Top Banner

of 42

SCENARIO1.pdf

Jul 07, 2018

Download

Documents

Laila
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/18/2019 SCENARIO1.pdf

    1/42

    RESUME KOMPILASI

    SKENARIO 1

    STRATEGI BELAJAR DAN MENGATASI MASALAH BELAJAR

    ELIXIR

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS JEMBER

    2014

  • 8/18/2019 SCENARIO1.pdf

    2/42

    A. Skenario

    Dokter Surono adalah dokter lulusan dari Fakultas Kedokteran 20 tahun yang lalu.

    Dokter Surono praktek di kecamatan yang jauh dari kabupaten. Di kecamatan itu, tidak ada

    praktek dokter lain. Pasien di kecamatan tersebut mengenal dokter Suron sebagai pribadi yang

    ramah dan berempati kepada pasien- pasiennya, sehingga komunikasi antara dokter dan

    pasien terjalin dengan baik. Pemanfaatan gadget untuk mencari hal- hal baru yang berkaitan

    dengan dunia kedokteran senantiasa dilakukan. Hal ini dilakukan sejak kuliah di Fakultas

    Kedokteran, beliau dilatih agar mampu belajar seumur hidup ( Lifelong Learning ), Self

    Directed Learning , belajar berdasar masalah ( Problem-based Learning ) sehingga saat ini

    beliau lebih mandiri dalam menjalankan praktik kedokterannya meskipun terjadi perubahan

    pola penyakitdan pelayanan kesehatan. Selain itu, dokter Surono masih mengandalkan

    pengetahuan yang didapat semasa kuliah dan berdasarkan pengalaman praktek selama ini.

    Dalam praktik kedokterannya, beliau selalu mendasarkan diagnosis dan terapi berdasarkan

    bukti ( Evidence-based Medicine ).

    B. Klarifikasi Istilah

    1. Empati Keadaan mengidentifikasi / membuat dirinya memahami dan merasakan

    perasaan orang lain

    Sebuah respon aktif dan kognitif terhadap keadaan seseorang

    2. Komunikasi Proses penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain Sebuah proses timbal balik antara komunikan dan komunikator Cara mendapatkan sebuah informasi baik secara verbal yakni lisan dan non

    lisan, maupun secara non verbal yakni dengan Bahasa tubuh dan isyarat

    3. Lifelong learning Gaya belajar seseorang yang hingga akhir hayatnya selalu mencari tahu

    informasi – informasi terkini dan tidak pernah berhenti untuk belajar

    Model pembelajaran yang bergantung pada perkembangan kehidupan

    seseorang

    Gaya belajar yang berlanjut secara berkesinambungan, terus-menerus

    dilakukan

  • 8/18/2019 SCENARIO1.pdf

    3/42

    Menurut John Devey, pendidikan itu menyatu dengan hidup, oleh karena itu

    pendidikan terus berlangsung sepanjang hidup sehingga pendidikan itu tidak

    pernah berakhir

    4. Self directed learning Proses pembelajaran yang menitikberatkan pada pelajar atau murid itu sendiri

    sehingga model pembelajaran ini tidak terpusat atau terpaku pada instruksi

    guru atau pembimbing tetapi berpusat pada inisiatif dan kemandirian seorang

    siswa

    Model pembelajaran yang tidak otodidak namun bagaimana menimbulkan

    motovasi diri seorang siswa dalam hal belajar

    5. Problem based learning Sebuah metode pembelajaran dimana seorang siswa menciptakan suatu

    masalah itu sendiri dan menggunakan metode keterampilan individu untuk

    memecahkan masalahnya

    Sebuah metode belajar berdasarkan masalah, kasus, atau scenario yang kita

    dapat lalu kita mencari masalah dan memecahkan serta memberi solusi

    terhadap masalahh itu, dengan begitu gaya pembelajaran ini akan

    meningkatkan cara berpikir untuk lebih kritis

    6. Diagnosis Merupakan hipotesis melalui langkah-langkah guna menentukan jenis penyakit

    melalui serangkaian pemerikasaan dan gejala-gejala yang ditimbulkan sebagai

    pembeda antara penyakit yang satu dengan yang lainnya

    7. Evidence based medicine (EBM) Sebuah bukti empiris yang ada sebelum mengajukan diagnosis Diagnosis yang didasarkan pada formulasi kesehatan dan bukti ilmiah yang

    ada serta evaluasi data, EBM itu sendiri bertujuan dalam proses pengambilan

    keputusan diagnosis klinik yang berlandaskan penelitian, pemahaman klinis,

    keputusan pasien, dan pemahaman informasi kedokteran

    C. Komunikasi

    a. Definisi komunikasi kesehatan

  • 8/18/2019 SCENARIO1.pdf

    4/42

    Komunikasi kesehatan adalah penyampaian pesan kesehatan oleh komunikator

    melalui saluran tertentu pada komunikan dengan tujuan mendorong perilaku manusia

    sehingga mengarah kepada keadaan sehat utuh secara fisik, mental, dan sosial.

    b. Tujuan dan manfaat komunikasi

    - Tujuan komunikasi : memudahkan, melancarkan, melaksanakan kegiatan tertentu

    dalam mencapai suatu tujuan. Dalam proses komunikasi terjadi suatu pengertian

    yang diinginkan bersama sehingga tujuan lebih mudah tercapai

    - Manfaat komunikasi : Mengurangi ketidakpastian Memperoleh informasi Menguatkan keyakinan Mengungkapkan perasaan

    c. Unsur – unsur komunikasi

    - Komunikator : orang yang memberi informasi

    - Pesan / message : pendapat, pikiran, saran yang akan disampaikan

    - Tanda / symbol / sign : lambang yang digunakan dalam komunikasi verbal

    maupun non verbal

    - Saluran / channel : sarana untuk menyampaikan dan menerima pesan

    - Komunikan : orang yang menerima pesan/informasi

    - Lingkungan (suara, kebisingan, noise)

    - Umpan balik (feedback)

    d. Jenis komunikasi

    - Komunikasi verbal : (Potter & Perry. 1987) komunikasi verbal merupakan

    komunikasi yang menggunakan kata-kata secara lisan atau tulisan. Faktor-faktor

    komunikasi verbal :

    Penggunaan bahasa

    Mempertimbangkan pendidikan pasien , pengalaman, dan kemahiran

    berbahasa. Diperlukan kejelasan, keringkasan, dan kesederhanaan.

    Kecepatan (Pause)

    Memberikan kesempatan kepada komunikator untuk berpikir jernih.

    Voice Tone (nada suara)

    Nada suara dapat mengekspresikan antusiasme, perhatian, ketidaktertarikan,

    dan kejengkelan.

  • 8/18/2019 SCENARIO1.pdf

    5/42

    - Komunikasi nonverbal :

    Komunikasi yang tidak menggunakan bahasa lisan ataupun tulisan tetapi

    menggunakan bahasa kial (gerak tangan sebagai isyarat).Faktor-faktor

    komunikasi nonverbal :

    Kinesics : ekspresi muka, gesture (gerak, isyarat, sikap), dan posture (gerakan

    tubuh).

    Paralanguage : suara tanpa adanya struktur linguistik (tertawa, mendengkur,

    mengerang, meritih, hembusan nafas).

    Proxemics (jarak dalam berinteraksi sosial) : mempelajari jarak hubungan

    dalam interaksi sosial.

    Sentuhan : komunikasi yang paling dasar dan primitif Cultural artifact : hal-hal yang ada dalam interaksi seseorang dengan orang lain

    yang dapat menimbulkan rangsangan non verbal misalnya baju, kosmetik, dan

    perhiasan.

    Gaya berjalan, misal : jalan semangat berarti gembira, jalan diseret berarti

    bersedih.

    Penampilan fisik secara umum : misal, kulit kering tanda dehidrasi, pola nafas

    cepat tanda cemas.

    e. Bentuk komunikasi

    Bentuk komunikasi dibagi menjadi tiga, yaitu :

    1. Komunikasi pribadi

    a. Komunikasi intra pribadi : terjadi dalam diri individu (berpikir).

    b. Komunikasi antar pribadi : terjadi antar dua orang atau lebih (percakapan).

    2. Komunikasi antar kelompok

    Komunikasi antara seseorang dengan sejumlah orang yang berkumpul bersama

    dalam kelompok.

    3. Komunikasi masa

    Komunikasi yang disampaikan untuk khalayak banyak (komunikan yang

    beragam dalam jumlah banyak) dengan menggunakan media seperti tv, surat

    kabar, radio, dan lain-lain.

    f. Metode komunikasi

    - Komunikasi informasi (menyampaikan informasi) Kelebihan : mencapai jumlah sasaran yang cukup besar

  • 8/18/2019 SCENARIO1.pdf

    6/42

    Kekurangan : isi pesan kurang tajam dan tidak mengikat komunikan

    - Komunikasi persuasive (membujuk dengan memberi alasan) Kelebihan : komunikan lebih menangkap informasi sehingga dapat

    menentukan sikap dan mengikuti ajakan komunikator

    Kekurangan : membutuhkan banyak waktu

    - Komunikasi instruktif (perintah untuk melakukan tugas) Kelebihan : jangka waktu singkat, lebih menunjukan keberhasilan Kelemahan : bersifat otoriter

    g. Faktor yang memengaruhi komunikasi

    - Usia

    - Persepsi- Nilai

    - Latar belakang sosial

    budaya

    - Emosi

    - Jenis kelamin

    - Pengetahuan

    - Peran dan hubungan- Lingkungan

    - Jarak

    - Citra diri

    - Kondisi fisik

  • 8/18/2019 SCENARIO1.pdf

    7/42

    h. Hambatan dalam komunikasi

    - Faktor yang bersifat teknis :

    Kurangnya penguasaan teknis komunikasi, ketidakmampuan mengungkapkan pesan,

    menterjemahkan pesan, memilih saluran dan metode penyampaian pesan.Hambatandari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya

    atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.

    Hambatan dalam penyandian/simbol

    Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga

    mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim

    dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.

    Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media

    komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak

    dapat mendengarkan pesan.

    Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh

    si penerima

    Hambatan Fisik

    Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan

    alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alatkomunikasi dan sebagainya.

    Hambatan Semantik.

    Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai

    arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan

    dan penerima.

    - Faktor yang bersifat non teknis (perilaku) : Pandangan yang bersifat apriori Prasangka atas dasar emosi Otoriter Ketidakmauan untuk berubah Egosentris

  • 8/18/2019 SCENARIO1.pdf

    8/42

    Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat

    menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan

    tidak mencari informasi lebih lanjut.

    Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak

    menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat

    waktu atau tidak jelas dan sebagainya.

    Hambatan Psikologis. Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang

    mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang

    berbeda antara pengirim dan penerima pesan.

    i. Solusi

    Cara mengatasi Hambatan dan Memperbaiki komunikasi agar menjadi lebih efektif

    (Beeve dan Thill, 2003;22) adalah :

    Memelihara ikliim komunikasi terbuka. Iklim komunikasi merupakan campuran

    dari nilai, tradisi dan kebisaaan. Komunikasi terbuka akan mendorong

    keterusterangan dan kejujuran serta mempermudah umpan balik.

    Bertekad memegang teguh etika berkomunikasi Memahami kesulitan komunikasi antarbudaya. Majunya perkembangan teknologi

    dan informasi telah menyebabkan terjadinya interaksi antarbudaya baik dalam

    lingkup regional, nasional, maupun internasional. Menggunakan pendekatan berkomunikasi yang berpusat pada penerima

    Menggunakan pendekatan yang berpusat pada penerima berarti tetap mengingat

    penerima ketika sedang berkomunikasi.

    Menggunakan teknologi secara bijaksana dan bertanggungjawab untuk

    memperoleh dan membagi informasi. Teknologi dapat dipergunakan untuk

    menyusun , merevisi dan mendistribusikan pesan. Penggunaan teknologi yang

    bertanggung jawab dan bijaksana akan mendorong terciptanya komunikasi yang

    efektif.

    Menciptakan dan memproses pesan secara efektif dan efisien. Hal itu dapat

    dilakukan dengan cara, Memahami penerima pesan, menyesuaikan pesan dengan

    penerima, mengurangi jumlah pesan, memilih saluran atau media yang tepat,

    meningkatkan keterampilan berkomunikasi

  • 8/18/2019 SCENARIO1.pdf

    9/42

    j. Cara komunikasi yang baik antara dokter dengan pasien

    - Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti

    - Tidak menggunakan istilah medis

    - Menggunakan nada yang tenang

    D. Adult Learning

    A. Pengertian

    Adult Learning adalah cara berfikir yang lebih terarah pada bentuk pemecahan

    masalah melalui pengarahan diri sendiri untuk di jadikan sebagai guru bagi dirinya

    sendiri.Ketika kita menerapkan sistem adult learning maka cara belajar kita tidak

    lagi seperti anak kecil yang hanya menerima informasi secara rendah mentah tetapi

    dengan adult learning ini kita diharuskan untuk dapat menggali secara dalam,segala

    sesuatu yang berkaitan dengan informasi yang kita dapat danmempertanggungjawabkan.

    B. Tujuan

    1. Mahasiswa mendapatkan pengetahuan dasar

    2. Mahasiswa dapat mandiri dan bisa berpikir dewasa

    3. Mahasiswa lebih dapat berpikir kritis

    4. Mengasah pemikiran masalah secara tepat dan kritis

    5. Membentuk dokter yang kompeten sesuai Standar Kompetensi Dokter

    C. Ciri-ciri

    1. Subjek didik selalu bertanya

    2. Subjek didik mencari jawaban sendiri

    3. Subjek didik bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya

    4. Subjek didik termotivasi untuk belajar karena kebutuhan dan minat dimana

    belajar akan memberikan kepuasan

    5. Orientasi subjek didik berpusat pada kehidupan,sehingga unit pembelajar

    sebaiknya adalah kehidupan nyata (penerapan) bukan subject matter

    6. Pembelajaran adalah analisa pengalaman (experential learning)

    7. Memiliki rasa takut gagal dalam konteks pembelajaran

    8. Open minded

    9. Rendah hati, skeptis

  • 8/18/2019 SCENARIO1.pdf

    10/42

    10. Rasa ingin tahu tinggi

    D. Kelebihan

    Membuat mahasiswa dapat mengarahkan dirinya sendiri,sehingga mampu bersikap

    mandiri dalam mengambil sikap

    E. Kekurangan

    Dapat membuat mahasiswa menjadi tertekan akan apa yang dia rasakan karena

    terbisaa untuk berpikir mandiri dalam menyelesaikan problem yang dihadapi

    F. Perbedaan dengan cara belajar anak

    1. konsep : a) anak : tergantung guru

    b) adult : mengarahkan diri sendiri

    2. fungsi : a) anak : bersifat nyata

    b) adult : banyak pengalaman poblem solve3. kesiapan : a) anak : terbisaa dikte (bergantung pada orang lain)

    b) adult : selalu siap mempelajari sesuatu

    4) orientasi : a) adult : mengembangkan kemampuan kemampuan diri dan potensi

    G. Hubungannya dengan SPICES

    Dalam menjalankan SPICES, harus memiliki pola adult learning, dimana SPICES

    adalah metode atau strategi dalam belajar sedangkan adult learning adalah cara

    belajar atau cara pengaplikasiannya.

    H. Kesimpulan adult learning

    Mahasiswa dituntut untuk aktif, mandiri, inovatif, dan open minded

    E. SPICES

    A. Pengertian

    SPICES : Student Center Learning, Problem Based Learning, Integrated, Community

    based, Elective, Systematic

    Berikut merupakan penjelasan dari strategi SPICES:

    a. Student-Centered - Pusat pembelajaran pada mahasiswa mahasiswa harus aktif secara mandiri

    mencari apa yang menjadi kebutuhannya.

  • 8/18/2019 SCENARIO1.pdf

    11/42

    - Dosen bukan lagi menjadi satu-satunya sumber belajar, dan menjadi

    faislitator/pembimbing bagi mahasiswanya.

    - Mahasiswa lebih siap menjalani pembelajaran berkelanjutan yang akan

    dijalani setelah lulus.

    b. Problem-based learning

    - Mahasiswa dirangsang berpikir kritits, menganalisis, dan menggunakan

    ilmu yang sudah dimiliki sebelumnya.

    - Mahasiswa diberi ilustrasi kasus, menentukan pengetahuan yang akan

    digali, mencari informasi/pengetahuan secara mandiri, lalu di sharing -kan

    di dalam kelompok mahasiswa.

    - Mahasiswa memperoleh gambaran praktik klinik yang nyata, melatih

    kemampuan pengambilan keputusan dan memandang masalah secara

    holistik, serta melatih kerjasama.

    c. Integrated Curriculum

    - Mampu menghubungkan dan mengintegrasikan ilmu yang diperoleh.- Mahasiswa mengaplikasikan ilmu dan kemampuan memecahkan masalah.- Tidak menggunakan disiplin ilmu secara terpaket.-

    Membentuk pendekatan yang holistic dan interdisiplin dalam menyelesaikanmasalah.

    d. Community-based

    - Orientasi pendidikan ditujukan kepada kebutuhan masyarakat.- Mahasiswa diberi kesempatan untuk belajar di fasilitas kesehatan

    masyarakat, seperti puskesmas.

    - Mahasiswa menjadi lebih terpajan pada masalah kesehatan masyarakat.

    e. Elective

    - Terdapat modul pilihan yang dapat diambil sesuai kemauan mahasiswa.- Bertujuan untuk mengembangkan kemampuan di bidang tertentu.- Sistem elektif memberi tanggung jawab kepada mahasiswa atas apa yang

    dipelajari dan memfasilitasi pilihan karirnya.

  • 8/18/2019 SCENARIO1.pdf

    12/42

    f. Systematic

    - Mahasiswa menguasai ilmu secara sistematis berurutan, tidak lompat-

    lompat.

    - Diharapkan mahasiswa dapat mendapat pemahaman yang menyeluruh dandapat mencapai kompetensinya.

    - Paparan terhadap berbagai masalah kesehatan menignkatkan kesadaran

    betapa pentingnya kompetensi yang harus dicapai.

    B. Fungsi

    2. Mahasiswa aktif, kritis dan kreatif

    3. Berfikir tajam dan luas

    4. Keterampilan sosial di lingkungan

    5. Belajar sesuai bakat dan minat

    6. Pembelajaran tertib dan efektif

    7. Memiliki prinsip yang kuat dalam hidup

    8. Minimalisir mal praktek

    C. Kelebihan Sejalan dengan system PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan

    Menyenangkan)

    Mahasiswa aktif, kritis dan kreatif Minimalisir mal praktek

    D. Kekurangan Timbulnya sifat malas kepada mahasiswa

    Timbulnya perbedaan karakter setiap mahasiswa

    F. Problem Based Learning

    A. Pengertian Problem based learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang melibatkan

    siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga

  • 8/18/2019 SCENARIO1.pdf

    13/42

    siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut

    sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah (Komdi, 2007: 77).

    Menurut Arends (Trianto, 2007) problem based learning merupakan suatu

    pendidikan pembelajaran dimana siswa dihadapkan pada masalah autentik (nyata)

    sehingga diharapkan mereka dapat menyusun pengetahuannya sendiri,

    menumbuhkan keterampilan tingkat tinggi dan inkuisi, memandirikan siswa dan

    meningkatkan kepercayaandirinya.

    Menurut Glazer (2001), problem based learning adalah suatu strategi pengajaran di

    mana siswa secara aktif dihadapkan pada masalah kompleks dalam situasi yang

    nyata.

    B. Sejarah PBLSejarah PBL sebenarnya telah dimulai pada tahun 1920 ketika itu Celestine

    Freinet, seorang guru SD yang baru kembali dari Perang Dunia I kembali kekampung

    halamannya di sebuah pedesaan di Barsur-loup di bagian tenggara Perancis. Ia menderita

    cedera yang serius dan menyebabkannya tak bisa bernafas panjang. Ia sangat ingin

    mengajar kembali di SD tetapi ia tida sanggup untuk bersuara keras dan lama. Sebagai

    gantinya ia menggunakan metoda lain menggantikan metoda tradisional yang biasanya

    dianut ketika itu. Ia meminta murid-muridnya untuk belajar mandiri dan ia hanyamemfasilitasi saja. Inilah awal pertama cikal bakal PBL diperkenalkan. Sejarah PBL

    modern dimuali pada awal tahun 1970 di Mc Master University Faculty of Health

    Science di Kanada. Sejak itu PBL dipakai secara luas di banyak negara.

    C. Mengapa PBL

    Ada beberapa alasan mengapa PBL digunakan dalam proses pembelajaran di

    perguruan tinggi yaitu :

    Seorang lulusan tidak dapat menaggulangi masalah yang dihadapinya hanya dengan

    menggunakan satu disiplin ilmu. Ia harus mampu menggunakan dan memadukan ilmu-

    ilmu pengetahuan yang telah dipunyai atau mencari ilmu pengetahuan yang

    dibutuhkannya dalam rangka menanggulangi masalahnya.

  • 8/18/2019 SCENARIO1.pdf

    14/42

    Melalui PBL yang diawali dengan pemberian masalah pemicu kepada mahasiswadapat

    menerapkan suatu model pembelajaran secara spiral (spiral learning model) dengan

    memilih konsep dan prinsip yang terdapat dalam sejumlah cabang ilmu, sesuai

    kebutuhan masalah. Dengan diberi sejumlah masalah pemicu, diharapkan sebagian

    besar/seluruh materi cabang ilmu dicakup.

    Integrasi antara berbagai konsep/prinsip/informasi cabang ilmu dapat terjadi Kemampuan mahasiswa untuk secara terus menerus melakukan “up -dating” /

    pengembangan pengetahuannya tercapai

    Perilaku sebagai seorang “ life long learner” dapat tercapai Langkah-langkah PBL yang dilaksanakan melalui diskusi kelompok dapat

    menghasilkan sejumlah ketrampilan sebagai berikut

    ketrampilan penelusuran kepustakaan ketrampilan membaca ketrampilan/kebiasaan membuat catatan kemampuan kerjasama dalam kelompok ketrampilan berkomunikasi keterbukaan berpikir analitik

    kemandirian dan keaktifan belajar wawasan dan keterpaduan ilmu pengetahuan Dapat mengimbangi kecepatan informasi atau ilmu pengetahuan yang sangat cepat.

    D. Tujuan Agar dapat berpikir kritis Memiliki keterampilan memecahkan masalah

    Mendorong siswa berperan aktif, inisiatif, dan antusiasme Memunculkan keingintahuan Memberi pengalaman dan meningkatkan pemahaman

    E. Karakteristik

    Menurut Tan (Amir, 2007) karakteristik PBL adalah sebagai berikut :

  • 8/18/2019 SCENARIO1.pdf

    15/42

    Masalah digunakan sebagai awal pembelajaran Bisaanya masalah yang digunakan dalam dunia nyata yang disajikan secara

    mengambang

    Masalah bisaanya menuntut perspektif majemuk. Solusinya menuntut mahasiswa

    untuk menggunakan dan mendapatkan konsep dari beberapa ilmu yang

    sebelumnya telah diajarkan

    Masalah menantang siswa untuk mendapatkan pelajaran baru Mengutamakan self directed learning (SDL) Memanfaatkan berbagai macam sumber Pembelajaran kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif.

    F. Unsur-unsur

    1. Integrated Learning Pembelajaran mengintegrasikan seluruh bidang pelajaran Pembelajaran bersifat menyeluruh melibatkan aspek-aspek perkembangan Membangun pemikiran melalui pengalaman langsung

    2. Contextual Learning Belajar sesuatu yang nyata, terjadi, dan dialami dalam kehidupannya Merasakan langsung manfaat belajar untuk kehidupannya

    3. Constructivist Learning Membangun pemikirannya melalui pengalaman langsung (hand on

    experience

    Learning by doing

    4. Active Learning Anak sebagai subyek belajar yang aktif menentukan, melakukan dan

    mengevaluasi (PLAN-DO-REVIEW)

    5. Learning Interesting Pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan karena anak terlibat

    langsung dalam menentukan masalah.

    G. Metode Melakukan Diskusi Tutorial

  • 8/18/2019 SCENARIO1.pdf

    16/42

    Problem based learning dipicu oleh masalah dan dapat diselesaikan dengan

    diskusi tutorial. Idealnya diskusi tutorial ini dilakukan 9 orang. Diskusi tutorial

    dilakukan dengan tujuh tahapan/ seven jumps yang terdiri dari :

    1. Mengklarifikasi istilah/konsep

    2. Menetapkan permasalahan

    3. Menganalisis masalah

    4. Menarik kesimpulan langkah (3)

    5. Menentukan tujuan belajar

    6. Belajar mandiri

    7. Menarik kesimpulan dari seluruh informasi yang telah ada Belajar berkelompok

    Berfokus pada masalah Mendiskusikan masalah yang kurang dipahami Saling mengajarkan ( peer teaching ) Melakukan presentasi

    H. Langkah-langkah PBL

    Setelah mahasiswa menerima skenarion/masalah pemicu, masing-masing mahasiswa

    perlu membaca dengan cermat seluruh masalah pemicu. Setelah selesai, selanjutnyadalam kelompok (yang sudah disusun oleh pengelola) melakukan langkah implementasi

    PBL yang terdiri atas 12 langkah (Brenda)

    1. Clarification and definition of the problem

    2. Analysis of the problem

    3. Development of Hypothesis (ses) / plausible explanations

    4. Identification and characterization of the knowledge needed

    5. Identification of what is already known

    6. Identification of appropriate learning resources

    7. Collection of new information/knowledge

  • 8/18/2019 SCENARIO1.pdf

    17/42

    8. Synthesis of old and new information, and understanding of it by application to

    the problem

    9. Repetition of all or some of the previous steps as necessary

    10. Identification of what was not learned

    11. Summary of what was learned and if possibe

    12. Testing the understanding of the knowledge by its application to another problem.

    I. Fase Pengajuan masalah Apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui dari masalah

    Alternatif pemecahan Laporan hasil Pengembangan materi

    J. Cara Beradaptasi Aktif bertanya dan mengungkapkan pendapat Sering melakukan diskusi

    Meningkatkan keterampilan berkomunikasi Meningkatkan rasa percaya diri

    K. Kelebihan PBL

    PBL memberikan aneka keuntungan sebagai berikut (Halonen, 2010):

    1. Kemampuan retensi dan pemanggilan kembali (recall) pengetahuan lebih besar

    2. Mengembangkan keterampilan interdisipliner: Mengakses dan menggunakan informasi dari aneka domain subjek Mengintegrasikan pengetahuan dengan lebih baik Mengintegrasikan belajar di kelas dan lapangan

    3. Mengembangkan keterampilan belajar seumur hidup: Cara meneliti Cara berkomuniasi dalam kelompok

  • 8/18/2019 SCENARIO1.pdf

    18/42

    Cara mengatasi masalah

    4. Menciptakan lingkungan belajar yang aktif, kooperatif, penilaian diri dan

    kelompok (peer assessment), berpsat pada mahasiswa, efektivitas tinggi.

    5. Menciptakan lingkungan belajar yang memberikan Umpan balik segera Kesempatan untuk mempelajari aneka sasaran belajar yang disukai Kesempatan untuk belajar pada berbagai tingkat pembelajaran (taksonomi

    Bloom)

    6. Menciptakan lingkungan belajar yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir

    kritis dan memecahkan masalah

    7. Meningkatkaan motivasi dan kepuasan mahasiswa, interaksi mahasiswa-

    mahasiswa, dan interaksi mahasiswa-dosen/ instruktur

    L. Kelemahan PBL

    Kerugian PBL sebagai berikut (Halonen, 2010):

    1. Membutuhkan perencanaan dan sumberdaya yang sangat besar: Pembuatan skenario, meliputi masalah, kasus, situasi Penyediaan sumberdaya untuk mahasiswa, misalnya, ruang diskusi, literatur,

    perpustakaan tradisional maupun e-library, narasumber, tenaga profesional di bidangnya

    2. Membutuhkan komitmen untuk menjalankan PBL, dan kesediaan dosen untuk

    menghargai pengetahuan, pengalaman, dan ketrampilan yang diperoleh

    mahasiswa selama proses pembelajaran

    3. Memerlukan perubahan paradigma: Pergeseran dari fokus dari “apa yang diajarkan dosen” (teacher -centered)

    menjadi “apa yang dipelajari mahasiswa” (student -centered)

    Per ubahan pandangan dosen sebagai “pakar” yang berperan sebagai “bank

    pengetahuan” melalui kuliah dan peragaan di kelas, menjadi dosen sebagai

    “fasilitator “ atau “tutor” pembelajaran

  • 8/18/2019 SCENARIO1.pdf

    19/42

    Dalam PBL, terdapat sebuah metode belajar yang dinamakan „tutorial‟. Tutorial adalah metode

    atau layanan bantuan belajar untuk mahasiswa yang bersifat akademis, di bawah bimbingan tutor

    yang bertindak sebagai fasilitator. Ada tujuh langkah dalam tutorial atau dikenal dengan istilah

    seven jumps :

    1. Klarifikasi istilah

    2. Tetapkan masalah

    3. Analisis masalah

    4. Kesimpulan dari analisis masalah

    5. Tentukan tujuan belajar

    6. Belajar mandiri

    7. Kesimpulan dari semua informasi yang ada

    M. Fungsi tutorial Wadah sharing, bertukar pendapat Menuntut siswa aktif Melatih komunikasi efektif Berpikir kritis Open minded

    Belajar memecahkan masalah dalam kehidupan

    G. Critical thinking

    A. Pengertian

    Schafersman (1991) mengatakan berpikir kritis adalah berpikir berdasarkan

    pengetahuan yang sesuai dan dapat dipercaya,atau cara cara berpikir yang

    beralasan,dapat digambarkan,bertanggung jawab dan mahir.Dalam pengertian ini

    seorang dikatakan berpikir kritis bila menyakan suatu hal dan mencari informasidengan tepat. Kemudian infrmasi tersebut digunakan untuk menyelesaikan masalah dan

    mengelolanya secara logis,efesien,dan kreatif,sehingga dapat membuat kesimpulan

    yang dapat diterima akal.

  • 8/18/2019 SCENARIO1.pdf

    20/42

    Kemampuan untuk menganalisis fakta, mencetuskan dan menata gagasan,

    mempertahankan pendapat, membuat perbandingan, menarik kesimpulan,

    mengevaluasi argumen dan memecahkan masalah (Chance,1986)

    B. Tujuan

    1) arahan yang tepat dalam berpikir dan bekerja

    2) menentukan keterkaitan sesuatu dengan yang lainnya dengan lebih akurat

    3) mandiri

    4) dapat memenuhi Standar Kompetensi Dasar

    5) menjadi lebih inisiatif

    C. Ciri-Ciri

    Menurut Ferret (1996) seseorang dapat menjadi pemikir kritis bila memiliki

    karakteristik berikut:1) Menanyakan sesuatu yang berhubungan

    2) Menilai pernyataan dan argumen

    3) Dpat memperbaiki kekeliriuan pemahaman atau informasi

    4) Memiliki rasa ingin tahu

    5) Tertarik untuk mencari solusi baru

    6) Dapat menjelaskan sebuah kriteria untuk menganalisis pendapat

    7) Mencari bukti

    8) Menguji masalah secara terbuka

    9) Dapat menolak informasi bila tidak benar atau tidak relevan

    10) Mencari bukti ilmiah untuk mendukung asumsi dan keyakinan

    11) Menguji kepercayaan,asumsi,dan pendapat dan membandingkannya dengan bukti

    yang ada\

    12) Mengetahui bahwa berpikir kritis adalah proses sepanjang hayat dari instropeksi

    diri

    D. Inti keterampilan berpikir kritis

    - Interpretasi – kategorisasi, dekode, mengklarifikasi makna- Analisis – memeriksa gagasan, mengidentifikasi argumen, menganalisis argumen- Evaluasi – menilai klaim (pernyataan), menilai argumen

  • 8/18/2019 SCENARIO1.pdf

    21/42

    - Inferensi – mempertanyakan klaim, memikirkan alternatif (misalnya, differential

    diagnosis), menarik kesimpulan, memecahkan masalah, mengambil keputusan

    - Penjelasan – menyatakan masalah, menyatakan hasil, mengemukakan kebenaran

    prosedur, mengemukakan argumen

    - Regulasi diri – meneliti diri, mengoreksi diri

    E. Mengapa Perlu Berpikir Kritis?

    - Berpikir kritis sangat penting di abad ke 21. Abad ke 21 merupakan era informasi

    dan teknologi. Seorang harus merespons perubahan dengan cepat dan efektif,

    sehingga memerlukan keterampilan intelektual yang fleksibel, kemampuan

    menganalisis informasi, dan mengintegrasikan berbagai sumber pengetahuan

    untuk memecahkan masalah.- Berpikir kritis penting untuk refleksi diri. Untuk memberi struktur kehidupan

    sehingga hidup menjadi lebih berarti (meaningful life)

    F. Manfaat Berpikir Kritis bagi Mahasiswa

    - Membantu memperoleh pengetahuan, memperbaiki teori, memperkuat argumen- Mengemukakan dan merumuskan pertanyaan dengan jelas- Mengumpulkan, menilai, dan menafsirkan informasi dengan efektif-

    Membuat kesimpulan dan menemukan solusi masalah berdasarkan alasan yangkuat

    - Membisaakan berpikiran terbuka

    Berpikir Kritis ≠ Menghafal

    Berpikir Kritis Menghafal

    Dapat menyimpulkan dari apa yang

    diketahuinya untuk menyelesaikan

    masalah

    Menghimpun semua informasi

    tanpa saringan

    Berpikir Kritis ≠ Mengkritik

    Berpikir kritis Mengkritik

    Netral, objektif, berperan penting dalam Hanya judging

  • 8/18/2019 SCENARIO1.pdf

    22/42

    kerjasama menemukan alasan yang benar

    dan logis

    H. Paradigma Lama dan Paradigma Baru Pendidikan Dokter

    A. Definisi Paradigma Lama

    Suatu pandangan umum dalam dunia pendidikan dokter yang mengarah kepada cara –

    cara pengajaran bersifat konvensional. Yaitu dosen sebagai pemberi materi sekaligus

    pusat dari proses belajar mengajar.

    B. Ciri-ciri Paradigma Lama : Teacher Centered Potensi dari Mahasiswa kurang digali. Belajar berdasarkan contohdan teori yang sudah terbukti secara ilmiah. Lebih mengutamakan memory (menghafal) dalam pembelajaran. Dosen cenderung terus menuntun dan mengarahkan apa saja yang harus dilakukan

    dan dipelajari para mahasiswa.

    Rasa percaya diri dalam diri mahasiswa kurang tumbuh secara optimal. Mental para mahasiswa untuk lebih inovatif dan bersikap mandiri menjadi

    terhambat.

    C. Definisi Paradigma Baru

    Paradigma baru adalah suatu kurikulum yang berbasis masalah (PBL) yang sangat

    berbeda dengan kurikulum konvensional, dimana paradigma baru ini

    mengintegrasikan materi akademik dan profesi. Selain itu, pada paradigma baru ini,

    peran teknologi informasi juga ditingkatkan.

    D. Penyebab

    Ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang terus berkembang dengan temuan-

    temuan baru serta perkembangan teknologi informasi harus diimbangi oleh para calon

  • 8/18/2019 SCENARIO1.pdf

    23/42

    dokter maupun dokter yang sudah lulus. Kondisi ini diharapkan agar para profesional

    dokter mampu beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat yang dinamis (Sumber:

    Buku Pedoman Akademik Fakultas Kedokteran Universitas Jember Tahun Akademik

    2014/2015)

    E. Ciri-ciri Paradigma Baru Pendidikan Dokter Student centered. Belajar berdasarkan masalah. Praktek atau skill lab diberi sejak awal (early clinical exposure) Mahasiswa dituntut aktif dalam kegiatan pembelajaran. Mengacu pada kurikulum nasional berbasis kompetensi dokter pelayanan primer

    dengan pendekatan dokter keluarga. (Sumber:unisys.uii.ac.id)

    F. Tujuan

    Dengan menguasai teknik belajar menurut paradigma baru pendidikan kedokteran,

    mahasiswa diharapkan nantinya mampu belajar sepanjang hayat dan juga menguasai

    teknikberkomunikasi, mulai dari komunikasi interpersonal sampai dengan melakukan

    komunikasi dengan berbagai pihak (paramedis, dokter dan petugas kesehatan dan

    nonkesehatan lainnya) baik secara verbal atau nonverbal maupun menggunakanteknologi informasi. (Sumber: Pengantar Pendidikan Kedokteran Universitas Andalas)

    Perbedaan :

    SPICES TRADITIONAL

    Student centered Teacher centered

    Problem based Pengumpulan informasi

    Integrated Disiplin pengetahuan

    Community based Hospital basedElective Program standar

    Systematic Berdasarkan pekerjaan magang

    Maksud dari kata tersebut adalah

  • 8/18/2019 SCENARIO1.pdf

    24/42

    Student Centered : pusat belajar ada pada mahasiswa Problem Based : mahasiswa belajar melalui masalah-masalah

    yangdipaparkan

    Integrated : materi yang diterima mahasiswa sudah di integrasi sehingga

    semakin mudah untuk dipahami

    Community Based : kasus yang diberikan adalah kasus yang terjadi pada

    masyarakat

    Elective : materi yang diberikan pada mahasiswa sudah diseleksi sesuai

    kebutuhan mahasiswa

    Systematic : diberikan secara sistematik sesuai dengan tingkatan

    I. KBK

    A. Definisi

    Suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan

    melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standart performansi tertentu

    sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik berupa penguasaan terhadap

    seperangkat kompetensi tertentu tersebut.

    B. Ciri-ciri Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual

    maupun klasikal

    Berorientasi pada hasil belajar

    Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode

    yang bervariasi

    Sumber belajar bukan hanya guru tetapi juga seluruh sumber belajar yang

    memenuhi edukasi Penilaian menekankan pada proses dan hasil dalam upaya atau pencapaian

    suatu kompetensi

    C. Tujuan KBK

  • 8/18/2019 SCENARIO1.pdf

    25/42

    1. Meningkatkan efisisensi dan efektifitas pembelajaran di sekolah, baik,

    waktu, dana, fasilitas, maupun tenaga guna mencapai tujuan secara optimal

    2. Memberikan berbagai macam petunjuk dan gambaran kaitan bidang

    keilmuan yang sedang dipelajari dan berbagai bidang keilmuan lainnya.

    3. Menjadikan siswa itu aktif dalam belajar dan mengembangkan potensi

    yang ada dlam dirinya.

    4. Mengembangkan indikator untuk setiap kompetensi serta kriteria

    pencapaiannya (Depdiknas,2002)

    J. SKDI

    A. Pengertian

    Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) merupakan standar minimal

    kompetensi lulusan dan bukan merupakan standar kewenangan dokter layanan

    primer. SKDI pertama kali disahkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) pada

    tahun 2006 dan telah digunakan sebagai acuan untuk pengembangan kurikulum

    berbasis kompetensi (KBK). SKDI juga menjadi acuan dalam pengembangan uji

    kompetensi dokter yang bersifat nasional.

    Standar Kompetensi Dokter Indonesia terdiri atas 7 (tujuh) area kompetensi yang

    diturunkan dari gambaran tugas, peran, dan fungsi dokter layanan primer. Setiap area

    kompetensi ditetapkan definisinya, yang disebut kompetensi inti. Setiap area

    kompetensi dijabarkan menjadi beberapa komponen kompetensi, yang dirinci lebih

    lanjut menjadi kemampuan yang diharapkan di akhir pendidikan. Standar

    Kompetensi Dokter Indonesia ini dilengkapi dengan Daftar Pokok Bahasan, Daftar

    Masalah, Daftar Penyakit, dan Daftar Keterampilan Klinis. Fungsi utama keempat

    daftar tersebut sebagai acuan bagi institusi pendidikan kedokteran dalam

    mengembangkan kurikulum institusional.

  • 8/18/2019 SCENARIO1.pdf

    26/42

    a. Daftar Penyakit , berisikan nama penyakit yang merupakan diagnosis banding dari

    masalah yang dijumpai pada Daftar Masalah. Daftar Penyakit ini memberikan

    arah bagi institusi pendidikan kedokteran untuk mengidentifikasikan isi

    kurikulum. Pada setiap penyakit telah ditentukan tingkat kemampuan yang

    diharapkan, sehingga memudahkan bagi institusi pendidikan kedokteran untuk

    menentukan kedalaman dan keluasan dari isi kurikulum.

    b. Daftar Keterampilan Klinis , berisikan keterampilan klinis yang perlu dikuasai

    oleh dokter layanan primer di Indonesia. Pada setiap keterampilan telah

    ditentukan tingkat kemampuan yang diharapkan. Daftar ini memudahkan institusi

    pendidikan kedokteran untuk menentukan materi dan sarana pembelajaran

    keterampilan klinis.

    1. KOMUNIKASI EFEKTIF; mampu menggali dan bertukar informasi secara

    verbal dan nonverbal dengan pasien semua usia, anggota keluarga, masyarakat,

    kolega, dan profesi lain.

    2. KETERAMPILAN KLINIS; melakukan prosedur klinis dalam menghadapi

    masalah kedokteran sesuai dengan kebutuhan pasien dan kewenangannya.

    3. LANDASAN ILMIAH ILMU KEDOKTERAN; mengidentifikasi,

    menjelaskan, dan merancang penyelesaian masalah kesehatan secara ilmiah

    menurut ilmu kedokteran-kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang

    optimum.

    4. PENGELOLAAN MASALAH KESEHATAN : mengelola masalah kesehatan

    individu, keluarga, maupun masyarakat secara komprehensif, holistik,

    bersinambung, koordinatif, dan kolaboratif dalam konteks pelayanan kesehatan

    primer.

    5. PENGELOLAAN INFORMASI : mengakses, mengelola, menilai secara kritis

    kesahihan dan kemamputerapan informasi untuk menjelaskan dan menyelesaikan

    masalah, atau mengambil keputusan dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan di

    tingkat primer.

    6. MAWAS DIRI DAN PENGEMBANGAN DIRI : melakukan praktik

    kedokteran dengan penuh kesadaran atas kemampuan dan keterbatasannya;

  • 8/18/2019 SCENARIO1.pdf

    27/42

    mengatasi masalah emosional, personal, kesehatan, dan kesejahteraan yang dapat

    mempengaruhi kemampuan profesinya; belajar sepanjang hayat; merencanakan,

    menerapkan, dan memantau perkembangan profesi secara sinambung.

    7. ETIKA, MORAL, MEDIKOLEGAL DAN PROFESIONALISME SERTA

    KESELAMATAN PASIEN : berprilaku profesional dalam praktik kedokteran

    serta mendukung kebijakan kesehatan; bermoral dan beretika serta memahami isu

    etik maupun aspek medikolegal dalam praktik kedokteran; menerapkan program

    keselamatan pasien.

    B. Perbedaan SKDI lama*) dengan SKDI 2012*)

    Secara teknis, sistematika SKDI yang baru mengalami perubahan, yaitu:

    1. Penambahan Daftar Masalah Profesi pada Lampiran Daftar Masalah, sebagai tindaklanjut hasil kajian terhadap perilaku personal dokter.

    2. Penambahan Lampiran Pokok Bahasan untuk Pencapaian 7 Area Kompetensi,

    sebagai tindak lanjut hasil kajian mengenai implementasi SKDI di institusi

    pendidikan kedokteran.

    3. Konsistensi lampiran daftar masalah, penyakit, dan keterampilan klinis disusun

    berdasarkan organ sistem. Hal ini untuk memberikan arahan yang lebih jelas bagi

    institusi pendidikan kedokteran dalam menyusun kurikulum serta mencegah

    terjadinya duplikasi yang tidak perlu. Sistematika berdasarkan organ system ini juga

    mempermudah penyusun kurikulum dalam menentukan urutan tematik tujuan

    pembelajaran secara sistematis.

    4. Perubahan urutan pada tujuah area kompetensi. Profesionalitas yang luhur menjadi

    area kompetensi pertama. Diikuti secara berurutan oleh mawas diri dan

    pengembangan diri, komunikasi efektif, pengelolaan informasi, landasan ilmiah ilmu

    kedokteran, keterampilan klinis, dan pengelolaan masalah kesehatan. (KKI,2012)

    K. Penerapan Teknologi Informasi dalam dunia Kedokteran

    Bidang kedokteran dan Teknologi Informasi sangatlah berhubungan. Diantanranya ditunjukanoleh beberapa peran Teknologi Informasi di bidang kedokteran, diantaranya:

    1. Sistem informasi digunakan untuk mencatat rekaman medis pasien secara elektronis.

  • 8/18/2019 SCENARIO1.pdf

    28/42

    2. Untuk mencari informasi tentang seseorang pasien, pengunjung dapat berinteraksi secaralangsung dengan terminal yang disediakan untuk keperluan itu. Dengan mengetikkansepenggal nama, system informasi akan segera menyajikan informasi tentang pasien yangmemenuhi criteria pencarian.

    3. Teknologi informasi diterapkan pada peralatan medis missal CT Scan (ComputerTomography). CT Scan adalah peralatan yang mampu memotret bagian dalam tubuhseseorang tanpa harus dilakukan pembedahan.

    4. Mycin merupakan contoh system pakar yang digunakan untuk membantu juru medismendiagnosis penyakit darah yang cepat menular dan kemudian dapat memberikan saran

    berupa penggunaan antibiotic yang sesuai. (system pakar adalah perangkat lunak yangditujukan untuk meniru keahlian seseorang dalam bidang tertentu).

    5. Sistem berbasis kartu cerdas (smart card) dapat digunakan juru medis untuk mengetahuiriwayat penyakit pasien yang datang ke rumah sakit karena dalam kartu tersebut para juru

    medis dapat mengetahui riwayat penyakit pasien.6. Penggunaan komputer hasil pencitraan tiga dimensi untuk menunjukkan letak tumor dalam

    tubuh pasien.

    7. Dalam bidang jasa pelayanan kesehatan teknologi informasi berguna untuk memberikan pelayanan secara terpadu dari pendaftaran pasien sampai kepada system penagihan yang bisa dilihat melalui internet.

    8. Penggunaan alat-alat kedokteran yang mempergunakan aplikasi komputer, salah satunyaadalah USG (Ultra sonografi). USG adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yangmemanfaatkan gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi yangtinggi (250 kHz – 2000 kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar monitor.

    9. Teknologi nirkabel. Pemanfaatan jaringan computer dalam dunia medis sebenarnya sudahdirintis sejak hampir 40 tahun yang lalu. Pada tahun 1976/1977, University of VermonHospital dan Walter Reed Army Hospital mengembangkan local area network (LAN) yangmemungkinkan pengguna dapat log on ke berbagai komputer dari satu terminal di nursingstation. Saat ini, jaringan nir kabel menjadi primadona karena pengguna tetap tersambung kedalam jaringan tanpa terhambat mobilitasnya oleh kabel. 10. Melalui jaringan nir kabel,dokter dapat selalu terkoneksi ke dalam database pasien tanpa harus terganggunmobilitasnya.

    10. Pencarian dan Peletakan dan Informasi Obat-obatan.

    11. Penggunaan Biosensor. Biosensor merupakan suatu alat Instrumen elektronik yang bekerjauntuk mendektesi sample biokimia. Contoh paling sederhana adalah alat uji diabetes.

    L. Tehnik Penelusuran Informasi Digital

  • 8/18/2019 SCENARIO1.pdf

    29/42

    Penelusuran Informasi Digital : penelusuran yang dilakukan dengan dan melalui media

    digital atau elektronik seperti melalui OPAC (Online Public Access Catalog), Search

    Engine (di Internet), Database Online, Jurnal Elektronik, Reference Online, dan

    informasi lain yang tersedia secara elektronik/digital.

    Beberapa Hal Penting dalam Penelusuran

    1. Kunci Telusur yakni merupakan karakteristik informasi atau dokumen yang dapat

    digunakan untuk keperluan telusur dan pemilihan dokumen / informasi. Sebagai contoh

    adalah data atau informasi kebutuhan yang diberikan oleh pemakai seperti subyek, nama

    penulis, judul, tahun terbit, geografis, dan sebagainya.

    2. Pencatatan Pertanyaan , merupakan sebuah prosedur yang akan membantu penelusur

    dalam proses penelusuran terutama untuk keperluan:

    a. Menghindari pengulangan penelusuran

    b. Bahan evaluasi temu balik informasi, termasuk analisis prosedur yang digunakan dan

    efektifitasnya

    c. Identifikasi kebutuhan informasi dan dokumen

    d. Pencatatan pertanyaan yang diajukan pemakai

    e. Memahami bahasa dokumenter dari pemakai, misal ada pemakai yang memakai istilahkera namun dalam perpustakaan dikenal sebagai macacaicus.

    f. Evaluasi Pemakai

    3. Alat Telusur , yakni merupakan alat yang digunakan sebagai sarana untuk proses

    penelusuran informasi / dokumen.

    Penelusuran Informasi melalui Komputer dan Internet

    Perkembangan teknologi informasi khususnya komputer telah membawa kemudahantersendiri dalam proses penelusuran informasi. Pemakai / pengguna dan staf perpustakaan

    mempunyai kesempatan lebih untuk mendapatkan informasi baik berupa informasi tercetak

    maupun digital. Apalagi dengan adanya internet, pemakai dan staf perpustakaan dimanjakan

    untuk meraih lebih besar lagi informasi yang dibutuhkan dari berbagai unit informasi /

    perpustakaan di seluruh dunia.

  • 8/18/2019 SCENARIO1.pdf

    30/42

    Penelusuran informasi melalui komputer dan media internet telah membawa orang untuk

    menembus batasan-batasan yang semula ada pada teknik penelusuran informasi secara manual

    / konvensional. Melalui OPAC, Search Engine, Database Online dan fasilitas lainnya pemakai

    perpustakaan akan lebih mudah mendapatkan informasi yang dikehendaki, dengan jenis dan

    macam yang cakupannya lebih luas lagi.

    Langkah-langkah Penelusuran informasi:

    1. Mengetahui kebutuhan Informasi

    a. Topik apa yang akan dicari?

    b. Aspek apa saja yang berkaitan dengan topik itu?

    c. Kata kunci apa saja yang digunakan?

    Kata Kunci dapat ditentukan oleh sendiri atau berdasarkan sumber-sumber rujukan

    sepertikamus, ensiklopedi, katalog perpustakaan, skripsi/tesis/disertasi/laporan penelitian,dansebagainya.

    2. Mengindentifikasi alat penelusuran yang tepat.

    Dalam melakukan penelusuran informasi elektronik ada beberapa alat penelusuran

    yang digunakan seperti:

    a. google.com : browser ini memiliki jangkauan yang sangat luas dan detil

    b. scholar.google.com : menyediakan pencarian literatur ilmiah dari berbagai sumber dan

    disiplin ilmu, termasuk di dalamnya adalah tesis, buku, abstrak dan artikel.

    c. Database online semi tertutup, seperti

    http://garuda.kemdiknas.go.id/

    Garuda (Garba Rujukan Digital) adalah portal penemuan referensi ilmiah dan umum

    karya bangsa Indonesia, yang memungkinkan akses e-journal dan e-book domestik,

    tugas akhir mahasiswa, laporan penelitian, serta karya umum. Portal ini dikembangkan

    oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Dikti - Kemdiknas RI.

    Kontributor: ITB, IPB, BINUS, USU, UI, UNRI, UGM, UK Petra Surabaya, Unika

    Atma Jaya,UNAIR, UPI, UT, Univ. Brawijaya, ITS, Univ.Komputer, Bandung,

    UNDIP, Univ. Negri Malang,Univ. Muhammadiyah Malang, Univ. Udayana,

    UniversitasNegri Medan, Unika. Soegjapranata,Unika. Sanata Dharma, Univ. Al

    Azhar Indonesia, Univ. Muhammadiyah Surakarta

  • 8/18/2019 SCENARIO1.pdf

    31/42

  • 8/18/2019 SCENARIO1.pdf

    32/42

    D. Alasan diterapkannya Evidence Based Medicine dalam profesionalisme tenaga

    medis antara lain:

    1. Informasi yang didapatkan up to date

    2. Buktinya terpercaya dan dapat dipertanggungjawabkan.

    3. Temuan dan hipotesis yang diajukan pada waktu yang lalu secara

    cepatdigantikan dengan temuan baru yang segera menggugurkan teori yang

    adasebelumnya.

    E. Langkah-langkah

    Terdapat langkah-langkah yang terperinci dan jelas dalam penerapan EBM. Tabel

    di bawah ini memuat langkah-langkah melakukan EBM yang benar dilakukan oleh

    seorang dokter.Tabel 1. Langkah-langkah melakukan EBM1. Pasien Mulailah dari pasien, bisa berupa :

    Masalah klinis apa yang dimiliki pasien kita Pertanyaan yang dikemukakan oleh pasien kita

    sehubungan dengan perawatan penyakitnya2. Pertanyaan Masalah dari pasien seperti tersebut no 1 kemudian

    dibuat pertanyaan3. Sumber Mulailah melakukan pencarian sumber jurnal

    melalui internet untuk menjawab pertanyan

    tersebut4. Evaluasi Evaluasi apakah jurnal yang kita peroleh cukupvalid , penting dan bisa diaplikasikan

    5. Pasien Aplikasikan temuan berdasarkan bukti ilmiahtersebut ke pasien dengan mempertimbangkankepentingan atau kebutuhan pasien dankemampuan klinis dokter

    6. Evaluasi Evaluasi hasil perawatan pasien tersebut

    F. Manfaat

    i. Dengan mengacu pada konsep evidence based medicine, dokter tidak khawatir

    terhadap tuntutan malpraktek, karena telah menjalankan tugas profesinya sesuai

    kaidah etika ilmu kedokteran yang berbasis ilmiah, valid, dan reliabel. (Pandhita,

    2007)

  • 8/18/2019 SCENARIO1.pdf

    33/42

    ii. Memperbaharui informasi-informasi tradisional (misalnya yang terdapat

    dalam text-book ) sudah sangat tidak akurat pada saat ini. Bahkan beberapa justru

    sering keliru dan menyesatkan (misalnya informasi dari pabrik obat yang sudah

    tidak layak konsumsi karena suatu hal)

    iii. Menurut penelitian yang dilakukan di UGM, evidence based medicine

    meningkatkan kinerja mahasiswa dalam mencari dan mengidentifikasi literatur

    klinis terbaik untuk menyelesaikan masalah

    iv. EBM mutlak dilakukan oleh dokter karena dengan ia melakukan tindakan medis

    dengan berlandaskan bukti yang valid maka kualitas dan profesionalisme dokter

    tersebut meningkat, tentunya berimplikasi pada meningkatnya kesehatan

    masyarakat pada umumnya

    G. Kelebihan dan kekurangani. Kelebihan :

    1. Terapi dan diagnosis yang benar dapat memberi keuntungan untuk pasien

    2. Menerapkan system long life learning, sehingga pengetahuan seorang dokter

    dapat berkembang terus

    ii. Kekurangan :

    1. jika kita sudah melakukan evidence based medicine dan pengobatan yang kita

    tentukan sudah benar namun terdapat kendala dari pasien seperti dana pasien

    yang kurang merupakan suatu kebingungan kita jika memakai evidence based.

    2. Apabila terdapat orang yang merasa dengan bertambahnya pengalaman klinik

    seseorang maka kemampuan/ketrampilan untuk mendiagnosis dan menetapkan

    bentuk terapi ( clinical judgement ) juga meningkat. Namun pada saat yang

    bersamaan, kemampuan ilmiah (akibat terbatasnya informasi yang dapat

    diakses) serta kinerja klinik (akibat hanya mengandalkan pengalaman, yang

    sering tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah) menurun secara

    signifikan.

    H. Pengaplikasian

    i. Menggunakan keterpaduan antara (1) bukti-bukti ilmiah yang berasal dari studi

    yang terpercaya (best research evidence); dengan (2) keahlian klinis (clinical

  • 8/18/2019 SCENARIO1.pdf

    34/42

    expertise) dan (3) nilai-nilai yang ada pada masyarakat (patient values).(

    Sackett et al, 2001)

    ii. Langkah – langkah

    1. Question : menyusun pertanyaan klinis

    Struktur pertanyaan klinis :

    Diagnosis ( Perkiraan Penyakit )

    Treatment ( Pengobatan )

    Prevention ( Pencegahan )

    Prognosis ( Dugaan efek setelah pengobatan )

    Etiologi ( Penyebab ) (Pengantar EBM, Indah S. Widyahening, Universitas

    Indonesia)

    I. HambatanDalam melaksanakan EBM, tentunya ada hambatan-hambatan yang mungkin

    terjadi, diantaranya :

    1. Akses terhadap bukti ilmiah kurang

    2. Keterbatasan waktu dalam mencari bukti-bukti ilmiah

    3. Kurang paham akan metodologi dan bukti ilmiah

    4. Tidak adanya dukungan dari organisasi atau kolega-kolega

    N. Menguraikan pesan dan gangguan pesan

    A. Definisi Pesan Berdasarkan KBBI

    Pesan adalah perintah, nasihat, permintaan, atau amanat yg disampaikan lewat orang

    lain.

    Berdasarkan Buku Pengantar Ilmu Komunikasi

    Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan

    pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau

    media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat

    atau propaganda.

    Berdasarkan Cangara, 2006 : 23

  • 8/18/2019 SCENARIO1.pdf

    35/42

    Pesan pada dasarnya bersifat abstrak. Untuk membuatnya konkret agar dapat dikirim

    dan diterima oleh komunikan, manusia dengan akal budinya menciptakan sejumlah

    lambang komunikasi berupa suara, mimik, gerak – gerik, bahas lisan, dan bahasa

    tulisan

    Kesimpulan inti

    Pesan adalah setiap pemberitahuan, kata, atau komunikasi baik lisan maupun tertulis,

    yang dikirimkan dari satu orang ke orang lain. Pesan menjadi inti dari setiap proses

    komunikasi yang terjalin.

    B. Jenis-Jenis Pesan

    Secara umum, jenis pesan terbagi menjadi dua, yakni :

    1. Pesan verbalPesan verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya menggunakan kata-kata,

    dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan apa yang didengarnya.

    2. Pesan non-verbal.

    Pesan non-verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya tidak menggunakan

    kata-kata secara langsung, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan

    gerak-gerik, tingkah laku, mimik wajah, atau ekspresi muka pengirim pesan. Pada

    pesan non-verbal mengandalkan indera penglihatan sebagai penangkap stimuli

    yang timbul.

    C. Tujuh tahapan proses komunikasi, yaitu :

    1. Proses penginterpretasian pesan (interpreting) sebagai upaya mewujudkan motif

    komunikasi dalam diri komunikator,

    2. Proses penyandian (encoding), yaitu usaha mengubah pesan yang abstrak menjadi

    konkret, berupa proses pembentukan dan pemilihan lambang komunikasi yang sesuai

    dengan pesan yang ingin di sampaikan,

    3. Proses pengiriman (transmitting) pesan dalam bentuk lambang komunikasi ke

    komunikan dengan atau tanpa media,

    4. Proses saluran sebagai jalan penyampaian dari pengirim ke penerima

    5. Proses penerimaan (receving) lambang komunikasi pada diri komunikan,

  • 8/18/2019 SCENARIO1.pdf

    36/42

    6. Proses penguraian lambang komunikasi kembali pada pesannya (decoding) oleh

    komunikan,serta

    7. Proses penginterpretasian pesan (interpreting) sebagaimana dimaksud komunikator

    yang terjadi dalam diri komunikan.

    D. Gangguan Pesan

    Sesuai 7 tahapan proses komunikasi, maka didapatkan 7 titik gangguan pesan adalah :

    1. Interpreter

    2. Encoder

    3. Transmitter

    4. Saluran

    5. Receiver6. Decoder

    7. Interpreter

    Berdasarakan pemahaman atas tujuh titik gangguan komunikasi, ilmu komunikasi

    umumnnya mengelompokkan dua gangguan utama pesan, yaitu :

    1. Gangguan teknis

    Gangguan yang terjadi selama proses perjalanan pesan dari komunikator ke

    komunikannya, yakni mulai proses pengiriman (transmit) hingga proses penerimaan

    (receive). Artinya, gangguan terjadi pada saluran/media komunikasi.

    2. Gangguan semantic

    Gangguan yang disebabkan oleh adanya perbedaan makna yang dipahami oleh

    sumber dan penerima. Biasa terjadi pada istilah-istilah jargon atau rumit

    Sedangkan, faktor-faktor lain penghambat pesan dapat dikelompokkan ke dalam

    empat masalah utama, yaitu sebagai berikut :

    1. Masalah dalam mengembangkan pesan

    Masalah dalam mengembangkan suatu pesan dapat mencakup antara lain munculnya

    keragu-raguan tentang isi pesan, kurang terbiasa dengan situasi yang ada atau masih

    asing dengan audiens, adanya pertentangan emosional, atau kesulitan dalam

    mengekspresikan ide atau gagasan. Jika seseorang gagal dalam mengembangkan

  • 8/18/2019 SCENARIO1.pdf

    37/42

    pesan, maka proses komunikasi akan dimulai dengan sesuatu yang salah, yang pada

    akhirnya akan membawa kegagalan yang akan berkelanjutan atau terus menerus.

    2. Masalah dalam menyampaikan pesan

    Komunikasi dapat juga terganggu karena munculnya masalah dalam mendapatkan

    pesan dari pengirim ke penerima. Masalah dalam penyampaian pesan yang paling jelas

    adalah faktor fisik. Masalah lain yang muncul dalam penyampaian suatu pesan adalah

    bila dua buah pesan yang disampaikan mempunyai arti yang saling berlawanan atau

    bermaksud ganda.

    3. Masalah dalam menerima pesan

    Masalah yang muncul dalam penerimaan suatu pesan antara lain adanya persaingan

    antara penglihatan dengan suara, kursi yang tidak nyaman, lampu yang kurang terang

    dan kondisi lain yang dapat mengganggu konsentrasi penerima. Dalam beberapakasus, gangguan atau masalah penerimaan pesan dapat muncul berkaitan dengan

    kesehatan si penerima pesan. Barangkali gangguan yang paling umum terjadi adalah

    kurangnya konsentrasi selama melakukan komunikasi

    4. Masalah dalam Menafsirkan Pesan

    Masalah terbesar pada gangguan pesan komunikasi adalah pada mata rantai terakhir,

    di mana suatu pesan ditafsirkan oleh penerima pesan. Perbedaan latar belakang,

    perbedaan bahasa, dan pernyataan emosional, dapat menimbulkan munculnya

    kesalahpahaman antara pengirim dan penerima pesan. Kalau masing-masing tidak

    mampu memahami latar belakang budaya dengan baik, bisa terjadi banyak

    kesalahpahaman di antara mereka yang diakibatkan oleh kesalahan dalam menafsirkan

    pesan.

    (sastra.um.ac.id/wp-content/uploads/2012/01/5-Primardiana.docx)

    O. Menjelaskan Pola Perubahan Penyakit

    A. Definisi

    Perubahan pola pjurnaenyebaran penyakit dan faktor-faktor determinan yang

    mempengaruhi terjadinya penyakit sehingga dapat diketahui cara pencegahan dan

    pemberantasan penyakit.

  • 8/18/2019 SCENARIO1.pdf

    38/42

    Contoh : thypoid dahulu dapat perforasi pada orang dewasa sekarang juga bisa pada

    anak-anak.

    B. Pola yang berubah, meliputi :

    1. Bentuk penularan, sebagai contoh TBC pada seseorang yang menderita HIV

    2. Keparahan penyakit

    3. Attack rate suatu penyakit

    C. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah : Host (tuan rumah, pejamu) adalah manusia atau makhluk hidup lainnya, yang

    menjadi tempat terjadinya proses alamiah perkembangan penyakit.

    Agent adalah suatu unsur (organisma hidup atau kuman infektif) yang dapat

    menyebabkan terjadinya suatu penyakit. Pada penyakit tertentu dapat single kausa

    (infeksi) dan multi kausa (non infeksi). Environment (lingkungan) adalah semua faktor luar dari suatu individu. Dapat

    berupa lingkungan fisik (geologi, iklim, geografik), biologis (kepadatan

    penduduk, flora, fauna), sosial (migrasi/urbanisasi, lingkungan kerja, bencana

    alam,dll).

    P. Membedakan empati dan simpati

    Empati berbeda dengan simpati. Dimana dari sisi emosional, empati menunjukkan wujud ikut

    merasakan namun dengan diikuti tindakan nyata, sehingga dapat dikatakan bahwa empati

    merupakan emosi yang positif karena dapat direalisasikan. Sedangkan untuk tingkat perhatian,

    tidak ada perbedaan yang mendasar antara simpati dan empati. Karena perwujudan dari

    kepedulian tersebut dapat dipertanggungjawabkan, serta lebih bersifat obyektif karena bersifat

    universal, artinya tidak hanya pada sekelompok orang, maka sikap empati menunjukkan tingkat

    kepedulian yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan simpati. Pada sifat empati, bentuk

    tindakan yang diberikan juga dapat dirasakan dalam waktu yang relatif lama dan memberikan

    efek yang lebih banyak, berbeda dengan simpati yang hanya dapat dirasakan si penerima bantuan

    sebentar saja.

    Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dari tabel berikut :

    Pembanding Empati Simpati

  • 8/18/2019 SCENARIO1.pdf

    39/42

    Obyektifitas -

    Subyektifitas -

    Tingkat perhatian

    Tingkat kepedulian ++++ ++

    Emosi -

    Tindakan (jangka panjang) (jangka pendek)

    Contoh nyata sikap empati dan simpati :

    1. Empati : Ketika kita melihat pengemis di jalanan dan merasa iba kita berusaha

    memberi tindakan nyata yang mampu meringankan bebannya dalam jangka

    panjang. Misalnya membawanya ke panti asuhan atau tempat penampungan bagi

    rakyat miskin dan terlantar.

    2. Simpati : Ketika kita merasa kasihan terhadap pengemis maka yang kita lakukan

    hanyalah pertolongan jangka pendek seperti memberi uang.

    Menurut Supranto (2001), ada 5 level dalam penerapan empati, terutama dalam

    profesi dokter yakni dari level 0 sampai 5 seperti diuraikan berikut ini:

    Level 0 = Mengacuhkan pendapat pasien. Membuat pernyataan yang tidak

    menyetujui pendapat pasien seperti “ya, lebih baik operasi saja sekarang!”

    Level 1 = Dokter mengenali sudut pandang pasien sambil lalu. “Aha…”, tapi

    dokter mengerjakan hal lain: seperti menulis, menyiapkan alat – alat dan lain lain.

    Level 2 = Dokter mengenali sudut pandang pasien secara implisit (basa basi).

    Pasien berkata, “Pusing saya ini membuat sulit bekerja.” Lalu dokter menanggapi,

    “Ya…. Bagaimana bisnis anda saat ini?”

    Level 3 = Dokter menghargai pendapat pasien . Contoh dokter berkata, “Anda bilang anda stress, apa yang membuat anda stress akhir akhir ini? Apakah anda

    ingin menceritakannya lebih jauh?”

    Level 4 = Dokter menkonfirmasi pasien seperti,“Anda sepertinya sangat sibuk?

    Saya menge rti seberapa besar usaha anda untuk menyempatkan berolahraga.”

  • 8/18/2019 SCENARIO1.pdf

    40/42

    Level 5 = Dokter berbagi perasaan dan pengalaman dengan berkata, “Ya, saya

    mengerti hal ini dapat mengkhawatirkan kalian berdua. Beberapa pasien pernah

    mengalami aborsi spontan, kemudian saat kehamilan berikutnya mereka sangat

    sangat khawatir.”

    Q. Kriteria Jurnal yang Baik

    Kriteria jurnal yang baik versi DIKTI adalah sebagai berikut:

    a. Bahasa yang digunakan adalah bahasa PBB (Inggris, Perancis, Spanyol, Arab,

    Cina).Mayoritas jurnal internasional diterbitkan dalam bahasa Inggris. Untuk memperbesar

    peluang diterbitkannya manuskrip kita, aksen bahasa Inggris pada jurnal komunitas

    tertentu terkadang menentukan (contoh: American english atau British english ). Pastikankita benar-benar tahu ketentuan aksen yang disepakati oleh pengelola jurnal target sebelum

    kita mengirimkan manuskrip kita.

    b. Pengelolaan naskah sedemikian rupa sehingga naskah yang diterima cepat terbit (rapid

    review) dan ada keteraturan terbit

    c. Jurnal berkualitas (prestige), bisa dilihat dari daftar penelaah naskahnya dan Editorial

    Board -nya yaitu pakar di bidangnya dalam dan luar negeri.Jurnal yang baik adalah jurnal

    yang menyediakan layanan penilaian sejawat untuk semua manuskrip yang masuk di mejaeditor. Penilaian sejawat menjadi kata kunci untuk menentukan kelayakan sebuah jurnal

    ilmiah sebagai tempat diseminasi hasil penelitian. Di era internet ini, sangat banyak jurnal

    „palsu‟ yang meniadakan proses penilaian sejawat sekedar untuk mengeruk uang dari para

    peneliti melalui biaya publikasi yang tinggi.

    d. Dibaca oleh banyak orang di bidangnya, bisa dilihat dari distribusi/peredarannya

    (circulation).

    e. Menjadi acuan bagi banyak peneliti (citation). Citation Awareness menunjukkan kita

    peduli terhadap komunitas ilmiah yang menaungi jurnal tersebut . Dengan melakukan sitasi,

    kita menunjukkan kepada komunitas bahwa kita mengikuti perkembangan riset yang

    dipublikasikan pada jurnal tersebut. Memilih sitasi yang baik, tentu juga harus kita

    pertimbangkan. Biasanya, sebuah jurnal mensyaratkan umur paper referensi tidak lebih

  • 8/18/2019 SCENARIO1.pdf

    41/42

    dari 2 tahun. Misal, kita ingin memasukkan paper tahun 2014. Referensi yang kita

    masukkan sebaiknya berasal dari paper yang terbit tahun 2012 atau 2013.

    f. Tercantum dalam Current Content dan sejenisnya (di PDII ada juga majalah abstrak yang

    disebut Fokus, tapi berbahasa Indonesia).

    g. Artikel yang dimuat berkualitas, bisa dilihat dari kemutakhiran topik dan daftar acuannya.

    h. Penyumbang artikel/naskah berasal dari banyak negara

    i. Penelaah berasal dari banyak negara yang terkemuka di bidangnya.

    j. Menawarkan off-prints/reprints .

    k. Terbit teratur sesuai dengan jadwal yang ditentukan.

    l. Penerbitan jurnal tidak terkendala oleh dana.

    m. Bukan jurnal Jurusan, Fakultas, Universitas atau Lembaga yang mencerminkan derajat

    kelokalan. Seyogyanya diterbitkan oleh himpunan profesi.n. Memberi kesempatan penulis artikel membaca contoh cetak

    o. Artikel yang dominan (kalau bisa > 80%), berupa artikel orisinil (hasil penelitian), bukan

    sekadar review atau ulasan.

    p. Kadar sumber acuan primer >80%, derajat kemutakhiran acuan >80%.

    q. Tersedia Indeks di setiap volume.Aspek peng-indeks-an menentukan jangkau jurnal kita.

    Untuk memastikan bahwa kita menerbitkan paper di ruang lingkup pembaca yang luas,

    setidaknya pastikan bahwa jurnal target ter-indeks di Scopus atau ScimagoJR.

    r. Ketersediaan naskah tidak menjadi masalah. Angka penolakan 60%

    s. Mempertimbangkan Impact Factor. Impact factor (IF) adalah salah satu ukuran yang

    menunjukkan rerata sitasi ke artikel-artikel yang dipublikasikan oleh sebuah jurnal ilmiah

    dalam rentang waktu tertentu (misalnya: IF dalam waktu 2 tahun, atau IF dalam waktu 5

    tahun). IF sering menjadi tolok ukur peneliti untuk memilih jurnal target dengan

    mempertimbangkan kemungkinan tersitasi-nya artikel. Semakin tinggi IF, peluang sitasi ke

    sebuah artikel terpublikasi di jurnal target semakin besar.

    t. Terdapat definisi operasional. Definisi Operasional adalah penarikan batasan yang lebih

    menjelaskan ciri-ciri spesifik yang lebih substantive dari suatu konsep. Tujuannya: agar

    peneliti dapat mencapai suatu alat ukur yang yang sesuai dengan hakikat variabel yang

    sudah di definisikan konsepnya, maka peneliti harus memasukkan proses atau

  • 8/18/2019 SCENARIO1.pdf

    42/42