Top Banner
Batasan Partikel partikulat Kelebihan pengisian
25

Sediaan Svp

Jul 21, 2016

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Sediaan Svp

Batasan

Partikel partikulat

Kelebihan pengisian

Page 2: Sediaan Svp

BATASAN

Menurut USP, larutan parenteral volume kecil

(SVP) adalah injeksi yang menurut label pada

kemasan, bervolume 100 mL atau kurang

Termasuk ke dalam kategori SVP adalah

kemasan injeksi dalam ampul, vial, alat suntik,

cartridges, botol, atau kemasan lain dengan

kapasitas volume 100 mL atau kurang.

Sediaan oftalmik yang dikemas dengan

pengemas plastik mudah ditekan termasuk

kategori SVP, jika ukuran kemasan 100 mL atau

kurang

Page 3: Sediaan Svp

BATASAN

SVP meliputi semua tipe produk parenteral, untuk

aplikasi topikal oftalmik, atau injeksi menurut

berbagai rute: Rute primer: i.m., i.v., s.c.

Rute skunder: hiperdermoklisis, intraperitonial, intraarterial,

intraartikular, intrakardiak, intrasisternal, intradermal, intralesional,

intraokular, intrapleural, intratekal, intrauterin, intraventrikular

Formulasi sediaan SVP relatif sederhana:

berbahan aktif, eksipien yang digunakan untuk

berbagai tujuan, sistem pelarut (lebih disukai air),

kemasan, dan penutup kemasan yang sesuai.

Atau diformulasikan dalam bentuk emulsi steril.

Page 4: Sediaan Svp

Karakteristik Dasar SVP

Sterilitas

Bebas partikel partikulat

Stabilitas fisika dan kimia

Isotonisitas

SVP harus isotonis dengan darah, air mata, dan

cairan biologi dalam otot, jaringan, dan cairan

spinal, di mana produk disuntikkan

bermacam bahan digunakan untuk mengatur

tonisitas SVP. Bahan yang biasa digunakan

adalah elektrolit, seperti NaCl dan garam

Natrium lain

Page 5: Sediaan Svp

PENGGUNAAN UTAMA SVP:

injeksi terapeutik Yang termasuk dalam injeksi terapeutik adalah injeksi

antiinfeksi, steroid, hormon, vitamin, agen

kardiovaskular, barbiturat, agen CNS, protein, dan

bermacam-macam obat lainnya.

Injeksi biasanya berupa larutan yang mengandung

bahan aktif dan bahan tambahan.

Bentuk lain injeksi: larutan hanya mengandung obat,

atau obat disuspensikan dalam medium yang sesuai,

atau diformulasikan dalam bentuk emulsi steril, injeksi

yang siap guna (misal: Na-amobarbital untuk injeksi)

atau memerlukan rekonstitusi dari padat menjadi larutan

atau suspensi sebelum digunakan (contoh: amoksisilin

untuk injeksi berbentuk suspensi)

Page 6: Sediaan Svp

PENGGUNAAN UTAMA SVP:

injeksi terapeutik

Injeksi dapat juga tersedia dalam bentuk cairan

pekat yang harus diencerkan sebelum

digunakan (misal KCl untuk injeksi konsentrat)

Injeksi dosis ganda harus mengandung

pengawet antimikroba; umumnya volume injeksi

tidak melebihi 30 mL

Page 7: Sediaan Svp

PRODUK OFTALMIK

Produk oftalmik berbentuk obat dalam larutan, suspensi,

gel, atau salep, yang diberikan secara topikal pada

permukaan kornea mata.

Termasuk produk oftalmik adalah larutan pencuci dalam

ukuran SVP.

Sediaan oftalmik harus steril. Sediaan larutan dan

suspensi oftalmik dikemas dalam kemasan polietilen

berbobot jenis rendah yang mudah dipencet untuk

memudahkan penggunaan.

Salep mata harus steril, bebas dari partikel logam, dan

dikemas dalam tube. Sediaan oftalmik yang berdosis

ganda harus ditambahkan pengawet antimikroba.

Page 8: Sediaan Svp

AGEN DIAGNOSTIK termasuk

diagnostik radio farmasetika

Ada bermacam agen diagnostik SVP, seperti

larutan yang mengandung iodium radioaktif,

kromium, tekhnesium, besi, dan elemen

radioaktif lainnya.

Produk ini terutama digunakan untuk evaluasi

fungsi organ.

Kebanyakan produk digunakan dalam waktu

singkat (beberapa jam) sesudah dibuat karena

waktu paruhnya sangat singkat.

Page 9: Sediaan Svp

Ekstrak ALERGEN

Ekstrak elergenik adalah konsentrat steril

(larutan atau suspensi) dari zat (alergen)

yang bertanggung jawab terhadap

sensitivitas pada manusia, dapat digunakan

untuk tujuan terapeutik atau diagnostik.

Ekstrak berbentuk cair (cairan garam

fisiologis sebagai pengencer) atau gliserin

(50% gliserin sebagai pengencer).

Page 10: Sediaan Svp

Padatan

SVP juga tersedia dalam bentuk

serbuk steril, yang penggunaannya

harus direkonstitusi dengan aqua pro

injenctio (USP)

Serbuk steril SVP dibuat menurut 2

cara: kering-beku (freeze-drying) dan

pengisian zat padat (serbuk) pro

injectio ke dalam vial/ampul

Kebanyakan serbuk kering steril SVP

dibuat dengan cara kering-beku,

sering dinyatakan sebagai liofilisasi.

Page 11: Sediaan Svp

AIR UNTUK SEDIAAN INJEKSI

(aqua pro injectio)

Persyaratan air untuk sediaan injeksi lebih tinggi bila

dibandingkan dengan syarat untuk air murni.

Persyaratan pelarut air untuk sediaan injeksi yang

tercantum dalam USP adalah:

1. Harus dibuat segar dan bebas pirogen

2. Jumlah zat padat terlarut total tidak boleh lebih dari 10 ppm

3. pH 5,0 – 7,0

4. Tidak boleh mengandung ion-ion klorida, sulfat, kalsium,

amonium, dan CO2

5. Batas logam berat

6. Batas bahan-bahan organik seperti tanin dan lignin

7. Batas jumlah partikel

Page 12: Sediaan Svp

FORMULA SVP

Untuk mendapatkan formula sediaan

parenteral yang baik harus mempunyai data

preformulasi yang meliputi sifat kimia, sifat

fisika, dan sifat biologis, sehingga

didapatkan:

1. Pembawa yang tepat, yaitu pembawa larut air,

pembawa yang tak larut air atau pelarut campur

2. Zat penambah yang diperlukan, meliputi zat

antimikroba (pengawet), komplekson, zat

pengisotoni, antioksidan, dapar, dsb

3. Wadah dan jenis wadah yang sesuai

Page 13: Sediaan Svp

Pengaruh TONISITAS

Sediaan yang isotonis tidak selalu dapat

dicapai mengingat kadang-kadang

diperlukan zat khasiat dengan dosis tinggi

untuk mendapatkan efek farmakologis yang

diinginkan, sehingga isotonis terlampaui

(larutan sedikit hipertonis)

Untuk sediaan parenteral subkutan,

intradermal, intramuskular harus dibuat

seisotonis mungkin, sedangkan larutan

hipotonis tidak boleh dipakai

Page 14: Sediaan Svp

Metode Menghitung TONISITAS

Metode Liso

Dengan menggunakan rumus:

yaitu:ATf = penurunan titik beku

Liso = harga tetapan; nonelektrolit = 1,86; elektrolit lemah = 2; uni-

univalen = 3,4

BM = berat molekul

V = volume larutan dalam mL

Berat = dalam gram zat terlarut

BMxV

BeratxLisoxATf

1000

Page 15: Sediaan Svp

Metode Menghitung TONISITAS

Metode penurunan titik beku

Dengan dasar 1% larutan NaCl dapat menurunkan titik beku sebesar 0,58⁰, maka:

X = 0,76%

jadi 0,76% NaCl akan menurunkan 0,44⁰ dan larutan menjadi isotoni, yaitu:

R/ Apomorfin HCl 1 g

NaCl 0,76 g

Aqua bidestilata qs ad 100 mL

44,0

58,0%1

x

Page 16: Sediaan Svp

Metode Menghitung TONISITAS

Metode ekivalensi NaCl

Ekivalensi NaCl = E = jumlah NaCl yang

mempunyai tekanan osmosis = 1 gram zat

khasiat, dengan rumus:

BM

LisoxE 17

Page 17: Sediaan Svp

KELEBIHAN PENGISIAN

Setiap larutan sediaan parenteral harus diisikan

dalam jumlah berlebih untuk menjamin jumlah

pemberian cairan secara lengkap.

Kehilangan disebabkan oleh pengeluaran

gelembung udara pada saat pemberian dan

antisipasi tertinggalnya cairan dalam wadah yang

digunakan selama proses pembuatan

Kelebihan volume dalam kemasan sediaan

parenteral memungkinkan pengguna (dokter,

perawat) menggunakan volume sesuai

kebutuhan (jadi tidak kurang)

Page 18: Sediaan Svp

KELEBIHAN PENGISIAN

Kelebihan volume yang direkomendasikan untuk

SVP:

Ukuran isi (mL) Cairan encer (mL) Cairan kental (mL)

0,5

1,0

2,0

5,0

10,0

20,0

30,0

50,0 atau lebih

0,10

0,10

0,15

0,30

0,50

0,60

0,80

2%

0,12

0,15

0,25

0,50

0,70

0,90

1,20

3%

Page 19: Sediaan Svp

EVALUASI SEDIAAN PARENTERAL

Parameter yang dievaluasi untuk sediaan

parenteral, meliputi:

potensi/kadar,

pH,

warna,

kekeruhan,

bau,

benda asing,

toksisitas,

wadah,

pengawet

Page 20: Sediaan Svp

EVALUASI SEDIAAN

PARENTERAL: potensi/kadar

Evaluasi dilakukan dengan bantuan alat,

seperti HPLC, spektrometri massa,

spektrofotometer sinar X, sinar UV, sinar

tampak, inframerah, dll.

Dosis yang ada tidak boleh kurang dari 90%

dari yang tertera dalam label

Page 21: Sediaan Svp

EVALUASI SEDIAAN

PARENTERAL: pH

Perubahan pH dalam sediaan parenteral

dapat menjadi indikasi bahwa telah terjadi

penguraian obat atau telah terjadi interaksi

antara obat dengan wadah (gelas, plastik,

atau tutup karet)

Page 22: Sediaan Svp

EVALUASI SEDIAAN

PARENTERAL: warna

Perubahan warna umumnya terjadi pada

sediaan parenteral yang disimpan pada suhu tinggi (lebih dari 40⁰C), karena suhu tinggi

dapat mempercepat terjadinya penguraian

Pencegahan umumnya dengan

menghilangkan oksigen di atas permukaan

larutan atau penambahan komplekson

Page 23: Sediaan Svp

EVALUASI SEDIAAN

PARENTERAL: kekeruhan

Alat yang dipakai adalah Tyndall, karena

larutan dapat menyerap atau memantulkan

sinar

Idealnya larutan parenteral dapat

melewatkan 92 – 97% pada waktu dibuat

dan tidak turun menjadi 70% setelah 3 – 5

tahun.

Ada penyebab terjadinya kekeruhan sediaan

parenteral, yaitu: benda asing, terjadinya

endapan, dan pertumbuhan mikroorganisme

Page 24: Sediaan Svp

EVALUASI SEDIAAN PARENTERAL

Bau

Pemeriksaan kemungkinan terjadinya bau

harus dilakukan secara periodik, terutama

larutan yang mengandung sulfur atau

antioksidan

Benda asing

Sediaan parenteral tidak boleh mengandung

benda asing dengan diameter lebih dari

10µm

Page 25: Sediaan Svp

EVALUASI SEDIAAN PARENTERAL

Toksisitas

Lakukan uji LD50 atau LD0 pada sediaan

parenteral selama penyimpanan

Wadah

Evaluasi wadah (gelas, plastik, atau tutup karet)

dilakukan secara periodik untuk mengetahui

pengaruhnya terhadap zat aktif

Pengawet

Pada sediaan yang disimpan pada 5C dan 25C

dievaluasi efektivitas pengawet apakah masih

efektif atau sudah berkurang