-
TUGAS
ARTIKEL ILMIAH
METODE PENELITIAN SEMESTER GENAP, MARET – AGUSTUS 2015
1 Sejarah Budaya wayang ... | UJIAN AKHIR SEMESTER
Sejarah Budaya Wayang Kulit IbuDibjo
1, RizkyRamanda
2
Abstract— Along growth of epoch of science and technological
(iptek) expand at full speed all life area, don’t aside from in
economic sector. Requirement there will be information which
quickly and accurate very big. Various means by perpetrator of this
business to more move forward their company, besides defunct like
advertisement, banner, brochure etcetera media of internet made one
of way of to promote their product to increase sale. Internet a lot
of selected media of promotion because more effective and
efficient.Henny's Boutique store Bekasi is a company engaged in
fashion especially women clothes, handbags and men's clothing, in
running his business experience a lot of obstacles in conveying
information to the customers that impact the marketability of the
company's decline. Therefore, the author tries to create a website
for store sales Henny's Boutique Bekasi to be able to increase
sales of the company.This sales system is an application created a
web-based system that contains a database and data processing
products as well as sales data. So as to manage the data into
reports and information according to customer requirements, the
owner or administrator to more effectively and efficiently.
Intisari— Seiring perkembangan zaman ilmu pengetahuan dan
teknologi (iptek) berkembang dengan pesat di semua bidang
kehidupan, tidak terkecuali dalam sektor ekonomi. Kebutuhan akan
adanya informasi yang cepat dan akurat sangat besar. Berbagai cara
dilakukan oleh pelaku bisnis ini untuk lebih memajukan perusahaan
mereka, selain cara lama seperti iklan, spanduk, brosur dan
sebagainya media internetpun dijadikan salah satu cara untuk
mempromosikan produk mereka untuk meningkatkan penjualan. Internet
banyak dipilih media promosi karena lebih efektif dan efisien. Toko
Henny’s Butik Bekasi adalah perusahaan yang bergerak dibidang
fashion khususnya pakaian wanita, tas wanita dan pakaian pria,
dalam menjalankan bisnisnya banyak sekali mengalami kendala dalam
menyampaikan informasi kepada para pelanggan yang berdampak
menurunnya daya jual perusahaan ini. Oleh karena itu penulis
mencoba membuat website penjualan untuk Toko Henny’s Butik Bekasi
untuk bisa meningkatkan penjualan pada perusahaan tersebut. Sistem
penjualan ini merupakan aplikasi sistem yang dibuat berbasis web
dan memuat database pengolahan data produk serta data penjualan.
Sehingga dapat mengelola data tersebut menjadi laporan dan
Informasi sesuai dengan kebutuhan pelanggan, pemilik maupun
administrator dengan lebih efektif dan efisien. Kata kunci :
Penjualan, Informasi, Pakaian,
Website
I. PENDAHULUAN
Teknologi Teknologi internet merupakan
salah satu media informasi yang efektif dan efisien dalam
penyebaran informasi yang dapat diakses oleh siapa saja, kapan saja
dan dimana saja. Teknologi internet merupakan efek yang sangat
besar pada perdagangan atau bisnis. Hanya dari rumah atau ruang
kantor, calon pembeli tiket dapat melihat pada layar komputer,
mengakses informasinya, memesan dan membayar dengan pilihan yang
tersedia.
Berkembangnya usaha-usaha penjualan produk secara online pada
saat ini menjadikan teknologi internet, menjadi sangat penting
peranannya dalam menunjang jalannya bisnis terutama dalam bidang
penjualan. Media internet sangatlah dibutuhkan dalam hal promosi
mengenai produk-produk yang akan dipasarkan, karena sudah tidak
efektif lagi jika kita masih memakai cara lama sebagai media
penyampaian informasi dan penjualan produk. Salah satunya pada
penjualan tiket teater wayang yang merupakan salah satu teater yang
menjual berbagai jenis tiket dan lainnya. Seiring dengan
perkembangan teknologi internet yang semakin pesat, pembeli dan
penjual berkeinginan untuk meningkatkan promosi lewat media
internet. Dengan demikian, penjualan tiket ingin menerapkan sistem
penjualan berbasis web yang biasa disebut dengan penjualan online
atau e-commerce.
Karena pada saat ini promosi tiket teater wayang masih
menggunakan cara yang klasik seperti memasang iklan di surat kabar
maupun dari mulut ke mulut para pelanggan. Disamping itu, para
pelanggan juga harus datang ke toko jika hanya ingin melihat harga
tiket yang ada di toko. Cara tersebut tentunya kurang efektif
dikarenakan ruang lingkup pemasarannya masih terbatas,. Dengan
penggunaan sistem penjualan secara online, diharapkan tiket teater
mampu meningkatkan promosi dan bersaing dengan toko-toko yang sudah
menerapkan sistem penjualan secara online terdahulu.
Maksud dari penelitian ini adalah :
1, 2 Program Studi Sistem Informasi STMIK Nusa Mandiri
Jakarta, Jln. Damai No. 8 Warung Jati Barat(Margasatwa)
Jakarta Selatan Telp. (021) 78839513 Fax. (021) 78839421;
e-mail:
-
SEMESTER GENAP, MARET – AGUSTUS 2015
TUGAS
ARTIKEL ILMIAH
METODE PENELITIAN
UJIAN AKHIR SEMESTER | Sejarah Budaya Wayang ... 2
1. Membangun sistem informasi penjualan berbasis web sebagai
media menginformasikan berbagai harga penjualan tiket teater .
2. Mempromosikan penjualan tiket teater agar meningkatkan
pemasaran dan penjualan produknya dengan berjualan secara
online.
3. Mempermudah bagi pelanggan untuk mengunjungi secara online
asalkan terkoneksi dengan jaringan internet.
II. KAJIAN LITERATUR
. 1. Unsur Benda Unsur benda yang ada dalam pagelaran wayang
kulit adalah alat-alat yang berupa benda tertentu yang digunakan
dalam pagelaran wayang tersebut. Bahkan terdapat unsur materi yang
harus ada (karena tidak bisa digantikan). Unsur materi yang
dimaksud antara lain: wayang yang terbuat dari kulit lembu, kelir,
debog (batang pohon pisang), seperangkat gamelan, keprak,kepyak,
kotak wayang, cempala, dan blencong. Seperangkat alat tersebut
harus ada, karena alat-alat tersebut tidak bisa digantikan. Akan
tetapi pada perkembangan zaman ada modifikasi atau pengubahan yang
bibuat berdasar kebutuhan atau kreatifitas seniman, namun
keberadaan wayang dan kelir tidak bisa ditinggalkan. a) Wayang
kulit Jawa tentunya terbuat dari kulit. Pada umumnya terbuat dari
kulit sapi namun ada juga yang dibuat dari kulit kambing. Proses
pembuatannya pun cukup lama, mulai dari direndam lalu di gosok
terus dipentang supaya tidak kusut kemudia dibersihkan
bulu-bulunya. Baru setelah itu diberi pula untuk kemudian ditatah
sesuai dengan gambar pola, dan terakhrir diwarnai. Jadilah wayang
hasil kreasi seni pahat dan seni lukis. b) Gamelan adalah
seperangkat alat musik perkusi dan petik serta gesek yang
mengiringi pagelaran wayang. Jumlahnya sangat banyak. Macam gamelan
antara lain bonang, gambang, gendang, gong, siter, kempul, dll.
Gamelan dimainkan secara bersama-sama membentuk alunan musik yang
biasa disebut gending. Inilah seni kreasi musik dalam pagelaran
wayang. c) Kelir adalah layar lebar yang digunakan pada pertunjukan
wayang kulit. Pada rumah Joglo, kelir di pasang pada bagian
‘pringgitan’. Bagian ini merupakan bagian peralihan dari pada ranah
publik, pendopo dengan ranah privat, ndalem atau nggandok. Oleh
karena itu penonton wayang kulit yang tergolong keluarga, pada
umumnya nonton di bagian
dalam ndalem, yang sering dianggep nonton mburi kelir. Nonton di
belakang kelir ini memang benar-benar „wewayangan’, atau
bayang-bayang. Lihat buku „Aspek Kebudayaan Jawa Dalam Pola
Arsitektur Bangunan Domestik dan Publik’(Subanindyo, 2010). Dari
sinilah pengaruh blencong yang seolah-olah „menghidupkan‟ wayang
akan dapat terlihat (lihat: Blencong). Penonton juga tidak
terganggu oleh adanya gamelan. Bagi penonton publik, mereka
menonton didepan kelir, sehingga selain dapat melihat keindahan
dari pada peraga wayang itu sendiri, oleh karena tatah
dansungging-nya, berikut simpingannya, juga dapat menyaksikan
deretan pesinden atau waranggana manakala ada. Sayang, menyaksikan
dari sisi ini selain tak dapat menyaksikan pengaruh blencong,
dimana wayang seolah-olah menjadi hidup, juga terkadang terhalang
oleh gamelan, terutama gayor untuk kempul dan gong. d) Debog adalah
batang pisang yang digunakan untuk menancapkan wayang (simpingan).
Di simping artinmya dijajar. Baik yang dimainkan maupun yang yang
dipamerkan (display), digunakan‘debog’. Barang tentu untuk
„menancapkan‟ wayang yang di-displayjuga ada aturan-aturan
tertentu. Mana wayang yang harus ada disebelah kanan ki dalang,
mana pula yang harus berada disebelah kirinya. Tugas ‘menyimping’
ini sesungguhnya tidak terbatas hanya memasang wayang yang harus
di-display, akan tetapi juga mempersiapkan segala sesuatu keperluan
dalang. Misalnya menyediakan wayang-wayang yang akan digunakan
(play) sesuai urutan adegannya, menempatkan kotak wayang berikut
keprak dankepyaknya, menyediakan cempala, memasang dan menyalakan
maupun mengatur sumbu blencong, lampu minyak yang khas digunakan
dalam pertunjukan wayang kulit, dan lain-lain. Sekali-sekali juga
membantu pelayanan konsumsi (makan minum, rokok) untuk dalang.
Untuk penyiapan ini terkadang dibantu oleh anak-anak muda sebagai
salah satu media pendidikan untuk mengenali dan akhirnya mencintai
wayang.
-
TUGAS
ARTIKEL ILMIAH
METODE PENELITIAN SEMESTER GENAP, MARET – AGUSTUS 2015
3 Sejarah Budaya wayang ... | UJIAN AKHIR SEMESTER
e) Blencong adalah lampu minyak (minyak kelapa – lenga klentik)
yang khusus digunakan dalam pertunjukan wayang kulit. Design-nya
juga khusus, dengan cucuk (paruh) dimana diujungnya akan menyala
api sepanjang malam. Oleh karenanya seorang penyimping harus
mewaspadai pula keadaan sumbu blencong tersebut manakala meredup,
atau bahkan mati sama sekali.Tak boleh pula api itu berkobar
terlampau besar. Karena akan mobat-mabit. Kalaupun lampu penerangan
untuk dalang pada masa sekarang sudah menggunakan listrik,
sesungguhnya ada fungsi dasar yang hilang atau dihilangkan dari
penggunaan blencong tersebut. Oleh karena blencong adalah lampu
minyak, maka apinya akan bergoyang manakala ada gerakan-gerakan
wayang, lebih-lebih waktu perang, yang digerakkan oleh ki dalang.
Ada kesan bahwa ayunan api (kumlebeting agni) dariblencong itu
seolah-olah memberikan nafas dan atau menghidupkan wayang itu
sendiri. Hal yang tak terjadi manakala penerangan menggunakan
listrik atau tromak (petromax). Saat ini blencong sudah jarang
digunakan. Dianggap kurang praktis dan merepotkan. f) Kotak wayang
berukuran 1,5 meter kali 2,5 meter ini akan merupakan peralatan
dalang selain sebagaimana sudah diutarakan merupakan tempat
menyimpan wayang, juga sebagai ‘keprak’, sekaligus tempat
menggantungkan ‘kepyak’. Dari kotak tempat menyimpan wayang ini
juga akan dikeluarkan wayang, baik yang akan ditampilkan maupun
yang akan di-simping. Di-simping artinya dijajar, di-display di
kanan dan kiri layar (kelir) yang ditancapkan di debog (batang
pisang). Kotak akan ditaruh dekat dalang, di sebelah kiri, dan
ditentang yang dekat dalang ditempatkan kepyak. Sedang kepraknya
justru bagian dari kotak yang dipukul dengan cempala. Keprak adalah
suaradhodhogan sebagai tanda, disebut sasmita, dengan jenis
tertentu diwujudkan pemukulan pada kotak dengan menggunakan
cempala. Sementara pada kepyak, berupa tiga atau empat lempengan
logam (kuningan/gangsa atau besi) yang digantungkan pada kotak,
juga dipukul dengan cempala, dalam bentuk tanda tertentu, juga
sebagai sasmita atau tanda-tanda untuk – selain mengatur perubahan
adegan – merubah, mempercepat, memperlambat, sirep, menghentikan
atau mengganti lagu (gendhing). Terdengar nada
yang berbeda antarakepyak wayang kulit Jogya dan gaya Surakarta.
g) Cempala merupakan piranti sekaligus ‗senjata’ bagi dalang untuk
memberikan segala perintah, baik kepada wiraniyaga, wiraswaramaupun
waranggana. Bentuknya sangat artistik, bagaikan meru. Ia bisa
dipukulkan pada kotak, sebagai keprak, bisa pula ke kepyak,
tiga/empat lempengan logam yang digantungkan pada kotak wayang.
Pada saat ke dua tangan dalang sedang memegang wayang – dan ini
yang unik – maka tugas untuk membunyikan keprak maupun kepyak,
dengan tetap menggunakan cempala, dilakukan oleh kaki kanan ki
dalang. Cempala – dengan desain sedemikian rupa itu – akan dijepit
di antara ibu jari dan jari telunjuk berikutnya. Menggunakan
cempalamemerlukan latihan untuk memperoleh tingkatan ketrampilan
tertentu. Memukul kotak dengan cempala, Ki Dalang dapat memilih
berbagai kemungkinan pembangun suasana dengan dhodhogan, seperti
ada-ada, pathetan, kombangan. Dapat pula sebagai perintah kepada
karawitan untuk mengawali, merubah, sirep, gesang atau menghentikan
gamelan. Juga dapat digunakan untuk memberikan ilustrasi adegan,
seperti suara kaki kuda, suara peperangan dan lain-lain. Artinya,
ketika ke dua belah tangan ki dalang sedang memainkan wayang, maka
keprak atau kepyak dapat juga berbunyi. Suatukeprigelan yang jarang
dapat dilihat oleh para penonton wayang, karena biasanya ia sedang
asyik mengikuti adegan yang ditampilkan di kelir (layar). Padahal
untuk mencapai tingkat keprigelan tersebut, seorang dalang harus
melakukan latihan-latihan yang intensif. Betapa tidak, keempat
anggota badan, tangan dan kaki harus terus bergerak, sementara
pikiran dan pandangan terfokus pada apa yang dilakukannya di layar
/ kelir. 2. Unsur Manusia Dalang, penyimping, penabuh, dan sinden
adalah orang-orang yang berperan penting dalam kelancaran dan
keberhasilan sebuah pagelaran wayang. Mereka adalah orang-orang
yang memiliki kemahiran khusus dalam bidangnya masing-masing.
Berkat kemahiran khusus tersebut, terkadang mereka tidak bisa
digantikan oleh sembarang orang. a) Dalang adalah sutradara,
pemain, artis, serta tokoh sentral dari pada suatu pertunjukan
wayang. Tanpa dalang, maka pertunjukan wayang itu tidak ada.
Apalagi
-
SEMESTER GENAP, MARET – AGUSTUS 2015
TUGAS
ARTIKEL ILMIAH
METODE PENELITIAN
UJIAN AKHIR SEMESTER | Sejarah Budaya Wayang ... 4
untuk dalang pada pertunjukan wayang kulit. Komunikasi antara
dalang dengan unit pendukung, perlengkapan dan peralatan
pertunjukan wayang merupakan komunikasi yang unik. Melalui segenap
indera yang dimilikinya, ia berkomunikasi dengan kompleksitas orang
dan peralatan yang lazim digunakan dalam suatu pertunjukan wayang.
Tanpa suatu skenario yang dipersiapkan terlebih dahulu, namun
wayang tampil secara spontan, kompak dan tidak pernah mengalami
‘out of order’, semalam suntuk. Sungguh suatu bentuk teater yang
„aneh‟ karena meskipun tanpa suatu skenario - padahal dalang dapat
memilih beratus lakon atau cerita baku (babon-pakem), carangan,
anggitan (sanggit) – tontonan dapat berjalan mulus dari jejeran
sampai tancep kayon. b) Penyimping adalah orang yang membantu
dalang dalam menyiapkan wayang yang di jajar (disimping) pada debog
(simpingan). Tugas‘menyimping’ ini sesungguhnya tidak terbatas
hanya memasang wayang yang harus di-display, akan tetapi juga
mempersiapkan segala sesuatu keperluan dalang. Misalnya menyediakan
wayang-wayang yang akan digunakan (play) sesuai urutan adegannya,
menempatkan kotak wayang berikut keprak dan kepyaknya, menyediakan
cempala, memasang dan menyalakan maupun mengatur sumbu
blencong,lampu minyak yang khas digunakan dalam pertunjukan wayang
kulit, dan lain-lain. Sekali-sekali juga membantu
pelayanan konsumsi (makan minum, rokok) untuk dalang. Untuk
penyiapan ini terkadang dibantu oleh anak-anak muda sebagai salah
satu media pendidikan untuk mengenali dan akhirnya mencintai
wayang. c) Panjak adalah orang yang bertugas memainkan gamelan.
Orang-orang yang bertugas sebagai penabuh gamelan harus mempunyai
kemahiran khusus dalam memainkan lagu (gendhing) sesuai dengan
permintaan si dalang. Permintaan si dalang tentunya tidak
verbalistik, namun penabuh gamelan diharuskan memahami isi
cerita/lakon wayang dan gendhing yang dimainkan hendaknya
diselaraskan dengan lakon cerita wayang. Hal inilah menuntut
ketajaman intuisi bagi penabuh gamelan dalam pagelaran wayang,
karena dalam pagelaran wayang tidak disediakan notasi musik dalam
memainkan gamelan. Semuanya menggunakan intuisi seniman. d)
Waranggana adalah penyanyi wanita dalam seni karawitan yang
dimainkan dalam pagelaran wayang kulit. Lazim juga disebut
pesinden. Penyanyi ini selain harus mempunyai kemahiran dalam
menyanyi dengan suara yang merdu, namun juga ketahanan fisik yang
prima. Hal ini diperlukan karena biasanya pagelaran wayang kulit
itu dilaksanakan semalam suntuk. Tentu harus mempunyai fisik yang
sehat dan kuat untuk melantunkan lagu-lagu jawa serta menahan
kantuk mulai senja hingga pagi hari.
III. METODE PENELITIAN
Sejarah Budaya Wayang Kulit
Wayang Kulit, Kekayaan Seni Nusantara yang Bernilai Adiluhung
Wayang kulit merupakan salah satu kesenian tradisi yang tumbuh dan
berkembang di masyarakat Jawa. Lebih dari sekadar pertunjukan,
wayang kulit dahulu digunakan sebagai media untuk permenungan
menuju roh spiritual para dewa. Konon, ―wayang‖ berasal dari kata
―ma Hyang‖, yang berarti menuju spiritualitas sang kuasa. Tapi, ada
juga masyarakat yang mengatakan ―wayang‖ berasal dari tehnik
pertunjukan yang mengandalkan bayangan (bayang/wayang) di
layar. Wayang kulit diyakini sebagai embrio dari berbagai jenis
wayang yang ada saat ini. Wayang jenis ini terbuat dari lembaran
kulit kerbau yang telah dikeringkan. Agar gerak wayang menjadi
dinamis, pada bagian siku-siku tubuhnya disambung menggunakan
sekrup yang terbuat dari tanduk kerbau. Wayang kulit dimainkan
langsung oleh narator yang disebut dalang. Dalang tidak dapat
diperankan oleh sembarang orang. Selain harus lihai memainkan
wayang, sang dalang juga harus mengetahui berbagai cerita epos
-
TUGAS
ARTIKEL ILMIAH
METODE PENELITIAN SEMESTER GENAP, MARET – AGUSTUS 2015
5 Sejarah Budaya wayang ... | UJIAN AKHIR SEMESTER
pewayangan seperti Mahabrata dan Ramayana. Dalang dahulu dinilai
sebagai profesi yang luhur, karena orang yang menjadi dalang
biasanya adalah orang yang terpandang, berilmu, dan berbudi pekerti
yang santun. Sambil memainkan wayang, sang dalang diiringi musik
yang bersumber dari alat musik gamelan. Di sela-sela suara gamelan,
dilantunkan syair-syair berbahasa Jawa yang dinyanyikan oleh para
pesinden yang umumnya adalah perempuan. Sebagai kesenian tradisi
yang bernilai magis, sesaji atau sesajen menjadi unsur yang wajib
dalam setiap pertunjukan wayang. Sesajian berupa ayam kampung,
kopi, nasi tumpeng, dan hasil bumi lainnya, serta tak lupa asap
dari pembakaran dupa selalu ada di setiap pementasan wayang. Tapi,
karena banyak yang menganggap sesajian tersebut merupakan suatu hal
yang mubazir, belakangan ini sesajian dalam pementasan wayang juga
diperuntukkan bagi penonton dalam bentuk makan bersama. Wayang
kulit merupakan kekayaan nusantara yang lahir dari budaya asli
masyarakat Indonesia yang mencintai kesenian. Setiap bagian dalam
pementasan wayang mempunyai simbol dan makna filosofis yang kuat.
Apalagi dari segi isi, cerita pewayangan selalu mengajarkan budi
pekerti yang luhur, saling mencintai dan menghormati, sambil
terkadang diselipkan kritik sosial dan peran lucu lewat adegan
goro-goro. Tidak salah jika UNESCO mengakuinya sebagai warisan
kekayaan budaya Indonesia yang bernilai adiluhung. SEJARAH WAYANG
KULIT Wayang Kulit WAYANG salah satu puncak seni budaya bangsa
Indonesia yang paling menonjol di antara banyak karya budaya
lainnya. Budaya wayang meliputi seni peran, seni suara, seni musik,
seni tutur, seni sastra, seni lukis, seni pahat, dan juga seni
perlambang. Budaya wayang, yang terus berkembang dari zaman ke
zaman, juga merupakan media penerangan, dakwah, pendidikan,
hiburan, pemahaman filsafat, serta hiburan. Menurut penelitian para
ahli sejarah kebudayaan, budaya wayang merupakan budaya asli
Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Keberadaan wayang sudah
berabad-
abad sebelum agama Hindu masuk ke Pulau Jawa. Walaupun cerita
wayang yang populer di masyarakat masa kini merupakan adaptasi dari
karya sastra India, yaitu Ramayana dan Mahabarata. Kedua induk
cerita itu dalam pewayangan banyak mengalami pengubahan dan
penambahan untuk menyesuaikannya dengan falsafah asli Indonesia.
Penyesuaian konsep filsafat ini juga menyangkut pada pandangan
filosofis masyarakat Jawa terhadap kedudukan para dewa dalam
pewayangan. Para dewa dalam pewayangan bukan lagi merupakan sesuatu
yang bebas dari salah, melainkan seperti juga makhluk Tuhan
lainnya, kadang-kadang bertindak keliru, dan bisa jadi khilaf.
Hadirnya tokoh panakawan dalam_ pewayangan sengaja diciptakan para
budayawan Indonesia (tepatnya budayawan Jawa) untuk mem-perkuat
konsep filsafat bahwa di dunia ini tidak ada makhluk yang
benar-benar baik, dan yang benar-benar jahat. Setiap makhluk selalu
menyandang unsur kebaikan dan kejahatan. Dalam disertasinya
berjudul Bijdrage tot de Kennis van het Javaansche Tooneel (1897),
ahli sejarah kebudayaan Belanda Dr. GA.J. Hazeau menunjukkan
keyakinannya bahwa wayang merupakan pertunjukan asli Jawa.
Pengertian wayang dalam disertasi Dr. Hazeau itu adalah walulang
inukir (kulit yang diukir) dan dilihat bayangannya pada kelir.
Dengan demikian, wayang yang dimaksud tentunya adalah Wayang Kulit
seperti yang kita kenal sekarang. Asal Usul Mengenai asal-usul
wayang ini, di dunia ada dua pendapat. Pertama, pendapat bahwa
wayang berasal dan lahir pertama kali di Pulau Jawa, tepatnya di
Jawa Timur. Pendapat ini selain dianut dan dikemukakan oleh para
peneliti dan ahli-ahli bangsa Indonesia, juga merupakan hasil
penelitian sarjana-sarjana Barat. Di antara para sarjana Barat yang
termasuk kelompok ini, adalah Hazeau, Brandes, Kats, Rentse, dan
Kruyt. Alasan mereka cukup kuat. Di antaranya, bahwa seni wayang
masih amat erat kaitannya dengan keadaan sosiokultural dan religi
bangsa Indonesia, khususnya orang Jawa. Panakawan, tokoh terpenting
dalam pewayangan, yakni Semar, Gareng, Petruk, Bagong, hanya ada
dalam pewayangan Indonesia, dan tidak di negara lain. Selain itu,
nama dan istilah teknis pewayangan,
http://budayawayangkulit.blogspot.com/2009/01/wayang-kulit-wayang-salah-satu-puncak.html
-
SEMESTER GENAP, MARET – AGUSTUS 2015
TUGAS
ARTIKEL ILMIAH
METODE PENELITIAN
UJIAN AKHIR SEMESTER | Sejarah Budaya Wayang ... 6
semuanya berasal dari bahasa Jawa (Kuna), dan bukan bahasa lain.
Sementara itu, pendapat kedua menduga wayang berasal dari India,
yang dibawa bersama dengan agama Hindu ke Indonesia. Mereka antara
lain adalah Pischel, Hidding, Krom, Poensen, Goslings, dan Rassers.
Sebagian besar kelompok kedua ini adalah sarjana Inggris, negeri
Eropa yang pernah menjajah India. Namun, sejak tahun 1950-an,
buku-buku pe-wayangan seolah sudah sepakat bahwa wayang memang
berasal dari Pulau Jawa, dan sama sekali tidak diimpor dari negara
lain. Budaya wayang diperkirakan sudah lahir di Indonesia
setidaknya pada zaman pemerintahan Prabu Airlangga, raja Kahuripan
(976 -1012), yakni ketika kerajaan di Jawa Timur itu sedang
makmur-makmurnya. Karya sastra yang menjadi bahan cerita wayang
sudah ditulis oleh para pujangga Indonesia, sejak abad X. Antara
lain, naskah sastra Kitab Ramayana Kakawin berbahasa Jawa Kuna
ditulis pada masa pemerintahan raja Dyah Balitung (989-910), yang
merupakan gubahan dari Kitab Ramayana karangan pujangga India,
Walmiki. Selanjutnya, para pujangga Jawa tidak lagi hanya
menerjemahkan Ramayana dan Mahabarata ke bahasa Jawa Kuna, tetapi
menggubahnya dan menceritakan kembali dengan memasukkan falsafah
Jawa kedalamnya. Contohnya, karya Empu Kanwa Arjunawiwaha Kakawin,
yang merupakan gubahan yang berinduk pada Kitab Mahabarata. Gubahan
lain yang lebih nyata bedanya derigan cerita asli versi India,
adalah Baratayuda Kakawin karya Empu Sedah dan Empu Panuluh. Karya
agung ini dikerjakan pada masa pemerintahan Prabu Jayabaya, raja
Kediri (1130 - 1160). Wayang sebagai suatu pergelaran dan tontonan
pun sudah dimulai ada sejak zaman pemerintahan raja Airlangga.
Beberapa prasasti yang dibuat pada masa itu antara lain sudah
menyebutkan kata-kata "mawayang" dan `aringgit' yang maksudnya
adalah per-tunjukan wayang. Mengenai saat kelahiran budaya wayang,
Ir. Sri Mulyono dalam bukunya Simbolisme dan Mistikisme dalam
Wayang (1979), memperkirakan wayang sudah ada sejak zaman
neolithikum, yakni kira-kira 1.500 tahun sebelum Masehi.
Pendapatnya itu didasarkan
atas tulisan Robert von Heine-Geldern Ph. D, Prehistoric
Research in the Netherland Indie (1945) dan tulisan Prof. K.A.H.
Hidding di Ensiklopedia Indonesia halaman 987. Kata `wayang' diduga
berasal dari kata `wewa-yangan', yang artinya bayangan. Dugaan ini
sesuai dengan kenyataan pada pergelaran Wayang Kulit yang
menggunakan kelir, secarik kain, sebagai pembatas antara dalang
yang memainkan wayang, dan penonton di balik kelir itu. Penonton
hanya menyaksikan gerakan-gerakan wayang melalui bayangan yang
jatuh pada kelir. Pada masa itu pergelaran wayang hanya diiringi
oleh seperangkat gamelan sederhana yang terdiri atas saron, todung
(sejenis seruling), dan kemanak. Jenis gamelan lain dan pesinden
pada masa itu diduga belum ada. Untuk lebih menjawakan budaya
wayang, sejak awal zaman Kerajaan Majapahit diperkenalkan cerita
wayang lain yang tidak berinduk pada Kitab Ramayana dan Mahabarata.
Sejak saat itulah ceritacerita Panji; yakni cerita tentang leluhur
raja-raja Majapahit, mulai diperkenalkan sebagai salah satu bentuk
wayang yang lain. Cerita Panji ini kemudian lebih banyak digunakan
untuk pertunjukan Wayang Beber. Tradisi menjawakan cerita wayang
juga diteruskan oleh beberapa ulama Islam, di antaranya oleh para
Wali Sanga. Mereka mulai mewayangkan kisah para raja Majapahit, di
antaranya cerita Damarwulan. Masuknya agama Islam ke Indonesia
sejak abad ke-15 juga memberi pengaruh besar pada budaya wayang,
terutama pada konsep religi dari falsafah wayang itu. Pada awal
abad ke-15, yakni zaman Kerajaan Demak, mulai digunakan lampu
minyak berbentuk khusus yang disebut blencong pada pergelaran
Wayang Kulit. Sejak zaman Kartasura, penggubahan cerita wayang yang
berinduk pada Ramayana dan mahabarata makin jauh dari aslinya.
Sejak zaman itulah masyarakat penggemar wayang mengenal silsilah
tokoh wayang, termasuk tokoh dewanya, yang berawal dari Nabi Adam.
Sisilah itu terus berlanjut hingga sampai pada raja-raja di Pulau
Jawa. Dan selanjutnya, mulai dikenal pula adanya cerita wayang
pakem. yang sesuai standar cerita, dan cerita wayang carangan yang
diluar garis standar. Selain itu masih ada lagi yang disebut lakon
sempalan, yang sudah terlalu jauh keluar dari
-
TUGAS
ARTIKEL ILMIAH
METODE PENELITIAN SEMESTER GENAP, MARET – AGUSTUS 2015
7 Sejarah Budaya wayang ... | UJIAN AKHIR SEMESTER
cerita pakem. Memang, karena begitu kuatnya seni wayang berakar
dalam budaya bangsa Indonesia, sehingga terjadilah beberapa
kerancuan antara cerita wayang, legenda, dan sejarah. Jika orang
India beranggapan bahwa kisah Mahabarata serta Ramayana benar-benar
terjadi di negerinya, orang Jawa pun menganggap kisah pewayangan
benar-benar pernah terjadi di pulau Jawa. Dan di wilayah Kulonprogo
sendiri wayang
masih sangatlah diminati oleh semua kalangan. Bukan hanya oleh
orang tua saja, tapi juga anak remaja bahkan anak kecil juga telah
biasa melihat pertunjukan wayang. Disamping itu wayang juga biasa
di gunakan dalam acara-acara tertentu di daerah kulonprogo ini,
baik di wilayah kota Wates ataupun di daerah pelosok di Kulonprogo.
Dewa-Dewi dalam dunia pewayangan merupakan dewa-dewi yang muncul
dalam mitologi agama Hindu di India, dan diadaptasi dalam budaya
Jawa.
1. Sang Hyang Adhama
2. Sang Hyang Sita
3. Sang Hyang Nurcahya
4. Sang Hyang Nurrasa
5. Sang Hyang Wenang
6. Sang Hyang Widhi
7. Sang Hyang Tunggal
8. Sang Hyang Rancasan
9. Sang Hyang Ismaya
10. Sang Hyang Manikmaya
Daftar tokoh wayang yang muncul di kisah Wayang Purwa (RA
Kosasih)
Ramayana Tokoh-tokoh Ramayana dalam budaya pewayangan Jawa
diambil dan diadaptasi dari mitologi Hindu di India.
1. Anggada
2. Anila
3. Anjani
4. Bharata
5. Dasarata
6. Hanoman
7. Indrajit (Megananda)
8. Jatayu
9. Jembawan
10. Kosalya
Mahabharata Tokoh-tokoh Mahabharata dalam budaya pewayangan Jawa
diambil dan diadaptasi dari mitologi Hindu di India.
1. Abimanyu
2. Resi Abyasa
3. Amba
4. Ambalika
5. Ambika
6. Antareja
7. Antasena
8. Arjuna
9. Aswatama
10. Baladewa
11. Banowati
12. Basupati
13. Basudewa
14. Bima
15. Bisma
16. Burisrawa
17. Bayu
18. Cakil
19. Citraksa
Versi Jawa Tengah dan Jawa Timur (wayang kulit/wayang orang)
punakawan[sunting | sunting sumber]
1. Semar
2. Gareng
3. Petruk
4. Bagong
5. Togog
=== Versi Jawa Tengah- Banyumas (wayang kulit/wayang orang)
1. Semar
2. Gareng
3. Petruk
4. Bawor
Versi Jawa Barat (wayang golek)[sunting | sunting sumber]
1. Semar
2. Cepot atau Astrajingga
3. Dawala
4. Gareng
5. Semar
6. Cungkring
7. Gareng
8. Curis Sekarpandan
http://id.wikipedia.org/wiki/Dewa-Dewi_Hinduhttp://id.wikipedia.org/wiki/Mitologi_Hinduhttp://id.wikipedia.org/wiki/Indiahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sang_Hyang_Adhama&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sang_Hyang_Sita&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sang_Hyang_Nurcahya&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sang_Hyang_Nurrasa&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sang_Hyang_Wenang&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Sang_Hyang_Widhihttp://id.wikipedia.org/wiki/Sang_Hyang_Tunggalhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sang_Hyang_Rancasan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Sang_Hyang_Ismayahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sang_Hyang_Manikmaya&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_tokoh_Wayang_(batara)http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_tokoh_Wayang_(batara)http://id.wikipedia.org/wiki/Ramayanahttp://id.wikipedia.org/wiki/Mitologi_Hinduhttp://id.wikipedia.org/wiki/Indiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Anggadahttp://id.wikipedia.org/wiki/Anilahttp://id.wikipedia.org/wiki/Anjanihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bharata_(Ramayana)http://id.wikipedia.org/wiki/Dasaratahttp://id.wikipedia.org/wiki/Hanomanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Indrajithttp://id.wikipedia.org/wiki/Jatayuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jembawanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kosalyahttp://id.wikipedia.org/wiki/Mahabharatahttp://id.wikipedia.org/wiki/Mitologi_Hinduhttp://id.wikipedia.org/wiki/Indiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Abimanyuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Byasahttp://id.wikipedia.org/wiki/Ambahttp://id.wikipedia.org/wiki/Ambalikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Ambikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Antarejahttp://id.wikipedia.org/wiki/Antasenahttp://id.wikipedia.org/wiki/Arjunahttp://id.wikipedia.org/wiki/Aswatamahttp://id.wikipedia.org/wiki/Baladewahttp://id.wikipedia.org/wiki/Banowatihttp://id.wikipedia.org/wiki/Basupatihttp://id.wikipedia.org/wiki/Basudewahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bima_(tokoh_Mahabharata)http://id.wikipedia.org/wiki/Bismahttp://id.wikipedia.org/wiki/Burisrawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bayuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Cakilhttp://id.wikipedia.org/wiki/Citraksahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Daftar_tokoh_wayang&veaction=edit&vesection=5http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Daftar_tokoh_wayang&action=edit§ion=5http://id.wikipedia.org/wiki/Semarhttp://id.wikipedia.org/wiki/Garenghttp://id.wikipedia.org/wiki/Petrukhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bagonghttp://id.wikipedia.org/wiki/Togoghttp://id.wikipedia.org/wiki/Semarhttp://id.wikipedia.org/wiki/Garenghttp://id.wikipedia.org/wiki/Petrukhttp://id.wikipedia.org/wiki/Baworhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Daftar_tokoh_wayang&veaction=edit&vesection=6http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Daftar_tokoh_wayang&action=edit§ion=6http://id.wikipedia.org/wiki/Semarhttp://id.wikipedia.org/wiki/Cepothttp://id.wikipedia.org/wiki/Cepothttp://id.wikipedia.org/wiki/Dawalahttp://id.wikipedia.org/wiki/Garenghttp://id.wikipedia.org/wiki/Semarhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Cungkring&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Garenghttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Curis_Sekarpandan&action=edit&redlink=1
-
SEMESTER GENAP, MARET – AGUSTUS 2015
TUGAS
ARTIKEL ILMIAH
METODE PENELITIAN
UJIAN AKHIR SEMESTER | Sejarah Budaya Wayang ... 8
9. Bagong
10. Bagal Buntung
Bali 1. Tualen
2. Merdah
3. Sangut
4. Delem
Teman para Punakawan 1. Togog
2. Bilung
3. Limbuk
4. Cangik
Gambar 1.Wisanggeni dalam bentuk wayang kulit gayaSurakarta.
Bambang Wisanggeni adalah nama seorang tokoh pewayangan yang
tidak terdapat dalam wiracarita Mahabharata, karena merupakan tokoh
asli ciptaan pujangga Jawa. Ia dikenal sebagai putra Arjuna yang
lahir dari seorang bidadari bernama Batari Dresanala, putri Batara
Brama. Wisanggeni merupakan tokoh istimewa dalam pewayangan Jawa.
Ia dikenal pemberani, tegas dalam bersikap, serta memiliki
kesaktian luar biasa. SEJARAH ASAL USUL WAYANG Sejarah Wayang di
Indonesia
Gambar 2.Wayang Kulit
Asal-usul dan perkembangan wayang tidak tercatat secara akurat
seperti sejarah. Namun orang selalu ingat dan merasakan kehadiran
wayang dalam kehidupan masyarakat. Wayang akrab dengan masyarakat
sejak dahulu hingga sekarang, karena memang wayang itu merupakan
salah satu buah usaha akal budi bangsa
Indonesia. Wayang tampil sebagai seni budaya tradisional, dan
merupakan puncak budaya daerah. Menelusuri asal-usul wayang secara
ilmiah memang bukan hal yang mudah. Sejak zaman penjajahan Belanda
hingga kini banyak para cendikiawan dan budayawan berusaha meneliti
dan menulis tentang wayang. Ada persamaan, namun tidak sedikit yang
saling-silang pendapat. Hazeu berbeda pendapat dengan Rassers
begitu pula pandangan dari pakar Indonesia seperti K.p.a.
Kusumadilaga, Ranggawarsita, Suroto, Sri Mulyono dan lain-lain.
Gambar 3.Pegelaran Wayang Kulit Jadul
Namun semua cendikiawan tersebut jelas membahas wayang Indonesia
dan menyatakan bahwa wayang itu sudah ada dan berkembang sejak
zaman kuna, sekitar tahun 1500 SM, jauh sebelum agama dan budaya
dari luar masuk ke Indonesia. Jadi, wayang dalam bentuknya yang
masih sederhana adalah asli Indonesia, yang dalam proses
perkembangan setelah berseniuhan dengan unsur-unsur lain, terus
berkembang maju sehingga menjadi ujud dan isinya seperti sekarang
ini. Sudah pasti perkembangan itu tidak akan berhenti, melainkan
akan berlanjut di masa-masa mendatang. Wayang yang kita lihat
sekarang ini berbeda dengan wayang pada masa lalu, begitu pula
wayang di masa depan akan berubah sesuai zamannya. Tidak ada
sesuatu seni budaya yang mandeg. Seni budaya akan selalu berubah
dan berkembang, namun perubahan seni budaya wayang ini tidak
berpengaruh terhadap jati dirinya, karena wayang telah memiliki
landasan yang kokoh. Landasan utamanya adalah sifat "hamot, hamong,
hamemangkat yang menyebabkannya memiliki
http://id.wikipedia.org/wiki/Bagonghttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bagal_Buntung&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Tualenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Merdahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sanguthttp://id.wikipedia.org/wiki/Delemhttp://id.wikipedia.org/wiki/Togoghttp://id.wikipedia.org/wiki/Bilunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Limbukhttp://id.wikipedia.org/wiki/Cangikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Wayang_kulithttp://id.wikipedia.org/wiki/Wayang_kulithttp://id.wikipedia.org/wiki/Surakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/Wayanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Wiracaritahttp://id.wikipedia.org/wiki/Mahabharatahttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Arjunahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bidadarihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Batari_Dresanala&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Batara_Brahmahttp://1.bp.blogspot.com/-0YsUp4qPy58/UXJJ6Gt4hjI/AAAAAAAAA-Q/k72BQvUyq00/s1600/arju031.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-sXEeRj3ng2U/UXJL1i6jVvI/AAAAAAAAA-Y/dIOJDM_L1WY/s1600/waw010.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-0YsUp4qPy58/UXJJ6Gt4hjI/AAAAAAAAA-Q/k72BQvUyq00/s1600/arju031.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-sXEeRj3ng2U/UXJL1i6jVvI/AAAAAAAAA-Y/dIOJDM_L1WY/s1600/waw010.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-0YsUp4qPy58/UXJJ6Gt4hjI/AAAAAAAAA-Q/k72BQvUyq00/s1600/arju031.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-sXEeRj3ng2U/UXJL1i6jVvI/AAAAAAAAA-Y/dIOJDM_L1WY/s1600/waw010.jpg
-
TUGAS
ARTIKEL ILMIAH
METODE PENELITIAN SEMESTER GENAP, MARET – AGUSTUS 2015
9 Sejarah Budaya wayang ... | UJIAN AKHIR SEMESTER
daya tahan dan daya kembang wayang sepanjang zaman.
Gambar 4.Pegelaran Wayang Kulit Modern
Hamot adalah keterbukaan untuk menerima pengaruh dan masukan
dari dalam dan luar; Hamong adalah kemampuan untuk menyaring
unsur-unsur baru itu sesuai nilai-nilai wayang yang ada, untuk
selanjutnya
diangkat menjadi nilai-nilai yang cocok dengan wayang sebagai
bekal untuk bergerak maju sesuai perkembangan masyarakat.
Hamemangkat atau memangkat sesuatu nilai menjadi nilai baru. Dan,
ini jelas tidak mudah. Harus melalui proses panjang yang dicerna
dengan cermat. Wayang dan seni pedalangan sudah membuktikan
kemampuan itu, berawal dari zaman kuna, zaman Hindu, masuknya agama
Islam, zaman penjajahan hingga zaman merdeka, dan pada masa
pembangunan nasional dewasa ini. Kehidupan global juga merupakan
tantangan dan sudah barang tentu wayang akan diuji ketahanannya
dalam menghadapinya.
Periodisasi
Gambar 5 (pembabakan suatu masa )
Periodisasi perkembangan budaya wayang juga merupakan bahasa
yang menarik. Bermula zaman kuna ketika nenek moyang bangsa
Indonesia masih menganut animisme dan dinamisme. Dalam kepercayaan
animisme dan dinamisme ini diyakini roh orang yang sudah meninggal
masih tetap hidup, dan semua benda itu bernyawa serta memiliki
kekuatan. Roh-roh itu bisa bersemayam di kayu-kayu besar, batu,
sungai, gunung dan lain-lain. Paduan dari animisme dan dinamisme
ini menempatkan roh nenek moyang yang dulunya berkuasa, tetap
mempunyai kuasa. Mereka terus dipuja dan dimintai pertolongan.
Untuk memuja
roh nenek moyang ini, selain melakukan ritual tertentu mereka
mewujudkannya dalam bentuk gambar dan patung Roh nenek moyang yang
dipuja ini disebut "hyang" atau "dahyang". Orang bisa berhubungan
dengan para hyang ini untuk minta pertolongan dan perlindungan,
melalui seorang medium yang disebut
‘syaman’. Ritual pemujaan nenek
moyang, hyangdan syaman inilah yang merupakan asal mula
pertunjukan wayang. Hyang menjadi wayang, ritual kepercayaan itu
menjadi jalannya pentas dan syaman menjadi dalang. Sedangkan
ceritanya adalah petualangan dan pengalaman nenek moyang. Bahasa
yang digunakan adalah bahasa Jawa Asli yang hingga sekarang masih
dipakai. Jadi, wayang itu berasal dari ritual kepercayaan nenek
moyang bangsa Indonesia di sekitar tahun l500 SM. Berasal dari
zaman animisme, wayang terus mengikuti perjalanan sejarah bangsa
sampai pada masuknya agama Hindu di Indonesia sekitar abad keenam.
Bangsa Indonesia mulai berseniuhan dengan peradaban tinggi dan
berhasil membangun kerajaan-kerajaan seperti Kutai, Tarumanegara,
bahkan Sriwijaya yang besar dan jaya. Pada
masa itu wayang pun berkembang pesat, mendapat pondasi yang
kokoh sebagai suatu karya seni yang bermutu tinggi.
http://4.bp.blogspot.com/-XVjkX_XBEro/UXJMEgCy6UI/AAAAAAAAA-g/GNPY3eGcHYE/s1600/waw001.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-hnH3loqf3c8/UXJMocFdOaI/AAAAAAAAA-o/XdbLieVsUHE/s1600/waw015.jpeghttp://4.bp.blogspot.com/-XVjkX_XBEro/UXJMEgCy6UI/AAAAAAAAA-g/GNPY3eGcHYE/s1600/waw001.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-hnH3loqf3c8/UXJMocFdOaI/AAAAAAAAA-o/XdbLieVsUHE/s1600/waw015.jpeg
-
SEMESTER GENAP, MARET – AGUSTUS 2015
TUGAS
ARTIKEL ILMIAH
METODE PENELITIAN
UJIAN AKHIR SEMESTER | Sejarah Budaya Wayang ... 10
Gambar 6. Peresmian gedung wayang
Pertunjukan roh nenek moyang itu kemudian dikembangkan dengan
cerita yang lebih berbobot, Ramayana dan Mahabarata. Selama abad X
hingga XV, wayang berkembang dalam rangka ritual agama dan
pendidikan kepada masyarakat. Pada masa ini telah mulai ditulis
berbagai cerita tentang wayang. Semasa kerajaan Kediri, Singasari
dan Majapahit kepustakaan wayang mencapai puncaknya seperti
tercatat pada prasasti di candi-candi, karya sastra yang ditulis
oleh Empu Sendok, Empu Sedah, Empu Panuluh, Empu Tantular dan
lain-lain. Karya sastra wayang yang terkenal dari zaman Hindu itu
antara lain Baratayuda, Arjuna Wiwaha, Sudamala, sedangkan
pergelaran wayang sudah bagus, diperkaya lagi dengan penciptaan
peraga wayang terbuat dari kulit yang dipahat, diiringi gamelan
dalam tatanan pentas yang bagus dengan cerita Ramayana dan
Mahabarata. Pergelaran wayang mencapai mutu seni yang tinggi sampai
sampai digambarkan "Hannonton ringgit menangis esekel", tontonan
wayang sangat mengharukan.
Gambar 7.Wayang Orang
Menarik untuk diperhatikan Cerita Ramayana dan Mahabarata yang
asli berasal dari India, telah diterima dalam pergelaran wayang
Indonesia sejak zaman Hindu hingga sekarang. Wayang seolah-olah
identik dengan Ramayana dan Mahabarata. Namun perlu dimengerti
bahwa Ramayana dan Mahabarata versi India itu sudah banyak berubah.
Berubah alur ceritanya; kalau Ramayana dan Mahabarata India
merupakan cerita yang berbeda satu dengan lainnya, di Indoenesia
menjadi satu kesatuan. Dalam pewayangan cerita itu bermula dari
kisah Ramayana terus bersambung
dengan Mahabarata, malahan dilanjutkan dengan kisah zaman
kerajaan Kediri. Mahabarata asli berisi 20 parwa, sedangkan di
Indonesia tinggal 18 parwa. ( artikel, cerita, kesusastraan Jawa
Kuna ). Yang sangat menonjol perbedaannya adalah falsafah yang
mendasari kedua cerita itu. Lebih-lebih setelah masuknya agama
Islam. Falsafah Ramayana dan Mahabarata yang Hinduisme diolah
sedemikian rupa sehingga menjadi diwarnai nilai-nilai agama Islam.
Hal ini antara lain tampak pada kedudukan dewa, garis keturunan
yang patriarkhat, dan sebagainya. Wayang diperkaya lagi dengan
begitu banyaknya cerita gubahan baru yang bisa disebut lakon
"carangan", maka Ramayana dan Mahabarata benar-benar berbeda dengan
aslinya. Begitu pula, Ramayana dan Mahabarata dalam pewayangan
tidak sama dengan Ramayana dan Mahabarata yang berkembang di
Myanmar, Thailand, Kamboja, dan di tempat-tempat lainnya. Ramayana
dan Mahabarata dari India itu sudah menjadi Indonesia karena
diwarnai oleh budaya asli dan nilai-nilai budaya yang ada di
Nusantara.
Gambar 8.Rama & Shinta
Di Indonesia, walaupun cerita Ramayana dan Mahabarata sama-sama
berkembang dalam pewayangan, tetapi Mahabarata digarap lebih tuntas
oleh para budayawan dan pujangga kita. Berbagai lakon carangan dan
sempalan, kebanyakan mengambil Mahabarata sebagai inti cerita.
Masuknya agama Islam di Indonesia pada abad ke-15, membawa
perubahan besar terhadap kehidupan masyarakat Indonesia. Begitu
pula wayang telah mengalami masa pembaharuan. Pembaharuan
besar-besaran, tidak saja dalam bentuk dan cara pergelaran wayang,
melainkan juga isi dan fungsinya. Berangkat dari perubahan
nilai-nilai yang dianut, maka wayang pada zaman Demak dan
seterusnya telah mengalami penyesuaian dengan zamannya. Bentuk
wayang yang semula realistik proporsional seperti tertera dalam
relief candi-candi, distilir menjadi bentuk imajinatif seperti
wayang sekarang ini. Selain itu, banyak sekali
http://2.bp.blogspot.com/-1swKLuTgMJw/UXJO0kPFJiI/AAAAAAAAA-w/aoWCkVnXg_k/s1600/wayg.JPGhttp://2.bp.blogspot.com/-a29Y-EYoFsQ/UXJPo2s7JeI/AAAAAAAAA-4/RDS22AtFfEA/s1600/wayan008.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-k6WZ3AGRygA/UXJWcbEsoYI/AAAAAAAAA_A/t-F6sZqzybk/s1600/wayangR1.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-1swKLuTgMJw/UXJO0kPFJiI/AAAAAAAAA-w/aoWCkVnXg_k/s1600/wayg.JPGhttp://2.bp.blogspot.com/-a29Y-EYoFsQ/UXJPo2s7JeI/AAAAAAAAA-4/RDS22AtFfEA/s1600/wayan008.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-k6WZ3AGRygA/UXJWcbEsoYI/AAAAAAAAA_A/t-F6sZqzybk/s1600/wayangR1.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-1swKLuTgMJw/UXJO0kPFJiI/AAAAAAAAA-w/aoWCkVnXg_k/s1600/wayg.JPGhttp://2.bp.blogspot.com/-a29Y-EYoFsQ/UXJPo2s7JeI/AAAAAAAAA-4/RDS22AtFfEA/s1600/wayan008.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-k6WZ3AGRygA/UXJWcbEsoYI/AAAAAAAAA_A/t-F6sZqzybk/s1600/wayangR1.jpg
-
TUGAS
ARTIKEL ILMIAH
METODE PENELITIAN SEMESTER GENAP, MARET – AGUSTUS 2015
11 Sejarah Budaya wayang ... | UJIAN AKHIR SEMESTER
tambahan dan pembaharuan dalam peralatan seperti kelir atau
layar, blencong, atau lampu, debog yaitu pohon pisang untuk
menancapkan wayang, dan masih banyak lagi.
Gambar 9. Sunan Kalijaga
Para wali dan pujangga Jawa mengadakan pembaharuan yang
berlangsung terus menerus sesuai perkembangan zaman dan keperluan
pada waktu itu, utamanya wayang digunakan sebagai sarana dakwah
Islam. Sesuai nilai Islam yang dianut, isi dan fungsi wayang telah
bergeser dari ritual agama (Hindu) menjadi sarana pendidikan,
dakwah, penerangan, dan komunikasi massa. Ternyata wayang yang
telah diperbaharui kontekstual dengan perkembangan agama Islam dan
masyarakat, menjadi sangat efektif untuk komunikasi massa dalam
memberikan hiburan serta pesan-pesan kepada khalayak. Fungsi dan
peranan ini terus berlanjut hingga dewasa ini.
Gambar 9.Dalang Wanita Cantiq
Perkembangan wayang semakin meningkat pada masa setelah Demak,
memasuki era kerajaan-kerajaan Jawa seperti Pajang, Mataram,
Kartasura, Surakarta, dan Yogyakarta. Banyak sekali
pujangga-pujangga yang menulis tentang wayang, menciptakan
wayang-wayang
baru. Para seniman wayang banyak membuat kreasi-kreasi yang kian
memperkaya wayang. Begitu pula para dalang semakin profesional
dalam menggelar pertunjukan wayang, tak henti-hentinya terus
mengembangkan seni tradisional ini. Dengan upaya yang tak kunjung
henti ini, membuahkan hasil yang menggembirakan dan membanggakan,
wayang dan seni pedalangan menjadi seni yang bermutu tinggi, dengan
sebutan "Adiluhung". Wayang terbukti mampu tampil sebagai tontonan
yang menarik sekaligus menyampaikan pesan-pesan moral keutamaan
hidup. Dari landasan perkembangan wayang tersebut di atas, tampak
bahwa memang wayang itu berasal dari pemujaan nenek moyang pada
zaman kuna, dikembangkan pada zaman Hindu, kemudian diadakan
pembaharuan pada zaman masuknya agama Islam dan terus mengalami
perkembangan dari zaman kerajaan-kerajaan Jawa, zaman penjajahan,
zaman kemerdekaan hingga kini. Indonesia Asli
Gambar 10. Iklan pentas wayang Asal-usul wayang menjadi jelas,
asli Indonesia yang berkembang sesuai budi daya masyarakat dengan
Wayang Indonesia memiliki ciri khas yang merupakan jatidirinya.
Sangat mudah dibedakan dengan seni budaya sejenis yang berkembang
di India, Cina, dan negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Tidak
saja berbeda bentuk serta cara pementasannya, cerita Ramayana dan
Mahabarata yang digunakan juga bisa berbeda. Cerita terkenal ini
sudah digubah sesuai nilai dan kondisi yang hidup dan berkembang di
Indonesia. Keaslian wayang bisa ditelusuri dari penggunaan bahasa
seperti wayang, kelir, blencong, kepyak, dalang, kotak, dan
lain-lain. Kesemuanya itu bahasa Jawa Asli. Berbeda misalnya dengan
cempala yaitu alat pengetuk kotak, adalah bahasa Sansekerta. Wayang
asli menerima pengaruh dari India. Bahasa dalam wayang ini terus
berkembang secara pelan namun pasti dari bahasa Jawa Kuna atau
bahasa Kawi, bahasa Jawa
http://3.bp.blogspot.com/-D6PNeFTQ-ig/UXJeWthF4eI/AAAAAAAABAA/tfY4XbkN3SA/s1600/wayan002.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-enaWf6TjJSk/UXJXgBTD45I/AAAAAAAAA_I/ohXrWrN4BfI/s1600/very.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-LSQ3cth4ZYY/UXJX-ITzg2I/AAAAAAAAA_Q/S2eZ2B4xsIM/s1600/wayan013.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-D6PNeFTQ-ig/UXJeWthF4eI/AAAAAAAABAA/tfY4XbkN3SA/s1600/wayan002.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-enaWf6TjJSk/UXJXgBTD45I/AAAAAAAAA_I/ohXrWrN4BfI/s1600/very.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-LSQ3cth4ZYY/UXJX-ITzg2I/AAAAAAAAA_Q/S2eZ2B4xsIM/s1600/wayan013.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-D6PNeFTQ-ig/UXJeWthF4eI/AAAAAAAABAA/tfY4XbkN3SA/s1600/wayan002.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-enaWf6TjJSk/UXJXgBTD45I/AAAAAAAAA_I/ohXrWrN4BfI/s1600/very.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-LSQ3cth4ZYY/UXJX-ITzg2I/AAAAAAAAA_Q/S2eZ2B4xsIM/s1600/wayan013.jpg
-
SEMESTER GENAP, MARET – AGUSTUS 2015
TUGAS
ARTIKEL ILMIAH
METODE PENELITIAN
UJIAN AKHIR SEMESTER | Sejarah Budaya Wayang ... 12
Baru dan bukan tidak mungkin kelak wayang ini akan menggunakan
bahasa Indonesia. Wayang selalu menggunakan bahasa campuran yang
biasa disebut 'basa rinengga' maksudnya bahasa yang telah disusun
indah sesuai kegunaannya. Dalam seni pedalangan, kedudukan sastra
amat penting dan harus dikuasai dengan baik oleh para dalang.
Gambar11 .Sendratari Ramayana
Bentuk peraga wayang juga mengujudkan keaslian wayang Indonesia,
karena bentuk stilasi peraga wayang yang imajinatif dan indah itu
merupakan proses panjang seni kriya wayang yang dilakukan oleh para
pujangga dan seniman perajin Indonesia sejak dahulu. Begitu majunya
dan seni rupa, wayang sudah mencapai tingkat 'sempurna'. Penilaian
ini obyektif, tidak berlebihan, apabila dibandingkan dengan
bentuk-bentuk peraga wayang atau seni boneka dari mancanegara.
Sarat dengan Falsafah
Gambar 12.dalang sedang beraksi
Kekuatan utama budaya wayang, yang juga merupakan jati dirinya,
adalah kandungan nilai falsafahnya. Wayang yang tumbuh dan
berkembang sejak lama itu ternyata berhasil menyerap berbagai
nilai-nilai keutamaan hidup dan terus dapat dilestarikan dalam
berbagai pertunjukan wayang. Bertolak dari pemujaan nenek moyang,
wayang yang sudah sangat religius, mendapat masukan agama Hindu,
sehingga wayang semakin kuat sebagai media ritual dan pembawa pesan
etika. Memasuki pengaruh agama Islam, kokoh sudah landasan wayang
sebagai tontonan
yang mengandung tuntutan yaitu acuan moral budi luhur menuju
terwujudnya'akhlaqulkarimah'.
Gambar 4.tokoh wayang
Proses akulturasi kandungan isi wayang itu meneguhkan posisi
wayang sebagai salah satu sumber etika dan falsafah yang secara
tekun dan berlanjut disampaikan kepada masyarakat. Oleh karena itu
ada pendapat, wayang itu tak ubahnya sebagai buku falsafah, yaitu
falsafah Nusantara yang bisa dipakai sumber etika dalam kehidupan
pribadi dan bermasyarakat. Wayang bukan lagi sekedar tontonan
bayang-bayang atau 'shadow play, melainkan sebagai 'wewayangane
ngaurip' yaitu bayangan hidup manusia. Dalam suatu pertunjukan
wayang, dapat dinalar dan dirasakan bagaimana kehidupan manusia itu
dari lahir hingga mati. Perjalanan hidup manusia untuk berjuang
menegakkan yang benar dengan mengalahkan yang salah. Dari
pertunjukan wayang dapat diperoleh pesan untuk hidup penuh amal
saleh guna mendapatkan keridloan Illahi. Wayang juga dapat secara
nyata menggambarkan konsepsi hidup 'sangkan paraning dumadi',
manusia berasal dari Tuhan dan akan kembali keharibaan-Nya. Banyak
ditemui seni budaya semacam wayang yang dikenal dengan 'puppet
show’, namun yang seindah dan sedalam maknanya sulit menandingi
Wayang Kulit Purwa. Itulah asal-usul wayang Indonesia, asli
Indonesia yang senantiasa berkembang dari waktu ke waktu. Secara
dinamis mengantisipasi perkembangan dan kemajuan zaman. Organisasi
Pewayangan
Gambar 14.pagelaran wayang
Perkembangan wayang dari waktu ke waktu selain didukung oleh
masyarakat, juga digerakkan oleh
http://2.bp.blogspot.com/-NASkuzPgy58/UXJYgwd9mjI/AAAAAAAAA_Y/ne9lHCBYOpU/s1600/Ramayana-Ballet1.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-J5U7aS6HB_A/UXJYtsjaDOI/AAAAAAAAA_g/XloMrWWVBGA/s1600/asepsunandar.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-1R9IgClhu_w/UXJZBEkorHI/AAAAAAAAA_o/hfnzOh_nCtQ/s1600/arju027.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-mQGllXs3JIw/UXJZOMznCwI/AAAAAAAAA_w/Bjriw9iILyI/s1600/pepadiku.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-NASkuzPgy58/UXJYgwd9mjI/AAAAAAAAA_Y/ne9lHCBYOpU/s1600/Ramayana-Ballet1.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-J5U7aS6HB_A/UXJYtsjaDOI/AAAAAAAAA_g/XloMrWWVBGA/s1600/asepsunandar.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-1R9IgClhu_w/UXJZBEkorHI/AAAAAAAAA_o/hfnzOh_nCtQ/s1600/arju027.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-mQGllXs3JIw/UXJZOMznCwI/AAAAAAAAA_w/Bjriw9iILyI/s1600/pepadiku.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-NASkuzPgy58/UXJYgwd9mjI/AAAAAAAAA_Y/ne9lHCBYOpU/s1600/Ramayana-Ballet1.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-J5U7aS6HB_A/UXJYtsjaDOI/AAAAAAAAA_g/XloMrWWVBGA/s1600/asepsunandar.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-1R9IgClhu_w/UXJZBEkorHI/AAAAAAAAA_o/hfnzOh_nCtQ/s1600/arju027.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-mQGllXs3JIw/UXJZOMznCwI/AAAAAAAAA_w/Bjriw9iILyI/s1600/pepadiku.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-NASkuzPgy58/UXJYgwd9mjI/AAAAAAAAA_Y/ne9lHCBYOpU/s1600/Ramayana-Ballet1.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-J5U7aS6HB_A/UXJYtsjaDOI/AAAAAAAAA_g/XloMrWWVBGA/s1600/asepsunandar.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-1R9IgClhu_w/UXJZBEkorHI/AAAAAAAAA_o/hfnzOh_nCtQ/s1600/arju027.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-mQGllXs3JIw/UXJZOMznCwI/AAAAAAAAA_w/Bjriw9iILyI/s1600/pepadiku.jpg
-
TUGAS
ARTIKEL ILMIAH
METODE PENELITIAN SEMESTER GENAP, MARET – AGUSTUS 2015
13 Sejarah Budaya wayang ... | UJIAN AKHIR SEMESTER
lembaga-lembaga swadaya masyarakat, bukan oleh pemerintah.
Dahulu keraton menjadi pusat dan acuan pengembangan wayang dan seni
pedalangan. Peranan keraton beralih pada lembaga-lembaga masyarakat
antara lain berupa sanggar-sanggar, lembaga pendidikan,
paguyuban-paguyuban budaya, kesenian dan dalam jaman modern
sekarang ini telah tampil pula organisasi-organisasi pewayangan.
Organisasi pewayangan bersifat lokal ada pula yang bersifat
nasional. Organisasi pewayangan dan pedalangan yang bersifat
nasional adalah Persatuan Pedalangan Indonesia atau PEPADI dan
SENAWANGI atau Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia. Dua
organisasi pewayangan yang sekarang berkiprah dalam upaya
melestarikan dan mengembangkan wayang.
Gambar 15.Simbol wayang
SENAWANGI atau merupakan organisasi pewayangan terkemuka dan
terkonsolidasikan dengan baik. Didirikan pada tahun 1975, di
Jakarta. Setiap 5 tahun sekali, menyelenggarakan Pekan Wayang
Indonesia, yang merupakan puncak kegiatan pewayangan. Bersamaan
dengan Pekan Wayang, dilaksanakan pula Kongres SENA WANGI. Pada
bulan Agustus 1999, diselenggarakan Pekan Wayang Indonesia VII dan
Kongres SENA WANGI yang ke enam. SENAWANGI mengelola Gedung
Pewayangan Kautaman yang terletak di kompleks TMII Jakarta Timur.
Diupayakan gedung ini bisa menjadi Pusat Pewayangan Indonesia dan
dunia. PEPADI organisasi profesi yang beranggotakan para dalang,
pengrawit dan swarawati memiliki cabang di seluruh wilayah
Indonesia. Banyak bergerak dalam kegiatan pagelaran wayang,
pendidikan dan pelatihan dan lain-lain. keterangan : Pagelaran
Wayang Wong Sriwedari dipentaskan di Gedung Pertunjukan Wayang Wong
Sriwedari yang berada di kompleks Taman Hiburan Rakyat Sriwedari
alamat : Jalan Slamet Riyadi 275 Surakarta Pertunjukan Wayang Wong
Sriwedari digelar pada hari Selasa-Sabtu dari pukul 20.00 - 22.30
WIB
hari Minggu dan Senin pertunjukan libur tiket : Rp 3.000,00
per-orang
Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu: metode observasi,
metode wawancara dan metode studi pustaka.
Metodologi pengembangan sistem perangkat lunak yang penulis
gunakan adalah model Waterfall. ―Model Waterfall adalah model yang
menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sekuensial
atau terurut dimulai dari analisis, desain, pengodean, pengujian
dan tahap pendukung‖ .
Sumber: Sukamto dan Shalahuddin (2013)
Gambar adalah proses pengumpulan kebutuhan yang dilakukan secara
intensif untuk mespesifikasikan kebutuhan perangkat lunak agar
dapat dipahami seperti apa yang dibutuhkan oleh user‖.
a. Desain ―Tahap desain (design) yaitu proses multi langkah yang
fokus pada desain pembuatan program perangkat lunak termasuk
strutur data, arsitektur perangkat lunak, representasi antar muka
dan prosedur pengodean‖.
b. Code Generation
http://2.bp.blogspot.com/-dPI17XhKDrg/UXJcHMLVDKI/AAAAAAAAA_4/P9HBmvTaz9M/s1600/gunungan-s.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-dPI17XhKDrg/UXJcHMLVDKI/AAAAAAAAA_4/P9HBmvTaz9M/s1600/gunungan-s.jpg
-
SEMESTER GENAP, MARET – AGUSTUS 2015
TUGAS
ARTIKEL ILMIAH
METODE PENELITIAN
UJIAN AKHIR SEMESTER | Sejarah Budaya Wayang ... 14
―Tahap code generation adalah desain harus ditranslasikan ke
dalam program perangkat lunak‖. Hasil dari tahap ini adalah program
komputer sesuai dengan desain yang telah dibuat pada tahap
desain.
c. Pengujian ―Tahap pengujian (testing) adalah fokus pada
perangkat lunak secara dari segi lojik dan fungsional
dan memastikan bahwa semua bagian sudah diuji‖. Hal ini
dilakukan untuk meminimalisir kesalahan dan memastikan keluaran
yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan
d. Pendukung ―Tahap pendukung adalah tahapan yang dapat
mengulangi proses pengembangan mulai dari
analisis spesifikasi untuk perubahan perangkat lunak yang sudah
ada, tapi tidak untuk membuat perangkat lunak baru‖.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Prosedur Sistem Berjalan dalam penelitian ini yaitu
Pelanggan datang ke lokasi kemudian memilih tiket yang tersedia
berdasarkan yang ada di display toko, jika tidak ada baju atau tas
yang cocok maka pelanggan akan memilih lagi model yang lain dan
jika menemukan kebutuhan yang cocok kemudian pelanggan langsung
membeli dan penjaga toko akan mengantarkan tiket ke kasir.
Pelanggan akan diberitahukan jumlah yang harus dibayar. Setelah
mengecek informasi jumlah tagihan, pelanggan akan langsung
melakukan pembayaran, kasir akan membuatkan nota sebagai bukti
pembayaran. Lalu kasir akan memberikan nota dan baju atau tas
kepada pelanggan.. Kemudian pelanggan menerima baju atau tas dan
nota. Setiap hari, kasir akan mengumpulkan nota penjualan, lalu
mencocokkan dengan pemasukan. Jika cocok, kasir akan mencatatnya ke
dalam rekapan harian untuk rekapan penjualan harian yang akan
diberikan kepada pemilik toko. Jika tidak cocok kasir akan
melakukan pengecekan ulang sampai hasilnya yang diinginkan sesuai
dengan nota penjualan dan pemasukan. Setiap akhir bulan kasir akan
membuat laporan penjualan berdasarkan rekapan penjualan harian.
Laporan tersebut diberikan kepada pemilik toko untuk evaluasi
penjualan selama satu bulan. Spesifikasi Bentuk Dokumen Masukan
Dokumen masukan adalah dokumen yang dimasukkan ke dalam sistem dan
diproses sehingga menghasilkan suatu keluaran. Dokumen masukan pada
Penjualan ikan dan bibit adalah sebagai berikut : Nama Dokumen:
Faktur Fungsi :Untuk mengetahui data Bahan teater yang dibeli dari
supplier Sumber : Supplier Tujuan : Pemilik Media : Kertas
Frekuensi : Setiap satu bulan sekali Spesifikasi Bentuk Dokumen
Keluaran
Dokumen keluaran adalah dokumen yang dihasilkan dari proses yang
terjadi pada budi daya ikan sebagai berikut : a.Nama Dokume : Nota
Penjualan Fungsi :Untuk bukti penjualan Ikan / pakan Sumber :
Pemilik Tujuan : Pengetahuan Media : Kertas Frekuensi : Setiap
terjadi transaksi Penjualan b. Nama Dokumen: Rekapan Penjualan
Harian Fungsi : Sebagai laporan penjualan harian Sumber : Kasir
Tujuan : Pemilik Media : Kertas Frekuensi : Setiap hari c. Nama
Dokumen: Laporan Penjualan Bulanan Fungsi : Sebagai laporan
penjualan bulanan Sumber : Kasir Tujuan : Pemilik Toko Media :
Kertas Frekuensi : Setiap sebulan sekali Tahapan Analisis yang
penulis ajukan yaitu :
―Perdagangan ikan yang disecara menarik adalah penggunaan
internet dan komputer dengan browser web untuk membeli dan menjual
produk. Calon pembeli melakukan pembelian melalui media browser.
mengandalkan jaringan Relasi sangat mebantu penjualan agar lebih
terpercaya dan akurat, costumer yg datang langsung datang ke toko
dan memilih langsung jenis ikan yg dia inginkan lebih menunjukan
kualitas ikan tersebut benar-beanar barang yg costumer cari dan
ingi kan.
Activity Diagram Sistem Berjalan
Activity Diagram Sistem Berjalan pada penelitian ini adalah:
-
TUGAS
ARTIKEL ILMIAH
METODE PENELITIAN SEMESTER GENAP, MARET – AGUSTUS 2015
15 Sejarah Budaya wayang ... | UJIAN AKHIR SEMESTER
16. Model Waterfall
Tahapan – tahapan yang ada pada model waterfall secara global
adalah
e. Analisis Kebutuhan ―Tahap analisis kebutuhan
Sumber: Hasil Penelitian (2014)
Gambar 17. Activity Diagram Penjualan
V. KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan pembuatan website
toko Penjualan tiket teater ini adalah : 1. Dilihat dari aspek
manajerial
a. Mempermudah dalam membuat laporan penjualan harian dan
bulanan.
b. Memudahkan dalam pengaturan jumlah stok Tiket yang
dimilki.
2. Dilihat dari aspek Sistem :
a. Sebagai sarana promosi yang baik karena sistem informasi yang
digunakan sudah berbasis web.
b. Dapat diakses oleh semua orang asalkan konsumen terkoneksikan
dengan jaringan internet.
c. Jaringan penjualan baju dan tas pada toko Henny‘s Butik
menjadi lebih luas karena dapat diakses di semua tempat.
act Activ ity Diagram Sistem Berjalan
Membuat Laporan
Penjualan Bulanan
Konumen Penjaga Toko Kasir Pemilik Toko
Memilih Baju/Tas
BeliMemberikan
Baju/Tas
Menerima
Baju/Tas
Menginformasikan
Jumlah PembayaranMengecek Jumlah
Pembayaran
Melakukan
PembayaranMenerima
Pembayaran
Membuat Nota
Memberikan Nota &
Baju/TasMenerima Nota &
Baju/Tas
Mengumpulkan
Nota
Mengecek
Kecocokan Jumlah
Nota & Pemasukan
Membuat Rekapan
Penj Harian
Memberikan
Rekapan Penj
Harian dan
Bulanan
Menerima Rekapan
Penj Harian &
Bulanan
Y
T
Y
T
-
SEMESTER GENAP, MARET – AGUSTUS 2015
TUGAS
ARTIKEL ILMIAH
METODE PENELITIAN
UJIAN AKHIR SEMESTER | Sejarah Budaya Wayang ... 16
Pada bagian ini, penulis memberikan saran-saran berdasarkan
permasalahan serta kesimpulan yang penulis dapat selama riset,
yaitu : 1. Dari aspek manajerial :
a. Memberikan pelatihan pada karywan Teater agar dapat melakukan
pengecekan dan pembaharuan pada website ini.
b. Harus selalu memperbarui hasil penjualan secara rutin agar
memudahkan dalam pembuatan laporan.
c. Pembaruan pengecekan data produk harus dilakukan secara
berkala.
2. Dilihat dari aspek Sistem : a. Perlu adanya sistem keamanan
yang dapat
memproteksi dari ancaman hacker dan virus yang dapat menyerang
kapan saja.
b. Untuk keamanan database, sebaiknya password admin hanya
dipegang oleh beberapa orang yang benar-benar diizinkan dan dapat
dipercaya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
c. Melakukan back-up data seccara berkala untuk memperkecil
kehilangan data secara menyeluruh.
3. Dilihat dari aspek penelitian selanjutnya : a. Perlu adanya
konfirmasi via email tentang invoice. b. Penambahan pengiriman
dengan Cash On
Delivery (COD) untuk seluruh wilayah Indonesia. c. Cara
pembayaran dengan kartu kredit
REFERENSI
[1] Anhar. Panduan Menguasai PHP & MySQL Secara Otodidak.
Jakarta: Mediakita. 2010.
[2] www.Herlawati.com [3] www.google.com [4]
http://www.indonesiakaya.com/kanal/detail/wayang-
kulit-kekayaan-seni-nusantara-yang-bernilai-adiluhung
[5]
http://budayawayangkulit.blogspot.com/2009/01/wayang-kulit-wayang-salah-satu-puncak.html
[6] http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_tokoh_wayang [7]
http://id.wikipedia.org/wiki/Wisanggeni [8]
http://supraba15.blogspot.com/2013/04/sejarah-
asal-usul-wayang.html
[9]
http://andikaawan.blogspot.com/2014/04/wayang-wong-sriwedari-seni-pertunjukan.html
[10]
http://nandamcdohl.blogspot.com/2012/11/5-maestro-dalang-pewayangan-nusantara.html
[11] Gumilar, I. Metode Riset Untuk Bisnis dan Manajemen.
Utamalab. Bandung. 2007
[12] Bu Herlawati, S.Si, MM, M.Kom
YANG MEMBUAT RESUME ARTIKEL ILMIAH
http://www.herlawati.com/http://www.google.com/http://www.indonesiakaya.com/kanal/detail/wayang-kulit-kekayaan-seni-nusantara-yang-bernilai-adiluhunghttp://www.indonesiakaya.com/kanal/detail/wayang-kulit-kekayaan-seni-nusantara-yang-bernilai-adiluhunghttp://www.indonesiakaya.com/kanal/detail/wayang-kulit-kekayaan-seni-nusantara-yang-bernilai-adiluhunghttp://budayawayangkulit.blogspot.com/2009/01/wayang-kulit-wayang-salah-satu-puncak.htmlhttp://budayawayangkulit.blogspot.com/2009/01/wayang-kulit-wayang-salah-satu-puncak.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_tokoh_wayanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Wisanggenihttp://supraba15.blogspot.com/2013/04/sejarah-asal-usul-wayang.htmlhttp://supraba15.blogspot.com/2013/04/sejarah-asal-usul-wayang.htmlhttp://andikaawan.blogspot.com/2014/04/wayang-wong-sriwedari-seni-pertunjukan.htmlhttp://andikaawan.blogspot.com/2014/04/wayang-wong-sriwedari-seni-pertunjukan.htmlhttp://nandamcdohl.blogspot.com/2012/11/5-maestro-dalang-pewayangan-nusantara.htmlhttp://nandamcdohl.blogspot.com/2012/11/5-maestro-dalang-pewayangan-nusantara.html
-
TUGAS
ARTIKEL ILMIAH
METODE PENELITIAN SEMESTER GENAP, MARET – AGUSTUS 2015
17 Sejarah Budaya wayang ... | UJIAN AKHIR SEMESTER
Nama Mahasiswa: Muhamad Ardiansyah NIM : 12130257 Kelas:12 ,4A
,11 Kampus: STMIK NUSA MANDIRI
Dosen: Herlawati, S.Si, MM, M.Kom Mata Kuliah: Metode
Penelitian