SEJARAH PENDIDIKAN USAHA-USAHA RAKYAT DI LAPANGAN PENDIDIKAN Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Pendidikan Dosne : Drs. Bain, M.Hum Oleh : Faizal Ibnu Mardianta (3101412135) Pendidikan Sejarah FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEJARAH PENDIDIKAN
USAHA-USAHA RAKYAT DI LAPANGAN
PENDIDIKANGuna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Pendidikan
Dosne : Drs. Bain, M.Hum
Oleh :
Faizal Ibnu Mardianta (3101412135)
Pendidikan Sejarah
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
BAB I
PENDAHULUAN
USAHA USAHA RAKYAT DI LAPANGAN PENDIDIKAN
Lahirnya pergerakan kebangsaan/keagamaan sebagai
alat perjuangan mencapai kemerdekaan. Semua itu berupa
perwujudan kesadaran berorganisasi atas perasaan
nasional yang murni, sebagai langkah pertama untuk
berdiri sendiri. Dengan sendirinya pula kesadaran
berorganisasi itu, yang menimbulkan perkembangan baru
di lapangan pendidikan dan pengajaran.
Para pemimpin pergerakan nasional dengan sadar
ingin mengubah keadaan yang kurang tepat. Bahwa
penyelenggaraan pendidikan yang bersifat nasional harus
segera di masukan kedalam program perjuangannya. Maka
lahirlah sekolah atas usaha perintisan kemerdekaan .
Sekolah mulanya ada dua jenis:
1. Sesuai dengan haluan politik. Contohnya : taman
siswa (jogyakarta), sekolah serikat rakyat
bersifat komunis (semarang) dan ksatrian institut
oleh douwes dekker (dr.setiabudhi) (bandung).
2. Sesuai dengan tuntutan agama (islam). Contohnya :
sekolah serikat islam, sekolah muhammadiyah,
sumatera tawalib di padangpanjang, sekolah
nahdlatul ulama dan masih banyak yang lain.
Selain dua jenis sekolah ini masih ada sekolah
golongan ketiga yang tidak jauh beda dengan sekolah
pemerintah kolonial belanda, sekolah ini di dirikan
sekedar untuk memenuhi kebutuhan rakyat indonesia akan
pengajaran.
Terikat dari kata pergerakan nasional, pastinya
ada pergerakan wanita. Karena saat itu masyarakatnya
masih memingit anak perempuannya di rumah, tugas para
wanita hanya di rumah memasak menenun dan bisa
dikatakan kegiatannya tidak jauh dari dapur. Oleh
karena itu banyak wanita indonesia yang berambisi
memperoleh penyamaan antara wanita dan pria, baik yang
muda ataupun yang tua. Seperti R.A. Kartini, Rd. Dewi
sartika dan rohanna kudus adalah salah satu wanita yang
mempelopori pergerakan nasional di indonesia.
BAB II
USAHA USAHA RAKYAT DI LAPANGAN PENDIDIKAN
1. RA Kartini (1879-!904)
Riwayat hidup
Lahir pada tanggal 21 April tahun 1879 di Mayong
Kabupaten Jepara Jawa tengah, putri dari RAA
Sosroningrat seorang bupati Jepara saat itu. Ayahnya
yang suka akan kemajuan memasukan Kartini ke Sekolah
Belanda dengan pengajaran pendidikan Barat.
Pada umur ke 12 tahun dia tidak bisa lagi
melanjutkan sekolahnya dan tidak di perkenankan keluar
rumah (pingit) oleh ibunya yang membuat kartini hanya
bisa terdiam di dalam rumah, 4 tahun kemudia berkat
usaha teman-temannya, kartini mampu keluar rumah.
Semasa dia di pingit, kartini banyak membaca buku
berbahasa belanda, membaca buku dan surat menyurat
kepada teman-temannya yang bisa di lakukan oleh kartini
saat menjalani pingitan keluarganya. Dengan kata lain
kartini melihat dunia hanya dengan membaca dan berkat
cerita dari surat teman-temannya terasa sangat berbeda
apa yang kartini rasakan antara menjadi wanita
indonesia dengan wanita seperti teman-temannya.
Suatu ketika kartini di bujuk oleh teman-temannya
agar beralih agama seperti teman-temannya namun karena
kartini sangat teguh dalam beragama islam di menolak
dan peristiwa itu dianggapnya sebagai sebuah remehan
terutama saat adiknya kardinah mengetahui.
Pada tahun 1902 kartini menikah dengan bupati
rembang dengan cara di nikahkan dan pada tahun 1904
tepatnya 13 september 1904 kartini melahirkan anak
laki-lakinya, namun empat hari kemudian dia meninggal
Cita-cita pendidikannya
Kartini menginginkan wanita indonesia bisa seperti
wanita yang lain yang mampu bebas berdiri sendiri tanpa
adat dan kebiasaan. Selain itu juga kartini
memperjuangkan perbaikan kedudukan dan derajat antara
wanita dan pria. Kartini ingin wanita juga mempunyai
andildalam sebuah keputusan keluarga atau berperan
dalam keluarga, mendapatkan pendidikan yang layak dan
kesetaraan sama seperti pria.
Usaha-usaha untuk melaksanakan cita-citanya
1. Pada tahun 1903 dia membuka sekolah gadis di
jepara
2. Setelah di menikah dia mendirikan sekolah
gadis di rembang
3. Pada tahun 1913 guna menghormati kartini
didirikan sekolah rendah untuk gadis indonesia
di beberapa kota besar, sekolah itu bernama
sekolah kartini.
4. Sebagai penghargaan tertinggi kartini di
buatlah sebuah buku yang isinya surat dan
catatan kartini semasa hidup dengan nama “van
duistemis tot licht” buku ini di terjemahkan
oleh armyn pane dengan nama “habis gelap
terbitlah terang” dan di alih bahasakan oleh
satjadibrata dengan bahasa sunda yaitu “ti nu
poek ka nu caang”
2. Rd. Dewi sartika (1884-1947)
Riwayat hidup
Bandung 4 desember 1884. Ayahnya seorang patih
bandung dan ibunya Rd. Raja permas. Oleh orang tuanya
dia dimasukan kedalam sekolah belanda. Ketika ayahnya
meninggal dia bersama patih cilalengka saat itu dia
sering sekali memberikan pelatihan membaca dan menulis
kepada anak pelayan kepatihan.
Tahun 1904 dia mendirikan sekolah istri yang
kemudian diubah namanya menjadi sakola dewi sartika,
yang merupakan sekolah pertama bagi anak gadis di
pasundan. Tahun 1906 dia menikah dengan Rd. Agah
suriawinata, guru sekolah “karangpamulangan” bandung.
Pada tahun 1922 dia dianugerahi bintang perak
sebagai tanda jasa karena banyak mendidik anak gadis,
dan pada tahun 1940 diangkat menjadi “rider in de
oranje nassauorde” oleh pemerintah belanda.
Pada waktu revolusi tahun 1947 dia mengungsi ke
tasikmalaya dan dia meninggal di daerah cineam
tasikmalaya pada umur 63 tahun pada tanggal 11
september 1947 setelah 40 tahun lamanya di lapangan
pendidikan.
Cita-cita pendidikannya
Mengangkat derajat wanita indonesia dengan jalan
memajukan pendidikannya. Berawal dengan berjuang
menyebarkan ilmu pengetahuan kepada anak perempuan.
Usaha-usaha yang dilakukan
Tahun 1904 mendirikan sakola istri yang murid
pertamanya berjumlah 20 anak. Tahun 1909 sakola istri
baru mendapatkan lulusan pertamanya dengan mendapatkan
ijazah. Setelah itu banyak istri bupati yang mendirikan
sekolah istri dengan tenaga pengajar yang mampu membaca
dan menulis ataupun mengambil dari lulusan sekolah dewi
sartika. Pengajarnya di tambah kerajinan wanita,
sekolah semacam ini bisa di temukan di seluruh daerah
di sunda pada tahun 1912. Pada tahun 1914 di ganti
namanya dengan nama “sekolah kautamaan istri” pada
tahun 1920 sekolah ini sudah menjamur di seluruh
pasundan, disusul dengan “yayasan dewi sartika” sebagai
pemelihara sekolah ini.
3. Rohanna kuddus (1884-1969)
Riwayat hidup
Lahir di kota gedang pada tanggal 20 desember
1884. Ayahnya seorang jurutulis pada kantor di daerah
alahan panjang bernama muhammad rasyad maharaja sutan.
Ia seorang wanita yang berusaha untuk memperbaiki nasib
kaum wanita indonesia dengan mendidik mereka membaca
dan menulis. Dia juga seorang guru agama, guru
kerajinan wanita, wartawan wanita pertama di indonesia.
