Profil Kabupaten Majalengka 1 Sampai abad ke XV kawasan Kabupaten Majalengka sekarang, terdapat beberapa kerajaan Hindu, sekalipun tidak semua kerajaan tersebut sempat meninggalkan data-data sejarah secara kuat. Adapun kerajaan dimaksud sebagai berikut : Kerajaan Rajagaluh Kerajaan Rajagaluh terletak di Kawasan Rajagaluh sekarang, saat itu dipegang oleh Prabu Cakraningrat. Sampai sekarang belum dapat terungkap secara lengkap, masih memerlukan waktu pengungkapannya. Kerajaan Talaga Kerajaan Talaga memang memiliki data-data tertulis sekalipun tidak terlalu lengkap. Selain itu dilengkapi pula adanya sisa-sisa peninggalan kerajaan maupun situs-situs yang dapat dibaca dan cerita rakyat masih terus hidup di kalangan Sejarah Majalengka Pendopo Kabupaten Majalengka
148
Embed
Sejarah Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/profilkabmjl.pdf · Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Indramayu Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Profil Kabupaten Majalengka 1
Sampai abad ke XV kawasan Kabupaten Majalengka sekarang, terdapat
beberapa kerajaan Hindu, sekalipun tidak semua kerajaan tersebut sempat
meninggalkan data-data sejarah secara kuat. Adapun kerajaan dimaksud sebagai
berikut :
Kerajaan Rajagaluh
Kerajaan Rajagaluh terletak di Kawasan Rajagaluh sekarang, saat itu dipegang
oleh Prabu Cakraningrat. Sampai sekarang belum dapat terungkap secara lengkap,
masih memerlukan waktu pengungkapannya.
Kerajaan Talaga
Kerajaan Talaga memang memiliki data-data tertulis sekalipun tidak terlalu
lengkap. Selain itu dilengkapi pula adanya sisa-sisa peninggalan kerajaan maupun
situs-situs yang dapat dibaca dan cerita rakyat masih terus hidup di kalangan
Sejarah Majalengka
Pendopo Kabupaten Majalengka
2 Profil Kabupaten Majalengka
masyarakat. Kerajaan Talaga berdiri 1292 M, yaitu dari Batara Gunung Bitung
(R. Syadewata). Ia mempunyai anak bernama R. Darmasuci yang menjadi raja
pertama, kemudian diteruskan oleh puteranya bernama Sunan Talaga Manggung.
Darmasuci meneruskan ayahnya sebagai Rajaguru Budayasarwatiwada
(Mahayana). Kerajaan Hindu ini berlangsung sampai dengan Tahun 1530 ketika
rajanya Parung Gangsa. Ketika beliaulah, Kerajaan Talaga masuk Islam dan diberi gelar
oleh Gunungjati yaitu Pucuk Umum Talaga. Sekalipun demikian sejarah Talaga ini
belum terungkap dengan lengkap.
Kerajaan Sindangkasih
Nama Sindangkasih dapat dipastikan diambil dari Mandala Sindangkasih yang
pada saat itu dipimpin oleh Ki Ageng Surawijaya. Ki Gede Sindangkasih adalah ayah
Nyi Rambut Kasih yang disebut Nyi Gedeng Sindangkasih atau juga Nyi Ambetkasih.
Rambutkasih adalah pendiri kerajaan kecil bercorak Hindu bernama
Sindangkasih. Sekalipun tidak banyak meninggalkan data-data sejarah, tetapi banyak
cerita rakyat yang masih hidup dan berkembang di kalangan masyarakat.
Menurut cerita rakyat Rambutkasih adalah seorang pemberani, memiliki paras
yang cantik molek, berambut panjang, bijaksana dan waspada permana tinggal.
Oleh karenanya Ia diperistri oleh Prabu Siliwangi Tahun 1482-1521 M.
Ia jugalah yang diperintahkan oleh suaminya untuk pindah ke Pakuan dengan
pengikut-pengikutnya dan bala tentaranya.
Nyi Rambutkasih sangat memperhatikan kemakmuran rakyatnya terutama
dalam hal bercocok tanam, sehingga tanahnya subur dan rakyatnya makmur.
Peninggalan Nyi Rambutkasih yang masih utuh adalah paniisan mungkin bekas
padepokan dan kemungkinan merupakan tempat menghilangnya Nyi Rambutkasih
ketika ditemui Pangeran Muhammad yang disertai oleh ayahnya Pangeran Panjunan.
Profil Kabupaten Majalengka 3
Cerita rakyat yang masih hidup dan berkembang di masyarakat bahwa
hilangnya Nyi Rambutkasih, hilang pulalah pohon-pohon maja di Kerajaan
Sindangkasih, yang sangat diperlukan oleh semua masyarakat Cirebon untuk ramuan
obat malaria yang tengah berkecamuk di Cirebon. Sehingga ada kata Majae langka dan
menjadi “Majalengka”. Pada saat itulah terjadi pergantian pimpinan/raja di
Majalengka dari Nyi Rambutkasih kepada Pangeran Muhammad. Sekaligus berganti
menjadi Majalengka pada Tahun 1490 M serta berpindahnya kepercayaan masyarakat
menjadi penganut agama Islam.
Pemerintahan Pangeran Muhammad
Kerajaan ini berawal dari terjadinya penggantian pimpinan di Cirebon Tahun
1479 M, yaitu diangkatnya Sunan Gunung Jati sebagai Naradipa Padjadjaran
menggantikan Pangeran Pakungwati Cirebon. Kemudian lama kelamaan pengiriman
upeti ke Galuh dihentikan, kejadian ini menimbulkan kekecewaan bagi kerajaan hindu
lainnya seperti Talaga dan Kuningan. Untuk mengantisipasi kejadian inilah Pangeran
Muhammad yang memiliki keahlian mendalang dan disebut juga Pangeran Palakaran
Dalang disertai ayahnya Pangeran Panjunan ditugaskan oleh Sunan Gunung Jati untuk
menyebarkan ajaran Islam di kawasan barat yang sekaligus merupakan benteng
pertahanan bilamana Talaga mengadakan penyerangan. Sehingga dengan modal
kemampuan mendalang dan Pangeran Panjunan sebagai Ulama besar penyebaran
ajaran Islam di Sindangkasih tidak banyak hambatan.
Pangeran Muhammad dilahirkan Tahun 1478 M dari Nyi Mas Matangsari
sebagai isteri Pangeran Panjunan, Nyi Mas Matangsari adalah putri dari Ki Ageng
Japura, cucu Ki Amukmurigil dan cicit Susul Tunggal yaitu Sang Maha Raja Sunda,
sehingga kegiatan Pangeran Muhammad di kawasan Sindangkasih dalam
menyebarkan agama Islam tidak dicurigai oleh Galuh karena masih keturunan.
4 Profil Kabupaten Majalengka
Setelah Pangeran Muhammad menggantikan Rambutkasih, maka berdirilah
pesantren-pesantren yang semakin marak. Pada Tahun 1504 M Pangeran Muhammad
memperistri seorang putri Sindangkasih seorang pemuka agama Islam bernama Siti
Armilah. Siti Armilah sangat membantu usaha suaminya dalam menyebarluaskan
ajaran Islam di kawasan Majalengka, sehingga memang lebih cepat penyebaran ajaran
Islamnya daripada daerah-daerah lainnya.
Dari Siti Armilah, Pangeran Muhammad memperoleh putera bernama Pangeran Santri
pada Tahun 1505 M. Pangeran Santri memiliki kemampuan yang demikian cerdas dan
tangkas, sehingga pada Tahun 1530 M Pangeran Santri diangkat menjadi Raja
Sumedanglarang yang berlokasi di Dayeuhluhur Sumedang.
Pangeran Santri dan Dewi Setyasih salah seorang puteri dari Parung Gangsa
yang menikah dengan Sintawati Mas Patuakan mempunyai putera bernama Pangeran
Angkawijaya yang terkenal juga dengan sebutan Geusan Ulun. Geusan Ulun sempat
menggantikan ayahnya yaitu Tahun 1881 M, terkenal juga dengan Pajajaran terakhir.
Pangeran Muhammad meninggal pada Tahun 1546 M dan dimakamkan di
lereng gunung Margatapa sekarang. Adapun Siti Armilah menurut kepercayaan
dimakamkan di belakang Pendopo Kabupaten Majalengka sekarang dan terkenal
disebut Embah Bodori.
Bagaimanapun sejarah Hari Jadi Majalengka masih memerlukan penelusuran terus
menerus dalam rangka pengumpulan data kesejarahan, sehingga benar-benar
diterima dan dibanggakan oleh seluruh lapisan masyarakat Majalengka khususnya.
(Berdasarkan Perda Nomor 05/OP/013/PD/82)
Profil Kabupaten Majalengka 5
PETA ADMINISTRASI KABUPATEN MAJALENGKA
Sumber : Materi Teknis RTRW Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2031
6 Profil Kabupaten Majalengka
LETAK GEOGRAFIS
Secara Geografis, Kabupaten Majalengka terletak di bagian timur Provinsi
Jawa Barat yaitu Sebelah Barat antara 1080 03’ – 1080 19’ Bujur Timur, Sebelah Timur
1080 12’ – 1080 25’ Bujur Timur, Sebelah Utara antara 60 36’ – 60 58’ Lintang Selatan
dan Sebelah Selatan 60 43’ – 70 03’ Lintang Selatan.
ADMINISTRASI
Kabupaten Majalengka merupakan
bagian dari wilayah administratif
Provinsi Jawa Barat yang memiliki luas
wilayah 120.424 Hektar, terdiri atas 26
Kecamatan, 13 Kelurahan, dan 330
Desa. Jarak dari Ibukota Kecamatan ke
Ibukota Kabupaten berkisar antara 0-37
Kilometer, Kecamatan Lemahsugih merupakan daerah terjauh dari ibukota
kabupaten. Jarak dari ibukota kabupaten ke Ibukota Provinsi Jawa Barat adalah 91
kilometer. Sedangkan jarak dari ibukota kabupaten ke ibukota negara Adalah 200
Kilometer, adapun batas-batas wilayah Kabupaten Majalengka sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Indramayu
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan Kabupaten
Tasikmalaya,
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sumedang
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Cirebon.
Gambaran Umum
Profil Kabupaten Majalengka 7
TOPOGRAFI
Keadaan morfologi dan
fisiografi wilayah Kabupaten
Majalengka sangat bervariasi dan
dipengaruhi oleh perbedaan
ketinggian suatu daerah dengan
daerah lainnya, dengan distribusi
sebagai berikut :
a. Dataran Rendah, mempunyai kemiringan tanah antara 0 - 15%, meliputi semua
kecamatan yang ada di Kabupaten Majalengka. Kecamatan yang mempunyai
kemiringan 0-15% seluruh wilayahnya terdiri dari kecamatan Cigasong, Jatitujuh,
Jatiwangi, Kadipaten, Kertajati, Ligung dan Palasah.
b. Berbukit Gelombang, kemiringan tanahnya berkisar antara 15% - 40%, meliputi
Kecamatan Argapura, Banjaran, Bantarujeg dan Malausma, Cikijing, Cingambul,
Dawuan dan Kasokandel. Lemahsugih, Maja, Majalengka, Rajagaluh,
Sindangwangi, Sukahaji, Sindang, dan Talaga.
c. Perbukitan Terjal, kemiringan tanahnya berkisar antara >40%, meliputi daerah
sekitar Gunung Ciremai, Kecamatan Agapura, Banjaran, Bantarujeg dan
Malausma, Cikijing, Cingambul, Lemahsugih, Leuwimunding, Maja, Majalengka,
Panyingkiran, Rajagaluh, Sindangwangi, Sukahaji dan Sindang, Sumberjaya dan
Talaga.
Keadaan Alam di Kec. Bantarujeg
8 Profil Kabupaten Majalengka
DEMOGRAFI
Jumlah Penduduk Kabupaten Majalengka tahun 2014 sebanyak 1.185.450 jiwa
yang terdiri atas 592.375 laki-laki dan 593.075 perempuan. Rata-rata tingkat
kepadatan penduduk Kabupaten Majalengka mencapai 984 jiwa/km2.
GEOLOGI
Kondisi geologi Kabupaten
Majalengka diperkirakan terdapat
formasi Sesar Baribis yang berpotensi
menyebabkan patahan rawan gempa,
terutama untuk daerah Selatan dan
Timur. Berdasarkan sebaran dan
struktur batuannya, kondisi geologis
Kabupaten Majalengka meliputi :
1. Aluvium, seluas 17.162 ha (14,25%) terdapat di Kecamatan Cikijing, Dawuan
Jatijutuh, Jatiwangi, Kadipaten, Kertajati, Ligung, Sumberjaya, Talaga, Palasah, dan
Cingambul.
2. Pleistocene Sedimentary Facies, merupakan batuan endapan yang berumur,
Pleistocene seluas 13.716 ha (13,39%) terdapat di Kecamatan Agrapura,
Bantarujeg, Jatitujuh, Kertajati, dan Lemahsugih.
3. Miocene Sedimentary Facies, merupakan batuan endapan berumur, Miocene
seluas 23.480 Ha (19,50%) terdapat di Kecamatan Agrapura, Bantarujeg, Cikijing,
Perbukitan Kapur di Kec. SIndangwangi
Profil Kabupaten Majalengka 9
Dawuan, Kadipaten, Lemahsugih, Maja, Majalengka, Talaga, Panyingkiran,
Banjaran dan Cingambul.
4. Undifferentioned Volcanic Product, merupakan batuan endapan hasil Gunung Api
Muda berupa andesit seluas 51.650 ha (42,89%) tersebar di 20 Kecamatan kecuali
Kecamatan Cikijing, Kertajati, dan Banjaran.
5. Pliocene Sedimentary Facies, merupakan batuan endapan yang berumur, Pliocene
seluas 3.870 ha (3,22%) terdapat di Kecamatan Bantarujug, Dawuan, Lemahsugih,
Leuwimunding, Maja, Majalengka, Rajagaluh, Sukahaji, Payingkiran, Cigasong, dan
Sindangwangi.
6. Lipanite Dasite, seluas 179 ha (0.15%) terdapat di Kecamatan Leuwimunding
7. Eosene seluas 78 ha (0.0006%) terdapat di Kecamatan Sindangwangi
8. Old Quartemary Volcanic Product, merupakan batuan endapan gunung api tua
yang berumur quarter seluas 10.283 ha (8.54%) terdapat di Kecamatan Argapura,
Bantarujeg, Cikijing, Ligung, Talaga dan Banjaran.
10 Profil Kabupaten Majalengka
KEDALAMAN & JENIS TANAH
Tanah merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan
manusia, hewan dan tumbuhan. Dilihat dari kedalam tanah efektif, Kabupaten
Majalengka terdiri atas :
1. Kedalaman 0-30 cm, seluas 12.876 Ha terdapat di Kecamatan Bantarujeg dan
Malausma, Cikijing, Kertajati, Lemahsugih, Maja, Majalengka, Talaga, Banjaran,
dan Cingambul.
2. Kedalaman 30-60 cm, seluas 15.003 Ha terdapat di Kecamatan Argapura,
Bantarujeg dan Malausma, Cikijing, Kertajati, Lemahsugih, Maja, Majalengka,
Sukahaji dan Sindang, Talaga, Sindangwangi, Banjaran, dan Cingambul.
3. Kedalaman 60-90 cm, seluas 34.535 Ha terdapat di Kecamatan Bantarujeg,
Dawuan dan Kasokandel, Jatitujuh, Jatiwangi, Kadipaten, Kertajati, Lemahsugih,
Maja, Majalengka, Sukahaji dan Sindang, Talaga, Panyingkiran, Palasah, Cigasong,
dan Cingambul.
4. Kedalaman tanah efektif > 90 cm, seluas 58.009 Ha tersebar di semua Kecamatan.
Jenis tanah memegang peranan penting dalam menentukan sifat dan tingkat
kesuburan tanah dalam menunjang kegiatan pertanian di suatu daerah. Faktor-faktor
yang mempengaruhi pembentukan tanah yaitu bahan induk, topografi, vegetasi dan
waktu yang akan menghasilkan jenis-jenis tanah yang berbeda sifat dan tingkat
kesuburannya. Berdasarkan penyebarannya jenis tanah di Kabupaten Majalengka
dapat dikategorikan ke dalam 15 jenis tanah sebagai berikut :
Profil Kabupaten Majalengka 11
1. Asosiasi podsolik kuning dan hidromorf kelabu seluas 10.767 Ha (8,94 %) yang
tersebar di lima Kecamatan yaitu Jatiwangi, Kertajati, Jatitujuh, Ligung dan
Palasah.
2. Grumosol kelabu seluas 14.137 Ha atau sebesar 11,74 % terdapat di Kecamatan
Lemahsugih, Bantarujeg dan Malausma, Maja, Panyingkiran, Kertajati dan
Jatitujuh.
3. Asosiasi grey humus rendah dan aluvial kelabu seluas 10.609 Ha (8,81 %) terdapat
di Kecamatan Kadipaten, Dawuan dan Kasokandel, Kertajati, Jatitujuh dan Ligung.
4. Asosiasi mediteran coklat dan grumosol seluas 9.781 Ha (8,2 %) terdapat di
Kecamatan Cigasong, Sukahaji dan Sindang, Sindangwangi, Leuwimunding,
Jatiwangi, Dawuan dan Kasokandel, Sumberjaya dan Palasah.
5. Asosiasi regosol kelabu, regosol coklat keabuan dan latosol terdapat di Kecamatan
Argapura, Rajagaluh, Sindangwangi dan Dawuan,Kasokandel. Merupakan jenis
tanah yang paling sedikit yang ada di Kabupaten Majalengka dengan luas 846 Ha
atau sekitar 0,70 %.
6. Asosiasi regosol coklat dan regosol coklat terdapat di Kecamatan Sukahaji,
Rajagaluh, Sindangwangi, Leuwimunding dan Sumberjaya dengan luas 5.469 Ha
(4,54 %).
7. Asosiasi latosol coklat dan regosol coklat hanya terdapat di 3 Kecamatan yaitu
Kecamatan Rajagaluh, Sindangwangi dan Kertajati seluas 3.883 Ha (3,22 %).
8. Komplek podsolik merah kekuningan, podsolik kuning dan regosol seluas 10.573
Ha (8,78 %) terdapat di Kecamatan Bantarujeg dan Malausma, Cikijing,
Cingambul, Maja dan Majalengka.
9. Latosol coklat kemerahan terapat di 3 Kecamatan yaitu di Kecamatan Cikijing,
Cingambul dan Talaga, seluas 6.499 Ha (5,40 %).
12 Profil Kabupaten Majalengka
10. Asosiasi landosol coklat dan regosol coklat seluas 13.023 Ha (10,81 %) terdapat di
Kecamatan Lemahsugih, Banjaran, Argapura, Maja, Sukahaji, Sidang, Rajagaluh
dan Sindangwangi.
11. Asosiasi podsolik merah seluas 1.987 Ha (1,65 %) terdapat di Kecamatan
Bantarujeg, Malusma, Talaga dan Jatiwangi.
12. Latosol coklat merupakan jenis tanah yang paling banyak terdapat di Kabupaten
Majalengka dengan luas 16.327 Ha ( 13,56 %) terdapat di Kecamatan
Perempuan (Jiwa) 583.581 586.085 588.406 590.736 593.075
Laju Pertumbuhan
Penduduk (Persen)
0,40 0,40 0,40 0,40 0,40
Kepadatan per km2 969 973 977 981 984
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka, Tahun 2014 Keterangan : *) Data Sementara
Pada tahun 2014 jumlah penduduk Kabupaten Majalengka berjumlah
1.185.450 jiwa atau tumbuh 0,4 persen per tahun. Secara absolut dalam kurun waktu
2011-2014 penduduk Kabupaten Majalengka bertambah kurang lebih dibawah
10.000 orang yang merupakan hasil dari proses dinamika penduduk yang berasal dari
kelahiran/fertilitas, kematian/mortalitas dan perpindahan (migrasi).
Profil Kabupaten Majalengka 31
Kestabilan laju pertumbuhan penduduk (LPP) Kabupaten Majalengka yang
berada dalam pertumbuhan sebesar 0,40 persen didukung oleh tingkat kesadaran
masyarakat akan pentingnya keluarga yang berkualitas serta didorong oleh program
keluarga berencana yang semakin intensif ke pelosok-pelosok daerah di kabupaten
Majalengka sehingga tingkat kelahirannya rendah.
Faktor lain yang mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk adalah faktor
migrasi. Migrasi keluar kabupaten Majalengka terjadi cukup tinggi sehingga
pertumbuhan penduduk berjalan reatif rendah.
Penduduk berdasarkan struktur usia didominasi oleh usia 15-44 tahun yaitu
sebesar 44,86 persen. Hal ini menunjukkan potensi usia produktif di Kabupaten
Majalengka cukup besar. Persentase penduduk Kabupaten Majalengka berdasarkan
struktur usia dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 8
PERSENTASE PENDUDUK BERDASARKAN STRUKTUR USIA KABUPATEN MAJALENGKA
TAHUN 2010-2014
No. Usia Penduduk Tahun (%)
2010 2011 2012 2013 2014*)
1. 0 – 4 8,70 8,84 8,01 8,18 8,62
2. 5 – 14 18,45 18,55 18,40 19,88 16,94
3. 15 – 44 45,46 45,33 42,66 40,87 44,86
4. 45 – 64 20,23 20,15 22,37 23,50 22,04
5. 65 + 7,16 7,13 8,56 7,57 7,55
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka, Tahun 2014 Keterangan : *) Data Sementara
32 Profil Kabupaten Majalengka
Pada tahun 2014 penduduk Kabupaten Majalengka berumur 15 tahun ke atas
yang bekerja menurut lapangan usaha didominasi oleh bidang pertanian, Kehutanan,
Perburuan, dan Perikanan sebanyak 199.423 orang, bidang Perdagangan Besar,
Eceran, Rumah Makan, dan Hotel sebanyak 126.641 orang dan bidang Jasa
Kemasyarakatan sebanyak 120.811 orang. Rincian penduduk Kabupaten Majalengka
yang bekerja menurut lapangan usaha, seperti pada Tabel berikut ini.
Tabel 9 PERSENTASE PENDUDUK USIA 15 TAHUN KE ATAS YANG BEKERJA MENURUT
LAPANGAN USAHA DI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2014
Lapangan Usaha Laki-Laki Perempuan Jumlah
1. Pertanian, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan
112.448 86.975 199.423
2. Industri Pengolahan 40.587 32.220 72.807
3. Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan, dan Hotel
68.781 57.860 126.641
4. Jasa Kemasyarakatan 65.398 55.413 120.811
5. Lainnya (Pertambangan dan Penggalian, Listrik, Gas & Air, Bangunan, Angkutan, Pergudangan, dan Komunikasi, Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan , Tanah dan Jasa Perusahaan
77.983 4.420 82.403
Jumlah 365.197 236.888 602.085
Sumber : Sakernas, Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka, Tahun 2014
Profil Kabupaten Majalengka 33
KETENAGAKERJAAN 1. Angkatan Kerja
Ketenagakerjaan merupakan aspek yang amat mendasar dalam kehidupan
manusia karena mencakup dimensi ekonomi dan sosial. Setiap upaya pembangunan
selalu diarahkan kepada perluasan kesempatan kerja dan berusaha, sehingga
penduduk dapat memperoleh manfaat langsung dari pembangunan. Salah satu
sasaran utama pembangunan dalam rencana kerja pemerintah adalah terciptanya
lapangan kerja baru dalam jumlah dan kualitas yang memadai untuk dapat menyerap
tambahan angkatan kerja yang memasuki pasar kerja setiap tahun.
Secara garis besar kegiatan penduduk suatu wilayah dibedakan atas
penduduk yang dikelompokkan partisipatif dalam memutar roda perekonomian yaitu
penduduk usia kerja dan penduduk yang termasuk dalam kelompok tidak partisipatif
dalam perekonomian keluarga yang disebut penduduk bukan usia kerja (menurut ILO
penduduk berumur kurang dari 15 tahun). Banyaknya penduduk usia kerja dalam
jumlah besar bukan merupakan jaminan akan meningkatkan tenaga kerja yang
34 Profil Kabupaten Majalengka
potensial, karena tidak semua penduduk usia kerja masuk dalam angkatan kerja, bisa
saja masuk dalam kelompok bukan angkatan kerja.
Tabel 10 menggambarkan kondisi ketenagakerjaan di Kabupaten
Majalengka untuk tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Jumlah penduduk yang
termasuk usia kerja dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 mengalami
peningkatan. Tahun 2010 penduduk usia kerja berjumlah sebanyak 852.591 orang,
sedangkan pada tahun 2012 jumlah penduduk usia kerja berjumlah 883.366 orang.
Namun untuk tahun 2013 jumlah penduduk usia kerja turun sekitar 2,59% atau
sebanyak 22.841 orang. Akan tetapi tahun 2014 jumlah penduduk usia kerja kembali
mengalami peningkatan sebesar 2,53% atau 21.732 orang dari tahun sebelumnya.
TABEL 10 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KEATAS MENURUT JENIS
KEGIATAN UTAMA DI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010 – 2014
No KEGIATAN UTAMA
(ORANG) TAHUN
2010 2011 2012 2013 2014
1 Angkatan Kerja 570.927 531.260 597.143 585.232 630.259
a. Bekerja 537.671 489.817 557.086 542.205 602.085
b. Penganggur 33.256 41.443 40.057 43.027 28.174
2 Bukan Angkatan Kerja (sekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya)
281.664
332.802
286.223 275.293 252.257
Jumlah Usia Kerja 852.591 864.062 883.366 860.525 882.257
Sumber : Sakernas, BPS Kabupaten Majalengka 2014
2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Tingginya persentase penduduk usia muda di Kabupaten Majalengka akan
mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap pengadaan angkatan kerja di masa
Profil Kabupaten Majalengka 35
mendatang. Salah usaha untuk mengurangi angkatan kerja pada usia muda adalah
melalui peningkatan partisipasi sekolah/pendidikan. Pendidikan dapat mengurangi
tingkat partisipasi angkatan kerja.
TPAK di Kabupaten Majalengka pada tahun 2014 mengalami peningkatan
sebesar 3,41 persen dari 68,01 persen pada tahun 2013 menjadi sebesar 71,42 persen
pada tahun 2014. Sedangkan Tingkat Kesempatan Kerja di Kabupaten Majalengka
pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 2,88 persen dari 92,65 persen pada
tahun 2013 menjadi sebesar 95,53 persen pada tahun 2014.
Tabel 11 TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014
No KETERANGAN TAHUN
2010 2011 2012 2013 2014
1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
66,96 61,48 67,60 68,01 71,42
2 Tingkat Kesempatan Kerja (TKK)
94,18 92,20 93,29 92,65 95,53
Sumber : Sakernas BPS Kabupaten Majalengka, 2014 (diolah)
3. Tingkat Penganguran Terbuka (TPT)
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) menunjukkan proporsi penduduk yang
mencari pekerjaan secara aktif terhadap seluruh angkatan kerja. Tinggi rendahnya
angka ini memiliki kepekaan terhadap dinamika pasar kerja dan tingkat kesejahteraan
masyarakat.
Tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Majalengka tahun 2014
mengalami peningkatan sebesar 3,12 persen atau berada pada posisi 4,47 persen jika
dibandingkan dengan tahun 2013 yang berada pada posisi 7,35 persen.
36 Profil Kabupaten Majalengka
Tabel 12 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014
No KETERANGAN TAHUN
2010 2011 2012 2013 2014 1 Tingkat Pengangguran
Terbuka (%) 5,82 7,80 6,71 7,35 4,47
Sumber : Sakernas BPS Kabupaten Majalengka, 2014 (diolah)
4. Pencari Kerja Terdaftar yang Ditempatkan
Jumlah pekerja yang ditempatkan selama tahun 2014 di Kabupaten
Majalengka sebanyak 2.955 Orang, yang terdiri dari 647 orang laki-laki dan 2.308
orang perempuan. Rincian tentang pencari kerja terdaftar berdasarkan tingkat
pendidikannya dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 13 PENCARI KERJA TERDAFTAR YANG DITEMPATKAN
MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN DI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2014
PENDIDIKAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
SD 24 576 600
SLTP 88 1.070 1.158
SLTA 455 589 1.044
D1,D2 3 7 10
D3 15 14 29
D4/S1 62 52 114
Total 647 2.308 2.955 Sumber : Dinsosnakertrans Kabupaten Majalengka
Profil Kabupaten Majalengka 37
PENDIDIKAN Tersedianya Sumber Daya Manusia
(SDM) yang berkualitas merupakan
salah satu faktor utama
keberhasilan pembangunan di
suatu daerah. Peningkatan SDM
lebih difokuskan pada pemberian
kesempatan seluas-luasnya kepada
penduduk untuk mengecap
pendidikan.
Berdasarkan latar belakang pendidikan, penduduk Kabupaten Majalengka
sebagian besar berpendidikan SD (42,91 persen), SLTP 20,33 persen, SLTA 12,46
persen, D1/D3 1,14 persen dan S1/S2 2,75 persen.
Penduduk Kabupaten Majalengka berdasarkan tingkat pendidikan yang
ditamatkan tahun 2010-2014 dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 14 PERSENTASE PENDUDUK USIA 10 TAHUN KE ATAS
MENURUT JENJANG PENDIDIKAN YANG DITAMATKAN KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014
10 Itik 124.455 134.385 97.818 100.296 96.648 Sumber : Dinas Kehutanan, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Majalengka 2015* sampai dengan bulan September
80 Profil Kabupaten Majalengka
Tabel 65 PERKEMBANGAN PRODUKSI PETERNAKAN KABUPATEN MAJALENGKA
2 Pertambangan dan Penggalian 964 1.089 2.788 2.756 3.382
3 Industri Pengolahan 67.220 56.043 178.951 178.258 199.473
4 Listrik, gas dan air minum - - 1.950 10.905 9.791
5 Konstruksi 15.227 11.554 21.971 27.186 35.820
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 596.403 430.811 874.425 1.089.333 1.267.911
7 Pengangkutan, Pergudangan dan dan Komunikasi 6.207 9.302 16.569 14.263 39.547
8 Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan 64.927 27.966 27.697 33.804 52.080
9 Jasa Sosial Masyarakat 21.731 - - - -
10 Jasa-jasa Lainnya 1.202.362 370.864 237.101 166.068 195.047
Jumlah 2.007.055 2.029.761 944.560 1.519.145 1.952.850
Sumber : Bank Indonesia
Profil Kabupaten Majalengka 83
Tabel 68 DATA JUMLAH JARINGAN KANTOR BANK UMUM DAN
BANK PERKREDITAN RAKYAT DI KABUPATEN MAJALENGKA
No Nama Bank KP KC KCP OC KK KF KU
1 PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk
- - 2 - - 1 -
2 PT. Bank Negara Indonesia (Persero)
- - 2 - - - -
3 PT. Bank Negara Indonesia Syariah
- - - 2 - - -
4 PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),Tbk
- 1 1 - 1 - 34
5 PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah
- - 1 - - - -
6 PT. Bank Tabungan Negara (Persero)
- - - - 7 - -
7 PT. BPD Bank Jabar dan Banten - 1 3 - 1 - - 8 PT. Bank Jabar Syariah - - 1 - - - - 9 PT. Bank Central Asia, Tbk - - 1 - - - -
10 PT. Bank CIMB Niaga - - 1 - - - - 11 PT. Bank Danamon Indonesia,
Tbk - - 4 - - - -
12 PT. Bank PANIN - - 2 - - - - 13 PT. Bank OCBC NISP, Tbk - - - - - 2 - 14 PT. Bank BTPN, Tbk - - 6 - - - - 15 PT. Bank Syariah Mandiri - - 1 - - - - 16 PT. Bank Muamalat Indonesia - - - 1 1 - - 17 PT. Bank Himpunan Saudara
1906 - - 1 - - - -
18 PT. Bank Mega Syariah - 1 2 - - - - 19 Bank Perkreditan Rakyat 1 7 - - 7 - -
Sumber: Bank Indonesia Cirebon
84 Profil Kabupaten Majalengka
Tabel 69 DAFTAR BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)
DI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2014-2015
NO NAMA BPR ALAMAT
1 Perumda BPR Majalengka Jl. K. H. Abdul Halim No. 388 Majalengka
Jumlah 251.436.451 229.509.621 1.127.133.590 416.761.989
Sumber: Dinas KUKM Perindag Kabupaten Majalengka
92 Profil Kabupaten Majalengka
INDUSTRI
Sektor industri memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan
pembangunan ekonomi suatu daerah, karena sektor ini selain cepat meningkatkan
nilai tambah juga sangat besar perannya dalam penyerapan tenaga kerja, disamping
itu sektor ini pun merangsang kegiatan ekonomi sektor lainnya seperti sektor jasa,
angkutan dan perdagangan. Sebagai gambaran pada PDRB Kabupaten Majalengka
bahwa sektor industri mempunyai peranan sebesar 13,85 % dengan laju pertumbuhan
sebesar 17,58 %.
Kabupaten Majalengka merupakan daerah potensi pertanian maka
pengembangan industri perlu diarahkan juga ke arah agro industri sehingga
keseimbangan pembangunan industri dan pertanian dapat berjalan secara mantap.
Pengklasifikasian industri yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik didasarkan
pada jumlah tenaga kerja dengan standar sebagai berikut :
1. Industri Rumah tangga, yaitu usaha dengan tenaga kerja kurang dari 5 orang
2. Industri Kecil, yaitu usaha industri dengan tenaga kerja antara 5 – 19 orang
3. Industri Sedang, yaitu usaha industri dengan tenaga usaha antara 20 – 99 orang
4. Industri Besar, yaitu usaha industri dengan tenaga kerja di atas 100 orang
Data yang disajikan untuk sektor industri ini adalah industri dengan kategori
industri besar dan industri sedang. Pada tahun 2014 jumlah industri besar di
Kabupaten Majalengka sebanyak 17 perusahaan dengan 10.552 orang tenaga yang
terserap dan industri sedang sebanyak 288 perusahaan dengan tenaga kerja yang
terserap sebanyak 10.592 orang.
Bila dilihat dari jenis produksinya, industri besar/sedang yang berada di
Kabupaten Majalengka 86,15 % merupakan industri genteng.
Profil Kabupaten Majalengka 93
Tabel 76 BANYAKNYA PERUSAHAAN INDUSTRI BESAR DAN SEDANG
MENURUT PRODUKSI UTAMA DI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010 – 2014
NO PRODUKSI UTAMA Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
1 Pakaian 14 15 16 13 9
2 Makanan 5 7 8 10 7
3 Genteng 341 384 336 273 275
4 Keramik 5 - - 1 -
5 Tiang Beton 1 1 1 1 1
6 P. Jaringan Listrik 1 1 - - -
7 Rokok - - - - 1
8 Bubuk Plastik 3 3 4 2 1
9 Bola 1 1 1 1 -
10 Sapu Ijuk 2 2 3 - -
11 Anyaman Rotan 22 14 14 11 7
11 Lainnya 1 7 7 16 4 Sumber : Stat. Produksi (Survei Industri Besar/Sedang) BPS Kab.Majalengka
Tabel 77 BANYAKNYA PERUSAHAAN INDUSTRI BESAR DAN SEDANG
MENURUT JUMLAH TENAGA KERJA DI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010 – 2014
NO PERUSAHAAN Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
1 Industri Besar
Jumlah Perusahaan 8 10 32 16 17
Jumlah Tenaga Kerja 4.712 4.582 13.569 7.465 10.552
2 Industri Sedang
Jumlah Perusahaan 391 424 358 312 288
Jumlah Tenaga Kerja 14.005 15.104 12.789 12.246 10.592 Sumber : Stat. Produksi (Survei Industri Besar/Sedang) BPS Kab.Majalengka
94 Profil Kabupaten Majalengka
Jumlah pelaku usaha industri kecil dan menengah Kabupaten Majalengka
pada tahun 2014 sebanyak 9.699 kelompok usaha dengan jumlah tenaga kerja
sebanyak 60.357 orang. Adapun rincian pelaku usaha industri kecil menengah adalah
sebagai berikut :
Tabel 78 JUMLAH USAHA INDUSTRI KECIL MENENGAH
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2014
No Kelompok Usaha Jumlah Jumlah Tenaga Kerja
1 Sandang 399 5.061
2 Kulit 9 31
3 Logam 211 732
4 Kerajinan 2.393 11.197
5 Makanan 2.648 10.181
6 Minuman 8 53
7 Batu 100 731
8 Bahan Baku 240 1.897
9 Bahan Bangunan 1.590 20.714
10 Kimia 13 135
11 Jasa 1.431 4.056
12 Kayu 560 2.337
13 Aneka 97 3.232
Jumlah 9.699 60.357 Sumber: Dinas KUKM Perindag Kabupaten Majalengka
Profil Kabupaten Majalengka 95
PERDAGANGAN
Kabupaten Majalengka memiliki 4 Pasar Pemda dengan fasilitas ruko
sebanyak 37 buah, toko sebanyak 81 buah, kios sebanyak 1.263 buah, los sebanyak
1.845 buah, auning sebanyak 331 buah dan emprakan sebanyak 756 buah yang
berlokasi di 4 Kecamatan, serta memiliki 37 Pasar Desa dan 77 Toko Modern.
Tabel 79 SARANA PERDAGANGAN DI KABUPATEN MAJALENGKA
TAHUN 2014
No Pasar Jumlah
Fasilitas Pasar
Ruko Toko Kios Los Auning Emprakan
1 Pasar Pemda 4 37 81 1.263 1.845 331 756
2 Pasar Desa 37 - - 2.138 431 - -
3 Toko Modern 77 Sumber: Dinas KUKM Perindag Kabupaten Majalengka
Tabel 80
DAFTAR HARGA SEMBAKO DI KABUPATEN MAJALENGKA PER DESEMBER TAHUN 2015
NO KOMODITI SATUAN HARGA (RP)
1 BERAS IR 64 KG 8.250
2 JAGUNG KG 5.250
3 KACANG KEDELAI LOKAL KG 9.200
4 DAGING SAPI MURNI KG 81.000
5 DAGING AYAM, BROILER (KARKAS) KG 27.000
6 TELUR AYAM RAS KG 17.000
7 MINYAK GORENG CURAH KG 8.750
8 GULA PASIR DN (KW MEDIUM) KG 11.500
9 CABE MERAH KRITING KG 20.000 Sumber: Dinas KUKM Perindag Kabupaten Majalengka
96 Profil Kabupaten Majalengka
Kabupaten Majalengka termasuk ke dalam wisata budaya pesisir Cirebon yang
memiliki sejumlah obyek dan daya tarik wisata yang pada umumnya masih dalam
tahap pengembangan dan masih memerlukan banyak pembenahan untuk
menempatkan kabupaten ini sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Jawa Barat.
Kabupaten Majalengka cukup prospektif dan potensial bagi pengembangan
sektor pariwisata sebagai penggerak perekonomian masyarakat. Obyek wisata di
Kabupaten Majalengka dikelompokkan antara lain :
Tabel 81 OBYEK WISATA BUDAYA KABUPATEN MAJALENGKA
NO OBYEK WISATA LOKASI DAYA TARIK
1 Hutan Lindung Patilasan Prabu Siliwangi
Pajajar – Rajagaluh Makom(tempat beristirahatnya Prabu Siliwangi), Situ, Talaga dan Kolam Renang
2 Makam Buyut Israh Sukasari Kidul - Argapura Situs Makam Kuno
3 Makam Buyut Kyai Arsitem
Sumber Wetan – Jatitujuh
Situs Makam Kuno
4 Makam Eyang Natakusumah
Talaga Wetan - Talaga Situs Makam Kuno
5 Museum Talaga Manggung
Talaga Wetan - Talaga Museum, benda cagar budaya peninggalan Kerajaan Talaga Manggung
6 Rumah Adat Penjalin Panjalin Kidul – Sumberjaya
Rumah peninggalan sejarah dari Eyang Sanata
7 Sumur Dalem Pilangsari – Jatitujuh Sumur Kramat Peninggalan Sejarah
8 Sumur Sindu Sumber Wetan – Jatitujuh
Sumur Kramat Peninggalan Sejarah
Sumber: Dinas Porabudpar Kabupaten Majalengka
Pariwisata
Profil Kabupaten Majalengka 97
Tabel 82 OBYEK WISATA ALAM KABUPATEN MAJALENGKA
NO OBYEK WISATA LOKASI DAYA TARIK 1 Curug Cibali Cikondang - Cingambul Air Terjun/Curug
2 Curug Cilutung Campaga - Talaga Air Terjun/Curug
3 Curug Muara Jaya
Argamukti - Argapura
Keindahan Alam dan Air Terjun/Curug
4 Curug Sawer Argalingga - Argapura Air Terjun/Curug
5 Curug Tonjong
Teja – Rajagaluh
Keindahan Alam dan Air Terjun/Curug
6 Gunung Batu Tilu
Jatimulya - Kasokandel Tiga Bukit yang memiliki keunikan dan keindahan alam
7 Kebun Teh Cipasung
Cipasung – Lemahsugih
Keindahan alam berupa hamparan kebuh teh
8 Panorama Cikebo
Tegalsari -. Maja
Tempat Beristirahat dan bakar Jagung
9 Pendakian Gunung Ciremai
Argamukti – Argapura
Pendakian
10 Situ Batu Malausma Danau/Situ
11 Situ Cikuda
Padaherang – Sindangwangi
Danau/Situ
12 Situ Cipanten Gunung Kuning - Sindang Danau/Situ
13 Situ Janawi Teja – Rajagaluh Danau/Situ
14 Situ Resmi Sukasari Kidul - Argapura Danau/Situ
15 Situ Sangiang (Makam Sunan Parung)
Sangiang – Banjaran
Danau dan Situs Makam Kramat
16 Talaga Herang
Sindangwangi
Danau/Situ dengan air yang jernih dan terdapat mata air
Sumber: Dinas Porabudpar Kabupaten Majalengka
Perkebunan Teh Cipasung di Kec. Lemah Sugih
Situ sangiang di Kec. Banjaran Patilasan Prabu Siliwangi
98 Profil Kabupaten Majalengka
Tabel 83 OBYEK WISATA MINAT KHUSUS KABUPATEN MAJALENGKA
NO OBYEK WISATA LOKASI DAYA TARIK
1 Panorama Lemahputih Lemahputih – Lemahsugih Pemandangan alam berupa Taman Dinosaurus (Marga Buana) dan Buana Puri (Kolam Renang, Lapangan Golf dan Tempat Hiburan)
4. PPL (Pusat Pelayanan Lingkungan) adalah pusat permukiman yang berfungsi
untuk melayani kegiatan skala antar-desa. Kecamatan yang ditetapkan sebagai
PPL adalah Kecamatan Sindang, Cingambul, dan Malausma.
Untuk lebih jelas mengenai rencana pengembangan pusat kegiatan beserta
fungsinya di Kabupaten Majalengka dapat dilihat sebagai berikut:
110 Profil Kabupaten Majalengka
Tabel 90 RENCANA PENGEMBANGAN PUSAT KEGIATAN DAN FUNGSINYA
DI KABUPATEN MAJALENGKA
NO STRUKTUR RUANG KECAMATAN FUNGSI
A. PUSAT KEGIATAN PERKOTAAN
1. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
PKW Kadipaten Kadipaten, Dawuan
Sebagai simpul transportasi regional, pusat komersial (perdagangan dan jasa), pusat pelayanan sosial, serta pendukung kegiatan industri.
2. Pusat Kegiatan Lingkungan (PKL)
a. Perkotaan Majalengka
Majalengka, Cigasong, Panyingkiran
Sebagai pusat pemerintahan, pusat pendidikan, pelayanan sosial, komersial, industri, pengembangan perumahan, pariwisata, pertanian, perikanan dan peternakan.
b. Perkotaan Kertajati
Kertajati, Jatitujuh, Ligung
Sebagai kawasan komersial dan jasa, kawasan industri terpadu, kawasan BIJB serta pengembangan kawasan perkotaan “aerocity”, dan pertanian.
Sebagai kawasan pengembangan industri, kawasan komersial, pelayanan sosial termasuk pengembangan perumahan, serta pertanian.
d. Perkotaan Rajagaluh
Rajagaluh, Sukahaji, Sindang, Sindangwangi
Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, pengembangan kawasan perkotaan, komersial, industri, pengembangan pariwisata dan terminal regional, serta pertanian, perikanan dan peternakan.
e. Perkotaan Cikijing
Cikijing, Cingambul, Banjaran, Argapura
Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, pengembangan pertanian dan peternakan, komersial, pengembangan pariwisata, pengembangan kawasan
Profil Kabupaten Majalengka 111
NO STRUKTUR RUANG KECAMATAN FUNGSI
perkotaan & terminal regional, serta industri kecil.
f. Perkotaan Talaga
Talaga, Maja, Bantarujeg, Lemahsugih, Malausma
Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, pengembangan pertanian, pengembangan kawasan perkotaan, komersial, Industri, pengembangan pariwisata dan terminal regional
3. Pusat Pelayanan Kawasan
a. Perkotaan Kasokandel
Kasokandel Sebagai kawasan pengembangan perumahan, pelayanan sosial dan jasa, industri dan kawasan perdagangan, serta pertanian.
b. Perkotaan Leuwimunding
Leuwimunding Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, pengembangan pertanian, pengembangan kawasan perkotaan, industri, pendukung kawasan perumahan.
c. Perkotaan Palasah
Palasah Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, pengembangan perkotaan, industri, pendukung kawasan perumahan, serta pertanian.
d. Perkotaan Jatitujuh
Jatitujuh Sebagai kawasan pengembangan perumahan, jasa, industri, pendukung komersial, dan pertanian.
e. Perkotaan Ligung
Ligung Sebagai kawasan pertahanan keamanan (Lanud S. Sukani), pengembangan industri dan pelayanan sosial, serta pertanian.
f. Perkotaan Sumberjaya
Sumberjaya Sebagai kawasan pengembangan industri, kawasan perdagangan dan pelayanan sosial, serta pertanian.
g. Perkotaan Sindangwangi
Sindangwangi Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, komersial, pengembangan pariwisata dan sarana pendukung pariwisata, serta pertanian, perikanan dan peternakan.
112 Profil Kabupaten Majalengka
NO STRUKTUR RUANG KECAMATAN FUNGSI
h. Perkotaan Sukahaji
Sukahaji Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, komersial, pendukung kawasan perumahan dan pengembangan pariwisata, serta pertanian, perikanan dan peternakan.
i. Perkotaan Lemahsugih
Lemahsugih Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, komersial, pengembangan pertanian (tanaman pangan, perkebunan dan peternakan), serta pengembangan pariwisata.
j. Perkotaan Bantarujeg
Bantarujeg Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, komersial, pengembangan pertanian, pengembangan pariwisata.
k. Perkotaan Maja Maja Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, komersial, pengembangan pertanian, perikanan, pengembangan pariwisata, pengembangan terminal regional.
l. Perkotaan Argapura
Argapura Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, komersial, pengembangan pertanian (tanaman pangan, perkebunan dan peternakan), pengembangan pariwisata.
m. Perkotaan Bantarujeg
Banjaran Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, komersial, pengembangan pertanian (tanaman pangan, perkebunan dan peternakan), pengembangan pariwisata.
B. PUSAT KEGIATAN PERDESAAN
1. Pusat Pelayanan Lingkungan
a. PPL Sindang Sindang Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, komersial, pendukung kawasan perumahan dan pengembangan pariwisata, serta pertanian, perikanan dan peternakan.
Profil Kabupaten Majalengka 113
NO STRUKTUR RUANG KECAMATAN FUNGSI
b. PPL Malausma Malausma Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, komersial, pengembangan pertanian, pengembangan kawasan perbatasan.
c. PPL Cingambul Cingambul Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, komersial, pengembangan pertanian, pengembangan pariwisata, pengembangan “home industri”.
Sumber : Materi Teknis RTRW Kabupaten Majalengka Tahun 2011 – 2031
114 Profil Kabupaten Majalengka
Kabupaten Majalengka adalah salah satu Kabupaten di Jawa Barat yang
merupakan bagian integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, dikaruniai
hampir semua prasyarat untuk mampu menjadikan dirinya sebagai kekuatan besar
dalam perekonomian, baik kekayaan sumber daya alam, jumah penduduk yang
produktif, maupun akses yang strategis ke jaringan mobilitas lokal, regional dan global
dengan akan dibangunnya Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) dan Kawasan
Aerocity di Kertajati, jalan tol Cisumdawu dan Cikapa serta pembangunan mega
proyek lainnya.
Berkaitan dengan hal tersebut, berikut ini adalah rencana pembangunan
infrastruktur pemerintah pusat dan provinsi dan telah masuk dalam Masterplan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang
berpengaruh terhadap pembangunan Kabupaten Majalengka :
1. Pembangunan Jalan Tol Cikapa (Cikopo – Palimanan)
NO RUAS
1 Cikampek-Palimanan
(116 km)
2 Kanci-Pejagan
(34 km)
3 Bogor Ring Road
(11 km)
4 Cikarang-Tj.Priok
(34,5 km)
5 Ciawi-Sukabumi
(54 km)
6 Sukabumi-Ciranjang
(28 km)
7 Ciranjang-Padalarang
(33 km)
8 Cimanggis-Cibitung
(25,4 km)
9 Cileunyi-Sumedang-
Dawuan (CISUMDAWU,
60,1 km)
10 Soreang - Pasirkoja
(SOROJA, 15 km)
11 Depok-Antasari
(21,7 km)
12 Tol Dalam Kota Bandung
(20,9 km)
JALAN TOL : Diusulkan untuk dapatdibiayai melalui APBN dan APBD
Total Panjang Jalan Tol: 453,6 km
Jalan Nasional (44,64 km)
Jalan Provinsi ( 118,78 km)
Jalan Non Status (257,75 km)
JakartaProv. Banten
Prov. Jawa Tengah
1
2
3
9
4
5
6
7
8
10
12
11Bandara Int. Jabar Kertajati
Pangandaran
Rancabuaya
Surade
Palabuhanratu
Jalan Lintas Selatan Jabar : 421, 17 km
RENCANA JALAN TOL CIKAPALI DAN CISUNDAWUYANG MELINTAS KABUPATEN MAJALENGKA
Doc. Bappeda Kab. Majalengka Tahun 2009
Kawasan Strategis
Profil Kabupaten Majalengka 115
2. Rencana Pembangunan Jalan Tol Cileunyi – Sumedang – Dawuan
DATA TEKNIS
Panjang : 60,1 km
(termasuk interchange)
Kec.Rencana : 100 km/jam
Jml Lajur Awal : 2 x 2 lajur
(awal)
: 2 x 3 lajur
(akhir)
Lebar Ruang Milik Jalan : min. 60 m
PERKIRAAN BIAYA PROYEK
Biaya Tanah : Rp. 536,8 milyar
Biaya Konstruksi : Rp. 2.107,11milyar
Biaya Investasi : Rp. 4.660 milyar
PERKIRAAN VOLUME LALU
LINTAS
Vol. Lalu Lintas : 13.010 kend/hari
(2011)
PERIODE PELAKSANAAN
Pengadaan Tanah : 2 tahun
Konstruksi : 2 tahun
DATA FINANSIAL
EIRR : 23,32 %
Tarif (operasi 2014) : Rp. 858,-/ km
Masa konsesi : 35 tahun
FIRR (tanpa dukungan pemerintah) : 11,35 %
Untuk mencapai FIRR 16% diperlukan
dukungan pemerintah sebesar Rp. 1.599,8
milyar terdiri dari :
- Biaya Tanah Rp. 536,8 milyar
- Sebagian konstruksi Rp. 1.063 milyar (±27 km)
STATUS STUDI (BANTUAN APBD PROV)
Pra FS : Pemkab Sumedang 2003 (Tahap I)
FS : Pemkab Sumedang 2004 (Tahap II)
AMDAL : Pemkab Sumedang 2005
SHARING BIAYA PEMBEBASAN TANAH
(50% PUSAT, 50% PEMDA):
Pemprov Jabar : Rp. 100,6 milyar
Kab. Bandung : Rp 11 milyar
Kab. Sumedang : Rp. 149,8 milyar
Kab. Majalengka : Rp. 7 milyar
Pemerintah Pusat : Rp. 268,4 milyar
CILEUNYIRANCAKALONG
CIMALAKAUJUNGJAYA
SUMEDANG
LEGOKDAWUAN
BIJB KERTAJATI
RENCANA TOL
CIKAMPEK-PALIMANAN
Tanah pada daerah segmen Ujung Jaya-
Dawuan seluas 34 Ha sepanjang 4 km
akan dibebaskan oleh Pemkab Majalengka
Tanah pada daerah batas Perhutani sampai
Interchange Ujung Jaya seluas 60 Ha akan diruislag
dengan tanah Pemkab Sumedang
Tanah yang akan dibebaskan oleh Pemprov Jabar
pada segmen Rancakalong – Sumedang
seluas 153,5 Ha sepanjang 17,5 km
Tanah yang akan dibebaskan oleh APBN pada Segmen
Cileunyi – Rancakalong dikurangi lahan IPDN yang
menjadi kewajiban Kab. Sumedang
Lahan pada akses tol sampai batas kota/kab
Bandung akan dibebaskan oleh Pemkab Bandung
PERKEMBANGAN PEMBEBASAN
LAHANTahun 2008 : Rp. 25,21 M (APBN)
seluas 29 Ha (Seksi Cileunyi –
Rancakalong)
Tahun 2009:
1. APBN : Rp. 30 milyar
2. APBD Prov : Rp. 50 milyar
Cileunyi –Sumedang – Dawuan 60,1 km
Rencana Makro Jabar
RENCANA PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUNDAWU
Doc. Bappeda Kab. Majalengka Tahun 2009
Pembangunan Tol Cisumdawu Sesi 2 Ruas Rancakalong-Sumedang
116 Profil Kabupaten Majalengka
3. Peningkatan Pelabuhan Laut Nasional Cirebon
Adapun rencana pembangunan infrastruktur dari pemerintah provinsi Jawa
Barat yang berpengaruh terhadap rencana pembangunan infrastruktur di Kabupaten
Majalengka antara lain :
1. Rencana Pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati
NETWORK PLANNING BIJB
Kawasan Bandara 1.800 HaFasilitas :
• Area Bandar Udara: 1.800 ha• Runway ( R1:3.500m x 60m dan R2:3.000 x 60 m),
tidak termasuk R3 .• Area Dasar Gedung Penumpang: 320.814 m2
• Area Terminal Kargo: 77.401 m 2Kapasitas :
• Kapasitas penumpang 27 juta orang per tahun• Kapasitas penanganan kargo 191.423 ton per tahunBiaya :
• Phase I = Rp. 3,593 trilyun• Phase II = Rp. 2,367 trilyun• Phase III = Rp. 2,339 trilyun• Total Biaya = Rp. 8,299 trilyun
KAWASAN PENUNJANG 3.200 ha
• Industri: 5.950.000 m2
• Bisnis: 2.887.000 m2
• Rekreasi: 2.334.000 m2
• Riset dan Pendidikan: 447.000 m2
• Resort: 1.337.00 m2
• Central Park: 992.000 m2
• Apartemen: 287.000 m2
• Hunian Murah: 1.810.000 m2
• Hunian Mewah: 5.939.000 m2
• Relokasi Penduduk Setempat:5.000.000 m2
• Utilitas Kota dan Hunian: 5.000.000 m2
Luas Total 5.000 Ha
Sambil mempersiapkan pengembangan
BIJB, untuk kebutuhan jangka pendek
diusulkan optimalisasi Bandara Husein
Sastranegara Bandung
2009-2010 20102011 2014
RENCANA PEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONAL JAWA BARAT (BIJB)KERTAJATI MAJALENGKA
Doc. Bappeda Kab. Majalengka Tahun 2009
Profil Kabupaten Majalengka 117
2. Kertajati Aerocity
Kertajati Aerocity adalah suatu
kawasan yang di dalamnya
terdapat berbagai aktifitas
perkotaan yang saling mendukung
dengan kegiatan bandar udara
(Perda Provinsi Jabar Nomor 13
Tahun 2010). Kertajati Aerocity
meliputi kawasan industri,
perdagangan dan pariwisata, pemukiman. Dengan konsep Aerocity diharapkan
kawasan Bandara menjadi kawasan yang sangat representatif baik dari sisi moda
transportasi, akomodasi, hingga berbagai sarana pendukung lainnya. Dimana
dalam pelaksanaan pengembangannya menggunakan konsep Public Private
Partnership (PPP) atau Pola Kemitraan Pemerintah dan Swasta (KPS).
Pembangunan Kertajati Aerocity diharapkan akan mendongkrak
perkembangan kawasan Jawa Barat bagian Timur sehingga terjadi percepatan
pertumbuhan investasi yang akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di
Jawa Barat.
Rencana Tata Ruang Kertajati Aerocity :
a. Airport Area f. Business Area
b. Reserve Area g. Tourism & Recreation Area
c. Green Area h. Central Park
d. Residence Area i. Cultural Centre.
e. Integrated Industry Area
118 Profil Kabupaten Majalengka
3. Relokasi Kawasan Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT)
4. Pembangunan Jalur Kereta Api
Rancaekek-Tanjungsari-Kertajati:• FS ( 2008)• Pra Desain (2010)
Shortcut Tanjungrasa-Cibungur:
• FS ( 2009/2010)
Jalur KA Pasoso-Tj.Priok:Upaya pembebasan
lahan (2010)
Banjar- Cijulang :• FS (2007)
Kertajati-Kadipaten –Cirebon:• FS (2009)
Double track dan elektrifikasi jalur rel Rancaekek-Cicalengka:• FS ( 2008)• DED ( 2010/2011)• Fisik ( 2011/2012)
Double track dan elektrifikasi jalur rel Kiaracondong-Rancaekek:• FS ( 2008)• DED ( 2009/2010)• Fisik ( 2011/2012)
Elektrifikasi jalur relPadalarang-Kiaracondong:• DED (2009/2010)• Fisik ( 2011/2012)
Terowongan Lampegan:• Tidak operasional sejak 2001,
akibat adanya longsoran.
Rencana Makro Jabar
Doc. Bappeda Kab. Majalengka Tahun 2009 /
Profil Kabupaten Majalengka 119
Selain dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi Jawa Barat,
Pemerintah Kabupaten Majalengka juga mempunyai rencana strategis diantaranya
adalah:
1. Rencana Kawasan Industri Terpadu (KIT)
Kawasan Industri Terpadu adalah pengelompokan perusahaan yang meliputi
berbagai jenis industri dan membentuk kerjasama dalam bentuk perdagangan
sehingga lebih efektif dan efisien dan secara finansial tidak akan menambah cost
karena dilakukan secara dinamis antara beberapa pelaku usaha yang
terkoordinasi, rencana Kawasan industri di Kabupaten Majalengka terletak di 2
tempat yaitu :
Kawasan Industri Terpadu (KIT) Kertajati dengan luas 1500 Ha, Orientasi dan
sistem sirkulasi adalah menuju BIJB dan menggunakan akses interchange tol
di kawasan BIJB untuk pergerakan menuju Jakarta/Cirebon/Bandung.
120 Profil Kabupaten Majalengka
Kawasan Industri Palasah dengan luas 459 Ha. Orientasi dan sistem sirkulasi
adalah menuju akses tol dan jalan arteri primer (Koridor Bandung –Cirebon)
dengan dilayani jalan lingkar luar (rencana jalan) untuk menuju
Jakarta/Cirebon/Bandung.
2. Majalengka Spektakuler
Adalah sebuah konsep
wisata dengan berbagai wahana
yang menerapkan suasana City
of Light atau kota cahaya
sebagai setting utama. Lahan
yang digunakan sekitar 5 Ha
dengan lahan pengembangan
sebagai commercial blocks yang mempunyai fasilitas ruko, trade center, pusat
olahraga, budget hotel.
Profil Kabupaten Majalengka 121
3. Jabar Education Park
Selama ini di
Jawa Barat tempat
didominasi wisata
alam sehingga sangat
dimungkinkan dibuat
tempat wisata dengan
sebuah konsep taman
bermain yang
memasukkan unsur playing dan studying tersaji dalam berbagai wahana
dimana para pegunjung dapat menikmati wahan permainan dengan sambil
belajar begitu pula sebaliknya belajar dengan ditambah wahana bermain.
122 Profil Kabupaten Majalengka
TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Pengembangan Hortikultura di Kabupaten Majalengka memiliki potensi besar
melalui usaha intensifikasi yaitu peningkatan produksi per kesatuan luas dengan
meningkatkan penggunaan teknologi kimia-biologi seperti penggunaan varietas
unggul, pupuk organik/anorganik, teknologi mekanik dan teknologi budidaya.
Pengembangan tanaman pangan dan hortikultura didukung oleh kondisi :
a. Tersedianya potensi lahan bukan pertanian sebesar 35.721 ha yang dapat
digunakan untuk pengembangan hortikultura (buah-buahan dan sayur-sayuran).
Disamping itu, Kabupaten Majalengka memiliki kesuburan tanah yang tinggi dan
spesifik, agroekologi yang sangat cocok untuk pengembangan berbagai jenis
tanaman hortikultura.
b. Potensi sumber daya manusia atau tenaga kerja berlimpah. Namun sementara ini
tenaga kerja pedesaan lebih banyak melakukan urbanisasi, karena sempitnya
kesempatan kerja di pedesaan dan kalaupun ada usaha tani dan atau usaha tani
kebun dianggapnya tidak menjanjikan masa depan.
c. Adanya Modal Sosial Tinggi (Social Capital) tinggi dalam mengembangkan agribisnis
hortikultura, memiliki pengalaman dalam membangun pertanian dan modal
tersendiri untuk membangun agribisnis hortikultura yang berdaya saiing tinggi. Di
samping itu, sifat orang Kabupaten Majalengka yang suka berkelompok akan
sangat membantu mempercepat diffusi inovasi teknologi hortikultura.
d. Kabupaten Majalengka memiliki empat kelebihan alam yaitu panjang dan
intensitas penyinaran, suhu, bebas taifun dan curah hujan. Jumlah radiasi matahari
Produk Unggulan
Profil Kabupaten Majalengka 123
dalam setahun yang melebihi daerah lain sehingga dengan iklim tropis,
dimungkinkan di Kabupaten Majalengka dilakukan penanaman secara rotatif tiga
sampai empat kali dalam setahun.
Pertanian dengan ragam komoditas yang dibudidayakan oleh petani di
Kabupaten Majalengka meliputi :
a. Bawang Merah.
Bawang Merah merupakan
salah satu Komoditas Unggulan
Kabupaten Majalengka. Banyak
digunakan sebagai bumbu khususnya
pada masakan Asia Tenggara dan
banyak dimanfaatkan juga sebagai
obat tradisional, karena mengandung efek antiseptik dan senyawa alliin. Senyawa
alliin oleh enzim alliinase selanjutnya diubah menjadi asam piruvat, amonia, dan
alliisin sebagai anti mikoba yang bersifat bakterisida. Penanaman Bawang Merah
memerlukan kondisi tanah yang subur, gembur , mengandung bahan organik
dengan tata udara dan drainase yang baik. Masa panen tanaman bawang yaitu
90 -100 hari setelah tanam. Produk lain bawang merah yang banyak digunakan
adalah bawang goreng. Produksi bawang merah di Kabupaten Majalengka masih
relatif kecil sehingga perlu ditingkatkan dengan menerapkan teknologi pasca
panen dalam memberikan nilai tambah dan daya saing bawang merah.
Penanganan pasca panen mulai dari proses pengangkutan, pengemasan dan
penyimpanan akan sangat berpengaruh terhadap kualitas produk. Pemasaran
bawang merah memenuhi kebutuhan dalam daerah dan luar daerah dimana
124 Profil Kabupaten Majalengka
pelaksanaannya dilakukan melalui pengumpul dan bandar besar daerah. Varietas
bawang merah di Kabupaten Majalengka ada 4 macam yaitu : Bawang Sumenep,
Bawang Batu, Bawang Karet dan Bawang Merah. Sentra bawang merah di
Kabupaten Majalengka tersebar di beberapa kecamatan antara lain : Kecamatan
Argapura, Banjaran, Maja, Majalengka, Ligung, Kertajati, dan Kecamatan
Jatitujuh.
Rata-rata produksi bawang merah selama 5 tahun (2010-2014) mencapai
23.406,24 Ton.
b. Jagung
Kegunaan jagung sebagai
komoditas pangan dewasa ini semakin
meningkat. Dalam memenuhi
kebutuhan pangan, alternatif produksi
jagung dapat dikembangkan menjadi
beberapa jenis produk pangan
diantaranya berupa produk olahan segar, produk primer, produk siap santap dan
produk instan. Produk jagung dapat dapat ditemukan dalam produk-produk
pangan bernilai ekonomi tinggi misalnya corn-flake, pop-corn, tepung jagung, pati
jagung , minyak jagung, ethanol, methanol dan pada beberapa kebutuhan
konsumsi hewan ternak. Produksi jagung di Kabupaten Majalengka sudah diakui
secara regional dan nasional menduduki peringkat ke dua di Jawa Barat setelah
kabupaten Garut. Produksi Jagung yang cenderung meningkat dari tahun ke
tahun merupakan peluang investasi berpotensi untuk dikembangkan. Peluang
investasi pengembangan komoditi jagung di Kabupaten Majalengka saat ini lebih
Profil Kabupaten Majalengka 125
banyak di bidang budidaya (on farm) dan pengolahan jagung. Sentra jagung
berada di Kecamatan : Argapura, Banjaran, Talaga, Cikijing, Maja, Bantarujeg,
Lemahsugih, Majalengka, dan Malausma.
Rata-rata produksi jagung selama 5 tahun (2010-2014) mencapai
117.142 Ton.
c. Ubi Jalar
Ubi Jalar merupakan salah
satu sumber makanan pokok yang
penting. Selain umbinya yang bisa
dimanfaatkan, daunnya juga bisa
dimanfaatkan sebagai sebagai
sayuran dan tanaman hias.
Tanaman Ubi Jalar memerlukan
proses penanaman , pemeliharaan
yang cukup mudah dan hanya cukup terkena sinar matahari secara langsung
tanaman ubi jalar bisa tumbuh dengan sangat bagus. Ubi jalar di Majalengka
terkenal karena mempunyai beberapa keunggulan yaitu kualitasnya yang baik,
kadar air rendah, rasa lebih manis dan pulen, bisa dijadikan antioksidan dan
memiliki harga jual yang stabil. Sentra ubi jalar berada di Kecamatan : Maja,
Bantarujeg, Lemahsugih, Cikijing, Banjaran, Cigasong, dan Majalengka.
Rata-rata produksi ubi jalar selama 5 tahun (2010-2014) mencapai
12.193,80 Ton.
126 Profil Kabupaten Majalengka
d. Cabai merah
Cabai merah merupakan salah
satu jenis sayuran yang mempunyai
nilai ekonomi tinggi seringkali
digunakan sebagai bumbu penguat
makanan yang bercita rasa pedas dan
memberikan kehangatan panas.
Tanaman cabai masuk kedalam jenis
terong-terongan banyak dibudidaya oleh petani karena mempunyai nilai jual
yang tinggi. Selain itu cabai merah juga banyak mengandung manfaat dalam
kesehatan yaitu bisa mengendalikan penyakit kanker dan kandungan vitamin C
yang tinggi cukup untuk memenuhi kebutuhan harian seseorang. Hasil panen
cabai merah yang berlimpah dan untuk menghindari kerugian akibat harga cabai
merah yang jatuh, nilai tambah cabai merah didapat dengan dikelola menjadi
saus cabai. Sentra cabai merah berada di Kecamatan Argapura, Banjaran, Talaga,
Cikijing, Cingambul, Lemahsugih, Kertajati, Jatitujuh, dan Ligung.
Rata-rata produksi cabai merah selama 5 tahun (2010-2014) mencapai
8.195,98 Ton.
e. Kentang
Kentang merupakan tanaman jenis
umbi-umbian. Secara umum dikenal 2 jenis
kentang yaitu kentang granola dan kentang
tes. Kentang dapat diolah menjadi berbagai
macam olahan makanan tergantung dari
Profil Kabupaten Majalengka 127
karakteristik kadar air dan kadar patinya dengan cara direbus, dipanggang atau
digoreng. Budidaya kentang dapat dilakukan di ketinggian 1200-1300 dpl dengan
lingkungan yang segar dan bersih serta irigasi yang sangat bagus. Potensi
investasi kentang di Kabupaten Majalengka dapat dikembangkan dengan
budidaya (on farm). Daerah sentra kentang berada di Kecamatan Argapura,
Banjaran, Talaga, Lemahsugih, Cikijing, dan Rajagaluh.
Rata-rata produksi kentang selama 5 tahun (2010-2014) mencapai
10.569,66 Ton.
f. Mangga
Mangga merupakan buah-
buahan yang mempunyai kandungan
vitamin C dan E yang cukup tinggi dan
sangat digemari oleh masyarakat
karena dapat dikonsumsi segar (secara
langsung) maupun diolah dalam
bentuk sirup, jus, permen, asinan,
manisan, buah kering dan selai. Di Kabupaten Majalengka terdapat beberapa
jenis mangga yaitu : mangga harum manis, cengkir, manalagi, lalijiwo, bapang ,
gedong gincu dll. Majalengka merupakan penghasil Mangga jenis Gedong Gincu
terbesar dengan jangkakuan pemasaran hingga ke luar negeri yaitu diantaranya
Arab Saudi, Amerika dan Pasar Asia. Setiap tahunnya ratusan ton mangga
diangkut dari Majalengka ke luar daerah. Dan kini setiap saat mangga di
Majalengka selalu ada karena para petani dan bandar berupaya mempercepat
pembuahan, sehingga kini nyaris tak kenal musim. Mangga Gedong Gincu
128 Profil Kabupaten Majalengka
memiliki penampilan dan keunggulan yang khas dibandingkan dengan mangga
jenis lainnya, yaitu warna kulit buah yang kuning kemerahan saat kematangan
90-100%. Selain itu juga berserat halus, rasa asam manis segar, berbentuk bulat,
daya tahan panca panen 8 hari tanpa perlakuan, rasa dominan manis setelah
3 hari pasca panen, bobot 200-300 gram, dan aroma yang wangi. Kabupaten
Majalengka merupakan daerah percontohan.
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
Luas Tanam (Ha) 4.351 4.356 4719 4.820 4.831
Luas Panen (Ha) 1.099 2.620 2.854 446 3.901
Produksi (Ton) 6.901 17.681 18.665 5.337 26.785
Produktivitas (Ku/Ha)
62,79 67,48 65,40 119,66 68,66
Rata-rata produksi mangga gedong gincu selama 5 tahun (2010-2014)
mencapai 15.073,80 Ton.
Profil Kabupaten Majalengka 129
g. Jambu Biji Merah
Jambu biji merah adalah varian jambu biji yang berdaging merah muda,
tebal, manis, harum dan segar dengan bobot rata-rata 400 gr/buah. Warna yang
khas daging jambu biji mengindikasikan jambu biji kaya akan vitamin A untuk
kesehatan mata, antioksidan serat memiliki kandungan serat tinggi sehingga
sangat cocok sekali dikonsumsi untuk menjaga kesehatan. Buah jambu biji sangat
cocok sekali dikonsumsi di siang hari karena buahnya yang segar dan
mendinginkan badan.
Keunggulan dalam pembudidaya jambu biji merah ini tidak mengenal
musim, dan selalu berbuah setiap saat . Kebanyakan dikembangbiakkan
dilakukan dengan cara pencangkokan.
Jambu biji akan tumbuh dengan subur
di tanah yang cerul, banyak
mengandung bahan organis, dan
dapat menyerap air dengan baik.
Usaha budidaya jambu biji
merah dinilai sangat menguntungkan
bagi petani karena memiliki daya jual tinggi dan relative sangat mudah dalam
perawatannya. Konsumsi jambu biji merah selain untuk pasar tradisional dapat
juga diolah sebagai bahan minuman kemasan dan dodol. Daerah sentra jambu
biji merah berada di Kecamatan : Panyingkiran, Majalengka, Kertajati dan
Jatitujuh.
Rata-rata produksi jambu biji merah selama 5 tahun (2010-2014) mencapai
3.668,34 Ton.
130 Profil Kabupaten Majalengka
h. Jeruk Farrel
Jeruk Farrel atau lebih dikenal
Jeruk Keprok (Citrus Nobilis Lour)
tumbuh daerah tropis dan subtropis.
Jeruk farrel ini merupakan varietas
jeruk yang baru dan pertama di
Indonesia. Berbentuk bulat dan
mempunyai kulit kehijauan, jika sudah
matang buahnya manis dan disukai hampir semua kelompok umur. Selain enak
dikonsumsi sebagai buah penyegar, Jeruk keprok farrel juga bermanfaat bagi
kesehatan. Bahkan kulitnya ternyata dapat mencegah pertumbuhan sel kanker.
Pada saat ini peluang pemasaran jeruk keprok farrel masih terbuka lebar dan
sudah memiliki pasar tetap yaitu Carefour, Jogja Departemen Store, serta pasar
pasar tradisional di wilayah Kabupaten Majalengka dengan kapasitas permintaan
antara 5 sampai 10 ton per hari. Sentra jeruk Farrel di Kabupaten Majalengka
adalah Kecamatan Sukahaji.
i. Durian
Buah Durian dikenal dengan
Sebutan populernya adalah "raja dari
segala buah" (King of Fruit). Durian
adalah buah yang kontroversial,
meskipun banyak orang yang
menyukainya, namun sebagian yang
lain tidak menyukai dengan aromanya
yang terkenal tajam dan menyengat.
Profil Kabupaten Majalengka 131
Memiliki kulit berduri tajam dan ketika dikupas rasa buahnya begitu manis.
Buah Durian paling banyak dikonsumsi dalam keadaan segar , utk memenuhi
pemesanan ekspor daging durian dipress, dibungkus dan dibekukan untuk
memperpanjang masa penyediaan durian. Buah durian dapat juga dinikmati
dalam berbagai produk olahan misalnya kue, dodol, asinan, es krim, minuman dll.
Selain buahnya yang dapat dinikmati, biji, daun, kulit buah dan kayunya dapat
juga dimanfaatkan.
Di Kabupaten Majalengka, durian menjadi produk unggulan diantaranya
durian Montong, Durian Bawor dll. Banyak petani durian menjual hasil panennya
di kios-kios sepanjang jalan Rajagaluh-Sumber. Hal ini menjadi daya tarik
tersendiri bagi pengguna jalan ke arah Kuningan, Ciamis dll. Potensi durian
menjadi salah satu komoditi ekspor daerah, serta menjadi salah satu nilai lebih
Kabupaten Majelengka, dengan memiliki keunggulan tersendiri di produk
pertanian yaitu sebagai daerah penghasil durian. Daerah sentra durian berada di
Kecamatan : Rajagaluh, Sindangwangi, Leuwimunding, dan Sindang.
Rata-rata produksi durian selama 5 tahun (2010-2014) mencapai
4.963,12 Ton.
132 Profil Kabupaten Majalengka
PERIKANAN
a. Gurame
Ikan Gurame berasal dari
Daerah Jawa Barat mempunyai
beberapa keunggulan yaitu
mempunyai tekstur daging yang
khas, mempunyai kandungan
protein yang cukup tinggi dengan
harga yg terjangkau oleh
masyarakat sehingga mempunyai
tingkat permintaan pasar yang cukup tinggi. Mitra usaha peternak ikan Gurame
Kabupaten Majalengka antara lain pedagang lokal, Jakarta, Tasikmalaya, dan
Sumedang. Daerah sentra ikan gurame di Kabupaten Majalengka adalah
Kecamatan Rajagaluh, Sindangwangi, Sukahaji, Leuwimunding, dan Palasah.
Rata-rata produksi ikan gurame selama 5 tahun (2010-2014) mencapai
839,64 Ton.
b. Lele
Ikan Lele adalah sejenis ikan yang
hidup di air tawar, mempunyai kulit
yang licin, berbentuk pipih dan
berwarna kehitaman dengan ciri khas
memiliki kumis yang panjang dari
mulutnya. Ikan Lele disukai konsumen
karena berdaging lunak, sedikit tulang, tidak berduri, dan murah.
Profil Kabupaten Majalengka 133
Keunggulan ikan lele yaitu mudah dijumpai di berbagai tempat dari pasar
tradisional hingga supermaket dengan harga yang sangat terjangkau dan stabil.
Tidak hanya mudah diperoleh, ikan lele juga mempunyai keunggulan masa
tunggu panen yang singkat, kemudahan dalam pemeliharaannya yaitu dapat
dilakukan di lahan sempit bahkan dapat hidup di air yang tercemar misal got atau
saluran pembuangan air. Kebutuhan ikan lele semakin hari semakin mengalami
peningkatan hal ini karena pengolahan Ikan lele yang dahulu hanya bisa digoreng
saja , dalam perkembangannya ikan lele semakin banyak diolah menjadi berbagai
macam produk olahan yaitu abon, nugget, bakso, kripik, krupuk, dendeng,
makanan kaleng. Untuk memenuhi kebutuhan ekspor dan supply supermaket
dibuat dalam bentuk fillet. Sentra lele terdapat di Jatitujuh dan Ligung
Rata-rata produksi lele selama 5 tahun (2010-2014) mencapai
1.288,66 Ton.
c. Ikan Mas
Ikan mas merupakan jenis
ikan air tawar yang sangat bagus
untuk dibudidayakan karena
mempunyai cita rasa yang tinggi
sehingga disukai banyak
konsumen. Tingkat pertumbuhan
yang cepat merupakan salah satu
keunggulan dari budidaya ikan mas ini. Budidaya ikan mas bisa dipelihara dalam
Kantong Jaring Apung, Kolam air deras, kolam tanah, kolam beton dan lain-lain
tergantung ketersediaan lokasi. Makanan dalam budidaya ikan mas juga
134 Profil Kabupaten Majalengka
bermacam-macam mulai dari pemberian pakan alami sampai pemberian pelet
buatan pabrik. Karena pada dasarnya Ikan mas dapat memangsa berbagai jenis
makanan, baik yang berasal dari tumbuhan maupun binatang renik. Makanan
utamanya adalah tumbuhan dan binatang yang terdapat di dasar dan tepi
perairan. Yang perlu diperhatikan dalam budiddaya ikan mas adalah kualitas air
pada media untuk budidaya ikan mas. Ikan mas menyukai tempat hidup (habitat)
di perairan tawar yang airnya tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu
deras, seperti di pinggiran sungai atau danau. Sehingga kebanyakan budidaya
ikan mas, lingkungan pemeliharaannya dibuat mirip seperti kondisi asli/alam.
Terdapat dua jenis ikan Mas berdasarkan pemanfaatannya yaitu untuk konsumsi
dan sebagai ikan hias. Ikan mas konsumsi bisa bervariasi mulai ukuran 300 gram
sampai 1 kg. Pengolahan pangan hasil budidaya Ikan Mas dapat disajikan dalam
berbagai macam masakan utama di Rumah Makan, Keripik Ikan Mas Balita (Baby
Fish Chips), Pindang Ikan Mas, Bekasam dll. Sentra : Kertajati, Jatitujuh, Palasah,
Dawuan, Panyingkiran, Majalengka, Cigasong, Maja, Sukahaji, Rajagaluh,