Top Banner

Click here to load reader

32

file · Web viewSecara alami bertambahnya usia akan menyebabkan terjadinya perubahan ... serta perpisahan dengan orang-orang yang dicintai. Semua hal tersebut menuntut

Feb 01, 2018

Download

Documents

phamnga
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1:    file · Web viewSecara alami bertambahnya usia akan menyebabkan terjadinya perubahan ... serta perpisahan dengan orang-orang yang dicintai. Semua hal tersebut menuntut

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tercapainya tujuan pembinaan kesehatan bagi masyarakat lanjut usia

( lansia ) adalah untuk mewujudkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia

dalam mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan

keluarga dan masyarakat. Berdasarkan keputusan menteri Kesehatan RI Nomor

128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat,

bahwa upaya kesehatan lanjut usia merupakan pelayanan penunjang yang

kegiatanya di selenggarakan oleh puskesmas dan merupakan upaya kesehatan

pengembangan dengan indicator standar pelayanan minimal 70%. Adapun

tujuan khusus dari pelayanan kesehatan lanjut usia adalah meningkatkan

kemandirian lansia dalam mengatasi masalah kesehatanya khususnya kemampuan

mendeteksi dini penyakit, mencari pertolongan pengobatan dan kemampuan

merawat dirinya sendiri untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Menurut

WHO tahun 1989, telah dicapai konsensus bahwa yang dimaksud dengan lansia

( elderly ) adalah seseorang yang berumur 60 tahun atau lebih.

Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan telah membuahkan hasil

dengan meningkatnya populasi penduduk lanjut usia. Menurut Dep.Kes RI. Tahun

2005, tentang Umur harapan hidup pada perempuan 68,2 tahun dan pada laki-laki

64,3 tahun . Bahkan Boedhi Darmojo menyebutkan harapan hidup pada waktu

lahir orang Indonesia pada tahun 2015 sampai 2020 mencapai 70 tahun atau lebih.

Adapun batasan lanjut usia oleh Departemen Kesehatan RI di tetapkan

seseorang dengan usia lebih dari 60 – 69 tahun, sedangkan usia lebih dari 70

tahun dan lanjut usia berumur 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan

seperti kecacatan akibat sakit disebut lanjut usia resiko tinggi. Berdasarkan data

Susenas tahun 2003 jumlah penduduk lanjut usia mencapai 16.172.835 jiwa atau

7,54% dan pada tahun 2010 akan mencapai 24 juta jiwa atau 9,77% dari total

penduduk. Dampak dari peningkatan jumlah lanjut usia antara lain masalah

penyakit degeneratif akan sering menyertai para lanjut usia yang bersifat kronis

dan multipatologis dalam penangananya memerlukan waktu cukup lama dan biaya

besar. Menghadapi kondisi demikian perlu pengkajian masalah-masalah lanjut

1

Page 2:    file · Web viewSecara alami bertambahnya usia akan menyebabkan terjadinya perubahan ... serta perpisahan dengan orang-orang yang dicintai. Semua hal tersebut menuntut

usia yang lebih mendasar dan sesuai dengan kebutuhan. Secara alami

bertambahnya usia akan menyebabkan terjadinya perubahan degeneratif dengan

manifestasi beberapa penyakit seperti penyakit hipertensi, kelainan jantung,

penyakit diabetes militus, kanker rahim / prostat, osteoporosis dan lain-lain.

Meskipun lanjut usia bukan suatu penyakit, namun bersamaan dengan proses

penuaan, insiden penyakit kronik dan ketidakmampuan akan semakin meningkat.

B. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui defenisi dari lanjut usia

2. Untuk mengetahui golongan usia pada lansia

3. Untuk mengetahui masalah-masalah kesehatan pada lanjut usia

4. Untuk mengetahui program kesehatan pada lanjut usia

C. Manfaat Penulisan

Manfaat yang diperoleh dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

a) Mahasiswa dapat mengenal masalah kesehatan yang muncul pada lansia.

b) Mahasiswa dapat mengenal karakteristik penyakit pada lansia.

2

Page 3:    file · Web viewSecara alami bertambahnya usia akan menyebabkan terjadinya perubahan ... serta perpisahan dengan orang-orang yang dicintai. Semua hal tersebut menuntut

BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi Lanjut Usia ( Lansia )

Lansia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, merupakan bagian dari

proses kehidupan yang tak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh setiap

individu. Pada tahap ini individu mengalami banyak  perubahan baik secara fisik

maupun mental, khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan

yang pernah dimilikinya. Perubahan penampilan fisik sebagian dari proses

penuaan normal, seperti rambut yang mulai memutih, kerut-kerut ketuaan di

wajah, berkurangnya ketajaman panca indera, serta kemunduran daya tahan tubuh,

merupakan acaman bagi integritas orang usia lanjut. Belum lagi mereka harus

berhadapan dengan kehilangan-kehilangan peran diri, kedudukan sosial, serta

perpisahan dengan orang-orang yang dicintai. Semua hal tersebut menuntut

kemampuan beradaptasi yang cukup besar untuk dapat menyikapi secara bijak

(Soejono, 2000). Penuaan merupakan proses normal perubahan yang berhubungan

dengan waktu, sudah dimulai sejak lahir dan berlanjut sepanjang hidup. Usia tua

adalah fase akhir dari rentang kehidupan.

Lanjut usia adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih ( UU 13

tahun 1998 ). Umur manusia sebagai makluk hidup terbatas oleh suatu peraturan

alam, maksimal sekitar enam kali masa bayi sampai dewasa atau 6 x 20 tahun.

Proses menjadi tua disebabkan oleh faktor biologik yang terdiri dari 3 fase yaitu

fase progresif, fase stabil dan fase regresif. Dalam fase regresif mekanisme lebih

ke arah kemunduran yang dimulai dalam sel atau komponen terkecil dari tubuh

manusia. Sel-sel menjadi aus karena lama berfungsi sehingga mengakibatkan

kemunduran yang dominan dibandingkan terjadinya pemulihan. Di dalam struktur

anatomik proses menjadi tua terlihat sebagai kemunduran di dalam sel. Proses ini

berlangsung secara alamiah, terus-menerus dan berkesinambungan, yang

selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis pada jaringan

tubuh dan akhirnya akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan badan secara

keseluruhan.

3

Page 4:    file · Web viewSecara alami bertambahnya usia akan menyebabkan terjadinya perubahan ... serta perpisahan dengan orang-orang yang dicintai. Semua hal tersebut menuntut

B. Golongan Usia Lansia

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pengertian lansia digolongkan

menjadi 4, yaitu:

a. Usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun

b. Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun

c. Lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun

d. Lansia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.

Menurut Depkes RI batasan lansia terbagi dalam empat kelompok yaitu

pertengahan umur usia lanjut/ virilitas yaitu masa persiapan usia lanjut yang

menampakkan keperkasaan fisik dan kematangan jiwa antara 45 – 54 tahun, usia

lanjut dini/ prasenium yaitu kelompok yang mulai memasuki usia lanjut antara 55

– 64 tahun, kelompok usia lanjut/ senium usia 65 tahun keatas dan usia lanjut

dengan resiko tinggi yaitu kelompok yang berusia lebih dari 70 tahun atau

kelompok usia lanjut yang hidup sendiri, terpencil, tinggal di panti, menderita

penyakit berat, atau cacat (Mutiara, 1996).

Saat ini berlaku UU No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia yang

menyebutkan lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas (Deputi

I Menkokesra, 1998)

C. Masalah Kesehatan pada Lansia

a. Penyakit-penyakit Lansia

Penyakit-penyakit yang sering diderita oleh penderita usia lanjut

diantaranya adalah :

1. Sistem Pernapasan

a) Emfisema

Emfisema dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan

struktur paru-paru dalam bentuk pelebaran saluran napas di

ujung akhir bronkus disertai dengan kerusakan dinding

alveolus. Penyakit ini termasuk dalam penyakit paru obstruktif

kronik yang menimbulkan kesulitan pengeluaran udara

pernapasan. Penyakit ini bersifat progresif dan biasanya

4

Page 5:    file · Web viewSecara alami bertambahnya usia akan menyebabkan terjadinya perubahan ... serta perpisahan dengan orang-orang yang dicintai. Semua hal tersebut menuntut

diawali dengan sesak napas. Gejala emfisema dapat berupa

batuk yang disertai dahak berwarna putih atau mukoid, dan

jika terdapat infeksi, sputum tersebut menjadi purulen. Badan

terlihat lelah, nafsu makan berkurang, dan berat badan pasien

menurun.

b) Asma

Asma adalah penyakit inflamasi kronis saluran pernapasan

yang menyebabkan hiperresponsivitas jalan napas. Penyakit

asma ditandai dengan 3 hal, antara lain penyempitan saluran

napas, pembengkakan, dan sekresi lendir yang berlebih di

saluran napas. Secara umum gejala asma adalah sesak napas,

batuk berdahak, dan suara napas yang berbunyi wheezing, yang

biasanya timbul secara episodic pada pagi hari menjelang

waktu subuh karena pengaruh keseimbangan hormone kortisol

yang kadarnya rendah saat pagi hari dan berbagai faktor

lainnya.

c) Pneumonia

Pneumonia merupakan salah satu masalah kesehatan yang

penting pada lansia. Penyakit ini menduduki peringkat keempat

penyebab kematian dan infeksi paru dan sering merupakan

penyakit terminal yang dialami lansia. Pneumonia pada lansia

dapat bersifat akut atau kronis. Gejala pneumonia bermacam-

macam bergantung pada kondisi tubuh dan jenis kuman

penyebab infeksi. Beberapa tanda dan gejala pneumonia

meliputi demam, batuk, napas pendek, berkeringat, menggigil,

dada terasa berat dan nyeri saat bernapas (pleuritis), nyeri

kepala, nyeri otot dan lesu. Pada lansia, gejala dan tanda-tanda

ini lebih ringan, bahkan suhu tubuh dapat lebih rendah dari nilai

normal.

d) Bronkitis

Bronkitis merupakan peradangan membran mukosa yang

melapisi bronkus dan/atau bronkiolus, yaitu jalan napas dari trakea

5

Page 6:    file · Web viewSecara alami bertambahnya usia akan menyebabkan terjadinya perubahan ... serta perpisahan dengan orang-orang yang dicintai. Semua hal tersebut menuntut

ke paru-paru. Bronkitis dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu akut

dan kronis. Bronkitis akut ditandai dengan batuk dengan atau

tanpa sputum, terdiri atas mucus yang diproduksi di saluran napas.

Sedangkan bronkitis kronis merupakan satu dari penyakit paru

obstruktif kronis dengan batuk produktif yang berlangsung sampai

3 bulan atau lebih setiap tahunnya selama 2 tahun.

.

2. Sistem Kardiovaskuler

a. Hipertensi

Hipertensi merupakan kondisi ketika seseorang mengalami

kenaikan tekanan darah baik secara lambat atau mendadak (akut).

Hipertensi menetap (tekanan darah yang tinggi yang tidak menurun)

merupakan faktor risiko terjadinya stroke, penyakit jantung koroner,

gagal jantung, gagal ginjal, dan aneurisma. Meskipun peningkatan

tekanan darah relative kecil, hal tersebut dapat menurunkan angka

harapan hidup. Biasanya penyakit ini tidak memperlihatkan gejala,

meskipun beberapa pasien melaporkan nyeri kepala, lesu, pusing,

pandangan kabur, muka yang terasa panas atau telinga mendenging.

b. Penyakit Jantung Koroner (PJK)

Serangan jantung biasanya terjadi jika bekuan darah menutup

aliran darah di arteri coronaria, yaitu pembuluh darah yang

menyalurkan makanan ke otot jantung. Penghentian suplai darah ke

jantung akan merusak atau mematikan sebagian jaringan otot jantung.

Gejala yang sering muncul pada serangan jantung dapat berupa rasa

tertekan, rasa penuh atau nyeri yang menusuk di dada dan

berlangsung selama beberapa menit. Nyeri tersebut juga dapat

menjalar dari dada ke bahu, lengan, punggung dan bahkan dapat juga

ke gigi dan rahang. Episode ini dapat semakin sering dan semakin

lama. Kadang-kadang, gejala yang timbul berupa sesak napas,

berkeringat (dingin), rasa cemas, pusing, atau mual sampai muntah.

Pada perempuan, gejala-gejala tersebut dirasa kurang menonjol.

Namun, gejala tambahan dapat timbul, berupa nyeri perut seperti

6

Page 7:    file · Web viewSecara alami bertambahnya usia akan menyebabkan terjadinya perubahan ... serta perpisahan dengan orang-orang yang dicintai. Semua hal tersebut menuntut

terbakar, kulit dingin, pusing, rasa ringan di kepala, dan terkadang

disertai rasa lesu yang luar biasa tanpa sebab yang jelas.

c. Gagal Jantung

Gagal jantung sering terjadi pada umur 65 tahun atau lebih, dan

insiden meningkat pada lansia yang berumur lebih dari 70 tahun.

Keadaan ini merupakan ketidakmampuan jantung memompa darah

sesuai kebutuhan fisiologis. Angka rawat inap gagal jantung pada

pasien lansia semakin bertambah dalam 20 tahun terakhir. Gagal

jantung pada usia tua biasanya disebabkan hipertensi arterial yang

memengaruhi pemompaan darah yang akhirnya menyebabkan gagal

jantung atau terjadi akibat PJK. Hipertensi dan PJK juga mengganggu

curah jantung. Kelainan katup menyebabkan gangguan ejeksi,

pengisisan dan preload kronis yang diakhiri dengan gagal jantung

.

3. Sistem Persarafan

a. Penyakit Alzheimer

Penyakit ini merupakan bagian dari demensia. 50-60% demensia

ditimbulkan penyakit Alzheimer. Istilah demensia digunakan untuk

menggambarkan sindrom klinis dengan gejala penurunan daya ingat

dan kemunduran fungsi intelektual lainnya. Pasien mengalami

kemunduran fungsi intelektual yang bersifat menetap, yakni adanya

gangguan pada sedikitnya 3 dari 5 komponen fungsi neurologis, yang

mencakup fungsi berbahasa, mengingat, melihat, emosi, dan

memahami.

b.   Stroke

Stroke terjadi bila aliran darah ke otak mendadak terganggu atau

jika pembuluh darah di otak pecah sehingga darah mengalir keluar ke

jaringan otak disekitarnya. Sel-sel otak akan mati jika tidak

mendapatkan oksigen dan makanan atau akan mati akibat perdarahan

yang menekan jaringan otak sekitar. Stroke dapat dibagi atas 2 kategori

besar, yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. Yang pertama terjadi

akibat penyumbatan aliran darah sedangkan yang kedua karena pecahnya

7

Page 8:    file · Web viewSecara alami bertambahnya usia akan menyebabkan terjadinya perubahan ... serta perpisahan dengan orang-orang yang dicintai. Semua hal tersebut menuntut

pembuluh darah. Delapan puluh persen kasus stroke disebabkan oleh

iskemia dan sisanya akibat perdarahan.

c.    Penyakit Parkinson

Penyakit Parkinson merupakan suatu penyakit saraf dengan gejala utama

berupa tremor, kekakuan otot, dan postur tubuh yang tidak stabil. Penyakit

ini terjadi akibat sel saraf (neuron) yang mengatur gerakan mengalami

kematian. Ciri penyakit Parkinson merupakan kelompok gejala yang

tergabung dalam kelainan gerakan. Empat gejala utama Parkinson adalah

tremor atau gemetar di tangan, lengan, rahang, atau kepala; kekakuan di

otot atau ekstremitas; bradikinesia, atau perlambatan gerakan; postur tubuh

yang tidak stabil atau gangguan keseimbangan. Gejala biasanya timbul

secara perlahan dan semakin lama semakin parah. Pada taraf gejala

maksimal, pasien tidak dapat berjalan, berbicara, atau bahkan melakukan

suatu pekerjaan yang sederhana. Penyakit ini bersifat menahun, progresif,

tidak menular, dan tidak diturunkan.

4. Sistem Pencernaan

a.       Inkontinensia alvi

Keadaan ketika seseorang kehilangan kontrolnya dalam

mengeluarkan tinja, yaitu pasien mengeluarkan tinja tidak pada waktunya,

tidak dapat menahannya atau terjadi kebocoran produk ekskresi tersebut.

Mereka dengan keluhan ini dalam pergaulan merasa tersisihkan dan

rendah diri yang akhirnya dapat menimbulkan gangguan jiwa.

b.      Diare

Keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan frekuensi BAB

lebih dari 3 kali dalam sehari dengan konsistensi feses yang cair,

terkadang terdapat ampas dan lendir. Hal ini terjadi karena fungsi

fisiologis sistem pencernaan lansia yang sudah mulai menurun dan juga

disebabkan oleh bakteri dan faktor psikologis.

8

Page 9:    file · Web viewSecara alami bertambahnya usia akan menyebabkan terjadinya perubahan ... serta perpisahan dengan orang-orang yang dicintai. Semua hal tersebut menuntut

5. Sistem Perkemihan

a. Gagal Ginjal Akut

Terjadi penurunan mendadak fungsi ginjal dalam membuang cairan dan

ampas darah ke luar tubuh. Jika ginjal tidak mampu menyaring darah, cairan

dan ampas tersebut akan menumpuk dalam tubuh. Keadaan ini dapat pulih

kembali dan jika kondisi pasien cukup baik fungsi ginjal dapat kembali

normal dalam beberapa minggu, misalnya akibat penyakit kronis seperti PJK,

stroke, infeksi berat ataupun penyakit penyerta lainnya. Tanda dan gejalanya

dapat berupa penurunan jumlah pengeluaran urine meskipun sesekali

pengeluaran masih dapat terjadi, retensi air yang dapat menimbulkan edema

tungkai, mengantuk, sesak napas, lesu, bingung, kejang atau koma pada kasus

berat, dan nyeri dada akibat perikarditis. Biasanya pasien tidak

memperhatikan tanda/gejala awal ini tetapi lebih terfokus pada keluhan

penyakit penyerta.

b.    Gagal Ginjal Kronis

Terjadi penurunan fungsi ginjal yang lambat dengan tanda/gejala yang

minimal. Banyak pasien yang tidak menyadari timbulnya keadaan tersebut

sampai fungsi ginjal hanya tinggal 25%. Penyebabnya adalah diabetes dan

hipertensi. Beberapa tanda dan gejala yang mungkin dapat diketahui adalah

hipertensi, penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, anemia, mual dan

muntah, lesu dan gelisah, kelelahan, nyeri kepala tanpa sebab yang jelas,

penurunan daya ingat, kedutan dan kram otot, BAB berdarah, kulit

kekuningan, dan rasa gatal.

c.    BPH (Benign Prostat Hiperplasia/Hipertropi)

BPH adalah pembesaran jinak kelenjar prostat, disebabkan oleh

karena hiperplasia beberapa atau semua komponen prostat, meliputi antara

lain: jaringan kelenjar dan jaringan fibromuskular yang menyebabkan

penyumbatan uretra pars prostatika. Gejala klinik terjadi oleh karena 2 hal,

yaitu penyempitan uretra yang menyebabkan kesulitan berkemih dan

Retensi air kemih dalam kandung kemih yang menyebabkan dilatasi

kandung kemih, hipertrofi kandung kemih dan cystitis. Gejala klinik dapat

berupa frekuensi berkemih bertambah, berkemih pada malam hari,

9

Page 10:    file · Web viewSecara alami bertambahnya usia akan menyebabkan terjadinya perubahan ... serta perpisahan dengan orang-orang yang dicintai. Semua hal tersebut menuntut

kesulitan dalam hal memulai dan menghentikan berkemih, air kemih

masih tetap menetes setelah selesai berkemih, rasa nyeri pada waktu

berkemih.

d.   Inkontinensia Urine

Terjadinya pengeluaran urine secara spontan pada sembarang waktu

di luar kehendak. Keadaan ini umum dijumpai pada lansia. Dari segi

medis, inkontinensia mempermudah timbulnya ulkus dekubitus, infeksi

saluran kemih, sepsis, gagal ginjal, dan peningkatan angka kematian.

6. Sistem Muskuloskeletal

a. Osteoartritis

Pada penyakit ini, rasa kaku biasanya timbul pada pagi hari setelah

tidur, dan sendi terasa nyeri jika digerakkan, tetapi dapat menghilang

beberapa saat setelah digerak-gerakan. Rasa nyeri dan kaku dapat timbul

secara bergantian selama beberapa bulan atau tahun. Peradangan ini paling

bersifat asimetris. Osteoartritis terjadi akibat ausnya sendi, yang merusak

tulang rawan pada lapisan terluar sendi karena penggunaan sendi yang

berulang-ulang. Tulang yang berdekatan akan saling bergeser sehingga

menimbulkan rasa nyeri. Penyakit ini biasanya mengenai daerah lutut dan

punggung.

b. Artritis rheumatoid (arthritis simetris)

Pada penyakit ini, kaku pada pagi hari tidak mereda setelah 1 atau

2 jam. Kadang-kadang kaku merupakan tanda awal penyakit ini.

Peradangan sendi lain dapat berupa nyeri dan keletihan yang semakin

berat. Pembengkakan sendi pada beberapa bagian tubuh seperti tangan,

kaki, siku, pergelangan kanan-kiri yang terpapar secara simetris juga

dimasukkan dalam criteria arthritis rheumatoid.

c. Pirai (gout)

Jenis arthritis ini menimbulkan nyeri yang cukup hebat dengan

terjadinya penumpukan asam urat di sendi-sendi. Keadaan ini biasanya

pertama kali mengenai ibu jari kaki sampai berwarna kemerahan dan

10

Page 11:    file · Web viewSecara alami bertambahnya usia akan menyebabkan terjadinya perubahan ... serta perpisahan dengan orang-orang yang dicintai. Semua hal tersebut menuntut

bengkak, tetapi juga dapat mengenai sendi lainnya. Rasa nyeri tersebut

dapat cepat berkembang.

d. Artritis pada lupus

Artritis dapat terjadi pada lupus eritematosus, yaitu penyakit

peradangan kronis jaringan ikat yang terjadi karena sistem imunitas tubuh

menyerang jaringan atau organ pasien sendiri. Inflamasi terlihat pada

berbagai sistem tubuh yang berbeda, mencakup sendi, kulit, ginjal, sel

darah, jantung, dan paru

e. Peradangan sendi

Keparahan penyakit ini dinilai berdasarkan derajat ketidakmampuan

pergerakan yang ditimbulkannya. Bagi seseorang dengan fisik yang

aktif, gangguan arthritis ringan sudah dianggap sebagai suatu bencana.

f. Osteoporosis

Keadaan ini merupakan kondisi tulang yang keropos, rapuh, atau

mudah patah. Penyebabnya adalah perubahan kadar hormon, kekurangan

kalsium dan vitamin D, dan/atau kurangnya aktivitas fisik. Osteoporosis

merupakan penyebab utama fraktur orang dewasa terutama pada kaum

perempuan.

7.  Sistem Penglihatan

a.    Katarak

Katarak merupakan suatu keadaan dimana terjadi kekeruhan

pada lensa mata. Katarak yang tidak mendapatkan penanganan dapat

menyebabkan glaucoma fakomorfik. Lensa mata yang menua pada

katarak dengan zonula siliaris yang lemah dapat tergeser ke depan atau

ke belakang sehingga persepsi cahaya yang memasuki mata menjadi

terganggu dan mengaburkan penglihatan seseorang. Katarak pada lansia

ditandai dengan kekeruhan lensa mata, pembengkakan lensa yang

berakhir dengan pengerutan dan kehilangan sifat transparansinya. Pada

keadaan lain katarak akibat usia lanjut ini, kapsul lensa akan mencair

membentuk cairan kental putih yang menimbulkan peradangan hebat

11

Page 12:    file · Web viewSecara alami bertambahnya usia akan menyebabkan terjadinya perubahan ... serta perpisahan dengan orang-orang yang dicintai. Semua hal tersebut menuntut

jika kapsul lensa mengalami rupture dan cairan tersebut keluar, yang

disebut katarak Morgagni.

8.         Sistem Pendengaran

a.    Presbiakusis

Presbiakusis merupakan istilah kedokteran untuk gangguan

pendengaran pada lansia. Keadaan ini biasanya terjadi pada usia 55

tahun atau lebih. Penyebab gangguan pendengaran lainnya pada orang

berusia tua antara lain karena infeksi atau kerusakan di telinga dalam.

Kemunduran pendengaran ini muncul bertahap dalam beberapa tahun,

yang mungkin tidak disadari pada awalnya. Gangguan tersebut baru

diketahui ketika pasien mengalami kesulitan mendengar suara orang

menelepon atau mengikuti pembicaraan pada kumpulan orang ramai.

Teman atau anggota family dapat terkejut karena pasien menyetel

televisi terlalu keras atau meminta pengulangan pertanyaan berkali-kali.

Gangguan pendengaran ini dapat menimbulkan keterasingan dan

ketidakmampuan mendengar tanda bahaya.

9.  Sistem Endokrin

a.    Diabetes

Seseorang disebut mengidap diabetes jika terdapat kenaikan

kadar gula darah yang menetap. Penyakit ini terjadi pada segala umur,

walaupun umumnya lebih sering dijumpai pada lansia sebagai suatu

penyakit kronis, yaitu sekitar 18% pada kelompok individu berumur 65

tahun dan 25% di atas 85 tahun. Umumnya terdapat 5 tanda gejala awal,

yaitu peningkatan frekuensi berkemih, rasa haus, bertambahnya nafsu

makan, infeksi atau luka yang sukar sembuh, dan lesu. Kadang-kadang

gejala terawal berupa penglihatan yang kabur.

12

Page 13:    file · Web viewSecara alami bertambahnya usia akan menyebabkan terjadinya perubahan ... serta perpisahan dengan orang-orang yang dicintai. Semua hal tersebut menuntut

10.     Sistem Reproduksi

a.    Disfungsi Ereksi

Disfungsi ereksi berarti kegagalan terjadinya dan

ketidakmampuan mempertahankan ereksi pada 50% usaha penetrasi

pada persetubuhan. Disfungsi ereksi dapat terjadi dari waktu ke waktu

pada berbagai tingkat umur setelah dewasa. Walaupun insiden disfungsi

ereksi meningkat seiring pertambahan usia, prevalensinya mencapai

sekitar 52% pada umur antara 40-70 tahun dan meningkat pada orang

yang lebih tua, yaitu hampir mencapai 95% pada pria berumur >70

tahun, terutama dengan penyakit penyerta seperti diabetes. Disfungsi

ereksi dapat timbul akibat gangguan vascular, neurogenik, endokrin,

kelainan struktur penis, efek samping obat, dan stress psikologis.

b. Pola Penyakit Lansia

Pada tahun 1988 di Konfrensi UCLA, Solomon dkk

menyampaikan istilah “ 13 i “ yaitu tentang kemunduran dan

kelemahan yang dialami oleh lansia. Isinya antara lain:

a. Imobilitas (Immobility),

b.  Instabilitas/Terjatuh (Instability/Falls),

c.  Gangguan intelektual/Demensia (Intelectual

impairment/Dementia), Isolasi/Depresi (Isolation/Depression),

d. Inkotinensia (Incontinence),

e.  Impoten (Impotence),

f. Imunodefisiensi (Immunodeficiency),

g. Infeksi (Infection),

h.  Kelelahan/Malnutrisi (Inanition/Malnutrition),

i. Impaksi/Konstipasi (Impaction/Constipation),

j. Iatrogenesis,

k. Insomnia,

l. Gangguan (Impairment): penglihatan, pendengaran,

pengecapan, penciuman, komunikasi, integritas kulit dan

convalescence.

13

Page 14:    file · Web viewSecara alami bertambahnya usia akan menyebabkan terjadinya perubahan ... serta perpisahan dengan orang-orang yang dicintai. Semua hal tersebut menuntut

c. Sifat Penyakit Lansia

Ada beberapa sifat penyakit pada lansia yang membedakannya

dengan penyakit pada orang dewasa, yaitu :

1. Penyebab penyakit

Penyebab penyakit pada lansia pada umumnya berasal dari

dalam tubuh (endogen), sedangkan pada orang dewasa berasal dari

luar tubuh (eksogen). Hal ini disebabkan pada lansia telah terjadi

penurunan fungsi dari berbagai organ-organ tubuh akibat kerusakan

sel-sel karena proses menua (menjadi tua), sehingga produksi

hormon, enzim, zat-zat yang diperlukan untuk kekebalan tubuh

menjadi berkurang sekali akibat kerusakan sel-sel tadi, dan dengan

demikian lansia akan lebih mudah mendapat infeksi.

Sering pula, penyakit lebih dari satu jenis (multipatologi), yang

satu sama lain dapat berdiri sendiri maupun saling berkaitan dan

memperberat, dan penyakit sering telah ada di tubuh penderita sebelum

menimbulkan gejala-gejala maupun tanda-tanda, seolah-olah telah

menyelinap selama ini. Demikian pula, pengobatan terhadap

penyakitnya akan lebih sulit karena penyakitnya yang lebih dari satu

jenis.

2. Gejala penyakit sering tidak khas/tidak jelas

Sangat penting untuk diketahui bahwa gejala penyakit pada

lansia seringkali tidak khas/tidak jelas, yang berbeda dengan penyakit

yang ditemukan pada orang dewasa. Misalnya, penyakit infeksi paru

mendadak (pneumonia) seringkali tidak didapati demam tinggi dan

batuk darah, gejala hanya ringan saja kelihatannya sedangkan penyakit

sebenarnya cukup serius, sehingga penderitanya menganggap

penyakitnya ringan saja dan tidak perlu berobat.

14

Page 15:    file · Web viewSecara alami bertambahnya usia akan menyebabkan terjadinya perubahan ... serta perpisahan dengan orang-orang yang dicintai. Semua hal tersebut menuntut

3. Memerlukan lebih banyak obat

Akibat penyakit pada lansia yang lebih dari satu jenis maka

dalam pengobatannya akan memerlukan obat-obat yang beraneka

ragam jenisnya dibandingkan dengan orang dewasa. Selain itu, perlu

diketahui bahwa fungsi organ-organ vital tubuh seperti hati, ginjal,

yang berperanan di dalam mengolah obat-obat yang masuk ke dalam

tubuh telah berkurang, yang menyebabkan kemungkinan yang lebih

besar dari obat-obat tersebut untuk menumpuk dalam tubuh dan

menyebabkan keracunan obat dengan segala komplikasinya, jika obat-

obat tersebut diberikan dengan takaran yang sama dengan orang

dewasa, dan karena itu, takaran obat perlu dikurangi pada lansia

dengan prinsip start slow go slow, yaitu mulai menggunakan obat

dengan takaran yang serendah mungkin yang masih mempunyai efek

pengobatan dan naikkan secara perlahan-lahan sampai tercapai efek

pengobatan seoptimal mungkin.. Efek samping obat sering pula terjadi

pada lansia, yang menyebabkan timbulnya penyakit-penyakit baru

akibat pemberian obat tadi (iatrogenik), misalnya terjadinya beser

buang air kecil akibat pemakaian obat yang meningkatkan pengeluaran

air seni (diuretik), merasa terjatuh akibat penggunaan obat-obat

penurun tekanan darah, penenang, antidepresi dan lain-lain. Efek

samping obat pada lansia biasanya terjadi karena diagnosa yang tidak

tepat, ketidakpatuhan penderita meminum obat menurut aturan yang

ditentukan, pengguinaan obat yang berlebihan dan berulang-ulang

dalam waktu yang lama. Ketidakpatuhan untuk meminum obat-obat

yang sedang dipakai sering terjadi pada lansia, terutama pada mereka

yang menderita cacat fisik maupun mental. Ketidakpatuhan meminum

obat akan meningkat dengan semakin banyaknya jenis obat yang

digunakan dengan kerumitan aturan pemakaian obat yang digunakan.

Oleh karena itu, hendaknya diberikan sesedikit mungkin jenis obat,

dan jika memungkinkan dalam takaran yang mudah diingat (misalnya

sekali sehari pemakaiannya).

15

Page 16:    file · Web viewSecara alami bertambahnya usia akan menyebabkan terjadinya perubahan ... serta perpisahan dengan orang-orang yang dicintai. Semua hal tersebut menuntut

4. Sering mengalami gangguan jiwa

Penyakit pada lansia sering mengalami gangguan fisik dan

psikis (jiwa) secara bersamaan, khususnya pada mereka yang telah

lama menderita sakit sering mengalami tekanan jiwa ( depresi ),

sehingga di dalam pengobatannya tidak hanya gangguan fisiknya saja

yang diobati meskipun hanya ini yang dikeluhkan, tetapi juga

gangguan jiwanya yang justru sering tersembunyi gejalanya, yang jika

yang mengobatinya tidak teliti, akan mempersulit penyembuhan

penyakitnya. Sehubungan dengan uraian tersebut di atas. maka

penanganan penyakit pada lansia memerlukan ketrampilan khusus,

walaupun gejalanya ringan tetapi memerlukan penanganan yang serius,

karena keterlambatan di dalam penanganannya dapat merupakan

ancaman yang besar bagi keselamatan jiwa penderita lansia

d. Program Kesehatan Lanjut Usia

Puskesmas adalah unit terdepan dalam pelayanan kesehatan

kepada masyarakat secara menyeluruh, terpadu dan bermutu yang

antara lain melakukan upaya pemberdayaan masyarakat dalam rangka

meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat, serta

sebagai pusat pengembangan dan peningkatan kesehatan masyarakat di

wilayah kerjanya. Saat ini Puskesmas diharapkan dapat melaksanakan

berbagai macam program dalam bentuk upaya kesehatan wajib dan

pengembangan. Program pembinaan kesahatan lanjut usia merupakan

upaya kesehatan pengembangan puskesmas yang lebih mengutamakan

upaya promotif, preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan

rehabilitatif.

Upaya Kesehatan bagi Lanjut Usia :

1. Upaya Promotif

Kegiatan promotif dilakukan kepada lanjut usia, keluarga

ataupun masyarakat di sekitarnya, antara lain berupa penyuluhan

tentang perilaku hidup sehat, gizi untuk lanjut usia, proses

degeneratif seperti katarak, presbikusis dan lain-lain. Upaya

16

Page 17:    file · Web viewSecara alami bertambahnya usia akan menyebabkan terjadinya perubahan ... serta perpisahan dengan orang-orang yang dicintai. Semua hal tersebut menuntut

peningkatan kebugaran jasmani, pemeliharaan kemandirian serta

produktivitas masyarakat lanjut usia.

a. Perilaku Hidup Sehat

Perilaku hidup sehat adalah sekumpulan perilaku

yang dipraktekan atas dasar kesadaran sebagai hasil

pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga

dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan

berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan

masyarakatnya. Menurut Dachroni tahun 1998, PHBS erat

kaitanya dengan pemberdayaan masyarakat karena bidang

garapanya adalah membantu masyarakat yang seterusnya

bermuara pada pemeliharaan, perubahan, atau peningkatan

perilaku positif dalam bidang kesehatan. Perilaku hidup

bersih dan sehat ini sesuai dengan visi Promosi Kesehatan

dan dapat di praktekan pada masing-masing tatanan. Gaya

hidup sehat untuk lansia yang terpenting seperti tidak

merokok, melakukan aktivitas 30 menit sehari, personal

higiene, mengatur kesehatan lingkungan seperti rumah

sehat dan membuang kotoran pada tempatnya.

b. Gizi untuk Lanjut Usia

Konsumsi makan yang cukup dan seimbang akan

bermanfaat bagi lanjut usia untuk mencegah atau

mengurangi kemungkinan penyakit kekurangan gizi, yang

seyogyanya telah dilakukan sejak muda dengan tujuan agar

tercapai kondisi kesehatan yang prima dan tetap produktif

di hari tua. Hidangan gizi seimbang adalah makanan yang

mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur.

a. Sumber zat tenaga atau kalori adalah bahan makanan

pokok seperti beras, jagung, ubi dan lainya yang

mengandung karbohidrat.

17

Page 18:    file · Web viewSecara alami bertambahnya usia akan menyebabkan terjadinya perubahan ... serta perpisahan dengan orang-orang yang dicintai. Semua hal tersebut menuntut

b. Sumber zat pembangun atau protein penting untuk

pertumbuhan dan mengganti sel-sel yang rusak, pada

hewani seperti telur, ikan dan susu. Sedangkan pada

nabati seperti kacang-kacangan, tempe, tahu.

c. Sumber zat pengatur, bahan mengandung berbagai

vitamin dan mineral yang berperan untuk melancarkan

bekerjanya fungsi organ tubuh contohnya sayuran dan

buah.

2. Upaya Preventif

Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah sedini mungkin

terjadinya penyakit dan komplikasinya akibat proses degeneratif.

Kegiatan berupa deteksi dini dan pemantauan kesehatan lanjut usia

yang dapat dilakukan di kelompok lanjut usia ( posyandu lansia )

atau Puskesmas dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat ( KMS

) lanjut usia.

3. Upaya Kuratif

Kegiatan pengobatan ringan bagi lanjut usia yang sakit bila

dimungkinan dapat di lakukan di kelompok lanjut usia atau

Posyandu lansia. Pengobatan lebih lanjut ataupun perawatan bagi

lanjut usia yang sakit dapat dilakukan di fasilitas pelayanan seperti

Puskesmas Pembantu, Puskesmas ataupun di Pos Kesehatan Desa.

Bila sakit yang diderita lanjut usia membutuhkan penanganan

dengan fasilitas lebih lengkap, maka dilakukan rujukan ke Rumah

Sakit setempat.

4. Upaya Rehabilitatif

Upaya rehabilitatif ini dapat berupa upaya medis, psikososial,

edukatif maupun upaya-upaya lain yang dapat semaksimal

mungkin mengembalikan kemampuan fungsional dan kepercayaan

diri lanjut usia.

18

Page 19:    file · Web viewSecara alami bertambahnya usia akan menyebabkan terjadinya perubahan ... serta perpisahan dengan orang-orang yang dicintai. Semua hal tersebut menuntut

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Menua adalah sebuah proses yang mengubah orang dewasa sehat

menjadi rapuh disertai dengan menurunnya cadangan hampir semua

sistim fisiologis dan disertai pula dengan meningkatnya kerentanan

terhadap penyakit dan kematian.

2. Batasan lansia menurut WHO meliputi :

a. Usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun

b. Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun

c. Lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun

d. Lansia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.

3. Menurut Birren dan Jenner tahun 1977, mengusulkan untuk membedakan

antara usia biologis, usia psikologis dan usia sosial.

4. Penyakit - penyakit yang sering diderita oleh penderita usia lanjut

diantaranya adalah :

a. Penyakit musculoskeletal (penyakit sendi dan tulang), seperti :

osteoarthritis gout, rematik ,osteoporosis.

b. Penyakit cerebro-kardiovaskuler seperti stroke, penyakit jantung

koroner, demensia, dll.

c. Saluran pernapasan, seperti : bronchitis kronis, asma, dll.

d. Kanker

e. Gangguan metabolik, seperti : diabetes mellitus, obesitas, hipertiroid,

dan lain-lain

f. Gangguan kulit, seperti : gatal, gampang alergi makanan, dan lain-lain.

g. Katarak

h. Prostat yang membesar

19

Page 20:    file · Web viewSecara alami bertambahnya usia akan menyebabkan terjadinya perubahan ... serta perpisahan dengan orang-orang yang dicintai. Semua hal tersebut menuntut

5. Program pembinaan kesahatan lanjut usia merupakan upaya kesehatan

pengembangan puskesmas yang lebih mengutamakan upaya promotif,

preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.

B. Saran

1. Perlunya upaya kesehatan bagi lanjut usia yakni melaksanakan upaya

promotif, perilaku hidup sehat, gizi untuk lanjut sia, paya preventif,

upaya kuratif, dan upaya rehabilitatif,

2. Perlunya program alternatif yang lebih memperhatikan aspek psikologis

lansia dengan cara mengintegrasikan dengan program pemerintah yang

lainnya.

3. Perlunya sosialisasi terhadap seluruh kelompok umur masyarakat, agar

lebih memahami karakteristik lansia serta faktor resiko dan juga

karakterisitik penyakit pada lansia.

20