SEAQIS Research Grants 2017 LAPORAN PENELITIAN SEAMEO QITEP IN SCIENCE PENINGKATAN KREATIVITAS DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN INKUIRI MELALUI PEMBELAJARAN IPA TERPADU MODEL CONNECTED UNTUK KELAS VII-A SMPN 1 SOROMANDI Nama : ARIF GUMELAR, S.Pd NUPTK : 2740766668120002 SMP NEGERI 1 SOROMANDI NOVEMBER 2017
130
Embed
SEAQIS Research Grants 2017 LAPORAN … · Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan ... dipertautkan dengan konsep pada kompetensi dasar yang lain dalam IPA yang
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
SEAQIS Research Grants 2017
LAPORAN PENELITIAN
SEAMEO QITEP IN SCIENCE
PENINGKATAN KREATIVITAS DENGAN MENERAPKAN PENDEKATANINKUIRI MELALUI PEMBELAJARAN IPA TERPADU MODEL CONNECTED
UNTUK KELAS VII-A SMPN 1 SOROMANDI
Nama : ARIF GUMELAR, S.Pd
NUPTK : 2740766668120002
SMP NEGERI 1 SOROMANDINOVEMBER 2017
SEAQIS Research Grants 2017
i
LAPORAN PENELITIAN
SEAMEO QITEP IN SCIENCE
PENINGKATAN KREATIVITAS DENGAN MENERAPKAN PENDEKATANINKUIRI MELALUI PEMBELAJARAN IPA TERPADU MODEL CONNECTED
BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang ............................................................................... 1B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 3C. Batasan Masalah ............................................................................. 3D. Rumusan Masalah .......................................................................... 3E. Tujuan Penelitian ............................................................................ 3F. Manfaat Penelitian .......................................................................... 4
B. Kajian Penelitian yang Relevan ...................................................... 10C. Kerangka Berpikir .......................................................................... 11
BAB III METODE PENELITIANA. Subjek Penelitian ............................................................................ 12B. Lokasi Penelitian ............................................................................ 12C. Prosedur Penelitian .......................................................................... 12D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 14E. Teknik Analisis Data ...................................................................... 15F. Indikator Keberhasilan ................................................................... 16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANA. Deskripsi Hasil Penelitian .............................................................. 17B. Pembahasan ................................................................................... 41
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 49
DAFTAR PUSTAKA 50
LAMPIRAN 51
v
ABSTRAK
Kreativitas merupakan kemampuan yang perlu dimiliki dan dikembangkanpada siswa. Proses pembelajaran di kelas menunjukkan sebagian besar siswamasih kurang berkembangnya kreativitas terutama sikap kreatif (nonaptitude).Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan pembelajaran dengan menggunakanpendekatan Inkuiri melalui pembelajaran IPA Terpadu model connected.Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas siswa melaluipembelajaran IPA Terpadu model connected dengan pendekatan Inkuiri.Penelitian ini merupakan penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK inidilaksanakan dua siklus, setiap siklus terdiri atas dua pertemuan. Subjekpenelitian ini adalah siswa kelas VII-A SMPN 1 Soromandi yang berjumlah20 siswa, yang terdiri atas 11 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.Metode pengumpulan data penelitian meliputi: observasi, skala sikap, danproduk. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisiskuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatankreativitas dengan menggunakan pendekatan Inkuiri melalui pembelajaranIPA Terpadu model connected. Berdasarkan rata-rata hasil observasi 5indikator kreativitas siklus I adalah 53,68%, meningkat pada siklus II adalah69,47%. Data hasil skala sikap kreativitas siswa yang termasuk kreatif padasiklus I adalah 84,21%, meningkat pada siklus II adalah 89,47%. Serta datarata-rata hasil produk (karya) siswa pada siklus I sebesar 68, mengalamipeningkatan pada siklus II sebesar 80,47.
Kata Kunci: pendekatan Inkuiri, IPA Terpadu model connected, dankreativitas
1
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mulai tahun 2013 Indonesia menerapkan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013
merupakan pengganti dari kurikulum sebelumnya yaitu KTSP. Ada perbedaan pada
kurikulum 2013, dimana menggunakan pendekatan scientifik atau berbasis proses
keilmuan. Proses penilaian Kurikulum 2013 terletak pada tiga aspek penilaian yaitu
aspek pengetahuan, aspek keterampilan dan aspek sikap. Materi pelajaran terutama
IPA dan IPS diajarkan secara holistik (terpadu) tidak secara parsial. Pelajaran IPA
di SMP/MTs menggunakan IPA Terpadu (integrated science) dan bukan yang
terpisah-pisah sebagai mata pelajaran fisika, biologi, dan kimia.
Kurikulum 2013 mengalami penyempurnaan atau revisi pada tahun 2016.
Menurut Permendikbud no. 103 tahun 2014, pembelajaran dilaksanakan berbasis
aktivitas dengan karakteristik memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian peserta didik. Pendekatan saintifik dapat
menggunakan beberapa model-model pembelajaran, antara lain discovery learning,
project-based learning, problem based learning, dan inquiry learning (Kemdikbud,
2016: 45).
Mulai Juli 2016, kurikulum 2013 diberlakukan secara nasional. SMP Negeri 1
Soromandi merupakan salah satu sekolah yang ditunjuk oleh Dinas Pendidikan
kabupaten Bima sebagai sekolah yang menyelenggarakan kurikulum 2013. Sepuluh
orang guru telah mengikuti pelatihan kurikulum 2013. Persiapan implementasi
kurikulum 2013 di sekolah cukup baik.
Kenyataan di lapangan menunjukkan keterlaksanaan kurikulum 2013 di
sekolah belum maksimal. Bahwa pembelajaran IPA terpadu belum sepenuhnya
seperti yang diharapkan. Berdasarkan hasil diskusi dengan beberapa guru IPA di
SMPN 1 Soromandi, mengeluhkan mengajar IPA dengan latar belakang pendidikan
yang tidak sesuai yaitu biologi maupun fisika. Pelaksanaan pembelajaran IPA
terpadu di kelas masih terpisah-pisah sehingga cenderung sebagai mata pelajaran
fisika, kimia, dan biologi. Dengan demikian, Menurut Paul Suparno (dalam Arif
Gumelar, 2011: 2) siswa memahami IPA bukan sebagai satu kesatuan melainkan
terpisah-pisah antara biologi, fisika, dan kimia.
2
Kondisi siswa kelas VII-A SMP Negeri 1 Soromandi tahun pelajaran
2016/2017 dalam kesehariannya mengikuti proses pembelajaran siswa terlihat
monoton yaitu berbicara sendiri (mengobrol), jarang mengajukan pertanyaan yang
berbobot ataupun mengajukan gagasan, sulit mengungkapkan pendapat dan malu-
malu, cenderung diam saat diberi kesempatan untuk bertanya atau berpendapat,
cenderung berani menjawab secara bersama-sama dan sebaliknya tidak berani
kalau menjawab sendiri atau diminta untuk angkat tangan, jawaban yang
disampaikan siswa masih terpaku pada textbook dan sama, sulit untuk bekerja
sendiri dan selalu minta bimbingan guru. Keadaan yang demikian, menunjukkan
bahwa siswa tersebut kurang kreativitasnya.
Berdasarkan hasil pengamatan oleh peneliti dengan menggunakan indikator
kreativitas menurut Utami Munandar, rendahnya kreativitas siswa dapat diamati
dari: 1) siswa memiliki rasa ingin tahu sebanyak 5 siswa (25 %), 2) siswa mampu
bersifat imajinatif sebanyak 4 siswa (20 %), 3) s i s w a merasa tertantang oleh
kemajemukan sebanyak 3 siswa (15 %), 4) siswa berani mengambil resiko
sebanyak 4 siswa (20 %), dan 5) siswa memiliki sifat menghargai sebanyak 5 siswa
(25 %).
Permasalahan tersebut perlu mendapat perhatian oleh peneliti. Guru perlu
memperhatikan peningkatan kreativitas dalam pembelajaran IPA. Hal ini
disebabkan bahwa pada dasarnya manusia mempunyai potensi untuk menjadi
kreatif. Mengembangkan kreativitas dalam pembelajaran merupakan salah satu cara
untuk mendongkrak kualitas pembelajaran. Kreativitas penting dikembangkan dan
dipupuk pada siswa (Utami Munandar, 1992: 45).
Pendekatan Inkuiri merupakan pendekatan yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk memiliki pengalaman belajar yang nyata dan aktif, siswa
dilatih bagaimana memecahkan masalah sekaligus membuat keputusan serta
mengembangkan kreativitas dalam pemecahan masalah. Melalui pembelajaran IPA
terpadu model connected diharapkan siswa mampu memahami konsep-konsep
utama dan mampu menghubungkan antar konsep dalam mata pelajaran IPA
sehingga akan memudahkan bagi mereka untuk memahami konsep-konsep IPA dan
memecahkan masalah yang dihadapinya secara utuh (holistik) (Tim IPA Terpadu,
2009: 4).
Pendekatan Inkuiri dapat meningkatkan ranah dalam pembelajaran IPA yang
salah satunya pada ranah kreativitas. Proses pembelajaran yang melibatkan siswa
3
dengan pendekatan Inkuiri diharapkan dapat meningkatkan salah satu ranah yaitu
kreativitas siswa, yang menjadi titik permasalahan pada siswa kelas VII-A tahun
pelajaran 2016/2017 SMPN 1 Soromandi.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini
dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pembelajaran IPA terpadu di kelas belum mampu mengaitkan
bidang fisika, biologi, dan kimia secara holistik.
2. Sebagian besar siswa masih kurang berkembang kreativitasnya dalam proses
pembelajaran.
C. Batasan Masalah
Identifikasi masalah pembelajaran di kelas VII-A SMP Negeri 1 Soromandi
adalah sebagian besar siswa masih kurang berkembang kreativitasnya terutama
sikap kreatif (nonaptitude) dalam proses pembelajaran di kelas. Untuk itu,
diperlukan tindakan kelas untuk meningkatkan kreativitas siswa dengan pendekatan
tertentu. Pendekatan pembelajaran yang hendak diterapkan yaitu pendekatan
Inkuiri melalui pembelajaran IPA Terpadu model connected.
D. Rumusan Masalah
Bagaimanakah meningkatkan kreativitas siswa dengan pendekatan Inkuiri
melalui pembelajaran IPA Terpadu model connected kelas VII-A SMPN 1
Soromandi tahun pelajaran 2016/2017?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas siswa
kelas VII-A SMPN 1 Soromandi tahun pelajaran 2016/2017 melalui pembelajaran
IPA terpadu model connected dengan pendekatan Inkuiri.
4
F. Manfaat Penelitian
a. Bagi Siswa:
Meningkatkan kreativitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga
siswa menjadi pribadi yang kreatif.
b. Bagi Guru:
Menumbuhkembangkan budaya meneliti bagi guru-guru dalam rangka
perbaikan dan penyempurnaan kualitas pembelajaran di kelas.
c. Bagi Sekolah:
Sebagai inovasi dan kebijakan pendidikan yang dapat diterapkan di sekolah.
5
BAB IIKAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Karakteristik Siswa SMP/MTs
Dalam tahap perkembangannya, siswa SMP berada pada tahap periode
perkembangan yang sangat pesat dari segala aspek. Depdiknas (2006: 7)
menyatakan bahwa siswa SMP berada pada tahap transisi dari fase konkrit ke
fase operasional formal. Pembelajaran IPA yang disajikan secara disiplin
keilmuan dianggap terlalu dini bagi anak usia 7-14 tahun, karena anak pada usia
ini masih dalam transisi dari tingkat berpikir operasional konkret ke berpikir
abstrak. Selain itu, siswa melihat dunia sekitarnya masih secara holistik.
Seorang anak akan lebih mudah mengenal dan mengerti benda-benda di alam ini
secara keseluruhan terlebih dulu dan bukan lewat bagian-bagiannya yang
terkecil, yang sudah terspesialisasi.
2. Pembelajaran IPA Terpadu
a. Konsep Pembelajaran IPA Terpadu
Menurut Hadisubroto (Trianto, 2010: 56), bahwa pembelajaran terpadu
adalah “pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok bahasan atau tema
tertentu yang dikaitkan dengan pokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan
dengan konsep lain, yang dilakukan secara spontan atau direncanakan, baik
dalam satu bidang studi atau lebih, dan dengan beragam pengalaman belajar
anak, maka pembelajaran menjadi lebih bermakna”.
Pembelajaran terpadu memiliki tema aktual yang dekat dengan dunia
siswa (Trianto, 2010: 57). Tema ini menjadi alat pemersatu materi yang
beragam dari beberapa materi pelajaran. Pembelajaran terpadu dapat dikemas
dengan tema atau topik tentang suatu wacana yang dibahas dari berbagai
sudut pandang atau disiplin keilmuan yang mudah dipahami dan dikenal oleh
siswa.
Menurut Depdikbud (Trianto, 2010: 61-63), pembelajaran terpadu
sebagai suatu proses mempunyai beberapa karakteristik yaitu:
6
1. Holistik
Suatu gejala atau fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam
pembelajaran terpadu diamati dan dikaji dari beberapa bidang kajian
sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak.
2. Bermakna
Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek seperti yang
dijelaskan di atas, memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar
konsep-konsep yang berhubungan yang disebut skemata.
3. Otentik
Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memahami secara
langsung prinsip dan konsep yang ingin dipelajari melalui kegiatan belajar
secara langsung. Mereka memahami dari hasil belajar sendiri, bukan
sekedar pemberitahuan guru. Informasi dan pengetahuan yang diperoleh
sifatnya otentik.
4. Aktif
Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam
pembelajaran, baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional
guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan mempertimbangkan
hasrat, minat, dan kemampuan siswa sehingga mereka termotivasi untuk
terus-menerus belajar.
b. Model Connected dalam Pembelajaran IPA Terpadu
Fogarty (Tim IPA Terpadu, 2009: 2) menyatakan terdapat tiga model
yang potensial untuk diterapkan dalam pembelajaran IPA terpadu, yaitu
connected, webbed, dan integrated. Tiga model tersebut dipilih karena
konsep-konsep dalam kompetensi dasar IPA memiliki karakteristik yang
berbeda-beda sehingga memerlukan model yang sesuai agar memberikan
hasil yang optimal.
Menurut Tim IPA Terpadu (2009: 4), pembelajaran IPA terpadu model
connected adalah suatu pembelajaran yang membelajarkan sebuah
kompetensi dasar, konsep-konsep pada kompetensi dasar tersebut
dipertautkan dengan konsep pada kompetensi dasar yang lain dalam IPA
yang terdiri fisika, biologi, dan kimia. Memadukan IPA terpadu dapat dilihat
7
dari kompetensi dasar, kemudian mengaitkan kompetensi dasar yang lain
yang ada materi IPA terpadunya.
IPA terpadu terdiri atas fisika, kimia, dan biologi yang menjadi satu
kesatuan. Ketiga bidang tersebut memiliki kompetensi dasar masing-masing,
pembelajaran IPA terpadu model connected berawal dari sebuah kompetensi
dasar, konsep-konsep pada kompetensi dasar fisika dipertautkan dengan
konsep pada kompetensi dasar kimia, dan kompetensi dasar biologi.
Kompetensi dasar fisika memiliki proporsi yang lebih banyak dibandingkan
kompetensi dasar kimia dan biologi.
Tabel 1. Karakteristik Pembelajaran IPA Terpadu Model Connected(Depdiknas, 2009: 4)
Model Definisi Kelebihan Keterbatasan
Keterhubungan
(connected)
Membelajarkan
sebuah kompetensi
dasar, konsep-
konsep pada
kompetensi dasar
tersebut
dipertautkan
dengan konsep
pada kompetensi
dasar yang lain
Melihat perma-
salahan tidak hanya
dari satu bidang
kajian.
Pembelajaran dapat
mengikuti
kompetensi dasar,
tetapi harus
dikaitkan dengan
kompetensi dasar
yang relevan.
Kaitan antara
bidang kajian
sudah tampak
tetapi masih
didominasi oleh
bidang kajian
tertentu.
c. Alur Penyusunan RPP IPA Terpadu
Adapun model dalam mengembangkan pembelajaran IPA terpadu yang
dapat dilihat pada alur penyusunan perencanaan pembelajaran sebagaimana
disajikan pada gambar 1.
8
Gambar 1. Alur Penyusunan Perencanaan Pembelajaran Terpadu(Depdiknas, 2006: 14).
3. Pendekatan Inkuiri
Inkuiri merupakan proses pembelajaran yang didasarkan pada pencarian dan
penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Pengetahuaan bukanlah
sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan
sendiri. Melalui proses mental, diharapkan siswa berkembang secara utuh baik
intelektual, mental, emosi, maupun pribadinya. Oleh karena itu, dalam proses
perencanaan pembelajaran, guru bukanlah mempersiapkan sejumlah materi yang
harus dihafal, akan tetapi merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa
dapat menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya. Pembelajaran adalah
proses memfasilitasi kegiatan penemuan (inquiry) agar siswa memperoleh
pengetahuan dan keterampilan melalui penemuannya sendiri (bukan hasil
mengingat sejumlah fakta).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Inkuiri adalah
pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan yang
meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa untuk mencari dan
menyelidiki sesuatu, secara sistematis, kritis, logis, dan analitis.
Orientasi Guru mengondisikan agar siswa siap melaksanakanproses pembelajaran, menjelaskan topik, tujuan, danhasil belajar yang diharapkan dapat tercapai oleh siswa.
Merumuskanmasalah
Guru membimbing dan memfasilitasi siswa untukmerumuskan dan memahami masalah nyata yang telahdisajikan.
Merumuskanhipotesis
Guru membimbing siswa untuk mengembangkankemampuan berhipotesis dengan cara menyampaikanberbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untukdapat merumuskan jawaban sementara
Mengumpulkandata
Guru membimbing siswa dengan cara mengajukanpertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswauntuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.
Menguji hipotesis Guru membimbing siswa dalam proses menentukanjawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data daninformasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
Merumuskankesimpulan
Guru membimbing siswa dalam proses mendeskripsikantemuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujianhipotesis
4. Kreativitas
Sebagai makhluk yang dibekali dengan akal dan pikiran, setiap manusia
memiliki sifat kreatif yang ada pada dirinya. Menurut Utami Munandar (1992:
45) kreativitas adalah kemampuan untuk melihat bermacam-macam
kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah. Menurut Rhodes empat
komponen dalam kreativitas, yang biasa disebut 4P’s yaitu perseorangan
(person), proses (process), pendorong (press), dan produk (product) (Erina
Dwirahmah, 2013: 247).
Ciri-ciri kreativitas secara umum yang ditunjukan oleh seorang individu
sebagai berikut:
1. Memiliki rasa ingin tahu yang besar2. Penuh percaya diri3. Memiliki kemandirian4. Memiliki selera humor5. Mempunyai imajinasi yang tinggi6. Cenderung kritis terhadap orang lain7. Benci terhadap bosan8. Suka dengan hal yang kompleks
10
9. Ulet dan tekun10. Berani menyatakan pendapat dan keyakinan, apabila ditentang, dia akan
terus berpegang teguh dengan pendapat atau keyakinannya.
Kreativitas merupakan gabungan ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif
(aptitude) dan sikap kreatif (nonaptitude) (Utami Munandar, 1992: 88). Adapun
ciri-ciri sikap kreatif (nonaptitude) menurut Utami Munandar (1992: 34): (1)
rasa ingin tahu; (2) bersifat imajinatif; (3) merasa tertantang oleh
kemajemukan; (4) berani mengambil resiko; (5) sifat menghargai.
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Adapun beberapa penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini antara lain:
1. Aprilia Santofani dan Dadan Rosana (2016), dalam penelitian berjudul
Pengembangan Tes Kreativitas pada Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan
Inkuiri pada Materi Teori Kinetik Gas, menyimpulkan bahwa proses
pembelajaran dengan pendekatan inkuiri memberikan pengaruh terhadap
kreativitas peserta didik yang diinterpretasikan dari hasil analisis effect size
sebesar 0,202 dengan kategori efek sedang dan telah diujicobakan penggunaan
instrumen yang menunjukkan peningkatan kreativitas peserta didik dengan
menggunakan pendekatan inkuiri.
2. Erina Dwirahmah (2013), dalam penelitian berjudul Peningkatan Kreativitas
Melalui Pendekatan Inquiry dalam Pembelajaran Sains, menyimpulkan bahwa
kreativitas menggambar anak mengalami peningkatan sebesar 5,59 % pada
siklus I dan 7,20 % pada siklus II, kreativitas bermain dengan tanah liat
mengalami peningkatan sebesar 6,77 % pada siklus I dan 12,38 % pada siklus
II.
11
C. Kerangka Berpikir
Gambar 2. Alur Kerangka Berpikir
Kreativitas siswameningkat
Rendahnya kreativitas siswadalam proses pembelajaran
Ditandai indikator, rendahnya:(1) rasa ingin tahu; (2) bersifatberimajinatif; (3) merasatertantang oleh kemajemukan; (4)berani mengambil resiko; (5)sifat menghargai.
TINDAKANMenerapkan Pendekatan Inkuiri melalui
Pembelajaran IPA Terpadu model connected:Sintak Pendekatan Inkuiri terdiri atas:orientasi, merumuskan masalah, merumuskanhipotesis, mengumpulkan data, mengujihipotesis, dan merumuskan kesimpulan.IPA Terpadu model connected mengaitkankonsep biologi, fisika, dan kimia secara utuh.Artinya KD pokok dikaitkan dengan KD-KDyang lain.
Kondisi Awal Guru masih menggunakan model
pembelajaran biasa Pembelajaran IPA Terpadu masih
terpisah-pisah Rendahnya kreativitas siswa selama
proses pembelajaran
Kondisi Ideal Guru menggunakan model pembelajaran
kurikulum 2013 Pembelajaran IPA Terpadu tidak
terpisah-pisah, tetapi secara holistik(memadukan fisika, kimia, & biologi
Kreativitas siswa perlu dikembangkan
12
BAB IIIMETODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-A SMPN 1 Soromandi
yang berjumlah 20 siswa, terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 1 Soromandi yang berlokasi di Jl.
Sultan Salahuddin no. 5, desa Bajo kec. Soromandi kab. Bima.
C. Prosedur Penelitian
a. Perencanaan
Membuat RPP IPA Terpadu model connected.
Membuat LKS yang diperlukan dalam proses pembelajaran.
Membuat angket sikap kreatif siswa.
Membuat lembar observasi penampilan guru saat mengajar dengan
menerapkan pembelajaran IPA Terpadu model connected dengan pendekatan
Inkuiri.
Membuat lembar observasi kreativitas siswa saat mengikuti proses
pembelajaran
b. Tindakan
Pelaksanaan tindakan direncanakan dua siklus sebagai berikut:
1. Siklus I
Tabel 3. Tindakan Siklus I dengan subtema Pencemaran Air
Tahapan Deskripsi KegiatanOrientasi Guru menjelaskan tujuan dan kegiatan pembelajaran berkaitan
pencemaran air, dampaknya serta cara mengatasinyaMerumuskanMasalah
Guru menyiapkan air got yang kotor dan air jernih
Guru membimbing siswa merumuskan masalah berdasarkanfakta yang diamati secara holistik ditinjau dari segi fisis,kimia, dan biologi
MerumuskanHipotesis
Siswa memberikan jawaban sementara berdasarkan rumusanmasalah
Menggumpul Secara berkelompok siswa berdiskusi, bertukar gagasan dan
13
kan Data berpikir mencari informasi tentang pencemaran air,dampaknya serta cara mengatasinya
Mengujihipotesis
Guru membimbing siswa secara berkelompok melakukanpenyelidikan pengaruh air jernih dan tercemar terhadapkondisi ikan (terlampir LKS)
MerumuskanKesimpulan
Siswa menyimpulkan berdasarkan penggujian hipotesis danmembuat gagasan dalam bentuk tulisan (produk) untukmengatasi pencemaran air
2. Siklus II
Tabel 4. Tindakan Siklus II dengan subtema Pencemaran Tanah
Tahapan Deskripsi KegiatanOrientasi Guru menjelaskan tujuan, dan kegiatan pembelajaran
berkaitan pencemaran tanah, dampaknya serta caramengatasinya
MerumuskanMasalah
Guru menyiapkan foto-foto atau video tentang pencemarantanah
Guru membimbing siswa merumuskan masalah berdasarkanfakta yang diamati
MerumuskanHipotesis
Siswa memberikan jawaban sementara berdasarkan rumusanmasalah
Menggumpulkan Data
Secara berkelompok siswa dalam mencari informasi berkaitanpencemaran tanah, dampaknya serta cara mengatasinya
Mengujihipotesis
Guru membimbing siswa secara berkelompok berdiskusiuntuk mengerjakan LKS permasalahan sampah (terlampirLKS)
MerumuskanKesimpulan
Siswa menyimpulkan berdasarkan penggujian hipotesis danmembuat karya (produk) dari bahan sampah
Setiap akhir siklus dilakukan pengambilan data berupa angket skala sikap
kreativitas siswa dan produk (karya) kreativitas siswa.
c. Observasi
Melakukan observasi dengan memakai format observasi yang sudah
disiapkan yaitu:
1. observasi skala sikap kreatif siswa selama proses pembelajaran
berlangsung. Diamati oleh dua kolaborator (guru) yang mengajar IPA.
14
2. observasi keterlaksanaan pembelajaran IPA Terpadu model connected
dengan menerapkan pendekatan Inkuiri selama proses pembelajaran.
Diamati oleh dua kolaborator (guru) yang mengajar IPA.
d. Refleksi
Peneliti bersama guru IPA melakukan evaluasi dari pelaksanaan tindakan
pada siklus I yang digunakan sebagai bahan pertimbangan perencanaan
pembelajaran pada siklus selanjutnya. Jika hasil yang diharapkan belum tercapai
maka dilakukan perbaikan yang dilaksanakan pada siklus II. Adapun indikator
yang menjadi peningkatan kreativitas tiap siklus yaitu:
1. angket skala sikap kreativitas
2. observasi kreativitas siswa
3. produk (karya)
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi Pelaksanaan pendekatan Inkuiri melalui pembelajaran IPA Terpadu
Observasi pelaksanaan keterlaksanaan pembelajaran IPA Terpadu model
connected dengan menerapkan pendekatan Inkuiri yaitu teknik ini digunakan
untuk memperoleh data atau informasi penampilan guru, sejauhmana telah
muncul indikator/langkah-langkah selama proses pembelajaran (format
terlampir).
2. Observasi kreativitas siswa
Observasi kreativitas siswa menggunakan indikator-indikator kreativitas
menurut Utami Munandar yaitu 1) siswa mampu memiliki rasa ingin tahu; 2)
siswa mampu berimajinasi; 3) siswa mampu menantangoleh kemajemukan
(sulit); 4) siswa mampu mengambil resiko; 5) siswa memiliki rasa menghargai.
3. Angket/skala sikap kreativitas siswa
Teknik ini digunakan untuk mengetahui sikap kreativitas siswa tentang
keadaan diri sendiri mengenai proses pembelajaran. Skala sikap kreativitas
siswa diperoleh sesudah tiap siklus berakhir.
15
4. Produk kreativitas
Teknik ini digunakan untuk mengetahui produk kreativitas siswa tiap siklus.
Data hasil produk ini sebagai data pendukung untuk melihat kreativitas siswa.
E. Teknik Analisis Data
Setelah diperoleh data hasil penelitian kemudian dilakukan analisis sebagai
berikut:
1. Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran IPA Terpadu dengan pendekatan
Inkuiri
Teknik ini menggunakan lembar observasi guru menggunakan penskoran yaitu
0 dan 1. Data kuantitatif ini diolah secara deskriptif berdasarkan persentase
dengan rumus:
% Keterlaksanaan = Skor yang diperoleh x 100 %Skor maksimum
2. Observasi kreativitas siswa
Teknik yang digunakan deskriptif kuantitatif pada setiap indikator kreativitas
yang diamati. Data kuantitatif ini diolah secara deskriptif berdasarkan
persentase tiap indikator dengan rumus:
% tiap indikator kreativitas = Skor yang diperoleh x 100 %Skor maksimum
3. Angket/skala sikap kreativitas siswa
Skala sikap kreativitas menggunakan skala Likert. Butir instrumen untuk
angket siswa terdiri dari 16 butir pernyataan yang semuanya butir mengarah
pada positif. Skor yang diberikan adalah 1 sampai 4. Mengacu pada kriteria
penilaian ideal yang dikonversi skor menurut Djemari Mardapi (Arif Gumelar,
2011: 58) sebagaimana tercantum dalam tabel 5.
16
Tabel 5. Konversi Skor Menjadi Nilai Skala Sikap Siswa
No. Rentang skor Interpretasi
1. 60,00 < x Sangat Kreatif
2. 40,00 < x ≤ 60,00 Kreatif
3. 20,00 < x ≤ 40,00 Kurang Kreatif
4. x ≤ 20,00 Sangat Kurang Kreatif
4. Produk kreativitas
Teknik yang dilakukan adalah analisis deskriptif kuantitatif terhadap skor hasil
karya siswa. Untuk mengetahui ada/tidaknya peningkatan skor hasil karya
siswa dilakukan perbandingan antara skor pada tiap siklus. Penilaian terhadap
produk (karya) menggunakan format penilaian (terlampir) dengan
menggunakan rumus:
Nilai = x 100
F. Indikator Keberhasilan
Adapun indikator keberhasilan yang menunjukkan keberhasilan tindakan
ditunjukkan dengan:
1. Keterlaksanaan pembelajaran IPA Terpadu model connected dengan pendekatan
Inkuiri sebesar ≥ 75 %.
2. Hasil observasi kreativitas siswa tiap-tiap indikator kreativitas yang diamati
sebesar ≥ 60 %.
3. Skala sikap kreativitas siswa sebesar > 40,00 dengan kriteria kreatif.
4. Nilai tugas (produk) siswa sebesar ≥ 60
skor yang diperoleh siswaskor maksimal
17
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Soromandi pada
siswa kelas VII-A yang berjumlah 20 orang. Siswa laki-laki berjumlah 11 orang
dan siswa perempuan berjumlah 9 orang.
Penelitian tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 28 Juli 2017 sampai
dengan 8 Agustus 2017. Penelitian ini terdiri atas dua siklus yang masing-masing
siklus dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Proses pembelajaran di SMP
Negeri 1 Soromandi dimulai pada pukul 07.30 WIB, sedangkan waktu penelitian
disesuaikan dengan jadwal mata pelajaran IPA. Jadwal pelaksanaan
penelitian tindakan di kelas VII-A dipaparkan pada tabel berikut:
Tabel 6. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan
Sikluske
Hari/Tanggal Waktu Materi
I
Jum’at, 28 Juli 2017 07.30-08.50
Pencemaran Air
Selasa, 1 Agustus 2017 08.50-10.10
II
Jum’at, 11 Agustus 2017 07.30-08.50
PencemaranTanahSelasa, 22 Agustus 2017 08.50-10.10
1. Siklus I
a. Perencanaan
Tahap pertama dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
perencanaan. Sesuai dengan desain penelitian, untuk memperlancar, dan
mempermudah peneliti dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran perlu
disusun langkah-langkah pembelajaran yang sistematis dan tujuan
pembelajaran yang mudah tercapai.
18
Adapun perencanaan dari siklus I antara lain:
1) Peneliti menetapkan waktu pelaksanaan penelitian tindakan kelas.
Penelitian dilaksanakan setiap hari Selasa dan Jum’at sesuai dengan
jadwal mata pelajaran IPA di kelas VII-A SMPN 1 Soromandi, kabupaten
Bima NTB.
2) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) IPA Terpadu model
connected dengan menggunakan pendekatan Inkuiri, yang akan digunakan
oleh peneliti sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di
kelas.
3) Menyiapkan alat dan bahan praktik yang diperlukan dan sesuai
dengan materi yang akan diajarkan.
4) Menyiapkan LKS pencemaran air yang disusun berdasarkan pendekatan
Inkuiri. LKS untuk pertemuan pertama tentang pengaruh bahan kimia
terhadap kondisi ikan sedangkan pertemuan kedua tentang air bersih dan
tercemar.
5) Menyiapkan lembar rubrik penilaian produk (karya).
6) Menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri atas lembar observasi
kreativitas siswa saat mengikuti proses pembelajaran, angket sikap kreatif
siswa, dan lembar keterlaksanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan
pendekatan Inkuiri.
b. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakan tindakan
sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun.
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan di Laboratorium IPA.
Pada siklus I, tindakan dilaksanakan dalam dua pertemuan, dengan
perincian sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Jum’at, 28 Juli 2017
pukul 07.30 WITA. Adapun submateri yang diajarkan mengenai
“Pencemaran Air” yang didalamnya memuat macam-macam pencemaran,
konsep pencemaran air, dan bahan-bahan kimia (polutan).
19
Pada kegiatan awal, peneliti memulai pelajaran dengan berdoa yang
dipimpin oleh ketua kelas. Peneliti memulai pelajaran dengan
memberitahukan kepada siswa materi yang akan dipelajari hari ini, lalu
menjelaskan secara singkat tentang tujuan pembelajaran yaitu siswa
diharapkan dapat menjelaskan pengertian pencemaran air, menyelidiki
pengaruh detergen (bahan kimia) terhadap kondisi ikan, dan
menyimpulkan bahan-bahan kimia yang menjadi polutan pencemaran air.
Serta menjelaskan bentuk penilaian dalam kegiatan pembelajaran berupa
penilaian produk.
Peneliti melakukan apersepsi dengan menunjukkan gambar sungai di
pedesaan yang bersih dan sejuk. Selanjutnya, bertanya “Bagaimana
keadaan sungai di kota besar saat sekarang?”. Sebagian besar siswa
menjawab ”airnya kotor, tidak dapat diminum, dan tidak dapat untuk
beraktivitas”.
Selanjutnya, peneliti meminta siswa untuk berkumpul dengan
kelompoknya masing-masing berdasarkan telah dibagi kelompok pada
hari sebelumnya. Satu kelompok terdiri atas 4-5 siswa. Peneliti
membagikan sebanyak 2 buah LKS pada masing-masing kelompok. Guru
juga menginformasikan kepada siswa tentang cara mengerjakan LKS.
a) Merumuskan Masalah
Tahap pertama dalam pendekatan Inkuiri adalah merumuskan
masalah. Siswa secara berkelompok mendiskusikan rumusan masalah
berdasarkan informasi berupa gambar pada LKS halaman 1. Pada
tahap ini, hanya terlihat 2-3 siswa tiap kelompok yang mendiskusikan
rumusan masalah. Perwakilan kelompok menyampaikan rumusan
masalah pada tempat duduknya masing-masing.
Dari kelima kelompok, hanya satu kelompok yang belum dapat
merumuskan rumusan masalah dengan baik dan benar yaitu kelompok
3. Dibawah ini rumusan masalah dari kelima kelompok antara lain:
1. Kelompok 1: mengapa ikan-ikan pada gambartersebut
mati?jelaskan?
2. Kelompok 2: apa yang menyebabkan ikan itu mati?
20
3. Kelompok 3: karena pencemaran lingkungan dapat mengakibatkan
ikan mati dan terdapat pada bahan kimia dan bisa menpengaruhi
makhluk hidup atau ikan
4. Kelompok 4: mengapa ikan mati?
5. Kelompok 5: mengapa ikan di sungai semuanya mati?
b) Merumuskan Hipotesis
Pada tahap ini, siswa dalam kelompoknya masing-masing
merumuskan hipotesis. Pada tahap ini, hanya terlihat 2-3 siswa tiap
kelompok yang merumuskan hipotesis. Penyampaian hipotesis
bersamaan dengan penyampaian rumusan masalah.
Semua kelompok dapat merumuskan hipotesis dengan baik dan
benar. Dibawah ini rumusan hipotesis dari kelima kelompok antara
lain:
1. Kelompok 1: berdasarkan penelitian kelompok 1 ikan-ikan
tersebut mati. Karena pencemaran air yang disebabkan oleh
sampah-sampah yang mengandung bahan kimia
2. Kelompok 2: karena tercemarnya bahan kimia atau detergen yang
dibuang di sungai dan menyebabkan ikan-ikan itu mati
3. Kelompok 3: karena terjadinya banyak bahan kimia sehingga
banyaknya ikan mati
4. Kelompok 4: ikan mati karena air bercampur dengan bahan kimia
5. Kelompok 5: karena tercemarnya aliran sungai disekitar
lingkungan tersebut
c) Mengumpulkan Data
Tahap selanjutnya yaitu mengumpulkan data. Pada tahap ini dapat
dilakukan dengan berbagai metode. Metode yang digunakan adalah
diskusi kelompok. Setelah menyampaikan rumusan masalah dan
hipotesis. Siswa dalam kelompok mendiskusikan alat dan bahan
dalam menjawab rumusan masalah yang terdapat pada LKS halaman
2. Peneliti memberikan penjelasan penggunaan LKS pada halaman 2.
Peneliti membimbing siswa dalam kelompok untuk melakukan
21
kegiatan praktik dalam menjawab rumusan masalah yang telah dibuat.
Peneliti bertindak sebagai fasilitator.
Pada tahap ini hanya ada satu kelompok yang aktif berdiskusi
seluruh anggotanya. Sedangkan kelompok yang hanya yang aktif 1-2
siswa.
d) Menguji Hipotesis
Pada tahap ini, siswa tampak antusias dalam melakukan praktik
tentang pengaruh bahan kimia terhadap konsisi ikan. Tiap kelompok
mengambil alat dan bahan yang telah disediakan oleh peneliti untuk
dibawa di mejanya masing-masing kelompok.
Setiap siswa dalam kelompok mengamati frekuensi bernapas
(membuka dan menutup insang) ikan pada tiga buah gelas, gelas A
berisi air tanpa detergen, gelas B berisi air yang menggunakan 1
sendok detergen dan gelas C berisi air yang menggunakan 3 sendok
detergen, dimana setiap gelas berisi volume air yang sama. Setelah
mengamati, siswa mencatat hasil pengamatan dan mendiskusikan
jawaban atas pertanyaan yang ada di LKS halaman 2-3.
e) Merumuskan Kesimpulan
Pada tahap ini, perwakilan kelompok menyampaikan hasil
praktiknya dan dilanjutkan dengan tanggapan dari kelompok lain.
Kelompok yang menyampaikan hasil praktiknya di depan kelas
adalah kelompok 1. Tahap ini siswa belum berani menyampaikan
gagasan atau pendapat dari masing-masing kelompoknya. Selain itu,
siswa malu-malu mengungkapkan pendapat atau gagasan kepada
kelompok 1.
Selanjutnya, guru mengklarifikasikan dari hasil diskusi dari setiap
kelompok. Peneliti bersama siswa memberikan kesimpulan dari hasil
praktik tentang pengertian pencemaran air, bahan-bahan kimia yang
menjadi polutan, serta semakin banyak bahan-bahan kimia yang
masuk ke perairan akan semakin banyak ikan-ikan yang mati.
Selanjutnya, peneliti memberikan ringkasan materi tentang
pengertian pencemaran air dan bahan-bahan kimia yang menjadi polutan.
22
Siswa ditugaskan untuk membuat karya berupa puisi, poster, atau gambar
yang bertemakan pencemaran air untuk dikerjakan di rumah. Selanjutnya,
tugas tersebut dikumpulkan pada pertemuan yang kedua.
2) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 1 Agustus 2017
pukul 08.50 WITA. Adapun submateri yang diajarkan mengenai
“Pencemaran Air” yang didalamnya memuat ciri-ciri air yang tercemar
dilihat dari aspek fisis, kimiawi, dan biologi, dampak pencemaran air, dan
upaya mengatasi pencemaran air.
Pada kegiatan awal, peneliti memulai pelajaran dengan berdoa yang
dipimpin oleh ketua kelas. Peneliti memulai pelajaran dengan
memberitahukan kepada siswa materi yang akan dipelajari hari ini, lalu
menjelaskan secara singkat tentang tujuan pembelajaran yaitu siswa
diharapkan dapat mengidentifikasi ciri-ciri air bersih dan air yang telah
tercemar, memprediksi dampak-dampak pencemaran air, dan
mengusulkan gagasan/ide tentang mengatasi dan mengurangi
pencemaran air dalam bentuk tulisan (produk).
Peneliti melakukan apersepsi dengan menunjukkan gambar anak-anak
minum air keruh di sungai dan aktivitas warga yang mandi di sungai.
Selanjutnya, bertanya “Apa saja dampak jika menggunakan air yang tidak
bersih?”. Sebagian besar siswa menjawab ”terjadi penyakit”.
Selanjutnya, peneliti meminta siswa untuk berkumpul dengan
kelompoknya masing-masing berdasarkan yang telah dibagi kelompok
pada hari sebelumnya. Satu kelompok terdiri atas 4-5 siswa. Peneliti
membagikan sebanyak 2 buah LKS pada masing-masing kelompok. Guru
juga menginformasikan kepada siswa tentang cara mengerjakan LKS.
a) Merumuskan Masalah
Tahap pertama dalam pendekatan Inkuiri adalah merumuskan
masalah. Siswa secara berkelompok mendiskusikan rumusan masalah
berdasarkan informasi berupa gambar pada LKS halaman 1. Pada
tahap ini, masih tetap terlihat 2-3 siswa tiap kelompok yang
23
mendiskusikan rumusan masalah. Perwakilan kelompok
menyampaikan rumusan masalah pada tempat duduknya masing-
masing.
Masih tetap sama pada pertemuan pertama, hanya kelompok 3
yang belum dapat merumuskan rumusan masalah dengan baik dan
benar. Dibawah ini rumusan masalah dari kelima kelompok antara
lain:
1. Kelompok 1: mengapa warga harus mandi di air yang kotor?
2. Kelompok 2: mengapa airnya kotor?
3. Kelompok 3: mengapa airnya kotor?
4. Kelompok 4: apa yang terjadi jika manusia menyikat gigi pada air
yang kotor?
5. Kelompok 5: mengapa ikan di sungai semuanya mati?
b) Merumuskan Hipotesis
Pada tahap ini, siswa dalam kelompoknya masing-masing
merumuskan hipotesis. Pada tahap ini, hanya terlihat 2-3 siswa tiap
kelompok yang merumuskan hipotesis. Penyampaian hipotesis
bersamaan dengan penyampaian rumusan masalah.
Semua kelompok dapat merumuskan hipotesis dengan baik dan
benar. Dibawah ini rumusan hipotesis dari kelima kelompok antara
lain:
1. Kelompok 1: karena warga sangat susah untuk mendapatkan air
yang bersih. Air yang bersih sudah tercemar oleh limbah pabrik,
pertanian, dan rumah tangga
2. Kelompok 2: karena adanya limbah-limbah pabrik
3. Kelompok 3: karena adanya limbah pertanian atau pabrik
4. Kelompok 4: manusia akan terkena penyakit disebabkan menyikat
gigi menggunakan air yang tidak bersih atau air yang kotor
5. Kelompok 5: karena tercemarnya aliran sungai disekitar
lingkungan tersebut
24
c) Mengumpulkan Data
Tahap selanjutnya yaitu mengumpulkan data. Pada tahap ini dapat
dilakukan dengan berbagai metode. Metode yang digunakan adalah
diskusi kelompok. Siswa dalam kelompok mendiskusikan alat dan
bahan dalam menjawab rumusan masalah yang terdapat pada LKS
halaman 2. Peneliti memberikan penjelasan penggunaan LKS pada
halaman 2. Peneliti membimbing siswa dalam kelompok untuk
melakukan kegiatan praktik dalam menjawab rumusan masalah yang
telah dibuat. Peneliti bertindak sebagai fasilitator. Pada tahap ini, tiap-
tiap anggota kelompok terlihat aktif berdiskusi.
d) Menguji Hipotesis
Pada tahap ini, siswa tampak antusias dalam melakukan praktik
tentang ciri-ciri air bersih dan tercemar dilihat dari aspek fisis,
biologi, dan kimia. Tiap kelompok mengambil alat dan bahan yang
telah disediakan oleh peneliti untuk dibawa ke mejanya masing-
masing kelompok.
Setiap siswa dalam kelompok bertugas mengamati ciri-ciri air
bersih dan tercemar yang dipandu dengan LKS. Dari aspek fisis
mengamati kejernihan, warna, dan bau. Sedangkan dari aspek kimia
menguji larutan asam, basa, atau netral dengan menggunakan kertas
lakmus biru dan merah. Setelah mengamati, siswa mencatat hasil
pengamatan dan mendiskusikan jawaban atas pertanyaan yang ada di
LKS halaman 2-3.
e) Merumuskan Kesimpulan
Pada tahap ini, perwakilan kelompok menyampaikan hasil
praktiknya dan dilanjutkan dengan tanggapan dari kelompok lain.
Kelompok yang berani menyampaikan hasil praktiknya di depan kelas
masih sama dengan pertemuan pertama adalah kelompok 1. Terlihat,
ada beberapa siswa yang menanggapi dari kelompok 1. Selain itu,
siswa masih malu-malu mengungkapkan pendapat atau gagasan.
Selanjutnya, guru mengklarifikasikan dari hasil diskusi dari setiap
kelompok. Peneliti bersama siswa memberikan kesimpulan dari hasil
25
praktik yaitu ciri air yang tercemar dapat dilihat dari aspek fisis yaitu
warnaya kehitaman, ada endapan, berbau, dan keruh (kotor). Aspek
kimia yaitu dapat menjadi larutan asam atau basa. Sedangkan aspek
biologi terdapat mikroorganisme seperti bakteri dan virus.
Selanjutnya, peneliti meminta kepada siswa mengumpulkan tugas
(produk) yang bertemakan pencemaran air. Perwakilan kelompok
mempresentasikan tugas (produk) kepada siswa lain. Salah satu siswa
membacakan puisi yang bertemakan pencemaran air. Tugas produk yang
dikumpulkan oleh siswa berupa puisi, gambar, atau poster yang
bertemakan pencemaran air. Peneliti menilai tugas (produk) siswa
menggunakan rubrik penilaian.
Di akhir kegiatan pembelajaran, peneliti membagikan angket sikap
kreativitas siswa. Siswa mengisi angket tersebut, setelah dijelaskan oleh
peneliti cara pengisian angket.
c. Observasi
1. Data Hasil Keterlaksanaan Pendekatan Inkuiri
Peneliti telah melaksanakan rencana pembelajaran dengan baik,
sebagaimana terlampir pada lembar observasi (lampiran 4 dan 5).
Berdasarkan hasil pengamatan dan pencatatan oleh observer (kolaborator),
keterlaksanaan penerapan pendekatan Inkuiri dalam pembelajaran diperoleh
dengan rerata persentase keterlaksanaan 84,77 % dengan kategori Baik.
Gambar 3. Grafik keterlaksanaan pendekatan Inkuiri siklus I
8081828384858687
PertemuanI
PertemuanII
RerataSiklus I
Persentaseketerlaksanaan 82,6 86,95 84,77
% k
eter
laks
anaa
n
26
Adapun hasil pengamatan keterlaksanaan penerapan pendekatan Inkuiri
dalam pembelajaran diperoleh sebagai berikut:
a. Secara umum, proses pembelajaran sudah dapat dikatakan berjalan
dengan baik. Peneliti sudah menggunakan pendekatan Inkuiri melalui
pembelajaran IPA Terpadu model connected, walaupun belum semua
komponen belum terlaksana.
b. Sintak pendekatan Inkuiri telah terlaksana dengan baik.
c. Pembelajaran IPA Terpadu model connected telah terlaksana, baik
yang dilihat pada LKS maupun penjelasan peneliti.
d. Suasana kelas berjalan dengan baik, walaupun beberapa siswa masih
ada yang ramai ketika diskusi kelompok dan melakukan praktik.
e. Kerjasama dan partisipasi siswa dalam kelompok berjalan dengan baik.
Namun, pada kelompok tertentu saja.
f. Peneliti telah mengklarifikasi dan memantapkan kegiatan diskusi
kelompok berdasarkan hasil diskusi siswa.
2. Data Hasil Pengamatan Sikap Kreativitas Siswa
Observer (kolaborator) telah melakukan pengamatan sikap kreativitas
siswa, sebagaimana terlampir pada lembar hasil pengamatan (lampiran 8).
Adapun hasil pengamatan sikap kreativitas siswa sebagai berikut:
Tabel 7. Hasil pengamatan sikap kreativitas siswa
No. Indikator sikap kreativitassiswa
Jumlah siswayang muncul
Persentase(%)
1. Rasa ingin tahu 10 52,63
2. Bersifat imaginatif 9 47,36
3. Tertantang olehkemajemukan
11 57,89
4. Berani mengambil resiko 10 52,63
5. Sifat menghargai 11 57.89
Berdasarkan hasil tersebut, menunjukkan peningkatan jumlah siswa
yang memiliki sikap kreativitas. Indikator sikap kreativitas siswa yang
terendah pada bersifat imaginatif. Sedangkan Indikator sikap kreativitas
27
siswa yang tertinggi pada sifat menghargai dan tertantang oleh
kemajemukan.
3. Data Hasil Angket Sikap Kreativitas Siswa
Setelah dilakukan tindakan I, siswa diminta untuk mengisi lembar
angket sikap kreativitas, sebagaimana terlampir pada lembar hasil angket
siswa (lampiran 10). Hal ini guna mengetahui penilaian diri siswa terhadap
penerapan pendekatan Inkuiri dalam pembelajaran IPA terpadu model
connected. Adapun hasil analisis data angket sikap kreativitas siswa sebagai
berikut.
Tabel 8. Data hasil angket sikap kreativitas siswa siklus I
Kategori Jumlah siswayang muncul
Persentase(%)
Sangat kreatif 0 0
kreatif 16 84,21
Kurang kreatif 3 15,79
Sangat kurang kreatif 0 0
Jumlah siswa yang masuk 19 100
Data pada tabel 8 tersebut, menunjukkan bahwa siswa yang kreatif
sebanyak 16 siswa atau 84,21 %, 3 siswa atau 15,79 % masih tergolong
kurang kreatif. Sedangkan siswa yang sangat kreatif belum ada atau 0 %,
dan tidak adanya siswa atau 0 % yang tergolong sangat kurang kreatif. Data
ini menunjukkan bahwa siswa telah memberikan penilaian diri, hal ini
menunjukkan bahwa termasuk kreatif. Walaupun ada beberapa siswa yang
belum termasuk siswa yang kreatif.
4. Data Hasil Tugas (Produk)
Tugas berupa produk dari siswa dikumpulkan pada pertemuan kedua.
Penugasan produk disesuaikan dengan tema submateri yaitu pencemaran air
berupa poster, puisi, atau gambar. Penilaian tugas dinilai menggunakan
rubrik penilaian dengan indikator keaslian ide, cara pembuatan, penampilan
produk, dan manfaat produk. Adapun nilai tugas siswa sebagai berikut:
28
Tabel 9. Hasil nilai tugas (produk) siklus I
No. Namasiswa
Nilai
1. Al Magfirah 692. Aldin Pratama 693. Anggun Novita Sari 754. Asimsyah 625. Bagas Janwar 696. Bimo Arinata 697. Firmansyah 758. Haerul 699. Julmakruf 5010. Jumratun 8111. Nirwana 7512. Ramadhan Tul Akhir 5613. Rian Udayana 7514. Rosita Adiniyah 8115. Safitri Ramadhani Noviatun 6916. Shanty Bunga Andriany 6217. Suciwati *18. Tria Astianingsih 6219. Febi Febriansyah 6220. Fardiansyah 62
Tertinggi 81Terendah 50
Rerata 68
Keterangan * siswa sudah pindah
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran pada siklus I.
Adapun beberapa hal yang harus diperbaiki agar bisa lebih baik pada siklus II,
diantaranya sebagai berikut:
1) Aspek keberhasilan
a) Pendekatan Inkuiri memberi kesempatan kepada siswa untuk
melakukan aktivitas penyelidikan.
b) Pembelajaran IPA terpadu model connected dapat dipahami oleh
siswa secara holistik dengan mengaitkan bidang kimia yaitu bahan-
bahan kimia dan larutan asam, basa, dan netral.
29
c) Telah memenuhi ketercapaian persentase keterlaksanaan
pembelajaran IPA Terpadu model connected dengan pendekatan
Inkuiri sebesar 84,77 % dengan kategori Baik.
d) Telah memenuhi ketercapaian angket sikap kreativitas siswa sebesar
84,21 % yang tergolong siswa yang kreatif
2) Aspek kelemahan
a. Belum memenuhi ketercapaian indikator sikap kreativitas siswa pada
seluruh indikator, yang ditunjukkan tiap indkiator < 60 %.
b. Kegiatan pembelajaran berlangsung dengan lancar, namun masih
terdapat beberapa siswa yang berdiskusi dengan tidak sungguh-
sungguh dan berbicara dengan teman.
c. Minimnya jumlah siswa yang berani mengemukakan
pendapat/gagasan/komentar/pertanyaan.
d. Nilai produk (karya) siswa yang dikumpulkan masih kurang dalam
kreativitas dan asal-asalan dalam mengerjakan.
3) Revisi dan rencana siklus berikutnya
Berdasarkan refleksi tindakan dari siklus I, langkah-langkah perbaikan
yang akan dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut:
a. Melanjutkan proses pembelajaran IPA Terpadu model connected
dengan menggunakan pendekatan Inkuiri melalui metode diskusi
kelompok dan brainstorming.
b. Menggunakan brainstorming dalam menggali
gagasan/ide/kritik/pertanyaan dari siswa sehingga memiliki rasa
keberanian.
c. Memberikan tugas (produk) dengan memanfaatkan barang yang tidak
digunakan agar berkembang kreativitas siswa.
d. Penggunaan waktu secara efektif dalam proses pembelajaran.
30
2. Siklus II
a. Perencanaan
Tahap pertama dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
perencanaan. Sesuai dengan desain penelitian, untuk memperlancar, dan
mempermudah peneliti dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran perlu
disusun langkah-langkah pembelajaran yang sistematis dan tujuan
pembelajaran mudah tercapai.
Adapun perencanaan dari siklus II antara lain:
1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) IPA Terpadu model
connected dengan menggunakan pendekatan Inkuiri, yang akan digunakan
oleh peneliti sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di
kelas.
2) Menyiapkan alat dan bahan praktik yang diperlukan dan sesuai
dengan materi yang akan diajarkan.
3) Menyiapkan LKS pencemaran tanah yang disusun berdasarkan pendekatan
Inkuiri. LKS untuk pertemuan pertama tentang penggelompokkan sampah
sedangkan pertemuan kedua tentang pemanfaatan sampah.
4) Menyiapkan lembar rubrik penilaian produk (karya).
5) Menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri atas lembar observasi
kreativitas siswa saat mengikuti proses pembelajaran, angket sikap kreatif
siswa, dan lembar keterlaksanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan
pendekatan Inkuiri.
b. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakan tindakan
sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun.
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan di Laboratorium IPA.
Pada siklus II, tindakan dilaksanakan dalam dua pertemuan, dengan
perincian sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Jum’at, 11 Agustus 2017
Berdasarkan data tersebut, menunjukkan peningkatan nilai produk siswa
dengan rerata sebesar 12,47. Dari nilai terendah terjadi peningkatan pada siklus
I sebesar 50 menjadi 62 pada siklus II. Sedangkan nilai tertinggi mengalami
peningkatan pada siklus I sebesar 81 menjadi 94 pada siklus II. Begitu juga
pada nilai rerata pada siklus I sebesar 68 mengalami peningkatan menjadi 80,47
pada siklus II.
Peningkatan nilai tugas (produk) ini, menunjukkan peningkatan kreativitas
siswa dalam hal penciptaan produk. Beberapa pakar mendefinisikan kreativitas
sebagai produk. Menurut Baron (dalam Munandar, 1992) menyatakan bahwa
kreativitas merupakan kemampuan untuk menghasilkan atau menciptakan
sesuatu yang baru. Produk yang dibuat oleh siswa dengan pemanfaatan sampah-
sampah anorganik merupakan komponen kreativitas produk.
49
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa:
Pembelajaran IPA Terpadu model connected dengan menerapkan pendekatan
Inkuiri dapat meningkatkan kreativitas siswa kelas VII-A SMPN 1 Soromandi yang
ditinjau dari hasil observasi indikator sikap kreativitas, angket kreativitas, dan nilai
tugas produk.
B. Saran
Beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan berdasarkan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan Inkuiri yang dilaksanakan termasuk jenis guide inquiry.
Pelaksanaan inkuiri tersebut masih dibimbing oleh guru. Maka perlu
dikembangkan lagi pada jenis free inquiry sehingga siswa benar-benar
menemukan sendiri konsepnya.
2. Pada penelitian ini pembelajaran IPA Terpadu baru dilakukan untuk dua aspek
IPA yaitu biologi dan kimia, kepada guru dan peneliti disarankan agar dapat
lebih mengembangkan pembelajaran terpadu untuk aspek IPA yang lebih
lengkap (fisika, kimia, dan biologi).
50
DAFTAR PUSTAKA
Dwirahmah, Erina. 2013. Peningkatan Kreativitas Melalui Pendekatan Inkuiridalam Pembelajaran Sains. Jurnal Pendidikan Usia Dini. Volume 7edisi 2.
Depdiknas. (2006). Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA TerpaduSMP/MTs. Diambil pada tanggal 24 November 2010. Darihttp://www.puskur.net.
Gumelar, Arif. 2011. Peningkatan Kemampuan Divergent Thinking denganMenerapkan Pendekatan STM Melalui Pembelajaran IPA TerpaduModel Connected pada Tema Pencemaran di Sekitar Kita untuk KelasVII-A SMPN 4 Yogyakarta. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta:UNY.
Kemdikbud. 2016. IPA: Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013.Jakarta: Kemdikbud.
Munandar, Utami. 1992. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah:Penuntun bagi Guru dan Orangtua. Jakarta: Grasindo.
Santofani, Aprilia & Rosana, Dadan. 2016. Pengembangan Tes Kreativitas padaPembelajaran Fisika dengan Pendekatan Inkuiri pada Materi TeoriKinetik Gas. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (2), 1-11.
Suharsimi Arikunto, Suhardjono, & Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Bumi Aksara.
Tim IPA Terpadu. 2009. Panduan Pengembangan Model Pembelajaran IPATerpadu. Jakarta: Depdiknas.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, danImplementasinya dalam KTSP. Jakarta: Bumi Aksara.
Wikipedia. (2017). Brainstorming. Diambil pada tanggal 11 September 2017, darihttp://en.wikipedia.org/wiki/Brainstorming.
Lampiran 1.
KISI-KISI OBSERVASI PEMBELAJARAN IPA TERPADU
DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN INKUIRI
No. Aspek Indikator
1. Pembelajaran IPA
Terpadu
Holistik
Bermakna
Otentik
Aktif
2. Pendekatan Inkuiri Orientasi
Merumuskan Masalah
Merumuskan Hipotesis
Mengumpulkan Data
Menguji Hipotesis
Merumuskan Kesimpulan
LEMBAR PENGAMATAN KETERLAKSANAAN PENDEKATAN INKUIRIMELALUI PEMBELAJARAN IPA TERPADU MODEL CONNECTED
A. Identitas
Subtema :Hari, tanggal :Pukul :Pengamat :Siklus ke - :
B. Petunjuk
Amati pembelajaran dari awal sampai akhir. Berilah tanda √ pada kolom keterlaksanaan sejumlah butir amatan sesuai dengan apa
yang terjadi.
No Butir-butir AmatanKeterlaksanaan Skor
Ya Tidak
A. Kegiatan Pendahuluan
1.Mengondisikan suasanapembelajaran yang menyenangkan.
2.
Mendiskusikan kompetensi yangsudah dipelajari dan dikembangkansebelumnya berkaitan dengankompetensi yang akan dipelajari dandikembangkan.
3.Menyampaikan garis besar cakupanmateri dan kegiatan yang akandilakukan.
4.Menyampaikan lingkup dan teknikpenilaian yang akan digunakan.
B. Kegiatan Inti
a. Pengelolaan Pembelajaran
5. 6.
Guru membantu siswa membentukkelompok.
6. 7.
Guru membimbing siswa dalam kerjakelompok.
7. 8.
Guru menguasai materi pelajaran.
8. 9.
Melaksanakan pembelajaran yangmenumbuhkan partisipasi aktif siswa.
9. 10.
Guru memulai dan mengakhiri prosespembelajaran tepat waktu.
10. 11.
Guru membantu siswamendefinisikan danmengorganisasikan tugas yang akandilakukan.
No Butir-butir AmatanKeterlaksanaan Skor
Ya Tidak
b. Penerapan Pendekatan Inkuiri
11. 12.
Melaksanakan Tahap 1Orientasi
12. 13.
Melaksanakan Tahap 2Merumuskan masalah
13. 14.
Melaksanakan Tahap 3Merumuskan hipotesis
14. 15.
Melaksanakan Tahap 4Mengumpulkan data
15. 16.
Melaksanakan Tahap 5Menguji hipotesis
16. 17.
Melaksanakan Tahap 6Merumuskan kesimpulan
c. Pembelajaran IPA Terpadu model Connected
17. 18.
Menunjukkan fenomena dari segalasisi (tidak terpisah-pisah)
18. 19.
Mengaitkan keterpaduan materibidang biologi, fisika, dan kimia
19. 20.
Menghasilkan pembelajaranbermakna bagi siswa
20. 21.
Menumbuhkan partisipasi aktif siswamelalui interaksi guru dan siswa
C. Kegiatan Penutup
21. 23.
Melakukan penilaian dan/ataurefleksi terhadap kegiatan yang sudahdilaksanakan secara konsisten danterprogram
22. 24.
Memberikan umpan balik terhadapproses dan hasil pembelajaran
23. 25.
Menyampaikan rencanapembelajaran pada pertemuanberikutnya.
Jumlah
Keterangan:Skor 4: sangat baik; 3: baik; 2: cukup; 1: kurang; dan 0: sangat kurang
Nilai Akhir (NA) = Skor perolehan x 100%Skor Maksimal
NA = ............................. x 100%
NA = ................
Ketercapaian : 86% - 100% = Baik Sekali70% - 85% = Baik55% - 69% = Cukup
< 55% = Kurang
Bajo-Soromandi, 2017
Observer
.....……………………
NILAI AKHIR =
Termasuk :
Lampiran 2.
LEMBAR OBSERVASI SIKAP KREATIVITAS SISWA
Siklus :Observer :
No. Nama Siswa
Aspek PenilaianJumlah
SkorRasa ingin tahu Bersifat Imaginatif Tertantang olehkemajemukan
Berani mengambilresiko Sifat menghargai
2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Jumlah
Persentase Indikator SikapKreativitas
Bajo-Soromandi, 2017
Observer
.................................
Kriteria Indikator Penilaian:
Rasa Ingin Tahu:2: siswa berani bertanya dan mengajukan pertanyaan yang berbobot1: siswa berani bertanya dan mengajukan pertanyaan yang kurang berbobot0: siswa tidak mampu menunjukkan bertanya dan mengajukan pertanyaan yang berbobot
Bersifat Imaginatif:2: siswa dapat mengerjakan dengan tekun, teliti, dan bersemangat (rasa humor)1: siswa dapat mengerjakan dengan tekun, tidak teliti, dan bersemangat (rasa humor)0: siswa tidak mampu menunjukkan mengerjakan dengan tekun, teliti, dan bersemangat (rasa humor)
Tertantang oleh kemajemukan:2: siswa dapat bekerjasama dalam kelompok, melibatkan diri dan merasa senang1: siswa dapat bekerjasama dalam kelompok, melibatkan diri dan tidak merasa senang0: siswa tidak mampu menunjukkan bekerjasama dalam kelompok, melibatkan diri dan merasa senang
Berani mengambil resiko:2: siswa berani dan tidak malu-malu memberikan jawaban/gagasan/usulan/pendapat meskipun dikritik atau belum tentu benar1: siswa berani dan tidak malu-malu memberikan jawaban/gagasan/usulan/pendapat tetapi takut dikritik atau salah0: siswa tidak mampu menunjukkan memberikan jawaban/gagasan/usulan/pendapat meskipun dikritik atau belum tentu benar
Sifat menghargai2: siswa dapat menghargai teman-teman yang bertanya, tidak mengejek gagasan/pendapat teman yang salah, dan mendengarkan guru yang berbicara1: siswa dapat menghargai teman-teman yang bertanya, mengejek gagasan/pendapat teman yang salah, dan mendengarkan guru yang berbicara0: siswa tidak mampu menunjukkan menghargai teman-teman yang bertanya, tidak mengejek gagasan/pendapat teman yang salah, dan mendengarkan guru yangberbicara
Lampiran 3.
KISI-KISI SKALA SIKAP KREATIVITAS
No. Sikap Indikator JenisItem
No.Item
1. Rasa ingin tahu Mengajukan banyak pertanyaan Positif 1Melakukan diskusi kelompok/observasi Positif 2Mengikuti pelajaran Positif 3
2. Imajinatif Memikirkan pendapat/gagasan lebih daridua
Positif 4
Mudah memprediksi apa yang terjadi Positif 53. Merasa tertantang
oleh kemajemukanMerasa tertantang memikirkan jawaban/pendapat/gagasan yang tidak biasanya
Positif 6
Menyelesaikan tugas individual tanpabantuan orang lain
Positif 7
Terus berusaha sehingga tugasnya berhasildengan baik dan tepat waktu
Positif 8
4. Berani mengambilrisiko
Berani mempertahankan pendapat/gagasanbila mendapat tantangan atau kritikan dariorang lain.
Positif 9
Mempunyai pendapat sendiri dan dapatmengungkapkannya
Positif 10
Berani menerima tugas yang sulit Positif 11Tidak mudah dipengaruhi orang lain Positif 12
5. Menghargai Mempertimbangkan setiap masukan dariorang lain untuk penyempurnaanpenyelesaian tugas.
Positif 13
Memiliki rasa humor yang tinggi Positif 14Memiliki rasa keindahan Positif 15Penghargaan terhadap dirinya Positif 16
QUISIONER SIKAP KREATIVITAS SISWA
Nama : Kelas :No. Urut :
Petunjuk:1. Berilah tanda cek ( √ ) pada setiap pernyataan pada kolom pilihan yang paling sesuai dengan
apa yang anda rasakan.2. Tidak ada jawaban yang benar atau salah. Oleh karena itu, jawaban apapun yang anda
berikan tidak memberi pengaruh terhadap nilai mata pelajaran IPA Terpadu.
No. PernyataanSangatSetuju
SetujuTidakSetuju
SangatTidakSetuju
1. Saya mengajukan banyak pertanyaan selama pembelajaran IPAberlangsung
2. Dalam pembelajaran ini, saya melakukan kegiatan pembelajarandi kelas
3. Saya bersemangat untuk hadir dalam pembelajaran IPA
4. Dalam pembelajaran ini, saya memberikan pendapat/gagasanyang lebih dari satu pendapat/gagasan
5. Dalam pembelajaran ini, saya mudah memprediksipendapat/gagasan dari suatu permasalahan
6. Dalam pembelajaran ini, saya untuk memikirkanjawaban/gagasan yang berbeda dari biasanya
7. Dalam pembelajaran ini, saya suka menyelesaikan tugasindividual tanpa bantuan orang lain
8. Dalam pembelajaran ini, saya bersemangat menyelesaikan tugasdengan baik dan tepat waktu
9. Dalam pembelajaran ini, saya berani mempertahankanpendapat/gagasan saya terhadap kritikan dari teman
10. Saya merasa memiliki pendapat/gagasan sehingga dapatmengungkapkanya pada guru atau teman-teman
11. Dalam pembelajaran ini, saya sanggup menerima tugas yangsulit
12. Saya mudah terpengaruh dengan pendapat teman yang lain
13. Saya suka mempertimbangkan masukan dan kritikan dari temanmaupun guru untuk penyempurnaan penyelesaian tugas.
14. Dalam pembelajaran ini, saya tersenyum dan tertawa
15. Saya akan membersihkan jika menemukan sampah di sekitarnya
Guru memulai dan mengakhiriproses pembelajaran tepatwaktu.
√Tepat sesuai jam mengajar
10. 11.
Guru membantu siswamendefinisikan danmengorganisasikan tugas yangakan dilakukan.
√iya
b. Penerapan Pendekatan Inkuiri
11. 12.
Melaksanakan Tahap 1Orientasi
√Guru mengarahkan permasalah pada LKSyang berupa gambar
12. 13.
Melaksanakan Tahap 2Merumuskan masalah
√Siswa merumuskan masalah dengankelompoknya
13. 14.
Melaksanakan Tahap 3Merumuskan hipotesis
√Siswa merumuskan masalah dengankelompoknya
14. 15.
Melaksanakan Tahap 4Mengumpulkan data
√Siswa tiap kelompok mendiskusikandengan teman kelompok berkaitanpertanyaan
15. 16.
Melaksanakan Tahap 5Menguji hipotesis
√Siswa asyik melakukan pengamatan dilingkungan sekolah. Kemudian memilahsampah organik dan anorganik
16. 17.
Melaksanakan Tahap 6Merumuskan kesimpulan
√
Bersama guru, siswa merumuskan simpulanbahwa semakin banyak bahan kimia yangmasuk ke air maka akan semaakin banyakikan mati
c. Pembelajaran IPA Terpadu model Connected
17. 18.
Menunjukkan fenomena darisegala sisi (tidak terpisah-pisah)
√Guru menjelaskan sampah-sampah kimia
18. 19.
Mengaitkan keterpaduan materibidang biologi, fisika, dan kimia
√Mengaitkan bahan kimia dan contohpulotan dari bahan kimia
19. 20.
Menghasilkan pembelajaranbermakna bagi siswa
√ Iya. Siswa menemukan sendiri konseppencemaran air melalui praktik
20. 21.
Menumbuhkan partisipasi aktifsiswa melalui interaksi guru dansiswa
√Siswa begitu aktif melakukan praktik.Tetapi hanya 2 siswa dalam kelompok
C. Kegiatan Penutup
No Butir-butir AmatanKeterlaksanaan Skor
Ya Tidak
21. 23.
Melakukan penilaian dan/ataurefleksi terhadap kegiatan yangsudah dilaksanakan secarakonsisten dan terprogram
√
Melakukan penilaian produk karya siswa
22. 24.
Memberikan umpan balikterhadap proses dan hasilpembelajaran
√Belum terlihat, siswa malu-malu bertanya
23. 25.
Menyampaikan rencanapembelajaran pada pertemuanberikutnya.
√Menyampaikan tugas untuk membuatproduk (karya) berkaitan pencemaran tanah
Jumlah 23
Catatan:
1. Kegiatan diskusi dan menanggapi kelompok lain terlihat aktif
Nilai Akhir (NA) = Skor perolehan x 100%Skor Maksimal
NA = 23 x 100%23
NA = 100 %
Ketercapaian : 86% - 100% = Baik Sekali70% - 85% = Baik55% - 69% = Cukup
< 55% = Kurang
Bajo-Soromandi, 22 Agustus 2017
Observer
Mariyam, S.Pd
NILAI AKHIR = 100 %
Termasuk : Baik Sekali
Lampiran 8.
LEMBAR OBSERVASI SIKAP KREATIVITAS SISWA
Siklus : I (Pertama)Observer ` : Ira Indriani, S.Pd
No. Nama Siswa
Aspek Penilaian
Rasa ingin tahu Bersifat Imaginatif Tertantang olehkemajemukan
Berani mengambilresiko Sifat menghargai
2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0
1 Al Magfirah √ √ √ √ √
2 Aldin Pratama √ √ √ √ √
3 Anggun Novita Sari √ √ √ √ √
4 Asimsyah √ √ √ √ √
5 Bagas Janwar √ √ √ √ √
6 Bimo Arinata √ √ √ √ √
7 Firmansyah √ √ √ √ √
8 Haerul √ √ √ √ √
9 Julmakruf √ √ √ √ √
10 Jumratun √ √ √ √ √
11 Nirwana √ √ √ √ √
12 Ramadhan Tul Akhir √ √ √ √ √
13 Rian Udayana √ √ √ √ √
14 Rosita Adiniyah √ √ √ √ √
15 Safitri Ramadhani Noviatun √ √ √ √ √
16 Shanty Bunga Andriany √ √ √ √ √
17 Suciwati
18 Tria Astianingsih √ √ √ √ √
19 Febi Febriansyah √ √ √ √ √
20 Fardiansyah √ √ √ √ √
Jumlah 10 9 9 10 11 8 10 9 11 8
Persentase Indikator SikapKreativitas
52.63 47.36 57,89 52.63 57,89
Bajo-Soromandi, 1 Agustus 2017
Observer
Ira Indriani, S.Pd
Kriteria Indikator Penilaian:
Rasa Ingin Tahu:2: siswa berani bertanya dan mengajukan pertanyaan yang berbobot1: siswa berani bertanya dan mengajukan pertanyaan yang kurang berbobot0: siswa tidak mampu menunjukkan bertanya dan mengajukan pertanyaan yang berbobot
Bersifat Imaginatif:2: siswa dapat mengerjakan dengan tekun, teliti, dan bersemangat (rasa humor)1: siswa dapat mengerjakan dengan tekun, tidak teliti, dan bersemangat (rasa humor)0: siswa tidak mampu menunjukkan mengerjakan dengan tekun, teliti, dan bersemangat (rasa humor)
Tertantang oleh kemajemukan:2: siswa dapat bekerjasama dalam kelompok, melibatkan diri dan merasa senang1: siswa dapat bekerjasama dalam kelompok, melibatkan diri dan tidak merasa senang0: siswa tidak mampu menunjukkan bekerjasama dalam kelompok, melibatkan diri dan merasa senang
Berani mengambil resiko:2: siswa berani dan tidak malu-malu memberikan jawaban/gagasan/usulan/pendapat meskipun dikritik atau belum tentu benar1: siswa berani dan tidak malu-malu memberikan jawaban/gagasan/usulan/pendapat tetapi takut dikritik atau salah0: siswa tidak mampu menunjukkan memberikan jawaban/gagasan/usulan/pendapat meskipun dikritik atau belum tentu benar
Sifat menghargai2: siswa dapat menghargai teman-teman yang bertanya, tidak mengejek gagasan/pendapat teman yang salah, dan mendengarkan guru yangberbicara1: siswa dapat menghargai teman-teman yang bertanya, mengejek gagasan/pendapat teman yang salah, dan mendengarkan guru yang berbicara0: siswa tidak mampu menunjukkan menghargai teman-teman yang bertanya, tidak mengejek gagasan/pendapat teman yang salah, danmendengarkan guru yang berbicara
Lampiran 9.
LEMBAR OBSERVASI SIKAP KREATIVITAS SISWA
Siklus : II (Kedua)Observer ` : Ira Indriani, S.Pd
No. Nama Siswa
Aspek Penilaian
Rasa ingin tahu Bersifat Imaginatif Tertantang olehkemajemukan
Berani mengambilresiko Sifat menghargai
2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0
1 Al Magfirah √ √ √ √ √
2 Aldin Pratama √ √ √ √ √
3 Anggun Novita Sari √ √ √ √ √
4 Asimsyah √ √ √ √ √
5 Bagas Janwar √ √ √ √ √
6 Bimo Arinata √ √ √ √ √
7 Firmansyah √ √ √ √ √
8 Haerul √ √ √ √ √
9 Julmakruf √ √ √ √ √
10 Jumratun √ √ √ √ √
11 Nirwana √ √ √ √ √
12 Ramadhan Tul Akhir √ √ √ √ √
13 Rian Udayana √ √ √ √ √
14 Rosita Adiniyah √ √ √ √ √
15 Safitri Ramadhani Noviatun √ √ √ √ √
16 Shanty Bunga Andriany √ √ √ √ √
17 Suciwati
18 Tria Astianingsih √ √ √ √ √
19 Febi Febriansyah √ √ √ √ √
20 Fardiansyah √ √ √ √ √
Jumlah 14 5 12 7 13 6 13 6 14 5
Persentase Indikator SikapKreativitas
73,68 63,16 68,42 68,42 73,68
Bajo-Soromandi, 22 Agustus 2017
Observer
Ira Indriani, S.Pd
Kriteria Indikator Penilaian:
Rasa Ingin Tahu:2: siswa berani bertanya dan mengajukan pertanyaan yang berbobot1: siswa berani bertanya dan mengajukan pertanyaan yang kurang berbobot0: siswa tidak mampu menunjukkan bertanya dan mengajukan pertanyaan yang berbobot
Bersifat Imaginatif:2: siswa dapat mengerjakan dengan tekun, teliti, dan bersemangat (rasa humor)1: siswa dapat mengerjakan dengan tekun, tidak teliti, dan bersemangat (rasa humor)0: siswa tidak mampu menunjukkan mengerjakan dengan tekun, teliti, dan bersemangat (rasa humor)
Tertantang oleh kemajemukan:2: siswa dapat bekerjasama dalam kelompok, melibatkan diri dan merasa senang1: siswa dapat bekerjasama dalam kelompok, melibatkan diri dan tidak merasa senang0: siswa tidak mampu menunjukkan bekerjasama dalam kelompok, melibatkan diri dan merasa senang
Berani mengambil resiko:2: siswa berani dan tidak malu-malu memberikan jawaban/gagasan/usulan/pendapat meskipun dikritik atau belum tentu benar1: siswa berani dan tidak malu-malu memberikan jawaban/gagasan/usulan/pendapat tetapi takut dikritik atau salah0: siswa tidak mampu menunjukkan memberikan jawaban/gagasan/usulan/pendapat meskipun dikritik atau belum tentu benar
Sifat menghargai2: siswa dapat menghargai teman-teman yang bertanya, tidak mengejek gagasan/pendapat teman yang salah, dan mendengarkan guru yangberbicara1: siswa dapat menghargai teman-teman yang bertanya, mengejek gagasan/pendapat teman yang salah, dan mendengarkan guru yang berbicara0: siswa tidak mampu menunjukkan menghargai teman-teman yang bertanya, tidak mengejek gagasan/pendapat teman yang salah, danmendengarkan guru yang berbicara
NilaiKeaslian ide Cara pembuatan Penampilan produk Manfaat produk
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 Al Magfirah 3 3 3 2 11 69
2 Aldin Pratama 3 3 3 2 11 69
3 Anggun Novita Sari 4 3 3 2 12 75
4 Asimsyah 3 2 2 3 10 62
5 Bagas Janwar 3 3 2 3 11 69
6 Bimo Arinata 3 3 2 3 11 69
7 Firmansyah 3 3 3 3 12 75
8 Haerul 3 3 3 2 11 69
9 Julmakruf 2 2 2 2 8 50
10 Jumratun 4 3 3 3 13 81
11 Nirwana 3 3 3 3 12 75
12 Ramadhan Tul Akhir 2 2 3 2 9 56
13 Rian Udayana 3 3 3 3 12 75
14 Rosita Adiniyah 4 3 3 3 13 81
15 Safitri Ramadhani Noviatun 3 3 2 3 11 69
16 Shanty Bunga Andriany 3 3 2 2 10 62
17 Suciwati
18 Tria Astianingsih 3 2 3 2 10 62
19 Febi Febriansyah 2 3 3 2 10 62
20. Fardiansyah 3 2 2 3 10 62
Bajo-Soromandi, 3 Agustus 2017
Peneliti
Arif Gumelar, S.Pd
Kriteria Indikator Penilaian:
Keaslian Ide:4: sangat baik keaslian ide produk3: baik keaslian ide produk2: kurang keaslian ide produk1: sangat kurang keaslian ide produk
Cara Pembuatan:4: sangat baik dalam proses pembuatan3: baik dalam proses pembuatan2: kurang dalam proses pembuatan1: sangat kurang dalam proses pembuatan
Penampilan Produk:4: sangat baik penampilan produk3: baik penampilan produk2: kurang penampilan produk1: sangat kurang penampilan produk
Manfaat Produk:4: sangat baik pemanfaatan produk3: baik pemanfaatan produk2: kurang pemanfaatan produk1: sangat kurang pemanfaatan produk
Lampiran 13.
RUBRIK PENILAIAN PRODUK
Siklus : II (Kedua)Peneliti : Arif Gumelar, S.Pd
No. Nama Siswa
Aspek Penilaian JumlahSkor
NilaiKeaslian ide Cara pembuatan Penampilan produk Manfaat produk
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 Al Magfirah 3 3 4 4 14 87
2 Aldin Pratama 3 4 4 3 14 87
3 Anggun Novita Sari 3 4 4 4 15 94
4 Asimsyah 3 2 2 3 10 62
5 Bagas Janwar 3 3 4 4 14 87
6 Bimo Arinata 3 3 3 3 12 75
7 Firmansyah 3 3 3 3 12 75
8 Haerul 3 3 3 3 12 75
9 Julmakruf 4 4 3 2 13 81
10 Jumratun 4 4 4 3 15 94
11 Nirwana 4 4 4 3 15 94
12 Ramadhan Tul Akhir 3 3 4 2 12 75
13 Rian Udayana 4 3 4 3 14 87
14 Rosita Adiniyah 4 3 3 3 13 81
15 Safitri Ramadhani Noviatun 3 4 3 3 13 81
16 Shanty Bunga Andriany 3 3 3 3 12 75
17 Suciwati
18 Tria Astianingsih 3 3 4 3 13 81
19 Febi Febriansyah 3 3 3 2 11 69
20 Fardiansyah 3 3 2 3 11 69
Bajo-Soromandi, 24 Agustus 2017
Peneliti
Arif Gumelar, S.Pd
Kriteria Indikator Penilaian:
Keaslian Ide:4: sangat baik keaslian ide produk3: baik keaslian ide produk2: kurang keaslian ide produk1: sangat kurang keaslian ide produk
Cara Pembuatan:4: sangat baik dalam proses pembuatan3: baik dalam proses pembuatan2: kurang dalam proses pembuatan1: sangat kurang dalam proses pembuatan
Penampilan Produk:4: sangat baik penampilan produk3: baik penampilan produk2: kurang penampilan produk1: sangat kurang penampilan produk
Manfaat Produk:4: sangat baik pemanfaatan produk3: baik pemanfaatan produk2: kurang pemanfaatan produk1: sangat kurang pemanfaatan produk
BAGAN PETA KOMPETENSI IPA TERPADU MODEL CONNECTED
Dihubungkan dengan
Biologi
KD.
3.8 Menganalisis terjadinya pencemaran lingkungan dandampaknya bagi ekosistem
Tema:PENCEMARAN LINGKUNGAN
KimiaKD.
3.3 Memahami konsep campuran danzat tunggal (unsur dan senyawa),sifat fisika dan kimia, perubahanfisika dan kimia dalam kehidupansehari-hari
PETA KOMPETENSI IPA TERPADU MODEL CONNECTED
Tema: Pencemaran Lingkungan
Kelas/Semester VII / 2 VII / 1
Standar
KompetensiBiologi
3.8 Menganalisis terjadinya pencemaran lingkungan
dan dampaknya bagi ekosistem
Kimia
3.3 Memahami konsep campuran dan zat tunggal (unsur dan
senyawa), sifat fisika dan kimia, perubahan fisika dan kimia
Satuan Pendidikan : SMPN 1 SoromandiMata Pelajaran : IPA TerpaduKelas/semester : VII (Tujuh)/ 2 (Dua)Tema : Pencemaran LingkunganAlokasi Waktu : 2 x Pertemuan (4 x 40 menit)Siklus : I (Satu)
A. KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnyaKI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong-royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksisecara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauanpergaulan dan keberadaannya
Kl 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkanrasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budayaterkait fenomena dan kejadian tampak mata
Kl 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuaidengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudutpandang/teori
B. KOMPETENSI DASAR
Kompetensi Dasar(Pengetahuan)
Kompetensi Dasar(Keterampilan)
3.8 Menganalisis terjadinya pencemaranlingkungan dan dampaknya bagiekosistem
4.8 Membuat tulisan tentang gagasanpenyelesaian masalah pencemaran dilingkungannya berdasarkan hasilpengamatan
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
Pertemuan 13.8.1 Menjelaskan pencemaran air melalui penyelidikan.3.8.2 Menjelaskan macam-macam pencemaran lingkungan.3.8.3 Menyelidiki pengaruh detergen (bahan kimia) terhadap kondisi ikan. (Aspek
kimia)3.8.4 Menyimpulkan bahan-bahan kimia yang menjadi polutan pencemaran air.
(Aspek kimia)
Pertemuan 23.8.5 Mengidentifikasi ciri-ciri air bersih dan air yang telah tercemar.3.8.6 Memprediksi dampak-dampak pencemaran air.4.8.1 Mengusulkan gagasan/ide tentang mengatasi dan mengurangi pencemaran air
dalam bentuk tulisan (produk).D. METODE PEMBELAJARAN
Pertemuan 1Model Cooperatif Learning tipe STADPendekatan Pendekatan InkuiriMetode Ceramah, Diskusi, dan Eksperimen
Pertemuan 2Model Cooperatif Learning tipe STADPendekatan Pendekatan InkuiriMetode Ceramah dan Diskusi
E. MATERI PEMBELAJARAN
Pengertian pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannyamakhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidupoleh kegiatan manusia. Akibatnya, kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentuyang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuaidengan peruntukannya.
Zat yang dapat mencemari lingkungan dan dapat mengganggu kelangsunganhidup makhluk hidup disebut polutan. Polutan ini dapat berupa zat kimia, debu,suara, radiasi, atau panas yang masuk ke dalam lingkungan.
Kapan suatu zat dapat dikatakan sebagai polutan? Zat dapat dikatakanpolutan apabilaa) kadarnya melebihi batas kadar normal atau ambang batas;b) berada pada waktu yang tidak tepat;c) berada pada tempat yang tidak semestinya.
Pencemaran ada tiga macam, yaitu pencemaran air, pencemaran udara, danpencemaran tanah
Pencemaran air, yaitu masuknya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lainke dalam air, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yangmenyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya
Air dikatakan tercemar apabila air itu ditinjau dari segi:1. Fisis, dilihat dari sudah berubah baik warna dan bau2. kimia, dilihat dari derajat keasamannya (pH),3. biologi, dilihat dari makhluk hidup baik bakteri, virus
a. Pendahuluan (10 menit ) Guru bersama siswa berdoa Apersepsi : menunjukkan kepada siswa beberapa contoh lingkungan yang
asri, bersih, dan rapi, serta sebaliknya yang kotor dan juga tidak tertatayang ada di sekitar lingkungan sekolah atau di tempat lain yang belumpernah dilihat siswa
Guru menyampaikan kompetensi yang dicapai dan teknik penilaian Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Kegiatan Inti (80 menit)
Dalam kegiatan inti, siswa melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
Tahapan Kegiatan Pembelajaran
Orientasi Guru menjelaskan tujuan dan kegiatan pembelajaranberkaitan pencemaran air
Guru membagikan kelompok siswa
MerumuskanMasalah
Guru menyiapkan air yang tercemar dan air jernih Siswa merumuskan masalah berdasarkan pengamatan
MerumuskanHipotesis
Siswa memberikan jawaban sementara berdasarkanrumusan masalah
Mengumpulkan Data Secara berkelompok siswa berdiskusi dan bertukar gagasanuntuk mencari informasi tentang :
Pencemaran air Identifikasi ciri-ciri air bersih dan air tercemar bahan-bahan kimia rumah tangga yang menjadi
polutan
Menguji Hipotesis Guru membimbing siswa secara berkelompok melakukanpenyelidikan pengaruh air jernih dan tercemar terhadapkondisi ikan (terlampir LKS)
MerumuskanKesimpulan
Siswa menyimpulkan berdasarkan penggujian hipotesistentang penggaruh air tercemar terhadap kondisi ikan
c. Penutup (20 menit ) Guru bersama-sama siswa menyimpulkan pemahaman tentang pengertian
pencemaran air, ciri-ciri air tercemar, dan pengaruh air tercemar terhadapkehidupan makhluk hidup di air.
Guru memberikan tugas individual untuk membuat tulisan (produk)berupa puisi, pantun, gambar atau slogan yang berkaitan denganpencemaran air untuk pelaksanaan pembelajaran berikutnya.
Pertemuan 2
a. Pendahuluan (10 menit ) Guru bersama siswa berdoa Apersepsi : tentang contoh air yang tercemar dengan air bersih Guru menanyakan pengetahuan sebelumnya tentang penyelidikan
pencemaran air Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Kegiatan inti (100 menit)Dalam kegiatan inti, siswa melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
Tahapan Kegiatan Pembelajaran
Orientasi Guru menunjukkan gambar/foto/video berkaitan dampakpencemaran air
Siswa melakukan pengamatan terhadap foto/gambar/videoyang ditunjukkan oleh guru
MerumuskanMasalah
Siswa merumuskan masalah berdasarkan pengamatan
MerumuskanHipotesis
Guru membimbing siswa dalam kelompoknya untukmenjawab rumusan pertanyaan
Mengumpulkan Data Secara berkelompok siswa berdiskusi dan bertukar gagasanuntuk mencari jawaban dalam:
memprediksi dampak-dampak dari pencemaran air mengatasi pencemaran air yang dituangkan dalam
bentuk tulisan
Menguji Hipotesis Setiap kelompok menyampaikan gagasan cara mengatasipencemaran air di depan kelas secara lisan dan tertulis
MerumuskanKesimpulan
Siswa menyimpulkan berdasarkan penggujian hipotesistentang gagasa mengatasi pencemaran air (karya)
c. Penutup (20 menit ) Guru bersama-sama siswa menyimpulkan pemahaman tentang bahan-
bahan kimia yang dapat mencemari air, dampak pencemaran air, dan usahamengatasi pencemaran air.
G. PENILAIAN
a. Teknik Penilaian : Produkb. Bentuk Instrumen : Rubrik penilaian Produk
No. NamaPeserta
Aspek Penilaian JumlahNilaiKetepatan Unsur Seni Keaslian Gagasan
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 11.2.3.4.5.6.7.8.9.
10.
H. MEDIA, BAHAN, DAN SUMBER BELAJAR
1. Media/Alat
Gambar/video pencemaran air2. Bahan
Kertas manila, spidol, dan pensil warna/crayon
3. Sumber Belajar
Buku Siswa: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2016). IPA. BukuSiswa. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Hal. 47 – 62).
Buku Guru: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2016). IPA. BukuGuru. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Bajo, 2017
MengetahuiKepala SMP Negeri 1 Soromandi Guru Mata Pelajaran
Mutlak, S.Pd Arif Gumelar, S.PdNIP.19631231 198803 1 282 NIP.
Lembar KerjaSiswa
PENGARUH BAHAN KIMIATERHADAP KONDISI IKAN
A. INFORMASI
Perhatikan gambar berikut ini !
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan gambar di atas buatlah rumusan masalah:
Tujuan pembelajaran:1. Menyebutkan bahan-bahan kimia yang dapat mencemari pencemaran air.2. Menyelidiki pengaruh detergen (bahan kimia) terhadap kondisi ikan.
Kelompok:Ketua :Anggota :1.
2.3.4.
C. HIPOTESIS
Berdasarkan rumusan masalah yang kalian rumuskan, apa jawaban kalian?
Satuan Pendidikan : SMPN 1 SoromandiMata Pelajaran : IPA TerpaduKelas/semester : VII (Tujuh)/ 2 (Dua)Tema : Pencemaran LingkunganAlokasi Waktu : 4 x Pertemuan (12 x 40 menit)Siklus : II (Dua)
A. KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnyaKI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong-royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksisecara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauanpergaulan dan keberadaannya
Kl 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkanrasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budayaterkait fenomena dan kejadian tampak mata
Kl 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuaidengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudutpandang/teori
B. KOMPETENSI DASAR
Kompetensi Dasar(Pengetahuan)
Kompetensi Dasar(Keterampilan)
3.8 Menganalisis terjadinya pencemaranlingkungan dan dampaknya bagiekosistem
4.8 Membuat tulisan tentang gagasanpenyelesaian masalah pencemaran dilingkungannya berdasarkan hasilpengamatan
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSIPertemuan 13.8.1 Mengkategorikan jenis limbah organik dan anorganik berdasarkan
pengamatan.3.8.2 Mengidentifikasi limbah anorganik yang dapat didaur ulang.3.8.3 Mengkategorikan unsur, senyawa, dan campuran yang terkandung pada
limbah. (Aspek kimia)
Pertemuan 23.8.4 Memprediksi dampak-dampak pencemaran tanah.3.8.5 Mengusulkan gagasan/ide tentang mengatasi dan mengurangi pencemaran
tanah.4.8.1 Membuat produk (karya) dengan memanfaatkan sampah-sampah yang tidak
berguna.
D. METODE PEMBELAJARAN
Pertemuan 1Model Cooperatif Learning tipe STADPendekatan Pendekatan InkuiriMetode Ceramah, Diskusi Kelompok, dan Eksperimen
Pertemuan 2Model Cooperatif Learning tipe STADPendekatan Pendekatan InkuiriMetode Ceramah dan Diskusi Kelompok
E. MATERI PEMBELAJARAN
Pencemaran tanah adalah suatu keadaan di mana bahan kimia buatan manusiamasuk dan mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadikarena kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial,penggunaan pestisida, masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisansub- permukaan, kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, ataulimbah, air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yanglangsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Faktor-faktor penyebabnya pencemaran tanah diantaranya seperti ini.1) Limbah domestik
Limbah domestik dapat berasal dari daerah seperti pemukiman penduduk;pedagang, tempat usaha, hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta; serta tempat-tempat wisata. Limbahdomestik tersebut dapat berupa limbah padat dan cair.
2) Limbah industriLimbah Industri berasal dari sisa-sisa produksi industri. Limbah industri jugadapat dibedakan menjadi dua macam yaitu limbah padat dan limbah cair. Hg,Zn, Pb, dan Cd merupakan zat yang sangat beracun terhadapmikroorganisme. Jika meresap ke dalam tanah akan mengakibatkan kematianbagi mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting terhadapkesuburan tanah.
3) Limbah pertanianMisalnya pupuk urea dan pestisida untuk pemberantasan hama tanaman.Penggunaan pupuk yang terus menerus dalam pertanian akan merusak
struktur tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan tidakdapat ditanami jenis tanaman tertentu karena hara tanah semakin berkurang.
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
a. Pendahuluan (10 menit ) Guru bersama siswa berdoa Apersepsi : memberikan beberapa contoh lingkungan bersih, asri, hijau
dan tidak ada sampah. Guru menanyakan pengetahuan sebelumnya tentang penyelidikan
pencemaran air Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Kegiatan inti (100 menit)
Dalam kegiatan inti, siswa melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
Tahapan Kegiatan Pembelajaran
Orientasi Guru menyiapkan LKS yang menampilkan permasalahanpencemaran tanah melalui gambar/foto/video
Guru membagikan kelompok siswa
MerumuskanMasalah
Siswa merumuskan masalah berdasarkan pengamatan padagambar/foto/video
MerumuskanHipotesis
Siswa memberikan jawaban sementara berdasarkan rumusanmasalah
Mengumpulkan Data Secara berkelompok siswa berdiskusi dan bertukar gagasanuntuk mencari informasi tentang :
Jenis sampah organik dan anorganik Unsur, senyawa, dan campuran pada sampah
Menguji Hipotesis Guru membimbing siswa secara berkelompok mengerjakanLKS (terlampir LKS)
MerumuskanKesimpulan
Siswa menyimpulkan berdasarkan penggujian hipotesis
c. Penutup (10 menit ) Guru bersama-sama siswa menyimpulkan pemahaman tentang jenis
sampah, unsur dan senyawa polutan pencemaran tanah.
Guru memberikan tugas individual untuk membuat karya (produk)dengan memanfaatkan sampah yang tidak berguna untuk pelaksanaanpembelajaran berikutnya.
Pertemuan 2
a. Pendahuluan (10 menit ) Guru bersama siswa berdoa Apersepsi : menunjukkan kepada siswa beberapa contoh tanah yang
tercemar. Guru menyampaikan kompetensi yang dicapai dan teknik penilaian Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Kegiatan Inti (80 menit)Dalam kegiatan inti, siswa melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
Tahapan Kegiatan Pembelajaran
Orientasi Guru menyiapkan LKS yang menampilkan permasalahansampah-sampah melalui gambar/foto
Guru membagikan kelompok siswa
MerumuskanMasalah
Siswa merumuskan masalah berdasarkan pengamatan
MerumuskanHipotesis
Siswa memberikan jawaban sementara berdasarkan rumusanmasalah
Mengumpulkan Data Secara berkelompok siswa berdiskusi dan bertukar gagasanuntuk mencari informasi tentang :
Dampak pencemaran tanah Gagasan mengatasi pencemaran tanah
Menguji Hipotesis Guru membimbing siswa secara berkelompok mengerjakanLKS (terlampir LKS)
MerumuskanKesimpulan
Siswa menpresentasikan hasil karya (produk) denganmemanfaatkan sampah-sampah yang tidak berguna
c. Penutup (20 menit ) Guru bersama-sama siswa menyimpulkan pemahaman tentang pengertian
pencemaran tanah, aktivitas manusia penyebab, dampak, dan upayamengatasi pencemaran tanah .
Guru bersama-sama siswa melakukan refleksi tentang proses dan hasilpembelajaran yang telah dicapai.
Guru memberikan tugas individual untuk membuat produk dari sampah-sampah.
G. PENILAIAN
a. Teknik Penilaian : Produkb. Bentuk Instrumen: Rubrik penilaian Produk
No. NamaPeserta
Aspek Penilaian JumlahNilaiKetepatan Unsur Seni Keaslian Gagasan
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 11.2.3.4.5.6.7.8.9.
10.
H. MEDIA, BAHAN, DAN SUMBER BELAJAR
1. Media/Alat
Gambar/foto pencemaran tanah dan udara2. Bahan
LKS
3. Sumber Belajar
Buku Siswa: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2016). IPA. BukuSiswa. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Hal. 47 – 62).
Buku Guru: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2016). IPA. BukuGuru. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Bajo, 2017
MengetahuiKepala SMP Negeri 1 Soromandi Guru Mata Pelajaran
Mutlak, S.Pd Arif Gumelar, S.PdNIP.19631231 198803 1 282 NIP.
Lembar KerjaSiswa
PENGGELOMPOKKANLIMBAH
A. INFORMASI
Perhatikan gambar berikut ini !
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan gambar di atas buatlah rumusan masalah:
Tujuan pembelajaran:1. Mengkategorikan jenis limbah organik dan anorganik berdasarkan pengamatan.2. Mengidentifikasi limbah anorganik yang dapat didaur ulang.3. Mengkategorikan unsur, senyawa, dan campuran yang terkandung pada limbah.
Kelompok:Ketua :Anggota :1.
2.3.4.
C. HIPOTESIS
Berdasarkan rumusan masalah yang kalian rumuskan, apa jawaban kalian?