Analisis Minat Masyarakat Menyimpan Uang Pada Suatu Bank (Studi Kasus Pada Bank Riau Kepri di Kota Pekanbaru) PENDAHULUAN Pada hakikatnya manusia selalu memiliki kebutuhan yang beragam. Uang mengambil peran sebagai alat tukar dalam kehidupan karena memiliki nilai dan dijamin oleh undang-undang. Dalam dunia bisnis, uang berperan penting untuk kelangsungan perusahaan dan lalu lintas pembayaran. Kenyataannya, masalah pokok yang sering dijumpai oleh setiap individu dan dunia bisnis tidak lepas dari kebutuhan dana untuk membiayai segala usaha dan kebutuhannya. Oleh sebab itulah dibentuknya suatu lembaga keuangan bank yang memfokuskan kegiatannya dalam menghimpun dana, menyalurkan dana atau sebagai perantara antara pihak pemakai dengan pemilik dana. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.” Bank menghimpun dana dari masyarakat dengan cara membeli dari masyarakat melalui strategi produk-produk bank 1
36
Embed
Sawir, Agnes. 2003. - Contoh Makalah - Contoh susunan ... · Web view2020/10/12 · Menurut laporan kajian ekonomi regional oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau “Pada
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Analisis Minat Masyarakat Menyimpan Uang Pada Suatu Bank
(Studi Kasus Pada Bank Riau Kepri di Kota Pekanbaru)
PENDAHULUAN
Pada hakikatnya manusia selalu memiliki kebutuhan yang beragam.
Uang mengambil peran sebagai alat tukar dalam kehidupan karena memiliki nilai
dan dijamin oleh undang-undang. Dalam dunia bisnis, uang berperan penting
untuk kelangsungan perusahaan dan lalu lintas pembayaran. Kenyataannya,
masalah pokok yang sering dijumpai oleh setiap individu dan dunia bisnis tidak
lepas dari kebutuhan dana untuk membiayai segala usaha dan kebutuhannya. Oleh
sebab itulah dibentuknya suatu lembaga keuangan bank yang memfokuskan
kegiatannya dalam menghimpun dana, menyalurkan dana atau sebagai perantara
antara pihak pemakai dengan pemilik dana.
Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10
November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah “badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.” Bank
menghimpun dana dari masyarakat dengan cara membeli dari masyarakat melalui
strategi produk-produk bank yang menjadi bentuk simpanan. Jenis simpanan yang
ditawarkan pihak bank antara lain giro, tabungan, sertifikat deposito, dan deposito
berjangka.
Dewasa ini, lembaga keuangan seperti bank tumbuh menjamur terutama
di kota Pekanbaru Provinsi Riau. Menurut data, Provinsi Riau yang luasnya
adalah 111.228,65 km2 (luas sesudah pemekaran Propinsi Kepulauan Riau yang
terdiri dari pulau-pulau dan lautan) dan luas wilayah Provinsi Kepulauan Riau
mencapai 251.810,7 km2) merupakan daerah yang berpotensi besar dengan posisi
strategis yang memberikan keunggulan komperatif dan kompetitif dalam menarik
minat untuk melakukan investasi. Karena selain letaknya berbatasan langsung
dengan negara Singapura dan Malaysia yang berada di titik silang arus
perdagangan internasional, Provinsi Riau yang semakin membaik dalam stabilitas
regional sehingga pertumbuhan Provinsi ini terus mengalami peningkatan yang
1
memacu untuk lebih maju yang disejalankan dengan prioritas pembangunan
daerah dan kebutuhan masyarakat, sarana dan prasarana pendukung
perkembangan ekonomi rakyat terus dibangun dan dipelihara, sehingga
tumbuhlah bank yang menyebar di setiap daerah di Provinsi Riau.
Menurut laporan kajian ekonomi regional oleh Kantor Perwakilan Bank
Indonesia Provinsi Riau “Pada triwulan laporan, jaringan kantor bank di Riau
meningkat 10 kantor sehingga totalnya menjadi 634 kantor. Peningkatan
utamanya terjadi pada kantor cabang dan kantor cabang pembantu”. Dari laporan
tersebut terlihat jelas bahwa banyak bank di Riau yang tumbuh dan berkembang
sehingga persaingan dunia perbankan semakin ketat.
Salah satu dari sekian banyak bank di Riau yaitu Bank Riau Kepri
(BRK), didirikan sesuai dengan:
Undang-Undang No. 13 tahun 1962 tentang Bank Pembangunan Daerah. Terhitung tanggal 01 April 1966 secara resmi kegiatan Bank Pembangunan Daerah Riau dimulai dengan status sebagai Bank Milik Pemerintah Daerah Riau. Sesuai keputusan RUPSLB tanggal 26 April 2010, telah dilakukan perubahan nama PT. Bank Pembangunan Daerah Riau menjadi PT. Bank Pembangunan Daerah Riau Kepri yang disingkat PT. Bank Riau Kepri setelah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM RI melalui keputusan No.AHU-36484.AH.01.02 Tahun 2010 tanggal 22 Juli 2010 dan Surat Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum Direktur Perdata No.AHU.2-AH.01.01-6849 tanggal 25 Agustus 2010, serta persetujuan dari Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.12/59/KEP.GBI/2010 tanggal 23 September 2010. (Annual Report Bank Riau Kepri, 2013)
Dalam pidato Wan Marwan selaku Direktur Operasional Bank Riau
Kepri dalam kegiatan upacara HUT Bank Riau Kepri, mengatakan "Tanggal 1
April, menjadi hari bersejarah bagi seluruh insan di Bank Riau Kepri. Hari ini
tepat 48 tahun yang lalu, Bank Riau Kepri didirikan dengan tujuan mendorong
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi masyarakat Riau dan Kepri" (Yusni,
2014).
Dalam rangka kontribusi para pemegang saham terhadap daerah yang
diwujudkan dalam visi Bank Riau Kepri yaitu “Sebagai perusahaan perbankan
yang mampu berkembang dan terkemuka di daerah, memiliki manajemen yang
2
profesional dan mendorong pertumbuhan perekonomian daerah sehingga dapat
memberdayakan perekonomian rakyat”. Dari ungkapan Wan Marwan dalam
pidatonya dan visi Bank Riau Kepri sendiri, tujuan Bank Riau Kepri adalah
sebagai bank pembangunan daerah. Dikarenakan Bank Riau Kepri memiliki
tujuan tersebut, seharusnya masyarakat sangat berminat untuk membantu
pembangunan dan melakukan simpanan di bank tersebut sehingga dana tetap
lancar.
Perkembangan dan pencapaian Bank Riau Kepri ini sangat
menggembirakan karena aset Bank Riau Kepri hampir mencapai Rp 20 triliun
rupiah pada tahun 2013. “Tahun 2012 membukukan laba bersih sekitar Rp318
miliar dan mengalami peningkatan menjadi sekitar Rp423 miliar. Dari sisi
pelayanan terlihat jangkauan layanan yang semakin luas dan produk perbankan
yang semakin terdiversifikasi” (Viator, 2012). Namun disisi lain menyatakan
bahwa; 1) kontribusi deposan Bank Riau Kepri mengalami penurunan tajam dana
giro dan deposito berjangka di Bank Riau Kepri pada periode 2012-2013, dari
Rp11,5 triliun menjadi Rp8,7 triliun; 2) sumber deposan mayoritas berasal dari
sumber dana pemerintah daerah.
Sehubungan dengan kondisi tersebut menurut Viator Butar-butar Wakil
ketua Umum Kadin Riau, ada beberapa hal yang mungkin terjadi, yaitu:
Pertama, BRK akan selalu berada pada posisi inferior menghadapi para kepala daerah dan suka tidak suka harus melakukan semua cara untuk ”memelihara hubungan” agar jangan sampai pemda dimaksud memindahkan dana mereka dari BRK. Kedua, dengan semakin ketatnya pengawasan dan meningkatnya standar pengelolaan APBD, sangat mungkin terjadi bahwa jumlah dana dan masa pengendapan dana pemda di BRK akan semakin menurun.
Merujuk pada kemungkinan di atas, Viator mengungkapkan bahwa
pemindahan besar-besaran dana oleh deposan inti akan berakibat fatal. Di sisi
lain, kegiatan ”memelihara hubungan” yang harus dilakukan Bank Riau Kepri ini
sangat potensial menjadi persoalan hukum. Kalau transaksi APBD hanya dalam
bentuk pemindah-bukuan antar rekening di Bank Riau Kepri, persoalan likuiditas
3
tidak akan terlalu terpengaruh. Namun, apabila sumber deposan yang berasal dari
pemerintah daerah ditarik, maka Bank Riau Kepri akan mengalami masalah
likuiditas.
