Top Banner
SEBARAN GAJAH SUMATERA (Elephas maximus sumatranus) DI RESORT PEMERIHAN, TAMAN NASIONAL BUKIT BARISAN SELATAN (Skripsi) Oleh Firda Nur Islami JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG 2018
42

SEBARAN GAJAH SUMATERA (E lephas maximus ...digilib.unila.ac.id/30735/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfgajah sumatera, oleh karena itu sangat dibutuhkan informasi tentang keberadaan

Apr 30, 2019

Download

Documents

lehuong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: SEBARAN GAJAH SUMATERA (E lephas maximus ...digilib.unila.ac.id/30735/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfgajah sumatera, oleh karena itu sangat dibutuhkan informasi tentang keberadaan

SEBARAN GAJAH SUMATERA (Elephas maximus sumatranus) DIRESORT PEMERIHAN, TAMAN NASIONAL BUKIT BARISAN

SELATAN

(Skripsi)

OlehFirda Nur Islami

JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG2018

Page 2: SEBARAN GAJAH SUMATERA (E lephas maximus ...digilib.unila.ac.id/30735/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfgajah sumatera, oleh karena itu sangat dibutuhkan informasi tentang keberadaan

ABSTRAK

SEBARAN GAJAH SUMATERA (Elephas maximus sumatranus) DIRESORT PEMERIHAN, TAMAN NASIONAL BUKIT BARISAN

SELATAN

Firda Nur Islami

Indonesia terdapat gajah sumatera yang tersebar mencakup Pulau Sumatera danKalimantan Timur. Salah satu habitat alami gajah sumatera adalah di ResortPemerihan, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Resort Pemerihanmerupakan daerah dengan konflik satwa dan manusia salah satu satwanya adalahgajah sumatera, oleh karena itu sangat dibutuhkan informasi tentang keberadaangajah di habitat alaminya khususnya di Resort Pemerihan yang berbatasanlangsung dengan daerah pemukiman berdasarkan keragaman ekosistemnya dantanda tidak langsung keberadaan gajah sumatera seperti, feses, tapak kaki, danaktifitas manusia. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei – Juni 2017 diResort Pemerihan, TNBBS berkerjasama dengan WCS-IP dan BBTNBBS.Pengambilan data dilakukan dengan observasi langsung menggunakan patchoccupancy dan rappid assesment. Lokasi penelitian dibagi menjadi 14 griddengan ukuran 2×2 km2. Terdapat 156 titik temuan tanda langsung dan tidaklangsung keberadaan gajah sumatera yang tersebar di empat tipe area, yaitu hutanprimer, hutan sekunder, padang ilalang dan perkebunan. Tanda keberadaan gajahsumatera meliputi 4 tipe, yaitu kotoran, tapak kaki, gesekan badan, perjumpaanlangsung. Karakteristik habitat gajah sumatera yang mendukung keberadaangajah sumatera adalah jarak dari sungai 0-125 m, ketinggian dari atas permukaanlaut 0-400 mdpl, dan area pada kelerengan 6-7 % (dataran rendah).

Kata Kunci : Gajah sumatera, sebaran, resort pemerihan taman nasionalbukit barisan selatan.

Page 3: SEBARAN GAJAH SUMATERA (E lephas maximus ...digilib.unila.ac.id/30735/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfgajah sumatera, oleh karena itu sangat dibutuhkan informasi tentang keberadaan

SEBARAN GAJAH SUMATERA (Elephas maximus sumatranus) DIRESORT PEMERIHAN, TAMAN NASIONAL BUKIT BARISAN

SELATAN

OlehFirda Nur Islami

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelarSarjana Sains

Pada

Jurusan BiologiFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG2018

Page 4: SEBARAN GAJAH SUMATERA (E lephas maximus ...digilib.unila.ac.id/30735/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfgajah sumatera, oleh karena itu sangat dibutuhkan informasi tentang keberadaan
Page 5: SEBARAN GAJAH SUMATERA (E lephas maximus ...digilib.unila.ac.id/30735/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfgajah sumatera, oleh karena itu sangat dibutuhkan informasi tentang keberadaan
Page 6: SEBARAN GAJAH SUMATERA (E lephas maximus ...digilib.unila.ac.id/30735/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfgajah sumatera, oleh karena itu sangat dibutuhkan informasi tentang keberadaan

RIWAYAT HIDUP

Firda Nur Islami dilahirkan pada tanggal 15 September 1995 di

Bandarlampung sebagai anak bungsu dari 4 bersaudara,

pasangan Bapak Djoni S.E dan Almh. Ibu Elly Tasari.

Penulis menyelesaikan pendidikan formal yang pertama pada

tahun 2001 di Taman Kanak-kanak (TK) Raudhatul Alhfal Daya Bandarlampung.

Kemudian melanjutkan pendidikan Sekolah Dasar (SD) pada tahun 2007 di SDN 1

Labuhan Ratu Bandarlampung, Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada tahun 2010 di

SMP Al-Azhar 3 Bandarlampung, Sekolah Menengah Atas (SMA) pada tahun 2013 di

SMAN 13 Bandarlampung. Pada tahun 2013 melalui jalur Seleksi Nasional Masuk

Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) penulis diterima di Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam (FMIPA) Jurusan Biologi, Universitas Lampung.

Pada tahun 2016, penulis melakukan Kerja Praktik di Rumah Sakit Gajah Prof. Dr. Ir. H

Rubini Atmawidjaja, Taman Nasional Way Kambas dengan judul Sistem Perawatan

Kesehatan Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) di Rumah Sakit

Gajah Prof. Dr. Ir. H. Rubini Atmawidjaja, Taman Nasional Way Kambas.

Hasil kerja prakik tersebut telah di publikasikan dalam bentuk proseding pada

kegiatan International Wildlife Symposium 2016. Penulis melaksanakan Kuliah

Kerja Nyata (KKN) pada tahun 2017 di Desa Bekri, Lampung Tengah.

Page 7: SEBARAN GAJAH SUMATERA (E lephas maximus ...digilib.unila.ac.id/30735/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfgajah sumatera, oleh karena itu sangat dibutuhkan informasi tentang keberadaan

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam berbagai kegiatan

kemahasiswaan tingkat Jurusan dan Universitas. Tahun 2014, penulis bergabung

di Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMBIO) sebagai anggota Kesekretariatan dan

Logistik (KALOG), di tahun yang sama juga bergabung sebagai anggota UKM

KSR PMI Unit Unila. Pada tahun 2015, penulis menjadi Kordinator Dokumentasi

dan Dekorisasi dalam acara Pekan Konservasi Sumber Daya Alam (PKSDA).

Pada tahun 2016 penulis menjabat sebagai Kepala Divisi Transfusi Darah di

UKM KSR PMI Unit Unila.

Selain itu, selama perkuliahan juga aktif menjadi asisten di berbagai praktikum

biologi, yaitu Praktikum Biologi Umum (2014( (mahasiswa pertanian),

Biosistematika Tumbuhan (2015), Sains Dasar (Mahasiswa Kimia) (2015),

Perilaku hewan (2015 dan 2017), Mamalogi (2015), Biologi Konservasi dan

Iktiologi pada tahun (2017). Pada tahun 2017 penulis melakukan penelitian

bekerja sama serta di bawah program Wildlife Conservation Sosiety (WCS-IP) dan

Balai Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, dengan judul SEBARAN GAJAH

SUMATERA (Elephas maximus sumatranus) DI RESORT PEMERIHAN,

TAMAN NASIONAL BUKIT BARISAN SELATAN.

