DAFTAR ISIDAFTAR
ISI..............................................................................................................................1BAB
I
PENDAHULUAN..........................................................................................................3A.
Latar Belakang
Masalah.................................................................................................3B.
Tujuan
Pembahasan........................................................................................................4C.
Manfaat
Pembahasan......................................................................................................4BAB
II
PEMBAHASAN...........................................................................................................5A.
Karakteristik Filsafat
Islam............................................................................................5B.
Ciri Khas Filsafat
Islam..................................................................................................5C.
Aliran Aliran Dalam Filsafat
Islam................................................................................61.
Filsafat
Peripatetik....................................................................................................72.
Filsafat Iluminasi
.....................................................................................................73.
Filsafat
Dialektik......................................................................................................84.
Filsafat
Sufisme........................................................................................................85.
Filsafat
Hikmah........................................................................................................8D.
Problematika Utama dalam Filsafat
Islam.....................................................................91.
Ketuhanan.................................................................................................................9a.
Pasal Pertama Awal
Islam..................................................................................9b.
Pasal kedua Kaum
Salaf...................................................................................10c.
Pasal Ketiga
Mutazilah....................................................................................11d.
Pasal Keempat Aliran Asyariah Dan
Al-Maturidiah.......................................11e. Pasal
Kelima Kaum
Sufi...................................................................................122.
Kebebasan
berkehendak.........................................................................................13a.
Pasal Pertama Munculnya
Problematika..........................................................13b.
Pasal Kedua
Mutazilah....................................................................................15c.
Pasal Ketiga Asyariah dan
Maturidiah............................................................17d.
Pasal Keempat Kaum
Sufi................................................................................19e.
Pasal Kelima Kaum
Filosof..............................................................................21E.
Tokoh Tokoh Filsafat
Islam.........................................................................................211.
Al-Kindi atau Abu Yusuf Yakub ibn Ishaq
Al-Kindi..........................................212. Abu Nasr
Muhammad ibn Muhammad ibn Tarkhan ibn Awzalaghg Al-Farabi...223.
Abu Bakar Muhammad ibn Zakaria ibn Yahya
Al-Razi.......................................224. Abu Ali
Al-Husein ibn Abdillah ibn Hasan Ali ibn Sina
.....................................235. Abu Hamid Muhammad
Al-Ghazali
....................................................................236.
Abu Al-Walid Muhammad ibn Ahmad ibn Muhammad ibn
Rusyd.....................247. Abu Bakar Muhammad bin Yahya ibn
Bajah ibn Ibnus Shaigh...........................258. Bakar
Muhammad bin Abdul Malik bin
Thufail...................................................259. Abu
Ali Ahmad ibnu Muhammad Ibnu
Miskawaih..............................................26BAB III
PENUTUP..................................................................................................................27A.
Kesimpulan...................................................................................................................27B.
Saran.............................................................................................................................27DAFTAR
PUSTAKA..............................................................................................................28
BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahFilsafat adalah cara
atau proses berpikir yang sistematis, radikal, dan menyeluruh
terhadap apa yang ada. Berpikir secara radikal berarti mendasar,
mendalam, sampai ke akarnya dan sistematika berarti teratur,
runtut, dan logis. Sedangkan, menyeluruh atau universal berarti
filsafat melihat sesuatu secara umum, terintegral, bukan melihat
hanya dari satu sudut pandang melainkan dari berbagai pandangan.
Hal yang dikaji dalam filsafat meliputi objek material dan objek
formal.Menurut Mustofa Abdul Razik, Filsafat Islam adalah filsafat
yang tumbuh di negeri Islam dan dibawah naungan negara Islam tanpa
memandang agama dan bahasa pemiliknya. Pengertian ini diperkuat
oleh Prof. Tara Chand bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani yang
telah menulis kitab-kitab filsafat yang bersifat kritis itu
hendaknya dimasukkan ke dalam Filsafat Islam. Secara historis, ada
empat zaman besar dalam sejarah di mana Islam telah mengisi sebuah
zaman kejayaannya : 1. Pada tahun 600-900 M zaman formatif, 2. Pada
tahun 900-1250 M zaman klasik, 3. Tahun 1250-1700 M zaman pasca
klasik, dan 4. Tahun 1700-sekarang. Pada zaman formatif dan
klasiklah, Islam mengalami zaman kemajuan dan keemasannya. Karena
selama seribu tahun kesunyian Eropa, Islam telah berhasil
mengisinya dengan berbagi kemajuan yang signifikan. Pada zaman
inilah Islam meluas ke berbagi wilayah di Afrika Utara sampai ke
Spanyol di Barat, dan dari Persia sampai ke India Timur.
Daerah-daerah itu tunduk semua pada kekuasaan Khalifah yang pada
mulanya berkedudukan di Madinah, kemudian di Damaskus, dan yang
terakhir di Baghdad. Pada saat itu berkembang ilmu pengetahuan dan
kebudayaan Islam.Filsafat Islam tumbuh dan berkembang di bawah
naungan Islam, dipengaruhi oleh ajaran-ajarannya dan hidup di bawah
suasana peradabannya. Filsafat Islam memiliki beberapa keunikan,
baik dalam topik atau masalah yang coba dipecahkan maupun metode
yang digunakan dalam memecahkan permasalah-permasalahan itu.
Filsafat Islam selalu berusaha untuk mendamaikan wahyu dan nalar,
pengetahuan dan keyakinan, serta agama dan filsafat. Oleh karena
itu, dalam mempelajari sejarah filsafat Islam dibutuhkan pendalaman
mengenai karakteristik filsafat Islam, aliran aliran, teori dan
tokoh tokoh filosof Islam.B. Tujuan PembahasanTujuan pembuatan
makalah ini adalah :1. Mengetahui karakteristik filsafat Islam dan
sejarahnya2. Mengenal aliran aliran filsafat Islam3. Mengetahui
problematika utama filsafat Islam4. Mengenal tokoh tokoh filsafat
Islam
C. Manfaat PembahasanAdapun manfaat dari pembuatan makalah ini
adalah :1. Dapat menjadi salah satu rujukan dalam proses belajar
mengenai filsafat Islam dalam proses belajar mengajar2. Filsafat
Islam dapat dipahami dengan mudah dan ringkas
BAB IIPEMBAHASANA. KARAKTERISTIK FILSAFAT ISLAMFilsafat Islam
memiliki karakteristik yang berbeda dengan filsafat karena
didasarkan pada Al-Quran sebagai sumber dorongan dan sumber
informasi. Karakteristik filsafat Islam yaitu :1. Filsafat Islam
membahas masalah yang sudah pernah dibahas filsafat Yunani dan
lainnya, seperti ketuhanan, alam, dan roh.2. Filsafat Islam
membahas masalah yang belum pernah dibahas filsafat Islam
sebelumnya seperti filsafat kenabian (al-nazhariyyat
al-nubuwwat).3. Dalam filsafat Islam terdapat pemaduan antara agama
dan filsafat antara kaidah dan hikmah, antara wahyu dan akal.
Pendapat Al-Farabi pada nadhariyyat al-nubuwwat (filsafat kenabian)
bahwa nabi dan filosof sama-sama menerima kebenaran dari sumber
yang sama, akan tetapi ada perbedaan dari segi teknik. Jadi yang
disebut dengan filsafat Islam adalah perkembangan pemikiran umat
Islam dalam masalah ketuhanan, kenabian, manusia, dan alam semesta
yang disinari ajaran Islam.
B. CIRI KHAS FILSAFAT ISLAMFilsafat Islam memberikan pandangan
detail tentang manusia, tuhan, lam dan roh secara detail dengan
adanya pengaruh dari lingkungan dan kondisi yang melingkupinya,
disamping memanfaatkan kajian kajian filosofis sebelumnya baik dari
barat maupun timur. Filsafat islam bertemu dengan aliran universal
dan melahirkan pendapat pendapat yanhg berbeda satu sama lain
dikarenakan perbedaan antar tokoh tokohnya dalam berbagai aspek.
Filsafat islam secara umum memiliki ciri khas sebagai berikut:1.
Sebagai filsafat religius-spiritualFilsafat islam berlandaskan pada
agam Islam dan amat bertumpu pada ruh. Topik topik filsafat Islam
bersifat religius dimulai dari meng-esa-kan Tuhan dan menganalisa
secara universal dan menukik teori ketuhanan yang terdahului
sebelumnya. Seolah olah filsafat Islam menyaingi aliran aliran
kalamiyah yang terdiri atas mutazilah dan asyariyah kemudian
megoreksi kekurangannya untuk dibetulkan dan konsentrasi
menggambarkan Allah swt. Dalam pola pengabstrakan. Sebagai filsafat
religius, filsafat Islam memberikan perhatian yang besar pada jiwa
serta mempercayai bahwa ruh merupakan sumber kehidupan gerak,
persepsi skaligus saranna kebahagiaan. Dengan cara religius dan
spiritual ini, filsafat Islam mendekati filsafat skolastik, bahkan
sejalan dengan sebagaian filsafat modern dan kontemporer. 2.
Filsafat RegionalSelain bertumpu pada ruh, filsafat Islam juga
bertumpu pada akal dalam menafsirkan problematika problematikanya.
Dalam rangkaiannya, terdapat akal murni, akal aktif dalam mengatur
urusan urusan langit dan urusan urusan bumi. Akal manusia meruakan
salah satu potensi jiwa dan disebut rational soul yang bertindak
praktis juga teoritis. Ciri ini sangat dipengaruhi proses analisa
filsafat terhadap ajaran ajaran Islam yang kajiannya didukung oleh
akal.3. Filsafat SinkretisFilsafat Islam memadukan antar filosof.
Filsafat Arab, filsafat Timur klasik, filsafat para pendukung
Socrates, kaum sophis, kaum sota dan dari tokoh tokoh aliran
iskandariah sangat mewarnai filsafat Islam.4. Filsafat yang kuat
berhubungan dengan ilmu pengetahuanFilsafat Islam dan ilmu
pengetahuan saling to take and give,karena kajian kajian filosof
mengandung ilmu pengetahuan dan sejumlah problematika saintis,
sebalikanya dalam kajian kajian saintis terdapat prinsip prinsip
dan teori teori filosofis.
C. ALIRAN-ALIRAN DALAM FILSAFAT ISLAMAliran-aliran dalam
filsafat Islam ada lima, yaitu :1. Aliran Filsafat Peripatetik 2.
Aliran Filsafat Iluminasi3. Filsafat Teologi Dialektika4. Aliran
Filsafat Sufisme5. Filsafat Hikmah
1. Aliran filsafatPeripatetik
Aliran paripatetik adalah aliran yang epistemologinya
berlandaskan pada metode pemikiran logis Aristotelian yang bersifat
diskursif demonstrasional. Dimana aliran ini adalah aliran yang
mengikuti gagasan gagasan aristoteles. Aristotelianisme adalah
hylomorfisme yang bersal dari dua kata yaitu hily yang berarti
materi dan morph yang berarti form atau bentuk.Prinsip ini
menyatakan bahwa segala hal gabungan berasal dari materi dan
bentuk. Materi adalah bahan yang merupakan dasar sedangkan forma
atau bentuk adalah perkembangan dari potensi materi. Jadi pada
dasarnya hylomorfisme bersifat sepenuhnya material artinya segala
sesuatu ini menurut aristoteles bersifat sepenuhnya material. Dan
jelas forma aristotelian ini tak sama dengan forma ideal platonik.
Penerus pemikiran aliran ini dalam filsafat Islam adalah Ar-Arais
Ibn Sina, Al-Kindi, Ibn Rusyd, Al-Farabi dan masih banyak lagi
filosof muslim yang menganut aliran ini.
2. Aliran filsafat Iluminasi
Aliran filsafat Iluminasi adalah aliran yang mengikuti gagasan
dan karya-karya Plato seperti dalam menyatakan wujud itu adalah
berupa ide keberadaan wujud tersebut. Syekh Syihabudin Suhrawardi
adalah filosofis muslim yang mempelopori filsafat iluminasionis,
beliau seorang cendekiawan muslim abad ke-6 hijriah dengan bukunya
yang terkenal yaitu Al-hikmah Israqiyah (filsafat iluminasi ). Oleh
karenanya, aliran filsafat iluminasionis disebut juga alhikmah
al-Isyraqi. Metode iluminasi yaitu dengan upaya mengadakan kajian
terhadap berbagai permasalahan filsafat, khususnya filsafat tinggi
(Al-hikah Al-mutaaliyah) atau filsafat ketuhanan yang tidak merasa
cukup hanya dengan menggunakan argumentasi dan penalaran. Hal ini
karena diperlukan juga penyucian hati dan perjuangan melawan hawa
nafsu dalam upaya menyingkap berbagai hakikat.
3. Filsafat Teologi Dialektika
Filsafat teologi dialektika adalah prosedur untuk mendapatkan
kesimpulan dari persandingan dua premis atau pernyataan yang sudah
di sepakati terlebih dulu nilai kebenarannya. Metode epistemologi
yang digunakan oleh teologi dialektika hampir sama dengan metode
peripatetisme yaitu bersifat deduktif &silogistik. Hanya saja
dalam peripatetisme, proses silogistik tersebut di dasarkan atau
dimulai dari premis-premis yang telah di sepakati sebagai kebenaran
yang tidak perlu dipersoalkan lagi.Sementara itu, teologi
dialektika berangkat dari pemahaman baik dan buruk, halal dan
haram. Hal ini menyebabkan teologi Islam bersifat dialektik yang
dilandaskan pada kebenaran keagamaan. Misalnya, sudah menjadi hal
yang seharusnya bahwa tuhan maha kuasa. Dari sinilah di lakukan
proses silogistik yang membawa pada suatu kesimpulan mengenai
kemestian keesaan tuhan.
4. Aliran Filsafat sufisme
Secara historis perkembangan filsafat mengenai sufisme atau
teosofi telah ada dan dipaparkan oleh Aristoteles sejak abad ke-4.
Dia menyatakan orang-orang bisa mencapai kesimpulan silogistik
tanpa harus merumuskan silogisme. Ini berarti tanpa harus melalui
prosedur analitis penetapan seperti premis mayor dan minor dan
penarikan kesimpulan berdasarkan penyandingan premis-premis
tersebut sebelum masehi. Hal ini kemudian mulai dipikirkan oleh
filosofis-filosofis muslim dan menemukan aliran filsafat Islam
sufisme dengan menetapkan kebenaran hukum Islam seperti dengan
silogisme pengambilan kesimpulan.Sufisme dan iluminasi memiliki
kesamaan yakni dalam mengetahui sesuatu berdasarkan pengalaman
langsung kemudian menggunakan metode masing-masing dalam
merealisasikannya terhadap teks hukum-hukum Islam.
5. Filsafat Hikmah
Shadr Al-din Al-syirazi atau lebih dikenal Mulla sadra
memperkenalkan sistem filsafat baru yang menggabungkan
elemen-elemen serasi dalam filsafat peripatetik, iluminasionisme,
dan penyingkapan-penyingkapan mistis yang dia tambah dengan beragam
ide dan pikirannya. Ia menyebutnya teosofi transenden atau hikamah
al-mutaaliyah.Secara epistemologis didasarkan pada tiga prinsip
yaitu intusi intelektual, pembuktian rasional secara
deduktif-silogistik, dan syariat. Sehingga filsafat hikmah adalah
kebijaksanaan yang diperoleh lewat pencerahan spritual atau intuisi
intelektual dan disajikan dalam bentuk yang rasional yakni
menggunakan argumen rasional. Merealisasikan pengetahuan sehingga
terjadi transformasi wujud tidak hanya dapat dicapai dengan proses
rasionalisasi, melainkan juga dengan mengikuti syariat. Secara
ontologi, hikmah didasarkan pada tiga hal yakni realitas wujud,
ambiguitas wujud, dan gerak subtansial.
D. PROBLEMATIKA UTAMA DALAM FILSAFAT ISLAMFilsafat Islam secara
umum memiliki dua problematika utama yakni ketuhanan dna kebebasan
berkehendak.1. KetuhananProblematika ketuhanan merupakan persoalan
metafisika yang paling kompleks dan tua. Pada mulanya orang
memecahkannya secara wajar, yang kemudian mulai diperdebatkan dan
difilsafatkan. Problematika ini kemudian menjadi obyek kajian dari
tokoh agama dan moral, dari ilmuwan dan filosof. Asasnya adalah ide
ketuhanan yakni, pemikiran kelas tinggi dikarenakan ketinggian
obyek pembahasannya dan dianggap sebagai sebongkah pemikiran paling
tinggi yang pernah dicapai oleh manusia. Untuk menghadapi ide ini
manusia dituntun oleh masyarakat dan lingkungannya, atau analisa
dan kajiannya, atau oleh wahyu dan ilham yang diturunkan kepadanya.
Didalam ide ketuhanan, manusia menemukan diri sendiri maupun
penciptanya. Maksutnya ia dapat mengetahui sumber kebaikan dan
kesempurnaan, karena Allah adalah sumber segala yang ada.Pasal
PertamaAwal IslamPada zaman Jahiliah mengenal berbagai agama yaitu
Mazdakiah, Manaiah Yahudi dan Nasrani. Orang orang Nasrani Najran
menjelang Islam datang pegang peran yang pemimpinnya adalah Qussa
bin Saidah al-Ibadi (660M) sebagai salah seorang filosof Arab di
zaman Jahiliah. Agama yang dominan di sana adalah penyembahan
terhadap berhala, yakni patung dan arca yang hanya boleh didekati
oleh orang-orang yang suci. Semua patung itu terpusat untuk
keagungan dan kemulian. Patung patung itu disembah dijadikan
sebagai perantara bagi kekuasaan kekuasaan gaib. Orang-orang arab
dlu bersifat Polytheistik. Mereka berlindung kepada tuhan yang
diciptakan sendiri oleh tangannya sendiri dan mereka meminta
pertolongan kepada tuhannya dalam keadaan genting dan sulit. Pada
waktu menaklukkan kota Makkah, semua berhala dihancurkan. Kemudian
al-quran menghujani Allah dengan mengandung banyak sifat Allah yang
diantaranya sifat yang mengandung pengertian keagungan,
kemahakuasaan, kesempurnaan, dan maha pengasih. Nama-nama baik
Allah berjumlah 99, seluruhnya dipusatkan untuk menunjukkan
keagungan dan kesempuranaan Allah. Nama nama ini disucikan sebagai
sarana untuk mendekat dan berdoa kepada Allah.Pasal keduaKaum
SalafMaksud dari kaum salaf adalah mereka yang memegang al-masur
(al-quran dan al-sunah) mendahulukan riwayat atas kajian
(al-dirayah) dan mendahulukan naql (al-quran dan al-sunah) atas
akal. Memang kaum filsafat tidak terlepas dari sebagian pengaruh
filsafat, karena mereka membedakan sifat dari yang difilsafati
(al-mausuf). Ada 3 orang tokoh terbesar kaum salaf dalam berbagai
zaman : abd Allah bin killab, ibnu hazm, dan ibnu tamiyah1. Ibnu
killab (240H = 842M)Adalah tokoh salaf pertama yang berusahan dalam
pola tertentu untuk memfilsafatkan ide ketuhanan.2. Ibnu hazm
al-andalusi (456H = 1064M)Termasuk salah seorang pemikir filsafat
yang begitu ahli dan punya banyak spesialisasi sebagai seorang
sastrawan, sejarawan, ahli hadis (muhaddis), ahli tafsir
(mufassir), ahli hukum Islam sekaligus sebagai seorang teolog
Islam. Ia juga kritikus yang mempunyai argmentasi yang kuat, yang
menembus kedalam titik titik lemah dan memberitahukan bagaimana
cara membungkam lawan.3. Ibnu Taimiyah (729H = 1329M)Adalah seorang
tokoh salaf yang sangat ekstrim. Hingga tidak memberikan ruang
gerak terlalu luas kepada akal. Ia adalah seorang tokoh yang takwa,
warazuhud dalam menghadapi kenikmatan dunia. Pahlawan yang gagah
yang berani untuk mengangkat senjata melawan bangsa tartar sebagai
kekuatan besar yang menghalangi Islam dan kaum muslimin di zaman
ibnu tamiyah.Pasal KetigaMutazilahOrang orang mutazilah adalah
pendiri yang sebenarnya bagi ilmu kalam (teologi Islam). Aliran
Mutazilah melewati dua fase yang berbeda, Fase Abbasiah (100H-237M)
dan fase Bani Buwaiahi (334H-447M). Mutazilah sekitar satu abad
sebelumnya (237H-334M) mengalami kemunduran. Mereka tidak banyak
memnafaatkan apa yang dilakukan oleh al-jahiz (255H=869M) maupun
al-khayyat. Pada tahun tahun terakhir aban ke 3 H dan tahun tahun
pertama abad ke 4H, abu ali al-jubbai (303H=933M) hendak
membangkitkan kembali mutazilah tetapi serangan al-asyari tidak
memungkinkan mereka untuk melaksanakan rencana itu. Trpaksa mereka
bergandeng tangan dengan syiah dan rafidah. Metode yang digunakan
aliran mutazilah ini meyakini sepenuhya mengenai kemampuan akal.
Mereka tidak mengingkari naql (al-quran dan hadist), tetapi tanpa
ragu ragu mereka menundukkan naql kepana hukum akal. Mereka
menetapkan bahwa pikiran pikiran (akal) adalah sami. Aliran
mutazilah menyucikan kemerdekaan dengan berpikir. Kemerdekaan
berpikir ini mereka sucikan ketika menghadapi lawan lawan ataupun
antar sesama mereka sendiri. Pembuktian tentang adanya Allah ini
berlandaskan pada anggapan bahwa di dalam alam terdapat hal hal
yang saling bertentangan, seperti panas dan dingin dan berkumpul
pada suatu tempat dalam bentuk yang bukan tabiatnya. ini hanya
berarti bahwa ada kekuatan yang maha perkasa yang mengumpulkan hal
hal yang saling bertentangan itu. Kekuatan tersebut adalah Allah
SWT. Ada tujuh sifat Allah yang dikaji mutazilah secara khusus,
yaitu al-ilm (maha mengetahui), al-hayah (maha hidup),
al-qudrat(maha kuasa), al-iradah(maha berkehendak), al-sam(maha
mendengar), al-basar(maha melihat), dan al-kalam (maha
berfirman).Pasal KeempatAliran Asyariah Dan Al-MaturidiahKaum
asyariah adalah aliran sinkeris yang berusaha mengambil sikap
tengah-tengah antara dua kutub akal dan naql. Antara kaum salaf dan
kaum mutazilah. Gerakan al-asyariah mulai pada abad ke 4H. Ia
terlibat dalam konflik dengan kelompok-kelompok lain khususnya
mutazilah. Dalam konfil keras ini al baqillani memberikan andil
besar. Permusuhan ini mencapai puncaknya pada abad ke 5H atas
prakarsa al-kundari (456H=1064M) yang membela mutazilah. Di
khurasan ia menyebarkan fitnah selama 10 tahun. Kemudian kaum
asyariah berhasil meraih kembali kesuksesan mereka atau prakarsa
nizam al-muluk (484H=1092M). metode asyariah bertumpu pada al-quran
dan al-sunnah. Asyariah membuktikan adanya Allah dengan bukti
teleologis. Mereka mengatakan bahwa alam yang rumit penciptanya dan
kokoh aturannya itu pasti bersumber pada sebab yang mengatur dan
menata, sedangkan karya-karya yang kokoh menunjukkan ilmu dan
hikmah si Pencipta.Aliran maturidiah berdiri atas prakarsa
al-maturidi pada tahun tahun pertama abad ke 4 H. Al-maturidiah
merupakan salah satu sekte ahl al-sunnah wal al-jamaah, yang tampil
bersama dengan asyariah. Maturidiah dan asyariah dilahirkan dengan
kondisi sosial dan pemikiran yang sama. Kedua aliran ini datang
untuk memenuhi kebutuhan mendesak yang menyerukan untuk
menyelamatkan diri dari ekstrimitas kaum rasionalis di mana yang
berada di barisan paling depan adalaah mutazilah, maupun
ekstrimitas kaum tekstuallis dimana yang berada dibarisan paling
depan adalah kaum hanabilah (para pengikut imam ibnu hambal).
Keduanya berbeda pendapat hanya dalam hal yang menyangkut masalah
cabang dan detailitas.Pasal KelimaKaum SufiTasawuf secara ringkas
adalah mata rantai yang terdiri atas kondisi kondisi (al-ahlwal)
dan makom-makom, yang satu sama lain saling merupakan anak tangga.
Orang yang mau menjadi sufi memulai langkah dengan membersihkan
jiwanya, agar bisa menjadi orang yang berhak menerima tajalli
(penampakan), selalu meningkat hingga bisa merasakan Allah (ada) di
relung jiwanya dan demikian dekat dengan-Nya. Kaum sufi memecahkan
problematika ketuhanan dengan metode mereka sendiri yang tidak
terlepas dari unsur kekaburan itu. Mereka kadang bertumpu pada
rumuz (simbol). Tetapi sering juga bertumpu pada pengertian
pengertian yang tidak jelas. Menurut pascal (1662) misalnya seperti
halnya al-junaid, tidak (perlu) menyertakan bukti bukti rasional
juga tidak berhenti pada argumentasi argumentasi yang diajarkan
agama untuk meneguhkan wujud Allah bahwa Allah itu ada. Tetapi ia
berpendapat bahwa saya mengenal Allah dengan kalbu saya, (sebab)
makrifat kalbu merupakan sumber kebenaran-kebenaran pertama
sekaligus sebagai asas keyakinan dan keimanan.2. KEBEBASAN
KEHENDAKKebebasan adalah perkara menarik yang mempunyai getaran
tersendiri. Kebebasan salah satu nilai kemanusiaan atau Tiang
kemanusiaan yang paling penting sekaligus sebagai dasar perhitungan
dan tanggung jawab. Manusia tidak dapat meraih kebebasan kecuali
telah melewati fase ketundukan dan penghambaan. Didalam fase-fase
sejarah, kebebasan kebebasan tampil dalam berbagai bentuk dan
zaman-zaman kebebasan adalah zaman kemerdekaan, kemajuan, penemuan
dan pembaharuan karna situasi pemikiran yang benar dan aktivitas
yang produktif. Kebebasan dan kehendak tidak bisa dipisahkan,
sehingga tidak ada jalan bagi keinginannya yang benar tanpa ada
kebebasan yang bisa menyelamatkan dari perhambaan jiwa serta badan.
Kebebasan tau kemerdekaan kehendak adalah fondasi moral yang harus
ada menurut Kant (1804) sebagai asas tanggung jawab secara umum.
Kenyataannya kebebasan individu tunduk pada pendorong-pendorong
internyang berupa keinginan dan kesenangan, di samping kepada
kekuasaan masyarakat baik yang berupa aturan dan hokum maupun
kebiasaan dan tradisi.Karena itu tidak ada yang dapat memishkan
manusia dari alam baik dala sistm maupun hokum-hukumnya, dan
disinilah problematika kebebasan kehendak meluas dan melahirkan
banyak pendapat.Problematika kebebasan kehendak mempunyai kedudukan
khusus dalam sejarah pemikiran Islam. Problematika yang sebanding
dengan yang ada didalam kebudayaan-kebudayaan lainmenjadi salah
satu lapangan penting bagi studi-studi teologi kemudian diungkapkan
dnegan nama-nama yang berbeda-beda. Persoalan ini tidak hanya
terbatas pada teolog saja, bahkan para filosof juga ikut ambil
bagian,untuk dipadukan dengan prinsip kausalitas dan perhatian
Tuhan. Para sufi berusaha berusaha menfsirkan menurut metode
mereka, dengan cara mengangkatnya dari standard benda dan
materi.Pasal PertamaMunculnya ProblematikaKaum muslimin generasi
pertama mempercayai taufiq (pertolongan) dari Allah untuk mereka,
hidup dengan mondisi yang penuh dengan kehangatan iman dan
kebenaran keyakinan. Pada masa Nabi dan al-Khulafaal Rasydin
muncullah problematika tentang takdir. Problematika takdir
merupakan salah satu peristiwa yang terjadi pada pertengahan kedua
abad pertama Hijriah. Maka mulailah segala sesuatu dikembalikan
kepada Allah, yang kemudian disebut kaum Jabariah. Sementar
akelompok lain berpendapat bahwa manusia adalah pencipta
perbuatannya snediri, yang kemudian disebut aliran Qadariah. a.
Acuan dalam al-Quran dan al-HadisAl-Quran adalah kitab Allah, bukti
bagi Nabi-Nya, sumber bagi pokok-pokok dan sumber hokum pertama.
Jika kita menelitik penafsiran yang diriwayatkan dari sahabat dan
tabiin angkatan pertama, maka didalamnya kita tidak menemukan suatu
data bagi pembelaan terhadap pandangan keagamaan atau suatu
istinbat hukum fiqih. Tetapi pada saat terjadi banyak pertentangan
pendapat dan orientasi pandangan semakin beragam, mulailah setiap
orang membahas tentang sandaran quranic guna menguatkan metode
analisanya.Problematika takdir merupakan problematika utama teologi
dimana para analis berusaha melandasinya dengan sandaran dari al
quran. Sebagian ayat al quran mendukung kebebasan kehendak, dan
sebagian ayat lain menentangnya. Sebagian analis berpendapat bahwa
surat surat Makiyyah lebih cenderung melegitimasi kebebasan
kehendak, sementara surat-surat Madaniyah lebih cenderung
melegitimasi jabar (determinasi). Pembuktian melalui al quran
mengenai problematika adalah setali dua uang, karena di dalam al
quran ada ayat-ayat yang mendukung baik terhadap golongan qadariyah
maupun jabariyah jadi hal itu mengandung suatu isyarat bahwa
perbuatan manusia adalah kebebasan dan terpaksa. Hadist merupakan
sumber yang kedua bagi agama. Hadist merincikan
globalitas,membatasi kemutlakkan dan mengkhususkan keumuman al
quran bahkan kadang memaparkan persoalan-persoalan yang tidak
disebut dalam al quran. b. Gelombang AsingSuatu kebudayaan
terpengaruh dan mengambil dari kebidayaan lain, karena akulturasi
kebudayaan merupakan fenomena kemanusiaan yang bisa dilihat pada
zaman dahulu dan selalu akan bisa dilihat pada masa sekarang.
Kebudayaan Islam mengambil dari barat dan timur, mengadopsi
berbagai pandangan dan pemikiran asing yang memang perlu diadopsi.
Problematika kebebasan kehendak tumbuh di kalangan kaum muslimin
mereka memecahkan persoalan-persolaln problematika tersebut dengan
metode khas mereka sesuai dengan agama dan keyakinan mereka.
Problematika ini mempunyai sejarah dalam pemikiran Yunani, bahkan
dalam pemikiran agama secara umum. Bapak-bapak gereja yang pertama
telah meneliti problematika ini dan sejak mereka diikuti oleh St.
Agustinus yang untuk itu ia menyusun suatu kajian dengan detail De
Librio arbitrio. Dialog ini dikenal di Damaskus, markas agama
Kristen sebelum penaklukan Islam. Jadi dialog ini telah tersebar
dari Damaskus sampai ke Basrah yaitu sebagai pintu gerbang
kebudayaan Islam terbesar pada abad pertama Hijriyah. Dari kalangan
Kristen ada yang namanya Yahya Al Dimasyqi yang lahir pada masa
Muawiyah, Yahya tinggal di Damaskus dan memimpin golongan Kristen
setelah ayahnya. Yahya Al Dimasyqi dalam problematika kebebasan
kehendak ia berpendapat bahwa perbuatan manusia ada dua macam yaitu
: terpaksa (jabariyah) dan bebas memilih (ikhtiariyah) yang mana
perbuatan jabariyah merupakan perbuatan Allah sedangkan ikhtiariyah
adalah ciptaan manusia. Hubungan Yahya Al Dimasyqi dengan pemikiran
Islam ini telah menyibukkan para analis, khususnya [ara orientalis
sejak tahun-tahun terakhir abad yang lalu.c. Tokoh Pertama bagi
Aliran Jabariyah dan QadariyahPada awalnya ada 3 kelompok yang
mengobarkan problematika ini, dua diantaranya adalah qadariyah dan
jabariyah. Tokohnya yaitu 1. Mabad al-Juhani adalah seorang tabii
dan ahli hadist. Disamping itu ia juga orang pertama yang
menyerukan pendapat tentang kebebasan kehendak. Diantara pendpatnya
yang sampai kepada kita tidak ada yang patut disebutkan, karena ia
mengingkari pemikiran qada yang dipergunakan oleh para penguasa,
sebab atas nama idea qada orang-orang ditakdiran melakukan maksiat
dan dosa.1. Gailan al-Dimasyqi adalah seorang orator yang fasih,
juru debat yang mahir, dan wirai. Ia menetapkan prinsip kebebasan
kehendak, Allah itu tidak berbuat kecuali yang terbaik sehingga
Allah tidak menetapkan perbuatan maksiat, tetapi hal itu dilakukan
manusia dengan kehendaknya sendiri, karena Allah akan memberikan
siksaan terhadap perbuatannya sendiri. 1. Al-Jahm bin Sofyan adalah
orang yang menonjol dan paling berpengaruh. Ia menganut paham
jabariyah. Al jahm tidak mengingkari kekuasaan, kehendak dan
kebebasan individu tetapi ia mengembalikan semua ini kepada Allah.
Pasal KeduaMutazilahPada akhir abad pertama Hijriyah, benih-benih
studi telogi mulai membawa hasil pada abad kedua. Aliran teologi
Islam yang besar ada 3 yaitu : Mutazilah, Asyariah dan Maturidiah.
Aliran Mutazilah mempunyai kelebihan sebagai pendahulu. Selain itu,
ada juga aliran-aliran teologi Islam yang lain seperti Hambaliyah
dan Karamiyah. Disamping itu beberapa kelompok yang berusaha
memecahkan sebagian masalah ilmu teologi Islam seperti syiah,
khawarij dan murjiah.Aliran-aliran mutazilah mempercayai keadilan
Tuhan dan penganut mutazilah sepakat bahwa manusia puasa dan mampu
menciptakan perbuatannya, baik maupun jelek kelak di akhirat ia
berhak mendapatkan pahala atau siksa karena perbuatannya. Mutazilah
juga percaya terhadap kebebasan, yaitu kebebasan berpikir, berkata
dan berbuat, yang merekan terapkan pada diri mereka dalam membahas,
mengkaji, berdialog dan berdebat. a. Kebebasan Kehendak dan
Keadilan TuhanPertama mereka menetapkan bahwa orang bijak tidak
akan melakukan suatu perbuatan kecuali karena ada hikmah dan
tujuannya, karena perbuatan yang tidak memiliki tujuan adalah
kebodohan. Orang pandai berjalan untuk meraih suatu tujuan,
sedangkan Allah tidak menghendaki dan tidak memerintahkan perkara
yang jelek, dia menghendaki yang terbaik untuk hambanya dan untuk
alam. Mayoritas Mutazilah memegangi pendapat yang mengatakan bahwa
perbuatan manusia itu berasal dari manusia itu sendiri., karena
perbuatan-perbuatan mengandung aspek kezaliman dan dosa, padahal
mustahil Allah berbuat zalim.Al-Tawallud merupakan pemikiran
orisinil Mutazilah. Teori ini berkaitan dengan prinsip kausalitas,
juga dengan pemikiran balasan dan tanggung jawab yang dikemukakan
oleh Bisyral-Mutamir. Mutazilah membagi perbuatan menjadi dua,
yaitu yang pertama, langsung yang merupakan perbuatan secara primer
mengakibatkan suatu tuindakan. Kedua, tidak langsung yang merupakan
unsur sekunder dan disebut al-Afal al-Mutawallidah. Teori tawallud
juga berhubungan dengan primsip balasan dan tanggung jawab.
Tawallud merupakan salah satu contoh lain dari analisa dan
penukilan masalah yang menjadi keistimewaan Mutazilah. Pembahasan
tentang hal ini berkaitan dengan prinsip fisika, psikologi, hokum
Islam dan akhlak.Khawarij salah satu, sekte tertua dalam Islam.
Dalam masalah tauhid Khawarij juga memgangi pendapat Mutazilah dan
mereka tidakmenganut teori yang mengatakan bahwa Allah bisa dilihat
diakhirat nanti. Mereka berpendapat bahwa Al-quran itu makhluk.
Mereka tidak berbeda pendapat dari Mutazilah kecuali dari sifat
iradah (kehendak Allah). Mereka lenandaskan kemerdekaan dan
kemampuan individu dibekali dengan istitaah (kemampuan) yang
mendahului akal dan sebaliknya.Pasal KetigaAsyariah dan
Maturidiaha. Aliran AsyariahAsyariah merupakan aliran yang hidup
hingga sekarang, berumur hampir sepuluh abad. Aliran ini tumbuh
pada tahun-tahin pertama abad ke-4 H, hingga sekarang. Suasana
politik membantu menyebarkan dan mengukuhkan mazhab Asyariah.
Sehingga aliran pertama-tama dipeluk oleh Bani saljuk yakni,
orang-orang Turki yang mendahulukan naql atas akal. Mereka
menentang Mutazilah, karena Mutazilah mendukung musuh mereka, Bani
Buwaihi.Menurut al-Asyari semua perbuatan, baik dan buruk, di
ciptakan oleh Allah. Sama sekali tidak ada keraguan dalam masalah
ini. Merupakan kesalahan tersendiri jika mengatakan bahwa orang
kafir itumenciptakan perbuatan kafirnya.b. Aliran
Al-MaturidiahAl-Maturidiah lama konsentrasi menanggapi tentang
kebebasan kehendak dan mempertimbangkan pengaruhnya dalam lapangan
akidah dan ibadah. Dalam menyelesaikannya ia berusaha untuk
mensucikan keadilan, ilmu dan kehendak Allah, serta mempertegas
sikap tanggungjawab. Menurutnya manusia itu adalah pelaku yang
bebas memilih dalam arti sebenarnya. Menurut Al-maturidiah, al-Qasd
merupakan pangkal perintah agama yang menjadi unsur penting
kebebasan kehendak atau denagan kata lain sebagai amal hati.
Maksudnya semua niat baik yang akan diperbuat manusia, maka Allah
akan memberi jalan supaya terlaksana. Al-Qasd dalam berbuat
disertai dengan dua kemampuan yang disebut Istitaah Mumkinah
(kemampuan yang mungkin akan pemberian Allah SWT), dan Istitaah
muyassirah (kemampuan yang memudahkan manusia dalam berbuat).Para
pengikutnya pun menegaskan bahwa menciptakan adalah hak Allah,
sedangkan kasab adalah hak manusia. Walaupun ada sebagian pendapat
yang kurang sepaham dengan penjelasan tadi, namun disinilah letak
kebebasan berkehendak yang disertai dengan tanggungjawab. Tetapi
kebebasan kehendak bertentangan dengan qada dan qadar Allah, dengan
demikian kebebasan kehendak terbatas pada kesengajaan dan niat,
yang merupakan unsur utama dalam lapangan tanggungjawab yang luas
itu.
c. Aliran Hanabilah dan KaramiahHanabilah merupakan
pemuka-pemuka dari kalangan Salaf yang berawal pada abad 3, yang
kemudian berkembang beberapa abad berikutnya terutama di Bagdad.
Dampaknya yakni orang-orang Hanabilah dianggap mempunyai kekuatan
yang tidak bisa dipandang enteng. Al-asyari adalah tokoh yang
menengahi antara Hanabilah dan Mutazilah, ia mempunyai sikap untuk
mengantisipasi al-Muhasibi yang terus-menerus mengulang pendapat
Mutazilah yang mengimani takdir baik dan buruk, serta apa yang
dilakukan manusia adalah kehendak Allah. Ketika Al-Asyari mendekat
kepada orang Hanabilah dengan menyuguhkan teori kasab, ternyata
tanggapan orang-orang Hanabilah bahwa pendapat tersebut dinilai
menentang. Memang orang-orang Salaf berikutnya tidak sejalan dengan
pendapat orang-orang Hanabilah tersebut, bahwa semua perbuatan
manusia itu berpulang kepada kekuasaan dan kehendak Allah. Hal ini
dipertegas oleh seorang tokoh bernama Ibnu Hazm yang menegaskan
bahwa jiwa dan indera meneguhkan bahwa manusia mempunyai
perbuatan-perbuatan yang dilakukannya dengan kehendak semata.Ibnu
Taimaiyyah seorang dari kalangan Hanabilah pada abad ke 8 H,
mengambil sikap yang menjauhkannya dari kalangan Salaf sesuai
dengan sikap yang mendekatkan kepada Mutazilah, ia sejalan dengan
Mutazilah bahwa istitaah itu mendahului aksi, dan sebagai pengkal
bagi taklif yang barangsiapa tidak mempunyai kemampuan maka ia
tidak terkena taklif. Pada pertengahan abad ke 3 muncul kelompok
yang bernama Karamiah, kelompok ini mencakupkan diri dengan
mengambil inspirasi dari aliran-aliran modern, dan memiliki
sejumlah pendapat yang tidak terlepas dari kontradiksi. Mereka ada
beberapa pendapat yang sejalan dengan kaum Salaf yakni bahwa Allah
SWT mempunyai sifat-sifat, namun mereka juga sejalan dengan
Mutazilah yang mengatakan bahwa Allah harus diketaui dengan akal
dan ia mengatakan bahwa baik dan buruk itu bisa ditentukan dengan
akal.
d. Muhammad AbduhPada abad 19 M, ada kebangkitan yang
dikumdangkan oleh reformis dan mujaddid, dimana yang terdepan
adalah al-Ustaz al-imam Muhammad Abduh. Beliau berpendapat bahwa
setiap individu bisa menimbang perbuatan-perbuatan ikhtiariahnya,
menghukum dengan akalnya dan merinci dengan kehendaknya, yang mana
bila sudah mantap maka individu tersebut akan melakukan
kehendaknya. Disini Muhammad Abduh mengajarkan kepada semua orang
untuk menerima kekuasaan yang berada diatas kekuasaan kita dan
kehendak yang berada atas kehendak kita, tetapi ini tidak
menyia-nyiakan wujud kita dan tidak menghalangi niat dan kehendak
kita. Ajaran-ajaran Islam menurut beliau ada 2, yaitu : Pertama,
manusia mengkasab dengan kehendak dan kekuasaannya hal-hal yang
menjadi perantara bagi kebahagiannya. Kedua, kekuasaan Allah
merupakan pangkal bagi segala entitas, yang diantara pengaruhnya
adalah sesuatu yang menghalangi manusia dengan pelaksanaan apa yang
ia kehendaki, dan selain Allah tidak ada yang bisa membantu manusia
meraih apa yang tak tergapai oleh kasabnya.Pasal KeempatKaum
SufiAda sekelompok orang berpendapat bahwa Tasawuf Islam dilahirkan
oleh berbaga kondisi dan faktor eksternal yang dalam menanggapinya
mereka tidak dalam kesatuan pendapat. Ada juga yang membahasnya
dalam tasawuf India, atau pendapat yang mengatakan bahwa Tasawuf
Islam merupakan produk Persia murni. Faktor-faktor yang
mempengaruhi tasawuf Islam ada 2 yaitu Internal dan Eksternal.1.
Faktor-faktor InternalTidak diragukan lagi bahwa ajaran-ajaran
Islam dengan prinsip tagrib wa tarhid (anjuran dan larangan),
ajakan untuk beribadah, disamping meremehkan urusan-urusan dunia
dan mengingat akhirat, merupakan pendorong utama untuk beribadah
dan zunud. Misalnya shalat, puasa, haji, dan zakat. Dalam al-quran
dan al-sunnah dijelaskan pula kedekatan manusia dengan Allah swt,
dan Allah swt mengetahui segala kondisinya, baik yang bersifat
rahasia maupun tidak. Landasan itulah yang menjadi pedoman orang
sufi dalam menjelaskan mukaddimmah dan kondisi mereka maupun dalam
melandasi pendapat dan teori mereka. Kaum sufi juga terpengaruh
oleh aliran fiqh, kalam dan filsafat Islam yang ada disekitar
mereka. Jadi tasawuf adalah fenomena Islami yang tumbuh dalam
suasana dan lingkungan Islam, secara asasi terpengaruh oleh
tindakan Nabi dan sahabatnya dan berlandaskan pada hikmah dan
mauizah yang terdapat dalam al-quran dan al-sunnah.2. Faktor-faktor
EksternalMaksudnya adalah bahwa Islam dipeluk oleh berbagai bangsa
dan kontak dengan berbagai peradaban dan kultur. Semuanya itu
mempunyai andil dalam penyebaran dakwah dan pengibaran benderanya,
selain itu juga memberikan andil dalam kajian dan penelitian. Islam
tersebar di negara-negara dimana sebelumnya agama Kristen
mendominasi negara tersebut, misalnya Siria, Mesir, dan Afrika
Utara. Sebagian aspek dari pendapat dan teori kaum sufi tidak
terhindar dari kesamaan dengan sebagian pemikiran dan teori sufi
Kristen.Setiap agama mempunyai perintah dan larangan, demikian pula
dengan Islam. Perintah dan larangan ini tidak terbatas hanya pada
ibadah saja, tetapi juga berlaku dalam bidang keseharian kepada
sesama manusia. Kaum muslimin bertumpu pada al-quran dan al-sunnah,
untuk menyimpulkan kandungan hukum yang dibawa oleh kedua prinsip
ini, disamping mereka tambah urf, tradisi dan hasil ijtihad para
sahabat dan tabiin. Pada abad ketiga hijriah, sebagian kaum sufi
berusaha untuk memahami dalam pengertian yang khusus. Untuk itu
melaksanakan menurut anggapan mereka kedalam pengertian batin dari
hukum itu, tidak menggubris pengertian lahirnya. Namun
kenyataannya, sikap memenangkan batin atas lahir mengakibatkan
individu mengabaikan taklif-taklif dan menghancurkan prinsip
tanggungjawab karena mengabaikan perintah yang sudah
diperintahkan.Kaum sufi memegang kebebasan, tetapi yang mereka
maksud bukanlah kebebasan tanpa batas maupun tasawuf tanpa
kesadaran. Mereka mengembangkan pengertian kebebasan itu menjadi
kebebasan dari perbudakan syahwat, serta mensucikan dari segala
hawa nafsu dan keinginan sesat. Kaum sufi juga menjelaskan tentang
kehendak, niat dan ikhtiar, qudrat dan istitaah, juga qada dan
qadar. Menurut mereka, kehendak adalah unsur gerak dijalan
sekaligus sebagai asas wujud dan marifat. Dengan kehendak tersebut
seorang sufi menunjukkan eksistensinya, kaum sufi berada diantara
dua kemungkinan, yakni mendekat dan khusyu takut kepada Allah swt,
dan takut kepada qudratnya, atau mencintai dan fana kedalam
keindahan dan keagungan Allah.Niat merupakan pendorong dan motivasi
jiwa untuk melakukan perbuatan yang menjadi bermanfaat baginya atau
menjadi titik pangkal perbuatan, seseorang akan berada diantara
hitam dan putih, akan kebaikan atau keburukan, akan tetapi ikhtiar
(memilih) ini sendiri berlandaskan pada taufik dan hidayah Allah
SWT. Qudrat (kemampuan) manusia adalah apa yang disebut istitaah.
Banyak diantara mereka berpendapat bahwa istitaah itu merupakan
kekuatan khusus yang terdapat pada anggota tubuh yang sehat. Kaum
sufi juga berusaha menjelaskan teori qada dan qadar. Untuk itu
mereka memilihkan antara maisyah (kehendak) Allah dari iradah
(kehendak)-nya. Maisyah adalah suatu tingkatan setelah Ilmu, yang
mana keduanya adalah rahasia. Sedangkan iradah mendahului kemampuan
yang berpengaruh dan itu nyata. Dengan Maisyah , maka qada selalu
diperbaharui. Dengan qudrat, qadar menjadi nampak. Penafsiran
mereka tentang qada dan qadar terlihat lunak, serta mengandung
ihtimal dan keluar dari kepastian azali yang tegas.Pasal KelimaKaum
FilosofPara filosof Islam harus mengulas problematika kebebasan
kehendak, karena problem ini menggoda pemikiran awam maupun
kalangan tertentu. Perdebatan yang sering terjadi pada orang awam
adalah tentang kemampuan manusia dan kehendak Allah swt, serta
teori yang berkaitan dengan qada dan qadar. Terjadi banyak
pertentangan pada masa ini, sehingga para filosof Islam mengambil
sikap yang nyaris seragam, seperti generasi sebelumnya. Sikap yang
mereka ambil adalah menetapkan manusia punya perbuatan-perbuatan
yang merupakan ciptaan dan buah dari kehendak mereka sendiri,
tetapi tidak ke luar dari garis sistem umum dan hukum-hukum alam.
Tokoh-tokoh Filosof Islam diantaranya adalah Al-Kindi, Ibnu Sina,
Al-Farabi, serta Ibnu Rusyd. Mengenai tokoh-tokoh tersebut, akan
dijelaskan pada bagian selanjutnya.
E. TOKOH-TOKOH FILSAFAT ISLAM
1. Al-Kindi atau Abu Yusuf Yakub ibn Ishaq Al-Kindi.Di daerah
Barat lebih dikenal dengan Al-Kindus. Ia dilahirkan di Kufah (Irak)
pada tahun 801 M. Ia menganut aliran Mutazilah. Ia dikenal sebagai
orang kaya yang lebih sering memberi kesimpulan daripada
menerjemah. Kemasyhuran atas kekikirannya sebanding dengan
kemasyhuran akan pengetahuannya. Ia telah menghasilkan buku
sejumlah 270 buah. . Salah satu bukunya berjudul Rasail al-Kindi
al-Falsafiyah dan telah diedit serta diterbitkan di Kairo dalam dua
jilid (jilid pertama tahun 1950, jilid berikutnya tahun 1953).
Al-Kindi sering disebut sebagai pembuka pintu filsafat bagi
Arab-Islam. Padahal pendiri Filsafat Islam adalah Al- Farabi.
Al-Kindi memperlihatkan corak Platonisme dan Phytagoras, ia pun
menjadi pengikut Aristoteles pertama di dunia Arab. Ia membagi
filsafat menjadi dua bagian yaitu, ilmu fisika (thabiyat), pada
tingkatan yang paling bawah; matematika (ilm Al-Rububiyyah),
sebagai tingkatan yang paling tinggi.
Unsur-unsur filsafat yang diperoleh dari pemikiran Al-Kindi
adalah: a. Aliran Phytagoras tentang matematika sebagai jalan ke
arah filsafat;b. Pemikiran Aristoteles dalam soal-soal fisika dan
metafisika, meskipun Al-Kindi tidak sependapat dengan Aristoteles
tentang qadimnya alam;c. Pemikiran Plato dalam soal kejiwaan;d.
Pemikiran Plato dan Aristoteles secara bersama dalam soal etika; e.
Wahyu dan iman (ajaran-ajaran agama) dalam soal-soal yang
berhubungan dengan Tuhan dan sifat-sifatNya;f. Aliran Mutazilah
dalam memuja kekuatan akal manusia dan dalam menawilkan ayat-ayat
Al-Quran.
2. Abu Nasr Muhammad ibn Muhammad ibn Tarkhan ibn Awzalaghg
Al-FarabiDalam teks-teks latin di Abad Pertengahan, ia dikenal
dengan nama Alfarabius atau Avennasar juga disebut hanya dnegan
Al-Farabi saja. Ia dilahirkan di daerah farab, Wasij turkistan pada
tahun 870 M. dialah salah seorang filsuf Muslim yang paling
terkemuka dan masyhur. Di samping dikenal sebagai komentator
Aristoteles juga sebagai tokoh pertama dibidang logika. Dengan
filsafat emanasi, Al-Farabi menjelaskan bagaimana yang banyak bisa
timbul dari Yang Satu. Tuhan sebagai akal, berpikir tentang
diriNya, dan dari pemikiran ini timbul suatu maujud lain. Tuhan
adalah wujud pertama dan dengan pemikiran itu timbul Wujud Kedua
yang juga mempunyai substansi. Ia disebut Akal Pertama yang tidak
bersifat materi. Wujud kedua atau akal pertama ini berpikir tentang
wujud pertama sehingga timbul wujud ketiga yang disebut dengan Akal
Kedua. Wujud Kedua atau Akal Pertama berpikir tentang dirinya dan
timbul Langit Pertama, dan seterusnya.3. Abu Bakar Muhammad ibn
Zakaria ibn Yahya Al-Razi Di Barat sering disebut dengan Rhazez,
lahir di Rayy sebuah kota dekat Teheran pada tahun 865 M.
Filsafatnya terkenal dengan doktrin lima yang kekal, yaitu: Tuhan
(al-bary taaala), Jiwa Universal (al-nafs al-kulliyah), Materi
Pertama (al-hayula al ula), Ruang Absolut (al-Makan al-Muthlak),
dan Zaman Absolut (al-Zamzam al-Muthlak). Ia juga menghasilkan
beberapa karya diantaranya Fi al-Judari wa al-Hasbah (Tentang
Campak dan Cacar), Al-Hawi (Ensiklopedia Kedokteran), al-Thibb
al-Ruhani (Kedokteran Jiwa), Bar al-Saah, Sirr al- Asrar.Al Razi
adalah salah satu filsuf Muslim yang beranni berpendapat secara
kontroversial dengan mengatakan bahwa Al-Quran bukan mukzizat,
tidak mempercayai wahyu, tidak percaya dengan para nabi serta
mengatakan bahwa ada sesuatu hal yang kekal selain Tuhan. Kendati
demikian, oleh Zahir al_din al-Baihaqi namanya disejajarkan dengan
para pemikir Muslim lainnya dalam Tarikh Hukama Al-Islam. Bahkan
dirinya disebut sebagai dokter umat Islam yang tiada tandingannya
dalam Tabaqat al-Ummam karya Abu al-Qasim Said ibn Ahmad
al-Andalusi.4. Abu Ali Al-Husein ibn Abdillah ibn Hasan Ali ibn
Sina Ibn Sina lahir di Desa Afsanah dekat kota Kharmaitan, Provinsi
Bukhara, Afghanistan pada tahun 980 M. Ia mengikuti paham
Neoplatonisme, yaitu sebuah aliran yang mempunyai tokoh Plitinus
dari Mesir yang merupakan pengikut Plato. Yang senderung bercorak
keagamaan serta mempunyai pandangan emanasionis atau pancaran
Tuhan. Pada usianya yang ke-16, Ibn Sina menempati posisi istimewa
dalam dunia kedokteran. Di bidang filsafat ia menulis al-Najat dan
al-Syifa ; dalam kedokteran ia menulis al-Qanun fi al-Thibb; dalam
ilmu jiwa/psikologi ia mengarang Ahwal al-Nafs; dalam mistis muncul
Risalah al-Thair, al-Manthiq al-Masyriqiyyah, dan Hayy ibnu
Yaqzhan. Ketiganya dikenal sebagai trilogi mistis Ibnu Sina yang
menjadi inspirator konsep filsafat iluminasionis Suhrawardi.Ibn
Sina membuktikan adanya Tuhan dengan logika filsafat wujudnya.
Menurutnya, eksistensi yang terdapat di luar akal lebih penting
dari pada esensi yang terdapat di dalam akal. Tanpa eksistensi,
esensi tidak akan ada artinya. Dengan demikiran Ibn Sina lebih dulu
menciptakan filsafat wujud atau eksistensialisme daripada para
filsuf lain. Kombinasi dari kedua tokoh tersebut tentang wujud:
pertama, sesuatu yang wajib adanya yaitu Tuhan. Kedua, sesuatu yang
mungkin berwujud yaitu alam. Ketiga, sesuatu yang mustahil berwujud
yaitu adanya kosmos lain di samping kosmos yang telah ada.5. Abu
Hamid Muhammad Al-Ghazali Beliau lahir pada tahun 1095 M di
Ghazaleh dekat Tus di Khurasan. Al Ghazali dikenal salah satunya
karena karyanya yang berjudul mangum opus-nya Tahafut Al-Falasifah.
Di dalam bukunya tersebut, Al-Ghazali mengkafirkan para filsuf
termasuk Al-Farabi dan Ibn Sina karena tiga hal. Yang pertama,
adanya pendapat bahwa alam itu kekal dan tidak bermula. Kedua,
Tuhan tidak mengetahui perincian segalanya yang terjadi di alam.
Dan yang ketiga, tidak adanya kebangkitan jasmani. Serangan
Al-Ghazali inilah yang dituduh telah menyebabkan filsafat tidak
berkembang di dunia Islam sampai pada awal abad ke-20. Karya
tulisnya berjumlah lebih dari 28 buah. Karyanya yang paling populer
ialah Ihya Ulum al-Din (Menghidupkan Ilmu-Ilmu Agama). Di Baghdad
ia berjuang keras mempelajari filsafat dan memperlihatkan
keahliannya dalam bidang tersebut dengan menulis buku Maqasid
al-Falasifah (Tentang Pemahaman Filsuf), serta menunjukkan
ketajaman kritisismenya kepada sejumlah filsuf dengan menulis
Tahafut Al-Falasifah (Inkonsistensi para Filsuf), serta bukunya
yang lain berjudul al-Munqidz min ad-Dlalal (Penyelamatan dari
Kesesatan), Mizan al-Amal, al-Madlnun Ala Ghairi Ahlihi,
al-Iqtishad fi Ilm al-Itiqad, dan Qawaid al-Aqaid. 6. Abu Al-Walid
Muhammad ibn Ahmad ibn Muhammad ibn RusydIbn Rusyd lahir di
Cordoba, Spanyol pada tahun 1126 M. Di Barat ia dikenal dengan nama
Averroes. Ia dijuluki sebagai komentator yang agung karena
ulasan-ulasan atas buku-buku Aristoteles. Bukunya Tahafut
al-Tahafut adalah antitesis dari pukulan Al-Ghazali di atas. Ia
mencoba mematahan argumen Al-Ghazali dengan mengatakan bahwa
pertama, air dan uap itu sudah ada, materi qadim, bentuknya yang
baru. Kedua, partikular atau juziyyat diketahui oleh manusia
melalui panca indera, sedangkan yang universal diketahui melalui
akal. Tuhan bersifat immateri dan dengan demikian pada diriNya
tidak terdapat panca indera untuk mengetahui kekhususan. Dan yang
ketiga, bahwa para filsuf seperti Al-Farabi dan Ibn Sina tidak
menyebut tiadanya kebangkitan jasmani. Semua agama mengakui adanya
hidup kedua yaitu di akhirat. Meski berbeda pendapat tentang
bentuknya. Akhirat digambarkan, di sana akan dijumpai apa yang
tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga,
dan tidak pernah terlintas dalam pikiran manusia.Demikianlah ajaran
filsafat yang dikenal, baik sebagai masysyai atau filsafat
peripatetik adalah sintesis ajaran-ajaran wahyu Islam,
Aristotelianisme dan Neoplatonisme. Baik Atenian maupun
Alexandrian, ditemukan pada abad ke III/IX dalam iklim intelektual
yang kaya di Baghdad oleh Abu Yaqub Al-Kindi. Paripatetik Islam
mencapai puncaknya dengan tokohnya yaitu Ibnu Sina, yang barangkali
terbesar dan secara pasti mempengaruhi sebagian filsuf-filsuf
Islam. Dalam pengertiannya sebagai Bapak, khususnya filsafat adab
pertengahan yang secara luas filsafat ini memberikan perhatian
secara mendasar tentang wujud Filsafat Timur berujung pada sebuah
jalan yang telah diikuti secara penuh dan sampai akhir, satu
setengah abad setelah Ibnu Sina, oleh pendiri ajaran illuminasi,
Syibab Al-din Suhrawardi.
7. Abu Bakar Muhammad bin Yahya ibn Bajah ibn Ibnus
ShaighOrang-orang Eropa abad pertengahan menamainya dengan
Avempace. Ibnu Bajah dilahirkan di Saragosa pada abad ke-11 Masehi
dan meninggal dunia di Fas pada tahun 1138 M karena diracuni oleh
seorang dokter yang iri terhadap kecerdasan, ilmu, dan
ketenarannya. Menurut Carra de Vaux, di perpustakaan Berlin ada 24
risalah manuskrip karangan Ibnu Bajah. Lalu ada beberapa risalah
dalam ilmu logika yang sampai sekarang masih tersimpan di
perpustakaan Escurial (Spanyol) seperti : risalah tentang jiwa,
risalah al-Ittisal (pertemuan manusia dan akal faal), risalah
al-Wada (uraian tentang penggerak pertama bagi manusia dan tujuan
sebenarnya bagi wujud manusia dan alam), risalah tentang ilmu falak
dan ketabiban, risalah Tadbir al-Mutawahhid.Ibnu Bajah membagi
perbuatan manusia kepada dua macam, yaitu : perbuatan manusiawi (
perbuatan yang didorong oleh kehendak/kemauan yang dihasilkan oleh
pertimbangan pemikiran) dan perbuatan hewani (perbuatan instingtif)
sebagaimana terdapat pada hewan, muncul karena dorongan insting,
dan bukan dorongan kemauan). Seseorang haruslah menata dirinya
dengan menundukkan potensi hewaninya pada kemauan akal. Jika
sebaliknya yang terjadi, maka ia lebih rendah dari binatang. Ibnu
Bajah telah memberi corak baru terhadap filsafat Islam dalam teori
marifat (epistemologi, pengetahuan) yang berbeda sama sekali dengan
corak yang telah diberikan al-Ghazali di dunia timur Islam. Menurut
al-Ghazali, ilham merupakan sumber pengetahuan paling penting dan
paling dipercaya. Setelah datang Ibnu Bajah,maka ia menolak teori
tersebut dan menetapkan bahwa seseorang dapat mencapai puncak
marifat dan meleburkan diri pada Akal-Faal, jika ia telah terlepas
dari keburukan-keburukan masyarakat dan menyendiri serta dapat
memakai kekuatan pikiran untuk memperoleh pengetahuan dan ilmu
sebesar mungkin.
8. Bakar Muhammad bin Abdul Malik bin ThufailIa lahir di Wadi
Asy dekat Granada tahun 506 H/ 1110 M. Kegiatan ilmiahnya meliputi
kedokteran, astronomi, kesusasteraan, matematika, dan filsafat. Ia
juga menghasilkan beberapa karya, yakni : Risalah Hay bin Yaqadhan
(merupakan intisari pikiran-pikiran filsafat Ibnu Thufail dan telah
diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa). Suatu manuskrip di
Perpustakaan Escurrial yang berjudul Asrar al-Hikmat
al-Masyriqiyyah (Rahasia-Rahasia Filsafat Timur) tidak lain adalah
bagian dari risalah Hay bin Yaqadhan.Ia berpendapat bahwa Manusia
memiliki potensi yang amat besar untuk tumbuh dengan kualitas
akalnya, karena tujuan filsafat ialah memperoleh kebahagiaan dengan
jalan dapat berhubungan dengan Akal-Faal melalui akal pemikiran.
Andai potensi akal itu diasah secara tajam akan mengantarkan
seseorang menjadi filsuf atau sufi. Akal yang dimilikinya tidak
saja mampu menguak alam empiris, melainkan juga mampu memahami alam
metafisis. Ibnu Thufail masih mengakui adanya Tuhan sebagain
pencipta alam semesta. Jika alam ini tidak pernah ada, tentu ia
membutuhkan sesuatu lain yang menciptakan alam itu dari tiada
menjadi ada, dan pencipta itu adalah Tuhan.9. Abu Ali Ahmad ibnu
Muhammad Ibnu MiskawaihIa hidup antara tahun 330-421 H/940-1030 M.
Lahir di Rayy , menimba ilmu di Baghdad, dan wafat di Isfahan. Ia
sangat memusatkan diri pada kajian sejarah Islam dan juga etika,
setelah mempelajari banyak ilmu pengetahuan. Ia juga memiliki guru
dalam lapangan sejarah yakni Abu Bakar Ahmad, dan Ibnu al-Khamar.
Ia juga kemudian bekerja menjadi pustakawan di Bagdag. Sepanjang
hidupnya ia menghasilkan 18 karya yang sebagian besar mengkaji
tentang jiwa dan etika. Karya-karyanya antara lain : al-Fauz
al-Ashghar (Tentang Keberhasilan), Tahdzib al-Akhlak (Tentang
Pendidikan Akhlak), Thaharah al-Nafs (Kesucian Jiwa), dan
lain-lain. Ibnu Muskawaih menganut pandangan evolusionis dalam
penciptaan alam. Menurutnya, evolusi berlangsung dari alam mineral
ke alam tumbuhan, berlanjut ke alam binatang, dan seterusnya ke
alam manusia. Transisi dari alam mineral ke alam tumbuhan terjadi
melalui merjan (kerang), dari alam tumbuhan ke alam binatang
melalui pohon kurma, dan alam binatang ke alam manusia melalui
kera.Dalam karya tulisnya Tahdzib al-Akhlak, ia memiliki tujuan
untuk almengembangkan nilai moralitas dalam miwa. Jalan terbaik
untuk mewujudkan moralitas adalah memahami dulu seluk-beluk jiwa.
Dalam konsep Miskawaih, jiwa dilukiskan sebagai sesuatu yang
bersifat imaterial, bukan bagian tubuh, tidak membutuhkan tubuh,
tidak dapat ditangkap oleh indera jasmani, dan merupakan substansi
sederhana. Kebaikan dan kebahagiaan manusia terletak pada
mengaktualnya potensi akal dalam jiwa secara sempurna, dan manusia
yang dianggap sempurna kemanusiaannya ialah manusia yang paling
benar aktivitas berpikirnya dan mulia ikhtiarnya.
BAB IIIPENUTUPA. KESIMPULANFilsafat Islam adalah cara berfikir
secara sistematis, radikal dan universal tentang hakikat segala
sesuatu berdasarkan ajaran Islam. Filsafat islam merupakan suatu
lingkaran dalam mata rantai pemikiran manusia, yang to take and
give, mempengaruhi juga dipengaruhi. Singkatnya, filsafat Islam
adalah filsafat yang berorientasi pada Al Quran, mencari jawaban
mengenai masalah-masalah asasi berdasarkan wahyu Allah. Akar
filsafat Islam adalah al-Quran dan al-Hadits, yang memang telah
menyediakan konsep-konsep filosofis dalam membentuk tradisi
intlektual Islam. B. SARANDengan adanya makalah ini disarankan :1.
Dapat dimanfaatkan sebagai rujukan pembelajaran dan dikoreksi atau
dikritik bila ada kekurangan2. Pembahasan filsafat Islam ini dapat
dilengkapi dari berbagai aspek lain yang belum tertulis dalam
makalah ini
DAFTAR PUSTAKAAbror, Robby H. 2013. Islam Budaya dan Media.
Yogyakarta: Multi Presindo.Madkour, Ibrahim. 2004. Aliran dan
Teologi Filsafat Islam terjemah dari Fi Al-Falsafah Al-Islamiyah:
Manhaj wa Tatbiqu Al-Juz Al-Sani. Jakarta: Bumi Aksara.17