Scrotal Mass Muhammad Ario Bagus Baskoro
Scrotal Mass
Muhammad Ario Bagus Baskoro
Anatomi Testis
• Testis di lapisi oleh kulit scrotum, tunika dartos, Tunika vaginalis parietalis dan tunika vaginalis viseralis.
• Antara tunika vaginalis parietalis dan viseralis terdapat cairan serosa.
• Bagian kranial dari testis terdapat funikulus spermatikus yang mengandung plexus pampiniformis, duktus deferens, arteri spermatika dan nervus illio – inguinalis.
Definisi
• Massa scrotalis adalah adanya kelainan pada isi dalam scrotum. Kelainan dapat berupa akumulasi cairan, pertumbuhan jaringan yang abnormal atau isi scrotum yang normal yang sedang meradang, membengkak atau mengeras
Klasifikasi
• Epididimitis• Hidrokel• Varikokel• Torsio Testis
Epididimitis
• Definisi: adalah reaksi inflamasi yang terjadi pada epididimis yang dapat menular ke testis sehingga bisa menyebabkan orkitis.
Etiologi
• Bisa disebabkan komplikasi dari:– Pemasangan kateter– Prostatektomi
• Disebabkan oleh kuman yang berhubungan dengan:– Infeksi saluran kemih– Penyakit menular seksual (Chlamidia dan gonore)– Prostatatitis
Patogenesis
1) Terjadinya ascending bakteria dari buli – buli, prostat, atau uretra menuju epididimis.
2) Terjadinya reflux urine melalui duktus ejakulatorius
3) Penyebaran secara langsung atau hematogen menuju epididimitis
Gambaran klinis
• Demam• Pembengkakan testis pada sisi epididimis yang
terkena• Pembengkakan inguinal pada sisi yang kena• Nyeri mendadak pada dearah scrotum• Keluar nanah dari uretra• Nyeri ketika berhubungan seksual atau ejakulasi• Darah dalam semen
Terapi
• Pemberian antibiotik tergantung dari penyebab bakterinya.
• Untuk menghilangkan rasa nyeri bisa memakai celana ketat agar testis terangkat (terletak lebih tinggi)
• Kurangi aktifitas• Pengurangan pembengkakan dapat dikompres
dengan es.
Hidrokel
• Definisi: Penumpukan cairan yang berlebihan di antara lapisan parietalis dan viseralis tunika vaginalis.
Etiologi
• Pada bayi:– Belum sempurnanya penutupan prosesus vaginalis sehingga
terjadi aliran cairan peritonium ke prosesus vaginalis– Belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum
dalam melakukan reabsorbsi cairan hidrokel.• Pada orang dewasa– Primer (idiopatik)– Sekunder – Kelainan pada testis atau epididimis yang
menyebabkan sistem sekresi atau reabsorbsi cairan di kantong hidrokel. Kelainan dapat berupa tumorm infeksi atau trauma pada testis/epididimis.
Gejala
• Mengeluh adanya benjolan di kantong skrotum yang tidak nyeri
• Benjolan di scrotum berkonsistensi kistus • Pada pemeriksaan penerawangan
menunjukan adanya transiluminasi.
Gejala
• Secara klinis dibedakan beberapa macam hidrokel:1) Hidrokel testis
- Kantong hidrokel mengelilingi testis sehingga testis tak dapat diraba. Besarnya kantong hidrokel tidak berubah sepanjang hari.
2) Hidrokel funikulus- Kantong hidrokel berada di funikulus yaitu sebelah kranial dari testis. Testis dapat diraba dan berada di luar kantung hidrokel. Kantong hidrokel tetap sepanjang hari.
3) Hidrokel komunikan- Terdapat hubungan antara prosesus vaginalis dengan ronggaperitonium sehingga prosesus vaginalis dapat terisi cairan peritonium. Kantong hidrokel besarnya berubah – ubah yaitu bertambah besar saat anak menangis. Pada palpasi, kantong hidrokel terpisah dari testis dan dapat dimasukkan ke dalam rongga abdomen.
Terapi
• Hidrokel biasanya tidak berbahaya• Pada bayi, hidrokel biasanya di tunggu hingga umur 1
tahun dengan harapan prosesus vaginalis menutup, hidrokel akan sembuh sendiri. Jika tidak, dilakukan koreksi.
• Indikasi di lakukan terapi/operasi:– Hidrokel yang besar hingga menekan pembuluh darah testis– Indikasi kosmetik– Hidrokel permagna yang dirasakan terlalu berat dan
mengganggu pasien dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari• Pembedahan pada hidrokel di sebut hidrokelektomi
Varikokel
• Definisi:adalah dilatasi abnormal dari vena pada pleksus pampiniformis akibat gangguan aliran darah balik vena spermatika interna. Kelainan ini terdapat pada 15% pria.
Etiologi
• Hampis belum diketahui penyebab pasti varikokel.• varikokel sebelah kiri lebih sering dijumpai daripada
sebelah kanan (varikokel sebelah kiri 70–93 %). • Hal ini disebabkan karena vena spermatika interna
kiri bermuara pada vena renalis kiri dengan arah tegak lurus, sedangkan yang kanan bermuara pada vena kava dengan arah miring.
• vena spermatika interna kiri lebih panjang daripada yang kanan dan katupnya lebih sedikit dan inkompeten.
Patogenesis• Varikokel dapat menimbulkan gangguan proses spermatogenesis melalui
beberapa cara, antara lain:
1. Terjadi stagnasi darah balik pada sirkulasi testis sehingga testis mengalami hipoksia karena kekurangan oksigen.
2. Refluks hasil metabolit ginjal dan adrenal (antara lain katekolamin dan prostaglandin) melalui vena spermatika interna ke testis.
3. Peningkatan suhu testis.
4. Adanya anastomosis antara pleksus pampiniformis kiri dan kanan, memungkinkan zat-zat hasil metabolit tadi dapat dialirkan dari testis kiri ke testis kanan sehingga menyebabkan gangguan spermatogenesis testis kanan dan pada akhirnya terjadi infertilitas
Gambaran Klinis• mengeluh belum mempunyai anak setelah beberapa tahun
menikah, atau kadang-kadang mengeluh adanya benjolan di atas testis yang terasa nyeri
• Dilakukan manuver Valsava atau mengedan. Jika terdapat varikokel, pada inspeksi dan papasi terdapat bentukan seperti kumpulan cacing-cacing di dalam kantung yang berada di sebelah kranial testis.
Gambaran klinis
• Secara klinis varikokel dibedakan dalam 3 tingkatan/derajat:
• 1. Derajat kecil: adalah varikokel yang dapat dipalpasi setelah pasien melakukan manuver valsava
• 2. Derajat sedang: adalah varikokel yang dapat dipalpasi tanpa melakukan manuver valsava
• 3. Derajat besar: adalah varikokel yang sudah dapat dilihat bentuknya tanpa melakukan manuver valsava.
Terapi
• terjadi silang pendapat di antara para ahli tentang perlu tidaknya melakukan operasi pada varikokel. Di antara mereka berpendapat bahwa varikokel yang telah menimbulkan gangguan fertilitas atau gangguan spermatogenesis merupakan indikasi untuk mendapatkan suatu terapi.
• Tindakan yang dikerjakan adalah:1) ligasi tinggi vena spermatika interna secara Palomo
melalui operasi terbuka atau bedah laparoskopi.2) varikokelektomi cara Ivanisevich
Torsio Testis
• Definisi: adalah terpeluntirnya funikulus spermatikus yang berakibat terjadinya gangguan aliran darah pada testis
Etiologi
• Torsio testis ekstravaginal– Pada masa janin dan neonatus lapisan parietal yang menempel
pada muskulus dartos masih belum banyak jaringan penyanggahnya sehingga testis, epididimis, dan tunika vaginalis mudah sekali bergerak dan memungkinkan untuk terpluntir pada sumbu funikulus spermatikus
• Torsio testis intravaginal– Tunika vaginalis yang seharusnya mengelilingi sebagian dari
testis pada permukaan anterior dan lateral testis, pada kelainan ini tunika mengelilingi seluruh permukaan testis sehingga mencegah insersi epididimis ke dinding skrotum. Keadaan ini menyebabkan testis dan epididimis dengan mudahnya bergerak di kantung tunika vaginalis dan menggantung pada funikulus spermatikus. Kelainan ini dikenal sebagai anomali bellclapper.
Patogenesis
• Secara fisiologis otot kremaster berfungsi menggerakkan testis mendekati dan menjauhi rongga abdomen guna mempertahankan suhu ideal untuk testis
• Adanya kelainan sistem penyanggah testis menyebabkan testis dapat mengalami torsio jika bergerak secara berlebihan
• Penyebab gerakan berlebihan; perubahan suhu yang mendadak (seperti pada saat berenang), ketakutan, latihan yang berlebihan, batuk, celana yang terlalu ketat, defekasi, atau trauma yang mengenai skrotum.
• Terpluntirnya funikulus spermatikus menyebabkan obstruksi aliran darah testis sehingga testis mengalami hipoksia, edema testis, dan iskemia. Pada akhirnya testis akan mengalami nekrosis
Gambaran Klinis
• Pasien mengeluh nyeri hebat di daerah skrotum, yang sifatnya mendadak dan diikuti pembengkakan pada testis
• Nyeri dapat menjalar ke daerah inguinal atau perut sebelah bawah seperti apendisitis
• Testis membengkak• Letak testis lebih tinggi dari kontralateral dan lebih horizontal• Tidak ada demam• Jika dilakukan elevasi pada testis, nyeri tetap ada.• Pemeriksaan sedimen urine tidak menunjukkan adanya
leukosit• pemeriksaan darah tidak menunjukkan tanda inflamasi
Terapi
• Detorsi manual– mengembalikan posisi testis ke asalnya, yaitu
dengan jalan memutar testis ke arah berlawanan dengan arah torsio
• Operasi reposisi, orkidopeksi dan orkidektomi
TERIMA KASIH