengintegrasikan secara penuh sistem klasikal dan

sekolah ke dalam pondok pesantren. Pengkajian kitab-

kitab klasik tidak terlalu menonjol. Pembelajaran mata

pelajaran yang biasa dipelajari di sekolah formal (umum)

pun dimasukkan dalam kurikulum pesantren. Contoh: Pondok

Modern Darussalam Gontor, Pesantren Tebuireng dan Rejoso

di Jombang.

Untuk Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol, dari awal

pendiriannya, sistem pendidikan pesantren ini adalah berada di

antara salafiyah (tradisional) dan khalafiyah (modern).11 Maka dari

itu, pesantren ini tidak begitu terpusat hanya kepada

pelajaran agama Islam saja, namun pelajaran yang biasa

terapkan sekolah-sekolah umum juga diterapkan

Di pesantren ini, diterapkan kurikulum Pesantren, Kurikulum

Yayasan, Kurikulum Kementerian Agama dan Kurikulum Pendidikan

Nasional. Selain itu, pesantren ini tiap tahun melakukan kerja

sama dengan Kementerian Agama untuk beasiswa kuliah. Di tiap

tahunnya selalu ada santri yang mendapatkan beasiswa, baik di

dalam negeri maupun di luar negeri.

Mengenai kurikulum pesantren (non formal), yang mencakup

pengajian Kitab Kuning, Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol

memiliki jenis fan dari kitab-kitab yang diajarkan disesuaikan

dengan tingkatan pendidikan santri, dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Jenis Tsanawiyah (SLTP) Aliyah (SMA) Senior11 Hasil wawancara dengan Bpk. Abdul Gofur, Sekretaris Pengurus HarianPondok Pesantren Al-Hidayah Basmol, pada tanggal 10 Desember 2013

Page 12: Sejarah Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol

Fan (Mudabbir)Al-Qur’an

Tahsin tilawah &Nagham

Tahsin tilawah &Nagham

Tajwid Tuhfah al-AthfalHidayat al-Mustafid

TafsirTafsir Al-JalalainTafsir al-Munir

Tafsir Al-JalalainTafsir al-MunirTafsir Ayat al-

AhkamTafsir Khozin

Ilmutafsir

At-Taisir fi Ushul Al-Tafsir

Hadits Al-Arba’in an-NawawiMukhtar al-Hadits

Bulugh al-MaramSunan Abi Daud

Shahih MuslimSunan Abi Daud

IlmuHadits

Al-Baiquni

Tauhid Al-Jawahr al-KalamiyahUmmu al-Barohim

Syarh Tijan ad-Darari

Fiqih

Safinah al-sholahSafinah an-Naja’

Matn ZubadMatn Ghoyah Wa

TaqribRiyadh al-Badi’ahIrsyadu al-Anam

Sullam al-TaufiqFath al-Mu’in

Fath al-Qorib (Taqrib)

Kifayah al-AkhyarSyarh Kasyifah

Minhaj al-TholibinAl-Iqna

UshulFiqh Syarh Waraqot

Lathaif al-IsyarahWaraqotAl-luma’

Nahwu

Al-JurumiyahSyarh Mukhtashor

JidanKafrawi

Qatru an-Nada’Syudzur DzahabMutammimah

Syarh Ibnu Aqil

Shorof

Al-Amtsilah al-Tashrifiyah

Matn al-Binawa al-Asas

Al-KaylaniAkhlaq Akhlaqlilbanin

AkhlaqlilbanatKifayatul Atqiyaa

Page 13: Sejarah Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol

WashoyahTarikh Tarikh Tasri’Balagoh Jauhar al-Maknun

Metode pembelajaran yang lazim digunakan dalam pendidikan

pesantren, antara lain:

- Wetonan, yakni suatu metode kuliah di mana para santri

mengikuti pelajaran dengan duduk di sekeliling kiai yang

menerangkan pelajaran. Santri menyimak kitab masing-

masing dan mencatat jika perlu. Pelajaran diberikan pada

waktu-waktu tertentu, yaitu sebelum atau sesudah shalat

fardhu. Di Jawa Barat, metode ini disebut dengan

bandongan, sedangkan di Sumatera disebut dengan halaqah.