Page 8: SEBARAN GAJAH SUMATERA (E lephas maximus ...digilib.unila.ac.id/30735/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfgajah sumatera, oleh karena itu sangat dibutuhkan informasi tentang keberadaan

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur keharidat Allah SWT atas berkatdan rahmatnya yang telah memberikan kekuatan, kesabaran, kemudahandan nikmat lainnya hingga karya kecil ku terselesaikan. Tak lupa jugasolawat serta salam terlimpah kepada Rasulullah Muhammad SAW.

Dengan rasa syukur dan bangga, ku persembahkan karya kecilku kepadaorang-orang yang sangat ku sayangi dan berharga.

Kedua orangtuaku, Papa Djoni M dan Mama Elly yang telah memberikanseluruh kasih sayang dan pengorbanannya demi keberhasilanku. Doa yangselalu mengiringiku di setiap langkah. Keringat dan air matamu yang selalumendampingiku untuk selalu ingat akan bersyukur dan menjadi semangatku. Maafkan dan Terimakasih atas semua yang telah kalian berikankepadaku.

Khususnya ibuku tersayang Alm. Elly Tasari

Kado kecil untukmu

Lak Shuffi, Kakak Apri, Abang abdul, kalian kakak-kakakku tersayangterimakasih atas nasihat, dukungan, dan doa yang selalu mengiringikudisetiap langkah. Semoga kelak kita menjadi anak yang berguna danberbakti kepada orangtua.

Seluruh keluarga besarku, terimakasih atas semangat dan doa demikeberhasilanku.

Indonesia Tanah Airku

Almamater Tercinta, Universitas Lampung

Page 9: SEBARAN GAJAH SUMATERA (E lephas maximus ...digilib.unila.ac.id/30735/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfgajah sumatera, oleh karena itu sangat dibutuhkan informasi tentang keberadaan

MOTTO

Allah SWT bersama mu

Berfikir besar, berfikir positif, dan melakukan yang terbaik

Yakinlah semua itu akan tercapai, dengan yakin 100% maka Dunia besertaisinya pasti akan membantu untuk mencapainya (Martha A)

Berlian akan terbentuk karena adanya suhu dan tekanan (Nasyratul Ilmi)

Berbuat baiklah untuk diri sendiri

Belajarlah dari hal yang terkecil bahkan tak terlihat sekalipun, agar kamumudah mengerti hal yang besar

Aku dengar, aku lupaAku lihat, aku ingat

Aku lakukan, aku mengerti(Relawan KSR PMI)

Page 10: SEBARAN GAJAH SUMATERA (E lephas maximus ...digilib.unila.ac.id/30735/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfgajah sumatera, oleh karena itu sangat dibutuhkan informasi tentang keberadaan

SANWACANA

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji syukur penulis mengucapkan kehadirat Allah SWT,

karena dengan rahmat dan hidayah-Nya Skripsi ini dapat diselesaikan

dengan judul “SEBARAN GAJAH SUMATERA (Elephas maximus sumatranus) DI

RESORT PEMERIHAN, TAMAN NASIONAL BUKIT BARISAN SELATAN”.

Penulis menyadari ini bukanlah hasil jerih payah sendiri melainkan berkat bimbingan dan

dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih

yang tulus kepada:

1. Kedua orangtua ku Papa Djoni dan Mama Elly yang telah menjadi inspirasi hidup.

Terimakasih atas dukungan, doa, semangat, nasehat, pengorbanan serta air mata yang

telah tercurahkan selama ini.

2. Ibu Dra. Elly L. Rustiati, M.Sc. selaku pembimbing I yang telah sabar dan banyak

memberikan pengarahan serta motivasi yang besar. Terimakasih atas segala bimbingan,

nasehat dan bantuan dalam penyusunan Skripsi.

3. Bapak Firdaus R. Affandi M.Si, selaku pembimbing II, yang telah memberikan arahan,

motivasi serta ilmu selama di lapangan.

4. Bapak Priyambodo M.Sc, selaku pembahas, telah memberikan saran dan kritik untuk

perbaikan kualitas skripsi.

5. Manager Wildlife Conservation Society (WCS-IP) dan seluruh jajaran atas kerja sama,

fasilitas, dukungan dan ilmu yang bermanfaat.

Page 11: SEBARAN GAJAH SUMATERA (E lephas maximus ...digilib.unila.ac.id/30735/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfgajah sumatera, oleh karena itu sangat dibutuhkan informasi tentang keberadaan

6. Kepala Balai Basar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (BBTNBBS) dan seluruh

jajaran , atas izin yang telah diberikan kepada peneliti.

7. Bapak Dr. G. Nugroho Susanto, M. Sc. Selaku dosen pembimbing akademik.

8. Ibu Dr. Nuning Nurcahyani, M.Sc. selaku Ketua Jurusan Biologi Fakultas MIPA,

Universitas Lampung.

9. Seluruh dosen Jurusan Biologi, Fakultas MIPA Universitas Lampung beserta karyawan,

dan staff.

10. Bapak Prof. Warsito, S.Si., DEA., Ph.D selaku Dekan Fakultas Matermatika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Lampung.

11. Bapak Ir. Timbul Batubara, M.Si

12. Lek Marji, Pak Tori, Pakde Bunyamin, Kak Fajar, Bang Amin dan Bang Yudi, tim

perjuangan di lapangan, yang telah memberi dan berbagi ilmu serta pengalaman yang

sangat luar biasa.

13. Mba Wulan Pusparini dan Bang Lubis yang telah memberikan ide dan saran dalam

proses penelitian serta bantuan dan kesabarannya dalam penyelesaian pengolahan data.

14. Kak Ardian dan Kak Udin, yang memberikan arahan dan saran dalam penulisan skripsi.

15. Kak Aang, Kak Bayu, Kak Ari, Mas ferry dan Mas Mail atas saran dalam penyelesain

skripsi dan bantuan demi kelancaran peneliti.

16. Mba Sasa, Mba Arimbi, dan Mba Fitri, atas bantuan, saran dan motivasinya.

17. Bapak Una, selaku Kepala Resort Pemerihan, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan,

yang telah memberikan izin serta bantuan dan nasihat yang luar biasa.

18. Kakakku tersayang (Ahmad Shuffie Riadus, Aulia Apriyatman, S.E., Abdul Ghaffar,

S.Pd) terimakasih atas motivasi dan dukungannya, semoga kita kelak menjadi anak yang

sukses dan berbakti kepada orangtua kita dan Keluargaku tercinta, terimakasih atas

doanya selama ini.

Page 12: SEBARAN GAJAH SUMATERA (E lephas maximus ...digilib.unila.ac.id/30735/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfgajah sumatera, oleh karena itu sangat dibutuhkan informasi tentang keberadaan

19. Seluruh Tim Fecal DNA Gajah Sumatera TNBBS, atas kerjasama dan dukungannya.

20. Abdurrachman Yusuf Hasyim, terimakasih atas semangat, doa, bantuan dan waktunya

untuk menemani dalam proses penulisan.

