Top Banner
SEBUAH KONSTRUKSI PENGGUNAAN HIJAB MELALUI KOMUNITAS HIJABERS Tugas Akhir Mata Kuliah Teori Sosiologi Dosen Pengampu: Prof. Dr. Soehardi, M.A. Oleh: Sherlie Dwi Hapsari 14/371002/PSA/7739 PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU LINGUISTIK FAKULTAS ILMU BUDAYA 1
25

SEBUAH KONSTRUKSI PENGGUNAAN HIJAB MELALUI KOMUNITAS HIJABERS

Mar 08, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: SEBUAH KONSTRUKSI PENGGUNAAN HIJAB MELALUI KOMUNITAS HIJABERS

SEBUAH KONSTRUKSI PENGGUNAAN HIJAB MELALUI KOMUNITAS HIJABERS

Tugas Akhir Mata Kuliah Teori Sosiologi

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Soehardi, M.A.

Oleh:

Sherlie Dwi Hapsari

14/371002/PSA/7739

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU LINGUISTIK

FAKULTAS ILMU BUDAYA

1

Page 2: SEBUAH KONSTRUKSI PENGGUNAAN HIJAB MELALUI KOMUNITAS HIJABERS

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2015

I. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu Negara dengan mayoritas

penduduk beragama Islam terbesar di dunia. Berdasarkan hasil

sensus penduduk Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat sebanyak

207.176.162 penduduk Indonesia memeluk agama Islam pada tahun

2010. Jika dihitung dalam persentasenya setara dengan 87.18%

dari total keseluruhan penduduk Indonesia. Hal ini memicu

berkembangnya berbagai fashion yang menawarkan berbusana

muslim, baik wanita maupun pria. Salah satu trend berbusana

muslim untuk wanita yang menjadi pusat perhatian dan sangat

digandrungi akhir-akhir ini adalah fashion hijab.

Jilbab adalah salah satu busana yang wajib dikenakan oleh

wanita muslim. Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia

(KBBI), jilbab diartikan sebagai kerudung lebar yang dipakai

wanita muslim untuk menutupi kepala dan leher sampai dada.

Sehingga dapat diartikan bahwa jilbab berbentuk kain yang

kemudian dililitkan atau dibentuk sedemikian rupa untuk

menutupi kepala hingga dada.

2

Page 3: SEBUAH KONSTRUKSI PENGGUNAAN HIJAB MELALUI KOMUNITAS HIJABERS

Banyak wanita muslim dulunya memilih untuk tidak

menggunakan jilbab dikarenakan persepsi orang yang menganggap

bahwa jilbab menjadikan wanita tidak trendy dan terkesan kuno.

Namun, pada masa modern saat ini, persepsi masyarakat terhadap

penggunaan jilbab berubah 180̊, dimana jilbab sudah tidak lagi

ketinggalan jaman. Menggunakan jilbab bahkan telah merubah

image wanita menjadi terlihat lebih cantik dan lebih modis

dengan tetap menunjukkan diri sebagai wanita muslim. Hal ini

dipengaruhi oleh munculnya sebuah komunitas hijab yang

membentuk citra baru terhadap penggunaan hijab dan fashion

hijab. Sehingga, kini fashion hijab sangat digandrungi oleh

seluruh wanita muslim di Indonesia, dan menjadikannya trend

dalam berbusana.

Fashion hijab awalnya diperkenalkan oleh sebuah komunitas

Hijabers yang berdiri pada tahun 2010, yang kemudian

memperkenalkan gaya berjilbab yang beragam dan trendy.

Komunitas ini awalnya dibangun oleh seorang perempuan bernama

Dian Pelangi. Komunitas Hijabers berusaha menumbuhkan kecintaan

terhadap Islam melalui fashion dan menunjukkan bahwa Islam

dapat mengikuti perkembangan gaya busana terkini. Dalam hal

ini, komunitas Hijabers adalah salah satu pendukung utama

3

Page 4: SEBUAH KONSTRUKSI PENGGUNAAN HIJAB MELALUI KOMUNITAS HIJABERS

sebagai subjek yang mengonstruksi realitas penggunaan jilbab

dalam lingkungan sosial. Hijabers ini berasal dari kata dasar

hijab yang sesuai dengan namanya, yaitu komunitas yang

megkampanyekan pemakaian jilbab. Hijabers dapat diartikan sebagai

suatu cara berjilbab yang fashionable, nyaman dan stylish tetapi

tetap syar’i. Komunitas ini dibangun pada tahun 2010 di kota

Jakarta, dan kemudian merambah di kota-kota lain salah satunya

adalah kota Surabaya.

Komunitas Hijabers Surabaya didirikan pada tahun 2012 oleh

seorang wanita bernama Alvia Enawani Nataprawira (Bunda Via).

Komunitas ini memiliki tujuan yang sama dengan komunitas

pendahulunya yaitu sebagai wadah untuk wanita muslim yang

ingin mengkreasikan jilbab yang dipakainya agar tidak

ketinggalan dengan perkembangan gaya busana pada saat ini.

Komunitas Hijabers ini dipandang sebagai agen konstruksi sosial

yang mengidentifikasikan realitas lewat berbagai instrument

yang dimilikinya, dimana komunitas hijabers tersebut ikut dalam

pembentukan realitas oleh masyarakat. Teori yang akan

digunakan adalah teori konstruksi sosial yang diperkenalkan

oleh Peter L Berger dan Thomas Luckmann yang berpandangan

bahwa realitas memiliki dimensi subjektif dan objektif.

4

Page 5: SEBUAH KONSTRUKSI PENGGUNAAN HIJAB MELALUI KOMUNITAS HIJABERS

Manusia merupakan instrumen dalam menciptakan realitas yang

objektif melalui proses eksternalisasi, sebagaimana ia

memengaruhinya melalui proses internalisasi yang mencerminkan

realitas yang subjektif.

Sehingga dalam makalah ini, peneliti ingin mengetahui

serta menganalisa proses konstruksi penggunaan jilbab pada

wanita muslim khususnya pada masyarakat Surabaya akibat

munculnya komunitas hijabers dengan melihat ketiga komponen

dialektisnya yaitu internalisasi , obyektivasi, dan

eksternalisasi.

II. KAJIAN PUSTAKA

Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan

dicantumkan beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan

kajian penulis. Terdapat dua penelitian yang akan penulis

paparkan dalam makalah ini, yaitu yang pertama adalah

penelitian oleh Devi Anandita mahasiswa Universitas Brawijaya

pada tahun 2014 berjudul ‘Konsumsi Tanda pada Fashion Hijab’.

Dalam penelitiannya, peneliti menggunakan teori dari Jean Paul

Baudrillard yang membahas mengenai budaya konsumsi pada

masyarakat postmodern yang berkaitan dengan perkembangan media

5

Page 6: SEBUAH KONSTRUKSI PENGGUNAAN HIJAB MELALUI KOMUNITAS HIJABERS

massa kontemporer. Penulis disini menganalisis konsumsi atas

fashion hijab berlandaskan pada teori masyarakat konsumsi yang

disajikan oleh Baudrillard. Dalam penelitiannya, peneliti

menggunakan paradigm penelitian kualitatif dengan tipe

penelitian deskriptif. Peneliti melakukan observasi

partisipasi dan wawancara mendalam terhadap anggota Hijab

Beauty Community Malang mengenai hijab dan fashion hijab serta

mengetahui konsumsi tanda atas tanda yang ada pada berbagai

artefak fashion hijab. Hasil dari penelitiannya membutktikan

bahwasanya muslimah berhijab adalah muslimah yang dapat tampil

modis dan cantik melalui fashion hijab. Demi mendapatkan label

muslimah yang modis ini, kegiatan konsumsi mereka atas hijab

tidak lagi mementingkan pertimbangan atas nilai guna komoditas

hijab.

Rujukan penelitian kedua dilakukan oleh Desy Utami

Prajayanti dan Suharnomo dari Universitas Diponegoro berjudul

‘Kepemimpinan Tepa Selira: Sebuah Konstruksi Sosial

Kepemimpinan Jawa Joko Widodo’. Penelitian ini mengkaji model

kepemimpinan Jokowi dalam mengelola kota Solo yang didasarkan

oleh gaya kepemimpinan yang Jokowi anut. Pendekatan penelitian

yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan melakukan

6

Page 7: SEBUAH KONSTRUKSI PENGGUNAAN HIJAB MELALUI KOMUNITAS HIJABERS

pendekatan studi kasus (case study). Subjek dalam penelitian ini

ditentukan berdasarkan teknik purposive sampling, yakni suatu

teknik pengambilan sampling atau teknik pengambilan sampel

sumber data dengan pertimbangan tertentu dari dari pihak

peneliti sendiri dimana narasumber yang dipilih adalah orang-

orang yang dianggap mengetahui secara mendalam mengenai focus

penelitian yang diteliti. Peneliti menggunakan teori

konstruksi sosial dari Bergen dan Luckmann (1990) melalui tiga

tahapan yaitu, eksternaliasi, obyektivikasi, dan

internalisasi. Peneliti juga meneliti gaya kepemimpinan Jokowi

menggunakan model kepemimimpinan Hasta Brata yaitu 8 sifat

alam, yang terdiri dari bumi, matahari, bulan, bintang, api,

angina, air, dan langit. Hasil dari penelitian ini menunjukkan

bahwa konstruksi sosial kepemimpinan Jawa pada Jokowi sesuai

dengan teori konstruksi sosial dari Berger dan Luckmann.

Ditemukan juga bahwa Jokowi memiliki kedelapan sifat seperti

konsep kepemimpinan Hasta Brata.

Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah

proses kontruksi sosial komunitas hijaber pada wanita muslim

di Indonesia. Dalam makalah ini, peneliti akan menggunakan

teori konstruksi sosial Berger dan Luckmann (1990) untuk

7

Page 8: SEBUAH KONSTRUKSI PENGGUNAAN HIJAB MELALUI KOMUNITAS HIJABERS

melihat bagaimana komunitas hijaber mampu mengkonstruksi

penggunaan jilbab pada masyarakat. Penelitian juga akan

menggunakan data skunder dalam melihat fenomena komunitas

hijab pada komunitas hijabers Surabaya, melalui penelitian

yang dilakukan oleh Faizol Rudowan tahun 2013 berjudul ‘Makna

Jilbab Bagi Komunitas Hijabers Surabaya’. Data sekunder

lainnya juga peneliti dapatkan dari website dan blog yang

menjelaskan mengenai komunitas hijabers tersebut. Peneliti

akan melihat konsep pokok teori konstruksi sosial dalam tiga

momen dialektis yang simultan, yaitu ekternalisasi,

obyektivikasi dan interalisasi.

III. PROBLEMATIK

Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan,

peneliti memiliki sebuah problematik yang berbeda dengan

penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu:

‘Bagaimanakah proses konstruksi penggunaan jilbab akibat

munculnya komunitas Hijabers?’

Berdasarkan problematika ini, peneliti bertujuan untuk

menjelaskan proses kontruksi penggunaan jilbab akibat

8

Page 9: SEBUAH KONSTRUKSI PENGGUNAAN HIJAB MELALUI KOMUNITAS HIJABERS

munculnya komunitas Hijabers dengan menggunakan teori Berner dan

Luckman (1990).

IV. LANDASAN TEORI

Dalam bab ini, peneliti menggunakan teori konstruksi

sosial oleh Peter L. Berner dan Thomas Luckman (1990). Teori

kontruksi sosial adalah teori yang dikembangkan oleh Peter L.

Berner dan Thomas Luckman dimana mereka berpandangan bahwa

realitas sosial kehidupan sehari-hari memiliki dimensi

subjektif dan objektif (dalam Muslich 2008:150). Kenyataan

atau realitas obyektif adalah kenyataan yang berada di luar

diri manusia, sedangkan kenyataan subyektif adalah kenyataan

yang berada di dalam diri manusia. Dalam teori konstruksi ini,

manusia merupakan instrument dalam menciptakan realitas sosial

yang obyektif melalui proses eksternalisasi, sebagaimana ia

mempengaruhinya melalui proses internalisasi yang mencerminkan

realitas subjektif. Dalam hal ini manusia tidak hanya sebagai

produk masyarakat, namun juga masyarakat sebagai produk

manusia dimana kedua hal ini berlangsung secara dialektis:

tesis, antithesis, dan sintesis. Kedialektisan ini disebut

juga sebagai penanda bahwa masyarakat tidak pernah menjadi

produk akhir, namun tetap sebagai proses yang sedang

9

Page 10: SEBUAH KONSTRUKSI PENGGUNAAN HIJAB MELALUI KOMUNITAS HIJABERS

terbentuk. Berger dan Luckmann menemukan konsep untuk

menghubungkan antara yang subjektif dan objektif itu melalui

konsep dialektika, yang dikenal sebagai eksternalisasi,

obyektivikasi dan internalisasi.

Ekternalisasi adalah usaha ekspresi diri manusia kedalam

dunia luar, baik kegiatan mental maupun fisik. Kedirian

manusia adalah melakukan eksternalisasi yang terjadi sejak

awal, karena ia dilakhirkan belum selesai, berbeda dengan

binatang yang dilahirkan dengan organisme yang lengkap. Untuk

menjadi manusia, ia harus mengalami perkembangan kepribadian

dan perolehan budaya (Berger, 1994, dalam Manuaba, 2010).

Artinya, selama hidup manusia selalu menemukan dirinya dengan

jalan mencurahkan dirinya dalam dunia. Sifat belum selesai itu

dilakukan terus-menerus dalam rangka menemukan dan membentuk

eksistensi diri (Mursanto, 1993, dalam Muchlis:152).

Selanjutnya yang disebut dengan objektivikasi adalah

hasil yang telah dicapai baik mental maupun fisik dari

kegiatan eksternalisasi manusia (Muchlis, 2008:152). Hasilnya

berupa realitas objektif yang terpisah dari dirinya. Bahkan,

realitas objektif yang dihasilkan berpotensi untuk berhadapan

(bahkan mengendalikan) dengan si penghasilnya. Misalnya, dari

10

Page 11: SEBUAH KONSTRUKSI PENGGUNAAN HIJAB MELALUI KOMUNITAS HIJABERS

kegiatan eksternalisasi manusia menghasilkan alat demi

kemudahan hidupnya: cangkul untuk meningkatkan pengolahan

pertanian atau bahasa untuk melancarkan komunikasi. Kedua

produk itu diciptakan untuk menghadapi dunia. Setelah

dihasilkan, kedua produk itu menjadi realitas yang objektif

(objektivikasi). Ia menjadi dirinya sendiri, terpisah dengan

individu penghasilnya. Bahkan, dengan logika -nya sendiri, ia

bisa memaksa penghasilnya. Realitas objektif cangkul bisa

menentukan bagaimana petani harus mengatur cara kerjanya. Ia

secara tidak sadar telah didikte oleh cangkul yang

diciptakannya sendiri. Sama seperti bahasa yang mampu

mengendalikan manusia. Bahkan, mereka bisa bersengketa dan

perang karena bahasa. Realitas objektif itu berbeda dengan

kenyataan subjektif individual. Realitas objektif menjadi

kenyataan empiris, bisa dialami oleh setiap orang dan

kolektif.

Internalisasi adalah penyerapan kembali dunia objektif ke

dalam kesadaran subjektif sedemikian rupa sehingga individu

dipengaruhi oleh struktur sosial atau dunia sosial. Berbagai

macam unsur dari dunia yang telah terobjektifkan tersebut akan

ditangkap sebagai gejala realitas di luar kesadarannya, dan

11

Page 12: SEBUAH KONSTRUKSI PENGGUNAAN HIJAB MELALUI KOMUNITAS HIJABERS

sekaligus sebagai gejala internal bagi kesadaran. Melalui

internalisasi itu, manusia menjadi produk masyarakat. Salah

satu wujud internalisasi adalah sosialisasi. Bagaimana suatu

generasi menyampaikan nilai-nilai dan norma-norma sosial

(termasuk budaya) yang ada kepada generasi berikutnya.

Generasi berikut diajar (lewat berbagai kesempatan dan cara)

untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai budaya yang mewarnai

struktur masyarakatnya. Generasi baru dibentuk oleh makna-

makna yang telah diobjektivikasikan. Generasi baru

mengidentifikasi diri dengan nilai-nilai tersebut. Mereka

tidak hanya mengenalnya tetapi juga mempraktikkannya dalam

segala gerak kehidupannya. (Lihat Eriyanto, 2002, dalam

Muchlis, 2008:152).

V. KERANGKA TEORI

Hipotesa sementara dari penelitian ini terdiri dari:

1. Komunitas Hijabers adalah komunitas yang mampu

mengkonstruksi pandangan hijab yang awalnya kuno dan tidak

modis menjadi sebuah trend gaya berbusana baru yang trendy

dan modis.

12

Page 13: SEBUAH KONSTRUKSI PENGGUNAAN HIJAB MELALUI KOMUNITAS HIJABERS

2. Fashion hijab dimulai karena adanya Komunitas Hijabers yang

kemudian menjadikannya sebuah pengetahuan baru pada

masyarakat.

VI. PENDEKATAN METODOLOGI

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan

tipe penelitian deskriptif. Sedarmayanti dan Hidayati

(2011:33) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah

penelitian yang dilakukan pada kondisi obyek yang alami,

peneliti sebagai instrument kunci, dan data yang dihasilkan

bersifat deskriptif. Lebih lanjut penelitian deskriptif

diartikan sebagai metode dalam pencarian fakta status

sekelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi suatu system

pemikiran ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang dengan

interpretasi yang tepat. Dengan menggunakan teknik penilitian

kualitatif tipe deskriptif, peneliti akan menjelaskan proses

dari penelitian yang akan dikaji secara lebih mandalam.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa

data sekunder yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan

peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai

tanda kedua). Data sekunder yang diperoleh peneliti diambil

13

Page 14: SEBUAH KONSTRUKSI PENGGUNAAN HIJAB MELALUI KOMUNITAS HIJABERS

dari penelitian yang dilakukan oleh Faizol Ruduwan dari UIN

Sunan Ampen Surabaya pada tahun 2013 yang berjudul ‘Makna

Jilbab Bagi Komunitas Hijabers Surabaya’. Penelitian tersebut

menganalisa pemaknaan jilbab bagi komunitas hijabers di

Surabaya, dan peneliti akan mengambil data yang berupa

wawancara dengan beberapa informan. Informan yang dipilih

adalah yang menguasai atau memahami serta menghayati suatu

kejadian, mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung pada

kegiatan yang diteliti. Pemilihan subjek penilitian tersebut

adalah anggota komunitas Hijaber Surabaya. Peneliti juga

mengambil data dari website, blog dan berbagai sumber data

tentang komunitas Hijabers di Indonesia.

Dalam analasis data ini dilakukan proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari penelitian

yang dilakukan oleh Faizal Riduwan (2013) dan juga data

sekunder yang peneliti ambil mengenai Komunitas Hijabers.

Penelitian kali ini menggunakan tiga tahapan analisis yaitu

reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Dalam tahap

reduksi data, data dikelompokkan dari berbagai sumber yang

telah diperoleh dan kemudian membuang data yang tidak penting.

Pengelompokan data sesuai dengan focus penelitian yang telah

14

Page 15: SEBUAH KONSTRUKSI PENGGUNAAN HIJAB MELALUI KOMUNITAS HIJABERS

ditentukan. Tahap selanjutnya adalah penyajian data dimana

setelah data dipilah-pilah maka data ditulis dan disajikan

sesuai dengan kategori dalam fokus penelitian. Tahap akhir

adalah kesimpulan dimana data yang sudah dikelompokan tadi

disimpulkan sehingga rumusan masalah dapat terjawab.

VII. DESKRIPSI FAKTUAL

Dalam bab ini, peneliti akan menjelaskan hasil penelitian

dengan menggunakan teori konstruksi sosial dari Berger dan

Luckmann (1990) dengan tiga komponennya yaitu eksternalisasi,

obyektivasi dan internalisasi.

7.1 Eksternalisasi Komunitas Hijabers

Eksternalisasi adalah usaha ekspresi diri manusia kedalam

dunia luar, baik kegiatan mental maupun fisik. Dalam momen

ini, komunitas hijab adalah suatu subjek yang memunculkan

begitu banyak inovasi khususnya fashion hijab. Fashion hijab yang

diciptakan oleh komunitas ini mampu membangun image baru pada

15

Page 16: SEBUAH KONSTRUKSI PENGGUNAAN HIJAB MELALUI KOMUNITAS HIJABERS

masyarakat bahwa pemakai jilbab tidak lagi hanya orang-orang

kuno ataupun ketinggalan jaman. Jilbab diaplikasikan dengan

berbagai model dan bentuk, dengan model stylish dan unik membuat

pemakai hijab terlihat semakin cantik dan tetap modis. Jilbab

pada awalnya hanya dipakai tanpa adanya model yang menarik,

hanya berbentuk segiempat atau model bergo (jilbab siap

pakai), namun sejak munculnya komunitas Hijaber pada tahun

2010, model pemakaian hijab menjadi lebih beragam dan

berwarna. Konstruksi sosial yang dilakukan oleh komunitas

hijabers terhadap penggunaan hijab juga melalui berbagai

kegiatan positif. Dengan diadakannya berbagai kegiatan

memancing wanita muslim untuk ikut bergabung dan kemudian

mulai menggunakan hijab. Kegiatan yang rutin mereka lakukan

antara lain adalah kelas hijab, talk show, fashion show, acara sosial,

kelas make up, fotografi, modeling, dan sebagainya. Kegiatan

yang diciptakan oleh komunitas hijabers ini mampu menarik

perhatian wanita muslim, baik remaja maupun dewasa untuk

bergabung dan ikut berpartisipasi.

16

Page 17: SEBUAH KONSTRUKSI PENGGUNAAN HIJAB MELALUI KOMUNITAS HIJABERS

7.2 Obyektivasi Komunitas Hijabers

Obyektivasi adalah hasil yang telah dicapai baik mental

maupun fisik dari kegiatan eksternalisasi manusia. Hasilnya

berupa realitas objektif yang terpisah dari dirinya, namun

berpotensi untuk berhadapan (bahkan mengendalikan)

penghasilnya. Proses obyektivitas komunitas hijabers pada

penggunaan hijab terjadi pada para anggota komunitas hijabers

yang kemudian merambat pada wanita-wanita muslim lain dengan

melihat busana berpakaian para anggota komunitas Hijabers.

Anggota dalam komunitas dapat berubah dalam penggunaan hijab

dari yang sebelumnya tidak mengenal model penggunaan hijab

yang modern, menjadi sadar akan penggunaannya. Adanya

komunitas hijabers ini membuat para anggota selalu

mengaplikasikan hijab modern dalam berbagai acara. Salah satu

bukti adalah wawancara yang dilakukan pada salah satu

komunitas Hijabers Surabaya yang mengaku selalu berganti model

hijab setiap adanya event yang berbeda.

“Saya kalau ganti model jilbab itu sebulan ya 30

kali, sungkan kalo make kudung yang itu-itu aja,

kan kita juga uda diajari cara membuat jilbab

yang cocok dengan kita. Setiap ada event apalagi,

kita harus tampil beda dengan yang biasanya kita

17

Page 18: SEBUAH KONSTRUKSI PENGGUNAAN HIJAB MELALUI KOMUNITAS HIJABERS

pake sehai-hari. Dalam event itu kan uda ada

temanya, make nya ya sesuai dengan temanya

itu, jadi kita nanti semuanya sama di acara itu”.

Dalam hal ini membuktikan bahwasanya komunitas Hijabers

mampu membentuk perilaku seseorang yang awalnya tidak biasa

menggunakan kreasi hijab modern menjadi lebih kreatif dan

selalu mengaplikasikan model jilbab tersebut di berbagai event.

Sebuah pendapat juga disampaikan oleh seorang anggota

komunitas Hijabers Surabaya yang mengatakan bahwa jilbab

modern mampu membuatnya menjadi lebih percaya diri dari

sebelumnya.

“Saya masuk komnitas ini ingin mengetahui

banyak tentang model-model jilbab yag modis dan

gaul lalu saya mengaplikasikanya dalam keseharian

saya, biar gak malu kalo pake jilbab. Dlukan

kalo pake jilbab, saya ya pake jilbab yang

sebisanya saja, jadi saya malu biasanya, dengan

tahu banyak bentuk jilbab yang modis saya

menjadi PD bila keluar ma temen”.

Penggunaan hijab modern membuat wanita lebih percaya diri

dan terlihat modis dibandingkan dengan jilbab yang biasa-biasa

18

Page 19: SEBUAH KONSTRUKSI PENGGUNAAN HIJAB MELALUI KOMUNITAS HIJABERS

saja. Hal ini menunjukkan bahwa komunitas Hijabers sangat

membantu para anggotanya untuk menjadi pribadi yang percaya

diri dan trendy dengan menggunakan hijab modern.

Hal ini tidak hanya terjadi pada anggota dari komunitas

Hijabers, namun juga pada wanita muslim di Indonesia.

Komunitas Hijabers ini seringkali memposting kegiatan dan foto

terbaru mereka melalui media sosial seperti facebook, website

dan twitter yang kemudian menjadi trend dalam busana muslim

Indonesia. Banyak wanita muslim yang kemudian meniru pemakaian

jilbab ini karena terlihat lebih modis dan gaul. Salah satu

contohnya adalah hasil wawancara pada salah satu anggota

komunitas yang mengatakan bahwa jilbab yang dia gunakan

menarik teman-teman yang melihatnya dan kemudian berminat

untuk memakai juga.

“Memakai jilbab itu bisa menunjukan kalau kita

itu wanita yang modis, kan di Komunitas Hijabers

Surabaya, pemakain jilbab selalu dikreasikan

dengan model yang sedang boming. Jadi kita tidak

perlu khawatir karena memakai jilbab juga bisa

terlihat tetap modis atau fashionable. Kami selalu

bermusyawarah lalu belajar bareng untuk

membuat kreasi model jilbab yang modis sehingga

kami bisa nyaman dalam memakainya. Sekaranng

19

Page 20: SEBUAH KONSTRUKSI PENGGUNAAN HIJAB MELALUI KOMUNITAS HIJABERS

banyak juga artis di televisi yang memakai jilbab

tetapi tetap kan masih kelihatan cantik dan tetap

laris pula di televisi. Saya juga gak mau

memakai jilbab yang simple, kayak yang dipakai

orang-orang biasanya, saya senang jika

mengkreasikan jilbab yang saya pakai dengan

model yang lagi boming. Teman-teman saya yang

melihat juga pengen diajarin cara memakai

kerudung kayak yang saya pakai ini. Saya

jadi tahu kerudung apa yang sesuai dengan

wajah kita, jadi kita juga bisa menutupi

kekurangan kita dengan memakai jilba itu. Kami

disini rata-rata semuanya ganti model jilbab setiap

hari jadi tidak sama setiap harinya.

Hal ini telah menunjukkan bahwasanya munculnya komunitas

hijab mampu membangun fashion hijab modern pada wanita muslim.

Hal ini membuat para pengguna jilbab selalu tertarik untuk

mengkreasikan model jilbabnya dengan model yang lebih cantik

dan trendy. Hal ini membuktikan bahwasanya fashion hijab yang

dibangun oleh komunitas Hijabers dapat menkonstruksi model

berjilbab pada wanita muslim, yang awalnya hanya biasa-biasa

saja menjadi modis dan gaul.

7.3 Internalisasi Komunitas Hijabers

Internalisasi adalah penyerapan kembali dunia objektif

kedalam kesadaran subjektif sedemikian rupa sehingga individu

20

Page 21: SEBUAH KONSTRUKSI PENGGUNAAN HIJAB MELALUI KOMUNITAS HIJABERS

dipengaruhi oleh struktur sosial atau dunia sosial. Berbagai

macam unsur dari dunia yang telah terobjektifkan tersebut akan

ditangkap sebagai gejala realitas di luar kesadarannya, dan

sekaligus sebagai gejala internal bagi kesadaran. Dalam hal

ini komunitas hijabers menjadi pendukung utama dalam

internalisasi pengetahuan baru yaitu berupa fashion hijab

modern. Proses internalisasi sangat dipengaruhi oleh orang-

orang yang berpengaruh didalam masyarakat, dan para anggota

pada komunitas hijabers yang telah berdiri dari tahun 2010

mampu menjadi pedoman cara berhijab modern dan meninggalkan

model jilbab yang biasa-biasa saja oleh wanita muslim di

Indonesia.

VIII.PENJELASAN DAN TAFSIR

Berdasarkan hasil yang telah ditemukan, dibuktikan

bahwasanya komunitas Hijabers adalah suatu subjek yang mampu

menkonstruksi penggunaan jilbab pada wanita Indonesia dengan

melihat dari sudut pandang teori konstruksi sosial Berger dan

Luckmann (1990). Komunitas Hijabers Surabaya yang menjadi objek

kajian dalam makalah ini menunjukkan salah satu bukti

bagaimana komunitas ini dapat membuat suatu perubahan dari

21

Page 22: SEBUAH KONSTRUKSI PENGGUNAAN HIJAB MELALUI KOMUNITAS HIJABERS

masyarakat yang awalnya tidak menyukai jilbab karena kesannya

yang kuno dan ketinggalan jaman, menjadi suatu trend berbusana

yang trendy. Wanita yang belum menggunakan jilbab-pun menjadi

terdorong untuk memakainya karena kesan yang ditampilkan

tersebut, masih tetap trendy dan modis tanpa meninggalkan

syar’i.

IX. KESIMPULAN

Proses konstruksi sosial komunitas Hijabers pada penggunaan

jilbab sesuai dengan teori konstruksi sosial dari Berger dan

Luckman (1990) adalah melalui tiga tahapan yaitu:

Tahapan eksternalisasi membuktikan bahwa komunitas hijab

adalah suatu subjek yang memunculkan begitu banyak inovasi

baru khususnya fashion hijab. Fashion hijab kemudian menjadi trend

dan gaya busana terbaru pada wanita muslim Indonesia.

Komunitas ini juga mengadakan berbagai macam kegiatan yang

membuat mayarakat tertarik untuk ikut bergabung, yaitu kelas

hijab, talk show, fashion show, acara sosial, kelas make up, fotografi,

modeling, dan sebagainya.

Tahapan obyektivasi membuktikan bahwa penggunaan hijab

modern dilakukan oleh para anggota komunitas hijabers yang

22

Page 23: SEBUAH KONSTRUKSI PENGGUNAAN HIJAB MELALUI KOMUNITAS HIJABERS

kemudian merambat pada wanita-wanita muslim lain dengan

melihat busana berpakaian para hijabers. Anggota dalam

komunitas dapat berubah dalam penggunaan hijab dari yang

sebelumnya tidak mengenal model penggunaan hijab yang modern,

menjadi sadar akan penggunaannya yang mampu membuat seseorang

menjadi terlihat lebih cantik, percaya diri dan modis.

Tahapan terakhir yaitu internalisasi membuktikan bahwa

fashion hijab mampu mempengaruhi penggunaan jilbab para wanita

di Indonesia dimana mereka melihat dan kemudian menerima fashion

hijab modern tersebut untuk diinternalisasikan kedalam diri

mereka. Fashion hijab yang diperkenalkan oleh komunitas Hijabers

ini kemudian menjadi sebuah pengetahuan baru yang membentuk

realitas baru dalam gaya berbusana muslim wanita.

DAFTAR PUSTAKA

Ananditi, Devi. (2014). Konsumsi Tanda pada Fashion Hijab. Fakultas

Ilmu Sosial dan Politik: Universitas Brawijaya.

Demartoto, Argyo. (2013). Teori Konstruksi Sosial dari Peter

L. Berger dan Thomas Luckman. [online].

(http://argyo.staff.uns.ac.id/2013/04/10/teori-konstruksi-

23

Page 24: SEBUAH KONSTRUKSI PENGGUNAAN HIJAB MELALUI KOMUNITAS HIJABERS

sosial-dari-peter-l-berger-dan-thomas-luckman/, diakses 27

Desember)

Muslich, Masnur. (2008). Kekuasaan Media Massa Mengonstruksi

Realitas. Jurnal Bahasa dan Seni. Vol. 36, no. 2, pp. 150-159.

[online].

(http://sastra.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/10/Kekuasa

an-Media-Massa-Mengontruksi-Realitas-Masnur-Muslich.pdf,

diakses 26 Desember 2014)

Manuaba, I. B. Putera. (2010). Memahami Teori Konstruksi

Sosial. Jurnal Masyarakat dan Politik. Vol. 21, no. 3, p. 221-230.

[online]. (http://mkp.fisip.unair.ac.id/index.php?

option=com_content&view=article&id=119:memahami-teori-

konstruksi-sosial&catid=34:mkp&Itemid=62, diakses 27

Desember 2014)

Pakuna, Hatim Badu. (2014). Fenomena Komunitas Berjilbab;

Antara Ketaatan dan Fashion. Jurnal Farabi. Vol. 11, no. 1, pp.

1-11.

Riduwan, Faizol. (2013). Makna Jilbab bagi Komunitas Hijabers

Surabaya. Jurnal Sosiologi Islam. Vol. 3, no. 1, pp. 65-87.

Sedarmayanti; Hidayat, Syarifuddin. Metodologi Penelitian. (2012).

Metodologi Penelitian. Bandung: CV. Mandar Maju.

Tqn, Santri. (2013). Presentase Jumlah Umat Islam Berbagai

Daerah di Indonesia. [online].

(http://www.dokumenpemudatqn.com/2013/07/persentase-

24

Page 25: SEBUAH KONSTRUKSI PENGGUNAAN HIJAB MELALUI KOMUNITAS HIJABERS

jumlah-umat-islam-berbagai.html#ixzz3NibkVGvm , diakses 26

Desember 2014)

25