Top Banner
PENDAHULUAN Kiblat adalah tempat kaum muslimin menghadap dalam shalat, dalam hal ini Islam sangat menekankan adanya shalat bersama untuk meneguhkan tali persaudaraan serta kerjasama. Pada masa Rasullulah saw arah kiblat menuju ke arah Masjidil Aqsa atau sering dikenal dengan Baitul Maqdis yang berada di Palestina selama 16—17 bulan lalu turun firman Allah swt dalam Surat Al Baqarah ayat 142-144 tentang perintah untuk menghadap kiblat dalam sholat dari Baitul Maqdis mengubah arahnya ke Masjidil Haram (Kabah). Karena inilah kita dapat mengetahui kenapa adanya peralihan kiblat tersebut. Dalam hal ini penulis berusaha untuk menelusuri tentang Surat al Baqarah ayat 142-144. Melalui beberapa tafsir yang digunakan untuk menjelaskan peralihan Kiblat dari Masjidil Aqsa ke Masjidil Haram digunakan untuk memperjelas masalah tentang hal ini. Adapun pembahasan dalam penulisan ini: 1. Sejarah pembangunan Kabah 2. Pengertian tentang Kiblat 3. Peristiwa pengalihan Kiblat 4. Sejarah Mesjid Qiblatain 5. Asbabun Nuzul pada surat Al Baqarah ayat 142-144 1
26

Sejarah Pembangunan Ka'bah

Feb 05, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Sejarah Pembangunan Ka'bah

PENDAHULUAN

Kiblat adalah tempat kaum muslimin menghadap dalam

shalat, dalam hal ini Islam sangat menekankan adanya shalat

bersama untuk meneguhkan tali persaudaraan serta kerjasama.

Pada masa Rasullulah saw arah kiblat menuju ke arah Masjidil

Aqsa atau sering dikenal dengan Baitul Maqdis yang berada di

Palestina selama 16—17 bulan lalu turun firman Allah swt dalam

Surat Al Baqarah ayat 142-144 tentang perintah untuk menghadap

kiblat dalam sholat dari Baitul Maqdis mengubah arahnya ke

Masjidil Haram (Kabah). Karena inilah kita dapat mengetahui

kenapa adanya peralihan kiblat tersebut.

Dalam hal ini penulis berusaha untuk menelusuri tentang

Surat al Baqarah ayat 142-144. Melalui beberapa tafsir yang

digunakan untuk menjelaskan peralihan Kiblat dari Masjidil

Aqsa ke Masjidil Haram digunakan untuk memperjelas masalah

tentang hal ini. Adapun pembahasan dalam penulisan ini:

1. Sejarah pembangunan Kabah

2. Pengertian tentang Kiblat

3. Peristiwa pengalihan Kiblat

4. Sejarah Mesjid Qiblatain

5. Asbabun Nuzul pada surat Al Baqarah ayat 142-144

1

Page 2: Sejarah Pembangunan Ka'bah

BAB 2

Pembahasan2.1. Sejarah pembangunan Kabah oleh Nabi Ibrahim

Ka’bah pusat peribadatan kaum muslimin terletak di kota

suci Mekah, Ka’bah telah ada sebelum Islam sebagai pusat

keagamaan. Nabi Ibrahim dan putranya Ismail diyakini sebagai

pendiri bangunan aslinya. Inti bangunan “segi empat” adalah

batu hitam (al Hajar al Aswad). Pada 630 (8 H) sebagai pusat

peribadatan dan kiblat umat Islam, ia menjadi sentral dalam

berbagai aspek kehidupan umat termasuk keagamaan, sscial dan

politik, keilmuan. Harun ar Rasyid (w 809/193H) isi wasiat

buat kedua anaknya Amin dan Makmum di dinding Ka’bah. Di zaman

modern berbagai penguasa muslim berupaya memanfaatkan

kekuasaan mereka atas Kabah guna memenangkan simpati umat

Islam secara luas. Jadi Kabah sebagai suatu tempat berkumpul

beragam bangsa, Kabah dengan Mesjid Al Haramnya menjadi

temapat strategis dan popular bagi penyebaran ilmu dan

pelajaran agama.1

1 Prof. DR. Harun Nasution, Ensiklopedia Islam Indonesia, Jakarta: Djambatan,1992.h.503-504.

2

Page 3: Sejarah Pembangunan Ka'bah

Gambar Ka’bah 1.1

Kabah bangunan suci berbentuk Kubus terbuat dari batu

terletak di dalam Masjid Mekah ditutup dengan kiswah Baitul

Atiq (rumah bangunan kuno) Bait Allah Baitullah, Baitul Haram

panjang dinding sebelah utara dan selatan ± 10 m; dan panjang

dinding timur dan barat ± 12m, tinggi ± 15m. pintu pada

dinding sebelah timur dan di sudut tenggara terletak Hajar

Aswad. Kabah dibangun oleh Nabi Ibrahim dan puteranya Ismail,

sebagai tempat ibadat, ditetapkan sebagai kiblat shalat bagi

seluruh umat Islam (Al Baqarah ayat 144) juga orang yang telah

meninggal hendaknya dihadapkan kearah kiblat di dalam kubur.2

Penjelasan tentang Ka’bah dalam surat Al baqarah ayat 1272 Hassan Shadily, , Ensiklopedia Indonesia, Jakarta: PT Dai Nippon PrintingIndonesia, t.t.,h. 1613.

3

Page 4: Sejarah Pembangunan Ka'bah

�ت� ن� ك� أ� ن�� ا أ�� ن� ل م�� ن� ق� ا ت�� ن� ب�� ل ر �ن ماع�� � س وأ��� ت� �ي ب% ن) أل� د م�� وأع�� ق� م أل� �ي رأه�� ب�� ع أ�� رف�� �ذ� ب� وأ��م �ي عل� ع أل� �ي م� أل�سArtinya: Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina)

dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya

Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya

Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".

Pada ayat ini Allah swt. mengingatkan kepada orang-orang

Arab bahwa yang membangun Baitullah itu adalah nenek moyang

mereka yang bernama Ibrahim dan putranya Ismail, kedua beliau

itu adalah cikal bakal orang-orang Arab dan Israil. Seluruh

orang-orang Arab mengikuti agamanya, yaitu Nabi Ibrahim dari

ayat tersebut di atas dapat dipahami bahwa yang membangun

Baitullah itu ialah Nabi Ibrahim dan putranya Ismail. Tujuan

mendirikan Baitullah itu adalah untuk beribadat kepada Allah

swt.

Baitullah artinya rumah Allah yaitu Kabah yang dibangun

oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail atas perintah Allah. Bukan

berarti bahwa Allah bertempat tinggal di dalamnya tetapi

dibangun khusus untuk tempat menyembah Allah. Pada masa Qusay

bin Kilab kakek Nabi Muhammad yang kelima Kabah belum lagi

pakai atap dan sekelilingnya merupakan tanah lapang lepas

tanpa dinding. Semenjak menjadi kepala pemerintahan di kota

Mekah beliau berjasa memberi atap Kabah dengan kayu dan

membatasi tanah lapang dikeliling Kabah. Pada tahun gajah 571

tahun kelahiran Nabi Muhammad datanglah Raja najasi bernama

Abrahah dari Habsyah bersama bala tentaranya untuk

4

Page 5: Sejarah Pembangunan Ka'bah

menghancurkan Kabah namun merekalah yang hancur atas izin

Allah. Pada masa Khalifah Yazid bi Muawiyah yang berpusat di

kota Damaskus melakukan penyerangan ke Mekah karena tidak mau

mengakui pemerintahannya.

Kota Mekah di serang dan akibatnya bangunan Kabah rusak

berat dan diperbaiki setelah wafatnya Khalifah Yazid bin

Muawiyah dan tentaranya mundur oleh Abdullah bin Zubeir

walikota mekah. Pada 62 H Abdullah bin Zubeir ditaklukkan oleh

Hajjaj bin Yusuf dan menguasai kota Mekah kabah mulai dirombak

dan disetujui oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan.

Pemerintahan Turki Usmani masa Sultan Murad Khan 1039 H

terjadi banjir besar di Mekah yang mengakibatkan dinding-

dinding Kabah rusak dan banyak batu bangunan yang runtuh oleh

Amir Mekah Syarif Masud bin Idris Kabah diperbaiki dan baru

dapat diselesaikan pada masa Amir Syarif Abdullah bin Hasan

bin Namir (1040 H). Pada masa Kerajaan Arab Saudi Pemerintah

mengadakan perluasan Mesjid Al Haram setelah diadakan

penyelidikan atas bangunan Kabah ada keretakan dinding dan

atapnya dan perbaikannya baru dapat diselesaikan pada 1377 H.

Kabah merupakan satu titik sebgai alat untuk menyatukan arah

umat Islam dalm mengerjakan shalat dan sebagai lambang

persatuan umat.3Baitullah rumah tuhan sebutan Kabah sebagai

rumah yang pertama diperintahkan Allah dibina tempat manusia

beribadat. Dibangun oleh Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as

“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun (untuk tempat)

manusia ialah Baitullah di Mekah yang diberkahi dan menjadi

petunjuk bagi semua manusia (Ali Imran ayat 96) disamping

3Ibid., h.160-161

5

Page 6: Sejarah Pembangunan Ka'bah

sebagai pusat sebagai ibadat haji, Baitullah (Kabah) juga

sebagai pusat kiblat dalam shalat.4

2.2 Kiblat

Kiblat Adalah arah menghadap pada waktu shalat. Kiblat

umat Islam pada waktu shalat adalah Ka’bah di Mekah. Orang

yang langsung dapat melihat Kabah wajib menghadap

padanya.sedangkan orang yang tidak melihatnya langsung, hanya

wajib menghadap kearahnya saja. Dalam sejarah umat Islam salat

menghadap Baitul Muqaddas di Palestina sebagai kiblat setelah

datang perintah Allah untuk mengalihkan kiblat dari Baitullah

di Mekah (Qs Al Baqarah ayat 144). Baitul Maqdis (Masjidil

Aqsa) Mesjid Al Aqsa Baitul Muqaddas menurut riwayat merupakan

mesjid yang disucikan oleh umat Islam yang didirikan oleh Nabi

Sulaiman. Menurut keterangan tanah yang dipergunakan untuk

membangun mesjid Al Aqsa merupakan tanah waqaf dari seseorang

yang bernama Nasuha. Nasuha mewaqafkan kepada Nabi Daud untuk

kepentingan pembangunan mesjid. Ada perbedaan pemahaman

mengenai Mesjid Al Aqsa dalam Al quran surat Bani Israil

menurut jumhur Ulama Mesjid Al Aqsa pada ayat itu adalah

Mesjid yang terdapat di Palestina merupakan tempat sujud

terjauh yang disaksikan oleh Nabi Muhammad pada waktu ia miraj

ke Sidart al Muntaha. Dan yang kedua bukan saja penting bagi

umat Islam tetapi juga penting bagi umat Nasrani dan yahudi.5

Dalam keadaan tertentu dimana seseorang menemui kesulitan

dalam menentukan arah kiblat, maka sikap yanh telah digariskan

oleh syariat. Di zaman sekarang, menentukan arah kiblay

4 Hassan Shadily, Ensiklopedia Indonesia, Jakarta: PT Dai Nippon PrintingIndonesia, t.t.,h. 363.5Ibid., h.639-640.

6

Page 7: Sejarah Pembangunan Ka'bah

bukanlah suatu hal yang sulit karena banyak alat penunjuk arah

kiblat yang diperjualbelikan. Pada dasarnya menghadap kiblat

juga merupakan syarat sah dalam shalat dan tidak dapat

ditawar-tawar. Pertama bagi mereka yang dalam keadaan takut ,

terpaksa, sakit berat, diperbolehkan tidak menghadap

kiblatpada waktu shalat. (QS Al Baqarah ayat 239), Kedua

mereka yang shalat sunah diatas kendaraan sesuai dengan hadis

Nabi riwayat Bukhari dari Jabir bin Abdullah dan menurut Imam

Muslim, Ahmad Tirmizi, yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad

mengerjakan shalat sunah di atas kendaraan ketika dalam

perjalanan dari Mekah menuju Madinah.6

Kiblat dalam Islam jurusan Arah ke Mekah khususnya Kabah

(Al Baqarah ayat 144) ynag diambil dalam melakukan ibadat

shalat. Selain Kabah juga Masjid Aqsa pernah menjadi Kiblat

salat selama 16 bulan sesudah hijrah ke Madinah, kemudian

berpaling kembali ke Kabah sesuai dengan pemohonan Nabi

Muhammad saw kepada Allah.7

Pengalihan Kiblat dari Baitul Maqdis ke Ka’bah

Sahabat Al Barra meriwayatkan “ Kami Shalat bersama

Rasulullah saw, menghadap Baitul Maqdis (di Palestina) selama

16 bulan atau tujuh belas bulan. Kemudian setelah itu, Kiblat

dialihkan ke arah Kabah (di Mekah) HR Bukhari.8

2.3 Peristiwa Pengalihan Kiblat

6Prof. DR. Harun Nasution, Ensiklopedia Islam Indonesia, Jakarta: Djambatan,1992.H. 563.7Hassan Shadily, Ensiklopedia Indonesia, Jakarta: PT Dai Nippon PrintingIndonesia, t.t.,h. 1775.8Imam Ibnul Jauzi, Al Wafa kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad SAW, penj. MahfudHidayat & Abdul Muiz, Jakarta: Pustaka Al Kautsar, 2006, h.236-237.

7

Page 8: Sejarah Pembangunan Ka'bah

Muhammad bin Habib Al Hasyimi menuturkan “ Rasullulah saw

mengunjungi Ummu Basyar bin Al Bara bin Ma’rur di daerah Bani

Salamah. Peristiwa itu terjadi pada hari selasa pertengahan

bulan Syaban. Ketika waktu zhuhur tiba, beliau bersama para

sahabatnya melaksanakan shalat zhuhur (qashar) dua rakaat ke

arah Syam (letak Baitul Maqdis). Kemudian turun perintah untuk

menghadap Kabah. Maka shaf (barisan dalam shalat) jamaah yang

berada dibelakang beliau berputar untuk berbalik arah.

selanjutnya mereka meneruskan ibadah shalat sampai selesai.

Karena peristiwa tersebut dinamai dengan mesjid Al Qiblatain

(yaitu memiliki dua kiblah). Dalam riwayat Al waqidi,

persitiwa itu terjadi pada hari Senin pertengahan bulan Rajab

di awal bulan ke -17 setelah berkiblat ke Baitul Maqdis.

Sedang menurut riwayat As Suddiy, peralihan kiblat itu terjadi

pada awal bulan ke-18 setelah berkiblat ke Baitul Maqdis.9

9 Ibid., h. 236-237.

8

Page 9: Sejarah Pembangunan Ka'bah

Gambar Mesjid Al Aqsa dan Masjidil Haram 1.2

2.4 Sejarah Mesjid Qiblatain

Masjid Qiblatain berada di Jalan Khalid bin Al Walid,

barat laut Kota Madinah. Letaknya di tepi jalan menuju kampus

9

Page 10: Sejarah Pembangunan Ka'bah

Universitas Madinah di dekat Istana Raja menuju ke jurusan

Wadi Aqiq. Masjid ini ada di atas bukit kecil di utara Harrah

Wabrah, Madinah, sekitar tujuh kilometer dari Masjib Nabawi.

Masjid tersebut awalnya bernama Masjid Bani Salamah karena

dibangun di atas bekas rumah Bani Salamah. Namun, karena ada

peristiwa yang sangat bersejarah, yaitu turunnya wahyu untuk

shalat menghadap kiblat Masjidil Haram, nama masjid ini diubah

menjadi Qiblatain yang berarti dua kiblat. Masjid tersebut

menjadi saksi bisu pemindahan kiblat tersebut. Dulu, kiblat

shalat untuk semua nabi adalah Baitullah di Makkah. Seperti

yang tercantum dalam Alquran surah Ali Imran ayat 96,

“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk tempat

beribadah manusia ialah Baitullah di Mekah yang diberkahi dan

menjadi petunjuk bagi semua manusia.” Kemudian, ketika

Rasulullah berada di Madinah, kiblat selanjutnya ditetapkan di

Al Quds atau Masjidil Aqsha yang ada di Palestina dengan

mengarah ke utara. Saat penentuan kiblat di Al Quds ini, umat

Islam sama dengan umat dari kaum lainnya, yaitu Nasrani dan

Yahudi yang memusatkan ibadah di Palestina.

Gambar Mesjid Quba di Madinah1.3

10

Page 11: Sejarah Pembangunan Ka'bah

Rasulullah SAW pun sering mendapatkan cemoohan dari kaum

tersebut. Mereka menyebut agama Islam yang dibawanya hanya

mengekor dari ajaran nenek moyang kaum mereka. Dengan

kesabaran dan lapang hati, Rasulullah menanggapinya dengan

diam namun selalu berdoa agar diberikan petunjuk oleh Allah.

Doa Sang Rasul pun terjawab. Saat menunaikan shalat Zhuhur di

Masjid Bani Salamah ini, turunlah wahyu untuk memindahkan arah

kiblat ke Masjidil Haram di Makkah.

Pada tahun ke-2 Hijriyah, tepatnya pada Senin bulan

Rajab, Rasulullah berkunjung ke perkampungan Harrah untuk

sekadar bersilaturahim dengan warga Muslim di sana. Ketika

memasuki waktu Zhuhur, Rasulullah melaksanakan shalat di

Masjid Salamah. Dalam buku Ensiklopedi Haji dan Umrah dengan

editor Abdul Halim dijelaskan bahwa saat itu Rasulullah SAW

mengimami shalat dengan menghadap ke Masjid Al Aqsha di

Palestina. Namun, ketika selesai rakaat kedua, turunlah wahyu

yang memerintahkan untuk mengubah arah kiblat melalui

malaikat. Nabi beserta jamaahnya langsung memutar 180 derajat

untuk mengikuti kiblat baru tersebut, mengarah ke Masjidil

Haram yang berada di selatan. “Shalat Zhuhur ketika itu

dilakukan dua rakaat menghadap Masjidil Aqsha dan dua rakaat

menghadap Masjidil Haram,” tulisnya. Wahyu yang turun pada

peristiwa bersejarah itu adalah surah al-Baqarah ayat 144.

“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit

maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu

sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram.

Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke

arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani)

11

Page 12: Sejarah Pembangunan Ka'bah

yang diberi al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui

bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari

Allahnya dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang

mereka kerjakan.” Peristiwa penentuan pindahnya kiblat ini

juga diperkuat dengan hadis. Diriwayatkan dari Abdullah Ibn

Umar Radiallahu anhuma, dia berkata, “Ketika manusia sedang di

Masjid Quba untuk melaksanakan shalat Subuh, tiba-tiba datang

seorang sahabat dan berkata bahwa malam ini telah di turunkan

Alquran kepada Nabi SAW dan sungguh telah diperintahkan untuk

menghadap Qiblah, dan dulunya mereka menghadap Syam (Baitul

Maqdis), lalu mereka memutar untuk menghadap Ka’bah.” Setelah

peristiwa tersebut, otomatis semua kaum Muslim tidak

diperbolehkan lagi shalat menghadap Masjidil Aqsha karena

hukum sudah Nusakh. Kiblat arah shalat telah diganti menghadap

Masjidil Haram. Jika ada kaum Muslim yang masih menghadap

Masjidil Aqsha, shalatnya tidak sah. Dan, bagi mereka yang

sudah mengetahui hukumnya namun tetap menghadap Masjidil Aqsha

maka mereka tergolong orang-orang yang ingkar.10

Surat Al Baqarah ayat 142-144 :

� ل هلل� ا ق�� ه �لي وأ ع� ان�� ي� ك� ت�� م أل� ه� لي�� ب� ن) ق�� م ع� ا ولاه� اس� م� ن) أل�ن� هاء م�� ف� ول أل�س ق� �ي س�م ) �ي ق�� ي� س رأط م� � لى ص اء أ�� _ ش �ن) ي� ي� م� د� ه � ر�ب� ي� مغ� ر�ق� وأل� _ مش ك�١٤٢أل� ل�� د� ( وك�

م ك �لن ول ع� � س ون) أل�ر ك �xي اس� و لي أل�ن� هدأء ع� _� وأ ش ون�� ك ن� ا ل�� ط � ة� وس م م أ� اك� علن� ج��10 http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/13/10/18/muu5l3-masjid-qiblatain-masjid-dengan-dua-kiblat. diunduh tgl 27 September 2014pukul 14.28 WIB

12

Page 13: Sejarah Pembangunan Ka'bah

ن) م ول م�� � س ع أل�ر ي�� ب� �ن) ن� علم م� ي� لا ل�� ا أ�� ه �لي ت� ع� ي� ي� ك� ت�� ة� أل� ل ن� ق�� ا أل� علن� ا ج�� دأ وم� �ن ه� _� ش ان) أهلل ا ك� وم� دي أهلل ن) ه� �ي� � د� لي أل� لا ع� رة� أ�� �ي ب%� ك ان��ت� ل� ن) ك� ة� وأ�� �ي ب% ق�� لي ع� ت� ع� ل� ق� ي� �ب�

م ) �ي رءوف� رح�� اس� ل� ال�ن� ي��� ن) أهلل م أ�� ك �xاي م �ي� ع أ�� �ي �� ض �ي ت�١٤٣ل�� ل ق� ري ت�� د ب�� ( ق�� رأم� ح د� أل� ج�� مس ر أل� ط هك� س�_ ول� وج�� ا ف� اه� رض�� لة� ب�� ب� ك� ق�� ن� �ب � ول� لن� ماء� ق�� ي� أل�س ك� ف�� ه� وج��

ة �xن ون) أ� علم �ي اب� ل� ن� ك� وأ أل� ون�� ن) أ� �ي� � د� ن) أل� رة وأ�� ط _� م س ك وه� وأ وج�� ول� م ف� ي� ب� ما ك� ث_ �ب وح�عملون) ) �ا ت� م ل ع� � اق�� ع� ت��� ا أهلل م وم� ه� ��xي ن) ر ق� م�� ح (١٤٤أل�

Artinya: 142. Orang-orang yang kurang akalnya diantara manusia

akan berkata: apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari

Kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat

kepadanya? Katakanlah: kepunyaan Allah Timur dan Barat; Dia

yang member petunjuk kepada siapa yang ia kehendaki ke jalan

yang lurus.143. Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu

(umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi

saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad)

menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan

kiblat yang mengetahui nasib jadi kiblatmu (sekarang)

melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang

mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh

(pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-

orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak

13

Page 14: Sejarah Pembangunan Ka'bah

akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih

lagi Maha Penyayang kepada manusia. 144. Sungguh Kami (sering)

melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan

memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah

mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada,

palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang

(Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil)

memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu

adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah

dari apa yang mereka kerjakan.

2.5 Asbabun Nuzul Surat Al Baqarah ayat 142-144

Penulis dalam menjelaskan mengungkapkan Asbabun Nuzul

melalui tafsir kontemporer yaitu Tafsir Ayat Ahkam Ash

Shabuni, Asbabun Nuzul Studi Pendalaman Alquran Surat Al baqarah-An

nas, Asbabun Nuzul Latar Belakang Historis turunnya ayat-ayat Al

quran, dan Tafsir terdahulu dari tafsir Jalalain. Imam Al

Wahidi berpendapat bahwa untuk mengetahui tafsir suatu ayat Al

Qur an , tidak mungkin tanpa mengetahui latar belakang

peristiwanya dan kejadian turunnya. Ibnu Daqiequl Ied

berpendapat bahwa keterangan tentang kejadian turunnya ayat

merupakan jalan yang kuat untuk memahami makna Alquran. Ibnu

Taimiyah berpendapat bahwa mengetahui asbab nuzul ayat,

menolong kita memahami makna ayat, karena mengetahui kejadian

turunnya itu memberikan dasar untuk mengetahui penyebabnya.11

Di kala Rasulullah SAW melakukan shalat menghadap ke

Baitul Maqdis, beliau sering menengadahkan mukanya ke arah

11 KH. Qamaruddin Shaleh, et.al, Asbabun Nuzul Latar Belakang Historisturunnya ayat-ayat Al quran, Bandung: CV Diponegoro,1982. h.12.

14

Page 15: Sejarah Pembangunan Ka'bah

langit menunggu perintah dari Allah SWT mengharapkan agar

kiblat shalat dipindahkan kembali menghadap Ka’bah atau

Masjidil Haram sehingga turunlah ayat ke 144 yang

memerinthakan agar kiblat dalam melaksanakan shalat kembali

menghadap ke Masjidil Haram sebagaimana semula. Sebagian kaum

muslimin ada yang berkata Inginlah rasanya kami mengetahui

tentang nasib orang-orang yang meninggal diantara kami sebelum

pemindahan arah kiblat dari Baitul Maqdis kembali ke Masjidil

Haram. Dan bagaimana pula tentang shalat kami sebelum

pemindahan arah kiblat ketika kami melakukan shalat menghadap

Baitul Maqdis. Sehubungan dengan itu Allah SWT menurunkan ayat

ke 143 yang ditegaskan menjelaskan bahwa Allah SWT tidak akan

menyia-yiakan sedikitpun iman mereka, mereka yang telah

melakukan peribadatan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang

ada pada waktu itu. Sedangkan orang berpikir secara picik dan

tolol pada saat itu” Apakah yang memalingkan kaum muslimin

dari kiblat mereka (Baitul Maqdis) yang selama ini mereka

menghadapnya sehingga mereka kembali menghadap Masjidil Haram.

Sehubungan dengan perkataan mereka yang berada pada ketololan

Allah SWT menurunkan ayat ke 142 sebagai jawaban atas

perubahan arah kiblat dari Baitul Maqdis ke Masjidil Haram.

(HR ibnu Ishak dari Ismail bin Abi Khalid dari Abi Ishak dari

Barra).12

Diantara orang-orang Islam ada yang ingin mengetahui

tentang nasib orang-orang yang telah meninggal maupun gugur

sebagai syuhada sebelum berpindahnya kembali arah kiblat dari

Baitul Maqdis ke Masjidil Haram, sehubungan dengan keinginan

12 A Mudjab Mahali, Asbabun Nuzul Studi Pendalaman Alquran Surat Al baqarah-An nas ,Jakarta: PT RajaGrafindo, 2002 h. 48.

15

Page 16: Sejarah Pembangunan Ka'bah

kaum muslimin itu Allah SWT menurunkan ayat 143 yang

menegaskan tentang nasib mereka Allah semata-mata tidak

menyia-yiakan keimanan dan amal saleh mereka. HR Buhari dan

Muslim dari Barra.13

Rasulullah SAW melakukan shalat dengan menghadap ke

Baitul Maqdis selama enam belas atau tujuh belas bulan

lamanya. Padahal dalam hati kecil beliau lebih cenderung

melakukan shalat menghadap ke Ka bah (Masjidil Haram). Pada

waktu Rasulullah SAW mendapat perintah untuk melakukan shalat

menghadap ke Masjidil Haram kembali yang pada saat itu shalat

yang yang dilakukan pertama kali adalah shalat azhar

sebagaimana yang ditegaskan pada ayat 144, ada seorang sahabat

yang pergi keluar kampong menemui sekelompok kaum muslimin

melakukan shalat di masjid dengan menghadap Baitul Maqdis yang

kala itu mereka sedang melakukan ruku. Sahabt berkata “Demi

Allah, aku telah melakukan shalat (Azhar) bersama Rasulullah

SAW menghadap Masjidil Haram. Mereka pun memutar arah kiblat

menghadap ke Masjidil Haram dengan kejadian itu maka timbullah

pemikiran di kalangan umat Islam tentang nasib orang-orang

Islam yang telah gugur dikala diperintahkan shalat menghadap

Baitul Maqdis. Sehubungan dengan itu maka Allah SWT menurunkan

ayat 143 sebagai ketegasan bahwa nasib mereka tetap berada di

surga lantarab iman mereka tidak disia-siakan oleh Allah HR

Bukhari dari Abu Nuaim dari Zuhair dari Abi Ishak dari Barra.14

Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Barra bin Azib:

Bahwa sesungguhnya Nabi saw. Pertama kali tinggal di Madinah

ia tinggal di (rumah) paman-pamannya (Barra) dari sahabat

13 Ibid., h. 4814 Ibid., h. 49

16

Page 17: Sejarah Pembangunan Ka'bah

Anshar dan bahwasanya ia shalat menghadap ke Baitul Maqdis

selama 16 bulan, sedang ia sangat menginginkan kiblat

(menghadap) ke Baitullah, dan bahwasanya ia shalat pertama

kali menghadap ke Baitullah adalah shalat azhar bersama orang

banyak, kemudian keluarlah seorang laki-laki yang baru saja

shalat bersamanya, lalu ia lewat dihadapan jamaah masjid yang

sedang ruku (shalat) , lalu laki-laki itu berkata: Aku

bersaksi kepada Allah sungguh aku baru saja selesai shalat

bersama Nabi saw menghadap ke arah Mekah, lalu mereka

berputar menghadap ke Baitullah, sedang orang yang meninggal

sebelum dialihkannya ke kiblat ke Baitullah, yaitu orang-orang

yang terbunuh (dalam pertempuran), kami tidak tahu apa yang

kami katakan terhadap mereka itu. Kemudian turunlah ayat dan

Allah tidak akan menyia-yiakan imanmu.(QS 2:143)15

Dan Barra bin Azib: Bahwa sesungguhnya Rasulullah saw.

Pernah shalat menghadap ke arah Baitul Maqdis dan ia sering

menengadah ke langit menanti keputusan dari Allah swt,

kemudian turunlah ayat “Sungguh Kami (sering) melihat mukamu

menengadah ke langit (QS 2:144). Lalu berkatalah beberapa

orang dari kaum muslimin: alangkah senangnya kalau seandainya

kita mengetahui tanda orang yang telah meninggal di antara

kita sebelum dipindahkannya kiblat, dan bagaimana gerangan

shalat kami yang menghadap kearah Baitul Maqdis? Kemudian

turunlah ayat Dan tidaklah Allah akan menyia-nyiakan imanmu.16

Hubungan antara ayat-ayatnya dalam Tafsir Ayat Ahkam Ash Shabuni

Adalah Nabi saw pada waktu di Mekah menghadap Baitul Maqdis

15 Mua’ammal Hamidy, et.al, Tafsir Ayat Ahkam Ash Shabuni, Surabaya: PT BinaIlmu,1983, h.7016 Ibid., h. 71.

17

Page 18: Sejarah Pembangunan Ka'bah

dalam Shalatnya sebagaimana Nabi-nabi bani israil tetapi

sebenarnya ia menyukai menghadap Kabah, karena Ka’bah adalah

kiblat ayahandanya, Ibrahim as sedang ia (Muhammad saw) datang

untuk menghidupkan agamanya (Ibrahim) dan memperbaharui

dakwahnya dan karena Ka’bah adalah kiblat yang tertua

dibanding dengan Baitul Maqdis Di samping itu, orang-orang

Yahudi mengatakan: Muhammad itu menyalahi agama kita tapi ia

mengikuti Kiblat kita, maka seandainya tidak ada agama kita

tentu dia tidak tahu ke arah mana ia harus menghadap dalam

shalatnya. Maka Nabi saw, tidak menyukai menghadap Baitul

Maqdis sehingga diriwayatkan, bahwa ia pernah berkata kepada

Jibril: Aku senang kalau seandainya Allah mengalihkan Kiblat

kami dari kiblatnya kaum Yahudi ke kiblat yang lain dan ia

selalu saja menengadah ke langit mengharap-harap turunnya

wahyu tentang dialihkan Kiblat Ka’bah (lihat ad Durrul

mantsur, As Sayuthi, 1:147 dan Majmaul Bayan at-Thabrisi,

1:227). Dan Allah yang Maha Agung benar-benar memberitakan

kepada Rasul-Nya yang mulia tentang apa yang diucapkan oleh

orang-orang yang jahil dari kalangan kaum Yahudi dan Munafiqin

sebelum dialihkannya Kiblat dan memberikan tuntunan alasan

yang bagus untuk membantah mereka dan menggembleng jiwanya

agar supaya tabah dalam menanggung penderitaan karena gangguan

mereka yang selalu dilancarkan sebagaimana peribahasa

mengatakan“Sebelum menembakkan panah, busur pun di isi

terlebih dahulu dengan anak panah dan suatu pemberitaan

sebelum kasusnya terjadi adalah merupakan satu mujizat

baginya.17

17Ibid., h.72.

18

Page 19: Sejarah Pembangunan Ka'bah

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Rasullulah saw,

shalat menghadap Baitul Maqdis dan sering melihat ke langit

menunggu perintah Allah (mengharapkan qiblat diarahkan ke

Kabah atau Masjidil Haram) sehingga turunlah ayat tersebut

diatas ayat 144 yang menunjukan kiblat ke Masjidil Haram.

Sebagian Kaum Muslimin berkata : inginlah kami ketahui tentang

orang-orang yang meninggal sebelum pemindahan qiblat (dari

Batul Maqdis ke Kabah) dan bagaimana pula tentang shalat kami

sebelum ini, ketika kami menghadap Baitul Maqdis? Maka

turunlah ayat 143 yang menegaskan bahwa Allah tidak menyia-

yiakan iman mereka yang beribadah menurut ketentuan pada waktu

itu. Orang yang berpikiran kerdil dimasa itu berkata: “Apa

pula yang memalingkan mereka (Kaum Muslimin) dari Qiblat yang

mereka hadapi selama ini (dari Baitul Maqdis ke Kabah)? Maka

turunlah ayat lainnya lagi ayat142 sebagai penegasan bahwa

Allah yang menetapkan arah kiblat diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq

dari Ismail bin Abi Khalid, dari Abi Ishaq yang bersumber dari

Al Barra. Disamping itu ada sumber lain yang serupa dengan

riwayat ini.18

Dalam Tafsir Jalalain. Riwayat tentang Surat Al Baqarah ayat142-144.

هاء } ول أل�سف� ق� �ي ي� { س� ا ولاه�م { أ� ن) } م� �رك�ي هوذ وأل�مش_ �اس { أل�ي ن) أل�ن� هال } م�� أل�ج�ها { �لي وأ ع� ان�� ي ك� م أل�ت� ه� لي�� ب� ن) ق�� ن) } ع� �ي م�ن� ة وس�لم وأل�مو� �ي� ض�لي أل�لة ع�لي ت� ء صرف� أل�ب� �ي ش_ ة � ع�لي ن) أل�دأل � ي ال�ش ان) ي�� � ن �xب دس؟ وألا� � ت� أل�مق �ي لاة� وهي� ب�% ي� أل�ص ال�ها ف� ن� ق� ي� � ع�لي أس18KH. Qamaruddin Shaleh, et.al, Asbabun Nuzul Latar Belakang Historis turunnya ayat-ayatAl quran, Bandung: CV Diponegoro,1982. H. 47.

19

Page 20: Sejarah Pembangunan Ka'bah

ه اب� ك�له ا ي� أل�ج� رب� { أ� � رق� وأل�مغ _ � أل�مش ل هلل ت� } ق�� �ي ال�غ� �� ار ي � ن ح�� ال م�ن) ألا� ن� ق� ي� � ألاسلى ة } أ� � ي �xء { ه�دأب Áا _ ش �ن) ي� ي م� د� ه �ة } ي� � ي�رأض� ع�لي اء لا أع _� ة� س ه ي� ج�� لى أ� ة أ� � وج ال�ن� مر ي�� ا� � ن ق��أ م ذل ع�لي ه�د� ي� �xب هم أ� ي� وم�ي� س�لام أ� ن) ألا� �ي� م { ذ �ي ق�� سي� ق� } م� �Èن . صرأط { ط�ر

142. (Orang-orang yang bodoh, kurang akalnya, di antara

manusia) yakni orang-orang Yahudi dan kaum musyrikin akan

mengatakan, (Apakah yang memalingkan mereka) yakni Nabi saw.

dan kaum mukminin (dari kiblat mereka yang mereka pakai selama

ini) maksudnya yang mereka tuju di waktu salat, yaitu Baitul

Maqdis. Menggunakan 'sin' yang menunjukkan masa depan,

merupakan pemberitaan tentang peristiwa gaib. (Katakanlah,

"Milik Allahlah timur dan barat) maksudnya semua arah atau

mata angin adalah milik Allah belaka, sehingga jika Dia

menyuruh kita menghadap ke arah mana saja, maka tak ada yang

akan menentang-Nya. (Dia memberi petunjuk kepada orang yang

dikehendaki-Nya) sesuai dengan petunjuk-Nya (ke jalan yang

lurus") yakni agama Islam. Termasuk dalam golongan itu ialah

kamu sendiri dan sebagai buktinya ialah:

ل�ك� } د� � دولا { وك � ارأ ع � ن ا { ح�� ط � ة� وس م د } أ� ة� م�حم م ا أ� �� اك�م { ي � علن ة } ج�� � ل�ي اك�م أ� ن� �Ìب د � ا ه ك�مول � ون) أل�رس ك �xي هم } و ي� غ� ل لهم ي�% � ن) رس ة� أ� ام �ن وم أل�ق� �� اس { ن � لي أل�ن هدأء ع� _� وأ ش ون�� ك ن� � } ل�

20

Page 21: Sejarah Pembangunan Ka'bah

ي�ت� ي ك� ت� � ة� } أل ه ن) أل�ج� Áألا �ك� ة� { ل ل ن� ا } أل�ق� ري�� � ي ا { ص علن� ا ج�� كم } وم� لع� ة ي�% ن�� دأ { أ� �ن ه� م ش�_ ك �لن ع� ر م� ر أ� اج�� � ا ه لم ا ق�� ه �ل�ي لي� أ� ص �لم ي� � ة وس � ة ع�لي لي أل�ل � ان) ض � ة � وك � ولا وهي� أل�كغي ا { أ� ه �لي ع�ل و� م ج� هرأ ث�_ _� ر ش _ عة� ع�ش ي� � و س ة� أ� ي� � ة س � ل�ي لي أ� ص وذ ف�� ه �ا ل�لي � ق ل� ا� دس ي�� � ت� أل�مق �ي ال ب�% ن� ق� ي� � اس ي��

�ي ة� { أ� �ي ب% ق�� ت� ع�لي ع� ل� ق� ي� �ن) ب� م ة } م�� صدق� �ي ع أل�رس�ول { ق�� ي�� ب� �ن) ن� هور } م� Øعلم { ع�لم ظ� ي� لا ل�� } أ��مرة رة� م�ن) أ� �ي� جي ة وس�لم ف� �ي� ض�لي أل�لة ع�لي ت� ن) أل�ب� ا أ� ن� Øن) وظ� �ي� ي� أل�د كا ف� لى أل�كف�ر ش�_ ع أ� ب��رج�� ا ه ي�� ي� : وأ� وف� أ� د� مها م�ج � ة� وأس ل �ن ق� ة� م�ن) أل�ي_ � ف ق� ن) { م�ح� ة� } وأ�� ماع ل�ك� ج�� د� � د ل �� د أري �� وق ة { دي أل�ل ن) ه� �ي� لي أل�د� لا ع� اس } أ�� ة � ع�لي أل�ن� اق� رة� { س�_ �ي ب%� ك ها } ل� �ل�ي ة� أ� �ول�ي ي� أل�ن� ان��ت� { أ� } ك�كم ن� âب ن_ �� ل ب �� دس ن � ت� أل�مق �ي لى ب�% كم أ� لاي�� � ي� ض كم { أ� اي�� م �ي� ع أ� �ي �� ض �ي ة ل�� ان) أل�ل ا ك� هم } وم� م�ي�اس { � ال�ن ة ي�� ن) أل�ل ل } أ�� �x حون ل أل�ت� � ن اب� ق�� � أل ع�من) م و� ا أل�س ول�ه ر� ت� ب�� ي� � ن) س ة لا� � ع�لي ة� دة� أل�رج�م _� ة� ( س � ق ال�هم و ) أل�رأ� ع�م اعة� أ� �� ض دم أ� � ي� ع م { ف� �ي ح�� وف� ر رو� ن) } ل� �ي ن� � م أل�مو�اض�لة� لع � ل�لق� ي�% دم ألا� . وق��

143. (Demikian pula) sebagaimana Kami telah membimbing kamu

padanya. (Kami jadikan kamu) hai Muhammad (sebagai umat yang

pertengahan) artinya sebagai umat yang adil dan pilihan, (agar

kamu sekalian menjadi saksi terhadap umat manusia) pada hari21

Page 22: Sejarah Pembangunan Ka'bah

kiamat bahwa rasul-rasul mereka telah menyampaikan risalah

kepada mereka (dan agar rasul menjadi saksi terhadap kamu

sekalian) bahwa ia telah menyampaikan risalahnya kepadamu.

(Dan tidaklah Kami jadikan kiblat) kamu sekarang ini (menurut

arah kiblatmu dulu) yaitu Kakbah yang menjadi kiblatmu yang

mula-mula. Di Mekah Nabi saw. ketika salat menghadap ke sana

dan tatkala ia hijrah ke Madinah disuruhnya menghadap ke

Baitulmakdis guna mengambil hati orang-orang Yahudi. Ada 16

atau 17 bulan lamanya Nabi menghadap ke Baitulmakdis, lalu

kembali menghadap ke Kakbah (melainkan agar Kami ketahui)

menurut ilmu lahir (siapa yang mengikuti rasul) lalu

membenarkannya (di antara orang-orang yang membelot) artinya

murtad dan kembali pada kekafiran disebabkan keragu-raguan

terhadap agama dan dugaan bahwa Nabi saw. dalam kebimbangan

menghadapi urusannya. Memang ada segolongan orang yang murtad

disebabkan ini. (Dan sungguh) 'in' berasal dari 'inna',

sedangkan isimnya dibuang dan pada mulanya berbunyi 'wa-

innaha', artinya 'dan sesungguhnya ia' (adalah ia) yakni

pemindahan kiblat itu (amat berat) amat sulit diterima

manusia, (kecuali bagi orang-orang yang diberi petunjuk oleh

Allah) di antara mereka (dan Allah tidak akan menyia-nyiakan

keimanan mereka) maksudnya salat mereka yang dulu menghadap ke

Baitul makdis, tetapi akan tetap memberi pahala kepada mereka

karenanya. Sebagaimana kita ketahui sebab turun ayat ini

adalah datangnya pertanyaan mengenai orang yang meninggal

sebelum pemindahan kiblat. (Sesungguhnya Allah terhadap

manusia) yakni yang beriman (Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang) sehingga Dia tidak akan menyia-nyiakan amal

22

Page 23: Sejarah Pembangunan Ka'bah

perbuatan mereka. 'Ra`fah', artinya amat pengasih dan

didahulukan agar lebih tepat menemui sasaran.

د } لى { ق�� ا أ� طلع هة� } أل�سماء { م�ي� ي� { ج�� ك� ف�� ه� ف� } وج�� صر ت� { ي�� ل ق� ق� } ب��ري ت�� �ن حق� ل�لت�

ي ذع� ة أ� �� ن م ولا� �رأه�ي �� ب ل ة� أ� ن� ه ا ق�� ي�� ل�ك� لا� وذ ذ� �ة � وك�ان) ن� ال أل�كغي� ن� ق� اس�ي� مر ي�� ا ل�لا� وق�� س_ أل�وحي� وم�ت�ك� { ه ول وج�� ا } ف� ه حي� اه�ا { ت�� �� ة� ب��رض ل ب� ك� } ق�� ول�ن� ح� ك� { ت�� ن� �ب ول� لن� رب� } ق�� لام أل�غ � س لى أ� أ�م { ي� ب� ا ك� ت_ م� �ي ة� } وح� � ي� أل�كغي رأم { أ� د أل�ح ج� و } أل�مس ح ر { ت�� ط _� لاة� } س ي� أل�ص ل ف� ن� ق� ي� � أس

اب� � وأ أل�كن ون�� ن) أ� �ي� د� � ن) أل رة وأ�� ط _� لاة� } س ي� أل�ص م { ف� ك وه� وأ وج�� ول� ة � } ف� م اب� ل�لا� ط خ��هم ي� ي� ك�ب� ا ف� م { ل�م ه� �xي ن) ر � ان��ت� } م� _ ق� { أل�ن ة� } أل�ح � لى أل�كغي ولى� أ� � ي� أل�ن ة { أ� �xن ون) أ� علم �ي ل�ا م ل ع� �� اق ع� ة ت�� ا أل�ل ا } وم� ه �ل�ي ول أ� ح ت� �ة ب� �� ن لم م�ن) أ� � ة وس � ة ع�لي لي أل�ل � ي� ض ت� � غت� أل�ب م�ن) ت�� ر م ار أ� ك ن�� وذ م�ن) أ� ه �ي� أل�ي اء أ� � ال�ن رة وي�� م ال أ� _ ن ون) م�ن) أم�ب� � م�ن ا أل�مو� ه �xي اء أ� � ال�ن ون) { ي�� عمل �ت�

لة� ن� . أل�ق�144. (Sungguh) menyatakan kepastian (telah Kami lihat

perpalingan) atau tengadah (wajahmu ke) arah (langit)

menunggu-nunggu kedatangan wahyu dan rindu menerima perintah

untuk menghadap Kabah. Sebabnya tidak lain karena ia merupakan

kiblat Nabi Ibrahim dan lebih menggugah untuk masuk Islamnya

orang-orang Arab (maka sungguh akan Kami palingkan kamu)

pindahkan kiblatmu (ke kiblat yang kamu ridai) yang kamu

23

Page 24: Sejarah Pembangunan Ka'bah

sukai. (Maka palingkanlah mukamu) artinya menghadaplah di

waktu salat (ke arah Masjidilharam) yakni Kakbah (dan di mana

saja kamu berada) ditujukan kepada seluruh umat (palingkanlah

mukamu) dalam salat (ke arahnya! Dan sesungguhnya orang-orang

yang diberi Alkitab sama mengetahui bahwa itu) maksudnya

pemindahan kiblat ke arah Kakbah (benar) tidak disangsikan

lagi (dari Tuhan mereka) karena di dalam kitab-kitab suci

mereka dinyatakan bahwa di antara ciri-ciri Nabi saw. ialah

terjadinya pemindahan kiblat di masanya. (Dan Allah sekali-

kali tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan) jika dengan ta,

maka ditujukan kepada 'kamu' hai orang-orang yang beriman,

yang mematuhi segala perintah-Nya, sebaliknya bila dengan ya,

maka ditujukan kepada orang-orang Yahudi yang menyangkal soal

kiblat ini.19

BAB 3

Kesimpulan

Al-Manawi dalam kitabnya at-Tauqif ‘al-Muhimmat at-Ta‘rif

menjelaskan bahwa “kiblat” adalah segala sesuatu yang

ditempatkan di muka, atau sesuatu yang kita menghadap

kepadanya. Jadi secara harfiah kiblat mempunyai pengertian19 Imam jalaludin Al Mahalliy Imam Jalaluddin As Suyuthi Terjemah TafsirJalalain berikut Asbabun Nuzul, pent. Mahyudin Syaf, et.al. Bandung: SinarBaru, 1990. h.74-76.

24

Page 25: Sejarah Pembangunan Ka'bah

arah ke mana orang menghadap. Oleh karena itu Kakbah disebut

sebagai kiblat karena ia menjadi arah yang kepadanya orang

harus menghadap dalam mengerjakan salat. Islam sangat

menekankan adanya shalat bersama guna meneguhkan tali

persaudaraan serta kerjasama. Sehingga penentuan arah kiblat

pada hakikatnya adalah menentukan posisi Kabah dari suatu

tempat di permukaan bumi, atau sebaliknya. Dari penjelasan

tersebut maka Kiblat umat Islam diseluruh dunia yaitu Kabah.

Menghadap Kiblat adalah merupakan syarat sahnya shalat,

sehingga tidak sahnya shalat seseorang tanpa menghadap kiblat,

kecuali shalat dalam keadaan khauf, shalat sunah di atas

kendaraan atau perahu, yang diperkenankan menghadap ke arah

mana saja kendaraan itu menghadap menurut riwayat dari Ahmad,

Muslim dan Tirmidzi:”Bahwa sesungguhnya Nabi saw . pernah

shalat diatas kendaraannya ( menghadap kearah ) di mana

kendaraannya itu menghadap.” Dan berkenaan dengan initurunlah

ayat maka ke arah mana saja kamu menghadap disitulah wajah

Allah (QS Al Baqarah ayat 115

25

Page 26: Sejarah Pembangunan Ka'bah

Daftar Referensi

Prof. DR. Harun Nasution, Ensiklopedia Islam Indonesia,

Jakarta: Djambatan,1992.

Hassan Shadily, Ensiklopedia Indonesia, Jakarta: PT Dai Nippon

Printing Indonesia, t.t.

Imam Ibnul Jauzi, Al Wafa kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad

SAW, penj. Mahfud Hidayat & Abdul Muiz, Jakarta: Pustaka Al

Kautsar, 2006.http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/13/10/18/

muu5l3-masjid-qiblatain-masjid-dengan-dua-kiblat. diunduh tgl 27

September 2014 pukul 14.28 WIB.

Imam Jalaludin Al Mahalliy, et.al, Terjemah Tafsir Jalalain berikut Asbabun

Nuzul, pent. Mahyudin Syaf, et.al. Bandung: Sinar Baru, 1990.

KH. Qamaruddin Shaleh, et.al, Asbabun Nuzul Latar Belakang Historis turunnya

ayat-ayat Al quran, Bandung: CV Diponegoro,1982.

Mua’ammal Hamidy, et.al, Tafsir Ayat Ahkam Ash Shabuni, Surabaya: PT Bina

Ilmu,1983.

A Mudjab Mahali, Asbabun Nuzul Studi Pendalaman Alquran Surat Al baqarah-An

nas , Jakarta: PT RajaGrafindo, 2002.

26