Melihat fakta yang diungkapkan oleh Viator, maka peneliti sangat
tertarik untuk melakukan penelitian tentang simpanan di Bank Riau Kepri.
Sehubungan hal itu, peneliti ingin mengkaji secara sederhana suatu kajian
makalah dengan judul “Analisis Minat Masyarakat di Bank Riau Kepri”.
Dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan dengan
pertanyaan sebagai berikut: 1) Bagaimana proporsi simpanan di Bank Riau
Perhitungan diatas menunjukkan bahwa kemampuan bank dalam
membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah menanamkan
dananya semakin baik, yaitu peningkatan dari tahun 2012 ke tahun 2013 sebesar
22,24% yang artinya semakin likuid. Ini sesuai dengan pernyataan Agnes (2003)
bahwa semakin tinggi Banking Ratio semakin tinggi tingkat likuiditasnya.
c. Loan to Assets ratio, untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi
permintaan para debitor dengan aset bank yang tersedia.
11
Loan ¿ Assets ratio= Total LoanTotal Assets
Loan ¿ Assets ratio2012= 9.848 .09419.841.497
=0,496338255
=49,63%
Loan ¿ Assets ratio2013=11.537 .98819.459 .918
=0,592910412
=59,29%
Berdasarkan perhitungan Loan to Assets Ratio dari tahun 2012 ke tahun
2013 menunjukkan bahwa kemampuan bank dalam memenuhi permintaan para
debiturnya semakin kurang baik yang artinya kurang likuid. Ini senada dengan
pernyataan Agnes (2003) bahwa semakin tinggi rasio Loan to Assets, semakin
rendah tingkat likuiditasnya.
d. Cash Ratio, untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar
kewajibannya yang sudah jatuh tempo dengan cash assets yang dimilikinya.
Cas h Ratio= Cash AssetsPinjaman yang Harus Segera Dibayar
Pinjaman yang Harus Segera Dibayar, terdiri dari: giro, tabungan,
deposito berjangka, kewajiban lainnya.
Cas h Ratio2012= 564.847+3.050 .7048.391 .120+3.397 .265+3.104 .010+825.512
Cas h Ratio2012= 3.615.55115.717 .907
¿¿
= 0,230027509
12
=23,00 %
Cas h Ratio2013= 573.070+1.214 .0217.090 .839+4.200.013+1.764 .981+1.344 .780
Cas h Ratio2013= 1.787 .09110.204 .800
¿¿
= 0,175122589
=17,51%
Berdasarkan perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa pada tahun
2013 kemampuan Bank Riau Kepri dalam membayar kewajibannya yang sudah
jatuh tempo dengan cash assets mengalami penurunan sebesar 5,49% dari tahun
sebelumnya. Hal ini berarti semakin kurang likuid sesuai dengan pernyataan
Agnes (2003) bahwa semakin tinggi Cash Ratio, semakin tinggi likuiditasnya.
Secara ringkas mengenai kondisi kesehatan dan likuiditas Bank Riau
Kepri tahun 2012 dan 2013 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2. Kondisi Kesehatan dan Likuiditas Bank Riau Kepri Tahun 2012 dan
2013
Jenis Rasio Keterangan
Loan to deposit ratio (LDR) Sehat
Banking Ratio Likuid
Loan to Assets Ratio Kurang Likuid
Cash Ratio Kurang Likuid
Berdasarkan tabel hasil analisis tingkat likuiditas di atas dapat diketahui
kondisi keuangan dalam keadaan sehat, namun untuk memenuhi permintaan para
debitor dengan aset bank yang tersedia dan membayar kewajibannya yang sudah
jatuh tempo dengan cash assets yang dimilikinya masih dalam kondisi kurang
likuid. Bagi nasabah yang membutuhkan dana besar, tingkat likuiditas bank
13
sangat diperhatikan. Namun, bagi masyarakat biasa tingkat likuiditas tidak
diperhatikan sehingga likuid atau tidaknya suatu bank tidak mempengaruhi minat
masyarakat. Karena masyarakat biasa menyimpan uang hanya dalam jumlah dana
yang kecil yang memungkinkan pengembalian oleh bank dapat dilakukan.
