Top Banner
1. PENDAHULUAN Pernyataan mengenai seberapa pentingnya akuntansi selalu membutuhkan suatu pembelaan yang kuat. Mari kita lihat kutipan berikut ini : Kami telah mencoba untuk menghilangkan stigma yang tertanam pada akuntansi dengan menunjukkan bahwa sejak awal akuntansi adalah sesuatu yang terhormat, bahkan bersifat akademis: bahwa meskipun saat ini tidak dihormati, akuntansi dari waktu ke waktu telah menarik perhatian dari orang-orang yang memiliki kemampuan intelektual yang tidak perlu dipertanyakan lagi, ia mampu memberikan pembuktian lewat dirinya sendiri bahwa ia timbul untuk memenuhi kebutuhan sosial. Fungsinya adalah untuk menunjukkan pertanggungjawaban, untuk mencegah terjadinya kecurangan (fraud), untuk memandu industry, untuk menentukkan ekuitas, untuk memecahkan seluruh teka-teki mendasar didalam dunia usaha: “Berapakah keuntungan yang telah saya raih?”, untuk membantu pemerintah di dalam operasi fiskalnya, untuk memandu manajer bisnis dalam upaya memastikan efisiensi. Apakah upaya-upaya di atas tidak layak untuk mendapatkan perhatian dari semua orang? Dan dengan ini saya menutup makalah ini dengan kutipan dari orang-orang yang saya harus hormati: Scott, seorang beraliran romantis, menyatakan profesi akuntansi sebagai sesuatu yang “terhormat”, Geothe, seorang jenius universal,membicarakan pembukuan sebagai ‘salah satu temuan teradil yang pernah diciptakan oleh pikiran manusia’ dan Cayley, ilmuan yang tidak perlu diprtanyakan lagi, bahkan menyatakan dengan lebih signifikan “Pembukuan adalah salah satu dari dua ilmu yang sempurna.” Dengan pernyataan-pernyataan diatas saya menutup pembelaan saya. Studi mengenai sejarah dan perkembangan akuntansi adalah suatu hal yang sangat penting di dalam memahami dan menghargai praktik-praktik yang berlaku sekarang dan di masa depan, sekaligus sebagai struktur institusioanal dari disiplin ilmu itu sendiri. 1
49

Sejarah awal akuntansi

Jul 15, 2016

Download

Documents

NoerAndhini

Sejarah awal akuntansi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Sejarah awal akuntansi

1. PENDAHULUAN

Pernyataan mengenai seberapa pentingnya akuntansi selalu membutuhkan suatu pembelaan yang kuat. Mari kita lihat kutipan berikut ini :

Kami telah mencoba untuk menghilangkan stigma yang tertanam pada akuntansi dengan menunjukkan bahwa sejak awal akuntansi adalah sesuatu yang terhormat, bahkan bersifat akademis: bahwa meskipun saat ini tidak dihormati, akuntansi dari waktu ke waktu telah menarik perhatian dari orang-orang yang memiliki kemampuan intelektual yang tidak perlu dipertanyakan lagi, ia mampu memberikan pembuktian lewat dirinya sendiri bahwa ia timbul untuk memenuhi kebutuhan sosial. Fungsinya adalah untuk menunjukkan pertanggungjawaban, untuk mencegah terjadinya kecurangan (fraud), untuk memandu industry, untuk menentukkan ekuitas, untuk memecahkan seluruh teka-teki mendasar didalam dunia usaha: “Berapakah keuntungan yang telah saya raih?”, untuk membantu pemerintah di dalam operasi fiskalnya, untuk memandu manajer bisnis dalam upaya memastikan efisiensi. Apakah upaya-upaya di atas tidak layak untuk mendapatkan perhatian dari semua orang? Dan dengan ini saya menutup makalah ini dengan kutipan dari orang-orang yang saya harus hormati: Scott, seorang beraliran romantis, menyatakan profesi akuntansi sebagai sesuatu yang “terhormat”, Geothe, seorang jenius universal,membicarakan pembukuan sebagai ‘salah satu temuan teradil yang pernah diciptakan oleh pikiran manusia’ dan Cayley, ilmuan yang tidak perlu diprtanyakan lagi, bahkan menyatakan dengan lebih signifikan “Pembukuan adalah salah satu dari dua ilmu yang sempurna.” Dengan pernyataan-pernyataan diatas saya menutup pembelaan saya.

Studi mengenai sejarah dan perkembangan akuntansi adalah suatu hal yang sangat penting di dalam memahami dan menghargai praktik-praktik yang berlaku sekarang dan di masa depan, sekaligus sebagai struktur institusioanal dari disiplin ilmu itu sendiri.

1

Page 2: Sejarah awal akuntansi

2. EVOLUSI PEMBUKUAN PENCATATAN BERPASANGAN

2.1. Sejarah awal akuntansi

Berbagai percobaan telah dilakukan untuk menyatakan lokasi dan waktu dari lahirnya sistem pencatatan berpasangan yang telah menghasilkan berbagai skenario. Kebanyakan skenario tersebut mengakui adanya kehadiran suatu bentuk pelaksanaan pencatatan di sebagian besar kebudayaan sejak sekitar 3.000 tahun sebelum masehi. Termasuk di dalamnya adalah kebudayaan Chaldean-Babilonia, Asiria dan Sumeria, yang menamukan pemerintahan terorganisasi pertama di dunia, termasuk juga beberapa bahasa tulisan tertua, dan catatan-catatan usaha tertua yang masih dapat diselamatkan, kebudayaan Mesir, di mana para juru tulisnya menjadi “titik pusat di mana keseluruhan mesin perbendaharaan dan bagian-bagian lainnya berputar,” kebudayaan Cina, di mana akuntansi pemerintahannya memainkan peranan yang vital dan rumit pada masa dinasti Chao (1122-256 SM), kebudayaan Yunani, di mana Zenon, seorang manajer dari wilayah Appolonius yang luas, memperkenalkan di tahun 256 SM sebuah sistem akuntansi pertanggungjawaban yang terperinci, dan kebudayaan Romawi , dengan hukum yang mengharuskan para pembayaran pajak membuat pelaporan mengenai posisi keuangan mereka, dan di mana hak-hak sipil bergantung kepada jumlah harta benda yang dilaporkan oleh para penduduknya. Kehadiran dari bentuk-bentuk pembukuan di dunia kuno tersebut dapat dikaitkan kepada beberapa faktor, termasuk penemuan tulisan, diperkenalkannya angka-angka Arab dan sistem decimal, penyebaran pengetahuan mengenai aljabar, adanya sarana penulisan yang tidak mahal, meningkatkan tingkat melek huruf, dan adanya suatu standar salat penukaran. Bahkan, A.C. Littleton membuat daftar tujuh prasyarat bagi munculnya pembukuan yang sistematis.

Seni Penulisan (The Art of Writing), karena pembukuan pada intinya adalah sebuah catatan; Aritmetika (Arithmetic), karena aspek mekanis dari pembukuan mengandung adanya serangkaian perhitungan sederhana; Milik Pribadi ( Private Property), karena pembukuan hanya berkepentingan dengan pencatatan fakta-fakta mengenai harta benda dan hak miliknya; Uang (Money) yaitu transaksi yang belum selesai, karena tidak akan ada dorongan untuk membuat catatan apa pun jika seluruh pertukaran dilakukan di tempat saat itu juga; Perdagangan (Commerce), karena sebuah penjualan local saja tidak akan menciptakan cukup tekanan (volume bisnis) untuk merangsang manusia mengoordinasikan berbagai pemikiran ke dalam suatu sistem; Modal (Capital), karena tanpa modal perdagangan tidak akan berarti dan pemberian kredit menjadi sesuatu yang tidak mungkin bisa dibayangkan.

Masing-masing kebudayaan kuno yang disebutkan diatas telah mencakup prasyarat-prasyarat tersebut, sekaligus menjelaskan mengapa telah terdapat semacam pembukuan di dalamnya.

Apa yang belum dapat ditemukan adalah sebuah scenario mengenai sejarah akuntansi dari berbagai bagian yang saling terpisah dari informasi mengenai risalah-risalah awal adanya pembukuan. Stu skenario yang cukup masuk akal adalah sebagai berikut:

Jika kita ingin melacak ilmu yang penting ini (akuntansi) kembali ke asal usulnya, kita secara alamiah akan menganggap penemuan pertamanya akan berasal dari para pedagang yang pertama, dan tidak ada seorang pun yang layak mengklaim hal tersebut pada masa itu selain orang-orang Arab. Orang-orang Mesir, yang selama beberapa masa menunjukkan kejayaanya di dunia perdagangan, memperoleh pemikiran melakukan perdagangan tersebut melalui interaksinya dengan bangsa tersebut, dan sebgai konsekuensinya, dari merekalah orang-orang Mesir harus melakukan suatu bentuk pertama dari akuntansi, yang menurut cara perdagangan yang umum, dikomunikasikan ke seluruh kota-kota di Timur Tengah. Ketika kekaisaran di Barat diserbu oleh bangsa Babar, dan seluruh negeri yang berada di bawahnya,

2

Page 3: Sejarah awal akuntansi

mengambil kesempatan untuk mengumumkan kemerdekaan mereka, perdagangan tumbuh dengan cepat setelah kemerdekaan terjadi, dan segera pula Italia, yang sebelumnya menjadi ruang sidang dunia, menjadi pangkal perdagangan, di mana sisa-sisa keruntuhan dari kekaisaran Timur di dekat Turki, yang kejeniusan atau ketahanannya tidak pernah dimasuki oleh seni perdagangan, memberikan kontribusi yang besar. Bisnis perdagangan, yang untuk setiap kota-kota perdagangan di Eropa dihubungkan oleh orang-orang Lombardia, ikut pula memperkenalkan metode mereka dalam pencatatan rekening, melalui penggunaan pencatatan berpasangan, yang kini dikenal dengan sebutan pembukuan Italia.

Pembukuan Italia ini berkembang, seiring dengan perkembangan perdagangan dari republik Italia dan penggunaan metode pembukuan pencatatan berpasangan di abad ke-14. Buku pencatatan berpasangan yang pertama kali dikenal adalah pembukuan Massari dari Genoa, yang bertanggal sejak tahun 1340. Pembukuan pencatatan berpasangan ini lebih dahulu berkembang sekitar dua ratus tahun dari Pacioli. Raymond de Rover menggambarkan perkembangan awal dari akuntansi di Italia sebagai berikut:

Pencapaian terbesar dari para pedagang Italia, kira-kira berkisar antara tahun 1250 dan 1400, adalah penggabungan dari berbagai elemen yang heterogen ini ke dalam sebuah sistem pengklasifikasian yang terintegrasi yang disebut sebagai rekening/perkiraan/akun (accounts)dan dikembangkan dengan berdasarkan pada prinsip dari pencatatan ganda untuk seluruh transaksi. Namun, kita hendaknya tidak berasumsi bahwa mencatat pembukuan yang berimbang adalah menjadi sasaran utama dari akuntansi abad pertengahan. Bahkan, sebaliknya, setidaknya di Italia, para pedagangnya di tahun 1400 telah mulai menggunakan akuntansi sebagai salah satu alat pengendalian manajemen. Pastinya, mereka tidak semaju seperti kita sekarang dan mereka bahkan sama sekali tidak menyadari akan potensi-potensi yang dimiliki oleh pembukuan pencatatan berpasangan. Namun bagaimanapun, mereka telah membuat suatu awal dengan mengembangkan kerangka-kerangka dasar dari akuntansi biaya dengan meperkenalkan pencadangan dan jenis-jenis penyesuaian lainnya, seperti akrual dan hal-hal yang ditangguhkan, dan dengan memberikan perhatian kepada audit atas neraca. Hanya dalam analisis laporan keuangan, para pedangang pada masa itu dapat membuat sedikit kemajuan.

Mungkin akan adil jika disebutkan di sini bahwa sebuah kerangka dasar dari akuntansi pencatatan berpasangan juga ditemukan pada kebudayaan Inca kuno pada tahun 1577.

3

Page 4: Sejarah awal akuntansi

2.2. Kontribusi Luca Pacioli

Nama Luca Pacioli, seorang pastur dari ordo Fransiscus, pada umumnya diasosiakan dengan pengenalan pembukuan pencatatan berpasangan untuk pertama kalinya. Pada tahun 1494 ia menerbitkan buku yang didalamnya menjelaskan pembukuan pencatatan berpasangan. Oleh sebab itu, ia bukanlah penemu dari pembukuan pencatatan berpasangan, tetapi menguraikan mengenai apa yang dipraktikan pada masa itu. Ia menyatakan bahwa tujuan pembukuan adalah "untuk memberikan informasi yang tidak tertunda kepada para pedagang mengenai keadaan aktiva dan utang-utangnya". Pencatatan-pencatatannya cukup deskriptif. Pacioli menyarankan agar "tidak hanya nama dari pembeli atau penjual saja yang dicatat,begitu pula deskripsi mengenai berat barangnya, ukuran atau hasil pengukur dan harganya, tetapi syarat pembayaran juga harus ditampilkan" dan "kapan saja uang diterima atau dikeluarkan, pencatatan akan menyajikan jenis mata uang yang dipergunakan dan nilai tukarnya. Pacioli juga menyarankan penghitungan dari laba suatu periode dan penutupan buku, ada pun saran yang diberikan adalah: "merupakan suatu hal yang baik untuk menutup buku setiap tahun, terutama jika anda memiliki kerja sama kemitraan dengan pihak-pihak lain. Seringnya melakukan pencatatan akuntansi akan memperpanjang persahabatan". Buku pacioli tersebut memberikan kontribusi kepada merebaknya popularitas dari metode italia ini bahwa pacioli berteman dengan leornado davinci bahkan mereka pernah berkaloborasi didalam bukunya "Davine Proportione", dimana pacioli membuat naskahnya sedangkan Da Vinci ilustrasinya.

2.3. Perkembangan Pembukuan Pencatatan Berpasangan

"Metode Italia" ini menyebar keseluruh Eropa pada abad ke-16 dan 17, yang selanjutnya menerima karakteristik-karakteristik dan perkembangan-perkembangan baru, untuk menjadi apa yang kita kenal sekarang sebagai model pencatatan berpasangan. Perkembangan tersebut meliputi hal-hal berikut ini:

1. Sekitar abad ke-16 terjadi beberapa perubahan didalam teknik-teknik pembukuan. Perubahan yang patut dicatat adalah diperkenalkannya jurnal-jurnal khusus untuk pencatatan berbagai jenis transaksi yang berbeda. Menurut opini Yamey:

"untuk mencatat transaksi kas, transaksi penagihan atau jenis-jenis pengeluaran tertentu. Tujuannya adalah untuk menjaga agar detail berada di luar jurnal dan buku besar, dengan maksud untuk tidak membuatnya cepat penuh".

2. Pada abad ke-16 dan 17 terjadi evolusi pada praktik laporan keuangan periodik. Di abad ke-17 dan 18 terjadi evolusi pada personifikasi dari seluruh akun dan transaksi, sebagai suatu usaha untuk merasionalisasikan aturan debit dan kredit yang digunakan pada akun-akun yang tidak pasti hubungannya dan abstrak.

3. Penerapan dari sistem pencatatan berpasangan juga diperluas ke jenis-jenis organisasi yang lain. Menurut Peragallo:

"sepanjang tahun 1559 hingga 1795, telah muncul suatu unsur baru kritik atas pembukuannya. dengan adanya kritik dan lingkungan yang semakin melebar atas pembukuan, dimulailah pelaksanaan riset-riset teoritis atas subjek ini.

4

Page 5: Sejarah awal akuntansi

4. Abad ke-17 juga mencatat terjadinya penggunaan akun-akun persediaan yang terpisah untuk jenis barang yang berbeda. Menurut Yamey:

"berbagai akun barang digabungkan dengan akun barang lainnya dalam konsinyasi barang di dalam kemitraan ("perusahaan"), dan akun dalam perjalanan mungkin dapat menjadi satu bagian yang besar didalam buku besar. Di mana hasil dari seluruh aktivitas pembelian dan penjualan untuk satu periode dikumpulkan bersama, persiapan sebelum ditransfer ke akun laba rugi umum. Ketika harus menarik kesimpulan bahwa banyak pedagang akan menerima manfaat jika tersedia banyak akun barang yang terpisah, jika tidak justru akan ada pertanyaan mengenai akuntansi kepada partner atau prinsipal atas pembuanga. Barang-barang mereka.

5. Dimulai dengan East India Company diabad ke-17 dan selanjutnya diikuti dengan perkembangan dari perusahaan tadi seiring dengan revolusi industri, akuntansi mendapatkan status yang lebih baik,yang ditunjukkan dengan adanya kebutuhan akan akuntansi biaya, dan kepercayaan yang diberikan kepada konsep-konsep mengenai kelangsungan, periodisitas,dan akrual.

6. Metode-metode untuk pencatatan aktiva tetap mengalami evolusi pada abad ke-18, menurut Yamey:

"pertama-tama, aktiva tersebut dicatat sesuai dengan biaya perolehan, perbedaan antara pembayaran "pendapatan" dan penerimaannya. Kedua, akun aktiva, yang berisi pencatatan-pencatatan mengenai pembiayaan awal dan pengeluaran-pengeluaran serta penerimaan-peneeimaan (termasuk penerima dari penjualan sebagai aktiva tersebut) ditutup pada saat tanggal neraca dan perbedaan antara total debit dan total kredit dibawa sebagai saldo akun. Ketiga, aktiva tersebut direvaluasi, naik ataupun turun, pada saat tanggal neraca; nilai yg direvisi sicatat di dalam akun dan perbedaannya (ternasuk laba atau rugi atas revaluasi) dicatat ke dalam akun laba rugi untuk menyeimbangkan.

7. Sampai dengan awal abad ke-19, depresiasi untuk aktiva tetap hanya diperhitungkan pada barang dagang yang tidak terjual. Pada paruh kedua abad ke-19, depresiasi pada industri rel kereta api dianggap tidak dibutuhkan kecuali jika aktiva tetap tersebut dinilai memiliki kondisi yang sudah tidak dapat dipergunakan lagi. Pada tahun 1915 terdapat bukti yang ditunjukkan oleh Sliero, adanya metode-metode depresiasi,yaitu Garis lurus (straight line), metode saldo menurun (reduching method), metode dana pelunasan dan antusias (stinking fund and annuity method) dan metode unit biaya (unit cost method). Baru setelah tahun 1930-an beban depresiasi menjadi lebih umum digunakan.

8. Akuntansi biaya muncul di abad ke-19 sebagai sebuah hasil dari revolusi industri. Akuntansi biaya ini diawali oleh pabrik-pabrik tekstil abad ke-15. D.R. Scott mencatat hasil berikut dari perkembangan pabrik di dalam bukunya: "sebelum revolusi industri, akuntansi hanyalah sebuah pencatatan atas hubungan eksternal antara satu unit bisnis dengab unit bisnis lainnya,pencatatan atas hubungan yang ditentukan di dalam pasar. Munculnya akuntansi biaya pada perusahaan manufaktur.

5

Page 6: Sejarah awal akuntansi

Catatan-catatan dari pabrik-pabrik tekstil dan perusahaan-perusahaan manufaktur raksasa diabad ke-19 dipakai untuk mendukjng kedua hipotesis berikut ini:

a. Hipotesis pertama adalah meningkatnya penggunaan aktiva tetap memicu perkembangan dari akuntansi biaya pada industri.

b. Hipotesi kedua adalah bahwa perubahan pada bagian aktivitas ekonomi diorganisasikan, dan bukan hanya untuk perubahan sementara pada struktur biaya mereka,memicu perkembangan dari prosedur akuntansi biaya internal pada abad ke-19.

9. Pada paruh terakhir dari abad ke-19 terjadi perkembangan pada teknik-teknik akuntansi untuk pembayaran dibayar di muka dan akrual, sebagai cara untuk memungkinkan dilakukannya perhitungan dari laba periodik.

10. Akhir abad ke-19 dan ke-20 terjadi perkembangan pada laporan dana.

11. Di abad ke-20 terjadi perkembangan pada metode-metode akuntansi untuk isu-isu kompleks, mulai dari perhitungan laba per saham, akuntansi untuk perhitungan bisnis, akuntansi untuk inflasi,sewa jangka panjang dan pensiun, sampai kepada masalah penting dari akuntansi sebagai baru dari rekayasa keuangan (financial engineering).

6

Page 7: Sejarah awal akuntansi

1. Pengantar

Banyak hal yang kita peroleh jika kita mempelajari sejarah. Paling tidak kita bisa memahami apa yang terjadi masa lalu serta bagaimana proses perkembangannya sehingga perkembangan itu sampai seperti ini. Kemudian, kita juga memiliki dasar untuk memprediksi apa yang akan muncul dimasa depan jika situasi berjalan normal. Sejarah perkembangan akuntansi memiliki banyak versi, memang begitulah yang namanya sejarah. Setiap orang dapat menjelaskan ceritanya atau versinya. Maka, sejarah atau history diplesetkan orang menjadi his story cerita “nya”. Pada bab ini kita akan mencoba membahas sejarah akuntansi baik sebagai ilmu, sistem, dan sejarah akuntansi di Indonesia.

2. Perkembangan Ilmu Akuntansi

Akuntansi sejak saat itu terus berkembang sejalan dengan perkembangan ekonomi dan semakin timbulnya pemisahan antara pemilik perusahaan dengan manajemen. Timbulnya revolusi industri pada tahun 1776 juga menimbulkan efek positif terhadap perkembangan akuntansi. Pada tahun 1845 undang-undang perusahaan yang pertama di Inggris dikeluarkan untuk mengatur tentang organisasi dan status perusahaan. Dalam undang-undang itu diatur tentang kemungkinan perusahaan meminjam uang, mengeluarkan saham, membayar uang, dan dapat bertindak sebagaimana halnya perorangan. Perusahaan dapat dibentuk oleh kumpulan beberapa orang yang bekerja sama-sama dalam satu badan. Keadaan inilah yang menimbulkan perlunya laporan mengenai informasi maupun sebagai pertanggungjawaban. Perkembangan ekonomi di Inggris ini juga menular ke USA termasuk juga mengenai bentuk perusahaannya.

Beberapa masalah yang menimbulkan diperlukannya akuntansi adalah perkembangan ilmu yang berjalan sedemikian cepat, kegiatan ekonomi pun berkembang demikian cepat dan menimbulkan berbagai teknik dan penerapan sistem akuntansi di antara perusahaan-perusahaan sehingga masalah perbandingan dan kebenaran (kewajaran) laporan keuangan menjadi permasalahan. Keadaan ini menimbulkan prasangka negatif bahwa manajemen dapat menyusun laporan keuangan sesuai dengan kehendak dan kepentingannya. Sehingga dia dapat memanipulasi laporan keuangan dan akibatnya laporan keuangan dianggap kurang bernilai dan sampai puncaknya tahun 1930 pada amsa depresi berat di USA. Akhirnya USA membentuk SEC (Security Exchange Commission) sebagai salah satu lembaga yang banyak mendorong tercapainya suatu prinsip akuntansi yang baku. Dari lembaga ini dan dari lembaga lainnya muncullah konsep, teori, dan perumusan-perumusan yang sistematis tentang teori akuntansi.

Dari sejak awal ilmu akuntansi tentu terus berkembang baik akuntansi yang dimaksudkan untuk kepentingan internal, pribadi atau manajemen sampai pada akuntansi keuangan untuk kepentingan publik. Pemicu perkembangan pesat ilmu akuntansi ini dapat dianggap disebabkan karena munculnya gelombang scientific management dan bertambah meluasnya kepemilikan dan keterlibatan berbagai pihak dalam manajemen perusahaan.

Perusahaan yang dimiliki oleh pribadi dan tidak banyak berhubungan dengan pihak luar tentu tidak perlu memerlukan standar yang umum untuk pencatatan atau penyusunan laporan keuangan. Namun, setelah dunia bisnis berkembang baik karena size-nya yang semakin besar dan semakin memerlukan pengelolaan yang bersifat ilmiah juga

7

Page 8: Sejarah awal akuntansi

memerlukan keterlibatan berbagai pihak dalam kehidupan perusahaan baik pegawai (Labor force, union), banker, partner, pajak LSM atau pemerintah (stakeholder).

Belum banyak kajian yang membahas perkembangan ini, namun seorang penulis Leo Herbert dalam artikelnya di The GAO Review (Fall 1972, p 31) dengan judul Growth of Accountability Knowledge 1775-1975 menjelaskan perkembangan akuntansi sebagai berikut.

Tahun 1775: Pada tahun ini mulai dikenal pembukuan baik single entry maupun yang double entry.

Tahun 1800: Pada tahun ini dan sampai tahun 1875 masyarakat menjadikan neraca sebagai laporan yang terutama dipergunakan dalam menilai perusahaan.

Tahun 1825: Pada periode ini mulai dikenal pemeriksaan keuangan (Financial Accounting).

Tahun 1850: Pada tahun ini laporan Laba Rugi menggantikan posisi Neraca sebagai laporan yang dianggap lebih penting. Pada periode ini perkembangan ilmu auditing semakin cepat dan audit dilakukan atas catatan pembukuan dan laporan.

Tahun 1900: Di USA mulai diperkenalkan Sertifikasi Profesi yang dilakukan melalui ujian yang dilaksanakan secara nasional. Kemudian dalam periode ini juga akuntansi sudah dianggap dapat memberikan laporan tentang pajak. Cost Accounting mulai dikenal termasuk laporan dan statistik biaya dan produksi.

Tahun 1925: Banyak perkembangan yang terjadi tahun ini antara lain sebagai berikut:

1. Mulai dikenal Akuntansi Pemerintahan serta pengawasan dana pemerintah.2. Teknik-teknik analisis biaya juga mulai diperkenalkan.3. Laporan keuangan mulai diseragamkan.4. Norma Pemeriksaan Akuntansi juga mulai dirumuskan.5. Sistem akuntansi yang manual beralih ke sistem EDP dengan mulai dikenalnya Punch

Card Record.6. Akuntansi untuk perpajakan mulai diperkenalkan.

Tahun 1950 s/d 1975:

Pada tahun ini banyak yang dapat dicatat dalam perkembangan akuntansi, yaitu sebagai berikut.

1. Pada periode ini mulai akuntansi menggunakan komputer untuk pengolahan data.2. Perumusan Prinsip Akuntansi (GAAP) sudah dilakukan.3. Analisis Cost Revenue semakin dikenal.4. Jasa-jasa perpajakan seperti Konsultan Pajak dan Perencanaan Pajak mulai

ditawarkan profesi Akuntansi.5. Management Accounting sebagai bidang akuntan yang khusus untuk kepentingan

manajemen mulai dikenal dan berkembang pesat.6. Muncul jasa-jasa manajemen seperti Sistem Perencanaan dan Pengawasan.7. Perencanaan manajemen mulai dikenal demikian juga Management Auditing.

8

Page 9: Sejarah awal akuntansi

Tahun 1975: Mulai periode ini akuntan semakin berkembang dan meliputi bidang-bidang lainnya. Perkembangan itu antara lain:

1. Timbulnya Management Science yang mencakup analisis proses manajemen dan usaha-usaha menemukan dan menyempurnakan kekurangan-kekurangannya.

2. Sistem informasi semakin canggih yang mencakup perkembangan:a. model-model organisasi;b. perencanaan organisasi;c. teori pengambilan keputusan;d. analisis cost benefit.

3. Metode pengawasan yang menggunakan komputer dan teori cybernetics.4. Total System Review yang merupakan metode pemeriksaan efektif mulai dikenal.5. Social Accounting menjadi isu yang membahas pencatatan setiap transaksi

perusahaan yang memengaruhi lingkungan masyarakat.6. Dalam periode ini muncul:

perencanaan sistem menyeluruh; penerapan metode interdisipliner; human behavior (perilaku manusia) menjadi bahan kajian; nilai-nilai sumber daya manusia menjadi penting; hubungan antarlembaga pemerintah semakin penting.

4. Sejarah Akuntansi di Indonesia

Sejarah akuntansi di Indonesia tentu tidak bisa lepas dari perkembangan akuntansi di negara asal perkembangannya. Dengan perkataan lain, negara luarlah yang membawa akuntansi itu masuk ke Indonesia kendatipun tidak bisa disangkal bahwa di masyarakat Indonesia sendiri pasti memiliki sistem akuntansi atau sistem pencatatan pelaporan tersendiri. Misalnya saja pada zaman keemasan Sriwijaya, Majapahit, Mataram. Zaman tersebut pasti memiliki sistem akuntansi tersendiri. Sayangnya, sejauh ini penelitian mengenai hal ini masih belum dilakukan. Namun, Sukoharsono (1997) menilai akuntansi masuk ke Indonesia melalui pedagang Arab yang melakukan transaksi bisnis di kepulauan Nusantara.

Periodisasi perkembangan akuntansi di Indonesia dapat dibagi atas: zaman kolonial dan zaman kemerdekaan.

1. Zaman Kolonial

Zaman VOC

Sebelum bangsa Eropa: Portugis, Spanyol, dan Belanda masuk ke Indonesia transaksi dagang dilakukan secara barter. Cara ini tidak melakukan pencatatan. Pada waktu orang-orang Belanda datang ke Indonesia kurang lebih akhir abad ke-16, mereka datang dengan tujuan untuk berdagang, kemudian mereka membentuk perserikatan Maskapai Belanda yang dikenal dengan nama Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC), yang didirikan pada tahun 1602,sebagai peleburan dari 14 maskapai yang beroperasi di Hindia Timur. Selanjutnya VOC membuka cabangnya di Batavia pada tahun 1619 dan di tempat-tempat lain di Indonesia. Kemudian dibentuk jabatan Gubernur Jenderal untuk menangani urusan-urusan VOC. Akhir abad ke-18 VOC mengalami kemunduran dan akhirnya dibubarkan pada 31 Desember 1799.

9

Page 10: Sejarah awal akuntansi

Dalam kurun waktu itu, VOC memperoleh hak monopoli perdagangan rempah-rempah yang dilakukan secara paksa di Indonesia, dimana jumlah transaksi dagangnya, baik frekuensi maupun nilainya terus bertambah dari waktu ke waktu. Pada tahun itu bisa dipastikan Maskapai Belanda telah melakukan pencatatan atas mutasi transaksi keuangannya.

Dalam hubungan ini, Ans Saribanon Sapiie (1980), mengemukakan bahwa menurut Stible dan Stroomberg, bukti autentik mengenai catatan pembukuan di Indonesia paling tidak sudah ada menjelang pertengahan abad ke-17.

Hal itu ditunjukkan dengan adanya sebuah Instruksi Gubernur Jenderal VOC pada tahun 1642 yang mengharuskan dilakukan pengurusan pembukuan atas penerimaan uang, pinjaman-pinjaman, dan jumlah uang yang diperlukan untuk pengeluaran (eksploitasi) garnisun-garnisun dan galangan kapal yang ada di Batavia dan Surabaya.

2. Zaman Penjajahan Belanda

Setelah VOC bubar pada tahun 1799, kekuasaannya diambil alih oleh Kerajaan Belanda, zaman penjajahan Belanda dimulai tahun 1800-1942. Pada waktu itu, catatan pembukuannya menekankan pada mekanisme debet dan kredit, yang antara lain dijumpai pada pembukuan Amphioen Socyteit di Batavia. Amphioen Socyteit bergerak dalam usaha peredaran candu atau morfin (amphioen) yang merupakan usaha monopoli di Belanda.

Pada abad ke-19 banyak perusahaan Belanda didirikan atau masuk ke Indonesia dengan membuka cabang atau perwakilan, yang antara lain sebagai berikut.

a. Deli Maatschaappij (perkebunan)b. Biliton Maatschaappij (timah)c. Bataafche Petroleum Maatschaappij (minyak)d. Koninklijke Paketvaart Maatschaappij (pelayaran nusantara), setelah

dinasionalisasikan oleh pemerintah RI menjadi perusahaan pelayaran nasional (PELNI)

e. Rotterdamsch Lloyd (maskapai atau agen pelayaran internasional), setelah dinasionalisasikan menjadi Djakarta Lloyd

f. Koninklijke Nederlands Indische Luhtvaart Matschaappij (penerbangan nusantara), setelah dinasionalisasikan Garuda Indonesia Airways

g. Stoomvart Maatschaappij Nederlandsh. Firma Ruys of de Oosti. Nederlands Handel’s Bankj. Algemene Handel’s Bank

Untuk mengangkut hasil produksi perkebunan dan tambang, dibuka jalan kereta api dari daerah asal menuju ke pelabuhan. Kereta api yang pertama diadakan pada tahun 1870 yang menghubungkan antara daerah pedalaman Jawa Tengah dengan Semarang, menyusul dari pedalaman Jawa Barat ke pelabuhan Tanjung Priok, dari pedalaman Jawa Timur ke pelabuhan Tanjung Perak dan dari pedalaman Sumatra Selatan ke Palembang. Disamping jalan kereta api juga dibangun dan/atau ditingkatkan ke jalan darat untuk melancarkan arus produksi perkebunan dan pertambangan ke kota-kota pelabuhan.

Catatan pembukuannya merupakan modifikasi sistem Vanesia-Italia, dan tidak dijumpai adanya kerangka pemikiran konseptual untuk mengembangkan sistem

10

Page 11: Sejarah awal akuntansi

pencatatan tersebut karena kondisinya sangat menekankan pada praktik-praktik dagang yang semata-mata untuk kepentingan perusahaan Belanda. Sedangkan, segmen bisnis menengah kebawah dikuasai oleh pedagang keturunan, yaitu: Cina, India, dan Arab. Sejalan dengan itu, ada kebebasan dalam penyelenggaraan pembukuan sehingga praktik pembukuannya menggunakan atau dipengaruhi oleh sistem asal etnis yang bersangkutan.

Hadibroto (1992) mengikhtisarkan sistem pembukuan asal etnis sebagai berikut.

a. Sistem pembukuan Cina, terdiri dari lima kelompok, yaitu Sistem Hokkian (Amoy); Sistem Kanton; Sistem Hokka; Sistem Tio atau Sistem Swatow; Sistem Gaya Baru (New System).

b. Sistem pembukuan India atau Sistem Bombayc. Sistem pembukuan Arab atau Hadramaut

Pendidikan Akuntansi

Soemardjo (1982) mengemukakan bahwa dunia pendidikan tinggi yang ada hanya terbatas pada pendidikan hukum (Master in de Rechten), kedokteran dan teknik. Perguruan-perguruan tinggi yang ada pada waktu itu adalah:

1. Recht Hogeschool, yaitu perguruan tinggi kehakiman dengan lama pendidikannya 4-5 tahun;

2. Gemeeskundige Hogeschool, pendidikan tinggi kedokteran, dengan lama pendidikannya 7 tahun (5 tahun untuk doktoral-teoretis, 2 tahun untuk art yaitu dokter);

3. Technische Hogeschool, yaitu perguruan tinggi teknik, menghasilkan Insinyur, dengan lama pendidikannya 4-5 tahun.

Universitas satu pun tidakada, dan tidak ada kemungkinannya studi untuk meraih gelar sarjana ekonomi di Indonesia, apalagi untuk menjadi akuntan. Pelajar-pelajar yang ingin menjadi sarjana ekonomi pada saat itu harus belajar ke negeri Belanda atau negara lain, diantaranya adalah almarhum Bung Hatta, almarhum Soemitro Djojohadikusumo memperoleh pelajaran ekonomi di negeri Belanda, begitu pula almarhum Dr. Abutari, akuntan pertama Indonesia yang meraih gelar di negeri Belanda.

3. Zaman Penjajahan Jepang

Pada masa penjajahan Jepang tahun 1942-1945, banyak orang Belanda yang ditangkap dan dimasukkan kedalam sel-sel oleh tentara Jepang. Hal ini menyebabkan kekurangan tenaga kerja pada jawatan-jawatan negara termasuk Kementrian Keuangan.

Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, diadakan latihan pegawai dan kursus-kursus pembukuan pola Belanda dengan tenaga pengajarannya antara lain: J.E. de I”DUSE, Akuntan, Dr. Abutari, Akuntan, J.D. Masie dan R.S. Koesoe moputro.

Sejalan dengan itu, kondisi pembukuan pada masa pendudukan Jepang tidak mengalami perubahan yang berarti, tetap menggunakan pola Belanda. Jepang juga

11

Page 12: Sejarah awal akuntansi

mengajarkan pembukuan dengan menggunakan huruf Kanji, namun tidak diajarkan pada oang-orang Indonesia

4. Zama Kemerdekaan

Sistem akuntansi yang berlaku awalnya di Indonesia adalah sistem akuntansi Belanda yang lebih dikenal dengan sistem tata buku. Sistem ini sebenarnya merupakan subsistem dari ilmu akuntansi dalam bidang metode pencatatan, jadi bukan seperti disiplin ilmu akuntansi yang dikenal di Amerika. Karena perusahaan yang bergerak di Indonesia adalah milik Belanda dan subsidiari dari perusahaan yang berpusat di Netherland, wajar tata buku ini yang dipakai sehingga kebutuhan pasar adalah mereka yang menguasai tata buku ini. Tentu pendidikan akuntansinya juga akan melihat pasar, maka tidak heran sistem pencatatan yang diajarkan di sekolah-sekolah formal maupun disekolah atau kursus-kursus adalah teknik pembukuan ini. Pendidikan formal yang mengajarkan tata buku ini adalah SMEP (Sekolah Menengah Ekonomi Pertama), SMEA (Sekolah Menengah Ekonomi Atas) serta SMA (Sekolah Menengah Atas) jurusan sosial dan seterusnya di Universitas yang memiliki Fakultas Ekonomi.

Di samping lembaga pendidikan formal banyak lembaga pendidikan informal yang menyelenggarakan kursus-kursus tata buku. Biasanya peserta khusus ini ingin mengikuti ujian nasional tata buku yang diselenggarakan atas pengakuan pemerintah jenjangnya adalah Bond A, Bond B, dan M.B.A. mereka yang telah lulus dari ujian nasional ini biasanya sangat laku di masyarakat.

Setelah kemerdekaan kebencian kepada Belanda juga memengaruhi eksistensi perusahaan Belanda sehingga pada tahun 1950-an perusahaan milik Belanda dinasionalisasikan dan modal asing pun mulai masuk. Modal asing yang masuk ini umumnya berasal dari perusahaan Amerika. Sebagaimana awalnya maka sudah barang tentu perusahaan Amerika juga membawa sistem akuntansinya sendiri yang harus diikuti perusahaan miliknya di Indonesia. Pada saat yang sama, perusahaan yang ada masih tetap mengikuti sistem akuntansi Belanda yang sudah mapan. Sejak saat ini muncullah dualisme sistem akuntansi di Indonesia.

Masuknya modal asing di Indonesia serentak dengan masuknya bantuan luar negeri khususnya dari Amerika dan sekutunya sehingga pemerintah Amerika juga memberikan bantuan berupa sistem akuntansi di pemerintahan, dosen-dosen tamu yang mengajar di berbagai universitas di Indonesia, dan memberikan beasiswa kepada dosen Indonesia untuk belajar di Amerika. Maka muncullah sistem baru, buku-buku teks Akuntansi Amerika dan menjadi bahan pelajaran di Universitas. Ahli-ahli akuntansi pun semakin banyak. Keadaan ini semakin meluas sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang cepat dan hubungan internasional dan ekonomi yang semakin erat. Sistem Akuntansi Amerika semakin dominan. Salah seorang dosen akuntansi senior Indonesia Dr. S. Hadibroto telah menulis disertasi tentang dua sistem ini dengan judul yang sudah diterjemahkan: Studi Perbandingan antara Akuntansi Amerika dan Belanda dan Pengaruhnya terhadap Profesi di Indonesia. Pada kesimpulan disertasinya beliau menyarankan agar Indonesia lebih baik memilih sistem akuntansi Amerika dibandingkan dengan sistem akuntansi Belanda. Beliau menyarankan agar guru-guru tata buku dan ujian tata buku harus mencakup teknik dan sistem tata buku Amerika pada kurikulumnya.

Pada tahun 1980 pemerintah Indonesia atas bantuan pinjaman dari World bank melakukan upaya harmonisasi sistem akuntansi sehingga diupayakan untuk menghapus dualisme tadi. Upaya yang dilakukan antara lain mendirikan Pusat Pengembangan

12

Page 13: Sejarah awal akuntansi

Akuntansi (PPA) di empat universitas UI, UGM, UNPAD, dan USU, PPA ini di samping memberikan beasiswa kepada dosen-dosen perguruan tinggi juga melakukan penataran akuntansi kepada seluruh guru-guru Tata Buku di SMEA maupun di SMA seluruh Indonesia. Dengan selesainya proyek itu, maka di SMEA, SMA dan diikuti kemudian oleh lembaga-lembaga kursus, sistem akuntansi Amerikalah yang diajarkan sehingga berakhirlah dualisme sistem akuntansi dan pendidikan akuntansi di Indonesia.

5. Pengaruh Pola Belanda

Sebagai daerah bekas jajahan Belanda, kondisi praktik pembukuan dan perkembangan pemikiran akuntansinya adalah bagian sejarah perkembangan profesi akuntansi Belanda yang berpengaruh cukup kuat sampai dengan dasawarsa 1960-an.

Profesi akuntansi Belanda memfokuskan pada teori nilai ganti, belum ada usaha konkret untuk merumuskan standar akuntansi yang berlaku umum, sebagaimana dilakukan profesi akuntan Amerika. Kebutuhan prinsip atau standar akuntansi sebagai pedoman dalam praktek pembukuan, didasarkan pada ukuran etika umum yang harus dipegang teguh oleh para saudagar, yaitu adat kebiasaan dagang yang baik (good koopman’s gebruik).

Dunia pendidikan tinggi kurikulum akuntansinya berpola Belanda masih berpengaruh kuat sampai dengan pertengahan dasawarsa tahun 1970-an. Dalam masa itu, untuk memperoleh gelar akuntan harus melalui sistem panjang dengan lama pendidikan 6 tahun, yaitu 4 tahun untuk studi ekonomi perusahaan (manajemen) ditambah 2 tahun studi akuntansi, dengan buku teks karangan penulis Belanda yang telah diterjemahkan atas disadur ke dalam bahasa Indonesia oelh R. Soemita Adikoesoemah, antara lain Tata Buku Amanuli; Tata Buku Lanjutan (Vooretgezet Boekhouden) oleh Dr. A.J.A. Prange; Administrasi Perusahaan Modern (APM); Teori Ilmu Biaya dan Neraca oleh Prof. Dr. Mey Jr; Ilmu Biaya dan Harga Pokok oleh Van Der Schroef; Ilmu Neraca (Bedrijfshuis houndkonde Balansleer) oleh Prof. Dr. O. Bakker; Dasar-dasar Organisasi Administrasi oleh J. Van Nimwegen : Pengantar Kontrol bagi Akuntan (Inleiding Totde Leer van de Accountantscontrole) oleh J.E. Spinosa Catella dan L.G. Van Der Hoek.

Tingkat pendidikan menengah SMEA dan SLTA/SMU, buku pegangannya adalah Tata Buku-Amanuli dan Hitung Dagang saduran Effendi Harahap maupun buku-buku karangan Z.A Moechtar. Pengajaran tata buku terus berlangsung bahkan sampai dengan dasawarsa 1970an, ditandai dengan terbitnya Tata Buku dalam Masa Pembangunan, dan Hitung Dagang karangan Z.A Moechtar, yang terutama digunakan untuk pendidikan di luar sekolah atau kursus-kursus guna memperoleh ijazah keterampilan bond A (A1 dan A2) bond B serta APM, Instansi pemerintah dan swasta memperkerjkan tenaga-tenaga yang berpengetahuan pembukuan pola Belanda.

6. Pengaruh Pola Amerika

Pada tahun 1905 dengan ditetapkannya kebijaksanaan pintu terbuka (open door policy), beberapa perusahaan asing selain Belanda mulai masuk dan beroperasi di Indonesia, antara lain Shell (Inggris), Caltex dan Stanvak (Amerika Serikat), maka nuansa baru praktik pembukuan mulai timbul di Indonesia, namun masih terbatas sekali pengaruhnya.

Perjalanan sejarah menunjukkan bahwa sejak diputusnya hubungan diplomasi antara Indonesia dengan Belanda pada tahun 1957 karena konfrontasi Irian Barat, antara lain

13

Page 14: Sejarah awal akuntansi

berdampak pada dunia pendidikan. Dampak yang ditimbulkan, yaitu para pengajar Belanda dikembalikan ke negerinya, publikasi dan literatur-literatur terhenti pengirimannya, dan para pelajar yang memperoleh beasiswa dari pemerintah atau yayasan diberi kesempatan studi ke Amerika atau negara lain selain Belanda. Para mahasiswa yang telah menyelesaikan tugas belajarnya antara lain S. Hadibroto tahun 1958, Oskar Surjaatmadja, Soemantri Soedirono, Rasidi, dan Arifin Wirakusumah, mendapat gelar MASc dari Universitas Illinois dan California sekitar tahun 1963.

7. Sejarah IAI dan Standar Akuntansi Indonesia

Sejarah IAI

Pada waktu Indonesia merdeka, hanya ada satu orang akuntan pribumi, yaitu Prof. Dr. Ambutari, sedangkan Prof. Soemardjo lulus pendidikan akuntan di negeri Belanda pada tahun 1956. Akuntan-akuntan Indonesia pertama lulusan dalam negeri adalah Basuki Siddharta, Hendra Darmawan, Tan Tong Djoe, dan Go Tie Siem, mereka lulus pertengahan tahun1957. Keempat akuntan ini bersama dengan Prof. Soemardjo mengambil prakarsa mendirikan perkumpulan akuntan untuk bangsa Indonesia saja. Alasannya, mereka tidak mungkin menjadi anggota NIVA (Nederlands Institute Van Accountants) atau VAGA (Vereniging Academisch Gevormde Accountants). Mereka menyadari keindonesiaannya dan berpendapat tidak mungkin kedua lembaga itu akan memikirkan perkembangan dan pembinaan akuntan Indonesia.

Hari kamis, 17 Oktober 1957, kelima akuntan tadi mengadakan pertemuan di aula Universitas Indonesia (UI) dan bersepakat untuk mendirikan perkumpulan akuntan Indonesia. Karena pertemuan tersebut tidak dihadiri oleh semua akuntan yang ada maka diputuskan membentuk Panitia Persiapan Pendirian Perkumpulan Akuntan Indonesia. Panitia diminta menghubungi akuntan lainnya untuk menanyakan pendapat mereka. Dalam panitia itu Prof. Soemadjo duduk sebagai ketua, Go Tie Siem sebagai penulis, Basuki Siddharta sebagai bendahara, sedangkan Hendra Darmawan dan Tan Tong Djoe sebagai komisaris. Surat yang dikirimkan Panitia kepada enam akuntan lainnya memperoleh jawaban setuju.

Perkumpulan yang akhirnya diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) akhirnya berdiri pada 23 Desember 1957, yaitu pada pertemuan ketiga yang diadakan di aula UI pada pukul 19.30.

Susunan pengurus pertama terdiri dari:

Ketua Prof. Dr. Soemardjo TjitrosidojoPanitera Drs. Mr. Go Tie SiemBendahara Drs. Sie Bing Tat (Basuki Siddharta)Komisaris Dr. Tan Tong Djoe

Drs. Oey Kwie Tek (Hendra Darmawan)

14

Page 15: Sejarah awal akuntansi

Keenam akuntan lainnya sebagai pendiri IAI adalah

1. Prof. Dr, Abutari2. Tio Po Tjiang3. Tan Eng Oen4. Tang Siu Tjhan5. Liem Kwie Liang6. The Tik Him

Konsep Anggaran Dasar IAI yang pertama diselesaikan pada 15 Mei 1958 dan naskah finalnya selesai pada 19 Oktober 1958. Menteri Kehakiman mengesahkannya pada 11 Pebruari 1959. Namun demikian, tanggal pendirian IAI ditetapkan pada 23 Desember 1957. Ketika itu, tujuan IAI adalah:

a. Membimbing perkembangan akuntansi serta mempertinggi mutu pendidikan akuntan.b. Mempertinggi mutu pekerja akuntan.

Sejak pendiriannya 49 tahun lalu, kini IAI telah mengalami perkembangan yang sangat luas. Hal ini merupakan perkembangan yang wajar karena profesi akuntan tidak dapat dipisahkan dari dunia usaha yang mengalami perkembangan pesat. Salah satu bentuk perkembangan tersebut adalah meluasnya orientasi kegiatan profesi, tidak lagi semata-mata di bidang pendidikan akuntansi dan mutu pekerjaan akuntan, tetapi juga upaya-upaya untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat dan peran dalam perumusan kebijakan publik.

Sejarah SAK

Setidaknya, terdapat tiga tonggak sejarah dalam pengembangan standar akuntansi keuangan di Indonesia.

Pertama: menjelang diaktifkannya pasar modal di Indonesia pada tahun 1973. Pada masa itu merupakan pertama kalinya IAI melakukan kodifikasi prinsip dan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia dalam suatu buku “Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI).”

Kedua: terjadi pada tahun 1984. Pada masa itu, komite PAI melakukan revisi secara mendasar PAI 1973 dan kemudian mengkondifikasikannya dalam buku “Prinsip Akuntansi Indonesia 1984” dengan tujuan untuk menyesuaikan ketentuan akuntansi dengan perkembangan dunia usaha.

Ketiga: pada tahun 1994, IAI kembali melakukan revisi total terhadap PAI 1984 dan melakukan kodifikasi dalam buku “Standar Akuntansi Keuangan (SAK) per 1 Oktober 1994.”

Sejak tahun 1994, IAI juga telah memutuskan untuk melakukan harmonisasi dengan standar akuntansi internasional dalam pengembangan standarnya. Dalam perkembangan selanjutnya, terjadi perubahan dari harmonisasi ke adaptasi, kemudian menjadi adopsi dalam rangka konvergensi dengan International Financial Reporting Standards (IFRS) program adopsi penuh dalam rangka mencapai konvergensi dengan IFRS direncanakan dapat terlaksana dalam beberapa tahun kedepan. Dalam perkembangannya, standar akuntansi keuangan terus direvisi secara berkesinambungan, baik berupa penyempurnaan maupun penambahan standar baru sejak tahun 1994. Proses revisi telah dilakukan enam kali, yaitu pada 1 Oktober 1995, 1 Juni 1996, 1 Juni 1999, 1 April 2002, 1 Oktober 2004, dan 1 September 2007. Buku “Standar Akuntansi Keuangan per 1 September 2007” ini di

15

Page 16: Sejarah awal akuntansi

dalamnya sudah bertambah dibandingkan revisi sebelumnya yaitu tambahan KDPPLK Syariah, 6 PSAK baru, dan 5 PSAK revisi. Secara garis besar, sekarang ini terdapat 2 KDPPLK, 62 PSAK, dan 7 ISAK.

Untuk dapat menghasilkan standar akuntansi keuangan yang baik, maka badan penyusunnya terus dikembangkan dan disempurnakan sesuai dengan kebutuhan. Awalnya, cikal bakal badan penyusun standar akuntansi adalah Panitia Penghimpunan Bahan-bahan dan Struktur dari GAAP dan GAAS yang dibentuk pada tahun 1973. Pada tahun 1974 dibentuk Komite Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) yang bertugas menyusun dan mengembangkan standar akuntansi keuangan. Komite PAI diubah menjadi Komite Standar Akuntansi Keuangan (Komite SAK).

Kemudian, pada kongres VIII IAI 23-24 September 1998 di Jakarta, Komite SAK diubah kembali menjadi Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) dengan diberikan otonomi untuk menyusun dan mengesahkan PSAK dan ISAK. Selain itu, juga relah dibentuk Komite Akuntansi Syariah (KAS) dan Dewan Konsultatif Standar Akuntansi Keuangan (DKSAK). Komite Akuntansi Syariah (KAS) dibentuk tanggal 18 Oktober 2005 untuk menopang kelancaran kegiatan penyusunan PSAK yang terkait dengan perlakuan akuntansi transaksi syariah yang dilakukan oleh DSAK. Sedangkan DKSAK yang anggotanya terdiri atas profesi akuntan dan luar profesi akuntan, yang mewakili para pengguna, merupakan mitra DSAK dalam merumuskan arah dan pengembangan SAK di Indonesia.

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), sebagai wadah organisasi profesi akuntansi Indonesia, berdiri di Jakarta pada 23 Desember 1957. IAI berhasil menyusun dan menerbitkan Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) pada tahun 1973, dengan maksud antara lain: menghimpun prinsip-prinsip yang lazim berlaku di Indonesia dan sebagai prasarana bagi terbentuknya pasar uang dan modal di Indonesia pada waktu itu, laporan keuangan dari perusahaan yang akan go public, harus disusun atas dasar prinsip-prinsip akuntansi tersebut.

Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) 1973 adalah hasil kerja panitia Penghimpunan Bahan-bahan dan Struktur daripada Generally Accepted Accounting Principles dan Generally Accepted Auditing Standars yang terdiri dari Dewan Penasihat Panitia Kerja, antara lain telah berhasil menghimpun dan mengkodifikasikan prinsip akuntansi. Hasilnya kemudian disahkan pada Kongres III 2 Desember 1973, yaitu menjelang diaktifkannya kembali Pasar Uang dan Modal. PAI ini merupakan salah satu prasarana mutlak bagi terbentuknya pasar uang dan modal pada waktu itu, dimana laporan keuangan perusahaan yang akan mengeluarkan surat-surat berharga kepada masyarakat harus disusun berdasarkan prinsip akuntansi tersebut. Adapun bahan-bahan yang digunakan untuk menghimpun Prinsip Akuntansi 1973 adalah sebagai berikut.

a. Buku Prinsip-prinsip Accunting yang diterbitkan oleh Direktorat Akuntan Negara, Direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan Negara (DJPKN), Departemen Keuangan RI sekarang bernama Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

b. Inventory of Generally Accepted Accounting Principles for Business Enterprise, oleh Paul Grady, diterbitkan oleh AICPA.

c. Opinions of Accounting Principles Board, diterbitkan oleh AICPA.d. Kumpulan dari Accounting Research Bulletins (ARBs), diterbitkan oleh AICPA.

16

Page 17: Sejarah awal akuntansi

e. A Statement of Australian Accounting Principles, diterbitkan oleh Accounting and Auditing Research Committee dari Accountancy Research Foundation

f. Wet op de Jaarekening van Ondernemingen, diterbitkan oleh NIVRA.g. Beberapa literatur lainnya.

PAI 1973 ini setelah berjalan selama satu dasawarsa kemudian disempurnakan lagi dengan Prinsip Akuntansi Indonesia 1984.

Prinsip Akuntansi Indonesia1984 adalah sebagai ganti Prinsip Akuntansi Indonesia, 1973. Sama halnya dengan PAI 1973, Perumusan prinsip, prosedur, metode, dan teknik-teknik dalam Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 ini, dibatasi pada hal-hal yang berhubungan dengan akuntansi keuangan yang diungkapkan secara garis besar atau bersifat umum, tidak mencakup praktik akuntansi untuk industri tertentu. Oleh karena itu, prinsip-prinsip yang memerlukan penjabaran lebih lanjut diatur dengan “pernyataan” tersendiri.

Sehubungan dengan itu, Komite PAI-IAI mulai tahun 1986 menerbitkan serangkaian Pernyataan PAI dan Interpretasi PAI untuk mengembangkan, menambah, mengubah serta menjelaskan standar akuntansi keuangan yang berlaku, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari PAI 1984. Setelah berlangsung selama sepuluh tahun PAI 1984 diganti dengan Standar Akuntansi 1994. Standar Akuntansi Keuangan 1994 mengadopsi pernyataan resmi (pronouncements) International Accounting Standars Committee (IASC). IAI mengadopsi statements atau pernyataan IASC sebagai dasar acuan standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia, kemudian menerbitkan dua buah buku, yaitu Standar Akuntansi Keuangan – Oktober 1994, buku satu dan dua berisi (1) Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, serta (2) Seperangkat Standar Akuntansi Keuangan, terdiri dari 35 pernyataan yang setaraf standar Internasional.

Kerangka dasar dan seperangkat pernyataan tersebut, merupakan landasan yang dianggap kokoh untuk pengembangan lebih lanjut. Berlaku untuk penyusunan laporan keuangan mencakup periode laporan yang dimulai atau setelah 1 Januari 1995.

Sekarang ini Standar Akuntansi yang dikeluarkan IAI disebut pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Namun dengan adanya standar akuntansi untuk entitas syariah maka ada dua jenis standar akuntansi, yaitu standar akuntansi konvensional dan syariah yang saling mendukung.

8. Pendidikan Akuntansi

Sebelum dikeluarkannya UU No. 34/1954 tentang Gelar Akuntan, semua orang dapat menyatakan dirinya selaku akuntan dan memakai gelar akuntan. Dengan dikeluarkannya ini maka pemerintah mengatur mereka yang berhak memakai gelar akuntan hanyalah mereka yang lulus dari Fakultas Ekonomi Negeri Jurusan Akuntansi dan Swasta yang disamakan, diatur oleh panitia Persamaan Ijasah Akuntan. Dengan semakin banyaknya fakultas ekonomi swasta maka pemerintah bersama IAI mengatur pelaksanaan Ujian Negara Akuntan. Pelaksanaan ujian ini terus dibenahi sampai pada akhirnya lulusan negeri dan swasta akhirnya diwajibkan harus mengikuti ujian yang sama jika ingin mendapatkan gelar akuntan.

Sejarah perkembangan dunia pendidikan tinggi akuntansi waktu itu mengalami kemajuan menarik, yaitu Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dalam dasawarsa

17

Page 18: Sejarah awal akuntansi

1960-an membuka jurusan akuntansi dengan muatan kurikulum dan sistemnya berpola Amerika.

Arah perkembangannya makin mantap sejak Konsorsium Ilmu Ekonomi (KIE) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan berdiri pada tahun 1975, merupakan syarat-syarat minimal kurikulum jurusan akuntansi berpola Amerika, untuk seluruh Fakultas Ekonomi Negeri.

Sejalan dengan itu Pusat Pengembangan Akuntansi (PPA) sebagai lembaga di bawah Konsorsium Ilmu Ekonomi, yang berkedudukan di Fakultas Ekonomi Negeri setempat, yang mulai beroperasi tahun 1979, bertugas antara lain:

a. Mengintegrasikan satu pola pendidikan akuntansi, yaitu pola Amerika;b. Sebagai pelaksana Ujian Nasional Akuntansi (UNA) bagi peserta yang berasal

dari lulusan Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi dari universitas swasta maupun negeri yang belum memenuhi persyaratan memakai gelar akuntan.

Setelah menempuh dan lulus ujian UNA dalam dua tahap, yaitu UNA Dasar dan UNA Profesi, yang bersangkutan berhak memakai gelar Akuntan sesuai dengan UU No. 34 Tahun 1954, tentang Pemakaian Gelar Akuntan. Pendidikan menegah pun diintegrasikan dengan pola Amerika, guru-guru SMEA ditatar Akuntansi oleh PPA setempat. Demikian pula, pendidikan diluar sekolah/kursus diajarkan dan diselenggarakan ujian akuntansi berjenjang, yaitu:

a. tingkat dasar;b. terampil;c. mahir;

sebagai pengganti ujian tata buku (bond A dan B) pola Belanda.

Dalam rangka meningkatkan penguasaan akuntansi terhadap pengetahuan dan kompetensi teknis di bidang akuntansi, dan untuk menyongsong keterbukaan dalam era perdagangan bebas, maka IAI dengan dukungan Departemen Keuangan RI menyelenggarakan Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP), dengan tujuan untuk menguji kemampuan akuntan untuk berpraktik sebagai Akuntan Publik. Adapun mata kuliah yang diajukan adalah sebagai berikut:

a. Teori dan Praktik Akuntansi Keuanganb. Auditing dan Jasa Profesional Akuntan Publik lainnyac. Akuntansi Manajemen dan Manajemen Keuangand. Sistem Informasi Akuntansie. Perpajakan dan Hukum Komersia

Peserta USAP hanya dapat diikuti oleh mereka yang memiliki gelar Akuntan. Ujian USAP diselenggarakan pertama kali pada September 1997 dan akan dilaksanakan dua kali dalam setiap periode atau setiap tahun. Adapun kesempatan dan batas waktunya adalah sebagai berikut.

a. Peserta yang mengikuti ujian pertama kali harus menempuh seluruh mata ujian. b. Ujian ulangan hanya dapat ditempuh untuk mata ujian yang belum lulus dalam

ujian-ujian sebelumnya.

18

Page 19: Sejarah awal akuntansi

c. Kesempatan untuk menyelesaikan seluruh mata ujian adalah empat kali ujian atau dua tahun sejak ujian pertama kali ditempuh.

d. Apabila dalam periode waktu tersebut masih belum lulus seluruh mata ujian, maka yang bersangkutan dinyatakan gagal untuk seluruh mata ujian.

Akuntan peserta USAP yang dinyatakan lulus untuk seluruh mata ujian berhak memperoleh sebutan Bersertifikat Akuntan Publik (BAP) yang dikeluarkan IAI. Sertifikat Akuntan Publik tersebut adalah salah satu syarat utama untuk mendapatkan izin praktik sebagai Akuntan Publik dari Departemen Keuangan RI.

Di samping itu, IAI sebagai organisasi profesi telah memfasilitasi anggotanya untuk selalu mempertahankan dan meningkatkan kompetensi profesionalnya, yang terdiri dari tiga unsur yaitu, (1) Keterampilan Profesional (2) Pengetahuan Profesional (3) Etika Profesi. Untuk itu, IAI menyelenggarakan Program Pendidikan Berkelanjutan (PPL), yang meliputi ketiga unsur tersebut. Program itu dirancang untuk memudahkan para anggota IAI dalam memenuhi kewajibannya di bidang pendidikan dan latihan. Sedangkan publikasi berkala IAI adalah News Letter untuk kalangan profesi, dan majalah bulanan Media Akuntansi.

9. Sejarah Perumus Standar Akuntan di Indonesia

Struktur Organisasi dan personalia Perumus Standar Akuntansi Indonesia terus berkembang sebagai dijelaskan berikut ini:

Badan PerumusStandar Akuntansi Keuangan

1973-2006

Pengembangan standar akuntansi keuangan di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1973 dengan dibentuknya Panita Penghimpunan Bahan-bahan dan Struktur daripada GAAP DAN GAAS. Selanjutnya, pada tahun 1974 dibentuk Komite Prinsip Akuntansi Indonesia yang bertugas menyusun dan mengembangkan standar akuntansi keuangan. Kemudian Komite PAI tersebut pada tahun 1994 diubah namanya menjadi Komite Standar Akuntansi Keuangan (KSAK). Pada kongres VIII 23-24 September 1998 diubah kembali namanya menjadi Dewan Standar Akuntansi Keuangan. Berikut ini adalah para anggota Badan Perumus Standar Akuntansi Keuangan mulai tahun 1973 hingga 2006.

19

Page 20: Sejarah awal akuntansi

Panitia Penghimpun Bahan-bahandan Struktur daripada GAAP dan GAAS

Tahun 1973

Dewan Penasihat: - Radius Prawiro - Gandhi

- Joesoef Soejoed - Soemardjo Tjitrosidojo

- S. Hadibroto - Soedarsono

Panita Kerja: - Soebagjo

- Moh Usman - Israwan

- Djafar Mahfoed - Djokobirowo

- Basuki Siddharta - Soemantri

- Utomo Josodirdjo - B. Soenasto

- Th. M. Tuanakotta - Harun Kartawisastra

- AKM. Husein

Komite Prinsip Akuntansi Indonesia 1974-1994

Tahun 1974-1984

Basuki Siddharta Ketua

AKM. Husein Anggota

S. Hadibroto Anggota

Th. M. Tuanakotta Anggota

J. Prasetio Anggota

Wijayadi Anggota

Sulur Suwandono Anggota

Tahun 1984-1986

Wahjudi Prakarsa Ketua

Hans Kartikahadi Sekretaris

Katjep K. Abdoelkadir Anggota

Hein Surjaatmadja Anggota

20

Page 21: Sejarah awal akuntansi

Soebagjo Anggota

B. Hutapea Anggota

Malimar Anggota

Tahun 1986-1990

Hans Kartikahadi Ketua

Jusuf Halim Sekretaris

Suryati (5 Februari 1988 s/d 6 Oktober 1988 Pjs. Anggota

Soebagjo (s/d 9 Juni 1988) Anggota

IPG Ary Suta (Sejak 9 Juni 1988) Anggota

Malimar (1986-1989) Anggota

Sunaria Tadjudin (1980-1990) Anggota

Hein Surjaatmadja Anggota

Katjep K. Abdoelkadir Anggota

Wahjudi Prakarsa Anggota

Insyaf (1986-1989) Anggota

Bambang Heryanto (1989-1990) Anggota

M. Ashadi Anggota

Tahun 1990-1994

Hans Kartikahadi Ketua

Jusuf Halim Sekretaris

Katjep K. Abdoelkadir Anggota

Wahjudi Prakarsa Anggota

Hein Surjaatmadja Anggota

M. Ashadi Anggota

Jan Hoesada Anggota

Sobo Sitorus Anggota

IPG Ary Suta Anggota

Bambang Heryanto (1990-1993) Anggota

21

Page 22: Sejarah awal akuntansi

Soewarjono (1990-1992) Anggota

Istini Siddharta (1990-1992) Anggota

Mirza Mochtar (1993-1994) Anggota

Timoty E. Marnandus (1993-1994) Anggota

Mirawati Sudjono (1993-1994) Anggota

Komite Standar Akuntansi Keuangan

Masa Bakti 1994-1998

Jusuf Halim Ketua

IPG Ary Suta Wakil Ketua

Mirza Mochtar Sekretaris

Wahjudi Prakarsa Anggota

Katjep K. Abdoelkadir Anggota

Jan Hoesada Anggota

Hein G. Surjaatmadja Anggota

Sobo Sitorus Anggota

Timoty E. Marnandus Anggota

Mirawati Sudjono Anggota

Nur Indriantoro Anggota

Rusdy Daryono Anggota

Siti Ch. Fadjrijah Anggota

Osman Sitorus Anggota

Istini T. Siddharta Anggota

Jusuf Wibisana Anggota

Yosefa Sayekti Anggota

Heri Wahyu Setiyarso Anggota

22

Page 23: Sejarah awal akuntansi

Dewan Standar Akuntansi Keuangan

Masa Bakti 1994-1998

Nur Indriantoro (1998 s.d. November 2000) Ketua

Istini T. Siddharta (sejak Desember 2000) Ketua

Rusdy Daryono Anggota

Osman Sitorus Anggota

Agung Nugroho Soedibyo Anggota

Indarto (1998 s.d Mei 2001) Anggota

Sudarwan Anggota

Ramzi A. Zuhdi Anggota

Gunadi Anggota

Anis Baridwan (sejak 26 Juni 2000) Anggota

Ali Darwin (sejak 12 Oktober 2000) Anggota

M. Jusuf Wibisana (sejak 20 Juli 2001) Anggota

Jan Hoesada (sejak 20 Juli 2001) Anggota

Siddharta Utama (sejak 20 Juli 2001) Anggota

M. Kurniawan (sejak 20 Juli 2001) Anggota

Gudono (sejak 20 Juli 2001) Anggota

Dewan Standar Akuntansi Keuangan

Masa Bakti 2002-2006

M. Jusuf Wibisana Ketua

Agung Nugroho Soedibyo Anggota

Gunadi Anggota

Anis Baridwan Anggota

Ali Darwin Anggota

Ramzi A. Zuhdi Anggota

Dudi M. Kurniawan Anggota

23

Page 24: Sejarah awal akuntansi

Jan Hoesada Anggota

Siddharta Utama Anggota

Gudono Anggota

Hekinus Manao Anggota

Agus Edy Siregar Anggota

Maliki H. Santosa Anggota

Grahita Chandrarin Anggota

24

Page 25: Sejarah awal akuntansi

I. Organisasi Pembentuk Standar Akuntansi di Amerika

Standar ini merupakan konsensus pada saat itu tentang cara pencatatan sumber-sember ekonomi,kewajiban,modal,pendapatan,biaya,dan pelaporannya dalam bentuk laporan keuangan. Dalam saat ini dijelaskan transaksi apa yang harus dicatat, bagaimana mencatatnya, dan bagaimana mengungkapkan nya dalam laporan keuangan yang akan disajikan. Standar akuntansi mencakup konvensi, peraturan,dan prosedur yang telah disusun dan disahkan oleh sebuah lembaga resmi pada saat tertentu. Standar akuntansi ini merupakan masalah penting dalam dunia profesi akuntansi, termasuk bentukan standar akuntansi haruslah diatur sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kepuasan bagi semua pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan. Standar akuntansi ini akan secara terus menerus berubah dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman, dunia usaha, dan kemajuan teknologi.

Ada empat organisasi yang memiliki pengaruh besar dalam pengembangan standar akuntansi keuangan di Amerika, yaitu : 1. Securities and Exchange Commision (SEC)

Pelaporan keuangan kepada pihak eksternal senantiasa dikembangkan seiring dengan pesatnya laju pertumbuhan transaksi pasar modal. SEC dibentuk pertama kali pada tahun 1934, di mana peran utama nya adalah mengatur penerbitan dan transaksi perdagangan sekuritas oleh emiten kepada khalayak ramai. Seluruh perusahaan melengkapi laporan keuangan tahunan, laporan keuangan kwartalan, dan informasi lainnya secara berkala mengenai peristiwa yang dianggap signifikan. SEC juga mewajibkan perusahaan public agar laporan keuangan eksternalnya diaudit oleh akuntan independen.

SEC dibentuk bukan dengan maksud untuk mencegah terjadinya spekulasi transaksi perdagangan sekuritas, akan tetapi untuk membantu bahwa investor memiliki informasi yang memadai mengenai perusahaan investee. SEC sangat focus terhadap pelaporan keuangan perusahaan public dan pengembangan standar akuntansi. SEC juga secara seksama memonitor proses pembentukan standar akuntansi di Amerika. SEC membantu mengembangkan dan menstandarisasi informasi keuangan yang disajikan kepada para pemegang saham. SEC memiliki mandat untuk menetapkan prinsip akuntansi. Karena itu, perusahaan sektor swasta harus mendengar secara seksama pandangan SEC seputar laporan keuangan. perusahaan public yang terdaftar di bursa efek harus menyampaikan laporan keuangan kepada SEC.

2. American Institute of Certified Public Accountants (AICPA)Sebuah organisasi profesi akuntan public di Amerika. Organisasi ini didirikan pad

tahun 1887 dan menerbitkan jurnal bulanan dengan nama “Journal of Accountancy”. AICPA memiliki peran penting dalam pengembangan dan pembentukan standar akuntansi, termasuk penyiapan ujian sertifikasi dan pendidikan berkelanjutan bagi para akuntan public. AICPA juga terus menerus tetap fokus menjaga integrasi profesi akuntan publik, diantaranya adalah melalui pembentukan kode etik profesi dan program pengendalian mutu, di mana meliputi proses telaah kantor akuntan publik yang dilakukan oleh kantor akuntan publik lain.

Atas desakan SEC, pada tahun 1939 AICPA membentuk Committee on Accounting Procedure (CAP). CAP beranggotakan akuntan praktisi menerbitkan 51 Accounting Research Bulletins yang menangani berbagai masalah akuntansi sepanjang tahun 1939 sampai dengan tahun 1959. Namun pendekatan masalah per masalah ini gagal memberikan kerangka prinsip akuntansi yang terstruktur sebagaimana yang dibutuhkan dan yang diinginkan. Untuk itu tahun 1959, AICPA mendirikan Accounting Principles Board (APB).

25

Page 26: Sejarah awal akuntansi

Tugas utama dari APB adalah mengajukan rekomendasi secara tertulis mengenai prinsip akuntansi, menentukan praktik akuntansi yang tepat dan mempersempit celah perbedaan yang ada serta ketidakkonsistenan yang terjadi dalam praktik akuntansi saat itu. APB mengembangkan kerangka kerja konseptual akuntansi secara menyeluruh demi membantu memecahkan masalah yang timbul, serta melakukan penelitian atas substansi berbagai masalah akuntansi yang ada. Atas dasar hasil studi riset inilah, APB mengeluarkan ketetapan yang kemudian dikenal sebagai opini APB. Sejak awal berdirinya pada tahun 1959 sampai dengan dibubarkan nya pada tahun 1973, APB telah mengeluarkan 31 opini.

Seiring dengan jalan nya waktu, kecaman atas kinerja APB bermunculan. APB dianggap kurang produktif dan gagal bertindak cepat dalam menangani kasus penyimpangan akuntansi yang terjadi pada saati itu. Pada tahun 1971 ketua profesi akuntan di amerika membentuk Study Group on Establishment of Accounting Principles. Komite ini bertugas untuk mengkaji ulang struktur organisasi dan operasi APB serta menentukan perubahan apa yang diperlukan untuk mendapatkan kembali kepercayaan masyarakat kepada pelaporan keuangan. Pada tahun 1972, hasil studi ini kemudian disampaikan kepada dewan AICPA dan dibubarkannya APB. Lalu merekomendasikan pembentukan FAF (Financial Accounting Foundation),FAB, dan FASAC (Financial Accounting Standards Advisory Council), di samping juga merekomendasikan agar standar yang di tetapkan adalah standar yang mudah digunakan atau dengan kata lain memiliki kepraktisan di dalam penerapan nya.

3. Financial Accounting Standards BoardFASB merupakan organisasi sector swasta yang bertanggung jawab dalam

pembentukan standar akuntansi di Amerika saat ini. FASB didirikan pada tahun 1973 menggantikan APB. Fungsi utama dari FASB adalah mempelajari masalah akuntansi terkini dan menetapkan standar akuntansi. Standar ini dipublikasikan sebagai Statements of Financial Accounting Standards (SFAS). FASB juga menerbitkan Statements of Financial Accounting Concepts (SFAC) yang memberikan kerangka kerja konseptual di mana memungkinkan untuk dikembangkan nya standar akuntansi khusus.

Diterbitkan pada tahun 1978 sebagai konsep fundamental yang akan digunakan FASB dalam mengembangkan standar akuntansi dan pelaporan keuangan di masa depan. Tidak seperti SFAS bukan merupakan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. Standar akuntansi keuangan yang diterbitkan oleh FASB dipandang sebagai prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. Selain itum FASB juga mengeluarkan intrepetasi yang merupakan modifikasi atau perluasan dari standar yang ada. FASB juga mengeluarkan bulletin teknis yang memberikan pedoman atas masalah akuntansi tertentu secara tepat waktu. Namun, bulletin teknis ini memiliki otoritas yang lebih rendah disbanding dengan otoritas yang dimiliki oleh ketetapan berupa standar maupun interpretasi.

Dalam menetapkan standar akuntansi keuangan, FASB harus tanggap terhadap kebutuhan dari seluruh komunitas dan menetapkan nya secara transparan di depan publik. Proses dari penetapan standar tersebut adalah sebagai berikut:

Topik – topic di identifikasi dan dimasukkan ke dalam agenda kerja FASB. Riset dan analisis dilakukan serta dibuatkan memorandum yang menyangkut

pro dan kontra. Dengar pendapat public terhadap standar yang diusulkan FASB Memberikan kesempatan akhir kepada public untuk menanggapi nya sambil

mengkaji dan mengevaluasi secara menyeluruh hasil riset. Kemudian jika tidak ada lagi perubahan, maka ditetapkanlah secara final

sebagai standar.

26

Page 27: Sejarah awal akuntansi

Metode penetapan standar yang diterapkan FASB cenderung mendapatkan kritikan. Dalam upaya untuk menanggapi kritikan tersebut dan menyediakan pedoman secara tepat waktu atas masalah akuntansi yang timbul, akhirnya pada tahun 1984 FASB membentuk Emerging Issue Task Force (EITF) yang beranggotakan perwakilan kantor akuntan dan pembuat laporan keuangan. Tugas EITF ini berfungsi untuk membantu FASB dalam melakukan identifikasi dini atas masalah-masalah akuntansi yang timbul yang mempengaruhi pelaporan keuangan. Jadi tujuan dari dibentuknya tugas ini adalah untuk menciptakan kesepakatan tentang bagaimana memperlakukan transaksi keuangan yang sifatnya baru dan tidak biasa. Contohnya adalah bagaimana perlakuan akuntansi untuk mencatat dan melaporkan program pensiunan karyawan dan telah sukses dalam membuat panduan secara tepat waktu untuk melaporkan kerugian yang timbul akibat serangan teroris terhadap gedung World Trade Center pada tanggal 11 September 2001 yang lalu.

4. Governmental Accounting Standards Board GASB dibentuk pada tahun 1984 oleh FAF dengan tugas menetapkan standar

akuntansi keuangan pemerintah. Struktur organisasi GASB serupa dengan struktur FASB. GASB memiliki dewan penasihat yang bernama Governmental Accounting Standard Advisory Council.

27

Page 28: Sejarah awal akuntansi

1. Standar Akuntansi Internasional

Sejalan dengan era globalisasi dan perkembangan dunia usaha serta semakin terintegrasinya pergerakan dan pasar keuangan dunia, maka dirasakan sangat perlu adanya suatu standar global. Standar tersebut memperoleh bentuknya setelah adanya dukungan dari IASB terhadap standar akuntansi internasional. Pengaruh standar akuntansi ini telah meningkat secara signifikan dan menjadikannya sebagai norma global menuju tercipta nya harmonisasi dalam standar akuntansi dunia.

Saat ini, ada dua standar akuntansi keuangan yang diterima untuk digunakan secara internasional, yaitu GAAP Amerika dan IFRS. IFRS ini diterbitkan oleh IFSB pada tahun 1973. Perusahaan amerika yang terdaftar di bursa saham Negara lain masih diperbolehkan menggunakan GAAP Amerika. Sebaliknya, perusahaan asing yang terdaftar di bursa saham Amerika wajib memakai untuk menyesuaikan laporan keuangan nya dengan GAAP Amerika. Dewasa ini, Uni Eropa mewajibkan semua perusahaan yang terdaftar di pasar modal eropa untuk menggunakan IFRS.

FASB dan IASB bekerja bersama-sama untuk mengembangkan sebuah standar akuntansi keuangan yang sama. Mereka telah mengidentifkasi ada beberapa standar akuntansi yang dapat dipadukan secara bersama-sama tanpa mengalami banyak kesulitan, di antaranya meliputi akuntansi untuk harga perolehan beberapa jenis persediaan, akuntansi untuk pertukaran aktiva nonmoneter, pelaporan perubahan akuntansi dan penghitungan laba per saham.

2. Standar Akuntansi di beberapa Negara

Standar akuntansi yang disusun dan ditetapkan oleh badan profesi yang berwenang tidak akan berguna tanpa penerimaan secara luas dan juga tanpa adanya kesediaan dari para pengguna nya untuk mengaplikasikannya dalam pelaporan keuangan. Proses penetapan suatu standar akuntansi berbeda-beda dalam berbagai Negara.

Untuk amerika serikat dan inggris, di mana kedua Negara ini memiliki kesamaan dalam: (1) tradisi hukum, (2) paham kapitalisme, (3) berpendidikan tinggi, (4) angkatan kerja professional, (5) perusahaan besar yang pendanaan dari pasar saham, (6) adanya kepercayaan atas tanggung jawab manajemen untuk melaporkan transparansi dan akuntabilitas mereka kepada pemilik. Pada Negara ini, profesi akuntan independen mempunyai pengendalian yang luas atas standar akuntansi dan berlaku full disclosure & transparency sebagai kebutuhan sentral dari pelaporan keuangan. Hasilnya, para investor dab kreditor dapat mengerti secara utuh mengenai sifat dari pelaporan operasional dan keuangan perusahaan.

Sebagian besar apa yang terjadi dalam akuntansi di inggris dimandatkan oleh hukum. Ada dua sumber utama standar akuntansi keuangan di inggris, yaitu hukum perusahaan dan badan profesi akuntansi. Hukum perusahaan di inggris memuat persoalan akuntansi di aman hukum ini juga mewajibkan bahwa semua perusahaan terbatas harus menjalani audit independen tahunan. Perusahaan yang didirikan di UK diatur oleh undang-undang yang bernama Companies Act. Badan akuntansi utama di UK , yaitu : The Institute of Chartered Accountants in England & Wales The Institute of Chartered Accountants of Ireland The Institute of Chartered Accountants of Scotland The Association of Certified Chartered Accountants (ACCA) The Institute of Cost & Management Accountants The Chartered Institute of Public Finance & Accountancy

28

Page 29: Sejarah awal akuntansi

Konsep dan praktik akuntansi di Inggris telah memerangaruhi akuntansi secara global, terutama terhadap bekas Negara jajahan seperti Australia, Selandia Baru, Canada, Afrika Selatan. Memang tidak mutlak persis sama tetapi cukup banyak pengaruhnya terhadap sistem akuntansi di Negara yang bersangkutan. Ada lima prinsip akuntansi dasar yang tercantum langsung dalam perundang undangan, yaitu : matching concept, economic entity concept, conservatism, consistency, and going concern.

Di amerika pembuatan kebijakan akuntansi berlaku sistem a shared power. Setengah kekuasaan berada di tangan sector public dan setengahnya lagi berada di tangan sector swasta yang diwakili FASB sebagai penyusun standar independen, AICPA. Di AS tidak ada persyaratan hukum yang mewajibkan publikasi laporan keuangan periodic yang telah diaudit. Dalam penyusunan standar akuntansi keuangan di AS sangat berpegang teguh pada kerangka teoritis konseptual yang ditetapkan oleh FASB.

Di jepang pemerintah pusat mengendalikan dengan ketat semua hal yang terjadi dalam akuntansi di jepang. Pengaruh yang paling kuat datang dari undang-undang komersial yang diatur oleh menteri kehakiman, di mana perlindungan terhadap kreditor merupakan prinsip yang paling fundamental.

Adapun implementasi standar akuntansi di Jerman berada di bawah hukum pajak. Persoalan pajak sangat mendominasi segala hal, di mana tidak ada pembuatan keputusan yang terpisah dari hukum pajak berkenaan dengan pemilihan prinsipn akuntansi apa pun juga. Laporan keuangan di jerman mencerminkan hukum pajak, sehingga tidak ada lagi perbedaan antara laporan keuangan yang disiapkan bagi tujuan pajak dengan laporan keuangan yang dipublikasikan. Persyaratan hukum yang mempengaruhi akuntansi dan pelaporan keuangan di jerman memiliki supremasi mutlak.

29

Page 30: Sejarah awal akuntansi

3. Perkembangan Akuntansi di Amerika Serikat

Akuntansi di Amerika Serikat diatur oleh Badan Sektor Swasta (Badan Standar

Akuntansi Keuangan, atau Financial Accounting Standards Boardi – FSAB), namun

sebuah lembaga pemerintah (Komisi Pengawas Pasar Modal atau Securities Exchange

Commission – SEC) juga memiliki kekuasaan untuk menerapakan standarnya sendiri.

Hingga tahun 2002 Institut Amerika untuk Akuntan Publik bersertifikat, badan sektor

swasta lainnya, menetapkan Standar Auditing. Pada tahun itu Badan Pengawas

Akuntansi Perusahaan Publik didirikan dengan kekuasaan yang luas untuk mengatur

audit dan auditor perusahaan publik.

Perusahaan di AS dibentuk berdasarkan hukum negara bagian, bukan hukum federal.

Setiap negara bagian memiliki hukum perusahaannya sendiri. Secara umum, hukum

berisi ketentuan minimal atas pencatatan akuntansi dan penerbitan laporan keuangan

secara periodik. Banyak hukum perusahaan ini yang tidak ditegakkan secara ketat, dan

laporan yang diserahkan kepada badan-badan lokal sering kali tidak tersedia untuk

publik. Karenanya, ketentuan pelaporan keuangan dan audit tahunan secara realitas

hanya tedapat pada tingkat federal, seperti yang ditentukan oleh SEC.

SEC memiliki kekuasaan atas perusahaan-perusahaan yang mencatatkan sahamnya

pada bursa-bursa efek AS dan perusahaan yang sahamnya diperdagangkan over the

counter. Perusahaan dengan kewajiban terbatas lainnya tidak menghadapi ketentuan

wajib untuk pelaporan keuangan, sehingga menbuata Amerika Serikat terlihat tidak

normal menurut Standar Internasional.

Di Amerika Serikat , dilakukan pengujian dan analisa pada prinsip dan teori

akuntansi yang berkembang melalui 4 fase yakni :

1. Fase Kontribusi Manajemen (1900-1933)

Pengaruh manajemen dalam pembentukan prinsip-prinsip akuntansi muncul dari

meningkatnya jumlah pemegang saham dan peranan ekonomik dominan yang dimainkan

oleh korporasi industri setelah 1900. Penyebaran kepemilikan saham memberi peluang

bagi manajemen untuk mengendalikan bentuk dan isi pengungkapan akuntansi.

Ketergantungan pada inisiatif manajemen menimbulkan konsekuensi sbb:

Sebagian besar teknik akuntansi tidak memiliki dukungan teoritis.

Pusat perhatian pada penentuan penghasilan kena pajak dan minimisasi pajak

penghasilan.

Teknik yang diadopsi adalah untuk meratakan pendapatan

30

Page 31: Sejarah awal akuntansi

Penghindaran dari masalah-masalah kompleks dan solusi berdasarkan kebijakan

dianut.

Perbedaan perlakuan teknik akuntansi dari perusahaan yang berbeda untuk masalah

yang sama.

Situasi ini menghasilkan ketidakpuasan, karena adanya tuntutan dalam peningkatan standar

pelaporan keuangan dan meminta danya perlindungan terhadap investor.

Perdebatan teoritis dan kontrofersi pada saat itu terutama menyangkut akuntansi kos untuk

bunga.

Penentuan biaya overhead dalam kos produk menjadi isu utama seiring dengan

alokasi kos produk yang realistis, meningkatnya investasi pada mesin-mesin dan kebutuhan

modal untuk jangka panjang. Pendapat The American Institute of Accountants (AIA)

menentukan bahwa tidak ada kos penjualan, beban bunga dan biaya administrasi yang

dimasukkan dalam kos overhead pabrik. Perselisihan tentang akuntansi kos bunga dipandang

sebagai konflik antara teori entitas (entity) dan kepemilikan (proprietary).

Peristiwa penting lain adalah pengaruh pajak penghasilan terhadap teori akuntansi

yakni diakuinya pendapatan bersih atas dasar periode akuntansi dan metode akuntansi yang

digunakan oleh pembukuan wajib pajak. Hal ini merupakan tahap awal harmonisasi antara

akuntansi pajak dengan akuntansi keuangan.

2. Fase Kontribusi Institusi (1933-1959)

Fase ini ditandai dengan timbulnya badan/institusi dan peningkatan peranannya dalam

pengembangan prinsip akuntansi, sbb:

1. Tahun 1934 Kongres membentuk Securities and Exchange Commision (SEC) untuk

melaksanakan berbagai peraturan investasi federal. Komisi ini dapat merumuskan hal-hal,

informasi, metode-metode, yang harus ditunjukan dalam laporan keuangan.

2. Adanya usulan agar The American Institute of Certified Public Accountants (AICPA)

mulai melakukan kerjasama dengan bursa saham sehingga standar yang ditetapkan dalam

laporan keuangan dapat sesuai dengan eksekutif perusahaan dan akuntan sesuai dengan

praktek yang ada. Alternatif yang lebih praktis ini menyebabkan metode akuntansi

berkembang secara luas dan konsisten. Selain itu dikenal pula prinsip-prinsip dewan May

mencakup:

- Bahwa akun pendapatan harusnya tidak dimasukkan dalam laba yang belum terealisir dan

biaya yang dapat dibebankan pada pendapatan seharusnya tidak dibebankan.

31

Page 32: Sejarah awal akuntansi

- Bahwa surplus modal seharusnya tidak dibebankan dengan jumlah yang dibebankan pada

pendapatan.

- Bahwa laba ditahan yang diperoleh perusahaan anak yang diciptakan sebelum konsolidasi

bukan merupakan surplus yang diperoleh perusahaan induk konsolidasi.

- Bahwa dividen atas saham treasury tidak dapat dibebankan pada pendapatan.

- Bahwa piutang dari pejabat, pegawai, dan perusahaan afiliasi seharusnya tidak ditunjukan

secara terpisah.

Setelah berdirinya American Accounting Association (AAA) yang banyak mengkritik SEC

maka AICPA memutuskan untuk memberdayakan Committee Accounting Procedure (CAP)

menerbitkan Accounting Research Bulletins (ARBs). Adanya praktek-praktek akuntansi yang

banyak dikritik, isu-isu yang tidak populer, kegagalan untuk mengembangkan pernyataan

menyeluruh tentang prinsip akuntansi menyebabkan konflik antara SEC dengan CAP.

3. Fase Kontribusi Profesional (1953-1973)

Komite Khusus tentang Program Riset mengusulkan pembubaran CAP dan

departemennya yang diterima oleh AICPA dan kemudian didirikan Accounting Principle

Board (APB) dan The Accounting Research Division (ARD) untuk meneliti tentang isu-isu

yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum. APB kemudian menerbitkan

berbagai pendapat untuk membahas isu-isu kontroversial , namun upaya tersebut tidak

berhasil sehingga APB diserang dan dikritik karena opini yang bersifat kontroversial

termasuk tentang akuntansi pensiun, alokasi pajak penghasilan, kredit pajak investasi,

akuntansi untuk penggabungan usaha dan goodwill.

4. Fase Politisasi (1973-sekarang)

Keterbatasan asosiasi professional dan manajemen dalam merumuskan teori akuntansi

mendorong diadopsinya pendekatan yang lebih deduktif dan politis. Dalam situasi tersebut

FASB mengindikasikan proses penetapan standar akuntansi sebagai proses demokratik.

Proses penetapan standar akuntansi tidak hanya didasarkan kebutuhan pemakai tetapi juga

mempertimbangkan beberapa perspektif yang dapat mempresentasikan seluruh konstituensi.

Juga ditekankan agar Pemerintah federal dan Kongres harus berada pada kepentingan umum

dengan mempertahankan dan meningkatkan akuntabilitasnya dimata publik.

32

Page 33: Sejarah awal akuntansi

DAFTAR PUSTAKA

Belkaoui Ahmed, (1985), Accounting Theory, 2nd Edition, Harcourt Brace Jovanovich

Publishing Co.

Briston. R.J. and Liang Foo See, (1986), Accounting Education and Manpower Requirements

in Indonesia, Unpublished Article.

Blough,Carmen,”Development of Accounting Principles in the United States.” Berkeley

symposium on the foundation of financial Accounting (Los Angeles : University of

California,1967),h.1-14.

Chatfield,Michael, A History of Accounting Thought (Hinsdale,IL :Dryden Press,1974)

Moonitz,Maurice, “Three Contribution to the development of Accounting Principles Prior to

1930,” Journal of Accounting Research (Musim Semi,1970), h. 145-155

Previts,Gary john dan Merino, Barbara D., A History of Accounting in America (New york

the Ronald Press,1979)

Storey, Reed K. The Search for Accounting Principles-Today Problem in Perseptive (New

York American Institute of Certified Public Accountants,1964)

Scott, D.R., “The Basis of Accounting Principles,” The Accounting Review (Desember

1941), h. 341.

Arthur Andersen & Co., The Postulate of Accounting (New York, 1960), h. 31.

Devine, C.T., “Research Methodology and Accounting Theory Formation,” The Accounting Review (Juli 1960), h. 387-399.

33