- Sorogan, yakni suatu metode di mana santri menghadap kiai

seorang demi seorang dengan membawa kitab yang akan

dipelajarinya. Metode sorogan ini merupakan bagian

tersulit dari keseluruhan metode pendidikan Islam

tradisional, sebab sistem ini menuntut kesabaran,

kerajinan, ketaatan, dan disiplin pribadi santri /

kendati pun demikian, metode ini diakui paling intensif,

karena dilakukan seorang demi seorang dan ada kesempatan

untuk tanya jawab langsung. (Nizar, 2008: 287)

- Hafalan, yakni suatu metode di mana para santri menghafal

teks atau kalimat tertentu dari kitab yang

dipelajarinya.12

Pada kasus Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol, ketiga

metode tersebut masih tetap dilakukan sampai saat ini sebagai

pelestarian ciri khas pelaksanaan kurikulum pembelajaran yang

12 Abuddin Nata, op. cit., hlm. 105-106

Page 14: Sejarah Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol

ada di pesantren, di samping dipadukan dengan kurikulum

sekolah formal.

Dalam hal kegiatan ekstrakurikuler, Pondok Pesantren Al-

Hidayah Basmol juga memberikan bekal ekstra bagi santri dengan

mengadakan ekstrakurikuler, seperti pengembangan bahasa Arab

dan Inggris secara aktif serta kegiatan lain seperti pencak

silat, marawis, dan sebagainya.13

Perkembangan dari Masa ke Masa

Pada tahun 1988 – 1989, tempat penginapan untuk santri

putra pun dibangun. Pada mulanya dibangun tempat penginapan

hanya untuk putra terlebih dahulu dan karena keterbatasannya

pondok pesantren Al- Hidayah belum membangun tempat tinggal

untuk santri putri bermukim. Tetapi karena penduduk Basmol

menerima dengan baik kehadiran pondok pesantren, maka

diizinkan kepada para santri putri untuk bertempat tinggal

dipemukiman penduduk untuk sementara waktu. Selanjutnya

barulah pada tahun 1989-1990 asrama putri dibangun.. Dengan

wakaf tanah yang diberikan oleh KH Mas’ud, pembangunan pun

dilanjutkan meskipun dengan bantuan uang sekedarnya, maka

dibuatlah bangunan sederhana untuk santri putri. Tepat awal

tahun ajaran 1989 – 1990, santri putri sudah dapat mengikuti

ta’lim (kegiatan belajar-mengajar) di asrama. Selain itu,

Madrasah Aliyah (SMA) di Pondok Pesantren Al-Hidayah juga

dibangun pada tahun 1990-an.

Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol makin tumbuh dan

berkembang dengan pesat, yang salah satu faktornya adalah

13 Data Profil Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta Barat, tahun ajaran 2012-2013

Page 15: Sejarah Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol

bertambahnya beberapa mukimin yang telah selesai dengan

studinya di luar negeri seperti Saudi Arabiah, Mesir, Libya

dan beberapa perguruan tinggi di Indonesia. Hal ini secara

tidak langsung berdampak pada makin meningkatnya mutu

pendidikan di pesantren ini, karena mulai bertambahnya tenaga

pendidik yang cukup kompeten, yang mana mereka merupakan

lulusan dari lembaga pendidikan dari luar negeri seperti Saudi

Arabiah, Mesir, Libya dan beberapa perguruan tinggi di

Indonesia.14

Dalam kondisi yang sederhana, sedikit demi sedikit

Pesantren Al-Hidayah mulai memperbaiki dan mengadakan sarana

dan berbagai fasilitas yang dibutuhkan oleh para santri. Di

antaranya penambahan ruang kamar permanen dua lantai bagi

santri ataupun meningkatkan fasilitas pendidikan lainnya yang

dibutuhkan oleh santri.

Masalah letak bangunan asrama putra, asrama putri, masjid,

madrasah (sekolah), rumah para kyai, dan lain-lain cenderung

agak menyebar, meskipun masih terletak berdekatan dalam suatu

lingkungan perkampungan. Dalam hal ini, pesantren lebih

terkesan membaur tanpa terasing dengan lingkungan masyarakat

umum di sekitarnya.

Kebutuhan masyarakat akan pendidikan (terutama pendidikan

agama Islam) menjadi salah satu faktor yang menyebabkan Pondok

Pesantren Al-Hidayah Basmol tetap bertahan di tengah laju

perkembangan zaman ibukota. Selain itu, pondok pesantren ini

telah banyak menghasilkan lulusan yang mampu melanjutkan

pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, baik perguruan tinggi

14 Hasil wawancara dengan Bpk. Abdul Gofur, Sekretaris Pengurus HarianPondok Pesantren Al-Hidayah Basmol, pada tanggal 10 Desember 2013

Page 16: Sejarah Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol

Islam maupun perguruan tinggi “Umum”. Bahkan ada beberapa

lulusannya yang menjadi tenaga pendidik, seperti dosen, guru,

maupun ustadz yang pada akhirnya berkontribusi dalam dunia

pendidikan. Para lulusan pesantren ini pula nantinya

diharapkan sebagai “putra daerah” yang akan berkontribusi

dalam kemajuan masyarakatnya, karena selain menguasai

intelektualitas, para santri maupun lulusannya bisa membantu

pengembangan kualitas hidup masyarakat.

Hubungan Timbal Balik antara Pesantren dan Masyarakat

Kehadiran pesantren tidak dapat dipisahkan dari tuntutan

umat. Karena itu, pesantren sebagai lembaga pendidikan selalu

menjaga hubungan yang harmonis dengan masyarakat di sekitarnya

sehingga keberadaannya di tengah-tengah masyarakat tidak

menjadi terasing. Dalam waktu yang sama, segala aktivitasnya

pun mendapat dukungan dan apresiasi dari masyarakat di

sekitarnya.15 Pada kasus Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol ini

terlihat dengan adanya dukungan masyarakat Basmol terhadap

pembuatan asrama untuk para santri yang rumahnya jauh, agar

para santri tersebut tidak lelah dan tidak repot untuk belajar

di pesantren tersebut.

Pesantren tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan,

tetapi juga berfungsi sebagai lembaga sosial dan penyiaran

keagamaan. Sebagai lembaga pendidikan, pesantren

menyelenggarakan pendidikan formal (madrasah, sekolah umum,

perguruan tinggi) dan non formal (Fiqh, Hadits, Tafsir, Tauhid, Tasawuf).

Sebagai lembaga sosial, pesantren menampung anak-anak dari

segala lapisan masyarakat muslim tanpa membeda-bedakan status15 Abuddin Nata, op. cit., hlm. 101

Page 17: Sejarah Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol

sosial.16 Sebagai lembaga penyiaran agama Islam, masjid

pesantren juga berfungsi sebagai masjid umum, yakni sebagai

tempat belajar agama dan ibadah bagi para jamaah.17

Institusi pesantren merupakan perwujudan dari pelembagaan

prinsip amar ma’ruf nahi munkar18. Menurut KHM Yusuf Hasyim, pondok

pesantren tidak sekadar mencetak individu pendakwah yang

melakukan amar ma’ruf nahi munkar, melainkan pesantren sebagai

lembaga itu sendirilah yang berperan sebagai pendakwah, dan

bahkan menjadi prototipe dakwah bi al-hal bagi masyarakat.19 Dalam

hal ini, Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol berperan sebagai

agen perubahan sosial untuk kemajuan lingkungan kehidupan

masyarakat Basmol, di mana orang-orang yang terlibat dalam

pesantren tersebut berperan dalam upaya dakwah ajaran agama

Islam, yang meliputi penyebaran seruan untuk melakukan

perbuatan kebaikan dan mencegah dari perbuatan keburukan.

Dalam hal dakwah, ada sebuah media yang disebut “pengajian

umum”, bagi kalangan pesantren “pengajian umum” ini menjadi

media efektif sebagai sarana berdakwah melakukan ‘amar ma’ruf nahi

munkar dan dapat menjangkau khalayak yang luas sekaligus.20

Di samping fungsi yang telah disebutkan tadi, pada zaman

pergerakan nasional (awal abad ke-20) pesantren juga berperan

sangat besar dalam merespons ekspansi politik imperialis

16 Ahmad Mustofa Harun, et al. Khazanah Intelektual Pesantren. Jakarta: Maloho JayaPress, 2009), hlm. 443-44417 Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M. Ag, op. cit., hlm. 28818 Menyerukan kepada kebaikan dan mencegah dari keburukan. (Nafi’, 2007: 29)19 Lihat “Pesantren and National Development: Role and Potential” dalamManfred Oepen, et. al. (eds.). The Impact of Pesantren in Education and CommunityDevelopment in Indonesia, 1988, hlm. 6920 M. Dian Nafi’, et al. Praksis Pembelajaran Pesantren (Yogyakarta: LKiS, 2007),hlm. 63

Page 18: Sejarah Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol

Belanda21 dalam bentuk menolak segala sesuatu yang “berbau”

Barat dengan menutup diri dan menaruh sikap curiga terhadap

unsur-unsur asing. Lebih dari itu, pesantren sebagai tempat

mengobarkan semangat jihad untuk mengusir penjajah dari tanah

air. (Nizar, 2008: 288).

Dan juga peranan pendidikan pesantren dalam corak

tradisional dan otosentris (yang berpusat pada diri sendiri)

menjadi adaptif dan emansipatif terhadap perubahan sosial

serta berusaha mempertahankan kebudayaan etnis dan identitas

bangsa dan mengusahakan lenyapnya dominasi politik asing di

dalam negeri.22

Dalam hal perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

terutama ilmu perbintangan, dari sebelum dibentuknya Pondok

Pesantren Al-Hidayah, masyarakat di Basmol sudah sering

melakukan pengamatan bulan (Rukyatul Hilal), yang mana tujuannya

yaitu untuk menentukan awal Ramadhan, Idul Fitri, maupun Idul

Adha. Sampai sekarang di Pondok Pesantren ini rutin setiap

tahun melakukan Rukyatul Hilal. Dan pondok pesantren ini memiliki

peralatannya sendiri yang terdapat di sekitar menara masjid

milik pesantren, dan juga cara-cara untuk melihat hilal

diajarkan di sini.23 Selain itu, di pesantren ini juga sering

dilakukan pengamatan untuk memprediksi kapan terjadinya

gerhana.

21 Ahmad Mansyur Suryanegara, Menemukan Sejarah Wacana Pergerakan Islam di Indonesia(Bandung: Mizan, 1998), hlm. 13022 Abuddin Nata, op. cit., hlm. 10523 Hasil wawancara dengan Bpk. Abdul Gofur, Sekretaris Pengurus HarianPondok Pesantren Al-Hidayah Basmol, pada tanggal 10 Desember 2013

Page 19: Sejarah Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol

Gambar 2.1 Wawancara dengan bpk. Abdul Ghofur, Sekretaris pengurus harian pondok pesantren Al-

Hidayah

Terkait hasil Rukyatul Hilal, kerap kali terjadi perbedaan

keputusan tentang kapan mulainya puasa Ramadhan dan datangnya

Idul Fitri antara pihak masyarakat sekitar Pondok Pesantren

Al-Hidayah Basmol dengan keputusan pemerintah (melalui

Kementerian Agama RI). Hal ini tentunya didasari oleh

keyakinan warga Basmol akan hasil dari melihat hilal yang

dilakukan di lingkungan pesantren tersebut. Jadi, mereka

meyakini dari apa yang sudah diteliti oleh lembaga pengamatan

hilal di sekitar pesantren itu.

Gambar 2.2 Foto bersama bpk. Abdul Ghofur, Sekretaris pengurus harian pondok pesantren Al-

Hidayah

Page 20: Sejarah Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol

Epilog

Eksistensi dan peranan pesantren dalam dinamika kehidupan

masyarakat ibukota sekiranya telah memberikan ‘angin segar’

terhadap dunia pendidikan di Indonesia pada umumnya. Pesantren

menjadi alternatif sekaligus penggerak dalam melahirkan

generasi-generasi penerus bangsa yang terdidik, baik

intelektualnya maupun moral-spiritualnya. Meskipun zaman terus

bergulir dengan segala bentuk perubahan, yang konstruktif

maupun destruktif, pesantren akan terus hidup dan berperan

aktif dalam mencerdaskan anak bangsa, karena kebutuhan

masyarakat akan pendidikan masih tetap ada di tengah himpitan

zaman yang makin berkembang.

Dengan contoh kasus Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol

tersebut, kita dapat menyadari dan memahami bahwa betapa

pentingnya pendidikan yang didasari semangat beragama maupun

semangat intelektual guna mencapai generasi penerus bangsa

yang cerdas, terdidik, dan mencerahkan kehidupan

masyarakatnya. Selain itu, hubungan yang sinergis antara pihak

pondok pesantren dengan masyarakatnya turut berperan dalam

menjaga keharmonisan lingkungan kependidikan daerah Basmol.

Page 21: Sejarah Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol

Tinjauan historis mengenai pondok pesantren tersebut telah

mengantarkan kita pada perjalanan pemahaman dari waktu ke

waktu mengenai bagaimana dan mengapa lembaga pondok pesantren

tersebut bisa terbentuk, serta perkembangan-perkembangannya

sehingga berdampak pada lingkungan kehidupan masyarakat di

sekitarnya.

Daftar Pustaka Buku

Abdullah, Taufik. 2005. Sejarah Lokal di Indonesia. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press

Dhofier, Zamakhsyari. 1983. Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan

Hidup Kyai. Jakarta: LP3S

Hasbullah. 2001. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: LISK

Page 22: Sejarah Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol

Harun, Ahmad Mustofa, et al. 2009. Khazanah Intelektual Pesantren.

Jakarta: Maloho Jaya Press

Madjid, Nurcholis. 1997. Bilik-Bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan.

Jakarta: Paramadina

Nafi’, M. Dian, et al. 2007. Praksis Pembelajaran Pesantren.

Yogyakarta: LKiS

Nata, Abuddin (ed.). 2001. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan

Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: PT Grasindo

Nizar, Samsul. 2008. Sejarah Pendidikan Islam: Menelusuri Jejak Sejarah

Pendidikan Era Rasulullah sampai Indonesia. Jakarta: Kencana

Oepen, Manfred, et. al. (eds.). 1988. The Impact of Pesantren in Education

and Community Development in Indonesia.

Prasodjo, Sudjoko. et al. 1982. Profil Pesantren. Jakarta: LP3ES

Suryanegara, Ahmad Mansyur. 1998. Menemukan Sejarah Wacana

Pergerakan Islam di Indonesia. Bandung: Mizan

Wawancara

Hasil wawancara dengan Bpk. Abdul Gofur, Sekretaris Pengurus

Harian Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol, pada tanggal 10

Desember 2013

Sumber Lain

File (berkas) dokumen (Microsoft Office Word), “Profil Pondok

Pesantren Al-Hidayah Basmol tahun ajaran 2012-2013” yang

dikirmkan via email oleh Bpk. Abdul Gofur, Sekretaris

Pengurus Harian Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol