1
2
BAB I
PENGECILAN UKURAN BAHAN
Pengecilan ukuran meliputijuga pemotongan, pemecahan dan penggilingan.
Pengecilan ukuran dilakukan secara mekanis tanpa terjadi perubahan sifat-sifat kimianya.
Penggilingan dan pemotongan adalah mengurangi ukuran benda padat dengan tindakan
mekanis menjadi pai I kel-partikel yang lebih kecil. Aplikasi penggilingan yang paling
ekstensif dalam industri pangan adalah penggilingan biji menjadi tepung, misalnya
penggilingan jagung untuk produksi tepung jagung, penggilingan gula dan penggilingan
makanan kering.
Sebelum dilakukan proses pengecilan ukuran, yang perlu diperhatikan adalah
kekerasan bahan, struktur mekanis bahan dan kadar air.
a.Kekerasan bahan
Bahan yang relative keras membutuhkan energy yang lebih besar dan lebih sulit
dibersihkan. Bahan-bahan yang keras seringkali bersifat sangat abrasive terhadap
permukaan kontak alat.
b.Struktur mekanis bahan
Struktur mekanis bahan dapat memberikan petunjuk tipe gaya yang harus diberikan
agar terjadi pemecahan bahan.
c.Kadar air
Kadar air yabg berlebihan dapat menyebabkan terbentuknya gumpalan (clogging)
selama penggilingan, sehingga menurunkan efisiensi proses. Sebaliknya pada
penggilingan basah air, dapat membantu dalam rangka mendapatkan partikel yang
halus.
Penggilingan Tipe Piringan
Bagian-bagian alat:
Bagian alat yang utama terdiri atas dua piringan penggilingan kasar, salah satu
dapat diputar dan piringan yang lainnya tetap. Bahan dan bentuk piringannya bermacam-
macam tergantung tujuan penggunaannya. Jarak antara kedua piringannya bermacam-
macam tergantung tujuan penggunaannya. Jarak antara kedua piringan (clearance, spacing)
dapat diatur. Sekrup pengatur jarak tersebut ditahan oleh pir,
3
sehingga apabila terjadi pemuatan bahan terlalu banyak ataupun bahan asing masuk ke
dalam alat penggiling, jarak tersebut membesar.
Cara kerja alat:
Pada pokoknya bahan dimasukkan kedalam alat penggiling . Bahan tersebut masuk
keruang diantara kedua piringan dengan arah sama dengan arah memanjang, kemudian
berjalan dengan arah jari-jari diantara kedua piringan.
Bahan dikecilkan ukurannya karena pemecahan dan perobeka.Jika bahan
dimasukkan sedikit, pengecilan ukuran terjadi terutama karena perobekan.
Gambar 1. Penggilingan Tipe Piringan
1. Penyangga Penggiling
2. Motor
3. Motor Piringan Penggiling
4. Penumou As
5. Puli
6. Pulimotor
7. Sabuk Transmisi
8. Celah Penggiling
9. Pengatur celah penggiling
10. Pencuci celah
11. Pengarah bahan
12. Piringan penggiling tetap
13. Piringan penggiling putar
14. Corong pemasukan
15. Corong pengeluaran
16. Engsel
4
LATIHAN 1. PENGARUH KADAR AIR BIJI TERHADAP KELEMBUTAN
DAN KESERAGAMAN
Tujuan mengetahui pengaruh kadar air bahan terhadap ukuran bubuk yang
dihasilkan.
Alat-alat: penggiling jenis piringan, ayakan (40, 60, 80, 100 mesh), neraca analitik,
oven, botol timbang.
Bahan : - jagung (250 g)
- direndam (1 malam)
- dikeringkan (suhu 100°c selama :0,15.30,45 menit)
Cara kerja
Kadar air bahan ditentukan dan diatur dengan cara seperti berikut,
1. 250 gr jagung direndam dalam air selama 1 malam.
2. Perlakuan pengeringan dilakukan dalam oven pada suhu 100° c masing-masing
selama0,15,30,45 dan 60 menit.
3. Masing-masing sample digiling dengan penggilingan dan dihitung rendemennya.
4. Sebanyak 2 gram hasil gilingan dianalisa kadar airnya menggunakan botol
timbang secara duplo.
a. Botol timbang yang akan digunakan dicuci bersih dan dikeringkan dalam
oven suhu 100°c selama 15 menit didinginkan dalam desikator dan
ditimbang.
b. Sebanyak 2 g bahan ditimbang dalam botol timbang dan dikeringkan dalam
oven pada suhu 100°c selama 2 jam atau sampai berat sampel konstan.
c. Botol timbang dan bahan didinginkan dalam desikator dan ditimbang.
d. Rumus :
Kadar air (% wb) =
x 100 %
5. Lakukan pengayakan dengan ukuran 40,60,80 dan 100 mesh. Hitung masing-
masing hasil (g) sampel yang lolos pada masing-masing ayakan.
6. Parameter yang diamati : gambar alat, kadar air, hasil masing-masing ukuran
partikel (g) dan buatlah grafik hubungan antara kadar air vs hasil (g) untuk setiap
ukuran partikel
5
LATIHAN 2. PEMBUATAN EMULSI DAGING
Emulsi adalah suspensi yang mantap dalam suatu fase dalam fase lainnya, yang
masing-masing tidak bisa saling bercampur atau melarutkan. Kemantapan emulsi dicapai
dengan disperse titik-titik dari salah satu cairan (yang disebut fase disperse), cairan yang
lain disebut fase kontinyu.
Kemantapan emulsi ditentukan oleh gaya permukaan, sifat kekentalan fase
kontinyu dan perbedaan berat jenis antara kedua fase.Sering suatu bahan ditambahkan
(bahan pengemulsi) yang bersifat dapat diserap diantara .permukaan dua fase yang
membantu menghindari pengumpulan titik cairan fase disperse. Contoh bahan
pengemulsi adalah : kuning telur, lesitin dan sebagainya.
Tujuan Latihan : Melihat pengaruh pengecilan ukuran dan kecepatan penggilingan
terhadap kemantapan emulsi daging.
Alat-alat : alat yang digunakan berupa pisau, blender atau alat pembuat emulsi daging
(meat chopper), freezer, neraca analitik, water bath dan tabng reaksi bertutup.
Bahan-bahan : 210 g daging, 110 g minyak nabati, 150 ml air (air biasa, air es, atau
hancuran es batu) dan garam 8 g.
Cara Kerja
1. Timbang semua bahan. Daging dipotong-potong (ukuran 1x1 cm)
2. Semua bahan dimasukkan (kecuali minyak nabati)- kedalam bagian wadah pada
blender (B).
3. Bahan-bahan diperkecil ukurannya dengan blender yang bekerja dengan kecepatan
rendah selama 1 menit.
4. Setelah itu, minyak nabati dimasukkan. Pengecilan ukuran dilanjutkan selama 3
menit. Pada latihan ini dicoba pengecilan ukuran tahap kedua dilakukan dengan
kecepatan berbeda, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Hitung rendemen produk yang
diperoleh.
Penentuan kemantapan emulsi daging
1. Emulsi daging sebanyak 10 g dimasukkan kedalam tabung reaksi yang sudah
diketahui beratnya kemudian ditutup rapat.
6
2. Emulsi dipanaskan dalam water bath yang bekerja pada suhu 70°c selama 30
menit.
Cairan yang terpisah dari emulsi di tuang ke dalam gelas ukur dan masing-masing volume
minyak dicatat, selanjutnya padatannya ditimbang.
Kemantapan emulsi =
Pengecatan emulsi
1. Emulsi dimasukkan kedalam blender, kemudian ditambahkan larutan garam 70%
dengan perbandingan 1:5. Blender dijalankan pada kecepatan rendah selama 15
menit.
2. Selanjutnya dilakukan proses pengecatan emulsi.
3. Gelas benda dicelupkan kedalam emulsi, salah satu sisinya dibersihkan dari
emulsi dan dibiarkan mongering pada keadaan suhu kamar.
4. Emulsi pada gelas benda difiksasi dengan etanol dan kemudian lemaknya
dihilangkan dengan xylene.
5. Campuran Zhelhi‟s Carbol Fuchsin dan Loeffer‟s alkaline methlene blue (1,1)
yang kemudian diencerkan dengan tiga bagian air digunakan untuk mencat protein
pada gelas benda kemudian dikeringkan pada keadaan suhu kamar.
6. Sediaan dicelupkan kedalam xylol dan ditutup dengan gelas penutup yang diolesi
minyak imersi dibagian atas, diamati dengan mikroskop
Keterangan:
a. Saluran penambah minyak
b. Tempat pemasukan air pendingin
c. Tempat pengeluaran air pendingin
A. Jaket pendingin
B. Pisau blender
C. Motor penggerak
D. Tombol pengatur kecepatan putaran
motor penggerak 9,9cm dan diameter
dalam 7,6cm
Gambar 2 skema alat pembuat emulsi
7
LATIHAN 3. PEMBUATAN POPCORN DENGAN MICROWAVE OVEN
Pembesaran ukuran dan pembentukan suatu bahan berperan penting dalam
industrypengolahan biji-bijian, gula.coklat.pakan dan sebagainya.Alat untuk yang
digunakan untuk keperluan ini dapat dikembangkan dari suatu alat pada industry lainnya.
Pada pembuatan popcorn jagung dapat digunakan alat yang sederhana, seperti
panic dan wajan atau menggunakan oven atau microwafe
Tujuan latihan: Mempelajari pengaruh jenis varietas jagung terhadap pengembangan
volumepopcorn yang dihasiikan.
Alat-alat: gelas ukur, gelas beaker, microwave oven, neraca analitik dan wrapping plastic.
Bahan: Jagung popcorn dari beberapa varietas (3 merek), jagung biasa dan gula.
Pengembangan dengan mikrowave oven
1. Sample ditimbang sebanyak 10 g diukur volume dan jumlah bijinya.
2. Masukkan sampel ke dalam gelas beaker dan ditutup wrapping plastic dan
dipanaskan dalam mikrowafe oven selama 4 menit.
3. Cara menggunakan Mikrowafe : tekan START, Set Micro Power Level (Medium-
High), Set cooking Time (4menit), tekan START.
4. Setelah pemanasan selesai, total volume popcorn diukur dengan gelas ukur dengan
bantuan gula pasir. Pengukuran dilakukan tiga kali dan dirata-rata. Biji yang
mengembang dan yang tidak mengembang dipisahkan dan dihitung perbandingannya.
5. Parameter yang diamati: gambar alat;persen volume pengembangan, persen berat
pengembangan (rendemen), dan f^rep jumlah pengembangan, Hasil pengamatan
ditulis dalam bentuk tabel.
Volume Pengembangan
8
BAB II
EKSTRAKSl
Ekstraksi merupakan salah satu cara pemisahan satu atau lebih komponen dari
suatu bahan yang merupakan sumber komponen tersebut(Suyitno, 1989). Komponen
yang dipisahkan dapat berupa padatan dari suatu system campuran padat-cair, berupa
cairan dari suatu system campuran padat-cair atau berupa padatan dari suatu system
padat-padat. Pemisahan atau ekstraksi dapat dilakukan dengan penekanan, pengempaan,
pemanasan dan menggunakan pelarut.
LATIHAN 1. EKSTRKSI CARA MEKANIS
Proses ekstraksi dengan pengempaan dan pemanasan dikenal dengan cara
mekanis.Ekstraksi mekanis hanya dapat dilakukan untuk pemisahan komponen dalam
system padat-cair.Contoh prosesnya adalah ekstraksi minyak dari biji-bijian. Minyak
adalah fase cair sedangkan ampasnya adalah fase padat.
Untuk mengekstraksi minyak nabati digunakan suatu alat yang disebut kempa
hidrolik. Prinsip yang digunakan dalam ekstraksi secara mekanis adalah dengan
memberikan satu tekanan pada bahan tertentu yang telah mengalami perlakuan
pendahuluan sehingga hasil ekstrasi terpisah dari jaringan. Perbedaan tekanan cairan di
dalam dan diluar bahan, menyebabkan cairan terekstrak. Jika tidak ada beda tekanan
cairan tidak akan mengalir keluar.
Secara umum, jumlah ekstrak yang dieroleh dari hasil ekstraksi dianggap sebagai
fluida yang mengalir dan dirumuskan sebagai:
Rate of extraction (flow) =
Jumlah ekstrak yang dapat dihasilkan dengan ekstraksi menggunakan
pengempaan dipengaruhi oleh beberapa factor:
1. Besar kecilnya hancuran bahan
Makin kecil ukuran bahan, semakin besar luas permukaannya untuk setiap satuan
berat yang sama. Dalam keadaan demikian, cairan yang diekstrak semakin banyak
2. Waktu yang disediakan pada sjat tekanan maksimum
Selama penekanan, diperlukan waktu yang cukup terutama setelah mencapai tekanan
maksimum, untuk memberi kesempatan pada cairan bagian dalam sampai
kepermukaan bahan.
9
3. Besarnya tekanan yang diberikan
Makin besar tekanan, makin banyak ekstrak yang dihasilkan. Tetapi tekanan tersebut
harus diberikan secara bertahap. Jika tidak, pada bahan akan terjadi pengerasan
dipermukaan ampas yang akan mengakibatkan cairan terperangkap di dalamnya.
4. Kekentalan cairan yang diekstrak
Makin besar viskositas, hasil ekstraksi akan menjadi lebih sedikit karena cairan
semakin sulit mengalir.
5. Cara pengempaan (alat) yang dilakukan
Tujuan 1: Pengaruh perlakuan pengecilan ukuran bahan(size reduction) terhadap jumlah
minyak yang dihasilkan dengan pengempaan
Bahan :
1. Kacang Tanah
2.Kemiri
- dipotong menjadi 4
- utuh
Alat :Hydraulic hand Press Oven, Kain saring
Cara percobaan
1. Bersihkan dahulu alat yang akan dipakai, siapkan kain saring dan penampung
minyak yang akan dihasilkan.
2. Siapkan bahan dasar yang akan diekstrak, bersihkan dari bahan asing.
3. Bahan dasar dibagi dua, satu bagian +0,75 kg dihancurkan dengan grinder atau
dipotong- potong dengan pisau dan bagian yang lain +0,75kg dibiarkan dalam
keadaan utuh.
4. Panaskanmasing-masing bagian sampai suhu +80°c selam 5 menit dengan
menggunakan oven atau dikukus selam 5 menit mendidih.Pemanasan dilakukan
secara bergantian sedemikian rupa sehingga pada waktu dikempa masih dalam
keadaan panas.
5. Dalam keadaan masih panas, bungkus bahan dalam kain saring.
6. Bahan dalam keadaan saring dimasukkan ke ruang press, kemudian atur posisi
bagian- bagian press sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
7. Tekan bahan dengan alat pengepres hidraulik. Diusahakan tekanan yang digunakan
tetap.
10
8. Timbang minyak yang terekstrak dalam penampung. Kemudian lakukan ekstraksi
seperti pada nomor 5 s/d 7 untuk bahan yang tidak dihancurkan.
9. Parameter yang diamati :rendemen, berat minyak dan berat ampas.
Cara membuat laporan
Dalam laporan bandingkan berat minyak yang diperoleh dari ekstraksi dengan perlakuan
pendahuluan pengecilan ukuran dan dari ekstraksi tanpa perlakuan pendahuluan
pengecilan ukuran. Beri komentar mengapa demikian.
Tujuan 2:Pengaruh pemanasan bahan terhadap jumlah minyak yang terekstrak
Bahan : 1. Kacang Tanah 2. Kemiri
Alat : Hydraulic hand press
Kompor, dandang, oven, Loyang dan kain saring
Cara percobaan:
1. Bersihkan terlebih dahulu alat yang akan digunakan.
2. Ambil kacang tanah/ kemiri masing-masing kelompok sebanyak 250g.
3. Masing-masing kelompok diperlakukan dengan dipanaskan dengan oven pada suhu
80°c selama 10 menit, dikukus selama 10 menit dan kelompok ketiga dibiarkan tidak
dipanaskan. Pemanasan tersebut diatur hingga untuk setiap bagian setiap kelompok
pada waktu ditekan masih dalam keadaan panas.
4. Bahan masih dalam keadaan panas dibungkus dengan kain saring. Tekan bahan
dengan alat pengepres hidraulik. Diuahakan tekanan yang digunakan tetap.
5. Timbang minyak yang diperoleh dari tiap kelompok.
6. Parameter yang diamati: rendemen, berat minyak dan berat ampas.
Cara membuat laporan
Dalam laporan bandingkan jumlah minyak yang diperoleh dari ekstraksi menggunakan
perlakuan pemanasan oven, dengan jumlah minyak dari ekstraksi menggunakan
perlakuan pendahuluan kukus dan control. Beri komentar mengapa demikian.
Rendemen = y
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐴𝑤𝑎𝑙 x 100%
11
LATIHAN 2. EKSTRAKSI DENGAN PELARUT
Lemak dan Minyak (lipida) pada umunya tidak larut dalam air tetapi larut dalam
pelarut organic. Pemilihan bahan pelarut yang paling sesuai untuk ekstraksi lipida adalah
dengan menentukan derajat polaritasnya. Sampel harus dihaluskan terlebih dahulu
sebelum diekstraksi lipidanya.Tingkat kemudahan ekstraksi bahan kering ditentukan oleh
partikel bahan tersebut. Penghancuran (pelembutan/penghalusan)merupakan perlakuan
pendahuluan yang sangat penting sebelum ekstraksi. Penghancuran bahan dalam jumlah
sedikit dapat dilakukan dengan mortar.
Petroleum eter atau heksana adalah bahan pelarut lipida non polar yang paling
banyak digunakan dengan alasan :
a. Harganya relative murah
b. Kurang berbahaya terhadap resiko kesehatan
c. Lebih sefektif untuk lipida non polar
Ekstraksi dilakukan dengan cara memanaskan labu lemak yang merupakan salah
satu bagian dari alat soxhlet di atas penangas air pada suhu didih pelarut (sekitar 40-
60°c).Selisih berat sebelum dan sesudah ekstraksi merupakan berat minyak atau lemak
yang ada dalam bahan tersebut.
Tujuan : Mengetahui pengaruh lama waktu kontak pelarut dengan bahan yang diekstrak.
Bahan : Hancuran kacang tanah (2gr), Hancuran kemiri(2gr) dan heksana Alat : Unit
ekstraksi soxhlet, kertas saring, water bath, dan oven Cara percobaan
1. Timbang dengan teliti 2 gr hancuran kacang tanah/ kemiri
2. Masukkan kedalam tabung ekstraksi soxhlet
3. Alirkan air pendingin melalui kondensor
4. Pasang tabung ekstraksipada alat distilasi soxhlet dengan menggunakan pelarut
heksana. Pelarut ditempatkan dalam labu godog atau pada jenis kondensor tertentu
dapat dimasukkan dari atas melalui kondensor.
5. Lakukan ekstraksi selama 30,60,90,atau 120 menit. Hitung siklus pelarut yang terjadi.
12
6. Pelarut yang berisi minyak yang terekstrak dalam labu lemak ditimbang kemudian,
diupkan dalam almari asam sampai pekat, kemudian dikeringkan dalm oven sampai
berat konstan. Berat minyak, dapat diketahui bila berat labu lemak dan minyak telah
konstan.
7. Berat residu dalam botol timbang yang merupakan selisih berat wadah dan minyak
dengan berat wadah kosong adalah dinyatakan sebagai berat minyak yang terekstrak.
Cara Membuat Laporan
1. Dalam laporan bandingkan jumlah minyak yang dapat diekstrak dari berbagai lama
waktu ekstrasi. Beri'komentar mengapa demikian.
2. Jika dari paktikum Ekstraksi Mekanis telah diketahui kadar minyak dan total padatan
dalam 100g bahan. Dan diketahui berat pelarut dan berat bahan awal.
Ukur :Berat minyak +pelarut setelah diekstraksi
Berat ampas setelah ekstraksi (berat total padatan+berat pelarut)
Berat minyak (setelah destilasi pelarut dan pengeringan).
Hitung berat minyak yang tersisa dalam ampas.
Kadar Minyak= M y
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐴𝑤𝑎𝑙 𝑥 100%
13
BAB III
PEMISAHAN MEKANIS
Pemisahan mekanis merupakan suatu cara pemisahan antara dua komponen atau
lebih yang dilakukan secara mekanis. Dalam praktek, pemisahan tersebut dapat dilakukan
dengan sedimentasi (pengendapan), sentrifugasi(pemusingan), filtrasi(penyaringan) dan
sebagainya
LATIHAN 1. SEDIMENTASI
Pemisahan antara dua komponen atau lebih yang tidak saling melarutkan atau
cairan dengan padatan yang terdispersi di dalamnya dapat dilakukan dengan pengendapan
atau sedimentasi tergantung pada pengaruh gravitasi terhadap komponen tersebut.
Proses sedimentasi menggunakan gaya gravitasi untuk memisahkan suatu partikel
dari suatu aliran fluida. Partikel-partikel tersebut biasanya padatan, namun dapat pula
butiran- butiran fluida (berupa cairan atau gas).Proses sedimentasi sering digunakan di
Industri Pangan untuk memisahkan kotoran dari serpihan-serpihan bahan mentah, Kristal
dari larutan induk atau debu/partikel udara
Pada proses sedimentasi, partikel-partikel jatuh dari asalnya akibat gaya gravitasi.
Oleh karena itu pada proses sedimentasi menggunakan bentuk umum hokum Stokes
I p = densitas partikel
I f = densitas fluida
D = diameter partikel
Vm=kecepatan pemisahan
p = viskositas fluida
Tujuan 1 :Menentukan kecepatan sedimentasi suspense
Bahan : bubuk CaC03 dengan ukuran tertemtu (diketahui dari analisa ayakan), tepung
tapioca, tepung terigu, tepung beras.
Alat : Gelas ukur Piknometer
Pengaduk Viskometer
Kertas grafik Stopwatch
14
Cara percobaan
1. Siapkam gelas ukur 100 cc dan arloji atau stop watch.
2. Buatlah suspensi dari bubuk CaCO.i atau tepung lainnya. Masukkan masing-masing
suspensi dalam gelas ukur sampai tinggi suspensi dalam gelas ukur pada 100 ml.
3. Aduk suspensi dalam gelas ukur hingga merata dSn amati pengendapan partikel kopi
dengan mencatat penurunan tinggi batas beningan dengan slurry pada setiap interval
5 menit. Amati juga apabila terbentuk sludge di atas dasar gelas ukur.
4. Parameter : densitas partikel (Ep), densitas fluida (Cf), kecepatan pemisahan (Vm),
Viskositas fluida (n); buat grafik hubungan antara tinggi garis (mm)vs waktu (menit)
Ukur : diameter partikel (D)
Cara pembuatan laporan
Buat tabel untuk menulis dan mencatat hasil pengamatan tersebut yaitu meliputi
kolom waktu dalam menit, tinggi garis batas antara beningan dan slurry dalam cm.
Data tersebut kemudian disajikan dalam bentuk grafik hubungan antara tinggi
garis batas sebagai ordinat dan waktu sebagai absis. Kemudian berilah komentar terhadap
data tersebut. Di samping itu bandingkan juga kecepatan sedimentasi antar perlakuan
tersebut.
Tujuan 2 : Menghitung kecepatan benda jatuh bebas pada berbagai ukuran dan
berbagai medium alir.
Bahan : Kelereng dengan berbagai ukuran
Medium air, minyak goreng dan suspensi CMC dalam air
Alat : Gelas ukur/tabung kaca dan stop watch
Cara percobaan
1. Siapkan gelas ukur/tabung kaca sebanyak 3 buah dan alat penunjuk waktu.
2. Masukkan masing-masing medium alir, meliputi air, minyak goreng dan suspensi
CMC dalam air (konsentrasi + 0,50 %) dalam gelas ukur.
3. Masukkan kelereng ke dalam gelas ukur tersebut, amati kecepatan jatuhnya benda
tersebut, yaitu dengan mengamatinya menggunakan skala dalam gelas ukur, berapa
menit benda tersebut melintasi jarak tertentu.
4. Lakukan seperti nomor 3 untuk benda dengan diameter yang berbeda.
5. Parameter : densitas partikel (Cp) (cari di literatur), densitas fluida (f), diameter
kelereng, kecepatan benda jatuh (Vs)
Hitung : Viskositas fluida ( )
15
Cara menibuat laporan
Sajikan data pengamatan tersebut di atas dalam sebuah tabel, yang memuat
kolom waktu dalam menit dan jarak dalam cm, untuk bebagai ukuran benda dan medium.
Bandingkan data dari tiap perlakuan tersebut dan beri komentar.
LATIHAN 2. SENTRIFUGASI
Pememisahan dengan gaya sentrifugal disebut dengan cara sentrifugasi atau
pemusingan. Menurut Earle (1982), gaya sentrifugal tergantung pada jari-jari dan
kecepatan putaran pada massa partikel. Apabila jari-jari dan kecepatan putaran tetap,
maka faktor yang perlu diperhatikan adalah berat partikel. Sehingga jika berat bertambah,
maka gaya sentrifugal yang bekerja pada partikel tersebut juga bertambah.
Laju pemisahan adalah laju suatu partikel yang bergerak melalui suatu medium
alir oleh Stokes disajikan dalam suatu persamaan :
Atau
dimana: Vm = kecepatan pemisahan
D = diameter partikel
N = jumlah putaran per menit (rpm)
r = jari-jari lintasan melingkar
Cp = densitas air
Cf = densitas minyak
i = Viskositas santan
Tujuan 1 : Pengaruh kecepatan perputaran terhadap pemisahan fraksi.
Bahan : Santan dari perbandingan parutan kelapa : air = (1:1), (1: 2),
Alat : Sentrifuse yang dapat diatur kecepatannya.
Piknometer dan Viskometer
Cara percobaan
1. Buatlah santan dengan perbandingan parutan kelapa : air = (1:1), (1: 2), (1: 3),
(1:4). Ukur viskositas santan yang diperoleh.
16
2. Masukkan dalam kuvet sentrifus (sekitar 5 ml). Pasang 4 tabung sentrifuse untuk
masing-masing kelompok pada tempat yang saling berseberangan dalam sentrifuse
hingga selmbang. Perhatikan bahwa tabung isinya harus mempunyai berat yang
sama!
3. Putar sentrifuse pada kecepatan rendah sekitar 1000 rpm
4. Lakukan praktikum seperti no. 1 - 3 dengan variasi kecepatan putaran, yaitu 2000
rpm dan 3000 rpm secara bergantian.
5. Amati fraksi yang terpisah pada ke empat tabung, pisahkan fraksi minyak dengan
cara memipet fraksi padatan ke dalam gelas ukur yang telah diketahui beratnya.
Fraksi air dipindahkan pula ke dlam gelas ukur yang telah diketahui beratnya.
6. Parameter : densitas air (Ip), densitas minyak (Cf), Viskositas santan (n)
Hitung : kecepatan pemisahan (Vm).
7. Bandingkan data pada antar perlakuan yaitu perlakuan kecepatan perputaran
sentrifuge. Beri komentar !
LATIIHAN 3. FILTRASI
Filtrasi merupakan salah satu cara pemisahan bahan padat tersuspensi dalam
cairan dengan menggunakan medium porous (filter). Proses filtrasi dapat berlangsung .
apabila ada gaya yang dikenakan pada suspensi yang disaring, berupa perbedaan tekanan
antara inlet dan outlet. Hal ini dapat teijadi karena adanya gaya gravitasi, penghisapan
(filtrasi vakum) dan pemberian tekanan (filtrasi tekan).
Proses filtrasi termasuk permasalahan aliran fluida, maka filter dan bahan padat
yang tertahan pada filter (cake) selama penyaringan dapat dipandang sebagai
resistan/tahanannya (R). Apabila perbedaan tekanan konstan, dapat diperoleh persamaan
sebagai berikut:
Dimana :
V : volume filtrat w : fraksi padatan tersuspensi
Q : waktu filtrasi r : resistensi spesifik cake
AP : beda tekanan : viskositas bahan masuk
A : luas permukaan filter L : ekivalensi ketebalan filter
R : retensi ( c : cake; f: filter)
Persamaan ini merupakan persamaan linear dengan absis (V/A) dan ordinat
(t/(V/A)). Penampilan proses filtrasi dinyatakan dalam nilai r dan L pada kondisi tertentu.
Pada unit penyaring, partikel padat yang berukuran lebih besar dari pori medium
17
penyaring dan tertahan dan membentuk filter cake, sedangkan partikel padat yang
berukuran lebih kecil dari pori medium penyaring cairannya akan lolos sebagai filtrat.
Tujuan 1 : Menentukan nilai tahanan spesifik ampas (“cake”)
Bahan : Buah nanas yang dibuat jus dengan perbandingan nanas : air =
(1:2),(1;4),(1:6) Oli pompa vakum
Alat : Alat penyaring Buchner dan pompa vakum, dirangkai seperti pada gambar
11.
Cara percobaan
1. Siapkan jus nanas, dengan cara menggiling dengan blender rjanas dengan air dengan
perbandingan (l:2),(l;4),dan (1:6).
2. Tentukan viskositas larutan (//) dengan viskosimeter.
3. Saring masing-masing jus nanas tersebut pada tekanan vakum tertentu. Selama
penyaringan berlangsung atur agar tekanan tetap. Bila tidak terdapat penyaring
vakum dapat digunakan pompa vakum yang dirangkai dengan alat penyaring
Buchner, seperti pada gambar berikut:
4. Amati waktu yang diperlukan untuk penyaringan pada volume filtrat 50, 100, 150,
200, dan 250 ml untuk masing-masing jus nanas.
5. Setelah penyaringan selesai, hitung luas permukaan medium penyaring, bila
diperlukan tebal cake dan besamya.
6. Parameter : Waktu untuk penyaringan (ml/men), buat grafik antara 9! (V/A) vs
(V/A)
18
Cara membuat laporan
Data hasil pengamatan disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel Data Pengamatan
Volume filtrat data pengamatan
50 ml 100 ml 150ml 200ml 250ml
Waktu (Ø) (men)
V/A (kg/m2)
Buat grafik hubungan antara Ø sebagai ordinat dan V/A sebagai absis.
V/A
Dari grafik tersebut hitung harga slope (koefisien arah garis lurus yang
terbentuk) yaitu sama dengan harga tangennya dan tentukan intercep yaitu merupakan
titik potong garis lurus terhadap ordinat.
Y = ax + b
Ø / (V/A) = a (V/A) + b
slope intercept
Besamya nilai slope = µrw
2∆P
µrL
Nilai intercep = ——
∆P
Apabila harga µ /(, ∆P dan w telah diketahui dari hasil analisis maka r dan L
dapat dihitung.
Nilai slope dan intercep dapat juga ditentukan dengan analisis regresi. Persamaan
garis lurus yang diketemukan y = ax + b, nilai a sebagai slope dan sebagai intercepnya.
19
BAB IV
EKSTRUSI
Teknologi ekstrusi mempunyai peranan penting dalam perkembangan industri
pangan dan pakan. Hal ini disebabkan pemasakan ekstrusi menghasilkan produk yang
seragam, peralatannya mudah dibongkar-pasang, tidak menghasilkan limbah dan
membutuhkan biaya pengaolahan yang rendah. Selain itu karena mesin ekstruder mampu
untuk mengolah bahan dengan cepat dan menghemat energi. Teknologi ekstrusi adalah
teknologi yang paling disukai untuk menghasilkan produk-produk serealia, permen, snack
dan campuran minuman, sebagainya.
Ekstrusi bahan pangan adalah suatu proses dimana suatu bahan dipakasa
mengalir di bawah pengaruh tekanan, pencampuran, pemanasan dan pemotongan melalui
suatu cetakan untuk membentuk hasil ekstrusi yang keras dan bergelembung. Proses
Ekstrusi adalah perlakuan kombinasi dari proses tekanan, gesekan, dan suhu dalam
waktu yang bersamaan dalam suatu ulir yang bergerak. Dalam Bahasa Inggris„ To
Extrude‟artinya membentuk benda dari adonan plastis dengan cara menekan melalui
lubang kecil. Contoh-contoh produk ekstruksi, misalnya:
1. Produk-produk “puffed” (chiki, planet , dll)
2. Makanan sarapan (cereal flakes, cherio, dll)
3. Makanan bayi (modified cereal flour)
4. Pasta (makaroni)
Ekstruder adalah alat untuk melakukan proses ekstrusi meliputi proses
pencampuran bahan, pemasakan, dan pencetakan. Ekstruder ada 2 macam:
1. Ekstruder ulir tunggal (Single Screw Extruder)
2. Ekstruder ulir ganda (Double Screw Extruder)
Tahapan- tahapan proses yang dapat dilakukan mesin ekstruder:
a. Proses menbawa bahan secara kontinu (Continuous Conveying)
b. Proses pencampuran atau pengadukan (Mixing)
c. Proses menghomogenkan (Homogenizing) dan mereaksikan
d. Proses penghantaran dan pembangkitan energi panas dan mekanis untuk
memplastiskan bahan.
20
e. Proses membentuk dan mencetak
Gambar Ekstruder ulir tunggal
Prinsip ekstruder adalah proses memanasi dan membentuk dalam pengaruh
tekanan tingfi dan keluar melalui pencetak (die). Bahan makanan dimasukkan dari
saluran pemasukan (feed hopper) serta melalui lobang umpan (inlet) masuk ke dalam
saluran ulir. Ulir (screw) ini berputar di dalam penutup (barrel) yan memiliki sisi yang
keras. Motor akan mengendalikan ulir dengan alat gear pengurang kecepatan dan tekanan
balik dari ulir akan dikurangi oleh pengurang gaya gesek (inrust bearing).
Sewaktu bahan-bahan tersebut dialirkan di sepanjang saluran ulir, maka terjadi
proses pencampuran, pemanasan dan pemotongan secara bersamaan. Setelah mendekati
bagian keluaran (di dekat pipa), bahan-bahan tersebu diubah bentuknya menjadi bahan
yang ermoplastik dan viskoelastik pada tekanan tinggi. Akhirnya bahan-bahan tersebut
akan dikeluarkan melalui pipa atau saluran pengeluaran (die).