Banyak yang menjatuhkan dia namun ia kuat terus
bekerja dengan kejujurannya meski banyak di tuduh dan
di fitnah hingga semua itu menjadi pujian baginya.
Usaha-usaha dan perjuangannya
1. Pada tahun 1896 dalam usia 12 tahun rohana
mengajar membaca dan menulis huruf arab dan
latin kepada teman-teman sekampungnya.
2. Pada tahun 1905 ia mendirikan sekolah gadis di
gedang
3. Tanggal 1 februari 1911 dia memimpin
perkumpulan wanita minangkabau yang bernama
amai setia yang kemudian menjadi nama
sekolahnya.
4. Dia melakukan perundingan dengan datuk sutan
maharaja, pemimpin redaksi “oetoesan melajoe”
yang notabene adalah surat kabar satu-satunya
di padang, akhirnya pada tanggal 10 juli 1912
lahirlah surat kabar wanita “soenting melajoe”
yang dipimpin rohanna namun hanya singkat
perkembangannya.
4. Madrasah diniah dan sumatera thawalib
Madrasah
Awalnya madrsah memberikan pengetahuan agama saja
di samping-samping langgar atau surau, arti madrsah
adalah sekolah yang berasal dari arab. Pada tahun 1931
madrasah berubah menjadi sebuah organisasi yang
memasukan pengajaran ilmu pengetahuan juga dan
mempunyai ciri tersendiri.
Bermula dari tahun 1909 di padang bernama sekolah
adabiah yang mengusung madrasah yang lebih baik,
kemungkinan ini merupakan sekolah madrasah pertama di
indonesia yang didirikan oelh syekh abdullah ahmad,
sekolah ini pada tahun1915 berubah nama menjadi HIS
yang memberikan pengajaran agam islam. Di lain daerah,
padang panjang berdiri diniah school yang kemudian
berubah nama menjadi sekolah diniah, ini di pelopori
oleh zainudin labai al junusi. Madrasah puteri yang
pertama di indonesia didirikan pada tahun 1923 oleh
rangkajo rahmah al-junisiah yang diberinya nama sekolah
diniah puteri.
Madrasah-madrasah ini memberikan pengetahuan dan
banyak disisipi pengajaran agama islam yang di
kembangkan oleh masing-masing pendirinya, baik buku dan
segi pengajaran, di samping mengunakan buku dan kitab-
kitab dari mesir dan bireut.
Sumatera thawalib
Pada tahun 1921 seorang ulama terkenal syekh abdul
karim amrullah, memasukan sistem dan oraganisasi
madrsah kedalam suraunya, surau jembatan besi dan
padang panjang. Surau yang telah melaksanakan pembagian
kelas itu di ubah namanya menjadi sumatera thawalib.,
ini di ambil guna menyempurnakan suraunya. Langkah ini
banyak di ikuti oleh ulama lainnya di parebek bukit
tinggi pada tahun 1921 di bawah pimpinan syekh ibrahim
musa , di padang panjang payakumbuh atas usaha syekh H.
Abbas abdullah di sangayang batusangkar dan maninjau.
Pada tahun 1930 sumatera thawalib berubah nama
menjadi permi, persatuan muslimin indonesia sedangkan
yang lain menggunakan nama thawalib saja. Karena di
kira partai berbahaya bagi pemerintah belanda maka
permi di hentikan dan pemimpinnya mengalami pembuangan.
Beberapa diantaranya mengganti nama thawalib menjadi
perguruan muslim atau perguruan islam. Thawalib padang
panjang sejak tahun 1930 berubah nama menjadi darul
funun abbasiyah dan yang tetap memakai nama thawalib
adalah padang pajang, parabek dan padang.
1940 thawalib padang membuka bagia n baru lagi
dengan nama kulliyatul ulum, setelah indonesia merdeka
susuna thawalib panjang menjadi:
1. Bagian tsanawiyah pertama selama 4 tahun
menerima murid lepasan SR-6 tahun
2. Bagian tsanawiyah atas dengan nama kuliyatul
ulum selama 3 tahun pendidikan
3. Bagian tinggi dengan nama awl akademi islam
selama 3 tahun yang berdiri 12 agustus 1956.
Pada tahun 1957 di ubah menjadi fakultas
ushuludin yang merupakan salah satu fakultas
dari universitas islam darul hikmah di bukit
tinggi.
5. Muhammadiyah
Muhammadiyah hadir karena rakyat menganggap bahwa
pendidikan yang di berikan oleh pemerintah kolonial
tidak memuaskan rakyat. Sekembalinya KH ahmad dahlan
dari mekah ia mendirikan perkumpulan muhammadiyah pada
tanggal 18 november 1912 di jogyakarta, dengan
rintangan yang luar biasa, dia mengajarkan pendidikan
agama islam secara modern dan berusaha merubah
konservatisme. Itulah sebabnya beliau mendapat
rintangan dari luar dan dalam organisasi.
Tujuan perkumpulan ini adalah meluaskan dan
mempertinggi pendidikan agama islam secara modern,
serta memperteguh keyakinan tentang agama islam
sehingga terwujudlah masyarakat islam yang sebenarnya.
Sekolah muhammadiyah tersebah hampir di seluruh
negeri, di samping memberikan pendidikan agama islam,
mata pelajaran lain seperti di sekolah pemerintah juga
di berikan, seperti pengetahuan dan hitungan.
Muhammadiya berkembang tidak hanya dalam lingkup
pendidikan saja namun mereka juga mampu berkembang
menjadi sebuah organisasi yang bergerak di bidang
sosial, kesehatan yang tetap berlandaskan al-quran dan
hadis.
Muhammadiyah membagi beberapa bagian kelompoknya
dengan nama tertentu, untuk bagian wanitanya dinamakan
aisyiah, bagia putri nasyiatul aisyiah (NA) bagian
pemuda bernama pemuda muhammadiyah di bawah majlis
bimbingan pemuda dan kepanduannya bernama hizbul wathon
(HW)
Penyelenggaraan sekolahnya
Pada zaman belanda
TK (buzthanul atfal)
Sekolah kelas II
HIS
MUI
Inheemse mulo
Normaalschool
Kweekschool
HIK
AMS
Sekolah agamanya
Ibtidaiyah (sekolah dengan dasar islam)
Tsanawiyah (sekolah lanjutan dengan dasar islam)
Diniyah, yang hanya memberikan pelajaran agama
saja
Mu’aliimin/mu’alamat (SGB islam)
Kulli’atul mubaligin (SPG islam)
Pada masa jepang hingga sekarang muhammadiyah
masih terus berkembang meskipun banyak kegoncangan.
Kini muhammadiyah memiliki 6000 an buah sekolah,
diantaranya yaitu 17 universitas dan 43 akademi. Banyak
sekolah muhammadiyah yang mendapatkan subsidi dari
pemerintah RI dan bantuan bantuan lain dari sumbangan
atau yayasan lain.
6. Madrasah Al-irsyad
Didirikan pada tahun 1913 di jakarta, madrasah ini
merupakan madrasah tertua di jakarta. Al-irsyad
didirikan oleh perhimpunan Al-irsyad Jakarta. Madrasah
ini banyak mencetak guru-guru agama yang berjasa dalam
bidang pendidikan.
Penyelenggaraan pendidikannya
Semula terdiri dari 5 bagian:
1. Awwaliyah yang mempunyai 3 kelas
2. Ibtidaiyah yang mempunyai 4 kelas
3. Tajhiziah yang mempunyai 2 kelas
4. Mu’alimin yang mempunyai 4 kelas
5. Takhassus yang mempunyai 2 kelas
Sekarang susunannya menjadi
1. SD Al-irsyad
2. SMP Al-irsyad
3. SMA Al-irsyad
Isi rencana pembelajarannya tidak berbeda jauh
dengan isi rencana sekolah negeri yang mendapat
tambahan pelajaran pengetahuan, agama dan bahasa arab.
7. Mathla’ul anwar
Tujuan dan usahanya
Mathla’ul anwar (MA) didirikan pada tahun 1916 di
menes, banten oleh KH. Mh. Jasin, KH Abdurahman, KH
sulaeman, KH abdul muti, KH daud dan E ismail, sejak
tahun 1941 dipimpin oleh E. Abubakar uwes sebagai ketua
umum.
Tujuan utama dari perhimpunan ini adalah memperjuangkan
kesempurnaan tumbuhnya pendidikan dan pengajaran islam
di tengah-tengah masyarakat islam. Usaha yang telah di
laksanakan antara lain, mengorganisir pendidikan dan
pengajaran islam pada madrasah, sekolah dan pesantren
Penyelenggaraan sekolahnya
Sebelum kemerdekaan, banyak mendirikan madrasah
tingkat rendah dan hanya menitikberatkan pada
pendidikan dan pengajaran agama saja. Mulai tahun 1945
pengajarannya berubah, pengajaran agama sebanyak 65%
dan pengetahuan umum sebanyak 35%
Tingkatan sekolahnya
1. Ibtidaiyah
2. Tsanawiyah
3. Aliyah (program yang mempersiapkan melanjutkan ke
universitas islam)
Di samping itu ada bentuk pengajian yaitu diniyah
yang mengutamakan pengajaran agama dan tingkatan
setaraf dengan ibtidaiyah.
8. Persatuan umat islam
Tujuan dan usaha
Persatuan ummat islam (PUI) adalah sebuah
perkumpulan islam yang bersifat sosial dan berpusat di
majalengka (jawa barat).
Sebenarnya PUI ini merupakan suatu fusi dari 2
perkumpulan islam yang terjadi pada tanggal 5 april
1952:
1. Perikatan umat islam di bawah pimpinan KHA halim,
majalengka dan sudah ada sejak tahun 1917
2. Al-ittihadiyatul islamiyah (AII) di bawah pimpinan
KHA sanusi sukabumi didirikan pada tahun 1931 di
masa jepang di sebut POII (persatuan oemat islam
indonesia)
PUI menuju terlaksananya syariat islam,
diadakanlah usaha-usaha seperti, pemeliharaan mesjid,
surau, pesantren, dan pengajian, memajukan pendidikan
dan pengajaran islam dalam arti seluas-luasnya. Hampir
400 madrasah di jawa barat langsung berada di bawah
asuhan PBPUI bagian pendidikan.
Menurut rencana 1958 PUI menyelenggarakan
madrasah/sekolah dengan susunan:
1. Madrsah diniah (ibtidaiyah) : 6 tahun
2. Madrasah tsanawiyah : 4 tahun
3. SD PUI : 6 tahun
4. SMP PUI/SMI : 3 tahun
5. Madrasah pertanian : 4 tahun
6. Sekolah guru PUI : 6 tahun
Fungsi sekolah ini adalah menghasilkan guru agama
dan PUI kini mempunyai perguruan tinggi yang di sebut
fakultas tarbiyah sederajat dengan fakutas tarbiyah
iain bertempat di majalengkan dan mulai tahun 1976
telah di buka SMA PUI di tasikmalaya
9. Taman siswa kihajardewantara (1889-1959)
Riwayat Hidup
Nama aslinya R.M Suwardi Suryadiningrat lahir di
Jogjakarta pada tanggal 02 Mei 1889. beliau lahir dari
keluarga bangsawan (cucu paku alam III) yang
meninggalkan kebangsaannya untuk terjun dalam
pergerakan kemerdekaan Indonesia dan berjuang
memperbaiki nasib rakyat, Ki hajar dewantara masuk
sekolah dokter jawa di Jakarta sampai tingkat II.
Ki hajar dewantara memulai karier perjuangan di
lapangan jurnalistik yang dipergunakan sebagai alat
memberikan pendidikan politik kepada rakyat melalui
tulisan-tulisannya yang berisi cita-cita perjuangnya,
di harian Sedyo Utomo di Jakarta sebagaii
pembantu,harian bahasa belanda “Middenjava”di Semarang.
Kemudian pindah ke Bandung menjadi Koresponden “ De
Expres” pimpinan Dowesdekker, dll.
Harian De Expres dan majalah Het Tijdschrif di
Bandung pimpinan Dowesdekker menjadi pelopor lahirnya
partai politik “Indschepartji” yang merupakan partai
politik pertama yang tujuannya adalah Indonesia merdeka
yang berdaulat, demokrasi serta kewarganegaraannya yang
tidak membedakan asal kebangsaannya, asal mengakui
indonesia sebagai tanah air dan kebangsaannya.
Pada tahun 1913 partai ini dilarang oleh
pemerintah hindia belanda karena memberikan kritikan
tajam terhadap kebijaksanaan pemerintah colonial
belanda pada peristiwa “Peringatan 100 Tahun
Kemerdekaan Negeri Belanda dari Penjajahan Perancis
Napoleon” pada tanggal 13 November 1913 dengan
mewajibkan semua rakyat Indonesia turut merayakannya
dan membiayainya dengan sokongan dari rakyat.
Hal itu dirasa tidak sangat pantas. Oleh karena
itu, Ki hajar dewantara bersama dokter Cipto
Mangunkusumo pada permulaan Juli 1913, membentuk
“Commite tot herdenking van Nederland Honderjarige
Vrijheid” (panitia peringatan 100 tahun kemerdekaan
Nederland yang disingkat “Komisi Bumiputera”), yang
bermaksud menyatakan isi hati memprotes adanya perayaan
kemerdekaan tersebut.
Brosur protes yang dikeluarkan oleh Ki Hajar
Dewantara berjudul “ als ik eens Nederlander was” atau
seandainya aku seorang Belanda, yang pada intinya
memprotes terhadap turut sertanya rakyat bumiputera
yang dijajah merayakan kemerdekaan Negeri Belanda yang
menjajahnya. Karena sangat tidak pantas.
Hidup Ki Hajar Dewantara dengan keluarga di
pengasingan sangatlah susah karena tidak mendapat
bantuan dari pemerintah Belanda dengan alasan tidak
menuruti putusan pembuangan ke Bangka. Beliau menjadi
redaktur majalah “Hindia Putera”, Yaitu majalah resmi
“Indische Vereeniging”. Dan majalah De Indier dari
Indische Partij.
Serta terus membantu surat kabar di Indonesia.
Selama di Negeri Belanda, Ki Hajar Dewantara
Memperdalam Ilmu pendidikan melalui kursus-kursus
tertulis dan kursus-kursus malam, sehingga mendapat
akte guru dalam bidang jurnalistik, ia memperdalam
pengetahuannya dari S. de Roode, pemimpin surat kabar
“De Nieuwe Groene” dalam seni drama belajar dari ahli
seni Herman Kloppers.
Sesudah Empat tahun kurang satu hari, pada tanggal
17 Agustus 1917, putusan hukuman pembuangan Ki Hajar
Dewantara dicabut, dan boleh kembali ke tanah air
sebagai orang bebas. Setelah pulang dari pembuangan, Ki
Hajar Dewan Tara kembali berjuang. Karena pidato dan
tulisan-tulisannya yang tajam melancarkan kritikan
terhadap pemerintahan Kolonial Belanda, maka Ki Hajar
Dewantara dihukum dua kali, di semarang, pertama enam
bulan dan kesua tiga bulan satu setengah tahun di
semarang, kemudia pada tahun 1921 pindah ke Jogyakarta.
Oleh pejuang politik dan ahli kebatinan yang
bergabung dalam “sarasehan slasa Kliwon” di jogyakarta,
yang terdiri atas R.M Sutatmo suryokusumo dan Ki Hajar
Dewantara, di bahas cara-cara memperjuangkan
kemerdekaan perjuangan-perjuangan harus didasari oleh
jiwa merdeka dan jiwa rasional dari bangsa, dan untuk
itu harus dimulai sejak dari anak-anak.
Syaratnya adalah pendidikan nasional dan
pendidikan merdeka, yang akan dapat memberi bekal kuat
untuk perjuangan kemerdekaan nasional. maka
diputuskanlah bahwa Ki Hajar Dewantara, Sutatmo
Suryokusumo, Pronodigdo, Suryoputro bertugas di
lapangan pendidikan anak-anak, Ki Ageng Suryomataram
dan kawan-kawannya bertugas di lapangan pendidikan
orangtua dengan melaiui gerakan kebatinan yang disebut
"Ngelmu Begjo ", yang bercita-citakan kebahagiaan
manusia dan perdamaian dunia.
Langkah awal dimulai oleh Douwes Dekker yang pada
tahun 1920 mendirikan "Ksatriaan Institut" di Bandung,
sebuah sekolah ekonomi, atas dasar pertimbangan bahwa
lapangan pendidikan ekonomi merupakan salah satu bidang
yang sangat penting dalam perjuangan nasional Indonesia
yang masih kurang mendapat perhatian. Setelah mempunyai
pengalaman di perguruan "Adhidarmo" milik R.M
Suryopranoto, kakaknya yang terkenal sebagai raja
pemogokan, Ki Hajar Dewantara pada tanggal 3 Juli 1922,
mendirikan Perguruan Nasional Taman Siswa di
Jogyakarta. Sejak saat itu sampai akhir hayatnya 26
April 1959, Ki Hajar Dewantara memelihara dan
mengasuhTaman Siswa.
Selama itu, Ki Hajar Dewantara antara lain harus
melawan "Wilde Scholen Ordonantie" (Ordonansi Sekolah
Luar) yang sedianya akan diberlakukan mulai 10 Oktober
1932. Dengan keberanian dan penuh tanggung jawab, Ki
Hajar Dewantara pada tanggal 1 Oktober 1S32 mengirim
telegram penolakan kepada Gubenur Jenderal, yang
menyatakan apabila ordonanssi tersebut jadi
dilaksanakan, Taman Siswa akan mengadakan perlawanan
terus dengan cara tenaga diam yang pada waktu itu
terkenal dengan Lijdelijk verzet, membangkan tidak
mengakui sahnya undang-undang Kolonial yang akan
dipaksakan tersebut. Akhirnya ordonansi tersebut
dicabut.
Karena jasa-jasanya, sejak saat akhir hidupnya
sampai wafatnya, Ki Hajar Dewantara mendapat
penghormatan dan penghargaan sebagai berikut:
a. Ditetapkan Pemerintah R.I sebagai Perintis
Kemerdekaan pada tanggal 8 Maret 1955.
b. Mendapat gelar doktor honoris kausa dalam ilmu
kebudayaan dari Universitas Gajah Mada pada
tanggal 19 Desember 1956.
c. Diangkat sebagai Perwira Tinggi anumerta dengan
pemakaman negara secara militer pada waktu
wafatnya, 26 April 1959.
d. Diangkat oleh Presiden R.I sebagai Pahlawan
Nasional pada tanggal 28 November 1959.
e. Pemerintah R.I menetapkan hari kelahiran Ki Hajar
Dewantara, 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional,
pada tanggal 16 Desember 1959.
f. Presiden R.I menganugerahkan Bintang Mahaputera I
kepada Ki Hajar Dewantara, pada tanggal 17Agustus
1960.
g. Mendapat anugerah bintang Satya Lencana Ke
merdekaan dari Pemerintah R.I pada tanggal 20 Mei
1961;
Dasar Filosofis
1. Nasionalisme
Ki Hajar Dewantara adalah seorang nasionalis yang
berjuang untuk mencapai Indonesia merdeka. Sehubungan
dengan hal ini, Bung Kamo dalam kata sambutan pada
penerimaan gelar doktor honoris kausa oleh Ki Hajar
Dewantara menyatakan bahwa Ki Hajar Dewantara bersama-
sama dengan Douwes Dekker (Setia Budhi) dan Cipto
Mangunkusumo adalah bapak politik nasionalisme
Indonesia.
Selanjutnya, Prof. Dr. Sarjito dalam pidato
pemberian gelar doktor honoris kausa kepada Ki Hajar
Dewantara dalam Ilmu Kebudayaan antara lain menyatakan
Ki Hajar Dewantara adalah perintis kemerdekaan
nasional, perintis pendidikan nasional, dan perintis
kebudayaan nasional.
Hal ini, menurut Prof. Dr. Sarjito, karena Ki
Hajar Dewantara mengembangkan asas-asas sistem
pendidikan yang dapat dipergunakan sebagai dasar dalam
hidup kemasyarakatan. Asas-asas yang dimaksud oleh
Prof. Dr. Sarjito adalah sebagai berikut:
1. asas "cultured nasionalisme" dapat dipakai sebagai
dasar kesatuan bagi bangsa Indonesia yang corak
kebudayaannya beraneka warna, dan keluar sebagai
titik pertemuan dengan kebudayaan-kebudayaan di
dunia
2. asas "among" atau "tut wuri andayani", yang dapat
dipakai sebagai dasar hubungan pihak penguasa
dengan rakyat, hingga timbul pengertian timbal
dalarn hidup demokrasi
3. asas "selfbesehikkingrecht", atau hak untuk
menentukan nasib sendiri; ini adalah pengakuan hak
pribadi tiap-tiap orang untuk mengembangkan bebas
bakatnya dan swadayanya; asas ini sekarang penting
bagi bangsa kita sebagai keseluruhan maupun
bagian-bagian Indonesia sebagai satuan-satuan
swatantra
4. asas "demokrasi" yang oleh Ki Hajar Dewantara
diartikan "demokratic met leiderschap", yaitu
tiap-tiap kebebasan ada batasnya dan perlu
disalurkan dan dipimpin, pembatasan ini mencegah
keterlanjuran (ekses-ekses, anarkie, dan
sebagainya) dan mengharuskan adanya keseimbangan
serta tata dan tertib
5. asas "zelf bedruiping", yaitu membiayai diri
sendiri dari sumber sendiri; asas ini mengharuskan
adanya perhitungan dan kesederhanaan, yang penting
juga bagi pelaksanaan swatantra
6. asas "kekeluargaan", yang tidak saja berguna bagi
alam pendidikan, tetapi juga bagi penghidupan
ekonomi, sosial dan politik; asas ini akan lebih
iklim saling mengerti dan bekerja sama di antara
pihak-pihak yang berkepentingan
7. asas "trikon" (konsentrisitas, konvergensi,
kontinyu) disimpulkan bahwa nasionalisme yang
dianut dan hendak diwujudkan oleh Ki Hajar
Dewantara adalah nasionalisme kebudayaan
bertrikon, yaitu berakar pada kebudayaan sendiri
yang terus berasimilasi dengan unsur-unsur budaya
luar.
2. Developmentalisme
Pandangan pendidikan Ki Hajar Dewantara menganut
paham Developmentalisme, hal ini antara lain terlihat
pada asas taman siswa 1992 yang berisi tujuh prinsip
pendidikan. Prinsip-prinsip tersebut yaitu :
1. Hak seorang akan mengatur dirinya sendiri
(selfbesehikkingrecht) dengan mengingati tertibnya
persatuan dalam kehidupan umum (maatschappelijke
saamhoorigheid), itulah asas kita yang pertama.
kita anggap memperkosa hidup kebatinan anak. Yang
kita pakai sebagai alat pendidikan ialah
pemeliharaan dengan sebesar perhatian untuk
mendapat tumbuhnya hidup anak, lahir dan batin
menurut kodratnya sendiri. Inilah kita namakan
"Among methode".
2. pengajaran berarti mendidik anak akan menjadi
manusia yang merdeka batinnya, merdeka pikirannya
dan merdeka tenaganya. Pengetahuan yang baik dan
perlu yaitu yang manfaat untuk keperluan lahir dan
batin dalam hidup bersama.
3. Tentang .zaman yang akan datang, maka rakyat kita
ada di dalam kebingungan.
4. Dengan keadaban bangsa kita sendiri kita lalu
pantas terhubungan bersama-sama dengan bangsa-
bangsa asing.
5. Kekuatan bangsa dan negeri itu bergantung pada
jumlah kekuatan orang-orangnya. Maka dari itu
lebih baik memajukan pengajaran untuk rakyat umum
dari pada mempertinggi pengajaran kalau usaha
mempertinggi ini seolah-olah mengurangi
tersebarnya pengajaran.
6. Untuk dapat berusaha menurut asas dengan bebas
yang leluasa, maka kita harus bekerja menurut
kekuatan sendiri. Itulah jalannya orang yang tak
mau terikat atau terperintah pada kekuasaan karena
berkehendak mengusahakan kekuatan diri sendiri.
7. Oleh karena itu kita bersandar pada kekuatan
sendiri maka haruslah segala belanja dan usaha
kita itu dipikul sendiri dengan uang pendapatan
biasa.
8. Dengan kita terikat lahir atau batin, berniatlah
kita berdekatan dengan sang alam. Kita tidak
meminta sesuatu hak, akan tetapi menyerahkan diri
untuk berhamba kepada sang anak. Setelah zaman
kemerdekaan, dihasilkan panca darma yaitu lima
dasar taman siswa, yaitu Kemerdekaan
3. Teori Pendidikan
Ki Hajar Dewantoro menyatakan bahwa taman siswa
merupakan badan perjuangan yang berbadan nasional dan
badan pembangunan masyarakat dan kebudayaan sebagai
badan perjuangan, taman siswa mempunyai tugas
mewujudkan sistem pendidikan dan pengajaran nasional.
Fungsi kedua adaah membangun masyarakan dan
kebudayaan dengan melalui pembangunan manusia-manusia
yang merdeka lahir dan batin dan bersama-sama
mewujudkan kebudayaan – kebangsaan yang berdasarkan
adab kemanusiaan, sehingga setiap individu dapat
memperoleh keselamatan dalam hidup lahiriyah dan
bahagia dalam hidup batiniah Ki Hajar Dewantoro
mengartikan pendidikan sebagai proses pembudayaan
kodrat alam.
Pendidikan sebagai proses pembudayaan kodrat alam
merupakan usaha memelihara dan memajukan serta
mempertinggi dan memperluas kemampuan kodrati untuk
mempertahankan hidup. Tujuan pendidikan yanag bersifat
individual adalah individu-individu yang mencapai
kemerdekaan lahir dan batin.
Ki Hajar Dewantoro menyatakan bahwa cita-cita
pendidikan Taman Siswa adalah membangun orang yang
berfikir merdeka, ialah orang yang merdeka lahir dan
batin. Hal-hal ini dapat dicapai apabila tertanam dalam
diri setiap individu tiang-tiang kemerdekaan hidup,
yang mencangkup memiliki :
1) Kecakapan panca-indera
2) Ketajaman berfikir
3) Kejernihan berperasaan
4) Kemantapan dan kuatnya kemauan dan tenaga, dan
5) Keluhuran budi pekerti
Jadi tujuan personal pendidikan adalah kokohnya
tiang-tiang kemerdekaan hidup dalam diri setiap
individu. Sedangkan tujuan sosial pendidikan adalah
membangun secara bcrsama-sama oleh segenap individu-
individu yang merdeka lahir dan batin, suatu masyarakat
yang berkebudayaan-kebangsaan yang khas berdasarkan
adab-kemanusiaan, sehingga terwujud kehidupan bersama
yang tertib-damai. yang di dalamnya terdapat
kemerdekaan pribadi, kebangsaan, dan kemanusiaan yang
seimbang dan seiring sejalan.
Struktur Organisasi Persekolahan
Perguruan Nasional Taman Siswa mengembangkan semua
jenjang pendidikan dari tingkat paling rendah sampai
pendidikan tinggi. Adapun jenjang dan jenis pendidikan
sebagai berikut :
1) Taman Indria
Jenjang ini bagi anak faerusia 5 atau 6 tahun.
Pelajaran ditujukan terutama pada sempuraanya pekerjaan
indera.
2) Taman Anak
Jenjang ini bagi anak berusia 6 atau 7 tahun
sampai 9 atau 10 tahun. Hidup anak-anak ini masih dekat
dengan ibu. Oleh karena itu guru-guru di jenjang ini
sebaiknya guru-guru putri, atau jika tidak mungkin
seluruhnya, guru laki-laki pun diperbolehkan asal sudah
berpengalaman bergaul dengan anak-anak kecil (kelas I-
II SD).
3) Taman Muda
Jenjang pendidikan ini bagi anak berusia 10 atau
11 tahun sampai 12 atau 13 tahun. Disini anak-anak
telah mempunyai sifat Iain, kini mereka telah lebih
suka kepada pimpinan ayah daripada ibu.Oleh karena itu,
guru-gurunya sedapat mungkin adalah gum-gum laki-laki
(kelas IV-VI SD)
4) Taman dewasa
Jenjang pendidikan ini bagi anak berusia 13 atau
14 tahun sampai 16 atau 17 tahun dan setaraf dengan
tingkat pendidikan SLTP. Disamping itu ada Taman Dewasa
Raya, yaitu jenjang pendidikan yang lama pendidikannya
lima tahun setingkat dengan pendidikan SLTP dan SMU.
5) Taman Madya
Jenjang pendidikan bagi anak berusia 17 atau 18
tahun sampai 20 atau 21 tahun, yang setingkat dengan
pendidikan SMU.
6) Taman Sarjana
Jenjang pendidikan bagi anak berusia 21 atau 22
tahun sampai 26 atau ?7 tahun, yang setingkat dengan
pendidikan di universitas.
7) Taman Guru
a) Taman Guru Indria, yaitu pendidikan untuk
gadis-gadis tamatan Taman Dewasa atau sekolah
lanjutan lainnya (SLTP), yang lama
pendidikannya dua tahun. Setelah tamat
mempunyai wewenang mengajar di Taman Indria,
Taman Anak, dan Taman Muda;
b) Taman Guru B I, yaitu pendidikan gum Taman
Anak dan Taman Muda, dengan lama pendidikan
satu tahun sesudah Taman Dewasa. Tamatannya
dapat pula melanjutkan ke Taman Guru B II;
c) Taman Guru BII, yaitu persiapan pendidikan
guru Taman Dewasa. Lama pendidikan satu
tahun, dan setelah tamat hams melanjutkanke
Taman Gum B III;
d) Taman Guru B III, yaitu pendidikan gum Taman
Dewasa dan Taan Madya. Disini diadakan
diferensiasi, yaitu bagian A (Alam/Pasti) dan
bagian B (Budaya). Lama pendidikan satu
tahun.
8) Taman Karya
Jenjang pendidikan menengah kejuruan yang
mempersiapkan tenaga kerja yang dibutuhkan masyarakat,
yang setingkat dengan Taman Dewasa dan Taman Madya.
Taman Karya ini antara lain mencakuo: Taman Masyarakat,
Taman Tani, Taman Karti (Pertukangan), dan Taman Rini
(Kewanitaan)
Isi Pendidikan
Isi pendidikan keseluruhan jenis pendidikan di
Taman Siswa pada dasarnya kebudayaan yang dapat
memelihara dan memajukan serta mempertinggi dan
menyempurnakan pertumbuhan jiwa raga anak, sesuai
dengan garis-garis kodrat alamnya. Isi seluruh
pendidikan adalah segala bentuk kebudayaan lahir dan
batin yang dapat memelihara dan memajukan serta
mempertinggi dan menyempurnakan pertumbuhan jiwa raga
anak sesuai dengan garis-garis kodratnya, yang berarti
mampu mengembangkan :
1) Kecakapan panca-indera
2) Ketajaman berfikir
3) Kejernihan berperasaan
4) Kemantapan dan kuatnya kemauan dan tenaga, dan
5) Keluhuran budi pekerti
Metode Pendidikan
1) Sistem Among
Sistem ini diturunkan ari asas kodrat alam.
Perkembangan kodrati ini hanya dapat dicapai
dengan sistem among, yaitu sistem pendidikan
dengan guru yang berperan sebagai pemong yaitu
sebagai pemimpin yang berdiri dibelakang, dengan
semboyang “Tut Wuri Handayani”, yaitu tetap
mempengaruhi dengan memberi kesempatankepada anak-
anak didik untuk berjalan sendiri, tidak terus-
menerus “dituntun” dari depan.
2) Penciptaan kehidupan dalam penyelenggaraan Taman
Siswa yang sesuai dengan cita-cita Taman Siswa.
Peraturan-peraturan Taman Siswa merupakan rincian
lebih lanjut dari asas-asas dan dasar-dasar
pendidikan Taman Siswa, yang tersusun berdasarkan
pengalaman penyelenggaraan pendidikan Taman Siswa
dan berfungsi sebagai pedoman teknis dalam
penyelenggaraan pendidikan Taman Siswa. Sebagian
dari peraturan-peraturan tersebut dinyatakan dalam
bentuk semboyan-semboyan dan perlambang-perlambang
agar mudah diingat dan diresapkan. Semboyan-
semboyan dan perlambang tersebut adalah sebagai
berikut:
a) Lawan Sastra Nesti Mulia, yang artinya bahwa
Taman Siswa berdiri tahun Caka 1852 (1922
Masehi) dengan tujuan: dengan kecerdasan jiwa
menuju ke arah kesejahteraan.
b) Suci Tata Ngesti Tunggal, yang artinya
Persatuan Taman Siswa terjadi tahun Caka 1855
(1933), yang mengandung arti: dengan kesucian
batin dan teraturnya hidup lahir kita
mengejar kesempurnaan.
c) Tut wuri andayani, yang berarti mengikuti
dibelakang memberi pengaruh. Maksudnya:
jangan menarik-narik anak dari depan;
biarkanlah mereka rnencari jalan sendiri;
kalau anak-anak salah jalan, barulah si
pamong boleh mencampuri dirinya.
d) Bibit, Bebet, Bebot, artinya bahwa faktor
keturunan mempunyai peranan yang sangat
penting dalam proses pembudayaan pertumbuhan
anak.
e) Senyari bumi sedumuk batuk den lakoni taker
pati, artinya dalam perebutan isteri
(keturunan) dan tanah orang biasanya berani
mempertaruhkan jiwanya. Maknanya dalam
pendidikan mengandung arti bahwa pendidikan
adalah proses pembudayaan insting
kelanggengan hidup / mempertahankan
keturunan, dan insting kelanggengan
penghidupan / kekuatan jasmani.
f) Kita berhamba pada Sang Anak, artinya kita
dengan ikhlas hati dan tidak terikat oleh
ikatan apapun, mendekati sang anak untuk
mengorbankan diri kepadanya.
g) Lebih baik mati terhormat dari pada hidup
nista. Semboyan ini dipergunakan untuk
menentang undang-undang sekolah liar zaman
Kolonial Belanda.
h) Syari 'at tidak dengan hakikat adalah kosong.
Hakikat tidak dengan syari 'at pasti batal.
Artinya, untuk berhasil tidaK cukup memakai
laku batin, namun harus juga mementingkan
laku lahir. Suci batin dibarengi dengan
tertibnya lahir
Di samping dinyatakan dalam semboyan, prinsip-
prinsip pendidikan di Taman Siswa terdapat pula dalam
adat-istiadat Taman Siswa, yang merupakan kebiasaan-
kebiasaan yang diakui sebagai peraturan yang sah,
sekali pun tidak tertulis. Adapun adat-istiadat
tersebut mencakup:
a. Sebutan Ki, Nyi, dan Ni, dengan maksud untuk
menciptakan demokrasi dalam pergaulan guru
sehari-hari.
b. Hapusnya hubungan "majikan-buruh ", dengan
maksud untuk menciptakan sosialisme atau
menghilangkan adanya perbedaan kelas dalam
hubungan kerja.
c. Kekeluargaan dalam pergaulan hidup di Taman
Siswa, sebagai perwujudan dari demokrasi dan
keadilan sosial yang berdasarkan
perikemanusiaan dan kodrat alam.
d. Sebutan ibu dan bapak, merupakan perwujudan
bahwa guru adalah pamong atau "orangtua" bagi
murid-muridnya.
e. Demokrasi dan kepemimpinan (leader-ship),
sebagai upaya untuk menghilangkan demokrasi
Barat atau demokrasi setengah ditambah satu,
dan diganti dengan demokrasi di bawah
pembinaan kebijaksanaan.
f. Sebutan organisatoris dan organis, yang
artinya bahwa organisatoris adalah menurut
peraturan yang ada, sedangkan organis adalah
tidak lahir tetapi hidup atau dinamis dalam
menjalankan peraturan yang berlaku.
g. Adat-istiadat Kesusilaan merupakan "aturan-
aturan" tentang berbagai macam ketertiban yang
berkenaan dengan kesusilaan, yang belum pernah
terbentuk sebagai peraturan resmi, tetapi
terjadi dengan sendiri dan ditaati oleh
segenap keluarga Taman Siswa di seluruh
Indonesia. Adat-istiadat kesusilaan tersebut
ada yang berkenaan dengan hidup kekeluargaan,
hidup kemasyarakatan, perekonomian, rumah
tangga, dan sebagainya, dan yang terpenting,
karena merupakan suatu tiang tertib-damai,
yaitu kesusilaan-kewanitaan.
Peranan Guru dan Murid
Menurut asas Taman Siswa yang ketujuh, guru
haruslah berhamba kepada Sang Anak, dan bukan sebalik-
nya murid berhamba kepada guru. Dalam penerapnnya, guru
mempergunakan sistem among dan berperan sebagai seorang
pamong.
Peranan guru dalam melaksanakan sistem among adalah:
1) Mengenali kodrat-iradatnya anak-anak murid
dengan tidak melupakan segala keadaan yang
mengelilinginya;
2) Memberi tuntunan dan menyokong anak-anak di
dalam mereka bertumbuh dan berkembang karena
kodrat-iradatnya sendiri;
3) Melenyapkan segala yang merintangi pertumbuhan
dan perkembangan yang terjadi karena kodrat-
iradatnya sendiri; dan
4) Mendekatkan anak-anak kepada alam dan
masyarakatnya.
Dalam menjalankan peranannya tersebut, guru
berada dalam posisi-posisi yang berbeda-beda,
yang pada dasarnya dapat dibedakan dalam tiga
macam posisi, yaitu:
a. Tut wuri handayani, berdiri di belakang
sambil terus memberi pengaruh;
b. Ing ngarso sung tulodo, berdiri di depan
dengan memberi teladan atau contoh-contoh
perilaku yang baik; dan
c. Ing madya mangun karso, berdiri di tengah
dengan membangkitkan tekad, kemauan dan
tenaga untuk mencapai tujuan pendidikan.
Dengan demikian jelas kiranya bahwa pendidikan
sebagai proses pembudayaan pertumbuhan jiwa raga .anak
segala kegiatannya harus berpusat pada kegiatan
anak/murid sendiri. Anak/murid harus diberi kesempatan
dan dibiasakan untuk mencari sendiri, sesuai dengan
tingkat perkembangannya atau sesuai dengan garis-garis
kodrat alamnya.
Pengaruh Ki Hajar Dewanlara dalam Perkembangan
Pendidikan Nasional
Ki Hajar Dewantara adalah bapak Pendidikan
Nasional Indonesia, karena merupakan orang pertama yang
mendirikan Perguruan Nasional yang didasarkan pada
konsep pendidikan yang berjiwa nasionalisme Indonesia
yang bersifat kultural Disamping itu, beberapa konsep
pendidikan Ki Hajar Dewantara masih tetap dipergunakan
dalam pcnye lenggaraan pendidikan nasional Indonesia
zaman merdeka. Konsep pendidikan sebagai proses
pembudayaan dipergunakan dalam Tap MPR No II/MPR/1988.
Semboyan "Tut wuri andayani" dijadikan motto Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Prinsip mengutamakan
pemerataan pendidikan dijadikan dasar pembangunan
pendidikan. Perlunya sistem pengajaran nasional
dijadikan isi salah satu ayat dari pasal pendidikan
dalam Undang-Undang Dasar 1945. Tetapi hal yang
terpenting adalah jiwa nasionalisme. Ki Hajar Dewantara
telah memberi corak dalam perkembangan pendidikan
Nasional Indonesia.
10. Nahdlatul ulama
Jasa K.H. Hasyim asy’ari (1871-1947)
Mula-mula didirikan di surabaya pada tanggal 31
januari 1926.salah seorang ulama yang turut membangun
perkumpulan NU ialah KH hasyim asy’ari ,pernah menjadi
raisul Al bar dalam perkumpulan tersebut.karena usaha-
usahanya ,maka NU maka NU menjadi perkumpulan ulama
yang terbesar di indonesia.
KH hasyim asy’ari ,yang dilahirkan di jombang jawa
timur pada tahun 1871,bertahun-tahun bermukim di mekah
menuntut ilmu agama islam dan bahasa arab .pada tahun
1899 ia membuka pesantren tebuireng di jombang ,yang
menjadi pesantren terbesar di indonesia.
Pesantren tebuireng
Mulanya mempunyai santri sebanya 28 orang saja
dipentingkan hanya pengajaran agama dan bahasa arab.
Pembaharuan sejak tahun 1919 dengan dibukaknya madrasah
salafiyah,merupakan tangga untuk sampai pada tinggkat
menengah pesantren tebuireng.
Tahun 1929 KH ilyas ditunjuk sebagai kepalanya,
dimasukannya pengetahuan umum kedalam madrasah
salafiyah :membaca dan menulis huruf latin,bahasa
indonesia,ilmu bumi dan sejarah
indonesia ,berhitung,dan dipergunakannya buku-buku yang
dicetak dengan huruf latin. Pada tahun 1959 “tebuireng”
mempunyai murid 1800 orang dan guru-gurunya sebanyak 36
orang.
Tujuan dan usaha
Sebelum menjadi partai politik,bertujuan:memegang
teguh salah satu mazhab imam yang bertempat, 1.syafi’i,
2.maliki, 3.hanafi, 4.hambali diadakan berbagai usaha,
seperti:memajukan dan memperbanyak pesantren-pesantren
dan madrasah-madrasah serta mengadakan tabliq dan
pengajian, di samping usaha sosial lainnya
Pada akhir 1938 komisi perguruan NU telah
menetapkan madrasahnya sebagai berikut:
1. Madrasah Awaliyah : 2 tahun
2. Madrasah Ibntidaiyah : 3 tahun
3. Madrasah Tsanawiyah : 3 tahun
4. Madrasah mu’alimin wustha : 2 tahun
5. Madrasah mu’alimin ulya : 3 tahun
Setelah menjadi parpol pada mei 1952 tujuan NU
menjadi :
a. Menegakan ajaran islam dengan berhaluan salau satu
dari empat mazha
b. Melaksanakan hukum-hukum islam dalam masyarakat
Usaha yang dilaksanakan guna mewujudkan tujuan tersebut
antara lain:
- Menyiarkan ajaran agama islam melalui tabligh,
penerbitan dan kursus.
- Mempertinggi mutu pendidikan agama islam
Penyelenggaraan sekolah:
Pada tahun 1954 NU membuat rencana baru dalam
satuan pendidikan dan pengajarannya, menjadi:
1. Raudlatul athfal (TK) : 3 tahun
2. SRI : 6 tahun
3. SMP NU : 3 tahun
4. SMA NU : 3 tahun
5. SGB NU : 4 tahun
6. SGA NU : 3 tahun
7. Madrasah menengah pertama (MMP) NU : 3 tahun
8. Madrasah menengah atas (MMA) NU : 3 tahun
9. Mualimin/mualimat NU (lulusan SRI) : 5 tahun
NU sudah memiliki PGA yang ada di pelosok hingga
memiliki universitas. Universitas NU pertama didirikan
di solo
11. INS moh syafei
Riwayat Hidup
Muhammad Syafei (1896-1966)
la lahir di Sumatera Barat pada tanggai 21 Januari
1896, dan mengenal karya-karya orang besar di dunia
melalui ceritera yang disampaikan oleh ibu dan
bapaknya. Selama duduk di Sekolah Guru di Bukit tinggi,
Muhammad Syafei mendapat kiriman tulisan-tulisan dr.
Cipto Mangunkusumo dan dr. Douwes Dekker dari
orangtuanya. Hal ini membangkitkan rasa
nasionalismenya, rasa cinta kepada bangsa dan tanah
air.
Muhammad Syafei pernah mengajar di Sekolah
Kartinidi Jakarta, dan memasukkan pelajaran pekerjaan
tangan sebagai mata pelajaran fakultatif atau pilihan.
Usaha ini mendapat dukungan dari Kepala Sekolah dan
perkumpulan Sekolah Kartini. Usahanya berhasil,
ternyata bahwa mata pelajaran pekerjaan tangan tidak
menghambat pelajaran lainnya.
Pada tahun 1922, Muhammad Syafei meneruskan
pelajaran ke Negeri Belanda dengan tujuan memperluas
wawasan dan pengalaman, agar dapat menjavvab
pertanyaan, bagaimanakah corak pendidikan dan
pengajaran yang sesuai dengan jiwa bangsa Indonesia
yang dapat mencerdaskan otaknya? Setelah mempelajari,
menyelami, dan mempertimbangkan baik-buruknya,
sampailah pada kesimpulan bahwa pendidikan dan yang
tepat diberikan kepada-bangsa Indonesia adalah
pendidikan dan pengajaran yang mampu mengaktijkan
murid.
Berdasarkan keyakinan tersebut, Muhammad Syafei
mendirikan sebuah sekolah dibcri nama Indonesische
Nederland School (INS) di Kayutanam, Sumatera Barat
pada tanggal 31 Oktober 1926. INS Kayutanam telah
mengalami kehancuran fisik dalam tahun 1949 usaha
membangun kembali sampai sekarang masih berhasil.
Muhammad Syafei pernah menjadi Menteri Pengajaran dalam
Kabinet Syahrir II, 12 Maret 1946-2 Oktober 1946.
Dasar Filosofis
Nasionalisme
Muhammad Syafei mendasarkan konsep pendidikannya
pada nasionalisme dalam arti konsep dan praktek
penyelenggaraan pendidikan INS Kayutanam didasarkan
pada cita-cita menghidupkan jiwa bangsa Indonesia
dengan cara mempersenjatai dirinya dengan alat daya
upaya yang dinamakan aletif kreatif untuk menguasai
alam.
Semangat nasionalismenya yang sedang tumbuh
menimbulkan pertanyaan, mengapa bangsa Belanda yang
jumlahnya sedikit dapat menguasai bangsa Indonesia yang
jumlahnya sangat besar. Pertanyaan ini dapat dipecahkan
setelah berada dan hidup di tengah-tengah masyarakat
Belanda.
Ternyata bahwa faktor alam dan lingkungan
masyarakat mempengaruhi jiwa manusia. Jelas kiranya
bahwa nasionalisme Muhammad Syafei adalah nasionalisme
pragmatis yang didasarkan pada agama, yaitu
nasionalisme yang tertuju pada membangun bangsa melalui
pendidikan agar menjadi bangsa yang pandai berbuat
untuk kehidupan manusia atas segala sesuatu yang
diciptakan oleh Tuhan.
Muhammad Syafei menyatakan bahwa Tuhan tidak sia-
sia menciptakan manusia dan alam lainnya. Tiap-tiapnya
mesti berguna, dan kalau ini tidak berguna hal itu
disebabkan karena kita yang tidak pandai
menggunakannya.
Developmentalisn.
Pandangan pendidikan Muhammad Syafei sangat
dipengaruhi oleh aliran Developmentalisme, terutama
oleh gagasan sekolah kerja yang dikembangkan John Dewey
dan George Kerschensteiner, serta pendidikan alam
sekitar yang dikembangkan Jan Ligthart.
John Dewey berpendapat bahwa pendidikan terarah
pada tujuan yang tidak berakhir; pendidikan merupakan
sesuatu yang terus berlangsung, suatu rekonstruksi
pengalaman yang terus bertambah . geoorge
kerchensteinner mendirikan “Arbeitschule” atau sekolah
aktibitas ia mengartikan sekolah aktivitas sebagai
sebuah sekolah yang membebaskan tenaga kreatif
potensial dari anak.
Menurut kerschensteiner, tugas pertama pendidikan
adalah pengembangan warga negara yang baik, dan sekolah
aktivitasnya berusaha mendidik warga negara yang
berguna, dengan jalan :
1) Membimbing anak untuk bekerja menghidupi
dirinya sendiri;
2) Menanamkan dalam dirinya gagasan bahwa setiap
pekerjaan mempunyai tempatnya masing-masing
dalam memberi pelayanan kepada masyarakat;
3) Mengajarkan kepada anak bahwa melalui
pekerjaannya, ia akan memberikan sumbangan
dalam turut serta membantu masyarakat untuk
ke arah suatu kehidupan bersama yang lebih
sembpurna.
Dalam hubungannya dengan latihan kewarganegaraan,
Kerschensteiner menekankan perlunya pemerintahan-
sendiri dari sekolah. la menyatakan bahvva pendidikan
kewarganegaraan berhasil atau gagal berkenaan dengan
ada tidaknya pemerintahan sendiri dalam pelaksanaan
sekolah.
Pemerintahan-sendiri dapat mengubah sekolah dari
sebuah tempat berkembangnya ambisi perorangan menjadi
sebuah tempat berkembangnya kerja sama sosial, dari
sebuah tempat pengembangan pendidikan intelektual
secara teoritis semata, menjadi sebuah tempat
pengembangan kemampuan praktis dan pengembangan
berbagai kemampuan, dari sebuah tempat pengembangan
penguasaan pengetahuan menjadi sebuah tempat
pengenibangan penerapan pengetahuan dalam kehidupan
masyarakat.
Gagasan dan model sekolah yang dikembangkan
Kerschensteiner sangat mempengaruhi konsep dan praktek
pendidikan Muhammad Syafei di INS Kayutanam. Jan
Lightart memusatkan perhatiannya pada dua masalah,
yaitu :
1. Mendorong agar aktivitas murid lebih besar, dan
2. Mengadakan pemilihan mata pelajaran yang lebih
baik.
Jan Lightart mencoba menyebabkan murid-muridnya
memahami lingkungan mereka, dan menunjukkan kepada
mereka bagian-bagian yang memegang peranan dalam
pekerjaan, Industri, Pertamanan, dan Pertanian. Bagi
Jan Lightart sekolah dan hidup adalah seperti matahari
dan langit, adalah satu dan tidak dapat dipisahkan.
Ia menyatakan bahwa dunia hendanya dibawah dalam
ruang sekolah. Alam, kerja, dan manusia adalah dasar-
dasar dari metode pendidikan. Setiap tingkatan kelas
dari 6 (enam) kelas di sekolah dasar dipusatkan pada
sebuah belajar, yang terdiri atas :
1. Lingkungan alam sekitar sekolah dan kehidupan
anak-anak petani;
2. Pangan dan papa (tempat tinggal), yang berkenaan
dengan sumber-sumber pasokan dan proses penyiapan
pangan dan papan;
3. Bahan-bahan bangunan dan geoiogi sederhana,
berkenaan dengan peta-peta dan bagan-bagan kebun
sekolah, Negeri Belanda, dan dunia;
4. Sayuran setempat, tanah dan industri, serta
hubungan perdagangan dengan dunia luar;
5. Geografi, sejarah, dan ilmu kealaman; dan
6. Biologi, fisika, dan kimia sederhana.
Jan Lightan memberikan kebebasan kepada murid
adalah kunci dari metode pendidikannya. Menurutnya,
kebebasan merupakan suatu hak istimewa anak, melalui
kebebasan tersebut anak belajar memahami makna tanggung
jawab.
Menurut Jan Lightart, seorang guru haruslah
memperlakukan murid dengan kasih sayang. Oleh katena
itu, teori pendidikannya disebut pedagogik lemah lembut
atau "soft pedagogy".
Konsep Jan Lightart tentang sekolah kerja yang
menyelenggarakan pendidikan alam sekitar, sangat
mempengaruhi konsep pendidikan Muhammad Syafei yang
diterapkan dalam pendidikan INS Kayutanam.
Teori Pendidikan
a. Fungsi Pendidikan
Memiliki fungsi membantu manusia keluar sebagai
pemenang dalam perkembangan kehidupan dan persaingan
dalam penyempurnaan hidup lahir dan batin antar
bangsa.Pendidikan berfungsi sebagai instramen yang
digunakan manusia dalam mengarungi evolusi kehidupan.
Manusia dan bangsa yang dapat bertahan ialah
manusia dan bangsa yang dapat mengikuti perkem bangan
masyarakat atau zamannya. Untuk kepentingan ini ia
mengusulkan konsep sekolah kerja atau sekolah kehidupan
atau sekolah masyarakat.
b. Tujuan Personal Pendidikan
1. Tujuan pendidikan dan pengajaran adalah mem bentuk
secara terus-menerus kesempurnaan lahir dan batin
anak agar anak dapat mengikuti perkembangan
masyarakat yang selalu mengalami perubahan atau
kemajuar.
Sejarah peradaban manusia menunjukkan hal
ini, yaitu perubahan dari tingkat hewani dan
primitif menuju ke tingkat yang lebih maju,
sangatlah hebat.
2. Pemikiran Syafei menyarankan kesempurnaan hidup
lahir dan batin yang harus selalu diperbaharui.
Hal ini terungkap dalam pemikiran G. Revesz
seperti yang dikutip oleh Syafei: "bahwa lapangan
pendidikan mesti berubah menurut zamannya,
seandainya orang masih beranggapan, bahwa susunan
pendidikan dan pengajaran yang berlaku sekarang
adalah sebaik-baiknya dan tidak akan diubah lagi,
maka orang atau lembaga yang berpendirian dan
berpikir demikian telah jauh menyimpang dari
kebenaran."
Demikianlah, tujuan pendidikan berupa kesempurnaan
lahir dan batin, harus selalu terus disempurnakan
sesuai dengan tuntutan pembahan zaman. Pemikirannya ini
hasil refleksinya atas kondisi bangsanya yang terjajah,
bangsa dengan alam yang kaya-raya dan penduduk
berjumlah banyak dijajah oleh bangsa Belanda yang
jumlah penduduknya sedikit, dan sumber alamnya tak
terbatas.
Berdasarkan ini, Syafei sampai pada kesimpulan
bahwa kesempumaan lahir dan batin itu berbentuk manusia
yang aktif kreatif Dengan kata lain, manusia yang
sernpurna lahir dan batin itu ialah manusia yang aktif
kreatif dalam menghadapi lingkungan mereka dan
perubahan masyarakat.
3. Manusia yang sempurna lahir dan batin atau aktif
kreatif itu, apa saja unsur-unsur atau aspek-
aspeknya? la menyatakan bahwa, yaitu jiwa dan hati
yang terlatih dan otak yang berisi pengetahuan
4. Tujuan pendidikan menurut Syafei dapat
dideskripsikan dengan ringkas sebagai berikul:
Manusia yang sempurna lahir dan batin karena jiwa
dan hatinya terlatih dan otaknya berisi konsep ko
nsep ilmu, hingga ia berbuat aktif kreatif da
lam menghadapi lingkungannya.
Kurikulum
Kurikulum yang dikembangkan Moh. Syafei merupakan
kurikulum untuk pendidikan dasar Dengan demikian dan
segi ini, kurikulum pendidikan dasarnya terdiri atas
kurikulum pendidikan dasar dan kurikulum pendidikan
prasekolah. Adapun dari segi tujuan personal
pendidikan, kurikulumnya, terdiri atas pendidikan umum
dan pendidikan kejuruan.
Pendidika kejuruan disebutnya sebagai pelajaran
pekerjaan tangan. Apa yang menjadi pusat dari seluruh
kurikulumnya adalah pelajaran pekerjaan tangan. Hal ini
sesuai dengan pandangannya bahwa perbuatan atau
aktivitas adalah saluran terbaik pengetahuan menuju
jiwa atau kesadaran seseorang.
12. Pondok modern gontor ponorogo
Pondok Modern Gontor Ponorogo Madrasah yang
diselenggarakan secara baru mempergunakan cara-cara
mendidik dan belajar menurut sistim modern.
Didirikan pada tahun 1926 dan dijadikan pondok
modern pada tahun 1936 oleh Imam Zarkasyi) Lama pelajaran
di sekolah ini 6 tahun. Ilmu Agama, bahasa arab dan
pengetahuan umum. Mulai kelas III diajarkan Ilmu
Mendidik dan Ilmu Jiwa, praktek mengajar di mulai dari
kelas V.
Bahasa Arab dijadikan bahasa pengantar dan bahasa
pergaulan di antara para pelajar. Bahasa Inggris pun
dipentingkan pula.
Para palajar mengorganisir sendiri perkumpulan,
dari bagian-bagian: olahraga, kesenian, kesehatan,
keagamaan, kepanduan, pelajaran, penerangan, dan lain-
lain (prinsip self-government).
Semua pelajar tinggal dalam asrama, di lengkapi
dengan aula besar untuk segala kepentingan pertemuan
para pelajar dan sebagai tempat hiburan para pelajar
sendiri, lengkap dengan alat-alat musiknya.
Tahun 1958 pondok modern ini mempunyai murid 1100
orang. Banyak menghasilkan pelajar yang besar jasanya
kepada kemajuan agama, masyarakat dan tanah air, baik
sebagai guru, mubaligh, pemimpin ,dan lain-lain, maka
banyaklah pemimpin-pemimpin, pembesar-pembesar dan
tokoh-tokoh pendidikan dari dalan dan luar negeri yang
datang mengunjunginya.
13. Al-jam’iyatul washliyah
Al-jam’iyatul washliyah didirikan di Medan pada
tanggal 30 november 1930 oleh swadaya pelajar-pelajar
dan guru-guru Maktab Islamiyah Tapanuli). Bertujuan
melaksanakan tuntutan agama Islam untuk kebahagiaan
hidup di dunia dan di akhirat. Usaha-usaha yang telah
dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut, antara
lain:
- Memperbanyak tabligh, tadzkir, pengajian dan amal
sosial.
- Mendirikan perguruan dan mengatur kesempurnaan
pelajaran, pendidikan, dan kebudayaan.
Susunan Madrasah/Sekolahnya
Al-washliyah menyelenggarakan
madrasah-madrasah/Sekolah-sekolahnya dengan susunan
sebagai berikut:
1. Madrasah Ibtidaiyah : 6 tahun
2. Madrasah Tsanawiyah : 3 tahun
3. Madrasah Qismul Ali : 3 tahun
4. Madrasah Mu’allimin : 6 tahun
5. PGA
6. SD (6 th) : 70% pengetahuan umum dan 30% ilmu
agama.
SMP (3 th) : 70% pengetahuan umum dan 30% ilmu
agama.
SMA (3 th) : 70% pengetahuan umum dan 30% ilmu
agama.
Pada tahun 1958 Al-Washliyah mendirikan Perguruan
Tinggi Agama Islam di Medan dan Jakarta dan kini di
Medan telah jadi Universitas dengan cabang-cabangnya:
Sibolga, Kebonjahe (Simejungan), Rantau Prapat, Langsa
(Aceh), Berabai (Kalimantan) dan Jakarta. Universitas
Al-Washliyah disingkat Univa.
Menurut statistik tahun 1968 Al-Washliyah telah
mempunyai madrasah (dari berbagai tingkatan) sebanyak
1152 buah, dengan 170.000 orang murid, serta 123 buah
sekolah umum.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Manusia dan bangsa yang dapat bertahan ialah
manusia dan bangsa yang dapat mengikuti perkembangan
masyarakat atau zamannya. Tujuan pendidikan dan
pengajaran adalah membentuk secara terus menerus
kesempurnaan lahir dan batin anak dapat mengikuti
perkemangan masyarakat yang selalu mengalami perubahan
dan kemajuan. Kurikulum yang dikembangkan adalah
kurikulum pendidikan dasar dan beberapa mata pelajran
yang khusus. Sedangkan metode pendidikannya adalah
sekolah kerja, pekerjaan tangan dan produksi kreasi.
Dasar pendidikan yang dikembangkannya adalah
kemasyarakatan, keaktifan, kepraktisan serta berpikir
logis dan rasional.
Setiap manusia terdapat tiga hal pokok yang dapat
dikembangkan untuk mendidik manusia itu ke arah yang
dikehendaki, yaitu: melihat (45%), mendengar (25%) dan
bergerak (35%). Apabila melihat saja yang dilatih
selama masa pendidikan, murid akan merupakan orang yang
tidak berdaya dalam kehidupan masyarakat di kemudian
hari, karena mereka tidak akan dapat berbuat. Begitu
juga dengan mendengar saja, akan membentuk manusia
peniru yang baik tanpa kesadaran. Dengan sistem yang
demikian, Dapat menanamkan watak yang teguh dan
pendirian yang kuat terhadap murid-muridnya serta
merupakan pekerja yang ulet dan pantang menyerah.
Mendidik anak agar mampu bekerja secara teratur
dan bersungguh-sungguh, menjadi anak yang berwatak baik
dan mandiri. Dalam pelajaran anak diperlakukan sebagai
subjek bukan objek. Guru berperan sebagai manajer dan
fasilitator untuk menciptakan situasi agar siswa aktif
berbuat.