-
33
BAB II
Sejarah Perkembangan Teknologi Nuklir Indonesia Melalui
Penggunaan Eenergi Nuklir Untuk Tujuan Damai Bagi Kepentingan
Nasional Indonesia
2.1 Sejarah terbentuknya Badan Tenaga Nuklir Nasional
Perkembangan riset iptek yang berhuhubungan dengan tenaga atom
telah
dimulai setelah terjadinya perang dunia kedua, politik
internasional dan
perkembangan teknologi dunia didominasi oleh negara superpower,
yang pada
perang dunia kedua menjadi pemenang, yaitu Amerika Serikat
(United States) dan
Uni Soviet (Union of Soviet Socialist Republic). Pasca perang
dunia ke-2 menjadi
persaingan antara dua negara superpower ini, dalam ideologi,
politik internasional,
dan perlombaan kekuatan militer, yang mengakibatkan terjadinya
perang dingin.
Riset perkembangan senjata nuklir yaitu bom atom menjadi ajang
saling unjuk gigi
antara US dan USSR, banyak percobaan peledakan senjata nuklir US
dilakukan di
samudera Pasifik yang paling fenomenal saat itu rangkaian
percobaan nuklir di Bikini
Atol dan Kepulauan Marshall antara tahun 1947 hingga 1958.
Kegiatan uji coba senjata nuklir tersebut membuat Indonesia
menjadi Concern
terhadap isu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir,
pemerintah
mulai mencetuskan kebijakan yaitu berupa penyelidikan
kemungkinan penyebaran
radiokatif di wilayah laut pasifik yang menjadi tempat percobaan
bom atom.
Pemerintah mulai melakukan kegiatan penyelidikan, dengan
membentuk seuatu
-
34
panitia untuk kepentingan melindungi Indonesia dari gejolak
perlombaan senjata
nuklir. Wilayah laut pasifik yang berbatasan langsung dengan
wilayah Indonesia
bagian timur menjadi urgensi untuk segara melakukan riset
teknologi nuklir.
Sejarah dimulainya perkembangan riset teknologi nuklir di
Indonesia diawali
pada tahun 1954, dengan pembentukan Panitia Negara untuk
penyelidikan
radioaktivitet. Dengan kewenangan untuk melakukan penyelidikan
terhadap
kemungkinan adanya penyebaran radioaktif akibat uji coba senjata
bom atom di
lautan pasisik, Panitia Negara sekaligus juga memperhatikan
perkembangan
pemanfaatan dan penggunaan energi nuklir bagi kemaslahatan
masyarakat, pada
tanggal 5 Desember 1958 didirikanlah Dewab Tenaga Atom dan
Lembaga Tenaga
Atom (LTA), melalui Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 1958, pada
tanggal 5
Desember, merupakan tanggal yang bersejarah bagi perkembangan
riset teknologi
nuklir di Indonesia, yang pada akhirnya diperingati sebagai hari
jadi Badan Tenaga
Nuklir Nasional (BATAN).
Dalam usaha peningkatan penguasaan dalam bidang teknologi nuklir
pada
tahun 1965, Indonesia telah meresmikan reaktor nuklir pertama
untuk perkembangan
riset atom dan energi nuklir yang berlokasi di Bandung dengan
nama reakor Triga
Mark II. Secara berturut, dibangun beberapa fasilitas untuk
keperluan penelitian,
yaitu Pusat Penelitian Tenaga Atom yang berlokasi di Pasar Jumat
Jakarta Selatan,
pada 1966, dan pembangunan Pusat Penelitian Tenaga Atom GAMA, di
Yogyakarta
pada 1967. Pada masa Orde Baru Indonesia pada 1987 Indonesia
telah memiliki
reaktor riset Reaktor Serba Guna yang berkapasitas 30 Megawatt,
terdapat juga
-
35
fasilitas pendukungnya seperti fabrikasi dan penelitian bahan
bakar, uji keselamatan
reaktor, pengelolaan limbah radioaktif, fasilitas reaktor
tersebut didirikan di Serpong
Tangerang, yang saat ini menjadi gedung Puspitek BATAN. Dalam
melakukan riset
pemanfaatan teknologi nuklir diperlukan badan pengawas yang pada
akhirnya
diresmikan dengan UU No. 10 Tahun 1997 tentang ketenaganukliran
yang mengatur
pemisahan antara pelaksana kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir
dengan penetapan
Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), dan pelaksana pengawasan,
Badan
Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN).25
Peraturan Presiden No. 46 Tahun 2013, menjadi ketentuan dasar
tugas utama
BATAN yaitu, melaksanakan kegiatan pengembangan dan pemanfaatan
ilmu
pengetahuan dan teknologi nuklir, dan melaksanakan tugas
pemerintahan dalam
bidang penelitian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangudangan.
Pengembangan, penelitian, pengembangan dan pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan
teknologi nuklir di Indonesia hanya dilakukan untuk tujuan damai
dan untuk
kepentingan kesejahteraan rakyat Indonesia. Tujuan ini telah
sesuai Treaty on the
Non-Proliferation of Nuclear Weapons yang diratifikasi dengan
Undang – Undang
No.8 Tahun 1978, serta kesepakatan Southeast Asia Nuclear Weapon
Free Zone yang
diratifikasi dengan Undang – Undang No.9 Tahun 1997.
25 Sejarah Badan Teknologi Nuklir Nasional. Diakses dalam
http://www.batan.go.id/index.php/id/home/sejarah-batan (30/04/2018,
14.43 WIB)
http://www.batan.go.id/index.php/id/home/sejarah-batan
-
36
Sesuai ketentuan Pasal 3 Peraturan Presiden No 46 Tahun 2013
dalam
melaksanakan ketentuan tugasnya, BATAN menyelenggarakan fungsi
:26
1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang
penelitian
pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi
nuklir;
2. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas
BATAN;
3. Pelaksanaan penelitian, pengembangan dan pemanfaatan ilmu
pengetahuan
dan teknologi nuklir;
4. Fasilitas dan pengarahan terhadap kegiatan instansi
pemerintah dan Lembaga
lain di bidang penelitian, pengembangan dan pemanfaatan ilmu
pengentahuan
dan teknologi nuklir ;
5. Pelaksanaan pembinaan dan pemberian dukungan administarsi
kepada seluruh
unit organisasi di lingkugan BATAN;
6. Pelaksanaan pengelolaan standarisasi dan jaminan mutu
nuklir;
7. Pembinaan Pendidikan dan pelatihan;
8. Pengawasan atas pelaksanaan tugas BATAN; dan
9. Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang
penelitian,
pengembangan, dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi
nukli
Visi
BATAN unggul di tingkat Regional, berperan dalam percepatan
kesejahteraan
Menuju Kemandirian Bangsa.
26 Profil Badan Teknologi Nuklir Nasional. Diakses dalam
http://www.batan.go.id/index.php/id/home/profil-batan (30/04/2018,
15.10 WIB)
http://www.batan.go.id/index.php/id/home/profil-batan
-
37
Misi
1. Mengeluarkan kebijakan dan strategi nasional ilmu pengetahuan
dan
teknologi nuklir.
2. Memajukan Iptek nuklir yang mumpuni, berkelanjutan dan
memiliki manfaat
bagi masyarakat.
3. Meperaktif kontribusi BATAN sebagai pemimpin di tingkat
regional, dan
berperan aktif dalam tingkat internasional.
4. Melaksanakan layanan prima pemanfaatan iptek nuklir demi
kepuasan pihak
yang berkepentingan.
5. Melaksanankan diseminasi Iptek nuklit dengan menekankan pada
asas
keamanan, keselamatan, dan kemanfaatan.
Tujuan
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir, memiliki
tujuan untuk
berkontribusi dalam pembangunan nasional dengan melalui
Meningkatkan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi,
dan pemanfaatan
oleh masyarakat dalam menyokong program pembangunan
nasional.
Meningkatkan performa manajemen kelebangaan dan penguatan
sistem
inovasi dalam rangka mendukung penelitian, pengembangan dan
penerapan
energi nuklir, isotop dan radiasi
Sasaran
Sasaran pembangunan iptek nuklir yang ingin dicapai adalah :
-
38
Meningkatkan hasil litbang holtikultura berupa varietas unggul
tananaman
pangan, tersedianya insfrastruktur dasar pembangunan PLTN,
pemahaman
masyarakat terhadap teknologi nuklir, pemanfaatan aplikasi
teknologi isotop
dan radiasi untuk kesehatan; dan
Meningkatkan performa manajemen kelembagaan, meliputi
kelembangaan
Iptek, sumber daya Iptek, dan penggunaan jejaring Iptek dalam
tujuan
mendukung pendayagunaan hasil penelitian, pengembangan dan
implementasi
energi nuklir, isotop dan radiasi di masyarakat.
Prinsip
Seluruh kegiatan Iptek nuklir dilakukan secara professional
untuk tujuan
damai dengan memprioritaskan prinsip keamanan, keselamatan,
dan
kelesetarian lingkungan hidup.
Nilai – Nilai
Seluruh aktivitas nuklir berlandaskan dengan nilai – nilai
Accountable,
Excellent, Innovative, dan Visionary, serta dilandasi dengan
Kedisiplinan,
Kejujuran, Keterbukaan, Kreatif dan Kesetiakawanan, serta
Tanggungjawab.
BATAN selalu menjunjung nilai – nilai pada lima pedoman, Berjiwa
pionir,
Bertradisi Ilmiah, Berorientasi industri, Mengutamakan
keselamatan dan
Komunukatif.
2.1.1 Perkembangan riset pemanfaatan teknologi nuklir di
Indonesia
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, nuklir adalah
berhubungan atau
-
39
dengan menggunakan inti atau energi (atom).27 Tenaga nuklir
merupakan tenaga
dalam bentuk apapun yang dibebaskan dalam proses transformasi
inti, termasuk
tenaga yang berasal dari sumber radiasi pengion.28 Dapat
dikatakan bahwa tenaga
nuklir adalah tenaga yang berasal dari inti atom yang dapat
menghasilkan tenaga
yang sangat besar. Sedangkan ketenaganukliran adalah hal yang
berkatian dengan
pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi nuklir
serta pengawasan kegiatan yang berkaitan dengan tenaga nuklir.29
Pemanfaatan
tenaga nuklir merupakan kegiatan yang berkaitan dengan tenaga
nuklir yang meliputi
penelitian, pengembangan, penambangan, pembuatan, produksi,
pengangkutan,
penyimpanan, pengalihan, ekspor, impor, penggunaan,
dekomisioning, dan
pengolahan limbah radioaktif untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat. Dari hal-hal
tersebut dapat diketahui, bahwa pemanfaatan tenaga nuklir
mempunyai cakupan yang
sangat luas dalam hal penggunaannya.
Pada waktu itu Pemerintah Indonesia sadar akan bahaya radiasi
debu
radioaktif yang terbawa angina ke segala jurusan dari pusat
percobaan dan khawatir
akan jatuh ke wilayah kepulauan Indonesia. Di samping itu para
ilmuwan dari
Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam, Universitas Indonesia
(FIPIA-UI) dan Fakultas
Ilmu Pasti dan Alam, Universitas Gadjah Mada (FIPA-UGM)
terdorong untuk ingin
mengetahui lebih banyak mengenai pengetahuan nuklir sebagai
kekuatan baru yang
27 Definisi nuklir menurut KBBI. Diakses dalam
https://kbbi.web.id/nuklir (02/08/2019, 19.50 WIB) 28 UU 1997 No.10
Diakses dalam
https://www.kejaksaan.go.id/upldoc/produkhkm/97uu010.pdf(1212).pdf
(02/08/2019, 19.55 WIB) 29 Badan Tenaga Nuklir Nasional,
Istilah-istilah dalam Bidang Nuklir, Diakses dalam
http://www.batan.go.id/prod_hukum/istilah.php (02/08/2019, 20.10
WIB)
https://kbbi.web.id/nuklirhttps://www.kejaksaan.go.id/upldoc/produkhkm/97uu010.pdf(1212).pdfhttp://www.batan.go.id/prod_hukum/istilah.php
-
40
tampaknya tidak saja dapat digunakan untuk tujuan destruktif
tetapi juga dapat
dimanfaatkan untuk maksud damai. Rangkaian peristiwa ini telah
mendorong
pemerintah mengeluarkan Keputusan Presiden RI Nomor 230 Tahun
1954 tentang
Pembentukan Panitia Negara Untuk Penyelidikan Radioaktivitet.
Panitia ini bertugas
menyelidiki radioaktivitas (sebagai akibat percobaan ledakan
nuklir) dan pemakaian
tenaga atom sebagai energi baru dalam masa pembangunan negara
serta memberikan
penerangan bagi khalayak ramai.30
Penerapan teknologi nuklir di Indonesia diawali dengan
dibentuknya Panitia
negrara untuk investigasi radioaktivitet, yang bertugas untuk
melakukan penyelidikan
terhadap kemungkinan adanya pencemaran radioaktif dari hasil
ujicoba senjata bom
atom di wilayah lautan Pasifik, aktivitas ini merupakan
pengembangan dan
pengaplikasian teknologi nuklir yang pertama di Indonesia.
Dicetuskannya Peraturan
Pemerintantah No. 65 Tahun 1958, ketentuan ini memperhatikan
perkembangan
pemanfaatan tenaga nuklir demi kesejahteraan rakyat Indonesia,
pada tanggal 5
Desember 1958 didirikanlah Dewan Tenaga Atom dan Lembaga Tenaga
Atom
(LTA), berdasarkan UU No. 31 Tahun 1964 tentang ketentuan –
ketentuan pokok
tenaga atom, LTA dirampungkan menjadi Badan Tenaga Atom
Nasional
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir di Indonesia
diawali
dengan pembangunan beberapa pusat penelitian, serta pembanguan
reaktor nuklir
untuk tujuan riset penelitian yang akan digunakan sebagai upaya
untuk penguasaan di
30 PTSA BATAN, 2015. Sejarah Batan Jogja 1964 – 2014, Yogyakarta
Edisi Pertama. Hal 1. Diakses dalam
http://www.batan.go.id/index.php/id/publikasi-2/bukunuklir?download=510:sejarah-batan-jogja-tahun-1961-2014
(02/08/2019, 20.40 WIB)
http://www.batan.go.id/index.php/id/publikasi-2/bukunuklir?download=510:sejarah-batan-jogja-tahun-1961-2014
-
41
bidang iptek nuklir. Pada tahun 1965 diresmikan pengoperasian
reaktor atom pertama
(Triga Mark II) di Bandung. Kemudian berturut-turut, dibangun
pula beberapa
fasilitas litbangyasa yang tersebar di berbagai pusat
penelitian, antara lain Pusat
Penelitian Tenaga Atom Pasar Jumat, Jakarta (1966), Pusat
Penelitian Tenaga Atom
GAMA, Yogyakarta (1967), dan Reaktor Serba Guna 30 MW (1987)
disertai fasilitas
penunjangnya, seperti: fabrikasi dan penelitian bahan bakar, uji
keselamatan reaktor,
pengelolaan limbah radioaktif dan fasilitas nuklir lainnya.
Pada awalnya BATAN dibentuk berdasarkan UU No 31 Tahun 1964
tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Tenaga Atom. Berdasarkan undang-undang
ini Presiden
membentuk Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) yang mempunyai
tugas untuk
melaksanakan, mengatur dan mengawasi penelitian serta penggunaan
tenaga atom di
Indonesia demi keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan rakyat
Indonesia. Badan
Tenaga Atom Nasional dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal,
yang diangkat/
diberhentikan oleh Presiden.
Pada tahun 1997 Pemerintah dengan persetujuan DPR-RI
mengeluarkan UU
No 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran menggantikan UU No 31
Tahun 1964
yang dianggap sudah tidak memadai lagi. Berdasarkan
undang-undang tersebut
Pemerintah membentuk Badan Pelaksana dan Badan Pengawas. Sebagai
tindak lanjut
dari undang-undang tersebut Presiden mengeluarkan Keputusan
Presiden RI No. 197
Tahun 1998 tentang pembentukan Badan Tenaga Nuklir Nasional
(BATAN) sebagai
badan pelaksana yang bertugas untuk melaksanakan pemanfaatan
tenaga nuklir yang
berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
Untuk
-
42
melaksanakan tugas ini BATAN menyelenggarakan penelitian dan
pengembangan,
penyelidikan umum, eksplorasi dan eksploitasi bahan galian
nuklir, produksi bahan
baku untuk pembuatan dan produksi bahan bakar nuklir, produksi
radioisotope untuk
keperluan penelitian dan pengembangan, dan pengelolaan limbah
radioaktif. 31
Mulai 1998 Badan Tenaga Atom Nasional berubah menjadi Badan
Tenaga
Nuklir Nasional (BATAN), dan yang sebelumnya dipimpin oleh
seorang Direktur
Jenderal, berdasar Keppres RI yang baru dipimpin oleh seorang
Kepala. Kepala
BATAN merupakan pejabat Eselon I-A yang bertanggung jawab
langsung kepada
Presiden, bukan kepada Menteri. Berdasarkan Keppres tersebut,
BATAN adalah
Lembaga Pemerintah Non-Departemen (LPND), atau sekarang Lembaga
Pemerintah
Non-Kementerian (LPNK), yang setingkat dengan departemen.
Sementara itu sejalan dengan perkembangannya, kemudian terjadi
pergeseran
pola pikir pada tahun 1997 ditetapkan UU No. 10 Tentang
Ketenaganukliran yang
diantaranya mengatur pemisahan unsur pelaksana kegiatan
pemanfaatan tenaga nuklir
(BATAN) dengan unsur pengawas tenaga nuklir (BAPETEN), kemudia
didukung
oleh Undang-Undang no. 9 tahun 199732, mengenai pengesahan
Traety on the South
East Asia Nuclear Free Zone (Traktat Kawasan Bebas Senajata
Nuklir di Asia
Tenggara) Memandang hal di atas, pemerintah Indonesia, bersama
dengan Dewan
Perwakilan Rakyat, membuat UU No 10 Tahun 1997 tentang
Ketenaganukliran, yang
menunjukkan pentingnya energi nuklir bagi kesejahteraan kita dan
perlunya
31 Sejarah Batan Jogja 1964 – 2014, Ibid. Hal 2 32 Lampiran 1
& 2 Undang-Undang No.10 Tahun 1997 mengenai
ketenaganukliran
-
43
keselamatan dalam penggunaanya. Usaha untuk meningkatkan manfaat
dari energi
nuklir dilaksanakan oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN),
sedangkan untuk
tugas pengawasan untuk meminimalisasi resiko yang terkait dengan
pemanfaatan
tenaga nuklir di Indonesia, kewenangan dan tanggung jawab
tersebut diberikan
kepada Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN).
Undang – Undang Tenaga nuklir tahun 1997 memberikan kewengan
kepada
BAPETEN untuk membuat peraturan, memberika izin, melakukan
inspeksi dan
mengambil langkah penegakan peraturan untuk menjamin kepatuhan
pengguna
tenaga nuklir, terhadap ketentuan dan peraturan keselamatan
pemanfaatan energi
nuklir. Pengawasan pemanfaatan energi nuklir bertujuan untuk
menjamin penggunaan
yang sesuai prosedur, dengan tetap mengikuti pemanfaatan energi
nuklir untuk tujuan
damai, serta memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat
Indonesia dengan
seluas – luasnya. Pemantauan dan pengawasan pemanfaatan tenaga
nuklir menjadi
sangat penting, dengan semakin berkembangnya pemanfaatan tenaga
nuklir di tengah
masyarakat, pengawasan ditujukan untuk memastikan keamanan dan
keselamatan
masyarakat dan lingkingan. Dengan langkah – langkah pengawasan
BAPETEN
berusaha untuk selalu menjaga pemanfaatan energi nuklir yang
aman.33
2.1.2 Keangotaan Indonesia dalam International Atomic Energy
Agency
International Atomic Energy Agency atau disingkat menjadi IAEA
adalah
organisasi internasional yang domainnya terdapat pada bidang
nuklir. IAEA didirikan
33 Profil Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Diakses dalam
https://www.bapeten.go.id/berita/profil-bapeten-113414 (02/08/2019,
21.15 WIB)
https://www.bapeten.go.id/berita/profil-bapeten-113414
-
44
sebagai agen dari dan sesuai dengan jargon yang mereka usung
yakni The "Atoms for
Peace Agency. Organisasi ini berdiri pada tanggal 29 Juli 1957
yang tercatat sebagai
salah satu organisasi PBB. IAEA bekerja dengan negara-negara
anggota dan mitra di
seluruh dunia untuk mempromosikan beberapa teknologi nuklir yang
aman, dan
damai serta penolakan mereka yang tegas tentang pengembangan
senjata nuklir.
Insiden yang disebabkan oleh reaktor nuklir yang meledak di
Chernobyl,
Ukraina menjadi hal yang sangat diantisipasi oleh organisasi
ini. Oleh karena itu
mereka juga mempunyai hubungan yang erat dengan Majelis Umum PBB
serta
Dewan Keamanan PBB guna berkoordinasi atas tugas utama mereka.
Sekretariat
IAEA yang bermarkas di Vienna International Centre di Wina,
Austria. Selain itu
juga IAEA memiliki beberapa kantor penghubung operasional mereka
secara
independen dan juga kantor perwakilan regional di Jenewa, New
York, Toronto, dan
Tokyo. IAEA berjalan atau mendukung pusat-pusat penelitian dan
laboratorium
ilmiah di Wina dan Seibersdorf, Austria, Monako, dan Trieste,
Italia.34
Dalam menjalankan fungsinya,IAEA yang bermarkas di Wina serta
kantor
cabang lainnya,memiliki lebih dari 2300 pegawai yang terdiri
atas professional dari
bidang kompetensi yang berbeda serta staff pendukung yang
berasal lebih dari 100
negara yang berbeda di dunia. Secara umum mereka memiliki
kontribusi utama dari
IAEA dengan mendukung tujuan utama dari organisasi
tersebut,yakni, sebagai agen
yang mengusung misi "atoms for peace" serta mendukung upaya
perdamaian
34 Profil International Atomic Energy Agency. Diakses dalam
http://www.iaea.org/About/contact.html. (05/08/2019, 15.00 WIB)
http://www.iaea.org/About/contact.html
-
45
internasional dan pembangunan secara global yang berdasarkan
pengelolaan bahan
nuklir yang aman.
IAEA hingga pada bulan April tahun 2012 telah tercatat sebanyak
154 negara
sebagai anggota dari organisasi internasional tersebut. Pada
periode kali ini, IAEA
dipimpin oleh seorang direktur jenderal yang berasal dari Jepang
yakni, Yukiya
Amano. Selain itu juga,organisasi ini memiliki rapat tahunan
setiap bulan September
yang membahs secara umum tentang keberlangsungan serta
pembiayaan organisasi
dan program-program dari misi dan visi organisasi tersebut. Dan
pada periode 2012-
2013 terdapat 35 negara yang menjadi anggota dewan gubernur umum
yang salah
satunya termasuk Indonesia.
“The IAEA works for the safe, secure and peaceful uses of
nuclear science and technology. Its key roles contribute to
international peace and security, and to the world's Millennium
Goals for social, economic and environmental development”
Sejak awal pemanfaatan nuklir, Indonesia telah menjalin
kerjasama
internasional dengan berbagai pihak, baik bersifat bilateral,
regional, dan multilateral
yang salah satu fungsinya untuk mewujudkan rintangan teknikal.
Dimulai dengan
disahkannya Statuta Anggaran Dasar IAEA melalui Undang-Undang
No. 25 tahun
1957 tentang persetujuan pemerintah Indonesia terhadap anggaran
dasar IAEA,
secara umum, letentuan-ketentuan dalam statute IAEA akan berlaku
ke seluruh
anggota IAEA tterkait dengan pengembangan nuklir tak terkecuali
Indonesia.
Anggota IAEA dengan kapabilitas energi nuklir, harus
berkoordinasi dengan secara
komprehensif dengan melaporkan kegiatan nuklirnya secara
bilateral dengan IAEA.
-
46
Traktat Bangkok merupakan salah satu dari sejumlah perjanjian
internasional
di bidang nuklir yang diikuti oleh Indonesia. Traktat Bangkok
yang cakupannya lebih
luas dengan memasukkan. ketentuan-ketentuan keselamatan nuklir
dalam
pemanfaatan tenaga nuklir untuk maksud damai dan menyatakan
secara eksplisit
mengikuti standard dan guidelines yang direkomendasikan IAEA
Dengan
mengikatkan diri pada traktat ini, maka pihak Indonesia tidak
boleh berharap
memperoleh keuntungan politik dari perkembangan persenjataan
nuklir. Sedangkan
untuk perolehan keuntungan ekonomi yang berasal dari pemanfaatan
tenaga nuklir
harus dibicarakan terlebih dahulu dengan masyarakat
internasional dalam hal ini
adalah IAEA.35
Standard atau guidelines IAEA merupakan aturan, pedoman serta
code of
practice yang berkenaan dengan pengamanan radiasi, pengangkutan
ataupun
pengiriman bahan radioaktif serta pembuangan limbah radioaktif,
termasuk juga
mengadakan Nuclear Safety Standard untuk pemanfaatan PLTN. Namun
demikian,
standards tersebut tidak memiliki kekuatan mengikat atau memaksa
anggota IAEA
untuk mematuhinya. Selain itu. karena sifatnya untuk memenuhi
kebutuhan secara
global, maka standards tersebut bersifat fleksibel dan luas yang
membutuhkan
penegasan apabila akan diterapkan di suatu negara sehingga layak
menjadi instrumen
legal.
35 Yus Rusdian Akhmad, “Traktat Bangkok Kaitannya Dengan
Kemandirian Ketenaganukliran di Indonesia”, Jurnal Pusat Teknologi
Pengamanan Bahan Nuklir (PTBN) – BATAN, (Desember, 2003). Hal.106.
Diakses dalam
http://digilib.batan.go.id/e-prosiding/File%20Prosiding/Lingkungan/Bapeten/artikel/Yus-Rusdian-Akhmad98.pdf
(11/09/2019, 19.05 WIB)
http://digilib.batan.go.id/e-prosiding/File
Prosiding/Lingkungan/Bapeten/artikel/Yus-Rusdian-Akhmad98.pdf
-
47
Hal –hal tesebut sesuai dengan Statute of International Atomic
Energy Agency
Art. XII tentang agency safeguards.36 Seluruh tata pengelolan
energi nuklir telah
diatur dalam statute tersebut,oleh kaeran itu,Indonesia sebagai
salah satu anggota
IAEA harus mematuhi seluruh pasal-pasal yang tercantum dalam
statuta IAEA
terebut. Pada dasarnya statute tersebut mengatur penggunaan
energi nuklir secara
aman,bertanggung jawab serta damai atas nama kemanusian.
Ciri menonjol dari perkembangan ketenaganukliran yaitu dalam
hal
ketersedian regulasi dan kerjasama yang bertaraf internasional.
Pencapaian terse but
merupakan upaya palam rangka memperoleh keuntungan dari
praktek
ketenaganukliran untuk meningkatkan kualitas hidup manusia di
satu pihak dan di
pihak lain mencegah terjadinya kerusakan dari kegiatan nuklir
militer atau
dikarenakan kegagalan praktek fasilitas nuklir.
Untuk itu masyarakat internasional telah menyediakan rintangan –
rintangan
yang dapat dikelompokkan sebagai rintangan institusional
(Institutional barriers) dan
rintangan teknikal (Technical barriers). Rintangan institusional
diwujudkan dalam
bentuk perjanjian-perjanjian internasional di bawah PBB melalui
Badan Tenaga
Atom Internasional (IAEA). Dengan cara ini kegiatan nuklir
tertentu di suatu negara
harus mematuhi kesepakatan masyarakat internasional karena
menyangkut urusan
keselamatan manusia secara lokal maupun global. Sedangkan
rintangan teknikal
diupayakan melalui kerjasama teknikal yang mencakup masyarakat
internasional
sedemikian rupa diwujudkan suatu jenis produk, misalnya PLTN (,
yang rintangan
-
48
teknikalnya terus berkembang. Pada saat ini rumpun PLTN telah
mencapai gagasan
Generasi IV dengan ciri-ciri antara lain: tidak membutuhkan
evakuasi penduduk
apabila terjadi kecelakaan, secara ekonomik kompetitif, dan
bersifat intrinsic dan
extrinsic proliferation resistance.37
2.2 Profil The State Atomic Corporation
Sejarah Rosatom terkait dengan sejarah industri nuklir di Rusia
dan
pendahulunya, Uni Soviet. Pada tanggal 26 Juni 1953, dengan
keputusan Dewan
Menteri, Direktorat Utama Pertama di bawah Dewan Menteri yang
mengawasi
industri nuklir diubah menjadi Ministry of Medium Machine
Building (Minsredmash).
Selain mengembangkan dan menguji senjata nuklir, kementerian
juga menangani
produksi tenaga nuklir. Pada tahun 1954, pembangkit listrik
tenaga nuklir pertama
yang terhubung dengan jaringan, Obninsk, dibuka dan dioperasikan
di bawah arahan
Igor Kurchatov, seorang ahli fisika nuklir Soviet di Obninsk,
Oblast Kaluga. Ketika
industri nuklir Soviet tumbuh, begitu pula kementerian, dan dari
tahun 1970-an
hingga 1980-an, lebih dari 1,5 juta orang bekerja di organisasi
dan perusahaan
kementerian. Pada tahun 1989, Minsredmash dan Kementerian Energi
Atom
bergabung untuk membentuk Kementerian Rekayasa Nuklir dan
Industri Uni
Soviet.38
37 Yus Rusdian Akhmad . Ibid, Hal. 100 38 Russia Nuclear Agency
History. Diakses dalam
https://web.archive.org/web/20141219085025/http://i.rbc.ru/organization/item/rosatom
(18/01/2020, 12.07 WIB)
https://web.archive.org/web/20141219085025/http://i.rbc.ru/organization/item/rosatom
-
49
Kementerian Energi Atom Federasi Rusia [(bahasa Rusia:
Министерство по
атомной энергии Российской Федерации, juga dikenal sebagai
Minatom (bahasa
Rusia: Минaтом)] didirikan sebagai bagian dari Departemen
Perindustrian di Rusia.
pada tanggal 29 Januari 1992 setelah pembubaran Uni
Soviet.Kementerian yang baru
dibentuk menerima sekitar 80% dari perusahaan departemen
serikat, termasuk 9
pembangkit listrik tenaga nuklir dengan 28 unit tenaga listrik.
Dengan nama ini,
kementerian ada sampai 9 Maret, 2004, ketika diubah menjadi
Badan Federal Energi
Atom, juga dikenal sebagai Rosatom, sesuai dengan keputusan
presiden.Fisikawan
dan akademisi Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia, pemenang hadiah
Negara Uni
Soviet, dan mantan Menteri Energi Atom Alexander Rumyantsev
adalah ditunjuk
sebagai kepala agensi Pada tanggal 15 November 2005, ia
digantikan oleh Sergey
Kiriyenko. Pada tahun 2006, agensi tersebut diadopsi program
target "Pengembangan
Kompleks Energi Nuklir Rusia untuk 2007-2010 dan untuk Masa
Depan hingga
2015" yang 26 unit tenaga nuklir akan diluncurkan di Rusia
sebelum 2020.39
Pada 1 Desember 2007, Presiden Rusia Vladimir Putin
menandatangani
undang-undang yang diadopsi oleh Majelis Federal di mana Badan
Energi Atom
Federal akan dihapuskan, dan kekuasaan serta asetnya akan
ditransfer ke "State
Atomic Energy Corporation Rosatom yang baru dibuat. " Pada 12
Desember di tahun
yang sama, agensi berubah menjadi perusahaan negara dengan
Sergey Kiriyenko
39 Ibid
-
50
ditunjuk sebagai direktur umum.40 Rosatom yang dibentuk pada
2007 kini sedang
membangun lebih dari sepertiga reaktor nuklir di seluruh dunia.
Pada 2012, Rosatom
menerima pesanan dari luar negeri dengan nilai mencapai 28,9
miliar dolar AS
berupa pembangunan reaktor, produksi uranium, ekspor bahan bakar
dan kegiatan
lainya. Beberapa negara yang bekerja sama dengan Rosatom antara
lain Iran,
India, Vietnam, Banglades, Jordania, Mesir, Finlandia, dan
Tiongkok. Rusia memiliki
BUMN dibidang nuklir yang mumpuni dengan penggunaan prosedur
teknologi yang
muktahir, untuk riset pendayagunaan tenaga nuklir serta
keselamatan nuklir. Rusia
menjaga komitmen pemanfaatan energi nuklir untuk tujuan damai
dan Nuclear
Nonproliferation Treaty.41
Rosatom badan usaha milik Rusia yang bergerak di bidang energi
atom telah
memiliki sepak terjang yang gemilang, dengan mengayomi berbagai
perusahaan
nuklir, institusi riset dan penelitian yang ada di wilayah
Federasi Rusia, Rosatom
merupakan ujung tombak industri nuklir Rusia dengan penguasaan
ilmu pengetahuan
dan teknologi nuklir yang muktahir, seperti kapal pemecah es
berdaya nuklir serta
Rosarom saat ini mengoperasikan 26,3 Gigawatt (GW) yang
merupakan total
kapasitas energi nuklir yang dimiliki rusia dan memiliki proyek
kontruksi 35 PLTN,
29 diantaranya merupakan proyek internasional, yang berlokasi di
luar negeri seperti
di Hungaria, India, Finlandia, Tiongkok, Turki, dan Vietnam.
40 Rosatom,s History. Diakses dalam
https://www.rosatom.ru/en/press-centre/news/vladimir-putin-singed-a-law-on-rosatom-s-powers-in-northern-sea-route-development/
(18/01/2020, 13.23 WIB) 41 ROSATOM’s Profile. Diakses dalam
http://www.rosatom.ru/en/about-us/ (17/10/2019, 13.45 WIB)
http://indeks.kompas.com/tag/iranhttp://indeks.kompas.com/tag/vietnamhttp://indeks.kompas.com/tag/mesirhttp://indeks.kompas.com/tag/chinahttps://www.rosatom.ru/en/press-centre/news/vladimir-putin-singed-a-law-on-rosatom-s-powers-in-northern-sea-route-development/http://www.rosatom.ru/en/about-us/
-
51
Gambar 2.1 Daftar kerjasama internasional Rosatom dalam ruang
lingkup global42
42 ROSATOM International relations, rosatom.ru. Diakses dalam
https://www.rosatom.ru/en/global-presence/the-international-business-department/ruastom-overseas-sc-moscow/
(18/01/2020, 15.21 WIB)
https://www.rosatom.ru/en/global-presence/the-international-business-department/ruastom-overseas-sc-moscow/
-
52
2.2.1 Kerjasama Rosatom dengan beberapa negara ASEAN dalam
bidang riset teknologi nuklir
Keunggulan Rusia dibanding negara – negara yang menggunakan
dan
memanfaatkan energi nuklir yaitu penguasaan teknologi muktahir
yang dibarengi
dengan ketahanan energi Rusia di sektor energi fosil maupun
energi terbarukan
seperti energi nuklir. Di Asia khususnya Asia Timur, kerjasama
perusahaan Rosatom
dengan Korea Selatan telah berjalan dimulai tahun 1989.
Kerjasama Rosatom dengan
perusahaan Korea dimulai pada tahun 1989, ketika kontrak pertama
untuk pasokan
uranium yang diperkaya rendah ditandatangani. Saat ini
perusahaan terus
memberikan pasokan uranium yang diperkaya jangka panjang ke
Korea. Pada tahun
2016, Rosatom menandatangani nota kesepahaman dengan Forum
Industri Atom
Korea (KAIF) untuk meningkatkan kerja sama antara industri
tenaga nuklir Rusia dan
Korea.43
Vietnam
Kerjasama Rosatom dengan Vietnam, dimulai dengan melaksanakan
proyek
untuk membangun Pusat Sains dan Teknologi Energi Nuklir (CNEST)
di Vietnam.
Dilengkapi dengan reaktor nuklir penelitian, pusat ini akan
menjadi landasan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir tidak hanya
untuk Vietnam,
tetapi untuk semua negara ASEAN. Dengan dukungan Rosatom, hingga
saat ini
43 Sejarah ROSATOM. Diakses dalam
https://rosatom-asia.com/rosatom-in-country/history-of-cooperation/
(27/11/2019, 18.05 WIB)
https://rosatom-asia.com/rosatom-in-country/history-of-cooperation/
-
53
sekitar 400 lebih mahasiswa Vietnam, mengikuti studi sains dan
teknik nuklir di
universitas – universitas Rusia.
Thailand
Thailand melakukan kerjasama dengan Rosatom melalui anak
perusahaannya
Rusatom Healthcare akan memasok kompleks cyclotron dengan
laboratorium
radiokimia untuk Thailand Institute of Nuclear Technology
(TINT). Fasilitas ini akan
berlokasi di Pusat Penelitian Nuklir Ongkharak di Nakhon Nayok.
Dengan luas lebih
dari 5400 m2, kompleks baru ini akan mengakomodasi siklotron dan
beberapa
laboratorium untuk produksi radiofarmasi untuk kedokteran nuklir
dan keperluan
lainnya, serta berfungsi sebagai platform untuk kegiatan Litbang
di bidang teknologi
dan inovasi radiasi.
Myanmar
Myanmar juga melakukan kerjasama Pada 2015 dengan Rosatom, atas
nama
Pemerintah Federasi Rusia, dan Pemerintah Republik Myanmar
menandatangani nota
kesepahaman untuk kerja sama dalam penggunaan energi nuklir
secara damai.
Kamboja
Kamboja mengawali kerjasama Pada 2015, Rosatom dan Dewan
Nasional
untuk Pembangunan Berkelanjutan Kerajaan Kamboja menandatangani
dua
dokumen: Memorandum tentang Pusat Informasi Energi Nuklir di
Kamboja dan
Memorandum tentang kelompok kerja bersama Kamboja-Rusia tentang
penggunaan
damai energi atom.
Laos
-
54
Laos menandatangani Sebuah nota kerja sama di bidang energi
nuklir untuk
tujuan damai telah ditandatangani oleh Rosatom dan Kementerian
Energi dan
Pertambangan Laos pada tahun 2016.
2.3 Perkembangan Kerjasama Indonesia – Rusia Dalam Bidang Energi
Nuklir
Perkembangan kerjasama Indonesia – Rusia dibidang energi nuklir,
diawali
dengan perjanjian bilateral pada bidang pengembangan energi atom
untuk tujuan
damai sebagai pertimbangan bahwa kedua negara merupakan anggota
IAEA, pada 1
Desember 2006, kepakatan ini ditandatangani di Moskow, Rusia.
Berdasarkan isi
perjanjian terdapat beberapa ketentuan yang berhasil disepakati
pada bidang – bidang
sebagai berikut:44
1. Pemanfaatan penelitian dalam bentuk pengembangan model
reaktor yang akan
digunakan untuk keperluan penelitian, dengan melakukan
pengembangan
model reaktor berkapasitas rendah, untuk riset pengoperasian
reaktor sebagai
daya untuk keperluan eksperimental riset penelitian tenaga
nuklir;
2. Model reaktor yang akan digunakan bertujuan untuk kebutuhan
industri
sebagai sumber penghasil listrik;
3. Membentuk kelompok – kelompok kerja bersma untuk melaksanakan
proyek
di bidang penelitian ilmiah dan pengembangan teknologi melaui
pertukaran
tenaga ahli;
44 Agreement between the Republic of Indonesia and the Russian
Federation on the Cooperation in the Peaceful Uses of Atomic
Energy, art. 2, December 1, 2006, Peraturan Presiden R.I. No. 44
Tahun 2011. Diakses dalam
http://www.bpkp.go.id/uu/filedownload/5/3/1803.bpkp (11/10/2019,
14.25 WIB)
http://www.bpkp.go.id/uu/filedownload/5/3/1803.bpkp
-
55
4. Memberikan bantuan pelatihan, pelatihan ulang dan pelatihan
tingkat lanjut
untuk personil – personil administrative, ilmiah dan teknis
melalui seminar
dan simposium serta pertukaran informasi ilmiah dan teknis;
5. Pengembangan manufaktur produksi radioisotope, untuk
pemanfaatan di
sektor industri dan medis;
6. Penggunaan energi nuklir untuk memurnikan kadar garam air
laut (desalinasi)
air laut;
7. Pelatihan pengendalian dan pengawasan tingkat nasional
mengenai prosedur
keselamatan nuklir dan radiasi;
8. Perizinan untuk aktivitas – aktivitas di bidang pemanfaatan
energi atom untuk
tujuan damai;
BATAN sebagai lembaga riset nuklir Indonesia, berlaku sebagai
pihak yang
akan diberi kewenangan untuk melakukan kerjasama sesuai
persetujuan tersebut,
sementara pihak Rusia dengan Badan Tenaga Atom Federal, yang
memiliki
kewenangan dalam perjanjiang ini, yang pada akhirnya pada tahun
2007 resmi
berganti nama menjadi Rosatom juga merangkap sengai BUMN Rusia
di bidang
energi nuklir. Perjanjian yang disetujui oleh pihak Indonesia
dan Rusia mulai berlaku
setelah diratifikasi, Pernjajian Indonesia – Rusia dalam
pemanfaatan energi atom
untuk tujuan damai telah diratifikasi melalui Peraturan Presiden
RI No.44 Tahun
2011, selanjutnya kedua belah pihak bisa memulai kerjasama di
bidang energi nuklir
sesuai dengan pasal – pasal perjanjian yang telah
disepakati..
-
56
Gambar 2.2 BATAN selaku perwakilan dari Indonesia dan Rosatom
sebagai BUMN Rusia bidang nuklir, mendatangani MoU dalam ATOM Expo
201545
Melalui persetujuan kerjasama Indonesia – Rusia yang dimulai
sejak 2006
hingga saat ini, menjadi acuan bagi BATAN sebagai Lembaga riset
nuklir Indonesia
untuk melakukan kerjasama dengan stakeholder bidang nuklir
Rusia. Pada 1 – 3 Juni
2015 BATAN ikut hadir dalam ATOM EXPO 2015 Pada kesempatan ini
BATAN
menyepakati MoU (Memorandum of Understanding) dengan Rosatom,
terkait
pengembangan penggunaan energi nuklir secara damai dengan
Perusahaan Energi
Nuklir Negara Russia Rosatomdalam konferensi ATOMEXPO 2015 di
Moskow.46
BATAN dan Rosatom telah menandatangani nota kesepahaman (MoU).
MoU
45 RI-Rusia Tandatangani Kerjasama Pengembangan Nuklir,Detik
finance. Diakses dalam
https://finance.detik.com/energi/d-2931666/ri-rusia-tandatangani-kerjasama-pengembangan-nuklir
(12/10/2019, 16.04 WIB) 46 Andre Rettinger. 2015, RBTH Indonesia,
Indonesia Akan Kembangkan Penggunaan Energi Nuklir Secara Damai
Bersama Russia. Diakses dalam,
http://indonesia.rbth.com/economics/2015/06/15/indonesia_akan_kembangkan_penggunaan_energi_nuklir_secara_damai_ber_28261
(12/10/2019, 18.44 WIB)
https://finance.detik.com/energi/d-2931666/ri-rusia-tandatangani-kerjasama-pengembangan-nuklirhttp://indonesia.rbth.com/economics/2015/06/15/indonesia_akan_kembangkan_penggunaan_energi_nuklir_secara_damai_ber_28261
-
57
tersebut berisi kesepakatan pengembangan pendidikan dan
penelitian untuk
membangun infrastruktur dan sistem nuklir yang berkesinambungan
di Indonesia. Inti
dari penandatanganan kerjasama ini adalah untuk saling
tukar-menukar
informasi/materi program pelatihan antara Badan Tenaga Nuklir
Nasional (BATAN)
dan Rosatom. Penandatanganan ini disaksikan oleh Kepala BATAN
Djarot
Wisnubroto, Sekretaris Utama Falconi Margono.47
Isu pro – kontra di masyarakat terkait pemanfaatan energi
nuklir, Rosatom
tidak menganggap isu tersebut sebagai penghalang untuk
merealisasikan proyek
PLTN di Indonesia. Pada Kunjungan Wakil Menteri pegembangan
ekonomi Russia
pada 2 – 3 mei 2016 di Jakarta, pihak Rusia menjamin PLTN yang
akan dibangun
Rosatom telah sesuai dengan standar umum keselamatan nuklir,
tidak hanya standar
keamanan dan keselamatan nuklir untuk jangka pendek, tetapi juga
untuk jangka
panjang. Wakil Menteri pengembangan perokonomian Rusia Alexey
Likhachev
menyatakan
“Saat kita menandatangani kontak kerja sama (pengembangan nuklir
secara damai), berarti kita siap membangun industri, membangun
reaktor nuklir, membangun infrastruktur penyalur energi,
infrastruktur keamanan — termasuk kita juga perlu memperhatikan
ancaman terorisme — dan juga kesiapan untuk menggunakan proyek ini
di masa depan selama berpuluh-puluh tahun lamanya yang biasaya satu
proyek dapat berlangsung selama 40 – 60 tahun, serta tak lupa
mengenai persiapan tenaga kerja”48
47 BATAN. 2015, BATAN dan ROSATOM Lakukan Pertukaran Program
Pelatihan. Diakses dalam,
http://www.batan.go.id/index.php/id/kedeputian/manajemen/hhk/1139-batan-dan-ROSATOM-lakukan-pertukaran-program-pelatihan
(12/10/2019, 19.02 WIB) 48 Fauzan Al – Rasyid, RBTH Indonesia,
Russia Pastikan Teknologi Nuklir ROSATOM Aman untuk Indonesia.
Diakses dalam
http://indonesia.rbth.com/news/2016/05/04/Russia-pastikan-teknologi-nuklir-ROSATOM-aman-untuk-indonesia_590333,
(13/10/2019, 22.08 WIB)
http://www.batan.go.id/index.php/id/kedeputian/manajemen/hhk/1139-batan-dan-rosatom-lakukan-pertukaran-program-pelatihanhttp://indonesia.rbth.com/news/2016/05/04/rusia-pastikan-teknologi-nuklir-rosatom-aman-untuk-indonesia_590333
-
58
Hasil dari persetujuan BATAN – Rosatom pada ATOM EXPO 2015,
ditindaklajunti dengan persetujuan MoU yang dilakukan oleh
Kepala Pusat
Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat – BATAN) Sudi Ariyanto,
dengan perwakilan
Rosatom, Yuri N Seleznev. Pada kesempatan tersebut pihak
Rosatom
mempresentasiikan berbagai program pelatihan yang berlaku di
Rosatom berserta
fasilitas dan infrastrukturnya. Untuk memperkuat kerjasama
tersebut Indonesia
khususnya Lembaga BATAN dapat meningkatkan kompetensi para
tenaga ahli dan
karyawan BATAN, senagai upaya untuk meningkatkan kualitas SDM
yang nantinya
akan mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir
dengan mulai
melakukan riset penilitian membangun reaktor nuklir, sehingga
kualitas SDM
BATAN semakin diakui oleh dunia internasional.49
49 BATAN, “ Batan dan Rosatom lakukan pertukaran program
pelatihan”. Diakses dalam:
http://www.batan.go.id/index.php/id/kedeputian/manajemen/hhk/1139-batan-dan-rosatom-lakukanpertukaran-program-pelatihan-program-pelatihan
(22/10/2019, 18.28 WIB)
http://www.batan.go.id/index.php/id/kedeputian/manajemen/hhk/1139-batan-dan-rosatom-lakukanpertukaran-program-pelatihan-program-pelatihan
_Toc34705292_Toc35979012_Toc35979013_Toc35979014_Toc35979015_Hlk37881194_Toc35979016_Hlk37881288_Hlk37881312_Toc35979017