3. Proporsi Minat Masyarakat Menyimpan Uang Pada Suatu Bank
Minat mengarahkan kepada perhatian, rasa tertarik, keinginan, dan
motif masyarakat dalam melakukan sesuatu, termasuk dalam hal menyimpan uang
pada suatu bank. Proporsi minat yang akan dijelaskan terbagi menjadi: a) Proporsi
minat masyarakat berdasarkan jenis simpanan, b) Proporsi minat masyarakat
berdasarkan tempat menyimpan.
a. Proporsi minat masyarakat berdasarkan jenis simpanan
Untuk mengetahui proporsi minat masyarakat berdasarkan jenis
simpanan uang di bank dapat dilihat pada diagram lingkaran di bawah ini.
Sumber: Data Primer (Hasil olahan wawancara terhadap responden)
Gambar 2. Diagram Proporsi Peminatan Masyarakat Pada Jenis Simpanan
Uang di Bank.
14
22%
78%
Diagram Proporsi Peminatan Masyarakat Pada Jenis Simpanan Uang di Bank
Deposito
Tabungan
Giro
Berdasarkan diagram lingkaran di atas dapat diketahui bahwa minat
masyarakat pada jenis simpanan uang di bank yang paling besar yaitu tabungan
dengan persentase 78%, sedangkan deposito dan giro masing-masing hanya
sebesar 22% dan 0%.
b. Proporsi minat masyarakat berdasarkan tempat menyimpan
Untuk mengetahui proporsi minat masyarakat berdasarkan tempat
menyimpan uang di bank dapat dilihat pada diagram batang di bawah ini.
Sumber: Data Primer (Hasil olahan wawancara terhadap responden)
Gambar 3. Diagram Proporsi Peminatan Masyarakat Dalam Menyimpan Uang
Pada Suatu Bank.
Berdasarkan diagram batang di atas, minat masyarakat dalam
menyimpan uang dalam bentuk tabungan dan deposito paling banyak adalah di
Bank BNI dengan masing-masing persentase 34% dari 50 responden dan 43%
15
BNI BCA Mandiri Bank Riau Kepri Lain-lain Total
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
6
2 31 2
14
17
7 10
610
50
0
Diagram Proporsi Peminatan Masyarakat Dalam Menyimpan Uang Pada Suatu Bank
DepositoTabunganGiro
dari jumlah responden yang merupakan deposan . Sedangkan minat masyarakat
dalam menyimpan uang dalam bentuk tabungan dan deposito paling sendikit
adalah di Bank Riau Kepri dengan masing-masing persentase 12% dari 50
responden dan 7% dari jumlah responden yang merupakan deposan. Disamping
itu, masyarakat juga minat menyimpan dalam bentuk tabungan dan deposito di
Bank BCA , Bank Mandiri, dan bank lain-lainnya yang juga lebih diminati
dibanding Bank Riau Kepri dengan persentase masing-masing 14% dari 50
responden dan 14% dari jumlah responden yang merupakan deposan , 20% dari
50 responden dan 21% dari jumlah responden yang merupakan deposan, 20%
dari 50 responden dan 14% dari jumlah responden yang merupakan deposan.
4. Alasan Masyarakat Menyimpan Uang Pada Suatu Bank
Dari hasil wawancara dapat diketahui alasan masyarakat memilih bank
bersangkutan untuk menyimpan uang yang diringkas ke dalam tabel 3 dibawah
ini.
Tabel 3. Alasan Menyimpan Pada Suatu Bank
Nama Bank Alasan BNI Bunga kompetitif dan hadiah menarik Kantor cabang dan ATM tersebar luas Kerja sama dengan lembaga tempat bekerja Keamanan BCA Banknya besar (Keamanan dalam pengembalian simpanan) Mudah di temukan kantor cabang dan ATM BCA di luar negeri Pelayanan dan kepercayaanMandiri Kerja sama dengan lembaga tempat bekerja Kerja sama dengan lembaga bisnis Pelayanan dan kepercayaan Kantor cabang dan ATM tersebar luasBank Riau Kepri Domisili riau (ikut membangun daerah) Punya PinjamanLain-lain Kantor cabang dan ATM tersebar luas Banknya besar (Keamanan dalam pengembalian simpanan) Bunganya tinggi Bank nasional Banyak kantor cabang Pelayanan dan kepercayaan
16
Sumber: Data Primer (Hasil wawancara)
Berdasarkan tabel di atas ternyata alasan masyarakat menyimpan uang
pada Bank BNI yaitu bank tersebut memiliki bunga bank yang kompetitif dengan
hadiah menarik, memiliki kantor cabang yang banyak dan ATM bank BNI yang
tersebar luas, kemudian Bank BNI memiliki kerja sama terhadap lembaga tempat
bekerja serta alasan keamanan pengembalia simpanan. Sedangkan pada bank lain
seperti Bank BCA, Bank Mandiri, dan Bank lain-lain juga memberikan alasan
yang hampir sama yaitu terutama dengan alasan keamanan, dan kantor cabang
yang banyak, kerja sama terhadap suatu lembaga kerja dan bisnis serta pelayanan
dan kepercayaan yang besar dikarenakan banknya sudah tumbuh besar ataupun
sudah merata secara nasional sehingga masyarakat lebih merasa terjamin dalam
menyimpan di bank tersebut. Sedangkan untuk Bank Riau Kepri sendiri,
masyarakat memberikan alasan yang hanya dikarenakan bank tersebut merupakan
bank daerah, jadi ingin ikut membangunan daerah riau melalui simpanan di Bank
Riau Kepri. Kemudian, dikarenakan masyarakat memiliki pinjaman di Bank Riau
Kepri jadi tinggal melanjutkan tabungan setelah melunasi pinjamannya. Alasan
masyarakat karena ingin ikut membangun riau melalui bank ini memang
seharusnya terjadi, karena tujuan Bank Riau Kepri adalah sebagai bank
pembangunan daerah. Jadi, semestinya masyarakat Riau menyimpan uang mereka
di Bank Riau Kepri, tapi minat masyarakat untuk menyimpan di Bank Riau Kepri
kecil.
Dari hasil penelitian kondisi kesehatan Bank Riau Kepri pada tahun
2012 dan 2013 dalam kondisi sehat dengan tingkat likuiditas yang kurang likuid,
namun ternyata minat masyarakat yang kecil dalam menyimpan uang di Bank
Riau Kepri disebabkan adanya bank lain yang lebih bagus dan menjanjikan
masyarakat. Kemudian, dikarenakan kantor cabang Bank Riau Kepri sedikit dan
ATMnya susah ditemukan, apalagi jika berada di luar Riau dan Kepulauan Riau.
Keterbatasan ini membuat masyarakat lebih memilih menyimpan uangnya di bank
lain sehingga Bank Riau Kepri bukanlah pilihan utama masyarakat dan dunia
usaha di Riau.
17
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah peneliti lakukan,
maka peneliti dapat menarik kesimpulan dan saran yang diharapkan dapat menjadi
pertimbangan dalam mengambil kebijaksanaan dimasa yang akan datang sebagai
berikut.
1. Kesimpulan
a. Proporsi simpanan masyarakat di Bank Riau Kepri dalam bentuk giro dan
deposito berjangka didominasi oleh pihak relasi dengan persentase tahun
2012 dan tahun 2013 masing-masing sebesar 99,91% dari total simpanan,
sedangkan pihak tidak berelasi lebih mendominasikan simpanan dalam
bentuk tabungan dengan persentase tahun 2012 dan tahun 2013 sebesar
57,23% dan 42,14% dari total simpanannya.
b. Tingkat likuiditas Bank Riau Kepri masih menunjukkan kondisi yang
kurang baik. Kondisi ini diketahui dari hasil analisis rasio likuiditas yaitu
LDR menunjukkan kondisi sehat dan banking ratio menunjukkan kondisi
likuid. Namun, loan to Assets ratio dan cash ratio menunjukkan kondisi
kurang likuid. Kondisi ini tentu mengancam keadaan keuangan perusahaan
karena harta lancar belum cukup menutupi kewajiban lancar yang harus
segera dipenuhi.
c. Proporsi minat masyarakat menyimpan uang di bank berdasarkan jenis
simpanan dengan persentase paling besar yaitu pada jenis tabungan sebesar
78%, sedangkan deposito dan giro masing-masing hanya sebesar 22% dan
0%. Sedangkan, proporsi minat masyarakat dalam menyimpan uang pada
suatu bank berdasarkan tempat menyimpan yaitu tabungan dan deposito
paling banyak adalah di Bank BNI dengan masing-masing persentase 34%
dari 50 responden dan 43% dari jumlah responden yang merupakan
deposan . Sedangkan minat masyarakat dalam menyimpan uang dalam
bentuk tabungan dan deposito paling sendikit adalah di Bank Riau Kepri
18
dengan masing-masing persentase 12% dari 50 responden dan 7% dari
jumlah responden yang merupakan deposan.
d. Berdasarkan hasil penelitian, ternyata alasan masyarakat menyimpan uang
pada bank selain Bank Riau Kepri adalah bank tersebut memiliki bunga
bank yang kompetitif dengan hadiah menarik, memiliki kantor cabang yang
banyak dan ATM bank tersebut yang tersebar luas, memiliki kerja sama
terhadap lembaga tempat bekerja dan bisnis serta alasan keamanan yang
lebih. Kemudian, juga dikarenakan pelayanan yang baik dan kepercayaan
yang besar akibat bank tersebut sudah merata secara nasional sehingga
masyarakat lebih merasa terjamin dalam menyimpan di bank tersebut.
Sedangkan untuk Bank Riau Kepri sendiri, masyarakat memberikan alasan
yang hanya dikarenakan bank tersebut merupakan bank daerah, jadi ingin
ikut membangunan daerah riau melalui simpanan di Bank Riau Kepri.
Kemudian, dikarenakan masyarakat memiliki pinjaman di Bank Riau Kepri
jadi hanya melanjutkan tabungan setelah melunasi pinjamannya.
2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, dapat disarankan beberapa hal, yaitu:
a. Perlunya mencari sumber dana selain dari pihak relasi sehingga tidak perlu
bergantung pada penyediaan dana dari pemerintah daerah dan kekhawatiran
jika terjadi pemindahan dana besar-besaran dapat ditanggulangi dengan
persediaan dana dari pihak tidak berelasi.
b. Manajemen Bank Riau Kepri diharapkan lebih memperhatikan penilaian
nasabah yang potensial. Dilihat dari likuiditas Bank Riau Kepri yang loan to
assets ratio dan banking rationya kurang likuid, sebaiknya bank dapat
memenuhi permintaan debitor dan mengembalikan kewajiban yang sudah
jatuh tempo dengan assets bank yang dimiliki. Oleh karena itu, Bank Riau
Kepri harus membuat masyarakat tertarik untuk menjadi nasabah di Bank
Riau Kepri sehingga resiko likuiditas dapat diatasi.
c. Untuk menarik minat masyarakat dalam menyimpan uang di Bank Riau
Kepri, sebaiknya melakukan perbaikan dan peningkatan dalam pelayanan
bank sesuai harapan masyarakat dan membuka lebih banyak kantor cabang
19
dan ATM. Kemudian, melakukan kerja sama terhadap lembaga tempat
bekerja dan bisnis, serta memberikan bunga dan hadiah yang menarik.
d. Kepada Bank Indonesia diharapkan dapat melakukan pembinaan dan
mengembangkan bank umum untuk dapat hidup tanpa bergantung kepada
pemiliknya. Kemudian, harapan untuk OJK yaitu agar bisa mengawasi
transaksi keuangan yang dilakukan oleh bank dengan pemilik bank yang
juga merangkap sebagai nasabah bank tersebut.
DAFTAR RUJUKAN
Kerlinger, F. N.. 1992. Asas-asas Penelitian Behavioral. Terjemahan oleh
Landung R . Simatupang. Yogyakarta: UGM Pers.
Singarimbun, M. & Effendi, S.. 1989. Metode Penelitian Survey. Jakarta:
Lembaga Penelitian, Pendidikan, Pendidikan dan Penerapan Ekonomi
dan Sosial (LP3ES).
Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan. Bogor: Ghalia Indonesia.
Kasmir, SE., MM. 2002. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Sawir, Agnes. 2003. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Viator Butar-butar. 2014. ”Kudis-kudis” Bank Riaukepri. Riaupos.on: