SCALING DAN ROOT PLANING Prinsip Scaling dan Root Planing Scaling adalah suatu proses dimana plak dan kalkulus dibuang dari permukaan supragingiva dan subgingiva gigi. Peralatan yang biasa dipakai adalah hands instruments scaler atau manual scaler dan ultrasonic scaler.. Root planing adalah proses dimana sisa kalkulus yang berada di sementum dikeluarkan dari akar untuk menghasilkan permukaan gigi yang halus, keras, dan bersih. Tujuan 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
SCALING DAN ROOT PLANING
Prinsip Scaling dan Root Planing
Scaling adalah suatu proses dimana plak dan kalkulus dibuang dari permukaan supragingiva
dan subgingiva gigi. Peralatan yang biasa dipakai adalah hands instruments scaler atau manual scaler
dan ultrasonic scaler.. Root planing adalah proses dimana sisa kalkulus yang berada di sementum
dikeluarkan dari akar untuk menghasilkan permukaan gigi yang halus, keras, dan bersih. Tujuan
utama dari scaling dan root planing untuk memulihkan kesehatan gusi secara menyeluruh untuk
menghapus elemen yang dapat menyebabkan inflamasi gusi dari permukaan gigi. Instrumentasi
telah terbukti secara dramatis mengurangi jumlah mikroorganisme subgingiva dan menghasilkan
pergeseran dalam komposisi plak subgingiva dari tingginya jumlah gram negatif anaerob satu
1
didominasi oleh bakteri gram positif fakultatif yang kompatibel dengan kesehatan. Setelah dilakukan
scaling dan root planing secara menyeluruh, terjadi pengurangan spitochetes, batang motil, dan
pathogen putative seperti Actinobacillus actinomycetemcomitans, Porphyromonas gingivalis, and
Prevotella intermedia dan terjadi perubahan dalam mikrobiota yang disertai dengan berkurangnya
atau hilangnya peradangan klinis.
Permukaan akar yang terkena plak dan kalkulus menimbulkan masalah yang berbeda.
Deposit kalkulus pada permukaan akar sering tertanam dalam sementum irregular. Ketika dentin
terkena , bakteri pada plak dapat menyerang tubulus dentin. Oleh karena itu perawatan skeling saja
tidak cukup sehingga root planning dilakukan dimana bagian dari permukaan akar tersebut dibuang
untuk menghilangkan plak dan kalkulus yang menempel.
Scaling dan root planning bukan merupakan suatu prosedur yang terpisah. Semua prinsip-
prinsip scaling sama untuk root planing. Scaling dan root planing termasuk dalam perawatan
periodontal fase pertama. Sebelum dilakukan scaling,dokter gigi akan melakukan anamnesis
pemeriksaan gigi. Dokter gigi akan memeriksa keadaan pasien secara ekstra dan intra oral. Secara
ekstra oral akan dilakukan anamnesis atau wawancara dan dilihat apakah ada pembengkakan kelenjar
limfe di bagian kepala dan leher sebagai tanda adanya penyebaran infeksi, lalu pemeriksaan intra
oral untuk melihat keadaan dalam mulut pasien.
Setelah dilakukan analisis secara cermat, jumlah kunjungan yang diperlukan harus
diperkirakan. Pasien dengan jumlah kalkulus yang sedikit dengan keadaan jaringan di sekitar gigi
relative sehat dapat dirawat dalam satu kali kunjungan. Dokter gigi harus memperkirakan jumlah
kunjungan yang diperlukan berdasarkan jumlah gigi dalam mulut pasien, tingkat keparahan
inflamasi, jumlah dan lokasi kalkulus, kedalaman dan aktivitas poket, adanya invasi furkasi, dan
kebutuhan untuk anastesi lokal.
2
Detection skills
Penglihatan yang baik dan teknik perabaan sangat dibutuhkan untuk penilaian awal tingkat
dan sifat dari kalkulus dan iregulitas akar sebelum melakukan scaling dan root planing. Evaluasi
yang valid dari hasil instrumentasi tergantung pada kemampuan mendeteksi ini.
Pemeriksaan visual untuk kalkulus supragingival dan subgingival tepat dibawah gingival
margin tidak begitu sulit dibawah pencahayaan yang bagus dan area yang bersih. Deposit ringan dari
kalkulus supragingival seringkali sulit dilihat ketika basah terkena saliva. Semburan udara digunakan
untuk mengeringkan kalkulus supragingival sampai terlihat berwarna putih pucat dan mudah terlihat.
Udara juga bisa diarahkan kedalam pocket dalam aliran yang stabil untuk membelokkan marginal
gingiva jauh dari gigi sehingga deposit subgingival yang dekat ke permukaan dapat terlihat.
Eksplorasi dengan perabaan dari permukaan gigi pada area subgingival di kedalaman pocket,
furkasi dan developmental depresion lebih sulit dilakukan dibandingkan dengan pemeriksaan visual
pada area supragingival dan membutuhkan keterampilan dalam penggunaan eksplorasi fine-pointed
dan probe. Eksplorasi dan probe dilakukan dengan cara pemegangan alat yang ringan namun stabil.
Ini memberikan perabaan sensivitas yang maksimal untuk mendeteksi kalkulus subgingival dan
iregulitas lainnya. Bantalan dari ibu jari dan jari-jari lain, terutama jari tengah, harus bisa merasakan
sedikit getaran melalui gagang instrumen dan menanganinya sebagai iregulitas dari permukaan gigi
yang ditemui.
Setelah posisi istirahat jari stabil, ujung dari instrumen dimasukkan secara subgingival hingga
kedasar dari pocket. Eksplorasi ringan dilakukan secara vertikal pada permukaan akar. Ketika
kalkulus ditemukan, ujung dari instrumen harus dimajukan secara apikal dari kalkulus sampai batas
dari kalkulus pada akar dirasakan. Jarak antara apikal edge dengan dasar dari pocket biasanya
berkisar antara 1.0 hingga 2.0 mm. Ujung dari instrumen disesuaikan mendekati gigi untuk
memastikan sudut terbaik dari perabaan yang sensitif dan menghindari trauma. Ketika permukaan
proksimal di eksplor, instrumen harus diperpanjang setidaknya setengah jalan diseluruh permukaan
3
melewati kontak area untuk memastikan deteksi komplit dari kalkulus interproksimal. Ketika
ekplorasi menggunakan sudut garis, kecembungan, dan kecekungan, pemegangan instrumen harus
diputar sedikit diantara ibu jari dan jari lain untuk menjaga ujung instrumen tetap beradaptasi pada
perubahan kontur gigi.
Meskipun teknik eksplorasi dan sensivitas perabaan sangat penting, menafsirkan berbagai tingkat
dari kekasaran permukaan gigi karena kalkulus dan membuat penilaian klinis berdasarkan
interpretasi juga membutuhkan keahlian yang lebih. Pelajar pemula biasanya menemui kesulitan
untuk membedakan kalkulus yang tipis dengan sementum yang berubah. Pendeteksian harus dimulai
dengan pengenalan tepian, benjolan, taji dari kalkulus, lalu spikula yang lebih kecil, kekasaran
kalkulus yang sedikit, dan benjolan benjolan kecil yang sedikit yang terasa seperti lapisan lengket
atau film yang melapisi permukaan gigi. Margin yang menggantung atau yang mengalami defisiensi
dari dental restorasi, karies, dekalsifikasi, dan kekasaran permukaan akar akibat instrumentasi
sebelumnya biasanya ditemukan pada saat ekspolasi. Iragulasi ini dan yang lainnya harus dikenali
dan dibedakan dengan kalkulus subgingival. Karena ini membutuhkan banyak pengalaman dan
tingkat sensivitas perabaan yang tinggi, banyak dokter setuju bahwa pengembangan keterampilan
mendeteksi sama pentingnya dengan penguasaan teknik scaling dan root planing.
Teknik Scaling Supragingiva
Secara umum kalkulus yang terletak pada supragingiva lebih lunak dan lebih mudah
dibersihkan dibanding kalkulus subgingiva. Pada teknik scaling supragingiva, instrumentasi
dilakukan pada daerah mahkota dan tidak dibatasi oleh jaringan sekitarnya, sehingga adaptasi dan
angulasi lebih mudah. Teknik scaling supragingiva juga memungkinkan adanya visibilitas langsung
dan pergerakan yang lebih bebas dibanding teknik subgingival.
Kalkulus supragingiva biasanya dihilangkan dengan menggunakan sickle, kuret, dan
instrumen ultrasonic dan sonic. Hoe dan chisel jarang digunakan. Pada teknik scaling supragingiva,
4
sickle atau kuret dipegang dengan cara modified pen grasp dan dilakukan firm finger rest pada gigi
yang berada di area yang berlawanan dengan area kerja. Angulasi blade dengan permukaan gigi
sedikit lebih kecil dari 90°. Cutting edge harus berada pada margin apikal kalkulus, dan ditarik ke
arah koronal secara vertikal atau obliq dengan tarikan yang pendek, kuat, dan overlapping. Berhati-
hatilah dalam penggunaan sickle karena ujungnya yang tajam dapat merusak jaringan sekitar,
sehingga adaptasi dengan permukaan gigi harus baik.
Jika bulky blade dapat diinsersikan ke dalam jaringan sekitar maka sickle dapat digunakan
untuk membersihkan kalkulus di bawah margin gingival. Jika tindakan ini dilakukan, biasanya
diikuti dengan final scaling dan root planing dengan menggunakan kuret.
Teknik Scaling Subgingival dan Root Planing
Teknik scaling subgingiva dan root planing jauh lebih kompleks dan sulit dilakukan dibanding
scaling supragingival karena beberapa alasan berikut.
- Kalkulus subgingiva berkonsistensi lebih keras dibanding kalkulus supragingiva.
- Kalkulus serta deposit lainnya terperangkap di bagian lebih dalam dan sulit terjangkau,
apalagi pada akar gigi dengan morfologi yang irreguler.
- Dinding poket yang terbatas, namun kalkulus yang lebih dalam masih ada.
- Lapang pandang operator minimal akibat perdarahan saat instrumentasi.
Oleh karena kesulitan-kesulitan tersebut, maka operator harus memperhatikan instrumentasi
yang tepat, baik pemilihan alat, posisi dan cara memegang instrumen, serta keterampilan operator.
Sickle , hoe, file dan alat ultrasonik digunakan untuk scaling subgingiva tapi tidak diajnjurkan untuk
root planing. Meskipun beberapa jenis file dapat menghancurkan deposit yang keras tetapi file, hoe,
dan alat ultrasonik yang besar sulit diinsersikan ke dalam poket yang dalam. Hoe dan file tidak bisa
digunakan untuk mendapatkan permukaan yang halus seperti kuret, kuret sangat baik digfunakan
untuk menghilangkan sementum subgingiva. Scaling subgingiva dan root planing dilakukan baik
5
dengan kuret universal; maupun dengan kuret gracey. Cutting edge diadaptasikan dengan ringan
pada gigi diman shank bagian bawah dibuat sejajar dengan permukaan gigi . Shank bagian bawah
digerakkan menghadap kegigi sehingga dengan demikian bagian depan dari blade berada dekat
dengan permukaan gigi. Blade instrument kemudian diinsersikan di bawah gingival sampai dasar
poket dengan gerakan eksplorasi ringan. Bila cutting edge telah mencapai dasar poket, angulasi 45o
dan 90o harus dipertahankan dan kalkulus dihilangkan dengan gerakan yang terkontrol, berulang,
gerak pendek, dan pergelangan tangan yang cukup bertenaga.
Ketika stroke scaling digunakan untuk menghilangkan kalkulus, kekuatan bisa
dimaksimalkan dengan memusatkan tekanan lateral ke sepertiga bagian bawah pisau (lihat Gambar.
42-19). Dibagian ini, beberapa milimeter dari terminal pisau, diposisikan sedikit apikal ke tepi
lateral kalkulus, dan stroke vertikal atau miring digunakan untuk membagi kalkulus dari permukaan
gigi. Tanpa menarik instrumen dari saku, pisau maju ke lateral untuk mengenai bagian berikutnya
dari kalkulus yang tersisa. Stroke vertikal atau miring lainnya dibuat, sedikit tumpang tindih dengan
stroke sebelumnya. Proses ini diulang sampai kalkulus hilang.
Tekanan lebih ke lateral diperlukan untuk menghilangkan seluruh kalkulus di satu stroke.
Meskipun beberapa dokter mungkin bisa menghilangkan seluruh kalkulus dalam hal ini
cara, kekuatan yang lebih tepat diperlukan untuk mengurangi sensitivitas taktil mengurangi jaringan
trauma. Sebuah stroke tunggal biasanya tidak cukup untuk menghapus kalkulus seluruhnya. stroke
dibuat dengan ujung enderung mengambil deposit bagian bawah lapis demi lapis. Ketika serangkaian
ini diulang, kalkulus dapat dikurangi menjadi lembaran tipis, halus, mengkilat yang sulit untuk
membedakan dari permukaan akar di sekitarnya.
Sebuah kesalahan umum dalam instrumenting pada permukaan proksimal adalah gagal untuk
mencapai wilayah midproximal apikal kekontak. Daerah ini relatif tidak dapat diakses, dan
membutuhkan tehnik keterampilan lebih dari instrumentasi bukal atau permukaan lingual. Hal ini
sangat penting untuk memperluas stroke di seluruh permukaan proksimal sehingga tidak ada
6
kalkulus di daerah interproksimal. Dengan kuret yang baik, hal ini dapat dicapai dengan menjaga
batang bawah kuret tetap paralel dengan sumbu panjang gigi (Gambar 47-3). Dengan paralel tangkai
yang lebih rendah dengan sumbu panjang gigi, pisau dari kuret akan mencapai dasar saku dan
melampaui garis tengah di permukaan proksimal.
Hubungan antara letak jari dan daerah kerja penting untuk dua alasan. Pertama, sisa jari atau
titik tumpu harus diposisikan untuk memungkinkan tangkai yang lebih rendah dari instrumen yang
akan paralel atau hampir sejajar dengan permukaan gigi yang sedang dirawat. Paralelisme
merupakan persyaratan mendasar untuk optimalisasi kerja angulation. Kedua, sisa jari harus
diposisikan untuk memungkinkan operator menggunakan gerak pergelangan tangan-lengan. Pada
rahang atas posterior, persyaratan ini dapat dipenuhi hanya dengan menggunakan tumpuan ekstraoral
atau sebaliknya-arch. Ketika jari terletak intraoral digunakan di daerah lain mulut, sisa jari harus
cukup dekat dengan daerah kerja untuk memenuhi dua persyaratan.
Sebagai instrumentasi gigi selanjutnya, posisi tubuh operator dan lokasi dari sisa jari harus
sering disesuaikan atau diubah untuk memungkinkan paralelisme dan gerak pergelangan tangan.
Untuk cara lain yang mungkin dan dapat diterima jika cara tersebut memberikan efisiensi yang sama
dan kenyamanan. Berikut pendekatan dapat digunakan: