Top Banner
43

SEBUAH PENGANTAR - ura.unej.ac.id

Oct 24, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: SEBUAH PENGANTAR - ura.unej.ac.id
Page 2: SEBUAH PENGANTAR - ura.unej.ac.id

i

Page 3: SEBUAH PENGANTAR - ura.unej.ac.id

ii

SEBUAH PENGANTAR

EKONOMI MAKRO

M. Rondhi, SP, MP, Ph.D

2017

Page 4: SEBUAH PENGANTAR - ura.unej.ac.id

iii

EKONOMI MAKRO

SEBUAH PENGANTAR

Penulis:

M. Rondhi

ISBN: 978-602-60569-9-3

Desain Sampul dan Tata Letak

Noerkoentjoro W.D.

Fatkhur Rokhim

Penerbit:

UPT Penerbitan Universitas Jember

Redaksi:

Jl. Kalimantan 37

Jember 68121

Telp. 0331-330224, Voip. 0319

e-mail: [email protected]

Distributor Tunggal:

UNEJ Press

Jl. Kalimantan 37

Jember 68121

Telp. 0331-330224, Voip. 0319

e-mail: [email protected]

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang. Dilarang memperbanyak tanpa ijin

tertulis dari penerbit, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun, baik

cetak, photoprint, maupun microfilm.

Page 5: SEBUAH PENGANTAR - ura.unej.ac.id

iv

Kata Pengantar

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT atas

terselesaikannya penulisan buku ajar “Ekonomi Makro, sebuah

pengantar:Pendekatan Praktis dan Lugas. Tujuan utama buku ini ditulis

adalah agar mudah dipahami pembaca, terutama pembaca pemula.

Namun demikian, menulis buku supaya “terbaca” bukanlah hal mudah.

Apalagi, dalam khasanah ilmu ekonomi makro di mana banyak ahli yang

memiliki teori dan pendekatan berbeda.

Secara historis, terdapat dua sistem besar dalam perekonomian,

yaitu perekonomian pasar dan perekonomian terpusat. Sekarang ini,

perekonomian pasar lebih banyak dipraktekkan dibandingkan

perekonomian terpusat. Khusus untuk perekonomian pasar terdapat dua

aliran dalam mempelajari ekonomi makro, aliran klasik yang muncul pada

abad 18 dan aliran Keynes yang muncul abad 20 sebagai respon atas

permasalahan perekonomian yang muncul saat itu (pengangguran besar-

besaran) pada tahun 1930an. Pemikiran (teori) Keynes sangat sesuai

diaplikasikan pada perekonomian yang menghadapi permasalahan

perekonomian dalam jangka pendek, sedangkan pemikiran (teori) klasik

terbukti sesuai dalam menggambarkan perekonomian dalam jangka

panjang. Misalkan, menurut Keynes dalam jangka pendek permasalahan

pengangguran dapat diatasi jika ada campur tangan pemerintah (melalui

instrumen pengeluaran pemerintah), namun dalam jangka panjang

permasalahan pengangguran akan dapat teratasi dengan sendirinya,

misalnya adanya pemutusan hubungan kerja menyebabkan tingkat upah

mengalami penurunan, penurunan upah ini menyebabkan permintaan akan

menaik lagi, dan seterusnya.

Perekonomian dengan pertumbuhan yang stabil (seimbang)

merupakan perekonomian yang sehat. Pada perekonomian ini tingkat

pengangguran sangatlah kecil (4-6%), dan inflasi pada tingkat yang wajar

dibawah 5%. Perekonomian ini disebut dengan perekonomian yang

seimbang. Pembelajaran ekonomi makro diarahkan pada bagaimana cara

menuju perekonomian yang seimbang. Dari berbagai literatur, terdapat tiga

cara dalam mengungkapkan keseimbangan perekonomian, (1)

keseimbangan pengeluaran (Keynes), (2) keseimbangan IS-LM, dan (3)

keseimbangan AD-AS. Beberapa literatur terbaru terkadang hanya

menjelaskan keseimbangan AD-AS. Buku ini disusun dengan ketiga

pendekatan tersebut.

Page 6: SEBUAH PENGANTAR - ura.unej.ac.id

v

Buku ini disusun dalam lima bagian (1) pendahuluan, ekonomi

makro, perkembangan dan metode mempelajarinya, (2) pendekatan

keseimbangan pengeluaran dan aplikasinya, (3) pendekatan IS-LM dan

aplikasinya, (4) Pendekatan AD-AS dan aplikasinya, dan (5) sistem

perekonomian terpusat. Bagian-bagian tersebut tersusun dalam 14 bab.

Cara termudah dalam mempelajari buku ini dengan membaca secara urut

masing-masing bab, namun demikian bagi yang pernah membaca buku

serupa, membaca dapat dimulai pada bab 10, karena mulai bab ini dan

seterusnya penjelasan bab lebih riil. Khusus bab 14 membahas

perekonomian secara terpusat yang dapat mempeluas wacana pembaca

tentang perbandingan sistem terpusat dan sistem pasar.

Tetap simpan di pikiran bahwa buku ini ditulis untuk mempermudah

pembaca dalam memahami isinya. Pada awal bab diberikan pertanyaan

mendasar kondisi riil terkait bab yang dibahas. Contoh dan ilustrasi krisis

ekonomi yang dialami Indonesia tahun 1997 akan memberikan wawasan

dan gambaran perekonomian pada saat itu yang akan mempermudah

pembaca dalam memahami konsep yang akan dijelaskan. Selanjutnya,

buku ini ditulis dengan ilustrasi dengan tahap-tahap singkat dan juga

dengan grafis. Terakhir, masing-masing bab dilengkapi dengan soal-soal

untuk memudahkan pembaca dalam menyerap buku ini.

Terima kasih sebesar-besarrnya saya ucapkan kepada Prof. Dr. Ir.

Rudi Wibowo, MS yang telah mereview dan memberikan masukan

berharga baik dalam konsep maupun klasifikasi pembahasan. Juga kepada

Prof. Dr. Ir. Yuli Hariyati, MS yang telah mereview draft buku ini. Terima

kasih juga saya ucapkan kepada Dr. Ir. Edy Kusumantoro, MP (Universitas

Jenderal Soedirman) yang telah memberikan koreksi dan masukan

penulisan buku ini.

Terkahir, karena buku ini sifatnya adalah pengantar, beberapa bab

tidak dijelaskan secara detail. Misalnya, bab tentang keuangan hanya

digambarkan secara singkat. Karenanya penulis mohon kritik dan masukan

untuk menyempurnakan penulisan ini.

Kebonsari, Maret-2017

Penulis

Page 7: SEBUAH PENGANTAR - ura.unej.ac.id

vi

Saya dedikasikan buku sederhana ini untuk:

Bapak, Ibu dan saudara-saudaraku di Kalirejo, Kudus

Keluarga kecilku di Kebonsari, Jember

Page 8: SEBUAH PENGANTAR - ura.unej.ac.id

vii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .........................................................................................iii

Persembahan .............................................................................................. v

Daftar Isi ................................................................................................... vi

Daftar gambar ......................................................................................... viii

Daftar tabel ................................................................................................. xi

Deskripsi mata kuliah ................................................................................ xii

BAGIAN SATU

APA DAN BAGAIMANA BELAJAR EKONOMI MAKRO ................ 1

1. Hal yang Dipelajari dalam Ekonomi Makro .......................................... 3

2. Pendapatan Nasional dan Pengukurannya ........................................... 17

3. Kerangka Belajar Ekonomi Makro: Pandangan Klasik,

Keynes dan Sesudahnya ..................................................................... 25

BAGIAN DUA

PENDEKATAN KESEIMBANGAN PENGELUARAN DAN

APLIKASINYA ....................................................................................... 41

4. Model Keseimbangan Pengeluaran Pada Perekonomian Dua Sektor ... 43

5. Model Keseimbangan Pengeluaran pada Perekonomian dengan

Campur Tangan Pemerintah ................................................................. 57

6. Model Keseimbangan Pengeluaran pada Perekonomian Terbuka ........ 83

BAGIAN TIGA

PENDEKATAN KESEIMBANGAN INVESTASI-SIMPANAN,

LIKUDITAS-UANG DAN APLIKASINYA ........................................ 95

7. Model Keseimbangan IS-LM (Investasi-Simpanan, Likuiditas

dan Uang) ............................................................................................. 97

8. Kebijakan Fiskal dan Moneter (IS-LM) dalam

Perekonomian Tertutup .................................................................. 119

9. Kebijakan Fiskal dan Moneter (IS-LM) dalam

perekonomian Terbuka ................................................................. 133

Page 9: SEBUAH PENGANTAR - ura.unej.ac.id

viii

BAGIAN EMPAT

PENDEKATAN KESEIMBANGAN PERMINTAAN DAN

PENAWARAN AGREGAT (AD-AS) DAN APLIKASINYA

10. Permintaan Agregat (Aggregate Demand) ........................................ 147

11. Penawaran Agregat (Aggregate Supply) ........................................... 159

12. Keseimbangan Permintaan dan Penawaran Agregat (AD-AS) .......... 175

13. AD-AS, Inflasi dan Pengangguran .................................................... 185

BAGIAN LIMA

SISTEM PEREKONOMIAN TERPUSAT ........................................ 193

14. Sistem Perekonomian Terpusat ........................................................ 195

Daftar Bacaan ......................................................................................... 205

Glossarium ............................................................................................. 207

Indeks ..................................................................................................... 213

Page 10: SEBUAH PENGANTAR - ura.unej.ac.id

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Pergerakan PDB Indonesia tahun 1991-2010 .................... 26

Gambar 3.2 Keseimbangan menurut analisis pendapatan

nasional Keynes ................................................................. 28

Gambar 3.3 Keseimbangan IS-LM ....................................................... 30

Gambar 3.4 Keseimbangan Model Full-employment ............................ 31

Gambar 3.5 Keseimbangan Tenaga kerja menurut Mazhab Klasik

dan Keynes ........................................................................ 34

Gambar 3.6 Keseimbangan Tenaga kerja menurut Mazhab Keynes ..... 37

Gambar 4.1 Diagram alir siklus perekonomian sederhana (dua sektor) 44

Gambar 4.2 Hubungan antara konsumsi, pendapatan disposable

dan simpanan ..................................................................... 46

Gambar 4.3 Kecenderungan untuk mengkonsumsi (marginal

propensity to consume -MPC) .......................................... 49

Gambar 4.4 Hubungan investasi (I) dan output (Y) .............................. 50

Gambar 4.5 Keseimbangan perekonomian dua sektor dengan

cara grafis .......................................................................... 52

Gambar 5.1 Diagram alir siklus perekonomian tertutup dengan peran

pemerintah ......................................................................... 58

Gambar 5.2 Peran pemerintah dalam perekonomian menurut

Pendekatan Silang Keynes ................................................. 61

Gambar 5.3 Keseimbangan perekonomian tiga sektor dengan

pajak bersifat tetap secara grafis ........................................ 63

Gambar 5.4 Keseimbangan perekonomian tiga sektor dengan

pajak bersifat proporsional secara grafis ............................ 72

Gambar 6.1 Diagram alir siklus perekonomian terbuka ........................ 84

Gambar 6.2 Ekspor dalam pendapatan nasional .................................... 85

Gambar 6.3 Impor dalam pendapatan nasional ..................................... 86

Gambar 6.4 Keseimbangan Perekonomian Terbuka secara Grafis ........ 88

Gambar 7.1 Hubungan investasi dan tingkat suku bunga ...................... 99

Gambar 7.2 Hubungan tingkat output dan pengeluaran pada

beberapa tingkat suku bunga ........................................... 100

Gambar 7.3 Pembentukan kurva IS secara langsung ........................... 101

Gambar 7.4 Penurunan Kurva IS dari bantuan kurva I = S ................ 102

Gambar 7.5 Kurva IS pada tingkat MPC yang berbeda

(0,75 dan 0,8) .................................................................. 103

Gambar 7.6 Kurva IS pada tingkat b (respon investasi karena

tingkat suku bunga)yang berbeda .................................... 104

Page 11: SEBUAH PENGANTAR - ura.unej.ac.id

x

Gambar 7.7 Pergeseran kurva IS akibat penambahan investasi

autonomous ..................................................................... 105

Gambar 7.8 Pergeseran kurva IS akibat penambahan pajak

autonomus ....................................................................... 106

Gambar 7.9 Kurva permintaan uang ................................................... 111

Gambar 7.10 Kurva penawaran uang ..................................................... 112

Gambar 7.11 Keseimbangan antara permintaan dan penawaran uang .... 113

Gambar 7.12 Pembentukan kurva LM secara langsung ......................... 114

Gambar 7.13 Bntuk kurva LM dengan pada berbagai tingkat

renponsifitas masyarakat .............................................. 115

Gambar 7.14 Pergeseran kurva LM akibat perubahan penawaran

uang ................................................................................. 116

Gambar 8.1 Keseimbangan kurva IS-LM ............................................ 121

Gambar 8.2 Proses dan dampak kebijakan fiskal pada output ............. 122

Gambar 8.3 Dampak Penambahan pengeluaran pemerintah pada

Output pada Dua Bentuk Kurva LM ................................ 124

Gambar 8.4 Dampak Penambahan pengeluaran pemerintah pada

Output pada Dua Bentuk Kurva IS .................................. 125

Gambar 8.5 Proses dan Dampak Kebijakan Moneter pada Output ...... 126

Gambar 8.6 Dampak Penambahan jumlah uang beredar terhadap

Output pada berbagai Bentuk kurva LM .......................... 127

Gambar 8.7 Dampak Penambahan jumlah uang beredar terhadap

Output pada berbagai Bentuk kurva IS ............................ 127

Gambar 9.1 Pengaruh ekspor dan m pada kurva IS ............................. 134

Gambar 9.2 Keseimbangan permintaan dan penawaran mata uang

Dollar US terhadap Rupiah di pasar domestik ................. 137

Gambar 9.3 Peningkatan permintaan mata uang asing dengan

sistem mata uang tetap ..................................................... 138

Gambar 9.4 Kebijakan fiskal pada mata uang sistem mengambang .... 140

Gambar 9.5 Kebijakan moneter pada mata uang sistem mengambang 140

Gambar 9.6 Kebijakan fiskal pada mata uang sistem tetap ................. 141

Gambar 9.7 Kebijakan moneter pada mata uang sistem tetap ............. 142

Gambar 10.1 Pengaruh kenaikan harga pada kurva LM dan output riel . 149

Gambar 10.2 Penurunan Kurva Permintaann Agregat (AD) .................. 150

Gambar 10.3 Pergeseran kurva AD ........................................................ 152

Gambar 10.4 Dampak kenaikan harga pada pergeseran kurva LM ........ 153

Gambar 10.5 Kurva keseimbangan IS-LM pada berbagai tingkat

kemiringan kurva LM ...................................................... 154

Gambar 10.6 Dampak perubahan harga pada kurva AD pada berbagai

bentuk kurva LM ............................................................. 155

Page 12: SEBUAH PENGANTAR - ura.unej.ac.id

xi

Gambar 11.1 Fungsi Produksi dari Tenaga Kerja ................................. 160

Gambar 11.2 Skedul marginal produk tenaga kerja .............................. 162

Gambar 11.3 Penawaran tenaga kerja ................................................... 163

Gambar 11.4 Keseimbangan pasar tenaga kerja .................................... 164

Gambar 11.5 Penurunan kurva agregat menurut aliran klasik ............... 166

Gambar 11.6 Penurunan kurva agregat menurut aliran Keynes ............ 167

Gambar 11.7 Penurunan kurva agregat menurut aliran upah yang

bersifat tetap .................................................................... 169

Gambar 11.8 Penurunan kurva agregat menurut aliran upah yang

bersifat tetap dengan penyesuaian ................................... 170

Gambar 12.1 Keseimbangan perekonomian AD-AS dan

penyusunnya .................................................................... 176

Gambar 12.2 Perubahan keseimbangan AD-AS karena pergeseran

AD pada aliran neo klasik ............................................... 178

Gambar 12.3 Dampak penurunan investasi pada harga dan

pergeseran kurva IS-LM .................................................. 179

Gambar 12.4 Perubahan keseimbangan AD-AS karena pergeseran

AD pada aliran upah tetap ............................................... 180

Gambar 12.5 Dampak penurunan investasi pada permintaan tenaga

kerja dan output dalam jangka pendek menurut aliran

upah tetap ........................................................................ 180

Gambar 12.6 Dampak penurunan investasi pada permintaan tenaga

kerja dan output dalam jangka panjang menurut aliran

upah tetap ........................................................................ 181

Gambar 12.7 Perubahan keseimbangan AD-AS karena pergeseran

AD pada aliran upah Tetap .............................................. 182

Gambar 13.1 Dampak pergeseran kurva AD terhadap output riel

pada kurva AS vertikal ................................................... 186

Gambar 13.2 Dampak pergeseran kurva AD terhadap output riel

dan harga pada kurva AS positif ...................................... 187

Gambar 13.3 Hubungan antara perubahan level harga dan tingkat

pengangguran dalam jangka pendek ................................ 188

Gambar 13.4 Dampak pergeseran kurva AS terhadap output riel

dan harga ........................................................................ 189

Page 13: SEBUAH PENGANTAR - ura.unej.ac.id

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Contoh Perhitungan GDP nominal Tahun 2000 dan Tahun

2015 .......................................................................................... 6

Tabel 1.2 Contoh Perhitungan GDP Riel Tahun 2015 berdasarkan

Tahun Dasar 2000 ..................................................................... 6

Tabel 1.3 Contoh Pendapatan Nominal dan GDP riel Tahun 1995 dan

Tahun 2015 ............................................................................... 8

Tabel 1.4 Pengangguran terbuka di Perkotaan dan Perdesaan tahun

1976-2000 ............................................................................... 11

Tabel 1.5 Indeks Harga Konsumen dan Inflasi 2013 ............................. 13

Tabel 2.1 Perhitungan GDP Indonesia tahun 2005 berdasarkan

Pendekatan Pengeluaran dan Pendapatan ............................... 19

Tabel 2.2 Perhitungan GDP berdasarkan nilai tambah produk baju ....... 20

Tabel 2.3 Perhitungan GDP dan penyusunnya ....................................... 23

Tabel 2.4 Perhitungan Pendapatan Siap Pakai ........................................ 23

Tabel 4.1 Ilustrasi pendapatan disposable, konsumsi dan tabungan

rumah tangga .......................................................................... 46

Tabel 4.2 Perubahan konsumsi, tabungan akibat adanya perubahan

pendapatan .............................................................................. 49

Tabel 5.1 Ilustrasi konsumsi, tabungan, pengeluaran pemerintah,

pajak tetap, transfer, dan keseimbangan perekonomian ......... 63

Tabel 5.2 Ilustrasi konsumsi, tabungan, pengeluaran pemerintah,

pajak yang besarnya tergantung pendapatan, transfer, dan

keseimbangan perekonomian (ribu rupiah) ............................ 72

Tabel 6.1 Ilustrasi konsumsi, pengeluaran pemerintah, pajak tetap,

transfer, ekspor dan impor dan keseimbangan

perekonomian ......................................................................... 87

Tabel 7.1 Penawaran uang pada tingkat output dan tingkat

suku bunga ............................................................................ 109

Tabel 7.2 Permintaan uang untuk transaksi pada tingkat output, dan

permintaan uang untuk simpanan kekayaan pada tingkat

suku bunga ............................................................................ 110

Page 14: SEBUAH PENGANTAR - ura.unej.ac.id

xiii

DESKRIPSI MATA KULIAH

Mata kuliah Ekonomi Makro merupakan mata kuliah wajib yang

dikonstruksi untuk mahasiswa Agribisnis Jurusan Sosial Ekonomi

Pertanian pada semester empat. Bersama dengan mata kuliah Ekonomi

Mikro (yang dikonstruksi untuk mahasiswa semester tiga) mata kuliah

Ekonomi Makro memberikan dasar penalaran mahasiswa dalam

menganalisis sebuah permasalahan ekonomi dengan pendekatan pasar.

Mata kuliah ini didesain agar mahasiswa dapat mencapai Kerangka

Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) pada level 6 (strata S-1).

Standar kompetensi (kemampuan akhir yang akan dicapai) adalah

mahasiswa mampu menjelaskan dan menganalisis permasalahan ekonomi

makro (pertumbuhan ekonomi, pengangguran, dan inflasi) dengan tiga

pendekatan utama yaitu pendekatan pengeluaran Keynes, pendekatan

investasi-simpanan dan likuiditas-uang (investment-saving (IS) dan

liquidity-money (LM)), pendekatan permintaan agregat-penawaran agregat

(Agregate Demand-Agregate Supply). Untuk mencapai kompetensi

tersebut, mahasiswa perlu dibekali dengan beberapa kompetensi dasar

antara lain kemampuan menjelaskan tentang permasalahan ekonomi makro,

kemampuan menjelaskan beberapa pendekatan dalam menyelesaikan

permasalahan tersebut. Lebih lagi mata kuliah ini memberikan kemampuan

dalam menjelaskan asumsi-asumsi yang digunakan dalam membahas

ekonomi makro, misalnya membahas pendekatan pengeluaran Keynes

dengan bahwa tingkat suku bunga bersifat otonom (eksogen). Asumsi ini

tidak berlaku ketika pembahasan penyelesaian model perekonomian

dengan pendekatan IS-LM. Terlebih pendekatan IS-LM mengasumsikan

bahwa perekonomian dipengaruhi oleh tingkat suku bunga.

Selain standar kompetensi yang ingin dicapai, buku ini juga

memuat kompetensi dasar yang ingin dicapai. Kompetensi dasar ini

tertuang dalam bagian awal dari masing-masing babyang diawali dengan

pendahuluan yang memberikan rangsangan pentingnya bab tersebut untuk

dipelajari. Selanjutnya, bagian isi memberikan penjelasan detail tentang

materi yang dipelajari dengan berbagai ilustrasi baik dengan angka, grafik,

dan tabel. Buku ini juga memuat contoh-contoh soal yang digunakan untuk

memudahkan pemahaman materi. Di bagian akhir, terdapat rangkuman

dan istilah-istilah penting yang memberikan kemudahan bagi pembaca

untuk mengingat poin-poin penting yang dibahas. Selain itu, diberikan

contoh soal yang memberikan evaluasi pemahaman mahasiswa tentang

materi. Dengan model uraian tersebut diharapkan kompetensi dasar dapat

tercapai. Sehingga, standar akhir kompetensi juga tercapai.

Page 15: SEBUAH PENGANTAR - ura.unej.ac.id

1

Bagian 1

Apa dan Bagaimana Belajar

Ekonomi Makro

Permasalahan utama dalam ekonomi makro adalah

pertumbuhan ekonomi yang rendah, tingginya pengangguran, dan

tingginya inflasi. Untuk menggambarkan hal ini indikator utama

yang perlu diketahui adalah pendapatan nasional, tenaga kerja, dan

tingkat harga. Perekonomian diharapkan pada kondisi keseimbangan,

yang dicirikan dengan pertumbuhan yang mantap, rendahnya

pengangguran, dan tingkat inflasi yang wajar. Jika perekonomian

tidak berada dalam kondisi tersebut, dikatakan bahwa perekonomian

dalam kondisi tidak seimbang. Dalam ekonomi makro untuk

menjelaskan kondisi tersebut beberapa ahli memiliki pandangan

yang berbeda. Bagian pertama buku ini terdiri dari tiga bab yaitu

pendahuluan (hal yang dipelajari dalam ekonomi makro),

pendapatan nasional dan pengukurannya, dan kerangka belajar

ekonomi makro yang masing-masing terurai dalam bab 1, bab 2, dan

bab 3.

Bab 1 buku ini mendiskripsikan permasalahan utama dalam

ekonomi makro. Dengan mengetahui hal tersebut, mahasiswa

Page 16: SEBUAH PENGANTAR - ura.unej.ac.id

2

(pembaca) memiliki motivasi untuk lebih dalam mempelajari

bagaimana mengukur permasalahan tersebut. Ukuran-ukuran

tersebut dipelajari dalam bab 2 yaitu tentang pendapatan nasional

dan pengukurannya. Beberapa ukuran dalam pendapatan nasional

antara output, Gross domestic bruto riel, Gross domestic bruto

nominal, pendapatan pribadi siap pakai (disposable income). Ukuran

tersebut sangat bermanfaat dalam pembahasan bab-bab selanjutnya.

Selanjutnya, bab 3 memberikan gambaran umum tentang bagaimana

mempelajari ekonomi makro. Terdapat tiga pendekatan dalam

mempelajari ekonomi makro yaitu pendekatan pengeluaran silang

Keynes, pendekatan investasi dan saving – likuiditas dan money (IS-

LM), dan pendekatan permintaan dan penawaran agregat (AD-AS).

Pendekatan tersebut memiliki kesamaan yaitu dalam

menggambarkan keseimbangan perekonomian dan cara untuk

mewujudkannya.

Page 17: SEBUAH PENGANTAR - ura.unej.ac.id

3

1.

Hal yang dipelajari dalam Ekonomi Makro

1.1 Pendahuluan

Kita sering mendengar janji-janji kandidat calon kepala negara dan

kepala daerah tentang hal-hal yang akan dilakukan jika terpilih menjadi

presiden, gubernur atau bupati, diantaranya adalah mengurangi

pengangguran (menciptakan lapangan pekerjaan), menjaga kesetabilan

harga (mengurangi inflasi), meningkatkan kesejahteraan masyarakat

(meningkatkan pertumbuhan ekonomi-pendapatan nasional).

Tahun 1997/1998 Indonesia pernah mengalami krisis ekonomi

yang sangat dahsyat yang sangat berpengaruh pada sendi-sendi

perekonomian nasional, diantaranya banyak pemutusan hubungan kerja,

tingginya inflasi, dan juga menurunnya daya beli masyarakat,

pertumbuhan ekonomi yang negatif.

Permasalahan-permasalahan di atas merupakan bahasan-bahasan

utama dalam ekonomi makro. Ekonomi makro membahas kondisi-kondisi

ini baik dari sisi teori maupun praktis (kebijakan). Ekonomi makro

pendekatan teori sangat terkait erat dengan tingkat serapan tenaga kerja,

produksi nasional (pendapatan nasional), inflasi, dan pertumbuhan

ekonomi. Sedangkan pendekatan kebijakan sangat terkait bagaimana

menurunkan pengangguran, mengurangi tingginya inflasi, dan bagaimana

meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Secara praktis, bisa jadi model

penyelesaian permasalahan krisis tersebut tidak semuanya menggunakan

teori makro secara penuh, namun sedikit banyak menggunakan

pendekatan-pendekatan tersebut.

Kita belajar ekonomi makro dari ukuran-ukuran statistik yang ada

diantaranya pendapatan nasional, tingkat pengangguran, dan inflasi. Data-

data tersebut secara umum tersedia di Badan Pusat Statistik.

Kendala utama belajar ekonomi makro adalah kompleksitas

permasalahan ekonomi makro, dan terkadang sulit untuk

mengilustrasikannya dalam kondisi perorangan. Contoh, bagaimana

menerangkan cara menurunkan tingginya inflasi, bagaimana menerangkan

cara menurunkan tingkat pengangguran, dan bagaimana menerangkan

meningkatkan pertumbuhan ekonomi? Karena tidak individu yang

mengalaminya, melainkan secara general. Tidak seperti ekonomi mikro

yang dapat dibayangkan oleh pelaku ekonomi, misalnya konsep produksi

yang dapat dimisalkan bahwa sesorang adalah produsen, dan konsep

konsumsi yang dapat dimisalkan bahwa sesoarang adalah konsumen.

Karenanya, untuk mempermudah pemahaman, bagian-bagian catatan ini

Page 18: SEBUAH PENGANTAR - ura.unej.ac.id

4

ditulis dengan pendekatan yang sederhana. Contohnya bagaimana

keseimbangan pasar tenaga kerja mencerminkan upah, bagaimana pasar

barang menentukan harga, dan bagaimana pasar uang menentukan tingkat

suku bunga. Lebih dari itu, bagaimana ketiga pasar tersebut saling

berinteraksi yang menyebabkan hubungan yang saling terkait dalam

sebuah perekonomian, di mana pendapatan rumah tangga berasal dari

perusahaan, atau dalam bentuk upah dan penerimaan dari modal yang dia

tanamkan. Selanjutnya, pendapatan tersebut dibelanjakan lagi dalam

bentuk pembelian barang atau tambahan investasi.

Kompetensi dasar yang ingin dicapai bab ini adalah mahasiswa

mampu menjelaskan tiga masalah utama perekonomian makro disertai

dengan ilustrasi contoh riel. Selain itu, kemampuan dasar yang harus

dimiliki adalah mahasiswa mampu menjelaskan definsi dasar dari

permasalahan ekonomi serta pengukurannya.

1.2 Ukuran-ukuran Ekonomi Makro

Seperti sudah jamak diketahui bahwa tiga ukuran utama belajar ekonomi

makro adalah pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan tingkat

pengangguran. Secara holistik, ketiga ukuran tersebut dapat terjadi dalam

satu waktu dan saling berkaitan. Misalnya, adanya krisis ekonomi dapat

menyebabkan tingkat inflasi yang tinggi dan hal ini dapat menyebabkan

pertumbuhan ekonomi yang rendah atau terkadang minus dan

menyebabkan meningkatnya tingkat pengangguran. Bab ini akan

membahas kondisi-kondisi dasar perekonomian secara makro.

1.2.1 Pertumbuhan Ekonomi

Secara umum pertumbuhan ekonomi adalah gambaran

perekonomian dari waktu ke waktu yang ditunjukkan dengan nilai

produksi yang dihasilkan negara secara keseluruhan. Secara sederhana,

nilai produksi disebut dengan Gross Domestik Product (GDP) 1 yang

merupakan perkalian kuantitas barang dan harga barang yang diukur dalam

satuan uang. Secara matematis formulasi pertumbuhan ekonomi adalah

sebagai berikut:

Pertumbuhan ekonomi = 𝐺𝐷𝑃𝑡−𝐺𝐷𝑃𝑡−1

𝐺𝐷𝑃𝑡−1x 100

1 Salah satu metode perhitungan GDP adalah metode output yang merupakan

perkalian kuantitas barang dan harga barang akhir. Secara lengkap perhitungan

GDP dibahas dalam bab Perhitungan Pendapatan Nasional.

Page 19: SEBUAH PENGANTAR - ura.unej.ac.id

5

Di mana GDPt adalah pendapatan nasional tahun tertentu, GDPt-1

adalah pendapatan nasional periode sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi

diukur dengan persentase.

Selanjutnya, karena perhitungan tersebut menggunakan

terminology waktu yang berbeda, terdapat permasalahan terkait

perhitungan pertumbuhan ekonomi yang diukur dengan satuan uang. Di

mana nilai uang berubah dari waktu ke waktu. Misalkan, harga buah apel

tahun sekarang lebih tinggi dibandingkan dengan 10 tahun yang lalu.

Sehingga perhitungan nilai produksi tersebut bukan karena faktor

meningkatnya jumlah output akan tetapi lebih karena berubahnya harga.

Oleh karenanya, untuk menjaga bahwa perbandingan tersebut tetap

benar, diperlukan justifikasi perhitungan yang dikenal dengan GDP riel.

Sebaliknya, GDP tanpa memperhatikan faktor harga disebut dengan GDP

nominal. GDP riel digunakan untuk menjustifikasi adanya pengaruh

perubahan harga. Cara perhitungan GDP riel adalah dengan membagi GDP

nominal dengan tingkat harga. Dengan kata lain, GDP nominal adalah nilai

barang dan jasa yang dihitung pada harga tahun tertentu (tahun berjalan).

Sedangkan GDP riel adalah nilai barang dan jasa yang dihitung pada harga

tahun dasar (tingkat harga). Tingkat harga mengukur rata-rata harga

barang dan jasa sebuah perekonomian. Secara matematika dapat ditulis

sebagai berikut.

GDP riel =GDP nominal

Tingkat harga

Dalam konteks Indonesia (berdasarkan data dari Badan Pusat

Statistik) GDP nominal disebut dengan produk domestik bruto (PDB)

atas harga dasar berlaku, sedangkan GDP riel disebut dengan PDB atas

dasar harga konstan. Tingkat harga didapatkan dari hasil survei yang

dilakukan oleh BPS pada pelaku usaha yang memproduksi komoditas

tertentu yang dikenal dengan survei harga produsen. Berikut contoh

sederhana untuk menghitung GDP riel.

Misalkan sebuah perekonomian terdiri dari tiga produk sepatu,

baju dan beras. Tahun 2000 harga ketiga produk tersebut masing-masing

adalah 200 ribu, 100 ribu dan 4 ribu. Secara detail dapat dilihat sebagai

berikut.

Page 20: SEBUAH PENGANTAR - ura.unej.ac.id

6

Tabel 1.1 Contoh Perhitungan GDP nominal Tahun 2000 dan Tahun 2015

Produk

2000 2015

Jumlah Harga

(ribu)

Nilai

(ribu)

Jumlah Harga

(ribu)

Nilai

(ribu)

Sapatu 20 200 4000 25 250 6250

Baju 30 100 3000 35 125 4375

Tas 30 4 120 30 10 300

Total 7.120 10.925

Berdasarkan tabel 1.1 terlihat bahwa GDP nominal tahun 2015

sebesar 10.925 ribu yang tentunya lebih besar (53%) dari GDP tahun 2000.

Namun demikian GDP tahun 2015 bukanlah GDP riel karena terdapat

perbedaan harga. Selanjutnya cara untuk menghitung GDP riel adalah

dengan mengalikan kuantitas pada tahun 2015 dengan harga pada tahun

2015 yang telah disesuaikan dengan kenaikan harga secara umum.

Misalkan harga tahun 2015 yang sudah disesuaiakan dengan tahun 2000

tampak seperti dalam tabel 1.2. Justifikasi harga ini dilakukan oleh

institusi pemerintah seperti Badan Pusat Statistik Perhitungan ini

mengasumsikan bahwa tahun dasar perhitungan adalah tahun 2000.

Perhitungan detail dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 1.2 Contoh Perhitungan GDP Riel Tahun 2015 berdasarkan Tahun

Dasar 2000

Produk

2000 2015

Jumlah Harga

(ribu)

Nilai

(ribu)

Jumlah Harga

(ribu)

Nilai

(ribu)

Sapatu 20 200 4000 25 230 5750

Baju 30 100 3000 35 120 4200

Tas 30 4 120 30 7 210

Total 7.120 10.160

Penilaiaian angka riel dilakukan dengan menyamakan harga tahun 2015

dengan harga tahun 2000, sehingga didapatkan GDP tahun 2015 sebesar

Rp 10.160. Dengan demikian didapatkan bahwa pertumbuhan ekonomi

sebesar 42,7%.

Page 21: SEBUAH PENGANTAR - ura.unej.ac.id

7

GDP Deflator

Dari formulasi di atas, sebenarnya dapat diketahui bahwa tingkat

harga merupakan rasio antara GDP nominal dengan GDP riel. Jika

memang demikian tingkat harga sama dengan GDP deflator yang

merupakan hasil bagi GDP nominal dengan GDP riel dikalikan dengan

100, atau diformulasikan sebagai berikut.

GDP deflator (tingkat harga) = GDP nominalGDP riel x 100

Mengapa GDP deflator sama dengan tingkat harga? Bayangkan

jika harga barang dan jasa meningkat sedangkan jumlah produksi tetap.

Dalam hal ini pendapatan nominal akan meningkat akan tetapi pendapatan

riel adalah tetap. Maka GDP deflator akan meningkat.

Kenyataannya baik harga dan produksi meningkat setiap tahun,

akan tetapi peningkatan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan

peningkatan produksi, menyebabkan GDP nominal lebih tinggi

dibandingkan dengan GDP riel dan semakin tinggi juga GDP deflator.

Cara lain untuk menghitung pendapat riel adalah dengan cara

mengalikan jumlah barang X pada tahun ini dengan harga pada tahun dasar

(tahun yang digunakan sebagai acuan perhitungan) ditambah dengan

jumlah barang Y pada tahun ini dikalikan dengan harga barang lain pada

tahun dasar, dan seterusnya.

Secara sederhana kita dapat memahami bahwa pendapatan

seseorang tahun sekarang lebih tinggi dibandingkan dengan 20 tahun lalu.

Misalkan pendapatan seseorang tahun 1995 adalah Rp 250.000 perbulan,

sedangkan pendapatan seseoarang tahun 2015 adalah Rp 3.000.000. Hal

ini berarti selama 20 tahun terdapat peningkatan pendapatan seseorang

sebesar Rp 2.750.000 atau meningkat sebesar 500%. Apakah logika ini

benar?

Untuk menjawab permasalahan tersebut, perlu diketahui

pendapatan riel masing-masing tahunnya. Misalkan pendapatan riel tahun

2015 sebesar Rp 2.800.000,-

Page 22: SEBUAH PENGANTAR - ura.unej.ac.id

8

Tabel 1.3 Contoh Pendapatan Nominal dan GDP riel Tahun 1995 dan

Tahun 2015

1995 2015

Pendapatan nominal Rp 250.000 Rp 3.000.000

Pendapatan riel (Harga

konstan 1995)

Rp 250.000 Rp 2.800.000

dan dicari deflatornya.

deflator =Pendaptan nominal

pendapatan riel x 100

1995 2015

Deflator Rp 250.000/ Rp 250.000

= 100

Rp 3.000.000/ Rp 2.800.000

= 107

Berdasarkan deflator tersebut, kita dapat menghitung peningkatan tingkat

pendapatan

Peningkatan tingkat pendapatan =(107−100)

100 x 100

= 7%.

Artinya selama 20 tahun terjadi peningkatan pendapatan sebesar 7%.

GDP Perkapita

Seperti kita ketahui, pendapatan seseorang dalam suatu negara selama

setahun disebut dengan pendapatan perkapita. Dalam istilah ekonomi

disebut gross domestic produk (GDP). Bagaimana pendapatan perkapita

tersebut dihitung? faktor-faktor apa yang menyebabkan meningkatnya

pendapatan perkapita tersebut? secara sederhana didefinisikan bahwa

pendapatan perkapita diturunkan dari total pendapatan negara

dibandingkan dengan jumlah penduduk. Selanjutnya apa yang dimaksud

dengan total pendapatan negara. Total pendapatan negara dihitung

dengan mengalikan kuantitas faktor produksi dengan nilai faktor produksi.

GDP perkapita dihitung berdasarkan harga konstan. Misalkan Pendapatan

riel negara sebesar 3 milyar sedangkan jumlah penduduk sebesar 200 ribu,

maka GDP perkapita sebesar Rp 15 ribu.

Page 23: SEBUAH PENGANTAR - ura.unej.ac.id

9

GDP potensial

Pada prinsipnya GDP mengukur kinerja ekonomi suatu negara. Namun,

terkadang perekonomian dapat memproduksi di atas kapasitasnya, atau

yang disebut dengan GDP potensial. Ini dapat terjadi jika faktor produksi

(tenaga kerja, mesin, dll) dapat memproduksi pada kondisi lebih dari rata-

ratanya). Maksudnya, tenaga kerja dapat dioperasikan berdasarkan

kapasitasnya.

Dalam ilmu ekonomi, peningkatan pendapatan yang mencolok disebut

boom, sedangkan penurunannya disebut recession, resesi. Penurunan yang

sangat dalam disebut depresi. Indonesia pernah mengalami depresi pada

tahun 1997/1998. Pada saat perekonomian mengalami resesi, perekonomi

beroperasi di bawah GDP potensialnya. Pada saat itu, pengangguran sangat

tinggi dan mesin-mesin tidak digunakan berdasarkan kapasitanya.

1.2.2 Tingkat Pengangguran

Tujuan pembangunan ekonomi adalah meningkatkan pendapatan

nasional, dan dalam jangka panjang adalah meningkatkan pertumbuhan

ekonomi. Namun demikian, perekonomian tidak selamanya berjalan linear,

artinya pertumbuhan ekonomi tidak selamanya meningkat. Ada kalanya

perekonomian mengalami guncangan (economy shocking) yang

diakibatkan oleh variabel-variabel di dalamnya. Pada saat perekonomian

mengalami penurunan, pada saat itu pengangguran muncul. Pengangguran

merupakan penggunaan sumberdaya yang tidak sempurna. Tenaga kerja,

yang seharusnya bekerja, menjadi tidak bekerja. Jika seseorang tidak

bekerja dalam waktu yang relatif lama, maka yang bersangkutan akan

mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya.

Dalam pandangan yang lebih luas, jika seseorang menganggur,

maka sesorang tersebut akan menjadi beban orang lain (keluarga atau yang

menanggung kebutuhan hidupnya). Akibatanya, muncullah tingkat

kemiskinan dalam keluarga, karena standar hidup yang bersangkutan lebih

rendah dibandingkan standar kemiskinan. Dan dalam skala negara, maka

pengangguran merupakan beban yang harus ditanggung oleh negara. Oleh

karenanya, pengangguran merupakan permasalahan dalam perekonomian

makro.

Page 24: SEBUAH PENGANTAR - ura.unej.ac.id

10

Definisi Pengangguran

Perdefinisi, pengangguran adalah banyaknya orang yang mencari

pekerjaan pada saat usia kerja akan tetapi belum mendapatkan pekerjaan.

Seseorang dikatakan menganggur ketika orang pada usia kerja (18-55)

yang sedang mencari pekerjaan dan tidak dapat menemukannya. Dengan

kata lain, sesorang yang pada usia kerja akan tetapi pada saat tersebut (saat

dilakukan survey) tidak mencari kerja dikatakan tidak mengganggur.

Misalkan saja, orang yang sedang cuti dalam waktu tertentu. Kondisi

menyebabkan tingkat pengangguran cenderung tidak tetap (bergerak) dari

waktu ke waktu.

Secara umum, ahli ekonomi mengkategorikan pengangguran

menjadi tiga, yaitu pengangguran friksional, structural dan

pengangguran siklis. Seseorang dikatakan menganggur sacara friksi jika

(1) dia keluar dari pekerjaan yang sekarang dan belum mencari yang baru,

(2) belum bekerja pada saat usianya masuk angkatan kerja. Selanjutnya

pengangguran structural adalah pengangguran yang disebabkan karena

pengurangan tenaga kerja oleh perusahaan/tempat bekerja secara permanen

(tidak pasti kapan akan bekerja lagi). Biasanya, individu yang mengalami

pengangguran structural memiliki waktu tunggu lebih lama dibandingkan

dengan pengangguran friksional. Pengangguran siklikal adalah

pengangguran yang terjadi karena perekonomian mengalami masa sulit.

Ketiga jenis pengangguran ini dapat secara bersama-sama atau terpisah.

Misalnya orang yang masuk usia kerja pada ekonomi sulit, maka

penganggurannya berupa penganggura friksional dan juga siklis.

Pengkategorian jenis pengangguran ini akan bermanfaat dalam

menjelaskan perekonomian. Misalnya ekonomi beroperasi pada tenaga

keja penuh, artinya tidak ada pengangguran dalam perekonomian tersebut

(meskipun dalam kenyataannya terdapat pengangguran sebesar 3-7%).

Hal ini terjadi karena adanya pengangguran structural dan friksional.

Sedangkan jika terdapat pengangguran siklis, maka perekonomian dalam

kondisi resesi (yang merupakan bahasan utama ekonomi makro).

Biasanya, pengangguran dihitung dengan persentase. Sehingga

pengangguran merupakan rasio orang yang tidak bekerja dengan angkatan

kerja. Atau secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut.

Tingkat pengangguran = Jumlah orang yang menganggur

angkatan kerja

Ekonomi belajar bagaimana bagaimana hubungan antara kinerja

perekonomian dengan tingkat pengangguran. Pada tahun 1997/1998 saat

terjadi krisis ekonomi, tingkat pengangguran mengalami peningkatan. Hal

Page 25: SEBUAH PENGANTAR - ura.unej.ac.id

11

ini logis karena perusahaan tidak dapat mengoperasikan faktor

produksinya secara optimal, karenanya muncullah pemutusan hubungan

kerja yang menyebabkan pengangguran.

Tabel 1.4 Pengangguran terbuka di Perkotaan dan Perdesaan tahun 1976-

2000

Sumber: Dhanani, 2004 diambil dari data Sakernas, BPS.

Tabel 1.4 menunjukkan bahwa tingkat pengangguran tahun 1998-

2000 lebih tinggi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini

membuktikan bahwa adanya krisis menyebabkan perusahaan tidak dapat

mengoperasikan sumberdaya manusia secara optimal dan akibatnya terjadi

pemutusan hubungan tenaga kerja.

1.2.3 Inflasi Tahun 1995 satu liter bensin seharga Rp 700, dua puluh tahun

setelah itu, 2015, harga bensin per liter seharga Rp 7.400. Dilihat secara

nominal, selama 20 tahun terjadi peningkatan harga sebesar Rp 6.700.

Namun demikian, kenaikan harga bensin saja bukan merupakan inflasi. Karena bensin hanya merupakan salah satu produk dalam perekonomian

Indonesia. Sedangkan inflasi merupakan kenaikan harga barang secara

umum (keseluruhan).

Dalam contoh di atas, jika kenaikan bensin selama dua puluh tahun

sebesar Rp 6.700 (naik > 900%) diikuti dengan kenaikan harga barang lain

dengan persentase yang sama, maka perhitungan tingkat inflasi menjadi

mudah. Namun, dalam kenyataan kenaikan bensin dan kenaikan harga

barang lain tidaklah sama. Misalkan kenaikan harga beras sebesar 500%,

kenaikan harga pupuk sebesar 300% dan sebagainya. Oleh karenanya perlu

ada satu ukuran standar untuk menghitungnya. Ukuran tersebut dapat

didekati dengan kemampuan untuk membayar pelaku pasar atau dikenal

dengan istilah tingkat harga (price level). Misalkan, harga barang tahun

1995 sebesar Rp 150.000 dan harga barang tahun 2005 sebesar Rp 200.000,

maka kita bilang tingkat harga tahun 1995 adalah 100 dan tingkat harga

Tahun Perkotaan Perdesaan Total

1976-1979 6,4 1,7 2,5

1986-1989 7,1 7,1 2,7

1990-1993 5,7 1,5 2,7

1994-1997 8,2 2,9 4,6

1998-2000 9,7 3,7 6,0

Page 26: SEBUAH PENGANTAR - ura.unej.ac.id

12

barang mengalami kenaikan sebesar 33.33% atau tingkat harga menjadi

133.

Tingkat harga dikenal juga dengan istilah indeks harga. Indeks

harga pada tahun dasar perhitungan adalah sebesar 100. Untuk

mengetahui indeks harga tahun yang lain dilakukan dengan membagi

tingkat harga pada tahun tersebut dengan harga pada tingkat harga pada

tahun dasar dikalikan dengan 100. Sehingga indeks harga (price index)

merupakan rasio tingkat harga pada tahun tertentu dengan tingkat harga

pada tahun dasar.

Indek Harga Konsumen (IHK)

Untuk mengetahui indeks harga barang, Badan Pusat Statistik telah

melakukan sebuah survei yang dikenal dengan istilah survei harga

konsumen. Survei ini dilakukan terhadap penyedia barang akhir yang

dikonsumsi oleh konsumen yaitu pedagangan eceran, rumah tangga

(untuk mengetahui upah pembantu), dokter dan sebagainya. Survei ini

dilakukan di di 82 kota besar di Indonesia (termasuk 33 propinsi). Survei

tersebut meliputi 225-462 barang dan jasa yang ada di Indonesia yang

dikelompokkan menjadi tujuh kelompok barang yaitu tujuh kelompok

pengeluaran yaitu: bahan makanan; makanan jadi, minuman, rokok dan

tembakau; perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar; sandang;

kesehatan; pendidikan, rekreasi dan olah raga; serta transpor, komunikasi

dan jasa keuangan. Jumlah sampel yang dikumpulkan sebanyak 3-4

sampel pada masing-masing kelompok barang.

Indeks harga konsumen merupakan ukuran untuk mengetahui rata-rata

harga barang secara umum pada periode tertentu. Secara matematis dapat

diformulasikan sebagai berikut.

Indeks harga konsumen = Pengeluaran tahun tertentu

pengeluaran tahun dasar 𝑥 100

Satuan indeks harga konsumen bukanlah rupiah atau satuan lain,

melainkan perubahan harga dari waktu ke waktu. Kita tidak bisa

menggunakan IHK untuk mengukur tingkat harga yang dirasakan, hanya

bisa mengukur berapa perubahan harga dari waktu ke waktu.

Menggunakan Indeks Harga untuk menghitung Inflasi

Setelah kita mendapatkan indeks harga konsumen yang didapatkan

dari data BPS kita punya kesempatan untuk menghitung inflasi. Inflasi

dihitung dengan rasio antara indeks selesih indeks harga konsumen dua

periode dengan indeks harga konsumen periode sebelumnya. Di Indonesia

Page 27: SEBUAH PENGANTAR - ura.unej.ac.id

13

survei harga konsumen dilakukan setiap bulan. Berikut data indeks harga

konsumen yang dikeluarkan BPS dari tahun 2005-2014.

Tabel 1.5 Indeks Harga Konsumen dan Inflasi 2013

Sumber : BPS, 2015

IHK Desember 2012 sebesar 135.39

Menghitung Nilai Uang dengan Indeks Harga Konsumen dari Periode

ke Periode

Misalkan Anda bekerja dan mendapatkan gaji. Selanjutnya gaji Anda

sebesar Rp 3 juta. Nominal gaji itu jelas jauh lebih tinggi dibandingkan

dengan gaji orang tua anda pada dua puluh tahun yang lalu yang hanya 500

ribu. Namun, harga barang dua puluh tahun yang lalu lebih rendah

dibandingkan sekarang. Bagaimanakah nilai uang (gaji) sekarang

dibandingkan dengan dua puluh tahun yang lalu? Apakah pendapatan anda

lebih besar, lebih kecil, atau sama dengan dua puluh tahun lalu?

Kita dapat menghitung nilai uang tersebut dan membandingkannya dengan

nilai sekarang dengan indeks harga konsumen tersebut. Formulasi yang

digunakan adalah.

Nilai uang (gaji) sekarang = 𝐼𝐻𝐾 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2014

𝐼𝐻𝐾 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 1995 x Nominal uang tahun 1995

Bulan IHK Inflasi (%)

Januari 136.88 1.10

Februari 137.91 0.75

Maret 138.78 0.63

April 138.64 -0.10

Mei 138.6 -0.03

Juni 140.03 1.03

Juli 144.63 3.29

Agustus 146.25 1.12

September 145.74 -0.35

Oktober 145.87 0.09

November 146.04 0.12

Desember 146.84 0.55

Total 8.20

Page 28: SEBUAH PENGANTAR - ura.unej.ac.id

14

Indeks Harga Produsen

Kita sudah mengenal GDP deflator, indeks harga konsumen (IHK) untuk

mengukur adanya perubahan harga dari periode ke periode lain dengan

pendekatan harga konsumen. Terdapat metode lain untuk mengukur efek

harga dari waktu ke waktu yaitu indeks harga produsen. Metode ini

memiliki prinsip yang sama dengan indeks harga konsumen, namun

dengan pendekatan harga pada tingkat perusahaan (produsen).

Indeks harga produsen ini ditentukan berdasarkan survei yang dilakukan

oleh BPS ke sejumlah produsen. Indeks harga produsen dapat digunakan

untuk mengetahui perbedaan nilai suatu produk dari periode ke periode

akan tetapi dari sisi produsen.

1.3 Rangkuman

Tiga permasalahan utama ekonomi makro adalah pertumbuhan ekonomi

yang rendah, pengangguran yang tinggi dan inflasi yang tinggi. Tiga

permasalahan tersebut saling terkait yang muncul akibat baik dari dalam

negeri maupun luar negeri. Pertumbuhan ekonomi yang rendah merupakan

akibat dari perekonomian yang tidak berjalan pada kapasitas optimalnya.

Hal ini menyebabkan timbulnya pengangguran. Adanya pengangguran

menyebabkan barang tidak terproduksi sesuai dengan keinginan pasar

yang menyebabkan adanya inflasi.

Untuk keakuratan, permasalahan perekonomian tersebut diukur dengan

alat analisis dengan data yang biasanya disediakan lembaga resmi

pemerintah seperti Badan Pusat Statistik, Bank Indonesia, dan lainnya.

Pertumbuhan ekonomi diukur dengan rasio antara selisih pendapatan

nasional tahun sekarang dengan tahun sebelumnya dibagi dengan tahun

sebelumnya dikalikan 100. Pengangguran diukur dengan jumlah orang

yang menganggur dibagi dengan ankatan kerja dikalikan 100, sedangkan

inflasi diukur dengan selisih indeks harga tahun tertentu dikurangi tahun

sebelumnya dibagi dengan tahun sebelumnya dikalikan 100.

Istilah-istilah Penting

Inflasi Indeks harga produsen

Indeks harga konsumen GDP deflator

GDP riil GDP nominal

GDP potensial GDP perkapita

Tingkat pengangguran Resesi

Boom Deflasi

Pengangguran struktural Pengangguran siklis

Pengangguran friksional

Page 29: SEBUAH PENGANTAR - ura.unej.ac.id

15

1.4 Latihan Soal

Pertanyaan Jawaban Pendek

1. Tiga permasalahan utama yang dibahas dalam ekonomi makro

adalah…….

2. Pengukuran output (GDP) yang diukur dengan memasukkan harga

berlaku disebut dengan ……..

3. GDP yang diukur dengan mengeluarkan factor harga (diukur dengan

harga konstan) disebut dengan ……

4. Rasio antara harga pada tahun tertentu dengan harga yang telah

ditentukan (tahun dasar) dikalikan dengan 100 disebut dengan…..

5. Terdapat kategori pengangguran

yaitu……………………………………….

6. Apakah hubungan pertumbuhan GDP riel dengan tingkat

pengangguran?

7. Kondisi perekonomian (output) dimana faktor produksi bekerja sesuai

dengan kapasitasnya disebut dengan………….

Pertanyaan Jawaban Benar atau Salah

1. Permasalah utama ekonomi makro adalah masalah rendahanya

pendapatan nasional saja.

2. Jika GDP nominal adalah Rp 1000 dan GDP riel adalah Rp 900,

maka GDP deflator adalah Rp 111.

3. Jika GDP riel sama dengan GDP potensial, maka perekonomian

berada dalam kondisi tenaga kerja penuh atau tidak ada pengangguran.

4. GDP perkapita adalah GDP yang diterima masing-masing warga

negara.

5. Kenaikan harga barang tertentu saja disebut dengan inflasi.

6. Pertumbuhan ekonomi merupakan rasio antara selisih GDP periode

tertentu dengan periode sebelumnya dibagi dengan GDP periode

sebelumnya dikalikan 100.

---ooo---

Page 30: SEBUAH PENGANTAR - ura.unej.ac.id
Page 31: SEBUAH PENGANTAR - ura.unej.ac.id

205

DAFTAR BACAAN

Boediono, 2001, Ekonomi Makro Edisi 4: Seri Sinopsis-Pengantar Ilmu

Ekonomi No.2, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta.

Dhanani S., 2004, Unemployment and Underemployment in Indonesia,

1976-2000:Paradox and Issue, International Labor Organization 2004.

Diulio, E. 1998, Theory and Problems of Macroeconomics: Third Edition,

Mc.Graw-Hill, London.

Hubbard, R.G., O’Brien, A. P., 2015, Economics Fifth edition,

PearsonNew York.

Mankiw, N.G., 2003, Macroeconomics, Fifth Edition, Worth Publisher,

New York.

Ricardo, D., 2004, The Principles of Political Economy and Taxation

originally was published in 1911, New York.

Simorangkir, I, dan Suseno, 2004, Sistem dan Kebijakan Nilai Tukar: Seri

Kebanksentralan No.12. Bank Indonesia, Jakarta.

Smith, A., 2003, The Wealth of Nations Originally was published in 1776,

Bantam Dell, New York

Stiglitz, J.E., 1997, Principles of Macroeconomics:Second Edition, W.W.

Norton & Company, New York.

Sukirno, S., 2013, Makroekonomi-Teori Pengantar:Edisi Ketiga, Rajawali

Press, Jakarta.

Wibowo, R., 2002, Ekonomi Makro: Bahan Matrikulasi Mahasiswa

Pascasarjana (S-2) Program Studi Agribisnis Universitas Jember,

Jember.

Page 32: SEBUAH PENGANTAR - ura.unej.ac.id

206

Page 33: SEBUAH PENGANTAR - ura.unej.ac.id

207

GLOSSARIUM

Angka pengganda (multiplier effect) : efek pengganda dalam

perekonomian karena adanya perubahan variable eksogen.

Apresiasi (appreciation) : nilai tukar mata uang yang mengalami

peningkatan terhadap mata uang lain pada sistem nilai tukar

mengambang.

Average propensisty to consume (APC) : rata-rata kecenderungan untuk

mengkonsumsi.

Backward bending : kondisi di mana kenaikan upah tidak menambah

jumlah tenaga kerja, akan tetapi menurunkan jumlah tenaga kerja.

Boom : kondisi perekonomian yang mengalami peningkatan pendapatan.

Built-in tax : pajak yang besarnya tergantung pada besarnya pendapatan.

Pajak ini dibagi menjadi pajak proporsional, pajak progressif, dan

pajak regressif.

Business cycle : Kondisi pergerakan (naik turunnya) kegiatan

perekonomian dalam jangka panjang.

Celah deflasi : kondisi perekonomian di mana penawaran lebih besar

dibandingkan dengan permintaan.

Celah inflasi : kondisi perekonomian di mana permintaan lebih besar

dibandingkan penawaran.

Deflasi : adanya penurunan tingkat harga secara umum. Deflasi merupakan

kebalikan inflasi.

Depresi: kondisi perekonomian yang mengalami penurunan pendapatan

secara besar-besaran.

Depresiasi (deppeciation) : nilai tukat mata uang yang mengalami

penurunan terhadap mata uang lain pada sistem nilai tukar

mengambang.

Devaluasi (devaluation) : nilai tukar mata uang yang mengalami

penurunan terhadap mata uang lain pada sistem nilai tukar tetap.

Ekonomi pasar (market economies) : perekonomian yang didasarkan pada

kekuatan permintaan dan penawaran.

Ekonomi sentralistik (central economies) : perekonomian yang didasarkan

pada kekuatan pemerintah dalam mengatur perekonomian.

Ekspor (export) : kegiatan transaksi menjual barang ke luar negeri.

GDP deflator : rasio antara GDP nominal dengan GDP riel.

GDP nominal : GDP yang dhitung berdasarkan tahun berlaku (tahun

sekarang).

Page 34: SEBUAH PENGANTAR - ura.unej.ac.id

208

GDP perkapita : merupakan GDP yang didadapatkan oleh masing-masing

penduduk suatu negara dalam setahu, dengan kata lain GDP nominal

atau GDP riel dibagi jumlah pendusuk.

GDP potensial : GDP pada saat faktor produksi mencapai kapasitas

maksimalnya.

GDP riil : GDP yang dihitung dengan mengasumsikan harga konstan, atau

dengan kata lain GDP riel didapatkan dengan membagi GDP

nominal dengan tingkat harga.

Impor (import) : kegiatan transaksi membeli barang dari luar negeri.

Indeks harga konsumen: efek harga dari waktu ke waktu yang dihitung

dari pengeluaran konsumen dengan membandingkan pengeluaran

tahun tertentu dibagi dengan tahun dasar dikalikan 100.

Indeks harga produsen : Efek harga dari waktu ke waktu yang diukur

dengan pengeluaran produsen untuk membeli suatu barang dengan

membandingkan pembelian tahun tertentu dibandingkan dengan

pembelian tahun dasar.

Inflasi (inflation) : Kenaikan harga barang secara umum yang dihitung

dengan persentase.

Investasi : merupakan besarnya investasi dalam perekonomian. Menurut

Keynes investasi bersifat eksogen, sedangkan menurut golongan

klasik investasi sangat terkait dengan tingkat suku bunga dengan

hubungan terbalik.

Investasi yang sensitive pada tingkat suku bunga (interest-sensitive

investment spending)

Kebijakan fiskal (fiscal policy): kebijakan yang dilakukan pemerintah

dengan mempengaruhi instrument-instrumen fiskal seperti

pengeluaran pemerintah, investasi.

Kebijakan moneter (moneter policy):kebijakan yang dilakukan oleh

pemerintah dengan mempengaruhi instrument keuangan seperti

jumlah uang yang beredar.

Kemiringan (slope) LM : kemiringan antara jumlah uang yang diminta

atau ditawarkan dengan tingkat suku bunga.

Keseimbangan model full-employment: keseimbangan perekonomian pada

saat tenaga kerja beroperasi pada kondisi penuh (tidak ada

pengangguran).

Konsumsi : merupakan besarnya konsumsi barang yang dipengaruhi oleh

pendapatan. Semakin tinggi pendapatan maka konsumsi juga

semakin tinggi.

Kurva LM : kurva yang menghubungkan antara tingkat suku bunga dengan

uang.

Page 35: SEBUAH PENGANTAR - ura.unej.ac.id

209

Kurva Philips : Kurva yang menggambarkan hubungan antara kenaikan

harga dan pengangguran dengan hubungan negative.

Likudiitas (liquidity) : kecepatan uang untuk dapat digunakan

Marginal propensity to consume (MPC) : tambahan kecenderungan untuk

mengkonsumsi dengan berubahnya pendapatan.

Market-socialism : perekonomian yang menggabungkan antara

perekonomian pasar dan kekuatan pemerintah.

Mazab Klasik Baru: mazhab klasik yang telah diperbaharui.

Mazhab Ekspektasi rasional.

Mazhab Keynes : mazhab perekonomian yang menekankan pada perlunya

peran pemerintah dalam keseimbangan perekonomian.

Mazhab Keynes Baru: mazhab Keynes yang telah diperbaharui.

Mazhab klasik : mazhab perekonomian yang menekankan pada

keseimbangan permintaan dan penawaran.

Mundel-flemming theory : teori yang mengatakan bahwa modal (capital)

dapat dipertukarkan dengan sempurna.

Nilai mata uang (exchange rate) : nilai tukar mata uang suatu negara yang

diukur dengan mata uang negara lain.

Pajak lump-sum (lump-sum tax) : pajak yang besarnya tidak tergantung

besarnya pendapatan.

Pajak progresif (progressive tax): pajak yang besarnya meningkat dengan

meningkatnya pendapatan.

Pajak proporsional (proporsional tax): pajak yang besar persentasinya

sama saja meskipun terdapat kenaikan pendapatan.

Pajak proporsional : pajak yang besarnya ditentukan besarnya pendapatan.

Pajak regresif (regressive tax) : pajak yang besar persentasenya semakin

menurun dengan bertambahnya pendapatan.

Pajak tidak langsung (indirect tax) : pajak yang dibebankan kepada

konsumen melalui perusahaan.

Penawaran agregat (aggregate supply): merupakan hubungan antara output

(pada sumbu X) dan harga (pada sumbu Y) yang bersifat positif di

mana semakin tinggi tingkat harga maka output semakin tinggi.

Penawaran agregat menurut aliran neo-klasik: penawaran agregat yang

bersifat vertical.

Penawaran agregat menurut aliran upah tetap (sticky-wage): penawaran

agregat yang bersifat miring ke atas pada saat upah bersifat tetap

dalam waktu tertentu karena adanya sistem kontrak dalam

pengupahan. Setelah kontrak selesai (upah menyesuakan dengan

permintaan dan penawaran) maka penawaran agrgat akan sama

mengelami penyesuaian.

Page 36: SEBUAH PENGANTAR - ura.unej.ac.id

210

Penawaran uang (supply for money) : besarnya uang yang ditawarkan

dalam perekonomian. Besarnya uang bersifat eksogen.

Pendapatan individu siap pakai (disposable income) : pendapatan yang

siap dikonsumsi oleh masing-masing individu penerima pendapatan

tersebut.

Pendapatan Nasional : merupakan pendapatan yang didapatkan oleh

negara dalam setahun.

Pendekatan nilai tambah: perhitungan pendapatan nasional dengan

mendasarkan nilai tambah yang didapatkan pelaku usaha.

Pendekatan Pendapatan: perhitungan pendapatan nasional dengan

mendasarkan pendapatan faktor-faktor produksi seperti upah/gaji,

bunga atas modal, penyusutan dan subsidi.

Pengangguran friksional: pengangguran karena adanya seseorang yang

keluar dari pekerjaan sebelumnya tapi belum mendapatkan

pekerjaan yang baru.

Pengangguran siklis : pengangguran yang timbul karena adanya kondisi

perekonomian secara makro misalnya resesi, inflasi dan seterusnya.

Pengangguran struktural : pengangguran yang ditimbulkan dikarenakan

ada pemutusan hubungan kerja oleh perusahaan disebabkan alasan

perusahaan.

Pengeluaran pemerintah (government expenditure) : pengeluaran

pemerintah merupakan campur tangan pemerintah dalam

mempengaruhi perekonomian negara melalui belanja.

Pengganda ekspor (export multiplier) : dampak ekspor terhadap

perekonomian.

Pengganda pajak proporsional : Dampak pajak proporsional terhadap

perekonomian (output).

Pengganda pengeluaran pemerintah : Dampak pengeluaran pemerintah

terhadap perekonomian (output).

Perhitungan pendapatan nasional pendekatan output : perhitungan

pendapatan nasional dengan menggunakan output sebagai

ukurannya.

Perhitungan pendapatan nasional pendekatan pengeluaran: perhitungan

pendapatan nasional dengan mendasarkan pengeluaran yang

meliputi konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, ekspor

dikurangi impor.

Permintaan (pengeluaran agregat) : merupakan pengeluran yang dilakukan

perekonomian antara lain konsumsi, investasi, pengeluaran

pemerintah, ekspor, dan impor.

Page 37: SEBUAH PENGANTAR - ura.unej.ac.id

211

Permintaan uang (demand for money) : jumlah uang yang diminta

masyarakat dalam perekonomian. Besarnya uang yang diminta

tergantung pada motif untuk memegang uang.

Permintaan yang tidak sensitive pada tingkat suku bunga (interest-

insensitive demand for money)

Produk Domestic Bruto (Gross Domestic Product-GDP): merupakan

keseluruhan nilai perekonomian yang ada dalam negara yang

dihitung selama setahun.

Produk marginal tenaga kerja (Marginal product of labor): tambahan

produk karena tambahan tenaga kerja.

Produk nasional bersih (Net national product) : Pendapatan nasional yang

sudah mengeluarkan pendapatan orang asing yang ada di dalam

negeri.

Produk nasional Kotor (Gross national product ) : pendapatan nasional

yang masih termasuk di dalamnya pendapatan orang asing di

Indonesia.

Quasi ekuilibrium : keseimbangan pada sebagian pasar dalam

perekonomian. Misalnya keseimbangan dalam pasar barang saja,

atau keseimbangan pasar uang saja.

Resesi : kondisi perekonomian yang mengalami penurunan pendapatan.

Revaluasi (revaluation) : nilai tukar mata uang yang mengalami

peningkatan terhadap mata uang lain pada sistem nilai tukar tetap.

Sistem mata uang mengambang (flexible exchange rate) : nilai tukar yang

nilainya berdasarkan kekuatan permintaan dan penawaran uang

tersebut.

Sistem mata uang tetap (fixed exchange rate): nilai tukar dengan menjaga

satu mata uang tetap pada nilai tertentu. Misalnya nilai tukar Rupiah

terhadap $US yang ditetapkan oleh pemerintah dengan nilai tertentu.

Soft budget constraint: , talangan yang diberikan pemerintah saat usaha

mengalami kerugian.

Stagflasi : Kondisi perekonomian di mana tidak terjadi kenaikan

pendapatan ataupun penurunan pendapatan.

Tabungan : merupakan besarnya tabungan masyarkat dalam perekonomian

yang besarnya dipengaruhi oleh tingkat suku bunga. Dalam

perekonomian sederhana besarnya tabungan berbanding terbalik

dengan konsumsi.

Tingkat pengangguran : persentasi orang yang menganggur dibandingkan

dengan angkatan kerja.

Page 38: SEBUAH PENGANTAR - ura.unej.ac.id

212

Uang simpanan kekayaan (store of value) : besarnya uang yang digunakan

untuk penyimpan kekayaan baik dalam bentuk uang, maupun surat

berharga.

Uang untuk transaksi (transaction demand for money) : besarnya uang

yang digunakan untuk membeli barang dan jasa.

Upah nominal (nominal wage) : upah yang dihitung dalam waktu tertentu.

Upah riel (riel wage) : upah yang telah memperhitungkan pengaruh harga,

atau dengan kata lain upah riel adalah upah nominal dibagi harga.

Variabel eksogen : variable yang bersifat otonom terhadap model,

besarnya pengaruh variabel eksogen tidak secara langsung

berpengaruh pada pendapatan nasional. Misalnya adalah investasi

(I), pengeluaran pemerintah (G), ekspor (E).

Variabel endogen : variabel yang berkaitan langsung dengan pendapatan

nasional, misalnya konsumsi berkaitan langsung dengan pendapatan.

Impor sangat tergantung pada pendapatan dan lainnya.

Page 39: SEBUAH PENGANTAR - ura.unej.ac.id

213

INDEKS

A

Adam Smith, 21, 29, 183, 184

AD-AS, 23, 26, 28, 35, 91, 138,

149, 164, 165, 166, 167, 168,

170, 171, 172, 175, 180

Angka pengganda, 47, 48, 49, 60,

66, 72, 86, 147, 191

Apresiasi, 133, 135, 191

Average propensisty to consume,

48

B

Backward bending, 161, 191

Boom, 11

Built-in tax, 77, 191

Business cycle, 35, 36, 191

D

David Hume, 31, 184

David Ricardo, 21, 79, 184

Deflasi, 11

Demand for money, 112, 124,

195, 196

Depresiasi, 135, 191

Devaluasi, 135, 191

Disposable income, 48

E

Ekonomi pasar, 190, 191

Ekonomi sentralistik, 190, 191

Eksogen, 25, 38, 40, 43, 44, 45,

46, 47, 48, 49, 54, 55, 56, 57,

58, 59, 68, 71, 81, 83, 85, 90,

91, 99, 106, 107, 109, 111,

112, 114, 122, 123, 141, 142,

146, 147, 191, 192, 194, 196

Ekspor, 81, 82, 83, 88, 89, 90,

191

Endogen, 24, 46, 48, 84, 85, 90,

196

F

Full-employment, 27, 35, 45, 117,

119, 120, 154, 155, 157, 160,

162, 167, 168, 180, 192

G

GDP deflator, 4, 11, 12

GDP nominal, 3, 4, 11, 12

GDP perkapita, 6, 11, 12

GDP potensial, 6, 11, 12

GDP riil, 11

Gross Domestik Product, 2, 17,

19

Page 40: SEBUAH PENGANTAR - ura.unej.ac.id

214

I

Impor, 82, 89, 90, 179, 192, 196

Indeks harga konsumen, 9, 11

Indeks harga produsen, 11

Inflasi, 8, 10, 11, 175, 176, 177,

178, 179, 181, 192

Investasi, 44, 48, 49, 58, 67, 83,

95, 123, 167, 192

IS, 23, 25, 26, 28, 35, 91, 92, 93,

94, 95, 96, 97, 98, 99, 100,

101, 102, 103, 114, 115, 116,

117, 118, 119, 120, 121, 122,

123, 124, 126, 127, 132, 133,

134, 135, 137, 138, 139, 142,

145, 147, 164, 165, 167, 168,

169, 173, 174

IS-LM, 23, 25, 26, 28, 35, 91, 92,

114, 115, 116, 118, 122, 123,

124, 126, 132, 133, 134, 137,

138, 139, 145, 147, 164, 168,

169

K

Kebijakan fiskal, 116, 117, 125,

135, 192

Kebijakan moneter, 135, 136,

192

Keynes, 21, 22, 23, 24, 27, 28,

30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37,

38, 41, 44, 45, 46, 48, 51, 56,

103, 138, 149, 154, 156, 161,

162, 163, 177, 192, 193

Klasik, 21, 22, 27, 28, 29, 30, 31,

32, 33, 34, 35, 36, 103, 149,

154, 155, 156, 161, 162, 167,

168, 172, 174, 184, 192, 193

Konsumsi, 39, 48, 50, 56, 57, 61,

85, 192

Kurva Philips, 181, 192

L

Likudiitas, 112, 193

liquidity, 25, 112, 193

LM, 25, 28, 91, 103, 107, 109,

110, 111, 112, 113, 114, 115,

116, 117, 118, 120, 121, 122,

124, 125, 132, 133, 134, 137,

138, 139, 143, 144, 145, 146,

147, 165, 167, 168, 192

M

Marginal propensity to consume,

32, 41, 42, 43, 48, 56, 64, 67,

74, 76, 78, 97, 99, 102

Marginal propensity to saving,

48

Market-socialism, 190, 193

Marx, 185

Mata uang, 21, 33, 126, 127, 128,

129, 130, 131, 132, 133, 134,

135, 136, 137, 180, 182, 191,

193, 195

MPC, 32, 41, 42, 43, 48, 51, 64,

65, 67, 97, 98, 102, 193

multiplier effect, 32, 47, 48, 51,

191

Mundell-flemming theory, 135

O

outonomous, 48

Page 41: SEBUAH PENGANTAR - ura.unej.ac.id

215

P

Pajak proporsional, 55, 67, 68,

72, 73, 74, 76, 77, 78, 86, 191,

194

Pajak proporsional, 54, 66, 77,

193

Pajak tidak langsung, 19, 193

Penawaran agregat, 161, 193

Penawaran tenaga kerja, 153,

161

Penawaran uang, 106, 108, 111,

112, 146, 147, 194

Pendapatan individu siap pakai

(disposable income), 19, 194

Pendapatan Nasional, 2, 13, 16,

18, 19, 32, 194

Pendekatan nilai tambah, 19, 194

Pendekatan output, 19

Pendekatan Pendapatan, 14, 19,

194

Pendekatan pengeluaran, 19

Pengangguran, 6, 7, 8, 11, 175,

178, 181, 194

Pengangguran friksional, 11

Pengangguran siklis, 11

Pengangguran struktural, 11

Pengeluaran agregat, 21, 34, 37,

48, 57, 84, 195

Pengeluaran pemerintah, 13, 20,

21, 25, 26, 32, 34, 37, 40, 51,

55, 56, 57, 58, 59, 60, 61, 63,

64, 65, 67, 68, 69, 70, 71, 72,

74, 75, 76, 77, 78, 83, 85, 86,

87, 88, 89, 90, 95, 116, 117,

118, 119, 124, 125, 132, 133,

136, 137, 141, 147, 167, 175,

176, 177, 178, 179, 181, 182,

192, 194, 195, 196

Perekonomian terbuka, 79, 89

Perencanaan terpusat, 186, 190

Permintaan tenaga kerja, 161,

166

Permintaan uang, 103, 104, 105,

112, 195

Produk marginal tenaga kerja,

161, 195

Produk nasional bersih, 17, 19,

195

Produk nasional kotor (Gross

National Product ), 19

R

Resesi, 11

Revaluasi, 135, 195

S

Slope, 40, 41, 43, 91, 97, 101,

111, 112, 113, 118, 121, 146,

161, 192

Soft budget constraint, 190, 195

Stagflasi, 179, 181, 195

Sticky-wage, 154, 161, 167, 177,

193

Store of value, 25, 103, 104, 112,

196

suku bunga, 2, 16, 17, 25, 28, 29,

32, 34, 53, 80, 91, 92, 93, 94,

95, 96, 97, 99, 100, 101, 102,

103, 104, 105, 106, 107, 108,

109, 110, 111, 112, 113, 114,

115, 116, 117, 118, 119, 120,

121, 122, 123, 124, 125, 131,

132, 133, 134, 135, 136, 137,

139, 141, 145, 146, 147, 166,

168, 192, 195

Supply for money, 112, 194

T

Page 42: SEBUAH PENGANTAR - ura.unej.ac.id

216

Tabungan, 39, 48, 195

Tingkat pengangguran, 8, 11

U

Uang simpanan kekayaan, 112,

196

Upah nominal, 161, 196

Upah riel, 151, 161, 196

W

William Pretty, 184

Page 43: SEBUAH PENGANTAR - ura.unej.ac.id

217