LATIHAN 1. ANALISA CAMPURAN BAHAN PANGAN
Tujuan : dapat mengetahui dan menganalisa hasil yang diperoleh dari proses ekstrusi
Bahan : beras, jagung, kedelai, akuades
Cara kerja :
1. Buat campuran dari beras, jagung, kedelai sbb :
A. Beras:kedelai = 1:1 sebanyak 500 g
B. Kedelai:jagung = 1:1 sebanyak 500 g
C. Jagung:beras=1:1 sebanyak 500 g
2. Rendam ketiga campuran tersebut dalam akuades selama 30 menit. Lakukan
analisis kadar air.
3. Bersihkan screw ekstruder , hidupkan dan amati kelancaran kerjanya. Masukkan
bahan A ke dalam ekstruder sedikit demi sedikit. Persiapkan alat penampung
pada sluran pengeluarannya.
4. Setelah alat dibersihkan, ulangi proses di atas untuk bahan-bahan B danC
21
5. Hasil ekstrusi ditimbang dan lakukan analisis rendemen, kadar air, dan volume
pengembangan. Bandingkan hasil proses ekstrusi dengan literature.
LATIHAN 2. PENGARUH KADAR AIR BAHAN TERHADAP HASIL PROSES
EKSTRUSI
Tujuan : Dapat mengetahui pengaruh kadar air bahan terhadap kehalusan hasil proses
ekstrusi
Bahan : Kedelai dengan kadar air 65% (A), 70% (B), 75% (C), 80% (D)
Cara kerja :
1. Bersihkan dan siapkan alat screw ekstruder
2. Timbang masing-masing bahan sebanyak 500 kg
3. Hidupkan screw ekstruder dan amati kerja alat sebelum digunakan. Masukkan
bahan A ke dalam alat.
4. Tampunglah hasil keluaran yang diperoleh.
5. Setelah alat dibersihkan, ulangi proses di atas untuk bahan-bahan B,C, dan D
6. Untuk mengetahui keseragaman hasil proses ekstrusi, bahan A,D,C, dan D
dikeringkan dalam oven hingga kadar air 12%. Kemudian tepung ini diayak
dengan ayakan 40 mesh. Selanjutnya timbang bahan yang lolos/ tidak lolos dari
ayakan tersebut.
7. Buatlah grafik yang menggambarkan hubungan Antara kadar air dengan
persentase bahan yang lolos ayakan.
22
BAB V
PENGERINGAN
Pengeringan adalah suatu metode untuk mengurangi kandungan air dalam bahan
pangan dengan cara menguapkan air dalam bahan pangan. Penurunan kandungan air
dilakukan sampai kadar air tertentu sehingga enzim dan mikroba penyebab kerusakan
menjadi tidak aktif/mati sehingga bahan yang dikeringkan dapat disimpan lebih lama.
Selain itu pengeringan bertujuan agar volume bahan pangan menjadi lebih kecil,
memudahkan pengangkutan dan penyimpanan sehingga menghemat biaya pengangkutan.
Poses pengeringan dapat dilakukan dengan beberapa cara tergantung dari sifat
bahan, kegunaan dan nilai ekonomisnya. Proses pengeringanyang umum dilakukan
adalah penjemuran (sun drying), pengeringan Buatan (artificial drying), pengeringan
Secara Pembekuan (freeze drying) dan pengeringan Secara Osmosis (osmotic
dehydration).
Ad. 1. Penjemuran
Adalah pengeringan alamiah dengan menggunakan sinar matahari langsung sebagai
energi panas.contoh : pisang sale, manisan ceremai, biji- bijian. Keuntungannya
Biaya dan alat- alat murah. Kerugiannya:
1. Tergantung cuaca (~ kontinuitas mutu)
2. Waktu lama
3. Temperatur, kelembaban udara, kecepatan awan udara
4. Sanitasi tidak dapat dijaga
5. Perlu tempat luas, wadah penjemuran banyak
6. Mutu lebih rendah
Pengeringan Buatan/Pengeringan Mekanis (”Artificial Drying”) adalah pengeringan
dengan menggunakan alat pengering. Contoh : pengeringan buah dan sayur. Ada 2 jenis
pengeringan buatan:
1. Pengeringan Adiabatic (dengan udara panas)
2. pengeringan Isotermik (dengan pelat logam panas)
23
Macam- macam alat pengering:
1. Alat Pengering dengan udara panas
Cabinet Drier, Fluidized Bed Drier, Spray Drier, Continuous Conveyor Belt Drier
2. Alat Pengering Drum / Roller
Atmospheric Drier
3. Alat Pengering Vacuum
Vacuum Belt Drier
Keuntungannya mutu lebih baik dan tekanan, kelembaban udara, kecepatan aliran udaraa
dan temperatur dapat diatur. Kerugiannya biaya dan alat mahal
Pengeringan Secara Pembekuan (Freeze Drying) merupakan proses pelepasan
air dari suatu produk dengan cara sublimasi dari es menjadi uap (kondisi vakum Tekanan
< 4 mmHg; Suhu :-12,2 C). Uap air kemudian dilepaskan dengan system kondensasi.
Untuk produk yang bernilai ekonomis tinggi
Pengeringan Parsial Secara Osmosis (Osmotic Dehydration) adalah pengeringan
berdasarkan proses osmosis (memindahkan air dari larutan encer ke larutan.yang lebih
pekat melalui membran semipermiabel hingga terjadi keseimbangan antara larutan gula
dan bahan yang dikeringkan .Diteruskan dengan pengeringan lain. Medium : larutan gula/
garam. Contohnya manisan buah mangga, tomat, nanas dsb.
Beberapa aspek yan perlu diperhatikan dalam pengeringan adalah ;
a.Toleransi suhu
Suhu yang terlalu tinggi dalam pengeringan dapat menyebabkan kerusakan bahan
misalnya bahan dapat mengalami case hardening (pengerasan bahan pada permukaan)
b.Respon kelembaban
Proses pengeringan bahan kadang-kadang memerlukan kelembaban tertentu
supaya tidak terjadi perubahan yang merugikan seperti perubahan warna, aroma dsb
c.Daya tahan terhadap tekanan
Bahan tertentu dapat menahan tekanan tinggi seperti padi-padian, namun bahan
yang diiris tidak dapat menahan tekanan tinggi sehingga tekanan dalam pengeringan perlu
diatur sesuai dengan komoditinya.
24
LATIHAN : PENGERINGAN KACANG TANAH DENGAN CABINET DRYER
Bahan : kacang tanah
Alat : cabinet drYer, thermometer, timbangan, pencatat waktu oven
Cara kerja :
Kacang tanah
Penimbangan (berat awal)
Pengukuran kadar air (KA awal)
Pengeringan dengan Cabinet drier (2 jam)
Pengukuran : tdb dan RH udara ruangan
-tdb udara pengering (udara keluar dari HE)
-tdb udara keluar dari dryer
Kacang tanah kering
Pengukuran kadar air (KA akhir)
Penimbangan berat akhir (Rendemen)
25
BAB VI
PENDINGINAN DAN PEMBEKUAN
Pendinginan atau refrigerasi adalah proses pengambilan panas dan suatu benda
sehingga suhunya akan lebih rendah dari sekelilingnya. Proses pendinginan terjadi
berdasarkan hukum termodinamika yang kedua, yaitu energy dapat dipindahkan dari
benda yang berenergi tinggi ke benda yang berenergi rendah. Untuk bahan makanan,
pendinginan dapat dikerjakan dengan menggunakan es atau menggunakan pendingin
mekanik/mechanical refrigeration.Perpindahan panas dapat diartikan sebagai penghantar
energy panas dari suatu daerah ke daerah yang lain karena perbedaan suh yang terjadi
antara kedua daerah tersebut.Bila dalam suatu system terdapat gradient suhu (atau apabila
dua system yang suhunya berbeda disinggungkan) maka akan terjadi perpindahan energi.
Panas akan mengalir dari suatu tempat yang bersuhu tinggi ke tempat yang suhunya lebih
rendah.Perpindahan panas tersebut dapat terjadi melalui tiga cara, yaitu
konduksi.konveksi, dan radiasi.
Kapasitas refrigerasi dan waktu proses yang dibutuhkan untuk mendinginkan
bahan makanan dihitung berdasarkan metode perpindahan panas unsteady state. Beberapa
asumsi dibuat untuk memudahkan perhitungan, diantaranya adalah : temperatur awal dari
bahan dan media pendingin dianggap konsta dan seragam, aktivitas respirasi dan sifat
termal bahan dianggap konstan selama pendinginan.
Untuk proses pendinginan bahan makanan dengan es sebagai media
pendinginnya, maka dapat dihitung kebutuhan es sebagai media pendinginnya, dengan
rumus :
QL.es = Q SP + Q|
Dimana
QL.eS: panas laten es, dihitung dengan persamaan:
QL.es = m . Les
Qsp : panas sensible bahan makanan, dihitung dengan persamaan:
Qsp = m . Cp. At
Ql : panas yang hilang selama pendinginan. Panas yang hilang ini dapat
disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:
a. Hilang karena adanya penyerapan panas oleh dinding/ permukaan ruang pendingin.
b. Hilang karena adanya panas respirasi dari bahan
26
Data-data sifat termis produk sangat diperlukan untuk perhitungan proses
pendinginan. Data-data tersebut diantaranya adalah panas spesifik (Kj/Kg°c) dan
konduktivitas termal (W/m.°c)(Apendix 7).
Pada praktikum pendingin ini.rumus yang digunakan :
Q =H =m.Cp.T
Dimana :
• Panas spesifik di atas pendinginan(Cpl)
• Panas spesifik dibawah pendinginan (Cp2)
• Panas laten pendinginan
• Suhu pendinginan (Tr)
Total entalpi (AH)=Q=m[Cp1(T1-Tr)+panas laten+Cp2(Tr-T2)]
Tujuan Praktikum :
1. Mempelajari dan memahami prinsip dan mekanisme kerja refrigerator.
2. Mempelajari pengaruh konsentrasi larutan garam/ jenis bahan terhadap
penurunan titik beku
Bahan : air, larutan garam 30% dan 50%, telur, ice cream, dan susu sapi.
Alat : Termometer/termokopel,gelas beaker
Cara kerja :
B. Pengukuran titik beku berbagai larutan garam
1. Persiapan isolator gabus:
Es batu dimasukkan ke dalam wadah isolator gabus. Bahan yang akan
didinginkan dimasukkan ke dalam isolator gabus, dikelilingi oleh
es.Termokopel ditusukkan ke dalam bahan yang didinginkan sesuai dengan
jari-jari yang diinginkan (r=0,^,1) dan diamati dan dicatat perubahan suhu
yang ditunjukkan oleh alat thermokapel pada waktu pengukuran tertentu.Ukur
panjangjebar, dan tinggi permukaan isolator gabus.
27
2. Pembuatan larutan garam dapur dengan konsentrasi (0,10,20,30,50%)
3. Dibekukan
4. Diukur suhu beku untuk masing-masing larutan garam
C. Pengukuran titik beku berbagai jenis bahan
1. Mesin refrigerator dinyalakan
2. 50ml bahan (madu,susu atau larutan gula)yang akan didinginkan dimasukkan
kedalam gelas beaker.
3. Ukur suhu awal bahan
4. Termometer dimasukan kedalam bahan yang didinginkan. Diamati dan dicatat
perubahan suhu setiap 5menit selama 30menit.
5. Catat suhu beku bahan