Top Banner
Scientific Background in the Development of PHSL
23

Scientific Background in the Development of PHSL

Jan 13, 2016

Download

Documents

teigra

Scientific Background in the Development of PHSL. Usahatani padi sawah di Indonesia dicirikan oleh kepemilikan lahan yang kecil (< 0.5 ha). Teknik budidaya petani bervariasi antar petani dan antar petakan. - PowerPoint PPT Presentation
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Scientific Background in the Development of PHSL

Scientific Background in the Development of PHSL

Page 2: Scientific Background in the Development of PHSL

Usahatani padi sawah di Indonesia dicirikan oleh kepemilikan lahan yang kecil (< 0.5 ha)

• Teknik budidaya petani bervariasi antar petani dan antar petakan

Pemupukan Hara Spesifik Lokasi (PHSL) merupakan pendekatan yang dilandasi prinsip ilmu pengetahuan agar unsur hara penting pada tanaman padi dapat diberikan secara optimal

Page 3: Scientific Background in the Development of PHSL

PHSL adalah pendekatan dalam menentukan rekomendasi pemupukan tanaman padi dengan mempertimbangkan ketersediaan hara dalam tanah, masukan hara pertanian dari sumber bahan organik dan non-organik untuk meningkatkan efisiensi pemupukan sesuai kebutuhan tanaman, kondisi setempat, dan tingkat hasil yang dapat dicapai.

Apa yang dimaksud dengan PHSL?

+NPK +PK +NK +NPPupuk

Lengkap-N -P -K

Teknik Petak Omisi untuk

menduga kebutuhan

tanaman akan pupuk P atau K

Page 4: Scientific Background in the Development of PHSL

PHSL adalah pendekatan dalam menentukan rekomendasi pemupukan tanaman padi dengan mempertimbangkan ketersediaan hara dalam tanah, masukan hara pertanian dari sumber bahan organik dan non-organik untuk meningkatkan efisiensi pemupukan sesuai kebutuhan tanaman, kondisi setempat, dan tingkat hasil yang dapat dicapai.

Apa yang dimaksud dengan PHSL Padi ?

PupukLengkap

-N -P -K

Page 5: Scientific Background in the Development of PHSL

Mengapa PHSL diperlukan?

Petani kita seringkali memberikan pupuk:

Salah waktu

Salah dosis

Salah jenis

Page 6: Scientific Background in the Development of PHSL

Kerjasama Penelitian PHSL dimulai tahun 1995 di lima negara

TNAU

CLRRI

ICRR

PhilRicePTRRCTNAU

CLRRI

ICRR

PhilRicePTRRC

TNAU = Tamil Nadu Agricultural University, IndiaPTRRC = Pathun Thani Rice Research Center, ThailandCLRRI = Cum Long Rice Research Institute, VietnamICRR = Indonesia Rice Research Institute, IndonesiaPhilRice = Philippines Rice Research Institute, Filipina

Page 7: Scientific Background in the Development of PHSL

Bagaimana PHSL bisa memberikan keuntungan bagi petani padi?

1. Mengatur waktu pemberian pupuk sesuai dengan stadia pertumbuhan kritis dari suatu varietas padi

Panen

Pertum-buhan Awal

Berbu-nga

Anakan Aktif

Inisiasi Malai

-20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 HST

-20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 HST

Varietas umur sedang

Varietas umur genjah

Page 8: Scientific Background in the Development of PHSL

Bagaimana PHSL bisa memberikan keuntungan bagi petani padi?

2. Mengatur takaran pemberian pupuk sesuai dengan target hasil terbaik yang pernah dicapai di lokasi tersebut.

Pupuk Pupuk

= =

Pupuk

GabahGabah Gabah

=

3. Mengatur takaran pupuk P dan K berdasarkan informasi sisa tanaman dan pupuk organik yang diberikan

Page 9: Scientific Background in the Development of PHSL

Internet version of PHSL Padi Sawah launched in Indonesia in January 2011

Page 10: Scientific Background in the Development of PHSL

Diseminasi PHSL dilakukan melalui :

1. Aplikasi Web (Petani mendatangi penyuluh yang memiliki akses internet atau PPL mendatangi petani menggunakan kuesioner)

Anjuran pemupukan dapat segera diterima dalam bentuk tercetak

http://webapps.irri.org/nm/id

Page 11: Scientific Background in the Development of PHSL

Cara ini cocok untuk penyuluh yang mewawancarai petani padi tanpa akses ke internet.

Setelah wawancara, informasi dari petani tersimpan dalam Smartphone.

2. Aplikasi Android (melalui Smartphone)

Setelah ada akses ke internet, anjuran pemupukan dapat langsung dikirim melalui SMS ke hape petani.

Page 12: Scientific Background in the Development of PHSL

Isi SMS:Untuk mendapatkan 3700-3900 kg GKP

pada luas lahan 350 bata di musim kemarau, berikan 1½ karung phonska

pada umur 0-14 hari setelah tanam (HST), 1 karung urea pada

umur 24-28 HST, dan 1 karung urea pada umur 35-39 HST.

Tidak perlu internet !! Kontak nomor bebas pulsa … (perlu segera tersedia) dan ikuti petunjuk yang terdengar di HAPE.

3. Aplikasi HAPE (melalui SMS)

Anjuran pemupukan dapat segera diterima dalam bentuk SMS

Sepenuhnya otomatis: tidak memerlukan operator telpon

Tersedia dalam 5 (lima) pilihan Bahasa : Indonesia, Jawa, Sunda, Bugis, dan Bali

Page 13: Scientific Background in the Development of PHSL
Page 14: Scientific Background in the Development of PHSL

Pertanyaan dan Penjelasan PHSL

aplikasi HAPE, Web, Smartphone Pilihan Bahasa Tersedia dalam 5 (lima) pilihan Bahasa :

Indonesia, Jawa, Sunda, Bugis, dan Bali

1. Tunjukkan ukuran/luas lahan sawah anda

Jumlah pupuk yang diperlukan didasarkan atas luas sawah yang ditunjukkan oleh pengguna/petani. Petani diberi pilihan untuk menyatakan luas sawahnya dalam bata, tumbak, ru, are, hektar, rante, atau bahu.

2. Pilih musim tanam yang akan memerlukan rekomendasi pupuk

Rekomendasi pupuk akan disesuaikan dengan musim yang dipilih oleh petani. Hasil padi yang dapat dicapai didasarkan atas musim tanam, umur varietas padi, dan ketersediaan air.

Page 15: Scientific Background in the Development of PHSL

3. Apa cara tanam yang digunakan?

Petani diminta menyebutkan cara tanam, apakah tanam pindah atau sebar langsung (tabela).

Umur tanaman (dari benih-ke-benih) dengan cara tabela sekitar 10 hari lebih pendek daripada cara tanam pindah.

Umur tanaman dengan cara tanam pindah dipengaruhi oleh umur bibit yang ditanam.

4. Jika cara tanam pindah, berapa umur bibit yang ditanam?

Petani diminta menyebutkan umur bibit, apakah kurang dari 21 hari atau lebih dari 22 hari.

Jika umur bibit tua (lebih dari 22 hari), waktu anakan aktif dan primordia disesuaikan, berturut-turut diperkirakan 5 dan 10 hari lebih awal setelah tanam pindah.

Page 16: Scientific Background in the Development of PHSL

5. Pilih umur padi varietas yang akan anda tanam.

Informasi ini memungkinkan PHSL mengakses database umur tanaman (benih-ke-benih) untuk varietas yang dipilih.

Informasi ini disertai oleh cara tanam dan umur bibit, digunakan untuk menghitung umur tanaman saat anakan aktif dan primordia, yaitu fase pertumbuhan kritis untuk pemberian pupuk N.

Database dan PHSL perlu diupdate secara reguler bila ada varietas baru yang dilepas.

Panen Pertum-buhan Awal

Berbu-nga

Anakan Aktif

Inisiasi Malai

-20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 HST

-20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 HST

Varietas umur sedang

Varietas umur genjah

Page 17: Scientific Background in the Development of PHSL

6. Untuk MH (atau MK), ketik berapa kg biasanya hasil GKP, sebelum dipotong bawon, kemudian tekan tanda #

Jawaban dari pertanyaan ini digunakan untuk memperkirakan target hasil yang dapat dicapai, yang dipakai sebagai dasar penyusunan pedoman pemupukan.

PHSL memperkirakan target hasil yang dapat dicapai lebih tinggi daripada angka hasil yang diberikan oleh petani dengan mempertimbangkan musim, varietas, dan ketersediaan air.

Hasil yang diminta adalah dalam GKP (gabah kering panen), tapi semua perhitungan dosis pupuk dalam PHSL didasarkan atas dasar hasil GKG (gabah kering giling) setelah kadar air dikonversi menjadi 14%.

PHSL memperhitungkan rekomendasi pupuk berdasarkan angka hasil panen yang diberikan petani. Kalau petani mengatakan hasil 5 t/ha, PHSL memperhitungkan rekomendasi pupuk yang kira-kira memberi hasil 5,5-6,0 t/ha

Page 18: Scientific Background in the Development of PHSL

7. Pada musim sebelumnya, ketik berapa kg biasanya hasil GKP, sebelum dipotong bawon, kemudian tekan tanda #

Informasi hasil gabah sebelumnya dan informasi cara perontokan (diperoleh dari jawaban pertanyaan berikutnya) digunakan untuk memperkirakan jumlah biomas tanaman padi yang dikembalikan dari tanaman padi sebelumnya ke pertanaman padi berikutnya yang akan ditentukan kebutuhan pupuknya.

8. Bagaimana gambaran ketersediaan air pada musim yang dipilih (MH/MK) di tahun-tahun sebelumnya?

Informasi ini dipakai untuk memperkirakan hasil yang dapat dicapai pada musim yang dipilih.

Page 19: Scientific Background in the Development of PHSL

9. Bagaimana cara merontok padi pada musim tanam sebelumnya?

Informasi ini bersama informasi hasil padi sebelumnya digunakan untuk memperkirakan jumlah biomas dan jerami yang masih tertinggal di lahan. Hal ini menjadi pertimbangan dalam menghitung kebutuhan pupuk P dan K.

Jumlah pupuk P dan K yang diberikan akan lebih rendah bila padi dirontok dengan ditresher karena jumlah biomas yang tertinggal di lahan lebih banyak.

Merontok digebot memerlukan batang padi yang lebih panjang sehingga dipanen rendah, menyisakan rumpun yang pendek sebagai biomas yang tertinggal di sawah

Page 20: Scientific Background in the Development of PHSL

10. Pada musim yang dipilih, apakah anda akan memberikan pupuk kandang atau pupuk organik buatan sendiri ke sawah anda?

Jika petani akan memberikan pupuk kandang atau pupuk organik buatan sendiri pada musim yang dipilih, dia diminta untuk menyebutkan jumlahnya.

PHSL akan mengurangi dosis pupuk NPK atas dasar jumah NPK yang terkandung dalam pupuk organik yang ditambahkan.

Rekomendasi pemupukan padi akan segera anda terima dalam bentuk SMS

SMS tersebut menunjukkan jumlah dan waktu pemberian pupuk yang diperlukan untuk musim tanam yang akan datang.

Isi SMS:Untuk mendapatkan 3700-3900 kg GKP

pada luas lahan 350 bata di musim kemarau, berikan 1½ karung phonska

pada umur 0-14 hari setelah tanam (HST), 1 karung urea pada umur 24-28 HST, dan

1 karung urea pada umur 35-39 HST.

Page 21: Scientific Background in the Development of PHSL

Target tambahan keuntungan yang diperoleh petani adalah US$ 100 per ha / MT.

Bila teknologi ini diadopsi petani dapat meningkatkan hasil gabah sekitar 400 kg GKP per ha / MT tanpa ada biaya penambahan pupuk.

Perbaikan manajemen pemberian pupuk dengan teknik budidaya yang baik pada luasan 5000 ha untuk setiap dua musim tanam padi akan memberikan nilai tambah kepada petani sebesar 1 juta US$.

Dampak PHSL

Page 22: Scientific Background in the Development of PHSL

Uji Lapang PHSL di 10 provinsi di Indonesia

Page 23: Scientific Background in the Development of PHSL

Components to the project

1) The development of mobile phone (interactive voice response and android) applications of PHSL.

2) The setting up and release of mobile phone application with service providers including development of a business plan.

3) Field evaluation to assess the performance of PHSL

4) The promotion and dissemination of PHSL