MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILASEJARAH DAN FUNGSI PROKLAMASI
KEMERDEKAAN
17 AGUSTUS 1945
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Pendidikan Pancasila
Disusun Oleh Kelompok 7 :
Nama Anggota:1. Agnes Tri Sulistiawati2. Eka Adi Pratama
3. Fitri Syukriasari
4. Ganang Panggayuh
Dosen:Fatma Ainie, S. IP
Kelas:Teknik Informatika Semester 1 / 03
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS SAINS AL-QURAN
2014DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL dan COVER
1DAFTAR ISI
2BAB I PENDAHULUAN
3
BAB II PERMASALAHAN
4BAB III PEMBAHASAN MASALAH
5
A. PERISTIWA MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK
INDONESIA
61.1 Peristiwa Rengasdengklok
71.2 Peristiwa di Rumah Laksamana Maeda
81.3 Detik-Detik Proklamasi
9a) Persiapan Pembacaan Teks Proklamasi
9b) Pelaksanaan Upacara Proklamasi Kemerdekaan
13 c) Penyebaran Berita Proklamasi
16B. MAKNA PROKLAMASI KEMERDEKAAN 17 AGUSTUS 1945
182.1 Hakikat Proklamasi
182.2 Apa yang dimaksud dengan Proklamasi itu?
182.3 Makna Proklamasi Kemerdekaan
19C. FUNGSI PROKLAMASI KEMERDEKAAN 17 AGUSTUS 1945
21BAB III PENUTUP
22BAB IV KRITIK DAN SARAN
23DAFTAR PUSTAKA
24BAB I
PENDAHULUANProklamasi Kemerdekaan, yang kita peringati setiap
tanggal 17 Agustus, adalah sebuah peristiwa paling bersejarah bagi
bangsa Indonesia. Proklamasi, telah mengubahperjalanan sejarah,
membangkitkan rakyat dalam semangat kebebasan, merdeka dari segala
bentuk penjajahan.Indonesia mengalami perubahan yang sangat pesat,
terutama berkaitan setelah peristiwa pembacaan teks proklamasi 67
tahun yang lalu. Indonesia yang saat itu mengukuhkan diri sebagai
negara yang merdeka, ternyata di masa sekarang kata merdeka hanya
sekedar kata saja. Tidak ada wujud nyata bahwa negara ini sudah
merdeka. Hal ini masih bisa terlihat dari segala aspek, terutama
dari aspek ekonomi, budaya, pendidikan dan hukum.
Akibatnyaakhir-akhirinibangsaIndonesia menghadapi krisis di segala
bidang.Bahkan saat ini, Hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia hanya
menjadi simbol saja, banyak yang tidak mengerti bagaimana
perjuangan para pelopor Proklamasi demi mendeklarasikan diri
sebagai bangsa yang merdeka, sebagaian besar generasi penerus hanya
mengartikan Proklamasi sebagai hari libur nasional saja, sangat
jauh dari harapan para Proklamator yang mengharapkan proklamasi
memiliki makna dan tujuan untuk masa depan negara Indonesia yang
merdeka.
Oleh karena itu, agar generasi penerus bisa memahami dan
menerapkan perjuangan Bangsa Indonesia di masa lalu, maka perlu
diceritakan kembali tentang sejarah dan fungsi Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945 untuk memacu semangat perjuangan
generasi penerus sebagai kalangan intelektual calon pemimpin
bangsa.BAB II
PERMASALAHANBerdasarkan uraian di atas maka dapat diambil
beberapa permasalahan seperti :
1. Seperti apa peristiwa menjelang Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia?a. Peristiwa Rengasdengklok
b. Perumusan Naskah Proklamasi di rumah Laksamana Maeda
c. Detik-Detik Proklamasid. Penyebaran Berita Proklamasi
2. Apa makna Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945?
3. Apa sebenarnya fungsi Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus
1945?BAB III
PEMBAHASAN MASALAHPeristiwa Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945 tidak terjadi
begitu saja. Perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan
berlangsung selama berabad-abad dengan pengorbanan jiwa dan raga.
Perjuangan memperoleh kemerdekaan ini akhirnya tercapai pada
tanggal 17 agustus 1945. Proklamasi kemerdekaan ini tidak lepas
dari rentetan peristiwa sebelumnya, berawal pada tanggal 6 Agustus
1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima Jepang oleh
Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang
di seluruh dunia. Sehari kemudian Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia BPUPKI, atau "Dokuritsu Junbi Cosakai",
berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia) atau disebut juga Dokuritsu Junbi Inkai dalam bahasa
Jepang, untuk lebih menegaskan keinginan dan tujuan mencapai
kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua
dijatuhkan di atas Nagasaki sehingga menyebabkan Jepang menyerah
kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan
oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.
Soekarno, Hatta selaku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat
sebagai mantan ketua BPUPKI diterbangkan ke Dalat, 250 km di
sebelah timur laut Saigon, Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi.
Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang di ambang kekalahan
dan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Sementara itu di
Indonesia, pada tanggal 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir telah
mendengar berita lewat radio bahwa Jepang telah menyerah kepada
Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan
kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan
sebagai hadiah Jepang.
Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi
di Dalat, Vietnam, mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman
bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada
Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan dalam
beberapa hari, tergantung cara kerja PPKI. Meskipun demikian Jepang
menginginkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus.
Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke
tanah air dari Dalat, Sutan Syahrir mendesak agar Soekarno segera
memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di
Dalat sebagai tipu muslihat Jepang, karena Jepang setiap saat sudah
harus menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam
kubu nasionalis, antara yang anti dan pro Jepang. Hatta
menceritakan kepada Syahrir tentang hasil pertemuan di Dalat.
Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan
proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan
darah yang besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika para
pejuang Indonesia belum siap. Soekarno mengingatkan Hatta bahwa
Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan karena itu adalah
hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sementara itu
Syahrir menganggap PPKI adalah badan buatan Jepang dan proklamasi
kemerdekaan oleh PPKI hanya merupakan 'hadiah' dari Jepang
(sic).
Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu.
Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena
Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke
tangan Sekutu. Sutan Sjahrir, Wikana, Darwis, dan Chaerul Saleh
mendengar kabar ini melalui radio BBC. Setelah mendengar
desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda mendesak
golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Namun golongan tua tidak ingin terburu-buru. Mereka tidak
menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada saat proklamasi.
Konsultasi pun dilakukan dalam bentuk rapat PPKI. Golongan muda
tidak menyetujui rapat itu, mengingat PPKI adalah sebuah badan yang
dibentuk oleh Jepang. Mereka menginginkan kemerdekaan atas usaha
bangsa kita sendiri, bukan pemberian Jepang.
Soekarno dan Hatta mendatangi penguasa militer Jepang (Gunsei)
untuk memperoleh konfirmasi di kantornya di Koningsplein (Medan
Merdeka). Tapi kantor tersebut kosong.
Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke kantor Bukanfu,
Laksamana Muda Maeda, di Jalan Medan Merdeka Utara (Rumah Maeda di
Jl Imam Bonjol 1). Maeda menyambut kedatangan mereka dengan ucapan
selamat atas keberhasilan mereka di Dalat. Sambil menjawab ia belum
menerima konfirmasi serta masih menunggu instruksi dari Tokyo.
Sepulang dari Maeda, Soekarno dan Hatta segera mempersiapkan
pertemuan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada pukul
10 pagi 16 Agustus keesokan harinya di kantor Jalan Pejambon No 2
guna membicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan persiapan
Proklamasi Kemerdekaan.
Sehari kemudian, gejolak tekanan yang menghendaki
pengambilalihan kekuasaan oleh Indonesia makin memuncak dilancarkan
para pemuda dari beberapa golongan. Rapat PPKI pada 16 Agustus
pukul 10 pagi tidak dilaksanakan karena Soekarno dan Hatta tidak
muncul. Peserta rapat tidak tahu telah terjadi peristiwa
Rengasdengklok. Berikut adalah beberapa peristiwa menjelang
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.A. PERISTIWA MENJELANG
PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA
1.1 Peristiwa RengasdengklokPada tanggal 16 Agustus 1945 ,
Indonesia mengalami kekosongan kekuasan (vacuum of power). Saat itu
Jepang sudah menyerah kepada sekutu, sedangkan pasukan sekutu yang
mengambil kekuasaan atas Indonesia belum datang. Oleh sebab itu,
bangsa Indonesia mendapatkan kesempatan yang tepat untuk
memproklamasikan kemerdekaannya.Akan tetapi, untuk memproklamasikan
kemerdekaan tersebut timbul perbedaan pendapat antara golongan tua
dengan golongan muda.
Golongan tua, yang di antaranya adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh.
Hatta dan Ahmad Subarjo, menghendaki agar Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia dilaksanakan dengan mengadakan Sidang PPKI terlebih
dahulu. Dengan pertimbangan Jepang masih tetap berkuasa dan
bersenjata lengkap, sebab jika kemerdekaan Indonesia
diproklamasikan di luar PPKI pasti akan dicegah oleh Jepang.
Sedangkan golongan muda, yang di antaranya adalah Sukarni, Adam
Malik, Chairul Saleh, Yusuf Kunto dan Wikana, menghendaki agar
kemerdekaan Indonesia diproklamasikan di luar PPKI. Dengan
pertimbangan jika Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan
mengadakan Sidang PPKI terlebih dahulu, kemerdekaan itu akan
dianggap sebagai ciptaan Jepang, dan pasti akan segera dihancurkan
oleh pasukan Sekutu yang tak lama akan tiba di Indonesia.
Atas dasar perbedaan pendapat itulah yang membawa golongan muda
untuk menjauhkan Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta dari pengaruh
Jepang, sehingga terjadi peristiwa penculikan kedua tokoh
Proklamasi itu untuk dibawa ke Rengasdengklok pada tanggal 16
Agustus 1945 pagi. Pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945, mereka
bersama Shodanco Singgih, salah seorang anggota PETA, dan pemuda
lain, mereka membawa Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur yang
baru berusia 9 bulan) dan Hatta, ke Rengasdengklok, yang kemudian
terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok. Tujuannya adalah agar
Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Di
sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah
menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun
risikonya.
Di Rengasdengklok itulah Ir. Soekarno didesak oleh para golongan
muda dan akhirnya bersedia untuk memproklamirkan kemerdekaan
Indonesia tanpa campur tangan Jepang. Kesediaan Ir. Soekarno itu
segera disebarluaskan. Maka diutuslah Yusuf Kunto untuk mengantar
Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok. Mereka menjemput Ir. Soekarno
dan Drs. Moh. Hatta kembali ke Jakarta. Mr. Ahmad Soebardjo
berhasil meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu - buru
memproklamasikan kemerdekaan. Setelah tiba di Jakarta, mereka
pulang kerumah masing-masing. Mengingat bahwa hotel Des Indes
(sekarang kompleks pertokoan di Harmoni) tidak dapat digunakan
untuk pertemuan setelah pukul 10 malam, maka tawaran Laksamana Muda
Maeda untuk menggunakan rumahnya (sekarang gedung museum perumusan
teks proklamasi) sebagai tempat rapat PPKI diterima oleh para tokoh
Indonesia.1.2 Peristiwa di Rumah Laksamana MaedaMalam harinya,
Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta. Mayor Jenderal Moichiro
Yamamoto, Kepala Staf Tentara ke XVI (Angkatan Darat) yang menjadi
Kepala pemerintahan militer Jepang (Gunseikan) di Hindia Belanda
tidak mau menerima Sukarno-Hatta yang diantar oleh Tadashi Maeda
dan memerintahkan agar Mayor Jenderal Otoshi Nishimura, Kepala
Departemen Urusan Umum pemerintahan militer Jepang, untuk menerima
kedatangan rombongan tersebut. Nishimura mengemukakan bahwa sejak
siang hari tanggal 16 Agustus 1945 telah diterima perintah dari
Tokyo bahwa Jepang harus menjaga status quo, tidak dapat memberi
izin untuk mempersiapkan proklamasi Kemerdekaan Indonesia
sebagaimana telah dijanjikan oleh Marsekal Terauchi di Dalat,
Vietnam. Soekarno dan Hatta menyesali keputusan itu dan menyindir
Nishimura apakah itu sikap seorang perwira yang bersemangat
Bushido, ingkar janji agar dikasihani oleh Sekutu. Akhirnya
Sukarno-Hatta meminta agar Nishimura jangan menghalangi kerja PPKI,
mungkin dengan cara pura-pura tidak tau. Melihat perdebatan yang
panas itu Maeda dengan diam-diam meninggalkan ruangan karena
diperingatkan oleh Nishimura agar Maeda mematuhi perintah Tokyo dan
dia mengetahui sebagai perwira penghubung Angkatan Laut (Kaigun) di
daerah Angkatan Darat (Rikugun) dia tidak punya wewenang
memutuskan.Setelah dari rumah Nishimura, Sukarno-Hatta menuju rumah
Laksamana Maeda (kini Jalan Imam Bonjol No.1) diiringi oleh Myoshi
guna melakukan rapat untuk menyiapkan teks Proklamasi. Setelah
menyapa Sukarno-Hatta yang ditinggalkan berdebat dengan Nishimura,
Maeda mengundurkan diri menuju kamar tidurnya. Menjelang pagi, pada
tanggal 17 Agustus 1945 teks proklamasi berhasil dirumuskan oleh
Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan Ahmad Subarjo yang disaksikan
oleh Sukarni, Sayuti Melik, B.M. Diyah, dan Sudiro.. Myoshi yang
setengah mabuk duduk di kursi belakang mendengarkan penyusunan teks
tersebut tetapi kemudian ada kalimat dari Shigetada Nishijima
seolah-olah dia ikut mencampuri penyusunan teks proklamasi dan
menyarankan agar pemindahan kekuasaan itu hanya berarti kekuasaan
administratif. Tentang hal ini Bung Karno menegaskan bahwa
pemindahan kekuasaan itu berarti "transfer of power". Bung Hatta,
Subardjo, B.M Diah, Sukarni, Sudiro dan Sajuti Malik tidak ada yang
membenarkan klaim Nishijima tetapi di beberapa kalangan klaim
Nishijima masih didengungkan.
Naskah yang ditulis tangan oleh Ir. Soekarno dibacakan di
hadapan peserta rapat setelah mendapat persetujuan isi serta siapa
yang menandatangani, teks tersebut kemudian diketik oleh Sayuti
Melik dengan beberapa perubahan yang kemudian ditandatangani oleh
Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia.Setelah konsep selesai
disepakati, Sajuti menyalin dan mengetik naskah tersebut
menggunakan mesin ketik yang diambil dari kantor perwakilan AL
Jerman, milik Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler. Pada awalnya
pembacaan proklamasi akan dilakukan di Lapangan Ikada, namun
berhubung alasan keamanan dipindahkan ke kediaman Soekarno, Jalan
Pegangsaan Timur 56 (sekarang Jl. Proklamasi no. 1).1.3 Detik-Detik
Proklamasia) Persiapan Pembacaan Teks ProklamasiPerundingan antara
golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 - 04.00 dini hari.
Teks proklamasi ditulis di ruang makan di laksamana Tadashi Maeda
Jln Imam Bonjol No 1. Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir.
Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks
proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir
B.M Diah, Sayuti Melik, Sukarni, dan Soediro. Sukarni mengusulkan
agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno
dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi
Indonesia itu diketik oleh Sayuti Melik. Teks naskah Proklamasi
asli merupakan tulisan tangan sendiri oleh Ir. Soekarno sebagai
pencatat dan diubah oleh Mohammad Hatta dan Achmad Soebardjo
Djojoadisoerjo, yang isinya adalah sebagai berikut:
ProklamasiKami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan
kemerdekaan Indonesia.Hal2 jang mengenai pemindahan kekoeasaan
d.l.l., diselenggarakandengan tjara seksama dan dalam tempoh jang
sesingkat-singkatnja.Djakarta, 17 - 8 - '05Wakil2 bangsa
Indonesia.Teks Proklamasi Asli Naskah Proklamasi Asli ini ditinggal
begitu saja dan bahkan sempat masuk ke tempat sampah di rumah
Laksamana Muda Tadashi Maeda. B.M. Diah menyelamatkan naskah
bersejarah ini dari tempat sampah dan menyimpannya selama 46 tahun
9 bulan 19 hari, hingga diserahkan kepada Presiden Soeharto di Bina
Graha pada 29 Mei 1992. Teks naskah Proklamasi yang telah mengalami
perubahan, yang dikenal dengan sebutan naskah "Proklamasi Otentik"
merupakan hasil ketikan oleh Sayuti Melik (seorang tokoh pemuda
yang ikut andil dalam persiapan Proklamasi), yang isinya adalah
sebagai berikut:
P R O K L A M A S IKami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan
kemerdekaan Indonesia.Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan
d.l.l., diselenggarakandengan tjara seksama dan dalam tempo jang
sesingkat-singkatnja.Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05Atas nama
bangsa Indonesia.Soekarno/Hatta.
Teks Proklamasi Otentik
(Keterangan: Tahun pada kedua teks naskah Proklamasi di atas
(baik pada teks naskah Proklamasi Asli maupun pada teks naskah
Proklamasi Otentik) tertulis angka "tahun 05" yang merupakan
kependekan dari angka "tahun 2605", karena tahun penanggalan yang
dipergunakan pada zaman pemerintah pendudukan militer Jepang saat
itu adalah sesuai dengan tahun penanggalan yang berlaku di Jepang,
yang kala itu adalah "tahun 2605".)Perbedaan teks naskah Proklamasi
Asli dan OtentikDi dalam teks naskah Proklamasi Otentik sudah
mengalami beberapa perubahan yaitu sebagai berikut:
Kata "Proklamasi" diubah menjadi "P R O K L A M A S I",
Kata "Hal2" diubah menjadi "Hal-hal",
Kata "tempoh" diubah menjadi "tempo",
Kata "Djakarta, 17 - 8 - '05" diubah menjadi "Djakarta, hari 17
boelan 8 tahoen 05",
Kata "Wakil2 bangsa Indonesia" diubah menjadi "Atas nama bangsa
Indonesia",
Isi naskah Proklamasi Asli merupakan tulisan tangan sendiri oleh
Ir. Soekarno sebagai pencatat, dan adalah merupakan hasil gubahan
(karangan) oleh Drs. Mohammad Hatta dan Mr. Raden Achmad Soebardjo
Djojoadisoerjo. Sedangkan isi naskah Proklamasi Otentik adalah
merupakan hasil ketikan oleh Sayuti Melik (seorang tokoh pemuda
yang ikut andil dalam persiapan Proklamasi),
Pada naskah Proklamasi Asli memang tidak ditandatangani,
sedangkan pada naskah Proklamasi Otentik sudah ditandatangani oleh
Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta.
Patung, proses pengetikan naskah Proklamasi oleh Sayuti
MelikSetelah selesai merumuskan dan mengesahkan teks proklamasi,
pagi harinya pada 17 Agustus 1945 para pemimpin nasional dan para
pemuda kembali ke rumah masing-masing untuk mempersiapkan
penyelenggaraan pembacaan teks proklamasi. Rakyat dan tentara
Jepang menyangka pembacaan proklamasi akan dilaksanakan di Lapangan
Ikada sehingga tentara Jepang memblokade Lapangan Ikada.
Bahkan Barisan Pemuda telah berdatangan ke Lapangan Ikada dalam
rangka menyaksikan pembacaan teks proklamasi. Pemimpin Barisan
Pelopor Sudiro juga datang ke Lapangan Ikada dan melihat pasukan
Jepang dengan senjata lengkap menjaga ketat lapangan itu. Sudiro
kemudian melaporkan keadaan itu kepada Muwardi, Kepala Keamanan
Soekarno. Oleh karena itu, disepakati bahwa proklamasi akan
diikrarkan di rumah Soekarno Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta.
Halaman rumah Soekarno sudah dipadati oleh massa menjelang
pembacaan teks proklamasi. Dr. Muwardi memerintahkan kepada Latief
Hendraningrat untuk menjaga keamanan pelaksanaan upacara. Latif
dibantu oleh Arifin Abdurrahman berusaha untuk mengantisipasi
gangguan tentara Jepang. Terlihat suasana sangat sibuk. Suwiryo,
Wakil Walikota Jakarta meminta kepada Wilopo untuk mempersiapkan
perlengkapan yang diperlukan. Wilopo kemudian meminjam mikrofon dan
beberapa pengeras suara ke toko elektronik milik Gunawan.
Untuk keperluan tiang bendera, Sudiro memerintahkan kepada S.
Suhud, Komandan Pengawal Rumah Soekarno untuk mencari tiang
bendera. Suhud mendapatkan sebatang tiang bambu dari belakang rumah
dan menanamnya di dekat teras, kemudian diberi tali. Ia lupa bahwa
di depan rumah ada dua tiang bendera dari besi yang tidak terpakai.
Ini dapat dimaklumi, mengingat waktu itu suasana panik. Di tempat
lain, Fatmawati mempersiapkan bendera yang dijahit dengan tangan
dan ukuran yang tidak standar.
Suasana semakin panas. Para pemuda menghendaki agar pembacaan
teks proklamasi segera dilaksanakan. Mereka sudah tidak sabar lagi
karena sudah menunggu sejak pagi. Mereka mendesak Muwardi untuk
mengingatkan Soekarno karena hari semakin siang. Namun, Soekarno
menolak jika ia harus melaksanakannya sendiri tanpa Hatta. Suasana
menjadi tegang karena Muwardi terus mendesak Soekarno untuk segera
membacakan teks proklamasi tanpa harus menunggu kehadiran Hatta.
Untunglah lima menit sebelum pelaksanaan upacara Hatta datang dan
langsung menemui Soekarno untuk segera melaksanakan upacara
proklamasi kemerdekaan Indonesia.b) Pelaksanaan Upacara Proklamasi
KemerdekaanUpacara dipimpin oleh Latief Hendraningrat dan tanpa
protokol. Latief segera memimpin barisan dan menyiapkan untuk
berdiri dengan sikap sempurna. Soekarno kemudian mempersiapkan diri
dan mendekati mikrofon. Sebelum membacakan teks proklamasi,
Soekarno membacakan pidato singkat yang isinya adalah sebagai
berikut."Saudara-saudara sekalian!saya telah minta saudara hadir di
sini, untuk menyaksikan suatu peristiwa maha penting dalam sejarah
kita.Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berjuang
untuk kemerdekaan tanah air kita. Bahkan telah beratus-ratus tahun.
Gelombangnya aksi kita untuk mencapai kemerdekaan kita itu ada
naiknya ada turunnya. Tetapi jiwa kita tetap menuju ke arah
cita-cita. Juga di dalam jaman Jepang, usaha kita untuk mencapai
kemerdekaan nasional tidak berhenti. Di dalam jaman Jepang ini
tampaknya saja kita menyandarkan diri kepada mereka. Tetapi pada
hakekatnya, tetap kita menyusun tenaga kita sendiri. Tetap kita
percaya pada kekuatan sendiri. Sekarang tibalah saatnya kita
benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air kita di
dalam tangan kita sendiri. Hanya bangsa yang berani mengambil nasib
dalam tangan sendiri, akan dapat berdiri dengan kuatnya. Maka kami,
tadi malam telah mengadakan musyawarah dengan pemuka-pemuka rakyat
Indonesia dari seluruh Indonesia , permusyawaratan itu seia-sekata
berpendapat, bahwa sekaranglah datang saatnya untuk menyatakan
kemerdekaan kita.Saudara-saudara! Dengan ini kami menyatakan
kebulatan tekad itu. Dengarkanlah Proklamasi kami: PROKLAMASI; Kami
bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia .
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain,
diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang
sesingkat-singkatnya. Jakarta , 17 Agustus 1945. Atas nama bangsa
Indonesia Soekarno/Hatta.Demikianlah saudara-saudara! Kita sekarang
telah merdeka. Tidak ada satu ikatan lagi yang mengikat tanah air
kita dan bangsa kita! Mulai saat ini kita menyusun Negara kita!
Negara Merdeka. Negara Republik Indonesia merdeka, kekal, dan
abadi. Insya Allah, Tuhan memberkati kemerdekaan kita itu".
Ir.Soekarno saat membacakan teks proklamasi
Dengan inti pidato sebagai berikut:a. Perjuangan melawan
kolonial telah cukup panjang dan memerlukan keteguhan hati.
b. Cita-cita perjuangan itu adalah kemerdekaan Indonesia.
c. Indonesia yang berdaulat harus mampu menentukan arah dan
kebijakannya sendiri, menjadi negara yang diakui oleh bangsabangsa
lain di dunia.
Setelah itu, Soekarno membacakan teks proklamasi yang diketik
oleh Sayuti Melik. Pidato ditutup dengan kalimat: demikianlah
saudara-saudara! Kita sekarang telah merdeka. Tidak ada satu ikatan
lagi yang mengikat tanah air kita dan bangsa kita! Mulai saat ini,
kita menyusun negara kita 1 negara merdeka, negara Republik
Indonesia Merdeka, kekal dan abadi. Insya Allah, Tuhan memberkati
kemerdekaan Indonesia.
Acara berikutnya setelah pembacaan selesai adalah pengibaran
bendera merah putih yang dilakukan oleh Latief Hendraningrat dan
Suhud. Pada awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun
ia menolak dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan
oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu ditunjuklah Latief
Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh Suhud untuk
tugas tersebut. Seorang pemudi muncul dari belakang membawa nampan
berisi bendera Merah Putih (Sang Saka Merah Putih), yang dijahit
oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya.Bendera merah putih
dinaikkan dengan diiringi lagu Indonesia Raya ciptaan W.R.
Supratman yang secara spontan dinyanyikan oleh para hadirin.
Selesai pengibaran bendera, upacara ditutup dengan wakil walikota
Jakarta saat itu dan Moewardi pimpinan Barisan Pelopor. Dengan
demikian, selesailah upacara proklamasi kemerdekaan yang menjadi
tonggak berdirinya negara Republik Indonesia yang berdaulat. Sampai
saat ini, bendera pusaka tersebut masih disimpan di Museum Tugu
Monumen Nasional.
Pengibaran bendera pada 17 Agustus 1945
Setelah upacara selesai berlangsung, kurang lebih 100 orang
anggota Barisan Pelopor yang dipimpin S.Brata datang terburu-buru
karena mereka tidak mengetahui perubahan tempat mendadak dari Ikada
ke Pegangsaan. Mereka menuntut Soekarno mengulang pembacaan
Proklamasi, namun ditolak. Akhirnya Hatta memberikan amanat singkat
kepada mereka.
Sebuah peristiwa besar telah tercatat dalam perjalanan sejarah
perjuangan Indonesia. Meskipun peristiwa tersebut hanya berlangsung
sekitar satu jam, namun telah membawa perubahan besar dalam
kehidupan bangsa Indonesia. Keberhasilan bangsa Indonesia
memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 memiliki
arti penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Tugu Proklamasi di Jalan Proklamasi (dulu Jalan Pegangsaan
Timur) tempat dibacakannya Naskah "Proklamasi Otentik" pada tanggal
17 Agustus 1945c) Penyebaran Berita ProklamasiPada tanggal 18
Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
mengambil keputusan, mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar
(UUD) sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang selanjutnya
dikenal sebagai UUD 45. Dengan demikian terbentuklah Pemerintahan
Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk Republik (NKRI) dengan
kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibentuk kemudian.
Setelah itu Soekarno dan M.Hatta terpilih atas usul dari Oto
Iskandardinata dan persetujuan dari PPKI sebagai presiden dan wakil
presiden Republik Indonesia yang pertama. Presiden dan wakil
presiden akan dibantu oleh sebuah Komite Nasional.
Kelompok pemuda yang cukup berperan dalam penyebarluasan berita
proklamasi adalah kelompok Sukarni. Kelompok ini bermarkas di Bogor
Lama (sekarang Jalan Dr. Sahardjo, S.H.) yang berusaha mengatur
strategi untuk mengatur penyebarluasan berita proklamasi. Seluruh
alat komunikasi yang tersedia dipergunakan, seperti pengeras suara,
pamflet, bahkan mobil-mobil dikerahkan ke seluruh kota Jakarta.
Propaganda ini dimaksudkan pula untuk mengerahkan massa agar hadir
dalam pembacaan teks proklamasi di Pegangsaan Timur 56 Jakarta.
Setelah proklamasi dikumandangkan, berita proklamasi yang sudah
tersebar di seluruh penjuru kota Jakarta segera disebarluaskan ke
seluruh Indonesia. Pada hari itu juga teks proklamasi sudah
diserahkan oleh Syahrudin, wartawan Domei kepada kepala kantor
bagian radio W.B. Palenewen untuk disiarkan. Palenewen kemudian
meminta F.Wuz seorang penyiar, agar menyiarkan berita proklamasi
tiga kali berturut-turut. Sayangnya, baru dua kali berita
disiarkan, tentara Jepang segera memerintahkan agar penyiaran
dihentikan.
Tetapi, Palenewen tetap memerintahkan Wuz untuk menyiarkan
berita proklamasi, bahkan terus diulangi setiap setengah jam hingga
pukul 16.00. Akibatnya, pimpinan tentara Jepang di Jawa
memerintahkan untuk meralat berita tersebut dan mengatakannya
sebagai kekeliruan. Kemudian, pada Senin 20 Agustus 1945 pemancar
radio itu disegel oleh Jepang dan karyawannya dilarang masuk.
Disegelnya pemancar radio pada kantor berita Domei tidak
menghalangi tekad para pemuda untuk menyebarkan berita proklamasi.
Para pemuda membuat pemancar baru dengan bantuan sejumlah teknisi
radio, Sukarman, Sutanto, Susilahardja, dan Suhandar. Alat-alat
pemancar dibawakan dari kantor berita Domei secara
sembunyi-sembunyi ke rumah Palenewen dan sebagian ke Jalan Menteng
Nomor 31. Walaupun dengan susah payah, akhirnya pemancar baru di
Jalan Menteng jadi dengan kode panggilan DJK I. Pemancar inilah
yang banyak berperan dalam menyiarkan berita proklamasi.
Penyebaran berita proklamasi tidak terbatas melalui udara,
tetapi juga melalui pers dan selebaran-selebaran kertas. Dalam hal
ini, peran buruh kereta api sangat besar dalam membawa berita
proklamasi melalui surat-surat selebaran. Pada 20 Agustus 1945,
hampir seluruh harian di Jawa memuat berita proklamasi dan UUD
Negara Republik Indonesia yang baru saja dibentuk. Selanjutnya,
berita proklamasi dengan cepat tersebar ke seluruh penjuru tanah
air, yang segera pula mendapat sambutan dari rakyat.
B. MAKNA PROKLAMASI KEMERDEKAAN 17 AGUSTUS 19452.1 Hakikat
Proklamasi
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia merupakan hasil
perjuangan yang gigih para pendiri Negara. Selanjutnya kita
berkewajiban untuk mempertahankan dan mengisi kemerdekaan, sehingga
meningkatkan kualitas pemahaman kita akan makna Proklamasi
Kemerdekaan itu sendiri dan makna hidup berbangsa dan bernegara
yang bebas dari belenggu penjajahan.
2.2 Apa yang dimaksud dengan Proklamasi itu?
Asal kata Proklamasi adalah dari kata proclamatio (bhs. Yunani)
yang artinya pengumuman kepada seluruhrakyat. Pengumunan tersebut
terutama pada hal-hal yangberhubungan dengan
ketatanegaraan.Proklamasi Kemerdekaan merupakan pengumumankepada
seluruh rakyat akan adanya kemerdekaan.Pengumuman akan adanya
kemerdekaan tersebutsebenarnya tidak hanya ditujukan kepada rakyat
darinegara yang bersangkutan namun juga kepada rakyatyang ada di
seluruh dunia dan kepada semua bangsa yangada di muka bumi ini.
Dengan Proklamasi, telah diserukan kepada wargadunia akan adanya
sebuah negara baru yang terbebas daripenjajahan negara lain.Dengan
Proklamasi, telah lahir sebuah negara baru yang memiliki kedudukan
yang sama dengan negara-negara lain yang telah ada sebelumnya.
Proklamasi menjadi tonggak awal munculnya negara baru dengan
tatanan kenegaraannya yang harus dihormati oleh negaranegara lain
di dunia. Proklamasi Kemerdekaan bagi suatu bangsa juga dapat
merupakan puncak revolusi, tonggak sejarah perjuangan bangsa
tersebut yang telah lama dilakukan untuk dapat terbebas dari
belenggu penjajah. Proklamasi Kemerdekaan bagi suatu bangsa yang
belum merdeka merupakan sesuatu yang sangat diidamidamkan untuk
terlaksananya, dikarenakan dengan Proklamasi Kemerdekaan, bangsa
yang bersangkutan dapat hidup sederajat dengan bangsa-bangsa lain.
Dengan Proklamasi Kemerdekaan, bangsa yang bersangkutan dapat
meningkatkan taraf kehidupan bangsanya. Dengan Proklamasi
Kemerdekaan bangsa yang bersangkutan dapat meningkatkan taraf
kecerdasan bangsanya serta dapat mengejar segala ketertinggalan
yang dialami oleh bangsanya dengan mengembangkan segala potensi
yang dimilikinya. Oleh karenanya Proklamasi Kemerdekaan bagi suatu
bangsa merupakan sesuatu yang tak ternilai harganya, sehingga untuk
meraihnya, suatu bangsa harus berjuang mati-matian penuh
pengorbanan.
Pada umumnya kemerdekaan bagi suatu bangsa dimaksudkan
untuk:
a) melepaskan diri dari belenggu penjajahan bangsa lain;b) dapat
hidup sederajat dengan bangsa-bangsa lain yang telah merdeka dalam
pergaulan antar bangsa di dunia internasional;c) mencapai tujuan
nasional bangsa.
Untuk memenuhi maksud dikumandangkannya kemerdekaan, maka
setelah Proklamasi Kemerdekaan bangsa yang bersangkutan haruslah
mempertahankannya dengan segala upaya dan dengan perjuangan yang
gigih untuk mengisi kemerdekaan yang telah diproklamasikannya itu,
dengan tujuan untuk mencapai tujuan nasional bangsa sebagai
cita-cita bangsa yang bersangkutan yang telah lama diperjuangkan.
Proklamasi Kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan puncak perjuangan
bangsa Indonesia yang telah lama dilakukan agar dapat terbebas dari
belengggu penjajah Belanda. Bangsa Indonesia sudah lama berjuang
untuk meraih kemerdekaan dengan penuh pengorbanan jiwa dan raga
serta harta benda. Meskipun sebelumnya perjuangan bangsa Indonesia
ini masih bersifat kedaerahan, namun sejak berdirinya pergerakan
bangsa Boedi Oetomo pada tahun 1908 telah menunjukkan tekad kuat
perjuangan bangsa Indonesia untuk dapat meraih kemerdekaan dan
berdirinya sebuah negara yang berdaulat. Oleh karenanya Proklamasi
Kemerdekaan bagi bangsa Indonesia memiliki makna yang sangat
mendalam.
2.3 Makna Proklamasi Kemerdekaan
Kemerdekaan adalah cita-cita dan tujuan yang ingin dicapai oleh
setiap bangsa dimanapun berada. Demikian halnya bangsa Indonesia
yang mengalami masa penjajahan sangat panjang dan membuat
penderitaan rakyat. Oleh karena itu, bangsa Indonesia berusaha
untuk memproklamasikan kemerdekaannya. Pada akhirnya harapan untuk
merdeka itu terwujud dengan dicetuskannya Proklamasi Kemerdekaan
pada tanggal 17 Agustus 1945.
Proklamasi Kemerdekaan yang dikumandangkan oleh SoekarnoHatta
memiliki makna bahwa bangsa Indonesia telah menyatakan kepada dunia
luar maupun kepada bangsa Indonesia sendiri bahwa sejak saat itu
Bangsa Indonesia telah merdeka dan berdaulat, sehingga wajib
dihormati oleh negaranegara lain secara layak sebagai bangsa dan
negara yang mempunyai kedudukan yang sama dan sederajat serta hak
dan kewajiban yang sama dengan bangsa-bangsa lain yang sudah
merdeka dalam pergaulan antar bangsa di dalam hubungan
internasional. Sedangkan pernyataan kepada bangsa Indonesia sendiri
juga untuk memberikan dorongan dan rangsangan bagi bangsa
Indonesia, bahwa sejak saat itu bangsa Indonesia mempunyai
kedudukan yang sama dan sederajat dengan bangsa-bangsa lain yang
sudah merdeka dalam pergaulan dunia, sehingga mempunyai hak dan
kewajiban untuk mengisi dan mempertahankan kemerdekaan yang telah
diperoleh dan memperjuangkan tercapainya cita-cita nasional bangsa
Indonesia. Pernyataan merdeka dari bangsa Indonesia juga mempunyai
arti sejak saat itu bangsa Indonesia telah mengambil sikap untuk
menentukan nasib sendiri beserta tanah airnya dalam segala aspek
kehidupan. Dengan demikian berarti bahwa bangsa Indonesia akan
menyusun negara sendiri dengan tata aturan sendiri, sehingga pada
saat itu telah berdiri Negara baru, yaitu Negara Indonesia. Dengan
dikumandangkannya Proklamasi Kemerdekaan telah menandai berdirinya
sebuah negara baru, dan dengan berdirinya negara baru ini maka
sebagai konsekuensinya negara baru ini harus memiliki tata hukum
sendiri untuk mengatur segala kehidupan bernegara di dalam negara
baru tersebut. Sebuah negara baru merupakan suatu organisasi
kemasyarakatan yang bertujuan dengan kekuasaannya mengatur serta
menyelenggarakan sesuatu masyarakat (Logemann). Mengatur dan
menyelenggarakan sesuatu masyarakat inilah diperlukan suatu tata
aturan kehidupan, yang dengan kata lain disebut pula tata
hukum.
Proklamasi Kemerdekaan yang telah dikumandangkan oleh
SoekarnoHatta menjadi tonggak bagi berdirinya negara Indonesia,
Proklamasi Kemerdekaan tersebut menjadi dasar bagi berjalannya
kehidupan bernegara bangsa Indonesia. Oleh karena itulah Proklamasi
Kemerdekaan merupakan norma pertama atau norma dasar atau aturan
dasar dari tata hukum Indonesia, sehingga Proklamasi Kemerdekaan
menjadi dasar bagi berlakunya segala macam norma atau aturan atau
ketentuan hukum yang lain-lainnya. Dengan kata lain, Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia merupakan norma pertama dari pada tata hukum
baru, yaitu tata hukum Indonesia.
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah sumber hukum bagi
pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pembentukan
negara yang dicetuskan melalui proklamasi tersebut bukanlah
merupakan tujuan semata-mata, melainkan hanya sebagai alat untuk
mewujudkan cita-cita dan tujuan negara. Proklamasi kemerdekaan
Indonesia menjadi sarana untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang
merdeka, berdaulat, adil, dan makmur serta lepas dari belenggu
penjajahan bangsa lain.
Secara garis besar, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia juga
memiliki makna sebagai berikut:1. Apabila dilihat dari sudut hukum,
proklamasi merupakan pernyataan yang berisi keputusan bangsa
Indonesia untuk menetapkan tatanan hukum nasional (Indonesia) dan
menghapuskan tatanan hukum kolonial.2. Apabila dilihat dari sudut
politik ideologis, proklamasi merupakan pernyataan bangsa Indonesia
yang lepas dari penjajahan dan membentuk Negara Republik Indonesia
yang bebas, merdeka, dan berdaulat penuh.3. Proklamasi merupakan
puncak perjuangan rakyat Indonesia dalam mencapai kemerdekaan. 4.
Proklamasi menjadi alat hukum internasional untuk menyatakan kepada
rakyat dan seluruh dunia, bahwa bangsa Indonesia mengambil nasib ke
dalam tangannya sendiri untuk menggenggam seluruh hak
kemerdekaan.5. Proklamasi merupakan mercusuar yang menunjukkan
jalannya sejarah, pemberi inspirasi, dan motivasi dalam perjalanan
bangsa Indonesia di semua lapangan di setiap keadaan.C. FUNGSI
PROKLAMASI KEMERDEKAAN 17 AGUSTUS 1945Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945 mempunyai fungsi yang sangat penting bagi Bangsa
Indonesia. Secara garis besarnya fungsi Proklamasi Kemerdekaan bagi
bangsa Indonesia tidak jauh berbeda dari makna yang terkandung di
dalamnya, yaitu sebagai berikut :a. Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia sebagai puncak perjuangan bangsa Indonesia.
b. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagai pemersatu bangsa.c.
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagai sumber hukum bagi
pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terbentang dari
Sabang sampai Merauke.d. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagai
titik tolak dari pelaksanaan Amanat Penderitaan Rakyat.e.
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagai titik tolak perubahan dari
tata hukum kolonial menjadi tata hukum nasional.f. Bangsa Indonesia
dapat melaksanakan pembangunan karena telah merdekag. Bangsa-bangsa
di dunia mengetahui bahwa bangsa Indonesia telah merdekah.
Kemerdekaan adalah hak segala bangsa sehingga bangsa Indonesia
berhak mengatur dan menentukan nasibnya sendirii. Indonesia
memiliki kedaulatan penuh, tanpa dicampuri oleh kekuasaan dari
negara lainBAB IVPENUTUPBerdasarkan pembahasan masalah di atas,
dapat disimpulkan bahwa peristiwa Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus
1945 tidak terjadi begitu saja. Berbagai rentetan kejadian
mengawali sejarah peristiwa terbesar di Negara Indonesia ini.
Perjuangan Bangsa Indonesia dalam mewujudkan kemerdekaan
membutuhkan banyak pengorbanan. Adapun makna dan fungsi dari
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia itu sendiri menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dengan sejarah peristiwa terbesar Republik
Indonesia ini. Sejarah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945,
beserta makna dan fungsi yang terkandung di dalamnya, sangat
dibutuhkan untuk berbagai kalangan untuk mewujudkan kemerdekaan
bangsa dan negara yang sebenarnya.
Proklamasi kemerdekaanini bukanlah suatu tujuan akhir dari
perjuangan bangsa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan merupakan alat
untuk mencapai tujuan yang lebih jauh yaitu terciptanya masyarakat
Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, adil dan makmur
berdasarkan Pancasila. Proklamasi Kemerdekaan bukan hanya sekedar
dicapai melainkan harus dipertahankan dan diisi oleh segenap rakyat
Indonesia, terutama oleh kita sebagai generasi penerus bangsa.BAB
V
KRITIK DAN SARAN
Setelah mengetahui sejarah serta makna dan fungsi Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945, alangkah baiknya jika kita sebagai
generasi penerus mampu berjuang lebih demi mempertahankan dan
mengisi kemerdekaan yang sudah susah payah diperjuangkan oleh para
pejuang bangsa ini dengan penuh tanggung jawab. Karena segala
sesuatu yang baik tidak terjadi dalam sekejap mata, banyak
pengorbanan yang harus dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia (2012). Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. From :
http://id.wikipedia.org/wiki/Proklamasi_Kemerdekaan_Indonesia, 13
September 2012.
Blog Ketikanjari (2012). Sejarah Detik-Detik Proklamasi dan
Makna Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. From :
http://guslim89.blogspot.com/2012/02/sejarah-detik-detik-proklamasi-dan.html,
5 Februari 2012.
Arif (2012). Membuka Catatan Sejarah Detik-Detik Proklamasi 17
Agustus 1945. From :
http://www.bappedakotakupang.info/artikel/196-membuka-catatan-sejarah-detik-detik-proklamasi-17-agustus-1945.html,
13 Agustus 2012.
Qizzary (2011). Arti Penting Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus
1945. From :
http://id.shvoong.com/law-and-politics/2158162-arti-penting-proklamasi-kemerdekaan-17/,
10 Mei 2011. Nugroho, Arifin Suryo & Ipong Jazimah(2011).
Detik-Detik Proklamasi : Saat-Saat Menegangkan Menjelang
Kemerdekaan. Yogyakarta : Pustaka Narasi.
Rahmawati, Dwi (2011). Kreasi Belajar Siswa Aktif : Sejarah.
Klaten : Viva Pakarindo. Tutik Cahyaningsih,Sri (2007).Pendidikan
Kewarganegaraan.Semarang:Erlangga Sunarto, dkk (2004). Pengetahuan
Soaial Terpadu untuk SD kelas VI. Jakarta: Erlangga
Kamsory, Eryk. M (2004). Sejarah untuk SMP kelas VIII. Bogor:
Regina
Notosusanto, Nugroho dan Yusmar Basri (1976). Sejarah Nasional
Indonesia.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Hayati, Chusnul, dkk. (1985). Sejarah Indonesia. Jakarta:
Karunika.
Hardi , Lasmidjah (1984).Samudera Merah Putih 19 September 1945.
Jilid 1. Jakarta : Pustaka Jaya.
Poesponegoro , Marwati Djoened et. al. (1984).Sejarah Nasional
Indonesia. Jilid 6. Jakarta : Balai Pustaka.
Hatta ,Mohammad (1970).Sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945.
Jakarta : Tinta Mas.
Notosusanto ,Nugroho (1976).Naskah Proklamasi yang Otentik dan
Rumusan Pancasila yang Otentik.Jakarta : Pusat Sejarah ABRI.
Soekarno (1963). Sarinah; Kewadjiban Wanita Dalam Perdjoangan
Republik Indonesia. Jakarta : Panitia Penerbit Buku-Buku Karangan
Presiden Soekarno.
7 | Halaman