21. Kak Aga dan Kak Adya, atas bantuan dan motivasi dalam proses penulisan skripsi.

22. Sahabat rimbaku Siti asiyah,S.Si (aas), M. Khairul Ikhwan, S.Si, Nafila Izzazaya Idrus,

S.Si, dan Harnes Abrini, S.Si, teman seperjuangan terimakasih atas bantuan dan

dukungannya.

23. Sahabat-sahabatku (WANSOL), Cikal, Bellanoor, Adhe, Siska, Ira, Nadia, Ferza, Ariska,

Wulan, dan Niswatun. Terimakasih atas kesabaran, nasehat, dukungan, doa, canda tawa

serta kebersamaannya.

24. Mentari Larasati, teman seperjuangan dalam menulis, terimakasih atas motivasi dan

canda tawa yang menemani dalam proses penulisan.

25. Teman-teman angkatan 23 UKM KSR PMI Unit Unila (Mentari, Tari, Biha, Iis, Andri,

Armania, Hargo, Weni, Elsa, Lesty) terimakasih atas kesabaran dan semangatnya, serta

Kakak Senior, Mba Senior dan Adik-adik keluarga besar UKM KSR PMI Unit Unila

atas motivasi dan saran yang telah diberikan.

26. Teman-teman KKN 2017 (Lintang, Sugeng, Selvi, Oftika, Uyup, Yogi, Ditho, Deni, Ace,

Wahyu, Niko, Julio, Guzel), terimakasih semangatnya, semoga kita semua menjadi orang

yang sukses.

27. Teman-teman seangkatan 2013, Kanda, Yunda, Adik-adik dan seluruh keluarga

BIOLOGI FMIPA, UNILA atas motivasi dan kebersamaan

28. Seluruh rekan, kerabat, sahabat yang telah membantu dalam bentuk moral, materil, dan

semangat yang tak bisa ku sebutkan satu-satu, terimakasih banyak.

Semoga Skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua, terutama rekan-rekanmahasiswa Biologi FMIPA.

Bandarlampung, Januari 2018Penulis,

Firda Nur Islami

Page 13: SEBARAN GAJAH SUMATERA (E lephas maximus ...digilib.unila.ac.id/30735/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfgajah sumatera, oleh karena itu sangat dibutuhkan informasi tentang keberadaan

i

DAFTAR ISI

HalamanDAFTAR ISI................................................................................................... iDAFTAR TABEL ........................................................................................ iiiDAFTAR GAMBAR...................................................................................... vi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

B. Tujuan.................................................................................................... 3

C. Manfaat.................................................................................................. 3

D. Kerangka Pemikiran .............................................................................. 4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Biologi Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus)..................... 5

B. Ancaman yang dihadapi Gajah Sumatera.............................................. 8

C. Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) dan Resort Pemerihan 9

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat ................................................................................ 11

B. Alat ...................................................................................................... 11

C. Metode Kerja ......................................................................................... 13

Page 14: SEBARAN GAJAH SUMATERA (E lephas maximus ...digilib.unila.ac.id/30735/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfgajah sumatera, oleh karena itu sangat dibutuhkan informasi tentang keberadaan

ii

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sebaran Gajah Sumatera ...................................................................... 20

B. Tanggapan Gajah Sumaera terhadap parameter ................................... 35

C. Konservasi gajah sumatera .................................................................. 39

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................................ 41

B. Saran ...................................................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 42

Page 15: SEBARAN GAJAH SUMATERA (E lephas maximus ...digilib.unila.ac.id/30735/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfgajah sumatera, oleh karena itu sangat dibutuhkan informasi tentang keberadaan

iii

DAFTARTABEL

Halaman

Tabel 1. Jenis temuan tanda keberadaan tidak langsung dan langsung gajah

sumatera di Resort Pemerihan TNBBS............................................. 22

Page 16: SEBARAN GAJAH SUMATERA (E lephas maximus ...digilib.unila.ac.id/30735/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfgajah sumatera, oleh karena itu sangat dibutuhkan informasi tentang keberadaan

iv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Grid Survei di Resort Pemerihan, Taman Nasional Bukit Barisan

Selatan ........................................................................................... 12

Gambar 2. Pengambilan titik koordinat dan pencatatan temuan .................... 14

Gambar 3. Format kolom perjumpaan tanda langsung dan tidak langsung

keberadaan gajah sumatera ........................................................... 16

Gambar 4. Format parameter menggunakan arcgis ........................................ 17

Gambar 5. Perangkat lunak maxent................................................................. 18

Gambar 6. Sebaran gajah sumatera di Resort Pemerihan, Taman Nasional Bukit

Barisan Selatan............................................................................. 20

Gambar 7. Sebaran tanda tidak langsung keberadaan gajah sumatera di tipe

habitat Resort Pemerihan TNBBS................................................ 23

Gambar 8. Bekas pakan gajah sumatera di Resort Pemerihan, Taman Nasional

Bukit Barisan Selatan................................................................... 24

Gambar 9. Wilayah perjumpaan tanda tidak langsung gajah sumatera di padang

ilalang, Resort Pemerihan,TNBBS................................................ 26

Gambar 10. Kerusakan perkebunan warga di Resort Pemerihan, Taman Nasional

Bukit Barisan Selatan.................................................................... 27

Page 17: SEBARAN GAJAH SUMATERA (E lephas maximus ...digilib.unila.ac.id/30735/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfgajah sumatera, oleh karena itu sangat dibutuhkan informasi tentang keberadaan

v

Gambar 11. Kotoran gajah sumatera di Resort Pemerihan, Taman Nasional Bukit

Barisan Selatan.............................................................................. 29

Gambar 12. Tapak kaki gajah sumatera di Resort Pemerihan,Taman Nasional

Bukit Barisan Selatan.................................................................... 29

Gambar 13 Gesekan badan gajah pada pohon meranti (Shorea sp) di Resort

Pemerihan, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan .................... 30

Gambar 14. Tanda tidak langsung satwa lain di Resort Pemerihan TNBBS .... 31

Gambar 15. Tumbuhan pakan gajah sumatera di Reosrt Pemerihan TNBBS ... 34

Gambar 16. Peta prediksi keberadaan gajah sumatera di Resort Pemerihan, Taman

Nasional Bukit Barisan Selatan.................................................. 36

Gambar 17. Tanggapan gajah sumatera terhadap ketinggian tempat di atas

permukaan laut, Resort Pemerihan, Taman Nasional Bukit Barisan

Selatan........................................................................................ 37

Gambar 18. Tanggapan gajah sumatera terhadap kelerengan di Resort Pemerihan,

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan..................................... 38

Gambar 19. Tanggapan gajah sumatera terhadap jarak dari sungai, di Resort

Pemerihan, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan ................... 39

Page 18: SEBARAN GAJAH SUMATERA (E lephas maximus ...digilib.unila.ac.id/30735/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfgajah sumatera, oleh karena itu sangat dibutuhkan informasi tentang keberadaan

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi, termasuk

satwa mamalia besar yang sudah terancam punah, seperti gajah asia. Terdapat

dua jenis gajah asia di Indonesia, yaitu gajah sumatera (Elephas maximus

sumatranus) dan gajah kalimantan (Elephas maximus borneensis) (Zannah,

2014). Ukuran tubuh gajah asia lebih kecil dibandingkan dengan gajah

afrika, sementara gajah sumatera memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dari

gajah kalimantan (WWF, 2011).

Gajah sumatera dan gajah kalimantan telah terdaftar dalam red list book

International Union for Conservation of Nature (IUCN), dengan status kritis.

Sejak tahun 1931 gajah sumatera telah dilindungi dalam Ordonansi

Perlindungan Binatang Liar Nomor 134 dan 226 (Jajak, 2004). Selain itu,

gajah sumatera termasuk dalam daftar Appendix I, Convention on

International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna

(CITES) (2010), satwa liar tidak boleh diperdagangkan secara internasional

baik gading maupun bagian tubuh lainnya.

Page 19: SEBARAN GAJAH SUMATERA (E lephas maximus ...digilib.unila.ac.id/30735/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfgajah sumatera, oleh karena itu sangat dibutuhkan informasi tentang keberadaan

2

Menurut Alikodra (2002), satwa liar mempunyai peranan yang sangat penting

bagi kehidupan manusia, keseimbangan ekosistem dan ekonomi. Dalam

keseimbangan ekosistem, gajah mempunyai peranan sebagai agen penyebaran

biji tumbuhan dan pengendali pertumbuhan flora. Populasi gajah sumatera

mengalami penurunan dari tahun ke tahun karena terjadinya fragmentasi

habitat, kebakaran hutan, perburuan liar, konflik satwa dan manusia, serta

penyakit (Fadillah et al., 2014).

Sebaran gajah sumatera di Indonesia mencakup Pulau Sumatera dan Pulau

Kalimantan (Zannah, 2014). Salah satu habitat alami gajah sumatera adalah

di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Tipe ekosistem TNBBS

terdiri dari hutan pantai, hutan hujan, dataran rendah dan hutan hujan

pegunungan rendah. Kawasan TNBBS juga merupakan kawasan hutan hujan

tropis dan dataran rendah terluas yang masih tersisa di Sumatera (Kinnaird et

al., 2003).

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan memiliki pembagian wilayah yang

terdiri dari 17 resort dan 4 seksi, salah satunya adalah Resort Pemerihan.

Menurut Sukmara (2012), Resort Pemerihan merupakan daerah dengan

konflik satwa dan manusia. Salah satu satwa berkonfliknya adalah gajah

sumatera, oleh karena itu sangat dibutuhkan informasi tentang keberadaan gajah

di habitat alaminya khususnya di Resort Pemerihan yang berbatasan langsung

dengan daerah pemukiman berdasarkan keragaman ekosistemnya dan tanda tidak

Page 20: SEBARAN GAJAH SUMATERA (E lephas maximus ...digilib.unila.ac.id/30735/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfgajah sumatera, oleh karena itu sangat dibutuhkan informasi tentang keberadaan

3

langsung keberadaan gajah sumatera seperti, kotoran, tapak kaki, gesekan badan

dan gangguan dari aktifitas manusia.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sebaran gajah sumatera

berdasarkan tanda keberadaan langsung dan tidak langsung di kawasan Resort

Pemerihan, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.

C. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dasar mengenai sebaran

gajah sumatera untuk pengelolaan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan

dalam upaya konservasi gajah sumatera.

Page 21: SEBARAN GAJAH SUMATERA (E lephas maximus ...digilib.unila.ac.id/30735/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfgajah sumatera, oleh karena itu sangat dibutuhkan informasi tentang keberadaan

4

D. Kerangka Pikir

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) adalah satu dari dua

kawasan konservasi di Provinsi Lampung selain Taman Nasional Way

Kambas (TNWK). Taman Nasional Bukit Barisan Selatan ditetapkan sebagai

kawasan pelestarian alam untuk melindungi kawasan yang kaya akan

berbagai flora dan fauna, salah satunya adalah gajah sumatera (Elephas

maximus sumatranus).

Populasi gajah sumatera mengalami penurunan setiap tahunnya akibat dari

alih fungsi lahan serta perburuan liar. Kelompok gajah bergerak dari satu

wilayah ke wilayah yang lain, dan memiliki daerah jelajah yang luas

mengikuti ketersediaan pakan, tempat berlindung dan berkembang biak.

Luasan daerah jelajah akan sangat bervariasi tergantung dari ketiga faktor

tersebut.

Upaya mempertahankan keberadaan dan pelestarian gajah sumatera terus

dilakukan, seperti pemantauan, pemetaan daerah jelajah gajah sumatera dan

analisis daya dukung habitat gajah sumatera dalam mempertahankan

hidupnya di kawasan yang berdampingan dengan aktifitas manusia. Oleh

karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dalam sebaran gajah

sumatera termasuk melalui tanda-tanda tidak langsung di Resort Pemerihan,

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.

Page 22: SEBARAN GAJAH SUMATERA (E lephas maximus ...digilib.unila.ac.id/30735/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfgajah sumatera, oleh karena itu sangat dibutuhkan informasi tentang keberadaan

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Biologi Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus)

Di dunia terdapat dua jenis gajah, yaitu gajah asia (Elephas maximus) dan

gajah afrika (Loxodonta africana) (Seidensticker, 1984). Indonesia memiliki

dua gajah asia yang terdapat di Sumatera, gajah sumatera (Elephas maximus

sumatranus) dan di Kalimantan, gajah kalimantan (Elephas maximus

bornensis) (Glastra, 2003). Menurut Benson dan Nagel (2004), gajah

sumatera memiliki klasifikasi sebagai berikut :

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mammalia

Bangsa : Proboscidea

Suku : Elephantidae

Marga : Elephas

Jenis : Elephas maximus

Anak jenis : Elephas maximus sumatranus

Menurut Lekagul dan McNeely (1977), terdapat empat anak jenis gajah asia,

yaitu Elephas maximus maximus berada di Srilanka, Elephas maximus

Page 23: SEBARAN GAJAH SUMATERA (E lephas maximus ...digilib.unila.ac.id/30735/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfgajah sumatera, oleh karena itu sangat dibutuhkan informasi tentang keberadaan

6

indicus berada di India, Elephas maximus sumatranus dan Elephas maximus

borneensis berada di Indonesia.

Gajah asia memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dan tekstur kulit yang

kasar dibandingkan dengan gajah afrika (Anggraini, 2005). Berat badan pada

gajah betina dapat mencapai 3700 kg dengan tinggi 2,4 m, sedangkan gajah

jantan dapat mencapai berat 5000 kg dengan tinggi 3,2 m (Mercy, 2009).

Gajah jantan asia mempunyai gading yang lebih pendek dibandingkan gajah

afrika. Pada gajah betina memiliki bentuk tengkorak kepala yang tampak

persegi, sedangkan gajah jantan memiliki bentuk tengkorak kepala yang

berbentuk bulat telur (Sukumar, 2003). Kaki gajah dewasa memiliki ukuran

diameter berkisar antara 35-44 cm, sedangkan gajah muda berkisar antara 18-

22 cm (Poniran,1974).

Gajah asia umumnya hidup di daerah dataran rendah dan tinggi di kawasan

hutan hujan tropika Pulau Sumatera dan Kalimantan. Habitat gajah sumatera

terdiri dari berbagai tipe hutan yaitu hutan rawa, hutan gambut, hutan hujan

dataran rendah, dan hutan hujan pegunungan rendah (WWF, 2005).

Penggunaan habitat gajah dipengaruhi oleh berbagai variasi dalam tiap faktor

habitat seperti tipe hutan, penutupan tajuk, ketersediaan pakan, ketersediaan

pohon mineral, ketersediaan pohon gosok badan, dan jarak ke sumber air

yang dekat (Abdullah et al., 2012). Penggunaan habitat oleh gajah juga

Page 24: SEBARAN GAJAH SUMATERA (E lephas maximus ...digilib.unila.ac.id/30735/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfgajah sumatera, oleh karena itu sangat dibutuhkan informasi tentang keberadaan

7

bergantung dengan musim, pada musim kemarau kelompok gajah biasanya

melakukan aktifitas makan dengan pergerakan dari hutan dataran tinggi

menuju hutan dataran rendah dan pergerakan sebaliknya dilakukan oleh gajah

pada musim hujan (Wiratno et al., 2004).

Gajah sumatera tersebar di Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara,

Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, dan Lampung (Departemen

Kehutanan, 2007). Keberadaan gajah sumatera di Lampung dapat

ditemukannya di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) dan

Taman Nasional Way Kambas (TNWK) (Hedges et al.,2005).

Menurut Santiapillai (1987), gajah membutuhkan wilayah seluas 680 ha.

Wilayah jelajah gajah asia bervariasi antara 32,4-166,9 km2 sesuai dengan

ketersediaan pakan, tempat berlindung dan berkembang biak. Gajah asia

melakukan penjelajahan dengan berkelompok mengikuti jalur tertentu yang

tetap dalam satu tahun penjelajahan. Jarak jelajah gajah asia dapat mencapai

7 km dalam satu malam. Sedangkan pada musim kering atau musim buah

gajah mampu jelajah mencapai 15 km per hari (WWF, 2005).

Beberapa jenis tumbuhan yang sering dimakan oleh gajah adalah jenis

rerumputan, buah, dedaunan, ranting, rotan, akar dan kulit batang, serta

tanaman budidaya (Widowati,1985). Gajah membutuhkan makanan 200-300

kg per hari untuk setiap ekor gajah dewasa atau 5%-10% dari berat badannya

(Shoshani, 1982). Gajah sumatera membutuhkan air minum 20-50 liter/hari

Page 25: SEBARAN GAJAH SUMATERA (E lephas maximus ...digilib.unila.ac.id/30735/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfgajah sumatera, oleh karena itu sangat dibutuhkan informasi tentang keberadaan

8

(Poniran, 1974). Gajah mampu minum hingga 9 liter dalam satu kali hisap

(Shoshani, 1982).

Gajah sering berkubang di lumpur pada waktu siang atau sore hari di saat

sambil mencari minum. Perilaku berkubang bertujuan untuk melindungi kulit

gajah dari gigitan serangga dan ektoparasit, selain untuk mendinginkan tubuh

(Shoshani dan Eisenberg, 1982). Mengibaskan telinga, mengganggukkan

kepala dan menggoyangkan tubuhnya (Lekagul dan McNeely,1977) atau

dengan posisi berbaring serta mendengkur adalah salah satu cara gajah tidur

(Altevogt dan Kurt, 1975).

Pada habitat alaminya gajah betina hidup berkelompok dengan jumlah

berkisar antara 20–60 ekor, bahkan ditemukan dalam satu kelompok terdapat

80-100 ekor individu gajah (Departemen Kehutanan, 2007). Sedangkan pada

gajah jantan dewasa hidup soliter atau dalam kelompok kecil (Santiapillai dan

Jackson, 1990). Besarnya anggota kelompok sangat bervariasi tergantung

pada musim dan kondisi sumber daya habitatnya terutama makanan dan luas

wilayah jelajah yang tersedia.

B. Ancaman yang dihadapi gajah sumatera

Pertambahan penduduk yang terus meningkat akan semakin meningkat

penggunaan sumberdaya alam dan dapat berdampak terhadap kerusakan

lingkungan yang menjadi ancaman terhadap punahnya keanekaragaman

spesies. Menurunnya kualitas dan berkurangnya luas habitat gajah menjadi

Page 26: SEBARAN GAJAH SUMATERA (E lephas maximus ...digilib.unila.ac.id/30735/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfgajah sumatera, oleh karena itu sangat dibutuhkan informasi tentang keberadaan

9

kecil yang disebabkan oleh alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian,

penebangan hutan, pembakaran liar dan pembangunan menjadi ancaman bagi

kehidupan gajah dan ekosistemnya.

Terpecahnya populasi gajah menjadi sub populasi kecil yang satu sama lain

tidak terjadi komunikasi, mengakibatkan menurunnya keberadaan populasi

gajah (Syarifuddin, 2008). Berkurangnya habitat gajah akan mengakibatkan

pengurangan ruang gerak sehingga dalam memenuhi kebutuhan hidup dari

sisi ekologinya seperti ketersediaan pakan, sumber air yang cukup dan

naungan, sangat berpotensi untuk menimbulkan konflik antara manusia dan

gajah yang masuk ke pemukiman penduduk (Mahanani, 2012).

C. Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) dan Resort Pemerihan

Pada tahun 1935 kawasan (TNBBS) ditetapkan melalui Besluit Ban Der

Gauvemeur General Van Nederlandsch Indie No. 48 stbl 1935 dengan nama

Sumatera Selatan I (SS I) sebagai Suaka Margasatwa. Kemudian TNBBS

ditetapkan sebagai taman nasional dengan luas wilayah 356.800 ha melalui

Surat Pernyataan Menteri Pertanian No. 736/Mentan/X/1982 tanggal 14

Oktober 1982. Pada tahun 2004 TNBBS telah ditetapkan oleh UNESCO

sebagai tapak warisan dunia, melalui Sidang Komisi Warisan Dunia (Taman

Nasional Bukit Barisan Selatan, 2014). Melalui SK Dirjen PHKA No. 69/IV-

Set/HO/2006, TNBBS menjadi Taman Nasional model pada bulan Juli 2007

dan menjadi Balai Besar Taman Nasional berdasarkan Permenhut

Page 27: SEBARAN GAJAH SUMATERA (E lephas maximus ...digilib.unila.ac.id/30735/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfgajah sumatera, oleh karena itu sangat dibutuhkan informasi tentang keberadaan

10

No. P03/Menhut-II/2007 tanggal 1 Februari 2007 (Direktorat Jendral

Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam, 2012).

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan merupakan kawasan hutan hujan

tropis dataran rendah terluas ketiga di Sumatera dengan luas wilayah 365.800

ha, yang terletak di Provinsi Lampung dan Bengkulu (Kinnaird et al., 2003).

Kawasan TNBBS memiliki topografi yang beragam yaitu dataran rendah (0-

600 mdpl) dan berbukit (600-1000 mdpl) yang berada di bagian Selatan dan

daerah penggunungan (1000-2000 mdpl) yang terletak di bagian tengah dan

utara taman nasional dengan puncak tertinggi adalah Gunung Palung (1964

mdpl). Secara geografis, TNBBS membentang sepanjang 4029’- 5057’ LS

dan 103024’ – 104044’ BT (Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan

Selatan, 2011).

Balai Besar TNBBS terdiri dari 2 bidang, 4 Wilayah Seksi Pengembangan

Taman Nasional (SPTN) dan 17 Resort (Balai Besar Taman Nasional Bukit

Barisan Selatan, 2013). Salah satu lokasi yang menjadi daerah jelajah gajah

sumatera adalah Resort Pemerihan.

Resort Pemerihan merupakan wilayah Seksi Pengembangan Taman Nasional

(SPTN) Wilayah II Bengkunat Kabupaten Pesisir Berat dengan luas wilayah

17.902 ha. Wilayah ini mewakili tipe habitat hujan tropis dataran rendah dan

termasuk daerah jelajah gajah. Adanya alih fungsi lahan menjadi daerah

permukiman dan pertanian serta perladangan mengakibatkan konflik satwa

dan manusia (Sukamara, 2012).

Page 28: SEBARAN GAJAH SUMATERA (E lephas maximus ...digilib.unila.ac.id/30735/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfgajah sumatera, oleh karena itu sangat dibutuhkan informasi tentang keberadaan

11

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei – Juni 2017 di Resort

Pemerihan, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Penelitian ini bagian dari

program survei populasi gajah sumatera dengan menggunakan metode DNA

Fecal TNBBS dan salah satu lokasinya adalah Resort Pemerihan dan bekerja

sama serta di bawah program Wildlife Conservation Sosiety - Indonesia

Program (WCS-IP) dan Balai Taman Nasional Bukit Barisan Selatan

(BBTNBBS).

B. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta dasar topografi dan grid

survei Resort Pemerihan (Gambar 1), Global Position System (GPS) Garmin

78S, jam tangan digital untuk mencatat waktu pengamatan, lembar

pengamatan, penggaris besi untuk skala objek, meteran untuk mengukur objek

dan kamera digital Sony Cyber-shot DSC-W610.

Page 29: SEBARAN GAJAH SUMATERA (E lephas maximus ...digilib.unila.ac.id/30735/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfgajah sumatera, oleh karena itu sangat dibutuhkan informasi tentang keberadaan

12

Gambar 1. Grid Survei di Resort Pemerihan, Taman Nasional Bukit BarisanSelatan

Page 30: SEBARAN GAJAH SUMATERA (E lephas maximus ...digilib.unila.ac.id/30735/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfgajah sumatera, oleh karena itu sangat dibutuhkan informasi tentang keberadaan

13

C. Metode Kerja

1. Survei Pendahuluan

Survei pendahuluan telah dilakukan pada bulan Mei 2017 dengan cara

observasi langsung. Bertujuan umtuk mengetahui wilayah yang menjadi jalur

yang sering dilewati oleh gajah sumatera.

2. Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan dengan 2 cara, yaitu observasi langsung

menggunakan patch occupancy dan rapid assesment. Observasi langsung

bertujuan untuk mengetahui keberadaan gajah sumatera di habitat alaminya

melalui temuan langsung dan tidak langsung seperti feses, jejak kaki, dan

ganguan manusia berupa jerat, pemburuan liar dan pembukaan lahan.

Sedangkan rapid assesment untuk mengetahui kondisi umum di sekitar lokasi

pengamatan (Kuncoro et al., 2006). Metode rapid assesment merupakan

modifikasi dari metode habitat asessment (Brower et al., 1990).

Patch occupancy digunakan untuk mengetahui penggunaan wilayah pada

satwa yang diteliti dengan menggunakan sampling grid (Mackenzie et al.,

2006). Grid seluas 2×2 km2 dijelajahi dengan berjalan kaki untuk pencarian

tanda tidak langsung keberadaan gajah sumatera dan didokumentasi. Titik

koordinat tempat yang ditemukan tanda tidak langsung keberadaan gajah

sumatera akan dicatat menggunakan GPS (Gambar 2).

Page 31: SEBARAN GAJAH SUMATERA (E lephas maximus ...digilib.unila.ac.id/30735/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfgajah sumatera, oleh karena itu sangat dibutuhkan informasi tentang keberadaan

14

Gambar 2. A. Pengambilan titik koordinat temuan, B. Pencatatan temuan diResort Pemerihan TNBBS

Pencatatan temuan tanda keberadaan gajah terdiri dari hari, tanggal, waktu,

waypoint, ketinggian, nomor grid dan temuan tanda tidak langsung.

Didokumentasikan temuan menggunakan penggaris sebagai pebanding.

A

B

Page 32: SEBARAN GAJAH SUMATERA (E lephas maximus ...digilib.unila.ac.id/30735/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfgajah sumatera, oleh karena itu sangat dibutuhkan informasi tentang keberadaan

15

Lokasi penelitian dibagi menjadi 14 grid dengan ukuran 2×2 km2 sebagai

satuan terkecil, luasan keseluruhan grid merupakan wilayah jelajah gajah

sumatera (Rudi, 2014). Penentuan grid survei berdasarkan data temuan gajah

pada survei sebelumnya yang dilakukan WCS-IP dan BBTNBBS pada tahun

2002 dan 2010 serta data patrol SMART WCS-IP tahun 2014-2016.

Selain temuan tanda keberadaan gajah sumatera dibutuhkan parameter berupa

kondisi lingkungan sekitar. Parameter yang diukur, yaitu ketinggian,

kelerengan, dan jarak dari sungai. Ketinggian dan kelerengan didapat dari

Citra DEM SRTMI 1 Arc Second, sedangkan jarak dari sungai didapat dari

data SMART Patrol WCS-IP.

3. Analisis Data

Data temuan tanda tidak langsung keberadaan gajah sumatera akan diolah

menggunakan perangkat lunak Arcgis 10.2 dan perangkat lunak Maxent.

Hasil disajikan secara deskriptif dalam bentuk gambar, tabulasi dan grafik.

Titik temuan tanda tidak langsung keberadaan gajah sumatera diolah

menggunakan aplikasi Arcgis 10.2 dengan hasil akhir peta sebaran gajah

sumatera di Resort Pemerihan.

Titik keberadaan gajah sumatera dan parameter diolah menggunakan

perangkat lunak Maxent menghasilkan peta prediksi kehadiran gajah

sumatera. Maxent digunakan untuk memprediksi sebaran gajah sumatera

secara geografis dengan menggunakan data titik keberadaan gajah sumatera

Page 33: SEBARAN GAJAH SUMATERA (E lephas maximus ...digilib.unila.ac.id/30735/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfgajah sumatera, oleh karena itu sangat dibutuhkan informasi tentang keberadaan

16

dan parameter yang diduga berpengaruh terhadap keberadaan gajah sumatera

(Phillips et al., 2006).

a. Penyusunan data tanda langsung dan tidak langsung keberadaangajah sumatera

Data perjumpaan tanda langsung dan tidak langsung keberadaan gajah

sumatera sebanyak 156 titik. Data tersebut disusun dalam perangkat

lunak Miscrosoft office excel 2007 dengan 3 kolom yaitu spesies,

longitude dan latidute kemudian disimpan dalam format comma delimited

(CSV) (Gambar 3). Pada kolom spesies diisi dengan nama yang sama,

sedangkan pada kolom longitude dan latitude diperoleh dari GPS yaitu

titik koordinat geografis perjumpaan X dan Y.

Gambar 3. Format kolom perjumpaan tanda langsung dan tidak langsungkeberadaan gajah sumatera (a) tiga jenis kolom (b) disimpandalam format CSV

a

b

Page 34: SEBARAN GAJAH SUMATERA (E lephas maximus ...digilib.unila.ac.id/30735/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfgajah sumatera, oleh karena itu sangat dibutuhkan informasi tentang keberadaan

17

b. Penyusunan parameter lingkungan

Parameter yang digunakan merupakan parameter lingkungan yang diduga

berpengaruh dalam keberadaan gajah sumatera. Data parameter

lingkungan yang akan menggunakan perangkat lunak arcgis harus dalam

format raster dan extent yang sama (Gambar 4). Kemudian di rubah

format raster menjadi ASCII menggunakan perangkat lunak arcgis pada

menu arctoolbox kemudian conversion tool from raster

Raster to ASCII dan disimpan dalam satu folder berlabel “parameter”,

untuk memudahkan dalam menjalankan aplikasi maxent.

Gambar 4. Format parameter menggunakan arcgis (a) extent yang sama(b) format raster

a

b

Page 35: SEBARAN GAJAH SUMATERA (E lephas maximus ...digilib.unila.ac.id/30735/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfgajah sumatera, oleh karena itu sangat dibutuhkan informasi tentang keberadaan

18

c. Menjalankan perangkat lunak maxent

Data tanda langsung dan tidak langsung keberadaan gajah sumatera dan

parameter akan dimasukan dalam perangkat lunak Maxent (Gambar 5).

Sebelum menekan tombol run untuk memulai proses ada berapa hal yang

perlu diisi, yaitu bagian basic (1) jumlah ulangan yang digunakan adalah

10 yang akan membuat peta prediksi kehadiran gajah sumatera sebanyak

10 kali dan menghasilkan rata-rata dari semua model sebagai hasil akhir.

(2) persentase uji acak yang digunakan adalah 30 %, bertujuan untuk peta

yang dihasilkan akan diuji dengan data perjumpaan yang diambil secara

acakan sebanyak 30 persen.

Gambar 5. Perangkat lunak Maxent (a) data perjumpaan gajah sumatera(b) data paremeter (c) persentasi uji acak (d) jumlah ulangan (e)nama file yang akan disimpan (f) untuk menjalankan perangkatlunak maxent

a b

c

d

f

e

Page 36: SEBARAN GAJAH SUMATERA (E lephas maximus ...digilib.unila.ac.id/30735/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfgajah sumatera, oleh karena itu sangat dibutuhkan informasi tentang keberadaan

19

Maxent akan memberikan hasil berupa peta sebaran gajah sumatera

berdasarkan kondisi lingkungan sekitar, kurva respon tanggapan gajah

sumatera terhadap parameter dan memberikan besar persentase parameter

yang digunakan. Hasil akhir maxent dirangkum dalam file HTML.

Untuk dapat menganalisis prediksi kehadiran gajah sumatera dilihat

menggunakan perangkat lunak arcgis yang akan mengubah format data

spasial dari ASCII ke raster, yang menghasilkan perbedaan antara daerah

yang sesuai dan tidak sesuai bagi gajah sumatera. Dalam proses mengubah

format, output data yang diinginkan pilih dalam tipe “Float” sehingga

akan menghasilkan 2 klasifikasi yaitu nilai yang mewakili habitat yang

sesuai dan tidak sesuai bagi gajah sumatera.

Page 37: SEBARAN GAJAH SUMATERA (E lephas maximus ...digilib.unila.ac.id/30735/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfgajah sumatera, oleh karena itu sangat dibutuhkan informasi tentang keberadaan

18

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Terdapat empat tipe area sebaran gajah sumatra melalui perjumpaan langsung

dan tanda tidak langsung, yaitu hutan primer, hutan sekunder, padang ilalang

dan perkebunan. Karakteristik habitat gajah sumatera yang mendukung adalah

jarak dari sungai 0-125 m, ketinggian dari atas permukaan laut 0-400 mdpl, dan

area pada kelerengan 6-7 % (dataran rendah).

B. SARAN

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang persebaran gajah sumatera

berdasarkan parameter seperti ketersediaan pakan (vegetasi), sumber dan kadar

garam mineral, curah hujan, dan iklim.

Page 38: SEBARAN GAJAH SUMATERA (E lephas maximus ...digilib.unila.ac.id/30735/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfgajah sumatera, oleh karena itu sangat dibutuhkan informasi tentang keberadaan

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Asiah, dan Japisa, T. 2012. Karakteristik Habitat Gajah Sumaera(Elephas maximus sumatranus) di Kawasan Ekosistem SeulawahKabupaten Aceh Besar. Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, BiologiEdukasi Vol. 4 No. 1 Hal. 41-45

Alikodra, H.S. 1990. Pengelolaan Satwaliar. Bogor. Departemen Pendidikan danKebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Pusat AnatarUniversitas Ilmu Hayat Institute Pertanian Bogor

Alikodra, H.S. 2002. Pengelolaan Satwa Liar jilid 1. Penerbit IPB Pres, Bogor.

Alikodra, Hadi S. 2010. Teknik Pengelolaan Satwa Liar Dalam RangkaMempertahankan Keanekaragaman Hayati Indonesia. PT PenerbitIPB Press, Bogor

Altevogt, R and F. Kurt, 1975. Elephant In Grzimek’s Animal Lif EncyclopediaMammals Reinhold Co. New York

Anggarini, E.D. 2005. Warta Konsevasi Taman Nasional Way Kambas EdisiPerdana. WAKO (Warta konservasi). Lampung Timur

Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. 2011. Pemetaan Zonasi.http://www.tnbbs.or.id/ diakses pada tangga 16 Maret 2017 pukul10.55 WIB

Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. 2013. Taman Nasional BukitBarisan Selatan. TNBBS

Benson, S., dan R. Negal. 2004. Endangered Species: second edition. The GaleGroup, Inc. USA. Pp. 79-82

Brower, J. E, Zar JH. 1990. Field and Laboratory Methods for General Ecology.Third Editon Dubuque, Lowa: Brown Publisher

Convention in International Trade in Engdangered Spesies of Wild Flora andFauna. 2010. Appendix I, as adopted by the coference of the partieshttp://www.cites.org/eng/append/I-II.shtml. diaksese pada tanggal 15Maret 2017

Page 39: SEBARAN GAJAH SUMATERA (E lephas maximus ...digilib.unila.ac.id/30735/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfgajah sumatera, oleh karena itu sangat dibutuhkan informasi tentang keberadaan

Departemen Kehutanan. 2007. Strategi dan Rencana Aksi Konservasi GajahSumatera dan Gajah Kalimantan 2007-2017. Direktorat JenderalPerlindungan Hutan dan Konservasi Alam.Departemen Kehutanan.Jakarta

Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam, KementrianKehutanan. 2012. Taman Nasional Bukit Barisan Selatan .http://www.ditjenphka/TN.BukitBarisanSelatan.htm diakses padatanggal 11 Maret 2017 pukul 11.45 WIB

Fadhli, N. 2012. Performence Elephant Patrol Bukit Barisan Selatan, CampPemerihan Setelah 30 Bulan Operasi. Internal Report. WWFIndonesia. Lampung

Fadillah, R., D. Yoza, dan E. Sribudiani. 2014. Sebaran dan Perkiraan ProduksiPakan Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus, Temminck.) diSekitar Duri Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis. Jurnal OnlineMahasiswa Faperta Vol.1 No 2

Gelastra, R. 2003. Elephant Forest on Sale. WWF. Deutsehland

Hedges, S., M. J. Tyson, A.F. Sitompul., M. F. Kinnaird, D. Gunaryadi dan Aslan.2005. Distribution, Status and Conservation Needs of Asian Elephants(Elephas maximus) in Lampung Province, Sumatra, Indonesia.Biological Conservation. 124 : 35 – 48

Jajak M.D. 2004. Binatang-Binatang yang Dilindungi. Jakarta. Progres

Kinnaird, M. F., E. W. Sanderson, T. G. O’Brien, H. T. Wibisono dan A. G.Woolmer, 2003. Deforestation Trends in a Tropical Lanscape andImplications for Endangered Large Mammals. Conservayion Biology.17 (1) : 245 – 257

Kuncoro SA, van Noordwijk M, Martini E, Saipothong P, Areskoug V, EkadinataA, O’Connor T. 2006. Rapid Agrobiodiversity Appraisal (RABA) inthe contex of Environmental Service Rewards.

Lekagul, B, dan J.A. McNeely. 1977. Mammals of Thailand. The Association forthe Conservation of Wildlife. Bangkok.

Mackenzie DI, Nichols JD, Royle JA, Pollock KH, Bayle LL, Hines CA. 2006.Occupancy Estimation and Modelling : Inferring Pattern and Dynamicof Species Occurrence. Elsevier. Accademic Press. Burlington, MA,USA.

Page 40: SEBARAN GAJAH SUMATERA (E lephas maximus ...digilib.unila.ac.id/30735/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfgajah sumatera, oleh karena itu sangat dibutuhkan informasi tentang keberadaan

Mahanani, A.I. 2012. Strategi Konservasi Gajah Sumatera (Elephas maximussumatranus) di Suaka Margasatwa Padang Pesugihan ProvinsiSumatera Selatan berdasarkan Daya Dukung Habitat. Tesis.Universitas Diponegoro. Semarang

Mercy, A. D. 2009. Feeding of Elephant. Healthcare Management of CaptiveAsian Elephants 6 :59-63.

Natalia, S. 2014. Karakteristik Habitat Gajah Sumatera (Elephas maximussumatranus) Berdasarkan Analisa Spasial di Resort Pemerihan TamanNasional Bukit Barisan Selatan. Skripsi. Universitas Lampung

Purastuti, E.M. 2010. Kajian Konflik Manusia-Gajah (Analisis KeruanganWilayah Jelajah Gajah Sekincau, Taman Nasional Bukit BarisanSelatan, Lampung). Tesis. Jakarta. Universitas Indonesia

Poniran, S. 1974. Elephant in Atjeh Sumatera.Oryx. Jurnal of Fauna PreservaionSocial. 12:576 – 580

Phillips, S. J., Anderson, R. P. & Schapire, R. E., 2006. Maximum EntropyModeling of Species Geographic Distributions. Ecological Modelling,Volume 190, pp. 231-259.

Primack RB, Supriatna J, Indrawan M., Kramadibrata P. 2007. BiologiKonservasi. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia

Rudi, H. P. 2014. Kajian Habitat dan Populasi Badak Sumatera (Dicerorhinussumatrensis) di Kapi Kawasan Ekosistem Leuser Propinsi Aceh.Skripsi. Institut Pertanian Bogor.

Rusman, D. 2016. Prediksi Kehadiran Badak Sumatera (Dicerorhinussumatrensis) dan Analisis Struktur Lanskap Habitatnya di TamanNasional Bukit Barisan Selatan. Tesis. UGM

Santiapillai,C. 1987. Action Plan for Asian Elephant Conservaion A Country byCountry Analysis. Unpublished report of the IUCN/SSC AsianElephant Specialist Group. World Wildlife Found for Nature. Gland,Switzerland.

Santiapillai, C dan P. Jackson. 1990. The Asian Elephant. An Action Plan for ItsConservation. IUCN. Gland. Switzerland.

Saragih, C.O. 2014. Kajian pakan Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus)di resort Pemerihan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. (Skripsi).Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Page 41: SEBARAN GAJAH SUMATERA (E lephas maximus ...digilib.unila.ac.id/30735/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfgajah sumatera, oleh karena itu sangat dibutuhkan informasi tentang keberadaan

Seidensticker, J. 1984. Managing Elephant Depredation in Agricultur and ForestryProject. World Bank Technical Paper. World Bank. Washington DC

Sukmantoro, W., Syamsuardi. 2013. Study of Elephant Flying Squad in 2012 forhuman elephant conflict mitigation in Lubuk Kembang Bunga Villageand its vicinity. WWF-Indonesia Program Riau

Shoshani, J, dan Eisenberg,J.F, 1982. Elephas Maximus. The American Society ofMammalogists.Soeriatmadja, R.E dan Hardjasasmita, H.S. 1982.Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus). Jakarta: KantorMenteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup.

Sukumar, R. 2003. The Living Elephants. Ecology. Behavior, and Conservation.Oxford University Press. Inggris

Sukmara, M. D. P dan B. S. Dewi 2012. Mitigasi Konflik Manusia dan Gajah(Elephas maximus sumatranus) Menggunakan Gajah Patroli di ResortPemerihan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. UniversitasLampung

Stephenson, P. J. 2007. WWF Species Action Plan: African Elephant, 2007-2011.WWF. Gland. Switzerland.

Smith, R, L. 1996. Ecology and Field Biology. 5th ed. Harper Collins CollegePublishers.

Syarifuddin, H. 2008. Analisis Daya Dukung Habitat dan Permodelan DinamikaPopulasi Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) Studi Kasusdi Kawasan Seblat Kabupaten Bengkulu Utara. Disertasi. InstitutPertanian Bogor. Bogor.

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. 2014. http://www.tnbbs.org/. Diaksespada tanggal 15 Maret 2017 pukul 13.25 WIB

Van Strien N.J. 1985. The Sumatran Rhinocerus Dicerorhinus sumatrensis(Fiscer,1814) in The Gunung Leuser National Park, Sumatera,Indonesia, Its Distribution, Ekology and Conservation. PrivatelyPublisher.

Widowati, A. 1985. Studi Perilaku Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranusTemminck, 1847) di Kawasan Pelestarian Alam Way Kambas,Lampung Tengah. (Skripsi). Institut Pertanian Bogor.

Wiratno, A. Syarifudin dan A, Kartikasari 2004. Refleksi Konservasi danImplikasi bagi Pengelolaan Taman Nasional. The Gibbon Foundation,Departemen Kehutanan, Forest Press, PILI-NGO Movement. Jakarta

Page 42: SEBARAN GAJAH SUMATERA (E lephas maximus ...digilib.unila.ac.id/30735/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfgajah sumatera, oleh karena itu sangat dibutuhkan informasi tentang keberadaan

World Wide Fund for Nature. 2005. Human Wildlife Conflict Manual. WildlifeManagement Series. WWF, Southerm African Regional ProgrammeOffice (SARPO). Harare. Zimbabwe

World Wide Fund for Nature. 2011. WWF- Indonesia. http://www.panda.org. Diakses pada tanggal 25 Mei 2017 pukul 15.00 WIB.

Zannah, S. 2014. Peran world wide fund for nature ( WWF ) dalam konservasigajah sumatera di Taman Nasional Tesso Nilo, Riau. Jurnal IlmuHubungan Internasional. 2(1):195—208.WWF 2011