PENDAHULUAN Kiblat adalah tempat kaum muslimin menghadap dalam shalat, dalam hal ini Islam sangat menekankan adanya shalat bersama untuk meneguhkan tali persaudaraan serta kerjasama. Pada masa Rasullulah saw arah kiblat menuju ke arah Masjidil Aqsa atau sering dikenal dengan Baitul Maqdis yang berada di Palestina selama 16—17 bulan lalu turun firman Allah swt dalam Surat Al Baqarah ayat 142-144 tentang perintah untuk menghadap kiblat dalam sholat dari Baitul Maqdis mengubah arahnya ke Masjidil Haram (Kabah). Karena inilah kita dapat mengetahui kenapa adanya peralihan kiblat tersebut. Dalam hal ini penulis berusaha untuk menelusuri tentang Surat al Baqarah ayat 142-144. Melalui beberapa tafsir yang digunakan untuk menjelaskan peralihan Kiblat dari Masjidil Aqsa ke Masjidil Haram digunakan untuk memperjelas masalah tentang hal ini. Adapun pembahasan dalam penulisan ini: 1. Sejarah pembangunan Kabah 2. Pengertian tentang Kiblat 3. Peristiwa pengalihan Kiblat 4. Sejarah Mesjid Qiblatain 5. Asbabun Nuzul pada surat Al Baqarah ayat 142-144 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENDAHULUAN
Kiblat adalah tempat kaum muslimin menghadap dalam
shalat, dalam hal ini Islam sangat menekankan adanya shalat
bersama untuk meneguhkan tali persaudaraan serta kerjasama.
Pada masa Rasullulah saw arah kiblat menuju ke arah Masjidil
Aqsa atau sering dikenal dengan Baitul Maqdis yang berada di
Palestina selama 16—17 bulan lalu turun firman Allah swt dalam
Surat Al Baqarah ayat 142-144 tentang perintah untuk menghadap
kiblat dalam sholat dari Baitul Maqdis mengubah arahnya ke
Masjidil Haram (Kabah). Karena inilah kita dapat mengetahui
kenapa adanya peralihan kiblat tersebut.
Dalam hal ini penulis berusaha untuk menelusuri tentang
Surat al Baqarah ayat 142-144. Melalui beberapa tafsir yang
digunakan untuk menjelaskan peralihan Kiblat dari Masjidil
Aqsa ke Masjidil Haram digunakan untuk memperjelas masalah
tentang hal ini. Adapun pembahasan dalam penulisan ini:
1. Sejarah pembangunan Kabah
2. Pengertian tentang Kiblat
3. Peristiwa pengalihan Kiblat
4. Sejarah Mesjid Qiblatain
5. Asbabun Nuzul pada surat Al Baqarah ayat 142-144
1
BAB 2
Pembahasan2.1. Sejarah pembangunan Kabah oleh Nabi Ibrahim
Ka’bah pusat peribadatan kaum muslimin terletak di kota
suci Mekah, Ka’bah telah ada sebelum Islam sebagai pusat
keagamaan. Nabi Ibrahim dan putranya Ismail diyakini sebagai
pendiri bangunan aslinya. Inti bangunan “segi empat” adalah
batu hitam (al Hajar al Aswad). Pada 630 (8 H) sebagai pusat
peribadatan dan kiblat umat Islam, ia menjadi sentral dalam
berbagai aspek kehidupan umat termasuk keagamaan, sscial dan
politik, keilmuan. Harun ar Rasyid (w 809/193H) isi wasiat
buat kedua anaknya Amin dan Makmum di dinding Ka’bah. Di zaman
modern berbagai penguasa muslim berupaya memanfaatkan
kekuasaan mereka atas Kabah guna memenangkan simpati umat
Islam secara luas. Jadi Kabah sebagai suatu tempat berkumpul
beragam bangsa, Kabah dengan Mesjid Al Haramnya menjadi
temapat strategis dan popular bagi penyebaran ilmu dan
pelajaran agama.1
1 Prof. DR. Harun Nasution, Ensiklopedia Islam Indonesia, Jakarta: Djambatan,1992.h.503-504.
2
Gambar Ka’bah 1.1
Kabah bangunan suci berbentuk Kubus terbuat dari batu
terletak di dalam Masjid Mekah ditutup dengan kiswah Baitul
Atiq (rumah bangunan kuno) Bait Allah Baitullah, Baitul Haram
panjang dinding sebelah utara dan selatan ± 10 m; dan panjang
dinding timur dan barat ± 12m, tinggi ± 15m. pintu pada
dinding sebelah timur dan di sudut tenggara terletak Hajar
Aswad. Kabah dibangun oleh Nabi Ibrahim dan puteranya Ismail,
sebagai tempat ibadat, ditetapkan sebagai kiblat shalat bagi
seluruh umat Islam (Al Baqarah ayat 144) juga orang yang telah
meninggal hendaknya dihadapkan kearah kiblat di dalam kubur.2
Penjelasan tentang Ka’bah dalam surat Al baqarah ayat 1272 Hassan Shadily, , Ensiklopedia Indonesia, Jakarta: PT Dai Nippon PrintingIndonesia, t.t.,h. 1613.
3
�ت� ن� ك� أ� ن�� ا أ�� ن� ل م�� ن� ق� ا ت�� ن� ب�� ل ر �ن ماع�� � س وأ��� ت� �ي ب% ن) أل� د م�� وأع�� ق� م أل� �ي رأه�� ب�� ع أ�� رف�� �ذ� ب� وأ��م �ي عل� ع أل� �ي م� أل�سArtinya: Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina)
dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya
Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya
Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".
Pada ayat ini Allah swt. mengingatkan kepada orang-orang
Arab bahwa yang membangun Baitullah itu adalah nenek moyang
mereka yang bernama Ibrahim dan putranya Ismail, kedua beliau
itu adalah cikal bakal orang-orang Arab dan Israil. Seluruh
orang-orang Arab mengikuti agamanya, yaitu Nabi Ibrahim dari
ayat tersebut di atas dapat dipahami bahwa yang membangun
Baitullah itu ialah Nabi Ibrahim dan putranya Ismail. Tujuan
mendirikan Baitullah itu adalah untuk beribadat kepada Allah
swt.
Baitullah artinya rumah Allah yaitu Kabah yang dibangun
oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail atas perintah Allah. Bukan
berarti bahwa Allah bertempat tinggal di dalamnya tetapi
dibangun khusus untuk tempat menyembah Allah. Pada masa Qusay
bin Kilab kakek Nabi Muhammad yang kelima Kabah belum lagi
pakai atap dan sekelilingnya merupakan tanah lapang lepas
tanpa dinding. Semenjak menjadi kepala pemerintahan di kota
Mekah beliau berjasa memberi atap Kabah dengan kayu dan
membatasi tanah lapang dikeliling Kabah. Pada tahun gajah 571
tahun kelahiran Nabi Muhammad datanglah Raja najasi bernama
Abrahah dari Habsyah bersama bala tentaranya untuk
4
menghancurkan Kabah namun merekalah yang hancur atas izin
Allah. Pada masa Khalifah Yazid bi Muawiyah yang berpusat di
kota Damaskus melakukan penyerangan ke Mekah karena tidak mau
mengakui pemerintahannya.
Kota Mekah di serang dan akibatnya bangunan Kabah rusak
berat dan diperbaiki setelah wafatnya Khalifah Yazid bin
Muawiyah dan tentaranya mundur oleh Abdullah bin Zubeir
walikota mekah. Pada 62 H Abdullah bin Zubeir ditaklukkan oleh
Hajjaj bin Yusuf dan menguasai kota Mekah kabah mulai dirombak
dan disetujui oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan.
Pemerintahan Turki Usmani masa Sultan Murad Khan 1039 H
terjadi banjir besar di Mekah yang mengakibatkan dinding-
dinding Kabah rusak dan banyak batu bangunan yang runtuh oleh
Amir Mekah Syarif Masud bin Idris Kabah diperbaiki dan baru
dapat diselesaikan pada masa Amir Syarif Abdullah bin Hasan
bin Namir (1040 H). Pada masa Kerajaan Arab Saudi Pemerintah
mengadakan perluasan Mesjid Al Haram setelah diadakan
penyelidikan atas bangunan Kabah ada keretakan dinding dan
atapnya dan perbaikannya baru dapat diselesaikan pada 1377 H.
Kabah merupakan satu titik sebgai alat untuk menyatukan arah
umat Islam dalm mengerjakan shalat dan sebagai lambang
persatuan umat.3Baitullah rumah tuhan sebutan Kabah sebagai
rumah yang pertama diperintahkan Allah dibina tempat manusia
beribadat. Dibangun oleh Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as
“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun (untuk tempat)
manusia ialah Baitullah di Mekah yang diberkahi dan menjadi
petunjuk bagi semua manusia (Ali Imran ayat 96) disamping
3Ibid., h.160-161
5
sebagai pusat sebagai ibadat haji, Baitullah (Kabah) juga
sebagai pusat kiblat dalam shalat.4
2.2 Kiblat
Kiblat Adalah arah menghadap pada waktu shalat. Kiblat
umat Islam pada waktu shalat adalah Ka’bah di Mekah. Orang
yang langsung dapat melihat Kabah wajib menghadap
padanya.sedangkan orang yang tidak melihatnya langsung, hanya
wajib menghadap kearahnya saja. Dalam sejarah umat Islam salat
menghadap Baitul Muqaddas di Palestina sebagai kiblat setelah
datang perintah Allah untuk mengalihkan kiblat dari Baitullah
di Mekah (Qs Al Baqarah ayat 144). Baitul Maqdis (Masjidil
Aqsa) Mesjid Al Aqsa Baitul Muqaddas menurut riwayat merupakan
mesjid yang disucikan oleh umat Islam yang didirikan oleh Nabi
Sulaiman. Menurut keterangan tanah yang dipergunakan untuk
membangun mesjid Al Aqsa merupakan tanah waqaf dari seseorang
yang bernama Nasuha. Nasuha mewaqafkan kepada Nabi Daud untuk
kepentingan pembangunan mesjid. Ada perbedaan pemahaman
mengenai Mesjid Al Aqsa dalam Al quran surat Bani Israil
menurut jumhur Ulama Mesjid Al Aqsa pada ayat itu adalah
Mesjid yang terdapat di Palestina merupakan tempat sujud
terjauh yang disaksikan oleh Nabi Muhammad pada waktu ia miraj
ke Sidart al Muntaha. Dan yang kedua bukan saja penting bagi
umat Islam tetapi juga penting bagi umat Nasrani dan yahudi.5
Dalam keadaan tertentu dimana seseorang menemui kesulitan
dalam menentukan arah kiblat, maka sikap yanh telah digariskan
oleh syariat. Di zaman sekarang, menentukan arah kiblay
4 Hassan Shadily, Ensiklopedia Indonesia, Jakarta: PT Dai Nippon PrintingIndonesia, t.t.,h. 363.5Ibid., h.639-640.
6
bukanlah suatu hal yang sulit karena banyak alat penunjuk arah
kiblat yang diperjualbelikan. Pada dasarnya menghadap kiblat
juga merupakan syarat sah dalam shalat dan tidak dapat
ditawar-tawar. Pertama bagi mereka yang dalam keadaan takut ,
terpaksa, sakit berat, diperbolehkan tidak menghadap
kiblatpada waktu shalat. (QS Al Baqarah ayat 239), Kedua
mereka yang shalat sunah diatas kendaraan sesuai dengan hadis
Nabi riwayat Bukhari dari Jabir bin Abdullah dan menurut Imam
Muslim, Ahmad Tirmizi, yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad
mengerjakan shalat sunah di atas kendaraan ketika dalam
perjalanan dari Mekah menuju Madinah.6
Kiblat dalam Islam jurusan Arah ke Mekah khususnya Kabah
(Al Baqarah ayat 144) ynag diambil dalam melakukan ibadat
shalat. Selain Kabah juga Masjid Aqsa pernah menjadi Kiblat
salat selama 16 bulan sesudah hijrah ke Madinah, kemudian
berpaling kembali ke Kabah sesuai dengan pemohonan Nabi
Muhammad saw kepada Allah.7
Pengalihan Kiblat dari Baitul Maqdis ke Ka’bah
Sahabat Al Barra meriwayatkan “ Kami Shalat bersama
Rasulullah saw, menghadap Baitul Maqdis (di Palestina) selama
16 bulan atau tujuh belas bulan. Kemudian setelah itu, Kiblat
dialihkan ke arah Kabah (di Mekah) HR Bukhari.8
2.3 Peristiwa Pengalihan Kiblat
6Prof. DR. Harun Nasution, Ensiklopedia Islam Indonesia, Jakarta: Djambatan,1992.H. 563.7Hassan Shadily, Ensiklopedia Indonesia, Jakarta: PT Dai Nippon PrintingIndonesia, t.t.,h. 1775.8Imam Ibnul Jauzi, Al Wafa kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad SAW, penj. MahfudHidayat & Abdul Muiz, Jakarta: Pustaka Al Kautsar, 2006, h.236-237.
7
Muhammad bin Habib Al Hasyimi menuturkan “ Rasullulah saw
mengunjungi Ummu Basyar bin Al Bara bin Ma’rur di daerah Bani
Salamah. Peristiwa itu terjadi pada hari selasa pertengahan
bulan Syaban. Ketika waktu zhuhur tiba, beliau bersama para
sahabatnya melaksanakan shalat zhuhur (qashar) dua rakaat ke
arah Syam (letak Baitul Maqdis). Kemudian turun perintah untuk
menghadap Kabah. Maka shaf (barisan dalam shalat) jamaah yang
berada dibelakang beliau berputar untuk berbalik arah.
selanjutnya mereka meneruskan ibadah shalat sampai selesai.
Karena peristiwa tersebut dinamai dengan mesjid Al Qiblatain
(yaitu memiliki dua kiblah). Dalam riwayat Al waqidi,
persitiwa itu terjadi pada hari Senin pertengahan bulan Rajab
di awal bulan ke -17 setelah berkiblat ke Baitul Maqdis.
Sedang menurut riwayat As Suddiy, peralihan kiblat itu terjadi
pada awal bulan ke-18 setelah berkiblat ke Baitul Maqdis.9
9 Ibid., h. 236-237.
8
Gambar Mesjid Al Aqsa dan Masjidil Haram 1.2
2.4 Sejarah Mesjid Qiblatain
Masjid Qiblatain berada di Jalan Khalid bin Al Walid,
barat laut Kota Madinah. Letaknya di tepi jalan menuju kampus
9
Universitas Madinah di dekat Istana Raja menuju ke jurusan
Wadi Aqiq. Masjid ini ada di atas bukit kecil di utara Harrah
Wabrah, Madinah, sekitar tujuh kilometer dari Masjib Nabawi.
Masjid tersebut awalnya bernama Masjid Bani Salamah karena
dibangun di atas bekas rumah Bani Salamah. Namun, karena ada
peristiwa yang sangat bersejarah, yaitu turunnya wahyu untuk
shalat menghadap kiblat Masjidil Haram, nama masjid ini diubah
menjadi Qiblatain yang berarti dua kiblat. Masjid tersebut
menjadi saksi bisu pemindahan kiblat tersebut. Dulu, kiblat
shalat untuk semua nabi adalah Baitullah di Makkah. Seperti
yang tercantum dalam Alquran surah Ali Imran ayat 96,
“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk tempat
beribadah manusia ialah Baitullah di Mekah yang diberkahi dan
menjadi petunjuk bagi semua manusia.” Kemudian, ketika
Rasulullah berada di Madinah, kiblat selanjutnya ditetapkan di
Al Quds atau Masjidil Aqsha yang ada di Palestina dengan
mengarah ke utara. Saat penentuan kiblat di Al Quds ini, umat
Islam sama dengan umat dari kaum lainnya, yaitu Nasrani dan
Yahudi yang memusatkan ibadah di Palestina.
Gambar Mesjid Quba di Madinah1.3
10
Rasulullah SAW pun sering mendapatkan cemoohan dari kaum
tersebut. Mereka menyebut agama Islam yang dibawanya hanya
mengekor dari ajaran nenek moyang kaum mereka. Dengan
kesabaran dan lapang hati, Rasulullah menanggapinya dengan
diam namun selalu berdoa agar diberikan petunjuk oleh Allah.
Doa Sang Rasul pun terjawab. Saat menunaikan shalat Zhuhur di
Masjid Bani Salamah ini, turunlah wahyu untuk memindahkan arah
kiblat ke Masjidil Haram di Makkah.
Pada tahun ke-2 Hijriyah, tepatnya pada Senin bulan
Rajab, Rasulullah berkunjung ke perkampungan Harrah untuk
sekadar bersilaturahim dengan warga Muslim di sana. Ketika
memasuki waktu Zhuhur, Rasulullah melaksanakan shalat di
Masjid Salamah. Dalam buku Ensiklopedi Haji dan Umrah dengan
editor Abdul Halim dijelaskan bahwa saat itu Rasulullah SAW
mengimami shalat dengan menghadap ke Masjid Al Aqsha di
Palestina. Namun, ketika selesai rakaat kedua, turunlah wahyu
yang memerintahkan untuk mengubah arah kiblat melalui
malaikat. Nabi beserta jamaahnya langsung memutar 180 derajat
untuk mengikuti kiblat baru tersebut, mengarah ke Masjidil
Haram yang berada di selatan. “Shalat Zhuhur ketika itu
dilakukan dua rakaat menghadap Masjidil Aqsha dan dua rakaat
menghadap Masjidil Haram,” tulisnya. Wahyu yang turun pada
peristiwa bersejarah itu adalah surah al-Baqarah ayat 144.
“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit
maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu
sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram.
Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke
arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani)
11
yang diberi al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui
bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari
Allahnya dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang
mereka kerjakan.” Peristiwa penentuan pindahnya kiblat ini
juga diperkuat dengan hadis. Diriwayatkan dari Abdullah Ibn
Umar Radiallahu anhuma, dia berkata, “Ketika manusia sedang di
Masjid Quba untuk melaksanakan shalat Subuh, tiba-tiba datang
seorang sahabat dan berkata bahwa malam ini telah di turunkan
Alquran kepada Nabi SAW dan sungguh telah diperintahkan untuk
menghadap Qiblah, dan dulunya mereka menghadap Syam (Baitul
Maqdis), lalu mereka memutar untuk menghadap Ka’bah.” Setelah
peristiwa tersebut, otomatis semua kaum Muslim tidak
diperbolehkan lagi shalat menghadap Masjidil Aqsha karena
hukum sudah Nusakh. Kiblat arah shalat telah diganti menghadap
Masjidil Haram. Jika ada kaum Muslim yang masih menghadap
Masjidil Aqsha, shalatnya tidak sah. Dan, bagi mereka yang
sudah mengetahui hukumnya namun tetap menghadap Masjidil Aqsha
لة� ن� . أل�ق�144. (Sungguh) menyatakan kepastian (telah Kami lihat
perpalingan) atau tengadah (wajahmu ke) arah (langit)
menunggu-nunggu kedatangan wahyu dan rindu menerima perintah
untuk menghadap Kabah. Sebabnya tidak lain karena ia merupakan
kiblat Nabi Ibrahim dan lebih menggugah untuk masuk Islamnya
orang-orang Arab (maka sungguh akan Kami palingkan kamu)
pindahkan kiblatmu (ke kiblat yang kamu ridai) yang kamu
23
sukai. (Maka palingkanlah mukamu) artinya menghadaplah di
waktu salat (ke arah Masjidilharam) yakni Kakbah (dan di mana
saja kamu berada) ditujukan kepada seluruh umat (palingkanlah
mukamu) dalam salat (ke arahnya! Dan sesungguhnya orang-orang
yang diberi Alkitab sama mengetahui bahwa itu) maksudnya
pemindahan kiblat ke arah Kakbah (benar) tidak disangsikan
lagi (dari Tuhan mereka) karena di dalam kitab-kitab suci
mereka dinyatakan bahwa di antara ciri-ciri Nabi saw. ialah
terjadinya pemindahan kiblat di masanya. (Dan Allah sekali-
kali tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan) jika dengan ta,
maka ditujukan kepada 'kamu' hai orang-orang yang beriman,
yang mematuhi segala perintah-Nya, sebaliknya bila dengan ya,
maka ditujukan kepada orang-orang Yahudi yang menyangkal soal
kiblat ini.19
BAB 3
Kesimpulan
Al-Manawi dalam kitabnya at-Tauqif ‘al-Muhimmat at-Ta‘rif
menjelaskan bahwa “kiblat” adalah segala sesuatu yang
ditempatkan di muka, atau sesuatu yang kita menghadap
kepadanya. Jadi secara harfiah kiblat mempunyai pengertian19 Imam jalaludin Al Mahalliy Imam Jalaluddin As Suyuthi Terjemah TafsirJalalain berikut Asbabun Nuzul, pent. Mahyudin Syaf, et.al. Bandung: SinarBaru, 1990. h.74-76.
24
arah ke mana orang menghadap. Oleh karena itu Kakbah disebut
sebagai kiblat karena ia menjadi arah yang kepadanya orang
harus menghadap dalam mengerjakan salat. Islam sangat
menekankan adanya shalat bersama guna meneguhkan tali
persaudaraan serta kerjasama. Sehingga penentuan arah kiblat
pada hakikatnya adalah menentukan posisi Kabah dari suatu
tempat di permukaan bumi, atau sebaliknya. Dari penjelasan
tersebut maka Kiblat umat Islam diseluruh dunia yaitu Kabah.
Menghadap Kiblat adalah merupakan syarat sahnya shalat,
sehingga tidak sahnya shalat seseorang tanpa menghadap kiblat,
kecuali shalat dalam keadaan khauf, shalat sunah di atas
kendaraan atau perahu, yang diperkenankan menghadap ke arah
mana saja kendaraan itu menghadap menurut riwayat dari Ahmad,
Muslim dan Tirmidzi:”Bahwa sesungguhnya Nabi saw . pernah
shalat diatas kendaraannya ( menghadap kearah ) di mana
kendaraannya itu menghadap.” Dan berkenaan dengan initurunlah
ayat maka ke arah mana saja kamu menghadap disitulah wajah
Allah (QS Al Baqarah ayat 115
25
Daftar Referensi
Prof. DR. Harun Nasution, Ensiklopedia Islam Indonesia,
Jakarta: Djambatan,1992.
Hassan Shadily, Ensiklopedia Indonesia, Jakarta: PT Dai Nippon
Printing Indonesia, t.t.
Imam Ibnul Jauzi, Al Wafa kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad
SAW, penj. Mahfud Hidayat & Abdul Muiz, Jakarta: Pustaka Al